Anda di halaman 1dari 74

i

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN


DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKn
SISWA UPT SMP NEGERI 1 SABBANG
KABUPATEN LUWU UTARA

BERTA
1601401022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
1

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY


LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN PKn SISWA UPT SMP NEGERI 1 SABBANG
KABUPATEN LUWU UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitiandalam


rangkapenyusunan skripsi pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan
KewarganegaraanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BERTA
1601401022

PROGRAM STUDI PPKn


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
PENGESAMANSKRIPSI

Judul : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran discovery


Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata
Pelajaran PKn Siswa UPT SMP Negeri 1 Sabbang
Kabupaten iuwu Utara
Nama : Berta
NIM 1601401022
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Tanggal Ujian : 22 September 2020

h4enyetujut

Pembimb ing II,


Pembimbing I,

Prof. Drs. H. Hanafie Mahatika, M.S

Mengesahkan;

Ketua Program Studi PPKn, Dekan FKIP,

M.Hum„M.AT
Jusrifi , Std.;•&ted
SURAT PERNVATAAJN
CASUAL NAsKAT1 SKRH•SI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama . Berta
NIM : 1601401022
Program Studi . Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan bahwa naskah Skripsi Saya dengan
Jucful : Efektivitas Penggunaari Pembelajaran Discovery
learning Untuk Meningkatkan Hasil Pelajar Pada Mata
Petejamn PkoSiswaUptSmpNeged l Ssbbeog
Kabupaten iuwu Lftara

Adalah benar merupakan lcarya asli saya yang ctibuat berdasarkan serangkaian
gagasan, rumusan, metode, dan penelitian yang telah saya laksanakan sendiri.
Sumber informasi clalam karya ini telah dituliskan sesuai dengan kaidah
pengutipan yang berlaku data telah dicantumkan dalam daftar piistaka dan belum
pernahdipubñkaslao.

Demtkian peroyataao io; dtbuat dengan sebaIk-ba ya tanpa ada


paksaao dat pihak manapun dan apabila dikemudian hari ditemiikan keterangan
yang tidak benar maka saya bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkan.

Palopo, 05 Oktober 2020

16D1401022
v
ABSTRAK

BERTA.2020.Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PKn Siswa UPT SMP
Negeri 1 Sabbang, Kabupaten Luwu Utara.(Dibimbing oleh Prof. H. Hanafie
Mahtika, M.S dan Jusrianto , S.Pd., M.Pd. ).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar
siswa kelas VIII A pada mata pelajaran PKn di UPT SMP Negeri 1 Sabbang
Kabupaten Luwu Utara melalui Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran
Discovery Learning. Desain Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dimana penelitian ini dirancang dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus
II .Adapun jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif.Subjek dalam penelitian ini
adalah kelas VIIIA berjumlah 31 siswa.Instrumen penelitian yaitu (1) lembar
observasi aktivitas siswa, (2) lembar tes.Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu (1) observasi, (2) dokumentasi, dan (3) tes. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran PKn
pada siswa kelas VIII A di UPT SMP Negeri 1 Sabbang. Efektivitas Penggunaan
Model Pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PKn kelas VIII A UPT SMP Negeri 1 Sabbang. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa melalui tes siklus Idan
siklus II. Keberhasilan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 48% sedangkan
tingkat keberhasilan yang dicapai pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi
90,32% atau hampir seluruh siswa dinyatakan berhasil dalam mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) dengan menerapakan model
pembelajaran discovery Learning.

Kata kunci: model pembelajaran discovery learning, hasil belajar.

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmaanirrahiim

Puji Syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan
baik. Tidak lupa sholawat serta salam selalu terucap kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan bagi kita.
Proposal ini yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran
Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di UPT SMP Negeri 1
Sabbang” disusun sebagai persyaratan untuk melakukan penelitian dan sebagai
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pedidikan (S.Pd) pada program studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendikan.
Penulis sangatlah menyadari bahwa terwujudnya penulisan ini berkat dukungan dan
motivasi dari berbagai pihak baik secara material maupun psikis, jadi sudah
sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang telah turut membantu dalam penulisan proposal ini, baik itu dosen maupun
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini. Oleh karena
itu, dengan sepenuh hati, keikhlasan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S. Rektor Universitas Cokroaminoto
Palopo.
2. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., MA, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Cokroaminoto Polopo.
3. Bapak Jusrianto, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Cokroaminoto Palopo.
4. Bapak Prof. H. Hanafie Mahtika, M.S. Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran dan arahanya kepada penulis.
5. Bapak Jusrianto , S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, saran dan arahannya kepada penulis.

vii
6. Kepada kedua orang tua Ayahanda Agus Leong dan Ibunda Yosina yang telah
mengasuh dan medidik penulis dengan penuh kasih sayang sejak kecil hingga
sekarang. Sungguh penulis menyadari bahwa tidak mampu untuk membalas
semua itu, hanya doa yang dapat penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa agar kedua orang tua tercinta selalu diberikan kesehatan, keselamatan di
dunia dan akhirat.
7. Kepada Bapak dan Ibu dosen beserta staf Program Studi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
8. Kepada rekan-rekan mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya kelas PKn A atas persaudaraan dan
dukungannya sehingga sampai pada penyelesaian proposal ini. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan pahala atas bantuan dan motivasi yang telah
diberikan dan memperhitungkan amal baik kita sebagai amal jariyah.
9. Kepala Sekolah UPT SMP Negeri 1 Sabbang yang telah senang hati menerima
penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Sabbang.
10. Bapak Drs.Harmin Selaku guru PKn kelas VIII di UPT SMP Negeri 1 Sabbang
yang telah meluangkan waktu dan pikirannya kepada penulis dalam melakukan
penelitian.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak mengandung
kekurangan dan kelemahan atau keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu
diharapkan kritikan dan saran dari semua pihak.

Palopo, Juni 2020

BERTA

viii
RIWAYAT

BERTA, lahir di Bakka, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu


Utara, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 27 September 1998,
anak ketiga dari tiga orang bersaudara. Buah hati dari pasangan Agus
Leong dan Yosina. Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri 016 Salulimbong pada tahun 2005 dan berhasil menyelesaikan pendidikannya
pada tahun 2010. Kemudian penulis melanjutkan studinya pendidikannya pada
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sabbang pada tahun 2011 dan berhasil
menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2013. Setelah berhasil menyelesaikan
studinya di SMP selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Sabbang atau SMA Negeri 5 Luwu Utara pada tahun 2014
dan berhasil menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2016 dan melanjutkan
pendidikannya di Universitas Cokroaminoto Palopo pada tahun 2016 dan mengambil
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo. Di akhir studi, peneliti
menyusun skripsi yang berjudul:“Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran
Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PKn
Siswa UPT SMP Negeri 1 Sabbang, Kabupaten Luwu Utara”.

ix
DAFTAR

Halaman

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI...............................iii
KETERANGAN HASIL SIMILARITY SKRIPSI...............................................iv
ABSTRAK............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori....................................................................................4
2.2 Hasil Penelitian yang Relavan........................................................13
2.3 Kerangka Pikir................................................................................13
2.4 Hipotesis Penlitian..........................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian.............................................................15
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................17
3.3 Subjek penelitian............................................................................17
3.4Instrumen Penelitian........................................................................17
x

3.5 Teknik Pengumpulan Data..............................................................17


DAFTAR
3.6 Teknik Analisis Data.......................................................................18
3.7 Indikator Pencapaian.......................................................................19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian...............................................................................21
4.2 Pembahasan.....................................................................................28
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan.........................................................................................31
5.2 Saran...............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
LAMPIRAN..........................................................................................................34

xi
DAFTAR

Halaman

1. KerangkaPikir..................................................................................................14
2. Prosedur penelitian Tindakan Kelas................................................................16

xii
DAFTAR

Halaman

1. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa....................................................19


2. Kriteria ketuntasan siswa................................................................................19
3. Taraf Keberhasilan Tindakan.........................................................................20
4. Distribusi, kategori, frekuensi, dan presentase tingkat keberhasilan belajar siswa
kelas VII.A pada tes awal ( Pre Test) Pra Siklus............................................21
5. Distribusi,kategori, frekuensi, dan presentase tingkat keberhasilan belajar siswa
kelas VII.A pada tes akhir ( post test ) siklus I...............................................24
6. Distribusi, kategori, frekuensi, dan presentase tingkat keberhasilan belajar siswa
kelas VII.A pada tes akhir ( post test ) siklus II.............................................27
7. Taraf keberhasilan siswa siklus I dan siklus II...............................................28

xiii
DAFTAR
Halaman

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)….................................................35


2. Tes awal ( Pre test ) Pra Siklus........................................................................44
3. Kunci jawaban dan pedoman penskoran tes awal Pra Siklus...........................45
4.. Tes akhir ( Post test ) Siklus I.........................................................................47
5. Kunci jawaban dan pedoman penskoran tes awal siklus I..............................48
6.. Tes akhir ( Post test ) Siklus II.......................................................................50
7. Kunci jawaban dan pedoman penskoran tes awal siklus II............................51
8. Lembar observasi siswa...................................................................................53
9. Lembar hasil belajar siswa kelas VIII.A........................................................55
10. Dokumentasi..................................................................................................57
11. Persuratan.......................................................................................................59

xiv
BAB
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan , keterampilan, dan
kebiasaan sekumpulan manusia yang diwariskan dari suatu generasi ke generasi
selanjutnya melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. Berdasarkan Undang-
Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab 1 menyatakan bahwa “ pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara”.
Tujuan pendidikan secara umum dikenal dengan tujuan Pendidikan Nasional,
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang ingin dicapai secara Nasional, yang
dilandasi oleh falsafah Negara. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 Pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta peserta didik dan mampu bertanggungjawab”.
Salah satu usaha untuk menghasikan sumber daya manusia yang berkualitas
adalah dengan meningkatkan mutu Pendidikan. Pendidikan disekolah merupakan
salah satu jalur yang sangat penting dalam rangka membentuk sumber daya manusia
yang berkualitas, cerdas, berketerampilan dan berwatak.
Sesuai peraturan perundang-undangan nomor 22 tahun 2013 penjelasan pasal
77J ayat (1) ditegaskan “Bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di maksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manuasi yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air dalam konteks nilai dan moral pancasila, kesadaran berkonstitusi UUD RI
tahun 1945, nilai dan semangat bhineka tunggal ika, serta komitmen negara kesatuan
republik Indonesia”.
2

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mempunyai


misi membentuk warga negara yang aktif, kreatif, kritis mengembangakan daya pikir
optimal menanggapi isu kewarganegaraan, berpartipasi secara aktif dan bertanggung
jawab serta bertindak secara cerdas dengan kegiatan masyarakat, berbangsa dan
bernegara, guru maupun siswa dalam pembelajaran pancasila dan kewarganegaraan
bersama-sama menjadi pelaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini
akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif.
Pembelajaran yang efektif yang mampuh melibatkan seluruh siswa secara aktif.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Pertama, dari segi
proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau
sebagian besar siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam
proses pembelajaran, disamping memajukan semangat belajar yang tinggi, dan
percaya kepada diri sendiri. Kedua, dari segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif
apabila terjadi perubahan tingkah laku ke arah positif, dan tercapainnya tujuan
pembelajaran yang telah di tetapkan.
Prestasi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di UPT SMP Negeri 1
Sabbang belum maksimal, dan siswa tdak memiliki motivasi diri, serta siswa pasif
dalam mengikuti pelajaran, tidak ada saling menaggapi antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain, hal ini dipengaruhi oleh tenaga pendidik yang kurang peka
terhadap kondisi dan keadaan siswanya, dan guru hanya menggunakan metode
ceramah yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa jenuh dan bosan mengikuti
pembelajaran dan tidak meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, guru harus mengetahuikemampuan setiap siswanya dalam
proses pembelajaran berlangsungagar hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
Model yang dapat membuat siswa aktif dalam berpikir dan mencari solusi atau
persoalan yang ada untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta kemampuan bekerja
sama dalam memcahkan masalah. Salah model yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan model discovery learning.
Model discovery learing dapat melatih kemampuan siswa untuk
menyelesaikan persoalan dalam pembelajaran PKn. Takdir, (2012:32) “menyatakan
3

bahwa discovery learning merupakan strategi pembelajaran yang menekankan


pengalaman langsung dilapangan, dan di praktekkan secara langsung agar dapat
melatih siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah dalam proses
pembelajaran PKn”.
Berdasarkan uraian, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul
“Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas VIII SMP Negeri
1 Sabbang, Kecematan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Apakah penggunaan Model Discovery Learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitiansesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan
adalah:
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan pengunnan model
pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran PKn siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Sabbang, Kecematan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara.
1.4 Manfaat Pelitian
Setelah melakukan penelitian ini, dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, memperoleh suatu cara belajar PKn yang lebih menyenangkan, dan
lebih merangsang siswa untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi guru, yaitu sebagai bahan masukan tentang model pembelajaran Discovery
Learning sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Guru dapat
emeberikan wawasan pengetahuan tentang model pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswadan meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi peneliti, sebagai pengalaman baru untuk menambah wawasan suatu ilmu
model pembelajaran.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Pengertian Belajar
“Belajar adalah proses dimana seseorang dilatih untuk mendapatkan
pengetahuan. Belajar juga merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan”. MenurutDimyati dan

Mudjiono (2006).
“Belajar adalah perubahan tingka laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain
sebagainya”(Menurut Slameto (2003:2).
Menurut Thursan Hakim (2002) “mendefenisikan belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan seseorng untuk memperoleh suatu perubahan tingka
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi
dalam lingkungannya”.
Bila persoalan belajar proses itu dikaitkan dengan CBSA (Cara Belajar
Siswa Aktif), maka tampak beberapa kesamaan konseptual. Baik belajar konsep,
maupun belajar proses keduanya mempunyai ciri-ciri:
a. Menekankan pentingnya makna belajar untuk mencapai hasil belajar yang
memadai.
b. Menekankan pentingnya keterlibatan siswa di dalam proses belajar agar
mencapai tujuan.
c. Menekankan bahwa belajar adalah proses dua arah yang dapat dicapai oleh
siswa.
d. Menekankan hasil belajar secara tuntas dan utuh sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
“belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorng untuk mendapatkan
perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman”
(Syah). Kalau belajar dikatakan kegiatan siswa maka mengajar dikatakan kegiatan
5

guru. Berdasarkan penjelasan diatas, maka belajar merupakan proses melatih


seseorang untuk mendapatkan pengetahuan. Pengalaman tersebut didaptkan di
lingkungan melalui ilmu pengetahuan yang diperolehnya.
Dari beberapa rumusan yang dikemukakan di atas, dapat memberikan
suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya para ahli mengemukakan pendapat dan
batasan yang berbeda-beda. Namun pada hakekatnya mengandung beberapa unsur
yang sama, yaitu:
a. Bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang telah disadari
danmempunyai tujuan yang terarah.
b. Bahwa proses itu adalahperubahan yang berupa tingkah laku dan perubahan itu
disebabkan oleh pengalamanatau latihan.
c. Bahwa belajar itu berlangsung secara dinamis (terus-menerus).
Dari unsur-unsur tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Belajar
merupakan aktivitas manusia yang berlangsung sepanjang hayat.Manusia harus
terus belajar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tiap waktu selalu berubah.
Dengan belajar, manusia bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki sejak
lahir.
2. Pengertian Efektivitas Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif apabila siswa secara aktif dalam
pengorganisasian dan penentuan informasi (pengetahuan) yang dapat membawa
hasil belajar secara maksimal. Dalam pengertian hal efektivitas pemeblajaran siswa
tdak hanya pasif tetapi, siswa lebih aktif dari guru agar guru bisa mengerti sejauh
mana pembelajaran PKn berhasil menjadikan siswa mencapai tujuan pembelajaran
yang dapat dilihat dari ketuntasan belajar.
Melihat keberhasilan guru dalam mengajar menurut Mulyasa (2009)
mengemukakan bahwa: "efektivitas adalah kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju dan bagaimana suatu organisasi
berhasil melaksanakan rencana yang telah dikembangkan dilapangan”. Indikator yang
dapat dilihat untuk menentukan apakah pembelajaran itu berhasil atau tidak dapat
dilihat dari dua segi, yaitu:
6

a. Mengajar guru: menyangkut sejauh mana tujuan pembelajaran yang


direncanakan tercapai.
b. Belajar murid: mengungkapkan sejauh mana pembelajaran yang ingin
tercapai melalui kegiatan belajar mengajar atau yang sering disebut dengan
ketuntasan belajar dilakukan tes evaluasi.
Salah satu usaha nyata untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah
penggunaan strategi pembelajaran yang efektif adalah dengan menggunakan model
yang membuat siswa lebih aktif kerena, Efektivitas berasal dari bahasa inggris
effektive yang berarti berhasil atau tepat. Kata dasar efektivitas adalah efektif berarti
keadaan yang berpengaruh, keberhasilan terhadap usaha atau tindakan.
Menurut Nana Sudjana (2010 )dapat diartikan “sebagai tindakan keberhasilan
siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat membawa hasil belajar secara
maksimal”. Keefektivan pemeblajara yang dimaksud dalam proposal ini adalah
ukuran keberhasilan suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya
yang diwujudkan dengan skor hasil belajar.

3. Hakekat Penddidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran


sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu
warga negara yang tahu, mau dan mampu untuk berbuat baik.Sedangkan,
pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai penyiapan generasi muda (siswa)
untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, kecapakan, dan nilai-
nilai yang diperlakukan untuk berpartisipasi akif dalam masyarakat (Samsuri,
2011).

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa tujuan dari


PKn adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isi


kewarganegaraan.
7

b. Berpasrtisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara


cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, secara anti-
korupsi serta dapat membentuk diri berdasarkan keragaman masyarakat agar
dapat hidup bersama-sama.
c. Berkembang secara positif dan demokraktis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Karena pendidikan kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang
bertujuan untuk mendidik para generasi muda dan mahasiswa agar mampu mencakup
proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawab
sebagai warga negara, dan secara khusus peran pendidikan termaksud didalamnya
untuk membangun dan memajulan sistem demokrasi suatu bangsa.
4. Hakikat Peningkatan
Menurut seorang ahli bernama Adi S, (2003) “peningkatan berasal dari kata
tingkat, Yang berarti lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan.
Tingkatan juga dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas, sedangkan peningkatan
berarti kemajuan. Sedangkan menurut Sugono (2008) “mendefenisikan peningkatan
sebagai proses, perbuatan, dan peningkatan”.
Secara umum, peningkatan merupakan upaya untuk meningkakan derajat,
tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti suatu proses
perubahan kehidupan manusia dengan membentuk lingkungan menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar yang memungkinkan manusia agar peningkatan
keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga
berarti pencapian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.
Berdasarkan urain tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian peningkatan
adalah suatu proses perubahan meningkat, yang berarti proses perubahan menjadi
lebih baik.
8

5. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang dimiliki setelah melakukan
kegiatan pembelajaran. Pembejaran dikatakan berhasil jika siswa mampu mencapai
tujuan instruksional pembelajaran, yaitu rumusan secara terperinci tentang
kompetensi dasar apa saja yang harus dikuasi oleh siswa setelah ia melewati proses
pembelajaran Slameto (2003) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan ynag
terjadi dalam diri seseorang secara berkesinambungan dalam belajar PKn, tidak statis.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang dilakukan pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar (Anni 2006).
Menurut Djemarih (2008) hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan
yang terjadi didalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:200) menyatakan bahwa hasil
belajar merupakan tingkat keberhasilan yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran yang ditandai dengan nilai atau hasl dari pencapaian siswa itu
sendiri. Sedangkan menurut (Hamalik, 2008) “menyatakan bahwa hasil belajar adalah
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
materi pelajaran tertentu”.
Sasaran evaluasi hasil belajar menurut (Hamalik 2015:161-163) adalah
sebagai berikut:
a. Ranah kognitif (pengetahuan/pemahaman)
Penilaian terhadap pengetahuan pada tingkat satuan pelajaran menuntut
perumusan secara lebih khusus setiap aspek pengetahuan, yang dikategorikan
sebagai: konsep, prosedur, fakta, dan prinsip. Untuk menilai pengetahuan dapat
digunakan pengujian sebagai berikut:
1) Sasaran penilaian aspek pengenalan (recognition) caranya, dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan bentuk pilihan ganda, yang menuntut siswa
agar melakukan identifikasi tentang fakta, definisi, contoh-contoh yang betul
(correct).
9

2) Sasaran penilaian aspek mengingat kembali (recal) caranya, dengan pertanyaan-


pertanyaan terbuka tertutup langsung untuk mengungkapkan jawaban-jawaban
yang unik.
3) Sasaran penilaian aspek pemahaman (comprehension) caranya, dengan
mengajukan pertanyaa-pertanyaan yang menuntut identifikasi terhadap
pernyataan-pernyataan yang betul dan yang kelim konklusi atau klasifikasi,
dengan daftar pertanyaan matching (menjodohkan) yang berkenaan dengan
konsep, contoh, aturan, penerapan, langkah-langkah dan urutan, dengan
pertanyaan bentuk essay (open ended) yang menghendaki uraian, perumusan
kembali dengan katakata sendiri, contoh-contoh.

b. Ranah afektif
Sasaran evaluasi ranah afektif (sikap dan nilai) meliputi aspek-aspek,
sebagai berikut:
1) Aspek penerimaan, yakni kesadaran peka terhadap gejala dan stimulus serta
menerima atau menyelesaikan stimulus atau gejala tersebut
2) Sambutan, yakni aktif mengikuti dan melaksanakan sendiri suatu gejala di
samping menyadari/menerimanya .
3) Aspek penilaian, yakni perilaku yang konsisten, stabil dan mengandung
kesungguhan kata hati dan control secara aktif terhadap perilakunya .
4) Aspek organisasi, yakni perilaku menginternalisasi, mengorganisasi dan
memantapkan interaksi antara nilai-nilai dan menjadikannya sebagai suatu
pendirian yang teguh.
5) Aspek karakteristik diri dengan suatu nilai atau kompleks nilai, ialah
menginternalisasikan suatu nilai ke dalam sistem nilai dalam diri individu,
yang berprilaku konsisten dengan sistem nilai tersebut
c. Ranah keterampilan
Sasaran evaluasi ketrampilan reproduktif :
1) Aspek ketrampilan kognitif, misalnya masalah-masalah yang familier untuk
dipecahkan dalam rangka menentukan ukuran-ukuran ketepatan dan kecepatan
1

melalui latihan-latihan (drill) jangka panjang, evaluasi dilakukan dengan metode-


metode objektif tertutup.
2) Aspek ketrampilan psikomotorik dengan tes tindakan terdapat pelaksanaan
tugas yang nyata atau yang disimulasikan, dan berdasarkan kriteria ketepatan,
kecepatan, kualitas penerapan secara objektif. Contoh: latihan mengetik,
ketrampilan menjalankan mesin, dan lain-lain.
3) Aspek ketrampilan reaktif, dilaksanakan secara langsung dengan pengamatan
objektif terhadap tingkah laku pendekatan atau penghindaran, secara tak
langsung dengan kuesioner sikap.
4) Aspek keterampilan interaktif, secara langsung dengan menghitung frekuensi
kebiasaan dan cara-cara yang baik yang dipertunjukkan pada kondisi-kondisi
tertentu.
Evaluasi hasil belajar memiliki tujuan-tujuan tertentu (Hamalik 2015:160)
yaitu:
a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-
tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-
kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-
masing individu.
c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
siswa, menetapkan kesulitan-kesulitanya dan menyarankan kegiatan-kegiatan
remedial (perbaikan).
d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong
motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuannya sendiri dan
merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa hasil belajar adalah segala hal yang
dicapai atau yang dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran secara
keseluruhan. Hal tersebut dapat diukur dengan diadakan evaluasi. Hasil belajar
merupakan tercapai tidaknya tujuan pendidikan yang di aplikasikan dalam bentuk
penilaian dalam rangka memberikan pemberian pertimbangan apakah pendidikan
1

tersebut tercapai. Selain itu penilaian tersebut dilakukan untuk mengetahui efektifitas
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Dengan kata lain rendahnya hasil
belajar yang dicapai siswa tidak hanya disebabkan oleh kurang berhasilnya guru
mengajar.
6. Model Pembelajaran Discovery Learning
Berhasilnya suatu pembelajaran tentu terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi, diantaranya model pemeblajaran. Pada bagian ini akan dijelaskan
mengenai pembahasan tentang model pembelajaran dan model discovery learning.
Kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang manarik
agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru.
Menurut (Suryosubroto 2009) metode penemuan (discovery learning)
merupakan suatu model pembelajaran untuk mengembangkan cara berfiir aktif setiap
peseta didik. Dengan cara menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka
pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan bertahan lama di ingatan.
Menurut (Hanafiah 2009) metode penemuan (discovery learning) adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang menuntut siswanya untuk menemukan konsep
melalaui serangkaian data atau informasi. Dimana data tersebut diperoleh peserta
didik secara langsung melalui pengamatan ataupun melalui percobaan.
Pada pembelajaran discovery learning aktivitas belajar lebih banyak berpusat
kepada siswa. Dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi,
fasilitator, dan pembimbing.
Menurut Alma Buchari (2010) Model Discovery Learningadalah pola strategi
dasar yang dapat dibagi ke dalam empat strategi belajar, yaitu: (1) penentuan
problem, (2) perumusan hipotesa, (3) pengumpulan dan pengolahan data, dan (4)
merumuskan kesimpulan. Menurut Kemendikbud (dalam materi pelatihan guru
implementasi kurikulum 2013), Adapun langkah-langkah model discovery learning
ada tiga tahap yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan dan evaluasi:
a. Langkah Persiapan Model Discovery Learning
1) Menentukan tujuan pembelajaran
1

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran


dengan lebih terperinci. Agar siswa dapat memahami materi pembelajaran yang
akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.
2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa
3) Memilih tema pembelajaran
4) Menentukan tema yang harus dipelajari siswa secara menyeluruh.
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh
6) Memilih tema pelajaran dari yang sederhana yang mudah dipahami oleh siswa
7) Melakukan penilaian pada hasil belajar siswa.
Dalam model pembelajaran discovery learning ini diharapkan siswa lebih
semangat dalam belajar. Adapun kekurangan dan kelebihan dari model pembelajaran
discovery learning adalah sebagai berikut:
Menurut Kemendikbud (dalam buku pelatihan guru Implementasi Kuriulum
2013:31),mengenai kelebihan dari discovery learning adalah sebagai berikut:
1) Memberi peserta didik untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses kognitif.
2) Dalam proses pembelajaran ini sangat efektif karena mampu Pembelajaran
menguatkan pengertian, dan ingatan.
3) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.
4) Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan)
karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
Selain itu, adapun kelemahan model discovery learning menurut
Suryosubroto (2002), yaitu:
1) Penemuan akan dimonopoli oleh siswa yang lebih pandai dan menimbulkan
perasaan frustasi pada siswa yang kurang pandai.
2) Kurang sesuai untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
3) Memerlukan waktu yang relatif banyak.
1

4) Karena biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisonal, hasil


pembelajaran dengan metode ini selalu mengecewakan
5) Kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan karena yang lebih
diutamakan adalah pengertian.
6) Fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, kemungkinan tidak ada
7) Tidak memberikan kesempatan untuk berpikir kreatif dan tidak semua
pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model discovery
learning adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada proses pemecahan masalah,
sehingga siswa harus melakukan pencarian di berbagai informasi agar dapat
menentukan konsep mentalnya sendiri dengan mengikuti petunjuk guru berupa
pertanyaan yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran.

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan


Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada skripsi-skripsi ataupun
penelitian-penelitian yang pernah membahas seputar judul ini. Berikut data yang
menyinggung mengenai judul inioleh H. Saiful Sagala dan Nova Sasmira (2008) yang
berjudul “Efektivitas Model Discovery Learning dengan Model Diskusi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Sup Pokok Bahasan Mengenal Alat-alat
Kantor Kelas XI SMK Negeri 7 Medan Tahun Pembelajaran 2008/2009”
Persamaan yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah mengarahkan siswa
dalam mencari informasi untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan model
discovery learning membuat siswa turut aktif berargumen dari informasi-informasi
yang didapat untuk memecahkan suatu masalah.

2.3 Kerangka berpikir

Kerangka pikir ialah alur pemikiran yang sesuai dengan tema dan
permasalahan yang terdapat dalan penelitian, serta berlandaskan pada kajian
teoritis.Kerangka pikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematis.
Selaras dengan judul penelitian “Efektivitas Penggunaan Model Discovery Learning
1

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan (Pkn) Siswa UPT SMP Negeri 1 Sabbang, Kabupaten Luwu
Utara”.
Dalam pemilihan model pembelajaran guru hendaknya selektif, karena
pemilihan model yang tidak tepat akan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.
Pembelajaran PKn memerlukan suatu model yang baik untuk dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Model tersebut harus sesuai dengan materi PKn
yang disampaikan kepada siswa agar pembelajaran lebih menarik.
Kerangka pikir tersebut dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

KERANGKA BERFIKIR

Guru belum menggunakan model Hasil belajar siswa PKn

Kondisi Awal

Guru menerapkan model Discovery


Tindakan Siklus I dan Siklus II

Hasil belajar siswa PKn meningkat


Kondisi Akhir

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian pustaka, maupun
kerangka pikir, dalam penelitian ini maka dirumuskan hipotesis, yaitu: Efektivitas
Penggunaan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Siswa UPT SMP Negeri 1
Sabbang.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Dan Desain Penelitian


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk
memperbaiki mutu pelaksanaan pembelajaran di kelas (Suparno, 2008). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilakukan secara mandiri yang artinya peneliti yang terlibat
langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi dan
refleksi.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian pada penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan
adalah penelitian tindak kelas (PTK)yang mengacupadapelaksanaan pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalampembelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PKn) SMP Negeri 1 Sabbang.
Penelitiaan ini dirancang dalam dua siklus.Dimana siklus I dan II
merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Setiap siklusnya satu kali pertemuan.
Masing-masing siklus secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2009).
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) menurut
Arikunto(2009:16) dengan prosedur penelitian sebagai berikut :
a. Perencanaan, Tahap ini mencakup kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mempersiapkan perangkat pembelajaran sesuai denagn kurikulum.
b. Pelaksanaan Tindakan,Tindakan merupakan pelaksanaan pembelajaran yang
telah dipersiapkan oleh guru dalam melakukan pembelajara melalui kerjasama
kelompok dengan kegiatan awal peneliti menjelaskan beberapa poin kepada
siswa mengenai tujuan pembelajaran serta manfaatnya. Siswa diarahkan untuk
membentuk suatu kelompok yang dibagi menjadi 4-5 kelompok dan setelah itu
1

siswa atau kelompok diberikan materi untuk mnegerjakan bersama teman


sekelompoknya masing-masing. Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok
peneliti menunjuk setiap perwakilan kelompok untuk mempersentasikan tugas
kelompoknya di depan teman-temannya.
c. Observasi, tahap ini merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data)untuk
sejauh mana efek tindakan untuk mencapai sasaran.
d. Refleksi, pada tahap ini merupakan kegiatan melihat secara kritis
(retlective)tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru.
Alur penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari gambar beriku:

Perencanaan

Refleksi Siklus I
Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan

Pengamatan

Hasil

Gambar 2. Model penelitian tindakan kelas


Sumber : Arikunto (2009).
1

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian


Pada penelitian di laksanakan di SMP Negeri 1 Sabbang, Keluruhan
Marobo, Kecematan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara. Selama kurang lebih 1 bulan
yaitu pada bulan Februari sampai Maret 2020.

3.3 Subyek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A UPT SMP Negeri 1
Sabbang yang berjumlah 31 siswa. Objek Penelitian ini adalah pelaksanaan
kegiatan pembelajarandengan menggunakan Model pembelajaran discovery
learning dalam meningkatkan hasil belajar pada Mata Pelajaran PKn siswa SMP
Negari 1 Sabbang, Kabupaten Luwu Utara.

3.4 Instrumen Penelitian


Merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Jenis
instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Lembar observasi aktivitas siswa
Lembar observasi aktivitas siswa digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan pengamatan di dalam kelas. Dari lembar observasi inilah peneliti bisa
mengetahui gambaran aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Lembar Tes
Tes yang digunakan bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa. Adapun bentuk tes yang diberikan yaitu:
a. Tes awal (pre test), dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas
VIII A sebelum diterapkan model pembelajaran discovery learning.
b. Tes akhir (post test), dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas
VIII A setelah diterapkan model pembelajaran discovery learning.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1

1. Observasi
Menurut Jogiyanto (2008), “Observasi merupakan kegiatan mengamati
dan mengawasi kegiatan suatu objek yang diteliti. Observasi dalam penilitian ini
bertujuan untuk memperoleh data berupa keterangan mengenai lokasi penelitian,
kondisi populasi dan sampel, serta keadaan pembelajaran.Jadi penelitian langsung
melakukan pengamatan dilokasi untuk memperoleh data mengenai lokasi
penelitian, kondisi populasi dann sampel, serta keadaan
pembelajaran.Danaktivitassiswa dalam pembelajaran PKn menggunakan
pendekatan model discovery learning”.
2. Dokumentasi
Menurut Djarwato (2011) “Dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data langsung dari tempat penelitian, dan data yang relevan dengan penelitian ini.
Diantaranya data-data keadaan siswa, keadaan guru dan data-data tentang sekolah
tersebut, yaitu berupa buku, RPP, Absensi siswa, kegiatan siswa, seta gambar atau
hal-hal yang diambil dari UPT SMP Negeri 1 Sabbang yang kemudian dpat
mendukung penelitian ini”.
3. Teknik Tes
Teknik tes melakukan untuk mengatur tingkat penguasaan dan
kemampuan sesuai dengan tuntutan oleh peneliti dalam kegiatan belajar mengajar
yang menunjukkan hasil belajar peserta didik secara individual dalam ilmu
pengetahuan. Tes ini diberikan pada saat melakukan tindakan pembelajaran siklus I
dan II (Arikunto 2006) Sebagai bahan acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning.

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data secara
kuantitatif. Sugiyono (2016) menyatakan bahwa Setelah semua data dirampungkan
maka tahap yang harus dilakukan adalah menganalisis data. Analisis data dalam hal
ini dilakukan menggunakan statistik. Analisis data ini dimaksudkan untuk
pengelompokan data berdasarkan variable yang diteliti,mentabulasi data berdasarkan
1

variable yang diperoleh dari seluruh responden. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,
2016:207). Analisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa perlu
dilakukan dengan memberikan evaluasi kepada siswa setelah proses belajar mengajar
melalui tes tertulis.
Perhitungan persentase ketuntasan belajar menggunakan rumus sebagai
berikut:

∑ Jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥ 7


P=∑ Jumlah siswa yang mengikuti tes
(Sumber: Agung Purwoko, 2001).

Tabel I. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa


Skor Kategori
85-100 Sangat tinggi
75-84 Tinggi
65-74 Sedang
50-64 Rendah
0-49 Sangat Rendah
Sumber: Aqib (2006)

3.7 Indikator Pencapaian


Uraian untuk melihat tingkat keberhasilan dari penelitian ini dengan indikator
pencapaian penelitian sebagai berikut:
Tabel 2. Kriteria kentutasan siswa
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥ 75 Tuntas
≤ 75 Tidak Tuntas
Sumber: KKM mata perlajaran PKn Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Sabbang

Setelah dihitung dengan dengan rumus persentase keberhasilan tindakan,


kemudian disesuaikan dengan taraf keberhasilan tindakan sebagai berikut :
2

Tabel 3. Taraf Keberhasilan Tindakan

Frekuensi Persentase%
Nilai Kategori Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
85-100 Sangat tinggi
75-84 Tinggi
65-74 Sedang
50-64 Rendah
0-49 Sangat Rendah
Sumber: Aqib (2006)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


1. Hasil Belajar Siswa Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Discovery
Learning
Sebelum dilakukan tindakan terlebih dahulu peneliti melakukan pra siklus di
kelas VIII A UPT SMP Negeri 1 Sabbang, melalui observasi dan diskusi dengan guru
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn), yaitu pada tanggal
17 Februari 2020. Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru ditemukan
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran (PKn) yaitu pembelajaran masih
berpusat ke guru dan siswa tidak aktif. Dan Guru hanya menerangkan materi dengan
metode ceramah sehingga kedisiplinan siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung masih rendah dan siswa kurang aktif serta siswa bersifat pasif.
Setelah peneliti selesai melakukan observasi siswa dibagikan lembar evaluasi
berupa tes awal (pre test) yang berbentuk uraian terdiri dari 5 soal. Hal ini dilakukan
untuk melihat tingkatpemahaman siswa sebelum menerapkan model pembelajaran
discovery lerning pada siklus I dan siklus II.
Hasil belajar siswa pada tes awal (Pre Test) Pra Siklus dapat dilihat pada tabel
4 berikut:
Tabel 4.Distribusi, kategori, frekuensi, dan presentase tingkat keberhasilan
belajarsiswa kelas VII.A pada tes awal ( Pre Test) Pra Siklus.

No Presentase Tingkat Banyak Presentase Jumlah


Ketuntasan Ketuntasan Siswa Siswa
1 85%-100% Sangat Tinggi 0 0%
2 75%-84% Tinggi 2 6,45%
3 65%-74% Sedang 0 0%
4 50%-64% Rendah 7 22,520%
5 0%-49% Sangat Rendah 21 67,741%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan tabel 4,Hasil belajar membuktikan bahwa siswa memperoleh nilai
pada tes awal atau pra siklus tdak ada siswa yang berada pada kategori sedang dan
kategori sangat tinggi, siswa dengan kategori tinggi sebanyak 2 orang dengan
2

persentase 6,45%, siswa yang memperoleh nilai pada kategori rendah sebanyak 7
orang dengan persentase 22,520%, siswa yang memperoleh nilai pada kategori sangat
rendah sebanyak 21 orang dengan persentase 67,520%.
Hasil ketuntasan belajar siswa secara keselurahn pada tes awal (Pre Test) di
Perhitungan persentase ketuntasan belajar menggunakan rumus sebagai berikut:

Jadi, presentase ketuntasan belajar siswa adalah 6,45%.


Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa hasil tes siswa pada siklus I
belum maksimal. Hal ini bisa terlihat pada mata pelajaran PKn dari 31 siswa yang
mengikuti tes kelas VIII AUPT SMP Negeri 1 Sabbang hanya 2 orang siswa yang
dinyatakan lulus dengan persentase hanya sekitar 6,45%.

2. Hasil Belajar Siswa Setelah Menerapkan Model Pembelajaran discovery


learning
a. Siklus I

1. Perencanaan Tindakan Siklus I


Berdasarkan hasil pembelajaran siswa pada pra siklus masih sangat rendah.
Maka peneliti pada tahap perencanan ini melakukan tindakan selanjutnya yaitu pada
siklus I.
Siklus I dirancang dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
situasi pembelajaran serta untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran discovery laerning pada materi Negara kesatuan republik
Indonesia sebagai satu kesatuan.
Adapun tahap-tahap perencanaan pada siklus I yaitu sebagai berikut:
2

1. Menyusun dan merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai


dengan kompetensi inti, Kompetensi dasar, indikator yang berkaitan dengan
materi pembelajaran, dan model pembelajaran.
2. Mempersiapkan peralatan/media yang digunakan
3. Membuat soal evaluasi yang akan dibagikan kepada siswa
4. Memyediakan lembar observasi yang digunakan sebagai instrument penilaian
dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2020, siklus I dilaksanakan
selama 3 x 40 menit (1 kali pertemuan).Dalam pelaksanaan siklus I ini, peneliti
bertindak sebagai guru mata pelajaran. Peneliti melakukan tindakan pembelajaran
sesuai dengan (RPP) yang telah dirancang dan melaksanakanpemecahan suatu
masalah dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning. Setelah proses
pembelajaran selesai barulah siswa diberikan tes akhir (post test) untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran discovery
learning.

1). Kegiatan Awal


Peneliti pertama – tama memberi salam kepada siswa, memperkenalkan diri
kepada siswa dan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan peneliti, dilanjutkan
dengan absensi, menyampaikan materi pelajaran tentang Negara kesatuan Republik
Indonesia Sebagai Satu Kesatuandan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2). Kegiatan Inti
a. Guru menyajikan materi pembelajaran Negara kesatuan Republik Indonesia
sebagai satu kesatuan
b. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang
siswa
c. Guru membagi materi diskusi kepada tiap-tiap kelompok
2

d. Dalam diskusi, guru mengarahkan setiap kelompok untuk memilih ketua


kelompok untuk mengarahkan teman kelompoknya dalam mempresentasikan
hasil diskusi kerja kelompoknya
e. Setelah itu kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan
tanggapan. 3). Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi dan memberikan
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Observasi siklus I
Siklus I ini proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
discovery learning. Setelah melaksanakan proses pembelajaran, peneliti melakukan
evaluasi hasil belajar siswa padasiklus I, yaitu dilakukan evaluasi berupa tes akhir
(posttest). Hasil dari tes akhir (post test) digunakan sebagai penentu tingkat
keberhasilan penelitian siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 5. Distribusi,kategori, frekuensi, dan presentase tingkat keberhasilan belajar
siswa kelas VIII A pada tes akhir ( post test ) siklus I
No Presentase Tingkat Banyak Presentase Jumlah
Ketuntasan Ketuntasan Siswa Siswa
1 85%-100% Sangat Tinggi 0 0%
2 75%-84% Tinggi 15 48, 387%
3 65%-74% Sedang 12 38,709%
4 50%-64% Rendah 9 29,032%
5 0%-49% Sangat Rendah 0 0%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan tabel 5 hasil belajar membuktikan bahwa siswa yang mengikuti tes
akhir pada siklus I tidak ada siswa yang memiliki kriteria penilaian sangat tinggi
maupun sangat rendah. Siswa dengan kategori tinggi sebanyak 15 siswa dengan
presentase 48,387%, siswa dengan kategorisedang sebanyak 12 siswa dengan
presentase 38,709%, dan siswa dengan kategori rendah sebanyak 9 dengan presentase
29,032%,
Hasil ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan pada tes akhir (Post Test) di
hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2

Jadi, presentase ketuntasan belajar siswa adalah 48,387%.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa hasil tes siswa pada siklus I
belum maksimal. Hal ini bisa terlihat pada mata pelajaran PKn dari 31 siswa yang
mengikuti tes kelas VIII A UPT SMP Negeri 1 Sabbang hanya 15 orang siswa yang
dinyatakan lulus dengan persentase hanya sekitar 48,387%.
4. Refleksi Siklus I
Refleksi dilakukan dengan tujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang terjadi, persoalan yang timbul dan kekurangan yang masih ada
saat proses pembelajaran seperti, ada siswa yang tidak memperhatikan siswa lain
terlihat tidak fokus dan nampak kebingungan ketika mendengar penjelasan dari guru
serta siswa masih asyik sendiri dengan kegiatannya seperti, mengobrol dengan teman.
Hasil observasi atau pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I mengambarkan
adanya kendala dalam pelaksanaan penerapan model discovery learning.
Dalam hal ini, kelemahan dapat terjadi dikarenakan guru kurang mampu
mengkondusifkan kelas.Oleh karena itu perlu diadakannya peningkatan dan
perbaikan agar siswa bisa lebih fokus pada materi yang disampaikan guru.Maka dari
itu pembelajaranakan dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II.

2. Pembelajaran Siklus II
1. Perencanaan Siklus II
Melihat perolehanpeningkatan hasil belajar siswa pada siklus I belum
mendapatkan nilai KKM yang diinginkan maka tahap pelaksanaan dilanjutkan pada
siklus II akan dilakukan perbaikan proses pembelajaran. Untuk memperbaiki
ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I, maka siklus II ini peneliti
melakukan suatu perencanaan yaitu:
2

1. Guru melakukan suatu pembaharuan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran


(RPP) berdasarkan permasalahan yang terdapat pada siklus I
2. Mempersiapkan (RPP) yang berbeda dari siklus I pada materi yang berlanjut.
3. Mengubah kelompok yang berbeda dari siklus 1.
4. Mempersiapkan peralatan/media yang akan digunakan
5. Membuat tes untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus II
6. Mempersiapkan lembar observasi yang digunakan sebagai instrument penilaian
dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2020, siklus II dilaksanakan
selama 3 x 40 menit (1 kali pertemuan, dalam pelaksanaan siklus II ini, peneliti
bertindak sebagai guru mata pelajaran. Peneliti melakukan tindakan pembelajaran
sesuai dengan (RPP) yang telah direncanakan untuk pemecahan masalah dengan
menerapkan model pembelajaran discovery learning. Setelah proses pembelajaran
barulah diberikan tes akhir (post test) untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajarandiscovery learning.
Rencana Pembelajaran pada sikluas II
yaitu: 1). Kegiatan Awal
Peneliti pertama – tama memberi salam kepada siswa, dilanjutkan dengan
absensi, menyampaikan materi pelajaran tentang memelihara semangat persatuan dan
kesatuan dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2). Kegiatan Inti
a). Guru menyajikan materi pembelajaran tentang Negara kesatuan Republik
Indonesia sebagai satu kesatuan
b). Guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok
c). Guru membagikanmateri diskusi kepada setiap kelompok
d). Dalam diskusi, guru mengarahkan setiap kelompok untuk memilih ketua
kelompok untuk mengarahkan teman kelompoknya dalam mempresentasikan
hasil kerja
e). Setelah itu kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.
2

3). Kegiatan Akhir


Pada kegiatan akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi dan memberikan
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Observasi Siklus II
Pengamatan pada Siklus II sama dengan siklus I selama kegiatan berlangsung,
peneliti melakukan observasi untuk melihat kondisi kegiatan pembelajaran siswa
melalui pembelajaran model discovery learning. Kegiatan observasi ini difokuskan
pada peneliti dan siswa.Adapun hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat dalam
tabel 6 berikut:
Tabel 6. Distribusi, kategori, frekuensi, dan Presentase tingkat keberhasilan belajar
siswa kelas VIII A pada tes akhir (Post Test) siklus II

No Presentase Tingkat Banyak Presentase Jumlah


Ketuntasan Ketuntasan Siswa Siswa
1 85%-100% Sangat Tinggi 10 32,258%
2 75%-84% Tinggi 18 58,064%
3 65%-74% Sedang 3 9,677%
4 50%-64% Rendah 0 0%
5 0%-49% Sangat Rendah 0 0%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan tabel 6, hasil belajar membuktikan bahwa dari 31 siswa yang
memiliki kriteria penilaian sangat tinggi, tinggi dan sedang. Siswa dengan kategori
sangat tinggi sebanyak 10 siswa dengan presentase 32,258%, siswa dengan kategori
tinggi sebanyak 18 siswa dengan presentase 58,064%, dan siswa dengan kategori
sedang berjumlah 3 siswa dengan presentase 9,677%.
Hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada tes akhir (Post Test) di
hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Jadi, presentase ketuntasan belajar siswa adalah 90,32%.


2

Dari hasil tes akhir (post test) pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa
ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 90,32% digategorikan sangat tinggi dan sudah
mencapai ketuntasan hasil belajar siswa yang telah ditetapkan atau dengan kata lain
sudah tuntas dalam mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
4. Refleksi Siklus II
Dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan menggunakan
model discovery learning, maka tujuan utama dari penelitian yaitu meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PKn) dikelas VIII A UPT SMP Negeri 1 Sabbang, pada siklus II ditemukan
keberhasilan dari permasalahan pada siklus sebelumnya. Keberhasilan yang dicapai
pada siklus II adalah penerapan model pembelajaran discovery learning dalam
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PKn) kelas VIII A di UPT SMP Negeri 1 Sabbang.
Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar pada
siklus II secara keseluruhan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar yang telah
ditetapkan atau dengan kata lain sudah berhasil dan mencapai nilai KKM yang telah
dibuat oleh sekolah, hasil belajar siswa sudah meningkat oleh sebab itu, penelitian
dianggap cukup sampai siklus II. Pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran discovery learning ini perlu dipertahankan.
4.2 Pembahasan
Bagian ini diuraikan pembahasan yang diperoleh dari hasil penelitian temuan
yang dihasilkan adalah peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning pada mata pelajaran PKn kelas VIII A UPT SMP
Negeri 1 Sabbang Kabupaten Luwu Utara.
Dilihat dari akumulasi hasil belajar siswa PKn kelas VIII.A UPT SMP Negeri
1 Sabbang Kabupaten Luwu Utara sebagai berikut:
Tabel 7.Taraf keberhasilan siswa siklus I dan siklus II.
Frekuensi Persentase%
Nilai Kategori Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

85-100 Sangat Tinggi 0 10 0% 32,258%


2

75-84 Tinggi 15 18 48,387% 58,064%


65-74 Sedang 12 3 38,709% 9,677%
50-64 Rendah 9 0 29,032% 0%
0-49 Sangat Rendah 0 0 0% 0%
Jumlah 31 31 100% 100%
Berdasarkan tabel diatas pada siklus I menunjukkan bahwa dari 31 siswa
kelas VIII A UPT SMP Negeri 1 Sabbang Kabupaten Luwu Utara yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning untuk peningkatan hasil
belajarnya dibandingkan dengan pra siklus. Hasil belajar siswa yang diperoleh dapat
dilihat dari siklus I ini yang menunjukkan bahwa dari 31 siswa dengan kategori nilai
tinggi 15 siswa dengan presentase 48,387%, sedang sebanyak 12 orang dengan
persentase 38,709% , siswa yang memperoleh nilai rendah sebanyak 9 orang dengan
persentase 29,032%. Hal ini disebabkan beberapa siswa menjawab pertanyaan asal-
asalan seperti jawaban yang dikemukakan tidak sesuai dengan jawaban pertanyaan
evaluasi. Tetapi peningkatan belum memperoleh pencapaian keberhasilan yang
dinginkan sehingga tahap pelaksanaan siklus II dilanjutkan.
Siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII A
UPT SMP Negeri 1 Sabbang Kabupaten Luwu Utara yang diajar menggunakan
model pembelajaran discovery learning. Keberhasilan siswa yang berada pada
kategori sangat tinggi sebanyak 10 orang dengan persentase 32,258%,dan siswa yang
berada pada kategori tinggi sebanyak 18 orang dengan persentase 58,064%. Siswa
yang berada pada kategori rendah 3 orang dengan presentase 9,677%. Keseluruhan
dari 31 orang yang mengikuti tes dinyatakan mencapai KKM yaitu
Berdasarkan penjelasan diatas pada siklus I membuktikan bahwa peningkatan
hasil belajar siswa masih rendah di karenakan siswa menjawab asal-asalan soal
evaluasi dan tidak percya diri dengan kemampuan yang dimilikinya, dan siklus II
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII A pada mata
pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Secara
umum hasil belajar siswa pada siklus II meningkat, maka siklus penelitian ini tuntas
pada siklus II. Karena peneliti sudah mendapatkan hasil yang maksimal , hal ini
dilihat dari evaluasi pada siklus II yang menunjukkan bahwa rata – rata siswa yang
3

mengikuti tes mendapatkan nilai yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yaitu ≥75.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn kelas VIII A UPT SMP Negeri 1 Sabbang, Kabupaten Luwu Utara.Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa melalui tes siklus
I dan siklus II.
Keberhasilan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 48,387% sedangkan
tingkat keberhasilan yang dicapai pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi
90,32% atau hampir seluruh siswa dinyatakan tuntas atau seluruh siswa rata-rata
dinyatakan berhasil dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PKn) dengan menerapkan model discovery learning.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka untuk Efektivitas Penggunaan Discovery
Learning untuk meningkatkan hasil belajar. Ada beberapa saran bagi guru yaitu :
1. Melalui penilitian ini bagaimana membimbing semua siswa, dan memberikan
arahan sehingga semua siswa dapat lebih mendapatkan hasil yang memuaskan
pada saat melaksanakan pembelajaran.
2. Dalam melalui penlitian ini dimana pembelajaran yang dibutuhkan siswa ialah
pembelajaran yang siswa aktif sehingga mudah materi yang dipelajari dapat
dipaham.
DAFTAR PUSTAKA
Alma. Buchari. 2010. Guru Profesional: Menguasai Metode Dan Terampil
Mengajar. Bandung. Alfabeta
Anni, Catharina Tri, dkk 2006. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri
Semarang Press.
Arikunto, S., 2009.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.
Jakarta : Rineka Cipta.
Adi S. (2003). “Pengertian Peningkatan Menurut Para
Ahli”.www.duniapelajar.com/pengertian peningkatan menurut para ahli.
Diakses pada: 4 September 2015.
Andrias Harefa. (2005). Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.
Djemari Mardapi, 2008,Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, Yogyakarta:
Mitra Cendikia Pres.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta
Djamarah dan Syaiful Bahri. 2002. Psikologi belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukasi Suatu Pendekatan Teoritis
Psikologis. Rineka Cipta: Jakarta.
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika
Hanafiah, Nanang. dan Cucu, Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT
Refika Aditama. Bandung.
Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Bandung:
Alfabeta
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. CV Andi
Offset.Yogyakarta.
Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar .Jakarta.
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Rosda Karya.
33

Peraturan Mentri Pendidikan Nasioal Nomor 22 Tahun 2006, Standar Isi,


Depdiknas.
Slameto.2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.Jakarta : Rineka
Cipta
Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung. Sinar Baru Algensindo.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta.
Usman.User. 2008.Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah.2004. PsikologiPendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya diakses tanggal 27 Mei 2017
http://edutaka.blogspot.co.id/2015/03/model-pembelajaran-
discoverylearning.html pada jam 12:30.

Suparno. 2008. Keterampilan Dasar Menulis.Jakarta :Universitas Terbuka.


Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
Samsuri. 2011. Pendidikan karakter warga negara. Yogyakarta: Diandra Pustaka
Indonesia
Takdir Mohammad. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational
Skill.Yogyakarta:PustakaPelajar.
34

LAMPIRAN
3

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : UPT SMP NEGERI 1 SABBANG

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/ Semester : VIII / II

Materi Pokok : Sumpah Pemuda dalam bingkai Bhinneka Tunggal


Ika Sub Materi : Semangat dan komitmen kebangsaan pendiri negara
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 3x40menit ( 1 kali pertemuan )

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan prilaku jujur,disiplin,tanggung jawab,peduli (toleransi,gotong
royong) santun, percaya diri,dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dana alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi,seni
budaya terkait fenomena dan kejadia tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai,memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori
B. KOMPETENSIDASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIKOMPETENSI

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 1.4 Memproyeksikan nilai dan 1.4.1 Menjelaskan Arti dan


semangat sumpah pemuda tahun MaknaSumpahPemuda dalam
1928 dalam bingkai Bhinneka perjuangankemerdekaanRepubli
3

Tunggal Ika k Indonesia

1.4.2 Menguraikan secara rinci


Semangat Kejuangan Pemuda dalam
Perjuangan kemerdekaan RI.

2 2.4Mengaitkan hasil proyek nilai- 2.4.1 Mengaplikasikan nilai-nilai


nilai dan semangat Sumpah Kejuangan Sumpah Pemuda tahun

Pemuda Tahun 1928 dalam 1928 dalam Bingkai Bhinneka


Tunggal Ika
bingkai Bhineka Tunggal Ika
dengan kehidupan sehari- hari 2.4.2 Melaksanakan nilai-nilai
Kejuangan Sumpah Pemuda
tahun 1928 dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika

3.4Menginterpretasikan semangat 3.4.1 Mewujudkan prilaku Semangat


dan komitmen kebangsaan dan komitmen Kebangsaan yang
kolektif untuk memperkuat ditunjukan Pendiri Negara.
Negara Kesatuan Republik
3.4.2 Bentuk-bentuk semangat dan
Indonesia dalam kontek
komitmen kebangsaan yang
kehidupan siswa
ditunjukan pendiri

3.4.3Mewujudkan Perilaku
Semangat dan Komitmen
Kebangsaan dalam Kehidupan.

4. 4.4 Mengorganisasikan kegiatan 4.4.1 Mengorganisasikan kegiatan


lingkunga yang mencerminkan lingkungan yang mencerminkan
semangat dan komitmen semangat dan komitmen
kebangsaan untuk memperkuat kebangsaan di lingkungan
negara kesatuan republik sekolah.
Indonesia
3

4.4.2 Menyajikan hasil laporan


menelaah sikap teladan tokoh
masyarakat akan pentingnya
semangat dan komitmen
kebangsaan untuk memperkuat
negara kesatuan RI.

3.4.3Melakukan gagasan nilai tokoh


masyarakat akan pentingnya
semangat dan komitmen
kebangsaan untuk memperkuat
Negara Kesatuan RI.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan dapat menjaga tetap tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Menentukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pentingnya semangat
dan komitmen kebangsaan
2. Mendiskusikan hasil telaah pendiri Negara yang memiliki semangat dan
komitmen kebangsaan yang kuat.
3. Menjelaskan peran tokoh masyarakat akan pentingnya semangat dan
komitmen kebangsaan untuk memperkuat NKRI
E. METODE dan MODEL PEMBELAJARAN
1. Metode : Tanya Jawab , Diskusi, Penugasan Kelompok
2. Model : Discovery Learning
F. MEDIA DAN BAHAN

1. Media
 Gambar
 Buku Cetak
2. Bahan
3

 Laptop dan LCD Projektor ( Jika Ada)


G. SUMBER BELAJAR
1. Kemdikbud RI, 2016, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
(Buku Siswa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Cet ke-3 (Edisi
Revisi)
2. Kemdikbud RI, 2016, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
(Buku Guru), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Cet ke-3 (Edisi
Revisi)
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, 2009, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Sekretariat Jenderal MPR RI.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup

( 10 menit ) ( 100 menit ) ( 10 menit )

 Berdoa bersama  Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik  Peserta didik


yang dipandu untuk merangsang daya ingat tentang materi menyimpulkan
oleh salah satu yang sudah diajarkan (apresepsi) materi pembelajaran
peserta didik  Memotivasi peserta didik dengan cara  Peserta didik
 Mempersiapkan menginformasikan pentingnya materi ini diberikan tugas PR
segala dalam penerapan pola perilaku dalam menyelesaikan
sesuatunya kehidupan sehari-hari aktivitas 6.1 hal 135
untuk keperluan  Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok  Guru
pembelajaran belajar secara heterogen menginformasikan
 Peserta didik diminta untuk mengamati materi yang akan
gambar 6.1, 6.2, 6.3, 6.4, 6.5 yang ada di dibahas pertemuan
buku paket selanjutnya
 Peserta didik diberikan pertanyaan terkait  Guru mengahiri
dengan gambar tersebut pelajaran dengan
 Setiap pertanyaan diselesaikan berdoa bersama
dikelompoknya untuk dikomunikasikan yang dipandu oleh
didepan teman-temannya salah seorang
 Setiap kelompok menuliskan jawaban peserta didik
untuk dikumpul sebagai bentuk penilaian
secara tertulis
 Setiap kelompok bergiliran untuk
mempresentasikan

I. PENILAIAN
1. Penilaian Kompetensi Sikap
3

Teknik penilaian kompetensi sikap menggunakan teknik penilaian


pengamatan sikap. Pedoman pengamatan sikap dapat menggunakan format :

Pedoman Pengamatan Sikap


Kelas :

Hari, Tanggal :

Pertemuan Ke

Materi Pokok :

Aspek Penilaia
Nama
No Peserta Mensyukuri Menghargai Tanggung
Didik Jasa Peduli Kerjasama
Pancasila Jawab
Pahlawan

* Aspek yang dinilai dapat disesuaikan dengan materi

Skor penilaian menggunakan skala 1-4, yaitu :

 Skor 1 apabila peserta didik tidak pernah sesuai aspek sikap yang dinilai.
 Skor 2 apabila peserta didik kadang-kadang sesuai aspek sikap yang dinilai.
 Skor 3 apabila peserta didik sering sesuai aspek sikap yang dinilai.
 Skor 4 apabila peserta didik selalu sesuai dengan aspek sikap yang dinilai.
4

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dengan mengobservasi jawaban
dan diskusi yang berkembang dari diskusi dan tanya jawab yang dilakukan oleh
guru.

Instrumen Observasi Pengetahuan


Kelas :
Semester :
Pengetahuan yang dinilai :

Jawaban Peserta Didik

Mendefinisika
Mendefinisi n
Nama Mendefinis kan dan
Menjawab
No Peserta ikan Sedikit dan
Saja
Didik Uraian Penjelasan
Logis

4
1 2 3

Observasi pengetahuan peserta didik dilakukan dalam bentuk mengamati


diskusi dan pemikiran logis yang berkembang dalam diskusi.Penskoran aktivitas
diberi skor rentang 1-4, dan nilai maksimal 100.Adapun kriteria skor diantaranya
sebagai berikut.

 Skor 1 jika jawaban hanya berupaya menjawab saja.


 Skor 2 jika jawaban berupa mendefinisikan.
 Skor 3 jika jawaban berupa mendefinisikan dan sedikit uraian.
4

 Skor 4 jika jawaban berupa mendefinisikan dan penjelasan logis.


Nilai = Skor Perolehan × 25

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta
didik dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan
atau mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan
masukan/ saran, serta mengapresiasi pada saat menyampaikan hasil telaah tentang
Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhineka
Tungal Ika. Lembar penilaian penyajian dan laporan hasil telaah dapat
menggunakan format di bawah ini, dengan ketentuan aspek penilaian dan
rubriknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta keperluan guru.

Nama Kemampuan Memberi Mengapre


N Kemampua
Peserta Menjawab/ Masukan/ siasi
o n Bertanya
Dididk Berargumentasi Saran
1
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2

Keterangan : Diisi dengan tanda ceklist (√)


Kategori Penilaian : 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang

Nilai = Skor Perolehan × 50


2
4

Pedoman Penskoran (Rubrik)

Penskoran
No Aspek

KemampuanBert Skor 4 apabila selalu bertanya.


anya
Skor 3 apabila sering bertanya.
1.
Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya.

Skor 1 apabila tidak pernah bertanya

Kemampuan Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional,


Menjawab/Argu danjelas.
mentasi
Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional,
dantidak jelas.
2
Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak
rasional,dan tidak jelas.

Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak


rasional, dan tidak jelas.

Kemampuan Skor 4 apabila selalu memberi masukan.


Memberi
Skor 3 apabila sering memberi masukan.
Masukan
3
Skor 2 apabila kadang-kadang memberi masukan.

Skor 1 apabila tidak pernah memberi masukan.

Mengapresiasi Skor 4 apabila selalu memberikan pujian.

4 Skor 3 apabila sering memberikan pujian.

Skor 2 apabila kadang-kadang memberi pujian.


4

Skor 1 apabila tidak pernah memberi pujian.

4. Pembelajaran Remedial
Remedial dilaksanakan untuk peserta didik yang belum memahami
Memelihara Semangat Persatuan dan Kesatuan.Kegiatan remedial dilakukan
dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik yang belum tuntas
dibawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik yang sudah tuntas lebih dari 75%
maka kegiatan remedial dilakukan antara lain:
a.Mengulang materi pokok diluar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum
tuntas.
b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas.
5. Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah
menguasai materi Memelihara Semangat Persatuan dan Kesatuan. Bentuk
pengayaan dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Guru memberikan tugas lebih lanjut tentang materi pokok dari berbagai sumber
dan mencatat hal – hal yang penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk
laporan tertulis
b. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas

Palopo 17 Februari 2020


Mengetahui
Guru Mata Pelajaran PPKn Mahasiswa Penelitian

Drs. Harmin., S.PdBerta


4

Lampiran 2

TES AWAL ( PRE TEST ) PRA SIKLUS

1. Sebutkan kerajaan yang menguasi wilayah Indonesia?


2. Jelaskan megapa kerajaan Majapahit menjadi cikal bakal Negara Indonesia?
3. Secara geologi, wilayah nusantara merupakan pertemuan anatar tiga
lempeng benua, sebutkan?
4. Jelakan pengertian komitmen?
5. Sebutkan dua pendiri negara yang memiliki semangat untuk memperbaiki
kehidupan bangsa Indonesia?
4

Lampiran 3

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN TES AWAL


(PRE TEST) PRA SIKLUS
No. Kunci Jawaban Skor Nilai Butir Soal

1 a. 200 SM kerajaan hindu jawa 20


dwipa di pulau jawa dan
sumatera
b. Abad ke 5 kerajaan kutai di
Kalimantan
c. Abad 4 hingga abad ke 7
terdapat kerajaan bercorak
hindu-budha di jawa barat
yaitu kerajaan
tarumanegara dilanjutkan
dengan kerajaan sunda
d. Abad ke 7 hingga abad ke 14
terdapat kerajaan sriwijaya
yang menguasai daerah sejahu
jawa barat dan semenanjung
melayu
e. Abad ke 14 bangkitnya
kerajaan majapahit di jawa
timur
2 Karena kerajaan majapahit 20
adalah kerajaan besar yang
sangat berjaya di masanya. Pada
tahun 1331 hingga 136 kerajaan
gajah mada majapahit, dengan
sumpah palapanya berhasil
memperoleh kekuasaan yang
kini sebagian besarnya adalah
4

Indonesia dan hampir seluruh


semenanjung melayu. Sumpah
palapa yang dinyatakan gajah
mada tersebut merupakan bukti
nyata semangat dan komitmen
yang kuat untuk menggapai cita-
cita pribadi maupun cita-cita
majapahit untuk mempersatukan
nusantara.
3 a. Lempeng aurasia 20
b. Lempeng Indo- Australia
c. Lempeng Pasifik
4 Komitmen adalah sikap dan 20
perilaku yang ditandai oleh rasa
memiliki, memberikan perhatian,
serta melakukan usaha untuk
mewujudkan harapan dan cita-
cita dengan sungguh-sungguh
5 a. Ir. Soekarno 20
b. Mohammad Hatta
Jumlah 100
4

Lampiran 4

TES AKHIR (POST TEST) SIKLUS I

1. Sebutkan periodisasi perkembangan nilai-nilai kejuangan 45 yang berkembang


pada setiap zamannya?
2. Pada periode ke dua mengenai masa pergerakan nasional, tahap awal
perjuangan nasional di tandai dengan lahirnya organisasi? Sebutkan!
3. Sebutkan 5 tujuan pembukaan UUD 1945?
4. Sebelum perjuangan di masa pergerakan nasional perjuangan masih bersifat
kedaerahan, sebutkan?
5. Apa yang melatarbelakangi bangsa belanda setelah bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945?
4

Lampiran 5

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN TES AKHIR


(POST TEST) SIKLUS I

No Kunci Jawabn Skor Nilai Butir Soal

1 a. Periode I: Masa Sebelum 20


Pergerakan Nasional
b.Periode II: Masa Pergerakan
Nasional
c. Periode III: Masa Proklamasi
Dan Perang Kemerdekaan
d.Periode IV: Masa Perjuangan
Mengisi Kemeredekaan

2 a. Budi utomo (1908) 20


b.Serikat dagang/serikat islam
(1912)

3 a. Ketakwaan kepada Tuhan Yang 20


Maha Esa
b. Jiwa dan semangat merdeka
c. Nasionalisme
d.Patriotisme
e. Rasa harga diri sebagai bangsa
yang merdeka

4 Perlawanan di wilayah nusantara 20


yang bersifat kedaerahan seperti
dilakukan Sultan Hasanuddin
(1633-1636), kapitan pattimura
(1817), dan pangeran diponegoro

( 1825-1830)
4

5 Karena bangsa belanda ingin 20


mejajah bangsa Indonesia lagi
tetapi, mulailah bangsa Indonesia
melakukan perjuangan dalam
segala bidang. Bangsa Indonesia
mencintai perdamaian namun lebih
mencintai kemerdekaan, oleh
karenanya bangsa Indonesia
berjuang dengan mengangkat
senjata, dan berjuang dalam bidang
politik dan melaukakan diplomasi

Jumlah 100
5

Lampiran 6

TES AKHIR (POST TEST) SIKLUS II

1. Kesatuan dapat dipandang dari 4 segi yaitu?


2. Pada tanggal 13 desember tahun 1957, pemerintah Indonesia mengeluarkan
deklarasi Djuanda. Tuliskan deklarasi tersebut?
3. Sebutkan 5 sikap menjaga keutuhuan negara kesatuan republik Indonesia?
4. Jelaskan pengertian sikap rela berkorban?
5. Bagaimana cara menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat. Sebutkan?
5

Lampiran 7

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN TES AKHIR


(POST TEST) SIKLUS II

No Kunji Jawaban Skor Nilai Butir Soal

1 a. Indonesia Sebagai Satu Kesatuan 20


Politik
b. Indonesia sebagai satu kesatuan
wilayah
c. Indonesia sebagai satu kesatuan
pertahanan dan keamanan
d. Indonesia sebagai satu kesatuan
ekonomi
2 Bahwa segala perairan di sekitar, 20
di antara, dan menghubungkan
pulau-pulau yang termaksud dalam
daratan Republik Indonesia,
dengan tidak memandang luas atau
lebarnya, adalah bagian yang wajar
dari wilayah daratan Negara
Republik Indonesia dan dengan
demikian merupakan bagian dari
pada perairan pedalaman atau
perairan nasional yang berada di
bawah kedaulatan Negara
Republik Indonesia
3 a. Cinta tanah air 20
b. Membina persatuan dan kesatuan
c. Rela berkorban
d. Pengetahuan budaya dalam
mempertahankan NKRI
e. Sikap dan perilaku menjaga
5

NKRI
4 Sikap rela berkorban adalah sikap 20
yang mencerminkan adanya
kesediaan dan keihkhasan
memberikan sesuatu yang dimiliki
untuk orang lain, walau pun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri
sendiri
5 a. Kesiapan SDM, terutama 20
kesiapan dengan pengetahuan
yang dimiliki dan
kemampuannya.
b. Kesiapan sosial budaya untuk
terciptanya suasana yang
kompetitif dalam berbagai sektor
kehidupan.
c. Kesiapan keamanan, baik
stabilitas politik dalam negeri
maupun luar negeri/regional.
d. Kesiapan perekonomian rakyat.
e. Di bidang pertahanan negara,
kemajuan tersebut memengaruhi
pola dan bentuk ancaman.
Jumlah 100
5

Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Nama sekolah : UPT SMP Negeri 1 Sabbang

Kelas : VIII.A

Hari/Tanggal : 19 Februari 2020

Mata pelajaran : PPKn

Materi Pokok : Sumpah Pemuda dalam bingkai Bhinneka Tunggal

Ika Materi ajar : Semangat dan komitmen kebangsaan pendiri negara

Petunjuk : berilah tanda ceklis pada nomor 1,2,3 menurut hasil pengamatan anda.

1= kurang 2= sedang 3= baik 4= sangat baik

No Aspek yang Diamati 1 2 3 4

1 Antusias siswa dalam

proses pembelajaran

2 Partisipasi siswa dalam


kerja kelompok

3 Keaktifan siswa dalam


berdiskusi bersama teman

4 Kemampuan menyampaikan
ide atau pendapat

5 Memperhatikan kelas dalam


proses mengajar
5

Palopo, Februari 2020

Observer

BERTA
5

Lampiran 9

LEMBAR HASIL BELAJAR

SISWA KELAS VIII.A

No Nama Siswa Nilai Hasil Tes

Nilai Nilai

Siklus I Siklus II

1 Amelisa Buranna 50 70

2 Arya Dwi Putra 55 75

3 Augy Salsabila 75 75

4 Chelsea Olivia H 70 80

5 Dini Valentine 65 80

6 Ferdi 75 70

7 Fhidel Gilbert T 50 75

8 Hasya Hafda M 75 75

9 Ilawati Syam 75 80

10 Irsal Otniel 60 85

11 Jane Shelvanny L 75 75

12 Jenny Claudya 80 90

13 Khaerunnisa 75 80
5

14 Malika Zahira A 80 90

15 M. Naufal R 60 75

16 M. Rifqy T 75 75

17 Nadhifa Azzahara 70 75

18 Nisa Maripadang 75 85

19 Novianti 70 80

20 Olivia Putri P 60 85

21 Orvil Teguh A 75 90

22 Resky Aprilian T 70 80

23 Revalina 75 90

24 Rio Sadewa 70 80

25 Saharul 75 90

26 Siti Fatimah 65 85

27 Siti Nur Hiqma 80 75

28 Slatan Ibrahim M 75 80

29 Sli Ratu 55 85

30 Try Fadiah S 70 85

31 Windy Lestary 70 85
5

Lampiran 10

DOKUMENTASI

Peneliti melakukan observasi di kelas VIII.A

Penelitimembentuk kelompokpembelajaran
5

Peneliti menjelaskan materi kelompok

Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya


5

Lampiran 12

Persuratan
6

Lampiran 13

Anda mungkin juga menyukai