SKRIPSI
Oleh:
A4 11 17 033
SKRIPSI
Masalah dalam peneltian ini adalah kemampuan motorik halus anak yang
belum berkembang sesuai harapan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kegiatan finger painting terhadap kemampuan motorik
halus anak. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul
Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai. Menggunakan metode
penelitian kuantitatif dan jenis penelitian berbentuk eksperimen. Dengan subjek
16 orang anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak perempuan, terdaftar
pada tahun ajaran 2020/2021. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui (1)
observasi (2) wawancara dan (3) dokumentasi. Selanjutnya, uji yang digunakan
yakni uji-t berpasangan (paired sampel t-test), hasil rekapitulasi kemampuan
motorik halus anak sebelum diberikan perlakuan, terdapat 4,17% kategori BSB,
terdapat 20,83% kategori BSH, terdapat 45,83% kategori MB dan terdapat
29,17% kategori BB. Sesudah diberikan perlakuan, terdapat 33,33% kategori
BSB, terdapat 50% kategori BSH, terdapat 16,67% kategori MB dan 0% kategori
BB. Hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung ≥ ttabel (7.971> 1.75305). Maka,
H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh kegiatan finger
painting terhadap kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK Aisyiyah
Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap
kemampuan motorik halus anak.
iv
v
UCAPAN TERIMAKASIH
dalam memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan
Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako.
bagian yang tak terlepas dalam kehidupan ini, begitupula dalam penelitian dan
penyusunan skripsi ini, namun atas rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, peneliti
dapat mengatasinya berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati, ungkapan rasa syukur dan terimakasih serta segala
pengabdian yang tulus penulis mempersembahkan skripsi ini kepada orang tua
saya tercinta dan tersayang, Bapak Dasar Hartoyo dan Ibu Ninik Hariyati yang
selama ini telah memberikan semangat, perhatian, pengorbanan, cinta dan kasih
sayang yang tulus tak terhingga tanpa menuntut balasan apapun sehingga peneliti
Tadulako.
vi
Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan
2. Bapak Dr. Ir. Amiruddin Kade, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
4. Bapak Abdul Kamarudin, S.Pd, M. Ed, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Umum
Tadulako.
6. Ibu Dr. Nurhayati, S.Ag, M.Pd.I, Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan
9. Ibu Hj. Shofiyanti Nur Zuama, S.Psi., M.Si, Dra. Hj. Shofyatun AR, M.Pd
dan Ibu Fitriana, S.Pd., M.Pd, sebagai pembahas utama dan pembahas II
vii
10. Bapak/ibu dosen dan staf di lingkungan FKIP, khususnya Program Studi
Pendidikan Anak Usia Dini yang telah banyak membantu penulis dalam
11. Ibu Nunung Suningsih S.Pd. MM, kepala TK Aisyiyah Bustanul Athfal
12. Ibu Mei Fatlia, guru kelas B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari yang
13. Keluarga tersayang, yang selalu ada di saat penulis membutuhkan dan
yang selalu memberi dukungan ,motivasi serta doa yang tulus , terkhusus
Kadek Wiwin.
teman-teman lainnya.
16. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi, pokok bahasan
viii
maupun tehnik penulisan.
enulisan. Oleh karena itu, peneliti
eneliti sangat mengharapkan
menghara kritik
segala bantuan, sumbangan pikiran, dan niat baik dari semua pihak
p yang telah
Subhanallahu
allahu wa Ta’ala membalas segala kebaikan semua pihak
ihak yang membantu
dalam penyelesaian
enyelesaian skripsi
skri ini. semoga skripsi
si ini memberikan manfaat bagi
semua pihak
ihak yang telah memerlukan dan bilamana terdapat
terda at kesalahan-kesalahan
kesalahan
Peneliti
A 411 17 033
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
UCAPAN TERIMAKASIH vi
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Batasan Istilah 6
x
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Jenis Penelitian 32
3.2 Variabel dan Rancangan Penelitian 32
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 34
3.4 Subjek Penelitian 34
3.5 Jenis dan Sumber Data 35
3.6 Teknik Pengumpulan Data 35
3.7 Instrumen Penelitian 37
3.8 Teknik Analisis Data 37
3.9 Prosedur Penelitian 40
DAFTAR PUSTAKA 76
LAMPIRAN 79
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Aspek Kecepatan Jari Jemari 44
4.2 Aspek Koordinasi Mata dan Tangan 44
4.3 Aspek Kelenturan Jari Jemari 45
4.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sebelum Diberikan Perlakuan 46
4.5 Aspek Kecepatan Jari Jemari 49
4.6 Aspek Koordinasi Mata dan Tangan 49
4.7 Aspek Kelenturan Jari Jemari 50
4.8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sesudah Diberikan Perlakuan 51
4.9 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sebelum dan Sesudah Diberikan Perlakuan 53
4.10 Data Deskriptif Statistik 57
4.11 Test Of Normality (Uji Normalitas) 58
4.12 Paired Samples Statistics 59
4.13 Paired Samples Correlations 59
4.14 Paired Samples Test 59
4.15 Perhitungan Rumus Uji-T 60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 31
3.1 Rancangan Penelitian 34
4.1 Histogram Motorik Halus Sebelum Diberikan Perlakuan 46
4.2 Histogram Motorik Halus Sesudah Diberikan Perlakuan 51
4.3 Histogram Motorik Halus Sebelum dan Sesudah Diberikan perlakuan 54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiv
BAB I
PENDAHAHULUAN
pendidikan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-6 tahun atau
biasa di sebut dengan usia emas atau golden age, masa the golden age merupakan
masa anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada usia emas,
anak memiliki potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan seluruh aspek
perkembangannya.
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, bahwa “Pendidikan Anak
Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
1
2
sosial, dan 6) seni. Aspek perkembangan anak usia dini perlu distimulasi dengan
Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan
halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota
tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
tepat.
anak untuk mendukung aspek-aspek lainnya seperti kognitif, bahasa serta sosial.
Fungsi keterampilan motorik halus dapat melatih otot-otot tangan dan koordinasi
antara tangan dan mata, melatih anak dalam penguasaan emosi, membantu anak
lingkungan sosial.
dengan berbagai kegiatan yang menarik dalam pembelajaran motorik halus. Selain
itu, keterampilan motorik halus juga dipengaruhi oleh fasilitas atau media yang
halus perlu distimulasi dengan cara atau strategi yang tepat. Salah satu langkah
memahami karakteristik dan tujuan pendidikan dan pembelajaran anak usia dini,
sesuai harapan. Hal ini terlihat dari pengamatan melalui LKA (Lembar Kerja
perkembangan motorik halus anak. Kegiatan yang dipilih oleh peneliti adalah
menggunakan bubur warna dengan menggunakan jari jemari anak secara langsung
alat dalam kegiatannya. Guru cukup menyediakan kertas dan bubur warna saja,
anak sudah bisa melakukan kegiatan finger painting. Melalui kegiatan finger
painting beberapa aspek perkembangan anak dapat muncul , bukan hanya motorik
halus dalam kegiatan finger painting juga dapat mengembangkan bahasa anak
kemampuan kognitif anak mengenai warna juga muncul saat anak melakukan
Kabupaten Banggai”
3. Apakah ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap motorik halus anak
Kabupaten Banggai?
Kabupaten Banggai
manfaat dalam pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun
manfaat dari penelitian ini ada dua, manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terkait dengan kegiatan finger painting dan
berikut bagi:
finger painting.
finger painting.
4. Peneliti lain: Dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk di jadikan bahan
finger painting.
menghasilkan lukisan yang unik, penuh warna dan orisinil. Alat dan bahan
7
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kertas karton sebagai media lukis
campuran tepung kanji, air, minyak goreng serta pewarna makanan sehingga
bubur warna yang digunakan dalam kegiatan ini aman bagi anak dan bahan
menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Ada tiga aspek yang
diamati dalam penelitian ini, yaitu aspek kecepatan jari jemari, aspek
Penelitian ini sebelumnya sudah ada yang pernah melaksanakan dan ada
pula yang mengkaji salah satu dari variabel penelitian. Adapun penelitian yang
Wanita Persatuan Kota Palu”. Masalah utama dalam penelitian ini adalah
kemampuan motorik halus anak belum berkembang sesuai harapan. Penelitian ini
penelitian ini terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan yang
teknik presentase.
perlakuan yaitu aspek ketepatan gerak jari kategori BSB 1 anak 5%, kategori BSH
2 anak 10%, kategori MB 2 anak 10%, dan kategori BB 14 anak 70%. Pada aspek
kelenturan jari jemari kategori BSB 1 anak 5%, kategori BSH 2 anak 10%,
kategori MB 3 anak 15%, dan kategori BB 14 anak 70%. Pada aspek kecepatan
8
9
gerak jari kategori BSB 2 anak 10%, kategori BSH 2 anak 10%, kategori MB 3
gerak jari kategori BSB 6 anak 30%, kategori BSH 8 anak 40%, kategori MB 4
anak 20%, dan kategori BB 2 anak 10%. Pada aspek kelenturan jari jemari
kategori BSB 5 anak 25%, kategori BSH 9 anak 45%, kategori MB 3 anak 15%,
dan kategori BB 3 anak 15%. Pada aspek kecepatan gerak jari kategori BSB 6
anak 30%, kategori BSH 9 anak 45%, kategori MB 4 anak 20%, dan kategori BB
1 anak 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kegiatan
yang diteliti terletak pada kemampuan motorik halus anak dan kegiatan yang
TK Samporoan Darma Wanita Persatuan Kota Palu dan subjek yang berjumlah 20
orang anak, terdiri dari 11 orang anak laki-laki dan 9 orang anak perempuan.
subjek yang berjumlah 16 orang anak, terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 9
Terpadu Madani Provinsi Sulawesi Tengah” . masalah dalam penelitian ini yaitu
Sulawesi Tengah yang berjumlah 16 anak didik, terdiri dari 7 anak laki-laki, dan 9
melukis bentuk gambar, ada 4 anak (25%) kategori Berkembang Sangat Baik
(25%) kategori mulai berkembang (MB), dan 1 anak (6,25%) kategori belum
kategori BSB, 7 anak (43,75%) kategori BSH,5 anak (31,25%) kategori MB, dan
1 anak (6,25%) kategori BB. Untuk menceritakan hasil gambar, ada 5 anak
(31,25%) dalam kategori BSB , 7 anak (43,75%) kategori BSH, 3 anak (18,75%)
kategori MB, dan 1 anak (6,25%) kategori BB. Dengan demikian, dapat
Tengah.
11
dengan penelitian yang akan diteliti terletak pada kegiatan finger painting
dan tempat penelitian. Ni Luh Putu Srinandi melakukan penelitian untuk meneliti
subjek yang berjumlah 16 anak didik, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak
dan subjek yang berjumlah 16 orang anak didik, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9
anak perempuan.
Pasal 28 ayat (1), menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan
PAUD sebagai pendidikan bagi anak pra sekolah, dimana anak belum
memasuki pendidikan formal. Rentang usia dini merupakan saat yang
tepat dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Pengembangan
potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak
pada kehidupan masa depannya. Sebaliknya, pengembangan potensi anak
yang asal-asalan, akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari harapan.
12
pendidikan yang diberikan bagi anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan melalui
baik jasmani maupun rohani agar memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang
pendidikan berikutnya”.
Pendidikan Nasional pada Pasal 28 ayat 1 , yang berisi bahwa “PAUD adalah
suatu upaya pembinaan yang di tunjukan kepada anak-anak sejak lahir hingga usia
tersebut selaras dengan Sudarna (2014:1) “Pendidikan anak usia dini adalah suatu
proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang
memberikan stimulasi terhadap perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan pra sekolah bagi
anak usia dini dalam rentang usia 0 sampai 6 tahun yang dilakukan melalui
selanjutnya.
yakni:
Adapun beberapa pendapat para ahli mengenai tujuan dari PAUD, menurut
Susanto (2016:26) secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari PAUD ialah
sebagai berikut:
“1) Membentuk anak yang berkualitas, anak yang tumbuh dan berkembang sesuai
memberikan kesempatan masa bermain untuk anak. agar anak memiliki kesiapan
terdapat 3 jalur jenjang PAUD di Indonesia antara lain PAUD jalur informal
(melalui lingkungan keluarga), PAUD jalur non formal (Pos PAUD, Taman
Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), dan PAUD jalur non formal
(TK/RA).
Anak usia dini merupakan usia bermain anak, maka bermain menjadi pintu
perkembangan motorik halus pada anak. Finger painting adalah suatu istilah
painting adalah teknik melukis menggunakan jari dan tangan dengan cat air tanpa
painting artinya lukisan jari, disebut demikian karena melukisnya dengan jari
menggunakan bahan cair cat atau tinta” Secara singkat, dapat dipahami bahwa
kegiatan finger painting lebih mengarah pada pengembangan aspek motorik anak.
suatu gerakan motorik yang global bagi anak dimana seluruh badan seakan-akan
ikut terlibatmelakukan gerakan itu, namun dalam proses kegiatannya, bukan saja
Sedangkan menurut Salim dalam Astria (2014:4), “Finger painting adalah tehnik
melukis dengan mengoleskan cat pada kertas basah dengan jari jemari yang dapat
dengan jari jemari anak”. Kegiatan Finger painting bukan hanya dapat
bahwa:
menggunakan jari jemari tangan langsung tanpa ada alat bantu kuas dan
kreativitas dan mengetahui arah bakat yang dimiliki anak. kegiatan ini sangat
cocok bagi anak usia dini dalam mengembangkan motorik halus pada anak
anak untuk melatih gerakan tubuh. Kemampuan mengontrol gerakan tubuh sangat
painting anak bisa lebih bebas melukis dan menggambar menggunakan kedua
telapak tangan dan kakinya dan sangat baik untuk melatih koordinasi mata dan
dengan secara langsung menggunakan jari jemari tangan tanpa adanya alat bantu
21
kuas dan sebagainnya. Adapun manfaat dari kegiatan finger painting menurut
1. Melatih motorik halus pada anak yang melibatkan otot-otot kecil dan
kematangan syaraf, karena pada ujung ujung jari anak terdapat sensor
yang berhubungan dengan otak. Dengan finger painting ujung-ujung
jari anak akan banyak bergerak dan bergesekan dengan cat dan media
lukisnya.
2. Sebagai media ekspresi emosi anak,anak akan menuangkan ekspresi
jiwanya dengan warna-warna yang sesuai dengan kondisi
emosionalnya
3. Mengenalkan anak pada konsep warna primer, lebih jauh lagi memberi
kesempatan pada anak untuk bereksperimen tentang pencampuran
warna sehingga menghasilkan warna sekunder.
4. Mengembangkan dan mengenalkan estetika anak tentang keindahan
warna dan bentuk.
5. Meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak.
6. Mengurangi sifat hiperaktifitas pada anak penderita autis dan
hiperaktif.
7. Meningkatkan koordinasi mata dan tangan.
8. Membantu anak untuk lebih rileks di sela-sela aktivitas yang padat
22
kerapian, dan keindahan. Selain itu kegiatan ini bermanfaat sebagai kegiatan yang
koordinasi otot dan mata, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan, serta dapat
adapun alat dan bahan untuk membuat adonan warna yakni 1) ½ gelas tepung
kanji; 2) 3 gelas air; 3) 2 sendok makan minyak goreng; dan 4) pewarna makanan.
Pendapat lain dari Listyowati dan Sugiyanto (2014:4-5) menyatakan bahwa cara
untuk membuat cat pada kegiatan finger painting adalah 1) cat untuk finger
painting, 2) tepung sagu (kanji), 3) pewarna kue yang berwarna tajam, 4) sabun
1. Cat dari tepung sagu Tepung sagu dicairkan lalu masukkan 1 sendok
teh sabun cair, minyak sayur dan pewarna secukupnya. Aduk di
dalam panci hingga merata lalu masak di atas kompor sambil terus
diadukaduk. Usahakan tepung sagu jangan terlalu masak karena
hasilnya akan kurang bagus.
2. Cat dari serpihan sabun Kocok serpihan sabun hingga menyerupai
adonan busa kue. Tambahkan sedikit cat sebagai pewarna. Jika tidak
memungkinkan untuk membuat cat, guru dapat menggunakan cat
warna finger painting. Cat untuk kegiatan finger painting harus aman
bagi anak karena cat tersebut akan langsung bersentuhan dengn
jarijari anak. Oleh karena itu guru harus teliti dan selektif jika
memilih cat. Guru biasanya membuat cat sendiri dengan
menggunakan tepung sagu yang dimasak dan diberi pewarna
makanan.
1. Siapkan kertas gambar, bubur warna (adonan warna) dan alas kerja.
24
Dalam penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan finger painting dapat
disesuaikan dengan bahan-bahan yang sudah tersedia atau yang mudah ditemui.
Bisa dengan langsung membeli pasta warna yang sudah banyak tersedia di
pasaran ataupun dapat menggunakan bahan-bahan lain yang kemudian dapat kita
buat sendiri. Salah satunya dengan penggunaan tepung kanji yang dicampur
minyak sayur dan perwarna makanan kemudian dimasak untuk dijadikan bubur
tertentu saja, dengan bantuan otot-otot kecil serta memerlukan koordinasi yang
cermat dari mata, tangan dan jari. Menurut Sujiono dkk (2014:1.17) “Gerakan
motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari-
anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-
otot kecil, seperti jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat”.
Menurut Bil Keane dalam Hurlock (2010:29) Cara umum yang dapat dilakukan
halus harus terus menerus dilatihkan kepada anak usia dini secara rutin agar
sulit. Kreativitas anak merupakan suatu tampilan dari keterampilan motorik halus
pada anak.
26
motorik halus anak, dapat disimpulkan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi
perkembangan motorik halus anak adalah faktor genetic, kesehatan dan priode
tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan,
objek yang kecil atau pengontrolan seperti dalam kegiatan finger painting.”
28
halus, dan mengasah bakat seni, khususnya seni rupa”. Selanjutnya, menurut
Di dalam kegiatan finger painting tidak ada aturan baku yang harus
dipelajari, dalam kegiatan finger painting yang penting dilakukan oleh
guru adalah bagaimana memotivasi dan menumbuhkan keberanian pada
diri anak untuk berani menyentuhkan jarinya dengan cat warna. Kegiatan
ini juga melatih motorik halus anak khususnya jari-jari anak agar lebih
lentur. Melalui berbagai kegiatan kesenian, seperti menggambar, melukis,
menggunakan instrumen musik, dan merajut akan melatih kemampuan
motorik halus.
sebagai pewarna yang digunakan dalam melukis di media datar berupa kertas.
Kegiatan finger painting yang melibatkan secara langsung jari-jari anak dalam
mengoleskan warna pada media lukis dapat membantu penguatan otot-otot jari
pada anak.
29
Usia dini merupakan usia emas atau sering disebut sebagai golden age di
mana anak tersebut akan mudah menerima, mengikuti, melihat, dan mendengar
anak usia dini adalah bidang motorik halus. Anak usia dini menyukai kegiatan
yang menarik sehingga pendidik harus dapat memilih kegiatan yang disukai anak.
Salah satu kegiatan yang menarik bagi anak untuk membantu perkembangan
satu kegiatan melukis yang baik untuk motorik halus anak adalah melukis dengan
jari atau finger painting karena dengan finger painting anak langsung
mempergunakan jari-jarinya untuk bersentuhan dengan media lukis yaitu cat dan
(2007: 120) yang menjelaskan bahwa “Melalui kegiatan finger painting anak bisa
lebih bebas melukis dan menggambar menggunakan kedua telapak tangan dan
sangat baik untuk melatih koordinasi mata dan tangan dan juga sangat
halus anak melalui proses saat finger painting serta melalui hasil finger painting
Hasil kesimpulan
bahwa ada pengaruh Aspek-aspek
Rekomendasi kemampuan motorik
kegiatan finger painting
halus anak yang
saran bagi anak terhadap kemampuan diamati:
didik, guru, motorik halus anak di
kepala TK, kelompok B TK 1. Kecepatan jari
peneliti lain dan Aisyiyah Bustanul jemari
peneliti 2. Koordinasi mata
Athfal Tirtasari dan tangan
Kecamatan Toili 3. Kelenturan jari
Kabupaten Banggai. jemari
lebih melihat perkembangan motorik halus anak. adapun solusi yang digunakan
31
motorik halusnya. Indikator dalam penelitian ini antara lain: kecepatan jari jemari,
koordinasi mata dan tangan dan kelenturan jari jemari. Dan hasil yang diharapkan
anak.
hipotesis penelitian, yaitu ada pengaruh dari kegiatan finger painting dengan
METODE PENELITIAN
karena menekankan pada analisis data-data numerical (angka) yang diolah dengan
metode statistik.
manusia yang berarti subjek tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara
intensif. Jenis penelitian ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan atau
perkiraan dari informasi yang dapat diperoleh dari eksperimen yang sesungguhnya
semua variabel yang relevan”. Dalam penelitian ini peneliti mengamati dan
32
33
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan ada dua macam variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. variabel bebas yaitu kegiatan finger
hubungan antara dua variabel, apakah ada pengaruh kegiatan finger painting
O1 ⟶ x ⟶O2
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
Keterangan :
O1: Pretest
X : Perlakuan
O2 : Posttest
disesuaikan untuk anak TK dan begitu pula pengamatan sebelum maupun sesudah
itu mengenai pengamatan pada motorik halus anak. Sedangkan, perlakuan yang
34
diberikan dalam penelitian ini berupa kegiatan finger painting . Gambaran dari
O1 ⟶ x ⟶O2
Keterangan :
awal terhadap keadaan anak didik yang akan berhubungan dengan kegiatan finger
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu pada bulan januari 2021 yakni
pada tanggal 11 sampai 14 januari 2021 dan 20 sampai 21 januari 2021. Penelitian
ini dilaksanakan menyesuaikan jadwal luring yang ditentukan oleh pihak TK. Dan
dilaksanakan setelah melakukan seminar proposal pada bulan agustus 2020 dan
Subjek dari penelitian ini adalah seluruh anak yang berada di kelompok B
berjumlah 16 orang anak, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak perempuan yang
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari hasil
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua, sebagai berikut:
1. Data Primer
terhadap subyek yang diteliti, yaitu anak didik yang ada di kelompok B TK
2. Data Sekunder
dari layanan internet mengenai buku-buku tentang PAUD maupun buku yang
(a) Memahami perilaku anak. Pengamatan dilakukan terhadap anak usia dini,
untuk mengumpulkan data dari TK sesuai dengan data yang diteliti, dimana
diperolah datanya dilakukan dari data kehadiran (absen), jenis kelamin anak-
anak sebelum dan sesudah penelitian, serta situasi pada saat pelaksanaan
tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara
data dengan wawancara guru yang terkait dengan masalah anak masalah pada
aspek yang akan diamati terhadap motorik halus anak melalui metode
Teknik analisis data ini dibagi menjadi dua analisis, yakni analisis
bawah ini.
data kualitatif dengan dari lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan
38
guru, maka diberikan kategori BSB (Berkembang Sangat Baik) atau bintang 4.
Jika sudah mencapai perkembangan sesuai dengan harapan yang ditetapkan dalam
kategori MB (Mulai Berkembang) atau bintang 2 dan anak yang belum mampu
Sesuai uraian di atas, untuk tabel distribusi frekuensi dan persentase serta
Untuk mengetahui persentase atau rata-rata dari aspek yang sudah diamati, data
(%) sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Sujiono (2012:43), sebagai
berikut :
P =N x 100%
Keterangan :
P = Persentase
39
f = Frekuensi
N = Jumlah sampel
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu pengaruh kegiatan finger
berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana
sampel yang digunakan sama, namun memperoleh dua data yaitu data sebelum
∑
=
∑ – (∑ )
Keterangan :
t : Nilai t
di : Selisih nilai post tes-pre test (nilai post tes – nilai pre test)
N : Jumlah peserta didik
Rumus diatas untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan oleh peneliti
pada tabel t dengan taraf signifikansi 5% ( taraf nyata α = 0,05) dengan tingkat
1. Tahap Persiapan.
2. Tahapan Pelaksanaan.
mengumpulkan data;
3. Tahap Akhir.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengelolaan dan analisis data,
Bagian penelitian ini akan dibagi menjadi tiga bagian yang membahas
ini, yaitu peserta didik kelompok B terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak
Toili Kabupaten Banggai terlihat cukup baik dan aman, terdapat pagar keliling
dan halaman yang luas sehingga anak dapat leluasa bermain di halaman sekolah
tanpa khawatir adanya kendaraan berlalu lalang yang dapat membahayakan anak.
warna, ruang kelas yang nyaman dan kebersihan lingkungan terjaga. Permainan
yang disediakan di sekolah juga cukup bervariasi mulai dari seluncuran, jungkat
permainanya berada di luar ruang kelas melainkan masih terdapat atap yang
menaunginya sehingga anak tidak kepanasan saat bermain disiang hari. Sarana
41
42
Kabupaten Banggai bisa dikatakan memadai dan lengkap, untuk ruang yang
dimiliki yakni kelas dengan pembagian 4 sentra yang berbeda, ruang KB, ruang
UKS, ruang kantor, ruang dewan guru, toilet, dapur, mushola dan beberapa
banyak diminati oleh orang tua terlihat dari peserta didik yang banyak dari luar
desa Tirtasari itu sendiri, dikarenakan TK tersebut merupakan salah satu wadah
Berikut disajikan dalam beberapa tabel, sesuai tiga aspek yang diamati,
yaitu aspek kecepatan jari-jemari, aspek koordinasi mata dan tangan dan aspek
koombinasi warna. Uraian dari tiga aspek tersebut, dijelaskan dibawah ini:
43
Jumlah 16 100
Sesuai tabel 4.1 dalam aspek kecepatan jari-jemari ,tidak terdapat anak
dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 4 anak (25%) dalam
kategori Mulai Berkembang (MB), dan terdapat 6 anak (37,5%) dalam kategori
Jumlah 16 100
Sesuai tabel 4.2 dalam aspek koordinasi mata dan tangan , terdapat 1 anak
(50%) dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan terdapat 4 anak (25%) dalam
Jumlah 16 100
Sesuai tabel 4.3 dalam aspek kelenturan jari jemari , terdapat 1 anak
(50%) dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan terdapat 4 anak (25%) dalam
Berkembang (MB) dan terdapat 29,17% dalam kategori Belum Berkembang (BB).
bentuk histogram pada setiap aspek yang diamati dari hasil rekapitulasi data
Sangan Baik (BSB) ditandai dengan diagram warna biru dari semua aspek yang
adalah kategori Mulai Berkembang (MB), dan terakhir warna ungu untuk kategori
60
50 50
50
40 37,5 37,5
30 25 25 25
18,75 18,75
20
10 6,25 6,25
0
0
ASPEK 1 ASPEK 2 ASPEK 3
BSB BSH MB BB
diamati, terlihat
erlihat diagram kategori MB lebih tinggi dibandingkan kategori BSH.
Pada aspek 1 tidak terdapat dalam kategori BSB, terdapat 25% dalam kategori
BSH yang ditampilkan pada diagram warna merah, terdapat 37,5% dalam kategori
MB yang di ditampilkan pada diagram warna hijau, dan terdapat 37,5% dalam
Pada aspek 2, terdapat 6,25% dalam kategori BSB yang ditampilkan pada
diagram warna biru, terdapat 18,75% dalam kategori BSH yang ditampilkan pada
diagram warna merah, terdapat 50% dalam kategori MB yang di ditampilkan pada
diagram warna hijau, dan terdapat 25% dalam kategori BB yang ditampilkan pada
diagram warna ungu. Pada aspek 3, terdapat 6,25% dalam kategori BSB yang
ditampilkan pada diagram warna biru, terdapat 18,75% dalam kategori BSH yang
ditampilkan pada diagram warna merah, terdapat 50% dalam kategori MB yang di
ditampilkan pada diagram warna hijau, dan terdapat 25% dalam kategori BB yang
dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak, dalam tiga aspek yang
diamati.
Berikut disajikan dalam beberapa tabel, sesuai tiga aspek yang diamati,
yaitu aspek kecepatan jari-jemari, aspek koordinasi mata dan tangan dan aspek
koombinasi warna. Uraian dari tiga aspek tersebut, dijelaskan dibawah ini:
48
Jumlah 16 100
(12,5%) dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan tidak terdaat anak dalam
Jumlah 16 100
Sesuai tabel 4.6 dalam aspek koordinasi mata dan tangan , terdapat 4 anak
(25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 9 anak (56,25%)
49
dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan tidak terdapat anak dalam kategori
Jumlah 16 100
Sesuai tabel 4.7 dalam aspek kelenturan jari jemari , terdapat 5 anak
(31,25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 8 anak (50%)
dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan tidak terdapat anak dalam kategori
bentuk histogram pada setiap aspek yang diamati dari hasil rekapitulasi data
Sangan Baik (BSB) ditandai dengan diagram warna biru dari semua aspek yang
adalah kategori Mulai Berkembang (MB), dan terakhir warna ungu untuk kategori
60 56,25
50
50
43,75 43,75
40
31,25
30 25
18,75 18,75
20 16,67
10
0 0 0
0
ASPEK 1 ASPEK 2 ASPEK 3
BSB BSH MB BB
Sesuai hasil dari histogram 4.2, pada ketiga aspek yang diamati, terlihat
diagram kategori BSB dan BSH lebih tinggi dibandingkan kategori MB dan BB.
Pada aspek 1 terdapat 43,75% dalam kategori BSB yang ditampilkan pada
pada diagram warna hijau, dan tidak terdapat dalam kategori BB.
52
Pada aspek 2, terdapat 25% dalam kategori BSB yang ditampilkan pada
diagram warna biru, terdapat 56,25% dalam kategori BSH yang ditampilkan pada
pada diagram warna hijau, dan tidak terdapat dalam kategori BB. Pada aspek 3,
terdapat 31,25% dalam kategori BSB yang ditampilkan pada diagram warna biru,
terdapat 50% dalam kategori BSH yang ditampilkan pada diagram warna merah,
hijau, dan tidak terdapat dalam kategori BB. Dari hasil uraian tersebut
pengamatan akhir dari kemampuan motorik halus anak, dalam tiga aspek yang
Perlakuan
Sesuai tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil rekapitulasi pengamatan awal
dan akhir motorik halus anak sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan finger
43,75%, kategori BSH dari 25% menjadi 43,75%, kategori MB dari 37,5%
Untuk aspek kedua yaitu aspek koordinasi mata dan tangan untuk kategori
BSB dari 6,25% menjadi 25%, kategori BSH dari 18,75% menjadi 56,25%,
kategori MB dari 50% menjadi 18,75% dan kategori BB dari 25% menjadi 0%.
Sedangkan aspek ketiga yaitu aspek kelenturan jari jemari untuk kategori 6,25%
menjadi 31,25%, kategori BSH dari 18,75% menjadi 50%, kategori MB dari 50%
bentuk histogram pada setiap aspek yang diamati dari hasil rekapitulasi data
60 56,25
50 50 50
50
43,75 43,75
40 37,5 37,5
31,25
30
25 25 25 25
10 6,25 6,25
0 0 0 0
0
ASPEK 1 ASPEK 2 ASPEK 3
Diberikan Perlakuan
Sesuai hasil histogram 4.3, pada ketiga aspek yang di amati terdapat
perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan. Pada aspek 1, diagram kategori
merah muda dari 25% menjadi 43,75% ditunjukan pada diagram kategori
biru tua. Diagram kategori BSH(sebelum) berwarna merah muda dari 18,75%
55
tua. Diagram kategori MB(sebelum) berwarna hijau muda dari 50% menjadi
biru tua. Diagram kategori BSH(sebelum) berwarna merah muda dari 18,75%
tua. Diagram kategori MB(sebelum) berwarna hijau muda dari 50% menjadi
kemampuan motorik halus anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa
kegiatan finger painting yang dilakukan oleh anak, bahwa terjadi perubahan
pembahasan hasil penelitian. Gambaran data dibawah ini, akan terlihat kondisi
pengamatan awal maupun akhir dari motorik halus anak yang dilihat dari sebelum
Sesuai tabel 4.10, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata motorik halus
anak sebelum diberikan perlakuan, yakni 5,9375 dan sesudah diberikan perlakuan
perlakuan adalah 10.00 dan nilai tertinggi sesudah perlakuan menjadi 12.00. nilai
terendah sebelum perlakuan, yaitu 3.00 dan sesudah perlakuan 6.00. selanjutnya
Sebelum data diolah ke uji t, terlebih dahulu diuji normalitas. Hal ini
untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data yang nantinya hal ini menjadi
penting untuk diketahui karena berkaitan dengan uji statistic yang tepat untuk
N 16 16
Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.11 tersebut, dapat diketahui bahwa:
0,735 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan motorik halus
0,528 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan motorik halus
dan sesudah perlakuan. Sebelum perlakuan rata-rata skor yang dicapai 5.9375,
sementara sesudah diberikan perlakuan rat-rata skor yang di capai adalah 9.5000.
N Correlation Sig.
Sesuai tabel 4.13, menunjukan bahwa kolerasi antara dua variabel adalah
sebesar 0,591 dengan signifikan 0,016. Hal ini menunjukan bahwa hubungan
antara dua rata-rata skor sebelum dan sesudah adalah kuat dan signifikan.
Pair 1 Sebelum
perlakuan -356250 1.78769 .44692 -4.51509 -2.60991 -7.971 16 .000
–Sesudah
perlakuan
59
Sesuai tabel 4.14, dapat dijelaskan bahwa nilai thitung bernilai negatif yaitu
nilai thitung sebesar -7.971, thitung bernilai negatif ini disebabkan karena nilai rata-
rata sebelum perlakuan lebih rendah dari pada sesudah perlakuan. Dalam hal
tersebut maka thitung negatif bermakna positif sehingga, nilai thitung 7.971. dengan
demikian, dilihat dari perhitungan nilai thitung ≥ ttabel . sehingga nilai thitung 7.971>
ttabel 1.75305. maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang
t-test). Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian
hipotesis dimana sampel yang di gunakan sama yakni seluruh peserta didik di
perlakuan (X1) dan sesudah perlakuan (X2). Uji ini digunakan untuk
uji-t dari Sudjana dalam Muhammad Iqbal (2014:61), berikut uraian perhitungan
No Sebelum Sesudah di di 2
(X1) (X2) (X2-X1) (X2-X1)2
1 3 10 7 49
2 8 12 4 16
3 4 11 7 49
4 3 6 3 9
5 8 12 4 16
6 5 9 4 16
7 7 11 4 16
8 4 6 2 4
9 6 9 3 9
10 7 9 2 4
11 10 11 1 1
12 8 9 1 1
13 5 10 5 25
14 4 8 4 16
15 8 10 2 4
16 5 9 4 16
∑ = 57 ∑ =251
Diketahui:
Maka :
∑
=
.∑ – (∑ )
57
=
#. $ ($%)
#
57
=
&' # ( &)
$
57
=
%#%
$
57
=
*51,13333
61
57
=
7,1507573
= 7,971
SPSS Pada tabel 4.11 yakni nilai thitung ≥ ttabel . sehingga nilai thitung 7.971> ttabel
1.75305. maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti
Kabupaten Banggai.
4.2 Pembahasan
didik yang menjadi subjek penelitian, diperoleh hasil yang menunjukan bahwa
hanya sebagian kecil anak didik yang ingkat kemampuan motorik halusnya
ada 3 aspek yang diamati, yaitu aspek kecepatan jari jemari, aspek koordinasi
izin kepada kepala sekolah melalui surat izin. Kemudian peneliti berdiskusi
dengan guru kelas B mengenai rencana penelitian untuk membantu ikut serta
dalam penelitian ini. peneliti bersama guru kelas B merancang pembelajaran dan
Karena masih dalam keadaan pandemic covid-19 dan sekolah tidak dibuka
dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, sehingga penelitian tidak dapat
dilakukan di lokasi sekolah. Dalam hal ini proses pembelajaran secara tatap muka
yang meminta adanya pembelajaran tatap muka namun pembelajaran tatap muka
hanya dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Sehingga selama penelitian peneliti
dimulai dengan kegiatan awal, inti, dan penutup dengan tiga aspek yang diamati,
yaitu kecepatan jari jemari, koordinasi mata dan tangan, dan kombinasi mata.
Fokus penelitian yang relevan ini adalah melalui kegiatan origami untuk
dengan menggoreskan bubur warna menggunakan jari atau telapak tangan diatas
kertas sebagai media yang digunakan sehingga menghasilkan lukisan yang penuh
warna, unik, indah dan orisinil. Menurut Listyowati dan Sugiyanto (2014:2)
“finger painting atau menggambar dengan jari adalah tehnik melukis dengan jari
tangan secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat. Jenis kegiatan ini
jari tangan diatas bidang gambar. Batasan jari yang digunakan adalah semua jari
Kegiatan finger painting ini juga dapat membantu anak untuk mengenal
warna dan pencampuran warna, karena didalam kegiatan finger painting ini anak
akan banyak belajar mengenal berbagai warna dan mencoba mencampur berbagai
painting sangat mudah untuk dilakukan oleh anak, dan tidak ada aturan baku yang
harus dipelajari. Terpenting dalam kegiatan finger painting yakni bagaiman guru
memotivasi serta menumbuhkan keberanian pada anak untuk mau atau berani
yang digunakan dilihat ada saat guru mendemonstrasikan kegiatan finger painting
dan memandu langkah kerja dari awal hingga akhir seperti menyiapkan alat dan
wadah(mangkok kecil) sebagai wadah adonan warna, adonan warna putih dan
64
menggoreskan adonan warna pada media lukis bertahap hingga anak memahami
nantinya.
membagikan alat dan bahan pada anak dan guru mulai mberkeliling mengamati
kerja anak, apakah anak mampu membuat atau menciptakan hasil karyanya. Guru
koordinasi mata dan tangan , dan kelenturan jari jemari. Dari 16 anak didik yang
berkembang sesuai harapan guru dan peneliti. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari dapat berjalan dengan baik dan setiap anak
kemampuan motorik halus anak adalah kemampuan gerak tubuh yang melibatkan
otot-otot kecil dalam setiap kegiatan dan dikendalikan oleh seluruh tubuh. hal ini
65
diperkuat oleh pendapat para ahli yakni Sujiono (2009:14) bahwa “motorik halus
adalah gerak yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan
yang cermat. Dalam melakukan gerakan motorik halus, anak juga memerlukan
penting harus terus mendapatkan stimulus yang tepat dan sesuai dengan tahap
perkembangan usianya guna bekal untuk kesiapan anak dalam memasuki jenjang
selanjutnya. Motorik halus anak berkaitan dengan gerak jari jemari anak, ketika
motorik halus anak terstimulasi dengan baik, maka anak mampu menggunakan
halus pada anak usia dini, guru orang tua sangat berperan dalam membimbing dan
golden age merupakan masa yang penting dalam proses perkembangan anak.
maka pemahaman dan kesempatan yang diberikan guru melalui tugas-tugas yang
penting.
halus anak dalam hal ini aspek yang di amati yaitu: 1) Aspek Kecepatan Jari-
Jemari, 2) Aspek Koordinasi Mata dan Tangan, 3) Aspek Kelenturan Jari Jemari.
66
Aspek pertama dalam kemampuan motorik halus yang peneliti teliti adalah
kecepatan jari jemari anak dalam kegiatan melukis dengan tehnik finger painting
karena dari aspek kecepatan jari jemari dapat diketahui apakah anak mampu
menyelesaikan kegiatan finger painting sebagai tolak ukur skor (penilaian) sesuai
waktu yang ditentukan. Hal ini berkaitan dengan pendapat Sujiono (2009:15)
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan hanya dilakukan oleh otot-otot
pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak perlu
koordinasi mata dan tangan yang cermat.” Dalam hal ini menunjukan bahwa
anak.
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 masih
perlakuan pada aspek yang diamati adalah kecepatan jari jemari bahwa dari 16
anak yang menjadi subjek penelitian tidak terdapat anak dalam kategori
Berkembang.
67
kecepatan jari jemari pada tabel 4.5 sesudah diberi perlakuan berupa kegiatan
finger painting terdapat 7 anak (43,75%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik
(BSH), terdapat 2 anak (12,5%) dalam kategori Mulai Berkembang (MB) dan
tangan bersamaan dengan indera pengelihatan secara baik dan tepat. Menurut
Jurgen Hofsab dalam Sri Muzia (2008:14) menyatakan bahwa “koordinasi gerak
mata dan tangan merupakan suatu gerakan yang sangat berkaitan satu dengan
yang lainnya agar suatu ekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan lancar,
berurutan serta sesuai dengan keinginan”. Menurut Jojoh & Cicih, (2016:122)
“Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot-otot kecil serta memerlukan koordinasi yang cermat. Dengan
demikian koordinasi mata dan tangan sangat berpengaruh dengan aktivitas yang
melibatkan motorik halus. Dalam kegiatan finger painting ini anak dapat
melakukan gerakan melukis yang tepat dan terdapat kegiatan mencampur warna
mata dan tangan sehingga dapat melatih kemampuan motorik halus anak.
68
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2 masih
perlakuan pada aspek yang diamati adalah koordinasi mata dan tangan bahwa
dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 1 anak (6,25%) dalam
kategori Mulai Berkembang dan terdapat 4 anak (25%) dalam kategori Belum
Berkembang.
koordinasi mata dan tangan pada tabel 4.6 sesudah diberi perlakuan berupa
Sangat Baik (BSB), terdapat 9 anak (56,25%) dalam kategori Berkembang Sesuai
(MB) dan tidak terdapat anak dalam kategori Belum Berkembang (BB).
Aspek kelenturan jari jemari merupakan aspek ketiga yang diteliti oleh
matangnya kemampuan motorik pada anak, maka anak tidak akan merasa kaku
anak untuk mengontrol keluwesan jemari tangan yang dapat dilihat dari
bagi anak. Jenis kegiatan ini merupakan suatu cara berkreasi di bidang datar
dengan bubur berwarna sebagai bahan pewarnanya dan jari atau telapak tangan
dipergunakan, jenis kegiatan ini cocok diberikan kepada anak-anak TK. “Pada
kegiatan finger painting , warna memegang peranan yang sangat penting karena
Zuliatin, Farid, dan Wigati (2013:183) “Pengenalan warna anak akan merasakan
pengetahuan warna dapat berkembang dan lebih optimal dan anak tidak akan
hal yang sangat penting bagi perkembangan syaraf otaknya. Selain memancing
meningkatkan daya pikir anak. di samping itu, aktivitas pencampuran warna juga
motorik halus anak. Menurut Melinda (2013:6) “Ada beberapa manfaat yang
dapat diperoleh anak dari kegiatan pencampuran warna yang telah dilakukan oleh
70
anak. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain: pemahaman lebih lanjut tentang
(warna bubur) secara langsung dengan jari tangan secara bebas diatas bidang
media warna dalam kegiatan finger painting ini, peneliti memilih untuk membuat
bubur warna (adonan warna) dikarenakan bahan yang mudah ditemui di tempat
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.3 masih
perlakuan pada aspek yang diamati adalah kelenturan jari jemari bahwa dari 16
anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 1 anak (6,25%) dalam kategori
Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 8 anak (50%) dalam kategori Mulai
kelenturan jari jemari pada tabel 4.7 sesudah diberi perlakuan berupa kegiatan
finger painting terdapat 5 anak (31,25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik
(BSH), terdapat 3 anak (18,75%) dalam kategori Mulai Berkembang (MB) dan
Halus
Perkembangan motorik halus anak usia dini dapat dilihat dari kemampuan
anak dalam menggunakan otot-otot kecilnya, seperti otot-otot tangan dan jari
halus anak. perlunya latihan secara rutin dan pemberian rangsangan untuk
meningkatkan motorik halus anak gerakan yang dapat dilakukan untuk melatih
motorik halus anak, seperti memegang benda berbagai ukuran dan bentuk,
seperti saat anak melakukan pencampuran warna dan gerakan melukis dengan jari
kegiatan finger painting yang dilakukan secara terus menerus akan memberikan
kemampuan motorik halus anak yang menunjukan adanya perubahan dari sebelum
dalam kecepatan jari jemari, koordinasi mata dan tangan, dan kelenturan jari
jemari.
Kabupaten Banggai.
BAB V
5.1 Kesimpulan
harapan. Hal ini terlihat dari peningkatan yang terjadi selama penerapan
kategori BSH dari 25% menjadi 43,7%, kategori MB dari 37,5% menjadi
12,5% dan kategori BB dari 37,5% menjadi 0%. Kedua, yaitu aspek
koordinasi mata dan tangan untuk kategori BSB 6,25% menjadi 25%,
menjadi 18,75% dan kategori BB dari 25% menjadi 0%. Dan yang ketiga
aspek kelenturan jari jemari untuk kategori BSB dari 6,25% menjadi
31,25%, kategori BSH dari 18,75% menjadi 50%, kategori MB dari 50%
73
74
terhadap motorik halus anak. dilihat pada nilai thitung adalah sebesar -7.971
5.2 Saran
kegiatan finger painting terhadap kemampun motorik halus anak, maka peneliti
1. Anak didik, diharapkan agar selalu aktif dalam kegiatan di dalam kelas
maupun di luar kelas serta memanfaatkan fasilitas yang ada untuk dapat
kreatif agar anak merasa senang dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan
guru, terutama dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif dan lebih
4. Peneliti lain, untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan atau
Listyowati, Anies dan Sugiyanto. (2014). Finger Painting. Jakarta: PT. Penerbit
Erlangga
76
77
Mansur. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Musbikin, Imam. (2010). Buku Pintar Paud: Tuntutan Lengkap Dan Praktis Pada
Guru Paud. Yogyakarta: Tansmedia
Sujiono, Yuliani Nurani. (2011). Konsep Dasar PAUD. Jakarta: Permata Puri
Media
Susanto, Ahmad. (2016). Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori). Jakarta:
PT Bumi Aksara
Wiyani, Novan Ardy. (2016). Konsep Dasar Paud. Yoyakarta: Gva Media
LAMPIRAN
79
80
(Sebelum Perlakuan)
Semester/Minggu/Hari ke : II/1/1
Kelompok :B
kendaraan darat
Materi kegiatan
3. Doa sebelum dan sesudah belajar, doa keselamatan, surah Al-fil, hadist
Pembukaan
Inti
2. Guru menanyakan konsep warna, tekstur, dan bentuk yang ada pada alat
dan bahan
tersebut
83
5. Anak-anak
anak melakukan kegiatan
Penutup
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah lakukan hari ini, kegiatan apa
Mengetahui
Peneliti
RUBRIK PENILAIAN
(Sebelum Perlakuan)
Berkembang Sesuai
Harapan Ada 3 indikator yang muncul 3
(BSH)
Mulai Berkembang
Ada 1-2 indikator yang muncul 2
(MB)
Belum Berkembang Anak belum mampu menggunting dan
1
(BB) menempel
85
LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK SEBELUM DIBERIKAN PERLAKUAN KEGIATAN
FINGER PAINTING
15 SQ
16 AR
Keterangan : Pengamat
MB : Mulai Berkembang
Semester/Minggu/Hari ke : II/2/2
Kelompok :B
Materi kegiatan
Pembukaan
Inti
2. Guru menanyakan konsep warna, tekstur, dan bentuk yang ada pada alat
dan bahan
tersebut
Penutup
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah lakukan hari ini, kegiatan apa
Mengetahui
Peneliti
RUBRIK PENILAIAN
Berkembang Sesuai
Harapan Ada 3 indikator yang muncul 3
(BSH)
Mulai Berkembang
Ada 1-2 indikator yang muncul 2
(MB)
Belum Berkembang Anak belum mampu melukis dengan
1
(BB) tehnik finger painting
92
15 SQ
16 AR
Keterangan : Pengamat
MB : Mulai Berkembang
DOKUMENTASI
A. Identitas
Nama : Mei Falia
Usia : 32 Tahun
B. Hasil wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang ibu ketahui Jenis kegiatan membuat gambar yang
mengenai kegiatan finger dilakukan dengan cara menggoreskan
painting? adonan warna yang dilakukan secara
langsung dengan jari tangan secara
bebas di atas kertas.
2 Menurut ibu apakah Iya, karena pada saat anak-anak diberi
motorik halus anak dapat kegiatan maka anak dapat langsung
berkembang lagi saat mencurahkan perasaannya ,kemudian
diberikan kegiatan finger melatih kreativitasnya , melatih
painting ? koordinasi antara mata dan tangan, serta
anak-anak dapat meluweskan jari-jari
tangan dengan sendirinya.
3 Kesulitan/kendala apa Kendala yng dialami selama kegiatan
saja yang umumnya finger painting yakni kurangnya
dialami dalam kegiatan pewarna yang disiapkan sehingga
finger painting ? memperlambat kegiatan finger painting
101
itu sendiri.
4 bagaimana proses Proses pembelajaran yang dilakukan
pembelajaran yang ibu pertama tentunya menyusun rencana
berikan kepada anak kegiatan harian kemudian menyiapkan
melalui kegiatan finger segala alat dan bahan yang dibutuhkan
painting ? dalam kegiatan finger painting . saat
pembelajaran berlangsung hal yang
dilakukan yakni mengenalkan alat dan
bahan kepada anak, memberikan contoh
melukis dengan tehnik finger painting
seperti halnya bagaimana cara
mencampurkan warna dan gerakan jari
saat mengoleskan warna di media kertas
dan terus memberikan arahan selama
anak memulai melukis hingga
menyelesaikan lukisannya dengan baik
5 Bagaimana pendapat ibu Iya karena dalam kegiatan tersebut
mengenai bubur warna bubur warna merupakan bahan yang
yang digunakan dalam sangat aman dan nyaman sehingga anak-
kegiatan finger painting? anak itu akan mudah menggunakannya.
Apakah cocok digunakan Selain itu, karena bubur warna itu alat
dalam kegiatan finger dan bahannya sering anak-anak jumpai
painting anak? dilingkungannya sehingga anak-anak itu
lebih leluasa untuk berkreasi.
102
103
104
105
106
107
BIODATA PENELITI
I. UMUM
5. Agama : Islam
II. PENDIDKAN
1. SD : SD Negeri 5 Toili
Dini
108