Anda di halaman 1dari 124

PENGARUH KEGIATAN FINGER PAINTING TERHADAP

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK


B TK AISYIYAH
AISY BUSTANUL ATHFAL TIRTASARI
KECAMATAN TOILI KABUPATEN BANGGAI

NIKEN NINDA WULANDARI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan


Me kan Gelar Sarjana
Pada Program
rogram Studi Pendidikan Guru Pendidikan
endidikan Anak Usia Dini
Jurusan Ilmu Pendidikan
P Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
P
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
PENGARUH KEGIATAN FINGER PAINTING TERHADAP
KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK
B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TIRTASARI
KECAMATAN TOILI KABUPATEN BANGGAI

Oleh:

NIKEN NINDA WULANDARI

A4 11 17 033

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan


Menda atkan Gelar Sarjana
Pada Program
rogram Studi Pendidikan Guru Pendidikan
endidikan Anak Usia Dini
Jurusan Ilmu Pendidikan
P Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
P
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
ii
iii
ABSTRAK

Niken Ninda Wulandari (2021). “ Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap


Kemampuan Motorik Halus Anak di Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai”. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan Imu Pendidikan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Pembimbing Haerul
Annuar.

Masalah dalam peneltian ini adalah kemampuan motorik halus anak yang
belum berkembang sesuai harapan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kegiatan finger painting terhadap kemampuan motorik
halus anak. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul
Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai. Menggunakan metode
penelitian kuantitatif dan jenis penelitian berbentuk eksperimen. Dengan subjek
16 orang anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak perempuan, terdaftar
pada tahun ajaran 2020/2021. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui (1)
observasi (2) wawancara dan (3) dokumentasi. Selanjutnya, uji yang digunakan
yakni uji-t berpasangan (paired sampel t-test), hasil rekapitulasi kemampuan
motorik halus anak sebelum diberikan perlakuan, terdapat 4,17% kategori BSB,
terdapat 20,83% kategori BSH, terdapat 45,83% kategori MB dan terdapat
29,17% kategori BB. Sesudah diberikan perlakuan, terdapat 33,33% kategori
BSB, terdapat 50% kategori BSH, terdapat 16,67% kategori MB dan 0% kategori
BB. Hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung ≥ ttabel (7.971> 1.75305). Maka,
H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh kegiatan finger
painting terhadap kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK Aisyiyah
Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap
kemampuan motorik halus anak.

Kata kunci: Motorik Halus, Finger Painting, Anak Usia Dini

iv
v
UCAPAN TERIMAKASIH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil’Alamin, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu

Wa Ta’ala karena berkat Rahmat dan Anugrah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian sampai penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Kegiatan Finger Painting Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di

Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten

Banggai”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan

dalam memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan

Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako.

Peneliti sadar bahwa segala bentuk kesulitan dan kemudahan merupakan

bagian yang tak terlepas dalam kehidupan ini, begitupula dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini, namun atas rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, peneliti

dapat mengatasinya berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati, ungkapan rasa syukur dan terimakasih serta segala

pengabdian yang tulus penulis mempersembahkan skripsi ini kepada orang tua

saya tercinta dan tersayang, Bapak Dasar Hartoyo dan Ibu Ninik Hariyati yang

selama ini telah memberikan semangat, perhatian, pengorbanan, cinta dan kasih

sayang yang tulus tak terhingga tanpa menuntut balasan apapun sehingga peneliti

bisa masuk ke perguruan tinggi negeri untuk menyelesaikan studi di Universitas

Tadulako.

vi
Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan

terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Mahfudz, M.P, Rektor Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. Ir. Amiruddin Kade, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tadulako.

3. Bapak Dr. H. Nurhayadi, M.Si, Wakil Dekan Akademik Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

4. Bapak Abdul Kamarudin, S.Pd, M. Ed, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Umum

dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako.

5. Bapak Dr. Iskandar, M.Hum, wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

6. Ibu Dr. Nurhayati, S.Ag, M.Pd.I, Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

7. Ibu Dr. Andi Agusniatih, M.Si, Kordinator Program Studi Pendidikan

Anak Usia Dini.

8. Bapak Haerul Annuar, S.Pd., M.Pd, sebagai pembimbing terimakasih atas

keikhlasannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

arahan serta saran kepada penulis mulai dari penyusunan proposal,

penelitian, hingga penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Hj. Shofiyanti Nur Zuama, S.Psi., M.Si, Dra. Hj. Shofyatun AR, M.Pd

dan Ibu Fitriana, S.Pd., M.Pd, sebagai pembahas utama dan pembahas II

terimakasih atas segala saran dan masukan yang telah di berikan.

vii
10. Bapak/ibu dosen dan staf di lingkungan FKIP, khususnya Program Studi

Pendidikan Anak Usia Dini yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir.

11. Ibu Nunung Suningsih S.Pd. MM, kepala TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai yang telah memberikan izin

kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

12. Ibu Mei Fatlia, guru kelas B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari yang

telah membantu penulis selama penelitian.

13. Keluarga tersayang, yang selalu ada di saat penulis membutuhkan dan

yang selalu memberi dukungan ,motivasi serta doa yang tulus , terkhusus

kakak-kakak penulis Erik Iko Apriliyanti, Septian Dwi Suseno, Vica

Astriani Meilita dan Catur Handoko Susilo.

14. Teman-teman seangkatan PG PAUD 2017, yang sudah seperti saudara

kandung dan telah banyak membantu selama perkuliahan, khususnya

Pungky Aryati, Masita, Nadiah Nurul Izzah, Maestri Sabrina dan Ni

Kadek Wiwin.

15. Teman-teman baik penulis yang selalu memberi dukungan khususnya

Aldawiah, Eksal, Meytia, Vhalendry, Hengki, teman-teman KKN 91 dan

teman-teman lainnya.

16. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi

ini, peneliti mengucapkan banyak terimakasih.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi, pokok bahasan

viii
maupun tehnik penulisan.
enulisan. Oleh karena itu, peneliti
eneliti sangat mengharapkan
menghara kritik

dan saran yang sifatnya konstruktif dari berbagai pihak


ihak demi kesempurnaan
kesem

skripsi ini. Peneliti


eneliti menyadari bahwa ucapan
uca an terimakasih ini tak sebanding dengan

segala bantuan, sumbangan pikiran, dan niat baik dari semua pihak
p yang telah

diberikan kepada peneliti.


p Namun, besar harapan peneliti
eneliti semoga Allah

Subhanallahu
allahu wa Ta’ala membalas segala kebaikan semua pihak
ihak yang membantu

dalam penyelesaian
enyelesaian skripsi
skri ini. semoga skripsi
si ini memberikan manfaat bagi

semua pihak
ihak yang telah memerlukan dan bilamana terdapat
terda at kesalahan-kesalahan
kesalahan

dengan rendah hati peneliti


eneliti memohon maaf yang sebesar-besarnya.
sebesar besarnya.

Palu, 25 Februari 2021

Peneliti

Niken Ninda Wulandari

A 411 17 033

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
UCAPAN TERIMAKASIH vi
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Batasan Istilah 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS


2.1 Penelitian yang Relevan 8
2.2 Kajian Pustaka 11
2.2.1 Pendidikan Anak Usia Dini 11
2.2.2 Kegiatan Finger Painting 17
2.2.3 Kemampuan Motorik Halus 24
2.2.4 Hubungan Kegiatan Finger Painting dan Kemampuan 27
Motorik Halus
2.3 Kerangka Pemikiran 29
2.4 Hipotesis Penelitian 31

x
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Jenis Penelitian 32
3.2 Variabel dan Rancangan Penelitian 32
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 34
3.4 Subjek Penelitian 34
3.5 Jenis dan Sumber Data 35
3.6 Teknik Pengumpulan Data 35
3.7 Instrumen Penelitian 37
3.8 Teknik Analisis Data 37
3.9 Prosedur Penelitian 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian 41
4.1.1 Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian 41
4.1.2 Hasil Pengamatan Sebelum Diberikan Perlakuan 42
4.1.3 Hasil Pengamatan Sesudah Diberikan Perlakuan 47
4.1.4 Uji Statistik Deskriptif 55
4.1.5 Uji Inferensial 56
4.2 Pembahasan 61
4.2.1 Kegiatan Finger Painting 62
4.2.2 Kemampuan Motorik Halus 64
4.2.3 Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Kemampuan 71
Motorik Halus Anak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 73
5.2 Saran 74

DAFTAR PUSTAKA 76
LAMPIRAN 79

xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Aspek Kecepatan Jari Jemari 44
4.2 Aspek Koordinasi Mata dan Tangan 44
4.3 Aspek Kelenturan Jari Jemari 45
4.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sebelum Diberikan Perlakuan 46
4.5 Aspek Kecepatan Jari Jemari 49
4.6 Aspek Koordinasi Mata dan Tangan 49
4.7 Aspek Kelenturan Jari Jemari 50
4.8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sesudah Diberikan Perlakuan 51
4.9 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sebelum dan Sesudah Diberikan Perlakuan 53
4.10 Data Deskriptif Statistik 57
4.11 Test Of Normality (Uji Normalitas) 58
4.12 Paired Samples Statistics 59
4.13 Paired Samples Correlations 59
4.14 Paired Samples Test 59
4.15 Perhitungan Rumus Uji-T 60

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 31
3.1 Rancangan Penelitian 34
4.1 Histogram Motorik Halus Sebelum Diberikan Perlakuan 46
4.2 Histogram Motorik Halus Sesudah Diberikan Perlakuan 51
4.3 Histogram Motorik Halus Sebelum dan Sesudah Diberikan perlakuan 54

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman

1. Data Sampel penelitian 80


2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) sebelum 81
3. Rubrik Penilaian Sebelum Diberfikan Perlakuan 84
4. Lembar Observasi Anak Sebelum Diberikan Perlakuan 86
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) sesudah 88
6. Rubrik Penilaian 91
7. Lembar Observasi Anak Sesudah Diberikan Perlakuan 93
8. Dokumentasi Penelitian 95
9. Hasil Wawancara 100
10. SK Pembimbing 102
11. Surat Izin Penelitian 104
12. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian 105
13. Pernyataan Keaslian Tulisan 106
14. Biodata Peneliti 107
15. Tabel t 108

xiv
BAB I

PENDAHAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan bentuk kegiatan dari

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang sangat penting, karena

mengembangkan kepribadian anak, serta mempersiapkan anak memasuki jenjang

pendidikan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-6 tahun atau

biasa di sebut dengan usia emas atau golden age, masa the golden age merupakan

masa anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada usia emas,

anak memiliki potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan seluruh aspek

perkembangannya.

Sedangkan istilah anak usia dini di Indonesia, dijelaskan melalui Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 10

tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, bahwa “Pendidikan Anak

Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membimbing dan

mengembangkan potensi dan semua aspek perkembangan setiap anak sehingga

dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tipe kecerdasannya. Terdapat 6

aspek perkembangan yang harus dikembangkan pada anak melalui pendidikan

prasekolah yakni 1) nilai agama dan moral, 2) motorik, 3) kognitif, 4) bahasa, 5)

1
2

sosial, dan 6) seni. Aspek perkembangan anak usia dini perlu distimulasi dengan

tepat pada tahap perkembangannya. Semua aspek perkembangan anak sangat

penting untuk dikembangkan dan diharapkan berkembang secara seimbang antara

aspek satu dengan aspek yang lain khususnya perkembangan motorik.

Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan

motorik halus. Keterampilan motorik kasar anak meliputi berjalan, berlari,

melompat, menendang bola, dan melempar tangkap bola. Sedangkan motorik

halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota

tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.

Keterampilan motorik halus lebih pada gerakan otot-otot kecil, seperti

keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan yang

tepat.

Keterampilan motorik halus bermakna bagi proses aspek perkembangan

anak untuk mendukung aspek-aspek lainnya seperti kognitif, bahasa serta sosial.

Fungsi keterampilan motorik halus dapat melatih otot-otot tangan dan koordinasi

antara tangan dan mata, melatih anak dalam penguasaan emosi, membantu anak

memperoleh kemandiriannya, serta membantu mendapatkan penerimaan dari

lingkungan sosial.

Keterampilan motorik sangatlah penting untuk dikembangkan sejak anak

usia dini. Di Taman Kanak-kanak hendaknya memberikan stimulasi yang tepat

dengan berbagai kegiatan yang menarik dalam pembelajaran motorik halus. Selain

itu, keterampilan motorik halus juga dipengaruhi oleh fasilitas atau media yang

disediakan di sekolah maupun di rumah. Pengembangan keterampilan motorik


3

halus perlu distimulasi dengan cara atau strategi yang tepat. Salah satu langkah

strategis dalam pengembangan keterampilan motorik halus pada anak dengan

memahami karakteristik dan tujuan pendidikan dan pembelajaran anak usia dini,

termasuk dalam pengembangan keterampilan motorik halus anak. Beberapa

komponen yang penting dalam penyelenggaraan proses kegiatan pembelajaran

adalah kualitas guru, tersedianya sarana prasarana, serta metode pembelajaran.

Penerapan sarana dan prasarana khususnya media yang sesuai dengan

karakteristik anak akan memudahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan

pembelajaran, termasuk pengembangan keterampilan motorik halus.

Dalam hal ini peneliti memilih TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari

Kecamatan Toili Kabupaten Banggai sebagai lokasi penelitian. Berdasarkan hasil

observasi awal, peneliti di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari

terdapat beberapa anak yang kemampuan motorik halusnya belum berkembang

sesuai harapan. Hal ini terlihat dari pengamatan melalui LKA (Lembar Kerja

Anak) sebagai media pembelajaran, anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul

Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai belum trampil dalam

melakukan aktivitas yang berhubungan dengan motorik halus. Sehingga, peneliti

tertarik melakukan penelitian pada motorik halus anak pada kelompok B TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai dengan

cara merancang kegiatan-kegiatan yang menarik bagi anak untuk meneliti

perkembangan motorik halus anak. Kegiatan yang dipilih oleh peneliti adalah

kegiatan finger painting.


4

Kegiatan finger painting di TK yang dimaksud adalah melukis dengan

menggunakan bubur warna dengan menggunakan jari jemari anak secara langsung

pada media kertas untuk menghasilkan sebuah lukisan. Finger painting

merupakan kegiatan berkarya seni yang sederhana, karena tidak membutuhkan

alat dalam kegiatannya. Guru cukup menyediakan kertas dan bubur warna saja,

anak sudah bisa melakukan kegiatan finger painting. Melalui kegiatan finger

painting beberapa aspek perkembangan anak dapat muncul , bukan hanya motorik

halus dalam kegiatan finger painting juga dapat mengembangkan bahasa anak

selama kegiatan berlangsung dan menceritakan hasil karyanya, kreativitas anak

dalam menginovasi hasil karyanya, meningkatkan kemampuan bersosial anak,

kemampuan kognitif anak mengenai warna juga muncul saat anak melakukan

percampuran warna dalam kegiatan finger painting.

Dari latar belakang tersebut, peneliti hendak melakukan penelitian dengan

judul “ Pengaruh Kegiatan Finger Painting terhadap Kemampuan Motorik Halus

Anak di Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili,

Kabupaten Banggai”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan finger painting anak di kelompok B TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai?

2. Bagaimanakah perkembangan motorik halus anak di TK Aisyiyah Bustanul

Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai?


5

3. Apakah ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap motorik halus anak

di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili

Kabupaten Banggai?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan dari

penelitian ini, yaitu :

1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan finger painting anak di kelompok B TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai

2. Mengetahui perkembangan motorik halus anak di TK Aisyiyah Bustanul

Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai

3. Mengetahui ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap motorik halus

anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili

Kabupaten Banggai

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan mempunyai

manfaat dalam pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun

manfaat dari penelitian ini ada dua, manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan

sumbangan pemikiran untuk pengetahuan dan pendidikan, khususnya bidang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terkait dengan kegiatan finger painting dan

motorik halus anak usia dini.


6

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang diharapkan pada penelitian ini, sebagai

berikut bagi:

1. Anak: Sebagai proses untuk meningkatkan perkembangan motorik halusnya

melalui kegiatan finger painting.

2. Guru TK: Dapat memberikan inovasi dalam upaya meningkatkan

perkembangan motorik halus anak dengan salah satunya melalui kegiatan

finger painting.

3. Kepala TK: Sebagai masukan dalam mengambil kebijakan yang berhubungan

dengan meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan

finger painting.

4. Peneliti lain: Dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk di jadikan bahan

informasi atau rujukan untuk melakukan penelitian yang lain.

5. Peneliti : Dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman

tentang meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan

finger painting.

1.5 Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka

diberikan batasan istilah, sebagai berikut:

1. Kegiatan finger painting dalam penelitian ini merupakan kegiatan melukis

dengan menggoreskan bubur warna menggunakan jari jemari ataupun telapak

tangan secara langsung diatas media kertas yang digunakan sehingga

menghasilkan lukisan yang unik, penuh warna dan orisinil. Alat dan bahan
7

yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kertas karton sebagai media lukis

dan bubur warna yang dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yakni

campuran tepung kanji, air, minyak goreng serta pewarna makanan sehingga

bubur warna yang digunakan dalam kegiatan ini aman bagi anak dan bahan

yang dibutuhkan mudah untuk ditemui.

2. Perkembangan motorik halus dalam penelitian ini merupakan

pengorganisasian jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan

kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan yang mencakup pemanfaatan

menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Ada tiga aspek yang

diamati dalam penelitian ini, yaitu aspek kecepatan jari jemari, aspek

koordinasi mata dan tangan,dan aspek kelenturan jari jemari.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian ini sebelumnya sudah ada yang pernah melaksanakan dan ada

pula yang mengkaji salah satu dari variabel penelitian. Adapun penelitian yang

relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

Lilis Ariska (2018) dengan judul penelitian “Pengaruh Kegiatan Finger

Painting Terhadap Motorik Halus Anak Di Kelompok B TK Samporoa Darma

Wanita Persatuan Kota Palu”. Masalah utama dalam penelitian ini adalah

kemampuan motorik halus anak belum berkembang sesuai harapan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Subjek

penelitian ini terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan yang

keseluruhan berjumlah 20 anak. penelitian ini menggunakan metode penelitian

kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan

melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Selanjutnya diolah dengan

teknik presentase.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan ada pengaruh kegiatan finger

painting terhadap kemampuan motorik halus anak. Hasil pengamatan sebelum

perlakuan yaitu aspek ketepatan gerak jari kategori BSB 1 anak 5%, kategori BSH

2 anak 10%, kategori MB 2 anak 10%, dan kategori BB 14 anak 70%. Pada aspek

kelenturan jari jemari kategori BSB 1 anak 5%, kategori BSH 2 anak 10%,

kategori MB 3 anak 15%, dan kategori BB 14 anak 70%. Pada aspek kecepatan

8
9

gerak jari kategori BSB 2 anak 10%, kategori BSH 2 anak 10%, kategori MB 3

anak 15%, dan kategori BB 13 anak 65%.

Selanjutnya hasil pengamatan setelah perlakuan yaitu aspek ketepatan

gerak jari kategori BSB 6 anak 30%, kategori BSH 8 anak 40%, kategori MB 4

anak 20%, dan kategori BB 2 anak 10%. Pada aspek kelenturan jari jemari

kategori BSB 5 anak 25%, kategori BSH 9 anak 45%, kategori MB 3 anak 15%,

dan kategori BB 3 anak 15%. Pada aspek kecepatan gerak jari kategori BSB 6

anak 30%, kategori BSH 9 anak 45%, kategori MB 4 anak 20%, dan kategori BB

1 anak 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kegiatan

finger painting terhadap kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK

Samporoa Darma Wanita Persatuan Kota Palu.

Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Lilis Ariska dengan penelitian

yang diteliti terletak pada kemampuan motorik halus anak dan kegiatan yang

dilakukan yakni finger painting. Perbedaannya terletak pada setting, subjek,

waktu dan tempat penelitian. Lilis Ariska melakukan penelitian di kelompok B

TK Samporoan Darma Wanita Persatuan Kota Palu dan subjek yang berjumlah 20

orang anak, terdiri dari 11 orang anak laki-laki dan 9 orang anak perempuan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu di Kelompok B TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai dan

subjek yang berjumlah 16 orang anak, terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 9

orang anak perempuan.

Ni Luh Putu Srinadi (2018) dengan judul penelitian “ Pengaruh Kegiatan

Finger Painting Terhadap Kreativitas Anak Di Kelompok B2 TK Negeri Model


10

Terpadu Madani Provinsi Sulawesi Tengah” . masalah dalam penelitian ini yaitu

kreativitas anak belum berkembang dengan optimal karena kurangnya kesempatan

dan kebebasan anak dalam mengembangkan idenya. Sehubung dengan

permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kreativitas anak setelah diberikan perlakuandengan kegiatan finger painting.

Metode penelitian ini adalah deskriptif untuk menggambarkan keadaan

sesungguhnya, kemudian ditarik kesimpulan. Adapun subyek penelitian ini adalah

seluruh anak di kelompok B2 TK Negeri Model Terpadu Madani Provinsi

Sulawesi Tengah yang berjumlah 16 anak didik, terdiri dari 7 anak laki-laki, dan 9

anak perempuan. Teknik pengumpulan data yaitu, melalui obsevasi, dokumentasi,

dan wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan tehnik presentase.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa untuk aspek kelancaran

melukis bentuk gambar, ada 4 anak (25%) kategori Berkembang Sangat Baik

(BSB), 7 anak (43,75%) kategori Berkembangan Sesuai Harapan (BSH), 4 anak

(25%) kategori mulai berkembang (MB), dan 1 anak (6,25%) kategori belum

berkembang (BB). Untuk menceritakan kombinasi warna, ada 3 anak (18,75%)

kategori BSB, 7 anak (43,75%) kategori BSH,5 anak (31,25%) kategori MB, dan

1 anak (6,25%) kategori BB. Untuk menceritakan hasil gambar, ada 5 anak

(31,25%) dalam kategori BSB , 7 anak (43,75%) kategori BSH, 3 anak (18,75%)

kategori MB, dan 1 anak (6,25%) kategori BB. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap kreativitas

anak di kelompok B2 TK Negeri Model Terpadu Madani Provinsi Sulawesi

Tengah.
11

Relevansi penelitian yang dilakukan Ni Luh Putu Srinadi (2018) adalah

dengan penelitian yang akan diteliti terletak pada kegiatan finger painting

sedangkan perbedaannya adalah kemampuan yang diteliti, setting, subyek, waktu

dan tempat penelitian. Ni Luh Putu Srinandi melakukan penelitian untuk meneliti

kreativitas anak sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti untu meneliti

kemampuan motorik halus anak. Ni Luh Putu Srinadi melakukan penelitian di

Kelompok B2 TK Negeri Model Terpadu Madani Provinsi Sulawesi Tengah dan

subjek yang berjumlah 16 anak didik, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak

perempuan. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu di

kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kecamatan Toili Kabupaten Banggai

dan subjek yang berjumlah 16 orang anak didik, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9

anak perempuan.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2.2.1.1 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

PAUD merupakan singkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini. Menurut

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 28 ayat (1), menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan

sebelum jenjang pendidikan dasar. Isjoni (2010:11) secara sederhana mengartikan:

PAUD sebagai pendidikan bagi anak pra sekolah, dimana anak belum
memasuki pendidikan formal. Rentang usia dini merupakan saat yang
tepat dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Pengembangan
potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak
pada kehidupan masa depannya. Sebaliknya, pengembangan potensi anak
yang asal-asalan, akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari harapan.
12

Menurut Susanto (2016:23) “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah

pendidikan yang diberikan bagi anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan melalui

pemberian berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

baik jasmani maupun rohani agar memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang

pendidikan berikutnya”.

Di Indonesia rentang usia dini yaitu 0 hingga 6 tahun disebutkan dan di

tetapkan dalam Undang-Undang RI Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Pasal 28 ayat 1 , yang berisi bahwa “PAUD adalah

suatu upaya pembinaan yang di tunjukan kepada anak-anak sejak lahir hingga usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta ruhaninya agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut”. Ulfah

(2015:22) menyatakan bahwa:

PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang


berupaya memberikan pembinaan kepada anak sejak lahir hingga enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani anak agar
memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.

Menurut Suyadi (2013:22) “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada

hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk

memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau

menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak”. Pengertian

tersebut selaras dengan Sudarna (2014:1) “Pendidikan anak usia dini adalah suatu

proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang

dilakukan secara menyeluruh, mencakup semua aspek perkembangan dengan


13

memberikan stimulasi terhadap perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat

tumbuh dan berkembang optimal.”

Berdasarkan uraian mengenai pengertian PAUD dapat disimpulkan bahwa

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan pra sekolah bagi

anak usia dini dalam rentang usia 0 sampai 6 tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan

selanjutnya.

2.2.1.2 Fungsi dan Tujuan PAUD

Dalam penyelenggaraan PAUD tentunya terdapat beberapa fungsi dan

tujuannya, terdapat beberapa pendapat ahli yang mengemukakan tentang fungsi

dari PAUD. Menurut Zainal (2011:2) menyatakan bahwa, “Fungsi pendidikan

Taman Kanak-kanak adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah

perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta anak

didik serta untuk pertumbuhan perkembangan selanjutnya”. Menurut Suyadi dan

Dahlia (2013:29) menyatakan bahwa fungsi dari penyelenggaraan layanan PAUD

yakni:

1. Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai


dengan tahap perkembangannya. Setiap anak memiliki potensi yang
bervariasi. PAUD difungsikan untuk mengembangkan berbagai potensi
tersebut agar lebih terarah dan berkembang secara optimal, yang
selanjutnya akan memberikan dampak positif terhadap kehidupan sehari-
hari
2. Untuk mengenalkan anak dengan dunia sekitar. Anak merupakan bagian
dari masyarakat. Masyarakat mencakup setiap lingkungan sekitar di
mana anak berada dan anak tidak bisa terlepas dari masyarakat. Fungsi
PAUD di isni dalam rangka mempersiapkan anak untuk mengenal dunia
14

sekitar, mulai dari yang terkecil (keluarga) hingganyang lebih luas


(mayarakat umum)
3. Untuk mengenalkan berbagai peraturan dan menanamkan kedisiplinan
pada anak. peraturan merupakan suatu yang mutlak ada dalam kehidupan
manusia. Peraturan dibuat dalam rangka menciptakan disiplin seseorang.
Namun, untuk membentuk suatu kedisiplinan tidaklah mudah,
diperlukan proses panjang. Di sinilah PAUD difungsikan sebagai
layanan pendidikan yang mengenalkan berbagai peraturan dalam diri
anak sehingga kedisipinana akan tertanam pada di dalam dirinya
4. Untuk memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa
bermainnya. Masa usia dini merupakan masa bermain. Maka tidaklah
mengherankan jika prinsip PAUD adalah bermain dna belajar. Ini
berarti, pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai permaianan yang
mengasikan dan menyenangkan sehingga anak dapat bermain layaknya
anak-anak seusianya sesuai dan materi pembelajaran dapat diserap oleh
anak. disini PAUD berfungsi memberikan kesempatan pada anak untuk
menikmati masa bermainnya.

Menurut Sujiono (2011:139) menyebutkan beberapa fungsi pembelajaran

PAUD diantaranya: “1) untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki

anak sesuai dengan tahap perkembangannya, 2) mengenalkan anak dengan dunia

sekitar, 3) mengembangkan sosialisasi anak, 4) mengenalkan peraturan dan

menanamkan disiplin pada anak, 5) memberikan kesempatan kepada anak untuk

menikmati masa bermainnya”.

Adapun beberapa pendapat para ahli mengenai tujuan dari PAUD, menurut

Susanto (2016:26) secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari PAUD ialah

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan


mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam perkembangan
fisiologis yang bersangkutan.
2. Memahami perkembangan kreativitas anak usia dini dan usaha-usaha
yang dilakukan untuk pengembangannya.
3. Memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan perkembangan
anak usia dini.
4. Memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini.
5. Memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi
pengembangan anak usia kanak-kanak.
15

6. Membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik)


di sekolah.
7. Mengintervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga
menumbuhkan potensi-otensi yang tersembunyi (hidden potency),
yaitu dimensi perkembangan anak, yang meliputi bahasa, intelektual,
emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat.
8. Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan
dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki
anak.

Sedangkan menurut Partini (2010:6) menyatakan bahwa tujuan PAUD ialah

“1) Membentuk anak yang berkualitas, anak yang tumbuh dan berkembang sesuai

dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di

dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

2) Membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar akademik di sekolah”.

Pendapat lain dari Imam musbikin (2010:47-48) bahwa tujuan

diselenggarakannya PAUD yaitu:

1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak


usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya
2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi pada anak
seingga tidak terjadi penyimpangan pada anak dan dapat dilakukan
intervensi diri
3. Menyediakan berbagai pengalaman yang beraneka ragam dan
mengasyikan bagi anak usia dini yang memungkinkan mereka
mengembangkan potensi dalam berbagai bidang sehingga siap untuk
mengikuti pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI)
4. Membangun landasan bagi berkembangnya potensi anak agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, inovatif, mandiri, percaya
diri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab
5. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional,
dan sosial anak pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan
bermain yang edukatif dan menyenangkan.

Suyadi (2013:25) menyatakan bahwa secara praktis tujuan pendidikan anak

usia dini adalah sebagai berikut:


16

1. Kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut.


2. Mengurangi angka mengulang kelas.
3. Mengurangi angka putus sekolah.
4. Mempercepat pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
5. Menyelamatkan anak dari kelalaian didikan wanita karier dan ibu
berpendidikan rendah.
6. Meningkatkan mutu pendidikan.
7. Mengurangi angka buta huruf muda.
8. Memperbaiki derajat kesehatan dan gizi anak usia dini.
9. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Berdasarkan uraian mengenai fungsi dan tujuan PAUD dapat disimpulkan

bahwa fungsi dari PAUD yakni membina, menumbuhkan dan mengembangkan

seluruh potensi kemampuan anak, mengenalkan anak dengan dunia sekitar,

mengenalkan berbagai peraturan serta menanamkan kedisiplinan, dan

memberikan kesempatan masa bermain untuk anak. agar anak memiliki kesiapan

untuk memasuki jenjeng pendidikan selanjutnya. Sedangkan tujuan PAUD yakni

memberikan pengasuhan dan pembimbingan, mengidentifikasi penyimpangan

pada anak, menyediakan berbagai pengalaman pada anak, dan membangun

landasan berbagai perkembangan seluruh potensi pada anak.

2.2.1.3 Lembaga PAUD

Ada kekeliruan pada masyarakat kita terkait dengan pengunaan term

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Masyarakat menganggap PAUD sebagai

sebuah lembaga, namun sebenarnya PAUD merupakan salah satu jenjang

pendidikan bagi anak berusia 0 hingga 6 tahun. Menurut Ardy (2016:28-29)

bahwa ada tiga jalur jenang PAUD di Indonesia, antara lain:

1. PAUD Jalur Informal


Merupakan proses pendidikan bagi anak usia dini yang
diselenggarakan di lingkungan keluarga, baik langsung
diselenggarakan oleh orang tua maupun pihak penyelenggara home
schooling bagi anak usia dini
17

2. PAUD Jalur Non Formal


Merupakan proses pendidikan bagi anak usia dini yang
diselenggarakan secara tersruktur dan berjenjang di luar jalur formal.
.Berbagai bentuk lembaga PAUD jalur non formal misalnya:
a. Pos PAUD
Merupakan layanan PAUD yang penyelengaraannya dapat
diintegrasikan dengan layanan Bina Keluarga Balita (BKB) dan
Pos Layanan Terpadu (Posyandu) yang pengeolaannya di
bawah pembinaan pemerintah desa atau kelurahan
b. Taman Penitipan Anak (TPA)
Merupakan salah satu bentuk lembaga PAUD pada jalur
pendidikan non formal yang menyelenggarakan program
pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan sosial
terhadap anak sejak lahir hingga enam tahun.
c. Kelompok Bermain (KB)
Merupakan salah satu bentuk lembaga PAUD pada jalur
pendidikan non formal yang memberkan layanan pendidikan
bagi anak usia 2 hingga 6 tahun untuk membantu petumbuhan
dan perkembangan anak agar kelak siap memasuki jenang
pendidikan lebih lanjut
3. PAUD Jalur Formal
Taman Kanak-Kanak (TK) ataupun Raudhatul Athfal (RA)
merupakan bentuk lembaga PAUD jalur formal . TK/RA adalah salah
satu bentuk satuan pendidkan anak usia dini pada jalur formal yang
menyelenggarakan program pendidikan anak usia empat sampai enam
tahun.

Berdasarkan uraian mengenai lembaga PAUD dapat disimpulkan bahwa

terdapat 3 jalur jenjang PAUD di Indonesia antara lain PAUD jalur informal

(melalui lingkungan keluarga), PAUD jalur non formal (Pos PAUD, Taman

Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), dan PAUD jalur non formal

(TK/RA).

2.2.2 Kegiatan Finger Painting

2.2.2.1 Pengertian Kegiatan Finger Painting

Anak usia dini merupakan usia bermain anak, maka bermain menjadi pintu

gerbang bagi anak memasuki pengembangan kepribadian anak dan potensi

lainnya. Kegiatan finger painting merupakan suatu kegiatan yang dapat


18

mengembangkan aspek perkembangan pada ank salah satunya yakni

perkembangan motorik halus pada anak. Finger painting adalah suatu istilah

melukis dengan jari. Menurut Pusara (2010:2) menyatakan bahwa “Finger

painting adalah teknik melukis menggunakan jari dan tangan dengan cat air tanpa

menggunakan kuas”. Senada dengan pendapat Rantinah (2008:3), “Finger

painting artinya lukisan jari, disebut demikian karena melukisnya dengan jari

menggunakan bahan cair cat atau tinta” Secara singkat, dapat dipahami bahwa

kegiatan finger painting lebih mengarah pada pengembangan aspek motorik anak.

Menurut Listyowati dan Sugiyanto (2014:2) :

Finger painting atau menggambar dengan jari adalah tehnik melukis


dengan jari tangan secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat. Jenis
kegiatan ini dilakukan dengan cara mengoleskan adonan warna (bubur
warna) menggunakan jari tangan di atas bidang gambar. Batasan jari yang
di gunakan adalah semua jari tangan, telapak tangan, sampai pergelangan
tangan.

Selanjutnya, Candra P (2009: 1) menjelaskan “finger painting merupakan

suatu gerakan motorik yang global bagi anak dimana seluruh badan seakan-akan

ikut terlibatmelakukan gerakan itu, namun dalam proses kegiatannya, bukan saja

aspek motorik yang dapat dikembangkan melalui kegiatan finger painting”.

Sedangkan menurut Salim dalam Astria (2014:4), “Finger painting adalah tehnik

melukis dengan mengoleskan cat pada kertas basah dengan jari jemari yang dapat

dilakukan anak untuk menuangkan imajinasinya melalui lukisan yang dibuat

dengan jari jemari anak”. Kegiatan Finger painting bukan hanya dapat

mengembangkan motorik halus anak saja melainkan dapat mengembangkan

kreatifitas anak melalui imajinasi mereka dalam menuangkan gambar melalui

lukisan yang mereka buat.


19

Pendapat lain dari Witarsono dalam Nuraeni (2015:33), menyatakan

bahwa:

Finger painting adalah melukis dengan jari, melatih perkembangan


imajinasi, memperhalus motorik halus dan mengarah bakat seni khususnya
seni rupa. Artinya, ada aspek kreativitas yang muncul saat anak melakukan
kegiatan Finger painting, misal saat anak memulai untuk mencari gagasan
tentang apa yang akan anak lukis kemudian melukisnya dengan
mencampur warna sehingga tercipta sebuah hasil karya yang unik dan
orisinil

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulakan bahwa Finger

painting merupakan suatu kegiatan melukis, dimana teknik melukisnya

menggunakan jari jemari tangan langsung tanpa ada alat bantu kuas dan

semacamnya. Kegiatan ini dapat melatih motorik halus anak, meningkatkan

kreativitas dan mengetahui arah bakat yang dimiliki anak. kegiatan ini sangat

cocok bagi anak usia dini dalam mengembangkan motorik halus pada anak

2.2.2.2 Tujuan dan Manfaat Finger Painting

Semua kegiatan tentunya memiliki tujuan dan manfaatnya. Rachmawati

dan Kurniati ( 2011:84) mengungkapkan “Tujuan bermain Finger painting yakni

untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan berbuat kreatif, mengembangkan

kemampuan dalam mengungkapkan nilai-nilai estetika dengan menggambar

karya-karya kreatif” . Secara khusus tujuan, finger painting adalah melatih

keterampilan tangan, kelentukan, kerapian, dan keindahan. Menurut Sumantri

(2005: 145) adalah:

Untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak. Koordinasi antara


tangan dan mata dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan
membentuk atau memanipulasi dari tanah liat, adonan, memalu,
memotong, melukis dan merangkai benda dengan benang. Pengembangan
kemampuan motorik halus anak usia dini dapat dilakukan melalui olah
20

tangan dengan menggunakan alat/media seperti kuas, pensil, kertas


gunting, tanah liat, dan lain-lain.

Menurut Sumanto (2005:132), “Kegiatan Finger painting dapat membantu

anak untuk melatih gerakan tubuh. Kemampuan mengontrol gerakan tubuh sangat

penting dalam berbagai aspek kehidupan. Makan, minum, berlari, mengendarai

sepeda, dan menyetir mobil memerlukan koordinasi berbagai anggota tubuh”.

Selanjutnya, Prasetyono (2007:120) menjelaskan “Melalui kegiatan finger

painting anak bisa lebih bebas melukis dan menggambar menggunakan kedua

telapak tangan dan kakinya dan sangat baik untuk melatih koordinasi mata dan

tangan dan juga sangat menyenangkan”. Sumantri (2005:143) mengemukakan

bahwa tujuan pengembangan motorik halus di TK, sebagai berikut:

1. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang


berhubungan dengan keterampilan kedua tangan
2. Mampu menggerakan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak
jari, seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-
benda
3. Kemampuan mengkoordinasi indera mata dan aktivitas tangan
4. Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas agar anak dapat
menunjukan kemampuan menggerakan angota tubuhnya terutama
terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk
pengenalan menulis

Catur (2012:7) menjelaskan tujuan dari finger painting sebagai berikut:


1. Dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otot-
otot kecil dan kematangan syaraf.
2. Mengenal konsep warna primer (merah,kuning, biru). Dari warna-
warna yang terang kita dapat mengetahui kondisi emosi anak,
kegembiraan dan kondisi-kondisi emosi mereka.
3. Mengkenalkan konsep pencampuran warna primer sehingga menjadi
warna yang skunder dan tersier.
4. Mengenalkan estetika keindahan warna.
5. Melatih imajinasi dan kreativitas anak.

Kegiatan finger painting dalam penelitian ini adalah teknik melukis

dengan secara langsung menggunakan jari jemari tangan tanpa adanya alat bantu
21

kuas dan sebagainnya. Adapun manfaat dari kegiatan finger painting menurut

Downs dalam Nuraeni (2015:34) yaitu:

1. Finger painting sebagai alat bantu media untuk mengekspresikan seni


mereka.
2. Finger painting melatih anak untuk berkonsentrasi, sehingga dapat
sebagai terapi bagi anak hiperaktif.
3. Finger painting mempunyai potensi untuk kesehatan psikologis.
4. Finger painting memberikan peluang bagi anak untuk menuangkan
ide-idenya secara bebas dan meningkatkan kepercayaan diri anak

Sedangkan, Montolalu (2009: 17) menyebutkan “manfaat kegiatan finger

painting yaitu dapat mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan

gerakan tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot

tangan/jari, koordinasi otot dan mata, melatih kecakapan mengombinasikan

warna, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan dan memupuk keindahan”.

Pendapat lain oleh Ma’had Al-Hanif (2013:1), menyebutkan bahwa manfaat

finger painting yaitu:

1. Melatih motorik halus pada anak yang melibatkan otot-otot kecil dan
kematangan syaraf, karena pada ujung ujung jari anak terdapat sensor
yang berhubungan dengan otak. Dengan finger painting ujung-ujung
jari anak akan banyak bergerak dan bergesekan dengan cat dan media
lukisnya.
2. Sebagai media ekspresi emosi anak,anak akan menuangkan ekspresi
jiwanya dengan warna-warna yang sesuai dengan kondisi
emosionalnya
3. Mengenalkan anak pada konsep warna primer, lebih jauh lagi memberi
kesempatan pada anak untuk bereksperimen tentang pencampuran
warna sehingga menghasilkan warna sekunder.
4. Mengembangkan dan mengenalkan estetika anak tentang keindahan
warna dan bentuk.
5. Meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak.
6. Mengurangi sifat hiperaktifitas pada anak penderita autis dan
hiperaktif.
7. Meningkatkan koordinasi mata dan tangan.
8. Membantu anak untuk lebih rileks di sela-sela aktivitas yang padat
22

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger

painting memiliki tujuan untuk melatih keterampilan tangan, kelentukan,

kerapian, dan keindahan. Selain itu kegiatan ini bermanfaat sebagai kegiatan yang

dapat melatih motorik halus anak yang melibatkan otot-otot tangan/jari,

koordinasi otot dan mata, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan, serta dapat

mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan.

2.2.2.3 Alat, Bahan dan Langkah-Langkah Kegiatan Finger Painting

Berikut ini merupakan bahan dan peralatan yang diperlukan dalam

pelaksanaan kegiatan finger painting. Menurut Listyowati dan Sugiyanto (2014:3)

adapun alat dan bahan untuk membuat adonan warna yakni 1) ½ gelas tepung

kanji; 2) 3 gelas air; 3) 2 sendok makan minyak goreng; dan 4) pewarna makanan.

Pendapat lain dari Listyowati dan Sugiyanto (2014:4-5) menyatakan bahwa cara

membuat adonan finger painting yakni:

1) Masukan setengah gelas tepung kanji ke dalam panci.


2) Campur tepung kanji dengan 3 gelas air, lalu aduk hingga rata.
3) Masukan 2 sendok makan minyak goring, lalu aduk hingga rata.
4) Masak dengan api sedang. Aduk terus adonan selama memasak.
5) Jika sedikit mengeluarkan bunyi mendidih, segara angkat adonan dari
api. Hasil akhir adonan yang benar adalah seperti adonan fla.
6) Campur adonan dengan pewarna secukupnya. Aduk merata. Adonan
dapat bertahan selama 3 hari. Tutup wadah adonan saat
menyimpannya.

Montolalu (2009: 17) menyatakan bahwa “Bahan yang dapat digunakan

untuk membuat cat pada kegiatan finger painting adalah 1) cat untuk finger

painting, 2) tepung sagu (kanji), 3) pewarna kue yang berwarna tajam, 4) sabun

cair dan 5) minyak sayur.


23

Pendapat lain dari Montolalu (2009: 17-18) menyatakan bahwa cara

membuat cat finger painting sebagai berikut:

1. Cat dari tepung sagu Tepung sagu dicairkan lalu masukkan 1 sendok
teh sabun cair, minyak sayur dan pewarna secukupnya. Aduk di
dalam panci hingga merata lalu masak di atas kompor sambil terus
diadukaduk. Usahakan tepung sagu jangan terlalu masak karena
hasilnya akan kurang bagus.
2. Cat dari serpihan sabun Kocok serpihan sabun hingga menyerupai
adonan busa kue. Tambahkan sedikit cat sebagai pewarna. Jika tidak
memungkinkan untuk membuat cat, guru dapat menggunakan cat
warna finger painting. Cat untuk kegiatan finger painting harus aman
bagi anak karena cat tersebut akan langsung bersentuhan dengn
jarijari anak. Oleh karena itu guru harus teliti dan selektif jika
memilih cat. Guru biasanya membuat cat sendiri dengan
menggunakan tepung sagu yang dimasak dan diberi pewarna
makanan.

Setiap kegiatan memiliki langkah-langkah dalam pelaksanaannya. Begitu

juga dengan kegiatan finger painting, adapun langkah-langkah dalam kegiatan

finger painting menurut Rachmawati (2011: 84) yaitu:

1. Anak-anak beserta guru mempersiapkan bahan-bahan yang di perlukan


2. Guru memandu anak-anak untuk membuat adonan terlebih dahulu
sebelum membuat finger painting
3. Cara membuat bahan untuk finger painting yaitu: Tepung kanji dan
tepung terigu diaduk sampai rata. Masukan air aduk sampai rata
sehingga adonan terlihat encer. langkah selanjutnya adonan dimasak
hingga mendidih sambil diaduk trus sehingga adonan mengental
seperti lem. Setelah itu, angkat dan dinginkan. Setelah dingin, guru
dapat membantu anak untuk membagi adonan dalam beberapa tempat
untuk diberi warna sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anak. d.
Guru menyiapkan kertas gambar besar (kertas sesuaikan dengan
situasi, kertas ini dapat pula berbentuk binatang) kemudian anak dapat
menggambar dengan menggunakan jari yang sebelumnya sudah
dilumuri dengan finger painting tadi.
4. Di akhir kegiatan anak menceritan lukisan yang dibuatnya.

Sumanto (2005: 54) mengemukakan tentang langkah-langkah kegiatan

finger painting yaitu:

1. Siapkan kertas gambar, bubur warna (adonan warna) dan alas kerja.
24

2. Goreskan adonan warna tersebut dengan jari secara langsung sehingga


menghasilkan jejak jari tangan dengan bebas sampai membentuk kesan
goresan jari di bidang gambar.

Dalam penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan finger painting dapat

disesuaikan dengan bahan-bahan yang sudah tersedia atau yang mudah ditemui.

Bisa dengan langsung membeli pasta warna yang sudah banyak tersedia di

pasaran ataupun dapat menggunakan bahan-bahan lain yang kemudian dapat kita

buat sendiri. Salah satunya dengan penggunaan tepung kanji yang dicampur

minyak sayur dan perwarna makanan kemudian dimasak untuk dijadikan bubur

warna. Selain hemat, bahan-bahan tersebut aman bagi anak.

2.2.3 Kemampuan Motorik Halus Anak

2.2.3.1 Pengertian Motorik Halus

Perkembangan motorik halus berhubungan dengan kemampuan anak

untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh

tertentu saja, dengan bantuan otot-otot kecil serta memerlukan koordinasi yang

cermat dari mata, tangan dan jari. Menurut Sujiono dkk (2014:1.17) “Gerakan

motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari-

jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan”. Senada dengan pendapat

tersebut, menurut Hasnida (2014:52) “Kemampuan fisik motorik halus

mendeskripsikan gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian

anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan

berlatih”. Sedangkan menurut Hasan (2010:32) menyatakan bahwa:

Kemampuan motorik halus (fine motor skills) pada anak meliputi


kemampuankemampuan fisik anak yang melibatkan otot halus serta
koordinasi mata dan tangan sehingga anak lebih bertanggung jawab
25

terhadap dirinya serta perkembangan motorik halus terhadap


perkembangan inteligensinya yang dapat menghasilkan gerakan motorik
halus yang tepat, sehingga dibutuhkan koordinasi yang baik antara otak
dengan otot-otot halus.

Mansur (2009:23-24) berpendapat bahwa “ Motorik halus (fine motor

skill) yaitu suatu keterampilan menggerakan otot dan fungsinya”.

Sujiono (2012:1.14) menyatakan bahwa “Gerakan motorik halus adalah gerakan

yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-

otot kecil, seperti jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat”.

Menurut Bil Keane dalam Hurlock (2010:29) Cara umum yang dapat dilakukan

untuk mempelajari keterampilan motorik pada anak yakni :

1. Belajar mencoba dan galat (trial and eror)


Tidak adanya bimbingan dan model untuk ditiru, menyebabkan
anak melakukan tindakan yang berbeda secara acak. Cara tersebut
biasanya menghasilkan keterampilan di bawah kemampuan anak.
2. Meniru
Belajar dengan meniru atau mengamati sesuatu model, (orang tua
atau anak tertua) lebih cepat ketimbang belajar dengan coba dan
ralat,tetapi di batasi oleh kesalahan yang terdapat dalam model
tersebut. Sebagai contoh, anak tidak dapat belajar berenang dengan
baik, kalu yang ditirunya adalah perenak yang jelek. Bahkan anak
tersebut tidak mungkin menjadi pengamat yang efisien meskipun
modelnya baik.
3. Pelatihan
Belajar dengan bimbingan atau supervise, pada waktu model
memperlihatkan keterampilan dan memperhatikan bahwa anak
menirunya dengan tepat sangat penting dalam tahap awal belajar.
Gerakan yang salah dan kebiasaan jelek yang sudah tertanam akan
sukar ditiadakan

Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik

halus harus terus menerus dilatihkan kepada anak usia dini secara rutin agar

terjadi peningkatan kemampuan dari permainan yang mudah ke permainan yang

sulit. Kreativitas anak merupakan suatu tampilan dari keterampilan motorik halus

pada anak.
26

2.2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus Anak

Dalam perkembangan motorik halus pada anak tentunya terapat faktor-

faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Adapun pendapat menurut

Rumini (2013:24) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

motorik halus anak, antara lain:

1. Faktor genetik Individu yang mempunyai beberapa faktor keturunan


yang dapat menunjang perkembangan motorik misalnya otot kuat,
syaraf baik, cerdas, menyebabkan perkembangan motorik individu
tersebut menjadi baik dan cepat
2. Faktor kesehatan dan periode pranatal Janin yang selama dalam
kandungan dalam keadaan sehat, tidak keracunan, tidak kekurangan
gizi, tidak kurang vitamin, dapat membantu memperlancar
perkembangan motorik anak
3. Faktor kesulitan dalam kelahiran Bayi yang mengalami kesulitan
dalam kelahiran, misalnya dalam perjalanan kelahiran, kelahiran
dengan bantuan (vacum,tang) sehingga bayi mengalami kerusakan
otak, akan memperlambat perkembangan motorik bayi
4. Kesehatan dan gizi Kesehatan yang baik pada awal kehidupan pasca
lahir akan mempercepat perkembangan motorik bayi
5. Rangsangan Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak
untuk menggerakkan semua bagian tubuh, akan mempercepat
perkembangan motorik anak
6. Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk
bergerak. Misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga
tidak boleh, akan menghambat motorik anak
7. Prematur Kelahiran sebelum masanya disebut prematur, biasanya
memperlambat perkembangan motorik anak
8. Kelainan Individu yang mengalami kelainan, baik fisik maupun psikis,
sosial, mental, biasanya mengalami hambatan perkembangan motorik

Menurut Rahyubi (2012:225) bahwa faktor yang mempengaruhi

perkembangan motorik anak, antara lain:

1. Perkembangan sistem saraf Sistem saraf sangat berpengaruh dalam


perkembangan motorik karena sistem saraflah yang mengontrol
aktivitas motorik pada tubuh manusia
2. Kondisi fisik Karena perkembangan motorik sangat erat kaitannya
dengan fisik, maka kondisi fisik tentu saja sangat berpengaruh pada
perkembangan motorik seseorang. Seseorang yang normal biasanya
27

perkembangan motoriknya akan leih baik dibandingkan orang lain


yang memiliki kekurangan fisik.
3. Motivasi yang kuat Seseorang yang mempunyai motivasi kuat untuk
menguasai keterampilan motorik tertentu biasanya telah punya modal
besar untuk meraih prestasi. Kemudian, ketika seseorang mampu
melakukan suatu aktivitas motorik dengan baik, maka kemungkinan
besar dia akan termotivasi untuk menguasai keterampilan motorik
yang lebih luas dan lebih tinggi lagi
4. Aspek psikologis, psikis, dan kejiwaan sudah tentu sangat
berpengaruh pada kemampuan motorik. Hanya seorang anak yang
kondisi psikologisnya baiklah yang mampu meraih keterampilan
motorik yang baik pula, Sehingga mampu meraih prestasi yang
memuaskan. Kondisi psikologis di sini juga bisa diartikan
“kepribadian”.
5. Usia sangat berpengaruh pada aktivitas motorik anak. Karena usia
anak yang berbeda tentu saja mempunyai karakteristik keterampilan
yang berbeda pula. Berdasarkan pendapat di atas, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan motorik anak di antaranya yaitu
faktor genetik, faktor kesehatan pada periode pranatal, faktor
kesulitan dalam kelahiran, kesehatan dan gizi, rangsangan,
perlindungan, prematur, kelainan, perkembangan sistem syaraf,
kondisi fisik, motivasi yang kuat, aspek psikologi, dan usia anak
disesuaikan dengan aspek perkembangannya, karena usia anak yang
berbeda maka krakteristik perkembangannya pun berbeda.

Berdasarkan uraian mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan

motorik halus anak, dapat disimpulkan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi

perkembangan motorik halus anak adalah faktor genetic, kesehatan dan priode

prenatal, faktor kelahiran bayi, rangsangan, perlindungan, kelainan individu,

perkembagan sistem saraf, motivasi, aspek psikologis dan usia.

2.2.4 Hubungan Kegiatan Finger Painting dan Perkembangan Motorik Halus

Kegiatan finger painting dan motorik halus anak menurut

Sumantri(2005:143) mengemukakan bahwa “Kemampuan motorik halus adalah

pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan

tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan,

keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan

objek yang kecil atau pengontrolan seperti dalam kegiatan finger painting.”
28

Sedangkan menurut Witarsono (2015: 292) “finger painting adalah melukis

dengan jari, melatih pengembangan imajinasi, memperluas kemampuan motorik

halus, dan mengasah bakat seni, khususnya seni rupa”. Selanjutnya, menurut

Suyanto (2005:132) menyatakan bahwa:

Di dalam kegiatan finger painting tidak ada aturan baku yang harus
dipelajari, dalam kegiatan finger painting yang penting dilakukan oleh
guru adalah bagaimana memotivasi dan menumbuhkan keberanian pada
diri anak untuk berani menyentuhkan jarinya dengan cat warna. Kegiatan
ini juga melatih motorik halus anak khususnya jari-jari anak agar lebih
lentur. Melalui berbagai kegiatan kesenian, seperti menggambar, melukis,
menggunakan instrumen musik, dan merajut akan melatih kemampuan
motorik halus.

Sedangkan menurut Listyowati dan Sugiyanto (2014:2)

Kegiatan finger painting sangat bermanfaat bagi perkembangan anak,


yaitu melatih kemampuan motorik halus anak karena jari-jari anak akan
bergerak dan bergesekan dengan cat dan media lukisnya, mengembangkan
dan mengenalkan berbagai warna dan bentuk, meningkatkan daya
imajinasi dan kreativitas anak, meningkatkan koordinasi mata dan tangan,
melatih konsentrasi, serta dapat dijadikan sebagai media mengekspresikan
emosi anak.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger

painting merupakan kegiatan yang sesuai dengan pengembangan motorik halus

pada anak, kegiatan melukis menggunakan jari secara langsung tanpa

menggunakan alat bantu kuas dan sebagainnya, menggunakan bubur warna

sebagai pewarna yang digunakan dalam melukis di media datar berupa kertas.

Kegiatan finger painting yang melibatkan secara langsung jari-jari anak dalam

mengoleskan warna pada media lukis dapat membantu penguatan otot-otot jari

pada anak.
29

2.3 Kerangka Pemikiran

Usia dini merupakan usia emas atau sering disebut sebagai golden age di

mana anak tersebut akan mudah menerima, mengikuti, melihat, dan mendengar

segala sesuatu yang dicontohkan, diperdengarkan, serta diperlihatkan. Anak usia

dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk

mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik

maupun psikis yang meliputi perkembangan intelektual, bahasa, motorik, dan

sosio-emosional. Salah satu bidang yang dikembangkan di lembaga pendidikan

anak usia dini adalah bidang motorik halus. Anak usia dini menyukai kegiatan

yang menarik sehingga pendidik harus dapat memilih kegiatan yang disukai anak.

Salah satu kegiatan yang menarik bagi anak untuk membantu perkembangan

motorik halusnya adalah dengan kegiatan melukis.

Selain membantu perkembangan motorik halus anak, melukis juga

membantu anak untuk menuangkan imajinasinya ke dalam bentuk lukisan. Salah

satu kegiatan melukis yang baik untuk motorik halus anak adalah melukis dengan

jari atau finger painting karena dengan finger painting anak langsung

mempergunakan jari-jarinya untuk bersentuhan dengan media lukis yaitu cat dan

bidang gambar. Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan pendapat Prasetyono

(2007: 120) yang menjelaskan bahwa “Melalui kegiatan finger painting anak bisa

lebih bebas melukis dan menggambar menggunakan kedua telapak tangan dan

sangat baik untuk melatih koordinasi mata dan tangan dan juga sangat

menyenangkan”. Kegiatan ini dapat melatih kelenturan jari-jemari anak sehingga

dapat mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak.


30

Melalui kegiatan finger painting pendidik dapat melihat seberapa jauh

kemampuan motorik halus anak. Pendidik dapat mengamati kemampuan motorik

halus anak melalui proses saat finger painting serta melalui hasil finger painting

anak. Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan dalam alur kerangka

pemikiran, sebagai berikut:

Observasi awal pada Masalah yang di Salah satu solusi


anak kelas B di TK temukan adalah yang dianggap tepat
Aisyiyah Bustanul motorik halus anak digunakan dalam
Athfal Tirtasari, belum berkembang permasalahan
Kecamatan Toili sesuai harapan tersebut adalah
Kabupaten Banggai dengan kegiatan
Finger Painting

Hasil kesimpulan
bahwa ada pengaruh Aspek-aspek
Rekomendasi kemampuan motorik
kegiatan finger painting
halus anak yang
saran bagi anak terhadap kemampuan diamati:
didik, guru, motorik halus anak di
kepala TK, kelompok B TK 1. Kecepatan jari
peneliti lain dan Aisyiyah Bustanul jemari
peneliti 2. Koordinasi mata
Athfal Tirtasari dan tangan
Kecamatan Toili 3. Kelenturan jari
Kabupaten Banggai. jemari

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sesuai gambar 2.1, mengenai alur kerangka pemikiran tersebut,

berdasarkan pengamatan awal peneliti, motorik halus anak di kelompok B TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai belum

berkembang secara optimal. Maka peneliti hendak mengoptimalkan lagi untuk

lebih melihat perkembangan motorik halus anak. adapun solusi yang digunakan
31

oleh peneliti untuk menanggapi permasalahan tersebut adalah melalui kegiatan

finger painting yang dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan

motorik halusnya. Indikator dalam penelitian ini antara lain: kecepatan jari jemari,

koordinasi mata dan tangan dan kelenturan jari jemari. Dan hasil yang diharapkan

adalah kegiatan finger painting dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus

anak.

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan

hipotesis penelitian, yaitu ada pengaruh dari kegiatan finger painting dengan

kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai.

Kriteria pengujian hipotesis yaitu:

H0 =Tidak terdapat pengaruh kegiatan finger painting terhadap kemampuan

motorik halus anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari

Kecamatan Toili Kabupaten Banggai.

H1 =Terdapat pengaruh kegiatan finger painting terhadap kemampuan motorik

halus anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari

Kecamatan Toili Kabupaten Banggai.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Jenis Penelitian

3.1.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Pada

dasarnya penelitian kuantitatif dilakukan pada uji statistik inferensial (dalam

rangka pengujian hipotesis). Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif

karena menekankan pada analisis data-data numerical (angka) yang diolah dengan

metode statistik.

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berbentuk eksperimen (quasi experiment research)

menurut yamsuddin dan Vismaia (2011:23) “metode penelitian semu (quasi

experiment) adalah penelitian yang sifatnya mendekati penelitian eksperimen,

tidak dapat dikatakan benar-benar eksperimen, karena subjek penelitiannya adalah

manusia yang berarti subjek tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara

intensif. Jenis penelitian ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan atau

bidang lainnya yang melibatkan manusia sebagai subjek penelitiannya”.

Menurut Suryabrata (2018:58) tujuan dari penelitian eksperimen semu

(quasi experiment) adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

perkiraan dari informasi yang dapat diperoleh dari eksperimen yang sesungguhnya

dengan keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi

semua variabel yang relevan”. Dalam penelitian ini peneliti mengamati dan

melakukan kajian terhadap keadaan anak, khususnya mengenai kegiatan finger

32
33

painting dan kemampuan motorik halus anak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai.

3.2 Variabel Penelitian dan Rancangan Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan ada dua macam variabel

yaitu variabel bebas dan variabel terikat. variabel bebas yaitu kegiatan finger

painting sedangkan variabel terikatnya yaitu kemampuan motorik halus.

3.2.2 Rancangan Penelitian

Rumusan penelitian yang dimaksud untuk memberikan gambaran alur atau

hubungan antara dua variabel, apakah ada pengaruh kegiatan finger painting

terhadap kemampuan motorik halus anak. rancangan penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian menurut Sugiyono (2015:110),

adalah one-group-pretest-posttest design. Desainnya adalah sebagai berikut:

O1 ⟶ x ⟶O2
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

O1: Pretest

X : Perlakuan

O2 : Posttest

Sesuai rancangan di atas, peneliti merekayasa model rancangan yang

disesuaikan untuk anak TK dan begitu pula pengamatan sebelum maupun sesudah

itu mengenai pengamatan pada motorik halus anak. Sedangkan, perlakuan yang
34

diberikan dalam penelitian ini berupa kegiatan finger painting . Gambaran dari

penjelasan di atas, dibuat seperti ini:

O1 ⟶ x ⟶O2
Keterangan :

O1: Pengamatan kemampuan motorik halus sebelum diberikan perlakuan

X : Perlakuan berupa kegiatan finger painting

O2 : Pengamatan kemampuan motorik halus sesudah diberikan perlakuan

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitan

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai. Peneliti melakukan pengamatan

awal terhadap keadaan anak didik yang akan berhubungan dengan kegiatan finger

painting terhadap kemampuan motorik halus anak.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu pada bulan januari 2021 yakni

pada tanggal 11 sampai 14 januari 2021 dan 20 sampai 21 januari 2021. Penelitian

ini dilaksanakan menyesuaikan jadwal luring yang ditentukan oleh pihak TK. Dan

dilaksanakan setelah melakukan seminar proposal pada bulan agustus 2020 dan

telah mendapatkan surat izin penelitian.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah seluruh anak yang berada di kelompok B

TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai yang


35

berjumlah 16 orang anak, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak perempuan yang

terdaftar ada tahun ajaran 2020/2021.

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari hasil

observasi aktivitas anak-anak pada saat pembelajaran berlangsung yang

dideskripsikan melalui data mengenai perkembangan motorik anak sebelum diberi

perlakuan maupun sesudah diberi perlakuan berupa kegiatan finger painting

3.5.2 Sumber Data

Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua, sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung

terhadap subyek yang diteliti, yaitu anak didik yang ada di kelompok B TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perpustakan maupun

dari layanan internet mengenai buku-buku tentang PAUD maupun buku yang

berkaitan tentang finger painting dan perkembangan motorik anak, serta

berbagai rujukan skripsi dan jurnal yang relevan dengan penelitian.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian ini, maka ada beberapa teknik

pengumpulan data yang digunakan, sebagai berikut:


36

1. Teknik Observasi. Teknik observasi merupakan metode pengumpulan data

dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti dan pencatatan

secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. observasi dilakukanselama

proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan menggunakan lembar

observasi yang ditujukan untuk mengamati aktifitas anak, dengan mengisi

lembar observasi anak dalam kegiatan pembelajaran.Tujuan observasi adalah

(a) Memahami perilaku anak. Pengamatan dilakukan terhadap anak usia dini,

karena ditemukan masalah pada perkembangan motorik anak yang belum

berkembang sesuai harapan; (b) Mengevaluasi perkembangan anak. Melalui

observasi, dapat dipertimbangkan perilaku anak secara umum dengan tujuan

untuk melihat kemajuan anak secara menyeluruh sehingga memudahkan

pemahaman perkembangan anak untuk dapat menentukan tindakan yang

sesuai untuk anak selanjutnya.

2. Teknik Dokumentasi. Teknik dokumentasi dalam penelitian digunakan

untuk mengumpulkan data dari TK sesuai dengan data yang diteliti, dimana

diperolah datanya dilakukan dari data kehadiran (absen), jenis kelamin anak-

anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili

Kabupaten Banggai atau dokumentasi mengenai data perkembangan motorik

anak sebelum dan sesudah penelitian, serta situasi pada saat pelaksanaan

berupa kegiatan Finger painting.

3. Teknik Wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan narasumber yang menjawab pertanyaan.


37

Teknik wawancara merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh

data dengan wawancara guru yang terkait dengan masalah anak masalah pada

kegiatan pembelajaran yang akan diteliti oleh peneliti.

3.7 Instrumen Penilaian

Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data mengukur variabel yang diteliti. Adapun instrumen penilaian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi anak , lembar observasi ini digunakan untuk memantau

perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan finger painting .

2. Pedoman wawancara, pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui

perkembangan motorik halus anak melalui Tanya jawab secara lisan.

3. Rubrik penilaian, rubrik penilaian ini digunakan untuk mengetahui aspek-

aspek yang akan diamati terhadap motorik halus anak melalui metode

pemberian tugas dengan kategori yang sudah ditentukan yaitu: Berkembang

Sangat Baik (BSB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Mulai Berkembang

(MB), dan Belum Berkembang (BB).

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini dibagi menjadi dua analisis, yakni analisis

deskriptif dan analisis inferensial. Berikut uraian penjelasan kedua analisis di

bawah ini.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Data yang diperoleh akan dikelola secara deskriptif untuk mendapatkan

data kualitatif dengan dari lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan
38

untuk mengukur kemampuan anak, jika sudah berkembang melampaui harapan

guru, maka diberikan kategori BSB (Berkembang Sangat Baik) atau bintang 4.

Jika sudah mencapai perkembangan sesuai dengan harapan yang ditetapkan dalam

rubrik penilaian, maka diberikan kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan)

atau bintang 3. Sedangkan,anak yang masih dalam proses berkembang, diberi

kategori MB (Mulai Berkembang) atau bintang 2 dan anak yang belum mampu

sesuai harapan guru, maka diberi BB (Belum Berkembang) atau bintang 1.

Sesuai uraian di atas, untuk tabel distribusi frekuensi dan persentase serta

penjelasannya sesuai gambar Depdiknas (2010-11), sebagai berikut:

 Berkembang Sangat Baik (BSB)

 Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

 Mulai Berkembang (MB)

 Belum Berkembang (BB)

Untuk mengetahui persentase atau rata-rata dari aspek yang sudah diamati, data

diolah secara kualitatif dengan menggunakan perhitungan berdasarkan persentase

(%) sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Sujiono (2012:43), sebagai

berikut :

P =N x 100%

Keterangan :

P = Persentase
39

f = Frekuensi

N = Jumlah sampel

3.8.2 Analisis Inferensial

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu pengaruh kegiatan finger

painting terhadap kemampuan motorik halus anak di Kelompok B TK Aisyiyah

Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai. Uji hipotesis

penelitian yang digunakan adalah Uji-t berpasangan (paired t-test). Uji-t

berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana

sampel yang digunakan sama, namun memperoleh dua data yaitu data sebelum

perlakuan dan sesudah perlakuan. Uji ini digunakan untuk membandingkan

kemampuan motorik halus anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

kegiatan finger painting.

Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan rumus uji-t dari Sudjana

dalam Muhammad Iqbal (2014:61), yaitu sebagai berikut:


=
∑ – (∑ )

Keterangan :
t : Nilai t
di : Selisih nilai post tes-pre test (nilai post tes – nilai pre test)
N : Jumlah peserta didik

Rumus diatas untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan oleh peneliti

yaitu “Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Kemampuan Motorik Halus

Anak di Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari , Kecamatan Toili,

Kabupaten Banggai”, lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak diberikan


40

pengaruh kegiatan Finger Painting. Diterima atau ditolak, maka dikonsultasikan

pada tabel t dengan taraf signifikansi 5% ( taraf nyata α = 0,05) dengan tingkat

kepercayaan 95%. Apabila ℎ ≥ , maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan

jika ℎ < , maka Ho diterima dan H1 ditolak.

3.9 Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini, yaitu:

1. Tahap Persiapan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Menentukan lokasi penelitian;

b. Mencari literatur yang berkaitan dengan penelitian;

c. Menyusun proposal dan instrumen penelitian;

d. Mengadakan surat izin penelitian dari Fakultas.

2. Tahapan Pelaksanaan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Menyerahkan surat dari Program Studi sekaligus meminta izin

mengumpulkan data;

b. Mengumpulkan data penelitian;

c. Mengurus Surat Keterangan penelitian dari pihak PAUD;

d. Pengelolaan dan analisis penelitian.

3. Tahap Akhir.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengelolaan dan analisis data,

serta dokumentasi sebagai bukti dari penelitian menyusun proposal


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Bagian penelitian ini akan dibagi menjadi tiga bagian yang membahas

mengenai : 1) Deskripsi lokasi penelitian; 2) Hasil pengamatan sebelum diberikan

perlakuan; dan 3) Hasil pengamatan sesudah diberikan perlakuan. Berikut

gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan dibawah ini:

4.1.1 Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari

Kecamatan Toili Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Adapun subjek penelitian

ini, yaitu peserta didik kelompok B terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak

perempuan. Guru pengampu untuk kelompok B yaitu ibu Mei Falia.

Kondisi lingkungan TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan

Toili Kabupaten Banggai terlihat cukup baik dan aman, terdapat pagar keliling

dan halaman yang luas sehingga anak dapat leluasa bermain di halaman sekolah

tanpa khawatir adanya kendaraan berlalu lalang yang dapat membahayakan anak.

Tembok ruangan-ruangan juga di cat dengan berlukiskan gambar-gambar penuh

warna, ruang kelas yang nyaman dan kebersihan lingkungan terjaga. Permainan

yang disediakan di sekolah juga cukup bervariasi mulai dari seluncuran, jungkat

jungkit, ayunan, kursi putar, panjat-panjatan dan kuda-kudaan yang seluruh

permainanya berada di luar ruang kelas melainkan masih terdapat atap yang

menaunginya sehingga anak tidak kepanasan saat bermain disiang hari. Sarana

prasarana yang dimiliki TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili

41
42

Kabupaten Banggai bisa dikatakan memadai dan lengkap, untuk ruang yang

dimiliki yakni kelas dengan pembagian 4 sentra yang berbeda, ruang KB, ruang

UKS, ruang kantor, ruang dewan guru, toilet, dapur, mushola dan beberapa

bangunan yang sementara pembangunan.

Oleh karena, sesuai dengan gambaran dan deskripsi mengenai lokasi

penelitian tersebut, dapat disimpulakan bahwa TK Aisyiyah Bustanul Athfal

merupakan salah satu TK yang berada di Kecamatan Toili Kabupaten Banggai

banyak diminati oleh orang tua terlihat dari peserta didik yang banyak dari luar

desa Tirtasari itu sendiri, dikarenakan TK tersebut merupakan salah satu wadah

yang dapat dijadikan tempat untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki

anak terlebih di bidang agama islam.

4.1.2 Hasil Pengamatan Sebelum Diberikan Perlakuan

Data hasil pengamatan yang diperoleh peneliti di lapangan sebelum

diberikan perlakuan berupa kegiatan finger painting, terlihat hasilnya sebagian

besar anak pada kategori Mulai Berkembang (MB).

Berikut disajikan dalam beberapa tabel, sesuai tiga aspek yang diamati,

yaitu aspek kecepatan jari-jemari, aspek koordinasi mata dan tangan dan aspek

koombinasi warna. Uraian dari tiga aspek tersebut, dijelaskan dibawah ini:
43

Tabel 4.1 Aspek Kecepatan Jari-Jemari

KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE (%)

Berkembang Sangat Baik (BSB) 0 0

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4 25

Mulai Berkembang (MB) 6 37,5

Belum Berkembang (BB) 6 37,5

Jumlah 16 100

Sesuai tabel 4.1 dalam aspek kecepatan jari-jemari ,tidak terdapat anak

dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 4 anak (25%) dalam

kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 6 anak (37,5%) dalam

kategori Mulai Berkembang (MB), dan terdapat 6 anak (37,5%) dalam kategori

Belum Berkembang (BB).

Tabel 4.2 Aspek Koordinasi Mata dan Tangan

KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE (%)

Berkembang Sangat Baik (BSB) 1 6,25

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 18,75

Mulai Berkembang (MB) 8 50

Belum Berkembang (BB) 4 25

Jumlah 16 100

Sesuai tabel 4.2 dalam aspek koordinasi mata dan tangan , terdapat 1 anak

(6,25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 3 anak


44

(18,75%) dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 8 anak

(50%) dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan terdapat 4 anak (25%) dalam

kategori Belum Berkembang (BB).

Tabel 4.3 Aspek Kelenturan Jari Jemari

KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE (%)

Berkembang Sangat Baik (BSB) 1 6,25

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 18,75

Mulai Berkembang (MB) 8 50

Belum Berkembang (BB) 4 25

Jumlah 16 100

Sesuai tabel 4.3 dalam aspek kelenturan jari jemari , terdapat 1 anak

(6,25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 3 anak

(18,75%) dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 8 anak

(50%) dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan terdapat 4 anak (25%) dalam

kategori Belum Berkembang (BB).


45

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sebelum Diberikan Perlakuan

Aspek Motorik Halus yang Diamati


Aspek Rata-
Aspek Aspek
Koordinasi rata
Kategori Kecepatan Kelenturan Jari
Mata dan (%)
Jari-Jemari Jemari
Tangan
f % F % F %
Berkembang
Sangat Baik 0 0 1 6,25 1 6,25 4,17
(BSB)
Berkembang
Sesuai Harapan 4 25 3 18,75 3 18,75 20,83
(BSH)
Mulai
Berkembang 6 37,5 8 50 8 50 45,83
(MB)
Belum
Berkembang 6 37,5 4 25 4 25 29,17
(BB)

Jumlah (n) 16 100 16 100 16 100 100

Sesuai tabel 4.4 rekapitulasi motorik halus anak sebelum diberikan

perlakuan, data diketahui dari pengamatan kemampuan motorik halus sebelum

diberikan perlakuan berupa kegiatan finger painting terdapat 4,17% dalam

kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 20,83% dalam kategori

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 45,83% dalam kategori Mulai

Berkembang (MB) dan terdapat 29,17% dalam kategori Belum Berkembang (BB).

Selanjutnya, peneliti akan menguraikan dan menjelaskan gambaran dalam

bentuk histogram pada setiap aspek yang diamati dari hasil rekapitulasi data

pengamatan kemampuan motorik halus anak sebelum diberikan perlakuan berupa

kegiatan finger painting sebagai berikut:


46

Sesuai gambar 4.1 di bawah ini, untuk kategori Belum Berkembang

Sangan Baik (BSB) ditandai dengan diagram warna biru dari semua aspek yang

diamati, mulai dari Aspek Kecepatan Jari-Jemari,


Jari Jemari, Aspek Koordinasi Mata dan

Tangan dan Aspek Kelenturan Jari Jemari. Kemudian


emudian diagram warna merah

adalah kategori Berkembang Sesuai Harapan


Hara an (BSH), lalu diagram warna hijau

adalah kategori Mulai Berkembang (MB), dan terakhir warna ungu untuk kategori

Belum Berkembang (BB).


(BB)

60
50 50
50

40 37,5 37,5

30 25 25 25
18,75 18,75
20

10 6,25 6,25
0
0
ASPEK 1 ASPEK 2 ASPEK 3
BSB BSH MB BB

Gambar 4.1 Histogram Motorik Halus Anak Sebelum Diberikan


Diberikan Perlakuan

Sesuai hasil dari histogram gambar 4.1,


4.1, pada ketiga aspek yang telah

diamati, terlihat
erlihat diagram kategori MB lebih tinggi dibandingkan kategori BSH.

Pada aspek 1 tidak terdapat dalam kategori BSB, terdapat 25% dalam kategori

BSH yang ditampilkan pada diagram warna merah, terdapat 37,5% dalam kategori

MB yang di ditampilkan pada diagram warna hijau, dan terdapat 37,5% dalam

kategori BB yang ditampilkan pada diagram warna ungu.


47

Pada aspek 2, terdapat 6,25% dalam kategori BSB yang ditampilkan pada

diagram warna biru, terdapat 18,75% dalam kategori BSH yang ditampilkan pada

diagram warna merah, terdapat 50% dalam kategori MB yang di ditampilkan pada

diagram warna hijau, dan terdapat 25% dalam kategori BB yang ditampilkan pada

diagram warna ungu. Pada aspek 3, terdapat 6,25% dalam kategori BSB yang

ditampilkan pada diagram warna biru, terdapat 18,75% dalam kategori BSH yang

ditampilkan pada diagram warna merah, terdapat 50% dalam kategori MB yang di

ditampilkan pada diagram warna hijau, dan terdapat 25% dalam kategori BB yang

ditampilkan pada diagram warna ungu.

Berdasarkan uraian histogram tersebut, peneliti melanjutkan penelitian

dengan memberikan perlakuan berupa kegiatan finger painting, dengan harapan

dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak, dalam tiga aspek yang

diamati.

4.1.3 Hasil Pengamatan Sesudah Diberikan Perlakuan

Data hasil pengamatan yang diperoleh peneliti di lapangan sesudah

diberikan perrlakuan berupa kegiatan finger painting, terlihat hasilnya sebagian

besar anak berada pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH).

Berikut disajikan dalam beberapa tabel, sesuai tiga aspek yang diamati,

yaitu aspek kecepatan jari-jemari, aspek koordinasi mata dan tangan dan aspek

koombinasi warna. Uraian dari tiga aspek tersebut, dijelaskan dibawah ini:
48

Tabel 4.5 Aspek Kecepatan Jari-Jemari

KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE (%)

Berkembang Sangat Baik (BSB) 7 43,75

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 7 43,75

Mulai Berkembang (MB) 2 12,5

Belum Berkembang (BB) 0 0

Jumlah 16 100

Sesuai tabel 4.5 dalam aspek kecepatan jari-jemari ,terdapat 7 anak

(43,75%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 7 anak

(43,75%) dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 2 anak

(12,5%) dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan tidak terdaat anak dalam

kategori Belum Berkembang (BB).

Tabel 4.6 Aspek Koordinasi Mata dan Tangan

KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE (%)

Berkembang Sangat Baik (BSB) 4 25

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 9 56,25

Mulai Berkembang (MB) 3 18,75

Belum Berkembang (BB) 0 0

Jumlah 16 100

Sesuai tabel 4.6 dalam aspek koordinasi mata dan tangan , terdapat 4 anak

(25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 9 anak (56,25%)
49

dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 3 anak (18,75%)

dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan tidak terdapat anak dalam kategori

Belum Berkembang (BB).

Tabel 4.7 Aspek Kelenturan Jari Jemari

KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE (%)

Berkembang Sangat Baik (BSB) 5 31,25

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 8 50

Mulai Berkembang (MB) 3 18,75

Belum Berkembang (BB) 0 0

Jumlah 16 100

Sesuai tabel 4.7 dalam aspek kelenturan jari jemari , terdapat 5 anak

(31,25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 8 anak (50%)

dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 3 anak (18,75%)

dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan tidak terdapat anak dalam kategori

Belum Berkembang (BB).


50

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sesudah Diberikan Perlakuan

Aspek Motorik Halus yang Diamati


Aspek Rata-
Aspek Aspek
Koordinasi rata
Kategori Kecepatan Kelenturan Jari
Mata dan (%)
Jari-Jemari Jemari
Tangan
f % F % F %
Berkembang
Sangat Baik 7 43,75 4 25 5 31,25 33,33
(BSB)
Berkembang
Sesuai Harapan 7 43,75 9 56,25 8 50 50
(BSH)
Mulai
Berkembang 2 12,5 3 18,75 3 18,75 16,67
(MB)
Belum
Berkembang 0 0 0 0 0 0 0
(BB)

Jumlah (n) 16 100 16 100 16 100 100

Sesuai tabel 4.8 rekapitulasi motorik halus anak sesudah diberikan

perlakuan, data diketahui dari pengamatan kemampuan motorik halus sebelum

diberikan perlakuan berupa kegiatan finger painting terdapat 33,33% dalam

kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 50% dalam kategori

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 16,67% dalam kategori Mulai

Berkembang (MB) dan terdapat 0% dalam kategori Belum Berkembang (BB).

Selanjutnya, peneliti akan menguraikan dan menjelaskan gambaran dalam

bentuk histogram pada setiap aspek yang diamati dari hasil rekapitulasi data

pengamatan kemampuan motorik halus anak sebelum diberikan perlakuan berupa

kegiatan finger painting sebagai berikut:


51

Sesuai gambar 4.2 di bawah ini, untuk kategori Belum Berkembang

Sangan Baik (BSB) ditandai dengan diagram warna biru dari semua aspek yang

diamati, mulai dari Aspek Kecepatan Jari-Jemari,


Jari Jemari, Aspek Koordinasi Mata dan

Tangan dan Aspek Kelenturan Jari Jemari.. Kemudian diagram warna


w merah

adalah kategori Berkembang Sesuai Harapan


Hara an (BSH), lalu diagram warna hijau

adalah kategori Mulai Berkembang (MB), dan terakhir warna ungu untuk kategori

Belum Berkembang (BB).

60 56,25
50
50
43,75 43,75
40
31,25
30 25
18,75 18,75
20 16,67

10
0 0 0
0
ASPEK 1 ASPEK 2 ASPEK 3

BSB BSH MB BB

Gambar 4.2 Histogram Motorik Halus Anak Sesudah Diberikan Perlakuan

Sesuai hasil dari histogram 4.2, pada ketiga aspek yang diamati, terlihat

diagram kategori BSB dan BSH lebih tinggi dibandingkan kategori MB dan BB.

Pada aspek 1 terdapat 43,75% dalam kategori BSB yang ditampilkan pada

diagram warna biru, terdapat 43,75% dalam


dalam kategori BSH yang ditampilkan pada

diagram warna merah, terdapat 18,75% dalam kategori MB yang di ditampilkan

pada diagram warna hijau, dan tidak terdapat dalam kategori BB.
52

Pada aspek 2, terdapat 25% dalam kategori BSB yang ditampilkan pada

diagram warna biru, terdapat 56,25% dalam kategori BSH yang ditampilkan pada

diagram warna merah, terdapat 18,75% dalam kategori MB yang di ditampilkan

pada diagram warna hijau, dan tidak terdapat dalam kategori BB. Pada aspek 3,

terdapat 31,25% dalam kategori BSB yang ditampilkan pada diagram warna biru,

terdapat 50% dalam kategori BSH yang ditampilkan pada diagram warna merah,

terdapat 16,67% dalam kategori MB yang di ditampilkan pada diagram warna

hijau, dan tidak terdapat dalam kategori BB. Dari hasil uraian tersebut

menunjukan adanya perubahan yang signifikan dalam kemampuan motorik halus

anak sesudah diberikan perlakuan berupa kegiatan finger painting.

Selanjutnya peneliti menyajikan gambar tabel pengamatan awal dan

pengamatan akhir dari kemampuan motorik halus anak, dalam tiga aspek yang

telah diamati, sebagai berikut:

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sebelum dan Sesudah Diberikan

Perlakuan

Sebelum Diiberikan Perlakuan Sesudah Diiberikan Perlakuan

Kecepatan Koordinasi Kelenturan Kecepatan Koordinasi Kelenturan


KATEGORI Jari- Mata dan Jari Jemari Jari-Jemari Mata dan Jari Jemari
Jemari Tangan Tangan
f % f % f % f % f % f %
Berkembang
Sangat Baik 0 0 1 6,25 1 6,25 7 43,75 4 25 5 31,25
(BSB)
Berkembang
Sesuai
4 25 3 18,75 3 18,75 7 43,75 9 56,25 8 50
Harapan
(BSH)
Mulai
Berkembang 6 37,5 8 50 8 50 2 18,75 3 18,75 3 16,67
(MB)
Belum
Berkembang
(BB) 6 37,5 4 25 4 25 0 0 0 0 0 0
53

Sesuai tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil rekapitulasi pengamatan awal

dan akhir motorik halus anak sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan finger

painting dari aspek kecepatan jari-jemari,untuk kategori BSB dari 0% menjadi

43,75%, kategori BSH dari 25% menjadi 43,75%, kategori MB dari 37,5%

menjadi 18,75% dan kategori BB dari 37,5% menjadi 0%.

Untuk aspek kedua yaitu aspek koordinasi mata dan tangan untuk kategori

BSB dari 6,25% menjadi 25%, kategori BSH dari 18,75% menjadi 56,25%,

kategori MB dari 50% menjadi 18,75% dan kategori BB dari 25% menjadi 0%.

Sedangkan aspek ketiga yaitu aspek kelenturan jari jemari untuk kategori 6,25%

menjadi 31,25%, kategori BSH dari 18,75% menjadi 50%, kategori MB dari 50%

menjadi 16,67% dan kategori BB dari 25% menjadi 0%.

Selanjutnya, peneliti akan menguraikan dan menjelaskan gambaran dalam

bentuk histogram pada setiap aspek yang diamati dari hasil rekapitulasi data

pengamatan kemampuan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

berupa kegiatan finger painting sebagai berikut:


54

60 56,25

50 50 50
50
43,75 43,75

40 37,5 37,5

31,25
30
25 25 25 25

18,75 18,75 18,75 18,75


20 16,67

10 6,25 6,25

0 0 0 0
0
ASPEK 1 ASPEK 2 ASPEK 3

BSB (sebelum) BSB(sesudah) BSH(sebelum) BSH(sesudah)


MB(sebelum) MB(sesudah) BB(sebelum) BB(sesudah)

Gambar 4.3 Histogram Motorik Halus Anak Sebelum dan Sesudah

Diberikan Perlakuan

Sesuai hasil histogram 4.3, pada ketiga aspek yang di amati terdapat

perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan. Pada aspek 1, diagram kategori

BSB(sebelum) dari 0% menjadi 43,75% ditunjukan pada


pada diagram kategori

BSB(sesudah) berwarna biru tua. Diagram kategori BSH(sebelum) berwarna

merah muda dari 25% menjadi 43,75% ditunjukan pada diagram kategori

BSH(sesudah) berwarna merah tua. Diagram kategori MB(sebelum) berwarna

hijau muda dari 37,5% menjadi


menjadi 18,75% ditunjukan pada diagram kategori

MB(sesudah) berwarna hijau tua. Diagram kategori BB(sebelum) berwarna ungu

muda dari 37,5% menjadi 0% ditunjukan pada diagram kategori BSH(sesudah).

Pada aspek 2, diagram kategori BSB(sebelum) berwarna biru muda dari

6,25% menjadi 25% ditunjukan pada diagram kategori BSB(sesudah) berwarna

biru tua. Diagram kategori BSH(sebelum) berwarna merah muda dari 18,75%
55

menjadi 56,25% ditunjukan pada diagram kategori BSH(sesudah) berwarna merah

tua. Diagram kategori MB(sebelum) berwarna hijau muda dari 50% menjadi

18,75% ditunjukan pada diagram kategori MB(sesudah) berwarna hijau tua.

Diagram kategori BB(sebelum) berwarna ungu muda dari 25% menjadi 0%

ditunjukan pada diagram kategori BSH(sesudah).

Pada aspek 3, diagram kategori BSB(sebelum) berwarna biru muda dari

6,25% menjadi 31,25% ditunjukan pada diagram kategori BSB(sesudah) berwarna

biru tua. Diagram kategori BSH(sebelum) berwarna merah muda dari 18,75%

menjadi 50% ditunjukan pada diagram kategori BSH(sesudah) berwarna merah

tua. Diagram kategori MB(sebelum) berwarna hijau muda dari 50% menjadi

16,67% ditunjukan pada diagram kategori MB(sesudah) berwarna hijau tua.

Diagram kategori BB(sebelum) berwarna ungu muda dari 25% menjadi 0%

ditunjukan pada diagram kategori BSH(sesudah).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengamatan

kemampuan motorik halus anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa

kegiatan finger painting, terdapat perubahan signifikan. Terlihat dari pelaksanaan

kegiatan finger painting yang dilakukan oleh anak, bahwa terjadi perubahan

sesuai yang diharapkan oleh guru dan peneliti.

4.1.4 Uji Statistik Deskriptif

Deskriptif data merupakan data yang diperoleh untuk mendukung

pembahasan hasil penelitian. Gambaran data dibawah ini, akan terlihat kondisi

pengamatan awal maupun akhir dari motorik halus anak yang dilihat dari sebelum

maupun sesudah diberikan perlakuan berupa kegiatan finger painting.


56

Tabel 4.10 Data Deskriptif Statistik

N Range Min Max Mean Sdt Deviasi Varain

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std.Error Statistic Statistic

Sebelum 16 7 3 10 5.9375 .528116 2.112463 4.463

Sesudah 16 6 6 12 9.5000 .447213 1.788854 3.200

Sesuai tabel 4.10, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata motorik halus

anak sebelum diberikan perlakuan, yakni 5,9375 dan sesudah diberikan perlakuan

nilai rata-rata meningkat menjadi 9,5000. Sedangkan, nilai tertinggi sebelum

perlakuan adalah 10.00 dan nilai tertinggi sesudah perlakuan menjadi 12.00. nilai

terendah sebelum perlakuan, yaitu 3.00 dan sesudah perlakuan 6.00. selanjutnya

standar devisiasi sebelum diberikan perlakuan yakni 2.112463 dan sesudah

diberikan perlakuan menjadi 1.788854.

4.1.5 Uji Inferensial

Sebelum data diolah ke uji t, terlebih dahulu diuji normalitas. Hal ini

sesuai pendapat Saeful dan Baharuddin (2014:133), “ uji normalitas dilakukan

untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data yang nantinya hal ini menjadi

penting untuk diketahui karena berkaitan dengan uji statistic yang tepat untuk

digunakan”. Berikut uraian tabel uji normalitas di bawah ini:


57

4.11 Test Of Normality (Uji Normalitas)

Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan

N 16 16

Normal Parametersa Mean 5.94 9.50

Std. Deviation 2.112 1.789

Most Extreme Differences Absolute .171 .202

Positive .171 .110

Negative -.148 -.202

Kolmogorov-Smirnov Z .686 .810

Asym. Sig. (2-tailed) .735 .528

Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.11 tersebut, dapat diketahui bahwa:

1. Skor kemampuan motorik halus anak sebelum perlakuan memiliki nilai

Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,686 dengan Sig. = 0,735. Karena Sig. =

0,735 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan motorik halus

anak sebelum perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Skor kemampuan motorik halus anak sesudah perlakuan memiliki nilai

Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,810 dengan Sig. = 0,528. Karena Sig. =

0,528 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan motorik halus

anak sebelum perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.


58

Tabel 4.12 Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std.Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 5.9375 16 2.11246 .52812

Sesudah Perlakuan 9.5000 16 1.78885 .44721

Sesuai tabel 4.12, menunjukan bahwa rata-rata skor anak-anak sebelum

dan sesudah perlakuan. Sebelum perlakuan rata-rata skor yang dicapai 5.9375,

sementara sesudah diberikan perlakuan rat-rata skor yang di capai adalah 9.5000.

Tabel 4.13 Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum Perlakuan & 16 .591 .016


Sesudah Perlakuan

Sesuai tabel 4.13, menunjukan bahwa kolerasi antara dua variabel adalah

sebesar 0,591 dengan signifikan 0,016. Hal ini menunjukan bahwa hubungan

antara dua rata-rata skor sebelum dan sesudah adalah kuat dan signifikan.

Tabel 4.14 Paired Samples Test

Paired Differences Sig.

95% Confidence (2-


Interval of the
Std. Std. taile
Difference
Mean Deviati Error Lower Upper t Df d)
on Mean

Pair 1 Sebelum
perlakuan -356250 1.78769 .44692 -4.51509 -2.60991 -7.971 16 .000
–Sesudah
perlakuan
59

Sesuai tabel 4.14, dapat dijelaskan bahwa nilai thitung bernilai negatif yaitu

nilai thitung sebesar -7.971, thitung bernilai negatif ini disebabkan karena nilai rata-

rata sebelum perlakuan lebih rendah dari pada sesudah perlakuan. Dalam hal

tersebut maka thitung negatif bermakna positif sehingga, nilai thitung 7.971. dengan

demikian, dilihat dari perhitungan nilai thitung ≥ ttabel . sehingga nilai thitung 7.971>

ttabel 1.75305. maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang

berarti terdapat pengaruh kegiatan finger painting terhadap kemampuan motorik

halus anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan

Toili Kabupaten Banggai.

H1 = Terdapat pengaruh kegiatan finger painting terhadap kemampuan motorik

halus anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan

Toili Kabupaten Banggai.

Tabel 4.15 Perhitungan Rumus Uji-t

Uji hipotesis penelitian yang digunakan adalah Uji-t berpasangan (paired

t-test). Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian

hipotesis dimana sampel yang di gunakan sama yakni seluruh peserta didik di

kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten

Banggai yang berjumlah 16 orang anak. Namun, memperoleh data sebelum

perlakuan (X1) dan sesudah perlakuan (X2). Uji ini digunakan untuk

membandingkan kemampuan motorik halus anak sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan finger painting. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan Rumus

uji-t dari Sudjana dalam Muhammad Iqbal (2014:61), berikut uraian perhitungan

uji-t di bawah ini:


60

No Sebelum Sesudah di di 2
(X1) (X2) (X2-X1) (X2-X1)2
1 3 10 7 49
2 8 12 4 16
3 4 11 7 49
4 3 6 3 9
5 8 12 4 16
6 5 9 4 16
7 7 11 4 16
8 4 6 2 4
9 6 9 3 9
10 7 9 2 4
11 10 11 1 1
12 8 9 1 1
13 5 10 5 25
14 4 8 4 16
15 8 10 2 4
16 5 9 4 16
∑ = 57 ∑ =251
Diketahui:

N = 16 (Jumlah Peserta Didik)


∑ = 57 (Jumlah Nilai post test – nilai pre test atau Nilai sesudah
perlakuan- sebelum perlakuan)
2
∑ =251 ( Jumlah hasil kuadrat dari selisih nilai post test - pre test)

Maka :

=
.∑ – (∑ )

57
=
#. $ ($%)
#

57
=
&' # ( &)
$

57
=
%#%
$

57
=
*51,13333
61

57
=
7,1507573

= 7,971

Dilihat dari hasil perhitungan menggunakan rumus di atas, hasil akhir

perhitungan t memiliki nilai yang sama dengan perhitungan menggunakan output

SPSS Pada tabel 4.11 yakni nilai thitung ≥ ttabel . sehingga nilai thitung 7.971> ttabel

1.75305. maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti

terdapat pengaruh kegiatan finger painting terhadap kemampuan motorik halus

anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili

Kabupaten Banggai.

H1 = Terdapat pengaruh kegiatan finger painting terhadap kemampuan motorik

halus anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan

Toili Kabupaten Banggai.

Hal ini menunjukan bahwa kegiatan finger painting berpengaruh terhadap

kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelompok B TK Aisyiyah

Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai, dimana subjek

penelitian adalah anak yang berada di kelompok B tersebut, diketahui bahwa

anak-anak memiliki kemampuak motorik halus yang bervariasi. Dari 16 anak

didik yang menjadi subjek penelitian, diperoleh hasil yang menunjukan bahwa

hanya sebagian kecil anak didik yang ingkat kemampuan motorik halusnya

berkembang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kegiatan


62

finger painting terhadap kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai, dimana

ada 3 aspek yang diamati, yaitu aspek kecepatan jari jemari, aspek koordinasi

mata dan tangan dan aspek kelenturan jari jemari.

4.2.1 Kegiatan Finger Painting

Pada saat sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti meminta

izin kepada kepala sekolah melalui surat izin. Kemudian peneliti berdiskusi

dengan guru kelas B mengenai rencana penelitian untuk membantu ikut serta

dalam penelitian ini. peneliti bersama guru kelas B merancang pembelajaran dan

persiapan yang harus dilaksanakan juga menyiapkan alat-alat dan bahan

pembelajaran sebagai media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Karena masih dalam keadaan pandemic covid-19 dan sekolah tidak dibuka

dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, sehingga penelitian tidak dapat

dilakukan di lokasi sekolah. Dalam hal ini proses pembelajaran secara tatap muka

dilaksanakan di mushola desa Tirtasari dikarenakan permintaan orang tua murid

yang meminta adanya pembelajaran tatap muka namun pembelajaran tatap muka

hanya dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Sehingga selama penelitian peneliti

melaksanakannya di mushola desa Tirtasari. Selama proses pembelajaran

dimulai dengan kegiatan awal, inti, dan penutup dengan tiga aspek yang diamati,

yaitu kecepatan jari jemari, koordinasi mata dan tangan, dan kombinasi mata.

Fokus penelitian yang relevan ini adalah melalui kegiatan origami untuk

meningkatkan motorik halus anak dengan baik.


63

Kegiatan finger painting dalam penelitian ini adalah tehnik melukis

dengan menggoreskan bubur warna menggunakan jari atau telapak tangan diatas

kertas sebagai media yang digunakan sehingga menghasilkan lukisan yang penuh

warna, unik, indah dan orisinil. Menurut Listyowati dan Sugiyanto (2014:2)

“finger painting atau menggambar dengan jari adalah tehnik melukis dengan jari

tangan secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat. Jenis kegiatan ini

dilakukan dengan cara mengoleskan adonan warna (bubur warna) menggunakan

jari tangan diatas bidang gambar. Batasan jari yang digunakan adalah semua jari

tangan, telapak tangan dan pergelangan tangan.”

Kegiatan finger painting ini juga dapat membantu anak untuk mengenal

warna dan pencampuran warna, karena didalam kegiatan finger painting ini anak

akan banyak belajar mengenal berbagai warna dan mencoba mencampur berbagai

warna yang akan di gunakan dalam kegiatan melukisnya. Kegiatan finger

painting sangat mudah untuk dilakukan oleh anak, dan tidak ada aturan baku yang

harus dipelajari. Terpenting dalam kegiatan finger painting yakni bagaiman guru

memotivasi serta menumbuhkan keberanian pada anak untuk mau atau berani

menyentuh adonan warna dengan jarinya.

Saat melakukan penelitian pada kelompok B TK Aisyiyah bustanul Athfal

Tirtasari. Dalam kegiatan anak mulai menujukan ketertarikan dengan metode

yang digunakan dilihat ada saat guru mendemonstrasikan kegiatan finger painting

dan memandu langkah kerja dari awal hingga akhir seperti menyiapkan alat dan

bahan yaitu membagikan kertas yang digunakan dalam media lukis,

wadah(mangkok kecil) sebagai wadah adonan warna, adonan warna putih dan
64

pewarna. Kemudian guru mengajarkan cara mencampurkan warna serta cara

pmengkombinasikan berbagai warna, kemudian guru memulai mengajarkan untuk

menggoreskan adonan warna pada media lukis bertahap hingga anak memahami

urutan-urutan yang harus mereka lakukan dalam membuat sebuah lukisan

nantinya.

Sebelum melakukan kegiatan guru membagi anak dalam beberapa

kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 anak kemudian

membagikan alat dan bahan pada anak dan guru mulai mberkeliling mengamati

kerja anak, apakah anak mampu membuat atau menciptakan hasil karyanya. Guru

terus memperhatikan dan membantu mengingatkan anak untuk melukis sesuai

dengan yang dicontohkan oleh guru.

Dapat dilihat dari aspek yang diamati yaitu kecepatan jari-jemari,

koordinasi mata dan tangan , dan kelenturan jari jemari. Dari 16 anak didik yang

menjadi subjek penelitian menunjukan bahwa motorik halus anak lebih

berkembang sesuai harapan guru dan peneliti. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

bahwa kegiatan finger painting yang diberikan pada anak di kelompok B TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari dapat berjalan dengan baik dan setiap anak

menunjukan antusiasnya dan kemampuan terbaiknya dalam hasil belajarnya.

4.2.2 Kemampuan Motorik Halus

Dalam penelitian ini masalah yang diangkat peneliti di kelompok B TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari adalah kemampuan motorik halus anak.

kemampuan motorik halus anak adalah kemampuan gerak tubuh yang melibatkan

otot-otot kecil dalam setiap kegiatan dan dikendalikan oleh seluruh tubuh. hal ini
65

diperkuat oleh pendapat para ahli yakni Sujiono (2009:14) bahwa “motorik halus

adalah gerak yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan

oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan

gerakan pergelangan tangan melainkan membutuhkan koordinasi mata dan tangan

yang cermat. Dalam melakukan gerakan motorik halus, anak juga memerlukan

dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental.”

Kemampuan motorik halus menjadi salah satu aspek perkembangan yang

penting harus terus mendapatkan stimulus yang tepat dan sesuai dengan tahap

perkembangan usianya guna bekal untuk kesiapan anak dalam memasuki jenjang

selanjutnya. Motorik halus anak berkaitan dengan gerak jari jemari anak, ketika

motorik halus anak terstimulasi dengan baik, maka anak mampu menggunakan

jari-jarinya dengan baik. Untuk itu dalam mengembangkan kemampuan motorik

halus pada anak usia dini, guru orang tua sangat berperan dalam membimbing dan

mengharahkan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Mengingat masa

golden age merupakan masa yang penting dalam proses perkembangan anak.

maka pemahaman dan kesempatan yang diberikan guru melalui tugas-tugas yang

di berikan kepada anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus sangatlah

penting.

Selanjutnya, peneliti melakukan penelitian terhadap kemampuan motorik

halus anak dalam hal ini aspek yang di amati yaitu: 1) Aspek Kecepatan Jari-

Jemari, 2) Aspek Koordinasi Mata dan Tangan, 3) Aspek Kelenturan Jari Jemari.
66

4.2.2.1 Aspek Kecepatan Jari Jemari

Aspek pertama dalam kemampuan motorik halus yang peneliti teliti adalah

kecepatan jari jemari anak dalam kegiatan melukis dengan tehnik finger painting

karena dari aspek kecepatan jari jemari dapat diketahui apakah anak mampu

menyelesaikan kegiatan finger painting sebagai tolak ukur skor (penilaian) sesuai

waktu yang ditentukan. Hal ini berkaitan dengan pendapat Sujiono (2009:15)

menyatakan bahwa “Gerakan motorik halus merupakan gerakan yang hanya

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan hanya dilakukan oleh otot-otot

kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan

pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak perlu

membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan kecepatan serta

koordinasi mata dan tangan yang cermat.” Dalam hal ini menunjukan bahwa

kecepatan jari jemari anak dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus

anak.

Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 masih

banyak anak yang belum berkembang sesuai harapan, sebelum diberikan

perlakuan pada aspek yang diamati adalah kecepatan jari jemari bahwa dari 16

anak yang menjadi subjek penelitian tidak terdapat anak dalam kategori

Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 4 anak (25%) dalam kategori

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 6 anak (37,5%) dalam kategori

Mulai Berkembang dan terdapat 6 anak (37,5%) dalam kategori Belum

Berkembang.
67

Selanjutnya hasil analisis deskriptif motorik halus anak dalam aspek

kecepatan jari jemari pada tabel 4.5 sesudah diberi perlakuan berupa kegiatan

finger painting terdapat 7 anak (43,75%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik

(BSB), terdapat 7 anak (43,75%) dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan

(BSH), terdapat 2 anak (12,5%) dalam kategori Mulai Berkembang (MB) dan

tidak terdapat anak dalam kategori Belum Berkembang (BB).

4.2.2.2 Aspek Koordinasi Mata dan Tangan

Dalam kegiatan finger painting sangat diperlukan kemampuan gerak

tangan bersamaan dengan indera pengelihatan secara baik dan tepat. Menurut

Jurgen Hofsab dalam Sri Muzia (2008:14) menyatakan bahwa “koordinasi gerak

mata dan tangan merupakan suatu gerakan yang sangat berkaitan satu dengan

yang lainnya agar suatu ekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan lancar,

berurutan serta sesuai dengan keinginan”. Menurut Jojoh & Cicih, (2016:122)

“Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan

dilakukan oleh otot-otot kecil serta memerlukan koordinasi yang cermat. Dengan

demikian koordinasi mata dan tangan sangat berpengaruh dengan aktivitas yang

melibatkan motorik halus. Dalam kegiatan finger painting ini anak dapat

memperhatikan langkah demi langkah proses melukis sehingga anak mampu

menuangkannya ke media lukis yang anak miliki, kemampuan anak dalam

melakukan gerakan melukis yang tepat dan terdapat kegiatan mencampur warna

yang seluruh rangkaian kegiatan tersebut membutuhkan kecermatan koordinasi

mata dan tangan sehingga dapat melatih kemampuan motorik halus anak.
68

Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2 masih

banyak anak yang belum berkembang sesuai harapan, sebelum diberikan

perlakuan pada aspek yang diamati adalah koordinasi mata dan tangan bahwa

dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 1 anak (6,25%) dalam

kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 3 anak (18,75%) dalam

kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 8 anak (50%) dalam

kategori Mulai Berkembang dan terdapat 4 anak (25%) dalam kategori Belum

Berkembang.

Selanjutnya hasil analisis deskriptif motorik halus anak dalam aspek

koordinasi mata dan tangan pada tabel 4.6 sesudah diberi perlakuan berupa

kegiatan finger painting terdapat 4 anak (25%) dalam kategori Berkembang

Sangat Baik (BSB), terdapat 9 anak (56,25%) dalam kategori Berkembang Sesuai

Harapan (BSH), terdapat 3 anak (18,75%) dalam kategori Mulai Berkembang

(MB) dan tidak terdapat anak dalam kategori Belum Berkembang (BB).

4.2.2.3 Aspek Kelenturan Jari Jemari

Aspek kelenturan jari jemari merupakan aspek ketiga yang diteliti oleh

peneliti. Sebagaimana pendapat dari Sujiono (2011:42) mengatakan dengan

matangnya kemampuan motorik pada anak, maka anak tidak akan merasa kaku

dalam menggerakan tangan dan kakinya. Sedangkan menurut Meyti H. Idris

(2015:38) menyatakan bahwa “kemampuan motorik halus adalah kemampuan

anak untuk mengontrol keluwesan jemari tangan yang dapat dilihat dari

kemampuan untuk menyentuh, menjumput, meraih, mencoret, melipat,

memasukan benda atau makanan ke dalam mulut dan sebagainya”.


69

Dalam kegiatan finger painting tidak terlepas dari kegiatan

mengkombinasikan warna atau pencampuran warna guna mengenalkan warna

bagi anak. Jenis kegiatan ini merupakan suatu cara berkreasi di bidang datar

dengan bubur berwarna sebagai bahan pewarnanya dan jari atau telapak tangan

sebagai alatnya. Sesuai dengan perkembangan anak serta bahan yang

dipergunakan, jenis kegiatan ini cocok diberikan kepada anak-anak TK. “Pada

kegiatan finger painting , warna memegang peranan yang sangat penting karena

kemungkinan keragaman goresan masih terbatas oleh kemampuan gerak otot

lengan mereka” (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979: 6-7). Menurut

Zuliatin, Farid, dan Wigati (2013:183) “Pengenalan warna anak akan merasakan

pengalaman langsung, dengan mengeskplorasi beraneka macam warna yang

disiapkan. Sehingga dengan kegiatan finger painting anak memahami

pengetahuan warna. Kegiatan finger painting mengasah kemampuan anak dalam

pengetahuan warna dapat berkembang dan lebih optimal dan anak tidak akan

mengalami kesulitan dalam menyebutkan warna-warna baru yang dihasilkan dari

proses pencampuran warna”.

Melakukan aktivitas pencampuran warna pada anak usia dini merupakah

hal yang sangat penting bagi perkembangan syaraf otaknya. Selain memancing

kepekaan terhadap pengelihatan, pencampuran warna juga bermanfaat untuk

meningkatkan daya pikir anak. di samping itu, aktivitas pencampuran warna juga

melibatkan otot-otot tangan anak sehingga mampu meningkatkan kemampuan

motorik halus anak. Menurut Melinda (2013:6) “Ada beberapa manfaat yang

dapat diperoleh anak dari kegiatan pencampuran warna yang telah dilakukan oleh
70

anak. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain: pemahaman lebih lanjut tentang

merah,biru, kuning (warna primer); ketrampilan untuk mengenal dan

menggolongkan warna; keterampilan dalam mengikuti arahan untuk petunjuk;

melatih koordinasi mata dan tangan”.

Menurut Melinda (dalam Montolalu 2004:17), melukis dengan jari adalah

kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara menggoreskan adonan

(warna bubur) secara langsung dengan jari tangan secara bebas diatas bidang

datar. pembelajaran melukis menggunakan jari atau finger painting memiliki

tujuan yaitu mengembangkan ekspresi melalui media melukis dengan tangan,

mengembangkan fantasi, imajinasi, kreasi, melatih otot-otot tangan atau jari,

koordinasi mata-tangan, melatih kecakapan mengkombinasikan warna, memupuk

perasaan terhadap gerakan tangan, memupuk perasaan keindahan. Penggunaan

media warna dalam kegiatan finger painting ini, peneliti memilih untuk membuat

bubur warna (adonan warna) dikarenakan bahan yang mudah ditemui di tempat

penelitian, harganya yang murah dan penggunaan pewarna makanan yang

tentunya aman bagi anak.

Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.3 masih

banyak anak yang belum berkembang sesuai harapan, sebelum diberikan

perlakuan pada aspek yang diamati adalah kelenturan jari jemari bahwa dari 16

anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 1 anak (6,25%) dalam kategori

Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 3 anak (18,75%) dalam kategori

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), terdapat 8 anak (50%) dalam kategori Mulai

Berkembang dan terdapat 4 anak (25%) dalam kategori Belum Berkembang.


71

Selanjutnya hasil analisis deskriptif motorik halus anak dalam aspek

kelenturan jari jemari pada tabel 4.7 sesudah diberi perlakuan berupa kegiatan

finger painting terdapat 5 anak (31,25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik

(BSB), terdapat 8 anak (50%) dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan

(BSH), terdapat 3 anak (18,75%) dalam kategori Mulai Berkembang (MB) dan

tidak terdapat anak dalam kategori Belum Berkembang (BB).

4.2.3 Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Kemampuan Motorik

Halus

Perkembangan motorik halus anak usia dini dapat dilihat dari kemampuan

anak dalam menggunakan otot-otot kecilnya, seperti otot-otot tangan dan jari

jemari anak. finger painting sangat berpengaruh dalam perkembangan motorik

halus anak. perlunya latihan secara rutin dan pemberian rangsangan untuk

meningkatkan motorik halus anak gerakan yang dapat dilakukan untuk melatih

motorik halus anak, seperti memegang benda berbagai ukuran dan bentuk,

meremas, menggambar, mencoret,menulis, mewarnai, melipat, menggunting,

menempel dan kegiatan kegiatan lain yang memberi rangsangan dalam

perkembangan motorik halus anak. melalui kegiatan finger painting dapat

mengembangkan kemampuan motorik halus anak, dimana aktivitas tersebut dapat

membantu meningkatkan kinerja otot-otot tangan yang berkoordinasi dengan

indera pengelihatan sehingga kemampuan motorik halus ank dapat berkembang,

seperti saat anak melakukan pencampuran warna dan gerakan melukis dengan jari

secara langsung di media kertas.


72

Topik utama dalam penelitian ini yang menjadi patokannya, yaitu

kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan finger painting di kelompok B

TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari. Hasil penelitian menujukan bahwa

kegiatan finger painting yang dilakukan secara terus menerus akan memberikan

pengaruh terhadap motorik halus anak. berdasarkan hasil data penelitian

kemampuan motorik halus anak yang menunjukan adanya perubahan dari sebelum

diberikan perlakuan dan sesudah di berikan perlakuan kegiatan finger painting

dapat mengembangkan seluruh aspek yakni mengembangkan motorik halus anak

dalam kecepatan jari jemari, koordinasi mata dan tangan, dan kelenturan jari

jemari.

Berdasarkan hasil dan pembahsan yang diperoleh, menunjukan bahwa ada

pengaruh anatara kegiatan finger painting terhadap kemampuan motrorik halus

anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili

Kabupaten Banggai.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan tersebut, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul

Athfal Kecamatan Toili Kabupaten Banggai sudah berkembang sesuai

harapan. Hal ini terlihat dari peningkatan yang terjadi selama penerapan

kegiatan finger painting pada masing-masing aspek yang diamati yaitu

pertama, aspek kecepatan jari jemari sebelum diberikan perlakuan kegiatan

finger Painting kategori BSB dari 0% meningkat menjadi 43,75%,

kategori BSH dari 25% menjadi 43,7%, kategori MB dari 37,5% menjadi

12,5% dan kategori BB dari 37,5% menjadi 0%. Kedua, yaitu aspek

koordinasi mata dan tangan untuk kategori BSB 6,25% menjadi 25%,

kategori BSH dari 18,75% menjadi 56,25%, kategori MB dari 50%

menjadi 18,75% dan kategori BB dari 25% menjadi 0%. Dan yang ketiga

aspek kelenturan jari jemari untuk kategori BSB dari 6,25% menjadi

31,25%, kategori BSH dari 18,75% menjadi 50%, kategori MB dari 50%

menjadi 18,75% dan kategori BB dari 25% menjadi 0%.

2. Penerapan kegiatan finger painting di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul

Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai yaitu pertama guru

menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan. Dalam kegiatan finger

painting ini yang dibutuhkan adalah mangkok/wadah, bubur adonan

73
74

warna, pewarna makanan dan kertas karton. Selanjutnya, guru

mengenalkan alat dan bahan kepada anak dan menjelaskan cara-cara

dalam melukis dengan tehnik finger painting yang disesuaikan dengan

tema pembelajaran saat itu. Kegiatan finger painting juga sangat

membantu anak didik untuk melatih dan meningkatkan motorik halusnya.

3. Seudah diberikan perlakuan bahwa kegiatan finger painting berpengaruh

terhadap motorik halus anak. dilihat pada nilai thitung adalah sebesar -7.971

dengan signifikan 0,000. Karena sig<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh kegiatan finger

painting terhadap kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari Kecamatan Toili Kabupaten Banggai.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu tentang pengaruh

kegiatan finger painting terhadap kemampun motorik halus anak, maka peneliti

mengemukaan beberapa saran sebagai berikut:

1. Anak didik, diharapkan agar selalu aktif dalam kegiatan di dalam kelas

maupun di luar kelas serta memanfaatkan fasilitas yang ada untuk dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki anak.

2. Guru, diharapkan dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang unik dan

kreatif agar anak merasa senang dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan

dan dapat mendukung keberhasilan anak dalam proses pembelajaran

sertadapat mengembangkan kemampuan motorik halus.


75

3. Kepala TK, diharapkan terus memberikan masukan serta dorongan kepada

guru, terutama dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif dan lebih

memperhatikan anak didik.

4. Peneliti lain, untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan atau

pertimbangan dalam merancang penelitian yang sama atau berbeda. Baik

masalah, metode, tehnik pengumpulan data maupun analisisnya.

5. Peneliti, dapat menambah pengetahuan, pengalaman, keterampilan, mengenai

pentingnya penguatan dan kegiatan yang menyenangkan dalam proses

pembelajaran dapat memberikan motivasi belajar anak.


DAFTAR PUSTAKA

Amini, Nur Aisyah. (2016). Peningkatan Kemampuan Koordinasi Mata Dan


Tangan Pada Anak Tunagrahita Kategori Sedang Melalui Metode Direct
Instruction Dalam Pembelajaran Keterampilan Menyulam Di SLB N 1
Slema.Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta: Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/

Anggraini, Dian. (2018). Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak


Melalui Permainan Finger Painting Pada Anak Kelompok B Di Taman
Kanak-Kanak Raudhatul Aneli Sukabumi Bandar Lampung. Skripsi
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung: Diakses dari http://
http://repository.radenintan.ac.id/

Ani, Nur. (2017). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui


Metode Pemberian Tugas pada Kelompok B di TK Sejahtera Sidondo I.
Skripsi. Palu: Universitas Tadulako

AR Syamsudin, dan Damaianti,S Vismaia. (2011). Metode Penelitian Pendidikan


Bahasa.Bandung: Rosda Karya

Dandaha, Suyadi. (2014). Implementasi Kurikulum Paud 2013: Program


Pembelajaran Berbasis Intelegences. Bandung: Rosda

Fadillah, Muhammad. (2012). Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar Ruzz


Media

Hasan, Maimunah. (2010). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Penerbit


DIVA Press

Hasnida. (2014). Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Jakarta: Luxima

Isjoni. (2010). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta

Komani, Anton. (2018). Kemampuan Motorik Anak Usia Dini. Depok:


PT.RajaGrafindo Persada

Livana, dkk. (2018). Pengaruh Stimulasi Motorik Halus Tahap Perkembangan


Psikososial Anak Usia Pra Sekolah.Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia 4(1):32

Listyowati, Anies dan Sugiyanto. (2014). Finger Painting. Jakarta: PT. Penerbit
Erlangga

76
77

Maghfuroh, Lilies. (2017). Pengaruh Finger Painting Terhadap Perkembangan


Motorik Halus Anak Usia Prasekolah Di Tk Sartika I Sumurgenuk
Kecamatan Babat Lamongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan 10(1): 36-43

Mansur. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Mulyani, Novi. (2017). Pengembangan Seni Anak Usia Dini. Bandung: PT


Remaja ROSDAKarya

Mulyasa. (2014). Manajemen PAUD. Bandung: Rosda

Musbikin, Imam. (2010). Buku Pintar Paud: Tuntutan Lengkap Dan Praktis Pada
Guru Paud. Yogyakarta: Tansmedia

Mutmainah. (2016). Meningkatkan Kreatifitas Anak Menggambar dengan Finger


Painting di kelas B TK IQRA Loru Kecamatan Sigi Biromaru. Skripsi.
Palu: Universitas Tadulako

Natalia, Anita. (2016). Deskripsi Penerapan Finger Painting Dalam


Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Kelompok B Di
Tk Dharma Wanita Persatuan Sukarame Bandar Lampung. Skripsi.
Bandar Lampung: Universitas Lampung

Nurfi. (2015). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Mewarnai


Gambar di Kelompok B TK Desa Wisma Ketong. Skripsi. Palu:
Universitas Tadulako

Partini. (2010). Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:Grafindo


Litera Media

Srinandi, Ni Luh Putu. (2018). Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap


Kreativitas Anak di Kelompok B2 TK Negeri Model Terpadu Madani
Provinsi Sulawesi Tengah. Skripsi. Palu: Universitas Tadulako

Sujiono, Bambang. (2014). Metode Pengembangan Fisik. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka

Sujiono, Yuliani Nurani. (2011). Konsep Dasar PAUD. Jakarta: Permata Puri
Media

Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Suryabrata,S. (2018). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


78

Susanto, Ahmad. (2016). Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori). Jakarta:
PT Bumi Aksara

Suyadi. (2013). Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Suyadi dan Dahlia. (2013). Implementasi dan Inovasi Kurikulum PAUD.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sukamti, Endang Rini. (2018). Perkembangan Motorik. Yogyakarta: UNY Press

Ulfah, Fari. (2015). Manjemen Paud: Pengembanga Jejaring Kemitraan Belajar.


Yogyakatra: Pustaka Belajar

Witarsono. (2015). Pengaruh Kegiatan Painting dan Keterampilan Motorik


Halus Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini Dalam Seni Lukis. Jurnal
pendidikan anak usia dini volume 9(2):292

Wiyani, Novan Ardy. (2016). Konsep Dasar Paud. Yoyakarta: Gva Media
LAMPIRAN

79
80

DATA SAMPEL PENELITIAN

No Nama Anak Jenis Kelamin


1 RZ Laki-laki
2 AA Laki-laki
3 RF Laki-laki
4 AZ Laki-laki
5 AN Laki-laki
6 KV Laki-laki
7 GL Laki-laki
8 HL Perempuan
9 PP Perempuan
10 SS Perempuan
11 NR Perempuan
12 AY Perempuan
13 AQ Perempuan
14 ND Perempuan
15 SQ Perempuan
16 AR Perempuan
81

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TIRTASARI

(Sebelum Perlakuan)

Semester/Minggu/Hari ke : II/1/1

Hari/Tanggal : Senin, 11 Januari 2021

Kelompok :B

Tema/Sub Tema/sub sub tema: kendaraan/kendaraan darat/macam-macam

kendaraan darat

Materi kegiatan

1. Doa sebelum dan sesudah belajar

2. Mengucap syukur kepada Allah

3. Menyebutkan macam-macam kendaraan

4. Merawat/memelihara kendaraan yang dimiliki

5. Menirukan gerakan mengendarai kendaraan darat

6. Menyebutkan macam-macam kendaraan darat melalui gambar

7. Menyebutkan huruf awal pada nama-nama kendaraan

8. Mengelompokkan macam-macam kendaraan darat

9. Menggambar dengan tema kendaraan darat

10. Menyayi lagu tentang macam-macam kendaraan darat

Materi yang masuk dalam SOP untuk pembiasaan

1. Mengenal berbagai kendaraan darat, dan selalu bersyukur akan pemberian

Allah dan selalu merawat dan menjaganya


82

2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan

3. Doa sebelum dan sesudah belajar, doa keselamatan, surah Al-fil, hadist

pendek, menaati aturan masuk ke SOP pembelajaran

Alat dan Bahan

1. Gambar macam-macam kendaraan

2. Gunting untuk menggunting pola gambar kendaraan

3. Lem dan kertas untuk kegiatan menempel pola gambar kendaraan

4. Pensil dan pewarna untuk kegiatan menggambar

Pembukaan

1. Mengucapkan doa sebelum dan sesudah belajar dan doa keselamatan

2. Pelafalan surah Al-fil, hadist keutamaan sedekah,hadist mengasihi mahluk

Allah, dan hadist senyum.

3. Mengenal aturan di dalam kelas

4. Menyanyi dan menirukan gerakan kendaraan darat

5. Berdiskusi tentang macam-macam kendaraan darat sesuai gambar.

6. Bercerita tentang pengalaman pada saat menaiki kendaraan darat

7. Berdiskusi tentang kegiatan yang akan dilakukan

Inti

1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang disediakan

2. Guru menanyakan konsep warna, tekstur, dan bentuk yang ada pada alat

dan bahan

3. Guru menanyakan pada anak dimana mereka pernah menemukan konsep

tersebut
83

4. Guru mempersilahkan anak mengelompokkan alat dan bahan sesuai

dengan konsep yang dipahami

5. Anak-anak
anak melakukan kegiatan

Penutup

1. Menanyakan perasaan pada hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah lakukan hari ini, kegiatan apa

yang paling disukai anak

3. Pemberian tugas kepada anak untuk dilakukan dirumah, yaitu mengamati

kendaraan darat yang dimiliki dirumah

4. Bercerita pendek berisi pesan

5. Menginformasikan kegiatan esok hari

6. Berdoa setelah belajar

7. Berdoa keluar rumah

Mengetahui

Peneliti

Niken Ninda Wulandari


Nim. A 411 17 033
84

RUBRIK PENILAIAN

(Sebelum Perlakuan)

Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Motorik Halus Anak

1. Aspek Kecepatan Jari-Jemari


Kategori Indikator Skor
Berkembang Sangat Baik Anak mampu menggunting pola gambar
4
(BSB) kurang dari 15 menit
Berkembang Sesuai
Anak mampu menggunting pola gambar
Harapan 3
dalam waktu 15 menit
(BSH)
Mulai Berkembang Anak mampu menggunting pola gambar
2
(MB) lebih dari 15 menit
Belum Berkembang Anak belum mampu menggunting pola
1
(BB) gambar
2. Aspek Koordinasi Mata dan Tangan
Kategori Indikator Skor
Anak mampu menunjukan koordinasi
mata dan tangan dengan 3 indikator,
yaitu:
1. Anak mampu mengarahkan
tangannya dengan tepat pada pola
gambar yang akan di gunting
Berkembang Sangat Baik 2. Anak mampu menggunting sesuai
4
(BSB) pola gambar
3. Anak mampu menggunting seluruh
pola yang disediakan
4. Anak mampu menempelkan hasil
gunting pola gambar pada media
yang disediakan

Berkembang Sesuai
Harapan Ada 3 indikator yang muncul 3
(BSH)
Mulai Berkembang
Ada 1-2 indikator yang muncul 2
(MB)
Belum Berkembang Anak belum mampu menggunting dan
1
(BB) menempel
85

3. Aspek Kelenturan Jari Jemari


Kategori Indikator Skor
Berkembang Sangat Baik Anak mampu membuat lebih dari 3
4
(BSB) kombinasi warna dalam gambarnnya
Berkembang Sesuai
Anak mampu membuat 2-3 kombinasi
Harapan 3
warna dalam gambarnnya
(BSH)
Mulai Berkembang Anak mampu membuat 1 kombinasi
2
(MB) warna dalam gambarannya
Belum Berkembang Anak belum mampu membuat
1
(BB) kombinasi warna
86

LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK SEBELUM DIBERIKAN PERLAKUAN KEGIATAN
FINGER PAINTING

TK : ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari


Kelompok :B
Petunjuk : Berilah tanda cek (√) ada kolom yang disediakan sesuai dengan hasil pengamatan

Aspek Yang Diamati


Koordinasi Mata dan Mengkombinasikan
No Nama Anak Ketepatan Gerak Jari
Tangan Warna
BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB
1 RZ   
2 AA   
3 RF   
4 AZ   
5 AN   
6 KV   
7 GL   
8 HL   
9 PP   
10 SS   
11 NR   
12 AY   
13 AQ   
14 ND   
87

15 SQ   
16 AR   

Keterangan : Pengamat

BSB : Berkembang Sangat Baik

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

MB : Mulai Berkembang

BB : Belum Berkembang Niken Ninda Wulandari


88

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TIRTASARI

Semester/Minggu/Hari ke : II/2/2

Hari/Tanggal : Selasa, 19 Januari 2021

Kelompok :B

Tema/Sub Tema/sub sub tema: kendaraan/kendaraan laut/perahu

Materi kegiatan

1. Doa sebelum dan sesudah belajar

2. Mengucap syukur kepada Allah

3. Menyebutkan cirri-ciri perahu

4. Menirukan gerakan mendayung

5. Menyebutkan bagian-bagian dari perahu melalui gambar

6. Menyebutkan suku awal kata perahu

7. Menyebutkan huruf-huruf pada perahu

8. Kegiatan melukis dengan tehnik finger painting

9. Menyayi lagu tentang mendayung perahu

Materi yang masuk dalam SOP untuk pembiasaan

1. Mengenal berbagai kendaraan darat, dan selalu bersyukur akan pemberian

Allah dan selalu merawat dan menjaganya

2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan

3. Doa sebelum dan sesudah belajar, doa keselamatan, surah Al-ma’un,

hadist pendek, menaati aturan masuk ke SOP pembelajaran


89

Alat dan Bahan

1. Gambar bagian-bagian perahu

2. Adonan warna, kertas karton untuk kegiatan finger painting

Pembukaan

1. Mengucapkan doa sebelum dan sesudah belajar dan doa keselamatan

2. Pelafalan surah Al-ma’un, hadist berbuat baik,hadist kasih sayang, dan

hadist memberi hadiah.

3. Mengenal aturan di dalam kelas

4. Menyanyi dan menirukan gerakan mendayung kapal

5. Berdiskusi tentang bagian-bagian perahu

6. Bercerita tentang pengalaman melihat atau mengendarai perahu

7. Berdiskusi tentang kegiatan yang akan dilakukan

Inti

1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang disediakan

2. Guru menanyakan konsep warna, tekstur, dan bentuk yang ada pada alat

dan bahan

3. Guru menanyakan pada anak dimana mereka pernah menemukan konsep

tersebut

4. Guru mempersilahkan anak mengelompokkan alat dan bahan sesuai

dengan konsep yang dipahami

5. Anak-anak melakukan kegiatan

Penutup

1. Menanyakan perasaan pada hari ini


90

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah lakukan hari ini, kegiatan apa

yang paling disukai anak

3. Pemberian tugas kepada anak untuk dilakukan dirumah, yaitu

menceritakan kegiatan yang dilakukan hari ini

4. Bercerita pendek berisi pesan

5. Menginformasikan kegiatan esok hari

6. Berdoa setelah belajar

7. Berdoa keluar rumah

Mengetahui

Peneliti

Niken Ninda Wulandari


Nim. A 411 17 033
91

RUBRIK PENILAIAN

Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Motorik Halus Anak

1. Aspek Kecepatan Jari-Jemari


Kategori Indikator Skor
Anak mampu melukis sesuai dengan
Berkembang Sangat Baik
tehnik finger painting waktu kurang dari 4
(BSB)
15 menit
Berkembang Sesuai
Anak mampu melukis sesuai dengan
Harapan 3
tehnik finger painting waktu 15 menit
(BSH)
Anak dapat melukis sesuai dengan tehnik
Mulai Berkembang
finger painting selesai lebih dari 15 2
(MB)
menit
Belum Berkembang Anak belum mampu melukis dengan
1
(BB) tehnik finger painting
2. Aspek Koordinasi Mata dan Tangan
Kategori Indikator Skor
Anak mampu menunjukan koordinasi
mata dan tangan dengan 4 indikator,
yaitu:
1. Anak mampu mengarahkan
tangannya dengan tepat pada media
yang akan dilukis
Berkembang Sangat Baik 2. Anak dapat melakukan
4
(BSB) pencampuran pewarna dengan
adonan warna dengan baik
3. Anak dapat melukis sesuai tehnik
yang diajarkan guru
4. Anak mampu mengoleskan warna
dengan tepat

Berkembang Sesuai
Harapan Ada 3 indikator yang muncul 3
(BSH)
Mulai Berkembang
Ada 1-2 indikator yang muncul 2
(MB)
Belum Berkembang Anak belum mampu melukis dengan
1
(BB) tehnik finger painting
92

3. Aspek Kelenturan Jari Jemari


Kategori Indikator Skor
Anak mampu membuat lebih dari 3
Berkembang Sangat Baik
kombinasi warna dalam lukisan finger 4
(BSB)
painting
Berkembang Sesuai
Anak mampu membuat 2-3 kombinasi
Harapan 3
warna dalam lukisan finger painting
(BSH)
Mulai Berkembang Anak mampu membuat 1 kombinasi
2
(MB) warna dalam lukisannya finger painting
Belum Berkembang Anak belum mampu membuat
1
(BB) kombinasi warna
93

LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK SESUDAH DIBERIKAN PERLAKUAN


KEGIATAN FINGER PAINTING

TK : ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Tirtasari


Kelompok :B
Petunjuk : Berilah tanda cek (√) ada kolom yang disediakan sesuai dengan hasil pengamatan

Aspek Yang Diamati


Koordinasi Mata dan Mengkombinasikan
No Nama Anak Ketepatan Gerak Jari
Tangan Warna
BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB
1 RZ   
2 AA   
3 RF   
4 AZ   
5 AN   
6 KV   
7 GL   
8 HL   
9 PP   
10 SS   
11 NR   
12 AY   
13 AQ   
14 ND   
94

15 SQ   
16 AR   

Keterangan : Pengamat

BSB : Berkembang Sangat Baik

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

MB : Mulai Berkembang

BB : Belum Berkembang Niken Ninda Wulandari


95

DOKUMENTASI

Dokumentasi sebelum diberikan perlakuan


96

Dokumentasi setelah diberikan perlakuan


97
98
99

Dokumentasi izin penelitian dan wawancara bersama guru kelompok B


100

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

PENGARUH KEGIATAN FINGER PAINTING TERHADAP


KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK
AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TIRTASARI KECAMATAN TOILI
KABUPATEN BANGGAI

A. Identitas
Nama : Mei Falia

Usia : 32 Tahun

Jabatan : Guru kelas kelompok B

Hari/tanggal : Selasa, 19 Januari 2021

Lokasi : Desa Tirtasari

B. Hasil wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang ibu ketahui Jenis kegiatan membuat gambar yang
mengenai kegiatan finger dilakukan dengan cara menggoreskan
painting? adonan warna yang dilakukan secara
langsung dengan jari tangan secara
bebas di atas kertas.
2 Menurut ibu apakah Iya, karena pada saat anak-anak diberi
motorik halus anak dapat kegiatan maka anak dapat langsung
berkembang lagi saat mencurahkan perasaannya ,kemudian
diberikan kegiatan finger melatih kreativitasnya , melatih
painting ? koordinasi antara mata dan tangan, serta
anak-anak dapat meluweskan jari-jari
tangan dengan sendirinya.
3 Kesulitan/kendala apa Kendala yng dialami selama kegiatan
saja yang umumnya finger painting yakni kurangnya
dialami dalam kegiatan pewarna yang disiapkan sehingga
finger painting ? memperlambat kegiatan finger painting
101

itu sendiri.
4 bagaimana proses Proses pembelajaran yang dilakukan
pembelajaran yang ibu pertama tentunya menyusun rencana
berikan kepada anak kegiatan harian kemudian menyiapkan
melalui kegiatan finger segala alat dan bahan yang dibutuhkan
painting ? dalam kegiatan finger painting . saat
pembelajaran berlangsung hal yang
dilakukan yakni mengenalkan alat dan
bahan kepada anak, memberikan contoh
melukis dengan tehnik finger painting
seperti halnya bagaimana cara
mencampurkan warna dan gerakan jari
saat mengoleskan warna di media kertas
dan terus memberikan arahan selama
anak memulai melukis hingga
menyelesaikan lukisannya dengan baik
5 Bagaimana pendapat ibu Iya karena dalam kegiatan tersebut
mengenai bubur warna bubur warna merupakan bahan yang
yang digunakan dalam sangat aman dan nyaman sehingga anak-
kegiatan finger painting? anak itu akan mudah menggunakannya.
Apakah cocok digunakan Selain itu, karena bubur warna itu alat
dalam kegiatan finger dan bahannya sering anak-anak jumpai
painting anak? dilingkungannya sehingga anak-anak itu
lebih leluasa untuk berkreasi.
102
103
104
105
106
107

BIODATA PENELITI

I. UMUM

1. Nama : Niken Ninda Wulandari

2. Tempat dan Tanggal Lahir: Cendanapura, 21 Maret 2000

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Nama Orang Tua : a. Ayah : Dasar hartoyo

b. Ibu : Ninik Hariyati

5. Agama : Islam

6. Alamat : Jln. Tekukur Kelurahan Lasoani

II. PENDIDKAN

1. SD : SD Negeri 5 Toili

2. SMP/MTS : SMP Negeri 1 Toili

3. SMA/MA : SMA Negeri 1 Toili

4. PT : Universitas Tadulako Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program

Studi Pendidkan Guru Pendidikan Anak Usia

Dini
108

Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

Anda mungkin juga menyukai