Disusun Oleh:
NAMA : DANIA QUDSIANA
NIM : 3401022149
PRODI : PENDIDIKAN SOSIOLOGI
1. Judul Penelitian: “Penggunaan Model Talkshow Sosiologi Dengan Role Playing Pada
Materi Gejala Sosial Dalam Upaya Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Kelas X3 Di
Sma N 1 Sukorejo”
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap : Dania Qudsiana
b. NIM : 3401022149
c. Program Studi : Pendidikan Sosiologi
d. Alamat : Kemlokolegi, RT 003 RW 002 Pucakwangi Pageruyung
Kendal
e. No. HP : 085540454013
f. Email : qudsiana84@gmail.com
g. LPTK : Universitas Negeri Semarang
3. Lama Penelitian:
4. Lokasi Penelitian : SMA N 1 SUKOREJO
Dania Qudsiana
3401022149
Menyetujui,
A. LATAR BELAKANG
Sosiologi merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh peserta didik di
SMA terutama jurusan sosial atau peminatan dalam istilah kurikulum merdeka. Pembelajaran
sosiologi pada umumnya masih monoton dan menggunakan metode ceramah. Hasil observasi
yang ditemukan bahwa guru mata pelajaran sosiologi cenderung hanya menggunakan metode
ceramah, sehingga peserta didik terbiasa hanya mendengarkan saja. Pembelajaran sosiologi
sering menggunakan metode ulangan mencongak, yang dimana peserta didik dituntut untuk
menghafalkan semua materi yang sudah diajarkan. Hal ini berdampak pada nilai hasil belajar
yang cenderung rendah. Selain itu peserta didik cenderung bosan dan asik bermain gadget
sendiri serta kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang dominan metode ceramah dan kurang interaktif jauh dari
penerapan kurikulum merdeka. Pembelajaran pada materi gejala sosial, jika hanya
disampaikan dengan metode ceramah tentu akan kurang menarik, peserta didik kurang
memiliki sikap berpikir kritis, dan akan sulit dalam memahami materi tersebut. Sementara
itu, di kurikulum merdeka peserta didik diarahkan untuk memiliki karakteristik sesuai dengan
profil pelajar Pancasila yang memuat enam karakter meliputi beriman, bertaqwa kepada
Tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global, bergotong
royong, dan kreatif. (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020).
Pada kurikulum merdeka peserta didik dituntut untuk memiliki keterampilan “The 4Cs” yaitu
communication, collaboration, critical thinking, dan creativity (Partnership for 21st Centur,
2007).
Hal ini berdampak pada kurang aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran
yang mengakibatkan pembelajaran membosankan dan tidak efektif. Oleh karena itu, guru
dituntut untuk dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran yang menarik untuk
membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang efektif adalah
adanya interaksi dua arah dan student center, dengan begitu guru dituntut kreatif untuk
merubah metode ceramah menjadi metode mengajar yang interaktif dan inovatif agar tercapai
proses pembelajaran yang efektif dan hasil belajar yang maksimal.
Metode yang dibutuhkan untuk permasalahan penelitian ini adalah metode yang dapat
melibatkan seluruh peserta didik dan menuntut peserta didik untuk mampu aktif dalam kelas
tidak hanya diskusi dalam kelompoknya saja. Badiah et al (2013) mengungkapkan bahwa
metode talkshow melibatkan peserta didik untuk menciptakan interaksi bermakna yang
ditampilkan di depan kelas dan menumbuhkan sejumlah keterampilan, yaitu keterampilan
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menanggapi sebuah masalah, mengemukakan
gagasan, membuka dan menutup acara, memandu acara, serta menumbuhkan rasa percaya
diri, keberanian di depan publik, berkembangnya kreativitas seluruh peserta didik, melatih
berkolaborasi antar teman sejawat, dan mampu berpikir kritis mengenai permasalahan yang
ada di masyarakat dengan mengaitkan materi pelajaran.
Metode talkshow dirasa sangat tepat untuk diterapkan pada penelitian ini, terlebih metode
talkshow belum pernah dilakukan di kelas tersebut. Metode talkshow tepat diterapkan dalam
materi gejala sosial untuk melatih keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran terlebih
bisa menumbuhkan berpikir kritis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keaktifan peserta
didik kelas X 3 SMA N 1 SUKOREJO pada materi gejala sosial menggunakan model
talkshow.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses peningkatan keaktifan peserta didik pada materi gejala sosial
menggunakan model talkshow di kelas X3 SMA N 1 SUKOREJO?
2. Bagaimana hasil peningkatan keaktifan peserta didik pada materi gejala sosial
menggunakan model talkshow di kelas X3 SMA N 1 SUKOREJO?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui proses peningkatan keaktifan peserta didik pada materi gejala
sosial menggunakan model talkshow di kelas X3 SMA N 1 SUKOREJO
2. Untuk mengetahui hasil peningkatan keaktifan peserta didik pada materi gejala
sosial menggunakan model talkshow di kelas X3 SMA N 1 SUKOREJO
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peserta Didik, terciptanya proses pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan menyenangkan dalam mencapai tujuan
pembelajaran
2. Bagi Guru, meningkatkkan kinerja profesional meliputi menilai, merefleksi diri,
dan mampu memperbaiki serta meningkatkan pembelajaran yang dikelolanya.
3. Bagi Sekolah, meningkatkan kualitas pembelajaran dan program sekolah secara
keseluruhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Metode Pembelajaran
Nunuk Suryani dan Leo Agung dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar
membedakan antara strategi pembelajaran dan metode pembelajaran. Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi
merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah ”a
way in achieving.” Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hal.6-7. Metode pembelajaran dapat diartikan
sebuah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Hamzah B. Uno “metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran:
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), 2 Metode pembelajaran adalah jalan yang ditempuh seorang guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara-cara tertentu. Selain itu, metode
pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah
kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan.
Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang
teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan proses pembelajaran.
2. Model Talkshow
Talkshow adalah sebuah acara yang menghadirkan narasumber untuk berbicara
tentang topik yang menarik (Hornby, 1995). Hornby, A. 1995. Oxford Advances Learner’s
Dictionary of Current English. Oxford University Press, Great Britain. 1899. Badiah et al
(2013) mengungkapkan bahwa metode talkshow melibatkan siswa untuk menciptakan
interaksi bermakna yang ditampilkan di depan kelas dan menumbuhkan sejumlah
keterampilan, yaitu keterampilan mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,
menanggapi sebuah masalah, membuka dan menutup acara, memandu acara, serta
menumbuhkan rasa percaya diri, keberanian di depan publik, berkembangnya
kreativitas seluruh siswa dalam pembelajaran, dan mampu mengaitkan pembelajaran
dengan permasalahan yang ada pada masyarakat. Badiah, Rusminto, N. E., dan Fuad, M.
2013. Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Bahasa Indonesia Melalui Gelar Wicara
Pada Siswa. J-Simbol (Bahasa, Sastra Dan Pembelajarannya), 1(1): 59–70.
3. Role Playing
Pengertian role playing atau lebih dikenal dengan istilah bermain peran adalah salah
satu bentuk pembelajaran, dimana peserta didik ikut terlibat aktif memainkan peran-
peran tertentu. Menurut Kokom Komalasari role playing adalah suatu metode
penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya
dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung pada apa yang diperankan. Kokom
Komalasari, Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: Refika Aditama, 2011), hal.80.
Metode role playing merupakan sebuah metode pembelajaran yang membantu
masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial anak dan
membantu memecahkan dilema pribadi dengan kelompok sosial mereka. Dalam
dimensi sosial metode ini memudahkan individu untuk bekerjasama dalam
menganalisis keadaan sosial.
Metode ini sengaja dirancang untuk memecahkan masalah yang diawali dengan
kasus, lalu akan ada yang berperan sesuai kasus untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Biasanya, siswa atau mahasiswa memainkan peran yang berbeda-beda sesuai
dengan situasi tertetu dan secara spontan memainkan peran sesuai dengan situasi atau
kasus yang diberikan. Melalui kegiatan ini memungkinkan siswa untuk melakukan
analisa dan memecahkan masalah. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini
meliputi: kemampuan bekerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran yang dilakukan dikelas
(Suharsimi, 2008). Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari Class
Room Action Research, yaitu suatu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas
dengan berbagai aturan dan langkah-langkah yang harus diikuti. Tujuan dari PTK ini
adalah untuk memperbaiki mutu dan praktik pembelajaran yang dilakukan guru,
memperbaiki dan meningkatkan kinerja pembelajaran yang dilakukan oleh guru,
menemukan solusi atas masalah pembelajaran yang terjadi di dalam kelas agar
pembelajaran menjadi lebih bermutu, menumbuhkan inovasi-inovasi baru dalam
proses pembelajaran (Sukanti, 2008). PTK ini terdapat 4 tahap yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi.
B. Subjek Penelitian
Subjek penilitian adalah peserta didik kelas X.3 SMA Negeri 1 Sukorejo yang
berjumlah 36 orang terdiri dari 15 laki-laki dan 21 perempuan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukorejo yang berada di kecamatan
Sukorejo Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah. Waktu penelitian adalah bulan
April sampai Mei 2023 pada semester 2 tahun ajaran 2022/2023.
D. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, dimana dari siklus I dan siklus II saling
berkaitan. Siklus II dilakukan sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart.
Model ini terdiri dari 4 tahap yakni perencanaan, Tindakan, observasi, dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan dan menentukan focus
permasalahan kemudian membuat instrument pengamatan untuk merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi
isi rancangan sekaligus tahap observasi atau pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. Selanjutnya pada tahap akhir diadakan refleksi
terhadap implementasi tindakan yang telah dilaksanakan. Keempat tahapan tersebut
adalah unsur yang ada dalam sebuah siklus.
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data
G. Indikator Keberhasilan
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila
Partnership for 21st Century. 2007. Learning and Innovation Skills-4Cs Key Subjects-3Rs and 21st
Century Themes Critical thinking • Communication Collaboration • Creativity P21 Framework for
21st Century Learning 21st Century Student Outcomes and Support Systems Framework for 21st
Century L. www.P21.org.
LAMPIRAN