Disusun Oleh
Eka Dewi Septiawati, S.Pd.Si
219031495085
NIM : 219031495085
Mengetahui;
Ketua Prodi PPG UNM Kepala Sekolah
Maka dosen pembimbing dan guru pamong memberikan nilai kepada mahasiswa
sebagai berikut:
Angka Huruf
Mengetahui,
Ketua Prodi PPG UNM Kepala Sekolah
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Sidoharjo berjalan
sebagaimana mestinya.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah praktek PPL PPG
Dalam Jabatan 2021, yang telah dilaksanakan tanggal 31 Mei 2021 hingga 13 Juli 2021. Dalam
pelaksanaan PPL hingga penyusunan laporan ini, tentu tidak lepas dari bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Pihak Perguruan Tinggi Universitas Negeri Makassar
2. Keluarga penulis yang selalu memberikan doa serta motivasi.
3. Seluruh instruktur baik dosen maupun guru pamong, yang telah memberikan bekal dan ilmu
sebelum kegiatan PPL.
4. Ibu Dr.Dra Andi Asmawati Azis selaku DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), yang dengan
sabar membimbing dan memberikan nasehat selama PPL.
5. Ibu Dra. Sitti Marliyah selaku Guru Pamong, yang dengan sabar memberikan bimbingan dan
motivasi sejak sebelum PPL.
6. Ibu Tri Pujiastuti, S.Pd.,M.M. selaku Kepala SMP Negeri 1 Sidoharjo, yang telah
memberikan izin dan dukungan.
7. Bpk Teguh Putra selaku admin kelas IPA 03, yang memberi arahan dan bantuan dalam hal
teknis.
8. Guru dan staf TU SMP Negeri 1 Sidoharjo, yang membantu kelancaran PPL.
9. Rekan PPG kelas IPA 03 khususnya kelompok C, yang telah berbagi pengalaman, ilmu dan
semangat.
10. Siswa Siswi SMP Negeri 1 Sidoharjo, yang memberikan pengalaman baru bagi penulis.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca.
Halaman Judul
Halaman Pengesahan Laporan
Halaman Penilaian Laporan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
C. Gambaran Umum Sekolah (Riwayat Singkat dan Profil Sekolah)
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebih dari satu tahun, sejak diberlakukannya masa darurat Covid-19 pada bulan Maret 2020,
pendidikan di Indonesia mengalami perubahan cara dari pembelajaran di luar jaringan (luring)
menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring), atau disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ). Dengan PJJ ini, guru dan siswa sama-sama belajar untuk memanfaatkan teknologi
sebagai media pembelajaran.
Selama masa pandemi ini, SMP Negeri 1 Sidoharjo melaksanakan pembelajaran jarak jauh
(PJJ) dengan menggunakan beberapa aplikasi diantaranya Whatsapp group, Google Meet atau
Microsoft Teams, juga ada yang menggunakan Google Classroom. Akan tetapi, pembelajaran
rata-rata bersifat individu. Artinya jarang sekali ada diskusi kelompok. Pada awal pandemi,
siswa masih terlihat antusias dan semangat, yang ditunjukkan dengan disiplinnya mereka
mengumpulkan tugas. Akan tetapi, beberapa bulan PJJ berlangsung, ada kecenderungan siswa
menjadi kurang bersemangat, bahkan tidak sedikit yang terlambat mengumpulkan tugas. Ini
dikarenakan siswa jenuh karena harus belajar sendiri selama satu tahun lebih. Bagi mereka,
belajar di sekolahan itu lebih menyenangkan.
Hal ini tidak boleh dibiarkan terjadi terus-menerus. Apalagi masa pandemi belum usai,
justru malah banyak bertambah kasus baru. Guru yang bertanggung jawab dalam hal ini, harus
berupaya bagaimana caranya agar siswa kembali termotivasi sehingga dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik.
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang digunakan mahasiswa
PPG selama masa PPL. Stepien,dkk,1993 (dalam Ngalimun, 2013: 89) menyatakan bahwa PBL
adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah.
Dalam hal ini, maka siswa mau tidak mau harus berusaha memecahkan suatu masalah di tiap
awal pembelajaran melalui diskusi kelompok. Dengan adanya interaksi dalam diskusi ini, siswa
menjadi termotivasi karena mereka tidak berpikir sendiri.
Dengan menerapkan model PBL ini diharapkan ada peningkatan motivasi, sehingga proses
pembelajaran dapat hidup dan siswa dapat merasakan manfaat dari belajar.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu :
2. Ketika kegiatan presentasi oleh salah satu kelompok, kelompok lain tidak
memberikan tanggapan karena jawabannya sama.
3. Siswa kurang aktif dalam diskusi setelah presentasi
C. Alternatif Solusi/Tindakan
Solusi/Tindakan kasus 1
Beberapa solusi/ tindakan yang dapat dilakukan adalah :
1. Untuk pembelajaran yang akan datang jika luring lagi, maka guru harus lebih
semangat, membuat pembelajaran lebih menyenangkan misalnya memberikan games.
Sehingga siswa akan tertarik sehingga dapat fokus ke pembelajaran, bagaimapun
kondisinya.
2. Guru memberikan motivasi dengan memberikan reward bagi siswa yang aktif
berdiskusi, menjawab pertanyaan maupun memberikan tanggapan. Reward tersebut
misalkan, akan menambah nilai.
3. Di pembelajaran yang akan datang jika luring, guru mengubah penataan meja dan
kursi menjadi bentuk U, sehingga akan lebih leluasa mengamati dan memberikan
bimbingan pada tiap kelompok.
4. Jika masih masa pandemi, memang tidak mudah mengkondisikan siswa seperti saat
sebelum pandemi. Akan banyak keterbatasan yang tidak bisa dihindari, karena harus
mematuhi prokes
Solusi/Tindakan kasus 2
1. Guru harus memberikan arahan sehingga siswa mudah untuk berdiskusi dengan
segala keterbatasan yang ada. Misalkan: coba anak2, masing-masing mengamati
bagian inti selnya, bagaimana keadaan inti selnya? Lalu, bagaimana cara
perkembangbiakannya? Coba semuanya memutar video, diamati cara
berkembangbiaknya. Kalau sudah, silakan semuanya menyampaikan pendapat kalian
di grup ini.
Nanti di akhir diskusi, salah satu dari anggota kelompok yang bertugas merekap,
tinggal merekap hasil percakapan di kelompok.
2. Guru menyampaikan aturan diskusi. Misal, setelah kelompok A presentasi maka
kelompk B harus menanggapi. Lalu memberikan reward bagi yang aktif bertanya atau
memberikan tanggapan akan mendapat tambahan nilai
3. Guru harus banyak berinteraksi dengan siswa. Tidak hanya memberikan penjelasan
yang panjang akan tetapi memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa ada
proses berpikir. Selain itu agar siswa tetap fokus kepada materi
Solusi/Tindakan kasus 3
1. Guru ke sekolahan mencari tempat yang sunyi tidak ada orang lain sehingga
walaupun sedang tidak sehat, bisa bebas melepas masker. Sehingga suara yang
dihasilkan juga jelas.
2. Guru menggunakan jaringan dobel. Jadi bisa bergantian digunakan ketika jaringan
salah 1 kartu SIM kurang bagus, bisa menggantinya dengan SIM kedua.
3. Untuk siswa, mencari tempat yang sinyalnya paling bagus.
4. Lebih memberikan penegasan aturan diskusi. Salah satunya berdiskusi di grup jangan
japri antar siswa. Dalam hal ini guru memberikan pancingan atau arahan yang jelas
agar siswa bisa melakukan diskusi dengan baik.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tindakan 2
Kasus pada pembelajaran kedua diantaranya, kegiatan diskusi di kelompok kecil terlihat
kurang aktif. Hal ini dikarenakan guru tidak memberikan arahan tentang bagaimana
berdiskusi dalam grup WA. Solusinya, guru memberikan arahan sehingga siswa mudah
untuk berdiskusi dengan segala keterbatasan yang ada. Kasus kedua, ketika kegiatan
presentasi oleh salah satu kelompok, kelompok lain tidak memberikan tanggapan karena
jawabannya sama. Penyebabnya karena guru tidak menyampaikan aturan diskusi. Solusinya,
guru menyampaikan aturan diskusi. Misal, setelah kelompok A presentasi maka kelompk B
harus menanggapi. Lalu memberikan reward bagi yang aktif bertanya atau memberikan
tanggapan akan mendapat tambahan nilai. Kasus ketiga, siswa kurang aktif dalam diskusi
setelah presentasi. Ini disebabkan karena guru terlalu dominan ceramah. Solusinya, guru
harus banyak berinteraksi dengan siswa. Tidak hanya memberikan penjelasan yang panjang
akan tetapi memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa ada proses berpikir. Selain itu
agar siswa tetap fokus kepada materi.
Jadi pada kegiatan mengajar kedua, siswa sudah terlihat tidak malu menjawab
pertanyaan, akan tetapi masih ada kekurangan ketika berdiskusi kelompok mereka kurang
aktif. Dari sembilan siswa, ada tiga siswa yang aktif menjawab pertanyaan.
Hasil tindakan 3
Kasus yang muncul yaitu suara guru yang kurang jelas dikarenakan memakai masker.
Yaitu pada saat pendahuluan hingga orientasi masalah. Tindakan yang dilakukan adalah pada
pertengahan pembelajaran, yaitu pada saat presentasi kelompkk, guru melepas masker. Dan
hasilnya terlihat dan terdengar di video rekaman, suara guru menjadi lebih jelas dan masker
yang tertimpa background tidak mengganggu pandangan siswa.
Kasus berikutnya adalah suara guru yang terputus-putus di HP siswa, akibat jaringan
siswa kurang stabil. Siswa mencari solusi dengan mencari sinyal dengan berpindah tempat.
Akan tetapi sama saja, tetap tidak bisa lancar. Kemudian agar sinyal guru lebih bagus, guru
mengganti jaringan im3 dengan telkomsel yang sinyalnya lebih bagus. Hasilnya dilihat di
video hasil rekaman, suara guru menjadi lebih jelas, tidak terputus-putus.
Kasus berikutnya, ada salah satu kelompok yang berdiskusi tidak di grup tetapi japri antar
teman. Ini disebabkan karena guru tidak memberi penegasan bahwa diskusi harus dilakukan
di kelompok kecil, tidak boleh japri. Tindakan yang dilakukan, pada pembelajaran berkutnya
guru harus menyampaikan aturan yang jelas dalam berdiskusi.
Dari kegiatan mengajar ketiga, dapat dilihat bahwa, kegiatan diskusi di kelompok sudah
lebih aktif daripada saat kegiatan mengajar kedua. Di kegiatan mengajar ketiga ini guru lebih
banyak memberikan bimbingan saat diskusi di kelompok kecil. Sehingga mereka jadi terarah,
tahu apa yang harus dilakukan, mengingat keterbatasan kondisi yang jauh berbeda ketika
pembelajaran luring. Kemudian keaktifan ini dilihat dari jumlah siswa yang menjawab
pertanyaan lebih banyak. Dari sembilan siswa yang aktif menjawab pertanyaan ada enam
siswa. Dua siswa kurang aktif dikarenakan jaringannya kurang lancar dan satu anak kondisi
kesehatan kurang bagus.
Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan motivasi siswa setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui model PBL dengan metode diskusi ini, guru memberikan angket
motivasi belajar kepada siswa. Angket diberikan setelah kegiatan mengajar kedua dan ketiga
setelah pembelajaran daring. Setelah kegiatan mengajar pertama tidak diberikan karena
pembelajaran luring, ini berbeda kondisi sehingga tidak dapat dibandingkan. Setelah
pengolahan data, diperoleh hasil ada peningkatan motivasi siswa. Screenshoot keaktifan
diskusi ini dapat dilihat pada video pembelajaran edit, yang link nya saya cantumkan pada
lampiran.
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran daring yang selama ini diterapkan di skolah, dirasa kurang menarik bagi
siswa sehingga siswa menjadi kurang bersemangat. Melalui penerapan model PBL dengan
metode diskusi ini, maka siswa akan lebih aktif di kegiatan pembelajaran. Dimana disajikan
persoalan di awal pembelajaran, lalu siswa berusaha menemukan solusi dari persoalan
tersebut melalui diskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok inilah, siswa lebih termotivasi,
karena tidak lagi berpikir sendiri, akan tetapi ada teman yang diajak kerjasama menyelesakan
suatu persoalan .
B. Saran
Saran ini untuk saya pribadi, yaitu sebagai berikut:
1. Guru itu ibarat dalang dalam pewayangan. Jadi, harus benar-benar menyiapkan skenario
pembelajaran, agar pembelajaran berlangsung dengan baik.
2. Guru harus lebih banyak mengajak siswa berinteraksi agar siswa dapat fokus ke materi,
tidak jenuh, dan melatih daya pikir siswa. Selain itu, jika banyak interaksi maka siswa
akan merasa diperhatikan. Jika mereka merasa diperhatikan maka semangat mereka akan
muncul.
3. Guru lebih aktif melakukan pembimbingan diskusi di kelompok, supaya siswa tahu apa
yang harus dilakukan, mengingat kondisi daring ini lebih banyak keterbatasan
dibandingkan pembelajaran luring.
4. Guru menyampaikan aturan diskusi agar semua siswa dapat aktif. Misal, setelah
kelompok A presentasi maka kelompok B harus memberikan tanggapan.
5. Jika melakukan pembelajaran daring maka harus menyiapkan ruangan khusus yang jauh
dari gangguan. Sehingga guru dapat fokus melakukan pembelajaran. Selain itu,
mempersiapkan beberapa jaringan internet untuk mengantisipasi jika ada hal-hal yang
terjadi diluar perkiraan.
DAFTAR RUJUKAN
https://eprints.uny.ac.id/24005/4/4.BAB%20II.pdf
https://eprints.uny.ac.id/8342/16/angket%20data.pdf
https://eprints.uny.ac.id/7840/5/LAMPIRAN%20-%20%2008108241043.pdf
https://eprints.uny.ac.id/16237/1/Devi%20Nur%E2%80%99aini_NIM
%2010108247053.pdf
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/tabs.php?npsn=20311201
LAMPIRAN
2. Kegiatan mengajar 2
https://drive.google.com/drive/folders/
1sv1oAvIzsdL3LwLBOgS4o8fquTfVLcuY?usp=sharing
3. Kegiatan mengajar 3
https://drive.google.com/drive/folders/
1utgdsi1sE5xVzmqifpYcWGUB2GXxqVbG?usp=sharing
B. Instrumen : Angket Motivasi Belajar Siswa
Petunjuk pengisian:
Pilihlah salah satu jawaban dengan jujur dan benar-benar cocok dengan pilihanmu
pada kolom yang tersedia dengan memberi tanda checklist (√).
Keterangan pilihan jawaban :
1. STS = Sangat Tidak Setuju
2. TS = Tidak Setuju
3. S = Setuju
4. SS = Sangat Setuju
Pernyataan STS TS S SS
No
Siklus 2
Siklus 3