Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN


MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
ANGKATAN 1 ( SATU )

(SMP NEGERI 1 SIDOHARJO)

Disusun Oleh
Eka Dewi Septiawati, S.Pd.Si
219031495085

BIDANG STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa mahasiswa berikut:

Nama Mahasiswa : Eka Dewi Septiawati, S.Pd.Si

NIM : 219031495085

Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Alam

Telah melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Pendidikan Profesi


Guru Dalam Jabatan Angkatan Satu. Tahun 2021 di Sekolah SMP Negeri 1
Sidoharjo dari tanggal 31 Mei sampai dengan tanggal 13 Juli. Hasil kegiatan
tercakup dalam naskah laporan ini. Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini telah
disetujui dan disahkan oleh:

Wonogiri, Juli 2021

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Dr.Dra Andi Asmawati Azis, M.Si Dra. Sitti Marliyah


NIP 196403071989032001 NIP 196710161995122002

Mengetahui;
Ketua Prodi PPG UNM Kepala Sekolah

Dr. H. Darmawang., M.Kes Tri Pujiastuti, S.Pd.,M.M.

NIP. 19620707 199103 1 002 NIP.196209181984032010


HALAMAN PENILAIAN

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap orientasi dan pelaksanaan Praktik Pengalaman


Lapangan (PPL) di Sekolah SMP Negeri 1 Sidoharjo, terutama dalam hal sebagai
berikut:

a. Kedisiplinan dalam menjalankan tugas


b. Kelancaran mahasiswa dalam melaksanakan tiap-tiap kegiatan dengan
petunjuk dari Dosen Pembimbing dan Guru Pamong.
c. Kualitas, kuantitas dan hasil kegiatan yang ditulis dalam pencatatan naskah
laporan ini.

Maka dosen pembimbing dan guru pamong memberikan nilai kepada mahasiswa
sebagai berikut:

Angka Huruf

Wonogiri, Juli 2021

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Dr.Dra Andi Asmawati Azis, M.Si Dra. Sitti Marliyah


NIP 196403071989032001 NIP 196710161995122002

Mengetahui,
Ketua Prodi PPG UNM Kepala Sekolah

Dr. H. Darmawang., M.Kes Tri Pujiastuti, S.Pd.,M.M.

NIP. 19620707 199103 1 002 NIP.196209181984032010


KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Sidoharjo berjalan
sebagaimana mestinya.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah praktek PPL PPG
Dalam Jabatan 2021, yang telah dilaksanakan tanggal 31 Mei 2021 hingga 13 Juli 2021. Dalam
pelaksanaan PPL hingga penyusunan laporan ini, tentu tidak lepas dari bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Pihak Perguruan Tinggi Universitas Negeri Makassar
2. Keluarga penulis yang selalu memberikan doa serta motivasi.
3. Seluruh instruktur baik dosen maupun guru pamong, yang telah memberikan bekal dan ilmu
sebelum kegiatan PPL.
4. Ibu Dr.Dra Andi Asmawati Azis selaku DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), yang dengan
sabar membimbing dan memberikan nasehat selama PPL.
5. Ibu Dra. Sitti Marliyah selaku Guru Pamong, yang dengan sabar memberikan bimbingan dan
motivasi sejak sebelum PPL.
6. Ibu Tri Pujiastuti, S.Pd.,M.M. selaku Kepala SMP Negeri 1 Sidoharjo, yang telah
memberikan izin dan dukungan.
7. Bpk Teguh Putra selaku admin kelas IPA 03, yang memberi arahan dan bantuan dalam hal
teknis.
8. Guru dan staf TU SMP Negeri 1 Sidoharjo, yang membantu kelancaran PPL.
9. Rekan PPG kelas IPA 03 khususnya kelompok C, yang telah berbagi pengalaman, ilmu dan
semangat.
10. Siswa Siswi SMP Negeri 1 Sidoharjo, yang memberikan pengalaman baru bagi penulis.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca.

Wonogiri, Juli 2021

Eka Dewi Septiawati, S.Pd.Si


DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan Laporan
Halaman Penilaian Laporan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
C. Gambaran Umum Sekolah (Riwayat Singkat dan Profil Sekolah)

BAB II. PELAKSANAAN PPL PPG

A. Kasus/Masalah Pelaksanaan Pembelajaran


1. Waktu pelaksanaan
2. Tempat pelaksanaan
3. Jenis rancangan kegiatan
B. Faktor Penyebab Kasus/Masalah
1. Faktor Penyebab Kasus pada Kegiatan Mengajar I
2. Faktor Penyebab Kasus pada Kegiatan Mengajar II
3. Faktor Penyebab Kasus pada Kegiatan Mengajar III
C. Alternatif Solusi/Tindakan
1. Solusi/Tindakan Kasus pada Kegiatan Mengajar I
2. Solusi/Tindakan Kasus pada Kegiatan Mengajar II
3. Solusi/Tindakan Kasus pada Kegiatan Mengajar III

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan Tindakan Kegiatan Mengajar I


B. Hasil dan Pembahasan Kegiatan Mengajar II
C. Hasil dan Pembahasan Tindakan Kegiatan Mengajar III

BAB IV. PENUTUP

A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lebih dari satu tahun, sejak diberlakukannya masa darurat Covid-19 pada bulan Maret 2020,
pendidikan di Indonesia mengalami perubahan cara dari pembelajaran di luar jaringan (luring)
menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring), atau disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ). Dengan PJJ ini, guru dan siswa sama-sama belajar untuk memanfaatkan teknologi
sebagai media pembelajaran.
Selama masa pandemi ini, SMP Negeri 1 Sidoharjo melaksanakan pembelajaran jarak jauh
(PJJ) dengan menggunakan beberapa aplikasi diantaranya Whatsapp group, Google Meet atau
Microsoft Teams, juga ada yang menggunakan Google Classroom. Akan tetapi, pembelajaran
rata-rata bersifat individu. Artinya jarang sekali ada diskusi kelompok. Pada awal pandemi,
siswa masih terlihat antusias dan semangat, yang ditunjukkan dengan disiplinnya mereka
mengumpulkan tugas. Akan tetapi, beberapa bulan PJJ berlangsung, ada kecenderungan siswa
menjadi kurang bersemangat, bahkan tidak sedikit yang terlambat mengumpulkan tugas. Ini
dikarenakan siswa jenuh karena harus belajar sendiri selama satu tahun lebih. Bagi mereka,
belajar di sekolahan itu lebih menyenangkan.
Hal ini tidak boleh dibiarkan terjadi terus-menerus. Apalagi masa pandemi belum usai,
justru malah banyak bertambah kasus baru. Guru yang bertanggung jawab dalam hal ini, harus
berupaya bagaimana caranya agar siswa kembali termotivasi sehingga dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik.
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang digunakan mahasiswa
PPG selama masa PPL. Stepien,dkk,1993 (dalam Ngalimun, 2013: 89) menyatakan bahwa PBL
adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah.
Dalam hal ini, maka siswa mau tidak mau harus berusaha memecahkan suatu masalah di tiap
awal pembelajaran melalui diskusi kelompok. Dengan adanya interaksi dalam diskusi ini, siswa
menjadi termotivasi karena mereka tidak berpikir sendiri.
Dengan menerapkan model PBL ini diharapkan ada peningkatan motivasi, sehingga proses
pembelajaran dapat hidup dan siswa dapat merasakan manfaat dari belajar.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1. Waktu :

Dilaksanakan mulai tanggal 31 Mei 2021 sampai dengan 13 Juli 2021.


2. Tempat
Di sekolah tempat mahasiswa mengajar, yaitu di SMP Negeri 1 Sidoharjo, yang
beralamat di Jl. Raya Sidoharjo-Girimarto, Sidoharjo, Wonogiri, Jawa Tengah.

C. Gambaran Umum Sekolah (Profil Sekolah)

Nama : SMP Negeri 1 Sidoharjo


NPSN : 20311201
Alamat : Jl. Sidoharjo-Girimarto
Kode Pos : 57682
Desa/Kelurahan : Sidoharjo
Kecamatan/Kota (LN) : Kec. Sidoharjo
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kab. Wonogiri
Propinsi/Luar Negeri (LN) : Prov. Jawa Tengah
Status Sekolah : Negeri
Waktu Penyelenggaraan : Pagi/6 hari
Gambar 1. Depan sekolahan

Gambar 2. Kepala Sekolah dan Guru SMP Negeri Sidoharjo


BAB II. PELAKSANAAN PPL PPG

A. Kasus/Masalah Pelaksanaan Pembelajaran

Kasus Kegiatan Mengajar 1


Pada kegiatan mengajar 1 muncul beberapa kasus diantaranya:
1. Anak-anak kurang fokus ke pembelajaran.
2. Siswa kurang aktif. Dari 16 siswa, hanya 3 anak saja yang aktif menjawab pertanyaan
tanpa ditunjuk
3. Guru kurang leluasa membimbing diskusi kelompok.

4. Siswa kurang leluasa berdiskusi

Kasus Kegiatan Mengajar 2


Pada kegiatan mengajar 2 muncul beberapa kasus sebagai berikut:
1. Kegiatan diskusi di kelompok kecil terlihat kurang aktif.

2. Ketika kegiatan presentasi oleh salah satu kelompok, kelompok lain tidak
memberikan tanggapan karena jawabannya sama.
3. Siswa kurang aktif dalam diskusi setelah presentasi

Kasus Kegiatan Mengajar 3


Pada kegiatan mengajar 3 muncul beberapa kasus diantaranya:
1. Suara guru kurang jelas saat apersepsi sampai orientasi masalah
2. Suara siswa yang bernama Jeco putus-putus saat menjawab apa saja tanaman yang
dibawa.
3. Saat apersepsi guru menyisipkan pertanyaan2 yang mesti dijawab dengan maksud
memberikan pre tes. Akan tetapi membuat pendahuluan terlalu lama, sekitar 19 menit
4. Orientasi masalah terlalu lama. Hingga 21 menit
5. Ada kelompok yang diskusi tidak di grup tetapi japri antar teman.

B. Faktor Penyebab Kasus/Masalah

Faktor penyebab kasus 1


1. Kegiatan PPL 1 ini bersamaan dengan PAT (Penilaian Akhir Tahun). Jadi, fokus siswa
terpecah memikirkan mata pelajaran mereka yang blum dikerjakan karena harus
mengikuti PPL di jam pertama. Guru tidak bisa melakukan PPL setelah PAT. Karena,
seusai PAT siswa dijemput orang tuanya. Selain itu juga akan menghambat kerja panitia
dan wali kelas, karena mereka harus mengecek dan merekap keadaan siswa sesampainya
dirumah.

Gambar. Kegiatan PAT


2. Karena siswa terlalu lama belajar dirumah jadi tingkat percaya diri mereka juga kurang
3. Karena di daerah kami masih banyak kasus Covid, maka protokol kesehatan yang
diterapkan di sekolahan sangat ketat. Posisi guru hanya boleh di depan kelas, tidak boleh
berkeliling di kelas.
4. Karena harus mematuhi protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak, anak jadi kurang
leluasa berdiskusi. Padahal idealnya, agar suara terdengar oleh anggota kelompok lain,
posisi siswa harus berdekatan.

Faktor penyebab kasus 2


1. Guru tidak memberikan arahan tentang apa saja yang harus dilakukan. Jadi siswa kurang
mengerti bagaimana berdiskusi lewat grup WA, dimana ada pengamatan gambar yang
semua siswa harus bekerja sama menyelesaikan LKPD.
2. Guru tidak menyampaikan aturan diskusi. Aturan ini misal, setelah 1 kelompok
presentasi maka kelompok lain menanggapi.
3. Karena guru dominan ceramah, kurang mengajak siswa berinteraksi

Faktor penyebab kasus 3


1. Guru memakai masker karena sedang tidak sehat, supaya tidak menulari anak yang ada di
sebelah guru.
2. Jaringan di siswa kurang stabil
3. Anak terlalu lama menjawab apersespsi dan orientasi masalah dikarenakan suara guru
yang terputus-putus akibat jaringan yang kurang stabil, selain itu karena guru memakai
masker sehingga suara menjadi kurang jelas.
4. Guru sudah menyampaikan bahwa diskusi dilakukan di kelompok kecil. Akan tetapi
mungkin kurang memberi penegasan.

C. Alternatif Solusi/Tindakan

Solusi/Tindakan kasus 1
Beberapa solusi/ tindakan yang dapat dilakukan adalah :
1. Untuk pembelajaran yang akan datang jika luring lagi, maka guru harus lebih
semangat, membuat pembelajaran lebih menyenangkan misalnya memberikan games.
Sehingga siswa akan tertarik sehingga dapat fokus ke pembelajaran, bagaimapun
kondisinya.
2. Guru memberikan motivasi dengan memberikan reward bagi siswa yang aktif
berdiskusi, menjawab pertanyaan maupun memberikan tanggapan. Reward tersebut
misalkan, akan menambah nilai.
3. Di pembelajaran yang akan datang jika luring, guru mengubah penataan meja dan
kursi menjadi bentuk U, sehingga akan lebih leluasa mengamati dan memberikan
bimbingan pada tiap kelompok.
4. Jika masih masa pandemi, memang tidak mudah mengkondisikan siswa seperti saat
sebelum pandemi. Akan banyak keterbatasan yang tidak bisa dihindari, karena harus
mematuhi prokes

Solusi/Tindakan kasus 2
1. Guru harus memberikan arahan sehingga siswa mudah untuk berdiskusi dengan
segala keterbatasan yang ada. Misalkan: coba anak2, masing-masing mengamati
bagian inti selnya, bagaimana keadaan inti selnya? Lalu, bagaimana cara
perkembangbiakannya? Coba semuanya memutar video, diamati cara
berkembangbiaknya. Kalau sudah, silakan semuanya menyampaikan pendapat kalian
di grup ini.
Nanti di akhir diskusi, salah satu dari anggota kelompok yang bertugas merekap,
tinggal merekap hasil percakapan di kelompok.
2. Guru menyampaikan aturan diskusi. Misal, setelah kelompok A presentasi maka
kelompk B harus menanggapi. Lalu memberikan reward bagi yang aktif bertanya atau
memberikan tanggapan akan mendapat tambahan nilai
3. Guru harus banyak berinteraksi dengan siswa. Tidak hanya memberikan penjelasan
yang panjang akan tetapi memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa ada
proses berpikir. Selain itu agar siswa tetap fokus kepada materi

Solusi/Tindakan kasus 3
1. Guru ke sekolahan mencari tempat yang sunyi tidak ada orang lain sehingga
walaupun sedang tidak sehat, bisa bebas melepas masker. Sehingga suara yang
dihasilkan juga jelas.
2. Guru menggunakan jaringan dobel. Jadi bisa bergantian digunakan ketika jaringan
salah 1 kartu SIM kurang bagus, bisa menggantinya dengan SIM kedua.
3. Untuk siswa, mencari tempat yang sinyalnya paling bagus.
4. Lebih memberikan penegasan aturan diskusi. Salah satunya berdiskusi di grup jangan
japri antar siswa. Dalam hal ini guru memberikan pancingan atau arahan yang jelas
agar siswa bisa melakukan diskusi dengan baik.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uraian Hasil yang Didapatkan dari Tindakan


Hasil tindakan 1
Kasus yang muncul pada pembelajaran 1 diantaranya, anak-anak kurang fokus ke
pembelajaran, siswa kurang aktif , guru kurang leluasa membimbing diskusi kelompok dan
siswa kurang leluasa berdiskusi kelompok. Hal ini disebabkan karena saat itu sedang
Penilaian Akhir Semester (PAT) sehingga anak-anak kurang fokus ke pembelajaran.
Kemudian karena anak-anak terlalu lama belajar dirumah jadi mereka kurang percaya diri
untuk mengemukakan jawaban. Kemudian karena harus melaksanakan protokol kesehatan
sehingga guru dan murid tidak bisa leluasa dalam kegiatan diskusi.
Untuk pembelajran kedua dilakukan secara daring. Oleh sebab itu, beberapa solusi di
pembelajran pertama tidak dapat diterapkan di pembelajaran kedua. Yang dapat diterapkan
misalnya , guru lebih memotivasi siswa agar tidak malu mengemukakan pendapat atau
menjawab pertnyaan. Hasilnya di pembelajarn kedua, siswa menjadi lebih banyak yang
berani menjawab pertanyaan.

Hasil tindakan 2
Kasus pada pembelajaran kedua diantaranya, kegiatan diskusi di kelompok kecil terlihat
kurang aktif. Hal ini dikarenakan guru tidak memberikan arahan tentang bagaimana
berdiskusi dalam grup WA. Solusinya, guru memberikan arahan sehingga siswa mudah
untuk berdiskusi dengan segala keterbatasan yang ada. Kasus kedua, ketika kegiatan
presentasi oleh salah satu kelompok, kelompok lain tidak memberikan tanggapan karena
jawabannya sama. Penyebabnya karena guru tidak menyampaikan aturan diskusi. Solusinya,
guru menyampaikan aturan diskusi. Misal, setelah kelompok A presentasi maka kelompk B
harus menanggapi. Lalu memberikan reward bagi yang aktif bertanya atau memberikan
tanggapan akan mendapat tambahan nilai. Kasus ketiga, siswa kurang aktif dalam diskusi
setelah presentasi. Ini disebabkan karena guru terlalu dominan ceramah. Solusinya, guru
harus banyak berinteraksi dengan siswa. Tidak hanya memberikan penjelasan yang panjang
akan tetapi memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa ada proses berpikir. Selain itu
agar siswa tetap fokus kepada materi.
Jadi pada kegiatan mengajar kedua, siswa sudah terlihat tidak malu menjawab
pertanyaan, akan tetapi masih ada kekurangan ketika berdiskusi kelompok mereka kurang
aktif. Dari sembilan siswa, ada tiga siswa yang aktif menjawab pertanyaan.

Hasil tindakan 3
Kasus yang muncul yaitu suara guru yang kurang jelas dikarenakan memakai masker.
Yaitu pada saat pendahuluan hingga orientasi masalah. Tindakan yang dilakukan adalah pada
pertengahan pembelajaran, yaitu pada saat presentasi kelompkk, guru melepas masker. Dan
hasilnya terlihat dan terdengar di video rekaman, suara guru menjadi lebih jelas dan masker
yang tertimpa background tidak mengganggu pandangan siswa.
Kasus berikutnya adalah suara guru yang terputus-putus di HP siswa, akibat jaringan
siswa kurang stabil. Siswa mencari solusi dengan mencari sinyal dengan berpindah tempat.
Akan tetapi sama saja, tetap tidak bisa lancar. Kemudian agar sinyal guru lebih bagus, guru
mengganti jaringan im3 dengan telkomsel yang sinyalnya lebih bagus. Hasilnya dilihat di
video hasil rekaman, suara guru menjadi lebih jelas, tidak terputus-putus.
Kasus berikutnya, ada salah satu kelompok yang berdiskusi tidak di grup tetapi japri antar
teman. Ini disebabkan karena guru tidak memberi penegasan bahwa diskusi harus dilakukan
di kelompok kecil, tidak boleh japri. Tindakan yang dilakukan, pada pembelajaran berkutnya
guru harus menyampaikan aturan yang jelas dalam berdiskusi.
Dari kegiatan mengajar ketiga, dapat dilihat bahwa, kegiatan diskusi di kelompok sudah
lebih aktif daripada saat kegiatan mengajar kedua. Di kegiatan mengajar ketiga ini guru lebih
banyak memberikan bimbingan saat diskusi di kelompok kecil. Sehingga mereka jadi terarah,
tahu apa yang harus dilakukan, mengingat keterbatasan kondisi yang jauh berbeda ketika
pembelajaran luring. Kemudian keaktifan ini dilihat dari jumlah siswa yang menjawab
pertanyaan lebih banyak. Dari sembilan siswa yang aktif menjawab pertanyaan ada enam
siswa. Dua siswa kurang aktif dikarenakan jaringannya kurang lancar dan satu anak kondisi
kesehatan kurang bagus.
Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan motivasi siswa setelah melakukan kegiatan
pembelajaran melalui model PBL dengan metode diskusi ini, guru memberikan angket
motivasi belajar kepada siswa. Angket diberikan setelah kegiatan mengajar kedua dan ketiga
setelah pembelajaran daring. Setelah kegiatan mengajar pertama tidak diberikan karena
pembelajaran luring, ini berbeda kondisi sehingga tidak dapat dibandingkan. Setelah
pengolahan data, diperoleh hasil ada peningkatan motivasi siswa. Screenshoot keaktifan
diskusi ini dapat dilihat pada video pembelajaran edit, yang link nya saya cantumkan pada
lampiran.

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan
Pembelajaran daring yang selama ini diterapkan di skolah, dirasa kurang menarik bagi
siswa sehingga siswa menjadi kurang bersemangat. Melalui penerapan model PBL dengan
metode diskusi ini, maka siswa akan lebih aktif di kegiatan pembelajaran. Dimana disajikan
persoalan di awal pembelajaran, lalu siswa berusaha menemukan solusi dari persoalan
tersebut melalui diskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok inilah, siswa lebih termotivasi,
karena tidak lagi berpikir sendiri, akan tetapi ada teman yang diajak kerjasama menyelesakan
suatu persoalan .

B. Saran
Saran ini untuk saya pribadi, yaitu sebagai berikut:
1. Guru itu ibarat dalang dalam pewayangan. Jadi, harus benar-benar menyiapkan skenario
pembelajaran, agar pembelajaran berlangsung dengan baik.
2. Guru harus lebih banyak mengajak siswa berinteraksi agar siswa dapat fokus ke materi,
tidak jenuh, dan melatih daya pikir siswa. Selain itu, jika banyak interaksi maka siswa
akan merasa diperhatikan. Jika mereka merasa diperhatikan maka semangat mereka akan
muncul.
3. Guru lebih aktif melakukan pembimbingan diskusi di kelompok, supaya siswa tahu apa
yang harus dilakukan, mengingat kondisi daring ini lebih banyak keterbatasan
dibandingkan pembelajaran luring.
4. Guru menyampaikan aturan diskusi agar semua siswa dapat aktif. Misal, setelah
kelompok A presentasi maka kelompok B harus memberikan tanggapan.
5. Jika melakukan pembelajaran daring maka harus menyiapkan ruangan khusus yang jauh
dari gangguan. Sehingga guru dapat fokus melakukan pembelajaran. Selain itu,
mempersiapkan beberapa jaringan internet untuk mengantisipasi jika ada hal-hal yang
terjadi diluar perkiraan.
DAFTAR RUJUKAN
https://eprints.uny.ac.id/24005/4/4.BAB%20II.pdf
https://eprints.uny.ac.id/8342/16/angket%20data.pdf
https://eprints.uny.ac.id/7840/5/LAMPIRAN%20-%20%2008108241043.pdf
https://eprints.uny.ac.id/16237/1/Devi%20Nur%E2%80%99aini_NIM
%2010108247053.pdf
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/tabs.php?npsn=20311201

LAMPIRAN

A. Link kegiatan mengajar (berisi RPP, Media, Bahan Ajar,Video Edit)


1. Kegiatan mengajar 1
https://drive.google.com/drive/folders/1F-
btmAzfTddKdaKSUMPSEyifmjAkUANX?usp=sharing

2. Kegiatan mengajar 2
https://drive.google.com/drive/folders/
1sv1oAvIzsdL3LwLBOgS4o8fquTfVLcuY?usp=sharing

3. Kegiatan mengajar 3
https://drive.google.com/drive/folders/
1utgdsi1sE5xVzmqifpYcWGUB2GXxqVbG?usp=sharing
B. Instrumen : Angket Motivasi Belajar Siswa

Lembar angket ini berbentuk checklist. Siswa sebagai responden


memberikan tanda chek (√) pada pilihan jawaban yang dianggap paling tepat
untuk mewakili jawabannya. Pada setiap item, skor yang digunakan sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:

Skor 1 untuk jawaban : Sangat Tidak Setuju

Skor 2 untuk jawaban : Tidak Setuju

Skor 3 untuk jawaban : Setuju

Skor 4 untuk jawaban : Sangat Setuju

Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa

N Indikator Nomor Jumlah


o pernyataan pernyataan

1 Menunjukkan minat 1,2,3,10 4

2 Lebih senang bekerja kelompok 4,5,6 3

3 Tekun menghadapi tugas 8,9 2


ANGKET MOTIVASI SISWA

TERHADAP PELAJARAN IPA

Materi : Klasifikasi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil


Kelas/ Semester : VII / 1
Hari/tanggal : Kamis, 1 Juli 2021
Nama/ Nomor : ....

Petunjuk pengisian:
Pilihlah salah satu jawaban dengan jujur dan benar-benar cocok dengan pilihanmu
pada kolom yang tersedia dengan memberi tanda checklist (√).
Keterangan pilihan jawaban :
1. STS = Sangat Tidak Setuju
2. TS = Tidak Setuju
3. S = Setuju
4. SS = Sangat Setuju

Pernyataan STS TS S SS
No

1 Materi pelajaran ini sangat menarik bagi saya


2 Menurut saya kegiatan belajar IPA membosankan karena guru
hanya menjelaskan materi dengan berceramah saja.
3 Isi pembelajaran ini akan bermanfaat bagi saya
4 Saya senang belajar IPA karena pada saat pembelajaran
dibentuk kelompok-kelompok.
5 Selagi saya bekerja dalam kelompok, saya percaya saya dapat
menguasai isi materi dalam pembelajaran ini.
6 Saya lebih senang mengerjakan tugas IPA bersama dengan
teman
7 Pada awal pembelajaran ada sesuatu yang menarik bagi saya
8 Jelas bagi saya bagaimana hubugan materi pembelajaran ini
dengan apa yang telah saya ketahui.
9 Tugas dan soal IPA yang di berikan guru, mudah untuk saya
selesaikan.
10 Komentar dari guru pada pembelajaran ini, membuat saya
merasa mendapat penghargaan bagi upaya saya

Tabel. Data Angket Motivasi Belajar

Siklus 2

No soal jml perse


N jml
Nama
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 skor ntase
1 charissa 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 32 40 80%
2 jeco 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 28 40 70%
3 syifa 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 35 40 88%
4 ayu 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 32 40 80%
5 dwi 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 33 40 83%
6 nazwa 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 34 40 85%
7 nafi"ul 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32 40 80%
8 zabrina 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 32 40 80%
9 kholishna 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 40 78%

Siklus 3

N No soal jml persen


Nama jml
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 skor tase
1 charissa 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 34 40 85%
2 jeco 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 31 40 78%
3 syifa 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 37 40 93%
4 ayu 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 34 40 85%
5 dwi 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 36 40 90%
6 nazwa 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 37 40 93%
7 nafi"ul 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32 40 80%
8 zabrina 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 35 40 88%
9 kholishna 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 34 40 85%

Anda mungkin juga menyukai