Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD


NEGERI 009 BATU SOPANG TAHUN 2023 PADA MATA PELAJARAN
IPS MATERI PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN
PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

DISUSUN OLEH :

YULI ASNASARI

NIM : 858418491

UT DAERAH SAMARINDA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2023.2
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Oleh Yuli Asnasari telah diketahui
dan disahkan oleh Bapak Thoharun, M.Pd selaku Pembimbing / Tutor Mata Kuliah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) di UT Daerah Samarinda Pokjar Muara Komam sebagai salah satu
Tugas Akhir Semester 7 (Tujuh).

Nama : Yuli Asnasari

NIM : 858418491

Program Studi : S1 PGSD

Tempat Mengajar : SD Negeri 009 Batu Sopang

Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 Siklus

Tempat dan tanggal Pembelajaran : Siklus 1, 2023

Siklus 2, 2023

Fokus Masalah : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Kelas V SD Negeri 009 Batu Sopang

Tahun 2023 Pada Mata Pelajaran IPS

Materi Peristiwa Dalam Kehidupan

Dengan Penerapan Model Picture and

Picture.

Batu Sopang, …………….

Menyetujui,

Pembimbing, Mahasiswa,

Thoharun, M.Pd Yuli Asnasari

NIP ….. NIM. 858418491


ABSTRAK

Asnasari, Yuli. 2023. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 009
Batu Sopang Tahun 2023 Pada Mata Pelajaran IPS Materi Peristiwa Dalam Kehidupan Dengan
Penerapan Model Picture and Picture.

Hakikat IPS di sekolah dasar ialah sebagai media pelatihan untuk siswa yang merupakan
warga Negara yang baik sejak dini. Namun kenyataannya pembelajaran IPS di tingkat sekolah
dasar masih sangat rendah. Hal-hal yang merupakan hambatan nya selama ini di dalam
penerapan pembelajaran IPS ialah dikarenakan kurangnya profesionalisme guru dalam
menyampaikan pembelajaran terhadap siswa, guru jarang menggunakan media dan sumber
belajar, hal ini mengakibatkan kurangnya ketertarikan minat belajar siswa, dan pada akhirnya
prestasi belajar kurang memuaskan. Berdasarkan pada kenyataan tersebut maka diperlukan
upaya untuk meningkatkan hasil belajar mengenai mata pelajaran IPS. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Pelaksanaan tindakan meliputi prosedur Penelitian
Tindakan Kelas berikut, yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan
evaluasi, (4) refleksi. Data dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif yaitu data hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture and picture dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peristiwa dalam kehidupan.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini terbukti dari
hasil pengamatan nilai rata-rata kelas prasiklus sebesar 58,5% prosentase ketuntasan 27%.
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 nilai rata-rata yang diperoleh
meningkat menjadi 68,75 dengan prosentase ketuntasan 56%, siklus ke 2 nilai rata-rata menjadi
95 dengan prosentase ketuntasan 95%. Dari hasil analisis data yang dilakukan setelah adanya
penerapan model pembelajaran pendekatan Picture and picture dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.

Kata Kunci : Hasil belajar IPS, Model Pembelajaran Picture and picture.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat
rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan
laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan baik.
Semua itu berkat dukungan serta bimbingan dari pihak yang telah suka rela
menuangkan waktu dan tenaganya untuk dan memberikan saran bimbingan yang
kondusif demi terselesainya laporan ini.
Penyusunan laporan PTK ini tentu tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya :
1. Bapak Drs. Rusna Ristasa, M. Pd selaku Kepala UT daerah Samarinda yang
telah memberikan kemudahan Penyusun dalam mengikuti pembelajaran di
UT.
2. Bapak Thoharun, M.Pd selaku Tutor mata kuliah PTK yang telah banyak
membantu penulis selaku mahasiswa S1 PGSD UPBJJ Universitas Terbuka
Samarinda Pokjar Muara Komam.
3. Ibu Hastuti, S. Pd. SD selaku kepala sekolah SD Negeri 009 Batu Sopang.
4. Bapak dan Ibu Guru SD Negeri 009 Batu Sopang yang telah banyak
membantu penulis dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
5. Teman-teman mahasiswa S1 PGSD 2023.1 yang telah bekerja sama dalam
terselesainya pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun
penulis telah berusaha bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan,
selanjutnya penulis berharap Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat
bagi penulis terkhusunya dan bagi pembaca pada umumnya.

Batu Sopang, ……….

Yuli Asnasari
NIM. 858418491
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peran pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan
manusia dapat mengembangkan potensinya. Demikianlah maka pendidikan harus
berlangsung secara terus-menerus agar potensi yang dimilki dapat terus berkembang
dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Pendidikan bisa didapatkan melalui
berbagai hal baik secara formal maupun non formal. Pendidikan formal dilakukan
disekolah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi sedangkan pendidikan non
formal didapatkan melalui lingkungan.
Pembelajaran IPS disekolah dasar sangat penting yang berarti dalam
mempersiapkan sumber daya manusia dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tinggi sedini mungkin. Menurut (Musyadad, 2019) menyatakan bahwa
pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia
yang dikemas secara ilmiah yang berguna untuk memberi wawasan dan pemahaman
yang mendalam kepada peserta didik, terkhusus pada tingkat dasar dan menengah. Hal
yang merupakan hambatan selama ini di IPS dikarenakan kurangnya profesionalisme
guru di dalam memberikan penyampaian pembelajaran, guru jarang menggunakan
media dan sumber belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran sehingga hal ini
kurang menarik bagi siswa, dan menyebabkan prestasi belajar kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil observasi dalam proses pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri
009 Batu Sopang mengenai pemahaman dalam menguraikan Perjuangan pada masa
penjajahan kolonial Belanda di Indonesia yaitu hasil belajar siswa belum mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal, hal ini bisa di lihat dari hasil ulangan siswa dari 24
siswa hanya 14 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM, rendahnya tingkat
penguasaan siswa, kurangnya motivasi dalam belajar, serta rendahnya minat siswa
untuk mengetahui materi yang belum dipahami. Hal lain sebagai penyebab juga dilihat
dari kurangnya sarana lingkungan yang mendukung, kreatifitas guru dalam mengajar
masih kurang, penyampaian materi juga kurang efektif, sehingga perhatian siswa
terhadap guru masih rendah.
Untuk mengatasi peramasalahan tersebut salah satu penerapan model pembelajaran
yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran Picture and Picture melalui penerapan
model pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran IPS diharapkan siswa
memperoleh pengalaman belajar yang lebih menyenanagkan terhadap materi
“Peristiwa dalam Kehidupan”. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan
suatu model pembelajaran aktif yang menggunakan media gambar dan dipasangkan
maupun di urutkan menjadi urutan yang sistematis, seperti menunjukkan gambar,
menyusun gambar berurutan, memberi keterangan pada gambar dan menjelaskan
gambar (Nasem, 2019).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang penulis kemukakan, maka
peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan
keterampilan guru dalam pembelajaran IPS kelas V SD Negeri 009 Batu Sopang ?.
2. Apakah penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V SD Negeri 009 Batu
Sopang?.
3. Apakah penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V SD Negeri 009 Batu Sopang?.

C. TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian, diantaranya :
1. Mengetahui peningkatan guru pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan
model pembelajaran Picture and picture.
2. Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajara IPS dengan
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan
menggunakan model Picture and picture.

D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
banyak pihak baik secara teoritik maupun praktis yang ingin dicapai yaitu :
Sebagai penelitian tindakan kelas (PTK) diharapkan dapat memberikan solusi
nyata berupa upaya-upaya untuk mengatasi masalah belajar IPS melalui penerapan
model Picture and Picture pada siswa kelas V SD Negeri 009 Batu Sopang.
1. Manfaat Praktis
a. Bagi guru sebagai peneliti
Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam proses pembelajaran
agar lebih berkreasi dan berinovasi dalam mencari metode pembelajaran yang
mudah dipahami anak.
b. Bagi siswa
Dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture, motivasi belajar
siswa dan hasil belajar siswa.
c. Bagi sekolah
Memberi masukan kepada Sekolah Dasar pada umumnya dan untuk Sekolah
Dasar Negeri 009 Batu Sopang dalam menyelenggarakan pembelajaran secara
optimal dan meningkatkan mutu sekolah sesuai harapan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Materi
1. Pengertian Pembelajaran IPS
Pembelajaran merupakan suatu hal yaitu bertujuan untuk membelajarkan peserta
didik dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang digunakan
sebagai penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran sebagai proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik (siswa). Belajar merupakan suatu proses yang
berlangsung sepanjang hayat. Hampir seluruh kecakapan, kegemaran, dan sikap
manusia terbentuk, dimodifikasi kemudian dapat berkembang karena proses belajar
yang dilakukan. Dengan sangatlah jelas bahwa belajar merupakan suatu proses
yang penting yang terjadi dalam setiap kehidupan seseorang.
Menurut Corey konsep pelajaran yaitu suatu proses dimana lingkungan
seseorang desengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah
laku tertentu dalam kondisi khusus maupun menghasilkan respon terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Pembelajaran ialah suatu kondisi dimana kondisi tersebut terdiri dari unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
keterkaitan dan mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dimana
masing-masing individu tersebut terlibat dalam sistem pengajaran yang terdiri atas
pendidik, peserta didik, serta tenaga lainnya yang terlibat.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang ilmu yang berfokus pada mata
pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian
geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah.
IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala serta
masalah sosial yang terjadi dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai sudut
pandang aspek kehidupan. IPS yang diajarkan di SD/MI terdiri atas dua bahan
kajian pokok yaitu pengetahuan pokok dan sejarah. Bahan kajian dalam
pengetahuan sosial ini meliputi lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan
pemerintahan. Bahan kajian sejarah di dalamnya meliputi suatu perkembangan
masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini.
2. Tujuan Pembelajaran IPS
Robert F. Mager mengungkapkan pengertian tujuan pembelajaran merupakan
perilaku yang hendak dicapai atau yang dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi
dan tingkat kompetensi tertentu. Edwar L. Dejnozka dan david E. Kapel, juga Kemp
menganggap tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik dinyatakan
dalam suatu perilaku atau penampilan yang terwujudkan dalam bentuk tulisan guna
menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Perilaku ini bisa berupa fakta yang
konkret serta dapat dilihat dan fakta yang tersamar. Sementara itu Fred Fercival dan
Henry Ellington mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran merupakan suatu
pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan maupun keterampilan peserta
didik tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
Kunci dalam menentukan tujuan pembelajaran tersebut terletak pada jenis
kebutuhan peserta didik, mata ajaran, serta pendidik nya sendiri. Dari kebutuhan
peserta didik maka dapat ditetapkan apa yang ingin dicapai, dikembangkan dan
diapresiasi. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum maka
dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.

3. Karakteristik Peserta didik


Karakteristik berasal dari kata karakter yang artinya yaitu tabiat/watak,
pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang relatif tetap. Menurut
Moh. Uzer Usman (1989) karakteristik mengacu pada karakter serta gaya hidup
seseorang serta nilai-nilai yang berkembang dengan teratur sehingga tingkah laku
jadi lebih konsisten dan mudah diperhatikan. Menurut Sudirman (1990)
karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang
dimiliki siswa sebagai suatu hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya yang
menentukan pola aktivitas siswa meraih cita-citanya. Menurut Hamzah B. Uno
(2007) karakteristik siswa ialah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang
terdiri atas minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berpikir, dan
kemampuan awal yang dimiliki. Siswa atau peserta didik ialah tiap-tiap orang yang
menerima pengaruh dari seseorang maupun sekelompok orang yang menempuh
pendidikan. Peserta didik merupakan unsur penting dalam kegiatan interaksi
edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua aktivitas pembelajaran.
Sekolah dasar memeliki dua tingkatan, yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas
rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas
4, lima, dan enam. Rentang perkiraan usia pada kelas rendah sekitar 6 sampai 9
tahun sedangkan kelas tinggi sekitar 9 sampai kira-kira umur 12 tahun. Secara
umum karakteristik anak sekolah dasar secara umum menurut Basset dkk, (dalam
Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2011 :11) ialah (1) peserta didik secara ilmiah
memiliki rasa keingin tahuan yang kuat serta tertarik pada dunia sekitar yang
mengelilingi diri mereka sendiri. (2) lebih senang bermain dan bergermbira. (3)
suka mengatur dirinya sendiri tentang berbagai hal, menggali suatu situasi dan
senantiasa mencoba usaha-usaha baru. (4) perasaannya bergetar dan terdorong
untuk berprestasi karena mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak
suatu kegagalan (5) belajar lebih efektif ketika mereka merasa puas akan situasi
yang terjadi (6) belajar yaitu dengan cara bekerja, memantau, berinisiatif, dan
mengajar.

4. Pengertian Belajar
Belajar merupakan bentuk suatu aktifitas yang dapat dilihat oleh berubahnya
tingkah laku sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Menurut ahli psikolog dalam
Cronchbach (Djamarah, Syaifu Bahri, Psikologi Belajar, Rineka Cipta ; 1999),
khususnya dari aliran psikologi kognitif mengemukakan bahwa belajar tidak harus
terpusat pada guru, akan tetapi anaklah yang harus lebih aktif. Moh. Surya
(1981:32). Oleh sebab itu menurut Mikarsa dkk (2005:1.2) siswa hendaknya
dibimbing agar aktif dalam menemukan sesuatu yang ia pelajari. Konsekuensinya
materi yang dipelajari harus lebih menarik minat peserta didik dan menantang
sehingga siswa asyik dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Asmawi Zainul (2005:3) pembelajaran ialah kegiatan formal yang
dilakukan di lingkungan sekolah. Dua pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran yaitu guru dan siswa. Dalam beberapa teori modern kegiatan belajar
mengajar harus di bangun melalui hubungan timbal balik antara guru dan siswa,
dimana kedua belah pihak mempunyai peranan penting dalam berbuat baik secara
aktif di dalam suatu kerangka belajar (frame work) dan dengan menggunakan
kerangka berfikir (frame of reference) yang sepatutnya dipahami dan disepakati
bersama. Asmawi Zainul (2005:3) menyatakan bahwa proses belajar mengajar yaitu
interaksi yang terjadi oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan. Guru dikatakan
berhasil mengajar jika perubahan yang diharapkan, terlihat adanya perubahan yang
terjadi pada perilaku dan pribadi siswa. Begitupun sebaliknya pada siswa dapat
dikatakan sudah berhasil dalam belajar apabila siswa tersebut mengalami
perubahan setelah menjalani proses belajar yang telah dijalani pada perilaku dan
pribadi yang guru harapkan.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar ialah
suatu tahap perubahan dalam tingkah laku seseorang atau individu yang didapat
melalui hasil pengalaman dan latihan sehingga dapat tercipta hasil belajar yang
baik. Berdasarkan pengalam yang ada untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru
dapat mengembangkan berbagai metode pembelajaran yakni dengan menggunakan
alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan
materi yang ingin disampaikan dan sesuai dengan karakteristik siswa.

5. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar berperan penting didalam proses pembelajaran. Penilaian guru
terhadap hasil belajar siswa berguna untuk memberikan informasi kepada guru
mengenai kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya yang
dicapai melalui berbagai upaya kegiatan belajar. Kemudian, dari informasi tersebut
guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik
keseluruhan kelas maupun individu. Menurut beberapa ahli definisi hasil belajar
dapat dijabarkan sebagai berikut, diantaranya :
Sukmadinata (2005), hasil belajar berupa realisasi dari kecakapan-kecakapan
potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar bisa
dilihat melalui perilakunya, baik perilaku dalambentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar ini
dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap mata pelajaran yang telah
ditempuhnya.
Nasution dalam Sunarto (2005) mendefinisikan hasil belajar ialah kesempurnaan
yang dicapai seseorang dalam berpikir, menganggap, dan melakukan. Hasil belajar
dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu : kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Sebaliknya dikatakan kurang
memuaskan apabila seseorang belum mampu memenuhi target dalam tiga aspek
tersebut.
Suharsimi Arikunto (2011) mendefinisikan hasil belajar merupakan hasil yang
dicapai siswa setelah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat menentukan tujuan belajar
tercapai atau tidak, hendaknya dilakukan usaha untuk menilai hasil belajar.
Penilaian bertujuan untuk melihat kemajuan peserta didik dalam menguasai materi
yang telah dipelajari dan ditetapkan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut diatas maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu hasil belajar merupakan terjadinya sebuah perubahan dari hasil
masukan pribadi yaitu berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan
dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh
terhadap besaran usaha yng tercurahkan oleh siswa dalam mencapai tujuan belajar.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Keberhasilan belajar tidak lepas dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri (intern) maupun faktor yang berasal dari luar siswa (ekstern).
a) Faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri (intern) faktor ini sangat
dipengaruhi oleh keahlian, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan,
dan kesehatan, maupun kebiasaan yang ada pada diri siswa.
b) Faktor yang berasal dari luar (ekstern) sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik
dan non fisik (mencakup suasana pembelajaran di dalam kelas, seperti suasana
riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan rumah
(keluarga), program yang diadakan oleh sekolah ( termasuk didalamnya
mencakup dukungan komite sekolah), para guru, pelaksanaan dalam
pembelajaran, dan teman yang ada di lingkungan sekolah.

7. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere”, yang berarti menggerakkan.
Berdasarkan pengertian tersebut, makna motivasi menjadi berkembang.
Wlodkowski dalam (Arifudi, 2020) menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu
kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi
arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan
kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk dapat belajar dengan sungguh-
sungguh, yang dikemudian akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh
konsentrasi, dan mempunyai kemampuan untuk menyeleksi kegiatan dalam
pembelajaran.
Motivasi belajar dianggap sangatlah penting dalam suatu proses belajar serta
pembelajaran jika dilihat dari segi fungsi dan manfaatnya. Hal ini menyatakan
bahwa motivasi belajar dapat memberi pengaruh yang kuat yaitu mendorong
timbulnya tingkah laku pada diri seseorang. Tidak adanya motivasi maka tidak akan
timbul suatu perbuatan. Dalam hal ini motivasi berperan sebagai motor penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut :
a. Motivasi intrinsik
Hamalik berpendapat bahwa motivasi intrinsik merupakan motivasi yang
mencakup situasi belajar yang mempunyai sumber dari kebutuhan serta tujuan-
tujuan siswa sendiri (Hamalik, 2002). Sedangkan menurut Sardiman, motivasi
intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi sehingga
tidak memerlukan rangsangan dari luar dikarenakan dalam tiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, individu terdorong
untuk bertingkah laku kearah tujuan tertentu tanpa adanya faktor dari luar
(Sardiman, 2011)
b. Motivasi ekstrinsik
Menurut Sardiman, motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi oleh adanya rangsangan maupun dorongan dari luar. Jenis motivasi
ini akan tumbuh sebagai akibat yang ditimbulkan oleh luar individu, seperti
ajakan, suruhan, atau suatu paksaan dari seseorang sehingga dengan keadaan
tersebut siswa mau melakukan sesuatu (Sardiman, 2011).
Peran motivasi dalam kegiatan belajar dan mengajar menurut Evelin Siregar
dan Hartini Nara, secara umum peran motivasi dalam belajar ada dua peranan
penting yaitu 1) motivasi merupakan suatu penggerak psikis dalam diri siswa
yang menghidupkan kegiatan belajar siswa, menjadi suatu jaminan
kelangsungan dalam pembelajaran guna memperoleh satu tujuan yang
ditetapkan. 2) motivasi mempunyai peranan penting didalam memberikan
gairah, semangat serta rasa bahagia dalam belajar, sehingga siswa yang
memiliki motivasi tinggi memiliki energi yang lebih banyak untuk
melaksanakan kegiatan belajar (Evelin S, 2010).
Salah satu faktor yang memiliki peranan penting dalam menyokong
keberhasilan suatu proses pembelajaran ialah model pembelajaran (Arifudin,
2018). Penerapan model pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran
akan membantu guru menyampaikan materi sehingga meminimalisir siswa
merasa bosan (Ulfah, 2019). Namun sebaliknya siswa akan lebih tertarik dalam
mengikuti proses pembelajaran dengan keingintahuan yang berkelanjutan.
Model pembelajaran ialah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas
atau yang lain (Rusman, 2016)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran ialah pola yang dapat digunakan oleh guru dalam proses
perencanaan, rancangan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Model
pembelajaran terbagi ke dalam beberapa model yaitu model pembelajaran
langsung, model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran
Kooperatif.

8. Model Pembelajaran Picture and Picture


Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatifyang dapat diberikan dengan cara membuat kelompok.
Model pembelajaran picture and picture ialah suatu metode pembelajaran yang
menggunakan media gambar dan dipasangkan atau diurutkan sehingga menjadi
urutan logis. Ciri pembelajaran ini yaitu Aktif, Inovatif, Kreatif serta
Menyenangkan. Model pembelajaran Picture and Picture ini mengandalkan
gambar sebagai media utama yang digunakan dalam proses pembelajaran. Gambar-
gambar yang digunakan sebagai faktor penting dan utama dalam menjalani proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu ataupun dalam
bentuk cerita ukuran besar.
Menurut Johson and Johson (dalam Trianto. 2009:281) model pembelajaran
kooperatif picture and picture memiliki prinsip dasar sebagai berikut :
a) Setiap anggota kelompok siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan oleh kelompoknya.
b) Setiap anggota kelompok siswa harus mempunyai tujuan yang sama.
c) Setiap anggota kelompok siswa harus membagi tugas serta tanggung jawab
yang sama bersama anggota kelompoknya.
d) Setiap anggota kelompok siswa akan dikenai evaluasi.
e) Setiap anggota kelompok yang terdiri dari beberapa siswa berbagi untuk
memimpin serta membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama
menjalani proses belajar.
f) Setiap anggota kelompok siswa akan diminta pertanggungjawaban secara
individual materi yang ditangani dalam kooperatif.

Menurut Supriyono langkah-langkah pembelajaran kooperatif Picture and Picture


adalah 1) guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 2) guru menyajikan
materi sebagai pengantar. 3) guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi. 4) guru menunjuk siswa secara bergantian mengurutkan gamba-
gambar menjadi urutan yang logis. 5) guru bertanya mengenai alasan/dasar
pemikiran urutana gambar tersebut. 6) dari alasan/urutan gambar yang telah
diungkapkan tersebut maka guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai. 7) kesimpulan/rangkuman (Supriyono,
2008).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


langkah model pembelajaran kooperatif Picture and Picture yaitu untuk
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyajikan suatau materi,
menyajikan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi, gambar diurutkan
secara logis, penjajakan guna mengetahui alasan siswa dalam menyusun gambar,
menanamkan suatu konsep yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, dan
yang terakhir yaitu penutup dimana siswa dan guru saling berefleksi dan
menyimpulkan hasil pembelajaran untuk menyamakan persepsi.

Dilihat dari definisinya maka model pembelajaran Picture and Picture sangatlah
berpengaruh pada proses pembelajaran sehingga kondisi belajar mengajar yang di
jalani menjadi lebih bervariasi dan menyenangkan.

9. Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and Picture


Pembelajaran kooperatif Picture and Picture mempunyai langkah-langkah
sebagai berikut :
a) Guru memberikan penyampaian kompetensi yang ingin dicapai.
b) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
c) Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan langsung dengan
materi yang akan disampaikan oleh guru.
d) Guru menunjuk maupun memanggil siswa secara bergantian memasang
maupun mengurutkan gambar-gambar sehingga menjadi urutan yang logis.
e) Guru bertanya mengenai alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f) Dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai untuk menanamkan konsep
atau materi yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
g) Kesimpulan atau rangkuman.

10. Kelebihan model Picture and Picture


Menurut Johonson (dalam Trianto, 2009:12) menyatakan bahwa kelebihan
model pembelajaran model Picture and Picture yaitu :
a) Guru dapat lebih mengetahui kemampuan dari masing-masing siswa.
b) Dapat melatih cara berpikir logis dan sistematis pada diri siswa.
c) Membantu siswa untuk belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu objek
bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.
d) Menmajukan motivasi siswa untuk belajar yang lebih baik.
e) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelasyang akan
dilaksanakan.

11. Kekurangan model Picture and Picture


Menurut Johonson (dalam Trianto, 2009:12) menyatakan bahwa kekurangan
model pembelajaran Picture and Picture yaitu :
a) Menggunakan banyak waktu.
b) Dalam prosesnya banyak siswa yang pasif.
c) Kekhawatiran guru akan terjadinya kekacauan di dalam kelas.
d) Banyak siswa yang tidak senang apabila diminta untuk bekerja sama.
e) Membutuhkan dukungan fasilitas ang lebih, alat, dan biaya yang memadai.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, dilakukan pembentukan secara
campuran dari anak yang aktif bersama anak yang kurang aktif, dan anak yang
kurang pandai dicampur dengan anak yang pandai. Sehingga pembentukan
kelompok bisa saling berperan aktif.

B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai konsep dasar
yang digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat menunjukkan alur pikir secara
tepat sehingga mampu mengakomodasi semua permasalahan yang ada dengan cara
memecahkan masalahnya. Berdasarkan pengalaman dalam suatu proses pembelajaran
yang dilakukan di dalam kelas biasanya guru harus mencermati penggunaan metode
pembelajaran yang tepat, agar pembelajaran dapat lebih berfaedah sehingga menjadi
pengetahuan jangka panjang. Dalam penerapan model pembelajaran yang tepat tentu
harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu salah satunya berupa kesesuaian model
pembelajaran yang digunakan dengan materi yang akan disampaikan. Yang artinya
dalam mode pembelajaran yang dilaksanakan peristiwa yang terjadi berdasarkan
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Hal ini menjadi lebih penting mengingat rendahnya hasil belajar siswa kelas V,
jumlah siswa yang memenuhi KKM hanya 14 siswa atau sekitar 25%. Kondisi tersebut
di sebabkan kurangnya profesionalisme guru dalam menyampaikan pembelajaran
terhadap siswa, guru jarang menggunakan media dan sumber belajar, yang
mengakibatkan kurangnya ketertarikan minat belajar siswa, sehingga proses belajar
kurang memuaskan. Karena itu maka dilakukan penelitian tindakan kelas untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini dirasa kurang memuaskan baik itu
secara nilai maupun dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas ini
metode yang digunakan yaitu metode kualitatif terdiri atas 2 siklus dengan menerapkan
model pembelajaran Picture an Picture yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa. Alur yang dilakukan yaitu 1. Perencanaan, 2. Tindakan, 3.
Observasi, 4. Refleksi.
Sumber : https://www..reserachgate.net/figure/Gambar-1-Model-PTK-Arikunto-
200816_fig1_309470944

Kerangka Pikir

Pembelajaran IPS kelas V

Pre Test

Menggunakan Model Picture


and Picture
Uji Hipotesis

(T-Test)
Post Test

Temuan Hasil Belajar

Gambar Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan terhadap penggunaan model belajar Picture and Picture terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas V SD Negeri 009 Batu Sopang.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 009 Desa Btu Sopang Kabupaten Paser.
Pertimbangan melakukan penelitian disekolah tersebut karena sekolah tersebut
menjadi tempat saya berpraktek sehingga memungkinkan untuk diteliti. Selain itu
pada pembelajaran IPS kurangnya profesionalisme guru dalam menyampaikan
pembelajaran terhadap siswa, guru jarang menggunakan media dan sumber belajar,
hal ini mengakibatkan kurangnya ketertarikan minat belajar siswa. penelitian ini
dilakukan dalam 2 siklus.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini ialah seluruh siswa kela V SD Negeri 009 Batu Sopang
Kabupaten Paser Semester II tahun 2023 dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa
yang terdiri dari 13 murid laki-laki dan 11 murid perempuan.

C. Data dan Sumber Data


1. Data
Data adalah bahan keterangan yang memuat tentang suatu obyek penelitian
(Burhan Bungin 2013:123). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara
lain : 1) Hasil belajar siswa pada test awal menunjukkan adanya peningkatan.
2) Hasil obsevasi, guna mengamati pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi. 3) Hasil pencatatan lapangan selama proses
pelaksanaan penelitian.

2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini yaitu subjek
darimana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini sumber data yaitu aktivitas,
lokasi, dan dokumentasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat
digunakan oleh para peneliti untuk mengambil data (Suharsimi Arikunto 2006:129).
Untuk memperoleh data di lapangan dalam rangka mendeskripsikan dan menjawab
permasalahan yang sedang diteliti, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Tes
Menurut Amir Da’in Indrakusuma tes merupakan suatu alat atau prosedur
yang sistematis dan obyektif guna memperoleh data-data ataupun keterangan-
keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang dapat
dikatakan tepat dan cepat. Tes adalah suatu alat ukur atau prosedur yang
digunakan yang berupa pertanyaan ataupun soal latihan, yang disusun
terstruktur guna memperoleh dan mengukur suatu data yang diperlukan oleh
peneliti dengan cara maupun aturan yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini tes yang dilakukan adalah untuk
mengukur tingkat pemahaman pada objek yang diteliti sebagai instrumen
penelitian yang digunakan. Dengan melakukan pre test atau test awal yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemapuan siswa dalam memahami
tentang konsep materi yang akan diajarkan. Kemudian post test atau test akhir
yang bertujuan untuk peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap
materi yang telah diajarkan.
2. Observasi
Observasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk merekam segala
peristiwa maupun kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu
berlangsung dengan maupun tanpa alat bantu. Metode observasi ini dilakukan
untuk mengumpulkan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan mengukur
tingkah laku seseorang siswa dan proses terjadinya proses pembelajaran yang
diamati oleh peneliti baik dalam situasi yang sebenar-benarnya maupun dalam
situasi ciptaan. Yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan oleh
pelaku peneliti untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel. Data yang
diperoleh kemudian diolah untuk menguji hipotesis. Pada penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan observasi untuk memantau proses serta dampak
perbaikan yang telah direncanakan sebelumnya.
E. Validitas Data
Validitas data atau bisa juga disebut dengan keabsahan suatu data merupakan
langkah pemeriksaan untuk memastikan bahwa data tersebut telah sesuai dan dapat
dipertanggungjawabkan. Validitas data merupakan hal yang dipertanggung
jawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk menarik suatu
kesimpulan.
Strategi yang bisa digunakan yaitu penelitian secara langsung kepada subjek
penelitian untuk mengamati perkembangan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD
Negeri 009 Batu Sopang. penelitian yang digunakan yaitu bersifat partisipasi
kolaboratif, dikatakan partisipasi yang artinya bahwa peneliti bertindak sebagai
observer/ pengumpul data. Sedangkan kolaboratif merupakan bentuk kerja sama
antara peneliti bersama rekan guru, mengobservasi dan merumuskan persoalan
mendasar untuk tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti.

F. Teknik Analisis Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan, yaitu penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu upaya yang dilakukan seorang
peneliti untuk menemukan pengetahuan dengan memberi data berupa angka. Angka
yang diperoleh digunakan untuk melakukan analisa keterangan (Kasiram, 2008:
149). Singkatnya penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang disusun secara
sistematis terhadap bagian-bagian dan untuk menemukan kausalitas keterkaitan.
Untuk mengetahui data mengenai proses dan hasil yang akan dicapai pada
penelitian yang dilakukan maka peneliti menggunakan teknis pengamatan
(observasi). Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dengan cara deskriptif
komparatif.
Teknik analisis data akan dilakukan dengan cara analisis deskriptif komparatif
yaitu dengan cara membandingkan hasil tes sebelum perbaikan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual pada siklus I dan siklus II. Fokus analisis di titik
beratkan pada pencapaian ketuntasan belajar dan pencapaian rata-rata nilai pada
tiap siklus. Analisis data dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat.
Penelitian komparatif merupakan sejenis penelitian deskriptif yang ingin
mencari jawaban secara mendasar mengenai sebab-akibat, dengan cara
menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya atau munculnya suatu fenomena
tertentu (Nazir, 2005:58).
G. Indikator Kinerja/Keberhasilan
Penelitian Tindakan Kelas ini indikator pencapaiannya adalah sekurang-
kurangnya 94% siswa kelas V SD Negeri 009 Batu Sopang, Kabupaten Paser
menggunakan metode pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran IPS
materi peristiwa dalam kehidupan memperoleh nilai lebih dari KKM yaitu 80.

H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menyempurnakan atau meningkatkan praktek dan
proses dalam pembelajaran yang sudah dilaksanakan guru serta mengatasi
permasalahan yang terjadi dilapangan. Seperti yang diungkapkan Mulyasa
(2009:11) Mengemukakan pendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas ialah
penelitian yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja
guru, sehingga hasil belajar anak menjadi meningkat.
Maka metode penelitian yang diaplikasikan dalam penelitian ini ialah metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung
kepada subjek penelitian untuk mengamati perkembangan hasil belajar IPS pada
siswa kelas V.
Penelitian ini bersifat partisipasi kolaboratif yang berarti peneliti bertindak
sebagai obeserver/pengumpul data dengan bekerja sama dengan rekan guru,
mengobservasi dan merumuskan persoalan untuk tindakan yang akan dilakukan
oleh peneliti.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas empat tahap yang saling terkait dan
berkelanjutan. Tahap-tahap tersebut yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaa tindakan (action)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting).
Secara visual tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar tahap-tahap dalam PTK
Merencanakan
Refleksi Melakukan Tindakan
Mengamati
Tahap-tahap tersebut diatas membentuk satu siklus sehingga dapat dilanjutkan pada siklus
berikutnya dengan keempat tahap PTK tersebut secara berdaur ulang, berdasarkan dari hasil
refleksi pada siklus sebelumnya sampai suatu permasalahan dianggap teratasi. Jumlah siklus
terdiri dari II siklus.

1. Rencana
a. Peneliti membuat skema, yaitu dengan menentukan metode pembelajaran yang
berorientasi pada kompetensi siswa menggunakan penerapan model pembelajaran
Picture and Picture.
b. Peneliti menyediakan perangkat tugas, yaitu dengan menyediakan fasilitas dan
sarana pendukung seperti buku paket, alat peraga yang akan digunakan serta alat
pendukung lainnya.
2. Pelaksanaan
dalam langkah ini dilaksanakan proses belajar mengajar dengan mengaplikasikan
model pembelajaran Picture and Picture.
3. Pengamatan/teknik pengumpulan data/ instrumen
Dalam tahapan ini telah dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Refleksi
Data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan kemudian dikumpulkan dan
segera di analisa. Berdasarkan observasi inilah, peneliti yang juga sekaligus praktisi
dapat melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Dan Pembahasan


Sebelum dilakukan tindakan, kondisi awal pembelajaran dikelas V SD Negeri 009
Batu Sopang Kabupaten Paser didapat dari pengamatan yang dilakukan pada hari
Kamis 2023, tujuan dilakukannya observasi adalah untuk mengetahui permasalahan
pada pembelajaran IPS di kelas V, pada proses pembelajaran IPS di kelas V masih
terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa.
Kondisi tersebut menjadikan motivasi belajar siswa di kelas V cenderung rendah
yaitu ditandia dengan masih rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi,
kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran, rendahnya minat siswa dalam bertanya
tentang materi yang masih belum dipahami, dan kurangnya keterampilan guru dalam
mengembangkan metode pembelajaran sehingga anak kurang termotivasi dalam
pembelajaran.
Hal inilah yang menyebabkan nilai rata-rata hasil belajar siswa masih rendah yaitu
terlihat dari perolehan hasil belajar siswa, dari jumlah 23 orang siswa baru 5 orang
siswa yang tuntas atau mencapai KKM dalam belajar. Untuk lebih jelasnya terlihat
kondisi awal pembelajaran dalam tabel hasil belajar siswa sebagai berikut :
Tabel
Data Hasil Ulangan Siswa Pra Siklus

Rentang Rata-rata
No Kriteria Jumlah Presentase Nilai
Nilai

1 Belum mencapai KKM 10 – 69 18 73 % 58,5


2 Sudah mencapai KKM 70 - 100 5 27 %

Dilihat dari hasil perolehan diatas, dapat menunjukkan rendahnya kemampuan


siswa dalam menerima materi pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil analisis di atas
dapat disimpulkan sebagai berikut : rendahnya motivasi belajar siswa, rendahnya
prestasi belajar siswa, kurangnya kemauan siswa untuk bertanya tentang pembelajaran
yang belum dimengerti, kurangnya keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas
kelompok, rendahnya konsentrasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
1. Hasil Observasi Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
tematik yang berjudul peristiwa dalam kehidupan. Instrumen pembelajaran
yang disusun terdiri dari lembar observasi siswa, lembar observasi guru, lembar
penilaian dan soal tes. Perangkat lain yang perlu dipersiapkan adalah media
gambar mengenai peristiwa dalam kehidupan, menandai yang mana peristiwa
yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, media gambar untuk siswa
mengamati gambar mengenai rempah-rempah sesuai materi yang akan
diberikan.

b. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun, pelaksanaan tindakan
pada siklus pertama dilaksanakan di SD Negeri 009 Batu Sopang Kabupaten
Paser dengan mengacu pada RPP yang telah dibuat.
Pada kegiatan pendahuluan, guru mengucapkan salam dengan menyapa
siswa dan meng kondisikan kelas agar siap untuk belajar, kemudian meminta
ketua kelas untuk memimpin doa, kemudian menyanyikan lagu Indonesia raya
untuk memperdalam rasa cinta tanah air dan melakukan literasi.
Pada kegiatan inti, siswa mengamati gambar dan menandai gambar mana
yang termasuk kegiatan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan serta
mengamati gambar mengenai rempah-rempah. Guru menggugah rasa ingin tahu
siswa dan memotivasi untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan gambar yang diamati oleh siswa. Guru memancing
partisipasi aktif siswa dengan mengajukan pertanyaan menggunakan media
gambar. Kemudian guru dapat menstimulasi diskusi kelas tentang peristiwa
kedatangan bangsa barat di Indonesia, yang membuat siswa lebih merasa ingin
tahu dan mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru
meminta siswa maju kedepan untuk membaca cerita bergambar yang ada
dibuku. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi
yang telah dibaca. Setelah membaca nyaring dan mengetahui mengenai materi
yang telah dibaca, siswa mengamati gambar-gambar pada buku siswa lalu guru
memberikan kesimpulan sambil bertanya untung memancing keaktifan serta
partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan. Kemudian guru memberikan
soal-soal untuk dikerjakan oleh siswa setelah siswa selesai guru meminta
beberapa siswa untuk mebacakan hasil jawaban yang telah dikerjakan oleh
siswa. sebagai penutup, guru mereview semua kegiatan yang sudah dilakukan
dan meminta siswa melakukan refleksi kegiatan hari itu.
Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat kesimpulan atau
rangkuman hasil belajar yang telah dilaksanakan, melakukan tanya jawab
mengenai materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi) disini guru mulai melakukan penilaian hasil belajar dan terakhir guru
mengajak siswa berdo’a dengan dipimpin oleh ketua kelas berdoa menurut
agama dan keyakinan masing-masing.
Setelah proses pembelajaran selesai, maka diadakan tes pada akhir
pembelajaran untuk mengukur hasil pada siklus I. Adapun hasil ulangan siswa
pada siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel
Data Hasil Ulangan Siswa Siklus I

Rentang Rata-rata
No Kriteria Jumlah Presentase Nilai
Nilai

1 Belum mencapai KKM 10 – 69 11 32 % 68,75


2 Sudah mencapai KKM 70 - 100 13 56 %

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara individual


dari jumlah 24 siswa 13 orang siswa yang tuntas dan 11 orang siswa yang belum
tuntas, presentase siswa yang belum tuntas yaitu 32%. Sedangkan hasil belajar
tersebut belum tuntas dengan target standar ketuntasan harus mencapai 95%.
Sedangkan pencapaian hasil belajar setelah melaksanakan siklus I baru mencapai
56% sehingga untuk mencapai ketuntasan masih kurang 39%. Rata-rata skor
sebelum perbaikan 58,5, dan rata-rata skor setelah perbaikan 68,75.

c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru dan teman sejawat selama proses
pembelajaran berlangsung. hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat
dideskripsikan bahwa masih ada siswa yang kurang memperhatikan dalam
pembelajaran karena masih dipengaruhi oleh teman lain dan tidak nyaman
karena ada guru pendamping sebagai supervisor. Pada saat pengamatan atau
observasi masih terlihat adanya siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran seperti ragu-ragu dalam bertanya, malu jika diperintahkan untuk
tampil kedepan, hal ini karena kurang terbiasa. Pada kegiatan diskusi kelompok,
kegiatan masih di dominasi oleh siswa yang pandai sedangkan siswa yang lain
hanya mengikuti sehingga mereka tidak mengutarakan pendapat. Hal ini
disebabkan karena siswa belum terbiasa mengikuti diskusi. Adapun kelemahan
yang dimiliki oleh guru berupa dalam memberikan motivasi masih belum
terarah, kurang efektifnya guru dalam menjelaskan pada siswa mengenai
menandai gambar yang tepat, kurang tegasnya guru dalam menyuruh siswa
untuk berdiskusi, kurangnya ketepatan guru dalam menjelaskan materi yang
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Selama melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, peneliti dibantu teman sejawat mengobservasi guru dengan
mengacu pada RPP. Hasil observasi siswa dan guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel
Lembar Observasi Siswa Siklus I

No Aktivitas Siswa Jumlah/Skor

1 Jumlah Skor 27

2 Presentase Skor 67,5 %

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat disimpulkan ketercapaian skor


observasi siswa jumlah skor baru mencapai 27 dengan total presentase
mencapai 67,5%. Adapun kelemahan siswa yaitu siswa masih kurang tepat
waktu dalam mengumpulkan tugas, kurangnya keberanian siswa dalam
bertanya, siswa kurang mendengarkan penjelasan guru, siswa kurang aktif
dalam menjawab pertanyaan dari guru.
Tabel
Lembar Observasi Guru Siklus I

No Aktivitas Guru Jumlah/Skor

1 Jumlah Skor 35

2 Presentase Skor 62,5%

Berdasarkan tabel observasi guru tersebut, dapat disimpulkan bahwa


ketercapaian observasi guru baru mencapai skor 35 dengan total presentase
mencapai 62,5%. Adapun kelemahan yang dimiliki guru berupa dalam memberikan
motivasi masih belum terarah, masih kurang efektif dalam menjelaskan
pembelajaran.

d. Refleksi
Pada siklus I ini terdapat peningkatan dari hasil belajar siswa dari pra siklus
adapun kelemahan siswa yaitu masih bingung dalam mengikuti pembelajaran
karena sebagian besar siswa belum memahami tentang materi yang
disampaikan walaupun sudah menggunakan media picture. Sebagian besar
siswa masih belum memahami gambar walaupun menggunakan gambar
sederhana.
2. Hasil Penngamatan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan yang
didasarkan pada hasil refleksi siklus I yaitu guru harus lebih mencuri perhatian
dari siswa dengan menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
yaitu dengan menanpilkan beberapa media gambar yang berwarna dan beragam.
Seperti pada perencanaan tindakan sebelumnya yaitu kegiatan diawali dengan
penyusunan rencana pelaksanaan dengan memilih tema serta kompetensi dasar
yang dipilih adalah tetap seperti pada siklus I. Kegiatan yang lain adalah
penyusunan instrumen pembelajaran seperti lembar observasi kegiatan siswa,
lembar observasi kegiatan guru, lembar penilaian dan soal tes, kemudian
menyiapkan media pembelajaran berupa gambargambar yang berwarna warni.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah di susun
di SD Negeri 009 Batu Sopang Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser
dengan mengacu pada RPP yang telah dibuat.
Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan guru mengucapkan salam
dengan menyapa siswa dan mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar.
Kemudian memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa. Dilanjutkan guru
melakukan apersepsi dengan bernyanyi lagu Indonesia raya. Kemudian
mengingatkan siswa tentang pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan
pelajaran yang akan disampaikan dan guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan dan tujuan kegiatan belajar.
Pada kegiatan inti, bersama-sama menyanyi lagu Garuda Pancasila setelah
itu siswa menyimak teks yang dibacakan oleh guru, guru mengawali
pembelajaran dengan menunjukkan beberapa gambar mengenai kedatangan
bangsa Barat ke Indonesia. Kemudian guru dapat menstimulasi siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru mengenai misi kedatangan
bangsa Barat ke Indonesia dari media gambar. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami oleh siswa. siswa
mengidentifikasi gambar kegiatan yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan dengan cara memberi tanda centang pada gambar yang sesuai.
Sambil mengerjakan siswa maju kedepan untuk praktik membaca dengan guru.
Siswa menyimak penjelasan guru, guru memancing partisipasi aktif siswa
dengan mengajukan pertanyaan. Sebagai penutup, guru mereview semua
kegiatan yang sudah dilaksanakan dan meminta siswa melakukan refleksi
kegiatan hari itu.
Sebagai kegiatan penutup guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
dan rangkuman hasil belajar yang telah dilaksanakan kemudian melakukan
tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi) dan melakukan penilaian hasil belajar dilanjutkan dengan
meminta ketua kelas memimpin doa menurut agama dan kepercayaan masing-
masing.
Setelah proses pembelajaran selesai, maka diadakan tes pada akhir
pembelajaran untuk mengukur hasil belajar pada siklus II. Adapun hasil ulangan
siswa pada siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel
Data Hasil Ulangan Siswa Siklus II

Rentang Rata-rata
No Kriteria Jumlah Presentase Nilai
Nilai

1 Belum mencapai KKM 10 – 69 2 5% 95


2 Sudah mencapai KKM 70 - 100 22 95 %

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model


pembelajaran Picture and Picture hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari
jumlah 24 orang sudah mencapai 22 siswa yang tuntas dan hanya 2 siswa yang
belum tuntas. Seangkan hasil belajar siswa tersebut dikatakan tuntas dengan
target standar ketuntasan belajar 95%. Hal ini dilihat dari perolehan nilai rata-
rata mencapai 95 dibandingkan dari hasil belajar pada siklus I yang hanya
memperoleh nilai rata-rata 68,75 dan pada perolehan presentase ketuntasan juga
terjadi peningkatan.

c. Observasi
Hasil observasi pada siklus II dapat dideskripsikan bahwa siswa telah aktif
dalam mengikuti pembelajaran sehingga terlihat adanya peningkatan, hal ini
terlihat pada kegiatan diskusi yang dilakukan siswa berjalan dengan baik dan
efektif. Semua siswapun semakin antusias dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
menyenangkan. Sedangkan untuk observasi guru dan siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan mengacu pada RPP. Hasil
observasi siswa dan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat dilihat dari
tabel dibawah ini.
Tabel
Lembar Observasi Siswa Siklus II

No Aktivitas Siswa Jumlah/Skor

1 Jumlah Skor 39

2 Presentase Skor 97,5 %

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah skor aktivitas


siswa terjadi peningkatan menjadi 39 skor pada siklus II dibandingkan skor
aktivitas siswa pada siklus I yang hanya 27. Peningkatan juga terlihat dari
presentase skor dari 67,5% pada siklus I dan menjadi 97,5% Pada siklus II.
Tabel
Lembar Observasi Guru Siklus II

No Aktivitas Guru Jumlah/Skor

1 Jumlah Skor 54

2 Presentase Skor 96,4%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah skor aktivitas guru
terjadi peningkatan menjadi 54 skor pada siklus II dibandingkan skor aktivitas
guru pada siklus I yang hanya 35. Peningkatan juga terlihat dari presentase skor
dari 62,5% pada siklus I dan menjadi 96,4% Pada siklus II.

d. Refleksi
Pada siklus II ini siswa lebih merasa senang dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran karena guru menggunakan penerapan media Picture yang menarik
perhatian siswa dan cara mengajar yang lebih menarik, sehingga anak tidak
merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran seperti merasa bermain. Sebagian
besar siswa mendapatkan nilai yang baik dalam pembelajaran IPS.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Mengacu pada rumusan masalah yang terdapat pada bab I yang didukung oleh
landasan teoritis dan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Picture And Picture pada pembelajaran IPS dapat
meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar. Guru dapat lebih aktif dalam
menstimulasi siswa untuk dapat menjawab pertanyaan mengenai misi kedatangan
bangsa Barat ke Indonesia melalui media gambar, pembelajaran juga menjadi lebih
bervariasi dan guru dapat membangkitkan semangat belajar siswa dalam melakukan
tanya jawab. Hal ini dapat dilihat dari presentase lembar observasi guru pada siklus
I yaitu 62,5% dan pada siklus II presentasenya meningkat menjadi 96,4%.
2. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran IPS materi
peristiwa dalam kehidupan tentang kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia dan
mengidentifikasi gambar kegiatan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
kelas V terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari
pengamatan lembar observasi siswa pada siklus I sampai siklus II antar lain siklus
I yaitu hasil skor 27 dengan presentase 67,5%, siklus II yaitu 39 dengan presentase
97,5%.
3. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran IPS,
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat adanya peningkatan
yang signifikan dari perolehan hasil ulangan siswa pra siklus adalah rata-rata nilai
ulangan siswa baru mencapai 58,5 dengan presentase ketuntasan 27%, hasil ulangan
siswa pada siklus I adalah rata-rata nilai ulangan siswa mencapai 68,75 dengan
presentase ketuntasan 32% dan hasil ulangan siswa pada siklus II mencapai
ketuntasan dengan nilai rata-rata ulangan siswa 95 dengan presentase ketuntasan
95% yang artinya nilai ulangan siswa tersebut dikatakan tuntas.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah disampaikan sebelumnya diharapkan proses dan
hasil penelitian yang berjudul “ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD
Negeri 009 Batu Sopang Tahun 2023 Pada Mata Pelajaran IPS Materi Peristiwa Dalam
Kehidupan Dengan Penerapan Model Picture and Picture “ yaitu :
1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dapat
membantu guru dalam meningkatkan keterampilan sehingga diharapkan
kedepannya guru dapat menerapkan berbagai model pembelajaran sehingga
pembelajaran dikelas tidak monoton dan lebih memotivasi siswa, dan siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih baik.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dapat
membuat siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar sehingga dengan ini
diharapkan siswa dapat mengembangkan bakatnya.
3. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karenanya model pembelajaran ini dapat
digunakan oleh guru sebagai alternatif dan pemecahan dalam proses pembelajaran
sehingga lebih efektif lagi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.
4. Bagi peneliti, kiranya hasil penelitian ini dapat menjadikan motivasi peneliti dalam
mengajar dikelas untuk dapat menerapkan metode-metode yang bervariasi dalam
proses pembelajaran.
5. Bagi peneliti lain, semoga hasil penelitian ini dapat lebih dikembangkan agar
menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai