Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JURNAL REVIEW

Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran IPS di SD

Keefektifan Model Pembelajaran Word Square Berbantu Media Puzzle Pada Mata Pelajaran Ips SD

Disusun oleh:

Nama : Somi Jesica Silalahi

NIM : 1173111092

Kelas : F Reguler

Prodi : PGSD F Reguler 2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Mengkritik jurnal salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat baca
seseorang terhadap suatu pokok bahasan termasuk sebuah penelitian . Mengkritik jurnal (Critical
Journal Review) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah jurnal tentang pengembangan
bahan ajar dan media pembelajaran IPS di sd.
Mengkritik jurnal dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu jurnal
melainkan untuk menjelaskan apa adanya suatu jurnal yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan
menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah jurnal kepada pembaca perihal jurnal-jurnal
baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan jurnal tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik
jurnal, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari jurnal yang bersangkutan diikuti
dengan pendapat terhadap isi jurnal. 
Uraian isi pokok jurnal memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang, cara
pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang dikembangkan, serta
kesimpulan. Dengan demikian laporan jurnal atau  resensi sangat bermanfaat untuk mengetahui isi
jurnal selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi jurnal yang telah dibaca.

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Menambah  pengetahuan tentang bahan ajar semua pembelajaran termasuk IPS di SD
2. Melengkapi tugas perkuliahan  mata kuliah Media dan Bahan ajar IPS di SD
3. Meningkatkan daya analisa dan pengetahuan terhadap hasil penelitian orang lain
4. Menguatkan kemampuan melakukan Critikal Journal Review

C. Manfaat CJR

1. Pembaca mengetahui pengetahuan tentang Media dan Bahan ajar IPS di SD


2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang riview.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut diterbitkan.
BAB II

IDENTITAS ARTIKEL

a. Jurnal Utama

Judul Keefektifan Model Pembelajaran Word Square Berbantu


Media Puzzle Pada Mata Pelajaran Ips Sd
Jurnal Jurnal Profesi Pendidikan Dasar
Download http://ups.ac.id
Volume dan Halaman Vol. 4, No. 2 hal 106 - 112
Tahun 2017
Penulis Ibnatul Izzat, Choirul Huda, Qoriati Mushafanah
Reviewer Somi Jesica Silalahi (1173111092)
Tanggal 16 Maret 2020
Kata Kunci effectiveness, word square, puzzle
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: mengetahui keefektifan
model pembelajaran Word Square berbantu media Puzzle
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 3 SD
Negeri 01 Wonopringgo Pekalongan, khususnya hasil
belajar kognitif.
Subjek Penelitian peserta didik kelas 3 SD Negeri 01 Wonopringgo
Pekalongan
Assesment Data  tes awal atau pretest
 eksperimen
 posttest
b. Jurnal Pembanding

Judul Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Ips Pada Siswa Kelas V Sdn Klantingsari I Tarik
Sidoarjo
Jurnal Jurnal Pendidikan
Download http:// jpgsd. ac.id
Volume dan Halaman Volume 01 Nomor 02 dan Hal : 0-216
Tahun 2013
Penulis Khusnul Maslukhah dan M. Husni Abdullah
Reviewer Somi Jesica Silalahi (1173111092)
Tanggal 16 Maret 2020
Kata Kunci Media Puzzle, Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial.
Tujuan Penelitian 1. untuk mendeskripsikan aktivitas guru dalam
menerapkan media puzzle untuk meningkatkan
hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidoarjo.,
2. Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa dalam
penerapan media puzzle untuk meningkatkan hasil
belajar IPS siswa kelas V SDN Sidoarjo.
3. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam
penerapan media puzzle pada mata pelajaran
Subjek Penelitian peserta didik SDN Sidoarjo khususnya di kelas V
Assesment Data  tes awal atau pretest
 eksperimen
 posttest
BAB III

ISI ARTIKEL UTAMA

3.1. Isi Pendahuluan

Penggunaan model pembelajaran kurang maksimal sehingga siswa merasa bosan saat
mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran yang kurang maksimal ditandai dengan kurangnya
minat minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti timbulnya rasa bosan
dan mengobrol bersama temannya saat guru sedang menjelaskan materi.
Kondisi demikian sering terlihat dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya
dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Saat guru menyampaikan materi,
kemudian peserta didik diminta untuk mencatat materi yang disampaikan oleh guru, sehingga sebagian
besar peserta didik menganggap bahwa IPS adalah suatu pelajaran yang membosankan dan tidak
tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Padahal IPS mempunyai
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran
konvensional diharapkan mengalami perubahan ke arah pembelajaran yang inovatif yang mampu
melibatkan siswa agar mampu menarik perhatian, minat, serta menghilangkan kebosanan siswa pada
saat proses pembelajaran IPS sehingga proses pembelajaran menjadi efektif. Pemahaman IPS, materi
Uang dan Penggunaannya di SDN 01 Wonopringgo masih kurang. Hal ini terlihat dari nilai IPS
materi Uang dan Penggunaannya yang belum optimal. Dari 20 peserta didik, terdapat 13 Peserta didik
yang nilai IPS-nya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan selebihnya sudah
mencapai KKM cukup optimal. Padahal KKM IPS dalam kelas 3 adalah 70.
Sesuai dengan tujuan untuk merubah proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif dan
menyenangkan, maka perlu adanya model pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan pembelajaran
IPS harus dirancang oleh guru agar peserta didik merasa tertarik dengan IPS. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Word Square berbantu media Puzzle.
Model pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran kooperatif yang memadukan
kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak
jawaban. Model tersebut hampir sama dengan teka-teki silang, perbedaannya yaitu jawaban sudah ada
dan disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan berisi huruf sebagai pengecoh. Tujuan huruf
pengecoh bukan untuk mempersulit siswa, namun melatih sikap teliti dan kritis.
Menurut Trianto (2014:53), bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam
merancang serta melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu, hal-hal yang harus diperhatikan ketika
memilih model pembelajaran antara lain yaitu materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan
kognitif siswa, lingkungan belajar dan fasilitas penunjang yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Model pembelajaran Word Square merupakan pengembangan dari metode ceramah dan
termasuk salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan inovasi pada proses
pembelajaran. Model pembelajaran ini terdapat nuansa bermain didalamnya. Sejalan dengan realita
tersebut, dalam penelitian Sukandheni et al (2014) dengan judul “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V
Gugus Budi Utomo Denpasar Timur” menunjukkan hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Word Square berbasis lingkungan pada siswa kelas V SDN 1 Kesiman
sebagai kelompok eksperimen lebih baik dari hasil belajar IPA siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SDN 8 Kesiman sebagai kelompok kontrol.

3.3. Isi Pembehasan


Hasil belajar merupakan perubahan berupa kecakapan fisik, mental, intelektual yang berproses
dari kegiatan belajar baik di jenjang pendidikan formal seperti sekolah dan di jenjang pendidikan non
formal seperti dilingkup keluarga dan masyarakat yang akan digunakan dalam kegiatan sehari-hari
baik didalam sekolah maupun bermasyarakat (Ariyanto 2016:134). Dalam penelitian ini, hasil belajar
yang dimaksud, terbatas berupa kecakapan intelektual saja yang diukur dari hasil tes formatif.
Penggunaan model pembelajaran Word Square berbantu media Puzzle di kelas eksperimen
menjadikan siswa lebih aktif, semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga
tertarik dalam proses pembelajaran karena tidak hanya duduk memperhatikan guru ceramah dan
mencatat materi yang disampaikan. Dibuktikan dengan kondisi siswa yang mengamati dan mencoba
media Puzzle yang dibawa oleh peneliti, siswa berdiskusi, menyampaikan pendapat, mempertahankan
pendapat serta bekerja sama dengan teman kelompoknya dalam memahami pembelajaran.
Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah (pembelajaran
konvensional) tanpa diberi model pembelajaran Word Square berbantu media Puzzle, ketika
pembelajaran sedang berlangsung siswa hanya duduk dan mendengarkan guru menyampaikan materi
(ceramah), sehingga siswa tampak bosan dan jenuh. Kedua perlakuan tersebut (kela
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Kelebihan
 Penelitian ini bisa membantu guru maupun calon guru untuk menambah perbendaharaan
pendidikan karakter dalam pengajaran k13
 Penelitian ini memuat isi yang tidak terlalu banyak dan bahasa yang digunakan pun lugas
 dalam artikel sehinggah setiap informasi yang didapat juga jelas dari mana sumbernya.
 Di dalam artikel ini dikatakan bahwa hasil dari penelitian ini berhasil, hal tersebut juga
terihat dari paparan artikel.
 Artikel ini dikatakan sistematis karena kesinambungan dari satu halaman terhadap
halaman lain sudah terlihat baik
 Artikel ini juga didukung dengan pemaparan tabel – tabel atau grafik dari hasil
penelitian. Seperti di halaman 374, 378,379 dan 385.
 Hasil wawancara juga di dicantumkan didalam artikel ini.
 Dalam penulisan arikel juga sudah baik, dimana kita ketahui bahwa dalam penulisan
karya ilmiah harus memiliki syarat syarat penulisan, seperti baku dll. Hal tersebut dapat
terlihat alam penulisan pendapat dari guru-guru mengenai penerapan pendidikan karakter
tersebut terhadap Media yang digunakan guru.
4.2. Kelemahan
 Penelitian yang dilakukan berhasil dan diterima baik oleh guru-guru, tetapi dikatakan
didalam artikel ini bahwa penelitian ini berhasil di kembangkan di daerah bali. Sedangkan
penerapan K13 tidak hanya di daerah bali dan sekitarnya, tetapi menyeluruh di seluruh
daerah di Indonesia. Sehinggah dapat dikatakan bahwa penelitian ini masih harus
dilanjutkan didaerah-daerah lain di Indonesia.
 Didalam artikel ini tidak dicantumkannya nomor sscn nya, sehinggah masih diragukan
keakuratan hasil penelitian.
 Tidak dicantumkan jelas subject dari penelitian ini.
 Indonesia memiliki beragam suku dan bangsa yang memiliki pendidikan karakter yang
baik pula, dalam penelitian ini tidak lah benar jika hanya menerapkan pendidikan karakter
salah satu suku dari sekian banyak suku. Akan terjadinya rasa pilih kasih dari suku-suku
lainnya.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Bila dilihat dari keseluruhan isi artikel, artikel ini sudah termasuk dalam artikel yang
baik dan benar. Sehinggah untuk penerapan hasil dari penelitian ini dapat menyeluruh di
seluruh Indonesia maka guru maupun calon guru bisa membaca hasil penelitian ini dan
mencoba untuk menerapkannya dikelas masing-masing. Sehinggah dapat diketahui apakah
artikel ini hanya memiliki pengaruh di daerah bali saja, atau juga memiliki pengaruh terhadap
pendidikan di daerah lain di Indonesia.

5.2. SARAN
Didalam artikel yang baik dan benar pun pasti memiliki beragam kelemahan,
kelemahan tersebut juga berbeda-beda menurut sudut pandang yang berbeda pula. Dari
setiap kritikan yang disampaikan diharapkan agar dijadikan motivasi dan perubahan dalam
penulisan karya selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai