SKRIPSI
Diajukan kepada
IKIP PGRI Bojonegoro
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Oleh
SITI HUDIYATUS SALAMAH
NIM: 15310040
AR PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh:
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
pengetahuan dan keterampilan yang dalam hal ini adalah mata pelajaran
merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu masuk dalam daftar mata
3
dengan SMA.
atau situasi yang bisa dibayangkan (imaginable) oleh peserta didik. Selain
atau situasi yang bisa dibayangkan (imaginable) oleh peserta didik, peserta
4
interaksi antara peserta didik dan guru maupun antara peserta didik dengan
peserta didik masih terlihat kurang. Peserta didik belum terampil dalam
diajarkan.
matematika yang relatif baru dan belum semua kalangan dalam dunia
tetapi tidak tahu dari mana asalnya rumus itu dan mengapa rumus itu
bahwa hasil belajar peserta didik merupakan tanggung jawab peserta didik
tersebut selama ini pada pelajaran matematika peserta didik hanya sekedar
latihan, yang lebih aktif dalam berpikir adalah guru, sedangkan peserta
didik hanya bertindak sebagai penerima materi. Kondisi ini secara tidak
langsung akan berdampak pada pencapaian hasil belajar peserta didik yang
kurang memuaskan.
genap diantaranya adalah Bangun ruang Kubus dan Balok. Pada tahun-
bahasan Bangun ruang Kubus dan Balok selalu lebih rendah dibanding
kubus dan balok pada peserta didik kelas VII MTs Al Ma’ruf Kartayuda
B. Rumusan Masalah
matematika pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok pada peserta
2018 / 2019 ? ”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh yang positif dari
hasil belajar matematika pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok
D. Manfaat Penelitian
pihak lain agar dapat meningkatkan hasil belajar. Adapun kegunaan yang
E. Definisi Operasional
maksud dari skripsi ini, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu istilah dan
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada/yang timbul dari sesuatu, orang, benda
2. Pendekatan Pembelajaran
pendekatan pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi
9
individu maupun kelompok. Pada pendekatan ini peran guru tak lebih
didik berfikir,
4. Pendekatan Konvensional
banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari
5. Hasil Belajar
nilai tes pada materi pelajaran pada pokok bahasan kubus dan balok.
mempunyai Isi ataupun Volume dan bisa disebut juga dengan Bangun
Tiga Dimensi karena mempunyai sisi, titik sudut dan rusuk yang saling
10
membatasi, sisi bangun ruang tersebut menjadi ciri khas dari sebuah
buah bidang sisi yang saling kongruen berbentuk bujur sangkar dan
Bangun Ruang Kubus ini mempunyai 6 buah sisi, 8 titik sudut dan 12
ukuran yang berbeda, Bangun Ruang Balok ini mempunyai 6 buah sisi,
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoritis
a. Belajar
hayat.
b. Hasil Belajar
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar.
c. Matematika
tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk
sebelumnya.
2. Pendekatan Pembelajaran
A. Pendekatan Konvensional
latihan, sehingga rasa ingin tahu siswa tidak bisa disalurkan dengan
mempelajarinya.
saatnya diperlukan.
baik.
sehari-hari.
17
Pada pendekatan ini peran guru tak lebih dari seorang fasilitator,
masalah relistik tidak harus selalu berupa masalah yang ada didunia
Realistik dikenal dua macam model, yaitu “model of” dan “model
19
ketika suatu strategi bersifat general dan tidak terkait pada konteks
Menurut Suryanto dkk. (2010: 42), ada tiga prinsip dalam Pendidikan
lainnya.
formal yang lebih luas, atau lebih tinggi, atau lebih rumit).
1) Penggunaan konteks
model tidak berujuk pada alat peraga. Model merupakan suatu alat
model for.
diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap dipakai tetapi
belajar.
23
kreativitas siswa.
4) Interaktivitas
Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika
5) Keterkaitan
dipahami.
prosedur.
3) Menyelesaikan masalah
26
4) Membandingkan Jawaban
yang ketiga.
5) Menyimpulkan
bagi manusia.
27
dikembangkan sendiri oleh siswa dan oleh orang lain tidak hanya
3) Cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan
tidak harus sama antara orang yang satu dengan yang lain
PMRI
PMRI
mengenai bahan pengajaran dalam masalah yang “riil“ bagi siswa sesuai
rumus yang ada kaitannya dengan penyelesaian yang lain dan melakukan
materi yang sedang dibahas untuk refleksi terhadap setiap langkah yang
1. Kubus
kubus
sama.
29
G, H.
terdiri atas:
ABCD
EFGH
ADHE
BC, CD, DA, EF, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH
panjang, AF, BE, BG, CF, CH, DG, DE, AH, AC, BG,
EG, dan FH
30
2. Balok
H.
BG, CF, CH, DG, DE, AH, AC, BG, EG, dan FH.
AEGC.
DF.
3. Jaring-jaring balok
Luas permukaan balok sama dengan jumlah ketiga pasang sisi yang
sebagai berikut:
33
5. Volume balok
Persamaan:
(PMRI).
Perbedaan:
yaitu 69,87.
Persamaan:
Indonesia (PMRI)
Perbedaan:
di SMP kelas VIII pada materi bangun ruang kubus dan balok.
pembelajaran ekspositori.
Persamaan:
Realistik (PMR)
Perbedaan:
35
Penelitian yang dilakukan Frida Mayferani di SMP kelas VII pada pokok
C. Kerangka Berpikir
sangat tergantung pada keaktifan dan interaksi yang terjadi antar siswa.
karena dengan adanya interaksi dalam proses belajar mengajar maka siswa
baik.
yaitu siswa lebih banyak belajar sendiri secara individu. Siswa tidak diberi
latihan.
kontekstual, hal ini bertujuan agar siswa dapat langsung terlibat dalam
dan latihan saja, akan tetapi menjadi lebih kreatif dan menyenangkan
Bangun ruang Kubus dan Balok selalu lebih rendah dibanding pokok
kubus dan balok pada peserta didik kelas VII MTs Al Ma’ruf Kartayuda
D. Hipotesis Penelitian
teori diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif
belajar matematika pada pokok bahasan Bangun Ruang Kubus Dan Balok
2018/2019.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
2. Jenis Penelitian
(R) E X O1
(R) K _ O2
39
Keterangan :
E = Kelas eksperimen
K = Kelas kontrol
realistik
O1 : O2 = Tes akhir
1. Populasi
penelitian ini adalah siswa MTs Al-Ma’ruf Kartayuda Kedungtuban Blora tahun
pelajaran 2018/2019 yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas VII-A, VII-B, VII-C.
Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan kelas sampel adalah random
sampling. Kelas yang dijadikan sampel yaitu kelas VII-A dengan jumlah 30
siswa sebagai kelas ekperimen dan kelas VII-B dengan jumlah 30 siswa sebagai
kelas kontrol.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131).
Pada penelitian ini sampel diambil dua kelas dari tiga kelas VII yang ada di MTs
akan digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap populasi yang ada, dalam
40
penelitian ini sampel yang diambil sebanyak dua kelas, yaitu kelas VII A sebagai
1. Tes
Tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150).
adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu
kecakapan mereka, satu dengan yang lain. Metode tes ini digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa materi bangun ruang kubus dan
balok.
2. Dokumentasi
dan sebagainya.
berupa catatan data siswa beserta nilai ulangan harian yang dapat
D. Instrumen Penelitian
metode. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan
ganda sebanyak 20 butir soal pada pokok bahasan bangun ruang kubus dan
digunakan penelitian, terlebih dahulu dilaksanakan uji coba pada kelas VII
1. Validitas
2. Reliabilitas
𝑛 𝑠𝑡2−∑𝑝𝑖𝑞𝑖
r11 = ( )( ) (Budiyono, 2003: 93)
𝑛−1 𝑠𝑡2
Keterangan:
3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
𝐵
P=
𝐽𝑆
43
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
4. Daya Pembeda
berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak
mengenal tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal
“terbalik” menunjukkan kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak
𝐵𝐴 𝐵𝐵
D= −
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan :
benar
benar
Butir-butir soal yang digunakan adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks
berikut :
45
1. Uji Normalitas
atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Dalam penelitian ini uji
1) Menentukan hipotesis
2) Tingkat signifikan, α = 5%
X = rerata sampel
4) Daerah kritik
DK = { L | L >Lα,n}
Lα,n diperoleh dari tabel lilliefors pada tingkat signifikan α dan derajat
5) Keputusan uji
2. Uji Homogenitas
𝑆1 2
𝐹 = 𝑆2 2
Keterangan :
Prosedur pengujian :
1) Merumuskan hipotesis
𝑆1 2
𝐹 = 𝑆2 2
3. Uji Keseimbangan
(kelas eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak,
digunakan adalah uji-t. Adapun data yang digunakan berasal dari data nilai
sampel penelitian.
1) Hipotesis :
3) Statistik uji
Keterangan :
4) Daerah kritis
48
DK = (n1 + n2 – 2)
5) Keputusan uji
H0 diterima jika nilai statistik uji amatan tidak berada di daerah kritik
4. Uji Hipotesis
didasarkan dari analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun
1. Separated varians :
x̅ 1 - x̅2
t=
s2 s2
√ 1+ 2
n1 n2
2. Polled varians :
x̅ 1 -x̅ 2
t=
(n - 1)s21 + (n2 -1)s22 1 1
√ 1 (n + n )
n1 +n2 -2 1 2
49
Keterangan :
Berdasarkan dua hal tersebut di atas, maka berikut ini diberikan petunjuk
maka dapat digunakan rumus t-test, baik untuk sparated maupun polled
+ n2 – 2.
d. Bila n1 ≠ n2, dan varians tidak homogen (σ12 ≠ σ22), untuk ini digunakan