Anda di halaman 1dari 31

1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


MATERI JENIS DAN BESAR SUDUT MENGGUNAKAN
MEDIA JAM SUDUT BAGI SISWA KELAS III MI
ISLAMIYAH KUMISIK LAWANGANAGUNG SUGIO
LAMONGAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

ACIK NUR INDAH SARI


NIM. 858666723
Email: aciknurindahsari77@gmail.com

Abstrak

kegiatan belajar mengajar merupakan suatu sistem yang menuntut guru harus
memperhatikan keperluan siswa untuk belajar dan guru harus dapat menciptakan situasi
belajar yang kondusif sesuai dengan kemampuan siswa. Pernyataan ini dapat terpenuhi,
bila pengajar mampu memberikan perlakuan yang baik sehingga dapat terjadi proses
belajar yang baik, hasil belajar yang di capai oleh peserta didik merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor dari diri siswa maupun
lingkungan. Dalam pembelajaran matematika di tingkat MI, diharapkan dapat
menumbuhkan proses penemuan sendiri. Penggunaan media Jam sudut diharapkan dapat
meniungkatkan hasil belajar siswa disamping itu dapat menjadi stimulus siswa kelak
terbiasa dengan sesuatu hal yang baru dalam berkreatifitas. Berdasarlkan temuan
peneliti pada saat prasiklus ketuntasan belajaran matematika hanya 33% dengan KKM
70. Hal ini dikarenakan kurangnya media yang dugunakan guru sehingga respon siswa
terhadap Matematika sangat rendah. Tujuan peneliatian ini adalah meningkatkan hasil
belajar siswa yang dikaji melalui hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan respon siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Dalam PTK siklus terdiri atas
4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan , observasi, serta refleksi. Sumber data
berasal dari guru dan 12 siswa kelas III MI Islamiyah Kumisik Sugio Lamongan. Teknik
pengumpulan data dengan tes dan non-tes, Simpulan dari penelitian ini adalah media
jam sudut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika pada materi Jenis dan
besar sudut yang meliputi hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan respon siswa.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, Jam Sudut

Pendahuluan
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor
22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
disebutkan bahwa salah satu prinsip pelaksanaan kurikulum adalah prinsip alam
takambang jadi guru dimana kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan strategi yang beragam serta media pembelajaran yang beragam pula ,
sumber belajar dan tehnologi yang memadai serta memanfaatkan lingkungan
sehari – hari disekitar sebagai bahan belajar (Depdiknas, 2006: 8).
2

Namun berbagai kenyataan yang terjadi dalam proses belajar mengajar


penggunaan media pembelajaran serta ragam strategi pembelajaran masih kurang.
Hal ini sesuai dengan yang saya rasakan di MI Islamiyah Kumisik
Lawanganagung-Sugio, dalam proses pembelajaran ada beberapa guru yang telah
menggunakan media dalam menyampaikan materi pelajaran.Namun ada juga yang
menyampaikan materi tanpa menggunakan media apapun. Minimnya media
pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar menjadikan materi yang
disampaikan masih bersifat ceramah. Ketersediaan media yang ada di MI
Islamiyah Kumisik Lawanganagung–Sugio juga belum lengkap. Kebanyakan
media yang ada di MI Islamiyah Kumisik Lawanganagung-Sugio berupa alat
bantu peraga dan media lain untuk mata pelajaran IPA, sedangkan untuk mata
pelajaran lain masih begitu minim terutama untuk mata pelajaran Matematika.
Berdasarkan hasil Observasi dan keresahan yang saya rasakan sebagai
guru kelas III Mi Islamiyah Kumisik Lawanganagung – Sugio masalah yang
muncul pada peserta didik kelas III adalah rendahnya daya serap atau hasil belajar
peserta didik, kurang semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
matematika terhadap materi Jenis dan Besar Sudut. Hasil belajar yang didapat
siswa kelas III MI Islamiayah Kumisik Lawanganagung dalam materi jenis dan
besar sudut kurang memuaskan. Hal ini dapat didlihat dari sebanyak 33% kurang
memuaskan. atau hanya 4 siswa dari 12 siswa yang mencapai nilai diatas 70 yang
merupakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan belum mencapai tujuan yang
diharapkan.
Faktor penyebab rendahnya daya serap dan kurang semangatnya belajar
matematika tentang materi jenis dan besar sudut tersebut dikarenakan mungkin
guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik dalam penyampaian materi pembelajaran.Secara teoritik perkembangan
kognitif siswa SD/ MI menurut Pieget Siswa kelas III SD/ MI masih berada pada
kemampuan berpikir konkret (Arifin Z, 2009: 67). Anak yang berada pada periode
ini untuk berpikir abstrak masih membutuhkan bantuan memanipulasi obyek-
obyek nyata atau pengalaman-pengalaman yang dialaminya.Oleh karena itu yang
perlu diperhatikan pada tahap operasional nyata adalah pembelajaran yang
3

didasarkan pada benda-benda nyata yang ada disekitar agar mempermudah anak
didik dalam memahamahami konsep matematika. Sementara itu, selama ini siswa
sudah di ajarkan dengan berpikir abstrak dengan menggunakan lambang–
lambang.Keadaan tersebut menjadikan siswa mengalami kesulitan untuk
membayangkan materi jenis sudut dan besar sudut. Peserta didik memerlukan alat
peraga yang dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh guru sehingga
materi tersebut lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh peserta didik.
Terkait dengan faktor penyebab masalah diatas, solusi yang guru gunakan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan media
yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik atau media yang dapat memberikan
pengalaman belajar pada siswa sehingga siswa lebih bisa mudah memahami
materi yang diajarkan.Adapun media yang guru gunakan dalam melakukan
pembelajaran tersebut adalah media jam sudut dimana media jam sudut ini terbuat
dari bahan bekas kardus dan kertas berwarna warni dan diatasnya ada angka
angka yang dimana untuk menununjukkan besar sudut, sehingga anak senang
dalam menggunakan media tersebut media tersebut juga dimaksudkan untuk
menghilangkan pesan yang bersifat ceramah namum pendekatan siswa aktif
sehingga siswa benar-benar mendapat pengalaman yang nyata dalam materi besar
dan jenis sudut.
Media jam sudut ini digunakan sebagai media pembelajaran yang baik dan
menyenangkan tanpa kehilangan materi utama yang ingin dicapai dalam
pembelajaran yang sedang berlangsung, bahkan media ini dapat meningkatkan
partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal.
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul : “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Materi Jenis dan Besar Sudut Menggunakan Media Jam Sudut Bagi Siswa kelas
III Mi Islamiyah Kumisik Lawanganagung Sugio Lamongan Tahun Pelajaran
2019/2020
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas dapat diidentifikasikan
masalah-masalah yang timbul antara lain : Pertama, Kurang menggunakan
pendekatan multimedia dan multi strategi dalam Pembelajaran Matematika
sehinga siswa kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan. Kedua,
4

Proses pembelajaran yang terpusat pada guru. Seperti dalam penyampaian materi,
guru cenderung monoton menguasai kelas. Sehingga siswa kurang aktif dalam
proses pembelajaran. Ketiga, Masih kurangnya pemilihan metode pembelajaran
yang tepat dan penggunaan alat bantu pembelajaran matematika.
Dari masalah yang teridentifikasi saya dapat menganalisis masalah tersebut:
Pertama, Banyak peserta didik yang berpendapat bahwa matematika adalah
pelajaran yang sulit, sehingga sebagian besar peserta didik kurang menyukai
pelajaran matematika, sehingga minat belajar rendah, sehingga hasil belajar yang
diinginkan kadang tidak tercapai. Kedua, Proses belajar mengajar masih teacher
centered sehingga peserta didik pasif dan merasa bosan terhadap pelajaran
matematika. Ketiga, Guru jarang menggunakan media atau alat pembelajaran
yang seharusnya melibatkan peserta didik dalam penggunaannya. Keempat
Adanya keterbatasan media membuat guru kesulitan menjelaskan materi tertentu
dalam pembelajaran matematika.
Dari masalah yang telah teridentifikasi pada pembelajaran yang akan
dilakukan mengharapkan hasil belajar siswa lebih baik, siswa menjadi senang
belajar matematika dan upaya yang dilakukan guru adalah : Pertama, Guru
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yaitu jam sudut.
Kedua, Siswa sering diajak untuk berinteraksi dan sering di ajak untuk
mempraktekkan pembelajaran dengan media jam sudut. Ketiga, Guru akan
merubah model pembelajarannya dengan pembelajaran langsung. Yang artinya
siswa langsung di ajak menggunakan media yang ada yaitu jam sudut
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas, maka dapat di
rumuskan permasalahannya adalah sebagai berikut: pertama, Apakah penggunaan
media jam sudut dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi jenis dan
besar sudut siswa kelas III MI Islamiyah Kumisik Lawanganagung-Sugio Tahun
Pelajaran 2019/ 2020 ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar siswa?. Kedua,
Bagaimana aktivitas siswa selama menggunakan media jam sudut pada
matematika materi jenis dan besar sudut siswa kelas III MI Islamiyah Kumisik
Lawanganagung-Sugio Tahun Pelajaran 2019/ 2020 ? Ketiga, Bagaimana respon
siswa selama menggunakan media jam sudut pada pelajaran matematika materi
5

jenis dan besar sudut siswa kelas III MI Islamiyah Kumisik Lawanganagung-
Sugio Tahun Pelajaran 2019/ 2020 ?
Adapun tujuan penelitian ini dari segi Guru bertujuan untuk mencari
alternatif jawaban dari rumusan masalah Pertama, Untuk mengetahui efektifitas
penggunaan media jam sudut dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi
jenis dan besar sudut siswa kelas III MI Islamiyah Kumisik Lawanganagung-
Sugio Tahun Pelajaran 2019/ 2020 ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar siswa.
Kedua, Untuk mengetahui aktivitas siswa selama menggunakan media jam sudut
pada pelajaran matematika materi jenis dan besar sudut siswa kelas III MI
Islamiyah Kumisik Lawanganagung-Sugio Tahun Pelajaran 2019/ 2020. Ketiga,
Untuk mengetahui respon siwa dalam penggunaan media jam sudut pada
pelajaran matematika materi jenis dan besar sudut siswa kelas III MI Islamiyah
Kumisik Lawanganagung-Sugio Tahun Pelajaran 2019/ 2020.
Adapun manfaat yang diharapkan peneliatian ini adalah manfaat utamanya
kepada pembelajaran matematika, peningkatan mutu, proses, dan hasil
pembelajaran matematika.
Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat
memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika utamanya pada
peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui
pembelajaran langsung dengan media jam sudut.
Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada strategi pembelajaran di sekolah serta mampu mengoptimalkan aktivitas
belajar siswa.
Pada tatanan praktis, guru an ini dapat dimanfaatkan oleh guru
matematika dan siswa. Bagi peserta didik dapat bermanfaat, pertama Dapat
meningkatkan hasil belajar seperti membantu siswa untuk mengembangkan daya
serap siswa tentang materi jenis dan besar sudut. Kedua Dapat lebih menyukai
mata pelajaran matematika dan tidak beranggapan bahwa metematika tidak
menarik dan membosankan
Bagi guru dapat bermanfaat pertama, sebagai wahana untuk
mengembangkan kreatifitas dalam menerapkan media pembelajaran. Kedua dapat
dijadikan sebagai media pembelajaran alternatif untuk penanaman materi jenis
6

dan besar sudut yang disampaikan kepada siswa. Ketiga dapat memperdalam dan
memperluas wawasan tentang media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar matematika.
Bagi Sekolah dapat bermanfaat pertama dapat dijadikan bahan referensi
tentang pentingnya media pembelajaran dalam penyampaian materi
pembelajaran. Kedua, Dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung
proses pembelajaran
Kajian Pustaka
Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Sardiman belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan dengan serangkaian kegiatan. Serangkaiatn kegiatan tersebut dapat
berupa kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya. Disamping itu kegiatan belajar juga tidak lepas dari kegiatan
mengalami atau melakukan, jadi tidak hanya bersifat verbalistik (Sardiman; 2011:
20).
Gagne menyatakan bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi
kapabilitas baru. Sehingga Belajar terdiri dari tiga komponen yakni kondisi
eksternal (lingkungan), internal (pengolah informasi) dan hasil belajar (kapabilitas
baru)(Dimyati; 2009: 10).
Menurut pandangan Skinner menyatakan bahwa belajar adalah suatu
perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar
ditemukan adanya hal sebagai berikut diantaranya adalah (i) kesempatan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar, (ii) respons si
pebelajar, dan (iii) konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.
(Dimyati; 2009: 9).
Menurut Dimyati (2009:18) menyimpulkan bahwa belajar merupakan
proses yang kompleks, dimana kompleksitas tersebut dapat dipandang dari dua
subjek yakni siswa dan guru. Ditinjau dari siswa belajar dialami dari suatu proses
dimana siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan ajar, sedangkan
7

ditinjau dari dari guru belajar tampak sebagai suatu perilaku belajar tentang
sesuatu hal.
Menurut Arifin (2009:47), mengemukakan bahwa pembelajaran
matematika hendaknya diawali dengan menghadirkan situasi permasalahan
realistis atau fenomena alam maupun sosial yang membuka peluang bagi siswa
untuk melakukan action (tindakan), baik secara fisik (physical action) maupun
mental (mental action).
Menurut Dimyati (2009:297) pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Menurut Vygotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika anak


bekerja atau menangani tugas–tugas yang belum dipelajari, namun tugas – tugas
tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal
development, yakni daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah
perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang
lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerjasama antar
individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu
tersebut (Trianto, 2007:39).
Hasil Belajar
Dalam Sistem Pendidikan Nasional tujuan rumusan tujuan pendidikan,
baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Benjamin S. Bloom yang dikutip dalam buku Abdullah
Shodiq secara garis besar membagi menjadi tiga ranah, yaitu: pertama, ranah
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
evaluasi. Kedua, ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri
dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,organisasi
dan internalisasi. Ketiga, ranah psikomotor berkenan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek psikomotoris yakni:
gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan
ekspresif dan interpretatif.
8

Menurut Wasliman (2007:158) yang dikutip oleh Ahmad Susanto


mengemukakan, hasil belajar yang di capai oleh peserta didik merupakan
hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal
maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan
eksternal sebagai berikut : Pertama, faktor internal; faktor internal
merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang
memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi keadaan belajar, serta kondisi
fisik dan kesehatan. Kedua, faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar
diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah,
dan masyarakat
Pembelajaran Matematika

Matematika berasal dari akar kata mathema artinya pengetahuan,


mathanein artinya berpikir atau belajar. dalam kamus Bahasa Indonesia
diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan hubungan antara bilangan
dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan (Depdiknas).
Matematika, menurut Ruseffendi (1991) yang dikutip Heruman, adalah
bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif;
ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari
unsuryang tidak didefinisikan, ke unsur yang di definisikan, ke aksioma atau
postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut
Soedjadi (2000), yaitu memilik objek tujuan abstrak, bertumbu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif (Susanto 2012: 12)
Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar matematika, kita
akan belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif. Kebutuhan akan
aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak hanya untuk keperluan
sehari-hari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan untuk mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu
dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah
dasar.
9

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar


yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut
adalah belajar dan mengajar. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu
menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara siswa dengan
lingkungan di saat pembelajaran matematika berlangsung.
Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD, diharapkan terjadi
reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu
cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Walaupun
penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah
mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan
sesuatu hal yang baru.
Bruner (Ruseffendi, 1991) dalam metode penemuannya mengungkapkan
bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang diperlukannya. „Menemukan‟ di sini terutama adalah
menemukan lagi‟ (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru
(invention). Oleh karena itu, kepada siswa materi disajikan bukan dalam bentuk
akhir dan tidak di beritahukan cara penyelesaiannya. Dalam pembelajaran ini,
guru harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing di bandingkan sebagai
pemberi tahu
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Metode adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
(Sadiman,2010:6)
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA)
memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk – bentuk komunikasi
baik tercetak maupun Audiovisualserta peralatannya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan,
ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa Media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
10

Media dalam proses belajar mengajar memiliki kegunaan – kegunaan sebagai


berikut. Pertama , Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat cermah
(dalam bentuk kata – kata tertulis atau lisan belaka). Kedua, Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera .
Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk : Pertama,
Menimbulkan kegairahan belajar; Kedua, Memungkinkan interaksi yang lebih
langsung anatara anak didik dengan lingkungandan dan kenyataan; Ketiga,
Memungkinkan anak didik belajar sendiri – sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
Dengan sifat yang unik tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan
bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar
belakang lingkungan guru dangan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi
dengan media pendidikan. Yaitu dengan kemampuanya dalam: Memberikan
perangsang yang sama; Mempersamakan pengalaman; Menimbulkan persepsi
yang sama(Sadiman,2010:17-18).

Media jam Sudut

Jam sudut adalah jam yang terbuat dari kardus bekas, dimana jam
tersebut terdiri dari dua lingkaran dengan besar salah satunya lebih besar dari
lingkaran yang lainnya. Dimana lingkaran yang lebih besar berisi besar sudut
dan lingkaran yang lebih kecil berisikan angka yang terdapat pada jam.
11

Media jam sudut ini digunakan untuk siswa kelas 3 SD/MI, diharapkan
dengan menggunakan media ini dalam pembelajaran siswa dapat memahami
macam- macam sudut, ukuran sudut dan cara menggambar suatu sudut dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan alat peraga dapat
mempengaruhi tujuan pengajaran yang akan dicapai apakah alat peraga tersebut
mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang mata pelajaran matematika
yang merupakan tujuan dari sebuah pembelajaran.
Media ini digunakan guru dalam menjelaskan macam-macam sudut,
besarnya sudut dan cara melukis suatu sudut. Hal ini dilakukan dengan cara
memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswa dengan mengaitkan
pelajaran mengenai sudut dengan kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini penulis
mengaitkan pembelajaran sudut yang dimaksud dengan jam dinding.
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MI Islamiyah Kumisik- Lawanganagung Kec.
Sugio Kelas: III (Tiga), dengan Jumlah Siswa : 12 siswa, pada Mata Pelajaran:
Matematika, Materi : Jenis dan Besar Sudut
Penelitian ini dilakukan dengan via daring dengan 2 siklus yaitu : Siklus I
tanggal 30 April 2020. Siklus II tanggal 05 Mei 2020, Pihak yang Membantu :
Supervisor 1 : Ery Rahmawati, S. Pd., M. Pd, Kolaborator : Nur Hidayati, S. Pd.I.
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh Pendidik dikelasnya
sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Pendidik dianggap paling tepat melakukan PTK karena Pendidik
mempunyai otonomi untuk menilai kenerjanya, temuan penelitian tradisional
sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran, Pendidik merupakan
orang yang paling akrab dengan sekelasnya, interaksi – Pendidik siswa
berlangsung secara unik, dan keterlibatan Pendidik dalam berbagai kegiatan
inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan Pendidik mampu
melakukan penelitian dikelasnya (Wardani IGAK :2019)
12

Kegiatan PTK dilakukan dengan 4 tahap yang dilakukan dalam siklus


berulang, empat tahap kegiatan tersebut adalah merencanakan, melakukan
tindakan , mengamati, dan melakukan refleksi.

Ke empat tahap tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN
SIKLUS 1

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PENGAMATAN
PERENCANAAN SIKLUS 2

REFLEKSI

Gambar 3.1 (Gambar Siklus PTK menurut kurt lewin)

Penjelasan dari Kegiatan setiap tahap adalah sebagai berikut :


a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini sebelumnya Pendidik sudah merumuskan
masalah yang akan diperbaiki. Langkah yang harus dilakukan adalah menyusun
RPP, menetukan Indikator yang ingin dicapai, menyiapkan sarana pendukung dan
menyiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisi proses dan hasil tindakan.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan tindakan dengan
menggunakan media jam sudut dengan vidio simulasi pembelajaran pada
13

pelajaran matematika materi besar dan jenis sudut. Untuk meningkatkan hasil
belajar sesuai yang direncanakan.
c. Pengamatan
Dalam proses pembelajaran peneliti dibantu kolaborator saat pembuatan
vidio simulasi berhasil melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
khususnya aktivitas guru karena yang membantu pembuatan vidio simulasi adalah
teman sejawat, Untuk hasil belajar siswa, aktivitas siwa, dan respon siswa diteliti
atau di nialai oleh peneliti sendiri karena dengan mengirim vidio atau lembar kerja
melalui wa.
Pada tahap Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat
permasalahan dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang
melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan
ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins,
1993 yang dikutip Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi)

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini data akan dianalisis dengan
kualitatif. Analisis akan melihat kecenderungan umum, selain itu juga digunakan
teknik analisis kuantitatif yaitu dengan persentase dengan rumusannya sebagai
berikut:

f
P= x 100 %
N

Keterangan

P = persentase
f= frekuensi (banyaknya anak yang bisa mengikuti kegiatan membaca)
N = banyaknya responden keseluruhan (Sudjana, 2008 : 131)
Setelah dihitung presentase yang ada, data ditafsirkan menjadi kalimat yang
bersifat deskriptif, yaitu:
14

0% - 20% = Sangat rendah

21% - 40% = Rendah

41% - 60% = Cukup

61% - 80% = Baik

81% - 100% = Sangat Baik (Riduan & Sunarto, 2009:23)

Indikator Keberhasilan

Kriteria untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan belajar, rata rata


aktivitas siswa, dan Respon siswa dalam mata pelajaran Matematika materi Jenis
dan besar sudut kelas III Mi Islamiyah Kumisik Lawanganagung Sugio
dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika total jumlah siswa yang
mampu mendapatkan nilai ≥ 75%.
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran/ Kegiatan
Pengembangan
Penelitian tindakan kelas ini mengacu hasil evaluasi matematika materi
besar dan jenis sudut kelas III MI Islamiyah Kumisik Lawanganagung Sugio
masih rendah dengan banyak peserta didik 12 siswa yang mencapai angka
diatas KKM hanya 4 siswa, jika diprosentasika hanya 33 %, kurang dari 75 %
yang mencapai ketuntasan berikut data hasil belajar siswa sebelum
menggunakan perbaikan atau sebelum menggunakan media jam sudut.
Berdasarkan hasil belajar tersebut maka guru merefleksi diri tentang proses
pembelajaran yang dilakukan. Diketahui bahwa selama proses pembelajaran guru
hanya melakukan pembelajaran konvensional dimana proses pembelajaran
berpusat pada guru, hanya sebagian siswa yang aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sedangkan sebagian besar yang lain hanya pasif. Bahkan tidak
memperhatikan pelajaran.
Proses pembelajran dalam perbaikan ini dilaksnakan dalam 2 tahap atau 2
siklus yaitu siklus I dan siklus II. Untuk tahap perbaikan pembelajaran
diantaranya :
15

1. Siklus I
Perbaikan pelaksanaan pada siklus I ini dilaksnakan pada hari Kamis, 30
April 2020 dengan durasi waktu simulasi pembelajaran 3 – 5 menit, pada saat
simulasi atau pembuatan vidio dibantu oleh teman seajawat atau kolaborator yang
membantu proses jalannya simulasi. Dengan objek siswa kelas III MI Islamiyah
Kumisik Lawanganagung Sugio Lamongan dengan jumlah 12 Siswa, namun
adanya pandemi covid 19 ini sehingga vidio simulasi tersebut dikirim ke grup wa
kelas III agar para siswa bisa menonton vidio sebagai pengganti pembelajaran
langsung. peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan skenario yang
direncanakan dan terlaksana dengan baik. Setelah peneliti mengirim vidio
simulasi peneliti memberi lembar kerja peserta didik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan. Hasil Belajar, Aktivitas Siswa, aktivitas guru dan Respon Siswa.
pada pembelajran siklus I disajikan dalam tabel 4.2, 4.3, 4.4dan 4.5 sebagai
berikut:
a. Hasil Belajar siswa Siklus 1
Hasil belajar siswa pada materi jenis dan besar sudut menggunakan
Media jam sudut ini diberikan setelah peneliti mengirim vidio simulasi ke grup
wa kelas III MI Islamiyah Kumisik siswa diberi tes akhir dengan daring untuk
mengukur ketuntasan siswa, ketuntasan belajar siswa diperoleh melalui
pelaksanaan tes tertulis yaitu tes akhir
Dari hasil belajar siswa pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan,
yang awalnya sebelum menggunkan media jam sudut presentasi ketuntasan
33% namun sekarang setelah menggunakan media jam sudut naik menjadi
50%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa belum tercapai
dari indikator yang diharapkan, sehingga peneliti masih ingin meningkatkan
hasil belajar siswa lagi, dengan mengadakan siklus II.

penguasaan materi perbaikan pembelajarn melalu daring dari siklus I


dari jumlah 12 siswa yang mendapat nilai 41 sampai 50 sebanyak 0 siswa, nilai
51 sampai 60 sebanyak 0 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 6 siswa, nilai 71
sampai 80 sebanyak 3 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 3 siswa dan tidak
ada yang mendapat nilai diatas 91.
16

b. Aktivitas Siswa Dengan Daring


Data aktivitas siswa setelah diberi tes pada materi jenis dan besar sudut
menggunakan Media jam sudut mata pelajaran matematika kelas III MI
Islamiyah Kumisik Lawanganagung tahun pelajaran 2019/2020 diperoleh dari
hasil pengamatan Peneliti dengan via daring setelah dikirim vidio simulasi
kemudian peneliti menilai dari aktivitas siswa.

Dapat diketahui persentase rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran


daring setelah melihat vidio simulasi, matematika materi jenis dan besar sudut
dengan media jam sudut, yaitu:

1) Mengerjakan sendiri Lembar soal Siklus 1 dengan daring 50 %


2) Siswa tidak melakukan kecurangan dalam mengerjakan tugas siklus 66 %
3) Mau mengerjakan tugas dengan sungguh sungguh. 58 %
4) Siswa dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka kerjakan
58%
5) Siswa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu 50 %
6) Semua soal dikerjakan dengan teliti 58 %
7) Siswa mengerjakan sesuai sistematis atau cara menyelesaikan dengan
benar 50%
8) Siswa aktif dalam berpartisipasi mengumpulkan tugas atau evaluasi 75
%
Hasil penelitian aktivitas siswa siklus I mendapatkan 58% menunjukkan
bahwa belum tercapai, karena indikator pencapaian aktivitas siswa yang
seharusnya ≥ 75% namun hanya mendapatkan 58%. Dari hasil observasi
beberapa siswa sudah memperhatikan penjelasan peneliti.

d. Aktivitas Guru

Pengisian aktivitas guru ini di isi oleh kolaborator atau teman sejawat yang
membantu peneliti dalam proses vidio simulasi dan pengamatan saat simulasi.
diketahui persentase rata-rata aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan
simulasi pada matematika materi jenis dan besar sudut dengan media jam
sudut, yaitu:
17

1) Kelas dibuka dengan ucapan salam, menanyakan kabar siswa dan mengecek

kehadiran 100%

2) Guru memotivasi siswa dengan mengatakan manfaat materi yang dipelajari

50%

3) Guru menjelaskan pembelajaran yang akan dipelajari 75%

4) Guru menyampaikan dan menyajikan media yang akan digunakan 50%

5) Guru menjelaskan tentang pengertian sudut dengan sistematis 75%

6) Guru menjelaskan bagaimana proses terbentuknya sudut dan menunjukkan

titik sudut dengan media jam sudut 75%

7) Peserta didik diberi 1 lembar kerja siswa siklus 1 untuk dikerjakan 50%

8) Guru mengoreksi pekerjaan peserta didik siklus 1 75%

9) Guru dan peserta didik tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman

memberikan penguatan dan penyimpulan 75%

10) Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberi umpan balik kepada

peserta didik. 50%

11) Guru meriviuw semua kegiatan yang sudah dilakukan 75%

12) Guru mengajak untuk berdo’a untuk mengakhiri pembelajaran 100%

13) Guru menutup dengan ucapan salam 75%

Dari pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat pada saat simulasi
Hasil penelitian aktivitas guru siklus I mendapatkan 71% menunjukkan
bahwa belum tercapai, karena indikator pencapaian aktivitas guru yang
seharusnya ≥ 75% namun hanya mendapatkan 71%.

c. Respon Siswa
Pengisian angket repon siswa dilaksanakan setelah kegiatan
pembelajaran dengan simulasi siswa diberi angket melalui daring pada materi
jenis dan besar sudut menggunakan media jam sudut mata pelajaran
18

matematika kelas III MI Islamiyah Kumisik Lawanganagung tahun pelajaran


2019/2020.

Rata- rata persentase respon siswa terhadap mengikuti pembelajaran


dengan daring matematika mengunakan media jam sudut sebagai berikut :
siswa–siswi menyukai materi pembelajaran sebesar 67% merespon positif dan
33% merespon negatif, siswa–siswi yang menyukai LKS, 67% merespon
positif dan 33% merespon negatif, siswa–siswi yang menyukai penyajian
materi yang digunakan guru saat mengajar 83% merespon positif dan 17%
merespon negatif, siswa–siswi yang senang pembelajaran matematika dengan
media jam sudut 83% merespon positif dan 17% merespon negatif, siswa-
siswi memahami materi sebesar 67% dan merespon negatif 33%, siswa–siswi
yang merasa terbantu dalam mengerjakan soal dengan sebsar 75% merespon
positif dan 25% merespon negatif, , siswa–siswi yang berminat kembali
mengikuti pembelajaran matematika menngunakan media jam sudut 67%
merespon positif dan 33% merespon negatif.

Dari uraian tersebut diketahui bahwa persentase respon siswa yang


merespon positif sebesar 73% dan siswa yang merespon negatif sebesar 27%.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar merespon positif namun masih
dibawah 75% sehingga perlu dilakukan perbaikan di siklus ke dua.
Dalam Pembelajaran Siklus I melalui langkah – langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan
1) Menetapkan tujuan pembelajaran Matematika materi jenis dan besar sudut.
2) Menentukan Indikator yang ingin dicapai.
3) Menyusun instrumen untuk mengukur hasil belajar, Instrumen
pengamatan aktivitas siswa, aktivitas guru dan angket respon siswa
serta pedoman refleksi.
4) Menentukan kriteria keberhasilan ketercapaian perbaikan pembelajaran.
Dalam hal ini perbaikan pembelajaran dengaan daring dinyatakan
berhasil/tercapai apabila :
Hasil belajar sesuai standart yang di tentukan dari pihak sekolah dengan
KKM 70. Dan persentase ketuntasan 75%
19

Aktivitas siswa dan respon siswa harus mencapai 75 %


b. Pelaksanaan

Pelaksanaan Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30


April 2020 dikelas III. Kegiatan belajar dilakukan dengan simulasi dengan
durasi waktu 3 – 5 menit, daan setelah pelaksanaan simulasi vidio dikirim ke
grup Wa kelas III MI Islamiyah Kumisik, karena adanya pandemi covid 19
sehingga pembelajran dilakukan dengan daring.

c. Pengamatan

Pada tahap ini pengamat mencatat apa yang telah terjadi pada saat simulasi
perbaikan siklus I dengan menggunakan lembar observasi dengan via daring
ini diperoleh data bahwa :
- Masih ada siswa yang belum faham kegiatan pembelajaran yang
diinstruksikan guru (bingung). Karena tidak bertatap muka langsung.
- Masih ada siswa yang belum berani mengemukakan pendapat via wa.
- Masih ada siswa yang tidak merespon keinginan guru dengan via daring
- Sebagian siswa belum mampu menyelesaikan masalah dan tugas yang
diberikan guru.
d. Refleksi
Dari hasil Observasi / Pengamatan pada siklus I, Peneliti merefleksi lagi
untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan kendala yang terjadi pada siklus
I. Adapun yang menjadi tujuan utama dalam perbaikan pembelajaran ini adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan materi dan menyampaikan penjelasan yang bisa diterima siswa
dengan mudah, sehingga mereka mudah memahami materi tersebut.
2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab terkait dengan
materi yang dipalajari melalui Wa
3. Media yang digunakan lebih dikenalkan lagi pada siswa.
20

2. Siklus II
Pada tahap siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Mei 2020, siklus
II juga sama dilakukan dengan simulasi pembelajaran dengan durasu waktu 3 –
5 menit, Dengan objek siswa kelas III MI Islamiyah Kumisik Lawanganagung
Sugio Lamongan dengan jumlah 12 Siswa.dengan dibantu oleh teman sejawat
yang bertindak sebagai pengamat penelitian. peneliti melaksnakan penelitian
setelah membuat vidio simulasi kemudian vidio dikirim ke grup Wa kelas III
MI Islamiyah Kumisik Lawanganagung Sugio Lamongan sesuai dengan
skenario yang direncanakan dan terlaksna dengan baik. Pada akhir perbaikan
pembelajaran dengan vidio simulasi peneliti memberikan lembar evaluasi
kepada peserta didik melalui daring /wa untuk mengetahui tingkat
keberhasilan. Hasil Belajar, Aktivitas Siswa, dan Respon Siswa. pada
pembelajran siklus II disajikan dalam tabel 4.7, 4.8 , 4.9 dan 4.10 sebagai
berikut :
a. Hasil Belajar siswa Siklus II
Hasil belajar siswa setelah melihat vidio simulasi pembelajaran pada
materi jenis dan besar sudut menggunakan media jam sudut, siswa-siswi diberi
tes akhir untuk mengukur ketuntasan siswa, ketuntasan belajar siswa diperoleh
melalui pelaksanaan tes tertulis yaitu tes akhir yang dikirim melalui wa /daring,
hasil belajar melalui daring siswa pada siklus II sudah menunjukkan
peningkatan yang bagus pada siklus I presentasi ketuntasan siswa 50%. Dan
pada tahap siklus II ini meningkat menjadi 92% dari data tersebut dapat dilihat
bahwa hasil belajar siswa sudah tercapai dari indikator yang diharapkan,
sehingga peneliti merasa sudah cukup dalam proses perbaikan pembelajaran
ini.
Penguasaan materi perbaikan dari siklus II yakni jumlah 12 siswa yang
mendapat nilai 41 sampai 50 sebanyak 0 siswa, nilai 51 sampai 60 sebanyak 0
siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 2 siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 2
siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 5 siswa dan nilai 91 sampai 100 sebanyak 3
siswa.
21

b. Aktivitas Siswa Dengan Daring

Data aktivitas siswa via daring pada materi jenis dan besar sudut
menggunakan Media jam sudut mata pelajaran matematika kelas III MI
Islamiyah Kumisik Lawanganagung tahun pelajaran 2019/2020 diperoleh dari
hasil pengamatan Peneliti dengan via daring setelah dikirim vidio simulasi dan
debri tes Akhir Siklus II dapat diketahui persentase rata-rata aktivitas siswa
dalam pembelajaran daring matematika materi jenis dan besar sudut dengan
media jam sudut, yaitu:
1) Mengerjakan sendiri Lembar soal Siklus 1 dengan daring 92 %
2) Siswa tidak melakukan kecurangan dalam mengerjakan tugas siklus 92 %
3) Mau mengerjakan tugas dengan sungguh sungguh. 75 %
4) Siswa dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka kerjakan
83%
5) Siswa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu 75 %
6) Semua soal dikerjakan dengan teliti 92 %
7) Siswa mengerjakan sesuai sistematis atau cara menyelesaikan dengan
benar 75%
8) Siswa aktif dalam berpartisipasi mengumpulkan tugas atau evaluasi 100
%
Hasil penelitian aktivitas siswa siklus II mendapatkan 83% menunjukkan
bahwa sudah tercapai, karena indikator pencapaian aktivitas siswa ≥ 75%
dan pada siklus II mendapatkan 83%. Jadi dari hasil observasi Aktivitas siswa
menunjukkan siswa menanggapi / merespon keinginan guru / peneliti.

c. Aktivitas Guru

Pengisian aktivitas guru ini di isi oleh kolaborator atau teman sejawat yang
membantu peneliti dalam proses vidio simulasi dan pengamatan saat simulasi.
dapat diketahui persentase rata-rata aktivitas guru dalam proses pembelajaran
dengan simulasi pada matematika materi jenis dan besar sudut dengan media jam
sudut dalam siklus II, yaitu:
22

1) Kelas dibuka dengan ucapan salam, menanyakan kabar siswa dan


mengecek kehadiran 100%
2) Guru memotivasi siswa dengan mengatakan manfaat materi yang dipelajari
75%
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan tanya jawab (Apersepsi) 100%
4) Guru menyampaikan dan menyajikan media yang akan digunakan 75%
5) Guru menjelaskan ke anak anak untuk nanti memperhatikam cara
menggunakan media jam sudut 75%
6) Guru memutar jarum jam pendek ke angka 3 dan jarum jam panjang ke
angka 12, dan menanyakan ke siswa berapa besar sudut yang terbentuk
100%
7) Guru memberikan penjelasan tentang jenis – jenis sudut dari putraranjarum
dari jam tersebut 100%
8) Guru menjelaskan cara membuat sudut yang benar bedasarkan jenis sudut
75%
9) Untuk mengetahui pemahaman peserta didik guru memeberikan post tes
siklus II 75%
10) Bagi siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik akan diberi
penghargaan 75%
11) Guru mengoreksi dan menilai hasil kerja siswa75%
11) Guru meriviuw semua kegiatan yang sudah dilakukan 100%
12) Guru mengajak untuk berdo’a untuk mengakhiri pembelajaran 100%
13) Guru titip salam kepafda keluarga 75%
14) Guru menutup dengan ucapan salam 100%
c. Respon Siswa Via Daring

Pengisian angket repon siswa dilaksanakan setelah kegiatan belajar


mengajar dengan vidio simulasi pada materi jenis dan besar sudut
menggunakan Media jam sudut mata pelajaran matematika kelas III MI
Islamiyah Kumisik Lawanganagung tahun pelajaran 2019/2020. Dapat
diketahui rata- rata persentase respon siswa terhadap mengikuti pembelajaran
matematika mengunakan media jam sudut sebagai berikut : siswa–siswi
23

menyukai materi pembelajaran sebesar 92% merespon positif dan 8%


merespon negatif, siswa–siswi yang menyukai LKS, 83% merespon positif dan
17% merespon negatif, siswa–siswi yang menyukai penyajian materi yang
digunakan guru saat mengajar 100% merespon positif dan 0% merespon
negatif, siswa–siswi yang senang pembelajaran matematika dengan media jam
sudut 100% merespon positif dan 0% merespon negatif. siswa-siswi
memahami materi sebesar 83% dan merespon negatif 17%, siswa–siswi yang
merasa terbantu dalam mengerjakan soal dengan sebesar 100% merespon
positif dan 0% merespon negatif, , siswa–siswi yang berminat kembali
mengikuti pembelajaran matematika menngunakan media jam sudut 83%
merespon positif dan 17% merespon negatif.
Dari uraian tersebut diketahui bahwa persentase respon siswa yang
merespon positif sebesar 90,63% dan siswa yang merespon negatif sebesar
9,37%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar merespon positif karen
sudah melebihi indikator ≥ 75% sehingga peneliti merasa cukup puas dalam
peneletian ini.
Dalam Pembelajaran Siklus II melalui langkah – langkah sebagai berikut :

a. Perencanaan

1) Menetapkan tujuan pembelajaran Matematika materi jenis dan besar sudut


pada siklus II.
2) Meningkatkan Indikator yang dicapai pada siklus I
3) Menyusun instrumen untuk mengukur hasil belajar, Instrumen pengamatan
aktivitas siswa, aktivitas guru dan angket respon siswa serta pedoman
refleksi.
4) Meningkatkan keberhasilan ketercapaian perbaikan pembelajaran. Dalam
hal ini perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil/tercapai apabila :
a) Hasil belajar sesuai standart yang di tentukan dari pihak sekolah
dengan KKM 70. Dan persentase ketuntasan 75%
b) Aktivitas siswa, aktivitas guru dan respon siswa harus mencapai 75 %
b. Pelaksanaan
24

Pelaksanaan Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 05


Mei 2020 dikelas III. Kegiatan belajar mengajar dengan vidio simulasi sesuai
dengan apa yang tertulis dalam rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
c. Pengamatan

Dalam proses pembelajaran peneliti dibantu kolaborator saat


pembuatan vidio simulasi berhasil melakukan pengamatan terhadap
kegiatan pembelajaran khususnya aktivitas guru karena yang membantu
pembuatan vidio simulasi adalah teman sejawat, Untuk hasil belajar
siswa, aktivitas siwa, dan respon siswa diteliti atau di nialai oleh peneliti
sendiri karena dengan mengirim vidio atau lembar kerja melalui wa. Dan
dapat diketahui bahwa hasil penelitian masalah siklus II ini sudah lebih
baik dibandingkan dengan perbaikan pembelajaran siklus I. dari situ kita
dapat mengetahui keberhasilan pelaksanaan penggunaan media jam sudut
mata pelajaran matematika materi jenis dan besar sudut kelas III MI
Islamiyah Kumisik Lawanganagung Sugio tahun pelajaran 2019/2020.
e. Refleksi

Penilaian hasil pada siklus II menunjukkan guru sudah dapat


memberikan materi pembelajaran pada siswa, seluruh siswa sudah dapat
menggunakan media jam sudut, guru sudah dapat mengkondisikan kedaan
siswa melalui komunikasi dengan orang tua siswa dengan wa atau telpon
dan dapat menjadikan siswa menjadi aktif bertanya via wa, cepat
menumpulkan tugas dengan tepat waktu Begitu juga hasil belajar yang
dicapai sudah memenuhi indikator dengan KKM 70 dan ketuntasan belajar
klasikal ≥75%. Sebanyak 12 siswa telah tuntas mencapai KKM dengan
presentase 92 %. Artinya dalam siklus II ini sudah menunnjukkan
ketercapainnya.
Pembahasan Dari Setiap Siklus
1. Siklus I
Dalam pelaksanaan perbaikan siklus I pada saat simulasi ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan antara lain:
25

a. Penelitian ini dilakukan dengan vidio simulasi untuk pengganti proses


pembelajaran tatap muka dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
yang sebelumnya dilaksanakan tindakan. Hasil belajar siswa tersebut
meliputi hasil perolehan pada tes akhir setelah pemberian vidio simulasi
pembelajaran serta hasil pengamatan penelitian untuk menilai aktivitas
siswa setelah menerima tes secara daring dan respon siswa juga melalui
daring.
b. Kegiatan pembelajaran matematika materi Jenis dan besar sudut dengan
media jam sudut pada siklus I ini menjelaskan pengertian sudut secara
sistematis
c. Kegiatan pembelajaran matematika materi Jenis dan besar sudut dengan
media jam sudut yang tersedia di buku tematik sehingga membuat siswa
belum sepenuhnya terfokus pada materi pembelajaran, dan pembelajaran
melalu daring sehingga banyak siswa yang masih bingung.
d. Perbaikan siklus I mengalami peningkatan hasil belajar siswa 33%
menjadi 50%.
e. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki.
f. pada siklus I meskipun ketuntasan belajar siswa telah mengalami
peningkatan, namun belum mencapai target sesuai dengan kriteria
ketuntasan yaitu ≥75% yang ditetapkan. Oleh karena itu, penelitian akan
dilanjutkan peneliti tsiklus II. Diharapkan siklus II ini hasil belajar
semakin meningkat sesuai dengan KKM yang sudah ditetapkan.
Kelebihan dan kekurangan simulasi siklus I :
a. Kelebihan dari pembelajaran dengan vidio simulasi diantaranya:
1) tidak menghabiskan Waktu, karena hanya 3 – 5 menit.
2) Proses simulasi lancar tidak ada kendala dengan aktivitas siswa saat
proses pembelajaran berlangsung
3) Vidio simulasi bisa dilakukan di rumah tidak harus ke sekolah.
4) Saat pembelajaran atau melihat vidio simulasi dan mengerjakan tes
siswa bisa dengan santai mengerjakan di rumah.
b. Kekurangan dari pembelajaran dengan vidio simulasi diantaranya :
26

1) Siswa masih banyak yang bingung karena Cuma melihat vidio


simulasi secara singkat
2) Jika siswa tidak memiliki paketan maka terbengkalai vidio tidak
tersampaikan, tugas tidak mengirim dengan tepat waktu.
3) Apabila orang tua sibuk bekerja dan tidak memperhatikan perintah
guru maka siswa tidak sesuai harapan yang diinginkan peneliti,
(terbengkalai)
2. Siklus II
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II siswa sudah memiliki
pengalaman tentang prosedur pembelajaran dengan daring melihat vidio
simulasi menggunakan media jam sudut pada pelaksanaan pembelajaran
siklus I dengan melalui daring. Namun sebelum pelaksanaan siklus II
peneliti mengajak komunilkasi kepada wali murid kelas III MI Islamiyah
Kumisik agar saat pembelajaran daring anak anak diperhatikan tugasnya atau
minta kerjasama dari orang tua agar mengumpulkan tugas tepat waktu,
melatih kejujuaran. pada pelaksanaan pembelajaran siklus II peneliti tetap
menjelaskan lebih ditail lagi kepada siswa tentang penggunaan media jam
sudut. sehingga siswa lebih lancar dalam menyelesaikan materi yang telah
diberikan.
Penggunaan media jam sudut pada materi jenis dan besar sudut sangat
membantu dalam proses pembelajaranan karena dengan melihat dapat
berinteraksi langsung dengan materi yang sedang dipelajari dapat
menjadikan siswa mampu memahami materi lebih cepat dan lebih baik.
Dalam siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I.
a. Presentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I
nilai rata rata siswa 73,67 menjadi 83,75. Dan presentasi ketuntasan
siswa dari 50% menjadi 92 %.
b. Penelitian pada siklus II ini dianggap berhasil dari aktivitas siswa juga
mengalami peningkatan setelah menggunakan media jam sudut pada
materi Jenis dan besar sudut.pada siklus I rata – rata aktivitas siswa
mencapai 58 % dan pada siklus II mencapai 83 % artinya sudah melebihi
indikator yang diharapkan.
27

c. Untuk Respon siswa mengalami peningkatan juga dari siklus I rata – rata
presentasinya 73 % dan pada siklus II mengalami peningkatan hingga
90,63 %.

Kelebihan dan kekurangan simulasi siklus II

a. Kelebihan Vidio Simulasi


1) Pembuatan vidio sudah berpengalaman sehingga tidak ada kendala.
2) Waktu yang tersedia cukup karena sudah bisa membagi dengan tepat.
3) Siswa kelas III mayoritas sudah mengerti apa yang diharapkan
peneliti.
4) Penyampaian materi jelas, singkat padat dan bermakna.
b. Kekurangan Vidio Simulasi
1) Apabila tidak mengerti tidak bisa bertanya secara langsung.
2) Jika siswa tidak memiliki paketan maka terbengkalai vidio tidak
tersampaikan, tugas tidak mengirim dengan tepat waktu.
3) Apabila orang tua sibuk bekerja dan tidak memperhatikan perintah
guru maka siswa tidak sesuai harapan yang diinginkan peneliti,
(terbengkalai)
4) Siswa yang memiliki kebutuhan khusus masih belum bisa tuntas.
Dari beberapa defenisi tentang belajar berpendapat bahwa belajar yang
dihubungkan dengan mata pelajaran matematika adalah pola tingkah laku manusia
yang tersusun menjadi suatu model sebagai prinsip-prinsip belajar yang
diaplikasikan kepada matematika (belajar kontekstual). Prinsip belajar itu
haruslah dipilih sehingga cocok untuk mempelajari matematika.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunkan media jam sudut dapat
lebih efektif dalam pembelajaran dengan cara guru berperan dalam hal
merencanakan, mengimplementasikan, merefleksikan dan menyempurnakan
pembelajaran. Untuk itu, penggunanaan jam sudut menjadikan pengalaman
belajar mandiri bagi siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, pelatih dan
pembimbing akademis yang mendorong siswa untuk melakukan kerjasama dalam
belajar, serta menggunakan penilaian autentik berupa pemahan secara mandiri.
28

Dengan melihat uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa terjadi


peningkatan hasil belajar Matematika materi jenis dan besar sudut
menggunakan media jam sudut bagi Siswa kelas III Mi Islamiyah Kumisik
Lawanganagung Sugio Lamongan Tahun Pelajaran 2019/2020
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pembelajaran daring dengan vidio simulasi menggunakan
media jam sudut pada materi Jenis dan Besar sudut pelajaran Matematika di
kelas III MI Islamiyah Kumisik-Lawanganagung Sugio Lamongan tahun
pelajaran 2019/ 2020. Bisa dikatakan berhasil namun tidak begitu maksimal
karena pembelajarannya tidak secara langsung tatap muka.
Dari perbaikan pembelajaran dengan vidio simulasi via daring siklus I dan
siklus II memiliki kelebihan dan kekurangan karena tidak bisa proses
pembelajaran secara langsung dengan adanya pandemi covid 19 ini.
Kelebihan dan kekurangan simulasi secara umum pada siklus I dan siklus II
diantaranya:
a. Kelebihan
1) Dengan waktu 3 -5 menit menjelaskan materi dengan singkat, padat, jelas.
2) Bisa dilakukan dimana saja tidak harus di sekolah.
3) Siswa bisa belajar dengan santai sambil bermain.
4) Orang tua harus memperhatikan belajar siswa
b. Kekurangan
1) Jika tidak memiliki paket data internet maka siswa tidak bisa memperoleh
informasi dari guru /peneliti.
2) Jika orang tua sibuk bekerja tugas siswa akan terbengkalai.
3) Siswa yang belum mengerti tidak bisa bertanya secara langsung kepada
guru.
4) Pembelajaran tidak bisa secara maksimal sesuai yang diharapkan.
Saran
Dari kesimpulan di atas perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil dapat
diperkuat didasarkan atas jawaban rumusan masalah sebagai berikut :
29

1. Presentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I nilai


rata rata siswa 73,67 menjadi 83,75. Dan presentasi ketuntasan siswa dari
50% menjadi 92 %.
2. Penelitian pada siklus II ini dianggap berhasil dari aktivitas siswa juga
mengalami peningkatan setelah menggunakan media jam sudut pada materi
Jenis dan besar sudut.pada siklus I rata – rata aktivitas siswa mencapai 58 %
dan pada siklus II mencapai 83 % artinya sudah melebihi indikator yang
diharapkan.
3. Untuk Respon siswa mengalami peningkatan juga dari siklus I rata – rata
presentasinya 73 % dan pada siklus II mengalami peningkatan hingga 90,63 %.
Dengan melihat uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar matematika materi jenis dan besar sudut menggunakan
media jam sudut bagi siswa kelas III Mi Islamiyah Kumisik Lawanganagung
Sugio Lamongan Tahun Pelajaran 2019/2020.

Dari beberapa hal yang ditemui dalam pelaksanaan penelitian maka


saran tindak lanjut yang bisa dikemukakan adalah :

1. Apabila penerapan media pembelajaran yang digunakan hendaknya


benar-benar dipersiapkan sebab diperlukan penguasaan konsep
pelaksanaan serta persiapan yang matang sehingga apa yang dituju dapat
tercapai.
2. Dalam mengembangkan suatu pengajaran seorang pendidik perlu
memperhatikan kesiapan intelektual siswa dan juga memperhatikan
metode pengajaran, agar pengajaran dapat berjalan secara efektif.
3. Untuk menerapkan media jam sudut merupakan pendekatan yang
menekankan pada aktivitas siswa. Oleh karena itu, dalam menerapkan
pembelajaran seperti ini guru sebaiknya lebih mengarahkan dan
mengontrol aktivitas siswa supaya aktivitas siswa berjalan efektif dan
efisien.
Semoga pelaksanaan pembelajaran setelah adanya penelitian pada masa
pandemi covid 19 ini bisa dengan maksimal dalam proses pembelajaran.
30

Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran.. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).


Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineke Cipta.


Depdiknas. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Jakarta:Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono, (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur. Muhammad, dkk. (1999). Teori Belajar. Surabaya: Pusat Studi Matematika
Sekolah dan Ipa.

Rusman. (2012). Model- Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme


Guru) .Jakarta: Rajawali Pers.
Sadiman Arief S, (2010). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya). Jakarta: Rajawali Pers.
Sadiman. A. M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Tim Penyusun KTSP. (2013). Kurikulum MI Islamiyah Lawanganagung.
Trianto. (2007). Model- model Pembelajaran Inovatif Berorentasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Fathurrohman, J. (2017). Model model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta:Ar-


Media

Wardani, IGAK (2019). Modul 1 :Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka

Azhar. A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Susanto. A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :


Kencana Prenadamedia Group

Shodiq Abdullah. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Semarang : Pustaka Rizki


Putra

Heruman .(2013). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung :


PT Remaja Rosdakarya
31

Sukardjono .(2008). Hakekat dan Sejarah Matematika. Jakarta: Universitas


Terbuka

Anda mungkin juga menyukai