Anda di halaman 1dari 21

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PELUANG

MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

DI KELAS XI AKL 2 SMK NEGERI 2 EMPAT LAWANG

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Loka Karya


Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPG DalJab)

Oleh

ANDI WIJAYA
19111118010125

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

Judul Penelitian : Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Peluang

Melalui Pendekatan Matematika Realistik di Kelas XI

XI AKL 2 SMK Negeri 2 Empat Lawang

Bidang Studi : Matematika


Peneliti :
a. Nama Lengkap : Andi Wijaya, S. Pd.
b. NP : 19111118010125

Rencana Pelaksanaan : Semester (Genap) Tahun Pelajaran 2019/2020

Proposal PTK ini telah diperiksa dan dianalisis dan dianggap layak untuk
dilaksanakan.

Palembang, 17 Oktober 2019


Instruktur I Intruktur II

Dr. Hapizah, S. Pd., M.T. Dr. Ely Susanti, S. Pd., M. Si.


NIP. 197905302002122002 NIP. 198009292003122002
JUDUL : PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PELUANG
MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS XI
AKL 2 SMK NEGERI 2 EMPAT LAWANG

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan pelajaran yang abstrak, sehingga siswa mengalami


kesulitan untuk memahaminya. Kendala lain dalam pembelajaran matematika
adalah guru tidak berupaya untuk mengaitkan materi matematika dengan
lingkungan belajar siswa. Ruseffendi (2001: 8), mengatakan bahwa siswa sebagai
individu yang potensial tidak dapat berkembang banyak tanpa bantuan guru. Dari
pernyataan tersebut berarti kompetensi dan kepiawaian guru dalam memanfaatkan
alam sekitar dapat menyelesaikan masalah kesulitan belajar. Menurut Suharta
(2002: 451) dalam pembelajaran matematika di Indonesia dewasa ini, masalah
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari hanya digunakan untuk
pengaplikasian konsep dan kurang digunakan sebagai sumber inspirasi penemuan
atau pembentukan konsep. Akibatnya matematika yang dipelajari di kelas dengan
yang diluar kelas seolah-olah terpisah, sehingga siswa kurang memahami konsep.
Hal inilah menyebabkan siswa cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Guru berperan sebagai komunikator atau fasilitator dalam proses
pembelajaran, sehingga materi yang berupa ilmu pengetahuan dapat di
komunikasikan pada peserta didik. Namun pada kenyataannya dilapangan guru
masih menitikberatkan pembelajaran hanya pada ceramah dan menulis, serta
metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik, sehingga kemampuan
pemahaman konsep dan hasil belajar belajar siswa rendah khususnya pada materi
peluang.
Masalah kontekstual sebagai titik awal pengajaran matematika harus
dihubungkan dengan kenyataan, berada dekat dengan siswa, dan relevan dengan
kehidupan masyarakat agar memiliki nilai manusiawi (Depdiknas, 2005:29).
Peluang untuk aktif mengonstruksi pengetahuan matematika adalah pembelajaran
dengan model PMRI. Asumsi pendekatan PMRI menyatakan bahwa matematika
harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia, yang
berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan situasi sehari-
hari. Pembelajaran melalui pendekatan PMRI dimulai dari sesuatu yang riil
sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran secara bermakna
dengan menggunakan fenomena aplikasi yang real terhadap siswa, permasalahan
diambil dari pengalaman yang lazim dimiliki siswa. Hal ini sesuai dengan salah
satu prinsip RME menurut Freudental dalam Zulkardi (2002): yaitu situasi yang
berisikan fenomena mendidik yang dijadikan bahan dan area aplikasi dalam
pengajaran matematika haruslah berangkat dari keadaan yang nyata terhadap
siswa sebelum mencapai tingkatan matematika secara formal.

Dalam penelitian ini diterapkan suatu pendekatan pembelajaran dengan


materi peluang kelas XI AKL 2 yaitu pendekatan PMRI. Menurut hemat penulis
materi peluang dengan penelitian tindakan kelas menggunakan pendekatan PMRI
dapat meningkatkan pemahaman konsep sehingga hasil belajar juga meningkat
pada materi peluang di kelas XI AKL 2. Sekolah yang digunakan adalah SMK
Negeri 2 Empat Lawang yang terletak di jalan raya desa Nanjungan kecamatan
Pendopo, dengan alasan sekolah ini merupakan sekolah tempat penulis mengajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah
sebagai berikut:
“Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan
matematika realistik pada materi peluang kelas XI AKL 2 SMK Negeri 2
Empat Lawang?”
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa


melalui pendekatan matematika realistik pada materi peluang kelas XI AKL 2
SMK Negeri 2 Empat Lawang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :


1. Siswa : mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna yang dapat
dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
2. Guru : menambah wawasan dan informasi untuk memilih bentuk-bentuk
pendekatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa sesuai
dengan materi yang akan diajarkan, agar dalam pembelajaran mendapatkan
hasil yang maksimal.
3. Sekolah : Menjadi bahan pertimbangan dalam peningkatan mutu pendidikin
pada sisi penggunaan model dalam pembelajaran.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Menurut Soedjadi (2007: 2) PMRI merupakan inovasi pendidikan matematika


disebut juga inovasi pendekatan pembelajaran matematika yang sejalan dengan
teori konstruktivis. PMRI adalah Pendidikan Matematika sebagai hasil adaptasi
dari Realistik Mathematics Education yang telah diselaraskan dengan kondisi
budaya, geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia umumnya. PMRI lebih
memperhatikan adanya potensi pada diri siswa yang harus dikembangkan.
Keyakinan guru akan adanya potensi itu akan mempunyai dampak kepada
bagaimana guru harus mengelola pembelajaran matematika. Pendekatan PMRI
dalam memulai pembelajaran menggunakan fenomena dan aplikasi yang real
terhadap siswa, masalah yang diberikan merupakan kontekstual. Di dalam
menyelesaikan masalah kontekstual siswa dibimbing oleh guru secara konstruktif
sampai mereka mengerti konsep, untuk penemuan kembali konsep dan rumus
matematika dilakukan kegiatan penyelidikan, dan semua siswa akan belajar
matematika secara informal dan diakhiri dengan pembelajaran secara formal.

b. Prinsip-Prinsip Dasar PMRI


Menurut Freudental dalam Zulkardi (2005: 8-9) ada tiga prinsip PMRI yang dapat
dijadikan acuan oleh peneliti. Ketiga prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penemuan terbimbing melalui matematisasi (Guided Reinvention Through
Mathematization).
Karena dalam PMRI, matematika adalah aktivitas manusia maka penemuan
terbimbing melalui matematisasi dapat diartikan bahwa siswa hendaknya
dalam belajar matematika harus diberikan kesempatan untuk mengalami
sendiri proses yang sama saat matematika ditemukan. Prinsip ini dapat
diinspirasikan dengan menggunakan prosedur secara informal ketingka belajar
matematika secara formal.
2. Fenomena mendidik (Didacitical Phenomenology ).
Situasi yang berisikan fenomena mendidik yang dijadikan bahan dan area
aplikasi dalam pengajaran matematika haruslah berangkat dari keadaan yang
nyata terhadap siswa sebelum mencapai tingkatan matematika secara formal.
Upaya ini akan tercapai jika pengajaran yang dilakukan menggunakan situasi
yang berupa fenomena-fenomena yang mengandung konsep matematika secara
informal ke tingkat belajar matematika secara formal.
3. Model-model Siswa Sendiri (Self- develoved models)
Peran Self-develoved models merupakan jembatan bagi siswa dari situasi real
ke situasi konkrit atau informal matematika ke formal matematika. Artinya
siswa membuat model sendiri dalam menuyelesaikan masalah. Pertama adalah
model suatu situasi yang dekat dengan alam siswa. Dengan generalisasi model
tersebut akan menjadi berubah model-of masalah tersebut. Model-of akan
bergeser menjadi model model-for masalah sejenis. Pada akhirnya akan
menjadi model dalma formal matematika.

c. Karakteristik PMRI menurut Gravemeijer(1994) dalam Zulkardi


(2002)
1. Menggunakan masalah kontekstual (masalah kontekstual sebagai aplikasi dan
sebagai titik tolak dari mana metematika yang diinginkan dapat muncul).
2. Menggunakan model yang menekankan penyelesaian secara informal sebelum
menggunakan cara formal atau rumus. (Perhatian diarahkan pada
pengembangan model, skema dan simbolisasi dari pada hanya mentransfer
rumus atau matematika secara langsung).
3. Menghargai ragam jawaban dan konstribusi siswa (kontribusi yang besar pada
proses belajar mengajar diharapkan dari konstribusi siswa sendiri yang
mengarahkan mereka dari metode informal kearah yang lebih formal).
4. Interaktifitas (negoisasi secara eksplisit, intervensi, kooperatif dan evaluasi
sesama siswa dan guru adalah faktor penting dalam proses balajar secara
konstruktif dimana srategi informal siswa digunakan sebagai jantung untuk
mencapai yang formal).
5. Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya (pendekatan holistic,
menunjukkan bahwa unit-unit belajar tidak akan dapat dicapai secara terpisah
tetapi keterkaitan dan keterintegrasian harus dieksploitasi dalam pemecahan
masalah).

B. Materi Pembelajaran
1. Kaidah Pencacahan

1.1. Aturan Perkalian

Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam m cara dan kejadian kedua dapat
terjadi dalam n cara maka dua kejadian tersebut dapat terjadi bersama-sama
dalam m x n cara.

Misalkan: Peristiwa 1 dapat terjadi dalam n1 cara.


Peristiwa 2 dapat terjadi dalam n2 cara.
Peristiwa 3 dapat terjadi dalam n3 cara.
……………………………………………
Peristiwa k dapat terjadi dalam nk cara.
Banyak cara k peristiwa dapat dilaksanakan secara berurutan adalah:

n = n1 x n2 x n3 x … x nk

1.2. Faktorial
Perkalian n bilangan asli pertama disebut n faktorial, dinotasikan
(dilambangkan) dengan n!.

n! = n x (n-1) x (n-2) x (x-3) x … x 3 x 2 x 1

8! = 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1
1.3. Permutasi
Permutasi adalah cara membentuk susunan terurut (urutan diperhatikan)
dari sebagian atau seluruh anggota himpunan yang disediakan.

Rumus banyak permutasi:

Misalkan dalam 5 buah data akan diambil 2 data. Dengan urutan


diperhatikan (misal: data 1 dan 2 berbeda dengan data 2 dan 1), berapa cara
yang dapat dilakukan untuk mengambil 2 data tersebut?

Jawab:

1.4. Permutasi yang Memuat Beberapa Unsur yang Sama


Misalkan terdapat angka 6, 6, 6, 7, 7, 8, dan 9. Angka tersebut akan
dibentuk beberapa bilangan yang terdiri dari 7 angka. Berapa bilangan yang
dapat dibentuk?

Jawab:

Terdapat 3 angka 6

Terdapat 2 angka 7

Terdapat 1 angka 8

Terdapat 1 angka 9

N
=7

1.5. Permutasi Siklis


Permutasi siklis adalah susunan terurut unsur-unsur yang membentuk
lingkaran (kurva tertutup). Rumus banyak permutasi siklis dari n unsur adalah:

1.6. Kombinasi
Kombinasi adalah cara membentuk susunan (urutan tidak diperhatikan) dari
sebagian atau seluruh anggota himpunan yang disediakan.

Rumus banyak kombinasi:

Misalkan dalam 5 buah data akan diambil 2 data. Dengan urutan tidak
diperhatikan (misal: data 1 dan 2 sama dengan data 2 dan 1), berapa cara yang
dapat dilakukan untuk mengambil 2 data tersebut?

Jawab:

2. Peluang Suatu Kejadian

2.1. Menentukan Peluang Kejadian


Rumus menentukan peluang kejadian dengan pendekatan frekuensi relatif:
Rumus menentukan peluang kejadian menggunakan ruang sampel:

Keterangan:

P(A) = peluang kejadian A


n(A) = banyak anggota himpunan kejadian A
n(S) = banyak anggota himpunan ruang sampel S
Rumus menentukan peluang komplemen (yang bukan) suatu kejadian:

2.2. Frekuensi Harapan


Frekuensi harapan kejadian A adalah banyaknya kejadian A yang
diharapkan terjadi dalam beberapa kali percobaan dengan rumus:

Keterangan:

= frekuensi harapan kejadian A


N = banyak percobaan
P(A) = peluang kejadian A

3. Peluang Kejadian Majemuk

3.1. Peluang Gabungan Dua Kejadian


Peluang gabungan dua kejadian (kejadian A atau kejadian B)

ditulis ditentukan dengan rumus berikut:


Ket
era
nga
n: S
ada
lah
rua
ng
sampel.

3.2. Peluang Gabungan Dua Kejadian Saling Asing


Rumus peluang gabungan dua kejadian yang saling asing adalah:

3.3. Peluang Kejadian Saling Bebas


Kejadian A dan kejadian B disebut dua kejadian yang saling bebas jika
kejadian A tidak terpengaruh oleh kejadian B atau sebaliknya. Jika kejadian A
dan kejadian B saling bebas, berlaku rumus:
3.4. Peluang Dua Kejadian Bersyarat
Kejadian A dan kejadian B disebut dua kejadian yang saling bersyarat jika
kejadian A bergantung pada kejadian B atau sebaliknya.

Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi lebih dahulu ditentukan


dengan rumus:

Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi lebih dahulu ditentukan


dengan rumus:

C Kerangka berpikir
Secara umum prestasi belajar matematika dan penguasaan peserta didik
terhadap konsep-konsep matematika masih berada dalam tataran rendah. Untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika dan penguasaan peserta didik
terhadap konsep dasar matematika, guru diharapkan mampu berkreasi dengan
menerapkan model ataupun pendekatan dalam pembelajaran matematika yang
cocok. Model atau pendekatan ini haruslah sesuai dengan materi yang akan
diajarkan serta dapat mengoptimalkan suasana belajar.

Salah satu model/pendekatan yang membawa alam pikiran peserta didik


ke dalam pembelajaran dan melibatkan peserta didik secara aktif adalah
pendekatan pembelajaran matematika realistik. Pendekatan pembelajaran
matematika realistik adalah suatu pendekatan yang menempatkan realitas dan
pengalaman peserta didik sebagai titik awal pembelajaran dimana peserta didik
diberi kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika
formalnya melalui masalah-masalah realitas yang ada. Dengan model
pembelajaran ini peserta didik tidak hanya mudah menguasai konsep dan
materi pelajaran namun juga tidak cepat lupa dengan apa yang telah
diperolehnya tersebut. Model ini pula tepat diterapkan dalam mengajarkan
konsep-konsep dasar dan diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar
peserta didik. Dengan meningkatnya prestasi belajar peserta didik, maka model
pembelajaran ini dapat dikatakan efektif

C. Hipotesis Tindakan
Agar penelitian terarah, maka hipotesis yang diajukan adalah “ Terdapat
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Pembelajaran Pendekatan
Matematika Realistik Pada Materi Peluang Kelas XI AKL 2 SMK Negeri 2
EmpatLawang’’
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan
tujuan meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Makna kelas dalam Penelitian
Tindakan Kelas adalah sekelompok siswa yang sedang belajar. Komponen dalam
kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan yaitu siswa, guru, materi
pelajaran, peralatan, hasil pembelajaran, lingkungan dan pengelolaan.
Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan guru
dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif yang bertujuan untuk meningkatkan mutu proses
belajar dengan hasil pembelajaran mengatasi masalah pembelajaran,
meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik.

Penelitian tindakan kelas atau classroom action research merupakan


kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh
sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan
merefleksi hasil tindakannya (Hopkins 1993). Penelitian tindakan adalah studi
yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi
dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri (Kemmis
dan Mc Tanggart 1988). Menurut Supardi (2005: 104). Menurut Supardi (2005:
104) penelitian tindakan kelas (action research) sebagai bentuk investigasi yang
bersifat reflektif pertisipatif, kolaboratf dan spiral, yang memiliki tujuan untuk
melakukan perbaikan system, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi.
Action research bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau
cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di
dunia kerja atau dunia actual lainnya (Suryabrata, 1998: 35). Menurut Riduan
(2006: 52) action research adalah suatu proses yang dilalui oleh perorangan atau
kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji
prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian
setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
B. Desain Penelitian
PTK dilakukan dalam empat tahapan atau proses penelitian, yaitu:
1. Tahap persiapan dan perencanaan;
2. Tahap pelaksanaan tindakan;
3. Tahap observasi (pengamatan);
4. Tahap refleksi
Desain PTK dalam penelitian ini, dapat disajikan dalam bagan berikut ini.

Bagan Penelitian Tindakan Kelas

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN

?
(Arikunto, 2010:137)

C. Setting Penelitian
Setting penelitian meliputi tempat penelitian, waktu penelitian, dan jadwal
penelitian. Penelitian dilaksanakan pada semester genap dari bulan Januari tahun
2019 sampai dengan bulan April tahun 2020, menggunakan jenis perlakuan
tindakan kelas ( class room action research ) dengan menggunakan beberapa
siklus. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Empat
Lawang dengan subjek yang diteliti siswa kelas X AKL 2 dengan jumlah siswa 36
orang, materi yang akan diteliti adalah program linier.
D. Subyek Penelitian.
Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X AKL 2 SMK
Negeri 2 Empat Lawang yang berjumlah 36 siswa.

E. Metode Pengumpulan Data.


Berikut adalah metode pengumpulan data yang akan dipakai dalam penelitian ini:
 Tes, untuk mengukur kemampuan siswa dilihat dari skor yang diperoleh
siswa dalam mengerjakan soal tes. Suatu tes atau instrumen pengukuran
dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukanya pengukuran tersebut (Djaali, 2008:49).
 Observasi, untuk mengetahui aktivitas siswa terhadap proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar obsevasi. Observer terdiri dari 3 orang guru,
dan indikator yang diamati berjumlah sembilan poin.

F. Jadwal Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu 4 bulan terhitung


dari bulan Januari sampai dengan April 2019
DAFTAR PUSTAKA

Djaali. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Penerbit PT Gramedia


Widyasarana Indonesia.

Djamarah, S.B. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis. Penertbit PT Reneka Cipta, Jakarta.

-------------, S.B. 2008. Psikologi Belajar.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gravemeijer, K. 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Utrecht:


Freudenthal Institute.

Suharta, I. G. P. 2002. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)


Pengembangan dan Pengimplementasian Prototipe I dan II Topik Pecahan Jurnal
Matematika atau Pembelajarannya. Bagian I. Prosiding Konferensi Nasional
Matematika XI Universitas Negeri Malang tanggal 22—25 Juli 2002

Supardi, 2005. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara Supartono, 2006.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk
Materi lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 1 Bubulan Bojonegoro. Mathedu ;
Vol. 1 No 2 Juli 2006, hal. 161. Surabaya: Program Studi Pendidikan Matematika
PPS- UNESA.

Supinah, 2007. Pembelajaran Matematika Dengan Model PMRI.


Jogyakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidkan Dan Tenaga
Kependidikan Matematika.

Suryabrata, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.


Soedjadi, R. 2007. Inti Dasar-dasar Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.
Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1 no 2. hal 1-10. Palembang: Program
Studi Pendidikan Matematika PPS Unsri.

Zulkardi, 2002. Developing A Learning Environment on realistc


Mathematics Education For Indonesian Student Teachers. Disertation. ISBN.
University of Twente, Enschede. The Nederlands.
………., 2005. Pendidikan Matematika Indonesia: Beberapa permasalahan dan
upaya penyelesaianya. Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar di FKIP Unsri.
Palembang.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/1 1/aktivitas-belajar/.dikutif 14 Oktober


2019.

http://marsudiyanto.info/2009/11/25/program-linear.html.1/aktivitas belajar/.
dikutif 14 Oktober 2019.

http://www.p4mriunp.wordpress.com.1/aktivitas-belajar/.dikutif 14 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai