Anda di halaman 1dari 4

BAHAN AJAR

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Empat Lawang


Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Keahlian : Semua Jurusan
Kelas / Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Materi Pokok : Barisan dan Deret Aritmatika
Alokasi Waktu : 45 menit

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 3.5 Menganalisis barisan dan 3.5.1 Menentukan barisan dan deret aritmetika
deret aritmetika 3.5.1 Menganalisis barisan dan deret aritmetika
2. 4.5 Menyelesaikan masalah 4.5.1Menghitung barisan dan deret aritmatika
kontekstual yang berkaitan
dengan barisan dan deret
aritmatika

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran peserta didik mampu menentukan barisan dan deret
arimetika dengan aktif bekerja sama dan berkomunikasi dalam diskusi dengan baik selama
proses pembelajaran.
C. Materi Pembelajaran
Tambah fakta, konsep, prinsip dan prosedur pembelajaran atau bisa diintegrasikan
dalam materi
Tambah permasalahan agar menjadi metode PBL
D. Pendahuluan
Tampilkan Sejarah munculnya barisan dan deret
Di dalam Matematika, sebuah barisan bilangan adalah daftar terurut dari suatu bilangan. Seperti
layaknya himpunan, suatu barisan juga memiliki anggota (elemen) yang biasanya disebut suku.
Contoh suatu barisan adalah sebagai berikut:
1. (1,1,1,1,1,….)
2. (1,2,3,4,5,6,….)
3. (1,4,9,16,....)
4. (1,2,4,8,16,….)
Barisan bilangan bilangan bisa berupa barisan Aritmetika maupun barisan Geometri. Suku-suku
yang berdekatan dari suatu barisan Aritemetika selalu memiliki selisih yang tetap/konstan, biasa
disebut dengan beda.
Deret bilangan merupakan penjumlahan suku-suku dari barisan yang bersesuaian. Contoh deret
bilangan yang dibentuk dari barisan-barisan diatas adalah sebagai berikut:
1. (1+1+1+1+1+….)
2. (1+2+3+4+5+6+….)
3. (1+4+9+16+....)
4. (1+2+4+8+16+….)

E. Uraian Materi
1. Barisan Aritmetika
Suatu barisan U1 , U2 , U3 ,..., Un disebut barisan aritmatika jika selisih antara dua suku yang
berurutan selalu tetap, selisih tersebut disebut beda dan dilambangkan dengan "b".
Jadi, b = U2 - U1 = U3 - U2 = Un - Un-1
Jika suku pertama dinyatakan dengan a, maka bentuk umum barisan aritmatika adalah:
U1 = a
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = a + 2b
U4 = U3 + b = a + 3b
...
Un = Un-1 + b = a + (n - 1)b

Bentuk Un = a + (n - 1)b ; untuk n bilangan asli ini merupakan bentuk umum daribarisan
aritmatika.

contoh Soal.
Diketahui suatu barisan aritmatika: -7, -2, 3, 8, 13, 18, ....
Tentukan:
a. Suku pertama
b. Beda
c. Suku ke 48
Pembahasan:
Barisan aritmatika: -7, -2, 3, 8, 13, 18, ....
a. Suku pertama (a) = -7
b. Beda (b) = U₂ - U₁
= -2 -(-7)
= -2 + 7
=5
c. Suku ke 48
Un = a + (n - 1)b
U₄₈ = a + (48 - 1)b
= -7 + (48 - 1).5
= -7 + (47).5
= -7 + 235
= 228

2. Deret Aritmatika (Deret Hitung)


Arti dari deret aritmatika disini adalah penjumlahan dari semua anggota barisan aritmatika
secara berurutan. Sehingga bentuk umum dari deret aritmatika adalah:
a + (a + b) + (a + 2b) + ...+ {a + (n -1)b}
Jumlah n suku pertama deret aritmatika (Sn) dirumuskan sebagai:

Sn = n/2 (a + Un ) atau Sn = n/2{2a + (n - 1)b}


Contoh Soal.
Diketahui barisan aritmatika 27, 24, 21, ....
Tentukan jumlah 20 suku pertama barisan tersebut.
Pembahasan:
Barisan: 27, 24, 21, ....
Suku pertama (a) = 27
Beda (b) = 24 - 27 = -3

Un = a + (n - 1)b
U₂₀ = 27 + (20 - 1).(-3)
= 27 + (19).(-3)
= 27 - 57
= -30

Sn = n/2 (a + Un )
S₂₀ = 20/2 (a + U₂₀)
= 10 (27 + (-30))
= 10 (-3)
= -30
Jadi, jumlah 20 suku pertama barisan tersebut adalah -30

3. Hubungan antara barisan (Un) dan deret aritmatika (Sn)


Hubungan antara barisan (Un) dan deret aritmatika (Sn) dapat dilihat pada persamaan di bawah
ini.

Un = Sn - Sn-1

4. Sisipan Barisan Aritmatika


Misalkan U1 , U2 , U3 , ..., Un adalah barisan aritmatika dengan suku pertama U1 = a, beda = b,
banyaknya suku = n. Apabila di antara dua suku disisipkan k buah bilangan (suku baru)
sehingga membuat barisan aritmatika yang baru, maka:
Barisan semula : a, a+b, a+2b, ...
Barisan baru: a, (a + b), (a + 2b), ..., (a + kb), a + (k + 1)b,...

Di antara barisan semula dan barisan baru diperoleh hubungan:


1. Beda baru (b') => b' = b : (k + 1)
2. Banyaknya suku baru (n') => n' = n + (n - 1)k
3. Jumlah n suku pertama sesudah sisipan (Sn ') => Sn ' = n'/2 x (a + Un )

F. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017). Buku Guru Mata Pelajaran
Matematika. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Kasmina, Toali (2013). Matematika Untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta :Erlangga
3. Eka Zuliana dkk(2016). Mengasah Kemampuan Matematika. Jakarta: Erlangga

Palembang, Oktober 2019


Instruktur 1 Instruktur 2 Peserta

NIP. NIP. ANDI WIJAYA,S.Pd

Anda mungkin juga menyukai