Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL ( PKP)


UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MEMBACA
PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GLOBAL KELAS
1 SD NEGERI 001 BANGKO KANAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

OLEH:
NAMA :SARI MULYANI NIM
NIM :823507048

PROGRAM STUDY S-1 PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
UPBJJ UT PEKANABARU
POKJAR BANGKO
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Pemantapan
Kemampuan Profesoinal (PKP) ini dapat penulis selesaikan.
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini, penulis susun
berdasarkan pengalaman penulis dalam melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran di SD Negeri 001 Bangko Kanan dan sebagai syarat untuk
memenuhi mata kuliah PKP pada program S1 PGSD pada Universitas Terbuka (
UT ).
Dalam penyusunan dan penyelesaian penulisan laporan ini, penulis banyak
menerima bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari
berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Sumianto M.Pd. selaku tutor sekaligus pembimbing mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional
2. Ibu ,S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 001 Bangko Kanan yang telah memberikan
ijin dan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan penelitian.
3. Bapak Ibu guru SD Negeri 001 Bangko Kanan yang telah membantu pelaksanaan
observasi dalam perbaikan pembelajaran ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi untuk perbaikan dimasa yang akan datang

Bangko Kanan 30 mei 2023

Sari Mulyani

2
LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MEMBACA
PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GLOBAL KELAS 1
SD NEGERI 0 0 1 BANGKO KANAN TAHUN AJARAN 2022/2023

Bangko Kanan,30 Mei 2023


Supervisor 1 Mahasiswa

SUMIANTO , M.Pd. SARI MULYANI


NIDN.16001070 NIM . 823507048

3
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Kemampuan


Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan S1 PGSD Universitas Terbuka
(UT) merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP
ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya
sandang dan sanksi – sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

Bangko Kanan,30 Mei 2023


Yang membuat pernyataan,

SARI MULYANI
823507048

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Prof. H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mengatakan pendidikan
adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan
membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan
akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-
citanya yang paling tinggi. Agar anak tesebut memperoleh kehidupan yang
bahagia dan apa yang dilakukannya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Ilmu yang paling penting pada tahap
awal pendidikan formal ada tiga yaitu: membaca, menulis dan berhitung.
Keberhasilan dari pembelajaran tersebut sangatlah ditentukan oleh guru, sebab
guru yang baik adalah guru yang mempunyai kemampuan, baik kemampuan
dalam memahami teori dan kemampuan dalam menyampaikan pembelajaran
maupun kemampuan dalam memilih media pembelajaran yang tepat.
Membaca merupakan suatu kegiatan yang melalui proses kognitif yang
bertujuan untuk menemukan informasi yang terdapat pada tulisan (Dalman,
2017). Membacaadalah sebuah ketrampilan berbahasa yang di mana ketrampilan
berbahasa merupakan suatu yang utama dalam menyampaikan apa yang ada
dalam pikiran sehingga munculah sebuah perkataan. Supaya siswa mampu
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka
siswa perlu dilatih sebanyak-banyaknya atau diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk melakukan kegiatan berkomunikasi. Dengan mempertimbangkan
karakteristik anak yang lebih memperhatikan terhadap sesuatu yang menarik
perhatian mereka, membangkitkan minat dan motivasi belajar serta melatih
imajinasi anak, maka penerapan media gambar dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak dapat
dilakukan secara optimal.

5
Keterampilan membaca permulaan hendaknya segera dikuasai oleh
siswa sejak awal di SD. Siswa yang tidak memiliki keterampilan membaca
permulaan dengan baik akan mengalami kesulitan dalam memahami informasi
informasi berbagai ilmu pengetahuan yang disajikan dalam buku pelajaran,
bahan-bahan pembelajaran dan sumber-sumber pembelajaran tertulis. Selain itu
anak yang tidak dapat menguasai keterampilan membaca permulaan dengan baik
kemajuan belajarnya juga lamban dibandingkan dengan teman-temannya yang
tidak mengalami kesulitan belajar.
Kemampuan membaca permulaan diajarkan kepada siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan membaca permulaan memerlukan
perhatian guru sebab jika dasarnya tidak kuat, tahap berikutnya akan mengalami
kesulitan, khususnya bagi guru kelas rendah. Guru kelas rendah (kelas I dan II)
harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengajarkan membaca permulaan
kepada siswa, sehingga ketika siswa masuk di kelas III, tidak terjadi kasus yang
tidak diinginka, seperti siswa kurang lancar membaca suatu kalimat.Peranan guru
kelas I memegang peranan penting dalam bidang pengajaran Bahasa Indonesia
khususnya membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak
dini maka anak akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Kemampuan
membaca menjadi dasar yang utama tidak saja bagi pengajaran Bahasa Indonesia
sendiri, akan tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran lain.
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan di sekolah belum
memanfaatkan media pembelajaran sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian perlu pemanfaatan media pembelajaran agar siswa mudah
menangkap dan mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu media pembelajaran
yang dapat digunakan adalah media gambar. Media gambar ini menarik bagi
siswa karena dari media tersebut banyak tema yang dapat dipilih untuk
dikembangkan dan semua siswa memperoleh kesempatan yang sama selain itu
mereka mendapatkan pengalaman yang berharga dan secara tidak langsung dapat
meningkatkan minat mereka terhadap pembelajaran membaca.Maka disinilah

6
peran seorang guru harus pandai dalam memilih penggunaan media yang tepat
dalam sebuah pembelajaran, yaitu suatu pembelajaran pembelajaran yang mampu
meningkatkan pemahaman membaca permulaan bagi peserta didik.
Menurut Wahyuning (2015:59) Metode global adalah metode yang
melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan, dimana metode global mengajarakan
dari tingkatan berbagaiteks dan menggunakan gambar supaya peserta didik dapat
memahami dengan mudah isi bacaan yang ada dalam teks tersebut.
Berdasarkan teori tersebut metode global adalah metode yang menarik karena
metode tersebut disertaidengan gambar yang sesuai pembahasan.Pada metode
global diajarkan mulai dengan melihat gambar setelah itu peserta didik dapat
menguraikan kalimat dengan kata-kata kemudian kata-kata tersebut dirubah
menjadi suku kata lalu suku kata tersebut di rubah menjadi huruf-huruf.
Kelebihan metode global adalah peserta didikcepat memahami dalam
membacakarena dengan bantuan gambar yang membuatpeserta didikkelas 1
sekolah dasar menjadi lebih mudah dalam membaca yang memiliki kesulitan
membaca karena dengan menggunakan metode global peserta didik mengerti kata
dengan menggunakn metode gambar.
Siswa kelas 1 SD Negeri 00I Bangko Kanan mengalami beberapa
kesulitan dalam belajar membaca di karenakan metode pembelajaran yang kurang
pas di gunakan serta kurang nya media pembelajaran yang memadai.sedangkan
siswa yang tidak mampu membaca dan menulis dengan baik akan mengalami
kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Selain itu, siswa juga akan mengalami kesulitan menangkap dan memahami
informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran. Hal ini akan berdampak
pada kemajuan belajarnya, sehingga menjadi lamban jika dibandingkan dengan
teman yang lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis bermaksud
melakukan Penelitian dan Perbaikan pembelajaran menggunakan metode

7
global pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi belajar membaca
permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 00I Bangko Kanan Tahun Ajaran 2022/2023.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi
masalah yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya perhatian dan minat siswa terhadap materi ketika pembelajaran
berlangsung.
b. Kesulitan dalam mengenal bentuk dan bunyi huruf
c. Guru tidak menguasai kelas
d. Pembelajaran monoton
2. Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka analisis masalah
yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
b. Metode pembelajaran yang di gunakan tidak menarik .
c. Guru tidak menguasai kelas
3. Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dengan menggunakan metode global dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi belajar membaca
permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 001 Bangko Kanan Tahun Ajaran 2022/2023.

B. Rumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan metode Global dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
belajar membaca permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 00I Bangko Kanan

8
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Mendeskripsikan cara meningkatkan kualitas pembelajaran serta
membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di
sekolah. mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang
diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi belajar membaca
permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 001 Bangko Kanan Tahun Ajaran 2022/2023

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1) Bagi Peserta Didik
Meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak dengan media yang
menarik sehingga anak akan merasa enjoy untuk belajar membaca. Dalam
kegiatan ini anak menjadi pembelajar yang aktif sehingga anak tidak cepat bosan,
belajar seperti bermain dan tujuan pembelajaran yang diberikan dapat tercapai
dengan optimal.
2) Bagi Guru
- Dapat memberikan tambahan referensi pengetahuan dan pengalaman bagi para
guru utamanya dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya
perbaikan dalam proses pembelajaran.
- Dapat dijadikan dasar atau rujukan untuk dapat melakukan Penelitian Tindakan
Kelas yang lebih lanjut sebagai upaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran.
3) Bagi Sekolah
Dapat dijadikan salah satu media pembelajaran yang relevan untuk siswa sekolah
dasar khusunya kelas rendah sehingga dapat meningkatkan kualitas guru dan
sekolah.
4) Peneliti lain
Hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya bagi pendidik sekolah dasar,
serta sebagai pedoman dalam penelitian selanjutnya yang relevan.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD


1. Pengertian Pembelajaran bahasa Indonesia
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib
diikuti oleh semua siswa di Indonesia, mulai pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi, sebagai dasar untuk berkomunikasi. Fungsi bahasa adalah sebagai alat
komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah suatu proses menyampaikan
maksud kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Komunikasi
bisa berupa pengungkapan pikiran,gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan,
penyampaian informasi suatu peristiwa. Hal itu disampaikan dalam aspek
kebahasaan berupa kata, kalimat,paragrap atau paraton, ejaan dan tanda baca
dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, dan
tempo) dalam bahasa lisan.
Surana (2004:2) menyatakan, dalam kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) 2004, standar kompetensi mata pelajaran bahasa indonesia SD untuk fokus
membaca di harapkan siswa dapat membaca huruf, kata, suku kata, kalimat dan
berbagai teks bacaan. Kompetensi membaca juga diarahkan untuk menumbuhkan
budaya membaca
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
yakni sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas nasional, alat
pemersatu, serta alat komunikasi antardaerah dan antarkebudayaan. Berikut ini
merupakan fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia, antara lain:
a. Untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, dengan jalan mempercepat laju
belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik, dan
mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih
banyak membina dan mengembangkan gairah belajar siswa.
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual, dengan
jalan mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional, serta memberikan

10
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, dengan jalan
perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis, serta pengembangan
bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian perilaku.
d. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan menongkatkan kemampuan
manusia denagan berbagai media komunikasi, serta penyajian informasi dan data
secara lebih konkrit.
3. Beberapa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa Negara
c. Memahami bahasa indonesia serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan
d. Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

B. Kemampuan Membaca Permulaan


1. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan
Definisi kemampuan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah daya atau
kekuatan untuk melakukan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Soedarso
(1983)mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang
memerlukan sejumlah besar tindakan terpisahpisah, mencakup penggunaan
pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat
membaca tanpa menggerakkan mata dan menggunakan pikiran.
Bond (1975) mengemukakan bahwa membaca merupakan pengenalan
simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus yang membantu proses
mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membangun suatu pengertian melalui
pengalaman yang telah dimiliki (Abdurrahman, 2002)Sabarti Akhadiah, dkk
(1993:11) yang mengungkapkan bahwa pengajaran membaca permulaan lebih
ditekankan pada pengembangan kemampuan dasar membaca.
Siswa dituntut untuk dapat menyuarakan huruf, suku kata, kata dan

11
kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan ke dalam bentuk lisanMenurut
Bialystok (Dalam Dardjowidjojo, 2010) Kemampuan membaca permulaan sering
disebut membaca lugas atau membaca dalam tingkat awal.
Kegiatan dalam tingkat ini belum sampai pada pemahaman secara
kompleks. Materi yang dibaca masih sangat sederhana, masih terdiri dari suku
kata dan belum pada membaca kalimat panjang. Membaca merupakan aktivitas
kognitif melalui rangsangan yang berupa huruf dan tanda-tanda baca lainnya yang
diterima oleh indera reseptor visual (mata) untuk kemudian dilanjutkan ke otak
dan selanjutnya diberikan tafsiran atau makna (Surya, 2015).Kemampuan adalah
kecakapan individu dalam menguasai tugas yang diberikan. Kemampuan
merupakan proses pembelajaran yang mendukung perkembangan anak.
Dalam depdiknas (2006) dijelaskan, kegiatan membaca di sekolah dasar
ada dua tahapan. Pertama, belajar membaca yang diberikan pada tahun-tahun
pertama sekolah dasar (kelas 1, 2, dan 3) yang dikenal dengan sebutan membaca
permulaan. Kedua adalah membaca untuk pemahaman atau membaca lanjut yang
perlu dikuasai oleh anak-anak di kelas atas (kelas 4, 5, dan 6). Membaca
permulaan merupakan tahapan proses belajar bagi siswa sekolah dasar kelas awal.
Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik- teknik
membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik.
Kegiatan membaca masuk dalam lingkup perkembangan bahasa
keaksaraan (Permendiknas No 58 Tahun 2009). Di sini anak akan belajar untuk
mengenal simbol-simbol huruf, menyebutkan nama benda yang suara huruf
awalnya sama, menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama,
memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf dengan membaca gambar
atau menghubungkan tulisan dengan simbol, serta membaca dan menulis namanya
sendiri dengan lengkap.
Masri Sareb Putra mengatakan bahwa membaca permulaan menekankan
pengkondisian anak untuk masuk dan mengenal bacaan sehingga belum sampai
pada pemahaman yang mendalam pada materi bacaan. Membaca permulaan
adalah suatu kesatuan kegiatan yang terpadu mencakup beberapa kegiatan seperti
mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya,

12
serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.
Dalam Depdiknas (2006) siswa dikategorikan mampu membaca
permulaan jika :
a) Siswa mampu membedakan bentuk-bentuk huruf.
b) Siswa bisa mengenali suatu gambar dan huruf, suku kata, dan kata yang
merangkai nama dari gambar tersebut.
c) Siswa tidak merasa kesulitan untuk belajar membaca permulaan.
d) Kemampuan membaca permulaan siswa makin meningkat
2. Tahap Perkembangan Membaca Permulaan
Anak dapat berbahasa melalui beberapa tahap. Secara umum proses
perkembangan bahasa anak dibagi ke dalam beberapa rentang usia, yang masing-
masing menunjukkan ciri-ciri tersendiri. Menurut Guntur (Ahmad Susanto 2011:
75) menyatakan bahwa tahap perkembangan bahasa anak sebagai berikut:
a) Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahun ini terdiri dari:
1) Tahap meraba-1 (pralinguistik pertama). Tahap ini dimulai dari anak lahir sampai
anak usia enam bulan, pada masa ini anak sudah mulai tertawa, menangis, dan
menjerit.
2) Tahap meraba-2 (pralinguistik kedua). Pada tahap ini anak mulai menggunakan
kata, tetapi masih kata yang belum ada maknanya dari bulan ke-6 hingga 1 tahun.
b) Tahap II; (linguistik). Tahap ini terdiri dari tahap I dan II, yaitu:
1) Tahap-1 holafrastik (1tahun), pada tahap ini anak mulai menyatakan makna
keseluruhan kalimat dalam satuan kata. Perbendaharaan kata yang dimiliki anak
kurang lebih 50 kosa kata.
2) Tahap-2; frase (1-2), pada tahap ini anak dapat mengucapkan dua kata,
perbendaharaan anak anak sampai dengan rentang 50-100 kosa kata.
c) Tahap III; (pengembangan tata bahasa, yaitu anak prasekolah dasar 3, 4, 5
tahun). Pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat. Dilihat dari aspek
perkembangan tata bahasa seperti: S-P-O, anak dapat memperpanjang kata
menjadi suatu kalimat.
3. Aspek-Aspek dalam membaca
Broughton, dkk (1978) mengemukakan bahwa terdapat dua aspek penting

13
dalammembaca(dalam Tarigan, 2013) yaitu :
1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yangdapat dianggap
berada pada urutan yang lebih rendah (lowerorder), yaitu: pengenalan bentuk
huruf, pengenalan unsur-unsur linguistic (fonem, kata, frase, pola klausa, kalimat,
dan lain-lain),kemampuan menyuarakan bahasa tertulis, serta kecepatan membaca
ke taraf lambat
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi(higherorder), Yaitu: memahami
pengertian
sederhana(leksikal, gramatikal, retorikal), memahami signifikansi ataumakna
(maksud dan tujuan pengarang,relevansi atau keadaankebudayaannya reaksi
pembaca), evaluasi atau penilaian(isi,bentuk), sertakecepatan membaca yang
fleksibel yang mudahdisesuaikan dengan keadaan.
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kemampuan membaca
Menurut Farida Rahim (2005: 16), mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan membaca adalah sebagai berikut.
a. Faktor Fisiologis Faktor fisiologi meliputi kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Menurut beberapa ahli, keterbatasan neurologis
seperti cacat otak dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor
yang dapat menyebabkan peserta didik tidak berhasil dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman mereka.
b. Faktor Intelektual Terdapat hubungan positif antara kecerdasan yang
diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial membaca tetapi
tidak semua siswa yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi menjadi
pembaca yang baik.
c. Faktor Lingkungan Lingkungan yang meliputi latar belakang dan pengalaman
peserta didik mempengaruhi kemampuan membacanya. Peserta didik tidak akan
menemukan kendala yang berarti dalam membaca jika mereka tumbuh dan
berkembang di dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan
cinta kasih, memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan mereka dengan rasa
harga diri yang tinggi.

14
d. Faktor sosial ekonomi siswa Status sosial ekonomi siswa mempengaruhi
kemampuan verbal siswa. Hal ini dikarenakan jika peserta didik tinggal dengan
keluarga yang berada dalam taraf sosial ekonomi yang tinggi kemampuan verbal mereka
juga akan tinggi. Hal ini didukung dengan fasilitan yang diberikan oleh orang tuanya
yang berada pada taraf sosial ekonomi tinggi. Lain halnya peserta didik yang tinggal di
keluarga yang sosial ekonomi rendah. Orangtua mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan
anaknya dan anaknya cenderung kurang percaya diri.
e. Faktor Psikologis Faktor psikologis meliputi motivasi, minat, dan kematangan
sosial,emosi, serta penyesuaian diri .

C. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan Guru pintar untuk
mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur yang dilakukan oleh
guru atau pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Pendapat lain
juga mengatakan bahwa learning methods merupakan sebuah strategi atau taktik
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang diaplikasi
tenaga pendidik agar tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan bisa tercapai
dengan baik.
Seorang guru memang sebaiknya harus menggunakan metode
pembelajaran atau learning methods yang tepat agar tercipta proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu siswa juga bisa belajar dengan baik
karena learning methods yang digunakan oleh guru menjadikan penyampaian
materi menjadi lebih menarik dan bagus. Untuk itulah seorang guru perlu
mengenal learning methods untuk mendukung ketercapaian tujuan belajar
mengajar. Dalam memilih metode pembelajaran yang tepat maka seorang guru
harus terlebih dahulu mengenali karakteristik peserta didik. Selain itu, seorang
guru harus mampu menggunakan metode berbeda untuk setiap kelas sesuai
dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik di dalam kelas.

D. Metode Global
Metode global adalah salah satu cara mengajar membaca permulaan

15
dimana anak dikenalkan kalimat secara utuh kemudian dikaji menjadi lebih rinci
berbentuk suku kata, kemudian suku kata dikaji lagi ke dalam huruf.
Purwanto (1997: 32) pengertian dari metode global yakni sebuah metode
yang memandang sesuatu sebagai keseluruhan, proses pembelajarannya anak
membaca kalimat secara utuh. Metode global ini berlandaskan pada pendekatan
kalimat.
Tarigan (2005: 5) menyebutkan bahwa metode global juga merupakan
metode kalimat. Karena tahapan pembelajaran membacanya diawali dengan
penyampaian beberapa kalimat secara global atau utuh. Kemudian dalam proses
pengenalan kalimat umumnya memakai gambar, yang mana gambar tersebut
dituliskan kalimat yang merujuk makna gambar.
Depdikbud (1994: 5) menjelaskan metode global memulai pengajaran
membaca permulaan yakni dengan membaca kalimat keseluruhan yang biasanya
ada di bawah gambar, lalu membaca kalimat tanpa gambar, selanjutnya mengurai
kalimat menjadi kata, mengurai kata menjadi suku kata, dan kemudian
menguraikan suku kata menjadi huruf. Sebagian orang mengistilahkan metode
global dengan metode kalimat. Dikatakan demikian, karena alur proses
pembelajaran membaca yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan
penyajian beberapa kalimat secara global.
Untuk membantu pengenalan kalimat yang dimaksud, biasanya digunakan
gambar. dibawah gambar tersebut, dituliskan sebuah kalimat yang kira-kira
merujuk pada makna gambar yang dimaksud.Gambar berfungsi untuk menarik
perhatian dan memberikan stimulus untuk membuat bacaan. Selain itu, gambar
juga berfungsi untuk merangsang percakapan, mendidik sifat kritis pada anak,
memperkenalkan kata-kata baru dan menyajikan pola- pola kalimat. Metode
global juga dapat diartikan sebagai metode yang berlandaskan pada pendekatan
kalimat. Berdasarkan penjelasan tersebut, ada hubungan yang signifikan antara
keterampilan membaca permulaan dengan metode global, karena metode ini
merupakan salah satu metode yang dapat dikembangkan agar siswa mengenal
huruf-huruf secara keseluruhan dalam satuan kalimat dan membacanya dengan
perasaan gembira, disertai gambar.

16
 Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa
membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: Ini Nani
2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /Nani/
3) Menguraikan kata-kata menjadisuku kata: i – ni - na – ni
4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i-n-i - n- a-n-i
Sebagai variasi guru dapat menggunakan kartu-kartu kata untuk menguraikan
kalimat dan menempelnya di papan tulis atau tempat lain yang lebih menarik.
 Kelebihan metode global adalah :
a. Menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman
bahasa siswa yang selaras dengan situasi lingkungannya.
b. Menuntun siswa untuk berfikir analitis dengan cara membiasakannya ke arah
pendekatan bahasa adalah sebuah struktur, struktur terorganisasikan atas unsur-
unsur secara teratur, kehidupan merupakan struktur yang terdiri dari bagian- bagian
yang tersusun secara teratur.
c. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa, siswa lebih mudah
mengikuti prosedur pembelajaran dan cepat menguasai keterampilan membaca
pada kesempatan berikutnya
 Kelemahan metode global adalah :
a. Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk melaksankan metode ini, yang
terkadang sulit bagi sekolah-sekolah tertentu.
b. Penggunaan metode global mempunyai kesan bahwa guru harus kreatif, terampil
dan sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sulit bagi kondisi guru dewasa ini.
c. Metode global hanya dapat dikembangkan pada masyarakat pembelajar di kota-
kota dan tidak dipedesaan yang terpencil.
d. Agak sukar menganjurkan kepada para guru untuk menerapkan metode ini dalam
proses belajar mengajar, karena memerlukan waktu yang banyak
dan kreativitas.

17
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Kegiatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran dilakukan di SD Negeri 001
Bangko Kanan Tahun Ajaran 2022/2023

2. Tempat dan Waktu Penelitian


Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran ini di lakukan di SD Negeri 00I
Bangko Kanan dimulai sejak 20 Maret 2023 sampai 20 April 2023
jadwal penelitian sebagai berikut :
- Hari Senin, 25 Maret 2023, Pra Siklus.
- Hari Senin,05 April 2023, Siklus I (satu).
- Hari kamis,11 April 2022 ,Siklus II (dua).

3. Pihak yang Membantu


- Tutor / Supervisor 1
- Kepala SD Negeri 001 Bangko Kanan
- Pengurus Pokjar Bangko
- Rekan-rekan Satu Angkatan semester 8

B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Action
Research (CAR) Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan
ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang
dapat diterapkan.
1) Penelitian adalah menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik

18
minat dan penting bagi peneliti.
2) Tindakan adalah menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
kegiatan untuk siswa.
3) Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu cara memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme guru, karena guru merupakan orang paling tahu
segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran.Praktik Penelitian Tindakan kelas
dapat dilakukan secara efektif oleh guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran tanpa harus meninggalkan tugas utamanya mengajar. Praktik
Penelitian Tindakan kelas yang dilakukan secara logis dan sistematis, serta jujur
dalam pelaporanya akan menjadi masukan yang sangat berharga untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran yang secara langsung akan
berdampak terhadap perbaikan manajemen sekolah secara keseluruhan.
Berdasarkan jenis penelitian sebagaimana dipaparkan sebelumnya,
rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah menggunakan model PTK
Kemmis & Mc. Taggart yang tampak masih begitu dekat dengan model yang
dperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam satu siklus
atau putaran terdiri dari empat komponen seperti halnya yang dilakukan oleh Kurt
Lewin. Keempat komponen tersebut meliputi:
a. Perencanaan (plan).
b. Melaksanakan tindakan (act),
c. Melaksanakan pengamatan (observe)
d. Mengadakan refleksi / analisis (reflection).
Sehingga penelitian ini merupakan proses siklus spiral, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan untuk modifikas perencanaan,
dan refleksi. Penelitian ini juga merupakan penelitian individual.

19
C. Deskripsi Per-Siklus
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada Matapelajaran Bahasa Indonesia dengan
Materi Membaca permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 00I Bangko Kanan
Kecamatan Bangko Pusako Kecamatan Rokan Hilir dilaksanakan dalam 2 Siklus
pembelajaran yang meliputi kegiatan .
- Perencanaan
- Tindakan / Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahap tindakan ini peneliti melakukan tahap untuk menerapkan pembelajaran
yang disesuakan dengan RPP yang telah dibuat yakni pembelajara Bahasa
Indonesia yaitu membaca dan menulis permulaan dengan metode global.
- Pengamatan / Observasi
- Refleksi.
Berikut adalah deskripsi dari setiap prosedur kegiatan :
1) Perencanaan
Pada pelaksanaan Siklus I (pertama) yang didasarkan pada identifikasi penyebab
masalah pada pembelajaran Siklus I (pertama)
dimana guru, rekan sejawat dan supervisor yang selanjutnya
disebut tim peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :
- Pembuatan RPP Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan metode global pada
pembelajaran berlangsung
Membuat power point untuk menunjukkan gambar atau unsur-unsur yang baru
yang ada disekitar siswa
- mempersiapkan lembar kerja kelompok yang dikerjakan dalam satu kelompok
yang beranggotakan kurang lebih 5 siswa.
- Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrument
pengumpul data. Sedangkan pada rencana tindakan Siklus II yang dirumuskan
berdasarkan refleksi dari Siklus I (pertama) peneliti melakukan kegiatan sebagai
berikut :
- Melakukan review dan re-planning rancangan pembelajaran dimana pada Siklus I

20
(pertama) terfokus kegiatan belajarnya terletak pada menghafal abjad
- Menggembangkan Lembar Kerja Siswa.
- Mengembangkan instrumen observasi.
2) Pelaksanaan/Tindakan
Pada pelaksanaan kegiatan Siklus I (pertama), rincian kegiatan yang dilakukan
peneliti, rekan sejawat dan supervisor ialah :
- Sehari sebelum pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1 peneliti
terlebih dahulu melakukan simulasi pembelajaran.
- Melaksanakan perbaikan pembelajaran di kelas yang sesuai langkah- langkah
pada perencanaan perbaikan pembelajaran.
Secara garis besar prosedur pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut :
- Mengajukan pertanyaan eksploratif/probing kepada siswa untuk menggali
pemahaman mereka tentang pemahaman abjad A-Z.
- Mengenalkan terlebih dahulu konsep menghapal Abjad A-Z
- Membimbing siswa untuk membaca kata yang ada di gambar
- Rekan sejawat dan supervisor di belakang kelas melakukan pengamatan.
3) Observasi
Dalam tahap observasi ini dilakukan pengamatan tentang proses kegiatan
pembelajaran dengan metode global, hal-hal yang diamati oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
- Siswa yang dapat membaca kata meningkat keterampilannya sebanyak 18 siswa
(65%) dan siswa yang belum mengalami peningkatan sebanyak 9 siswa (35%).
- kesulitan siswa dalam mengeja dan menuliskan permulan.
- pengamatan mengenai minat siswa dalam pembelajaran membaca dan menulis
permulaan.
- pengamatan mengenai pengutan siswa dalam penguasaan kata maupun huruf
4) Refleksi
Setelah melakukan serangkaian kegita Perbaikan Pembelajaran pada siklus I,
hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:
- Hasil post test menunjukkan hanya 65% siswa yang meningkat
- Hasil lembar kerja kelompok dalam tes keterampila dalam menulis permulaan,
siswa meningkat hanya memiliki presetasi 65%.

21
- Peneliti masih menemukan siswa yng kurang terampil dalam membaca dan
menuliskan permulaan
- Minat membaca dan menulis sudah terlihat, tetapi belum sepenuhnya karena
masih ada siswa yang kurng terampil dalam mengucapkan lafal dalam membaca
dan menuliskan
- Penguasaan huruf masih minim.
Pada Siklus II (kedua) garis besar prosedur pelaksanaan
perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. perencanaan yang diperbaiki adalah:
- pembuatan RPP Bahasa Indonesia dengan materi membaca dan menulis
permulaan yang menggunakan metode global
- pembuatan power point untuk siswa yang berisika berbagai gambar-gambar baru
- persiapa soal post-test
- mempersiapkan lembar kerja siswa untuk dikerjakan dalam satu kelompok yang
terdiri dari 5 siswa secara heterogen untuk menuliskan permulan pada lembar
yang telah disediakan ole peneliti mengenai gambar yang akan dibacakan dn
menuliskan permulaan
- peneliti mempersiapkan rewrd untuk kelompok yang bisa menjawab lembar kerja
yang paling benar dan cepat
- peneliti mempersiapkan lembar observasi terhadap minat siswa terhadap
keterampilan membaca dan menulis permulaan.
- Meminta siswa menyebutkan huruf Vokal sesuai pengetahuan awal mereka.
- Guru Mendemontrasikan menjodohkan gambar dengan tulisan yang sesuai.
- Meminta siswa membaca nyaring kata yang terbentuk pada power point.
- Memberikan penguatan materi pembelajaran.
b. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan,rekan sejawat dan supervisor mengamati peneliti
dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran dan mengamati prilaku siswa pada
proses pembelajaran dengan menggunakan instrument lembar observasi
(terlampir).Selain intrumen observasi, tim peneliti akan menjadikan hasil
penelitian siswa dalam soal dan pengamatan kerja kelompok sebagai bahan

22
refleksi.

c. Observasi
Dalam tahap observasi pada siklus II ini dilakukanya pengamatan tentang dimana
proses kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode global. Hal-hal
yang telah diamati oleh peneliti adalah sebagai berikut:
- Siswa yang dapat membaca kata meningkat keterampilannya sebanyak 24 siswa
(90%) dan siswa yang belum mengalami peningkatan sebanyak 3 siswa (10%).
kesulitan siswa dalam mengeja dan menuliskan permulan.
- Penurunan kesalahan pada saat menuliskan permulaan, dan
melafalkan bunyi bahasa pada saat membaca
- Meningkatnya minat siswa dlam kegiata pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya pada materi membaca permulaan.
- meningkatnya penguasaan huruf vokal maupun konsonan.
d. Refleksi
- Keterampilan membaca dan menulis permulaan dikatakan meningkat berdasarkan
hasil presentasi yang sudah dibuat.
- Penguasaan dalam melafalan huruf, bunyi bahasa, melafalkan kata, menuliskan
dengan baik dan benar siswa memenuhi indikator yang telah dibuat peneliti
sehingga metode global bisa dibilang berhasil dalam meningkatkan keterampilan
membaca dan menulis permulaan.
- Meningkatnya minat siswa dlam kegiata pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya pada materi membaca dan menulis permulaan.

Sedangkan arah kekuatan perbaikan pembelajaran


yang dilaksanakan pada Siklus II (kedua) yitu meliputi :

23
- Metode pembelajaran sangat membantu siswa untuk lebih
memahami dan menghapal huruf dan kata.
- Metode Global yang di gunakan cukup komunikatif dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
pada Siklus II (kedua) berdasar kanhasil observasi yang dilakukan rekan sejawat
dan supervisor,didapati kekuatan-kekuatan perbaikan pembelajaran Siklus II
(kedua) antara lain :
- Penjelasan guru menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
- Contoh dan latihan disampaikan relevan dengan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
- Sistematika penyajian terurut dengan baik.

24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


a. Kegiatan Prasiklus
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan kelas ( PTK ) dengan menerapkan
metode Global, terlebih dulu peneliti melakukan observasi awal melakukan pra
siklus untuk mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang ada pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I SD Negeri 00I
Bangko Kanan Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir.Observasi
dilaksanakan dengan dibantu oleh teman sejawat,keaktifan siswa dan hasil belajar
Bahasa Indonesia pada materi membaca permulaan. Pada pembelajaran pra siklus
mata pelajaan Bahasa Indonesia kelas I SD Negeri 00I Bangko Kanan Kecamatan
Bangko Pusako Tahun ajaran 2022/2023 dengan materi membaca permulaan
hasilnya kurang memuaskan. Hasil obesrvasi pada kegiatan pra siklus dapat kami
sajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Belajar Prasiklus


Ketuntasan
No NISN Nama Nilai Belum
Tuntas Tuntas
1 0144813055 Arkan Fitraditiya 90 
2 3154678651 Aura Fatimah 80 
3 0157812289 Azizah Cahaya 60 
4 3146321025 Bayu Pratama 70 
5 3159347202 Dedek Permata Sari 90 
6 0142617080 Dyan Azzarani 60 
7 3143479032 Faramida 80 
8 0141110363 Govin Diandra 90 
9 0154672280 Jufrizal 70 
Jumlah Nilai 690
Nilai Rata-rata 76,67
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 90

25
Rata- Rata Nilai Siswa rumus rata-rata adalah :

x=∑x
N
Keterangan :
x = nilai rata-rata
N = jumlah siswa (aspek penilaian)
∑ x = jumlah nilai

Dari analisis hasil tes formatif pra siklus dan gambar tabel di atas dalam
pembelajran Bahasa Indonesia tentang materi membaca permulaan nilai rata-rata
kelas yaitu 6 1 , 7 6 , Hasil data siswa yang memperoleh nilai ≤ 70 keatas
sebanyak 6 orang, dengan persentase 35,29%.dengan jumlah siswa yang tuntas
yaitu berjumlah 6 orang dengan persentase 35,29% dari jumlah siswa keseluruhan
yang berjumlah 17 orang siswa.Hasil tersebut belum mencapai standar ketuntasan
belajar secara klasikal atau metode ceramah, maka peneliti akan melakukan
rencana perbaikan pembelajaran Siklus I dengan mengunakan metode global pada
Matapelajaran Bahasa Indonesia dikelas I SD Negeri 001 Bangko Kanan
Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hiliri
b. Siklus I
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin,05 April 2023
a) Perencanaan.
Tahap ini diawali dengan kegiatan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah
sehingga diperoleh permasalahan. Adapun perencanaan yang akan disusun pada
kegiatan ini meliputi :
 Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
 Menyusun lembar pengamatan guru dan siswa.
 Menyiapkan media yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran.
 Membuat alat evaluasi berupa tes dan kunci jawabannya
b) Pelaksanaan Tindakan.
Kegiatan yang dilakuan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sesuai

26
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Langkah – langkah pembelajaran pada siklus I sebagai berikut :
1) Kegiatan awal
 Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan Membaca Doa
(Orientasi)
 Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan dipelajari dan
diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik (Apersepsi)
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
2) Kegiatan Inti
 Menyiapkan gambar huruf sebagai media pembelajaran
 Peserta didik memperhatikan tentang penjelasan guru huruf vocal
 Peserta didik menyebutkan huruf vokal yang telah di jelaskan oleh guru
(a,i,u,e,o)
 Peserta didik menunjukan huruf vokal sesuai intruksi guru
 Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru
 Peserta didik membentuk huruf vokal dengan media huruf tiga dimensi dengan
mengunakan malam
3) Kegiatan Penutup
 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama
sehariIntegritas
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat nya
tentang pembelajaran yang telah diikuti.
 Memberikan tugas di rumah
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius.
4) Observasi
Pada pelaksanan siklus I dilaksanakan pengamatan terhadap kegiatan aktivitas

27
guru dan siswa yang sedang berlangsung dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah dibuat. Pengamat memberikan tanda (√ ) terhadap aspek
yang diamati.Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan oleh teman sejawat terhadap proses pembelajaran
yang dilakukan oleh Guru dan Siswa pada Siklus I di peroleh data-data sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Belajar Siklus I
Ketuntasan
No NISN Nama Nilai Belum
Tuntas Tuntas
1 0144813055 Arkan Fitraditiya 90 
2 3154678651 Aura Fatimah 70 
3 0157812289 Azizah Cahaya 80 
4 3146321025 Bayu Pratama 80 
5 3159347202 Dedek Permata Sari 80 
6 0142617080 Dyan Azzarani 60 
7 3143479032 Faramida 60 
8 0141110363 Govin Diandra 60 
9 0154672280 Jufrizal 80 
10 3146573548 Juwita Zahra 80 
11 3154876679 Khansa Umniyah 60 
12 0144938781 M. Habib Alhabsy 80 
13 3157910365 Muhammad Azizan 60 
14 3153457631 Mutiara Ramadhani 70 
15 3156855881 Naufal Afkar 90 
16 3144920201 Nur Fahira 60 
17 0158851824 Nuri Aprilia 90 
Jumlah Nilai 1250
Nilai Rata-rata 73,53
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 90

28
Tabel 4.3
Indikator Hasil Belajar Siklus I
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 60
2 Nilai tertinggi 90
3 Jumlah Nilai 1250
4 Nilai rata-rata 73,53
5 Banyaknya siswa dengan nilai > 75 10
6 Banyaknya siswa dengan nilai < 75 7
7 Prosentase siswa dengan nilai > 70 58,83 %
8 Prosentase siswa dengan nilai < 70 41,17 %

Dari analisis hasil tes formatif siklus I dan gambar tabel di atas dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca permulaan nilai rata-rata kelas
73,53. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 7 siswa (41,17 %),
dan yang tuntas ada 10 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar mencapai
58,83%.Hal ini menunjukkan bahwa hasil prestasi siswa sudah ada kemajuan atau
peningkatan prestasi siswa, akan tetapi masih perlu ditingkatkan agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca permulaan yang
diajarkan oleh guru. Maka peneliti masih perlu segera mengambil langkah untuk
memperbaiki pembelajaran tersebut, agar siswa dapat memahami materi sesuai
dengan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.
5) Refleksi siklus I.
Hasil refleksi analisis data siswa yang memperoleh nilai nilai ≤ 70 sebanyak 6
orang pada kegiatan Prasiklus meningkat jumlahnya menjadi 10 orang dengan
persentase ketuntasan 58,8 %. Hal ini belum mencapai ketuntasan secara klasikal
maka peneliti harus memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu
perbaikan pembelajaran siklus II.
c. Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari kamis,11 April 2023
dengan objek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri 00I Bangko Kanan

29
Kecamatan Bangko Pusako tahun ajaran 2022/2023.dengan dibantu teman sejawat
yang bertindak sebagai observer / pengamat pelaksanaan perbaikan pembelajaran
sesuai dengan rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada
akhir pembelajaran, peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui
tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran disajikan pada tabel di
bawah ini.

Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Belajar Siklus II


Ketuntasan
No NISN Nama Nilai Belum
Tuntas Tuntas
1 0144813055 Arkan Fitraditiya 100 
2 3154678651 Aura Fatimah 80 
3 0157812289 Azizah Cahaya 90 
4 3146321025 Bayu Pratama 90 
5 3159347202 Dedek Permata Sari 80 
6 0142617080 Dyan Azzarani 80 
7 3143479032 Faramida 80 
8 0141110363 Govin Diandra 70 
9 0154672280 Jufrizal 100 
10 3146573548 Juwita Zahra 100 
11 3154876679 Khansa Umniyah 80 
12 0144938781 M. Habib Alhabsy 100 
13 3157910365 Muhammad Azizan 80 
14 3153457631 Mutiara Ramadhani 70 
15 3156855881 Naufal Afkar 100 
16 3144920201 Nur Fahira 70 
17 0158851824 Nuri Aprilia 100 
Jumlah Nilai 1470
Nilai Rata-rata 86,47
Nilai Terendah 70
Nilai Tertinggi 100

30
Tabel 4.8
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 60
2 Nilai tertinggi 100
3 Jumlah Nilai 1470
4 Nilai rata-rata 86,47
5 Banyaknya siswa dengan nilai > 75 15
6 Banyaknya siswa dengan nilai < 75 2
7 Prosentase siswa dengan nilai > 75 88,24%
8 Prosentase siswa dengan nilai < 75 11,76%

Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini analisis data


siswa yang memperoleh nilai 7,5 keatas meningkat jumlahnya menjadi 15 orang
dengan persentase 88,24% di bandingkan hasil pada siklus I yaitu 10 orang
dengan prosentase 58,83%. Ini sudah dapat dikatakan tuntas apabila dilihat secara
klasikal siswa yang mendapat nilai 7,5 keatas mencapai 85 % . Berdasarkan hasil
yang dicapai tersebut diatas, maka perbaikan pembelajaran siklus II sudah
memenuhi target yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
matapelajaran Bahasa Indonesia dengan materi membaca permulaan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan hasil data yang telah dicapai persiklusnya mengalami
peningkatan perbaikkan pembelajaran dimana pada pra siklus siswa yang tuntas
berjumlah 6 orang dengan persentase 35,29%, pda siklus I menjadi 10 orang yang
tuntas dengan persentase 58,83%, siklus II meningkat lagi 15 siswa yang tuntas
dengan persentase sebesar 88,24% ini sudah dikatakan tuntas karena menurut
Depdiknas (2006) bahwa pembelajaran dikatakan tuntas apabila secara klasikal
siswa yang mendapat nilai 7 keatas mencapai 85 %.

31
Dalam hal ini peneliti berusaha memecahkan permasalahan dari pra siklus
nilai rata- rata 61,76, siklus I rata-rata 73,53 dan pada siklus II naik menjadi 86,47
maka metode Global dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi
membaca permulaan meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 00I
Bangko Kanan kecamatan Bangko Pusako tahun ajaran 2022/2023.sehingga siswa
dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran Bahasa
Indonesia melalui perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan pembelajaran
siklus II dengan materi membaca permulaan di kelas I SD Negeri 00I Bangko
Kanan kecamatan Bangko Pusako dapat disimpulkan seperti berikut. perbaikkan
pembelajaran dimana pada pra siklus siswa yang tuntas berjumlah 6 orang dengan
persentase 35,29%, pda siklus I menjadi 10 orang yang tuntas dengan persentase
58,83%, siklus II meningkat lagi 15 siswa yang tuntas dengan persentase sebesar
88,24% ini sudah dikatakan tuntas karena menurut Depdiknas (2006) bahwa
pembelajaran dikatakan tuntas apabila secara klasikal siswa yang mendapat nilai 7
keatas mencapai 85 %.

B. Saran Dan Tindak Lanjut


Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh guru untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran
sebagai tugas profesional. Saran yang diberikan peneliti seperti berikut.
1. Untuk Guru
a. Pembelajaran akan lebih bermakna dan mudah difahami oleh siswa apabila dalam
nyajikan sebuah pembelajaran disertai dengan alat peraga yang relefan dengan
materi yang disampaikan
b. Guru dalam menyajikan materi pembelajaran harus berawal dari fakta menuju ke
konsep
c. Penyampaian materi pembelajaran haruslah dikaitkan dengan pengalaman
sehari-hari siswa
d. Setelah melaksanakan pembelajaran guru haruslah merefleksi berbagai aktifitas
yang dilakukan/ masalah-masalah yang muncul pada saat pembelajaran
berlangsung untuk dijadikan suatu rujukan untuk melakukan kaji tindak

33
2. Untuk Pihak Sekolah
a. Pihak sekolah dan instansi terkait harus sering memberikan bimbingan dan
motivasi kepada para pendidik untuk meningkatkan keprofesialannya
b. Pengadaan sumber dan media pembelajaran yang memadai sebagai bahan
penunjang dalam kegiatan pembelajaran

3. Untuk Siswa
a. Siswa mesti bersifat kritis dan tanggap dalam mengikuti pembelajaran
b. Siswa tidak hanya senantiasa menerima transfer ilmu dari guru,
melainkan siswa harus lebih aktif dan fokus dalam kegiatan pembelajaran

34
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1

Nama Dan Jenjang Sekolah : SD Negeri 00I Bangko


Kelas/ Semester : 1(Satu) / 2 (Dua)
Mata Pelajarn : Bahasa Indonesia
Materi : Membaca Permulaan
Alokasi Waktu : 2 X 35menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

35
B. KOMPETENSI DASAR (KD) Bahasa Indonesia
3.1 Membaca huruf vokal
Indikator:
3.1.2 Menyebutkan huruf vokal
3.1.4 Menunjukan huruf vocal
4.1.6 Menulis huruf vocal
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati gambar peserta didik mampu menyebutkan huruf vocal
dengan benar
2. Setelah mengamati gambar peserta didik mampu menunjukkan huruf vocal
dengan benar
3. Peserta didik mampu menulis huruf vocal dengan tepat

D. METODE PEMBELAJARAN
Metode : Ceramah
F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
◾ Buku Bahasa Indonesia Kelas I
◾ Gambar huruf Vokal

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

36
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
GURU SISWA

Kegiatan  Melakukan  Menjawab salam 15 menit


Pendahuluan  Menjawab panggilan
Pembukaan dengan
Guru
Salam dan  Mendengarkan motivasi
yang diberikan guru dan
Dilanjutkan Dengan
Peserta didik menjawab
Membaca Doa pertanyaan yang
diberikan guru sesuai
(Orientasi)
dengan pengetahuan
 Mengabsen mereka
[-
 Mengaitkan Materi
Sebelumnya dengan
Materi yang akan
dipelajari dan
diharapkan dikaitkan
dengan pengalaman
peserta didik
(Apersepsi)
 Memberikan
gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari dalam
kehidupan sehari-
hari.
 (Motivasi)
Kegiatan Peserta didik memperhatikan tentang penjelasan guru 40 menit
Inti
huruf vocal
Peserta didik menyebutkan huruf vokal yang telah di
jelaskan oleh guru (a,i,u,e,o)

Peserta didik menunjukan huruf vokal sesuai intruksi guru


Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang
diberikan oleh guru
Peserta didik membentuk huruf vokal dengan media huruf
tigadimensi dengan mengunakan malam
Peserta didik mengungkapkan hasil karya seni yang dibuat
Kegiatan Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman 40 menit
Penutup hasil belajar selama sehariIntegritas
Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
Guru memberi kesempatan37 kepada siswa untuk
menyampaikan pendapat nya tentang pembelajaran yang
telah diikuti.
C. PENILAIAN (ASESMEN)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian.

Bangko Kanan, 30 Mei 2023


Mengetahui Kepala Sekolah, Guru Kelas II

Emilismawati,S.Pd SARI MULYANI


NIP.1972208121993102001 NIM.823507048

38
Daftar Pustaka

Anitah W., Sri. ( 2020 ). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas


Terbuka. Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan. 2020. Strategi
Belajar Mengajar .Jakarta: Rineka Cipta

Herman Hudoyo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,


(Malang: IKIP Malang, 2021 Kartika Budi. (1999).
Jurna l Penelitian Pendidikan Dasar : Unversitas Sanatadarma
Yogyakarta.
Kasihani Kaskolah. (2001). Penelitian Tindakan Kelas : Unversitas Negeri
Malang. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006)

Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan Matematika di


Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2013)

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu


Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta,
2011)

Tim PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action


Research). Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah
Menengah. Jakarta: Proyek PGSM, Dikti.

Tombokan Runtukahu. ( 2022). Pengajaran Matematika bagi Anak


Berkesulitan Belajar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

http://ernipanca.blogspot.co.id/ 2014/10/penelitian-tindakan-kelas.html
(online) diakses 19/05/2023

http://zulfaidah-indriana[dot]blogspot[dot]com (online) diakses


19/05/2023

http://irawatiardi.blogspot.com/2015/03/karakteristik-ptk-penelitian-
tindakan.html (Online) diakses 20/05/2023

39
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-
kelas-part-ii/(Online) diakses 20/05/2023

https://skripsiiug.blogspot.com/2018/12/contoh-pendekatan-rani-untuk-
pendidikan.html (online) di akses 20/05/2023

40

Anda mungkin juga menyukai