OLEH:
NAMA :SARI MULYANI NIM
NIM :823507048
1
KATA PENGANTAR
Sari Mulyani
2
LEMBAR PENGESAHAN
3
LEMBAR PERNYATAAN
SARI MULYANI
823507048
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Keterampilan membaca permulaan hendaknya segera dikuasai oleh
siswa sejak awal di SD. Siswa yang tidak memiliki keterampilan membaca
permulaan dengan baik akan mengalami kesulitan dalam memahami informasi
informasi berbagai ilmu pengetahuan yang disajikan dalam buku pelajaran,
bahan-bahan pembelajaran dan sumber-sumber pembelajaran tertulis. Selain itu
anak yang tidak dapat menguasai keterampilan membaca permulaan dengan baik
kemajuan belajarnya juga lamban dibandingkan dengan teman-temannya yang
tidak mengalami kesulitan belajar.
Kemampuan membaca permulaan diajarkan kepada siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan membaca permulaan memerlukan
perhatian guru sebab jika dasarnya tidak kuat, tahap berikutnya akan mengalami
kesulitan, khususnya bagi guru kelas rendah. Guru kelas rendah (kelas I dan II)
harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengajarkan membaca permulaan
kepada siswa, sehingga ketika siswa masuk di kelas III, tidak terjadi kasus yang
tidak diinginka, seperti siswa kurang lancar membaca suatu kalimat.Peranan guru
kelas I memegang peranan penting dalam bidang pengajaran Bahasa Indonesia
khususnya membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak
dini maka anak akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Kemampuan
membaca menjadi dasar yang utama tidak saja bagi pengajaran Bahasa Indonesia
sendiri, akan tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran lain.
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan di sekolah belum
memanfaatkan media pembelajaran sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian perlu pemanfaatan media pembelajaran agar siswa mudah
menangkap dan mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu media pembelajaran
yang dapat digunakan adalah media gambar. Media gambar ini menarik bagi
siswa karena dari media tersebut banyak tema yang dapat dipilih untuk
dikembangkan dan semua siswa memperoleh kesempatan yang sama selain itu
mereka mendapatkan pengalaman yang berharga dan secara tidak langsung dapat
meningkatkan minat mereka terhadap pembelajaran membaca.Maka disinilah
6
peran seorang guru harus pandai dalam memilih penggunaan media yang tepat
dalam sebuah pembelajaran, yaitu suatu pembelajaran pembelajaran yang mampu
meningkatkan pemahaman membaca permulaan bagi peserta didik.
Menurut Wahyuning (2015:59) Metode global adalah metode yang
melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan, dimana metode global mengajarakan
dari tingkatan berbagaiteks dan menggunakan gambar supaya peserta didik dapat
memahami dengan mudah isi bacaan yang ada dalam teks tersebut.
Berdasarkan teori tersebut metode global adalah metode yang menarik karena
metode tersebut disertaidengan gambar yang sesuai pembahasan.Pada metode
global diajarkan mulai dengan melihat gambar setelah itu peserta didik dapat
menguraikan kalimat dengan kata-kata kemudian kata-kata tersebut dirubah
menjadi suku kata lalu suku kata tersebut di rubah menjadi huruf-huruf.
Kelebihan metode global adalah peserta didikcepat memahami dalam
membacakarena dengan bantuan gambar yang membuatpeserta didikkelas 1
sekolah dasar menjadi lebih mudah dalam membaca yang memiliki kesulitan
membaca karena dengan menggunakan metode global peserta didik mengerti kata
dengan menggunakn metode gambar.
Siswa kelas 1 SD Negeri 00I Bangko Kanan mengalami beberapa
kesulitan dalam belajar membaca di karenakan metode pembelajaran yang kurang
pas di gunakan serta kurang nya media pembelajaran yang memadai.sedangkan
siswa yang tidak mampu membaca dan menulis dengan baik akan mengalami
kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Selain itu, siswa juga akan mengalami kesulitan menangkap dan memahami
informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran. Hal ini akan berdampak
pada kemajuan belajarnya, sehingga menjadi lamban jika dibandingkan dengan
teman yang lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis bermaksud
melakukan Penelitian dan Perbaikan pembelajaran menggunakan metode
7
global pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi belajar membaca
permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 00I Bangko Kanan Tahun Ajaran 2022/2023.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi
masalah yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya perhatian dan minat siswa terhadap materi ketika pembelajaran
berlangsung.
b. Kesulitan dalam mengenal bentuk dan bunyi huruf
c. Guru tidak menguasai kelas
d. Pembelajaran monoton
2. Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka analisis masalah
yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
b. Metode pembelajaran yang di gunakan tidak menarik .
c. Guru tidak menguasai kelas
3. Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dengan menggunakan metode global dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi belajar membaca
permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 001 Bangko Kanan Tahun Ajaran 2022/2023.
B. Rumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan metode Global dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
belajar membaca permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 00I Bangko Kanan
8
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Mendeskripsikan cara meningkatkan kualitas pembelajaran serta
membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di
sekolah. mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang
diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi belajar membaca
permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 001 Bangko Kanan Tahun Ajaran 2022/2023
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, dengan jalan
perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis, serta pengembangan
bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian perilaku.
d. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan menongkatkan kemampuan
manusia denagan berbagai media komunikasi, serta penyajian informasi dan data
secara lebih konkrit.
3. Beberapa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa Negara
c. Memahami bahasa indonesia serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan
d. Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
11
kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan ke dalam bentuk lisanMenurut
Bialystok (Dalam Dardjowidjojo, 2010) Kemampuan membaca permulaan sering
disebut membaca lugas atau membaca dalam tingkat awal.
Kegiatan dalam tingkat ini belum sampai pada pemahaman secara
kompleks. Materi yang dibaca masih sangat sederhana, masih terdiri dari suku
kata dan belum pada membaca kalimat panjang. Membaca merupakan aktivitas
kognitif melalui rangsangan yang berupa huruf dan tanda-tanda baca lainnya yang
diterima oleh indera reseptor visual (mata) untuk kemudian dilanjutkan ke otak
dan selanjutnya diberikan tafsiran atau makna (Surya, 2015).Kemampuan adalah
kecakapan individu dalam menguasai tugas yang diberikan. Kemampuan
merupakan proses pembelajaran yang mendukung perkembangan anak.
Dalam depdiknas (2006) dijelaskan, kegiatan membaca di sekolah dasar
ada dua tahapan. Pertama, belajar membaca yang diberikan pada tahun-tahun
pertama sekolah dasar (kelas 1, 2, dan 3) yang dikenal dengan sebutan membaca
permulaan. Kedua adalah membaca untuk pemahaman atau membaca lanjut yang
perlu dikuasai oleh anak-anak di kelas atas (kelas 4, 5, dan 6). Membaca
permulaan merupakan tahapan proses belajar bagi siswa sekolah dasar kelas awal.
Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik- teknik
membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik.
Kegiatan membaca masuk dalam lingkup perkembangan bahasa
keaksaraan (Permendiknas No 58 Tahun 2009). Di sini anak akan belajar untuk
mengenal simbol-simbol huruf, menyebutkan nama benda yang suara huruf
awalnya sama, menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama,
memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf dengan membaca gambar
atau menghubungkan tulisan dengan simbol, serta membaca dan menulis namanya
sendiri dengan lengkap.
Masri Sareb Putra mengatakan bahwa membaca permulaan menekankan
pengkondisian anak untuk masuk dan mengenal bacaan sehingga belum sampai
pada pemahaman yang mendalam pada materi bacaan. Membaca permulaan
adalah suatu kesatuan kegiatan yang terpadu mencakup beberapa kegiatan seperti
mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya,
12
serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.
Dalam Depdiknas (2006) siswa dikategorikan mampu membaca
permulaan jika :
a) Siswa mampu membedakan bentuk-bentuk huruf.
b) Siswa bisa mengenali suatu gambar dan huruf, suku kata, dan kata yang
merangkai nama dari gambar tersebut.
c) Siswa tidak merasa kesulitan untuk belajar membaca permulaan.
d) Kemampuan membaca permulaan siswa makin meningkat
2. Tahap Perkembangan Membaca Permulaan
Anak dapat berbahasa melalui beberapa tahap. Secara umum proses
perkembangan bahasa anak dibagi ke dalam beberapa rentang usia, yang masing-
masing menunjukkan ciri-ciri tersendiri. Menurut Guntur (Ahmad Susanto 2011:
75) menyatakan bahwa tahap perkembangan bahasa anak sebagai berikut:
a) Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahun ini terdiri dari:
1) Tahap meraba-1 (pralinguistik pertama). Tahap ini dimulai dari anak lahir sampai
anak usia enam bulan, pada masa ini anak sudah mulai tertawa, menangis, dan
menjerit.
2) Tahap meraba-2 (pralinguistik kedua). Pada tahap ini anak mulai menggunakan
kata, tetapi masih kata yang belum ada maknanya dari bulan ke-6 hingga 1 tahun.
b) Tahap II; (linguistik). Tahap ini terdiri dari tahap I dan II, yaitu:
1) Tahap-1 holafrastik (1tahun), pada tahap ini anak mulai menyatakan makna
keseluruhan kalimat dalam satuan kata. Perbendaharaan kata yang dimiliki anak
kurang lebih 50 kosa kata.
2) Tahap-2; frase (1-2), pada tahap ini anak dapat mengucapkan dua kata,
perbendaharaan anak anak sampai dengan rentang 50-100 kosa kata.
c) Tahap III; (pengembangan tata bahasa, yaitu anak prasekolah dasar 3, 4, 5
tahun). Pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat. Dilihat dari aspek
perkembangan tata bahasa seperti: S-P-O, anak dapat memperpanjang kata
menjadi suatu kalimat.
3. Aspek-Aspek dalam membaca
Broughton, dkk (1978) mengemukakan bahwa terdapat dua aspek penting
13
dalammembaca(dalam Tarigan, 2013) yaitu :
1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yangdapat dianggap
berada pada urutan yang lebih rendah (lowerorder), yaitu: pengenalan bentuk
huruf, pengenalan unsur-unsur linguistic (fonem, kata, frase, pola klausa, kalimat,
dan lain-lain),kemampuan menyuarakan bahasa tertulis, serta kecepatan membaca
ke taraf lambat
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi(higherorder), Yaitu: memahami
pengertian
sederhana(leksikal, gramatikal, retorikal), memahami signifikansi ataumakna
(maksud dan tujuan pengarang,relevansi atau keadaankebudayaannya reaksi
pembaca), evaluasi atau penilaian(isi,bentuk), sertakecepatan membaca yang
fleksibel yang mudahdisesuaikan dengan keadaan.
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kemampuan membaca
Menurut Farida Rahim (2005: 16), mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan membaca adalah sebagai berikut.
a. Faktor Fisiologis Faktor fisiologi meliputi kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Menurut beberapa ahli, keterbatasan neurologis
seperti cacat otak dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor
yang dapat menyebabkan peserta didik tidak berhasil dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman mereka.
b. Faktor Intelektual Terdapat hubungan positif antara kecerdasan yang
diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial membaca tetapi
tidak semua siswa yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi menjadi
pembaca yang baik.
c. Faktor Lingkungan Lingkungan yang meliputi latar belakang dan pengalaman
peserta didik mempengaruhi kemampuan membacanya. Peserta didik tidak akan
menemukan kendala yang berarti dalam membaca jika mereka tumbuh dan
berkembang di dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan
cinta kasih, memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan mereka dengan rasa
harga diri yang tinggi.
14
d. Faktor sosial ekonomi siswa Status sosial ekonomi siswa mempengaruhi
kemampuan verbal siswa. Hal ini dikarenakan jika peserta didik tinggal dengan
keluarga yang berada dalam taraf sosial ekonomi yang tinggi kemampuan verbal mereka
juga akan tinggi. Hal ini didukung dengan fasilitan yang diberikan oleh orang tuanya
yang berada pada taraf sosial ekonomi tinggi. Lain halnya peserta didik yang tinggal di
keluarga yang sosial ekonomi rendah. Orangtua mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan
anaknya dan anaknya cenderung kurang percaya diri.
e. Faktor Psikologis Faktor psikologis meliputi motivasi, minat, dan kematangan
sosial,emosi, serta penyesuaian diri .
C. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan Guru pintar untuk
mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur yang dilakukan oleh
guru atau pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Pendapat lain
juga mengatakan bahwa learning methods merupakan sebuah strategi atau taktik
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang diaplikasi
tenaga pendidik agar tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan bisa tercapai
dengan baik.
Seorang guru memang sebaiknya harus menggunakan metode
pembelajaran atau learning methods yang tepat agar tercipta proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu siswa juga bisa belajar dengan baik
karena learning methods yang digunakan oleh guru menjadikan penyampaian
materi menjadi lebih menarik dan bagus. Untuk itulah seorang guru perlu
mengenal learning methods untuk mendukung ketercapaian tujuan belajar
mengajar. Dalam memilih metode pembelajaran yang tepat maka seorang guru
harus terlebih dahulu mengenali karakteristik peserta didik. Selain itu, seorang
guru harus mampu menggunakan metode berbeda untuk setiap kelas sesuai
dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik di dalam kelas.
D. Metode Global
Metode global adalah salah satu cara mengajar membaca permulaan
15
dimana anak dikenalkan kalimat secara utuh kemudian dikaji menjadi lebih rinci
berbentuk suku kata, kemudian suku kata dikaji lagi ke dalam huruf.
Purwanto (1997: 32) pengertian dari metode global yakni sebuah metode
yang memandang sesuatu sebagai keseluruhan, proses pembelajarannya anak
membaca kalimat secara utuh. Metode global ini berlandaskan pada pendekatan
kalimat.
Tarigan (2005: 5) menyebutkan bahwa metode global juga merupakan
metode kalimat. Karena tahapan pembelajaran membacanya diawali dengan
penyampaian beberapa kalimat secara global atau utuh. Kemudian dalam proses
pengenalan kalimat umumnya memakai gambar, yang mana gambar tersebut
dituliskan kalimat yang merujuk makna gambar.
Depdikbud (1994: 5) menjelaskan metode global memulai pengajaran
membaca permulaan yakni dengan membaca kalimat keseluruhan yang biasanya
ada di bawah gambar, lalu membaca kalimat tanpa gambar, selanjutnya mengurai
kalimat menjadi kata, mengurai kata menjadi suku kata, dan kemudian
menguraikan suku kata menjadi huruf. Sebagian orang mengistilahkan metode
global dengan metode kalimat. Dikatakan demikian, karena alur proses
pembelajaran membaca yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan
penyajian beberapa kalimat secara global.
Untuk membantu pengenalan kalimat yang dimaksud, biasanya digunakan
gambar. dibawah gambar tersebut, dituliskan sebuah kalimat yang kira-kira
merujuk pada makna gambar yang dimaksud.Gambar berfungsi untuk menarik
perhatian dan memberikan stimulus untuk membuat bacaan. Selain itu, gambar
juga berfungsi untuk merangsang percakapan, mendidik sifat kritis pada anak,
memperkenalkan kata-kata baru dan menyajikan pola- pola kalimat. Metode
global juga dapat diartikan sebagai metode yang berlandaskan pada pendekatan
kalimat. Berdasarkan penjelasan tersebut, ada hubungan yang signifikan antara
keterampilan membaca permulaan dengan metode global, karena metode ini
merupakan salah satu metode yang dapat dikembangkan agar siswa mengenal
huruf-huruf secara keseluruhan dalam satuan kalimat dan membacanya dengan
perasaan gembira, disertai gambar.
16
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa
membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: Ini Nani
2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /Nani/
3) Menguraikan kata-kata menjadisuku kata: i – ni - na – ni
4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i-n-i - n- a-n-i
Sebagai variasi guru dapat menggunakan kartu-kartu kata untuk menguraikan
kalimat dan menempelnya di papan tulis atau tempat lain yang lebih menarik.
Kelebihan metode global adalah :
a. Menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman
bahasa siswa yang selaras dengan situasi lingkungannya.
b. Menuntun siswa untuk berfikir analitis dengan cara membiasakannya ke arah
pendekatan bahasa adalah sebuah struktur, struktur terorganisasikan atas unsur-
unsur secara teratur, kehidupan merupakan struktur yang terdiri dari bagian- bagian
yang tersusun secara teratur.
c. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa, siswa lebih mudah
mengikuti prosedur pembelajaran dan cepat menguasai keterampilan membaca
pada kesempatan berikutnya
Kelemahan metode global adalah :
a. Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk melaksankan metode ini, yang
terkadang sulit bagi sekolah-sekolah tertentu.
b. Penggunaan metode global mempunyai kesan bahwa guru harus kreatif, terampil
dan sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sulit bagi kondisi guru dewasa ini.
c. Metode global hanya dapat dikembangkan pada masyarakat pembelajar di kota-
kota dan tidak dipedesaan yang terpencil.
d. Agak sukar menganjurkan kepada para guru untuk menerapkan metode ini dalam
proses belajar mengajar, karena memerlukan waktu yang banyak
dan kreativitas.
17
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Action
Research (CAR) Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan
ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang
dapat diterapkan.
1) Penelitian adalah menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
18
minat dan penting bagi peneliti.
2) Tindakan adalah menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
kegiatan untuk siswa.
3) Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu cara memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme guru, karena guru merupakan orang paling tahu
segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran.Praktik Penelitian Tindakan kelas
dapat dilakukan secara efektif oleh guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran tanpa harus meninggalkan tugas utamanya mengajar. Praktik
Penelitian Tindakan kelas yang dilakukan secara logis dan sistematis, serta jujur
dalam pelaporanya akan menjadi masukan yang sangat berharga untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran yang secara langsung akan
berdampak terhadap perbaikan manajemen sekolah secara keseluruhan.
Berdasarkan jenis penelitian sebagaimana dipaparkan sebelumnya,
rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah menggunakan model PTK
Kemmis & Mc. Taggart yang tampak masih begitu dekat dengan model yang
dperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam satu siklus
atau putaran terdiri dari empat komponen seperti halnya yang dilakukan oleh Kurt
Lewin. Keempat komponen tersebut meliputi:
a. Perencanaan (plan).
b. Melaksanakan tindakan (act),
c. Melaksanakan pengamatan (observe)
d. Mengadakan refleksi / analisis (reflection).
Sehingga penelitian ini merupakan proses siklus spiral, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan untuk modifikas perencanaan,
dan refleksi. Penelitian ini juga merupakan penelitian individual.
19
C. Deskripsi Per-Siklus
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada Matapelajaran Bahasa Indonesia dengan
Materi Membaca permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 00I Bangko Kanan
Kecamatan Bangko Pusako Kecamatan Rokan Hilir dilaksanakan dalam 2 Siklus
pembelajaran yang meliputi kegiatan .
- Perencanaan
- Tindakan / Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahap tindakan ini peneliti melakukan tahap untuk menerapkan pembelajaran
yang disesuakan dengan RPP yang telah dibuat yakni pembelajara Bahasa
Indonesia yaitu membaca dan menulis permulaan dengan metode global.
- Pengamatan / Observasi
- Refleksi.
Berikut adalah deskripsi dari setiap prosedur kegiatan :
1) Perencanaan
Pada pelaksanaan Siklus I (pertama) yang didasarkan pada identifikasi penyebab
masalah pada pembelajaran Siklus I (pertama)
dimana guru, rekan sejawat dan supervisor yang selanjutnya
disebut tim peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :
- Pembuatan RPP Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan metode global pada
pembelajaran berlangsung
Membuat power point untuk menunjukkan gambar atau unsur-unsur yang baru
yang ada disekitar siswa
- mempersiapkan lembar kerja kelompok yang dikerjakan dalam satu kelompok
yang beranggotakan kurang lebih 5 siswa.
- Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrument
pengumpul data. Sedangkan pada rencana tindakan Siklus II yang dirumuskan
berdasarkan refleksi dari Siklus I (pertama) peneliti melakukan kegiatan sebagai
berikut :
- Melakukan review dan re-planning rancangan pembelajaran dimana pada Siklus I
20
(pertama) terfokus kegiatan belajarnya terletak pada menghafal abjad
- Menggembangkan Lembar Kerja Siswa.
- Mengembangkan instrumen observasi.
2) Pelaksanaan/Tindakan
Pada pelaksanaan kegiatan Siklus I (pertama), rincian kegiatan yang dilakukan
peneliti, rekan sejawat dan supervisor ialah :
- Sehari sebelum pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1 peneliti
terlebih dahulu melakukan simulasi pembelajaran.
- Melaksanakan perbaikan pembelajaran di kelas yang sesuai langkah- langkah
pada perencanaan perbaikan pembelajaran.
Secara garis besar prosedur pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut :
- Mengajukan pertanyaan eksploratif/probing kepada siswa untuk menggali
pemahaman mereka tentang pemahaman abjad A-Z.
- Mengenalkan terlebih dahulu konsep menghapal Abjad A-Z
- Membimbing siswa untuk membaca kata yang ada di gambar
- Rekan sejawat dan supervisor di belakang kelas melakukan pengamatan.
3) Observasi
Dalam tahap observasi ini dilakukan pengamatan tentang proses kegiatan
pembelajaran dengan metode global, hal-hal yang diamati oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
- Siswa yang dapat membaca kata meningkat keterampilannya sebanyak 18 siswa
(65%) dan siswa yang belum mengalami peningkatan sebanyak 9 siswa (35%).
- kesulitan siswa dalam mengeja dan menuliskan permulan.
- pengamatan mengenai minat siswa dalam pembelajaran membaca dan menulis
permulaan.
- pengamatan mengenai pengutan siswa dalam penguasaan kata maupun huruf
4) Refleksi
Setelah melakukan serangkaian kegita Perbaikan Pembelajaran pada siklus I,
hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:
- Hasil post test menunjukkan hanya 65% siswa yang meningkat
- Hasil lembar kerja kelompok dalam tes keterampila dalam menulis permulaan,
siswa meningkat hanya memiliki presetasi 65%.
21
- Peneliti masih menemukan siswa yng kurang terampil dalam membaca dan
menuliskan permulaan
- Minat membaca dan menulis sudah terlihat, tetapi belum sepenuhnya karena
masih ada siswa yang kurng terampil dalam mengucapkan lafal dalam membaca
dan menuliskan
- Penguasaan huruf masih minim.
Pada Siklus II (kedua) garis besar prosedur pelaksanaan
perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. perencanaan yang diperbaiki adalah:
- pembuatan RPP Bahasa Indonesia dengan materi membaca dan menulis
permulaan yang menggunakan metode global
- pembuatan power point untuk siswa yang berisika berbagai gambar-gambar baru
- persiapa soal post-test
- mempersiapkan lembar kerja siswa untuk dikerjakan dalam satu kelompok yang
terdiri dari 5 siswa secara heterogen untuk menuliskan permulan pada lembar
yang telah disediakan ole peneliti mengenai gambar yang akan dibacakan dn
menuliskan permulaan
- peneliti mempersiapkan rewrd untuk kelompok yang bisa menjawab lembar kerja
yang paling benar dan cepat
- peneliti mempersiapkan lembar observasi terhadap minat siswa terhadap
keterampilan membaca dan menulis permulaan.
- Meminta siswa menyebutkan huruf Vokal sesuai pengetahuan awal mereka.
- Guru Mendemontrasikan menjodohkan gambar dengan tulisan yang sesuai.
- Meminta siswa membaca nyaring kata yang terbentuk pada power point.
- Memberikan penguatan materi pembelajaran.
b. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan,rekan sejawat dan supervisor mengamati peneliti
dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran dan mengamati prilaku siswa pada
proses pembelajaran dengan menggunakan instrument lembar observasi
(terlampir).Selain intrumen observasi, tim peneliti akan menjadikan hasil
penelitian siswa dalam soal dan pengamatan kerja kelompok sebagai bahan
22
refleksi.
c. Observasi
Dalam tahap observasi pada siklus II ini dilakukanya pengamatan tentang dimana
proses kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode global. Hal-hal
yang telah diamati oleh peneliti adalah sebagai berikut:
- Siswa yang dapat membaca kata meningkat keterampilannya sebanyak 24 siswa
(90%) dan siswa yang belum mengalami peningkatan sebanyak 3 siswa (10%).
kesulitan siswa dalam mengeja dan menuliskan permulan.
- Penurunan kesalahan pada saat menuliskan permulaan, dan
melafalkan bunyi bahasa pada saat membaca
- Meningkatnya minat siswa dlam kegiata pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya pada materi membaca permulaan.
- meningkatnya penguasaan huruf vokal maupun konsonan.
d. Refleksi
- Keterampilan membaca dan menulis permulaan dikatakan meningkat berdasarkan
hasil presentasi yang sudah dibuat.
- Penguasaan dalam melafalan huruf, bunyi bahasa, melafalkan kata, menuliskan
dengan baik dan benar siswa memenuhi indikator yang telah dibuat peneliti
sehingga metode global bisa dibilang berhasil dalam meningkatkan keterampilan
membaca dan menulis permulaan.
- Meningkatnya minat siswa dlam kegiata pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya pada materi membaca dan menulis permulaan.
23
- Metode pembelajaran sangat membantu siswa untuk lebih
memahami dan menghapal huruf dan kata.
- Metode Global yang di gunakan cukup komunikatif dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
pada Siklus II (kedua) berdasar kanhasil observasi yang dilakukan rekan sejawat
dan supervisor,didapati kekuatan-kekuatan perbaikan pembelajaran Siklus II
(kedua) antara lain :
- Penjelasan guru menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
- Contoh dan latihan disampaikan relevan dengan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
- Sistematika penyajian terurut dengan baik.
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
25
Rata- Rata Nilai Siswa rumus rata-rata adalah :
x=∑x
N
Keterangan :
x = nilai rata-rata
N = jumlah siswa (aspek penilaian)
∑ x = jumlah nilai
Dari analisis hasil tes formatif pra siklus dan gambar tabel di atas dalam
pembelajran Bahasa Indonesia tentang materi membaca permulaan nilai rata-rata
kelas yaitu 6 1 , 7 6 , Hasil data siswa yang memperoleh nilai ≤ 70 keatas
sebanyak 6 orang, dengan persentase 35,29%.dengan jumlah siswa yang tuntas
yaitu berjumlah 6 orang dengan persentase 35,29% dari jumlah siswa keseluruhan
yang berjumlah 17 orang siswa.Hasil tersebut belum mencapai standar ketuntasan
belajar secara klasikal atau metode ceramah, maka peneliti akan melakukan
rencana perbaikan pembelajaran Siklus I dengan mengunakan metode global pada
Matapelajaran Bahasa Indonesia dikelas I SD Negeri 001 Bangko Kanan
Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hiliri
b. Siklus I
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin,05 April 2023
a) Perencanaan.
Tahap ini diawali dengan kegiatan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah
sehingga diperoleh permasalahan. Adapun perencanaan yang akan disusun pada
kegiatan ini meliputi :
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Menyusun lembar pengamatan guru dan siswa.
Menyiapkan media yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran.
Membuat alat evaluasi berupa tes dan kunci jawabannya
b) Pelaksanaan Tindakan.
Kegiatan yang dilakuan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sesuai
26
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Langkah – langkah pembelajaran pada siklus I sebagai berikut :
1) Kegiatan awal
Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan Membaca Doa
(Orientasi)
Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan dipelajari dan
diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik (Apersepsi)
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
2) Kegiatan Inti
Menyiapkan gambar huruf sebagai media pembelajaran
Peserta didik memperhatikan tentang penjelasan guru huruf vocal
Peserta didik menyebutkan huruf vokal yang telah di jelaskan oleh guru
(a,i,u,e,o)
Peserta didik menunjukan huruf vokal sesuai intruksi guru
Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru
Peserta didik membentuk huruf vokal dengan media huruf tiga dimensi dengan
mengunakan malam
3) Kegiatan Penutup
Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama
sehariIntegritas
Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat nya
tentang pembelajaran yang telah diikuti.
Memberikan tugas di rumah
Melakukan penilaian hasil belajar
Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius.
4) Observasi
Pada pelaksanan siklus I dilaksanakan pengamatan terhadap kegiatan aktivitas
27
guru dan siswa yang sedang berlangsung dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah dibuat. Pengamat memberikan tanda (√ ) terhadap aspek
yang diamati.Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan oleh teman sejawat terhadap proses pembelajaran
yang dilakukan oleh Guru dan Siswa pada Siklus I di peroleh data-data sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Belajar Siklus I
Ketuntasan
No NISN Nama Nilai Belum
Tuntas Tuntas
1 0144813055 Arkan Fitraditiya 90
2 3154678651 Aura Fatimah 70
3 0157812289 Azizah Cahaya 80
4 3146321025 Bayu Pratama 80
5 3159347202 Dedek Permata Sari 80
6 0142617080 Dyan Azzarani 60
7 3143479032 Faramida 60
8 0141110363 Govin Diandra 60
9 0154672280 Jufrizal 80
10 3146573548 Juwita Zahra 80
11 3154876679 Khansa Umniyah 60
12 0144938781 M. Habib Alhabsy 80
13 3157910365 Muhammad Azizan 60
14 3153457631 Mutiara Ramadhani 70
15 3156855881 Naufal Afkar 90
16 3144920201 Nur Fahira 60
17 0158851824 Nuri Aprilia 90
Jumlah Nilai 1250
Nilai Rata-rata 73,53
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 90
28
Tabel 4.3
Indikator Hasil Belajar Siklus I
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 60
2 Nilai tertinggi 90
3 Jumlah Nilai 1250
4 Nilai rata-rata 73,53
5 Banyaknya siswa dengan nilai > 75 10
6 Banyaknya siswa dengan nilai < 75 7
7 Prosentase siswa dengan nilai > 70 58,83 %
8 Prosentase siswa dengan nilai < 70 41,17 %
Dari analisis hasil tes formatif siklus I dan gambar tabel di atas dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca permulaan nilai rata-rata kelas
73,53. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 7 siswa (41,17 %),
dan yang tuntas ada 10 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar mencapai
58,83%.Hal ini menunjukkan bahwa hasil prestasi siswa sudah ada kemajuan atau
peningkatan prestasi siswa, akan tetapi masih perlu ditingkatkan agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca permulaan yang
diajarkan oleh guru. Maka peneliti masih perlu segera mengambil langkah untuk
memperbaiki pembelajaran tersebut, agar siswa dapat memahami materi sesuai
dengan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.
5) Refleksi siklus I.
Hasil refleksi analisis data siswa yang memperoleh nilai nilai ≤ 70 sebanyak 6
orang pada kegiatan Prasiklus meningkat jumlahnya menjadi 10 orang dengan
persentase ketuntasan 58,8 %. Hal ini belum mencapai ketuntasan secara klasikal
maka peneliti harus memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu
perbaikan pembelajaran siklus II.
c. Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari kamis,11 April 2023
dengan objek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri 00I Bangko Kanan
29
Kecamatan Bangko Pusako tahun ajaran 2022/2023.dengan dibantu teman sejawat
yang bertindak sebagai observer / pengamat pelaksanaan perbaikan pembelajaran
sesuai dengan rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada
akhir pembelajaran, peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui
tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran disajikan pada tabel di
bawah ini.
30
Tabel 4.8
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 60
2 Nilai tertinggi 100
3 Jumlah Nilai 1470
4 Nilai rata-rata 86,47
5 Banyaknya siswa dengan nilai > 75 15
6 Banyaknya siswa dengan nilai < 75 2
7 Prosentase siswa dengan nilai > 75 88,24%
8 Prosentase siswa dengan nilai < 75 11,76%
31
Dalam hal ini peneliti berusaha memecahkan permasalahan dari pra siklus
nilai rata- rata 61,76, siklus I rata-rata 73,53 dan pada siklus II naik menjadi 86,47
maka metode Global dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi
membaca permulaan meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 00I
Bangko Kanan kecamatan Bangko Pusako tahun ajaran 2022/2023.sehingga siswa
dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
32
BAB V
A. Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran Bahasa
Indonesia melalui perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan pembelajaran
siklus II dengan materi membaca permulaan di kelas I SD Negeri 00I Bangko
Kanan kecamatan Bangko Pusako dapat disimpulkan seperti berikut. perbaikkan
pembelajaran dimana pada pra siklus siswa yang tuntas berjumlah 6 orang dengan
persentase 35,29%, pda siklus I menjadi 10 orang yang tuntas dengan persentase
58,83%, siklus II meningkat lagi 15 siswa yang tuntas dengan persentase sebesar
88,24% ini sudah dikatakan tuntas karena menurut Depdiknas (2006) bahwa
pembelajaran dikatakan tuntas apabila secara klasikal siswa yang mendapat nilai 7
keatas mencapai 85 %.
33
2. Untuk Pihak Sekolah
a. Pihak sekolah dan instansi terkait harus sering memberikan bimbingan dan
motivasi kepada para pendidik untuk meningkatkan keprofesialannya
b. Pengadaan sumber dan media pembelajaran yang memadai sebagai bahan
penunjang dalam kegiatan pembelajaran
3. Untuk Siswa
a. Siswa mesti bersifat kritis dan tanggap dalam mengikuti pembelajaran
b. Siswa tidak hanya senantiasa menerima transfer ilmu dari guru,
melainkan siswa harus lebih aktif dan fokus dalam kegiatan pembelajaran
34
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1
35
B. KOMPETENSI DASAR (KD) Bahasa Indonesia
3.1 Membaca huruf vokal
Indikator:
3.1.2 Menyebutkan huruf vokal
3.1.4 Menunjukan huruf vocal
4.1.6 Menulis huruf vocal
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati gambar peserta didik mampu menyebutkan huruf vocal
dengan benar
2. Setelah mengamati gambar peserta didik mampu menunjukkan huruf vocal
dengan benar
3. Peserta didik mampu menulis huruf vocal dengan tepat
D. METODE PEMBELAJARAN
Metode : Ceramah
F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
◾ Buku Bahasa Indonesia Kelas I
◾ Gambar huruf Vokal
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
36
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
GURU SISWA
38
Daftar Pustaka
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2013)
http://ernipanca.blogspot.co.id/ 2014/10/penelitian-tindakan-kelas.html
(online) diakses 19/05/2023
http://irawatiardi.blogspot.com/2015/03/karakteristik-ptk-penelitian-
tindakan.html (Online) diakses 20/05/2023
39
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-
kelas-part-ii/(Online) diakses 20/05/2023
https://skripsiiug.blogspot.com/2018/12/contoh-pendekatan-rani-untuk-
pendidikan.html (online) di akses 20/05/2023
40