Anda di halaman 1dari 44

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING

BERBANTUAN AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR


IPS DI KELAS VI SDN 16 BUNGKU

TESIS

OLEH:

WAHYUDIN S. AMIN
STAMBUK : 322 22 019

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER PENDIDIKAN IPS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

i
DAFTAR ISI

Judul..........................................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
Daftar isi....................................................................................................................iii

Bab I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................7
1.4 Kegunaan dan Manfaat Penelitian...............................................................8
Bab II. Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................................10


2.2 Kajian Pustaka............................................................................................14
2.3 Kerangka Pikir............................................................................................31
Bab III. Metode Penelitian

3.1 Tipe Penelitian............................................................................................32


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................32
3.3 Jenis data dan Sumber Data........................................................................32
3.4 Defenisi Operasional Variabel....................................................................34
3.5 Analisis Data...............................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Belajar UTS IPS Siswa Kelas VI Tahun Pelajaran 2020-2023..........3

iii
1

BAB I.
PENDALUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Yahya (2018) Kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara

dapat dilihat dari perkembangan pendidikan. Pendidikan tak lain sebagai lembaga

dan usaha pembangunan bangsa dan watak bangsa. Pada hakekatnya pendidikan

adalah pengaruh, bimbingan, arahan agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki

kepribadian yang utuh dan matang.

Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

pendidikan menengah. Adapun tujuan pendidikan di sekolah dasar adalah untuk

memperoleh pendidikan dari guru yang memberi pelajaran, meningkatkan potensi

belajar serta mengetahu sejauh mana tingkat disiplin belajar peserta didik di

sekolah.

Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat peserta didik

belajar, yaitu terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang belajar,

dimana perubahan itu dengan didapatnya kemampuan baru yang berlaku dalam

waktu yang relatif lama. Dalam proses pembelajaran guru mengajarkan beberapa

mata pelajaran kepada peserta didik. Mata pelajaran adalah pelajaran yang harus

diajarkan (dipelajari) untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan. Salah satu mata

pelajaran itu adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). di sekolah dasar merupakan salah satu
Program pengajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik

agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan yang selalu

berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional,

kritis, cermat, jujur dan efektif dan juga mempersiapkan peserta didik agar

menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari

dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Mahendra (2019) menyatakan bahwa communication (komunikasi)

merupakan keahlian yang tidak dapat dihindari dan harus dimiliki oleh manusia

sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan untuk tetap berkomunikasi

sebagai bentuk interaksi dengan sesamanya. Interaksi dengan menggunakan

komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun non lisan (tulisan, bahasa tubuh,

dan sebagainya). Bentuk komunikasi utama yang dilakukan adalah komunikasi

lisan yang merupakan bentuk implementasi dari keterampilan berbicara yang

berdasarkan pada tingkat kemampuan seseorang untuk berbicara secara jelas, baik

dan benar. Sehingga pesan yang dibicarakan atau dikomunikasikan mampu

diterima dengan baik oleh pendengar. Maka dari itu, diharapkan siswa memiliki

keterampilan berbicara yang baik agar mampu berinteraksi di lingkungan

keluarga maupun sekolah dan masyarakat.

Untuk meningkatkan minat belajar IPS peserta didik, hendaknya pendidik

berupaya untuk membangkitkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran

IPS melalui inovasi-inovasi proses pembelajaran. Dimana pembelajaran yang

baik hendaknya berpusat pada peserta didik, maka mereka harus aktif, kreatif dan

2
inovatif, Guru sebagai pengajar harus mampu menjadi fasilitator bagi peserta

didiknya yaitu aktif dalam memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran, merumuska

tujuan dan memaknai kegiatan pembelajaran, hendaknya guru melaksanakan

evaluasi dan penilaian sehingga interaksi belajar mengajar berjalan dengan lancar

dan menyenangkan.

Dalam menyampaikan materi yang akan di ajarkan, guru sebaiknya

menggunakan strategi pembelajaran yang efektif dengan menerapakan model

pembelajaran yang tepat, memahami materi pembelajaran yang diberikan akan

lebih mudah dan proses belajar mengajar dapat dioptimalkan, sehingga memiliki

dampak positif ketika belajar di kelas dan mempengaruhi pembelajaran serta hasil

belajar peserta didik.

Salah satu hal terpenting dalam mencapai hasil belajar siswa adalah

melalui model pembelajaran. Demikian halnya di SDN 16 Bungku Kabupaten

Morowali,secara keseluruhan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

merupakan hasil belajar siswa sebagian masih kurang sesuai dengan harapan

yaitu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) yang telah ditentukan.

Tabel 1. Hasil Belajar UTS IPS Siswa Kelas VI Tahun Pelajaran 2020-2023

KKM Jumlah Tuntas Nilai Belum Tuntas Nilai


Siswa rata-rata rata-rata

70 21 6 Siswa 72.21 15 orang 64,48

Sumber: Arsip Sekolah 2022

3
Hal tersebut diperoleh dari observasi peneliti saat pada 13 Maret hingga

27 Maret 2023. Berdasarkan hasil observasi, kegiatan pembelajaran dilaksanakan

secara tatap muka. Dalam pembelajaran secara tatap muka, guru menggunakan

model konvensional dan ceramah sehingga pembelajaran kurang efektif , siswa

merasa kurang optimal dalam menguasai pembelajaran, dan mengakibatkan pada

hasil belajar siswa yang rendah. Hasil belajar siswa yang rendah dibuktikan

dengan rekapitulasi nilai harian siswa kelas VI di SDN 16 Bungku yakni

memperoleh nilai rata-Rata afektif, psikomotor dan kognitif yaitu 70, 60,60 dari

nilai KKM 70

Upaya untuk menaikkan hasil belajar diperlukan motivasi dan minat

belajar maka diperlukan metode pembelajaran yang efektif dan dapat

menyesuaikan dengan gaya belajar mereka yang berbeda-beda. Salah satunya

adalah model pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Berbantuan Audio Visual.

Menurut Isjoni, 1) pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar dengan

kelompok kecil, belajar dan bekerjasama untuk sampai kepada pengalaman

belajar, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok 2). Mind

mapping dapat menjadi salah satu alternative pembelajaran yang bisa mengatasi

masalah belajar peserta didik 3) mind mapping adalah teknik pemanfaatan

keseluruhan otak dengan menggunakan audio visual untuk membentuk kesan.

Dengan model pembelajaran kooperatif mind mapping ini mereka diberi

kesempatan untuk mengkontruksikan sendiri pemikirannya dan saling berbagi

4
ide-ide dengan teman kelompoknya tanpa mengandalkan informasi dari guru saja

serta dapat mempertimbangkan gagasan atau jawaban yang paling tepat.

Namun adanya kesenjangan antara harapan penerapan Kurikulum 2013

dengan fakta di lapangan yang ditunjukkan dengan hasil wawancara pada 13

Maret hingga 27 Maret 2023 dengan masing-masing guru yang mengajar di

kelas VI , diperoleh informasi tentang pengetahuan mata pelajaran IPS siswa

masih rendah. Bukti lain dari rendahnya kemampuan dalam melihat kondisi

geografis juga terlihat dari proses pembelajaran, masih sangat sedikit siswa yang

mampu menyampaikan pendapatnya dengan baik ketika selesai diberikan tugas

atau ketika ditanyakan mengenai penyelesaian sebuah masalah oleh guru. Siswa

masih banyak yang cenderung menunggu guru untuk menjelaskan.

Hasil wawancara tersebut didukung oleh hasil observasi penulis pada

tanggal 04 April 2023 hingga tanggal 24 April 2023, terlihat bahwa metode

mengajar dengan metode ceramah masih banyak digunakan oleh para guru saat

mengajar di kelas. Hal tersebut menunjukkan masih kurangnya kegiatan diskusi

antar siswa dan guru. Selain itu, dalam pembelajaran hanya memanfaatkan buku

tema serta papan tulis saja untuk membantu proses pembelajaran. Guru hanya

terpusat pada pemberian materi dengan cara menjelaskan langsung seluruh materi

pembelajaran kepada siswa kemudian dilanjutkan dengan penugasan secara

individu. Kemudian, ketika siswa mendapat kesempatan bertanya tentang materi

yang telah dibahas sebelumnya pada akhir proses belajar, tidak banyak siswa

5
yang mau bertanya. Hal lain juga cukup memprihatinkan adalah terdapat satu

kelas VI yang siswa-siswinya tidak mampu untuk menyampaikan gagasannya

atau bertanya kepada guru ketika diberikan kesempatan untuk bertanya atau

berbicara.

Model pembelajaran kooperatif Mind Mapping berbantuan audio visual

merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-

kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Setiap anggota saling

bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran dalam

menyelesaikan tugas kelompok Silviriyanti ( 2019). Model pembelajaran

Kooperatif Mind Mapping mampu yang mengarahkan dengan mudah dan cepat

memahami materi dan membentuk ide-ide baru, juga dapat mengakomodir semua

gaya belajar yaitu Visual Auditory Kinesthetic (VAK). Sehingga model ini cocok

untuk meningkatkan hasil belajar mereka terutama dalam ranah kognitif.

Pembelajaran yang berlangsung dapat mengarahkan mereka untuk meningkatkan

motivasi belajar, minat belajar, kreativitas, dan hasil belajar. Terlebih lagi sintaks

model pembelajaran Kooperatif Mind Mapping sesuai dengan indikator hasil

belajar IPS dalam ranah kognitif.

Hal ini sejalan dengan Isjoni(dalam Silviriyanti,2019),tujuan utama dalam

penerapan model belajar mengajar kooperatif adalah agar siswa dapat belajar

secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai

pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan

gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

6
Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis hendak melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Mind

Mipping Berbantuan Audio Visual Terhadap Hasil Belajar IPS Di Kelas VI SDN

16 Bungku”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas,

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif Mind Mipping berbantuan

Audio Visual terhadap hasil belajar IPS di Kelas VI SDN 16 Bungku

Kabupaten Morowali?

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran

kooperatif Mind Mipping berbantuan Audio Visual terhadap hasil belajar IPS di

Kelas VI SDN 16 Bungku?

3. Bagaimana respon peserta didik terhadap proses pembelajaran kooperatif tipe

Mind Mipping berbantuan Audio Visual terhadap hasil belajar IPS di Kelas VI

SDN 16 Bungku?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari

penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mipping berbantuan Audio Visual terhadap

hasil belajar IPS di Kelas VI SDN 16 Bungku.

7
2. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mipping berbantuan Audio Visual terhadap

hasil belajar IPS di Kelas VI SDN 16 Bungku.

3. Untuk mengetahui Respon Peserta didik terhadap proses pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mipping berbantuan Audio Visual terhadap hasil belajar

IPS di Kelas VI SDN 16 Bungku

1.4 Kegunaan dan Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diproleh dari penelitian:

a. Manfaat Teoretis

Dapat memberikan masukan berupa konsep-konsep, sebagai upaya

meningkatkan dan mengembangkan ilmu dalam bidang pendidikan dan Dapat

menjadi bahan pembelajaran untuk penelitian selanjutnya.

b. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar

IPS Siswa secara aktif dalam pembelajaran.

b. Bagi Guru

Menjadikan bahan acuan sekaligus menambah salah satu metode belajar

untuk diterapkan di kelas

c. Bagi Sekolah

8
Penelitian tersebut dimanfaatkan sebagai pengembangan bagi pihak

sekolah untuk lebih memperhatikan kinerja mengajar guru dalam upaya

peningkatan motivasi belaar dan hasil belajar IPS Siswa.

9
10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam Penelitian ini, peneliti berusaha mendapatkan informasi dari

penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya sebagai bahan perbandingan,

baik perbedaan maupun persamaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Anjas Rivaldi, Suhardi Marl dan Siti

Halidjah, Dengan judul penelitian Pengaruh Model Kooperatif Berbantuan

Audio Visual Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar Di Sekolah Dasar.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan model

kooperatif berbantuan media audio visual dalam pembelajaran IPS terhadap hasil

belajar siswa kelas V SDN 27 Pontianak Tenggara. Metode yang digunakan

adalah eksperimen dengan Desain Pra-Eksperimen dan desain kelompok kontrol

yang tidak setara. Populasi dari seluruh siswa dari dua kelas 54 orang. sampel

penelitian ini adalah mahasiswa VB kelas yang berjumlah 26 orang sebagai

kelas eksperimen dan kelas VA peserta didik sebagai kelas kontrol yang

berjumlah 28 orang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran dan

alat pengumpulan data adalah tes tertulis pilihan ganda. Berdasarkan analisis

data diperoleh hasil rata-rata post-test kelas eksperimen kelas adalah 80,04 dan

rata-rata post-test kontrol 74,07. Hasil uji hipotesis menggunakan uji-t (Polled
Variance) diperoleh t hitung = 2,993 sedangkan untuk degree of freedom

(28+26-2=52) dengan taraf signifikan α = 5% diperoleh t tabel = 1,676 yang

berarti t hitung > t tabel, Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh penerapan

model kooperatif pada media audio visual dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan

perhitungan effect size (ES) diperoleh ES =0,57 yang termasuk kriteria sedang.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lisana. (2022) yang berjudul

Mahendra, I. W. Ek. (2019). Pembelajaran dan Asesmen di Era Revolusi

Industri 4.0. Seminar Nasional Pada FPMIPA IKIP Saraswati Tabanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui hasil belajar

siswa yang dibelajarkan dengan metode mind Mapping cooperative model

pembelajaran lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran

konvensional di kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci. Penelitian ini menggunakan

desain kelompok statis.

Berdasarkan analisis data terkait, maka peneliti menemukan bahwa ada

pengaruh dimana hasil belajar matematika yang diajarkan dengan menerapkan

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping lebih baik dari pada hasil

belajar matematika yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung di

kelas IX SMP Negeri 17 Kerinci

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sifaul Janah dan Ela Suryani (2022)

yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solvingberbantuan Mind

Mapping Terhadap Pemahaman Konsepsiswa Kelas IV. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran mind Mapping berbantuan

11
problem solving terhadap pemahaman konsep energi siswa kelas IV SDN 02

Sukorejo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode

eksperimen dengan Non-Equivalent Control Group Design.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat rata-rata perbedaan

kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen, yang dilihat dari t hitung > t tabel = 2,440 > 2,009 dengan nilai sig.

(2-tailed) adalah 0,018 dimana nilai ini < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

Terdapat pengaruh model pembelajaran pemecahan masalah berbantuan

mind Mapping terhadap pemahaman konsep siswa, dilihat dari Fhitung=6,099

dengan taraf signifikansi 0,021 < 0,05, hasil uji regresi nilai R2 = 0,212 =

21,2%, maka model regresi ini dapat mempengaruhi variabel partisipasi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara model

pembelajaran problem solving berbantuan mind Mapping terhadap pemahaman

konsep siswa kelas IV.

Penelitian selanjutnya dilakukan Daryati dan Sunarti yang berjudul

Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPS Di Kelas VI SD Melalui Model

Pembelajaran Mind Mapping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar. Jenis

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam

tiga siklus, setiap siklus tiga kali pertemuan melalui tahapan perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI

12
SD Negeri Nglaris Bener Purworejo yang berjumlah 11 siswa yang terdiri dari 6

siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan observasi dan tes tertulis. Teknik analisis data dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif terhadap hasil

observasi dan teknik analisis kuantitatif terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan model

pembelajaran mind Mapping dapat meningkatkan kreativitas pembelajaran IPS

yaitu pada pra siklus 9,09%, siklus I 9,09%, siklus II 36,36%, dan siklus kedua.

siklus III 90,91%. Penerapan model pembelajaran mind Mapping dapat

meningkatkan hasil belajar IPS yaitu pada pra siklus 9,09%, siklus I 54,55%,

siklus II 72,73%, dan siklus III 81,82%.

Penelitian selanjutnya dilakukan Khaty Dian Situmorang, Reflina Sinaga,

Sumarlin Mangandar Marianus dan Darinda Sofia Tanjung yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Tema Lingkungan Sahabat Kita Kelas V Sdn 173417 Pollung Dan Sdn

173420 Pollung. Artikel ini membahas pengaruh penggunaan model

pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa pada tema lingkungan

sahabat kita kelas V SDN kecamatan Pollung tahun pembelajaran 2020/2021.

Penelitian pada artikel ini menggunakan metode deskriptif analitik.

Populasi melibatkan siswa kelas V SDN kecamatan Pollung yang terdiri

dari 2 sekolah yaitu SD Negeri 173417 dan SD Negeri 173420. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model Mind

13
Mapping termasuk kategori sangat baik dengan rata-rata 84,72. Hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa hasil pengujian kolerasi dapat dilihat pada nilai

koefisien kolerasi sebesar 0,620 artinya rhitung (0,620) ≥ rtabel (0,217),

sehingga Ha diterima.

Maka, terdapat pengaruh yang kuat antara model pembelajaran Mind

Mapping terhadap hasil belajar siswa dengan tema lingkungan sahabat kita di

kelas V SDN Kecamatan Pollung. Dapat juga dilihat dari hasil pengujian uji-t

dimana thitung ≥ ttabel yaitu 6,984 ≥ 1,664 sehingga menyatakan bahwa Ha

diterima. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari

penggunaan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa

dengan tema lingkungan sahabat kita di kelas V SDN kecamatan Pollung tahun

pembelajaran 2021/2022

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Model Pembelajaran Mind Mapping

a. Model Pembelajaran Mind Mapping

Salah satu hal yang berperan dalam pengingatan adalah asosiasi yang

kuat antar informasi dengan interpretasi dari informasi tersebut. Kondisi ini,

hanya bisa terjadi ketika informasi tersebut memiliki representasi mental di

pikiran. Contohnya, jika seseorang ingin mengingat “mobil”, maka

sebelumnya ia perlu merepresentasikan mobil dalam pikirannya, mungkin

berupa gambar, merek, harga atau kecepatan. Hubungan tersebut perlu

14
dipahami secara personal, sehingga setelahnya tercipta representasi mental

yang lebih mudah diingat.

Buzan berpendapat dalam M. Arif (2019 :41) bahwa Mind Mapping

merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra

visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan., Mind

Mapping adalah diagram yang digunakan untuk mengatur informasi secara

visual. Mind Mapping ini berisi suatu ide yang diilustrasikan sebagai

gambar yang ditempatkan di tengah kertas kosong dan berisi kata kunci

yang berhubungan langsung denga ide utama

Adapun menurut Deporter dan Hernacki (2020 : 152) model Mind

Mapping adalah catatan yang Siswa buat membentuk sebuah pola gagasan

yang saling berkaitan, dengan topik utama ditengah dan sub topik dan

perincian menjadi cabang-cabangnya, teknik ini dikenal juga dengan nama

Radiant Thinking. Dengan membuat sendiri peta pikiran Siswa “melihat”

bidang studi itu lebih jelas, dan mempelajari bidang studi itu lebih

bermakna. Para Siswa cenderung lebih mudah belajar dengan catatannya

sendiri yang menggunakan bentuk huruf yang mereka miliki dan ditambah

dengan pemberian warna yang berbeda disetiap catatan mereka.

Dibandingkan dengan membaca buku teks mereka merasa kesulitan ketika

persiapan akan menghadapi ujian.

15
b. Pengertian Mind Mapping

Menurut Said & Budimanjaya (2019: 172-173) mind mapping atau peta

pikiran adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manausia

dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan

Mind Mapping merupakan salah satu cara menyeimbangkan kedua

belahan otak, kiri dan kanan (Olivia, 2019: viii). Dalam kehidupan sehari-hari

kebanyakan anak hanya menggunakan otak kiri sedangakan otak kanan

jarang digunakan. Contoh, belajar dengan cara menghafal, mendikte,

mengenal suatu dengan angka dan nama. Hal tersebut membuat anak tidak

optimal dal belajar. Menurut Agus Suprijono (2020: 107) Mind Mapping

adalah model pembelajaran melalui peta konsep, langkah awal guru

memberikan konsep utama dan selanjutnya siswa mencoba beberapa kali

membuat suatu peta konsep yang menggambarkan antar kosep-

konsep.Windura (2018: 12) mendefinisikan Mind Mapping sebagai berikut :

1. Sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belah otak

2. Sistem belajar dan berpikir yang menggunakan otak sesuai dengan cara

kerja alamiah

3. Sistem belajar dan berpikir yang mengeluarkan seluruh potensi dan

kapasitas otak penggunanya yang masih tersembunyi

4. Sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan apa yang terjadi secara

internal di dalam otak kita saat belajar dan berpikir

16
c. Karakteristik Mind Mapping

Mind Mapping merupakan suatu formula ajaib yang dapat membantu

peserta didik untuk mendapatkan ide, mudah memecahkan masalah, dan

mudah memecahkan segala sesuatu. Pada dasarnya mind Mapping

merupakan suatu teknik meringkas dengan menyeimbangkan fungsi kedua

belah otak.

Mind Mapping merupakan suatu formula ajaib yang dapat membantu

peserta didik untuk mendapatkan ide, mudah memecahkan masalah, dan

mudah memecahkan segala sesuatu. Pada dasarnya Mind Mapping

merupakan suatu teknik meringkas dengan menyeimbangkan fungsi kedua

belah otak. “Mind Mapping membantumu tetap fokus kepada ide utama dan

semua ide tambahan lainnya”. Mind Mapping membantu menggali semua ide

maupun gagasan yang ada dalam pikiran peserta didik. Mind Mapping dibuat

menggunakan kata-kata, garis, warna, simbol, angka dan gambar (Ismatul

Maula 2021:h. 154-155.)

Gambar, garis, kata, simbol dan warna dalam Mind Mapping juga

berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak kiri dan otak kanan peserta

didik sehingga hasil yang dicapai bisa lebih baik dan maksimal. Peserta didik

dapat menggunakan Mind Mapping untuk meringkas materi pelajaran agar

menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami. Dengan adanya Mind

Mapping peserta didik dibebaskan untuk berkreasi pada kertas kosong.

Bentuk Mind Mapping yang mudah untuk dipahami peserta didik seperti

17
pohon yang bercabang-cabang yang berisi poin-poin utama dari materi yang

dipelajari.

Mind Mapping membantu menggali semua ide maupun gagasan yang

adadalam pikiran peserta didik. Mind Mapping dibuat menggunakan kata-

kata, garis, warna, simbol, angka dan gambar. Meringkas menggunakan mind

Mapping hasilnya akan terlihat lebih indah dan berwarna karena dalam

pembuatan mind Mapping harus menggunakan gambar dan warna untuk

memberikan penjelasan suatu materi.

Gambar, garis, kata, simbol dan warna dalam mind Mapping juga

berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak kiri dan otak kanan peserta

didik sehingga hasil yang dicapai bisa lebih baik dan maksimal. Dengan

demikian, mind Mapping dapat mempermudah dalam hal mengingat atau

mengulang materi yang telah dipelajari karena peserta didik menjadi lebih

tertarik untuk melihat dan membacanya.

Membuat serta mencatat materi dalam bentuk Mind Mapping dapat

menyeimbangkan otak antara otak kanan dan otak kiri, karena Mind Mapping

yang dibuat berisi poin-poin materi yang tersusun dari tulisan, gambar,

symbol, angka, garis penghubung dan warna yang akan menjadi satu

kesatuan. Catatan dengan Mind Mapping akan meningkatkan daya ingat

peserta didik menjadi lebih kuat. Karena Mind Mapping akan memudahkan

peserta didik untuk menghafal dan mudah dipahami materi pelajarannya.

Mind Mapping yang terlihat lebih rapi, indah dan efektif akan mudah untuk

18
dipahami dan dihafalkan.

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Mind Mapping

Menurut Swadarma (2019: 68) tentang langkah-langkah dalam penerapan

model pembelajaran Mind Mapping adalah :

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Guru melemparkan satu topik yang berhubungan dengan materi,

misalnya “kegiatan jual beli di pasar”

3) Guru memberi penjelasan singkat dengan disertai tanya jawab

4) . Di akhir penjelasan guru memberi pertanyaan seperti “Apa saja yang

kalian temukan di pasar?”

5) Untuk menjawabnya, peserta didik dikelompokkan dalam jumlah 4-5

orang

6) Dalam setiap kelompok guru memberikan referensi (buku, artikel,

majalah, koran) yang berhubungan dengan kegiatan jual beli di pasar

7) . Setiap peserta didik dalam kelompoknya membuat mapping

berdasarkan buku referensi yang dibaca

8) . Hasil mapping setiap peserta didik “dilebur” menjadi satu mapping

besar

9) . Setiap kelompok mempresentasikan hasil mapping kelompoknya

10) Peserta didik menanggapi presentasi dengan guru sebagai moderator

11) Guru menyimpulkan hasil belajar

Sebelum melakukan langkah-langkah pembelajaran tersebut, guru harus

19
mempersiapkan mapping yang sudah jadi sebagai contoh, bahan dan

peralatan membuat mapping harus dipersiapkan dengan meperhatikan aturan

yaitu, kertas putih polos berorientasi landscape, menggunakan warna (spidol,

pensil warna) jumlah warna 2-7 warna dan tiap cabang berbeda warna,

membuat garis lengkung yang bentuknya mengecil dari pangkal (central

image) menuju ujung, pada cabang utama dimulai dari central image

menggunakan huruf capital selanjutnya pada cabang huruf kecil, gunakan

keyword (kata yang mewakili pesan yang ingin disampaikan) dan key image

(kata bergambar), terdiri 2-7 garis dan dimulai dari kanan atas sesuai arah

jarum jam (struktur). Menurut Windura (2020: 32) langkah-langkah membuat

mapping sebagiberikut :

1. Kertas diletakkan dan diposisikan dalam keadaan mendatar (landscape)

2. Tentukan topik apa yang ingin dibuat

3. Buatlah Pusat Mind Mapping di tengah-tengah berupa Gambar Pusat

Mind Mapping, ini sering disebut Central Image, karena letaknya tepat di

tengah-tengah kertas dan harus berupa gambar. Beri judul juga jika perlu

diperjelas

4. Buatlah cabang utama yang merupakan cabang yang memancar

langsung dari Pusat Mind Mapping. Cabang utama ini tugasnya

menyatukan dan

20
d. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Mind Mapping

Model Pembelajaran kooperatif yang beragam memiliki kelebihan dan

kekurangan, di bawah ini adalah kelebihan dan kekurangan model

pembelajaran kooperatif Mind Mappingsebagai berikut:

1) Kelebihan Mind Mapping adalah sebagai berikut :

 Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.


 Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
 Catatan lebih padat dan jelas. 18
 Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
 Catatan lebih terfokus pada inti materi.
 Mudah melihat gambaran keseluruhan.
 Membantu otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan.
 Memudahkan penambahan informasi baru.
2) Kekurangan Mind Mapping adalah sebagai berikut :

 Hanya Siswa aktif yang terlibat.


 Tidak sepenuhnya Siswa yang belajar.
 Mind Mapping Siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan
memeriksa mind map Siswa.
2.2.2 Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Audio Visual Pembelajaran

Proses interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik di dalam

kelas merupakan suatu proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar

21
yang terjadidalam proses pembelajaran dapat menjadi penentu

keberhasilan siswa dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku yang menyangkut beberapa

aspek yang terjadi pada setiap individu atau perubahan yang terjadi dari

tidak tahu menjadi tahu (Putria, 2020).

Media pembelajaran merupakan salah satu perangkatpembelajaran

dimana guru harusmampu memilih, menggunakan dan memanfaatkan

media yang merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam proses

belajar. Kehadiran media di dalam proses pembelajaran akan mampu

mempermudah siswa dalam menangkap konsep dasar dan ilmu

pengetahuan dari sebuah materi ajar sehingga media pembelajaran

mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran

(Susilo, 2020). Media yang menggabungkan unsur suara dan gambar yang

dapat dibuat ataupun dicari melalui teknologi merupakan media

pembelajaran audio visual. Guru dapat membuat media pembelajaran

audio visual dengan mudah yang dilakukan dengan memanfaatkan internet

untuk mencari media pembelajaran audio visual di youtubesesuai dengan

materi atau dengan adanya aplikasi yang dapatdimanfaatkan akibat

perkembangan zaman yang semakin canggih (Isnaeni & Radia, 2021).

b.Prinsip-Prinsi Pemilihan Media

Menghasilkan suatu produk media pembelajaran yang baik maka

22
diperlukan prinsip dalam pemilihan media. Setyosari (20019: 22)

mengidentifikasi prinsip-prinsip media sebagai berikut:

1. Identifikasi ciri-ciri media yang diperhatikan sesuai dengan kondisi, unjuk

kerja (performance) atau tingkat setiap tujuan pembelajaran

2. Identifikasi kerakteristik siswa (pembelajar) yang memerlukan media

pembelajaran khusus,

3. Identifikasi karakteristik lingkungan belajar berkenaan dengan media

pembelajar yang akan digunakan

4. Identifikasi pertimbangan praktis yang memungkinkan media mana yang

mudah dilaksanakan

5. Identifikasi faktor ekonomi dan organisasi yang menentukan kemudahan

penggunaan media pembelajaran.

c. Kriteria Pemilihan Media

Kriteria memilih media pembelajaran ialah

1. Tujuan. Pemilihan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran, ranah

hasil belajar, dan jenis indera yang ditekankan.

2. Sasaran didik. Pemakaian media harus disesuaikan dengan peserta didik.

3. Karakteristik media yang digunakan. Pendidik harus memahami

karakteristik dari berbagai jenis media agar mampu menentukan media

yang cocok dengan materi pelajaran.

23
4. Waktu. Guru harus menyesuaikan alokasi waktu penggunaan media dan

alokasi waktu pembelajaran yang tersedia.

5. Biaya. Pendidik harus memperhatikan penggunaan biaya dalam memilih

media yang akan digunakan karena keberhasilan pembelajaran tidak hanya

dipandang dari mahalnya media, tetapi juga kemampuan guru dalam

menggunakan media tersebut. Pendidik dapat membuat media dari bahan di

sekitar sesuai dengan kebutuhan para siswa.

6. Ketersediaan. Kemudahan mendapatkan media dapat dijadikan patokan

dalam memilih media. Pendidik dapat memanfaatkan lingkungan sebagai

media pembelajaran.

7. Konteks penggunaan, artinya pada kondisi apakah media tersebut dapat

digunakan dalam pembelajaran. Pendidik perlu merencanakan strategi agar

media yang digunakan dapat berfungsi secara optimal.

8. Mutu teknis. Pendidik harus memperhatikan mutu dari media yang dipilih.

d. Tujuan Penggunaan Media

Penerapan media bertujuan agar Sudjana dan Riva’i dalam Susanto,

(2014: 322) :

1. Meningkatkan perhatian dan motivasi belajar peserta didik.

2. Memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai bahan

pembelajaran.

3. Metode mengajar menjadi bervariasi dan tidak hanya bersifat verbalistis

(penuturan kata-kata) sehingga tidak membuat siswa bosan.

24
4. Peserta didik dapat melakukan aktivitas lain sembari mengamati media

yang disajikan guru.

e. Kegunaan Media

Terdapat kegunaan media pembelajaran menurut meliputi:

1. Menstandarkan penyampaian materi pembelajaran.

2. Menciptakan pembelajaran yang berbeda.

3. Meningkatkan interaksi antara siswa dan guru.

4. Pembelajaran dapat dioptimalkan.

5. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

6. Kegiatan pembelajaran berlangsung fleksibel.

7. Meningkatkan sikap positif peserta didik.

8. Meningkatkan peran guru dalam proses pembelajaran.

2.2.3 Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sinaga,dkk (2020: 346) menyatakan hasil belajar merupakan

suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku dan

penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan

hasil belajar yang diharapkan. Hasil belajar diartikan sebagai proses

perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham

menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil dari kebiasaan

lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun

25
individu itu sendiri.

Belajar seringkali menunjuk apa yang harus dilakukan seseorang

sebagai subjek yang dapat menerima pelajaran (sasaran Murid), sedangkan

mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai

pendidik. Belajar bukan banya sebagai kegiatan menghafal dan bukan pula

mengingat. Beberapa ahli pendidikan telah merumuskan dan menafsirkan

pengertian belajar. Adanya perbedaan pengertian belajar justru menjadi

sebuah pengetahuan dasarnya. dalam pendidikan karakter murid di sekolah.

Hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah proses pembelajaran

menunjukan perubahan perilaku murid dalam belajar. Murid yang

memanfaatkan kesempatan belajar bersungguh-sunguh akan memperoleh

hasil belajar yang baik dan sebaliknya murid yang tidak bersungguh-

sungguh akan memperoleh hasil belajar yang rendah. Kualitas pembelajaran

dan pembentukan hasil belajar murid ditentukan oleh kesiapan murid dalam

proses pembelajaran murid yang bersungguh-sungguh memperhatikan

pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pembelajaran, terlibat secara

aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran akan

memperoleh hasil belajar.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan

eksternal. Begitu pula hasil belajar juga berpengaruh terhadap lingkungan

26
seseorang (Dewi, 2018). Beberapa faktor yang menjadi pengaruh terhadap

hasil belajar diantaranya faktor internal dan faktor eksternal

 Faktor Internal (dari dalam individu)

Faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi

kemampuan belajarnya.faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat

dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta

kondisi fisik dan kesehatan.

 Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar)

Faktor yang berasal berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

c. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial SD

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran hasil

penggabungan dari ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, bahkan politik.

Namun, pembelajaran IPS di SD dibatasi pada gejala dan masalah sosial yang

dapat dijangkau pada geografi dan sejarah, yaitu lingkungan yang ada di

sekitar peserta didik

d. Pembelajaran IPS dengan Mind Mapping

Menurut Gunawan dalam Yusnaldi (2019) Ilmu sosial atau IPS adalah

suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi,

seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan

keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antopologi, dan ekonomi.

27
Mencatat merupakan kegiatan berpikir secara linier, yaitu cara berpikir

satu arah. Mencatat secara biasa menggunakan fungsi otak sebelah kiri karena

berpikir secara linier. Untuk itu dibutuhkan suatu formula yang ampuh untuk

dapat menyeimbangkan fungsi kedua belah otak yaitu mencatat dengan mind

Mapping. Peta konsep atau mind Mapping adalah metode pencatatan yang

baik harus membantu peserta didik mengingat perkataan atau bacaan,

meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasikan

materi, dan memberikan wawasan baru. Peta konsep atau yang bisa disebut

juga dengan peta pikiran memungkinkan terjadinya semua hal itu.

Penerapan metode mind Mapping dalam pembelajaran IPS diawali

dengan guru memberi penjelasan langkah-langkah pembuatan mind Mapping,

kemudian peserta didik membaca materi pembelajaran IPS yang sedang

dipelajari. Dengan membaca peserta didik dapat menemukan kata kunci

dalam membuat mind Mapping. Guru bertugas mengawasi peserta didik

dalam menentukan kata kunci dari materi yang telah dibaca oleh peserta

didik.

Peserta didik menyiapkan kertas putih yang tidak bergaris dan

spidol/pensil warna setelah menentukan kata kunci, kemudian membuat pusat

mind Mapping. Pusat mind Mapping berada di tengah kertas berupa gambar

yang berwarna dan dapat ditambahkan tulisan untuk lebih memperjelas.

Gambar inti tersebut merupakan pusat dari ide atau gagasan yang telah

ditentukan sebelumnya. Peserta didik dapat membuat gambar inti semenarik

28
mungkin sehingga membangkitkan minat untuk membaca. Selanjutnya,

peserta didik membuat cabang-cabang utama yang merupakan sub bab materi

atau cabang inti materi. Cabang ini dapat berupa garis yang diikuti dengan

kata kunci dari sub bab tersebut. Peserta didik dapat berkreasi dengan

menambahkan warna yang berbeda pada setiap garis cabang utama dengan

menggunakan spidol/pensil warna yang sudah disiapkan. Cabang utama

selain dalam bentuk kata kunci juga bisa dalam bentuk gambar untuk lebih

memperjelas materi.

Langkah selanjutnya adalah peserta didik mengembangkan mind

Mapping sesuai dengan kreativitasnya. Cabang utama dikembangkan

menjadicabang-cabang tingkat berikutnya dengan kata penghubung,

kemudian memasukkan informasi yang berupa kata dan gambar sesuai

dengan materi yang telah dibaca. Penggunaan gambar harus sesuai dan

mendukung kejelasan materi. Peserta didik memeriksa kembali kesesuaian

kata kunci dan gambar dengan materi yang dipelajari. Peserta didik juga

harus memahami informasi materi pelajaran yang dibuatnya dalam bentuk

mind Mapping. Dengan demikian, peserta didik dapat mengingat suatu

materidengan mudah karena menggunakan mind Mapping lebih berwarna dan

menarik untuk dibaca.

2.2.4 Teori Belajar yang Mendukung Model Mind Mapping Berbantuan

Media Audio Visual

29
Menurut Syam (2015) Mind Map (peta pikiran) adalah model yang

dirancang untuk membantu siswa dalam proses belajar, menyimpan

informasi berupa materi pelajaran yang diterima oleh siswa pada saat

pembelajaran, dan membantu siswa menyusun inti-inti yang penting dari

materi pelajaran ke dalam bentuk peta, grafik maupun penggunaan simbol

sehingga siswa lebih mudah mengingat pelajaran tersebut. Melalui model

pembelajaran Mind Mapping, siswa tidak lagi dituntut untuk selalu mecatat

tulisan yang ada di papan tulis atau yang didiktekan oleh guru secara

keseluruhan. Siswa akan mengetahui inti masalah, kemudian membuat peta

pikirannya masing-masing sesuai dengan kreativitas mereka.

Selain model pembelajaran, yang tidak kalah pentingnya dalam

menunjang proses pembelajaran yaitu media pembelajaran. Media

pembelajaran berfungsi sebagai perantara penyampaian informasi. Salah satu

media pembelajaran yang dapat digunakan di SD untuk menyampaikan

informasi dan menarik minat siswa dalam proses pembelajaran adalah media

audiovisual. “Media audiovisual adalah alat bantu yang dapat digunakan

melalui pendengaran dan melalui penglihatan” (Rusman 2017: 230). media

pembelajaran berbasis audio-visual adalah media penyaluran pesan dengan

memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan”. Media pembelajaran

audiovisual dapat digunakan untuk mempertajam daya ingat.. Jadi, media

pembelajaran audiovisual adalah perantara pembawa informasi yang

30
memiliki unsur gambar dan suara yang dapat memudahkan siswa untuk

memahami pembelajaran.

Berdasarkan paparan mengenai model pembelajaran mind mapping

dan media audiovisual, dapat dirangkum bahwa model pembelajaran mind

mapping berbantuan media audiovisual merupakan pemetaan pikiran yang

memanfaatkan seluruh otak sehingga dapat memudahkan siswa untuk belajar

dan menemukan alternatif jawaban yang memanfaatkan media audiovisual

sebagai perantara penyampaian informasi. Model pembelajaran mind

mapping yang dipadukan dengan media audiovisual akan mempermudah

siswa dalam mempelajari materi sehingga dapat mencapai kompetensi

pengetahuan IPS yang diharapkan.

2.3 Kerangka Pikir

Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang

memiliki sifat terpadu (integrated) yang bertujuan untuk mengembangkan

peserta didik sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan keterampilan yang

dimiliki. Pembelajaran IPS materinya cukup luas, hal tersebut dikarenakan IPS

merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu sosial, seperti ekonomi,

geografi, sejarah, sosiologi, maupun politik.

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar umumnya masih menggunakan

kegiatan mencatat di dalam pembelajarannya. Kegiatan mencatat bertujuan

untuk membantu peserta didik dalam mengingat dan memahami materi.

31
Kegiatan mencatat yang dilakukan peserta didik merupakan kegiatan mencatat

secara linier atau secara biasa. Kegiatan mencatat yang demikian membutuhkan

waktu yang lama untuk memahami materi karena semua catatan berbentuk

tulisan dan terkesan monoton. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu cara mencatat

yang efektif dan efisien, menyenangkan, tidak membosankan, dan dapat

meningkatkan hasil belajar.

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar, guru dapat menggunakan

model pembelajaran yang membantu peserta didik untuk memahami materi dan

memudahkan peserta didik dalam hal mencatat. Model pembelajaran yang

dimaksud adalah model pembelajaran Mind Mapping. Mind Mapping

merupakan suatu cara mencatat dengan berbantuan audio Visual. Mind Mapping

tidak hanya digunakan oleh guru, melainkan juga dapat digunakan untuk peserta

didik. Mencatat dengan mind Mapping dapat menumbuhkan kreativitas peserta

didik karena peserta didik bebas dalam mengekspresikan catatan sesuai dengan

imajinasi mereka. Catatan dengan mind Mapping akan terlihat lebih berwarna,

indah, dan rapi, sehingga menimbulkan minat peserta didik untuk membaca.

Maka dari itu, pembelajaran IPS dengan model pembelajaran mind Mapping

diharapkan berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPS

32
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

PELAJARAN IPS

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pre Test Pre Test

Tanpa Model Model


Pembelajaran Mip

Post Test Post Test

Analisis

HASIL PELAJARAN

Gambar 1. Kerangka Berfikir

33
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptifkualitatifdengan metode

pengumpulan data yang digunakan adalah: observasi, studi dokumen, dan

wawancara.Observasi yang dilakukan dengan mengamati aktivitas yang

dilakukan oleh guru dan siswa dengan efektivitas penerapan model

pembelajaran kooperatif Mind Mapping bagi peserta didik di dalam kelas.

Selama proses pembelajaran yang dilakukan guru, peneliti mengamati hal-hal

yang berkaitan dengan efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif

Mind Mapping

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 16 Bungku Kabupaten Morowali.

Waktu penelitian mulai Bulan September S.d November 2023 sampai dengan

Bulan Oktober 2023.

3.3 Jenis data dan Sumber Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu.

32
1) Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari lapangan baik melalui observasi

maupun melalui wawancara dengan pihak informan, metode ini dilakukan

dengan cara wawancara langsung terhadap guru dan siswa IPS DI KELAS VI

SDN 16 BUNGKU.

2) Data skunder

Berupa dokumen atau literatur-literatur dari, internet, surat kabar, jurnal

dan lain sebagainya. Pengumpulan data skunder dilakukan dengan mengambil

atau menggunakan sebagian atau seluruhnya dari sekumpulan data yang telah .

Untuk memperoleh data yang lengkap dan releven, peneliti ini mengunakan

beberapa teknik untuk mengumpulkan data. Adapun teknik – teknik yang digunakan

dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2013;226- 240)sebagai berikut:

1. Teknik Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan, para ilmuan hanya bisa bekerja berdasarkan data. Jadi dapat

disimpulkan bahwa teknik observasi yaitu peneliti dengan melihat atau

mengamati secara langsung peranan Guru dalam memberikan Pembelajaran

Kooperatif Mind Mapping Berbantuan Audio Visual Terhadap Hasil Belajar

Ips Di Kelas Vi Sdn 16 Bungku dalam observasi langsung, pengumpulan data

pencatatan yang dilakukan peneliti terhadap objek dilakukan di tempat

berlangsungnya peristiwa sehingga peneliti berada bersama objek yang sedang

33
diteliti atau diamati.

2. Teknik Wawancara

wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

terstruktur, dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi

pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya. Tujuan diadakannya

wawancara dalam penelitian ini adalah untuk melengkapi dan mengecek ulang

data dari hasil observasi di Kelas VI SDN 16 Bungku. Wawancara dalam

penelitian ini dilakukan dengan mendatangi langsung informan penelitian dan

menanyakan kepada mereka beberapa hal yang berhubungan dengan pokok

permasalahan.

3. Teknik Dokumentasi

Tehnik ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan

perkiraan dengan mengambil data yang sudah ada dan tersedia dalam catatan

dokumen.

3.4 Defenisi Operasional Variabel

1. Model Pembelajaran Kooperatif mind Mapping berbantuan Audio Visual

terhadap hasil belajar IPS di Kelas VI SDN 16 Bungku merupakan salah satu

model pembelajaran struktural dalam pembelajaran kooperatif. Pada mind

Mapping, Siswa dikelompokkan secara berpasangan yang bertujuan untuk

mengefektifkan pembelajaran kelompok. Ini adalah resiko relatif rendah dan

34
struktur pembelajaran kooperatif pendek, dan sangat ideal bagi instruktur dan

Siswa yang baru belajar kolaboratif Siswa Kelas Kelas VI SDN 16 Bungku

Kabupaten Morowali.

2. Hasil Belajar IPS adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki

Siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor yang diperoleh Siswa

setelah melalui proses pembelajaran IPS Siswa Kelas VI SDN 16 Bungku

Kabupaten Morowali.

3.5 Analisis Data

Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis data menurut

Sugiyono (2013; 247-252) sebagai berikut:

a. Pengumpulan data adalah mencari, mencatat, serta mengumpulkan data

secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan penelitian dan dokumen di lapangan yang berkaitan dengan

model pembelajaran tipe Mind Mapping

b. Reduksi data dalam penelitian ini peneliti mereduksi dan memilah data

hasil observasi, wawancara, maupun dokumentasi. Karena data yang

diperoleh dari lapangan masih kompleks dan bersifat mentah. Maka

peneliti hanya akan memilih data yang benar-benar relevan berkaitan

dengan model pembelajaran tipe Mind Mapping .

c. Display Data (penyajian data) Data disajikan dalam bentuk teks naratif

untuk menjelaskan proses yang terjadi dari tahap perencanaan hingga

35
tahap implementasi serta dampak yang ditimbulkan bagi siswa dalam

peningkatan hasil belajar. Dari data yang telah disajikan tersebut

kemudian diolah berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan

sebelumnya untuk memperoleh gambaran secara jelas. Keseluruhan data

yang telah diolah peneliti tersebut kemudian dikumpulkan menjadi satu

oleh peneliti untuk kemudian disajikan hingga mencapai tahap

kesimpulan

d. Verifikasi dan Kesimpulan Pengambilan kesimpulan diarahkan kepada

hal-hal yang umum untuk mengetahui jawaban dari permasalahan.

Permasalahan .penelitian ini berkaitan dengan model pembelajaran tipe

Mind Mapping

36
DAFTAR PUSTAKA

Fuad, M. Arif Zainul. dkk.. Metode Penelitian Kelautan dan Perikanan. Malang: UB
Press. 2019
Said,A dan Budimanjaya, A. (2019). Strategi Mengajar Multiple Intelligences.
Jakarta: Prenadamedia Group
Olivia, Femi. 2019. 5-7 Menit Asyik Mind Mapping Kreatif. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Suprijono, Agus. 2020. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Purba, J. M., Sinaga, R., & Tanjung, D. S. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran
Tipe Kooperatif Tipe Scramble terhadap Hasil Belajar Siswa pada Tema
Daerah Tempat Tinggalku Kelas IV. ESJ (Elementary School Journal),
10(4), 216–224

Dewi, N. M. (2018). Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap


Akhlak Siswa di SMK Widya Yahya Gading Rejo Kabupaten Pringsewu.
UIN Raden Intan.

Putria, H. Dkk. (2020). Analisis Proses Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) Masa
Pandemi Covid-19 Pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 861–872.
Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V4i4.460
Susilo, V. S. (2020). Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Jurnal
Cakrawala Pendas, 6(July), 108–115. Https://Doi.Org/10.31949/Jcp.V6i2.2100
Isnaeni, R., & Radia, E. H. (2021). Meta-Analisis Pengaruh Penggunaan Media
Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Di Sekolah Dasar. Edukatif :
Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 304–313.
Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V3i2.281
Setyosari. 20019. Media Pembelajaran dalam Pendidikan. Jakarta: PT.RajaGrafindo
Yusnaldi, Eka. 2019. Potret Baru Pembelajaran IPS. Medan: Perdana Publishing
Maula, Ismatul. Pengembangan Metode Pembelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-
19. Bandung: Media Sains Indonesia. 2021
Kratz, Donald. Mind Mapping: The Ultimate Beginners Guide – Improve Your
Memory (Advanced Techniques That Improve Your Memory and Learning
Efficiency). Donald Kratz. 2020
Asrida, H. Lukman Nadjamuddin, and Dan Nuraedah. 2018. “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (Nht) Dan Gaya Belajar
Terhadap Keterampilan Sosial Pada Siswa Sman 3 Sigi.” E Jurnal Katalogis 4
(10): 10–21.
Aji Supriyanto. (2018). Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek
Erwin, E, and N Nuraedah. 2015. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Penerapan Metode STAD Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Bobo.”
Jurnal Kreatif Online 6 (3): 1–14.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/view/4637.
Muliana, Lukman, and Hasan. 2017. “Pengaruh Media Pembelajaran Berbantuan
Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Di
Kelas Viii B ….” Katalogis 5 (8): 9–19.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Katalogis/article/view/9679%0Ahttp://
jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Katalogis/article/viewFile/9679/7683.
Samara, Daud, H. Juraid, and Samuel Sanda Patampang. 2016. “Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Model Terpadu Madani Palu.” Katalogis 4
(7): 205–14.
Arif, M dan Yahya. 2018. Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas dan Proditabilitas
terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Property di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen. 7(9):17-19.
Alam, Jamal. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share Berbantuan Mind Map Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Ips Siswa
Kelas V Se-Gugus Vi Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.”
Universitas Muhammadiyah Makassar, 2022.
Ardiansyah, Muh. “Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas V SD Inpres Cambaya
Kabupaten Gowa.” Universitas Muhammadiyah Makasar, 2017
Daryati, Daryati, dan Sunarti Sunarti. “Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPS
di Kelas VI SD melalui Model Pembelajaran Mind Mapping.” Proceedings
Series on Social Sciences & Humanities 3 (2022): 462–470.
Mahendra, I. W. Ek. (2019). Pembelajaran dan Asesmen di Era Revolusi Industri 4.0.
Seminar Nasional Pada FPMIPA IKIP Saraswati Tabanan.
Mulyani, Riska, dan Syahrul R.,. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Talk Write (Ttw) Berbantuan Media Audiovisual Terhadap Keterampilan
Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 8 Padang.” Pendidikan
Bahasa Indonesia 8, no. 3 (2019): 374–382.
Rivaldi, Anjas, Suhardi Marli, dan Siti Halidjah. “Pengaruh Model Kooperatif
Berbantuan Audio Visual Pembelajaran Ips Terhadap Hasil Belajar Di Sekolah
Dasar.” Pendidikan dan Pembelajaran (n.d.): 1–8.
Romianto, Romianto, Rita Rahmaniati, dan A’am Rifaldi Khunaifi. “Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt Berbantuan Media Audio Visual Di
Sdn-4 Pahandut.” Jurnal Hadratul Madaniyah 8, no. 1 (2021): 64–72.
itumorang, Khaty Dian, Reflina Sinaga, Sumarlin Mangandar Marianus, dan Darinda
Sofia Tanjung. “Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Tema Lingkungan Sahabat Kita Kelas V Sdn
173417 Pollung Dan Sdn 173420 Pollung.” Primary: Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar 11, no. 5 (2022): 1335–1347.

Sutanto Windura. (2014). 1st Mind Map Untuk Siswa, Guru, dan Orang Tua. Jakarta:
Gramedia.

Syam, Natriani, Ramlah. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping dalam
Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Siswa Kelas IV SDN 54 Kota Parepare. Jurnal Publikasi Pendidikan
Volume V Nomor 3 Hal. 184-197. Tersedia Pada:
http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend.

Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai