Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SDN 16 BUNGKU


KABUPATEN MOROWALI

TESIS

OLEH:

ABD RIFAI
STAMBUK : A322 22 019

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER PENDIDIKAN IPS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
DAFTAR ISI

Judul..........................................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
Daftar isi....................................................................................................................iii

Bab I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................5
1.4 Kegunaan dan Manfaat Penelitian...............................................................6
Bab II. Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................................7


2.2 Kajian Pustaka............................................................................................11
2.3 Kerangka Pemikiran...................................................................................16
Bab III. Metode Penelitian

3.1 Tipe Penelitian............................................................................................19


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................20
3.3 Jenis data dan Sumber Data........................................................................20
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................22
3.5 Metode Analisis..........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Belajar UTS IPS Siswa Kelas IV SDN 16 Bungku Kabupaten
Morowali Tahun Pelajaran 2022/202........................................................34
Tabel 2. Desain Penelitian..........................................................................................20
Tabel 3. Kriteria penilaian..........................................................................................24
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka berfikir.....................................................................................18


BAB I.
PENDALUAN

1.1 Latar Belakang

Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang

cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan

harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa.

Kemajuan bangsa Indonesia dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik

dengan adanya berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat

menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Pendidikan di Indonesia perlu

terus dikembangkan untuk menciptakan dunia pendidikanyang adaptif terhadap

perubahan zaman. Salah satu

Unsur yang sering dikaji dalam hubungannya dengan keaktifan dan hasil

belajar siswa adalah model yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran di

sekolah. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas berpusat kepada

guru sehingga siswa cenderung kurang aktif. Bentuk kegiatan utama dalam proses

pendidikan secara formal adalah guru mengajar, sedangkan inti dari kegiatan

pembelajaran adalah siswa belajar, sehingga terjadinya interaksi antara guru dan

siswa dalam proses belajar mengajar (PBM). Interaksi dalam PBM juga

melibatkan tujuan pengajaran, bahan ajar, metode pengajaran, dan evaluasinya.

Tujuan pengajaran (atau pembelajaran) ini umumnya dirumuskan dengan

1
mengacu pada teori hasil belajar yang dikemukakan oleh Bloom (edisi revisi)

yang menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Sutedi, 2017: 127)

Banyak cara yang dapat dilaksanakan agar siswa menjadi aktif, salah

satunya yaitu dengan mengubah paradigma pembelajaran. Oleh karena itu, perlu

dikembangkan suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Peneliti mengambil

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV SDN 16 Bungku Kabupaten Morowali khususnya di mata

pelajaran IPS karena dalam model pembelajaran ini siswa dapat saling

berinteraksi dengan siswa lain sehingga dapat memacu siswa aktif.

Yeti dan Diana (2009) menyatakan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hasilnya lebih baik

dalam upaya peningkatan penguasaan konsep oleh siswa. Jhonson and Jhonson

dalam Teti Sobari (2006) mengungkapkan pendapat mengenai manfaat model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu dapat meningkatkan hasil belajar;

meningkatakan daya ingat; dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran

tingkat tinggi; mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu);

membantu meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen; meningkatkan

sikap yang positif terhadap sekolah; meningkatkan sikap yang positif terhadap

guru; meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif; serta meningkatkan

keterampilan hidup gotong royong

2
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada Kelas IV SDN 16

Bungku Kabupaten Morowali, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang

dilaksanakan oleh guru di SDN 16 Bungku Kabupaten Morowali kepada siswa

belum menunjukan interaksi yang aktif, belum adanya kreativitas guru dalam

mengelola kelas terbukti dengan penggunaan metode pembelajaran yang masih

konvensional yaitu menggunakan metode ceramah menyebabkan suasana kelas

menjadi kurang partisipatif karena pemusatan kelas hanya kepada guru.

Penggunaan model pembelajaran dengan ceramah mengakibatkan siswa

tidak mampu berkembang secara maksimal, karena tidak diberikannya ruang bagi

siswa agar dapat secara kritis berpikir untuk memahami materi dan kesempatan

lebih untuk menyampaikan pendapatnya di dalam kelas. Kebanyakan siswa di

dalam kelas ketika pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan model

pembelajaran ceramah, siswa hanya berkesempatan untuk mendengarkan guru

yang menyampaikan materi, dan kurangnya partisipai siswa dalam bertanya atau

tergolong masih rendah.

Permasalahan yang ada tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat

memahami pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara maksimal.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil nilai Ujian Tengah Semester (UTS)

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV SDN 16 Bungku

Kabupaten Morowali, hal ini menunjukan bahwa masih banyak siswa untuk

mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang belum berhasil atau

belum tuntas, hal terebut dapat terlihat dari tabel 1 berikut ini:

3
Tabel 1. Hasil Belajar UTS IPS Siswa Kelas IV SDN 16 Bungku Kabupaten
Morowali Tahun Pelajaran 2022/2023

Kelas Kkm Jumlah Siswa Belum Tuntas Nilai Rata-rata

IV 75 21 78% 68,22

Sumber : hasil Penilai Guru IPS

Berdasarkan pada data hasil UTS siswa dalam tabel 1 menunjukan

bahwa masih banyaknya siswa yang belum memperoleh hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) yang baik. Masih banyak siswa yang belum tuntas

dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) karena belum

dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapan oleh

guru, dibuktikan dengan perolehan nilai siswa dalam Ujian Tengah Semester

(UTS) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang masih dibawah standar

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Dimana sebesar 78 % dari 21

siswa kelas IV dinyatakan belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Berdasarkan permasalahan yang terjadi yaitu rendahnya hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPS, maka peneliti melakukan penelitian tentang

pengaruh model pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPS Di Kelas IV

SDN 16 Bungku Kabupaten Morowali. Pengertian hasil belajar merupakan proses

untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran

hasil belajar.

4
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, Adapun

rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar IPS di

Kelas IV SDN 16 Bungku Kabupaten Morowali?

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran Jigsaw

terhadap hasil belajar IPS di Kelas IV SDN 16 Bungku Kabupaten Morowali?

3. Bagaimana respon peserta didik terhadap proses model pembelajaran Jigsaw

terhadap hasil belajar IPS di Kelas IV SDN 16 Bungku Kabupaten Morowali?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kognitif antara

model pembelajaran tipe Jigsaw dengan model pembelajaran konvensional

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar afektif antara

model pembelajaran Jigsaw dengan model pembelajaran konvensional

3. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar dengan menggunakan model

pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar IPS di Kelas IV SDN 16 Bungku

Kabupaten Morowali.

5
1.4 Kegunaan dan Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diproleh dari penelitian:

a. Manfaat Teoretis

Dapat memberikan masukan berupa konsep-konsep, sebagai upaya

meningkatkan dan mengembangkan ilmu dalam bidang pendidikan dan Dapat

menjadi bahan pembelajaran untuk penelitian selanjutnya.

b. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar

IPS siswa secara aktif dalam pembelajaran.

b. Bagi Guru

Menjadikan bahan acuan sekaligus menambah salah satu metode belajar

untuk diterapkan di kelas

c. Bagi Sekolah

Penelitian tersebut dimanfaatkan sebagai pengembangan bagi pihak

sekolah untuk lebih memperhatikan kinerja mengajar guru dalam upaya

peningkatan motivasi belaar dan hasil belajar IPS siswa.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam Penelitian ini, peneliti berusaha mendapatkan informasi dari

penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya sebagai bahan perbandingan,

baik perbedaan maupun persamaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni1dan Rahmiati , Dengan judul

penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap

Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sekolah Dasar Rendahnya hasil belajar mata

pelajaran matematika peserta didik menjadi pendorong pada penelitian ini.

Dikarenakan model pembelajaran yang digunakan belum mendorong peserta

didik untuk berkolaborasi dan berpartisipasi pada saat proses pembelajaran

berlangsung, dan menantang untuk mengembangkan pemahaman siswa secara

bertahap hingga berkelanjutan. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi

model pembelajaran yang kreatif dan baru untuk secara efektif mendukung

proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika, dalam rangka

meningkatkan kemampuan belajar. Penelitian ini berusaha untuk memastikan

bagaimana paradigma pembelajaran kooperatif jigsaw mempengaruhi hasil

belajar matematika siswa. Dalam uji kuantitatif, penelitian ini menggunakan

Post-Test Only Control Design dalam kuantitatif eksperimen.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN

7
Penjaringan 10 Pagi dengan jumlah peserta didik sebanyak 64 pada tahun ajaran

2021-2022. Sampel terdiri dari siswa kelas IV SDN Penjaringan 10 Pagi yang

terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas IV-A yang berfungsi sebagai kelas

eksperimen yang diberikan treatment menggunakan model pembelajaran

Kooperatif tipe jigsaw dengan jumlah 32 siswa dan kelas IV-B sebanyak 32

yang berfungsi sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran

Konvensional. Istrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

berupa soal pilihan ganda. Uji t sampel independen, uji homogenitas data, dan

uji normalitas data digunakan dalam teknik analisis data.

Hasil menunjukkan bahwa 0,000 0,05. Jadi, h 0 tidak disetujui sedangkan

h 1 disetujui. Antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan

yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw berdampak pada hasil belajar matematika siswa SD kelas IV

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Diki Heriwan dan Taufina (2020)

yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil Belajar

Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar bahasa Indonesia untuk

siswa kelas V di SDN 9 Aie Pacah Padang. Penelitian eksperimental ini

menggunakan Randomized Control Group Posttest Only Design. Populasi

penelitian adalah semua siswa kelas VA dan VB, dengan teknik total sampling.

Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan lotere, sehingga

kelas VB diperoleh sebagai kelas eksperimen dengan total 20 siswa dan kelas

8
VA sebagai kelas kontrol dengan total 19 siswa. Instrumen penelitian adalah tes

hasil belajar siswa yang diperoleh pada akhir kegiatan penelitian. Data dianalisis

menggunakan uji-t. Berdasarkan analisis data diperoleh t-hitung = 11,139 dan t-

tabel = 3,808 yaitu t-hitung > t-tabel maka hipotesis diterima.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Marsita Dewi Widyaningrum dan

Nyoto Harjono (2019) yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw

Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk menganalisis kembali penggunaan model pembelajaran tipe

kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS.

Metode penelitian adalah meta-analisis. Penelitian dimulai dengan merumuskan

masalah penelitian, kemudian menguji hasil penelitian yang relevan untuk

dianalisis. Data dikumpulkan dengan menelusuri artikel, jurnal elektronik, dan

esai menggunakan "hasil pembelajaran", "model jigsaw", dan "Studi Sosial

Pendidikan Dasar". Hasil pencarian menunjukkan bahwa ada 12 artikel, jurnal

elektronik, dan esai tetapi hanya 10 artikel yang relevan, jurnal elektronik, dan

esai. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis

menunjukkan bahwa model pembelajaran tipe kooperatif tipe learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dari yang terendah 9,89% menjadi yang

tertinggi 85,56% dan rerata 46,09%

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Dwi Niti Wuriasih, Haryadi dan

Jaryono (2019) yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Ips Kelas VIII. Penelitian ini bertujuan untuk

9
menguji: (1) perbedaan hasil belajar kognitif antara model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran konvensional, (2) perbedaan

hasil belajar afektif antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

model pembelajaran konvensional, (3) perbedaan psikomotor hasil belajar antara

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran

konvensional, (4) perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan

jenis penelitian eksperimental murni dengan lokasi penelitian di SMP Negeri 2

Sumbang "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII SMP Negeri 2

Sumbang Tahun Akademik 2018/2019 ".

Hasil penelitian yaitu: (1) terdapat perbedaan hasil belajar kognitif yang

signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model

pembelajaran konvensional sebesar 81,29 > 72,4, (2) terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar afektif antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dengan model pembelajaran konvensional, (3) terdapat perbedaan hasil belajar

yang signifikan psikomotorik antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dengan model pembelajaran konvensional, (4) perbedaan yang signifikan hasil

belajar antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model

pembelajaran konvensional.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mikrayanti (2020) yang berjudul

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil

10
Belajar Matematis Siswa SMP Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan hasil belajar

siswa kelas VIII SMPN 2 Bolo. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen

yaitu eksperimen semu (quasi eksperimen). Pengambilan sampel menggunakan

sampling purposive sehingga diperoleh dua kelas yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Teknik pengumpulan data diawali dengan memberikan pretest

sebelum perlakuan kemudian diberikan posttest setelah perlakuan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas

kontrol yang dianalisis dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan

uji t. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kelas eksperimen dan hasil belajar

matematika dengan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Pengertian Hasil

Hasil belajar tidak terlepas dari proses belajar yang dilakukannya. Slameto

(2010) menjelaskan bahwa pengertian belajar adalah proses yang dilakukan

seseorang untuk mendapatkan perubahan tingkah laku baru secara menyeluruh,

dan merupakan hasil dari pengalaman yang dilakukannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan disekitarnya. Hasil belajar itu sendiri merupakan hasil dari

kegiatan belajar seseorang berupa perubahan yang menetap dalam dirinya.

11
Perubahan perilaku yang didapatkan merupakan perolehan yang menjadi hasil

belajar, tidak hanya hasil belajar berupa aspek kognitif (pengetahuan) yang

diperoleh peserta didik. (Purwanto, 2011). Hasil belajar yaitu perubahan tingkah

laku sebagain hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor (Nana Sudjana, 2011).

Menurut Sudjana (2005), Hasil Belajar yang dicapai siswa dapat

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa (internal) dan

faktor dari luar diri siswa (eksternal). Faktor- faktor tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut: (1) Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa),

meliputi: kemampuan yang dimilikiny seniri; minat dan perhatian yang

dicurahkan; motivasi dalam belajar; konsep diri; sikap dan kebiasaan belajar;

status sosial ekonomi; ketekunan; fisik dan psikis. (2) Faktor Eksternal (faktor

yang berasal dari luar dirinsiswa), yaitu lingkungan dan kualitas pengajaran

merupakan faktor yang paling dominan. Kualitas pengajaran merupakan

profesionalisme yang dimiliki oleh guru, berupa kemampuan dasar guru baik di

bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku

(psikomotorik)

Siswa dapat dikatakan berhasil mencapai komptensi sesuai dengan tujuan

pembelajaran dapat dilakukan dengan melakukan penilaian hasil belajar siswa

tersebut. Hasil belajar berkaitan erat dengan penilaian. Penilaian Guru terhadap

hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk mengukur tingkat pencapaian

12
kompetensi siswa, sebagai bahan penyusun laporan kemajuan hasil belajar siswa,

dan bahan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya (Rusman, 2013)

Keberhasilan proses pembelajar tidak terlepas dari peran model

pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran

kepada para siswanya. Sehingga perlu adanya kreativitas dari guru untuk

mencapai tujuan setiap pembelajaran yang akan dilakukannya. Uno (2010)

berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan salah satu cara yang

digunakan oleh guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukannya. Sugiyanti (2009)

menggolongkan model pembelajaran menjadi lima macam, yaitu sebagai berikut:

(1) Model pembelajaran kontekstual (constextual teaching and learning CTL), (2)

Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), (3) Model pembelajaran

quantum (quantum learning), (4) Model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning).

2.2.2 Model Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Model Kooperatif Tipe Jigsaw

Model pembelajaran menurut Trianto adalah “suatu perencanaan atau

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,

komputer, kurikulum, dan lain-lain”.

13
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu

dalam penguasaan materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Menurut Kurniawasih dan Berlin, “Jigsaw adalah model kooperatif yang

didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain”. Artinya siswa

tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, namun siswa juga harus siap

memberikan dan mengajarkan materi yang dikuasainya kepada anggota

kelompoknya. Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson

arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang

menyebutkan dengan istilah”puzzle” yaitu sebuah teka- teki menyusun

potongan gambar pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola

cara bekerja Sebuah gergaji (zig-zag) yaitu siswa melakukan suatu kegiatan

belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan

bersama. pada dasarnya dalam model ini guru membagi satuan informasi

yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil

Jigsaw dapat digunakan apabila materi yang akan dipelajari adalah yang

berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai untuk subjek- subjek

seperti ilmu sosial, literatur, sebagian ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-

bidang lainnya yang tujuan pembelajara lebih kepada penguasaan konsep

daripada penguasaan kemampuan

14
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif tipe Jigsaw

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki

kelebihan dan kekurangan diantara kelebihannya adalah:

1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama

dengan siswa lain.

2. Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan.

3. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya.

4. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.

5. Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.

Sedangkan kekurangannya adalah

1. Membutuhkan waktu yang lama.

2. Jika guru tidak mengingatkan siswa agar menggunakan keterampilan-

ketarmpilan koopertaif dalam kelompok masing-masing, maka

dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.

3. Jika anggota kelompoknya kurang maka akan menimbulkan masalah

c. Langkah-langkah Model Kooperatif tipe Jigsaw

Langakah-langkah penerapan model kooperatif tipe Jigsaw menurut

Rusman yaitu sebagai berikut:

1. Siswa dikelompokkan dengan anggota lebih kurang 4 orang

( kelompok asal).

2. Kemudian setiap siswa dalam tim diberi materi dan tugas yang

berbeda.

15
3. Lalu anggota dari tim yang berbeda dengan penguasaan yang sama

membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan

materi mereka.

4. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota tim kembali ke

kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompoknya tentang

subbab yang mereka kuasai secara bergantian dan yang lainya

memperhatikanya.

5. Kemudian tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

6. Guru membimbing dan mengevaluasi.

7. Yang terakhir penutup

2.3 Kerangka Berfikir

Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang

memiliki sifat terpadu (integrated) yang bertujuan untuk mengembangkan

peserta didik sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan keterampilan yang

dimiliki. Pembelajaran IPS materinya cukup luas, hal tersebut dikarenakan IPS

merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu sosial, seperti ekonomi,

geografi, sejarah, sosiologi, maupun politik.

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar umumnya masih menggunakan

kegiatan mencatat di dalam pembelajarannya. Kegiatan mencatat bertujuan

untuk membantu peserta didik dalam mengingat dan memahami materi.

Kegiatan mencatat yang dilakukan peserta didik merupakan kegiatan mencatat

secara linier atau secara biasa. Kegiatan mencatat yang demikian membutuhkan

16
waktu yang lama untuk memahami materi karena semua catatan berbentuk

tulisan dan terkesan monoton. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu cara mencatat

yang efektif dan efisien, menyenangkan, tidak membosankan, dan dapat

meningkatkan hasil belajar.

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar, guru dapat menggunakan

model pembelajaran yang membantu peserta didik untuk memahami materi dan

memudahkan peserta didik dalam hal mencatat. Model pembelajaran yang

dimaksud adalah model pembelajaran Jigsaw. Model Pembelajaran jigsaw tidak

hanya digunakan oleh guru, melainkan juga dapat digunakan untuk peserta

didik. Mencatat dengan model jigsaw dapat menumbuhkan kreativitas peserta

didik karena peserta didik bebas dalam mengekspresikan catatan sesuai dengan

imajinasi mereka. Pembelajaran dengan model jigsaw akan terlihat lebih

berwarna, indah, dan rapi, sehingga menimbulkan minat peserta didik untuk

membaca. Maka dari itu, pembelajaran IPS dengan model pembelajaran Jigsaw

diharapkan berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPS

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

17
PELAJARAN IPS

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pre Test Pre Test

Model Pembelajaran
Tanpa Model Jigsaw

Post Test
Post Test

Analisis

HASIL PELAJARAN IPS

Gambar 1. Kerangka Berfikir

18
BAB III
METODEL PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen murni (true

experiment). Penelitian eksperimen murni dilakukan dengan tujuan untuk

menguji variabel bebas dan variabel terikat terhadap sampel kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol (Arifin, 2012). Penelitian eksperimen murni

(true experiment) terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang

diambil secara acak atau random (Sugiyono, 2009). Teknik sampling yang

digunakan adalah simple random sampling, dimana anggota dalam populasi

setiap kelompoknya memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel

(Suliyanto, 2018). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

eksperimen ini yaitu Pretest-Posttest Only Design, yaitu desain eksperimen

dimana dua kelompok yang dipilih secara acak diberikan pretest untuk mengukur

kemampuan awal siswa apakah terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2015).

Kelompok sampel yang diberi perlakuan disebut dengan Kelompok

eksperimen , sementara kelompok sampel yang tidak diberi perlakuan disebut

dengan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

tersebut diberikan post test (tesnya sama) kemudian diberikan perlakuan khusus

untuk kelompok eksperimen berupa penerapan model pembelajaran kooperatif

19
tipe jigsaw. Hasil posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen kemudian

dibandingkan atau diuji perbedaanya

Berikut rancangan Pretest-Posttest Control Group Design dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2. Desain Penelitian


Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O1
Kontrol O3 X2 O4

Keterangan :
X1: Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperim
X2: Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol
O1 : Pretest
O2 : Posttest
O3 : Pretest
O4 : Posttest

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 16 Bungku Kabupaten Morowali.

Waktu penelitian mulai Bulan Agustus 2023 sampai dengan Bulan Oktober 2023.

3.3 Jenis data dan Sumber Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu.

1. Tes

20
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus

ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes

digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang peserta didik telah

menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan

dan keterampilan. Secara umum tes diartika sebagai alat yang dipergunkan

untuk mengukur pengetahua atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat

materi tertetu. Peneliti menggunakan pretest dan postest berupa soal pilihan

ganda sebanyak 40 butir soal, Dalam mengukur kemampuan hasil belajar

biasanya menggunakan tes sebagai alat untuk mengukurnya. Untuk

mengetahui keberhasilan peserta didik dapat diukur dengan teknis tes yaitu tes

tulisan berupa pilihan ganda. Tes diberikan pada awal dan akhir dari

pemberian perlakuan. Tes akhir. Tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil

belajar yang dicapai oleh peserta didik.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mencari

dan mengumpulkan data berupa dokumen-dokumen yang diteliti. Pada

penelitian ini, dokumen-dokumen meliputi daftar nilai, profil sekolah, foto

kegiatan penelitian dan data lain yang peneliti lakukan.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

21
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik terentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh murid

kelas IV, dimana sekolah yang dimaksud yaitu murid di SDN 16 Bungku,

dimana jumlah siswanya sebanyak 26 orang yang terdiri dari 14 0rang laki-laki

dan 12 orang perempuan dengan total keseluruhan 26 orang jumlah populasi

yang digunakan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah Pusposive Sampling. Purposive sampling adalah pemilihan

sampel yang berdasarkan pada suatu karakteristik tertentu dalam suatu populasi

yang memiliki hubungan IV SDN 16 Bungku terpilih sebagai, Kelas eksperimen

diberikan perlakuan dengan Model Pembelajaran Jigsaw . Sampel tersebut

digunakan karena kelas IV masih memiliki pemahaman yang masih rendah

terhadap pengetahuan mengenai pembelajaran IPS.

3.5 Metode Analisis

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu penelitian yang

digunakan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap

Hasil Belajar IPS Di Kelas IV SDN 16 Bungku . Analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

data berdasarkan variable dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap

22
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah

dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

( Sugiyono, 2015: 169 ). Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data-data

penelitian yang diperlukan. Data yang diperoleh melalui intrumen dianalisis

untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis.

Pada pendelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran jigsaw, sedang

kan variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Pelaksanaan

penelitian dibagi atas tiga bagian yaitu: persiapan, pelaksanaan, dan

penyelesaian.

Pada teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes. Menurut

(Arikunto, 2011) tes adalah alat evaluasi atau instrument dalam upaya

pengukuran tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran. Berdasarakan

penjelasan tersebut maka peneliti akan melakukan tes dengan cara post-tes. post-

tes akan dilakukan pada kelas setelah dilakasanakan pembelajaran yang berbeda

yakni kelas eksperimen dengan model pembelajaran Jigsaw.

a. Analisis Deskriptif

Penelitian ini dilakukan pada sampel. maka menggunakan analisis

deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data 40

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2015: 207). Kriteria penilaian

23
digunakan untuk menentukan kriteria hasil belajar IPS yang diperoleh peserta

didik. Hasil belajar peserta didik baik sebelum diberikan perlakuan maupun

setelah diberikan perlakuan dimasukkan dalam kriteria sangat baik, baik, cukup,

kurang, dan sangat kurang.

Kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sebagai

berikut

Tabel 3. Kriteria penilaian


Huruf Angka Predikat

A 85-100 Sangat Baik


B 70-84 Baik
C 55-69 Cukup
D 40-54 Kurang
E 0-39 Sangat Kurang

b. Analisis Statistik Inferensial ( T Test)

Hasil analisis inferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis

penelitian yang telah dirumuskan. Analisis ini diuji menggunakan program

SPSS. Hipotesis dirumuskan :

H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan model pembeljaran Jigsaw terhadap

hasil belajar IPS dibandingkan penerapan model pembelajaran Jigsaw

pada siswa.

Ha = Terdapat perbedaan signifikan model pembeljaran Jigsaw terhadap hasil

belajar IPS dibandingkan penerapan model pembelajaran Jigsaw pada

24
siswa.

Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho diterima. Sedangkan jika nilai Sig.

(2-tailed) > 0,05 maka Ha diterima.

DAFTAR PUSTKA

25
Arianto, Boby, Victor G Simanjuntak, and Fitriani Puspa Hidasari. “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Senam Kebugaran
Jasmani 2018” (2018): 1–8.
Desvira, Rezi, Mayarnimar, and Reinita. “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar PKN Di Sekolah Dasar.” e-
Jurnal Inovasi Pembelajaran SD 1 (2018).
Faujianmor, Muhammad. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas 11 SMAN 1
Banjarmasin.” Universitas Lambung Mangkurat, 2020.
Firdayanti, Enita. “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Di Kelas Iv Sdn 06
Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.” Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, 2021.
Hariadi, Syamsul, Mukhtar Haris, and Eka Junaidi. “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok
Termokimia.” Chemistry Education Practice 2, no. 2 (2019): 9.
Heriawan, Diki, and Taufina. “Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 4, no. 3 (2020):
673–680.
Jumriati, Jumriati. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI IPS-1 SMA Negeri 8 Bone.”
Edumaspul: Jurnal Pendidikan 5, no. 1 (2021): 640–650.
Leksonowati, Noermini. “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Tutorial Sebaya
Dan Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Motivasi Belajar Dan Kecerdasan
Emosional Siswa.” Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran 7, no. 1
(2019): 18–24.
Masitoh, Afie. “Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw Menggunakan Media Flipbook
Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SD.” Jurnal Belaindika : Pembelajaran dan
Inovasi Pendidikan 4, no. 1 (2022): 21–27.
Mikrayanti. “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Matematis Siswa SMP.” Jurnal Pendidikan Matematika 4, no. 1
(2020): 33–39.
Nauli, Devita. “Pengaruh Model Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas IV SDN 7 Cot Girek Aceh Utara.”
UNiversitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2022.

26
Niti Wuriasih, Dwi, Haryadi, and Jaryono. “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Ips Kelas Viii.” Soedirman
Economics Education Journal 01, no. 1 (2019):
Sopiyatun, Siti, Siti Sopiyatun, and Enika Wulandari. “Efektifitas Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Snowball Throwing Terhadap Hasil
Belajar Matematika.” Jurnal Pengembangan Pembelajaran Matematika 2, no. 2
(2020): 71–78.
Wahyuni, and Rahmiati. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sekolah Dasar.” jurnal cakrawala
pendas 8, no. 4 (2022).
Widyaningrum, Marsita Dewi, and Nyoto Harjono. “Pengaruh Model Pembelajaran
Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar.” JPPGuseda |
Jurnal Pendidikan & Pengajaran Guru Sekolah Dasar 2, no. 2 (2019): 57–60.

27

Anda mungkin juga menyukai