Anda di halaman 1dari 138

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS IPA KELAS IV

SDN 1 PEJOGOL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL


BERBANTUAN GOOGLE MEET

Oleh:
GESA AYU RAMADHANI
2001680290

PPG PRAJABATAN PROGRAM PGSD


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini mengesahkan Laporan Penelitian Tindakan


Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis IPA Kelas
IV SD Negeri 1 Pejogol Dengan Model Pembelajaran PBL Berbantuan Google
Meet”, yang disusun oleh:

Nama : Gesa Ayu Ramadhani


NIM : 2001680290
Tempat/Tanggal lahir : Banyumas, 14 Januari 1997
Program Studi : Pendidikan Profesi Guru
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SD Negeri 1 Pejogol


pada tahun ajaran 2020/2021, mulai tanggal 11 Januari 2021 sampai dengan 26
Juni 2021 Hasil kegiatan tercakup di dalam laporan ini.

Diterima dan disahkan di : Pejogol


Pada Tanggal : 23 Juni 2021

Kepala Sekolah

Sukisno, S.Pd.SD
NIP. 19670907 199301 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Puji syukur ke hadirat Allah Swt., atas limpahan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan ini peneliti dapat
menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis IPA Kelas IV SDN 1 Pejogol dengan
Model Pembelajaran PBL Berbantuan Google Meet” tepat pada waktunya tanpa
ada suatu halangan apapun. Selawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
tauladan terbaik, Nabi Muhammad Saw., yang telah merubah zaman kegelapan
menjadi zaman terang benderang yang berhiaskan ilmu pengetahuan. Skripsi ini
peneliti susun sebagai persyaratan pembuatan skripsi untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan program studi pendidikan guru sekolah dasar.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kritis
peserta didik dalam pembelajaran sehingga perlu adanya perbaikan dalam
pembelajaran. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik peserta
didik melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan
Google Meet di kelas IV SD Negeri 1 Pejogol. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya peningkatan nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik dari
siklus I sampai siklus III yang mencapai kriteria baik. Hal ini menandakan
indikator keberhasilan dalam penelitian ini tercapai.
Atas terselesaikannya penyusunan laporan PTK ini dan karena bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak, maka perkenankanlah peneliti menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Allah Swt., atas nikmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Praktek Pengalaman Lapangan.
2. Dr. Jebul Suroso, S.Kp., Ns., M.Kep. Rektor Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

iii
3. Drs. Eko Suroso, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
4. Wildan Nurul Fajar, M.Pd., Ketua Program Studi PPG Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
5. Seluruh Dosen PPG Prajabatan, yang telah memberikan illmu, saran, dam
masukannya kepada mahasiswa PPG Prajabatan
6. Seluruh Guru Pamong PPG Prajabatan, yang telah memberikan illmu, saran,
dam masukannya kepada mahasiswa PPG Prajabatan
7. Sukisno, S.Pd.SD. Kepala Sekolah SD Negeri 1 Pejogol yang telah membantu
dan mengizinkan penulis untuk melakukan kegiatan penelitian PTK di SD
Negeri 1 Pejogol
8. Seluruh Guru dan Karyawan SD Negeri 1 Pejogol yang telah memberikan
bimbingan dan pengalaman selama melakukan kegiatan penelitian PTK di SD
Negeri 1 Pejogol
9. Teman-teman mahasiswa PPG Prajabatan UMP sebagai tempat bertukar
pikiran dan berbagi pengalaman selama melaksanakan kegiatan penelitian PTK
Teriring doa dan harapan semoga amal baik semua pihak dinilai sebagai
ibadah dan amal sholeh yang dilandasi dengan keikhlasan sehingga akan
mendapat balasan dari Allah Swt. Semoga laporan PTK ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi semua pihak dan menambah wawasan berfikir baik bagi Peneliti
sendiri maupun pembaca.

Purwokerto, 23 Juni 2021


Peneliti

Gesa Ayu Ramadhani

iv
ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan berpikir kritis


peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kritis peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) berbantuan google meet. Jenis penelitan yang dilaksanakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian yang dilaksanakan terdiri dari
tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari satu pertemuan yang memuat
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan secara daring menggunakan platform google meet. Subjek dari
penelitian tindakan kelas adalah peserta didik kelas IV yang berjumlah 27 yang
terdiri dari 14 peserta didik laki-laki dan 13 peserta didik perempuan. Alat
pengumpulan data menggunakan tes keterampilan berpikir kritis peserta didik dan
lembar observasi ketrampilan berpikir kritis peserta didik. Hasil peningkatan
dapat ditemukan di setiap siklusnya. Siklus I persentase ketuntasan tes
keterampilan berpikir kritis yaitu 33,3% meningkat pada siklus II menjadi 55,56%
dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 85,19%. Persentase hasil observasi
aktivitas peseta didik juga mengalami peningkatan. Pada siklus I diperoleh
persentase sebesar 65%, meningkat pada siklus II menjadi 80%, dan meningkat
lagi pada siklus III menjadi 85%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan
google meet dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas
IV SD Negeri 1 Pejogol.

Kata Kunci: Problem Based Learning, keterampilan berpikir kritis, google meet

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian......................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
A. Landasan Teori...........................................................................................4
1. Berpikir Kritis.........................................................................................4
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)...............................................................7
3. Problem Based Learning (PBL).............................................................9
4. Google Meet...........................................................................................12
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan.......................................................15
C. Kerangka Pikir Penelitian........................................................................17
D. Hipotesis Tindakan...................................................................................17
BAB III..................................................................................................................18
A. Desain PTK................................................................................................18
B. Subjek Penelitian......................................................................................22
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan............................................................23
D. Prosedur Penelitian...................................................................................23
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.......................................................25
BAB IV..................................................................................................................31
A. Temuan dan Pembahasan Masalah Keterampilan Berpikir Kritis.....31

vi
1. Siklus I....................................................................................................31
2. Siklus II..................................................................................................39
3. Siklus III.................................................................................................47
B. Pembahasan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Melalui
Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Google Meet............................54
C. Keterbatasan Penelitian...........................................................................56
BAB V...................................................................................................................58
A. Simpulan....................................................................................................58
B. Rekomendasi.............................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60
LAMPIRAN..........................................................................................................63
Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran...........................................................63
Lampiran 2. Intrumen Pengumpul Data.....................................................123
Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Ketapilan Berpikir Kritis Peserta
Didik................................................................................................................125
Lampiran 4. Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Peserta Didik.........126

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Berpikir Kritis.................................................................. 5
Tabel 2.2 Sintaks PBL....................................................................................... 11
Tabel 3.1 Kriteria Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis........................28
Tabel 3.2 Persentase Kriteria Ketrampilan Berpikir Kritis..........................29
Tabel 3.3 Persentase Kriteria Penilaian Ketrampilan Berpikir
Kritis Pesera Didik............................................................................30
Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Peserta Didik
Siklus I................................................................................................35
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Nilai Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Siklus I.......................................................................37
Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Peserta Didik
Siklus II..............................................................................................44
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Nilai Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Siklus II......................................................................46
Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Observasi Ketrampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Siklus III....................................................................51
Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Nilai Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Siklus III....................................................................53
Tabel 4.7 Peningkatan Hasil Evaluasi Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Siklus I, Siklus II dan Siklus III..............................55

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir...............................................................17
Gambar 3.1 The Action Research Spiral.........................................................23
Gambar 4.1 Diagram Hasil Keterampilan Berpikir Kritis Peserta
Didik...................................................................................................56

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan abad 21 harus mampu membangun peserta didik yang
berpengetahuan sehingga memiliki kemampuan berpikir kritis (critical
thinking). Berkenan akan hal itu, hendaknya di sekolah menyediakan
pengalaman belajar yang memberi kesempatan siswa dalam berpikir krtitis
dan mengembangkannya. Hendaknya guru mengajukan pertanyaan yang
menuntut siswa menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, tidak
hanya sekedar mengingat kembali. Hal ini menyebabkan siswa kurang
mendapat latihan dalam berpikir kritis.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi pada dasarnya dapat diterapkan dalam
berbagai disiplin ilmu salah satunya pelajaran IPA. Tujuan utama pendidikan
IPA adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi sebagai bekal untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-
hari, melalui kegiatan pembelajaran yang mendorong penggunaan
keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti berpikir kritis, penalaran, reflektif
dan keterampilan proses sains (Saido, Siraj, Nordin. 2015:13).
Menginjak bulan Maret 2020 di Indonesia menyebarlah isu penyebaran
Covid-19. Salah satu cara mencegah penyebaran wabah Covid-19 antar
manusia adalah tidak berinteraksi secara langsung dan menjaga jarak satu
sama lain. Dalam rangka melaksanakan pencegahan ini, maka Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan keputusan diberlakukannya
pembelajaran jarak jauh dalam waktu yang relatif lama dengan diawasi orang
tua dan dipandu oleh guru kelas secara daring.
Sesuai kenyataan di lapangan, berdasarkan hasil observasi dan wawancara
yang dilakukan peneliti pada guru dan peserta didik di SD Negeri 1 Pejogol
tahun ajaran 2020/2021 ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada
proses pembelajaran jarak jauh khususnya di kelas IV yaitu rendahnya
keterampilan berpikir kritis peserta didik pada proses pembelajaran, hal
tersebut dapat dilihat dengan kurangnya respon peserta didik dalam kegiatan

1
belajar mengajar. Guru hanya menyampaikan informasi mengenai materi
pembelajaran melalui Whatsapp Group (WAG), dan peserta didik hanya
menerima materi yang disampaikan oleh guru yang mengakibatkan
rendahnya pemahaman peserta didik pada saat menerima materi
pembelajaran. Ketika guru memberikan sebuah pertanyaan peserta didik
menjawab tanpa menganalisa ataupun memberikan pendapat. Jawaban yang
diberikan peserta didik hanya sebatas hafalan yang mereka ingat. Sulit bagi
peserta didik untuk menghafal keseluruhan materi sedangkan peserta didik
pun belum bisa memahami materi yang diterima. Selain itu, guru memberikan
soal-soal evaluasi di level C1-C3 sehingga peserta didik kurang memiliki
kemampuan menganalisa dan memberikan pendapat.
Permasalahan lain yang ditemukan oleh peneliti yaitu penggunaan media
pembelajaran yang kurang efektif dan maksimal dalam pembelajaran daring.
Guru lebih sering memberikan materi dan soal-soal pada Whatsapp Group
kemudian peserta didik mengunduh materi yang dikirimkan oleh guru untuk
dibaca dan dikerjakan secara mandiri. Penggunaan platform atau aplikasi
seperti Google Meet yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar
daring jarang dilakukan oleh guru, guru hanya menggunakan beberapa kali
dan dalam waktu yang singkat sehingga kegiatan pembelajaran daring belum
berjalan dengan maksimal.
Peneliti bersama guru kelas IV SD N 1 Pejogol kemudian melakukan
diskusi untuk melakukan upaya memperbaiki permasalahan di atas yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Glazer dalam Nafiah (2013:127) menyatakan bahwa PBL menekankan
belajar sebagai proses yang melibatkan pemecahan masalah dan berpikir
kritis dalam konteks yang sebenarnya. Melalui PBL siswa memperoleh
pengalaman dalam menangani masalah-masalah yang realistis, dan
menekanan pada penggunaan komunikasi, kerjasama, dan sumber-sumber
yang ada untuk merumuskan ide dan mengembangkan keterampilan
penalaran.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

2
judul:
“Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis IPA Kelas IV SDN 1 Pejogol
dengan Model Pembelajaran PBL Berbantuan Google Meet”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berbantuan Google Meet pada kelas IV SD N 1 Pejogol dapat
meningkatkan ketrampilan berpikir kritis IPA peserta didik?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dipecahkan melalui penelitian tindakan
kelas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis IPA Kelas IV SDN 1 Pejogol
dengan Model Pembelajaran PBL Berbantuan Google Meet
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teori hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik
serta memotivasi guru dalam melakukan pembelajaran yang sejenis
untuk materi pelajaran lainnya.
b. Bagi peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan
meningkatkan ketrampilan berpikir kritis peserta didik
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan
pertimbangan dalam pengembangan pembelajaran dan dapat menjadi
kontribusi positif untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya
kualitas pembelajaran di SD N 1 Pejogol
d. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana

3
pengembangan wawasan mengenai model pembelajaran serta dapat
menambah pengetahuan tentang penelitian eksperimen
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Berpikir Kritis
Berpikir kritis telah menjadi istilah yang populer pada pendidikan
di era abad 21 ini. Penerapan pendidikan karakter pada Kurikulum 2013
menginginkan peserta didik agar mampu memiliki sebuah daya dalam hal
membangun kerangka berpikir kritis, sehingga output yang dihasilkan
peserta didik benar-benar memiliki kualitas unggul, baik dalam  ranah
kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Definisi berpikir kritis salah satunya dikemukakan oleh Johnson
(2007: 185) bahwa:
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengatakan sesuatu
dengan penuh percaya diri. Berpikir kritis memungkinkan siswa
untuk menemukan kebenaran di tengah banjir kejadian dan
informasi yang mengelilingi mereka setiap hari. Berpikir kritis
adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa
merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka
sendiri.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Halpen dalam Susanto


(2013: 122), yang menyatakan bahwa berpikir kritis adalah
memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan
tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan,
mempertimbangkan, dan mengacu langsung pada sasaran. Berpikir kritis
merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka
memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai
kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua
keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.
Hal senada juga dikemukakan oleh Azizah, dkk (2018: 62) bahwa
keterampilan berpikir kritis adalah proses kognitif siswa dalam
menganalisis secara sistematis dan spesifik masalah yang dihadapi,

4
membedakan masalah tersebut secara cermat dan teliti, serta
mengidentifikasi dan mengkaji informasi guna merencanakan strategi
pemecahan masalah.
Bertolak dari beberapa pendapat di atas, dapat diartikan bahwa
keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir secara
beralasan, reflektif, terbuka, jelas, dan berdasarkan fakta dengan
menekankan pembuatan keputusan. Adapun indikator kemampuan
berpikir kritis yang dikemukakan oleh Ennis dalam Tawil & Liliasari
(2013: 9) yaitu:
Tabel 2.1 Indikator berpikir kritis
Indikator Kata-kata operasional
Memberikan Menganalisis pertanyaan, mengajukan dan
penjelasan sederhana menjawab pertanyaan klarifikasi
Membangun Menilai kredibilitas suatu sumber,
keterampilan dasar meneliti, menilai hasil penelitian
Menyimpulkan Mereduksi dan menilai deduksi,
menginduksi dan menilai iduksi, membuat
dan menilai penilaian yang berharga

Memberikan Mendefinisikan istilah, menilai definisi,


penjelasan lebih lanjut mengidentifikasi asumsi
Mengatur strategi dan Menentukan sebuah tindakan dan
taktik berinteraksi dengan orang lain

Anak harus mengambil peran aktif dalam proses belajar untuk


mampu berpikir secara kritis. Hal tersebut dikemukakan oleh Santrock
dalam Desmita (2009: 162). Pembelajaran yang mengembangkan
keterampilan berpikir kritis lebih melibatkan peserta didik sebagai
pemikir, bukan seorang yang diajar. Adapun pengajar berperan sebagai
mediator, fasilitator, dan motivator yang membantu peserta didik dalam
belajar dan bukan mengajar. Anak-anak juga harus belajar bagaimana
mengajukan pertanyaan klarifikasi, belajar bagaimana mengkombinasikan
proses-proses berpikir untuk menguasai suatu pengetahuan baru, belajar

5
melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Desmita juga menjelaskan
bahwa anak-anak perlu mengembangkan berbagai proses berpikir kritis,
seperti:
a. Mendengarkan secara seksama;
b. mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan;
c. mengorganisasikan pemikiran-pemikiran mereka;
d. memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaan;
e. melakukan deduksi; dan
f. membedakan antara kesimpulan-kesimpulan yang secara logika
valid dan tidak valid.

Setiap orang dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis


karena otak manusia secara konstan berusaha memahami pengalaman.
Schneider dalam Lastriningsih (2017: 69) menyatakan bahwa siswa
sekolah dasar memiliki pengalaman yang mengejutkan dan kompleks
serta sering memiliki wawasan di luar dugaan guru. Siswa SD telah
memiliki pengalaman dan pengetahuan yang kompleks sebagai bekal
dalam berpikir kritis. Namun, dalam melatih keterampilan berpikir kritis
pada siswa SD harus disesuaikan dengan perkembangan pengetahuannya.
Permasalahan yang terjadi selama ini, guru masih bingung
bagaimana melatih siswa sekolah dasar untuk dapat berpikir kritis. Guru
dalam kelas memiliki peran penting dalam mengatur dan memotivasi
siswa untuk berpikir kritis. Beberapa motivasi yang dapat dilakukan guru
di kelas menurut Conklin & Manfro dalam Hidayati (2017: 145):
a. Membuka dan mengakhiri pelajaran dengan pertanyaan–
pertanyaan yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
b. Menempatkan aktivitas brainstorming pada pertengahan
pelajaran untuk mendorong Peserta didik menemukan ide dan
berpikir kreatif
c. Memberikan tugas berbasis open ended sebagai pekerjaan
rumah untuk mengetahui kreativitas dan pemahaman mereka
terhadap pelajaran yang sudah dipelajari.

Taksonomi kemampuan berpikir kritis dapat diklasifikasikan pada


taksonomi Bloom. Taksnonomi Bloom versi baru terdiri atas remember

6
(mengingat), understand (memahami), apply (mengaplikasi), analyze
(menganalisis), evaluate (mengevaluasi), dan create (berkreasi/membuat)
yang diungkapkan oleh Widodo dalam Sari & Nurchasanah (2012: 2)
A revision of Bloom’s Taxonomy yang dikemukakan oleh
Krathwohl dalam Dinni (2018: 172) menyatakan bahwa
indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
meliputi menganalisis (C4) yaitu kemampuan memisahkan konsep
ke dalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain
untuk memperoleh pemahaman atas konsep secara utuh,
mengevaluasi (C5) yaitu kemampua menetapkan derajat sesuatu
berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu, dan mencipta
(C6) yaitu kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu
bentuk baru yang utuh dan luas, atau membuat sesuatu yang
orisinil.

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


a. Pengertian IPA
Kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam.
Dari segi istilah yang digunakan Ilmu Pengetahuan Alam berarti
ilmu tentang pengetahuan alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
salah satu ilmu yang merupakan tulang punggung teknologi,
terutama teknologi manufaktur dan teknologi modern. Teknologi
modern seperti teknologi informasi, elektronika, komunikasi,
teknologi transportasi, merupakan penguasaan Ilmu Pengetahuan
Alam yang cukup mendalam. Tanpa penguasaan Ilmu Pengetahuan
Alam yang memadai bekal ilmu sumber daya manusia kita akan
kurang kuat untuk bersaing dengan bangsabangsa lain di Negara
kita, apa lagi di Negara di sekitar kita (Depdiknas, 2011:1)
Menurut Srini M. Iskandar (2001:2), IPA adalah pengetahuan
manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan
eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan
aturanaturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip teori dan hipotesis-
hipotesis.

7
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah sebagai suatu proses upaya manusia untuk memahami
berbagai gejala-gejala alam dengan cara yang sistematik dan
menghasilkan suatu produk yang telah diuji kebenarannya.

b. Hakekat IPA di Sekolah Dasar


Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa :
memahami konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses,
mempunyai minat mempelajari alam sekitar, bersikap ilmiah,
mampu
menerapkan konsep-konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala
alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
mencintai alam sekitar, serta menyadari kebesaran dan keagungan
Tuhan. Berdasarkan tujuan di atas, maka pembelajaran pendidikan
IPA di SD menuntut proses belajar mengajar yang tidak terlalu
akademis dan verbalistik.
Carin dan Sund (1989: 16) memberikan petunjuk tentang
bagaimana seharusnya IPA diajarkan pada pendidikan dasar. Salah
satu diantaranya adalah menanamkan ke dalam diri siswa
keingintahuan akan alam sekitar, serta dapat memahami pejelasan-
penjelasan ilmiah tentang fenomena alam. Hal ini sesuai dengan
salah satu tujuan pendidikan IPA yaitu bahwa IPA harus mampu
meberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dimana kita
hidup, dan bagaimana kita sebagai makhluk hidup harus bersikap
terhadap alam.
Khusus untuk keterampilan proses dalam pembelajaran IPA,
Mechling dan Oliver (1983: 48) mengemukakan bahwa penekanan
yang diberikan dalam pengajaran keterampilan proses IPA adalah
pada keterampilan-keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir ini
dapat berkembang pada anak selama anak diberi kesempatan untuk
berlatih menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut. Dengan

8
keterampilan-keterampilan proses IPA, yang salah satu diantaranya
adalah keterampilan mengajukan pertanyaan, maka siswa sekolah
dasar dapat mempelajari IPA sebanyak-banyaknya, sesuai dengan
keinginan mereka untuk mengetahui dan mempelajari IPA tersebut
selama hidupnya.

3. Problem Based Learning (PBL)


a. Pengertian PBL
Arends (2009: 43) menyatakan bahwa esensinya PBL
menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan
bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan
untuk investigasi dan penyelidikan. PBL dirancang untuk membantu
siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
menyelesaikan masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa dan
menjadi pelajar yang mandiri. Model ini menyediakan sebuah
alternatif yang menarik bagi guru yang menginginkan maju melebihi
pendekatan-pendekatan yang lebih berpusat pada guru untuk
menantang siswa dengan aspek pembelajaran aktif dari model itu.
PBL adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan yang esensial dari mata pelajaran. PBL memiliki
gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan
dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang autentik,
relevan dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa PBL merupakan sebuah
model pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan oleh para
pendidik. Guru perlu mengembangkan lingkungan kelas yang
memungkinkan pertukaran ide secara terbuka sehingga pembelajaran
ini menekankan siswa dalam berkomunikasi dengan teman

9
sebayanya maupun dengan lingkungan belajar siswa, sehingga
membantu siswa menjadi lebih mandiri dalam menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan fakta.
Fokus pembelajaran ada pada konsep yang dipilih sehingga
siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan
dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Masalah yang dijadikan fokus pembelajaran dapat
diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi
pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti
kerjasama dan interaksi dalam kelompok. Keadaan tersebut
menunjukan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang
kaya pada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBL dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari
sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi
yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan PBL
Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah ada tiga, yaitu
membantu siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan
penyelidikan dan pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada
siswa mempelajari pengalaman-pengalaman dan peranperan orang
dewasa, dan memungkinkan siswa meningkatkan sendiri
kemampuan berpikir mereka dan menjadi siswa mandiri. Adapun
tujuan PBL menurut Rusman (2010: 238) yaitu penguasaan isi
belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan
pemecahan masalah. PBL juga berhubungan dengan belajar tentang
kehidupan yang lebih luas (lifewide learning), keterampilan
memaknai informasi, kolaborasi dan belajar tim, dan keterampilan
berpikir reflektif dan evaluatif.
Trianto (2010: 94-95) menyatakan bahwa tujuan PBL yaitu
membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa yang

10
autentik dan menjadi pembelajar yang mandiri. Sejalan dengan
pendapat tersebut, pemecahan masalah merupakan salah satu strategi
pengajaran berbasis masalah dimana guru membantu siswa untuk
belajar memecahkan melalui pengalaman-pengalaman pembelajaran
hands-on (Jacobsen et al, 2009: 249), sehingga pernyataan tersebut
sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh PBL terhadap kemampuan kognitif C3, C4, C5 dan C6
berdasarkan keterampilan pemecahan masalah persoalan fisika
siswa.
c. Langkah-Langkah PBL
Arends (2009: 56-60) menyatakan bahwa sintaks
pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari lima fase utama Fase-
fase tersebut merujuk pada tahapan-tahapan yang praktis yang
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dengan PBL, sebagaimana
disajikan dalam Tabel berikut ini.
Tabel 2.2 Sintaks PBL

d. Kelebihan dan Kelamahan PBL

11
Kelebihan dan kelemahan PBL menurut Warsono dan
Hariyanto dalam Syamsiara Nur, Indah Panca Pujiastuti, dan Sari
Rahayu Rahman (2016: 135) antara lain:
1) Kelebihan:
a) Peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa
tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait
dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga dalam
kehidupan sehari-hari
b) Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi
dengan teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi
dengan teman-teman sekelasnya
c) Makin mengakrabkan pendidik dengan peserta didik.
d) Membiasakan peserta didik dalam menerapkan metode
eksperimen
2) Kelemahan
a) Tidak banyak pendidik yang mampu mengantarkan peserta
didik kepada pemecahan masalah
b) Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang
panjang
c) Aktivitas peserta didik yang dilaksanakan di luar kelas sulit
dipantau oleh pendidik

4. Google Meet
a. Pengertian Google Meet
Abdul Haris Rustaman (2020:559) mengemukakan bahawa
Google Meet (Hangouts Meet/Meet) adalah salah satu aplikasi atau
software yang dapat dimanfaatkan untuk tetap produktif dalam bekerja
meski dilakukan dari rumah. Dilansir dari Software Advice, perangkat
lunak ini merupakan sebuah aplikasi konferensi percakapan video
secara online. Ini adalah versi lain dari Google Hangouts yang
dikhususkan untuk bisnis dari semua ukuran. Google Meet

12
memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan video dengan
30 pengguna lainnya per pertemuan.
Sementara itu Rina Husnaini Febriyanti & Hanna Sundar
(2020:23) mengemukakan bahwa Google Meet adalah layanan
komunikasi video yang dikembangkan oleh Google. Ini adalah salah
satu dari dua aplikasi yang merupakan versi baru Google Hangouts.
Layanan ini diluncurkan sebagai aplikasi konferensi video untuk
hingga 30 peserta, digambarkan sebagai versi Hangouts yang ramah
perusahaan. Saat diluncurkan, ia menampilkan aplikasi web, aplikasi
Android, dan aplikasi iOS
Rina Husnaini Febriyanti & Hanna Sundar menambahkan
bahawa Platform Google Meet tergolong platform yang masih baru
karena baru mulai beredar dan dapat dipergunakan per akhir April
atau awal Mei. Platform ini memiliki durasi lebi lama 10 menit jika
dibandingkan platform Zoom bagi pengguna yang bebas bayar dan
akan lebih lama bagi pengguna yang berbayar. Google Meet hanya
dapat digunakan oleh pengguna yang memiliki akun Google.
b. Kelebihan Google Meet
Dara Sawitri (2020:15) menyebutkan kelebihan Platform
Google Meet yaitu:
1) Adanya fitur White Board : Kelebihan pertama dari Google Meet
adalah adanya fitur White board. Dimana kita bisa membuat
tulisan dan kata-kata dalam fitur white board tersebut. Sekarang
white board lebih sering digunakan dalam hal pendidikan dan saat
menerangkan. Kelebihan white board ini bisa digunakan untuk
sarana penjelasan berupa gambar atau angka. Yang sulit
dijelaskan dengan menggunakan lisan. Maka Google Meet
memudahkan para penggunannya dengan itu.
2) Tersedia Gratis : Google Meet memberikan kebebasan untuk
menginstal aplikasi ini. Sudah tersedia secara gratis dan bisa di
unduh di Playstore atau app store bagi pengguna ios. Google

13
Meet ingin membuktikan bahwa layanannya lebih bagus
dibanding dengan video conference yang lain
3) Tampilan video yang HD dan suport resolusi lain : Kelebihan
Google Meet ketiga adalah tampilan yang disedikan sudah HD
(High Definition) dan juga bisa menyediakan resolusi yang
terdapat pada smartphone. Sehingga tampilan menjadi lebih
jernih.
4) Mudah penggunaanya : Untuk bisa menggunakan Google Meet,
teman-teman cukup memiliki akun Google untuk mendaftar ke
aplikasinya, dan tidak membutuhkan tahaptahap yang lainnya.
5) Layanan Enkripsi video : Dengan adanya layanan Enkripsi video
maka data kita tidak akan disalah gunakan. Google Meet
memberikan layanan tersebut untuk menjaga kerahasiaan data
para penggunanya. Supaya kita tidak khawatir akan pencurian dan
jula beli data.
6) Banyak pilihan Tampilan yang menarik : Dengan tampilan video
conference yang dapat diatur sesuai keinginan kita, maka kita bisa
menyesuaikan tata letak dan pilihan posisi yang pas dan
baik.Tampilan yang menarik sangat dibutuhkan, karena dengan
tampilan antar muka yang bagus setiap pengguna Google Meet
akan betah dan nyaman.
7) Dapat mengundang hingga 100 peserta : Untuk bisa mengundang
peserta hingga 100 bisa berlangganan dengan G suite yang lebih
lengkap dan. Denggunakan Google Meet yang versi free hanya
dibatasi 25 orang/lebih, jika berlangganan Google Suite maka
bertambah menjadi 100 atau sampai 250 pengguna. Fitur tersebut
terbatas untuk pengguna Google Meet yang free. Tatapi untuk
yang sudah mendaftar ke produk Google Suite. Semua bisa
menjadi lebih banyak dan mudah pastinya
c. Kelemahan Google Meet

14
Selain kelebihan Google Meet juga memliliki kelemahan, hal ini
juga diungkapkan oleh Dara Sawitri (2020:16-17) yaitu:
1) Tidak adanya Fitur Hemat Data : Kekurangan pertama yang
dimiliki oleh Google Meet adalah mereka belum mempunyai fitur
penghemat data saat panggilan berlangsung. Dengan tidak adanya
fitur hemat data. Kemungkina terbesar saat kita menggunakan
Google Meet adalah data kita menjadi boros dan terbuang
percuma pada saat kita memakainya. Sehingga kita harus
mempersiapkan data yang banyak saat mengobrol menggunakan
Google Meet supaya kita tidak akan mengalami keluhan. Seperti
data terputus dan berbagai alasan lainnya.
2) Belum semua fasilitas Free : Pengguna Google Meet bahwa harus
membeli paket dari Google Suite sebelum menggunakan fitur-
fitur yang lebih banyak dan lengkap. Dengan dibatasi fiturnya kita
menjadi tidak bisa leluasa untuk memakai Google Meet. Kita
harus membayar dulu sebelum menggunakan beberapa fitur yang
lengkap seperti paket 100 pengguna dan masih banyak paket yang
lain di Google Meet.
3) Membutuhkan jaringan internet yang stabil: Tidak jaringan yang
cepat saja akan tetapi yang stabil. Karena dengan jaringan yang
stabil Google Meet bisa beroprasi sebagaimana mestinya dan
bekerja dengan baik. Tanpa jaringan yang stabil tidak akan dapat
menikmati layanan terbaik darinya.

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan


Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini berdasarkan
penelitian yang telah dilaksanakan:
1. Penelitian oleh Dewi Pamungkas (2019) dengan judul “Peningkatan
Ketrampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa
Kelas IV Melalui Penerapan Model Problem Based Learning”. Hasil
penelitian menunjukan bahwa penerapan model Problem Based Learning

15
pada pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa, hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya keterampilan
berpikir kritis dari awal kondisi, siklus 1, dan siklus 2. Pada kondisi awal
sebelum diterapkan model Problem Based Learning ketrampilan berpikir
kritis siswa 43%, pada siklus 1 setelah mendapatkan penerapan model
Problem Based Learning meningkat menjadi 76%, dan pada siklus 2
meningkat menjadi 97%. Dengan meningkatnya ketrampilan berpikir
kritis siswa, hasil belajar matematika siswa juga mengalami peningkatan
pada awal kondisi, siklus 1, dan siklus 2. Pekembangan itu ditunjukkan
pada kondisi awal hanya 48% siswa yang mengalami ketuntasan, pada
siklus 1 meningkat menjadi 51% siswa yang tuntas, dan pada siklus 2
meningkat menjadi 68% siswa yang tuntas.
2. Penelitian oleh Mustakim (2020) dengan judul “Efektivitas Pembelajaran
Daring Menggunakan Media Online Selama Pandemi Covid-19 Pada
Mata Pelajaran Matematika”. Hasil penelitian menunjukan bahwa inovasi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika yakni dengan
menggunakan media online membantu peserta didik menjalani
pembelajaran daring selama pandemi covid-19 ini. Alhasil, peserta didik
menilai pembelajaran matematika menggunakan media online sangat
efektif (23,3%), sebagian besar mereka menilai efektif (46,7%), dan
menilai biasa saja (20%). Meskipun ada juga peserta didik yang
menganggap pembelajaran daring tidak efektif (10%), dan sama sekali
tidak ada (0%) yang menilai sangat tidak efektif. Untuk membuat
pembelajaran matematika lebih efektif lagi, kedepannya guru atau
pendidik diharapkan menerapkan sepuluh saran yang diberikan peserta
didik, yakni (1) pembelajaran dilakukan melalui video call; (2)
pemberian materi pembelajaran yang ringkas; (3) meminimalisir
mengirim materi dalam bentuk video berat untuk menghemat kuota; (4)
pemilihan materi dalam video harus berdasarkan kriteria bahasa yang
mudah dipahami; (5) tetap memberikan materi sebelum penugasan; (6)
pemberian soal yang bervariatif dan berbeda tiap peserta didik; (7)

16
pemberian tugas harus disertakan cara kerjanya; (8) memberikan tugas
sesuai dengan jadwal pelajaran; (9) mengingatkan peserta didik jika ada
tugas yang diberikan; dan (10) mengurangi tugas.

F. Kerangka Pikir Penelitian

Siklus I Ketrampilan
Kondisi Awal berpikir kritis siswa
Peneliti dalam melaksanakan rendah
pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)

Peneliti dalam melaksanakan Siklus II dan III


Tindakan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Problem Pelaksanaan
Based Learning (PBL) pembelajaran dan
berbantuan Google Meet ketrampilan berpikir
kritis siswa mengalami
peningkatan

Melalui model pembelajaran


Problem
17 Based Learning (PBL)
berbantuan Google Meet
dapat meningkatkan
Kondisi Akhir ketrampilan berpikir kritis
siswa kelas IV SD Negeri 1
Pelajaran 2020/2021

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir


G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka peneliti dapat
merumuskan hipotesis tindakannya antara lain:
1. Penerapan model pembelajaran PBL berbantuan google meet dapat
meningkatkan ketrampilan berpikir kritis IPA peserta didik kelas IV SD
Negeri 1 Pejogol
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain PTK
1. Siklus I
Siklus I terdapat 4 langkah yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Permasalahan sudah ditemukan dengan jelas maka setelah itu
peneliti dan guru bersama-sama mencari solusi untuk mengatasi
permasalahan. Perencanaan yang sudah disusun harus dijadikan
pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran, selain itu peneliti
bersama dengan guru merencanakan atau membuat persiapan yang
direncanakan, antara lain sebagai berikut:
1) Menyusun RPP tanpa menggunakan model pembelajaran yang
sebelumnya telah dirancang
2) Menyiapkan instrumen berupa soal evaluasi, Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang dibuat berdasarkan indikator dan
disesuaikan pula dengan indikator keterampilan berpikir kritis.

18
3) Menyiapkan instrumen penelitian yang dibuat berdasarkan
pertanyaan peneliti dan data yang ingin diperoleh dalam
penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru dan Peserta
didik pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berbantuan Google Meet
4) Menyiapkan platform Google Meet yang akan digunakan untuk
menungjang proses pembelajaran dengan tujuan meningkatkan
kemampuasn berpikir ktitis siswa
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya. Guru dan siswa melakukan proses
pembelajaran dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Pembelajaran menerapkan model konvensional
(tidak menggunakan model pembelajaran) berbantuan Google Meet.
Evaluasi dilakukan setiap pertemuan dan hasilnya dijadikan acuan
untuk menentukan suksesnya penelitian yang telah dilakukan, selain
itu peneliti dibantu observer juga mengamati aktivitas siswa
menggunakan alat instrumen berupa lembar observasi.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara
perencanaan yang dibuat dengan pelaksanaan yang dilakukan, hal
tersebut dilakukan dengan tujuan yaitu untuk mengetahui
keberhasilan apakah terdapat perubahan setelah dilakukannya
penelitian. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Refleksi adalah mengulang kembali kegiatan yang telah
dilakukan. Pada siklus I kegiatan refleksi dilakukan sebagai acuan
sekaligus perbaikan untuk pelaksanaan siklus II. Peneliti melakukan
refleksi bersama guru kelas dengan mengungkapkan kekurangan dan
masukan pada proses pembelajaran yang telah dilakukan

19
sebelumnya serta membahas perbaikan yang dilaksanakan pada
siklus selanjutnya
2. Siklus II
Siklus II terdapat 4 langkah yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Permasalahan sudah ditemukan dengan jelas maka setelah itu
peneliti dan guru bersama-sama mencari solusi untuk mengatasi
permasalahan. Perencanaan yang sudah disusun harus dijadikan
pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran, selain itu peneliti
bersama dengan guru merencanakan atau membuat persiapan yang
direncanakan, antara lain sebagai berikut:
1) Menyusun RPP dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) berbantuan google meet
2) Menyiapkan instrumen berupa soal evaluasi, Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang dibuat berdasarkan indikator dan
disesuaikan pula dengan indikator keterampilan berpikir kritis.
3) Menyiapkan instrumen penelitian yang dibuat berdasarkan
pertanyaan peneliti dan data yang ingin diperoleh dalam
penelitian berupa lembar observasi siswa pada model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan
Google Meet
4) Menyiapkan platform Google Meet yang akan digunakan untuk
menungjang proses pembelajaran dengan tujuan meningkatkan
kemampuasn berpikir ktitis siswa
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya. Guru dan siswa melakukan proses
pembelajaran dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis. Pembelajaran menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan google

20
meet, guru memberikan lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan.
Evaluasi dilakukan setiap pertemuan dan hasilnya dijadikan acuan
untuk menentukan suksesnya penelitian yang telah dilakukan, selain
itu peneliti juga mengamati aktivitas siswa menggunakan alat
instrumen berupa lembar observasi.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara
perencanaan yang dibuat dengan pelaksanaan yang dilakukan, hal
tersebut dilakukan dengan tujuan yaitu untuk mengetahui
keberhasilan apakah terdapat perubahan setelah dilakukannya
penelitian. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Refleksi adalah mengulang kembali kegiatan yang telah
dilakukan. Pada siklus II kegiatan refleksi dilakukan sebagai
pembanding dari siklus I sekaligus perbaikan untuk pelaksanaan
siklus III. Peneliti melakukan refleksi bersama guru kelas dengan
mengungkapkan kekurangan dan masukan pada proses pembelajaran
yang telah dilakukan sebelumnya serta membahas perbaikan yang
dilaksanakan pada siklus selanjutnya.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Peneliti dan guru menyusun perencanaan berdasarkan hasil
refleksi pada siklus II. Perencanaan yang sudah disusun harus
dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran, selain itu
peneliti bersama dengan guru merencanakan atau membuat
persiapan yang direncanakan, antara lain sebagai berikut:
1) Menyusun RPP dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) berbantuan google meet
2) Menyiapkan instrumen berupa soal evaluasi, Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang dibuat berdasarkan indikator dan

21
disesuaikan pula dengan indikator keterampilan berpikir kritis.
3) Menyiapkan instrumen penelitian yang dibuat berdasarkan
pertanyaan peneliti dan data yang ingin diperoleh dalam
penelitian berupa lembar observasi siswa pada model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan
Google Meet
4) Menyiapkan platform Google Meet yang akan digunakan untuk
menungjang proses pembelajaran dengan tujuan meningkatkan
kemampuasn berpikir ktitis siswa
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya. Guru dan peserta didik melakukan
proses pembelajaran dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis. Pembelajaran menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), guru memberikan
lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan. Evaluasi dilakukan
setiap pertemuan dan hasilnya dijadikan acuan untuk menentukan
suksesnya penelitian yang telah dilakukan, selain itu peneliti juga
mengamati aktivitas guru dan peserta didik menggunakan alat
instrumen berupa lembar observasi.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara
perencanaan yang dibuat dengan pelaksanaan yang dilakukan, hal
tersebut dilakukan dengan tujuan yaitu untuk mengetahui
keberhasilan apakah terdapat perubahan setelah dilakukannya
penelitian. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati aktivitas
guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung di
dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran
d. Refleksi
Refleksi adalah mengulang kembali kegiatan yang telah

22
dilakukan. Tahap refleksi mengacu pada analisis siklus sebelumnya
dan apabila hasil belum sesuai dengan kriteria keberhasilan maka
penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya atau jika sudah
mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai dengan rencana maka
penelitian dapat dianggap berhasil. Peneliti melakukan refleksi
bersama guru kelas dengan mengungkapkan kelemahan pada siklus
sebelumnya serta membahas perbaikan yang dilaksanakan pada
siklus selanjutnya.

H. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Pejogol,
Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, yaitu Peserta didik kelas IV
semester II tahun ajaran 2020/2021, dengan jumlah peserta didik sebanyak 27
peserta didik yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa  perempuan.

I. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Pejogol Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas. SD Negeri 1 Pejogol terletak di Jalan Desa
Pejogol, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Alasan memilih SD
Negeri 1 Pejogol yaitu setelah melakukan observasi dan wawancara kepada
guru kelas IV, peneliti menemukan beberapa permasalahan di kelas tersebut
yang perlu untuk segera diatasi.
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2020/2021.
Waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari
sampai dengan bulan Mei tahun 2021.

J. Prosedur Penelitian
Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan dalam tiga siklus. Kemmis (1982: 11) menyebutkan dalam
penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu The
Plan (perencanaan), Action (pelaksanaan), Observation (pengamatan), dan

23
Reflection (refleksi). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing
tahap menurut Kemmis dan Taggart adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 The Action Research Spiral


(Kemmis & Taggarrt, 1982: 11)
1. Tahap perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan merupakan tahap awal dalam penelitian yang
dimulai ketika peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur kepada
guru kelas dengan tujuan untuk  menemukan permasalahan.
Permasalahan sudah ditemukan dengan jelas maka setelah itu peneliti dan
guru bersama-sama mencari solusi untuk mengatasi permasalahan.
Perencanaan yang sudah disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya
dalam proses pembelajaran, selain itu peneliti bersama dengan guru
merencanakan atau membuat persiapan yang direncanakan, antara lain
sebagai berikut:
a. Menyusun RPP sesuai dengan tema dan subtema pada pembelajaran
yang memuat muatan IPA dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) berbantuan google meet
b. Menyiapkan instrumen berupa lembar evaluasi Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang dibuat berdasarkan indikator dan
disesuaikan pula dengan indikator keterampilan berpikir kritis.

24
c. Menyiapkan instrumen penelitian yang dibuat berdasarkan data yang
ingin diperoleh dalam penelitian berupa lembar observasi aktivitas
siswa pada model Problem Based Learning (PBL) berbantuan
google meet
2. Tahap Pelaksanaan (Action)
Tahap pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya. Guru dan peserta didik melakukan proses
pembelajaran dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis. Pembelajaran menerapkan model Problem Based
Learning (PBL) berbantuan google meet, guru memberikan lembar kerja
siswa untuk dikerjakan. Evaluasi dilakukan setiap pertemuan dan
hasilnya dijadikan acuan untuk menentukan suksesnya penelitian yang
telah dilakukan, selain itu peneliti juga mengamati aktivitas siswa
menggunakan alat instrumen berupa lembar observasi yang dibantu oleh
teman sejawat.

3. Tahap Pengamatan (Observasi)


Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara
perencanaan yang dibuat dengan pelaksanaan yang dilakukan, hal
tersebut dilakukan dengan tujuan yaitu untuk mengetahui keberhasilan
apakah terdapat perubahan setelah dilakukannya penelitian. Pengamatan
ini dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan.
Tahap refleksi mengacu pada analisis siklus sebelumnya dan apabila
hasil belum sesuai dengan kriteria keberhasilan maka penelitian
dilanjutkan pada siklus berikutnya atau jika sudah mendapatkan hasil
yang memuaskan sesuai dengan rencana maka penelitian dapat dianggap
berhasil. Peneliti melakukan refleksi bersama guru kelas dan teman

25
sejawat dengan mengungkapkan kelemahan pada siklus sebelumnya serta
membahas perbaikan yang dilaksanakan pada siklus selanjutnya.

K. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Tes
Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah ter tertulis
bentuk uraian. Sudijono (2009:66) mengemukakan bahwa tes
merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian. Arifin (2013: 118) juga berpendapat
bahwa:
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam
rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya
terdapat berbagai pertanyaan-pertanyaan, atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur aspek perilaku peserta didik.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat


atau prosedur yang digunakan untuk kegiatan pengukuran yang
didalamnya terdapat berbagai pertanyaan atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa. Penelitian ini menggunakan tes
tertulis berbentuk uraian yang dilakukan setiap akhir siklus yang
telah dilaksanakan. Tes tertulis ini merupakan tes keterampilan
berpikir kritis yang digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan
berpikir kritis peserta didik berupa nilai yang diperoleh dari
pelaksanaan tes setiap akhir siklus. Perolehan nilai ini dijadikan
sebagai alat ukur kemampuan peserta didik dan mengolah data
penelitian.
b. Teknik Non Tes
1) Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau metode yang biasa

26
dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan dalam karya tulisnya. Hal ini dianggap efektif
karena peneliti terjun ke lapangan untuk menemui langsung
objek penelitiannya.
Observasi menurut Arifin (2013: 118) adalah suatu proses
pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif,
dan rasional mengenai berbagai fenomena. Observasi dapat
digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik,
seperti tingkah laku Peserta didik pada waktu belajar,
berdiskusi, mengerjakan tugas dan lain sebagainya. Observasi
juga dapat digunakan untuk menilai kegiatan guru dalam
mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama guru,
hubungan sosial dengan peserta didik dan lain sebagainya.
Observasi dilakukan secara langsung dengan cara melihat dan
mengamati kegiatan aktivitas Ppeserta didik dan guru dalam
proses pembelajaran dan mencatat perilaku maupun kejadian
yang terjadi pada saat pembelajaran.
2) Dokumen
Data dalam penelitian digunakan untuk memperoleh berbagai
arsip yang memiliki peranan penting sebagai bukti telah terjadi
suatu hal dalam proses pembelajaran. Dokumentasi dapat berupa
foto dan video selama proses pelaksanaan kegiatan penelitian
yang akan dilakukan kondisional oleh masing-masing observer,
silabus, dan RPP yang digunakan guru dalam mengajar serta
dokumen yang dianggap penting berkaitan dengan penelitian.
2. Alat Pengumpulan Data
a. Soal Tes
Soal tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
keterampilan berpikir kritis peserta didik berbentuk soal uraian.
Soal-soal tes disusun berdasarkan indikator keterampilan berpikir
kritis yang berjumlah 5 soal. Masing-masing soal mewakili satu

27
indikator ketrampilan berpikir kritis. Tes ini berisi pertanyaan yang
akan dikerjakan oleh peserta didik pada pertemuan setiap siklus
b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat pengumpulan data dalam
kegiatan observasi. lembar observasi yang akan digunakan yaitu
lembar observasi aktivitas peserta didik. Lembar observasi peserta
didik akan diisi oleh observer yang dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlansung dengan memperhatikan indikator dan
pedoman penskoran.
c. Dokumen
Dokumentasi yang diambil yaitu dokumen yang mendukung
penelitian berupa rekap nilai dan hasil tes serta dokumen berbentuk
gambar atau foto dan video yang diambil ketika pembelajaran
berlangsung. Dokumentasi pada penelitian ini dilakukan dari awal
penelitian sampai akhir penelitian dalam proses pembelajaran

L. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan dan analisis data keterampilan berpikir kritis siswa
Teknik untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis pada
penelitian ini menggunakan soal tes. Disediakan soal uraian sejumlah 5
butir soal untuk diujikan kepada siswa pada setiap siklus Setiap soal yang
dibuat disesuaikan dengan indikator keterampilan berpikit kritis dan
materi IPA kelas IV.
Hasil tes setiap siklus kemudian dianalisis berdasarkan pedoman
penskoran tes keterampilan berpikir kritis yang telah dirancang untuk
mengetahui perolehan nilai pada setiap pertemuanya. Teknik analisis data
untuk mengetahui keerampilan berpikir kritis peserta didik adalah
sebagai berikut:
a. Nilai keterampilan berpikir kritis setiap peserta didik
R
S= x 100
N

28
Keterangan:
S = Nilai keterampilan berpikir kritis
R = Skor keterampilan berpikir kritis yang diperoleh Peserta didik
N = Skor maksimal
(Purwanto, 2010:112)
b. Nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis
Cara mengukur skor rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta
didik melalui perhitungan sebagai berikut:

x ∑x
= N

Keterangan:

x = Nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik


∑x = Jumlah seluruh nilai
N = Banyaknya Subjek
(Sudjana, 2013:109)
Adapun kriteria penilaian keterampilan berpikir kritis setiap peserta
didik adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis
Rata-rata Kriteria
80 ke atas keterampilan berpikir kritis baik sekali
66 – 79 keterampilan berpikir kritis baik
56 – 65 keterampilan berpikir kritis cukup baik
46 – 55 keterampilan berpikir kritis kurang baik
45 – ke bawah keterampilan berpikir kritis sangat kurang baik
(Sudijono, 2015:35)
c. Persentase Ketuntasan
F
P= x 100 %
N
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar klasikal
F = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar
N = Jumlah seluruh peserta didik

29
(Djamarah,2005:264)

Adapun penggolongan rentang ketuntasan belajar adalah sebagai


berikut :
Tabel 3.2 Persentase Kriteria Ketrampilan Berpikir Kritis
Persentase Kriteria
81 – 100% keterampilan berpikir kritis baik sekali
61 – 80% keterampilan berpikir kritis baik
41 – 60% keterampilan berpikir kritis cukup baik
21 – 40% keterampilan berpikir kritis kurang baik

<21% keterampilan berpikir kritis sangat kurang baik


(Arikunto, S dan Jabbar, C.S.A, 2010:35)

2. Pengolahan dan analisis data observasi ketrampilan berpikir kritis


siswa
Penskoran untuk skala penilaian dan kriteria penilaian yang
digunakan pada lembar observasi aktivitas peserta didik pada penelitian
ini adalah:
1 = Jawaban Tidak
2 = Jawaban Ya
Untuk memperoleh data yang diperoleh dari lembar observasi
aktivitas siswa menggunakan persentase sebagai berikut:
F
P = x 100 %
N
Keterangan:
P = Persentase yang dicari
F = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah banyaknya pernyataan
(Djamarah, 2010: 264)
Kriteria pengkategorian skor yang digunakan pada lembar
observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

30
Tabel 3.3 Persentase Kriteria Penilaian Ketrampilan Berpikir
Kritis Siswa
Persentase Kriteria
81 – 100% Sangat Baik
61 – 80% Baik
41 – 60% Cukup Baik
21 – 40% Kurang Baik
<21% Sangat Kurang Baik
(Arikunto, S dan Jabbar, C.S.A, 2010:35)

M.Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil tes evaluasi
keterampilan berpikir kritis IPA peserta didik kelas IV SD N 1 Pejogol yang
diperoleh dari siklus I sampai siklus III dengan model pembelajaran Peoblem
Based Learning (PBL) berbantuan Google Meet menunjukan sekurang-
kurangnya 75% dari jumlah peserta didik telah mencapai KKM

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan dan Pembahasan Masalah Keterampilan Berpikir Kritis
1. Siklus I
a. Temuan
Penelitian ini dilaksanakan di SD N 1 Pejogol, Kecamatan
Cilongok, Kabupaten Banyumas. Subjek penelitian yaitu peserta didik
kelas IVa tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 27, terdiri dari 13
peserta didik perempuan dan 14 peserta didik laki-laki. Penelitian
dilaksanakan secara kolaborasi dengan teman sejawat yang bertugas
untuk mengobservasi ketrampilan berpikir kritis peseta didik pada saat
kegiatan mengajar berlangsung.
Penelitian pada siklus I dilaksanakan secara daring sesuai anjuran
dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan karena melihat situasi

31
dan kondisi di wilayah SD Negeri 1 Pejogol masih belum
diperbolehkan diadakan pembelajaran tatap muka. Pelaksanaan
penelitian pada siklus I ini dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan
dan setiap pertemuan berlangsung selama 3 x 35 menit yang
dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2021.
Penelitian ini diawali dari kegiatan observasi yang dilakukan
sebelum melaksanakan siklus I. Peneliti melakukan observasi melalui
kegiatan wawancara Bersama guru kelas dan melakukan pengamatan
langsung selama proses pembelajaran daring. Pada pelaksanaan
observasi peneliti mendapatkan temuan-temuan dari keterangan guru
yang relevan dengan pelaksanaan siklus I. Temuan-temuan tersebut
diantaranya yaitu keterampilan berpikir kritis peserta didik yang
rendah, hal ini dibuktikan dengan kegiatan pengataman dan
wawancara bersama guru yang relevan dengan hasil dan observasi
evaluasi keterampilan berpikir kritis peserta didik pada siklus I.

b. Pembahasan
Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2021
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
yang dilakukan di kelas IVa pada Tema 7 Indahnya Keragaman di
Negeriku, Subtema 2 Indahnya Keragaman Budaya di Negeriku,
Pembelajaran 1. Proses pelaksanaan kegiatan mengajar menggunakan
platform google meet selama 3 x 35 menit
1) Tahap perencanaan (Planning)
a) Menyusun RPP Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku,
Subtema 2 Indahnya Keragaman Budaya di Negeriku,
Pembelajaran 1 dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) berbantuan google meet

32
b) Menyiapkan instrumen berupa soal evaluasi HOTS yang
dibuat berdasarkan indikator dan disesuaikan pula dengan
indikator keterampilan berpikir kritis.
c) Menyiapkan instrumen penelitian yang dibuat berdasarkan
data yang ingin diperoleh dalam penelitian berupa lembar
observasi keterampilan berpikir kritis yang digunakan untuk
mengobservasi ketrampilan berpikir kritis peserta didik pada
saat proses pembelajaran berlangsung
2) Tahap Pelaksanaan (Action)
Tahap pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Guru dan peserta
didik melakukan proses pembelajaran dengan berpedoman pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
a) Pendahuluan
Awal pembelajaran dimulai dengan guru memberikan
salam dan berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran.
Guru kemudian menanyakan kabar peserta didik dan
mengecek kehadiran peserta didik satu per satu. Guru tidak
menyampaikan motivasi pembelajaran pada peserta didik dan
langsung menanyakan materi pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya, kemudian menghubungkan dengan tujuan
pembelajaran hari ini. Guru juga menyampaikan pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan protokol
kesehatan covid-19
b) Inti
Kegiatan inti terdiri dari 5 tahap yaitu pada tahap pertama
oritentasi peserta didik pada masalah. Tahap ini diawali
dengan pemberian petanyaan pemantik kepada peserta didik.
Kemudian peserta didik membaca teks “Urang Kanekes, si
Suku Baduy” yang ditampilkan oleh guru melalui powerpoint

33
dan melakukan tanya jawab terkait dengan teks bacaan
tersebut. Pada saat melakukan tanya jawab, peserta didik
kurang merespon apa yang ditanyakan oleh guru. Hanya
beberapa peserta didik yang menjawab, jawaban yang
diberikan pun singkat dan kurang tepat
Tahap kedua yaitu mengorganisasikan peserta didik melalui
google meet, guru mengorganisasikan peserta didik untuk
berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk
dan mempersiapkan lembar kerja dan peralatan yang
digunakan untuk melakukan percobaan. Namun peserta didik
lebih banyak melakukan google meet secara individu
sehingga terlihat banyak peserta didik yang tidak
memperiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan
percobaan dengan alasan tidak tersedia dirumah.
Tahap ketiga yaitu membimbing investigasi kelompok,
guru membimbing peserta didik untuk melakukan percobaan.
Percobaan yang dilakukan yaitu percobaan listrik dinamis
dengan menyalakan dan mematikan saklar lampu bohlam.
Kemudian percobaan listrik statis yaitu menggosok-gosokan
penggaris pada rambut dan mendekatkan pada potongan
kertas kecil. Peserta didik cukup antusias melakukan dan
memperhatikan percobaan, namun masih banyak peserta
didik yang tidak melakukan percobaan dan hanya mengamati
teman serta guru yang sedang melakukan percobaan.
Tahap keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk
membahas tentang faktor penyebab listrik statis dan listrik
dinamis dapat terjadi. Peserta didik saling bertukar gagasan
dalam kelompok kemudian menyampaikannya kepada guru
di hadapan teman-temannya. Pada tahap ini hanya beberapa

34
peserta didik yang mampu untuk mengungkapkan pendapat
dan menyampaikannya dalam pembelajaran.
Tahap kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah, guru mengkonfirmasi hasil dari diskusi
dari masing-masing kelompok. Guru menyajikan materi
tentang listrik statis dan dinamis untuk mengkonfirmasi hasil
simpulan peserta didik dan memberikan penguatan materi.
c) Penutup
Pada kegiatan penutup guru Bersama peserta didik
mengulas kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan
pada hari ini dan menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.
Kemudian peserta didik diminta mengerjakan soal evaluasi
HOTS yang dibagikan oleh guru melalui WAG dan langsung
dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Guru lupa untuk menyampaikan rencana tindak lanjut pada
tertemuan selanjutnya dan langsung menutup pembelajaran
dengan doa dan salam.
3) Pengamatan (Observasi)
Observasi atau pengamatan yang dilakukan saat melakukan
penelitian. Data observasi atau pengamatan dalam tahap ini
diperoleh dari lembar observasi aktivitas peserta didik dan hasil
tes evaluasi keterampilan berpikir kritis
a) Observasi ketrampilan berpikir kritis
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap ketrampilan
berpikir kritis peserta didik pada kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PBL berbantuan google
meet. Pengamatan dilakukan pada siklus I dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas peserta didik secara
klasikal yang telah disusun sesuai dengan aktivitas yang
diharapkan pada model pembelajaran PBL.

35
Pengamatan aktivitas Peserta didik dilakukan oleh Observer
dengan mengamati aktivitas peserta didik pada saat
pelaksanaan pembelajaran daring. Hasil observasi aktivitas
peserta didik pada siklus I dapat ditunjukkan dalam tabel 4.1
berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas
Peserta Didik Siklus I
No Kegiatan Siklus I
.
Kegiatan Awal
1. Peserta didik menjawab salam pembuka. 1
2. Peserta didik menjawab kabar dan 1
melakukan presensi
3. Peserta didik menerima motivasi belajar 0
dari guru
4. Peserta didik mengingat kembali materi 1
sebelumnya
5. Peserta didik menerima infrormasi 1
mengenai tema, materi, dan tujuan yang
harus dikuasai oleh peserta didik selama
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Fase 1. Orientasi pada masalah
6. Peserta didik menerima orientasi pada 1
masalah
7. Peserta didik menerima permasalahan 1
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik
8. Peserta didik menjadi berkelompok 0
9. Peserta didik memecahkan masalah 0
Fase 3. Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
10. Peserta didik melakukan pengamatan atau 1
percobaan
11. Peserta didik menerima penjelasan 1
berkaitan dengan hal yang diamati atau
diuji
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
12. Peserta didik melakukan diskusi terkait 1
percobaan yang telah dilakukan
13. Peserta didik mengembangkan dan 0
menyajikan hasil percobaan
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses

36
pemecahan masalah
14. Peserta didik memberikan pendapat 0
mengenai hasil percobaan peserta didik
15. Peserta didik menerima tanggapan dan 0
evaluasi hasil dari guru
Kegiatan Akhir
16. Peserta didik melakukan refleksi 1
pembelajaran bersama guru
17. Peserta didik menerima kesimpulan 1
pembelajaran
18. Peserta didik mendengarkan rencana 0
tindak lanjut
19. Peserta didik menerima link evaluasi 1
HOTS
20. Peserta didik menjawab salam penutup 1
Jumlah 13
Rata-rata 65%
Kriteria Baik

Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi aktivitas peserta didik


siklus I dengan menggunakan model PBL berbantuan google
meet yang dilakukan selama proses pembelajaran daring
diperoleh rata-rata persentase 65% dengan kriteria baik. Pada
siklus I peserta didik belum menyajikan dan memberikan
pendapat mengenai hasil percobaan yang dilakukan. Selain
itu, peserta didik belum mampu untuk menyelesaikan
pemecahan masalah. Guru masih haris membantu peserta
didik dalam melakukan pemecahan sebuah permasalahan
a) Hasil evaluasi berpikir kritis peserta didik
Hasil keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh melalui
pemberian soal evaluasi HOTS pada peserta didik di siklus I.
Tes keterampilan berpikir kritis pada siklus I soal yang
diujikan kepada peserta didik sesuai dengan indikator
keterampilan berpikir kritis yaitu memberikan penjelasan
sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan,
memberikan penjelasan lebih lanjut, mengatur strategi dan
taktik. Skor maksimal pada tiap soal 25. Skor yang diperoleh

37
peserta didik pada tiap soal disesuaikan dengan kunci
jawaban yang telah disediakan. Hasil tes keterampilan
berpikir kritis peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Nilai Keterampilan
Berpikir Kritis Peserta Didik Siklus I

No Penilaian Siklus I
Jumlah Nilai 1476
Rata-Rata Nilai 54,67
Kriteria Kurang Baik
Persentase 33,3%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa hasil evaluasi


keterampilan berpikir kritis peserta didik pada siklus I
diperoleh rata-rata nilai 54,67 dengan kriteria kurang baik.
Persentase ketuntasan yang diperoleh sebesar 33,3% dengan
kriteria kurang baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
peserta didik belum memiliki keterampilan berpikir kritis,
dimana hasil evaluasi keterampilan berpikir kritis peserta
didik yang memenuhi kriteria minimal baik belum mencapai
75%.
Perolehan hasil evaluasi keterampilan berpikir kritis pada
siklus I masih terbilang cukup rendah. Hal ini dikarenakan
peserta didik masih dalam tahap penyesuaian penggunaan
model PBL dan platform google meet, selain itu pengelolaan
waktu pada siklus kurang baik sehingga peserta didik sedikit
terburu-buru dalam pengerjaan soal evaluasi keterampilan
berpikir kritis
Selama proses pembeajaran berlangsung di siklus, peserta
didik terlihat kurang aktif. Jawaban yang diberikan pada tes
evaluasi keterampilan berpikir kritis juga belum sesuai
dengan indikator keterampilan berpikir kritis. Hal tersebut

38
yang menyebabkan hasil evaluasi keterampilan berpikir kritis
peserta didik masih rendah dan termasuk dalam kriteria
kurang baik.
2) Refleksi (Reflection)
Tahapan terakhir dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu
tahap refleksi. Refleksi merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilaksanakan. Refleksi
dilaksanakan untuk mengetahui kekurangan selama pelaksanaan
tindakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan google
meet dan memperbaiki kekurangan tersebut di siklus selanjutnya.
Kegiatan pelaksanaan pada siklus I sudah dilakukan sesuai
dengan RPP yang telah disiapkan dalam perencanaan.
Pelaksanaan pembelajaran di siklus I dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan google
meet untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta
didik dikatakan belum berhasil, hal ini ditunjukkan dengan nilai
keterampilan berpikir kritis peserta didik diperoleh nilai rata-rata
54,67 dengan kriteria kurang baik dan persentase ketuntasan
33,3% dengan kriteria kurang baik. Persentase rata-rata observasi
aktivitas peserta didik siklus I adalah sebesar 65% termasuk
dalam baik.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I masih belum
mencapai indikator keberhasilan. Ada beberapa hal yang perlu
diperbaiki pada siklus selanjutnya, yaitu :
b) Guru belum mampu mengelola waktu dengat tepat pada
pelaksaaan pembelajaran. Masih terdapat langkah-langkah
pembelajaran yang terlewati seperti memberikan motivasi
pembelajaran dan menyampaikan rencana tindak lanjut.
c) Peserta didik masih ragu dan malu untuk mengemukakan
gagasannya. Selama proses pembelajaran, guru harus

39
menunjuk peserta didik agar mau untuk menjawab
pertanyaan maupun memberikan gagasan.
d) Kegiatan peserta didik dalam memanfaatkan waktu untuk
bekerja dalam kelompok kurang optimal. Tidak semua
anggota kelompok melakukan percobaan, hanya beberapa
peserta didik yang melakukannya dan yang lainnya diam dan
melihat saja.
e) Nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik perlu
ditingkatkan lagi, hal ini dikarenakan nilai rata-rata
keterampilan berpikir kritis belum mencapai indikator
keberhasilan.
5. Siklus II
a. Temuan-Temuan
Penelitian pada siklus II dilaksanakan secara daring sesuai anjuran
dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan karena melihat situasi
dan kondisi di wilayah SD Negeri 1 Pejogol masih belum
diperbolehkan diadakan pembelajaran tatap muka. Pelaksanaan
penelitian pada siklus I ini dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan
dan setiap pertemuan berlangsung selama 3 x 35 menit yang
dilaksanakan pada tanggal 3 April 2021. Penelitian dilaksanakan
secara kolaborasi dengan teman sejawat yang bertugas untuk
mengobservasi ketrampilan berpikir kritis peserta didik pada saat
kegiatan mengajar berlangsung.
Pada pelaksanaan pembelajaran daring di siklus II peneliti
menemukan beberapa hal baru, yaitu peserta didik sudah mulai aktif
untuk melakukan interaksi dengan guru. Hal ini terlihat pada saat guru
mengajukan pertanyaan, peserta didik dengan tanggap menjawab
pertanyaan dari guru. Hal tersebut menandakan peserta didik sudah
mulai paham dan mengerti mengenai materi apa yang sedang
dipelajari dan dibahas saat pembelajaran. Namun saat menjelaskan
pendapatnya atas pertanyaan yang diajukan oleh guru, peserta didik

40
masih terlihat membaca materi atau mencari jawabannya pada buku
ataupun bahan ajar yang guru bagikan. Peserta didik belum mampu
menyampaikan pendapatnya berdasarkan kalimatnya sendiri. Pada
pembelajaran siklus II peserta didik sudah berkelompok sesuai dengan
kelompok masing-masing sehingga lebih mudah untuk melakukan
diskusi.
b. Pembahasan
Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 April 2021
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
yang dilakukan di kelas IVa pada Tema 7 Indahnya Keragaman di
Negeriku, Subtema 2 Indahnya Keragaman Budaya di Negeriku,
Pembelajaran 2. Proses pelaksanaan kegiatan mengajar menggunakan
platform google meet selama 3 x 35 menit
1) Tahap perencanaan (Planning)
a) Menyusun RPP Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku,
Subtema 2 Indahnya Keragaman Budaya di Negeriku,
Pembelajaran 2 dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) berbantuan google meet
b) Menyiapkan instrumen berupa soal evaluasi HOTS yang
dibuat berdasarkan indikator dan disesuaikan pula dengan
indikator keterampilan berpikir kritis.
c) Menyiapkan instrumen penelitian yang dibuat berdasarkan
data yang ingin diperoleh dalam penelitian berupa lembar
observasi keterampilan berpikir kritis yang digunakan untuk
mengobservasi ketrampilan berpikir kritis peserta didik pada
saat proses pembelajaran berlangsung
2) Tahap Pelaksanaan (Action)
Tahap pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Guru dan peserta
didik melakukan proses pembelajaran dengan berpedoman pada

41
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
a) Pendahuluan
Awal pembelajaran dimulai dengan guru memberikan
salam dan berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran.
Guru kemudian menanyakan kabar peserta didik dan
mengecek kehadiran peserta didik satu per satu. Guru tidak
menyampaikan motivasi pembelajaran pada peserta didik dan
langsung menanyakan materi pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya, kemudian menghubungkan dengan tujuan
pembelajaran hari ini. Guru juga menyampaikan pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan protokol
kesehatan covid-19
b) Inti
Kegiatan inti terdiri dari 5 tahap yaitu pada tahap pertama
oritentasi peserta didik pada masalah. Tahap ini diawali
dengan menampilkan video pembelajaran. Peserta didik
tampak antusias mengamati video pembelajaran yang
ditampilkan oleh guru.
Tahap kedua yaitu mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar, guru memberikan pertanyaan pemantik terkait
dengan video pembelajaran kepada peserta didik. Respon
peserta didik cukup aktif dan baik ketika guru memberikan
pertanyaan pemantik. Hal tersebut menandakan peserta didik
mengamati video pembelajaran dengan seksama.
Tahap ketiga yaitu membimbing investigasi kelompok,
guru membimbing peserta didik untuk melakukan percobaan.
Percobaan yang dilakukan yaitu percobaan hubungan antara
tekstur permukaan benda dengan gaya gesek sesuai dengan
langkah-langkah LKPD. Secara berkelompok perserta didik
melakukan percobaan secara bergantian, terlihat setiap

42
kelompok melakukan percobaan secara bergantian, namun
ada beberapa peserta didik di dalam kelompok yang tidak
melakukan percobaan. Pada saat pelaksanaan percobaan ada
beberapa kelompok yang kurang kondusif sehingga tidak
memperhatikan dan mendengarkan intruksi guru dengan
benar. Hal ini dikarenakan jumlah peserta didik yang terlalu
banyak pada kelompok tersebut.
Tahap keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk
menyimpulkan hasil percobaan mengenai manfaat gaya gesek
dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini peserta didik
diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di hadapan
guru dan teman-temannya, peserta didik sudah mulai berani
menyampaikan hasil diskusi dihadapan teman-temannya
namun hasil yang disampaikan bukan dari pendapat masing-
masing peserta didik, melainkan dari buku atau bahan ajar
yang tersedia dirumah.
Tahap kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah, guru mengkonfirmasi hasil dari diskusi
dari masing-masing kelompok. Guru menyajikan materi
tambahan tentang hubungan gaya gesek dalam kehidupan
sehari-hari untuk mengkonfirmasi hasil simpulan peserta
didik dan memberikan penguatan materi.

c) Penutup
Pada kegiatan penutup guru Bersama peserta didik
mengulas kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan
pada hari ini dan menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.
Kemudian peserta didik diminta mengerjakan soal evaluasi
HOTS yang dibagikan oleh guru melalui WAG dan langsung

43
dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Guru lupa untuk menyampaikan rencana tindak lanjut pada
tertemuan selanjutnya dan langsung menutup pembelajaran
dengan doa dan salam.
3) Pengamatan (Observasi)
Observasi atau pengamatan yang dilakukan saat melakukan
penelitian. Data observasi atau pengamatan dalam tahap ini
diperoleh dari lembar observasi keterampilan berpikir kritis dan
hasil tes evaluasi keterampilan berpikir kritis
a) Observasi ketrampilan berpikir kritis
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap ketrampilan
berpikir kritis peserta didik pada kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PBL berbantuan google
meet. Pengamatan dilakukan pada siklus II dengan
menggunakan lembar observasi ketrampilan berpikir kritis
peserta didik secara klasikal yang telah disusun sesuai dengan
aktivitas yang diharapkan pada model pembelajaran PBL.
Pengamatan aktivitas Peserta didik dilakukan oleh Observer
dengan mengamati aktivitas peserta didik pada saat
pelaksanaan pembelajaran daring. Hasil observasi aktivitas
peserta didik pada siklus II dapat ditunjukkan dalam tabel 4.3
berikut ini:

Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas


Peserta Didik Siklus II
No Kegiatan Siklus II
.
Kegiatan Awal
1. Peserta didik menjawab salam pembuka. 1
2. Peserta didik menjawab kabar dan 1
melakukan presensi
3. Peserta didik menerima motivasi belajar 0

44
dari guru
4. Peserta didik mengingat kembali materi 1
sebelumnya
5. Peserta didik menerima infrormasi 1
mengenai tema, materi, dan tujuan yang
harus dikuasai oleh peserta didik selama
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Fase 1. Orientasi pada masalah
6. Peserta didik menerima orientasi pada 1
masalah
7. Peserta didik menerima permasalahan 1
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik
8. Peserta didik menjadi berkelompok 1
9. Peserta didik memecahkan masalah 0
Fase 3. Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
10. Peserta didik melakukan pengamatan atau 1
percobaan
11. Peserta didik menerima penjelasan 0
berkaitan dengan hal yang diamati atau
diuji
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
12. Peserta didik melakukan diskusi terkait 1
percobaan yang telah dilakukan
13. Peserta didik mengembangkan dan 1
menyajikan hasil percobaan
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
14. Peserta didik memberikan pendapat 1
mengenai hasil percobaan peserta didik
15. Peserta didik menerima tanggapan dan 0
evaluasi hasil dari guru
Kegiatan Akhir
16. Peserta didik melakukan refleksi 1
pembelajaran bersama guru
17. Peserta didik menerima kesimpulan 1
pembelajaran
18. Peserta didik mendengarkan rencana 1
tindak lanjut
19. Peserta didik menerima link evaluasi 1
HOTS
20. Peserta didik menjawab salam penutup 1
Jumlah 16
Rata-rata 80%

45
Kriteria Baik

Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas kritis peserta


didik siklus II dengan menggunakan model PBL berbantuan
google meet yang dilakukan selama proses pembelajaran
daring diperoleh rata-rata persentase 80% dengan kriteria
baik. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari siklus I.
Pada siklus II peserta didik sudah mampu menyampaikan
pendapat mengenai hubungan gaya gesek dalam kehidupan
sehari-hari.
a) Hasil evaluasi berpikir kritis peserta didik

Hasil keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh melalui


pemberian soal evaluasi HOTS pada peserta didik di siklus II.
Tes keterampilan berpikir kritis pada siklus II soal yang
diujikan kepada peserta didik sesuai dengan indikator
keterampilan berpikir kritis yaitu memberikan penjelasan
sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan,
memberikan penjelasan lebih lanjut, mengatur strategi dan
taktik. Skor maksimal pada tiap soal 25. Skor yang diperoleh
peserta didik pada tiap soal disesuaikan dengan kunci
jawaban yang telah disediakan. Hasil tes keterampilan
berpikir kritis peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada
tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Nilai Keterampilan


Berpikir Kritis Peserta Didik Siklus II

No Penilaian Siklus I
Jumlah Nilai 1756
Rata-Rata Nilai 65,03
Kriteria Cukup Baik
Persentase 55,56%

46
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil evaluasi
keterampilan berpikir kritis peserta didik pada siklus II
diperoleh rata-rata nilai 65,03 dengan kriteria cukup baik.
Persentase ketuntasan yang diperoleh sebesar 55,56% dengan
kriteria cukup baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan hasil evaluasi ketrampilan berpikir kritis
peserta didik dari siklus I . Peserta didik sudah dapat mulai
menyesuaikan diri dengan pembelajan daring yang dilakukan
dan mampu memahami pembelajaran dengan cukup baik.
Namun persentase ketuntasan yang diperoleh masih belum
mencapai target yang harus dicapai yaitu 75%
3) Refleksi (Reflection)
Refleksi pada siklus II dilakukan untuk melihat apakah
penelitian perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya atau tidak.
Kegiatan PTK yang dilaksanakan pada siklus II sudah
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang dibuat pada waktu
perencanaan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) berbantuan google meet.
Hasil pada refleksi siklus II, diperoleh kesimpulan yaitu
hasil tes evaluasi keterampilan berpikir kritis peserta didik pada
diperoleh nilai rata-rata klasikal 65,03 dengan kriteria cukup baik.
Persentase ketuntasan mencapai 55,56% dengan kriteria baik.
Rata-rata persentase observasi aktivitas peserta didik siklus II
sebesar 80% termasuk dalam kriteria baik.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) berbantuan google meet belum berhasil
dan perlu dilanjutkan pada siklus III. Hal ini dikarenakan
persentase ketuntasan hasil evaluasi ketrampilan berpikir kritis
yang didapat dari penelitian ini belum mencapai 75%
6. Siklus III

47
a. Temuan-Temuan
Penelitian pada siklus III dilaksanakan secara daring sesuai anjuran
dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan karena melihat situasi
dan kondisi di wilayah SD Negeri 1 Pejogol masih belum
diperbolehkan diadakan pembelajaran tatap muka. Pelaksanaan
penelitian pada siklus III ini dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan
dan setiap pertemuan berlangsung selama 3 x 35 menit yang
dilaksanakan pada tanggal 9 April 2021. Penelitian dilaksanakan
secara kolaborasi dengan teman sejawat yang bertugas untuk
mengobservasi ketrampilan berpikir kritis peserta didik pada saat
kegiatan mengajar berlangsung.
Pada pelaksanaan pembelajaran daring di siklus III peneliti
menemukan adanya peningkatan lain dari siklus sebelumnya. Peserta
didik sudah lebih aktif menjawab pertanyaan guru dan lebih berani
mengungkapkan pendapatnya. Selain itu peserta didik sangat antusias
untuk melakukan percobaan. Terlihat dari alat dan bahan yang sudah
mereka siapkan untuk melakukan percobaan serta pelaksanaan
percobaan yang dilakukan oleh semua anggota kelompok. Suasana
kelompok juga sudah cukup kondusif dan peserta didik lebih mudah
dipantau oleh guru.
Peneliti juga mendapatkan fakta bahwa orangtua peserta didik
menginginkan pembelajaran google meet dilaksanakan lebih sering.
Menurut orangtua, pembelajaran menggunakan google meet lebih
efektif dan memudahkan peserta didik dalam memahami materi
pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran
berjalan cukup baik dan maksimal
b. Pembahasan
Pembelajaran siklus III dilaksanakan pada tanggal 9 April 2021
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
yang dilakukan di kelas IVa pada Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku,
Subtema 1 Lingkungan Tempat Tinggalku, Pembelajaran 1. Proses

48
pelaksanaan kegiatan mengajar menggunakan platform google meet
selama 3 x 35 menit
1) Tahap perencanaan (Planning)
a) Menyusun RPP Tema Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku,
Subtema 1 Lingkungan Tempat Tinggalku, Pembelajaran 1
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) berbantuan google meet
b) Menyiapkan instrumen berupa soal evaluasi HOTS yang
dibuat berdasarkan indikator dan disesuaikan pula dengan
indikator keterampilan berpikir kritis.
c) Menyiapkan instrumen penelitian yang dibuat berdasarkan
data yang ingin diperoleh dalam penelitian berupa lembar
observasi keterampilan berpikir kritis yang digunakan untuk
mengobservasi ketrampilan berpikir kritis peserta didik pada
saat proses pembelajaran berlangsung
2) Tahap Pelaksanaan (Action)
Tahap pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Guru dan peserta
didik melakukan proses pembelajaran dengan berpedoman pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
a) Pendahuluan
Awal pembelajaran dimulai dengan guru memberikan
salam dan berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran.
Guru kemudian menanyakan kabar peserta didik dan
mengecek kehadiran peserta didik satu per satu. Guru
menyampaikan motivasi pembelajaran pada peserta didik
dengan melakukan tepuk semangat bersama-sama untuk
membangkitkan semangat belajar peserta didik. Guru
kemudian menanyakan materi pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya, dan menghubungkan dengan tujuan

49
pembelajaran hari ini. Guru juga menyampaikan pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan protokol
kesehatan covid-19
b) Inti
Kegiatan inti terdiri dari 5 tahap yaitu pada tahap pertama
oritentasi peserta didik pada masalah. Tahap ini diawali
dengan menampilkan video pembelajaran. Peserta didik
tampak antusias mengamati video pembelajaran yang
ditampilkan oleh guru.
Tahap kedua yaitu mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar, guru memberikan pertanyaan pemantik terkait
dengan video pembelajaran kepada peserta didik. Respon
peserta didik cukup aktif dan baik ketika guru memberikan
pertanyaan pemantik. Bahkan peserta didik saling berebut
untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. Hal
tersebut menandakan peserta didik memahami permasalahan
dalam video dan dapat menyampaikannya kepada guru.
Tahap ketiga yaitu membimbing investigasi kelompok,
guru membimbing peserta didik untuk melakukan percobaan
untuk mengetahui pengaruh gaya tarikan dan dorongan
terhadap arah gerak benda sesuai dengan langkah-langkah
pada LKPD Secara berkelompok perserta didik melakukan
percobaan secara bergantian, terlihat setiap anggota
kelompok bergantian melakukan percobaan dan saling
bekerjasama dengan baik.
Tahap keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk
menyimpulkan hasil percobaan dan menganalisis perbedaan
gaya dan gerak berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
Peserta didik terlihat melakukan diskusi dengan baik dan
menyampaikan hasil diskusinya di hadapan guru dan teman-

50
temannya, peserta didik sudah tidak ragu dan malu untuk
mengungkapkan pendapat bahkan dapat menyebutkan contoh
nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
gaya dan gerak
Tahap kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah, guru mengkonfirmasi hasil dari diskusi
dari masing-masing kelompok. Guru menyajikan materi
tambahan tentang perbedaan gaya dan gerak serta
hubungannya dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengkonfirmasi hasil simpulan peserta didik dan
memberikan penguatan materi.
c) Penutup
Pada kegiatan penutup guru Bersama peserta didik
mengulas kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan
pada hari ini dan menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.
Kemudian peserta didik diminta mengerjakan soal evaluasi
HOTS yang dibagikan oleh guru melalui WAG dan langsung
dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Guru menyampaikan rencana tindak lanjut pada tertemuan
selanjutnya yaitu menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya dan meminta peserta didik untuk
membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya. Guru kemudian menutup pembelajaran dengan
doa dan salam

3) Pengamatan (Observasi)
Observasi atau pengamatan yang dilakukan saat melakukan
penelitian. Data observasi atau pengamatan dalam tahap ini
diperoleh dari lembar observasi keterampilan berpikir kritis dan
hasil tes evaluasi keterampilan berpikir kritis
a) Observasi ketrampilan berpikir kritis

51
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap ketrampilan
berpikir kritis peserta didik pada kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PBL berbantuan google
meet. Pengamatan dilakukan pada siklus III dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas peserta didik secara
klasikal yang telah disusun sesuai dengan aktivitas yang
diharapkan pada model pembelajaran PBL.
Pengamatan aktivitas Peserta didik dilakukan oleh Observer
dengan mengamati aktivitas peserta didik pada saat
pelaksanaan pembelajaran daring. Hasil observasi aktivitas
peserta didik pada siklus III dapat ditunjukkan dalam tabel
4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Observasi Ketrampilan
Berpikir Kritis Peserta Didik Siklus III
No Kegiatan Siklus III
.
Kegiatan Awal
1. Peserta didik menjawab salam pembuka. 1
2. Peserta didik menjawab kabar dan 1
melakukan presensi
3. Peserta didik menerima motivasi belajar 1
dari guru
4. Peserta didik mengingat kembali materi 1
sebelumnya
5. Peserta didik menerima infrormasi 1
mengenai tema, materi, dan tujuan yang
harus dikuasai oleh peserta didik selama
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Fase 1. Orientasi pada masalah
6. Peserta didik menerima orientasi pada 1
masalah
7. Peserta didik menerima permasalahan 1
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik
8. Peserta didik menjadi berkelompok 1
9. Peserta didik memecahkan masalah 0
Fase 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
10. Peserta didik melakukan pengamatan atau 1
percobaan

52
11. Peserta didik menerima penjelasan 0
berkaitan dengan hal yang diamati atau
diuji
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
12. Peserta didik melakukan diskusi terkait 1
percobaan yang telah dilakukan
13. Peserta didik mengembangkan dan 1
menyajikan hasil percobaan
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
14. Peserta didik memberikan pendapat 1
mengenai hasil percobaan peserta didik
15. Peserta didik menerima tanggapan dan 0
evaluasi hasil dari guru
Kegiatan Akhir
16. Peserta didik melakukan refleksi 1
pembelajaran bersama guru
17. Peserta didik menerima kesimpulan 1
pembelajaran
18. Peserta didik mendengarkan rencana 1
tindak lanjut
19. Peserta didik menerima link evaluasi 1
HOTS
20. Peserta didik menjawab salam penutup 1
Jumlah 17
Rata-rata 85%
Kriteria Sangat
Baik

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas peserta didik


siklus III dengan menggunakan model PBL berbantuan
google meet yang dilakukan selama proses pembelajaran
daring diperoleh rata-rata persentase 85% dengan kriteria
sangat baik. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari
siklus I sampai siklus III. Pada siklus III peserta didik sudah
memiliki keberanian lebih untuk mengungkapkan
pendapatnya sendiri, serta ada hal lain yang dikuasai peserta
didik pada siklus III yaitu peserta didik mampu melakukan
analisis sebuah masalah dan mencari solusi dari masalah
tersebut

53
b) Hasil evaluasi berpikir kritis peserta didik
Hasil keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh melalui
pemberian soal evaluasi HOTS pada peserta didik di siklus
III. Tes keterampilan berpikir kritis pada siklus III soal yang
diujikan kepada peserta didik sesuai dengan indikator
keterampilan berpikir kritis yaitu memberikan penjelasan
sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan,
memberikan penjelasan lebih lanjut, mengatur strategi dan
taktik. Skor maksimal pada tiap soal 25. Skor yang diperoleh
peserta didik pada tiap soal disesuaikan dengan kunci
jawaban yang telah disediakan. Hasil tes keterampilan
berpikir kritis peserta didik pada siklus III dapat dilihat pada
tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Nilai Keterampilan
Berpikir Kritis Peserta Didik Siklus III

No Penilaian Siklus III


Jumlah Nilai 2107
Rata-Rata Nilai 78,03
Kriteria Baik
Persentase 85,19%

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil evaluasi


keterampilan berpikir kritis peserta didik pada siklus III
diperoleh rata-rata nilai 78,03 dengan kriteria baik.
Persentase ketuntasan yang diperoleh sebesar 85,19% dengan
kriteria sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan hasil evaluasi ketrampilan berpikir kritis
peserta didik dari siklus I dan siklus II . Peserta didik sudah
dapat mulai menyesuaikan diri dengan pembelajan daring
yang dilakukan dan mampu memahami pembelajaran dengan
cukup baik.
4) Refleksi (Reflection)

54
Refleksi pada siklus III dilakukan untuk melihat apakah
penelitian sudah berhasil atau tidak dan perlu dilanjutkan ke
siklus selanjutnya atau tidak. Kegiatan PTK yang dilaksanakan
pada siklus II sudah dilaksanakan sesuai dengan RPP yang dibuat
pada waktu perencanaan yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan google
meet.
Hasil pada refleksi siklus II, diperoleh kesimpulan yaitu
hasil tes evaluasi keterampilan berpikir kritis peserta didik pada
diperoleh nilai rata-rata klasikal 78,03 dengan kriteria baik.
Persentase ketuntasan mencapai 85,19% dengan sangat baik.
Rata-rata persentase observasi aktivitas peserta didik siklus II
sebesar 85% termasuk dalam kriteria sangat baik.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) berbantuan google meet sudah berhasil
dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Hasil evaluasi
keterampilan berpikir kritis peserta didik sudah mencapai
indikator keberhasilan, hal tersebut yang menjadikan tolak ukur
keberhasilan penelitian ini.

B. Pembahasan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Melalui


Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Google Meet
Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini didasarkan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan pada peserta didik kelas IVa SD Negeri 1
Pejogol, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Peningkatan hasil
keterampilan berpikir kritis peserta didik menggunakan model PBL
berbantuan google meet pada setiap siklusnya. Hal tersebut karena model
PBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Proses
pembelajaran menggunakan model PBL menekankan belajar sebagai proses
yang melibatkan pemecahan masalah dan berpikir kritis dalam konteks yang

55
sebenarnya. Hal tersebut disampaikan oleh Glazer dalam Nafiah (2013:127).
Menurutnya, melalui PBL peserta didik memperoleh pengalaman dalam
menangani masalah-masalah yang realistis, dan menekanan pada penggunaan
komunikasi, kerjasama, dan sumber-sumber yang ada untuk merumuskan ide
dan mengembangkan keterampilan penalaran.
Penggunaan platform google meet sangat pelaksanaan pembelajaran
daring menggunakan model PBL. Penggunaan google meet sebagai media
untuk merealisasikan penggunaan model pembelajaran PBL agar lebih
efektif. Hal ini sejalan dengan Mustakim (2020) yang menjelaskan bahwa
inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika yakni dengan
menggunakan media online membantu peserta didik menjalani pembelajaran
daring selama pandemi Covid-19.
Pada akhir pembelajaran peserta didik diberikan tes keterampilan berpikir
kritis yang digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir
kritis peserta didik pada mata pelajaran IPA menggunakan model PBL. Soal
tes keterampilan berpikir kritis terdiri dari 4 soal uraian yang disesuaikan
dengan indikator keterampilan berpikir kritis. Adapun hasil perolehan skor
rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik setiap siklusnya adalah:
Tabel 4.7 Peningkatan Hasil Evaluasi Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Siklus I, Siklus II dan Siklus III

No Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III


1 Jumlah Nilai 1476 1756 2107
2 Rata-Rata Nilai 54,67 65,04 78,04
Kurang Cukup
3 Kriteria Nilai Baik
Baik Baik
4 Persentase 33,3% 55,56% 85,19%

Perolehan peningkatan hasil evaluasi keterampilan berpikir kritis peserta


didik disajikan dalam gambar 4.1 di bawah ini:

56
Peningkatan Hasil Evaluasi Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik Siklus I, Siklus II dan Siklus III
90 85.19
80 78.04

70 65.04
60 54.67 55.56
50
40 33.33
30
20
10
0
Siklus I Siklus II Siklus III

Rata-Rata Column1

Gambar 4.1 Diagram Hasil Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik


Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan hasil evaluasi keterampilan berpikir kritis peserta didik
dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III. Peningkatan tersebut karena
penggunaan model PBL berbantuan google meet yang telah dilakukan mampu
meningkatkan ketrampilan berpikir peserta didik secara lebih mendalam
mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga mampu mencari
solusi yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut.

N. Keterbatasan Penelitian
Penelitian dilakukan selama pandemic virus covid-19 sehingga
kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring. Proses pembelajaran secara
daring merupakan hal baru sekaligus pertama kali dilakukan oleh pendidik
dan juga peserta didik SD Negeri 1 Pejogol. Selama pelaksanaan penelitian
ditemukan beberapa kekurangan dan permasalahan yang dianggap
mengurangi kualitas penelitian yang dilakukan. Hal-hal yang dianggap
menjadi kelemahan dan kekurangan selama penelitian antara lain:
1. Tidak semua peserta didik memiliki gawai sehingga tidak semua peserta
didik dapat mengikuti pembelajaran daring.

57
2. Keterbatasan kuota serta koneksi internet yang tidak stabil mengakibatkan
pelaksanaan pembelajaran daring terhambat, seperti audio yang tidak jelas
atau bahkan panggilan terputus.
3. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dirumah membuat peneliti serta
observer kesulitan dalam mengetahui keaslian jawaban serta kejujuran
peserta didik dalam mengerjakan evaluasi. Peniliti memiliki keterbatasan
dalam mengetahui lembar evaluasi dikerjakan bersama-sama, dikerjakan
orang lain, atau dikerjakan sendiri.
4. Pengawasan terhadap aktivitas peserta didik tidak maksimal, hal ini
karena penglihatan peneliti hanya sebatas yang ada pada layar monitor.
5. Manajemen waktu yang kurang maksimal, pembelajaran daring
menggunakan google meet tidak dapat dilakukan dengan waktu yang lama
seperti pembelajaran konvensional. Hal ini menyebabkan peneliti harus
ektra dalam mengatur waktu agar langkah-langkah pembelajaran dapat
terselesaikan dengan cepat.
Kekurangan dan kelemahan selama pelaksanaan penelitian menjadi
sebuah kewajaran dan dapat ditemukan solusi. Semua peserta didik mampu
mengikuti pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dari hasil evaluasi ketrampilan berpikir kritis dan hasil observasi
akttivitas speserta didik yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

58
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan google meet
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hal ini
ditunjukkan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 54,67 dengan kriteria kurang
baik, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 65,04 dengan kriteria cukup baik,
dan pada siklus III diperoleh nilai rata-rata 78,04. Persentase ketuntasan pada
siklus I sebesar 33,3%, persentase kentuntasan pada siklus II sebesar 55,56%,
dan persentase ketuntasan pada silkus III sebesar 85,19%. Peningkatan hasil
keterampilan berpikir kritis peserta didik pada siklus III telah mencapai
indikator keberhasilan.

B. Rekomendasi

Setelah melaksanakan pembelajaran daring dengan model


pembelajaran Problem Based Learning (PBL), peneliti mengajukan
rekomendasi sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) sebagai variasi dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga peserta tidak hanya memperoleh konsep materi tetapi juga
bermakna dalam kehidupan sehari-hari
b. Dengan adanya penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran alternatif
bagi siswa yang mendapat kesulitan bagi peserta didik terutama pada
pembelajaran daring.
2. Bagi Siswa
Dalam proses pembelajaran siswa sebaiknya lebih aktif dan
mandiri. Tidak perlu takut dalam mengemukakan pendapatnya

3. Bagi Sekolah

59
a. Kepala Sekolah sebaiknya menyarankan kepada guru-guru untuk
menguasai berbagai model pembelajaran, khususnya model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan
platform google meet karena sangat membantu dalam penerapan
pembelajaran daring
b. Kepala Sekolah hendaknya menyediakan berbagai buku panduan
mengenai model-model pembelajaran terutama metode Problem Based
Learning (PBL) yang dapat menunjang performansi guru dalam
pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

60
Arends, R. I. (2004). Guide to Field Experiences and Portofolio Development to
Acompany Learning to Teach, Sixth Edition. Boston: McGraw-Hill
Higher Education.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S., & S. A Jabar. (2010). Evaluasi Progrm Pendidikan: Pedoman


Teoritis Praktis Bagi MahaPeserta didik dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara

Azizah, M., J. Sulianto., & N. Cintang. (2018). Analisis Keterampilan Berpikir


Kritis Peserta didik Sekolah Dasar Pada Pembelajaran Matematika
Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Pendidikan, 35 (1): 61-70

Blosser, dkk. (1990). Slecting Procedures for improving the science curriculum.
Columbus, OH : ERIC Clearinghouse for Science, Mathematics and
Environment Education

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Carin, A. A., & Sund, R. B. (1989). Teaching Science Through Discovery.


Columbus: Merrill Publishing Company

Dinni, H. N. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika. Prosding Seminar National
Matematika, 1 (1): 170-176

Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta

Febrianti, R. H., & Sundari, H. (2020). Penerapan Penggunaan Platform dalam


Pengajaran Bahasa Inggris Berbasis Daring. Jurnal Pengabdian Pada
Masyarakat, 2 (1): 17-27

Hidayati, A. U. (2017). Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam


Pembelajaran Matematika Pada Peserta didik Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 4 (2): 143-156.

Holt, B. G. (1991). Science With Young Children. Washington: National


Assosiation for Education of Young Children

Iskandar, Srini M. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Jacobsen et al. (2009). Methode for Teaching. Jogjakarta: Pustaka pelajar

61
Johnson, E. B. (2007). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan
Learning Center (MLC).

Kemmis,. & Mc Taggart. (1982). The Action Research Planner. Victoria: Brown
Prior Anderson.

Lastriningsih, L. (2017). Peningkatan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Melalui


Metode Inquiry pada Peserta didik Kelas IV SD. Jurnal Prima Edukasia,
5 (1): 68-78.

Mechling., & Oliver. (1983). Keterampilan Dalam proses mengajar. BPK:


Surabaya

Mustakim. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online


Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika. Journal of
Islamic Education, 2 (1): 1-12

Nafiah, Y. N. (2013). Penerapan Model Problem-Based Learning Untuk


Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Vokasi: 125-143

Nur, S., Pujiastuti, I. P., & Rahman, S. R. (2016). Efektivitas Model Problem
Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Prodi
Pendidikan Biologi
Universitas Sulawesi Barat. Jurnal Saintifik, 2 (2): 133-141

Pamungkas, D., Mawardi., & Astuti, S. (2019). Peningkatan Keterampilan


Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV
Melalui Penerapan Model Problem Based Learning. Jurnal Ilmiah
Sekolah Dasar, 3 (2): 213-219

Purwanto. (2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme


Guru Edisi Kedua). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rustaman, A. H. (2020). Efektivitas Penggunaan Aplikasi Daring, Video


Conference dan Sosial Media Pada Mata Kuliah Komputer Grafis 1 di
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, 4 (3): 557-
562

Saido, G. M., dkk. (2015). Higher Order Thinking Skills Among Secondary
School Students in Science Learning. The Malaysian Online Journal of
Educational Science, 3 (3): 13-20

62
Sari, D. N., Nurchasanah. (2012). Kemampuan Berpikir Kritis yang Tecermin
dalam Keterampilan Membaca Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam
Almaarif Singosari Malang. Jurnal Universitas Negeri Malang, 1 (1): 1-
12

Sawitri, D. (2020). Penggunaan Google Meet Untuk Work From Home Di Era
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Jurnal Prioritas : Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 2 (1): 13-21

Sudjana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers .

Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah. Jakarta:


Prenadamedia

Tawil, M., & Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam
Pembelajaran IPA. Makasar: Badan Penerbit UNM

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan


Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran

63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I

Satuan Pendidika : SDN 1 Pejogol


Kelas/Semester : IV (Empat) / 2 (Dua)
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Sub Tema  : 2. Indahnya Keragaman Budaya Negeriku
Pembelajaran          : 1 (Satu)
Alokasi waktu         : 3 JP

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator
3.7 Menggali pengetahuan baru yang 3.7.1 Menggali pengetahuan baru
terdapat pada teks yang terdapat pada teks
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari 4.7.1 Menyampaikan pengetahuan
teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan baru dari teks nonfiksi ke dalam
bahasa sendiri. tulisan dengan bahasa sendiri.

IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, 3.3.1 Mengidentifikasi gaya listrik.
antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya
magnet, gaya gravitasi, dan gaya
gesekan.
4.3 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam 4.3.1 Mendemonstrasikan manfaat
kehidupan sehari-hari, misalnya gaya gaya lisrik dalam kehidupan
otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya sehari-hari.
gravitasi, dan gaya gesekan
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu menganalisis informasi baru tentang Urang Kanekes, si
suku Baduy dengan tepat setelah mencermati teks bacaan yang

64
ditampilkan guru melalui powerpoint.
2. Siswa mampu mengidentifikasi kata-kata sulit dan menuliskan gagasan
pokok setiap paragraf dalam teks dengan benar setelah membaca teks
bacaan yang ditampilkan guru melalui powerpoint.
3. Siswa mampu memaparkan manfaat gaya listrik dalam kehidupan sehari-
hari dengan benar setelah kegiatan diskusi.
4. Siswa mampu menganalisis pengetahuan baru tentang listrik statis dan
listrik dinamis dengan rinci setelah membaca teks.
5. Siswa mampu menuliskan dan mendemonstrasikan pengetahuan baru
tentang gaya listrik dengan tepat setelah melakukan percobaan sederhana
listrik statis.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Teks bacaan Urang Kanekes, si suku Baduy.
2. Menulis kata sulit dan gagasan pokok setiap paragraf dalam teks.
3. Listrik statis dan listrik dinamis.

E. MODEL, PENDEKATAN, DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Model : Problem Based Learning (PBL)
2. Pendekatan : Scientific (Mengamati, Menanya, Menalar,
Mengumpulkan Informasi, Mengkomunikasikan), TPACK, 4C
3. Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi
dan Ceramah

F. LANGKAH PEMBELAJARAN

TAHAP ALOKASI
AKTIVITAS LURING AKTIVITAS DARING
PEMBELAJARAN WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan  Sehari sebelum pembelajaran
(persiapan/ dimulai, guru sudah
orientasi) membagikan agenda yang
berisi tentang apa saja yang
diperlukan untuk pembelajaran
berikutnya melalui WAG.
Termasuk pemberitahuan
pelaksanaan pembelajaran tatap
muka virtual secara
berkelompok yaitu dengan
membagi siswa menjadi
beberapa kelompok (maks 4
anak) sesuai dengan jarak
terdekat, kemudian melakukan
setiap kelompok melakukan
tatap muka virtual bersama
guru melalui Aplikasi Google
Meet (TPACK)
 Guru memberikan salam dan

65
TAHAP ALOKASI
AKTIVITAS LURING AKTIVITAS DARING
PEMBELAJARAN WAKTU
mengajak semua siswa berdo’a
dipimpin oleh salah satu siswa
melalui Aplikasi Google Meet
(Religius) (TPACK)
Apersepsi  Guru melakukan apersepsi
dengan menanyakan
pembelajaran sebelumnya dan
beberapa pertanyaan
Motivasi  Pada awal pembelajaran, guru
mengondisikan siswa secara
klasikal dan memotivasi siswa
tentang pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat yang
berhubungan dengan Covid-19
 Siswa mendengarkan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
Orientasi siswa  Siswa menjawab pertanyaan
pada masalah pemantik yang diberikan oleh
guru.
 Siswa membaca teks “Urang
Kanekes, si Suku Baduy” yang
ditampilkan oleh guru melalui
powerpoint. (Scientific-
Mengamati) (TPACK)
 Siswa melakukan tanya jawab
berkaitan dengan bacaan yang
telah dibaca pada powerpoint.
(Scientific-menanya,
mengomunikasikan)
(TPACK)
Mengorganisasikan  Secara berkelompok siswa
siswa berdiskusi tentang kata sulit
dan dan pokok pikiran
dalam teks yang telah
dibaca. (4C-critical
thinking, collaboration,
communication)
(Scientific-
Mengumpulkan informasi)
 Siswa menuliskan hasil
diskusi pada LKPD yang
telah dikirimkan guru di
whatsapp group sebelum
pembelajaran dimulai
(TPACK) (Scientific-

66
TAHAP ALOKASI
AKTIVITAS LURING AKTIVITAS DARING
PEMBELAJARAN WAKTU
mengomunikasikan)
 Selain itu, siswa juga
membuat daftar kata-kata
sulit dari teks bacaan,
selanjutnya mencari artinya
dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia melalui internet
lalu menuliskan dalam buku
catatannya. (4C-Creativity)
(Scientific-Menalar)
Membimbing  Siswa diminta mengamati
kelompok alat elektronik yang ada di
investigasi dalam rumah. (Scientific-
Menalar)  Siswa menyebutkan alat
elektronik yang ada
disekitarnya. (Scientific
Mengamati,
Mengomunikasikan)
 Siswa menerima contoh untuk
dilakukan pengamatan yaitu
lampu bohlam. (Scientific-
Mengumpulkan Informasi)
Mengembangkan  Siswa menerima pertanyaan
dan menyajikan dari guru tentang faktor yang
hasil karya menyebabkan lampu bohlam
menyala. (Scientific-
Mengumpulkan Informasi)
 Siswa mendiskusikan
tentang faktor yang
menyebabkan lampu bohlam
menyala. (4C-critical
thinking) (Gotong Royong)
 Siswa saling bertukar
gagasan. (4C-
communication,
collaboration)
Menganalisis dan  Siswa memperhatikan power
mengevaluasi point dan penjelasan guru
proses pemecahan mengenai listrik statis.
masalah (Scientific-Mengamati)
(TPACK)
 Siswa diperintahkan membaca
teks tentang listrik statis dan
listrik dinamis. (Scientific-
Menalar)
 Siswa menerima penjelasan
guru mengenai istilah listrik

67
TAHAP ALOKASI
AKTIVITAS LURING AKTIVITAS DARING
PEMBELAJARAN WAKTU
statis dan listrik dinamis.
(Scientific-Menalar,
menerima informasi)
 Siswa diperintahkan
melakukan percobaan untuk
mengetahui adanya listrik statis
setelah google-meet selesai
sesuai instruksi yang ada pada
LKPD. (4C-Problem Solving)
 Siswa menuliskan hasil
percobaan pada lembar
LKPD yang telah diberikan.
(Scientific-
mengomunikasikan)
 Siswa mengerjakan soal
evaluasi yang dibagikan
oleh guru melalui
powerpoint dan
dikumpulkan sesuai waktu
yang telah ditentukan oleh
guru (TPACK) (Integritas)
C. Kegiatan Penutup
 Siswa dan guru bertanya jawab
tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui
hasil ketercapaian materi)
(Scientific-Menanya)
 Menyanyikan lagu yang
berjudul Listrik bersama-sama
melalui video yang disajikan
guru (TPACK)
 Siwa dan guru menutup
pembelajaran dengan berdoa
bersama dan memberikan salam

G. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Kusumawati, Heny. 2017. .Buku Guru SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kusumawati, Heny. 2017. Buku Siswa SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Kemendikbud. 2016. KBBI Online. Tersedia:
https://kbbi.kemdikbud.go.id/ (diakses pada tanggal 3 Februari 2021)
4. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Aktif Bergerak. Tersedia:
http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff79ecb646044330d686d4/4d9a

68
3f23bf9e4f76c4055b934c504467.pdf (diakses pada tanggal 5 Februari
2021)
5. Pakviksaja. Pikiran Pokok Bacaan. Tersedia:
https://pakviksaja.wordpress.com/ (diakses tanggal 5 Februari 2021)
6. Wikipedia. 2020. Nonfiksi. Tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Nonfiksi#:~:text=Non%2Dfiksi%20adalah
%20klasifikasi%20untuk,dan%2Fatau%20informasi%20yang
%20disajikan. (diakses tanggal 5 Februari 2021)
7. Dinda Nirwana. 2020. Gaya Listrik Kelas 4 Sd (Listrik Statis dan Listrik
Dinamis). Tersedia: https://www.youtube.com/watch?v=Qpht1lqD5ZI
(diakses tanggal 5 Februari 2021)
8. Mari Nyanyi. 2017. Lagu Anak-Listrik. Tersedia:
https://www.youtube.com/watch?v=ae9Pj6pdnWU (diakses tanggal 5
Februari 2021)
9. Lingkungan sekitar.

H. BAHAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Alat Pembelajaran
a. Laptop
b. Smartphone
c. Aplikasi Whatsapp
d. Aplikasi google-meet
e. Platform KBBI Online
2. Media Pembelajaran
a. Powerpoint
b. Lampu

I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Sikap : Jurnal Sikap, penilaian antar teman
1) Jurnal Sikap
Nama Catatan perilaku Butir Tindak
No Tanggal
Siswa saat pembelajaran Sikap Lanjut
Mengucapkan dan Religius
menjawab salam
meskipun
pembelajaran daring
Percaya diri ketika Integritas
mempresentasikan
hasil karya melalui
pertemuan virtual
Berpartisipasi aktif Gotong
dalam diskusi royong
kelompok

2) Penilaian diri/Penilaian antar teman

69
Dilakukan
Aspek perilaku saat pembelajaran
Ya Tidak
Integritas
Bertanggung jawab dengan tugas yang
diberikan
Melakukan percobaan sesuai prosedur
meskipun tidak diawasi oleh guru secara
langsung
Gotong royong
Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok
Ikut berdiskusi secara langsung sesuai
kelompok rumah terdekat

*)Catatan yang diisi di format jurnal sikap penilaian diri/antar teman ini adalah
butir sikap yang akan dinilai ketika pembelajaran daring yang akan dituangkan
ke RPP
b. Keterampilan : Unjuk Kerja
c. Pengetahuan : Tes Tertulis
2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Siswa yang belum memahami menentukan pokok pikiran pada teks
bacaan akan mendapatkan bimbingan tambahan mengenai materi yang
sama oleh guru setelah pembelajaran berakhir.
b. Pengayaan
Siswa yang sudah dapat menentukan pokok pikiran pada teks
bacaan nonfiksi kemudian diberikan tugas untuk menentukan pokok
pikiran pada teks bacaan fiksi.

Refleksi

Mengetahui Pejogol, 1 Maret 2021


Kepala Sekolah, Guru Kelas 4 ,
Anggota Kelompok:
1. ______________________
2. ______________________
3. ______________________
4. ______________________
Sukisno, S.Pd. 5. Ayu
Gesa ______________________
Ramadhani
NIP. 196709071993011001 NIM. 2001680290
LEMBAR PESERTA DIDIK 1

70
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Pejogol
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/2
Tema :7
Subtema :2
Pembelajaran :1
Materi/Pokok Bahasan/SPB : Teks Nonfiksi

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis informasi baru tentang Urang Kanekes, si
suku Baduy dengan tepat setelah mencermati teks bacaan yang
ditampilkan guru melalui powerpoint.
2. Siswa mampu mengidentifikasi kata-kata sulit dan menuliskan gagasan
pokok setiap paragraf dalam teks dengan benar setelah membaca teks
bacaan yang ditampilkan guru melalui powerpoint.
B. Petunjuk
1. Bacalah teks berjudul Urang Kanekes, Si Suku Baduy yang telah
dibagian!
2. Temukan kata yang sulit dalam bacaan kemudian cari
artinya pada Kamus Besar Bahasa Indonesia secara online
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
C. Langkah Kegiatan
1. Tuliskan pokok pikiran dari setiap paragraph pada teks
“Urang Kanekes, Si Suku Baduy” dikolom yang tersedia!

Pokok Pikiran Paragraf 1 Pokok Pikiran Paragraf 2

Pokok Pikiran Paragraf 3 Pokok Pikiran Paragraf 4

Anggota Kelompok:
1. ______________________
2. ______________________
3. ______________________
4. ______________________
5. ______________________
LEMBAR PESERTA DIDIK 2

71
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Pejogol
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/2
Tema :7
Subtema :2
Pembelajaran :1
Materi/Pokok Bahasan/SPB : Listrik Statis dan Dinamis

A. Tujuan Pembelajaran
Dengan melakukan percobaan sederhana, siswa mampu menuliskan
pengetahuan baru tentang gaya listrik dengan tepat.
B. Alat dan Bahan
1. Penggaris plastic
2. Balon
3. Sisir
4. Kertas (serpihan)
5. Kain wol
C. Petunjuk
1. Tuliskan nama kelompok dan anggota kelompok pada identitas
kelompok diatas.
2. Lakukan percobaan sederhana listrik statis sesuai lengkah yang
diperitahkan.
3. Tuliskan hasil percobaan pada kolom Hasil Pengamatan yang telah
disediakan.
D. Langkah Kegiatan
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Tiup balon terlebih dahulu.
3. Gosokkan balon pada kain wol kemudian dekatkan balon kerambut. Apa
yang terjadi?
4. Gosokkan penggaris plastic pada rambut kemudian dekatkan penggaris
plastic ke serpihan kertas. Apa yang terjadi?
5. Gosokkan sisir pada rambut kemudian dekatkan sisir ke serpihan kertas.
Apa yang terjadi?

72
E. Hasil Pengamatan

Nama Benda Hasil Percobaan

Penggaris
plastik

Balon

Sisir

Berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan, jawablah pertanyaan dibawah


ini!
1. Apa yang menyebabkan serpihan kertas menempel pada bagian balon, sisir
dan penggaris plastik?
2. Apakah lama waktu menggosokkan benda sebelum didekatkan pada serpihan
kertas akan mempengaruhi kekuatan tarik menarik yang dihasilkan?
3. Tuliskan perbedaan antara listrik statis dan listrik dinamis!

F. Kesimpulan

Nama :________________
No Absen :______________

SOAL EVALUASI KETRAMPILAN BERPIKIR KRITIS

73
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Pejogol
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/2
Tema :7
Subtema :2
Pembelajaran :1
Materi/Pokok Bahasan/SPB: Listrik Statis dan Dinamis

1. Raka menyalakan lampu kamarnya dengan menekan sebuah sakelar ke


bawah, kemudian ia mematikannya dengan menekannya ke atas. Kegiatan
yang dilakukan Raka termasuk kedalam peristiwa apa? Jelaskan!
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Apa yang terjadi pada penggaris yang sudah digosokkan kepada kain wol dan
didekatkan pada serpihan kertas? Jelaskan peristiwa tersebut dan berilah
alasannya!
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Amatilah benda-benda elektronik di sekitar kalian! Analisislah perubahan
energi listrik ke energi lain minimal 3 benda!
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk energi lain, seperti energi suara,
cahaya, gerak, dan panas. Tuliskan 5 contoh benda yang menunjukan
perubahan energy listrik menjadi energy suara!
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

74
Tema 7 : Indahnya Keragaman di Negeriku KELA
BAHAN AJAR4 PEMBELAJARAN 1
S
Subtema 2 : Indahnya Keragaman Budaya Negeriku

BAHAN AJAR
KELA
S
4

Tema 7 : Indahnya Keragaman di Negeriku


PEMBELAJARAN 1
Subtema 2 : Indahnya Keragaman Budaya Negeriku

75
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menggali pengetahuan baru yang 3.8.1 Menggali pengetahuan baru yang
terdapat pada teks terdapat pada teks
4.8 Menyampaikan pengetahuan baru 4.8.1 Menyampaikan pengetahuan baru
dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dari teks nonfiksi ke dalam tulisan
dengan bahasa sendiri. dengan bahasa sendiri.

IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Mengidentifikasi macam-macam 3.4.1 Mengidentifikasi gaya listrik.
gaya, antara lain: gaya otot, gaya
listrik, gaya magnet, gaya gravitasi,
dan gaya gesekan.
4.4 Mendemonstrasikan manfaat gaya 4.4.1 Mendemonstrasikan manfaat gaya
dalam kehidupan sehari-hari, lisrik dalam kehidupan sehari-hari.
misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya
magnet, gaya gravitasi, dan gaya
gesekan

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menganalisis informasi baru tentang Urang Kanekes, si suku


Baduy dengan tepat setelah mencermati teks bacaan yang ditampilkan guru
melalui powerpoint.
2. Siswa mampu mengidentifikasi kata-kata sulit dan menuliskan gagasan
pokok setiap paragraf dalam teks dengan benar setelah membaca teks
bacaan yang ditampilkan guru melalui powerpoint.
3. Siswa mampu memaparkan manfaat gaya listrik dalam kehidupan sehari-
hari dengan benar setelah kegiatan diskusi.
4. Siswa mampu menganalisis pengetahuan baru tentang listrik statis dan
listrik dinamis dengan rinci setelah membaca teks.
5. Siswa mampu menuliskan dan mendemonstrasikan pengetahuan baru
tentang gaya listrik dengan tepat setelah melakukan percobaan sederhana
listrik statis.

76
PETA KONSEP

Bahasa Indonesia:

1. Teks nonfiksi.

2. Menentukan pokok pikiran tiap paragraph yang ada pada teks


nonfiksi.

Indahnya Keragaman Budaya Negeriku


IPA:

1. Gaya listrik.

2. Gaya listrik disekitar kita.


3. Manfaat gaya listrik dalam kehidupan sehari-hari

Petunjuk

Berikut adalah petunjuk penggunaan bahan ajar:

1. Cetak atau bagikan bahan ajar berupa file kepada peserta didik.
2. Setelah peserta didik menerima bahan ajar, guru menjelaskan
materi yang ada didalam bahan ajar.
3. Penjelasan materi diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
4. Jika materi telah selesai dijelaskan, perintahkan peserta didik untuk
mengerjakan latihan soal yang ada dalam bahan ajar untuk mengukur
pemahaman peserta didik.
5. Bahas soal satu persatu jika sudah selesai agar peserta didik semakin paham.
6. Berikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini.

77
MATERI PEMBELAJARAN

TEKS NON FIKSI

POKOK PIKIRAN

78
79
RANGKUMAN

Teks nonfiksi, nonfiksi adalah klasifikasi untuk setiap karya informastif


(sering kali berupa cerita) yang pengarangnya dengan itikad baik baertanggung
jawab atas kebenaran atau akurasi dari peristiwa, orang, dan atau informasi yang
disajikan. Dalam teks fiksi maupun nonfiksi biasanya terdapat pokok pikiran.
Pokok pikiran adalah ide utama dari sebuah paragraph.
Gaya listrik terbagi menjadi dua yaitu listrik statis dan listrik dinamis.
Gaya listrik statis adalah kekuatan yang dimiliki benda yang bermuatan listrik
untuk menarik benda di sekitarnya. Setiap benda netral mempunyai dua muatan,
yaitu muatan positif (proton) dan muatan negative (electron) dalam jumlah yang
sama.

80
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. 2016. KBBI Online. Tersedia: https://kbbi.kemdikbud.go.id/


(diakses pada tanggal 3 Februari 2021)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Aktif Bergerak. Tersedia online


http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff79ecb646044330d686d4/4d9a3f
23bf9e4f76c4055b934c504467.pdf (diakses pada tanggal 5 Februari 2021)

Kusumawati, Heny. 2017. . Buku Guru SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu


Kurikulum 2013 Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kusumawati, Heny. 2017. Buku Guru SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu


Kurikulum 2013 Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pakviksaja. Pikiran Pokok Bacaan. Tersedia: https://pakviksaja.wordpress.com/


(diakses tanggal 5 Februari 2021)

Wikipedia. 2020. Nonfiksi. Tersedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Nonfiksi#:~:text=Non%2Dfiksi%20adalah
%20klasifikasi%20untuk,dan%2Fatau%20informasi%20yang%20disajikan.
(diakses tanggal 5 Februari 2021)

Dinda Nirwana. 2020. Gaya Listrik Kelas 4 Sd (Listrik Statis dan Listrik
Dinamis). Tersedia:https://www.youtube.com/watch?v=Qpht1lqD5ZI
(diakses tanggal 5 Februari 2021

81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SD N 1 Pejogol


Kelas/Semester : IV/2
Tema : 7. Indahnya Keragaman Negeriku
Subtema : 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran ke :2
Alokasi Waktu : 3 JP

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi*)

Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat 3.7.1 Menuliskan pengetahuan baru yang
pada teks. diperoleh dari teks bacaan
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks 4.7.1 Menyampaikan pengetahuan baru
nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa yang diperoleh dari teks bacaan
sendiri.

IPA
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara 3.3.1 Menjelaskan hubungan antara tekstur
lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, permukaan benda dengan gaya
gaya gravitasi, dan gaya gesekan. gesek.
4.3 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam 4.3.1 Menjelaskan manfaat gaya gesek
kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot, dalam kehidupan sehari-hari.
gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan
gaya gesek

SBdP
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Mengetahui karya seni rupa teknik tempel. 3.4.1 Menjelaskan perbedaan dari teknik
montase, kolase, mozaik, dan
aplikasi.
4.4 Membuat karya kolase, montase, aplikasi, dan 4.4.1 Membuat karya kolase, montase,
mozaik apliaksi, dan mozaik secara kreatif

82
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan perbedaan dari teknik montase, kolase, mozaik, dan
aplikasi dengan benar secara diskusi kelompok
2. Siswa dapat membuat karya montase, kolase, mozaik, dan aplikasi secara kreatif
dengan berdiskusi kelompok
3. Siswa mampu menuliskan pengetahuan baru yang diperoleh dari teks bacaan
dengan terperinci secara diskusi kelompok
4. Siswa mampu menyampaikan hasil diskusi kelompok menuliskan pengetahuan
baru yang diperoleh dari teks bacaan dengan percaya diri.
5. Siswa mampu menjelaskan hubungan antara tekstur permukaan benda dengan gaya
gesek dengan tepat setelah melakukan percobaan
6. Siswa mampu menjelaskan manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari
dengan tepat secara diskusi kelompok

D. Materi Pembelajaran
1. Keragaman seni yang ada di Indonesia.
2. Mengetahui perbedaan dari seni montase, kolase, mozaik, dan aplikasi.
3. Mendapatkan pengetahuan baru yang diperoleh dari teks bacaan.
4. Menjelaskan hubungan antara tekstur permukaan benda dengan gaya gesek.

E. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
2. Pendekatan : Scientific (Mengamati, Menanya, Menalar,
Mengumpulkan Informasi, Mengkomunikasikan), TPACK, 4C
3. Metode : Percobaan, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

ALOKA
TAHAP
SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING AKTIVITAS LURING
WAKT
AN
U
A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan  Sehari sebelum
(persiapan/orien pembelajaran dimulai,
tasi) guru sudah membagikan
agenda yang berisi
tentang apa saja yang
diperlukan untuk
pembelajaran berikutnya
melalui WAG.
Termasuk
pemberitahuan
pelaksanaan
pembelajaran tatap muka
virtual secara
berkelompok yaitu
dengan membagi siswa
menjadi beberapa

83
ALOKA
TAHAP
SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING AKTIVITAS LURING
WAKT
AN
U
kelompok (maks 4 anak)
sesuai dengan jarak
terdekat, kemudian
melakukan setiap
kelompok melakukan
tatap muka virtual
bersama guru melalui
Aplikasi Google Meet
(TPACK)
 Guru memberikan salam
dan mengajak semua
siswa berdo’a dipimpin
oleh salah satu siswa
melalui Google Meet
(Religius) (TPACK)
Apersepsi  Guru melakukan
apersepsi dengan
menanyakan
pembelajaran
sebelumnya dan
beberapa pertanyaan dan
mengaiktannya dengan
pembelajaran hari ini.
Motivasi  Pada awal pembelajaran,
guru mengondisikan
siswa secara klasikal dan
memotivasi siswa
tentang pentingnya
perilaku hidup bersih
dan sehat yang
berhubungan dengan
Covid-19
 Siswa mendengarkan
guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
 Guru mengajak siswa
bertanya jawab tentang
keragaman seni rupa
yang diketahui
(Scientific- Menanya)
 Siswa mengamati
berbagai gambar karya
montase, kolase,
mozaik, dan aplikasi

84
ALOKA
TAHAP
SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING AKTIVITAS LURING
WAKT
AN
U
yang ditampilkan oleh
guru melalui powerpoint
(TPACK) (Scientific-
Mengamati)
 Siswa diarahkan untuk
memperkirakan teknik  Dari hasil pengamatan
pembuatan setiap jenis gambar, siswa
karya pada gambar berdiskusi tentang
(Scientific-Menalar) perbedaan dari keempat
jenis seni tersebut (4C-
Collaboration)
 Selesai berdiskusi,
siswa membuat laporan
tertulis dan
membacakannya di
depan kelas secara
bergantian (Scientific-
Menalar,
Mengkomunikasikan)
(4C-Collaboration)
 Siswa diberikan tugas
oleh guru untuk
berkreasi membuat
karya montase, kolase,
mozaik, dan aplikasi.
Setiap kelompok
membuat karya yang
berbeda (Kelompok 1
membuat karya kolase,
kelompok 2 membuat
 Siswa membaca teks karya montase, dst)
berjudul “Percantik (4C-Creativity and
Dekorasi Ruang dengan Inovation,
Seni mozaik” yang Collaboration)
ditampilkan guru
melalui powerpoint
(TPACK) (Scientific-
Mengamati)
 Siswa berdiskusi
tentang pengetahuan
baru yang diperoleh
 Siswa membacakan hasil dari teks bacaan.
diskusi di hadapan guru (Scientific-Menalar)
dan kelompok lainnya (4C-Collaboration)
(Scientific-
Mengkomunikasikan)

85
ALOKA
TAHAP
SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING AKTIVITAS LURING
WAKT
AN
U
Orientasi siswa  Siswa mengamati video
pada masalah pembelajaran yang
ditampilkan oleh guru
(Scientific-Mengamati)
Mengorganisasik  Siswa memberikan
an peserta didik pendapat tentang video
untuk belajar yang telah mereka
saksikan (Scientific-
Menalar) (4C-Critical
Thinking)
 Siswa diajak bertanya
jawab mengenai jenis-
jenis permukaan benda
(4C-Communication)
(Scientific-Menanya)
Membimbing  Secara berkelompok
kelompok siswa melakukan
investigasi percobaan hubungan
antara tekstur
permukaan benda
dengan gaya gesek
sesuai dengan langkah-
langkah LKPD (4C-
Collaboration, Critical
Thingking and
Problem Solving)
(Scientific-Menalar)
Mengembangka  Setiap kelompok
n dan menuliskan hasil
menyajikan hasil percobaan pada LKPD
karya  Siswa berdiskusi
kelompok untuk
mengetahui manfaat
gaya gesek dalam
kehidupan sehari-hari.
Beberapa manfaat gaya
gesek dalam kehidupan
sehari-hari antara lain
sebagai berikut (4C-
Collaboration, Critical
Thinking and Problem
Solving) (Scientific-
Menalar) (Gotong
Royong)
 Setiap kelompok

86
ALOKA
TAHAP
SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING AKTIVITAS LURING
WAKT
AN
U
membacakan hasil
diskusinya di hadapan
kelompok lainnya
(Scientific-
Mengkomunikasikan)
Menganalisis  Siswa diberikan
dan penguatan oleh guru
mengevaluasi mengenai hasil
proses percobaan yang telah
pemecahan dilakukan pada setiap
masalah kelompok
 Guru memberikan
informasi tambahan
mengenai hubungan  Dengan bimbingan
gaya gesek dalam guru, siswa
kehidupan sehari-hari menyimpulkan hasil
percobaannya pada
LKPD
C. Kegiatan Penutup
 Bersama-sama siswa dan
guru membuat
kesimpulan/ rangkuman
hasil belajar pada
pembelajaran hari ini.
 Siswa dan guru bertanya
jawab tentang materi
yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
(Scientific- Menanya)
 Siswa diberi kesempatan
untuk menyampaikan
pendapatnya tentang  Siswa mengerjakan soal
pembelajaran yang telah evaluasi yang dibagikan
diikuti. (4C-Critical oleh guru dan
Thinking) dikumpulkan sesuai
waktu yang telah
ditentukan oleh guru
(Integritas)

 Guru menutup kegiatan


pembelajaran dan
memberikan motivasi
kepada siswa
 Siswa berdo’a menurut

87
ALOKA
TAHAP
SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING AKTIVITAS LURING
WAKT
AN
U
agama dan keyakinan
masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
(Religius)

G. Sumber, Bahan dan Media Pembelajaran


1. Sumber
a. Kusumawati, Heny. 2017. Buku Guru SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Kusumawati, Heny. 2017. Buku Guru SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. KompasTV. 2020. Solar Tumpah di Jalanan, Belasan Pemotor Terpeleset
Jatuh. Tersedia: https://www.youtube.com/watch?v=J1wOwsabvF8 (diakses
pada 22 Maret 2021)
d. Lingkungan sekitar
e. Gambar hasil karya seni
2. Bahan
a. Laptop
b. Smartphone
c. Aplikasi Whatsapp
d. Platform Google Meet
3. Media
a. Powerpoint
b. Gambar hasil karya seni
c. Benda-benda di sekitar rumah

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap
1) Jurnal Sikap
Nama Catatan perilaku saat Butir Tindak
No Tanggal
Siswa pembelajaran Sikap Lanjut
Mengucapkan dan menjawab salam Religius
meskipun pembelajaran daring
Percaya diri ketika mempresentasikan Integritas
hasil karya melalui pertemuan virtual
Berpartisipasi aktif dalam diskusi Gotong
kelompok royong

88
2) Penilaian diri/Penilaian antar teman
Dilakukan
Aspek perilaku saat pembelajaran
Ya Tidak
Integritas
Bertanggung jawab dengan tugas yang
diberikan
Melakukan percobaan sesuai prosedur
meskipun tidak diawasi oleh guru secara
langsung
Gotong royong
Berpartisipasi aktif dalam diskusi
kelompok
Ikut berdiskusi secara langsung sesuai
kelompok rumah terdekat
*)Catatan yang diisi di format jurnal sikap penilaian diri/antar teman ini adalah butir
sikap yang akan dinilai ketika pembelajaran daring yang akan dituangkan ke RPP
b. Keterampilan : Unjuk Kerja
c. Pengetahuan : Tes Tertulis
2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remidial
Dari hasil evaluasi kegiatan penilaian harian, bagi siswa yang belum
memahami materi secara baik diberikan proses ulasan dan pengulangan
sehingga memiliki keterampilan dan pemahaman yang sesuai.
b. Pengayaan
Apabila masih tersisa waktu, guru membahas kembali materi hari untuk
memambah wawasan dan pemahaman siswa.

Refleksi

Mengetahui Pejogol, 3 April 2021


Kepala Sekolah, Guru Kelas 4 ,

Sukisno, S.Pd. Gesa Ayu Ramadhani


NIP. 196709071993011001 NIM. 2001680290

89
Anggota Kelompok:
1. ______________________
2. ______________________
3. ______________________
4. ______________________
5. ______________________

LEMBAR PESERTA DIDIK

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1


Pejogol
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/2
Tema :7
Subtema :3
Pembelajaran :2
Materi/Pokok Bahasan/SPB : Gaya Gesek

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menjelaskan hubungan antara tekstur permukaan benda dengan


gaya gesek dengan tepat setelah melakukan percobaan
2. Siswa mampu menjelaskan manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari
dengan tepat secara diskusi kelompok
B. Alat dan Bahan
1. Berbagai jenis pulpen
2. Berbagai jenis pensil
3. Meja
C. Petunjuk
1. Tuliskan nama kelompok dan anggota kelompok pada identitas kelompok
diatas.
2. Lakukan percobaan sederhana gaya gesek
3. Tuliskan hasil percobaan pada kolom Hasil Pengamatan yang telah disediakan.
D. Langkah Kegiatan 1
1. Siapkan beberapa pulpen atau pensil. Kumpulkan benda itu sebanyak-
banyaknya dari teman-temanmu.
2. Setelah terkumpul, rabalah permukaan setiap benda itu, kemudian peganglah
satu per satu. Peganglah dengan cara yang sama.
3. Bandingkan hubungan kelicinan permukaan benda dengan kemudahan
memegang benda tersebut.
4. Catatlah hasil kegiatanmu.
E. Hasil Pengamatan

Berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan, catatlah hasil percobaan kalian
pada kolom dibawah ini!

Jawaban:

90
F. Langkah Kegiatan 2
Diskusikan jawaban pertanyaan berikut bersama teman-teman sekelompokmu.
Selanjutnya, bacakan hasil diskusi kalian di depan Bapak/Ibu guru dan kelompok
lain.
1. Apa contoh gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari dan manfaatnya bagi
manusia?
2. Mengapa permukaan ban kendaraan dibuat kasar?

Jawaban:

1. Apa contoh gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari dan


manfaatnya bagi manusia?
1.

2.

3.

4.

5.

2. Mengapa permukaan ban kendaraan dibuat kasar?


6.

7.

91
Nama :________________
Kelas :________________
No Absen :______________

SOAL EVALUASI HOTS

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Pejogol


Kelas/Semester : IV/2
Tema : 7. Indahnya Keberagaman Negeriku
Subtema : 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran :2

1. Gaya gesek timbul akibat adanya dua permukaan benda yang bersentuhan langsung
dengan arah yang berlawanan. Dalam kehidupan sehari-hari, ada gaya gesek yang
menguntungkan dan merugikan. Berikan tiga contoh gaya gesek yang
menguntungkan yang dapat kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Dodi berangkat ke sekolah diantar oleh ayahnya menggunakan sepeda motor,
ditengah jalan tiba-tiba ban motor yang dikendarai ayah bocor. Ayah dan Dodi
segera menepi ke bengkel tambal ban. Tukang tambal ban menyarankan kepada
Ayah untuk mengganti ban motornya karena sudah halus permukaannya dan dapat
membahayakan pengendaranya. Apa yang terjadi jika Ayah Dodi tidak mengganti
ban motor yang sudah halus? Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Rantai pada sepeda selalu diberi minyak pelumas atau yang biasa kita sebut oli.
Apakah tujuan rantai sepeda diberikan minyak pelumas? Jelaskan hubungannya
dengan gaya gesek!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Jika sebuah kelereng digelindingkan pada lantai licin dan permukaan tanah kasar,
maka kelereng yang melaju lebih cepat adalah kelereng yang menggelinding pada
lantai lici dan yang melaju lebih lambat adalah kelereng yang menggelinding pada
permukaan tanah kasar. Bagaimana hubungan antara tekstur permukaan benda
dengan gaya gesek?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

92
BAHAN AJAR
KELA
S
4
Tema 7 : Indahnya Keragaman di Negeriku
PEMBELAJARAN 2 Subtema 3 : Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku

93
Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menggali pengetahuan baru yang terdapat 3.8.1 Menuliskan pengetahuan baru yang
pada teks. diperoleh dari teks bacaan
KOMPETENSI DASAR
4.8 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks DAN INDIKATOR
4.8.1 Menyampaikan pengetahuan baru
nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa yang diperoleh dari teks bacaan
sendiri.

IPA
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara 3.5.1 Menjelaskan hubungan antara tekstur
lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, permukaan benda dengan gaya
gaya gravitasi, dan gaya gesekan. gesek.
4.5 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam 4.5.1 Menjelaskan manfaat gaya gesek
kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot, dalam kehidupan sehari-hari.
gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan
gaya gesek

SBdP
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Mengetahui karya seni rupa teknik tempel. 3.6.1 Menjelaskan perbedaan dari teknik
montase, kolase, mozaik, dan
aplikasi.
4.6 Membuat karya kolase, montase, aplikasi, dan 4.6.1 Membuat karya kolase, montase,
mozaik apliaksi, dan mozaik secara kreatif

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menjelaskan perbedaan dari teknik montase, kolase, mozaik,


dan aplikasi dengan benar secara diskusi kelompok
2. Siswa dapat membuat karya montase, kolase, mozaik, dan aplikasi secara
kreatif dengan berdiskusi kelompok
3. Siswa mampu menuliskan pengetahuan baru yang diperoleh dari teks
bacaan dengan terperinci secara diskusi kelompok
4. Siswa mampu menyampaikan hasil diskusi kelompok menuliskan
pengetahuan baru yang diperoleh dari teks bacaan dengan percaya diri.
5. Siswa mampu menjelaskan hubungan antara tekstur permukaan benda
dengan gaya gesek dengan tepat setelah melakukan percobaan
6. Siswa mampu menjelaskan
PETAmanfaat
KONSEP gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari
dengan tepat secara diskusi kelompok

94

1
Bahasa Indonesia:

1. Teks nonfiksi.

Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku

IPA:
1. Gaya gesek

SBdP

1. Karya seni montase, kolase, aplikasi, dan mozaik

Petunjuk

Berikut adalah petunjuk penggunaan bahan ajar:

1. Cetak atau bagikan bahan ajar berupa file kepada peserta didik.
2. Setelah peserta didik menerima bahan ajar, guru menjelaskan materi yang
ada didalam bahan ajar.
3. Penjelasan materi diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
4. Jika materi telah selesai dijelaskan, perintahkan peserta didik untuk
mengerjakan latihan soal yang ada dalam bahan ajar untuk mengukur
pemahaman peserta didik.
5. Bahas soal satu persatu jika sudah selesai agar peserta didik semakin paham.

95
6. Berikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini
MATERI PEMBELAJARAN

96
97
98
4

99
100
101
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, Heny. 2017. Buku Guru SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu


Kurikulum 2013 Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kusumawati, Heny. 2017. Buku Guru SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu


Kurikulum 2013 Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

KompasTV. 2020. Solar Tumpah di Jalanan, Belasan Pemotor Terpeleset


Jatuh. Tersedia: https://www.youtube.com/watch?v=J1wOwsabvF8
(diakses pada 22 Maret 2021)

102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III

Satuan Pendidikan : SD N 1 Pejogol


Kelas/Semester : IV/2
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Subtema : 1. Lingkungan Tempat Tinggalku
Pembelajaran ke :1
Alokasi Waktu : 3 JP

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi*)

Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada 3.9.1 Menyebutkan tokoh-tokoh pada teks
teks fiksi. cerita fiksi dengan tepat.
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh 4.9.1 Bercerita dengan artikulasi jelas,
yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, ekspresif, intonasi tepat, dan penuh
tulis, dan visual percaya diri.
4.9.2 Menjelaskan secara lisan pengertian
dan ciri-ciri teks cerita fiksi.

IPA
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada 3.4.1 Memahami pengertian gaya dan
peristiwa di lingkungan sekitar. gerak dengan benar.
3.4.2 Menganalisis perbedaan gaya dan
gerak.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang 4.4.1 Mempraktikkan gaya dorongan dan
hubungan antara gaya dan gerak tarikan.
4.4.2 Menyajikan hasil percobaan tentang
gaya dan gerak secara tertulis.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita fiksi berjudul Asal Mula
Telaga Warna melalui kegiatan membaca teks cerita fiksi dengan tepat.

103
2. Siswa dapat menceritakan kembali teks cerita fiksi berjudul Asal Mula Telaga
Warna dengan artikulasi jelas, ekspresif, intonasi tepat, dan penuh percaya diri.
3. Siswa dapat menjelaskan secara lisan pengertian dan ciri-ciri teks cerita fiksi
dengan tepat setelah mencari tahu
4. Siswa dapat memahami pengertian gaya dan gerak dengan benar setelah
mengamati gambar anak menarik dan mendorong ayunan
5. Siswa dapat menganalisis perbedaan gaya dan gerak dengan tepat setelah
berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak
6. Siswa dapat mempraktikkan gaya dorongan dan tarikan secara tepat dengan
melakukan percobaan mendorong dan menarik meja
7. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan tentang gaya dan gerak secara tertulis
setelah melakukan percobaan mendorong dan menarik meja

D. Materi Pembelajaran
1. Membaca teks cerita fiksi.
2. Melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya terhadap arah gerak benda.

E. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
2. Pendekatan : Scientific (Mengamati, Menanya, Menalar,
Mengumpulkan Informasi, Mengkomunikasikan), TPACK, 4C
3. Metode : Percobaan, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
ALOKA
TAHAP
AKTIVITAS SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING
LURING WAKT
AN
U
A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan  Sehari sebelum
(persiapan/orient pembelajaran dimulai, guru
asi) sudah membagikan agenda
yang berisi tentang apa saja
yang diperlukan untuk
pembelajaran berikutnya
melalui WAG. Termasuk
pemberitahuan
pelaksanaan pembelajaran
tatap muka virtual secara
berkelompok yaitu dengan
membagi siswa menjadi
beberapa kelompok (maks
4 anak) sesuai dengan jarak
terdekat, kemudian
melakukan setiap
kelompok melakukan tatap
muka virtual bersama guru
melalui Aplikasi Google
Meet (TPACK)
 Guru memberikan salam
104
ALOKA
TAHAP
AKTIVITAS SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING
LURING WAKT
AN
U
dan mengajak semua siswa
berdo’a dipimpin oleh
salah satu siswa melalui
Google Meet (Religius)
(TPACK)
Apersepsi  Guru melakukan apersepsi
dengan menanyakan
pembelajaran sebelumnya
dan beberapa pertanyaan
dan mengaiktannya dengan
pembelajaran hari ini.
Motivasi  Pada awal pembelajaran,
guru mengondisikan siswa
secara klasikal dan
memotivasi siswa tentang
pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat yang
berhubungan dengan
Covid-19
 Siswa mendengarkan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. Kegiatan Inti
 Siswa diberikan pertanyaan
pemantik:
a. Apa kamu senang
membaca cerita?
b. Apa cerita yang pernah
kamu baca?
c. Apa cerita yang terkenal
di lingkungan tempat
tinggalmu?  Siswa
menyampaikan
jawaban atas
pertanyaan yang
 Siswa membaca teks fiksi diajukan oleh guru.
“Asal Mula Telaga Warna”
yang ditampilkan guru
melalui powerpoint
(TPACK) (Scientific-
Mengamati)
 Siswa diberikan
kesempatan untuk
menjawab pertanyaan yang
diberikan guru berkaitan

105
ALOKA
TAHAP
AKTIVITAS SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING
LURING WAKT
AN
U
dengan teks bacaan
(Scientific-Menalar)
 Guru mengkonfirmasi dan
memberikan apresiasi
jawaban siswa (Scientific-
Mengumpulkan
Informasi)
 Siswa menyimak
penjelasan guru mengenai
cerita Asal Mula Telaga
Warna merupakan salah  Siswa diberikan
satu contoh teks fiksi tugas untuk
berupa cerita. (Scientific- menceritakan
Mengamati, kembali secara lisan
Mengumpulkan dengan menyebutkan
Informasi) tokoh-tokoh yang
ada dalam cerita
“Asal Mula Telaga
Warna” dengan cara
merekam
menggunakan
smartphone lalu
mengirimkan hasil
rekaman pada
Whatsapp Group
Kelas dengan
percaya diri
(TPACK) (4C-
Creativity and
Inovation)
 Secara berkelompok
siswa berdiskusi
untuk mencari
informasi tentang
cerita fiksi dan ciri-
cirinya. Guru
memberikan
kebebasan kepada
siswa untuk mencari
informasi dari
berbagai sumber,
misalnya bertanya
kepada orang yang
dianggap tahu,
membaca dari buku-
buku di

106
ALOKA
TAHAP
AKTIVITAS SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING
LURING WAKT
AN
U
perpustakaan
sekolah, atau
mengakses informasi
dari internet. Diskusi
dilakukan setelah
pembelajaran selesai
dan hasil diskusi
dituliskan dalam
laporan pada LKPD
(Scientific-
Mengumpulkan
Informasi,
Menalar) (TPACK)
(4C-Critical
Thinking and
Problem Solving,
Collaboration)
(Gotong Royong)
Orientasi siswa  Siswa menyaksikan dan
pada masalah mengamati video
pembelajaran yang
disajikan oleh guru
(Scientific-Mengamati)
(TPACK)
Mengorganisasik  Siswa diminta untuk
an peserta didik berpendapat terkait video
untuk belajar pembelajaran yang
sebelumnya telah
disaksikan dan diamati
(4C-Critical Thinking and
Problem Solving)
 Guru mengonfirmasi dan
mengapresiasi pendapat
yag disampaikan siswa
dengan menjelaskan
peristiwa yang terjadi pada
video pembelajaran yaitu
adanya gaya tarikan dan
dorongan terhadap ayunan
(Scientific-
Mengumpulkan
Informasi)
 Siswa diminta membaca
pengertian gaya dan gerak
yang disajikan oleh guru
melalui powepoint

107
ALOKA
TAHAP
AKTIVITAS SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING
LURING WAKT
AN
U
(Scientific-
Mengumpulkan
Informasi, Mengamati)
(TPACK)
 Siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya
apabila ada yang belum
dipahami mengenai
pengertian gaya dan gerak
(Scientific-Menanya)
Membimbing  Secara berkelompok
kelompok siswa melakukan
investigasi percobaan untuk
mengetahui
pengaruh gaya
tarikan dan dorongan
terhadap arah gerak
benda sesuai dengan
langkah-langkah
pada LKPD (4C-
Collaboration,
Critical Thingking
and Problem
Solving)
Mengembangkan  Siswa berdiskusi
dan menyajikan mendiskusi
hasil karya menuliskan hasil
percobaan pada
LKPD. Siswa juga
berdiskusi tentang
perbedaan gaya dan
gerak (4C-
 Siswa diminta Collaboration,
mempresentasikan hasil Critical Thingking
kerja kelompoknya di and Problem
depan kelompok lain Solving) (Scientific-
(Scientific- Menalar) (Gotong
Mengkomunikasikan) Royong)
 Siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya
kepada kelompok yang
melakukan presentasi (4C-
Communication, Critical
Thingking and Problem
Solving)

108
ALOKA
TAHAP
AKTIVITAS SI
PEMBELAJAR AKTIVITAS DARING
LURING WAKT
AN
U
Menganalisis dan  Guru mengonfirmasi dan
mengevaluasi mengapresiasi hasil
proses percobaan yang
pemecahan dipresentasikan setiap
masalah kelompok
 Bersama dengan guru,
siswa menyimpulkan hasil
percobaan yang telah
dilakukan
C. Kegiatan Penutup
 Bersama-sama siswa dan
guru membuat kesimpulan/
rangkuman hasil belajar
pada pembelajaran hari ini.
 Siswa dan guru bertanya
jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil
ketercapaian materi)
(Scientific- Menanya)
 Siswa diberi kesempatan
untuk menyampaikan
pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah  Siswa mengerjakan
diikuti. (4C-Critical soal evaluasi yang
Thinking) dibagikan oleh guru
melalui powerpoint
dan dikumpulkan
sesuai waktu yang
telah ditentukan oleh
guru (TPACK)
(Integritas)

 Guru menutup kegiatan


pembelajaran dan
memberikan motivasi
kepada siswa
 Siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan
masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan
pembelajaran) (Religius)
G. Sumber, Bahan dan Media Pembelajaran
1. Sumber

109
a. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
b. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
c. Bing-Bahasa Indonesia. 2020. Ayunan | Episode Lengkap Bing | Bing Bahasa
Indonesia. Tersedia: https://www.youtube.com/watch?v=g8BozE2ifZE (diakses
pada 2 Februari 2021)
d. Lingkungan sekitar
2. Bahan
a. Laptop
b. Smartphone
c. Aplikasi Whatsapp
d. Platform Google Meet
e. Peralatan Percobaan
3. Media
a. Powerpoint
b. Video pembelajaran “Ayunan”
c. Benda-benda di sekitar rumah
H. Penilaian
3. Teknik Penilaian
a. Sikap
1) Jurnal Sikap
Nama Butir Tindak
No Tanggal Catatan perilaku saat pembelajaran
Siswa Sikap Lanjut
Mengucapkan dan menjawab salam Religius
meskipun pembelajaran daring
Percaya diri ketika mempresentasikan Integritas
hasil karya melalui pertemuan virtual
Berpartisipasi aktif dalam diskusi Gotong
kelompok royong
2) Penilaian diri/Penilaian antar teman
Dilakukan
Aspek perilaku saat pembelajaran
Ya Tidak
Integritas
Bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan
Melakukan percobaan sesuai prosedur meskipun
tidak diawasi oleh guru secara langsung
Gotong royong
Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok
Ikut berdiskusi secara langsung sesuai kelompok
rumah terdekat
*)Catatan yang diisi di format jurnal sikap penilaian diri/antar teman ini adalah butir
sikap yang akan dinilai ketika pembelajaran daring yang akan dituangkan ke RPP
b. Keterampilan: Unjuk Kerja

110
c. Pengetahuan : Tes Tertulis
4. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remidial
Dari hasil evaluasi kegiatan penilaian harian, bagi siswa yang belum
memahami materi secara baik diberikan proses ulasan dan pengulangan
sehingga memiliki keterampilan dan pemahaman yang sesuai.
b. Pengayaan
Apabila masih tersisa waktu, guru membahas kembali materi hari untuk
memambah wawasan dan pemahaman siswa.

Refleksi

Mengetahui Pejogol, 9 April 2021


Kepala Sekolah, Guru Kelas 4 ,

Sukisno, S.Pd. Gesa Ayu Ramadhani


NIP. 196709071993011001 NIM. 2001680290

Anggota Kelompok:
1. ______________________
2. ______________________
3. ______________________
4. ______________________
5. ______________________

LEMBAR PESERTA DIDIK 1

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Pejogol


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema :8
Subtema :1

111
Pembelajaran :1
Kelas/Semester : IV/2
Materi/Pokok Bahasan/SPB : Cerita Fiksi

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh pada kegiatan membaca teks cerita
fiksi dengan tepat.
2. Siswa dapat menjelaskan secara lisan pengertian dan ciri-ciri teks cerita fiksi
dengan tepat setelah mencari tahu
B. Petunjuk
1. Bacalah teks cerita fiksi berjudul “Asal Mula Telaga Warna”
2. Jawablah pertanyaan yang berkaitan dengan teks cerita tersebut
C. Langkah Kegiatan
1. Bacalah cerita Asal Mula Telaga Warna berikut dengan seksama

Asal Mula Telaga Warna


Dahulu kala di Jawa Barat, ada Raja dan Permaisuri yang belum dikarunia anak.
Padahal, mereka sudah bertahun-tahun menunggu. Akhirnya, Raja memutuskan untuk bertapa
di hutan.
Di hutan Raja terus berdoa kepada Yang MahaKuasa. Raja meminta agar segera
dikarunia anak. Doa Raja pun terkabul.
Permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Raja dan Permaisuri sangat bahagia.
Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran Putri Raja.
Raja dan Permaisuri sangat menyayangi putrinya. Mereka juga sangat memanjakannya.
Segala keinginan putrinya dituruti.
Tak terasa Putri Raja telah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Hari itu dia berulang
tahun ketujuh belas. Raja mengadakan pesta besarbesaran. Semua rakyat diundang ke pesta.
Raja dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah istimewa berupa kalung. Kalung terbuat
dari untaian permata berwarna-warni. Saat pesta berlangsung, Raja menyerahkan kalung itu.
”Kalung ini hadiah dari kami. Lihat, indah sekali, bukan? Kau pasti menyukainya,” kata
Raja.
Raja bersiap mengalungkan kalung itu ke leher putrinya. Sungguh di luar dugaan, Putri
menolak mengenakan kalung itu.
”Aku tak suka kalung ini, Ayah,” tolak Putri dengan kasar.
Raja dan Permaisuri terkejut. Kemudian, Permaisuri berusaha membujuk putrinya
dengan lembut. Permaisuri mendekat dan hendak memakaikan kalung itu ke leher putrinya.
”Aku tidak mau! Aku tidak suka kalung itu! Kalung itu jelek!” teriak Putri sambil
menepis tangan Permaisuri.
Tanpa sengaja, kalung itu terjatuh. Permata-permatanya terceraiberai di lantai.
Permaisuri sangat sedih. Permaisuri terduduk dan menangis. Tangisan Permaisuri menyayat
hati.
D. Seluruh
Hasil rakyat yang hadir turut menangis. Mereka sedih melihat tingkah laku Putri yang
mereka1.sayangi.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasasarkan cerita di atas!
Tidak disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air. Aliran air

112
2. Carilah informasi tentang cerita fiksi dan ciri-cirinya dari berbagai sumber.
Lakukan kegiatan ini bersama teman sebangkumu. Diskusikanlah informasi
yang kalian peroleh. Kemudian, tulislah informasi yang kamu peroleh.

113
E. Kesimpulan

Anggota Kelompok:
1. ______________________
2. ______________________
3. ______________________
4. ______________________
5. ______________________
LEMBAR PESERTA DIDIK 2

114
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Pejogol
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/2
Tema :8
Subtema :1
Pembelajaran :1
Materi/Pokok Bahasan/SPB : Gaya dan Gerak

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengetahui pengertian gaya dan gerak dengan benar setelah
mengamati gambar anak menarik dan mendorong ayunan
2. Siswa dapat menjelaskan perbedaan gaya dan gerak dengan tepat setelah
berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak
3. Siswa dapat mempraktikkan gaya dorongan dan tarikan secara tepat dengan
melakukan percobaan mendorong dan menarik meja
4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan tentang gaya dan gerak secara tertulis
setelah melakukan percobaan mendorong dan menarik meja
B. Alat dan Bahan
1. Meja
C. Petunjuk
1. Tuliskan nama kelompok dan anggota kelompok pada identitas kelompok
diatas.
2. Lakukan percobaan sederhana gaya dan gerak
3. Tuliskan hasil percobaan pada kolom Hasil Pengamatan yang telah disediakan.
D. Langkah Kegiatan

E. Hasil Pengamatan

115
Tulislah hasil percobaanmu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.

Apa yang terjadi pada meja saat di dorong?

Kemana arah meja saat didorong?

Apa yang terjadi pada meja saat ditarik

Kemana arah meja saat ditarik?

F. Kesimpulan

Nama :________________
No Absen :______________

SOAL EVALUASI HOTS

116
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Pejogol
Kelas/Semester : IV/2
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Subtema : 1. Lingkungan Tempat Tinggalku
Pembelajaran :1
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Gaya dan Gerak

1. Uraikan pendapatmu tentang gaya!


……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak peristiwa yang menunjukan
bahwa gaya dapat menyebabkan benda bergerak. Ungkapkan beberapa
peristiwa tersebut yang kalian ketahui!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Reza tidak sarapan sehingga ia lemas dan tidak bisa mendorong meja.
Berdasarkan contoh diatas, apa kaitan antara tenaga dengan gaya?
Jelaskan!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Permukaan bidang yang dilalui benda dapat mempengaruhi gaya. Uraikan
contoh kegiatan atau aktivitas yang sesuai dengan pernyataan tersebut!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

BAHAN AJAR 117


KELA
S
4
Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku
PEMBELAJARAN 1 Subtema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku

Bahasa Indonesia

118
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat 3.10.1 Menyebutkan tokoh-tokoh pada teks
pada teks fiksi. cerita fiksi dengan tepat.
4.10 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh- 4.10.1 Bercerita dengan artikulasi jelas,
tokoh yang terdapat padaKD teks
DANfiksiINDOKATOR
secara ekspresif, intonasi tepat, dan penuh
lisan, tulis, dan visual percaya diri.
4.10.2 Menjelaskan secara lisan pengertian
dan ciri-ciri teks cerita fiksi.

IPA
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menghubungkan gaya dengan gerak pada 3.5.1 Mengetahui pengertian gaya dan
peristiwa di lingkungan sekitar. gerak dengan benar.
3.5.2 Menjelaskan perbedaan gaya dan
gerak.
4.5 Menyajikan hasil percobaan tentang 4.5.1 Mempraktikkan gaya dorongan dan
hubungan antara gaya dan gerak tarikan.
4.5.2 Menyajikan hasil percobaan tentang
gaya dan gerak secara tertulis.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh pada kegiatan membaca teks cerita


fiksi dengan tepat.
2. Siswa dapat menceritakan kembali teks cerita fiksi dengan artikulasi jelas,
ekspresif, intonasi tepat, dan penuh percaya diri.
3. Siswa dapat menjelaskan secara lisan pengertian dan ciri-ciri teks cerita fiksi
dengan tepat setelah mencari tahu
4. Siswa dapat mengetahui pengertian gaya dan gerak dengan benar setelah
mengamati gambar anak menarik dan mendorong ayunan
5. Siswa dapat menjelaskan perbedaan gaya dan gerak dengan tepat setelah
berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak
6. Siswa dapat mempraktikkan gaya dorongan dan tarikan secara tepat dengan
melakukan percobaan mendorong dan menarik meja
7. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan tentang gaya dan gerak secara
tertulis setelah melakukan percobaan mendorong dan menarik meja

PETA KONSEP
119
Bahasa Indonesia:

2. Cerita Fiksi

Lingkungan Tempat Tinggalku

IPA:

Petunjuk 2. Video Bermain Ayunan


3. Gaya dan Gerak
Berikut adalah petunjuk penggunaan bahan ajar:

7. Cetak atau bagikan bahan ajar berupa file kepada peserta didik.
8. Setelah peserta didik menerima bahan ajar, guru menjelaskan materi yang
ada didalam bahan ajar.
9. Penjelasan materi diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
10. Jika materi telah selesai dijelaskan, perintahkan peserta didik untuk
mengerjakan latihan soal yang ada dalam bahan ajar untuk mengukur
pemahaman peserta didik.
11. Bahas soal satu persatu jika sudah selesai agar peserta didik semakin paham.
12. Berikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini

MATERI PEMBELAJARAN

120
TEKS FIKSI

121
Asal Mula Telaga Warna
Dahulu kala di Jawa Barat, ada Raja dan Permaisuri yang belum dikarunia anak.
Padahal, mereka sudah bertahun-tahun menunggu. Akhirnya, Raja memutuskan untuk bertapa
di hutan.
Di hutan Raja terus berdoa kepada Yang MahaKuasa. Raja meminta agar segera
dikarunia anak. Doa Raja pun terkabul.
Permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Raja dan Permaisuri sangat bahagia.
Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran Putri Raja.
Raja dan Permaisuri sangat menyayangi putrinya. Mereka juga sangat memanjakannya.
Segala keinginan putrinya dituruti.
Tak terasa Putri Raja telah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Hari itu dia berulang
tahun ketujuh belas. Raja mengadakan pesta besarbesaran. Semua rakyat diundang ke pesta.
Raja dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah istimewa berupa kalung. Kalung terbuat
dari untaian permata berwarna-warni. Saat pesta berlangsung, Raja menyerahkan kalung itu.
”Kalung ini hadiah dari kami. Lihat, indah sekali, bukan? Kau pasti menyukainya,” kata
Raja.
Raja bersiap mengalungkan kalung itu ke leher putrinya. Sungguh di luar dugaan, Putri
menolak mengenakan kalung itu.
”Aku tak suka kalung ini, Ayah,” tolak Putri dengan kasar.
Raja dan Permaisuri terkejut. Kemudian, Permaisuri berusaha membujuk putrinya
dengan lembut. Permaisuri mendekat dan hendak memakaikan kalung itu ke leher putrinya.
”Aku tidak mau! Aku tidak suka kalung itu! Kalung itu jelek!” teriak Putri sambil
menepis tangan Permaisuri.
Tanpa sengaja, kalung itu terjatuh. Permata-permatanya terceraiberai di lantai.
Permaisuri sangat sedih. Permaisuri terduduk dan menangis. Tangisan Permaisuri menyayat
hati. Seluruh rakyat yang hadir turut menangis. Mereka sedih melihat tingkah laku Putri yang
mereka sayangi.
Tidak disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air. Aliran air
menghanyutkan permata-permata yang berserakan. Air tersebut mengalir ke luar istana dan
GAYA DAN GERAK
Video Bermain Ayunan

122
123
Gaya yang diberikan
DAFTARUdin terhadap ayunan yaitu tarikan dan
PUSTAKA
dorongan. Akibatnya, ayunan itu bergerak. Saat ditarik, ayunan
bergerak ke belakang atau mendekati Udin. Saat didorong, ayunan
bergerak ke depan atau menjauhi Udin. Apa yang dimaksud
dengan gerak?
Subekti, Ari. 2017. Buku Guru SD/MI Kelas IV Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Gerak adalah perpindahan kedudukan suatu benda terhadap benda


Subekti, Ari.baik
lainnya, 2017.perpindahan
Buku Siswa SD/MI Kelas yang
kedudukan IV Tematik Terpadu
mendekati maupun
menjauhi suatu2013
Kurikulum benda
Temaatau tempat Tempat
8 Daerah asal akibat bendaJakarta:
Tinggalku. itu dikenai
gaya..Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bing-Bahasa Indonesia. 2020. Ayunan | Episode Lengkap Bing | Bing


Bahasa Indonesia. Tersedia: https://www.youtube.com/watch?
v=g8BozE2ifZE (diakses pada 2 Februari 2021)

124
Lampiran 2. Intrumen Pengumpul Data
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Hari/ tanggal :
Nama Sekolah :
Tema :
Subtema :
Pembelajaran :
Petunjuk : Berilah pernyataan pada butir-butir aktivitas guru dalam
proses pembelajaran dengan cara memberi tanda (√)
pada kolom ya atau tidak dan mengisi kolom keterangan.

No. Kegiatan Jawaban Keterangan


Kegiatan Awal Ya Tidak
1. Peserta didik menjawab salam
pembuka.
2. Peserta didik menjawab kabar dan
melakukan presensi
3. Peserta didik menerima motivasi
belajar dari guru
4. Peserta didik mengingat kembali
materi sebelumnya
5. Peserta didik menerima infrormasi
mengenai tema, materi, dan tujuan
yang harus dikuasai oleh peserta
didik selama pembelajaran.
Kegiatan Inti
Fase 1. Orientasi pada masalah
6. Peserta didik menerima orientasi
pada masalah
7. Peserta didik menerima
permasalahan
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik
8. Peserta didik menjadi berkelompok

125
9. Peserta didik memecahkan masalah
Fase 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
10. Peserta didik melakukan pengamatan
atau percobaan
11. Peserta didik menerima penjelasan
berkaitan dengan hal yang diamati
atau diuji
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
12. Peserta didik melakukan diskusi
terkait percobaan yang telah
dilakukan
13. Peserta didik mengembangkan dan
menyajikan hasil percobaan
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
14. Peserta didik memberikan pendapat
mengenai hasil percobaan peserta
didik
15. Peserta didik menerima tanggapan
dan evaluasi hasil dari guru
Kegiatan Akhir
16. Peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran bersama guru
17. Peserta didik menerima kesimpulan
pembelajaran
18. Peserta didik mendengarkan rencana
tindak lanjut
19. Peserta didik menerima link evaluasi
HOTS
20. Peserta didik menjawab salam
penutup
Jumlah
Rata-rata
Kriteria

Pejogol, ...............................2021
Observer

126
Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Ketapilan Berpikir Kritis Peserta
Didik

No Nama Siklus I Siklus II Siklus III


1 Rizki Alviano 36 56 60
2 Rizki Khoirul Amali 44 56 84
3 Anastasya Ardani Pradita Putri 60 56 92
4 Aji Riawan 40 64 84
5 Arafi Tri Julian 44 76 76
6 Azkia Nayla Khoirunnisa 56 80 88
7 Azmi Melodi 60 68 80
8 Alini Mutia Suciana 40 68 75
9 Alysa Aulia Kasih 76 60 76
10 Afandi Putra Pratama 44 63 76
11 Akbar Yusuf 64 76 80
12 Achmad Giri Waluyo 68 72 62
13 Dini Nur Haizah 44 80 80
14 Dedan Enos Delano 40 32 72
15 Dinar Anggraeni Vubas 56 80 88
16 Dwi Yuliansyah 40 76 72
17 Erla Tri Ramadhani 68 72 80
18 Erma 68 76 76
19 Fakhih Muhammad Fadli 68 61 88
20 Farhan Dwi Cahyo 56 62 84
21 Freeya Lituhayu 68 62 90
22 Ferdi Ahsan Waluyo 68 56 78
23 Farah Ufa Iroh 68 76 84
24 Fajri Ahza Karunia 60 68 92
25 Galih Al Fatah 44 32 52
26 Icha Inkamareta 40 68 78
27 Indriani Alya Putri 56 60 60
Jumlah 1476 1756 2107
Rata-Rata 54,67 65,04 78,04

127
Lampiran 4. Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Peserta Didik
No Kegiatan Siklus I Siklus II Siklus III
.
Kegiatan Awal
1. Peserta didik menjawab salam 1 1 1
pembuka.
2. Peserta didik menjawab kabar dan 1 1 1
melakukan presensi
3. Peserta didik menerima motivasi 0 0 1
belajar dari guru
4. Peserta didik mengingat kembali 0 1 1
materi sebelumnya
5. Peserta didik menerima infrormasi 1 1 1
mengenai tema, materi, dan tujuan
yang harus dikuasai oleh peserta didik
selama pembelajaran.
Kegiatan Inti
Fase 1. Orientasi pada masalah
6. Peserta didik menerima orientasi pada 1 1 1
masalah
7. Peserta didik menerima permasalahan 1 1 1
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik
8. Peserta didik menjadi berkelompok 0 1 1
9. Peserta didik memecahkan masalah 1 0 0
Fase 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
10. Peserta didik melakukan pengamatan 1 1 1
atau percobaan
11. Peserta didik menerima penjelasan 1 0 0
berkaitan dengan hal yang diamati
atau diuji
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
12. Peserta didik melakukan diskusi 1 1 1
terkait percobaan yang telah dilakukan
13. Peserta didik mengembangkan dan 0 1 1
menyajikan hasil percobaan
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
14. Peserta didik memberikan pendapat 0 1 1
mengenai hasil percobaan peserta
didik
15. Peserta didik menerima tanggapan dan 0 0 0
evaluasi hasil dari guru

128
Kegiatan Akhir
16. Peserta didik melakukan refleksi 1 1 1
pembelajaran bersama guru
17. Peserta didik menerima kesimpulan 1 1 1
pembelajaran
18. Peserta didik mendengarkan rencana 0 1 1
tindak lanjut
19. Peserta didik menerima link evaluasi 1 1 1
HOTS
20. Peserta didik menjawab salam 1 1 1
penutup
Jumlah 13 16 17
Rata-rata 65% 80% 85%
Sangat
Kriteria Baik Baik
Baik

129

Anda mungkin juga menyukai