Disusun oleh
NURJANNAH
NIP;197602072007102002
MTs. PENYARING
JL. H.M. NUR BALONG DESA PENYARING KECAMATAN MOYO UTARA
KABUPATEN SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Judul Penelitian :
”Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa melalui Penerapan Metode Demonstrasi
dalam pembelajaran IPA Materi Pesawat sederhana Siswa Kelas VIII-B Tahun Pelajaran
2020/2021.
2. Peneliti
a. Nama Lengkap : Nurjannah, S.P.
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP. : 197602072007102002
d. Pangkat/Gol. : Penata / III/c
e. Mata Ajar Diampu : IPA Terpadu
f. Sekolah : MTs. Penyaring
g. Alamat Unit Kerja : Jl. H.M. Nur Balong
h. No. Telp./HP. :
Mengesahkan
Kepala MTs. Penyaring Peneliti,
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah berupa laporan hasil penelitian tindakan
kelas yang berjudul ”Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa melalui Penerapan
Metode Demonstrasi dalam pembelajaran IPA Materi Pesawat sederhana Siswa Kelas
VIII-B Tahun Pelajaran 2020/2021. adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan
jiplakan dari karya sejenis.
Demikian pernyataan ini saya nyatakan secara benar dengan penuh tanggung jawab dan
integritas.
KATA PENGANTAR
Peneliti memanjatkan puji syukur kepada Allah atas penyertaan, bimbingan, dan
Aktivitas dan Hasil Belajar siswa melalui Penerapan Metode Demonstrasi dalam
pembelajaran IPA Materi Pesawat sederhana Siswa Kelas VIII-B Tahun Pelajaran
2020/2021
dan peningkatan kompetensi guru dalam melakukan penelitian. Penelitian tindakan kelas
ini dapat diselesaikan dengan bantuan banyak pihak, oleh karena itu peneliti
5. Keluarga tercinta.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
Peneliti berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan dan menjadi inspirasi bagi rekan-rekan guru untuk melakukan dan
Peneliti
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai hasil belajar IPA materi pesawat
sederhana yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu cara guru
permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk
meningkatkan aktivitas dan siswa Kelas VIII-B MTs Penyaring pada pembelajaran IPA
Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan dua
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
peningkatan aktivitas siswa dari sebelum perbaikan hanya 12 siswa atau 38,71%, naik
menjadi 18 siswa atau 58,06% pada siklus pertama, dan 96,77% atau 30 siswa pada
siklus kedua, dan peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata pada sebelum
perbaikan hanya 60,97, naik menjadi 65,52 pada siklus pertama, dan 76,45 pada siklus
kedua, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa (35,48%) pada Kondisi
Awal, 54,48% atau 17 siswa pada siklus pertama, 28 siswa atau 90,32% pada siklus
kedua, dan masih ada tiga orang siswa (9,68%) yang belum tuntas. Kesimpulannya
hasil belajar siswa kelas VIII-B MTs Penyaring dalam pembelajaran IPA materi
pesawat sederhana.
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Pendidikan Nasional diselenggarakan melalui dua jalur yaitu jalur
sekolah dan jalur luar sekolah. Jalur pendidikan di sekolah diselenggarakan melalui
kegiatan berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan Dasar merupakan bagian
terpadu yang diselenggarakan 9 tahun terdiri dari 6 tahun Sekolah Dasar dan 3 Tahun
Kurikulum di Sekolah Dasar yang dikembangkan saat ini adalah Kurikulum
antara kemampuan konseptual dan prosedural. Oleh karena itu, kurikulum ini lebih
menekankan agar siswa menjadi pembelajar aktif dan bersifat fleksibel. Kurikulum
Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan harus mampu mempersiapkan
warga Negara agar dapat berperan aktif dalam segala aspek lapangan
kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, tanggung jawab berdisiplin,
demokratis, bermoral baik, dan toleran dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang gejala alam baik yang menyangkut benda hidup maupun benda mati. IPA
sistematis, sehingga IPA bukan hanya pengetahuan yang berupa konsep-konsep, at
au prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-
hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar dapat menjelajahi
Apabila kita melihat fakta dilapangan, pada umumnya siswa pandai
dalam menghapal tetapi kurang dalam mengaplikasikan pengetahuan yang
dimilikinya. Hal ini mungkin terkait dengan kecenderungan menggunakan
hapalan sebagai wahana untuk menguasai ilmu pengetahuan, bukan
kemampuan berpikir. Oleh karena itu siswa hanya terbiasa menggunakan
sebagian kecil dari potensi atau kemampuan berpikirnya, sehingga mereka menjadi
malas untuk berpikir mandiri. Jika hal tersebut terus dibiarkan, maka pembelajaran tidak
dan pada akhirnya tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai. Oleh karena
itu, dalam pembelajaran guru harus menggunakan metode atau pendekatan
pembelajaran tertentu yang efektif sesuai dengan materi yang hendak disampaikan.
Selain permasalahan tersebut di atas, masih banyak permasalahan pada
siswa lainnya yang ditemukan diruang kelas, diantaranya : Pada umumnya
siswa belum terbiasa dan kurang memiliki kepercayaan diri untuk
mengemukakan pendapatnya, motivasi belajar siswa kurang, tidak
konsentrasi dalam proses pembelajaran, suka mengganggu teman, dan suka
melakukan aktivitas diluar pelajaran. Akibatnya prestasi belajar siswa menjadi
besar, dan bisa simpulkan bahwa proses pembelajaran tidak berhasil. Hasil refleksi
secara konvensional (pembelajaran berpusat pada guru) dan nilai rata-rata secara
klasikal pada mata pelajaran IPA yang diperoleh adalah 60,97, hal ini menunjukan belum
pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang
1. Siswa kurang menguasai konsep pesawat sederhana sehingga hasil belajar siswa
rendah.
2. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru
3. Tidak ada media atau alat peraga yang mendukung materi pembelajaran.
4. Siswa tidak mampu mengaplikasikan materi yang dipelajarinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Melalui refleksi diri, kaji literatur dan diskusi dengan supervisor dapat diketahui
3. Guru tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan penemuan
informasi
perbaikan karena jika hal tersebut dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan akan
menjadi sumber utama penyebab turunnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu perlu
sederhana melalui melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas VIII-B MTs.
Penyaring.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas, maka dapat ditentukan
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah :
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Siswa
2) Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga minat belajar siswa
meningkat
3) Memberikan pengalaman secara langsung bagi siswa, sehingga siswamempuny
4) Siswa dapat menarik kesimpulan atau memecahkan masalah setelah
b. Guru
2) Untuk mengembangkan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan diambil
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah adalah mata
pelajaran IPA yang sangat penting sekali diberikan di sekolah-sekolah baik
itu sekolah dasar maupun sekolah menengah. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
bahwa : Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistimatis, sehingga IPA bukanlah hanya untuk memahami
pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga
Pembelajaran IPA di sekolah menengah harus memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan ketiga aspek yang tercakup di
dilibatkan secara langsung maka pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, interaktif
dan menyenangkan akan tercapai. Guru yang baik adalah guru yang menjadikan peserta
IPA adalah bidang studi yang menanamkan dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai
dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi alat bagi siswa untuk lebih mengenal diri sendiri dan alam sekitar, dan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. IPA merupakan
pengamatan, memprediksi, dan keterampilan IPA lainnya serta keterampilan
berfikir dapat dilatih kepada peserta didik dalam usaha memberi bekal
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan
di sekelilingnya. Oleh karena itu pengembangan kurikulum IPA beralih dari
pengembangan kurikulum berbasis materi (content-based) atau siswa belajar
sejumlah fakta ke pengembangan kurikulum berbasis kopetensi (competency-based),
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung. Pada
mengembangkan kemampuan berbagai cara “mengetahui” dan suatu cara
“mengerjakan” yangdapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara
cepat.
bisa belajar dirinya sendiri dan alam sekitarnya, memiliki keterampilanilmiah,
bersikap ilmiah dan religius serta mampu dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupannya dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan
Tuhan sebagai pencipta alam semesta. IPA adalah ilmu pengetahuan yang rasional dan
gejala alam yang disusun secarasistematis yang didasarkan pada hasil percobaan
Tujuan pemberian mata pelajaran IPA atau sains munurut Sumaji
(1998:35) adalah agar siswa mampu memahami dan menguasai konsep-konsep IPA
metode ilmiah untuk memcahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih
prosesuntuk mengembangkan pengetahuan,dan ide tentang alam di sekitarnya. (3)
tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama dan
mandiri. (5) Mampu menerapkan berbagai macam konsep IPA untuk menjelaskan gejala-
gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. (6)
Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan
suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. (7) Mengenal dan
memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan
Pendidikan IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung
dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu
Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar Menurut Sumaji (1998:31), IPA
berupaya untuk membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Supriyadi (1999: 1) bahwa objek kajian IPA adalah
segala fenomena lingkungan (alam) yang berujud titik kecil hingga alam raya yang sangat
besar. IPA menurut Depdiknas (2003: 6) merupakan cara mencari tahu tentang alam
Trowbidge dan Byebee (1986: 38) mendefinisikan IPA sebagai berikut : Science is
body of knowledge, formed by of continous inquiry, and compassing the people who are
membedakannya dengan ilmu pengetahuan yang lain adalah bahwa IPA ditempuh
disebut IPA.
kecerdasan dan ketekunan, dalam mencari jawaban suatu persoalan didasarkan atas
Secara lebih terperinci. Robert B. Sund (1973: 12) menjelaskan tentang bagaimana suatu
pemahaman IPA ditemukan atau yang sekarang dikenal sebagai metode IPA (scientific
method). Setidaknya ada enam langkah untuk melakukan proses IPA , yaitu (1) stating
the problem, (2) formulating hypotheses, (3) designing an experiment, (4) making
obsevation, (5) collecting data from the experiment, (6) drawing conclutions.
2. Metode Demonstrasi
Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan dalam suatu lingkungan pembelajaran, baik lingkungan fisik, bahan
memungkinkan siswa dapat berinteraksi secara maksimal untuk mencapai
tujuan pembelajaran yaitu terjadinya suatu perubahan tingkah laku yang positif
sebelumnya. Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan inti dari
proses pendidikan, pembelajaran dapat berlangsung dimanapun dan kapanpun.
demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkansecara
langsung objek atau cara melakukan sesuatu untukmempertunjukkan proses terten
tu”. Sedangkan menurut Syaiful BahriDjamarah (2000: 54), “Metode demontrasi
adalah metode yang digunakanuntuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja
Metode Demonstrasi adalah suatu metode yang memperhatikan sesuatu
kepada seseorang atau kelompok orang. Melalui metode demonstrasi, guru
memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau memperlihatkan cara kerja suatu alat
siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau han
ya sekedar tiruan.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi
adalah salah satu cara menyampaikan materi pelajaran dengan cara memperlihatkn
suatu proses, peristiwa dan cara kerja sebuah alat kepada peserta didik. Demonstrasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara, dimulai dari yang sederhana, sampai dengn
Model pembelajaran IPA dengan pendekatan belajar mengajar yang cocok
dan sifat budaya Indonesia adalah pendekatan yang mencakup kesesuaian antara
masyarakat.Model pembelajaran yang cocok untuk anak Indonesia adalah melalui
Dalam pembelajaran pengalaman langsung mempunyai peranan yang
sangat penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak,
karena pengalaman anak terjadi secara spontan sejak lahir sampai anak
berumur 12 tahun. Efisiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi
kognitif anak. Anak akan siap untuk megembangkan konsep tertentu hanya bila
anak telah memiliki struktur kognitif (skemata) yang terjadi prasyaratnya yakni
Metode demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan
anak didik itu sendiri, metode demonstrasi cukup baik apabila digunakan
dalam pembelajaran di sekolah menengah pengalaman dan kesan sebagai hasil
pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Menurut pandangan
keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar,
“makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar (west
dan pinest). Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus
berlanjut. Jadi siswa memiliki tanggung jawab akhir atas belajar mereka sendiri,
demonstrasi, yaitu :
Implikasi dari metode demonstrasi di sekolah ialah pengetahuan itu
tidak dapat di pindahkan secara utuh dari pikiran guru namun secara aktif
dibangun oleh siswa itu sendiri melalui pengalaman nyata (Piaget dalam
Dahar 1996:82), sehingga disini peran guru berubah dari sumber dan pemberi
Tyler (Sutarno, 2003:86), mengemukakan beberapa kebaikan pembelajaran
menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi dengan temannya, dan mendorong
3) Pembelajaran metode demonstrasi memberi kesempatan kepada
siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk
memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai
4) Pembelajaran metode demonstrasi mendorong siswa untuk memikirkan
serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan
mereka.
b. Langkah-langkah Demonstrasi
Sanjaya, W. (2006:151-152) menyatakan langkah-langkah menggunakan metode
1) Tahap Persiapan
a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan,
c) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan.
d) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di
antaranya :
1.1 Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan
1.3 Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya
siswa ditugasakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi
Pelaksanaan metode demonstrasi supaya berjalan baik, guru
memperhatikan hal-hal berikut: rumuskan tujuan instruksional yang dapat
dicapai oleh peserta didik, susun langkah-langkah yang akan dilakukan
dengan demontrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang
direncanakan, persiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan sebelum
demonstrasi dimulai dan atur sesuai skenario yang direncanakan, teliti
terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar demontrasi
berhasil dilakukan, serta perhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga
kita dapat memberikan keterangan dari peserta didik bisa mengajukan pertanyaan
hal sebagai berikut:
1.1 Apakah demontrasi dapat diikuti oleh setiap peserta
didik, apakah demontrasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah
dilakukan, apakah keterangan yang diberikan dapat didengarkan dan dipahami oleh
1.2 Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa
untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-
teki yang mendorong sehingga siswa tertarik memperhatikan demonstrasi.
1.3 Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
1.4 Yakinlah bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
1.5 Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini
diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu
atau tidak. Selain memberikan tugas relevan, ada baiknya guru dan siswa
melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk
perbaikan selanjutnya.
1.4 Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan
demonstrasi.
Metode demonstrasi akan lebih efektif bila peserta didik ikut terlibat secara
langsung dalam proses demonstrasi sehingga, peserta didik berkesempatan
mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,
sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya :
persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali
yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi
juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa.
Sederhana
Menurut Piaget (Darmodjo dan Kaligis, 1992 : 22) tidak ada belajar
tanpa perbuatan. Hal ini disebabkan perkembangan intelektual anak dan
dengan lingkungannya. Oleh karena itu guru mengupayakan pembelajaran
sains melalui aktivitas kongkret untuk semua tingkat di sekolah menengah.
yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan yang dilakukan siswa. Tahapan pada pendekatan metode
demonstrasi memuat empat langkah penyelesaian yaitu : apersepsi, eksplorasi,
Pembelajaran IPA di sekolah menengah diharapkan menjadi wahana bagi
siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Kurikulum KTSP 2006
menghendaki pembelajaran IPA di sekolah menengah tidak saja mampu
menguasai konsep IPA dengan baik tetapi juga mampu memahami proses,
sikap, dan nilai IPA. Selain itu, prestasi IPA ditentukan oleh kompetensi
kognitif, psikomotor, dan afektifnya. Proses pembelajaran IPA tidak saja
menyangkut oleh pikir (minds-on) akan tetapi juga memperhatikan oleh tangan
(hands-on) yang berupa kerja praktek. Melalui kerja praktek ini, siswa
dapat mengembangkan keterampilan proses IPA, kompetensi psikomotornya
bahkan ada kemungkinan juga dapat berkembangnya aspek afektif. Namun
demikian, pembelajaran yang menekankan pada minds-on/hands-on selama
ini belum terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan pembelajaran masih
menggunakan cara belajar yang tradisional dan cara mengajar yang konvensional.
Guru menjadi pusat dalam pembelajaran, siswa hanya duduk,
dengar, catat dan hapal. Siswa sangat pandai menghapal, tetapi kurang terampil
Pembelajaran IPA dengan pendekatan metode demonstrasi dirancang
dengan menerapkan langkah-langkah demonstrasi dan alat peraga yang
sesuai. Hal pertama yang dilakukan dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode demontrasi adalah menetapkan tujuan pembelajaran,
mempersiapkan atau menyediakan alat dan bahan (fasilitas) yang akan digunakan
pada saat
demontrasi. Dalam menyusun skenario pembelajaran dan perangkat pembelajaran
Pelaksanaan pada kegiatan awal siswa dengan bimbingan guru
merumuskan masalah yang berkenaan dengan materi pesawat sederhana.
Dilanjutkan pada jenis-jenis pesawat sederhana dengan pengajuan hipotesis yaitu
Setelah merumuskan hipotesis langkah selanjutnya pada kegiatan inti
pembelajaran, guru terlebih dahulu membagi siswa menjadi kelompok besar karena
maka dibagi menjadi lima kelompok, maka setiap kelompok terdiri dari 5 orang
alasan agar setiap kelompok lebih terkondisikan agar siswa yang kurang
pandai dengan siswa yang pandai. Setelah setiap kelompok dikondisikan
dengan baik, barulah guru menjelaskan langkah-langkah demontrasi dan
Lembar demontrasi ini berisi petunjuk pelaksanaan demontasi dan
beberapa pertanyaan yang harus di jawab oleh siswa secara berkolompok
selama pelaksanaan demontrasi berlangsung guru bertindak sebagai fasilitator.
4. Aktivitas Belajar Siswa
a. Pengertian Aktivitas
Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26) aktivitas siswa artinya kegiatan atau
keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilaksanakan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi
Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang
dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa dalam proses pembelajaran
terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya
dalam Depdiknas (2005: 31) belajar aktif adalah “suatu sistem belajar mengajar yang
menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, emosional gunamemp
eroleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif psikomotor”.
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. Seperti yang
dikemukakan oleh Gagne (1984) dalam Syaiful (2010: 13), belajar adalah
suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Dari pengertian di
atas dapat disampaikan proses ditandai dengan adanya
perubahan dalam diri seseorang sebagai hasil pengalaman dan latihan.
Perubahan hasil belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk seperti
perubahannya pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Proses belajar adalah
proses aktif dan reaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu serta
Sedangkan aktifitas belajar pada dasarnya merupakan proses interaksi
antara guru dan peserta didik. Kualitas hubungan antara guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh pribadi
pendidik dalam mengajar dan peserta didik dalam belajar. Keaktifan itu beraneka
ragam bentuknya.
melihat, mencium, merasa, dan meraba), mengolah ide-ide, menyatakan ide,
dan melakukan latihan-latihan yang berkaitan dengan pembentukan
keterampilan jasmani. Untuk itu meningkatkan keaktifan siswa belajar perlu
Proses belajar mengajar adalah suatu proses melihat, mengalami,
mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari untuk memperoleh hasil
dalam aktivitas belajar mengajar, maka semakin besar pula kemungkinan
peserta didik memahami dan menguasai bahan pelajaran yang disajikan,
sehingga aktivitas antara guru dan peserta didik dalam belajar dapat menetukan
peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan
perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan
Aktivitas dalam belajar dapata memberikan nilai tambah (added value) bagi
1) Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud
2) Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri yang dapat
4) Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di
5) Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat
menumbuhkembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan
terjadinya verbalisme.
6) Menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik
sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat
di sekitarnya.
Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan
memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya
kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu
paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi
antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan
mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing
dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan
5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan serangkaian data, kecakapan, keterampilan,
kematangan, pemahaman, dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang setelah
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan mahasiswa sehingga menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan Hamalik (1995: 48)
hasil belajar adalah “Perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya
berulang-ulang”. Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana (2005:3) “hasil belajar
ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor
dilihat dari terjadinya perubahan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Tujuan yang dimaksud tersebut berupa hasil belajar siswa. Hasil belajar
merupakan segala prilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat proses belajar yang
ditempuh. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang
secara sadar untuk mendapat suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut segi
Hilgard (dalam Sanjaya, 2006:110) menyatakan bahwa belajar adalah proses
perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di dalam laboratorium
maupun dalam lingkungan rumah. Belajar menurut konsepsi modern adalah suatu
Dari hasil penelitian yang dikemukakan oleh Bloom (dalam Semiawan dan
Munandar, 2004 ; 4) berangkat dari pola distribusi normal, anak-anak yang terletak di
ujung sebelah kiri dan kanan tidak dapat memanfaatkan secara baik layanan pendidikan
yang disediakan sekolah untuk kelompok normal atau kelompok biasa. Hasil belajar
sangat dipengaruhi oleh interaksi semakin baik semakin baik hasil belajar, dan semakin
Bertitik tolak dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar
dalam tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar juga merupakan
konsep yang bersifat umum, di dalamnya terdapat apa yang dinamakan prestasi
belajar. Sedangkan prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu, untu
atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh
siswa dalam bentuk hasil belajar yang diperoleh setelah mereka menempuh proses
belajar. Jadi hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang tejadi
pada siswa setelah menempuh pengalaman belajar (Nana Sujana, 1991). Perubahan
hasil belajar menyangkut tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
B. Kerangka Pikir
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas VIII-B MTs Penyaring pada mata
belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya
adanya rendahnya aktivitas belajar siswa yang berujung pada rendahnya hasil belajar
siswasecarakeseluruhan. Berdasarkan temuan di sekolah, pembelajaran IPA tersebut
masih cenderung menekankan aspek kognitif, dimana konsep-konsep yang
diajarkan hanya sekedar pengetahuan kurangnya penghayatan dan kurangnya
realisasi sebagai sikap hidup dan perilaku yang nyata, siswa bersifat pasif dalam
ini :
C. Hipotesis Penelitian
2. Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-B MTs
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam
mencapai penguasaan materi di atas KKM atau mendapat nilai minimal 70. Adapun indikator
penjelasan guru, membaca buku, bertanya, mengerjakan latihan, dan menulis intisari atau
1. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila siswa mendapat nilai minimal 65.
2. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa tuntas
belajar.
3. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa mengalami