Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN HASIL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM KELAS VIII DI SMP N 1 PAKUSARI JEMBER TAHUN
PELAJARAN 2023/2024

Disusun Oleh:

SITI AISYAH, S.Pd.


NIP. 198707082023212012

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER


DINAS PENDIDIKAN
UPTD SATUAN PENDIDIKAN SMPN 1
PAKUSARI
Alamat : Jl. Sumberpinang, Pakusari Jember Telp.
085100762303
e-mail : smpnpakusari63@gmail.com
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Problem


Based Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas
VIII Di Smp N 1 Pakusari Jember Tahun
Pelajaran 2023/2024
2. Identitas Penulis
a. Nama Siti Aisyah, S.Pd.
b. Jenis Kelamin Perempuan
c. Pangkat/Golongan, NIP IX/ 198707082023212012
d. Asal Sekolah SMP N 1 Pakusari
e. Alamat Kantor Jl. Sumberpinang, Pakusari Jember Telp.
085100762303.
f. Alamat Rumah Dusun Tenggir Timur RT02/RW05 Desa
Jelbuk, Kecamatan Jelbuk
g. Telp./HP 085236893228
3. Lama Penelitian Agustus-September 2023
4. Sumber Biaya Swadana

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam kepada
Rasulullah SAW yang telah membimbing umat manusia melalui
lembaga pendidikan terbaik. Alhamdulillah, Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta didik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas
VIII Di SMP N 1 Pakusari Tahun Pelajaran 2023 /20243” dapat
diselesaikan sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
kami mengucapakanterima kasih kepada :
1. Bapak Misnadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Pakusari
Jember yang telah memberikan ijin serta dukungan secara moral
maupun materiil dalam penyelenggaraan Penelitian Tindakan Kelas
ini.
2. Bapak/ Ibu dewan guru SMP N 1 Pakusari yang telah memberikan
dukungan dan motivasi selama penelitian dan penyusunan karya tulis
ini berlangsung.
3. Peserta didik kami kelas VIII A, yang telah ikut terlibat dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan
laporan kami. Penulis berharap mudah-mudahan penelitian ini
bermanfaat bagi semua pihak terkait.

Penulis

iii
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM KELAS VIII DI SMP N 1 PAKUSARI TAHUN
PELAJARAN 2023/2024
Oleh : SITI AISYAH, S.Pd
Kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah peserta
didik yang tidak memiliki dorongan belajar. Hal ini disebabkan karena
sebagian dari guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan
metode ceramah, sehingga pembelajaran tidak berpusat pada peserta didik.
Selain itu juga di sebabkan pengaruh pemanfaatan tehnologi yang tidak pada
tempatnya sehingga peserta didik kurang berminat dalam belajar. Sejauh ini
metode pembelajaran IPA yang diterapkan disekolah pada umumnya masih
bersifat monoton, salah satu penyebabnya adalah minimnya pengetahuan
guru akan model, metode dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang
meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan kearah perbaikan
terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran. Penelitian Tindakan kelas
(PTK) yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada model Kemmis &
Mc. Targgart meliputi memiliki empat tahap dalam tiap siklusnya yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian
Tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian motivasi
dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Guru menyampaikan
tujuan, pokok-pokok pembelajaran, melaksanakan diskusi kelompok, latihan
soal, memberikan motivasi belajar dan kesimpulan pada mata pelajaran IPA
kelas VIII SMP N 1 Pakusari.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan dimulai dengan
tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan model Problem Based
Learning (PBL), tahapan pengamatan tindakan, dan tahapan refleksi. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi/pengamatan dan
test/evalusiasi pengetahuan. Analisis data dilakukan dengan perbandingan
antara hasil tes pada siklus I dan siklus II dengan teknik deskriptif. Artinya
dari data yang diperoleh dalam penelitian ini disajikan apa adanya kemudian
dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai fakta
yang ada dan mendiskripsikan sesuai dengan fenomena.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik
dengan penerapan model pembelajaran Problem Based learning pada mata
pelajaran IPA pada materi Sistem Pencernaan Makanan kelas VIII SMP N 1
Pakusari mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dari ketuntasan hasil
belajar peserta didik pada siklus I sebesar 79%, meningkat menjadi 96%
pada siklus II.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah ..............................................4
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................................5
1.4 Manfaat Hasil Penelitian .............................................................................6
1.5 Definisi Istilah/ Operasional ........................................................................6
1.6 Hipotesis Tindakan ......................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................9
2.1 Kajian Terdahulu .........................................................................................9
2.2 Kajian Teori ...............................................................................................10
1. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ..........................10
2. Hasil Belajar ..........................................................................................15
3. Ilmu Pengetahuan Alam.........................................................................16
4. Sistem Pencernaan Makanan .................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................18
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................................18
3.2 Lokasi, Waktu, Dan Subyek Penelitian .....................................................18
3.3 Prosedur Penelitian ....................................................................................19
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................22
3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................23
3.6 Teknis Analisa Data...................................................................................23
3.7 Keabsahan Data .........................................................................................25
3.8 Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan) .................................................25
3.9 Peneliti .......................................................................................................27

v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................26
4.1 Analisis Data Pra Siklus .............................................................................28
4.2 Data Hasil Penelitian Siklus I.....................................................................29
4.3 Data Hasil Penelitian Siklus II ...................................................................39
4.4 Analisis Komparatif Data Siklus I dan Siklus II ........................................47
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................52
5.1 Kesimpulan.................................................................................................52
5.2 Saran ...........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................54
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................56

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Berbasis Masalah


(Problem Based Learning) ..................................................................13
Tabel 2.2 Keabsahan Data ...................................................................................25
Tabel 4.1 Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Peserta Didik
Pra Siklus.............................................................................................28
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I .............................................33
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik Siklus I ................................34
Tabel 4.4 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I ....................................................35
Tabel 4.5 Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Peserta Didik Siklus I ..........................................................................36
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II ...........................................42
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik Siklus II ...............................44
Tabel 4.8 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II...................................................45
Tabel 4.9 Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Peserta Didik Siklus II.........................................................................46
Tabel 4.10 Analisis Komparatif Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA
Peserta Didik Kelas VIII SMPN 1 Pakusari
Semester I / 2023-2024 ......................................................................48

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA Peserta Didik
Kelas VIII SMPN 1 Pakusari Pra Siklus ...................................................... 29
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA Peserta Didik
Kelas VIII SMPN 1 Pakusari Siklus I ......................................................... 37
Gambar 4.3 Grafik Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA Peserta Didik
Kelas VIII SMPN 1 Pakusari Siklus II ......................................................... 46

viii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Standar Nasional Pendidikan dalam PP 57 tahun 2021 tentang Standar
Pendidikan Nasional adalah kriteria minimal tentang sistem Pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Standar Nasional Pendidikan digunakan pada Pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat
pada Jalur Pendidikan formal, Jalur Pendidikan nonformal, dan Jalur
Pendidikan informal. Jalur Pendidikan formal adalah pendidikan anak usia
dini formal; pendidikan dasar; pendidikan menengah; dan pendidikan tinggi.
Jalur Pendidikan nonformal adalah pendidikan anak usia dini nonformal; dan
pendidikan kesetaraan.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan makna alam dan berbagai
fenomenanya/perilaku/karakteristik yang dikemas menjadi sekumpulan teori
maupun konsep melalui serangkaian proses ilmiah yang dilakukan manusia.
Teori maupun konsep yang terorganisir ini menjadi sebuah inspirasi
tercapainya teknologi yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia (I
Made Alit M dan Wandy, 2009: 2). IPA merupakan kumpulan pengetahuan
melalui proses penemuan yang secara sistematis tentang alam seperti yang
dinyatakan oleh Joseph (1995: 2) “Science is the knowledge gathered through
a group of processes that people use systematically to make discoveries about
the natural world. This knowledge is characterized by the values and
attitudes of the people who use these processes”.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara
memperbaiki proses belajar mengajar. Belajar mengajar pada dasarnya adalah

1
2

hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik. Guru dituntut untuk bisa
sabar dan mempunyai sikap terbuka disamping kemampuan dalam situasi
belajar mengajar yang lebih aktif. Tugas seorang guru dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik tidaklah mudah. Guru harusmemiliki
berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan
dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru
dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan
mengembangkan model pembelajaran. Dalam mengembangkan model
pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang
dipilihnya dengan kondisi peserta didik, materi pelajaran, dan sarana yang
ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model
pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang
ingin dicapai dapat terwujud.
Agus Suprijono (2014: 6-7) mengatakan bahwa hasil belajar adalah
pola pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
dan keterampilan. Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Sukardjo (2009: 3-6) mendefinisikan hasil belajar sebagai hasil penilaian
produk pembelajaran yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka (skor)
sebagai pengukuran hasil belajar IPA. Soal hasil belajar dapat berupa soal
objektif dan uraian. Soal dipakai untuk mengukur kompentensi kognitif.
Hasil belajar menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya
yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang
yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan
adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh peserta didik
dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar
itu pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik.
Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dalam mata pelajaran IPA setiap
guru dituntut untuk dapat membuat peserta didik merasa nyaman dan tidak
jenuh terhadap kegaitan pembelajaran IPA, salah satu cara yang membuat
nyaman peserta didik adalah penyampaian materi oleh guru dengan
3

menggunakan strategi dan metode yang variatif. Oleh karena itu pentingnya
untuk memilih metode yang akan digunakan dengan materi yang akan
disampaikan sehingga pembelajaran tidak monoton dan membuat peserta
didik merasa senang dan tertantang karena pembelajarannya sangat kreatif
menarik dan inovatif.
Memilih metode dan strategi yang tepat akan meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Penguasaan materi dalam pembelajaran IPA menjadi
lebih mudah karena peserta didik lebih antusias untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan
tercapai.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar
rata-rata dihadapi oleh sejumlah peserta didik yang tidak memiliki dorongan
belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA masih dibawah kriteria
ketercapaian tujuan pembelajran (KKTP), hal ini disebabkan karena sebagian
dari guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode
ceramah, dan pembelajaran hanya berpusat pada guru. Selain itu juga di
sebabkan pengaruh pemanfaatan tehnologi yang tidak pada tempatnya
sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam belajar.
Berdasarkan data hasil observasi di SMP N 1 Pakusari bahwa sejauh ini
metode pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang diterapkan
disekolah pada umumnya masih bersifat monoton, salah satu penyebabnya
adalah minimnya pengetahuan guru akan model, metode dan strategi yang
digunakan dalam pembelajaran. Pada saat pembelajaran berlangsung peserta
didik lebih banyak mengobrol sendiri saat guru menjelaskan pembelajaran,
peserta didik jarang bertanya ataupun memberikan tanggapan tentang materi
yang tengah diajarkan oleh guru, peserta didik yang kurang bersemangat dan
kurang aktif dalam proses pembelajaran ini membuat proses pembelajaran
menjadi jenuh, bosan dan berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai
dengan tuntas.
Pada penelitian tindakan kelas ini dipilih Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
4

Peserta didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Model


pembelajaran Problem Based Learning merupakan inovasi dalam
pembelajaran, hal ini karena dalam penerapannya kemampuan berpikir
peserta didik dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau tim yang
sistematis, sehingga peserta didik dapat memberdayakan, mengasah, menguji,
dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Namun, data di lapangan menunjukkan hasil yang berbeda. Nilai peserta
didik dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih dibawah kriteria
ketercapaian tujuan pembelajran (KKTP).
Oleh sebab itu, perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dimana model ini akan
menciptakan pembelajaran yang tidak kaku dan penuh kerjasama antar
peserta didik serta melatih kesiapan peserta didik dalam memahami materi
yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu penelitian ini berjudul “ Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta didik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII di
SMP N 1 Pakusari Tahun Pelajaran 2022 / 2023 ”.

1.2 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah


1) Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi, terdapat permasalahan sebagai berikut :
a. Guru masih mendominasi dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran
berpusat pada guru bukan pada peserta didik.
b. Peserta didik kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
c. Masih rendahnya penguasaan peserta didik terhadap materi yang
diberikan
d. Masih rendahnya hasil belajar peserta didik
2) Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
5

a. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based


Learning pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas VIII di SMP N 1 Pakusari tahun pelajaran 2023 /
2024?
b. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar peserta didik dengan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata
pelajaran IPA kelas VIII di SMP N 1 Pakusari Tahun pelajaran
2023/2024?

3) Cara Pemecahan Masalah


Cara pemecahan masalah yang kami pilih untuk masalah ini adalah dengan
cara memilih model pembelajaran yang tepat untuk bisa meningkatkan
hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran IPA.
a. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran, dipandang perlu adanya penerapan model
pembelajaran lain yaitu model pembelajaran Problem Based
Learning.
b. Dengan adanya model pembelajaran Problem Based Learning
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1) Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas VIII di SMP N 1 Pakusari tahun pelajaran 2023 /
2024.
2) Mendeskripskan peningkatan hasil belajar peserta didik dengan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata
pelajaran IPA kelas VIII di SMP N 1 Pakusari Tahun pelajaran
6

2023/2024

1.4 Manfaat Hasil Penelitian


1) Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran
IPA kelas VIII di SMP N 1 Pakusari.
2) Secara praktis, penelitian ini bermanfaat :
a. Bagi Guru : Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model
pembelajaran dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
b. Bagi Peserta didik : Sebagai alternatif dalam proses meningkatkan
hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA.
c. Bagi Peneliti : Sebagai pengembangan pengetahuan tentang
penelitian khususnya mengenai model pembelajaran problem based
learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran IPA.

1.5 Definisi Istilah/ Operasional


1) Pengertian model pembelajaran Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-
structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis
serta sekaligus membangun pengetahuan baru (Muhammad Fathurrohman,
2015: 112). Pembelajaran ini berorientasi pada kecakapan peserta didik
memproses informasi. Pemrosesan informasi mengacu pada cara orang-
orang menangani stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, melihat
masalah, mengembangkan konsep, dan memecahkan masalah dan
menggunakkan lambang-lambang verbal dan non verbal (Agus Suprijono,
2014: 71).
7

2) Pengertian Hasil Belajar


Pada umumnya hasil belajar meliputi aspek pengetahuan
(cognitive), sikap (Affective), dan keterampilan (psychomotor).
Hasil belajar tipe kognitif adalah pencapaian tujuan pembelajaran
yang berada pada domain pengetahuan (kognitif) meliputi kemampuan
memahami, mengetahui, mengahafal, menafsirkan, menterjemahkan,
membedakan, menyusun serta memberi penilaian (evaluasi). Hasil belajar
merupakan tolak ukur peserta didik yang dicapai setelah mengikuti proses
pembelajaran yang dapat diketahui tingkat keberhasilannya berdasarkan
skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.
3) Ilmu Pengetahuan Alam
Abdullah Aly (2008: 18) menjelaskan bahwa IPA adalah suatu
pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang
khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-
mengkait antara cara yang satu dengan yang lain. Lebih lanjut Joseph
(1995: 2-6) mengkategorikan IPA sebagai berikut : Science as processes
that lead to discovery, science as knowledge, and science as a set of
values.
4) Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan merupakan sekumpulan jaringan organ yang
berfungsi mencerna dan mengolah makanan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi tubuh. Pencernaan adalah suatu proses ketika makanan yang kalian
makan dipecah hingga menjadi nutrisi- nutrisi yang kecil. Pencernaan
dibagi menjadi dua yaitu pencernaan secara kimiawi dan pencernaan
secara mekanik. Pencernaan secara kimiawi, adalah pengolahan makanan
yang dibantu oleh suatu zat kimia yang disebut enzim. Sementara
pencernaan mekanik adalah proses pemecahan makanan menjadi bentuk
yang lebih kecil. Pencernaan mekanik biasanya terjadi di dalam mulut dan
lambung serta melibatkan pergerakan fisik yaitu otot. Sementara
pencernaan kimiawi terjadi di beberapa bagian dalam sistem pencernaan,
8

seperti di mulut, lambung, dan usus halus.

1.6 Hipotesis Tindakan


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam
penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumskan bahwa Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar peserta didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada
Materi Sistem Pencernaan Makanan Kelas VIII di SMP N 1 Pakusari Tahun
Pelajaran 2023 / 2024.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu


Penelitian yang sesuai atau relevan yang dijadikan rujukan oleh peneliti pada
penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nensy Rerung, dkk (2017) yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Pada Materi Usaha dan
Energi”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengacu
pada model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus
yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan dan pengamatan, refleksi.
Data penelitian berupa hasil belajar kognitif yang diambil dengan teknik
tes pilihan ganda dan uraian. Sedangkan, hasil belajar psikomotor diambil
menggunakan lembar penilaian psikomotor melalui observasi pengamat.
Hasil belajar kognitif sebesar 64% pada siklus I dan 84% pada siklus II.
Sedangkan, hasil belajar psikomotor aspek mempersiapkan alat dan bahan
meningkat sebesar 4%, aspek merangkai alat dan bahan meningkat sebesar
6%, aspek melakukan percobaan meningkat sebesar 12%, aspek
mengamati percobaan sebesar 7%, dan aspek menyampaikan percobaan
meningkat sebesar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Robianto (2021) yang berjudul “
Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model Problem Based Learning. Jenis penelitian
yang digunakan adalah meta analisis dari penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Penelitian ini menggunakan metode sintesis kuantitatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
model problem based learning pada hasil belajar siswa. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menelusuri jurnal melalui Google
Cendekia.Dari model Problem based learning dipilih 10 hasil penelitian

9
10

untuk dianalisi lebih lanjut dalam bentuk %. Dari 10 penelitian dapat,


disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model problem based learning
(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik peningkatan hasil
belajar dari yang terendah 5 % sampai yang tertinggi 96 %. dengan rata –
rata 43,6 % . Rata –rata hasil belajar peserta didik sebelum penelitian
tindakan kelas 57,14 dan setelah dilakukan penelitian tindakan kelas
dengan penerapan model problem based learning terjadi peningkatan
menjadi 79,09 dapat diartikan bahwa model pembelajaran Problem Based
Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peneliti kemudian mengaitkan penelitian-penelitian yang relevan tersebut
dan memfokuskan ke dalam suatu topik pembahasan yang baru. Mengacu
pada penelitian sebelumnya, peneliti kemudian menggunakan hasil belajar
sebagai capaian dari penerapan Problem Based Learning pada mata pelajaran
IPA materi Sistem Pencernaan Makanan dengan tujuan sebagai komparasi
untuk penelitian sebelumnya.
Adapun persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang
sekarang, yaitu meneliti hasil belajar siswa dan menggunkan model
pembelajaran Problem Based Learning. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu yaitu subjek dan tempat penelitiannya, karakteristik
siswa dan lingkungan belajar juga berbeda.

2.2 Kajian Teori


1. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual
yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba
bertindak berdasarkan model itu. Model pembelajaran merupakan pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas maupun tutorial (Agus Suprijono, 2009: 45-46). Model
pembelajaran dapat digunakan untuk menyusun kurikulum, merancang
bahan pembelajaran, dan menuntun pelajaran di dalam kelas atau pada
11

kondisi lainnya.
b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning )
Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah dari beberapa ahli
yaitu: 1) Menurut Agus Suprijono. Pembelajaran berbasis masalah
adalah belajar penemuan atau discovery learning. Berdasarkan belajar
penemuan peserta didik didorong belajar aktif dengan konsep konsep
dan prinsip-prinsip (Agus Suprijono, 2009:68). 2) Menurut Wina
Sanjaya. Pembelajaran berbasis masalah adalah rangkaian aktifitas
pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah (Wina Sanjaya, 2008:114-115). Dari
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah merupakan model pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas peserta didik baik aktifitas berfikir,
berperilaku dan berketerampilan dalam memecahkan suatu masalah
yang dihadapi. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning), merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang
melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui
tahap-tahap metode 11 ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus
memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut.
c. Strategi Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
Tidak semua materi pembelajaran dapat diterapkan dengan
model Problem Based Learning (PBL), karena tidak semua materi
cocok untuk digunakan dalam penerapan model tersebut. Adapun
strategi dalam penerapan model ini adalah:
1) Apabila guru menginginkan agar peserta didik tidak hanya
sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai
dan memahaminya secara penuh.
2) Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan
12

berpikir rasional peserta didik.


3) Apabila guru menginginkan kemampuan peserta didik untuk
memecahkan masalah.
4) Apabila guru ingin mendorong peserta didik untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajarnya.
5) Apabila guru ingin peserta didik memahami hubungan antara
apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-
hari (Wina Sanjaya, 2009: 215).
Materi pelajaran yang digunakan dalam penerapan model ini
tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja,
akan tetapi juga dapat bersumber dari peristiwa tertentu sesuai dengan
kurikulum yang berlaku dan berdasar kriteria tertentu. Kriteria
pemilihan bahan pelajaran dengan model Problem Based Learning
(PBL) yaitu:
1) Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung
konflik yang bisa bersumber dari berita, rekaman video dan lain-
lain.
2) Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan
peserta didik, sehingga setiap peserta didik dapat mengikutinnya
dengan baik.
3) Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan
kepentingan orang banyak sehingga terasa manfaatnya.
4) Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung kompetensi
yang harus dicapai.
5) Bahan yang dipilih sesuai dengan minat peserta didik sehingga
setiap peserta didik merasa perlu untuk mempelajarinya (Wina
Sanjaya, 2009: 216-217).
Prinsip-prinsip Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
1) Melibatkan peserta didik bekerja pada masalah dalam kelompok
kecil yang terdiri darikurang lebih lima orang.
2) Guru membimbing peserta didik dalam penyelesaian masalah
13

tersebut.
3) Masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru.
4) Analisis dan penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan
perolehan pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah.
5) Permasalahan dihadapkan sebelum semua pengetahuan relevan
diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar
ceramah tentang materi subjek yang melatar belakangi masalah
tersebut (C.Ridwan, 2009).

d. langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah( Problem


Based Learning )
Agus Suprijono (2011: 74) langkah-langkah model Pembelajaran
Berbasis Masalah (ProblemBased Learning) adalah sebagai berikut:

e. Keunggulan dan Kelemahan Problem Based Learning


Model Problem Based Learning mempunyai beberapa keunggulan
dan kelemahan, diantaranya:
14

Keunggulan:
1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang baik untuk lebih
memahami isi pelajaran.
2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik
serta memberi kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru.
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas peserta didik.
4) Pemecahan masalah membantu bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
nyata.
5) Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab
terhadap pembelajaran yang mereka lakukan.
6) Melalui pemecahan masalah bahwa belajar tidak hanya dari guru
dan buku.
7) Pemecahan masalah dianggap pembelajaran yang lebih
menyenangkan.
8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk berfikir kritis dan mengembangkan pengetahuan
mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
10) Pemecahan masalah dapat membangun minat peserta didik untuk
secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikaan
formal berakhir.
Kelemahan
1) Jika minat peserta didik kurang atau masalah kurang menarik
peserta didik, maka peserta didik akan merasa enggan untuk
mencoba.
15

2) Keberhasilan strategi pembelajaran berbasis masalah membutuhkan


cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar
apa yang ingin mereka pelajari (Wina Sanjaya, 2009: 220-221).

f. Alur dan hasil dari penelitian PBL ini adalah


1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
3. Membimbing penyelidikan mandiri
4. Mengembangkan dan menyajikan karya
5. Anilisis dan evaluasi

2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh peserta didik setelah
melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar dinyatakan dengan nilai atau
angka berdasarkan tes yang dikembangkan dan diberikan oleh guru. Pada
umumnya hasil belajar meliputi aspek pengetahuan (cognitive), sikap
(Affective), dan keterampilan (psychomotor) Menurut Dimyati dan
Mujdiono (2009:20), hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar
dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiringan. Kedua dampak
tersebut bermanfaat bagi guru dan peserta didik. Dari sisi peserta didik,
hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah cognitive, affective, dan
psychomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesainnya bahan pelajaran. Hasil belajar tipe kognitif
adalah pencapaian tujuan pembelajaran yang berada pada domain
pengetahuan (kognitif) meliputi kemampuan memahami, mengetahui,
mengahafal, menafsirkan, menterjemahkan, membedakan, menyusun serta
16

memberi penilaian (evaluasi). Hasil belajar merupakan tolak ukur peserta


didik yang dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran yang dapat
diketahui tingkat keberhasilannya berdasarkan skala nilai berupa huruf
atau kata atau symbol.

3. Ilmu Pengetahuan Alam


Ilmu Pengetahuan Alam merupakan makna alam dan berbagai
fenomenanya/perilaku/karakteristik yang dikemas menjadi sekumpulan
teori maupun konsep melalui serangkaian proses ilmiah yang dilakukan
manusia. Teori maupun konsep yang terorganisir ini menjadi sebuah
inspirasi tercapainya teknologi yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan
manusia (I Made Alit M dan Wandy, 2009: 2). IPA merupakan kumpulan
pengetahuan melalui proses penemuan yang secara sistematis tentang alam
seperti yang dinyatakan oleh Joseph (1995: 2) “Science is the knowledge
gathered through a group of processes that people use systematically to
make discoveries about the natural world. This knowledge is characterized
by the values and attitudes of the people who use these processes”
Abdullah Aly (2008: 18) menjelaskan bahwa IPA adalah suatu
pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang
khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-
mengkait antara cara yang satu dengan yang lain. Lebih lanjut Joseph
(1995: 2-6) mengkategorikan IPA sebagai berikut : Science as processes
that lead to discovery, science as knowledge, and science as a set of
values.

4. Sistem Pencernaan Makanan


Sistem pencernaan merupakan sekumpulan jaringan organ yang
berfungsi mencerna dan mengolah makanan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi tubuh. Pencernaan adalah suatu proses ketika makanan yang kalian
makan dipecah hingga menjadi nutrisi- nutrisi yang kecil. Pencernaan
17

dibagi menjadi dua yaitu pencernaan secara kimiawi dan pencernaan


secara mekanik. Pencernaan secara kimiawi, adalah pengolahan makanan
yang dibantu oleh suatu zat kimia yang disebut enzim. Sementara
pencernaan mekanik adalah proses pemecahan makanan menjadi bentuk
yang lebih kecil. Pencernaan mekanik biasanya terjadi di dalam mulut dan
lambung serta melibatkan pergerakan fisik yaitu otot. Sementara
pencernaan kimiawi terjadi di beberapa bagian dalam sistem pencernaan,
seperti di mulut, lambung, dan usus halus.
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan
dengan pendekatan kualitatif dalam bentuk deskriptif, yakni memaparkan
seluruh kejadian dan gejala-gejala yang muncul pada saat penelitian
berlangsung. Adapun alasan kenapa dipilih metode kualitatif adalah karena
masalah dalam penelitianini menuntut untuk adanya penjabaran secara
deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan secara riil
dan jelas tentang seluruh tahapan dan proses penelitian hingga berakhir
pada simpulan.
Berdasarkan hal tersebut, tentu kurang pas jika diterapkan pada
metode kuantitatif yangmana lebih menekan pada pembuktian hipotesis
dengan menggambarkan fenomena melalui angka dan statistika. Penelitian
ini menetapkan posisinya untuk mendapatkan gambaran yanglebih
komprehensif yang dilakukan pada pembelajaran sehingga akan ditemukan
data yang murni dari apa yang terjadi dilapangan.

3.2 Lokasi, Waktu, Dan Subyek Penelitian


Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah :
1. Nama Sekolah : SMP N 1 PAKUSARI
2. Alamat : Jl. Sumberpinang, Pakusari Jember
3. No. Telephon/Fax : 085100762303
4. NPSN : 20523871
5. Status Akreditasi : Terakreditasi A
6. Kabupaten : Jember
7. Provinsi : Jawa Timur
Waktu penelitian diselenggarakan di semester ganjil dari tanggal 28 Agustus
– 7 September 2023 Tahun pelajaran 2023/ 2024, Subyek dari penelitian PTK
ini adalah Kelas VIII dengan jumlah 24 peserta didik dengan materi yang

18
19

diajarkan adalah Sistem Pencernaan Makanan.

3.3 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian adalah langkah-langkah operasional baik yang
terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, maupun refleksi.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari II siklus tindakan dalam
pembelajaran. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan
refleksi. Hasil siklus I akan ditidaklanjuti untuk pelaksanaan siklus II.
Namun sebelum pelaksanaan siklus- siklus tersebut, peneliti akan
melaksanakan kegiatan pra siklus terlebih dahulu. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana keadaan dan kondisi peserta didik di awal
sebelum pelaksanaan siklus dalam PTK baik hasil nilai evaluasi belajar
peserta didik, nilai sikap dan kepribadian yang bersifat kualitatif yang telah
ada.
1. Pra Siklus
Pembelajaran pada tahap pra siklus ini, guru belum
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning akan tetapi
guru melakukan pre test untuk mengetahui kemampuan awal atau dasar
yang dimiliki peserta didik tentang materi Sistem Pencernaan
Makanan. Hasil pretest digunakan sebagai bahan dasar untuk
membandingkan hasil belajar peserta didik setelah diterapkannya model
pembelajaran Problem Based Learning.
2. Pelaksanaan siklus penelitian
a. Siklus 1
Pada siklus I tahapan pelaksanaannya sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan (Planning)
Peneliti melaksanakan persiapan tindakan dan waktu pelaksanaan
tindakan. Pada tahap rencana tindakan ini, kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
 Menyusun Modul Pembelajaran
20

 Menyiapkan bahan ajar yang akan diberikan pada peserta didik


 Menyusun LKPD
 Membagi kelas dalam beberapa kelompok
 Menyiapkan lembar penilaian untuk mengukur ranah kognitif
 Menyiapkan lembar penilaian untuk mengukur ranah
ketrampilan
 Menyiapkan lembar observasi untuk guru
 Menyiapkan catatan lapangan
 Menyiapkan soal penilaian pengetahuan siklus I
2) Tahap Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, disesuaikan dengan
rancangan pembelajaran yang telah disusun yaitu :
a) Kegiatan awal
 Guru memberi salam dan menyapa peserta didik
 Guru memberi instruksi kepada peserta didik untuk berdoa
 Guru memberikan motivasi dan apersepsi
 Guru memberikan penjelasan singkat terkait pembelajaran
b) Kegiatan Inti
 Tahap Orientasi Masalah pada peserta didik
Guru memberikan study kasus yang berkaitan
dengan materi pelajaran dan secara individu peserta didik
harus berfikir sendiri atau berkelompok untuk merumuskan
masalah dan menemukan solusi dari permaslahan yang
disajikan oleh guru.
 Tahap Mengorganisasika peserta didik untuk belajar
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok beranggotakan 4 – 5 orang untuk berdiskusi
terkait masalah yang diberikan oleh guru.
 Tahap Membimbing Penyelidikan individu atau kelompok
Peserta didik dengan bimbingan guru secara individu
atau berkelompok melakukan penyelidikan/pencarian
21

informasi baik menggunakan media cetak maupun internet


untuk memecahkan masalah yang tertuang dalam LKPD.
 Tahap Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Peserta didik bersama kelompoknya dan bimbingan
guru mengembangkan hasil penyelidikannya untuk
memecahkan masalah dan mempresentasikannya hasilnya.
 Tahap Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Setiap kelompok bersama guru melakukan konfirmasi
terhadap solusi dari pemecahan masalah yang telah disusun.
c) Kegiatan akhir
 Guru memberikan soal post test berupa tes tulis
 Guru bersama dengan peserta didik membuat kesimpulan
mengenai pelajaran yang sudah dipelajari dan menutup
pembelajaran pada siklus I
 Guru memberi instruksi kepada peserta didik untuk berdoa
 Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam

3) Tahap Pengamatan Tindakan


Pengamatan atau observasi dilakukan pada saat proses
pembelajaran dengan model problem based learning
berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk memperoleh
informasi yang lebih mendalam tentang pelaksanaan
pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan berdasarkan lembar
observasi dan dokumentasi kegiatan

4) Tahap Refleksi (Reflecting)


Tahapan refleksi dilakukan untuk melihat proses
pelaksanaan tindakan siklus I dan hasil belajar peserta didik yang
didapat dari hasil pengataman dan pelaksanaan post test.
Kegiatan refleksi tindakan I juga berfungsi untuk mencari
alternatif tindakan untuk mengatasi kekurangan yang akan
22

diperbaiki pada siklus II dan mempertahankan kelebihan yang


sudah adadi siklus I.
b. Siklus II
Kegiatan pada siklus II sama dengan kegiatan siklus I yang
terdiri dari empat tahap yaitu : a) perencanaan tindakan, b)
pelaksanaan tindakan, c) pengamatan dan d) refleksi. Perencanaan
tindakan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I dan
merupakan perbaikan dari kekurangan-kekurangan pada siklus I. Di
dalam tahapan refleksi pada siklus II ini kita melihat apakah masih
terdapat permasalahan terkait ketidak tercapainya kriteria
keberhasilan pembelajaran.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
beberapa cara sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi yang dilaksanakan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran dengan penggunaan model Problem Based Learning
pada kelas VIII, baik pada aktifitas guru dan murid serta pada
penilaian hasil belajar kognitif. Jenis observasi dalam penelitian ini
adalah observasi terstruktur, yaitu observasi yang pelaksanaannya
telah dirancang secara sistematis dengan menggunakan instrumen
lembar observasi. Lembar observasi yang berbentuk skala likert
akan berisi catatan pengamatan pada saat pelaksanaan penelitian
yang didapat selama kegiatan proses pembelajaran di kelas
berlangsung. Kegiatan observasi juga dilaksanakan pada saat
pelaksanaan diskusi untuk menilai hasil belajar peserta didik
dalam bidang psikomotor.
2. Tes
Tes yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah tes tulis
dalam bentuk evaluasi pengetahuan yang dilaksanakan pada akhir
23

setiap siklus. Penelitian dilaksanakan untuk mengukur


pemahaman peserta didik terhadap materi dengan melihat hasil
belajar peserta didik setelah menggunakan model problem based
learning.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data yang bersumber dari dokumen-
dokumen yang terdapat pada saat pelaksanaan penelitian
berlangsung. Data dokumentasi pada penelitian ini berupa silabus,
modul ajar, video proses pembelajaran berlangsung sebagai bukti
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tes peserta
didik, dan hasil observasi selama kegiatan penelitian berlangsung.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini digunakan untuk melengkapi data
yang tidak tercatat dalam instrumen penilaian lainnya. Catatan
lapangan diisi oleh peneliti selama proses pembelajaran model
Problem Based Learning dilaksanakan.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data Penelitian
Tindakan Kelas agar kegiatan menjadi sistematis dan mudah. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Lembar observasi berupa checklist aktivitas peserta didik
2. Tes berupa tes tulis dalam bentuk evaluasi pengetahuan
untuk mengetahui hasil belajarpeserta didik
3. Dokumentasi modul ajar siklus I dan siklus II

3.6 Teknis Analisa Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif
digunakan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan
24

setelah selesai di lapangan. Analisis ini bertujuan untuk menampung


data- data yang diperoleh, mengungkapakan data-data yang diperoleh
dan mencari kembali data- data yang belum lengkap dan perlu
diperbaiki, serta mengetahui hasil yang didapat dari adanyapenelitian
tindakan kelas dengan cara observasi pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan
peningkatan yang dicapai. Sedangkan analisis data kuantitatif
menggunakan skala likert dan rumus untuk mengukur ketepatan dalam
melaksanakan kegiatan proses pembelajaran dengan penerapan model
problem based learning dan mengukur hasil belajar peserta didik.
Berikut adalah penjelasan analisis data pada penelitian ini :
1. Analisis Data Kualitatif
Analisis data lapangan model Miles and Huberman dalam
penelitian kualitatif ada tiga tahap yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification. Berikut adalah
penjelasannya (Sugiyono, 2011: 246).
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah suatu kegiatan penyeleksian,
pemfokusan, dan penyederhanaan data yang dimulai sejak
pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian,.
datayang dimaksud meliputi hasil observasi, tes, dan catatan
lapangan. Kegiatan penyederhanaan data yang terkumpul
dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yangjelas dan
bermakna, yang kemudian disusun lebih sistematis dengan
ditonjolkan pokok- pokok yang penting sehingga lebih tajam
tentang hasil pengamatan dan dapat mempermudah peneliti
untuk mencatat kembali.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dengan menampilkan data
secara jelas dan mudah dipahami bagi siapa saja yang
membacanya baik dalam bentuk naratif, tabel, grafik atau
25

perwujudan lainnya dari informasi-informasi yang telah


diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat diberikan penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan selanjutnya.
c. Kesimpulan (Consulusion)
Kesimpulan dilakukan setelah melakukan reduksi data
dan penyajian data. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan
dalam bentuk deskripsi atau gambaran tentang subyek yang
diteliti. Dengan adanya kesimpulan data dapat disajikan lebih
jelas.

3.7 Keabsahan Data


Data dalam penelitian ini menggunakan sumber data
primer, dimana data diperoleh secara langsung dari subyek
penelitian yaitu peserta didik kelas VIII di SMP N 1 PAKUSARI.
Adapun penjabaran data dan sumber data pada penelitian ini yaitu:

3.8 Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan)


1. Keterlaksanaan Penerapan Model Pembelajaran Problem based
learning dalam Kegiatan Pembelajaran
Kriteria penilaian keterlaksanaan penerapan model
problem based learning dihitung dengan melihat setiap
munculnya indikator pada lembar observasi dengan
menggunakan skala likert yang terdiri dari lima kategori.
Menurut Sugiyono (2011: 93) lima kategori pilihan skala likert
adalah sebagai berikut: sangat setuju/selalu (5), setuju/sering
26

(4), kurang setuju/kadang- kadang (3), tidak setuju/tidak pernah


(2), dan sangat tidak setuju (1).
Penghitungan hasil observasi masing-masing indikator
dihitung menggunakan rumus berikut.

Ketercapaian penerapan model problem based learning


dalam pembelajaran kemudian dibandingkan antara siklus I dan
II untuk melihat keberhasilan tindakan. Kualifikasi keberhasilan
tindakan ditunjukkan dengan keterangan pada table berikut:

PTK dengan model PBL dikatakan berhasil atau tuntas


jika rata-rata nilai kelas ≥ 75

(sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Belajar/KKB)

2. Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik yang diperoleh ditentukan dari
perolehan skor nilai post test. Untuk perhitungan hasil belajar pada
bidang kognitif antara siklus I dan siklus II menggunakan rata-rata
skor kelas dari Post-test yang diberikan dan persentase peserta
didik yang melampui KKB (≥ 75). Nilai KKB yang ditetapkan
untuk Mata pelajaran PAIadalah tujuh puluh lima. Hasil belajar
pada penelitian ini akan dihitung rata-rata dan ketuntasan belajar
klasikal setiap siklusnya. Menurut Gantini dan Suhendar (2017:
28), rumus menghitung nilai rata-rata kelas adalah:

Ketuntasan belajar klasikal menurut Daryanto (2011:191)


merupakan ketuntasan belajar dalam kelas. Kelas dikatakan tuntas
27

apabila dalam suatu pembelajaran apabila hasil belajarseluruh


peserta didik yang melampui KKB dalam kelas tersebut mencapai
80%. Berikut rumus menghitung ketuntasan klasikal:

3.9 Peneliti
Nama : Siti Aisyah, S.Pd.
NIP : 198707082023212012
Unit Kerja : SMP N 1 PAKUSARI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data Pra Siklus


Data hasil ulangan yang dilakukan pada akhir pembelajaran mata
pelajaran IPA pra siklus terdapat peserta didik yang tidak tuntas dalam belajar
dan belum mencapai Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) 70
yang telah ditetapkan. Dari 24 peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 29%
atau 7 peserta didik, dan peserta didik yang tuntas sebanyak 71% atau 17
peserta didik. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 85 dan nilai yang terendah
adalah 60. Nilai rata-rata kelas yaitu 72,5. Distribusi frekuensi hasil belajar
pra siklus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Peserta Didik Pra Siklus
Pra Siklus
Rentang Nilai Keterangan
Frekuensi Persentase
90-100 0 0%
80-89 8 33% Tercapai
70-79 9 38%
60-69 7 29% Belum
50-59 0 0% Tercapai
Total 24 100%
Nilai
85
Maximum
Nilai
60
Minimum
Rata-rata 72,5
KKTP 70

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa peserta didik yang mencapai
ketuntasan belajar KKTP 70 sebanyak 17 peserta didik (71%), dan peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar kurang dari KKTP 70
sebanyak 7 peserta didik (29%).
Dari tabel di atas dapat diperlihatkan dalam diagram batang persentase
tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran peserta didik pra siklus sebagai
berikut:

28
29

Grafik Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1
Tercapai 71%
Belum tercapai 29%

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA


Peserta Didik Kelas VIII SMPN 1 Pakusari Prasiklus

Berdasarkan grafik tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran IPA peserta


didik kelas VIII SMPN 1 Pakusari di atas terdapat 17 peserta didik yang
mencapai ketuntasan belajar lebih dari KKTP 70 atau 71 % sedangkan yang
belum mencapai ketuntasan belajar kurang dari 70 adalah 7 peserta didik atau
29%.
Rendahnya hasil belajar peserta didik yang ditunjukkan dengan skor rata-
rata kelas yang hanya mencapai 72,5 dan tingkat ketidak ketuntasan belajar
mencapai 29% dapat diakibatkan oleh motivasi belajar yang rendah. oleh
karena itu, peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK)
sesuai dengan rancangan peneitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya.
Dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning yang akan diterapkan melalui dua siklus yaitu pada
materi sistem pencernaan makanan untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas VIII pada mata pelajaran IPA semester Ganjil.

4.2 Data Hasil Penelitian Siklus I


Kegiatan penelitian pada siklus I meliputi empat tahap yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut uraian mengenai
30

keempat tahap tersebut.


1. Perencanaan Tindakan Siklus I
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut :
a. Menyusun Modul Ajar siklus I
b. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru
c. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta didik
d. Menyiapkan Media Pembelajaran
e. Menyiapkan soal-soal post test siklus I
f. Menyiapkan orientasi masalah sebagai bahan diskusi untuk penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning
g. Menyiapkan laptop, proyektor dan koneksi internet untuk melaksanakan
Pembelajaran
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
Pembelajaran Siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan pada hari Senin
28 Agustus 2023 dan hari Kamis 31 Agustus 2023 secara tatap muka
dengan rincian sebagai berikut:
Pertemuan ke-1
a. Kegiatan awal
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa
peserta didik, kemudian meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
Guru mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu guru memberikan
penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik kemudian di
lanjutkan dengan memberikan motivasi dan apersepsi. Guru
memberikan penjelasan singkat terkait tujuan pembelajaran. Guru
memberikan penjelasan terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran
hari ini.
b. Kegiatan Inti
1) Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Guru menayangkan video tentang permasalahan yang berkaitan
dengan materi sistem pencernaan makanan sub materi nutrisi dalam
31

makanan dan memberikan stimulus agar peserta didik berfikir kritis.


2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 4-5 peserta didik. Kemudian guru meberikan LKPD
kepada peserta didik dan menjelaskan cara/petunjuk dalam
mengerjakan LKPD. Peserta didik bersama dengan kelompoknya
merumuskan masalah dan hipotesis terhadap masalah yang sudah
ditayangkan melalui video.
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Guru berkeliling ke masing-masing kelompok untuk membimbing
peserta didik melakukan penyelidikan dan pengamatan terhadap
makanan kemasan yang mereka bawa untuk diidentifikasi
kandungan nutrisi yang terdapat didalamnya. Hasil penyelidikannya
dikaitkan dengan permasalahan yang sedang dianalisis untuk
dipecahkan solusinya.
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan pengutatan konsep dan bersama dengan peserta
didik menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran hari ini bersama dengan peserta didik dan
menyampaikan informasi tahap pembelajaran pada pertemuan ke-2.
Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
terimakasih, salam dan berdoa.
Pertemuan ke-2
a. Kegiatan awal
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa
peserta didik, kemudian meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
Guru mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu guru memberikan
penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik kemudian di
lanjutkan dengan memberikan motivasi dan apersepsi. Guru
memberikan penjelasan singkat terkait tujuan pembelajaran. Guru
memberikan penjelasan terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran
32

hari ini.
b. Kegiatan Inti
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Setelah mengumpulkan informasi dan melakukan pengamatan
peserta didik mengembangkan hasil karyanya sebagai bahan untuk
presentasi. Masing-masing kelompok melakukan presentasi
berdasarkan pemecahan masalah yang sudah didiskusikan dan
tertuang dalam LKPD. Peserta didik mengajukan pertanyaan
maupun memberikan saran/masukan kepada kelompok yang
sedang presentasi.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Setiap kelompok bersama guru melakukan konfirmasi terhadap
solusi dari pemecahan masalah yang telah disusun. Peserta didik
bersama guru menyimpulkan jawaban dari permasalahan yang
disajikan
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan pengutatan konsep dan bersama dengan peserta
didik menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran hari ini bersama dengan peserta didik dan
menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan terimakasih, salam dan berdoa.

3. Hasil Observasi Siklus I


Dalam penelitian ini, peneliti juga mengamati proses belajar
mengajar antara guru dan peserta didik. Adapun penelitian pengamatan ini
sesuai dengan yang ditulis oleh peneliti sesuai dengan modul ajar. Namun
demikian masih banyak kendala yang dialami peneliti, antara lain masih
ada beberapa peserta didik yang masih pasif, ada beberapa peserta didik
yang belum mau berkerjasama dalam kelompok, masih beberapa peserta
didik yang sibuk sendiri dan kurang memperhatikan dan juga ada beberapa
33

langkah-langkah dalam modul ajar yang belum dilaksanakan.


Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru pada
pelaksanaan siklus I sebanyak dua pertemuan yang dilakukan oleh
observer yaitu guru kelas VIII, mata pelajaran IPA menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning, Capaian Pembelajaran Peserta
didik dapat mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan serta melakukan
analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya
serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu
(sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem
ekskresi). Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I


Pertemuan I Pertemuan II
No Aspek pengamatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Guru memeriksa kesiapan ruang √ √
dan alat serta media pembelajaran
2 Guru memeriksa kesiapan peserta √ √
didik
3 Guru menyampaikan apersepsi √ √
dan motivasi kepada peserta didik
4 Guru menyampaikan tujuan √ √
pembelajaran kepada peserta didik
5 Guru menjelaskan secara singkat √ √
hal penting dalam materi pelajaran
6 Guru menyampaikan
materimenggunakan media √ √
pembelajaran yang sudah sesuai
7 Guru membentuk peserta didik √ √
menjadi beberapa kelompok kecil
4-5 peserta didik
8 Guru melibatkan peserta didik
dalam proses pembelajaran √ √
dengan menggunakan media
tersebut.
9 Guru membimbing kelompok √ √
secara merata dalam implementasi
rencana
10 Guru memberi kesempatan √ √
kelompok melakukan persentasi di
depan kelas
34

Pertemuan I Pertemuan II
No Aspek pengamatan
1 2 3 4 1 2 3 4
11 Guru memotivasi kelompok untuk
membangun kreatifitas dan √ √
partisipasi peserta didik dalam
kelompok
12 Guru membimbing peserta didik √ √
dalam menyusun rangkuman
materi pelajaran
13 Guru melakukan refleksi bersama
peserta didik memperbaiki √ √
penyimpangan terhadap materi
14 Guru memberi umpan balik, √ √
adanya hubungan timbal balik
15 Guru melakukan evaluasi pada √ √
akhir pembelajaran
16 Guru menutup pelajaran dengan √ √
meminta peserta didik merapikan
peralatan tulis
Jumlah 18 40 9 5
2
Total skor 58 61
Rata-rata 3,63 3,81
Kategori Baik Baik

Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus


I, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 58 dengan skor rata-
rata 3.63 kategori baik, pertemuan kedua sebanyak 61 skor rata-rata 3.81
kategori baik.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik Siklus I
No Aspek pengamatan Pertemuan I Pertemuan II
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kesiapan peserta didik mengikuti √ √
pelajaran
Mendengarkan secara seksama saat √ √ √
2 dijelaskan kompetensi/tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
3 Memperhatikan dengan baik ketika √ √
dijelaskan materi pembelajaran
35

No Aspek pengamatan Pertemuan I Pertemuan II


1 2 3 4 1 2 3 4
4 Peserta didik terlibat aktif dan antusias √ √
dalam proses pembelajaran
Adanya interaksi positif antara peserta √ √
5 didikdengan model pembelajaran yang
diterapkan
Peserta didik dapat bekerja sama dengan √ √
6 baik dalam menyelesaikan lembar kerja
kelompok
7 Peserta didik bertanggung jawab dengan √ √
baik saat kegiatan persentasi di depan
kelas
8 Peserta didik mampu menjawab √ √
pertanyaan yang diajukan oleh guru
9 Peserta didik secara aktif ketika √ √
merangkum materi pelajaran
Peserta didik merespon secara positif √ √
10 ketika diadakan evaluasi
Jumlah 10 2 8
Total skor 30 38
Rata-rata 3,0 3,8
Kategori Baik Baik

Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi kegiatan belajar peserta didik


siklus I selama dua pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama
sebanyak 30 dengan skor rata-rata 3 kategori baik, pertemuan kedua sebanyak
38dengan rata-rata 3.8 kategori baik.
4. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus I
Tabel 4.4 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
Skor tiap soal Total
No Nama Ket.
1(20) 2(20) 3(20) 4(20) 5(20) Nilai
1 ADELIA DWI SAFITRI 10 20 20 10 20 80 TUNTAS
AHMAD NOVAL EKA
2 10 10 10 20 20 70
PRASTYO TUNTAS
AMANDA DWI FITRIATUL
3 20 20 15 15 20 90
HASANAH TUNTAS
4 ARIKA LAILATUL ROZI 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
5 BUNGA DWY LESTARI 20 20 20 15 0 75 TUNTAS
36

Skor tiap soal Total


No Nama Ket.
1(20) 2(20) 3(20) 4(20) 5(20) Nilai
6 DINA OKTAFIANA 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
7 ECHA PUTRI INIESTA 20 15 15 15 10 75 TUNTAS
8 ELSA AGUSTIN 10 10 10 20 20 70 TUNTAS
9 FARAH APRILIA 20 15 15 15 10 75 TUNTAS
10 FIRODATUL KARIMAH 20 15 15 10 10 70 TUNTAS
11 MOH. BAYU 10 10 0 20 20 60 REMIDI
MUHAMMAD ABDUR
12 10 10 0 20 20 60
ROHIM REMIDI
MUHAMMAD SULTAN
13 10 10 0 20 20 60
ZAHIR AL ABIYYU REMIDI
14 NABILATUL HELMIAH 20 15 15 10 10 70 TUNTAS
15 NASILATUR RISKIAH 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
16 QUIN MALIKA JANUAR 10 10 0 20 20 60 REMIDI
17 RAHMA AULIYA HIDAYAH 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
18 SULFI RINDIANI M.S. 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
19 ULIL AZMI 20 15 15 10 10 70 TUNTAS
VELINDA ARIFATUL
20 20 20 10 10 15 75
HASANAH TUNTAS
VERINZA AULIA PUTRI
21 20 20 20 15 0 75
ANGGRAINI TUNTAS
22 WIDYATUL HASANAH 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
23 WIRA JATMIKA 20 15 15 10 10 70 TUNTAS
ZAFARANI ZYASWINA
24 10 10 0 20 20 60
PUTRI REMIDI
JUMLAH 1775
RATA-RATA 74

Tabel 4.5 Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Peserta Didik Siklus 1

Rentang Siklus I
Keterangan
Nilai Frekuensi Persentase
90-100 1 4%
80-89 7 29% Tercapai
70-79 11 46%
60-69 5 21% Belum
50-59 0 0% Tercapai
Total 24 100%
Nilai
90
Maximum
Nilai
60
Minimum
Rata-rata 74
KKTP 70
37

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar


peserta didik meningkat yaitu 74 yang sebelumnya pada tahap prasiklus
adalah 72,5. Peserta didik yang mencapai tujuan pembelajaran sebanyak 79%,
dan 21% peserta didik belum mencapai tujuan pembelajaran.
Dari tabel di atas dapat diperlihatkan dalam diagram batang persentase
tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran peserta didik siklus I sebagai
berikut:

Grafik Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1
Tercapai 79%
Belum tercapai 21%

Gambar 4.2 Grafik Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA


Peserta Didik Kelas VIII SMPN 1 Pakusari Siklus I

Berdasarkan grafik tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran IPA peserta


didik kelas VIII SMPN 1 Pakusari Siklus I di atas terdapat 19 peserta didik
yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari KKTP 70 atau 79 % sedangkan
yang belum mencapai ketuntasan belajar kurang dari 70 adalah 7 peserta
didik atau 21%.

5. Refleksi Siklus I
Dari penelitian yang peneliti lakukan dengan menggunakan model
pembelajaran PBL, hasil belajar peserta didik kelas VIII SMPN 1 Pakusari
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada siklus I. Peneliti dalam
penelitiannya berhasil meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA,
khususnya dalam materi sistem pencernaan makanan. Hal ini dapat dilihat
38

dari indikator hasil pengamatan selama siklus I yang dilakukan dalam dua
kali pertemuan. Peneliti merancang dalam pelaksanaan siklus I ini ke dalam
dua pertemuan. Pertemuan pertama untuk sintak PBL orientasi masalah pada
peserta didik, mengorganisaikan peserta didik dan membimbing peyelidikan
individu dan kelompok. Sedangkan pada pertemuan kedua untuk sintak PBL
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan mengevaluasi dan
menganalisis proses pemecahan masalah.
Pada siklus I, menunjukkan bahwa peserta didik dalam mengerjakan tes
evaluasi mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Dan tidak lupa dalam
tabel pengamatan, sebagian besar peserta didik menjadi mulai lebih aktif
dalam pembelajaran, peserta didik tertarik dengan media yang digunakan oleh
guru, peserta didik tertarik mengikuti pembelajaran menggunakan model
PBL.
Dalam proses pembelajaran pada siklus I juga masih terdapat beberapa
kekurangan, hal ini dikarenakan sebagian kecil peserta didik belum terbiasa
dengan pelaksanaan model PBL. Dalam catatan peneliti di lembar observasi
guru dan peserta didik, tercantum bahwa dalam pertemuan pertama ini peserta
didik belum sepenuhnya aktif dalam mengeluarkan pendapatnya dan masih
ada beberapa peserta didik yang masih belum mau bekerja sama dalam
kelompoknya sehingga langkah-langkah model pembelajaran PBL belum
begitu lancar dilaksanakan.
Pada tahap orientasi masalah (sintak 1 dalam PBL), beberapa peserta
didik belum dapat merumuskan masalah dan hipotesis bersama kelompoknya.
Dan pada tahap menegembangkan dan menyajikan hasil karya peserta didik
belum percaya diri dalam mempresentasikan hasil karyanya. Dalam
pertemuan ini juga waktu yang digunakan untuk berdiskusi peneliti rasa
kurang, karena masih terdapat beberapa peserta didik yang belum maksimal
dalam hasil diskusinya. Hal ini yang peneliti rasa penggunaan model
pembelajaran PBL masih belum berhasil.
Namun walaupun demikian guru dan peneliti sebagai pengajar sekaligus
sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model
39

pembelajaran PBL ini tetap memaksimalkan kondisi kelas agar tetap


terkontrol dengan baik sehinnga peserta didik dapat mengikuti dan
memahami pembelajaran dengan baik.
Untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam Siklus I, peneliti
merancang perbaikan guna mendapatkan hasil di Siklus berikutnya. Peneliti
mengubah orientasi masalah yang lebih kontekstual dan relevan dengan
kehidupan nyata peserta didik materi, mengubah bahan presentasi dengan
kertas Ariston yang dikembangkan sesuai dengan kreatifitas peserta didik,
dan menggunakan media interaktif untuk menarik perhatian peserta didik,
sehingga motivasi belajar mereka juga meningkat.

4.3 Data Hasil Penelitian Siklus II


Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti harus melakukan
inovasi pembelajaran untuk memperbaiki tindakan pada siklus II. Kegiatan
peneliti pada siklus II meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut uraian mengenaik keempat
tahap berikut :
1. Perencanaan Tindakan Siklus II
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut :
a. Menyusun Modul Ajar siklus II
b. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru
c. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta didik
d. Menyiapkan Media Pembelajaran
e. Menyiapkan soal-soal post test siklus II
f. Menyiapkan orientasi masalah sebagai bahan diskusi untuk penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning
g. Menyiapkan laptop, proyektor dan koneksi internet untuk melaksanakan
Pembelajaran
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pembelajaran Siklus II dilakukan selama 2 kali pertemuan pada hari Senin
40

4 September 2023 dan hari Kamis 7 September 2023 secara tatap muka
dengan rincian sebagai berikut:
Pertemuan ke-1
a. Kegiatan awal
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa
peserta didik, kemudian meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
Guru mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu guru memberikan
penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik kemudian di
lanjutkan dengan memberikan motivasi dan apersepsi. Guru
memberikan penjelasan singkat terkait tujuan pembelajaran. Guru
memberikan penjelasan terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran
hari ini.
b. Kegiatan Inti
1) Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Guru menayangkan video tentang permasalahan yang berkaitan
dengan materi sistem pencernaan makanan sub materi proses
pencernaan makanan dan memberikan stimulus agar peserta didik
berfikir kritis.
2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 4-5 peserta didik. Kemudian guru meberikan LKPD
kepada peserta didik dan menjelaskan cara/petunjuk dalam
mengerjakan LKPD. Peserta didik bersama dengan kelompoknya
merumuskan masalah dan hipotesis terhadap masalah yang sudah
ditayangkan melalui video.
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Guru berkeliling ke masing-masing kelompok untuk membimbing
peserta didik melakukan penyelidikan dan mengidentifikasi organ
yang berperan dalam sistem pencernaan makanan dan fungsinya.
Hasil penyelidikannya dikaitkan dengan permasalahan yang sedang
dianalisis untuk dipecahkan solusinya.
41

c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan pengutatan konsep dan bersama dengan peserta
didik menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran hari ini bersama dengan peserta didik dan
menyampaikan informasi tahap pembelajaran pada pertemuan ke-2.
Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
terimakasih, salam dan berdoa.
Pertemuan ke-2
a. Kegiatan awal
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa
peserta didik, kemudian meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
Guru mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu guru memberikan
penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik kemudian di
lanjutkan dengan memberikan motivasi dan apersepsi. Guru
memberikan penjelasan singkat terkait tujuan pembelajaran. Guru
memberikan penjelasan terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran
hari ini.
b. Kegiatan Inti
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Setelah mengumpulkan informasi dan melakukan penyelidikan
peserta didik mengembangkan hasil karyanya sebagai bahan untuk
presentasi. Masing-masing kelompok melakukan presentasi
berdasarkan pemecahan masalah yang sudah didiskusikan dan
tertuang dalam LKPD. Peserta didik mengajukan pertanyaan
maupun memberikan saran/masukan kepada kelompok yang
sedang presentasi.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Setiap kelompok bersama guru melakukan konfirmasi terhadap
solusi dari pemecahan masalah yang telah disusun. Peserta didik
bersama guru menyimpulkan jawaban dari permasalahan yang
disajikan
42

c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan pengutatan konsep dan bersama dengan peserta
didik menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran hari ini bersama dengan peserta didik dan
menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan terimakasih, salam dan berdoa.

3. Hasil Observasi Siklus II


Dalam penelitian ini, peneliti juga mengamati proses belajar mengajar
antara guru dan peserta didik. Analisis data hasil observasi kegiatan
mengajar guru pada pelaksanaan siklus II sebanyak dua pertemuan yang
dilakukan oleh observer yaitu guru kelas VIII, mata pelajaran IPA
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, Capaian
Pembelajaran Peserta didik dapat mengidentifikasi sistem organisasi
kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem
organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada
sistem organ tertentu (sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem
pernafasan dan sistem ekskresi). Dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II
No Aspek pengamatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Guru memeriksa kesiapan ruang √ √
dan alat serta media pembelajaran
2 Guru memeriksa kesiapan peserta √ √
didik
3 Guru menyampaikan apersepsi √ √
dan motivasi kepada peserta didik
4 Guru menyampaikan tujuan √ √
pembelajaran kepada peserta didik
5 Guru menjelaskan secara singkat √ √
hal penting dalam materi pelajaran
6 Guru menyampaikan
materimenggunakan media √ √
pembelajaran yang sudah sesuai
43

Pertemuan I Pertemuan II
No Aspek pengamatan
1 2 3 4 1 2 3 4
7 Guru membentuk peserta didik √ √
menjadi beberapa kelompok kecil
4-5 peserta didik
8 Guru melibatkan peserta didik √ √
dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan media
tersebut.
9 Guru membimbing kelompok √ √
secara merata dalam implementasi
rencana
10 Guru memberi kesempatan √ √
kelompok melakukan persentasi di
depan kelas
11 Guru memotivasi kelompok untuk √
membangun kreatifitas dan √
partisipasi peserta didik dalam
kelompok
12 Guru membimbing peserta didik √ √
dalam menyusun rangkuman
materi pelajaran
13 Guru melakukan refleksi bersama
peserta didik memperbaiki √ √
penyimpangan terhadap materi
14 Guru memberi umpan balik, √ √
adanya hubungan timbal balik
15 Guru melakukan evaluasi pada √ √
akhir pembelajaran
16 Guru menutup pelajaran dengan √ √
meminta peserta didik merapikan
peralatan tulis
Jumlah 16 16
Total skor 64 64
Rata-rata 4 4
Kategori Sangat Baik Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II,
perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 64 dengan skor rata-rata
4 kategori sangat baik, pertemuan kedua sebanyak 64 skor rata-rata 4
kategori baik.
44

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik Siklus II


No Aspek pengamatan Pertemuan I Pertemuan II
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kesiapan peserta didik mengikuti √ √
pelajaran
Mendengarkan secara seksama saat √ √
2 dijelaskan kompetensi/tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
3 Memperhatikan dengan baik ketika √ √
dijelaskan materi pembelajaran
4 Peserta didik terlibat aktif dan antusias √ √
dalam proses pembelajaran
Adanya interaksi positif antara peserta √ √
5 didikdengan model pembelajaran yang
diterapkan
Peserta didik dapat bekerja sama dengan √ √
6 baik dalam menyelesaikan lembar kerja
kelompok
7 Peserta didik bertanggung jawab dengan √ √
baik saat kegiatan persentasi di depan
kelas
8 Peserta didik mampu menjawab √ √
pertanyaan yang diajukan oleh guru
9 Peserta didik secara aktif ketika √ √
merangkum materi pelajaran
Peserta didik merespon secara positif √ √
10 ketika diadakan evaluasi
Jumlah 10 10
Total skor 40 40
Rata-rata 4 4
Kategori Sangat Baik Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi kegiatan belajar peserta didik


siklus I selama dua pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama
sebanyak 40 dengan skor rata-rata 4 kategori sangat baik, pertemuan kedua
sebanyak 40dengan rata-rata 4 kategori baik.
45

4. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus II


Tabel 4.8 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
Skor tiap soal Total
No Nama Ket.
1(20) 2(20) 3(20) 4(20) 5(20) Nilai
1 ADELIA DWI SAFITRI 15 20 20 10 20 85 TUNTAS
AHMAD NOVAL EKA
2 10 10 10 20 20 70
PRASTYO TUNTAS
AMANDA DWI FITRIATUL
3 20 20 20 15 20 95
HASANAH TUNTAS
4 ARIKA LAILATUL ROZI 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
5 BUNGA DWY LESTARI 20 20 20 15 0 75 TUNTAS
6 DINA OKTAFIANA 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
7 ECHA PUTRI INIESTA 20 15 15 15 10 75 TUNTAS
8 ELSA AGUSTIN 10 10 10 20 20 70 TUNTAS
9 FARAH APRILIA 20 15 15 15 10 75 TUNTAS
10 FIRODATUL KARIMAH 20 15 15 10 10 70 TUNTAS
11 MOH. BAYU 10 10 15 20 20 75 TUNTAS
MUHAMMAD ABDUR
12 10 10 0 20 20 60
ROHIM REMIDI
MUHAMMAD SULTAN
13 10 10 10 20 20 70
ZAHIR AL ABIYYU TUNTAS
14 NABILATUL HELMIAH 20 15 15 10 10 70 TUNTAS
15 NASILATUR RISKIAH 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
16 QUIN MALIKA JANUAR 10 10 15 20 20 75 TUNTAS
17 RAHMA AULIYA HIDAYAH 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
18 SULFI RINDIANI M.S. 20 15 15 15 20 85 TUNTAS
19 ULIL AZMI 20 15 15 10 10 70 TUNTAS
VELINDA ARIFATUL
20 20 20 10 10 15 75
HASANAH TUNTAS
VERINZA AULIA PUTRI
21 20 20 20 15 0 75
ANGGRAINI TUNTAS
22 WIDYATUL HASANAH 20 20 15 15 20 90 TUNTAS
23 WIRA JATMIKA 20 15 15 10 10 70 TUNTAS
ZAFARANI ZYASWINA
24 20 10 0 20 20 70
PUTRI TUNTAS
JUMLAH 1840
RATA-RATA 76,7
46

Tabel 4.9 Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Peserta Didik Siklus II

Rentang Siklus I
Keterangan
Nilai Frekuensi Persentase
90-100 2 8%
80-89 6 25% Tercapai
70-79 15 63%
60-69 1 4% Belum
50-59 0 0% Tercapai
Total 24 100%
Nilai
95
Maximum
Nilai
60
Minimum
Rata-rata 76,7
KKTP 70

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar


peserta didik meningkat yaitu 76,7 yang sebelumnya pada tahap siklus I
adalah 74. Peserta didik yang mencapai tujuan pembelajaran sebanyak 96%,
dan 4% peserta didik belum mencapai tujuan pembelajaran.
Dari tabel di atas dapat diperlihatkan dalam diagram batang persentase
tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran peserta didik siklus I sebagai
berikut:

Grafik Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

100%
80%
60%
40%
20%
0%
1
Tercapai 96%
Belum Tercapai 4%

Gambar 4.3 Grafik Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA


Peserta Didik Kelas VIII SMPN 1 Pakusari Siklus II
47

Berdasarkan grafik tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran IPA peserta


didik kelas VIII SMPN 1 Pakusari Siklus I di atas terdapat 23 peserta didik
yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari KKTP 70 atau 96 % sedangkan
yang belum mencapai ketuntasan belajar kurang dari 70 adalah 1 peserta
didik atau 4%.

5. Refleksi Siklus II
Dari penelitian yang peneliti lakukan dengan menggunakan model
pembelajaran PBL, hasil belajar peserta didik kelas VIII SMPN 1 Pakusari
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada siklus II. Peneliti dalam
penelitiannya berhasil meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA,
khususnya dalam materi sistem pencernaan makanan. Hal ini dapat dilihat
dari indikator hasil pengamatan selama siklus II yang dilakukan dalam dua
kali pertemuan. Pada siklus II, menunjukkan bahwa peserta didik dalam
mengerjakan tes evaluasi mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan tidak
lupa dalam tabel pengamatan, sebagian besar peserta didik menjadi mulai
lebih aktif dalam pembelajaran, peserta didik tertarik dengan media yang
digunakan oleh guru, peserta didik tertarik mengikuti pembelajaran
menggunakan model PBL.

4.4 Analisis Komparatif Data Siklus I dan Siklus II


Analisis Komparasi digunakan setelah adanya penggunaan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Analisis ini juga digunakan
untuk membandingkan hasil belajar peserta didik dimulai dari Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II dengan memperhatikan pencapaian indikator yang telah
ditetapkan oleh peneliti sebelumnya.
48

Tabel 4.10 Analisis Komparatif Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA


Peserta Didik Kelas VIII SMPN 1 Pakusari Semester I / 2023-2024

Pra Siklus Siklus I Siklus II


No Ketuntasan
F % F % F %
1Tercapai 17 71% 19 79% 23 96%
Belum
2 7 29% 5 21% 1 4%
Tercapai
Rata-rata 72,5 74,0 76,7
Maksimum 85 90 95
Minimum 60 60 60

Dari tabel 4.10 diatas peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari
persentase ketuntasan dari pra siklus ke siklus I dan siklus II. Kondisi awal
atau pra siklus dari 24 peserta didik 17 diantaranya telah mencapai KKTP 70
dengan persentase 71%, 7 peserta didik belum mencapai KKTP atau masih
dibawah KKTP 70 dengan persentase 29%. Setelah dilakukan tindakan
pertama atau siklus I dari 24 peserta didik 19 diantaranya telah mencapai
KKTP 70 dengan persentase 79%, 5 peserta didik masih dibawah KKTP 70
dengan persentase 21%. Kemudian peneliti melakukan tindakan kedua dari
24 peserta didik 23 diantaranya telah mencapai KKTP 70 dengan persentase
96%, 1 peserta didik belum mencapai KKTP atau masih dibawah KKTP 70
dengan persentase 4%.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian


Pada penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di SMPN 1
Pakusari Jember, dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran
PBL (Problem Based Learning) yang dilaksanakan dengan empat kali
pertemuan dalam dua siklus. Pada penelitian ini peneliti juga berhasil
meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi sistem pencernaan
makanan. Peserta didik mampu mendapatkan hasil dengan mencapai diatas
KKTP 70. Pada setiap akhir siklus peneliti melakukan tes tulis untuk
mengetahui kemajuan belajar peserta didik pada ranah kognitif. Pada
pembelajaran berlangsung peneliti melakukan penilaian sikap dan
49

keterampilan. Penilaian sikap dilakukan dengan lembar observasi meliputi


sikap gotong royong dan bernalar kritis. Sedangkan penilaian keterampilan
dengan lembar obervasi penilaian keterampilan presentasi dengan aspek yang
dinilai adalah kemampuan presentasi, sistematika penyajian presentasi, dan
kelengkapan materi. Pembelajaran berbasis masalah memiliki kelebihan
tersendiri dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Kelebihan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut Uden dan Beaumont
dalam Suprihatiningrum (2014: 57) yaitu: 1) Mampu mengingat lebih baik
informasi yang didapat, 2) Mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah, berfikir kritis, dan keterampilan komunikasi, 3) Mengembangkan
pengetahuan secara integrasi, 4) Menikmati belajar, 5) Meningkatkan
motivasi, 6) Bagus dalam kerja kelompok, 7) Mengembangkan belajar
strategi, 8) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pada siklus I, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
menggunakan model PBL (Problem Based Learning), guru terlebih dahulu
memberikan arahan tentang bagaimana caranya menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning kepada peserta didik. Hal tersebut
membantu peserta didik memahami bagaimana cara melakukan tugasnya.
Dalam pelaksanaannya, peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan model pembelajaran sesuai dengan sintak model Problem Based
Learning. Peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning juga dapat dibuktikan dengan
meningkatnya hasil tes tulis pada setiap siklus. Sejalan dengan teori hasil
belajar menurut para ahli (Sudjana, 2008:22) hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Purwanto (2004:85) hasil belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
lebih baik, tetapi ada juga yang mengarah kepada tingkah laku lebih buruk.
Hasil analisis terbukti bahwa hasil belajar peserta didik dapat
meningkat karena meningkatnya kinerja guru dan aktivitas peserta didik
selama proses kegiatan belajar mengajar. Ketuntasan peserta didik pada siklus
50

II yang di atas KKTP berjumlah 23 peserta didik (96%), sedangkan peserta


didik yang belum tuntas dibawah KKTP berjumlah 1 peserta didik (4%). Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah meningkat dan
hasil tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan
yaitu 80% karena ketuntasan hasil belajar mencapai 96%.
Hasil analisis lembar observasi guru sudah meningkat. Peserta didik
lebih aktif dibandingkan guru. Peserta didik juga lebih tertarik dengan
pembelajaran. Ketidak tuntasan peserta didik disebabkan karena ada 1 peserta
didik kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran dan peserta didik ini
cenderung menganggu teman-teman lainnya pada saat belajar sehingga
peserta didik tersebut tidak memperhatikan dengan benar, hal ini disebabkan
karena peserta didik saat pulang sekolah hanya sendiri di rumah sedangkan
orangtua peserta didik tersebut bekerja hingga sore sehingga peneliti dan guru
berkesimpulan bahwa peserta didik tersebut kurang perhatian.
Pada pembelajaran siklus II ketuntasan belajar telah mencapai 96%
≥80% dari indikator keberhasilan dari yang telah ditetapkan. Dengan
demikian PTK ini terbukti mencapai keberhasilan. Peningkatan hasil belajar
IPA ini dikarenakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran, dan lebih
banyak terfokus pada peserta didik, peserta didik bekerja secara berkelompok,
mendiskusikan masalah yang diberikan oleh guru. Peserta didik dituntut
untuk bekerja sama, benar-benar belajar dan berpendapat. Hal ini juga
membuat peserta didik lebih rileks tidak tegang dalam menerima materi.
Setelah itu peserta didik juga diajarkan untuk berani mempresentasikan hasil
karyanya di depan kelas.
Berdasarkan penelitian yang diuraikan, maka penggunaan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada kelas VIII SMPN 1
Pakusari Jember Semester I Tahun Ajaran 2023/2024 dapat meningkatkan
hasil belajar IPA. Sejalan dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini
memiliki perbedaan dan keunggulan yaitu: peserta didik dibimbing tidak
hanya dalam kelompok tetapi peserta didik dibimbing secara indivual.
51

Penelitian ini juga memiliki keunggulan pada lembar observasi belajar peserta
didik yang meningkat dari kategori baik menjadi sangat baik, peserta didik
terlihat antusias dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan baik
dan dapat menikmati proses pembelajaran tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan pada pra siklus ada 17 (70%) peserta didik
yang mencapai KKM, 7 (29%) peserta didik belum mencapai KKM. Pada
siklus I peserta didik yang mencapai KKM 19 (79%), 5 (21%) peserta didik
belum mencapai KKM. Siklus II meningkat menjadi 23 (96%) peserta didik
mencapai KKM, dan 1 (4%) peserta didik belum mencapai KKM.
Disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik kelas VIII
SMPN 1 Pakusari Jember Semester I tahun ajaran 2023/2024

5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh mengenai hasil belajar
siswa, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
a. Bagi Guru
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran, sebaiknya guru dapat membantu
siswa mengembangkan ide-ide atau gagasan yang ada dalam benak
siswa, dan dapat mengungkapkan apa yang telah mereka pikirkan
melalui model pembelajaran PBL (Problem Based Learning).
2. Bagi guru, model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat
diterapkan pada mata pelajaran IPA dan mata pelajran lainnya, demi
meningkatkan partisipasi aktif siswa dan meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Guru perlu mencari tahu faktor penyebab terjadinya ketidak tuntasan
terhadap anak yang belum tuntas sehingga guru dapat memberikan
bimbingan atau pendekatan personal dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Bagi Siswa
1. Siswa sebaiknya bekerjasama bersama kelompok dengan baik tanpa
memilih milih teman untuk kerja kelompok pada saat menerapkan

52
53

model pembelajaran pembelajaran PBL (Problem Based Learning)


2. Siswa juga harus mengikuti langkah-langkah dalam proses
pembelajaran menggunakan model PBL (Problem Based Learning)
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar
serta siswa merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran.
c. Untuk Sekolah
1. Bagi kepala sekolah, dapat dijadikan pertimbangan untuk disarankan
kepada dewan guru untuk menerapkan model pembelajaran yang
inovatif yang dapat melibatkan siswa selama proses pembelajaran.
Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat menjadi
salah satu alternatif model pembelajaran untuk diterapkan. Penelitian
membuktikan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung agar model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat diterapkan secara
optimal.
54

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, T. P. (2019). Model problem based learning dengan mind


mapping dalam pembelajaran IPA abad 21. Proceeding of Biology
Education, 3(1), 64-73.
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pbe/article/view/12310/7379

Baharuddin.Dkk. 2015 Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:


ArRuzz Media.

Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar dan Strategi Belajar Mengajar.


Jakarta: RinekaCipta.

Hamalik.2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta.Bumi Aksara.

Hamidah, D., Zanthy, L. S., & Siwi, D. R. (2023). Meningkatkan


Motivasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas 7 Smp Pada
Materi Aritmatika Sosial Dengan Menggunakan Pendekatan
Problem Based-Learning. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif), 6(2), 693-702.
http://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpmi/article/view/11706

https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/salinan_202
20523_140932_SALINAN_Permendikbudristek%20No_21%20Ta
hun%202022_%20Standar%20Penilaian%20Pendidikan%20(jdih.k
emdikbud.go.id).pdf.

Setyo, Arie Anang, Muhammad Fathurahman, Zakiyah Anwar, and S.


PdI. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning. Vol. 1.
Yayasan Barcode, 2020. https://books.google.co.id/books.

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.


Bandung, PT.Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.


Bandung:Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


PT.Bumi Aksara.

Robiyanto, A. (2021). Pengaruh model problem based learning terhadap


hasil belajar peserta didik. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 2(1), 114-121.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=prob
lem+base+learning+adalah&oq=problem+base+learning
55

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. “Pengertian
Model Pembelajaran Problem Based Learning”. tripven.com. 16
Oktober 2019. 12Oktober 2020. https://www.tripven.com/problem-
based-learning/

Wulandari, Lupi. "Improving Students High Level Thinking Skills


Through Problem Based Learning Models." In Social, Humanities,
and Educational Studies (SHES): Conference Series, vol. 4, no. 6,
pp. 96-100.2021.
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/view/68408/38053
56

LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
57
58
59

Anda mungkin juga menyukai