Disusun Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam kepada
Rasulullah SAW yang telah membimbing umat manusia melalui
lembaga pendidikan terbaik. Alhamdulillah, Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta didik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas
VIII Di SMP N 1 Pakusari Tahun Pelajaran 2023 /20243” dapat
diselesaikan sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
kami mengucapakanterima kasih kepada :
1. Bapak Misnadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Pakusari
Jember yang telah memberikan ijin serta dukungan secara moral
maupun materiil dalam penyelenggaraan Penelitian Tindakan Kelas
ini.
2. Bapak/ Ibu dewan guru SMP N 1 Pakusari yang telah memberikan
dukungan dan motivasi selama penelitian dan penyusunan karya tulis
ini berlangsung.
3. Peserta didik kami kelas VIII A, yang telah ikut terlibat dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan
laporan kami. Penulis berharap mudah-mudahan penelitian ini
bermanfaat bagi semua pihak terkait.
Penulis
iii
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM KELAS VIII DI SMP N 1 PAKUSARI TAHUN
PELAJARAN 2023/2024
Oleh : SITI AISYAH, S.Pd
Kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah peserta
didik yang tidak memiliki dorongan belajar. Hal ini disebabkan karena
sebagian dari guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan
metode ceramah, sehingga pembelajaran tidak berpusat pada peserta didik.
Selain itu juga di sebabkan pengaruh pemanfaatan tehnologi yang tidak pada
tempatnya sehingga peserta didik kurang berminat dalam belajar. Sejauh ini
metode pembelajaran IPA yang diterapkan disekolah pada umumnya masih
bersifat monoton, salah satu penyebabnya adalah minimnya pengetahuan
guru akan model, metode dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang
meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan kearah perbaikan
terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran. Penelitian Tindakan kelas
(PTK) yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada model Kemmis &
Mc. Targgart meliputi memiliki empat tahap dalam tiap siklusnya yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian
Tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian motivasi
dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Guru menyampaikan
tujuan, pokok-pokok pembelajaran, melaksanakan diskusi kelompok, latihan
soal, memberikan motivasi belajar dan kesimpulan pada mata pelajaran IPA
kelas VIII SMP N 1 Pakusari.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan dimulai dengan
tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan model Problem Based
Learning (PBL), tahapan pengamatan tindakan, dan tahapan refleksi. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi/pengamatan dan
test/evalusiasi pengetahuan. Analisis data dilakukan dengan perbandingan
antara hasil tes pada siklus I dan siklus II dengan teknik deskriptif. Artinya
dari data yang diperoleh dalam penelitian ini disajikan apa adanya kemudian
dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai fakta
yang ada dan mendiskripsikan sesuai dengan fenomena.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik
dengan penerapan model pembelajaran Problem Based learning pada mata
pelajaran IPA pada materi Sistem Pencernaan Makanan kelas VIII SMP N 1
Pakusari mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dari ketuntasan hasil
belajar peserta didik pada siklus I sebesar 79%, meningkat menjadi 96%
pada siklus II.
iv
DAFTAR ISI
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................26
4.1 Analisis Data Pra Siklus .............................................................................28
4.2 Data Hasil Penelitian Siklus I.....................................................................29
4.3 Data Hasil Penelitian Siklus II ...................................................................39
4.4 Analisis Komparatif Data Siklus I dan Siklus II ........................................47
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................52
5.1 Kesimpulan.................................................................................................52
5.2 Saran ...........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................54
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................56
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA Peserta Didik
Kelas VIII SMPN 1 Pakusari Pra Siklus ...................................................... 29
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA Peserta Didik
Kelas VIII SMPN 1 Pakusari Siklus I ......................................................... 37
Gambar 4.3 Grafik Tingkat Ketercapaian Tujuan Pembelajaran IPA Peserta Didik
Kelas VIII SMPN 1 Pakusari Siklus II ......................................................... 46
viii
BAB I PENDAHULUAN
1
2
hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik. Guru dituntut untuk bisa
sabar dan mempunyai sikap terbuka disamping kemampuan dalam situasi
belajar mengajar yang lebih aktif. Tugas seorang guru dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik tidaklah mudah. Guru harusmemiliki
berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan
dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru
dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan
mengembangkan model pembelajaran. Dalam mengembangkan model
pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang
dipilihnya dengan kondisi peserta didik, materi pelajaran, dan sarana yang
ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model
pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang
ingin dicapai dapat terwujud.
Agus Suprijono (2014: 6-7) mengatakan bahwa hasil belajar adalah
pola pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
dan keterampilan. Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Sukardjo (2009: 3-6) mendefinisikan hasil belajar sebagai hasil penilaian
produk pembelajaran yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka (skor)
sebagai pengukuran hasil belajar IPA. Soal hasil belajar dapat berupa soal
objektif dan uraian. Soal dipakai untuk mengukur kompentensi kognitif.
Hasil belajar menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya
yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang
yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan
adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh peserta didik
dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar
itu pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik.
Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dalam mata pelajaran IPA setiap
guru dituntut untuk dapat membuat peserta didik merasa nyaman dan tidak
jenuh terhadap kegaitan pembelajaran IPA, salah satu cara yang membuat
nyaman peserta didik adalah penyampaian materi oleh guru dengan
3
menggunakan strategi dan metode yang variatif. Oleh karena itu pentingnya
untuk memilih metode yang akan digunakan dengan materi yang akan
disampaikan sehingga pembelajaran tidak monoton dan membuat peserta
didik merasa senang dan tertantang karena pembelajarannya sangat kreatif
menarik dan inovatif.
Memilih metode dan strategi yang tepat akan meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Penguasaan materi dalam pembelajaran IPA menjadi
lebih mudah karena peserta didik lebih antusias untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan
tercapai.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar
rata-rata dihadapi oleh sejumlah peserta didik yang tidak memiliki dorongan
belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA masih dibawah kriteria
ketercapaian tujuan pembelajran (KKTP), hal ini disebabkan karena sebagian
dari guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode
ceramah, dan pembelajaran hanya berpusat pada guru. Selain itu juga di
sebabkan pengaruh pemanfaatan tehnologi yang tidak pada tempatnya
sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam belajar.
Berdasarkan data hasil observasi di SMP N 1 Pakusari bahwa sejauh ini
metode pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang diterapkan
disekolah pada umumnya masih bersifat monoton, salah satu penyebabnya
adalah minimnya pengetahuan guru akan model, metode dan strategi yang
digunakan dalam pembelajaran. Pada saat pembelajaran berlangsung peserta
didik lebih banyak mengobrol sendiri saat guru menjelaskan pembelajaran,
peserta didik jarang bertanya ataupun memberikan tanggapan tentang materi
yang tengah diajarkan oleh guru, peserta didik yang kurang bersemangat dan
kurang aktif dalam proses pembelajaran ini membuat proses pembelajaran
menjadi jenuh, bosan dan berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai
dengan tuntas.
Pada penelitian tindakan kelas ini dipilih Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
4
2023/2024
9
10
kondisi lainnya.
b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning )
Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah dari beberapa ahli
yaitu: 1) Menurut Agus Suprijono. Pembelajaran berbasis masalah
adalah belajar penemuan atau discovery learning. Berdasarkan belajar
penemuan peserta didik didorong belajar aktif dengan konsep konsep
dan prinsip-prinsip (Agus Suprijono, 2009:68). 2) Menurut Wina
Sanjaya. Pembelajaran berbasis masalah adalah rangkaian aktifitas
pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah (Wina Sanjaya, 2008:114-115). Dari
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah merupakan model pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas peserta didik baik aktifitas berfikir,
berperilaku dan berketerampilan dalam memecahkan suatu masalah
yang dihadapi. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning), merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang
melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui
tahap-tahap metode 11 ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus
memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut.
c. Strategi Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
Tidak semua materi pembelajaran dapat diterapkan dengan
model Problem Based Learning (PBL), karena tidak semua materi
cocok untuk digunakan dalam penerapan model tersebut. Adapun
strategi dalam penerapan model ini adalah:
1) Apabila guru menginginkan agar peserta didik tidak hanya
sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai
dan memahaminya secara penuh.
2) Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan
12
tersebut.
3) Masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru.
4) Analisis dan penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan
perolehan pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah.
5) Permasalahan dihadapkan sebelum semua pengetahuan relevan
diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar
ceramah tentang materi subjek yang melatar belakangi masalah
tersebut (C.Ridwan, 2009).
Keunggulan:
1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang baik untuk lebih
memahami isi pelajaran.
2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik
serta memberi kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru.
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas peserta didik.
4) Pemecahan masalah membantu bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
nyata.
5) Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab
terhadap pembelajaran yang mereka lakukan.
6) Melalui pemecahan masalah bahwa belajar tidak hanya dari guru
dan buku.
7) Pemecahan masalah dianggap pembelajaran yang lebih
menyenangkan.
8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk berfikir kritis dan mengembangkan pengetahuan
mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
10) Pemecahan masalah dapat membangun minat peserta didik untuk
secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikaan
formal berakhir.
Kelemahan
1) Jika minat peserta didik kurang atau masalah kurang menarik
peserta didik, maka peserta didik akan merasa enggan untuk
mencoba.
15
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh peserta didik setelah
melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar dinyatakan dengan nilai atau
angka berdasarkan tes yang dikembangkan dan diberikan oleh guru. Pada
umumnya hasil belajar meliputi aspek pengetahuan (cognitive), sikap
(Affective), dan keterampilan (psychomotor) Menurut Dimyati dan
Mujdiono (2009:20), hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar
dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiringan. Kedua dampak
tersebut bermanfaat bagi guru dan peserta didik. Dari sisi peserta didik,
hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah cognitive, affective, dan
psychomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesainnya bahan pelajaran. Hasil belajar tipe kognitif
adalah pencapaian tujuan pembelajaran yang berada pada domain
pengetahuan (kognitif) meliputi kemampuan memahami, mengetahui,
mengahafal, menafsirkan, menterjemahkan, membedakan, menyusun serta
16
18
19
2. Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik yang diperoleh ditentukan dari
perolehan skor nilai post test. Untuk perhitungan hasil belajar pada
bidang kognitif antara siklus I dan siklus II menggunakan rata-rata
skor kelas dari Post-test yang diberikan dan persentase peserta
didik yang melampui KKB (≥ 75). Nilai KKB yang ditetapkan
untuk Mata pelajaran PAIadalah tujuh puluh lima. Hasil belajar
pada penelitian ini akan dihitung rata-rata dan ketuntasan belajar
klasikal setiap siklusnya. Menurut Gantini dan Suhendar (2017:
28), rumus menghitung nilai rata-rata kelas adalah:
3.9 Peneliti
Nama : Siti Aisyah, S.Pd.
NIP : 198707082023212012
Unit Kerja : SMP N 1 PAKUSARI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa peserta didik yang mencapai
ketuntasan belajar KKTP 70 sebanyak 17 peserta didik (71%), dan peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar kurang dari KKTP 70
sebanyak 7 peserta didik (29%).
Dari tabel di atas dapat diperlihatkan dalam diagram batang persentase
tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran peserta didik pra siklus sebagai
berikut:
28
29
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1
Tercapai 71%
Belum tercapai 29%
hari ini.
b. Kegiatan Inti
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Setelah mengumpulkan informasi dan melakukan pengamatan
peserta didik mengembangkan hasil karyanya sebagai bahan untuk
presentasi. Masing-masing kelompok melakukan presentasi
berdasarkan pemecahan masalah yang sudah didiskusikan dan
tertuang dalam LKPD. Peserta didik mengajukan pertanyaan
maupun memberikan saran/masukan kepada kelompok yang
sedang presentasi.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Setiap kelompok bersama guru melakukan konfirmasi terhadap
solusi dari pemecahan masalah yang telah disusun. Peserta didik
bersama guru menyimpulkan jawaban dari permasalahan yang
disajikan
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan pengutatan konsep dan bersama dengan peserta
didik menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran hari ini bersama dengan peserta didik dan
menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan terimakasih, salam dan berdoa.
Pertemuan I Pertemuan II
No Aspek pengamatan
1 2 3 4 1 2 3 4
11 Guru memotivasi kelompok untuk
membangun kreatifitas dan √ √
partisipasi peserta didik dalam
kelompok
12 Guru membimbing peserta didik √ √
dalam menyusun rangkuman
materi pelajaran
13 Guru melakukan refleksi bersama
peserta didik memperbaiki √ √
penyimpangan terhadap materi
14 Guru memberi umpan balik, √ √
adanya hubungan timbal balik
15 Guru melakukan evaluasi pada √ √
akhir pembelajaran
16 Guru menutup pelajaran dengan √ √
meminta peserta didik merapikan
peralatan tulis
Jumlah 18 40 9 5
2
Total skor 58 61
Rata-rata 3,63 3,81
Kategori Baik Baik
Rentang Siklus I
Keterangan
Nilai Frekuensi Persentase
90-100 1 4%
80-89 7 29% Tercapai
70-79 11 46%
60-69 5 21% Belum
50-59 0 0% Tercapai
Total 24 100%
Nilai
90
Maximum
Nilai
60
Minimum
Rata-rata 74
KKTP 70
37
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1
Tercapai 79%
Belum tercapai 21%
5. Refleksi Siklus I
Dari penelitian yang peneliti lakukan dengan menggunakan model
pembelajaran PBL, hasil belajar peserta didik kelas VIII SMPN 1 Pakusari
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada siklus I. Peneliti dalam
penelitiannya berhasil meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA,
khususnya dalam materi sistem pencernaan makanan. Hal ini dapat dilihat
38
dari indikator hasil pengamatan selama siklus I yang dilakukan dalam dua
kali pertemuan. Peneliti merancang dalam pelaksanaan siklus I ini ke dalam
dua pertemuan. Pertemuan pertama untuk sintak PBL orientasi masalah pada
peserta didik, mengorganisaikan peserta didik dan membimbing peyelidikan
individu dan kelompok. Sedangkan pada pertemuan kedua untuk sintak PBL
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan mengevaluasi dan
menganalisis proses pemecahan masalah.
Pada siklus I, menunjukkan bahwa peserta didik dalam mengerjakan tes
evaluasi mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Dan tidak lupa dalam
tabel pengamatan, sebagian besar peserta didik menjadi mulai lebih aktif
dalam pembelajaran, peserta didik tertarik dengan media yang digunakan oleh
guru, peserta didik tertarik mengikuti pembelajaran menggunakan model
PBL.
Dalam proses pembelajaran pada siklus I juga masih terdapat beberapa
kekurangan, hal ini dikarenakan sebagian kecil peserta didik belum terbiasa
dengan pelaksanaan model PBL. Dalam catatan peneliti di lembar observasi
guru dan peserta didik, tercantum bahwa dalam pertemuan pertama ini peserta
didik belum sepenuhnya aktif dalam mengeluarkan pendapatnya dan masih
ada beberapa peserta didik yang masih belum mau bekerja sama dalam
kelompoknya sehingga langkah-langkah model pembelajaran PBL belum
begitu lancar dilaksanakan.
Pada tahap orientasi masalah (sintak 1 dalam PBL), beberapa peserta
didik belum dapat merumuskan masalah dan hipotesis bersama kelompoknya.
Dan pada tahap menegembangkan dan menyajikan hasil karya peserta didik
belum percaya diri dalam mempresentasikan hasil karyanya. Dalam
pertemuan ini juga waktu yang digunakan untuk berdiskusi peneliti rasa
kurang, karena masih terdapat beberapa peserta didik yang belum maksimal
dalam hasil diskusinya. Hal ini yang peneliti rasa penggunaan model
pembelajaran PBL masih belum berhasil.
Namun walaupun demikian guru dan peneliti sebagai pengajar sekaligus
sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model
39
4 September 2023 dan hari Kamis 7 September 2023 secara tatap muka
dengan rincian sebagai berikut:
Pertemuan ke-1
a. Kegiatan awal
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa
peserta didik, kemudian meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
Guru mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu guru memberikan
penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik kemudian di
lanjutkan dengan memberikan motivasi dan apersepsi. Guru
memberikan penjelasan singkat terkait tujuan pembelajaran. Guru
memberikan penjelasan terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran
hari ini.
b. Kegiatan Inti
1) Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Guru menayangkan video tentang permasalahan yang berkaitan
dengan materi sistem pencernaan makanan sub materi proses
pencernaan makanan dan memberikan stimulus agar peserta didik
berfikir kritis.
2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 4-5 peserta didik. Kemudian guru meberikan LKPD
kepada peserta didik dan menjelaskan cara/petunjuk dalam
mengerjakan LKPD. Peserta didik bersama dengan kelompoknya
merumuskan masalah dan hipotesis terhadap masalah yang sudah
ditayangkan melalui video.
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Guru berkeliling ke masing-masing kelompok untuk membimbing
peserta didik melakukan penyelidikan dan mengidentifikasi organ
yang berperan dalam sistem pencernaan makanan dan fungsinya.
Hasil penyelidikannya dikaitkan dengan permasalahan yang sedang
dianalisis untuk dipecahkan solusinya.
41
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan pengutatan konsep dan bersama dengan peserta
didik menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran hari ini bersama dengan peserta didik dan
menyampaikan informasi tahap pembelajaran pada pertemuan ke-2.
Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
terimakasih, salam dan berdoa.
Pertemuan ke-2
a. Kegiatan awal
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa
peserta didik, kemudian meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
Guru mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu guru memberikan
penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik kemudian di
lanjutkan dengan memberikan motivasi dan apersepsi. Guru
memberikan penjelasan singkat terkait tujuan pembelajaran. Guru
memberikan penjelasan terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran
hari ini.
b. Kegiatan Inti
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Setelah mengumpulkan informasi dan melakukan penyelidikan
peserta didik mengembangkan hasil karyanya sebagai bahan untuk
presentasi. Masing-masing kelompok melakukan presentasi
berdasarkan pemecahan masalah yang sudah didiskusikan dan
tertuang dalam LKPD. Peserta didik mengajukan pertanyaan
maupun memberikan saran/masukan kepada kelompok yang
sedang presentasi.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Setiap kelompok bersama guru melakukan konfirmasi terhadap
solusi dari pemecahan masalah yang telah disusun. Peserta didik
bersama guru menyimpulkan jawaban dari permasalahan yang
disajikan
42
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan pengutatan konsep dan bersama dengan peserta
didik menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran hari ini bersama dengan peserta didik dan
menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan terimakasih, salam dan berdoa.
Pertemuan I Pertemuan II
No Aspek pengamatan
1 2 3 4 1 2 3 4
7 Guru membentuk peserta didik √ √
menjadi beberapa kelompok kecil
4-5 peserta didik
8 Guru melibatkan peserta didik √ √
dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan media
tersebut.
9 Guru membimbing kelompok √ √
secara merata dalam implementasi
rencana
10 Guru memberi kesempatan √ √
kelompok melakukan persentasi di
depan kelas
11 Guru memotivasi kelompok untuk √
membangun kreatifitas dan √
partisipasi peserta didik dalam
kelompok
12 Guru membimbing peserta didik √ √
dalam menyusun rangkuman
materi pelajaran
13 Guru melakukan refleksi bersama
peserta didik memperbaiki √ √
penyimpangan terhadap materi
14 Guru memberi umpan balik, √ √
adanya hubungan timbal balik
15 Guru melakukan evaluasi pada √ √
akhir pembelajaran
16 Guru menutup pelajaran dengan √ √
meminta peserta didik merapikan
peralatan tulis
Jumlah 16 16
Total skor 64 64
Rata-rata 4 4
Kategori Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II,
perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 64 dengan skor rata-rata
4 kategori sangat baik, pertemuan kedua sebanyak 64 skor rata-rata 4
kategori baik.
44
Rentang Siklus I
Keterangan
Nilai Frekuensi Persentase
90-100 2 8%
80-89 6 25% Tercapai
70-79 15 63%
60-69 1 4% Belum
50-59 0 0% Tercapai
Total 24 100%
Nilai
95
Maximum
Nilai
60
Minimum
Rata-rata 76,7
KKTP 70
100%
80%
60%
40%
20%
0%
1
Tercapai 96%
Belum Tercapai 4%
5. Refleksi Siklus II
Dari penelitian yang peneliti lakukan dengan menggunakan model
pembelajaran PBL, hasil belajar peserta didik kelas VIII SMPN 1 Pakusari
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada siklus II. Peneliti dalam
penelitiannya berhasil meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA,
khususnya dalam materi sistem pencernaan makanan. Hal ini dapat dilihat
dari indikator hasil pengamatan selama siklus II yang dilakukan dalam dua
kali pertemuan. Pada siklus II, menunjukkan bahwa peserta didik dalam
mengerjakan tes evaluasi mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan tidak
lupa dalam tabel pengamatan, sebagian besar peserta didik menjadi mulai
lebih aktif dalam pembelajaran, peserta didik tertarik dengan media yang
digunakan oleh guru, peserta didik tertarik mengikuti pembelajaran
menggunakan model PBL.
Dari tabel 4.10 diatas peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari
persentase ketuntasan dari pra siklus ke siklus I dan siklus II. Kondisi awal
atau pra siklus dari 24 peserta didik 17 diantaranya telah mencapai KKTP 70
dengan persentase 71%, 7 peserta didik belum mencapai KKTP atau masih
dibawah KKTP 70 dengan persentase 29%. Setelah dilakukan tindakan
pertama atau siklus I dari 24 peserta didik 19 diantaranya telah mencapai
KKTP 70 dengan persentase 79%, 5 peserta didik masih dibawah KKTP 70
dengan persentase 21%. Kemudian peneliti melakukan tindakan kedua dari
24 peserta didik 23 diantaranya telah mencapai KKTP 70 dengan persentase
96%, 1 peserta didik belum mencapai KKTP atau masih dibawah KKTP 70
dengan persentase 4%.
Penelitian ini juga memiliki keunggulan pada lembar observasi belajar peserta
didik yang meningkat dari kategori baik menjadi sangat baik, peserta didik
terlihat antusias dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan baik
dan dapat menikmati proses pembelajaran tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan pada pra siklus ada 17 (70%) peserta didik
yang mencapai KKM, 7 (29%) peserta didik belum mencapai KKM. Pada
siklus I peserta didik yang mencapai KKM 19 (79%), 5 (21%) peserta didik
belum mencapai KKM. Siklus II meningkat menjadi 23 (96%) peserta didik
mencapai KKM, dan 1 (4%) peserta didik belum mencapai KKM.
Disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik kelas VIII
SMPN 1 Pakusari Jember Semester I tahun ajaran 2023/2024
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh mengenai hasil belajar
siswa, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
a. Bagi Guru
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran, sebaiknya guru dapat membantu
siswa mengembangkan ide-ide atau gagasan yang ada dalam benak
siswa, dan dapat mengungkapkan apa yang telah mereka pikirkan
melalui model pembelajaran PBL (Problem Based Learning).
2. Bagi guru, model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat
diterapkan pada mata pelajaran IPA dan mata pelajran lainnya, demi
meningkatkan partisipasi aktif siswa dan meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Guru perlu mencari tahu faktor penyebab terjadinya ketidak tuntasan
terhadap anak yang belum tuntas sehingga guru dapat memberikan
bimbingan atau pendekatan personal dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Bagi Siswa
1. Siswa sebaiknya bekerjasama bersama kelompok dengan baik tanpa
memilih milih teman untuk kerja kelompok pada saat menerapkan
52
53
DAFTAR PUSTAKA
https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/salinan_202
20523_140932_SALINAN_Permendikbudristek%20No_21%20Ta
hun%202022_%20Standar%20Penilaian%20Pendidikan%20(jdih.k
emdikbud.go.id).pdf.
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
57
58
59