Anda di halaman 1dari 6

PROBLEMATIKA BAHAN AJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS DI UPT SDN

TLUMPU KOTA BLITAR

Gita Sari(1), Fera Oktafiani(2), Beti Anggraini(3)


1,2,3
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1,2,3 Universitas Nahdlatul Ulama Blitar Jln.
Masjid, No. 22 Blitar
Email: tagita92@gmail.com, feratrisula45@gmail.com, 3betiangg17@gmail.com.
1 2

Abstrak
IPS merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar.Mata pelajaran ini memuat
pelajaran yang terkait dengan kehidupan sosial.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala yang
ditemukan pada saat pembelajaran di kelas 5 SDN Tlumpu.Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitukualitatif deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan kendala berupa sulit dalam
pengkondisian kelas, kesulitanpenggunaan media pembelajaran, dan kesulitan memilih media yang cocok
dengan materi dan metode pembelajaran.Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika
yang dihadapi ialah dengan membekali diri dengan pengetahuan tentang media pembelajaran, mengikuti
pelatihan, dan latihan menggunakan berbagai bentuk media pembelajaran.

Kata Kunci: Media Pembelajaran, Mata Pelajaran IPS, Problematika.

PENDAHULUAN
Media pembelajaran merupakan salah satu elemen penting dalam proses belajar
mengajar. Pengguna media pada setiap proses pembelajaran telah menjadi sebuah tuntutan atau
bahkan keharusan pada setian guru. Menurut Rusman (2003:93-94) berpendapat bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran berfungsi sebagai pendorong motivasi belajar siswa,
memperjelas dan mempermudah konsep, dan mempertinggi daya serap.
Menurut suryani (2015:2) berpendapat bahwa selain dapat membangkitkan motivasi dan minat
siswa, penggunaan media dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data
yang menarik dan terpercaya, mudah penafsiran, dan memadatkan penyajikan data. Selain itu,
pentingnya penggunaan media pembelajaran juga sejalan dengan paradigma student centered
learning atau pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana guru tidak lagi berperan sebagai
penyampai informasi, sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, melainkan sebagai moderator
dan fasilitator.
Dalam pembelajaran yang semacam ini, maka keberadaan media menjadi sangat
penting.Meskipun demikian, penggunaan media pembelajaran bukanlah sesuatu yang dapat
dilakukan sembarangan. Dalam memilih memilih dan menggunakan media, ada prinsip-prinsip
yang harus dipahami oleh guru yaitu: 1) Sesuai dengan tujuan dan bahan ajar. 2) Sesuai dengan
kemampuan guru. 3) sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 4) sesuai dengan situasi
dan kondisi (tempat dan waktu) dan 5) memahami karakteristik media yang digunakan.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar.Mata pelajaran ini
memuat pelajaran yang terkait dengan kehidupan sosial.Dengan adanya pelajaran IPS di sekolah
dasar diharapkan siswa bisa mempunyai pengetahuan tentang konsep dasar ilmu sosial, kepekaan
terhadap masalah sosial di lingkungannya, dan peranan manusia sebagai makhluk
sosial.Permasalah di bidang pendidikan semakin lama menjadi semakin kompleks dan semakin
sarat dengan tantangan. Kebijakan dan program-program pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan seperti program manajemen berbasis sekolah (MBS), kurikulum berbasis
kompentensi (KBK), dan kurikulum berbasis satuan pendidikan (KTSP) tampak tidak
memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan pendidikan yang berkembang di
Indonesia (Sanaky, dalam I Dewa Gede:2014).
Implementasi kurikulum 2013 diharapkan menghasilkan insan yang produktif, kreatif,
dan inovatif. Dalam kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, asumsi merupakan
parameter untuk menentukan tujuan dan kompetensi yang akan dispesifikasikan. Konsistensi dan
validasi setiap kompetensi harus sesuai dengan asumsi, meskipun tujuannya selalu diuji kembali
berdasarkan masukan yang memungkinkan terjadinya perubahan (Mulyasa 2013:164).Kemajuan
suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikan.
Selama ini bahan ajar yang dimiliki oleh peserta didik kurang menarik dan kurang
lengkap sehingga materi pembelajaran tidak bisa tersampaikan dengan baik dan kurang menarik
minat peserta didik untuk membaca materi yang tersedia di dalam bahan ajar yang dimilikinya.
Bahan ajar yang kurang menarik dan kurangnya minat peserta didik dalam mempelajari bahan
ajar akan membuat peserta didik kurang memahami apa yang dipelajarinya dan tidak bisa
mengikuti pembelajaran dengan baik.
Sehingga disini, kami menyusun makalah dengan judul “Problematika Bahan Ajar Dan
Media Pembelajaran IPS di SDN TLUMPU Kota Blitar” untuk mengetahui problematika apa
saja yang dihadapi oleh guru pada saat proses pembelajaran IPS di masa pandemic ini.
Kelompok kami menggunakan metode wawancara untuk mengumpulkan data dengan
menghadirkan 3 narasumber yang berasal dari SD tersebut.

METODE
Penelitian ini dilakukan di SDN Tlumpu Kota Blitar pada tanggal 04 Juni 2021pukul
08.30 WIB.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang menggunakan
kejadian atau fakta yang terjadi saat penelitian.Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara
kepada guru kelas.Subyek pada penelitian ini yaitu guru dan siswa kelas 5 SDN Tlumpu.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan observasi dan wawancara di SDN Tlumpu yang beralamat di Jl. Cemara No.
309 Ds. Tlumpu, Kec. Sukorejo, Kota Blitar yang kami laksanakan pada hari Jumat tanggal 04
Juni 2021 lalu tepatnya pada kelas 5, kami mendapatkan hasil berupa informasi mengenai
beberapa kendala saat pembelajaran berlangsung. Seperti kurang kondusifnya suasana saat
belajar, di sini saat guru sedang melakukan pembelajaran dengan media berupa video
pembelajaran yang ditampilkan di proyektor, ada beberapa siswa yang sudah lebih dulu melihat
tayangan tersebut, sehingga siswa ini akan mengganggu siswa yang lainnya.
Selama proses pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang masih belum bisa
membaca ataupun menulis, ada juga siswa yang kurang memahami dalam penyampaian materi.
Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi guru kelas, sehingga saat pembelajaran berlangsung
siswa tersebut tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan maksimal.
Dari hasil wawancara dengan guru kelas, di masa pandemi seperti ini guru kesulitan
dalam pengumpulan tugas dan juga dalam penyampaian materi.Sebab, siswa sering
menyepelekan peritah dari guru maupun dari orang tuanya.Saat pembelajaran luring, suasana di
kelas bisa dikatakan kurang kondusif dikarenakan siswa mudah bosan dalam melakukan
pembelajaran di kelas.Oleh karena itu guru harus memutar otak untuk menciptakan suasana
belajar yang tidak membuat para siswa mudah bosan.

Diagnosa Pembelajaran:
Diagnosa problematika pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD yang diperoleh dari
hasil wawancara usai pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kendala yang ditemukan
pada saat pembelajaran di kelas 5. Problematika yang muncul pada saat penulis melakukan
observasi yaitu:
1. Peserta didik kurang memperhatikan/mudah bosan.
2. Kurangnya minat baca peserta didik.
3. Acuh dalam pengumpulan tugas.
4. Kurangnya siswa dalam memahami materi pelajaran.
5. Peserta didik kurang bisa "calistung".

Cara Mengatasi:
Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi problematika yang terjadi di SDN
Tlumpu Kota Blitar, yaitu:
1. Peserta didik kurang memperhatikan/mudah bosan
Guru perlu menggunakan metode yang beragam untuk menyampaikan materi agar siswa
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Seperti siswa bisa diajak
pembelajaran outdoor, belajar dengan menggunakan lingkungan di sekitar tempat
tinggal.Metode yang digunakan juga harus sesuai dengan materi yan disampaikan, jadi
guru tidak hanya monoton yang berpaku pada video pembelajaran saja.Misalnya siswa
bisa ditugaskan membuat kliping tentang keanekaragaman budaya yang ada di
Indonesia.Dengan demikian guru dituntut agar lebih kreatif dan bijak dalam
mengembangkan media pembelajaran yang menarik.
2. Kurangnya minat baca peserta didik
Guru di sini sangat besar pengaruhnya, beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam
memotivasi peserta didik agar suka membaca yaitu: 1) Membiasakan membaca rutin
sebelum pembelajaran dimulai dengan membaca buku 5 menit, baik buku pengetahuan
maupun novel, 2) Menggunakan fasilitas perpustakaan sebagai bagian dari proses
pembelajaran, 3) Menugaskan siswa untuk membuat mading kelas, 4) Memberi
arahan/wawasan kepada siswa akan pentingnya suatu kegiatan membaca.
3. Acuh dalam pengumpulan tugas
Saat pandemi begitu banyak siswa yang teledor dalam hal pengumpulan tugas sampai
akhirnya banyak siswa maupun guru yang keteteran saat penyetoran nilai.Dari sini bisa di
ambil solusinya guru bisa dengan mudah menghubungi orang tua siswa dan memberitahu
agar segera mengumpulkan tugas-tugasnya. Guru juga bisa memberi ancaman kepada
siswa, seperti tidak akan menaikkan siswa ke kelas selanjutnya.
4. Kurangnya siswa dalam memahami materi pembelajaran
Guru dapat memberi arahan dan pemahamann kepada orang tua siswa untuk melakukan
pendekatan yang lebih maksimal, karena pendekatan dengan orang tua itu bisa membuat
orang tua sadar akan keadaan anak dan juga perkembangan dari pembelajaran anak.
Orang tua bisa melakukan pendampingan kepada anak saat anak sedang belajar, sehingga
bersama dengan orang tua siswa bisa mengulang materi yang telah di sampaikan guru.
5. Peserta didik kurang bisa "calistung"
Guru bisa memberikan latihan kepada siswa yang bisa dikerjakan di rumah maupun saat
di sekolah. Namun di sini guru harus lebih ekstra dalam membimbing siswa agar siswa
tersebut bisa sama seperti teman-temannya yang lain.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian peneliti secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan:
1. Dalam pelaksanaan pembelajara IPS yang dilakukan oleh guru terdapat beberapa
problem. Problem tersebut terdiri dari problem yang berasal dari dalam guru maupun
problem di luar guru. Problem yang berasal dari dalam guru seperti guru masih banyak
yang belum menguasai kompetensi, sedangkan yang berasal dari luar ialah penggunaan
media pembelajaran yang kurang, keadaan peserta didik, dan lain sebagainya.
2. Adanya problem yang menjadi penghambat pembelajaran IPS terdapat beberapa upaya
yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut. Seperti meningkatkan
kompetensi dengan mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun non pemerintah.

SARAN
Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan penelitian, maka peneliti menyarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Guru seharusnya memperluas wawasan dan meluangkan waktu dalam mengembangkan
materi ajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan aktif mencari materi ajar dari berbagai
sumber belajar.
2. Guru seharusnya meningkatkan keprofesionalannya dengan mengikuti beberapa
pelatihan, seminar, perkumpulan guru, dan lain sebagainya.
3. Guru seharusnya memanfaatkan fasilitas dan media pembelajaran yang ada secara
maksimal untuk mendukung proses pembelajaran, misal memanfaatkan LCD, akses
internet, dan sebagainya.
4. Guru seharusnya memberikan motivasi kepada siswa agar senantiasa giat belajar dan
dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Muh. (2016). Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah Social
StudiesTeachers’ Problem In Learning At School.
(Online).(http://journal.student.uny.ac.id), diakses 21 Juni 2021.

Dwi, Septi & Eka Desy. (2019). Problematika Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran
Pada Mata Pelajaran IPS Di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kota Bengkulu.Indonesian
Journal of Social Science Education, 1(1).49-54. (Online).
(https://ejournal.iainbengkulu.ac.id), diakses 22 Juni 2021.

Sulistyowato P., Yasa AD. (2017). Pengembangan Pembelajaran IPS SD. Malang:Ediide
Infografika.

Sapriya, dkk.(2019). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung:UPI Press.

Numan Somantri. (2001). Menggagas pembaharuan pendidikan IPS. Bandung:Remaja


Rosdakarya.

Jarolimek, J. (1967). Social studies in elementary education. New York:Macmilan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi. Jakarta. 2006

Nursid Sumaatmadja. (2006). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).


Bandung:Alumni.

Sari Novelda. (2016). Pengembangan Materi Ajar Dan Penilaian Mata Pelajaran IPS Pada
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Di Kota Semarang. (Online). (https://lib.unnes.ac.id),
diakses 27 Juni 2021.

Sugiyarti Sri, Ardiansah Feri. (2020). Problematika Dan Pemanfaatan Media Pembelajaran
Pada Mata Pelajaran IPS Di SD Se-Kota Pangkalpinang. (Online). (Jurnal JPSD), diakses
27 Juni 2021.

Anda mungkin juga menyukai