Anda di halaman 1dari 7

PROBLEMATIKA PROSES PEMBELAJARAN PPKn DI MI PLUS

INTEGRAL MIFTAHUSSALIMIN

Amrina Rosyada(1), Fitria Puspita Ningrum (2), Luluk Binti Syaniah(3), (4) Latifa Dewi Masyitho
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Nahdhatul Ulama’ Blitar
Jl. Masjid No. 22 Kota Blitar
Email : amrinarosyada945@gmail.com(1), fitriapuspita2609@gmail.com (2),

lubissyaniah@gmail.com (3), (4) latifadewi69@gmail.com

Abstrak

Pelaksanaan proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini banyak mengalami


kendala. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja problematika yang dihadapi
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PPKn. Penelitian
ini dilakukan di MI Plus Integral Miftahussalimin. Metode penelitian yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif jenis deskriptif menggunakan teknik wawancara.
Subjek penelitian adalah 1 guru kelas atas dan 1 guru kelas bawah. Hasil dari penelitian ini adalah
keterbatasan komunikasi antara guru dan siswa pada masa pandemi covid-19 sehingga
menyebabkan banyak terjadi miskomunikasi. Tanpa kerja sama antara guru dengan orang tua,
ketercapaian pembelajaran yang dilakukan tidak dapat mencapai tujuan dan hasil proses
pembelajaran. Guru dalam pembelajaran hendaknya mengetahui terlebih dahulu karakteristik
siswa, problematika yang sedang dihadapi siswa supaya dapat segera melakukan tindaklanjut
untuk menanggulangi permasalahan yang menjadi faktor terhambatnya suatu pembelajaran.

Kata Kunci: Problematika, Proses Pembelajaran, PPKn

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat


dipisahkan dengan proses penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas tinggi. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas akan dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan negara. Hal
ini sesuai dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang
sistem Pendidikan Nasional yang mengartikan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Sementara tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Dengan demikian pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang
disengaja agar siswa dapat menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai
dengan tujuan yang sudah ditetapkan.

PPKn adalah aspek pendidikan yang materinya berfokus pada peranan


warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuannya itu diproses dalam
rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila dan
UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara (Cholisin, 2000: 9). Menurut PP Nomor 23 tahun 2013 (dalam Hidayat.
2020) pembelajaran PPKn bertujuan untuk: (1) menampilkan karakter yang
mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan pengalaman nilai dan moral
pancasila secara personal dan sosial, (2) memiliki komitmen konstitusional yang
dituang oleh sikap positif dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar
Tahun 1945, (3) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki
semangat kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai pancasila,
Undang-Undnag Dasar Negaa Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhineka
Tunggal Ika, dan Indonesia, (4) Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan
bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat, tunas bangsa, dan warga Negara
sesuai dengan harkat dan martabat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa yang hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya. Dalam
pembelajaran PPKn pemanfaatan sumber belajar perlu dioptimalkan dengan
mengacu kepada kompetensi/tujuan pembelajaran, relevan dan konsisten dengan
materi dan pembelajaran serta memperhatikan jenis-jenis sumber belajar yang
terdapat di sekolah tersebut.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi interaksi aktif antara


guru dan siswa dalam kegiatan pendidikan. Dalam proses belajar mengajar
terdapat dua kegiatan, yaitu kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa serta
kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru. Kedua kegiatan ini tidak
berlangsung sendiri-sendiri, melainkan berlangsung secara bersamaan, sehingga
terjadi interaksi komunikasi aktif antara guru dengan siswa (Arifin, 2000: 119).
Pengertian proses pembelajaran menurut Rooijakkers (1991: 114) yaitu proses
pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang menyangkut kegiatan
tenaga pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses interaksi tenaga pendidik
dan peserta didik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam
kerangka keterlaksanaan program pendidikan. Pendapat yang hampir sama
dikemukakan oleh Winkel (1991: 200) proses pembelajaran adalah suatu aktivitas
psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
sikap.

Persoalan pendidikan di Indonesia begitu memprihatinkan. Berbagai


problematika muncul tidak hanya dalam permasalahan konsep pendidikan,
peraturan dan anggaran saja, namun persoalan pelaksanaan pendidikan dari
berbagai sistem di Indonesia juga turut serta menjadi problematika pendidikan
yang ada di Indonesia.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah


lemahnya proses pembelajaran. Dalam pembelajarannya, siswa kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas lebih diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal
informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya tersebut untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya siswa pintar secara
teoritis tetapi mereka miskin aplikasi.

Menurut Esti Wuryani Djiwandono (dalam Fakhrurrazi. 2018: 86)


Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan terfokus
kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran
yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan,
kesempatan, dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan siswa. Pembelajaran yang efektif tercipta
dengan adanya minat, perhatian dan motivasi dari siswa dalam pembelajaran,
pengajaran guru yang kreatif dan mampu mengelola kelas dengan baik.
Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh terjadinya perubahan tingkah
laku yang perlu dicapai oleh peserta didik.

Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa proses


pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan siswa untuk saling
berbagi dan mengolah informasi, dengan tujuan pengetahuan yang sudah
diberikan dapat bermanfaat bagi diri siswa yang dapat menjadi penguatan belajar
untuk kedepannya, serta diharapkan terdapat perubahan positif pada peserta didik
demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

METODE

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah


penelitian kualitatif jenis deskriptif. Menurut Denzin & Lincoln (1994)
menyatakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Sedangkan menurut Creswell (dalam
Kusumastuti, 2019:2) penelitian kualitatif adalah penelitian untuk mengeksplorasi
dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang
dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian dengan
mengumpulkan data berdasarkan faktor pendukung untuk memahami makna
sesuatu yang dianggap merupakan masalah sosial. Sedangkan menurut Anggito &
Setiawan (2018:11) dalam penulisannya data dan fakta yang dihimpun berbentuk
kata atau gambar daripada angka. Dalam penulisan laporan berisi kutipan-kutipan
atau fakta yang berada di lapangan. Karakteristik penelitian kualitatif
menggunakan pendekatan deskriptif .

Penelitian ini dilakukan menggunakan teknik wawancara untuk


mengumpulkan data. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika apa
saja yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran daring
selama pandemi Covid-19. Subjek penelitian ini adalah 2 orang guru, yakni 1 guru
pada kelas bawah dan 1 guru pada kelas atas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada guru MI Plus Integral


Miftahussalimin rata-rata memiliki kesamaan jawaban antara kelas atas dan
bawah. Hal ini dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang tidak jauh berbeda,
dimana guru melakukan pembelajaran melalui WhatsApp Group. Guru akan
memberikan penugasan, penjelasan materi, serta informasi lainnya pada
WhatsApp Group tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Burhanuddin selaku guru kelas


pada kelas bawah, bahwa problematika yang dihadapi dalam proses pembelajaran
PPKn di kelas bawah selama masa pandemi Covid-19 diantaranya terbatasnya
interaksi antara guru dan siswa menyebabkan proses pembelajaran kurang
maksimal, waktu pengumpulan tugas siswa yang sering tidak tepat waktu
dikarenakan Handphone yang dibawa orangtuanya bekerja, pelaksanaan
pembelajaran yang tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dari sekolah, dan
semangat siswa yang berkurang karena pembelajaran daring yang terkesan
monoton dan membosankan.

Sedangkan hasil dari wawancara yang dilakukan dengan Bapak Sulkhan


Jauhari selaku guru kelas atas bahwa problematika yang dihadapi dalam proses
pembelajaran PPKn di kelas atas diantaranya komunikasi antara guru dan siswa
yang terbatas menjadikan jam mata pelajaran tidak sesuai dengan jadwal yang
diberikan sekolah, terdapat siswa yang tidak pernah mengumplkan tugas karena
tidak memiliki Handphone, dan guru terkendala dalam mengawasi perilaku siswa
selama pembelajaran daring.

Inti dari problematika yang dihadapi guru baik pada kelas atas maupun kelas
bawah khususnya yang terjadi di MI Plus Integral Miftahussalimin ini adalah
terbatasnya interaksi antara guru dan siswa mengakibatkan banyak terjadinya
miskomunikasi. Hal ini juga berdampak pada kegiatan pembelajaran yang lain,
mulai dari pelaksanaan sampai penugasan dalam pembelajaran yang terkendala.
Penanaman sikap cinta tanah air pada mata pelajaran PPKn inipun juga terhambat
karena itu.

KESIMPULAN

Pembelajaran yang dilakukan guru baik pada kelas atas maupun kelas
bawah di MI Plus Integral Miftahussalimin ini sama-sama mengalami
problematika. Inti dari problematika yang dihadapi adalah keterbatasan interaksi
antara guru dengan siswa pada masa pandemi covid-19 sehingga mengalami
miskomunikasi. Hal ini bisa diminimalisir dengan bantuan peran orang tua dalam
proses pembelajaran anak selama masa pandemi Covid-19. Tanpa kerja sama
antara guru dengan orang tua, ketercapaian pembelajaran yang dilakukan tidak
dapat mencapai tujuan dan hasil proses pembelajaran.

SARAN

Guru dalam Pembelajaran hendaknya mengetahui terlebih dahulu


karakteristik siswa, problematika yang sedang dihadapi siswa supaya dapat segera
melakukan tindaklanjut untuk menanggulangi permasalahan yang menjadi faktor
terhambatnya suatu pembelajaran. Tindaklanjut tersebut bisa dibicarakan dengan
baik antara guru dengan wali murid agar kegiatan tersebut tepat dengan
problematika yang sedang dihadapi. Tidak hanya guru, wali muridpun juga
diharapkan mampu membantu guru dalam mengatasi hal ini. Guru juga bisa
melakukan kerjasama dengan wali murid supaya hasil pembelajaran menjadi lebih
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Nurul. (Januari 2015). Problematika Pendidikan Di Indonesia. Jurnal


Metrouniv. Vol. 1

Cholisin. (November 2019). Optimize The Improvement Of Civic Education


Learning Achievement Of 7th Grade Student In Gemah 7 Ambon Middle
School Throught The Application Of Discussion And Assignment
Methods. Global Science Education Journal. Vol 1 (127-135). Bisa
diakses (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
Fakhrurrazi. 2018. Hakikat Pembelajaran yang Efektif. Jurnal At-Tafkir. 11(1):
85-99

Hidayat, Heri, dkk. 2020. Peranan Teknologi dan Media Pembelajaran Bagi Siswa
Sekolah Dasar di dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Jurnal Pendidikan Kewargnaegaraan Undiksha. 8(2)

Kusumastuti, Adhi; dan Ahmad Mustamil Khoiron. 2019. Metode Penelitian


Kualitatif. Semarang: Lembaga Pendidikan Soekarno Pressindo

Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online]. Tersedia di


http://kbbi.web.id/problematik. Diakses pada 21 Juni 2021

Prabowo, Aan; dan Heriyanto. 2013. Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik ( E-


Book ) oleh Pemustaka Di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang.
Jurnal Imu Perpustakaan. 2(2): 1-9

Rooijakkers, 2018. Jurnal Pendidikan Konvergensi. 94-204

Republik Indnesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem


Pendidikan Nasional. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Undang-
undang_Sistem_Pendidikan_Nasional_Nomor_20_tahun_2003

Tim Dosen, 2015. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang:


UPI Sumedang Press

Anda mungkin juga menyukai