Anda di halaman 1dari 110

ANALISIS KESULITAN GURU DALAM MENYUSUN

RANCANGANPEMBELAJARAN TEMATIK
DI KELAS TINGGISDN 294 PADANG
KATAPI KECAMATAN PONRANG
KABUPATEN LUWU

NURLALA SADDA
1901414157

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2023
ANALISIS KESULITAN GURU DALAM MENYUSUN RANCANGAN
PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS TINGGI SDN 294
PADANG KATAPI KECAMATAN PONRANG
KABUPATEN LUWU

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminuto Palopo

NURLALA SADDA
1901414157

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2023
PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Analisis Kesulitan Guru dalam Menyusun Rancangan


Pembelajaran Tematik di Kelas Tinggi SDN 294 Padang
Katapi Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.
Nama : Nurlala Sadda
Nim : 1901414157
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tanggal Ujian :

Menyetujui,

Pembimbing II, Pembimbing I,

Opik Dwi Indah, S.Pd., M.Pd. Jusrianto, S.Pd., M.Pd.

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Dekan Fakultas


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Iin Dwi Aristy Putri, S.K.M., M.Kes. Dr. Sehe, M.Pd.


Tanggal: Tanggal:
ABSTRAK

Nurlala Sadda, 2023. Analisis Kesulitan Guru dalam menyusun Rancangan


Pembelajaran Tematik Dikelas Tinggi SDN 294 Padang Katapi Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu. (Di bimbing oleh Jusrianto dan Opik Dwi Indah).
Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesulitan yang dihadapi guru dalam
menyusun rancangan pembelajaran tematik dikelas tinggi SDN 294 Padang
Katapi Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu. Subjek dalam penelitian ini adalah
guru-guru yang ada dikelas tinggi, antara lain: dua guru kelas IV, dua guru kelas
V, dan dua guru kelas VI. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa (1) Kesulitan yang dialami dalam merancang RPP yaitu guru kesulitan
dalam menyesuaikan media pembelajaran kedalam RPP. (2) Kesulitan guru dalam
merancang bahan ajar yaitu guru mengalami kesulitan dalam membuat konten
atau isi materi pembelajaran yang akan dimasukkan dalam bahan ajar. Dan juga
guru kesulitan dalam menyusun bahan ajar. (3) Kesulitan guru dalam merancang
LKPD yaitu guru kesulitan dalam menyusun LKPD dan juga guru kesulitan saat
membuat daftar pertanyaan dalam LKPD. (4) Kesulitan guru dalam merancang
media pembelajaran yaitu guru kesulitan dalam membuat media pembelajaran
yang menariK. (5) Kesulitan guru dalam merancang penilaian yaitu guru
kesulitan dalam membuat penilaian pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Kata kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik,
Bahan Ajar, Media Pembelajaran, Penilaian

iii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas segala


limpahan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua.Hanya karena izin ridho dan
berkah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
Analisis Kesulitan Guru dalam menyusun Rancangan Pembelajaran Tematik di
Kelas Tinggi SDN 294 Padang Katapi Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, Beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Semoga kita
mendapat syafa’atnya.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang senantiasa
membantu penulis dalam suka maupun duka.Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua tercinta yang selalu
menyayangi, membimbing, memberikan semangat dan membiayai serta selalu
mendoakan penulis dengan penuh kasih sayang yang tulus.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan beberapa pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si. Rektor Universitas Cokroaminoto Palopo.
2. Dr. Sehe, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Cokroaminoto Palopo.
3. Iin Dwi Aristy Putri, S.K.M., M.Kes. Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Jusrianto S.Pd., M.Pd. Pembimbing I yang senantiasa memotivasi, memberi
petunjuk dan ilmu, serta senantiasa membimbing peneliti selama
menyelesaikan proposal ini dengan baik.
5. Opik Dwi Indah S.Pd., M.Pd. Pembimbing II yang senantiasa memberikan
motivasi, petunjuk, ilmu, serta membimbing dengan ikhlas dan penuh
kesabaran sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberikan ilmu dan nasihat selama penulis melaksanakan studi di
Universitas Cokroaminoto Palopo.

iv
7. Staf Universitas Cokroaminoto Palopo yang telah memberikan pelayaan
yang baik, khususnya dalam penyelesaian administrasi secara pantas.
8. Terima kasih juga kepada teman-teman angkatan IV HMPS PGSD yang
sudah mendukung dan selalu ada dalam suka maupun duka dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Serta teman-teman seperjuangan angkatan 2019 yang telah memberikan
motivasi dan semangat dalam penyusunan proposal ini dengan baik.
10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Cokroaminoto Palopo yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan
dukungan selama perkuliahan sampai menyelesaikan proposal ini.
Semoga segala bantuannya bernilai ibadah di sisi-nya. Penulis menyadari
akan berbagi keterbatasan dan kelemahan yang ada pada penulis, sehingga tidak
tertutup kemungkinan terdapat kekurangan, kelemahan bahkan mungkin
kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang
sifatnya membangun dari segenap pembaca sangat penulis harapkan sebagai
bahan pertimbangan pada penulisan selanjutnya.
Akhir kata, hanya Allah Swt, penulis memohon ridho dan magfirah-Nya,
semoga skripsi ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik dan memberikan
manfaat kepada mereka yang membutuhkannya.Amin.

Palopo, November 2023

Nurlala Sadda,

v
RIWAYAT HIDUP

Nurlala Sadda, lahir di Padang Sappa pada tanggal 11 Agustus


2002 anak pertama dari ketiga bersaudara, buah hati dari
Sadda dan Ria. Penulis menempuh pendidikan pertama di
SDN 294 Padang Katapi dan tamat pada tahun 2013.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Bua Ponrang dan tamat pada tahun 2016. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 4 Luwu dan tamat pada tahun 2019.
Penulis melanjutkan pendidikan dan memilih Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas
Cokroaminoto Palopo. Untuk menyelesaikan pendidikan di Universitas
Cokroaminoto Palopo dan menempuh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis
mengangkat sebuah judul “Analisis Kesulitan Guru dalam menyusun Rancangan
Pembelajaran Tematik di Kelas Tinggi SDN 294 Padang Katapi Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu.

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori.......................................................................................... 5
2.2 Hasil Penelitian Relevan....................................................................... 25
2.3 Kerangka pikir...................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..................................................................................... 29
3.2 Desain Penelitian.................................................................................. 29
3.3 Subjek penelitian.................................................................................. 29
3.4 Prosedur penelitian............................................................................... 30
3.5 Teknik pengumpulan data .................................................................... 30
3.6 Instrumen penelitian............................................................................. 31
3.7 Pemerikasaan Keabsahan Data............................................................. 31
3.8 TeknikAnalisis Data............................................................................. 32
BAB IV HASIL PENELIAT DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.....................................................................................
4.2 Pembahasan........................................................................................

vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.........................................................................................
5.2 Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 34
LAMPIRAN ................................................................................................... 39

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Kompetensi inti.......................................................................................... 12
2. Kata kerja operasional............................................................................... 14

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Bagan kerangka pikir................................................................................. 28

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Kisi-Kisi Wawancara................................................................................... 40
2. Perangkat Pembelajaran............................................................................... 43
3. Penilaian Pembelajaran ............................................................................... 53
4. Pedoman Wawancara................................................................................... 54

xi
12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi
terjadinya proses belajar mengajar. Pembelajaran adalah prosedur yang sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dimana setiap komponen saling berpengaruh. Dengan demikian,
pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara
terencana pada setiap tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran serta pembelajaran tindak lanjut. Pembelajaran tidak akan berjalan
jika tidak ada perangkat pembelajaran (Lubis, 2019).
Perangkat pembelajaran merupakan sejumlah bahan, alat, media, petunjuk,
dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran (Hasrawati, 2016).
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan
oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas dan serangkaian
perangkat pembelajaran yang harus disiapkan oleh seorang guru dalam
menghadapi pembelajaran di kelas. Perangkat pembelajaran dibuat berdasarkan
standar proses yang telah ditetapkan.
Menurut Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang standar proses
pendidikan dasar dan menengah.Standar proses adalah kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Standar proses dikembangkan mengacu pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah nomor 32 tahun
2013tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan.
Pembelajaran tematik merupakan suatu konsep yang dapat dikatakan
sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepadapeserta didik (Rasdi et al., 2015).
Pada pembelajaran tematik disekolah dasar guru harus mampu merancang
perangkat pembelajaran tematik yaitu RPP, bahan ajar, merancang penyusunan
13

LKPD, menggunakan media pembelajaran, dan melakukan penilaian sesuai


dengan kurikulum 2013. Dalam pembelajaran tematik guru harus lebih kreatif
dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran.Namun dalam pelaksaannya masih
banyak guru-guru yang belum mampu untuk merancangpembelajaran tematik
yang sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ain (2016) menunjukkan bahwa
kesulitan atau hambatan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik yaitu
kesulitan menggabungkan tema dengan mata pelajaran dan kesulitan dalam
membuat RPP serta kesulitan menyusun LKPD. Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh Ismail (2014) menujukkan bahwa tingkat kesulitan dalam
perencanaan pembelajaran tematik di SDN Wonsari kelas IV adalah guru
kesulitan dalam mengembangkan LKPD, guru belum begitu memahami tentang
pengembangan pembelajaran tematik dalam RPP, dan guru kesulitan dalam
memberikan penilaian peserta didik. Temuan diatas juga diperkuat oleh hasil
penelitian Nisyatul (2017) menujukkan bahwa guru terhambat dalam merancang
pembelajaran tematik terutama merancang penyusunan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan kaidah kurikulum 2013, guru
kesulitan dalam menyusn LKPD, dan guru juga terhambat dalam merancang
media pembelajaran.
Banyak permasalahan yang dihadapi guru dalam mengembangkan
perangkat-perangkat pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Kustijono dan Wiwin
(2014) dalam penelitiannya tentang pandangan guru terhadap pelaksanaan
kurikulum 2013 dalam pembelajaran berhasil mengungkap bahwa guru
berpandangan penyusunan perangkat pembelajaran masih terkendala terutama
pada sumber belajar, media pembelajaran yang bervariasi, media yang sesuai
dengan materi pembelajaran, pendekatan saintifik, penilaian autentik, penilaian
yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi, dan pedoman penskoran.
Penyusunan perangkat pembelajaran merupakan suatu hal yang penting bagi guru
guna melaksanakan proses pembelajaran,namun dalam menyusun perangkat
pembelajaran sebagian guru mengalami kesulitan dalam mengolompokkan kata
operasional pada Taksonomi Bloom dan menerapkannya dalam penentuan
indikator serta penilaian.
14

Hasil observasi awal yang telah dilakukan di SDN 294 Padang Katapi
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu ditemukan bahwa dalam proses
pembelajaran model tematik yang digunakan belum maksimal dalam
pelaksanaanya sesuai dengan apa yang menjadi tautan tuntutan dalam kurikulum,
hal tersebut diakibatikan dari beberapa guru memiliki kendala dalam merancang
pembelajaran tematik yaitu RPP, bahan ajar, LKPD, media pembelajaran dan
penilaian, dikarenakan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik diperlukan
perencanaan tujuan pembelajaran sampai pada persiapan media pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan tersebut. Adapun yang sulit dilakukan guru terutama
dalam membuat RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran dan penilaian
pembelajaran dikelas tinggi, dalam RPP guru kesulitan dalam menjabarkan
kompotensi yang harus disesuaikan dengan indikator, guru kesulitan menerapkan
metode pembelajaran, guru kesulitan dalam membuat langkah-langkah
pembelajaran, dan guru kesulitan menyesuiakan media pembelajaran dalam RPP,
guru kesulitan dalam merancang bahan ajar. Dalam LKPD guru terhambat dalam
merancang penyusunan LKPD, guru kesulitan dalam membuat bahan ajar yang
sesuai dengan isi materi, guru kesulitan dalam membuat media pembelajaran yang
menarik, dan guru kesulitan dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik.
Penyusunan rancangan pembelajaran tematik menjadi masalah guru dalam
melakukan proses pembelajaran, maka untuk mengkaji lebih lanjut di perlukan
kajian penilitian yang mendalam. Peneliti melaksanakan penelitian dengan judul
“Analisis Kesulitan Guru Dalam Menyusun Rancangan Pembelajaran Tematik
Dikelas Tinggi SDN 294 Padang Katapi Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu”.

1.2 RumusanMasalah
Bagaimanakah kesulitan yang dihadapi guru dalam menyusun rancangan
pembelajaran tematik dikelas tinggi SDN 294 Padang Katapi Kecamatan Ponrang
KabupatenLuwu.

1.3 TujuanPenelitian
Untuk mendeskripsikan kesulitan yang dihadapi guru dalam menyusun
rancangan pembelajaran tematik dikelas tinggi SDN 294 Padang Katapi
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.
15

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian kualitatif yang dilakukan dikelas tinggi
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.
1.Manfaat Teoritis
Hasil penelitian yang terdapat dalam penelitian ini diharapkan dapat
memberi pengetahuan dan bahan referensi untuk guru dan peneliti lain yang
melakuan penelitian sejenis.
2.ManfaatPraktis
a.Menjadiacuan bagi guru dalam merancang perangkatpembelajaran
tematikberdasarkan kurikulum2013.
b.Guru dapat menyempurnakan aspek implementasi perangkat pembelajaran
tematik disekolahdasar.
16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Pembelajaran Tematik
a.Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik
dalam proses belajar.Menurut (Trianto Utari, 2016) pembelajaran tematik adalah
pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Menurut (Raden,
2015) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan
pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Melalui pembelajaran tematik peserta didik dapat memperoleh pengalaman
langsung.Menurut (Wuryani, 2018) Pendekatan tematik adalah pembelajaran yang
bermakna bagi peserta didik karena mereka belajar melakukan dengan mandiri.
Selain pendapat diatas juga dikemukakan oleh (Majid dan Rochamn Anitah,
2018) model tematik sebagai model pembelajaran berangkat dari suatu minat
untuk memahami gejala dan konsep, baik dari disiplin ilmu yang relavan atau
kurang relevan. Pembelajaran tematik dapat di artikan sebagai sebuah kegiatan
belajar dengan tidak memisahkan mata pelajaran, tetapi menggunakan tema untuk
menyatukannya (Mardianto,2011). Dan pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran yang memadukan antara berbagai mata pelajaran dan menggunakan
tema tertentu (Kadir & Hanun, 2014). Adapun menurut (Prastowo, 2013)
pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang di sesuaikan dengan
perkembangan dan kecenderungan siswa yang masih memahami suatu konsep
secara holistik.
b.Pentingnya Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik
dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat
memperoleh pengalaman langsung. Cara pengemasan pengalaman belajar yang
dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan belajar peserta didik.
Pengelaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan
proses pembelajaran lebihefektif.
17

Pentingnya pembelajaran tematik diterapkan di sekolah dasar pada


umumnya karena peserta didik masih melihat gejala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik).Perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisakan dengan
perkembangan mental, sosial dan emosional. (Rusman, 2011) mengemukakan
bahwa pembelajaran tematik disekolah dasar sangat penting disebabkan karena
pengalaman belajar sangat dibutuhkan oleh anak usia sekolah dasar, proses
pembelajaran menjadikan peserta didik aktif sehingga tidak merasa bosan dalam
kegiatan pembelajaran, mengembangkan keterampilan seperti berani berbicara
didepan kelas, selalu bekerja sama, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Hal
ini sejalan dengan pendapat (Astiningtyas,2018) pembelajaran tematik itu sangat
penting untuk meningkatkan soft skill dan hard skillpada peserta didik,
berdasarkan proses belajar yang aktif, menarik dan bermakna.
Pembelajaran tematik begitu penting bagi peserta didik karena dalam
penyajian konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu pembelajaran akan
membuat peserta didik mampu memahami konsep secara utuh dan membimbing
peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
c.Tujuan PembelajaranTematik
Penerapan pembelajaran tematik pada Kurikulum 2013 tentunya memiliki
tujuan tertentu yang dikemukakan oleh (Akbar, 2016) yaitu topik yang dipilih
yang dapat memusatkan perhatian peserta didik, materi pelajaran harus lebih
berkesan, mengembangkan kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama,
membuat peserta didik lebih semangat untuk belajar, dengan konteks tema yang
jelas akan merasakan manfaat dan maknabelajar. Adapun menurut BPSDMPK
dan PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Wahidmurni, 2017)
menyatakan bahwa tujuan pembelajaran tematik sebagai berikut:
1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama.
3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan.
18

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran


tematik agar dapat memberikan kemudahan peserta didik dalam memahami materi
serta dapat menambah semangat peserta didik untuk belajar karena materi yang
dipelajari merupakan materi yang bermakna.Peserta didik diajarkan untuk bisa
lebih memahami materi pelajaran dengan berkesan.
d. Karakteristik PembelajaranTematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar. Menurut (Rusman,
2011) pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik yaituguru hanya
sebagai fasilitator dan menjadikan peserta didik lebih aktif, memberikan sesuatu
yang bermakna pada sesuatu yang nyata, mata pelajarannya difokuskan pada tema
yang dekat dengan lingkungan peserta didik, kaitan antar satu mata pelajaran
lainnya hal ini sangat penting bagi peserta didik agar lebih cepatdipahami.
Pembelajaran tematik di sekolah dasar guru harus mampu menguasai
karakteristik pembelajaran tematik berikut karakteristik pembelajaran tematik
menurut (Sudirman, 2014):
1) Konsep penyampaian oleh berapamateri.
2) Pemisahan materi tidak begitujelas.
3) Beberapa mata pelajaran dikelompokkan berdasarkan satutema.
4) Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
5) Meiliki pengalaman secaralangsung.
6) Lingkungan peserta didik bersifatfleksibilitas.
7) Hasil pembelajaran sesuai minat dan kebutuhanpeserta didik.
Berdasarkan pendapat sudirman, dapat dikatakan bahwa karakteristik
pembelajaran tematik bersifat pada peserta didik yang akan diberikan pengalaman
langsung dan guru yang akan berperan sebagai fasilitator dan harus bersifat luwes
yang mengaitkan dari satu mata pelajaran lainnya atau mengaitkan dengan
lingkungan dimana sekolah atau peserta didikberada.
e.Prinsip PembelajaranTematik
Pembelajaran tematik dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
kemampuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh melalui proses pembelajaran
jadi setiap guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang berkenan dengan
pembelajaran tematik dalam materi Kurikulum 2013 menurut (Akbar, 2016)
19

prinsip pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut:


1)Memiliki satu tema yang aktual,dekat dengan dunia peserta didik dan ada dalam
kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang
beragam dari berapa muatan.
2)Memilih materi dari beberapa muatan yang saling terkait sehingga dapat
mengungkapkan tema secarabermakna.
3)Tidak bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi pembelajaran
tematik harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran
yang memuat dalam kurikulum,
4)Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema, selalu
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuanawal.
Berdasarkan prinsip diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik berangkat dari tema yang terdiri atas kumpulan kompetensi dasar dari
beberapa muatan yang disatukan berdasarkan kesesuain dan keterkaitan
subtansinya.Materi yang diintegrasikan dalam pembelajaran disesuaikan dengan
karakteristik, minat, dan kemampuan peserta didik.
f.Tahapan- Tahapan Pelaksanaan PembelajaranTematik
Tahapan dalam pembelajaran tematik melalui beberapa tahap. Menurut
(Prastowo, 2019) tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan
materi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1)Menentukan tema, tema yang dipilih adalah tema yang memungkinkan adanya
proses berfikir peserta didik.
2)Tema harus memperhatikan tiga domain kompetensi dasar yaitu ranah sikap,
ranah pengetahuan, dan ranahketerampilan.
3)Mendesainrencana pembelajaran.Tahapan ini mencangkup pengorganisasian
sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan
kegiatan dalamtema.
4)Guru dan peserta didik menciptkan suasana aktivitas kelompok dan diskusi agar
membuat peserta didik dapat berperanaktif.
Berdasarkan uraian diatas, tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
itu sangat penting harus memperhatikan tema, dan tema tersebut sesuai dengan
20

arah kognitif, afektif, dan psikimotor. Mendesain rencana pembelajaran sesuai


yang akan guru terapkan yang akan menciptkan peserta didik menjadi aktif dalam
pembelajaran.
2.Perangkat PembelajaranTematik
Perangkat pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam
pembelajaran karena dapat membantu guru dan peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perangkat pembelajaran
menjadi panduan penting agar materi pembelajaran tematik SD/MI dapat
terlaksana dengan sistematis dan mempermudah guru jika lupa materi yang akan
disampaikan.
Adapun manfaat perangkat pembelajaran tematik SD/MI bagi guru yaitu:
1) Menjadi panduan penting agar penyampaian materi pelajaran tematik
SD/MI dapat terlaksana secarasistematis.
2) Sebagai pelengkap administrasi sekolah sebagai salah satu syarat
profesionalitas guru.
3) Mempermudah guru jika lupa materi yang akandisampaikan
Pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah memerlukan perangkat
pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan kompotensi yang
diharapkan.Seorang guru dituntut untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran
dengan sebaik-baiknya sebelum mengajar. Perangkat pembelajaran sebagai
berikut:
a.RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut (Majid, 2014) adalah
“rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang diterapkan dalam standar isi dan telah
dijabarkan dalam silabus”.Selain pendapat Majid juga dikemukakan oleh(Akbar,
2016)“RPPdibuatuntukmemudahkangurudalammelakukan kegiatan pembelajaran
sehingga dapat membantu peserta didik mencapai kompotensi yang diharapkan
melalui kegiatan pembelajaran yang bermakna”.RPP menjadi pedoman bagi guru
kelas maupun guru mata pelajaran dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu yang ditetapkan dan guru harus memiliki perangkat
pembelajaran yang cukup agar dapat menyelenggarakan pembelajaran dengan
21

baik dan mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan.


Berdasarkan hal diatas, maka RPP adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus.Penyusunan rencana pembelajaran ini sangat diperlukan,
sebab RPP menjadi acuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah
dijabarkan dalam silabus.
1) Komponen-KomponenRPP
Penyusunan RPP diperlukan komponen-komponen agar pelaksanaan dalam
pembelajaran dapat dilakukan dengan baik. Adapun komponen-komponen
rencana pembelajaran menurut (Rusman, 2017) yaitu:
a) Tema yang akan dipelajari dalam pembelajaran.
b) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas,
semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan.
c) Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai.
d) Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari peserta didik dalam
rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
e) Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus
dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan
sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).
f) Alat dan media yang digunakan untukmemperlancar pencapaian kompetensi
dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan tematik sesuai
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
g) Penilaian dan tidak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan
untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tidak lanjut hasil
penilaian (Rusman, 2017).
Berdasarkan pendapat diatas, bahwa penyusunan RPP perlu diperhatikan
komponen-komponen penyusunannya agar guru lebih mudah dalam
mengaplikasinnya dalam proses pembelajaran karena memang kebutuhan seorang
guru itulah yang membuat RPP itu penting.
22

2)Prinsip-Prinsip PengembanganRPP
Pengembangan RPP tentu memiliki prinsip-prinsip dalam penyusunan RPP
Menurut (Majid, 2014) adapun prinsip-prinsipnya yaitu memperhatikan perbedaan
individu peserta didik, mendorong peserta didik untuk aktif, membiasakan
membaca dan menulis, memberikan umpan balik, keterkaitan dan keterpaduan,
menerapkan teknologi informasi dankomunikasi.
Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan RPP bahwa dengan
memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi dan gayabelajar.
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat kreativitas dan semangat belajar didik agar
memberikan umpan balik yang positif, penguatan, pengayaan dan remedial.
Dalam keterkaitan dan keterpaduan disusun untuk memperhatikan keterkaitan
danketerpaduanSK,KD,materipembelajaran,kegiatanpembelajaran,indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu kebutuhan
pengalaman belajar.
3)Langkah-Langkah PengembanganRPP
a) KegiatanPendahuluan
Kegiatan pendahuluan meliputi orientasi yang memusatkan perhatian
peserta didik pada materi yang akan di belajarkan, dengan cara menunjukkan
benda yang menarik, memberikan ilustrasi, menampilkan slide animasi (jika
memungkinkan), fenomena alam, fenomena sosial dan lainnya. Memberikan
apersepsi atau pemahaman awal kepada peserta didik tertarik belajar.Memberikan
acuan yang dapat berupa penjelasan tema dan materi dari beberapa matapelajaran.
b) KegiatanInti
Kegiatan inti merupakan yang dikemukakan oleh (Rusman, 2016) “kegiatan
dalam rangka pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu yang menekankan pada
proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik (learning experience)”. Jadi
dapat disimpulkan pengalaman belajar bisa dalam bentuk kegiatan pembelajaran
di kelas maupun di luar kelas, baik dalam bentuk tatap muka ataupun non tatap
muka. Pengalaman belajar tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan mengembangkan bentuk- bentuk interaksi
23

langsung antara guru dengan peserta didik sedangkan pengalaman belajar non-
tatap muka dimaksudkan sebagai belajar lain yang bukan kegiatan interaksi guru
dan peserta didik.
Kompetensi inti merupakan kompetensi yang mengikat berbagai
kompotensi dasar kedalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan ,mata
pelajaran. Dalam kompetensi inti mencangkup tiga ranah yaitu ranah kompetensi
sikap, ranah kompetensi keterampilan, dan ranah kompetensi pengetahuan.
Kompotensi ini di rancang seiring dengan meningkatkan usia peserta didik pada
kelas tertentu. Berikut rumusan kompotensi inti menggunakan notasi Menurut
(Rusman, 2016), yaitu kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap
spiritual, kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial, kompetensi
Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan, kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk
kompetensi inti keterampilan.
Kompetensiintidisekolahdasarterbagimenjadiempatmacamyaitu,KI.1 (sikap
spiritual) K1.2 (sikap sosial) K1.3 (pengetahuan) K1.4 (keterampilan).Untuk KI.1
dan K1.2 sesungguhnya merupakan penjabaran atau operasionalisasi dari
kompetensi sikap.Kompotensi inti dari kurikulum 2013 merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik
pada saat setiap tingkat kelas. Kompetensi inti dan kompetensi dasar digunakan
sebagai dasar untuk perubahan buku teks pelajaran pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah (Permendikbud No.22 tahun 2016) Kompetensi inti bukan
hanya untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai
kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan.
Tabel 1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti Deskripsi kompetensi
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
Sikap Spiritual
yang dianutnya.
Menunjukkan perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam
Sikap Sosial
berinteraksi (keluarga, teman, guru, tetangga,
danNegara).
Memahami pengetahuan faktual, konspektual,
Pengetahuan prosedural, dan metakognitif dengan cara : mengamati,
menanya dan mencoba.
24

Menujukkan keterampilan berpikirdan bertindak : kreatif,


Keterampilan
produktif, kritis,mandiri, kalaboratif dan komunikatif.

(1) Pengertian Kompetensi Dasar


Kompetensi dasar yaitu kemampuan untuk mencapai kompetensi yang harus
diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Menurut (Abdul Majid Prastowo,
2015) “bahwa kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompotensi inti”. Jadi suatu komptensi
dasar itu suatu konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahauan, dan
keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta
didik.Kompetensi dasar menurut (Sanjaya, 2013) ialah perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak.Selain itu Chamsitian menyatakan bahwa kompetensi dasar
ialah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu (Akbar, 2013).
Dari berbagai uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa kompetensi dasar
merupakan turunan dari kompetensi inti yang harus dikembangkan peserta didik
dalam pembelajaran, baik dalam sikap spiritual, sosial, pengetahuan
danketerampilan.
Berdasarkan tiga domain kompetensi di atas bahwa kompetensi dasar pada
ranah pengetahuan atau kognitif meliputi enam jenjang proses berpikir yaitu,
kemampuan menghafal, kemampuan memahami, kemampuan menerapkan,
kemampuan menganalisis, kemampuan mengevaluasi, dan sintesis. Dalam ranah
psikomotorter dapat tujuh jenjang yaitu persepsi, kesiapan, respon, mekanisme,
respon tampak yang kompleks, penyesuaian, dan penciptaan. Ranah afektif yang
terdapat enam jenjang antara lain seperti menerima/menghargai,
mengorganisasi/mengelola, merespon/menanggapi, menilai/menghargai, dan
berkarakter. Kompetensi kognitif ini menjadi dasar dan pondasi bagi kompetensi
sikap.
(2) Mengembangkan Indikator
Indikator itu merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku peserta didik yang dapat di ukur mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.“Indikator merupakan ukuran tercapai tidaknya
25

suatu tujuan pembelajaran yang tersurat maupun tersirat dalam kompetensi dasar”
(Prastowo, 2015).Dalam indikator harus mengandung unsur-unsur yang dapat
memberikan petunjuk kepada penyusunan tes agar dapat mengembangkan tes
yang benar-benar dapat mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya. Unsur-
unsur tersebut menurut (Prastowo, 2015) itu dikenal dengan “ABCD” yang
berasal dari A (audience), B (behavioral), C (condition), D (degree)”.
Berdasarakan unsur-unsur diatas, bahwa dalam mengembangkan indikator
dijelaskan A=Audience adalah peserta didik yang akan belajar. B=Behavioral
adalah perilaku yang dimunculkan oleh peserta didik setelah selesai proses
belajarnya dalam pelajaran tersebut. C=Condition yaitu kondisi yang berarti
batasan yang dikenakan kepada peserta didik pada saat tes. D=Degree adalah
tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai suatuperilaku.Indikator
pencapaian kompetensi merupakan pengukur sikap peserta didik melalui
observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar.Indikator
pencapaian kompetensi dikembangkan berdasarkan pada kompetensi dasar
dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO). Adapun daftar KKO
dibawah ini:
Tabel 2. Kata Kerja Operasional
Ranah Kata Kerja
No Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Operasional
1. Pengetahuan Mengingat Menyebutkan macam-macam
tumbuhan.
2. Pengetahuan Memahami Menjelaskan nilai-nilai pancasila yang
terkandung dalam sila ketuhan yang
maha esa dan sila kemanusianyangadil
dan beradap.
3. Pengetahuan Menerapkan Menuliskan ciri-ciri teks investigasi.
4. Pengetahuan Menganalisis Membedakan teks investigasi dan teks
deskripsi.
5. Pengetahuan Mengevaluasi Menentukan hasil operasi hitung yang
melibatkan berbagai bentuk pecahan.
6. Keterampilan Mencoba Mencari, mengelola infromasi, serta
membuat kesimpulan dan
mengomunikasikan hubungan
keterkaitan manusia dan kondisi
geografis, serta pengaruhnya bagi
kehidupan sosial budaya
dalambentuklaporan.
7. Keterampilan Mencipta Berkreasi mengelolah umbi dengan
cara sederhana menjadi satu
jenismakanan.
26

8. Keterampilan Menyaji Menyajikan kreasi hasil pengelolaan


makanan dalam kegiatan pameran
secara sederhana.

Pada tabel tersebut menujukkan bahwa KKO diambil dari teori Tasknomi
Bloom yang direvisi di dalamnya merukuk 8 fase dalam belajar yang harus
diterapkan, seperti: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencoba, mencipta dan menyaji. Selanjutnya KKO harus
dikembangkan melalui IPK, disebabkan setiap guru harus punya capaian yang
akan dituju untuk menghasilkan pembelajaran yang sukses.
(3) Menyusun Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi yang bersifat
operasional yang di targetkan atau di capai oleh peserta didik dalam RPP. Tujuan
pembelajaran akan mendorong komitmen guru untuk menciptakan pengalaman
belajar yang menarik, efektif, dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Pengalaman belajar yang di maksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran bervariasi dan berpusat kepada peserta didik.
Penyusanan rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP tematik yaitu dilihat
dari pengembangan indikator, jika sudah paham akan penyusunan indikator maka
sudah pasti bisa menyusun rumusan tujuan pembelajaran. Karena tujuan
pembelajaran ditarik dari rumusan indikator. Dalam penyusunan rumusan tujuan
pembelajaran ini ada penambahan sebuah kalimat yang akan diberikan kepada
peserta didik untuk menguasai kompetensi pembelajarantersebut.
Rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP tematik sama dengan rumusan
indikator. Hanya saja, pada bagaian awal ditambahkan suatu statement atau
pernyataan yang menjelaskan tentang pengalaman belajar yang akan diberikan
oleh guru dalam proses pembelajaran supaya peserta didik dapat menguasai
kompetensi.
c) KegiatanPenutup
Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah mengukur tingkat keberhasilan
peserta didik maupun guru dalam kegiatan belajar mengajar.Kegiatan akhir dalam
pembelajaran tematik tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup
27

pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan pernilaian hasil belajar peserta didik dan
kegiatan tidak lanjut. Kegiatan tidak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada
proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini
relatif singkat.Oleh Karena itu, guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu
seefisien mungkin. Kegiatan penutup dan tidak lanjut dalam pembelajaran tematik
diantaranya:Guru bersama dengan peserta didik refleksi dan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran,melaksanakan ulangan harian atau penilaian formatif, atau
menilai aktivitas proses dan karya peserta didik,melaksanakan tindak lanjut
pembelajaran melalui kegiatan pemberian tugas/latihan atau proyek yang harus
dikerjakan di rumah,memberikan penguatan terhadap bahan pelajaran yang di
anggap sulit oleh peserta didik,menginformasikan tema/sub tema/pembelajaran
selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dan,menutup kegiatan
pembelajaran(Rusman,2016).
Berdasarkan hal tersebut bahwa kegiatan akhir atau penutup diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan
maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari peserta didik serta keterkaitannya dengan pengalaman peserta didik
sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Cara yang dapat di pakai guru dalam menutup pembelajaran adalah
meninjau kembali dan mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran, dalam
kegiatan penutup meninjau kembali dapat di lakukan dengan merangkum inti
pelajaran atau membuatringkasan.
b.BahanAjar
1) Pengertian BahanAjar
Bahan ajar memiliki posisi penting dalam pembelajaran, yaitu sebagai
repsentasi dari penjelasan guru.Keterangan-keterangan guru, uraian-uraian yang
harus disampaikan guru, dan informasi yang harus disajikan guru dihimpun di
dalam bahan ajar. Menurut (Akbar, 2016) bahan ajar merupakan seperangkat
materi atau subtansi pelajaran yang disusun secara sistematis serta menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Dikmenjur merupakan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat materi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematis yang berisi
28

kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik.


Menurut Andi Prastowo bahan ajar secara umum ialah semua bahan (teks,
alat, informasi) yang dirangkap secara teratur dengan menyajikan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dipahami oleh peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan pengamatan implementasi
pembelajaran. Bahan Ajar dapat terwujud benda dan isi pendidikan.Isi pendidikan
tersebut berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap. Sumber lain menjelaskan
bahwa bahan ajar merupakan jenis buku yang digunakan dalam aktivitas belajar
dan mengajar.
Guru harus memiliki bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik
sasaran, tuntunan pemecahan masalah belajar. Bagi guru pengembangan bahan
ajar di gunakan untuk keperluan pembelajaran yang akan di lakukan analisis
terhadap karakteristik yang berkaitan dengan keadaan peserta didik, potensi
sekolah dan lingkungan, sumber belajar yang tersedia, serta dukungan lainnya.
Dua hal yang perlu di perhatikan oleh para guru untuk memilih bahan ajar
yang akan di gunakan yaitu format dan isi bahan ajar. Jika telah mengacu pada
tujuan yang akan di capai peserta didik, mencakup kompetensi dasar dan standar
kompetensi dasar dan standar kompetensi, dan memperhatikan kelayakan isi,
komponen kelayakan bahasa, serta komponen penyajian maka bahan ajar tersebut
dapat di katakan baik. Isi bahan ajar harus berhubungan erat dengan pelajaran-
pelajaran lainnya, lebih baik lagi jika dapat menunjangnya dengan terencana
sehingga semuanya adalah suatu kebulatan yang utuh dan terpadu. Dalam standar
mutu buku matematika terdapat tiga aspek yang perlu di perhatikan, yaitu aspek
isi materi, cara menyajikan materi, dan bahasa yang di gunakan untuk menyajikan
materi.
Berdasarkan pendapat diatas, bahwa bahan ajar merupakan suatu
bahan/materi yang disusun secara sistematis yang akan di gunakan guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang di harapkan.
Bahan ajar itu disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis,
sehingga tercipta suatu lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta
didik belajar.
29

2) Karakteristik Bahan Ajar


Memilih bahan ajar di mulai dengan memahami karakteristik bahan ajar
akan diberikan. Ada beberapa hal yang perlu dipahami mengenai karakteristik
bahan ajar. Yang dikemukakan oleh (Hajrianto Akbar, 2016) yaitu tujuan umum
pembelajaran,tujuan khusus pembelajaran, petunjuk khusus penggunaan buku
ajar, uraian isi pelajaran yang di susun secara sistematis, gambar atau ilustrasi
untuk memperjelas isi pelajaran,rangkuman,evaluasi formatif dan tidak lanjut
untuk kegiatan belajar, daftar bacaan, kunci jawaban.
Karakteristik-karakteristik tersebut diperlukan dalam mengembangkan
bahan ajar yang berkualitas, sebuah bahan ajar yang didesain secara lengkap
untuk memberikan wawasan penuh bagi peserta didik.Bahan ajar haruslah berisi
materi yang memadai, bervariasi, mendalam, mudah dibaca, serat sesuai minat
dan kebuthanpeserta didik.
c.Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPDTematik)
1) PengertianLKPD
Pembelajaran yang akan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga terbentuk interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik. Menurut
Ozmen dan Lembar kerja peserta didik yang disingkat dengan LKPD yaitu salah
satu dari perangkat.Menurut (Yildirim, 2011)“LKPD suatu lembaran yang berisi
pekerjaan atau bahan-bahan yang memuat peserta didik lebih aktif dari
mengambil makna dari proses pembelajaran”.(Waristo, 2012) juga
mengungkapkan bahwa LKPD merupakan “sumber belajar penunjang dalam
pembelajaran yang berisi ringkasan materi, latihan soal, disertai pertanyaan untuk
dijawab, dan isian untuk di isi atau diagram untuk dilengkapi”. (Khotimah, 2017)
LKPD sangat membantu dalam mengaktifkan peserta didik dalam proses
pembelajaran, membantu mengembangkan keterampilan proses, sebagai pedoman
bagi pendidik dan peserta didik dalam melaksankan proses pembelajaran.Dalam
sebuah pembelajaran LKPD memiliki peranan yang sangat penting karena LKPD
merupakan pedoman pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan
pemberian tugas-tugas kepada peserta didik.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, bahwa LKPD sangat membantu
dalam kegiatan pembelajaran peserta didik yang tidak hanya mendengarkan guru
30

tetapi juga dapat menuntun peserta didik dalam melakukan kegiatan seperti
melakukan pengamatan, percobaan, mengidentifikasi, membuat tabel, serta
mencatat hasil penelitiannya pada LKPD.
2) Langkah-Langkah Menyusun LKPDTematik
Proses penyusunan LKPD harus berkesesuaian pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Hal ini sesuai dengan pendapat
suyanto (Khotimah, 2017)yang menyatakan bahwa dalam penyusunan LKPD
harus memperhatikan langkah yaitu: Pertama, Melakukan analisis kurikulum,
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi pembelajaran, serta
alokasi waktu. Kedua, Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan
belajar yang paling sesuai dengan hasil analisis SK,KD, dan Indikator. Ketiga,
menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar. Keempat,
menyusun LKPD sesuai dengan kegiatan eksplorasi dalamRPP.
Selain yang dikemukakan oleh Suyanto, juga dikembangkan oleh (Rusdi,
2008) langkah-langkah dalam persiapan LKPD dapat dikelompokan dalam empat
tahap sebagai berikut: Pertama, Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan
memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar peserta didik, dan kompetensi
yang harus dicapai peserta didik.Kedua, Menyusun peta kebutuhan LKPD. Peta
kebutuhan LKPD berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKPD dan urutan
LKPD.Ketiga, menentukan judul-judul LKPD. Judul LKPD harus sesuai dengan
KD, 23 materi pokok dan pengalaman belajar.Keempat, penulisan LKPD.
(Khotimah, 2017).
Penjelasan di atas membimbing dalam penyusunan LKPD secara sempurna
sehingga menjadi bahan ajar yang berkualiatas dalam proses pembelajaran, seperti
yang kualitas cetak yang baik, isi materi yang sesuai jenis kegiatan yang tepat dan
latihan soal/pertanyaan yang produktif. Hal ini menjadi bahan perhatian guna
menyusun LKPD. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat
dikerjakan secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku atau referensi lain
yang terkait dengan materitugasnya.
31

d.Media Pembelajaran
Kata media dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara, atau penghantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara (Wasaa
Ilu) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sehingga media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Association for Education and
Communication Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala
bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi. National
Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang
dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sehingga media itu berarti
perantara atau penghubung berupa tulisan, gambar, suara, animasi serta video
untuk mempermudah menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima. Apabila
media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media
pembelajaran. Jadi dapat diartikan secara keseluruhan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar atau pembelajaran
terjadi.
Banyak ahli yang memberikan pendapat tentang pengertian media
pembelajaran.Menurut Gerlach dan P. Ely media pembelajaran dalam arti luas dan
sempit.Media dalam arti luas yaitu orang, material atau kejadian yang dapat
menciptakan kondisi sehingga memungkinkan pelajar dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru.Dalam pengertian ini maka guru,
buku, dan lingkungan termasuk media.Sedangkan dalam arti sempit yang
dimaksud dengan media adalah grafik, potret, gambar, alat-alat mekanik dan
elektronik yang digunakan untuk mengungkap, memproses serta menyampaikan
informasi visual dan verbal.
Menurut Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti
32

radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat
semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan,
maka merupakan media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan bagian integral dalam sistem
pembelajaran.Banyak macam media pembelajaran dapat
digunakan.Penggunaannya meliputi manfaat yang banyak pula.Penggunaan media
pembelajaran harus didasarkan pada pemilihan yang tepat. Sehingga dapat
memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses
pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses
belajar.
Bentuk-bentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan
pengalaman belajar agar menjadi konkret. Penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta
didik. Anak usia sekolah dasar masih berpikir operasional konkret, artinya
pembelajaran yang dilakukan guru harus konkret dan sederhana sehingga mudah
untuk dipahami oleh peserta didik, untuk itu penggunaan media dan sumber
belajar merupakan suatu keniscayaan atau keharusan jika ingin mendapatkan hasil
belajar yang optimal. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran tematik harus
diperhatikan mengenai optimalisasi penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi. Tanpa media yang bervariasi maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran
tematik tidak akan berjalan secara denganefektif.Contoh media yang digunakan
untuk sumber daya pendukung keberhasilan pelaksanaan Pembelajaran, yaitu:
1) Audio (pita audio/kaset, piringan audio, dan radio/rekaman siaran).
2)Cetak (buku teks program, buku pegangan,buku tugas).
3)Audio cetak (buku latihan dilengkapikaset, gambar/poster dilengkapi audio).
4)Proyek visual diam ( film bingkai/slide, film rangkai).
Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat
divariasikan ke dalam penggunaan media visual, media audio dan media audio-
visual.Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat.Media visual ini
33

biasanya paling sering digunakan oleh guru sekolah dasar untuk membantu
menyampaikan isi tema pembelajaran yang sedang dipelajari.Contohnya gambar-
gambar yang disajikan secara fotografik (seperti grafik, bagan, diagram, posret,
kartun dan komik).Penggunaaan media audio yaitu media yang mengandung
pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk mempelajari isi
tema. Menurut (Rusman, 2016).“Penggunaan media audio dalam pembelajaran
tematik di sekolah dasar pada umumnya untuk melatih keterampilan yang
berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan”.
Berdasarkan jenis media yang telah dikemukakan di atas, tampaknya yang
lebih sempurna ialah penggunaan media audio-visual.Media audio-visual
merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut
dengan media pandang dengar. Dengan menggunakan media audio-visual ini
maka penyajian isi tema akan semakin lengkap. Selain itu media ini dalam batas-
batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru.
e.Penilaian Pembelajaran Tematik
Kurikulum 2013 kegiatan penilaian pembelajaran di SD telah bergeser ke
era model penilaian baru yang lebih representatif dan mampu menggambarkan
kemampuan yang nyatanya yang berhasil dikuasai oleh peserta didik atau biasa
disebut penilaian autentikPenilaian dalam pembelajaran tematik hendaknya valid,
mendidik, berorientasi pada kompetesi, adil, dan objektif. Dalam Pemendikbud RI
No.66 Tahun 2013 disebutkan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian
yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input),
proses, dan keluaran(output).
Menurut (Kunandar Prastowo, 2015) “menjelaskan ketiga jenis penilain
input, proses dan output”. Penilaian input adalah penilaian yang di lakukan
sebelum pembelajaran dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan agar
mengetahui kemampuan awal peserta didik. Penilaian proses merupakan yang
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui pencapaian
kompetensi peserta didik, proses penilaian biasanya dilakukan dengan
memberikan PR,memberikansoallatihan,danpengamatanwaktudiskusi.Sedangkan
penilaian output adalah penilaian-penilaian yang dilakukan setelah selesai
34

pembelajaran, penilaian output biasanya dilakukan dengan ulangan harian, ujian


tengah semester, dan ujian akhir semester. Teknik penilaian yang digunakan
dalam penilaian dalam penilaian autentik.Untuk menilai kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dijelaskan dalam Permendikbud No.66 Tahun
2013.
1)Penilaian Kompetensi Sikap
Guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian
diri, penilaian teman sejawat (peer evalution) oleh peserta didik dan jurnal.
Menurut Permendikbud RI N0.66 Tahun 2013 ada tiga jenis instrumen yang dapat
dilakukan sebagai berikut:
a) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan idra, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang di amati. Observasi langsung dilaksanakan
oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain, seperti guru lain,
orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah.
b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaianpeserta didik.
c) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi, instrumen yang di gunakan berupa lembar penilaian
antarpeserta didik.
d) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap danperilaku.
2) Penilaian KompetensiPengetahuan
Guru menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penungasan. Menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 ada tiga jenis penilaian
kompetensi pengetahuan sebagai berikut:
a) Instrumen tes tulis berupa soal latihan pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
35

benar-salah, menjodohkan, dan uaraian, instrumen uraian dilengkapi


pendomanpenskoran.
b)Instrumen tes lisan berupa daftarpertanyaan.
c)Instrumen penungasan berupa penjelasan berupa pekerjaan rumah atau proyek
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
3) Penilaian KompetensiKeterampilan
Guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penialain yang menuntut peserta didik mendomenstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik,proyek, dan penilaian porfotolio.Yang
dijelaskan dalam Permendikbud RI No.66 Tahun 2013 sebagai berikut:

a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respons berupa keterampilan


melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntunankompetensi.
b)Proyek adalah tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupunlisan.
c)Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang yang bersifat reflegtif-
integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas
peserta didik dalam kurun waktu tertentu. karya tersebut dapat berbentuk
tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadaplingkungannya.
Berdasarkan kelima perangkat di atas, dalam merancang sebuah
pembelajaran tematik maka menjadi fokus permasalahan menyusun rancangan
pembelajaran tematik seperti: RPP, bahan ajar, LKPD, media pembeljaran dan
penilaian pembelajaran.
3.Analisis
Menurut (Spradley Sugiyono, 2015) mengatakan bahwa analisis adalah
sebuah kegiatan untuk mencari suatu pola selain itu analisis merupakan cara
berpikir yang berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk
menentukan bagian, hubungan antar bagian dan hubungannya dengan
keseluruhan. Menurut (Peter Salim dan Yenni Salim, 2002) dalam (Zakky, 2020)
Pengertian analisis antara lain adalah sebagai berikut 1) Analisis adalah
36

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk


mendapatkanfakta yangtepat (asal usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan
sebagainya). 2) Analisis adalah penguraianpokok persoalan atas bagian-bagian,
penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan
pengertian yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan. 3) Analisis adalah
penjabaran(pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya setelah ditelaah secara
seksama.
4.KesulitanGuru
a.Definisi kesulitan guru
Kesulitan yang biasanya dihadapi guru dalam pembelajaran adalah kesulitan
dalam perangkat pembelajaran.(Rohani, 2010) bahwa kesulitan guru dapat
diartikan sebagai “bila guru merasa benar-benar tidak mampu berbuat apa-apa lagi
dalam menghadapi ulah peserta didik,maka kemungkinan yang di hadapinya
adalah perasaan ketidakmampuan”. (Hamalik, 2014) kesulitan guru adalah adanya
masalah karna guru tersebut merasa tidak puas dengan apa yang sedang terjadi
dan dia memandangnya sebagai suatu yang perlu di preoritaskan. (Asep, 2008)
Kesulitan dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam
proses mengajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu bagi seorang guru
dalam kegiatan mengajarnya untuk memperoleh hasil yang ingin dicapai,
hambatan itu mungkin disadari ataupun tidak disadari oleh seorang guru, baik
bersifat psikologis, sosiologis atau fisiologis dalam proses mengajar.
b. Jenis kesulitan guru
Adapun jenis kesulitan guru pada saat melakukan pembelajaran tematik
yaitu seperti terkendala dalam menyusun RPP, Bahan Ajar, LKPD, Media
Pembelajaran dan Penilaian.Pembelajaran di kelas tinggi Kecamatan Ponrang
Kabupaten Luwu dalam perencanaan pembelajaran tematik yang menjadi sulit
bagi guru yaitu masih kebingungan dalam merancang sebuah RPP di kelas tinggi
karna cakupan materinya lebih kompleks sehingga sulit untuk memadukan materi
pelajaran menjadi sebuah tema dan kadang memberikan pembelajaran tematik
tetapi lebih sering menggunakan pembelajaran terpisah, guru kesulitan dalam
merancang RPP, Bahan Ajar, dan guru terhambat dalam merancang penyusunan
LKPD, dan guru kesulitan dalam membuat Media Pembelajaran yang menarik
37

dan guru kesulitan dalam minilai peserta didik.

2.2 Penelitian yang relevan


Penelitian yang relevan adalah penelitian yang terdahulu di gunakan
sebagai acuan dan pembanding penelitian yang di lakukan. Penelitian ini bukanlah
penelitian yang awal, terbukti dengan telah adanya penelitian yang lain yang
sejenis dengan ini dalam materi yang berbeda. Dengan demikian penelitian ini
bersifat meneruskan penelitian sebelumnya untuk bisa memberikan beberapa
manfaat pada dunia pendidikan dasar. Diantara penelitian yang telah ada yaitu:
1.Penelitian yang di lakukan oleh (Vedra Oeta Samira, 2022) dengan judul
“penelitian analisis kesulitan mengajar guru pada pembelajaran tematik di
kelas tinggi MI NWDI”.Berdasarkan hasil penelitian dengan menganalisis
kesulitan mengajar guru pada pembelajaran tematik di kelas tinggi MI
NWDI adalah pada penerapan pembelajaran tematik di MI NWDI guru
belum maksimal dalam melaksanakan pembelajaran tematik.Terlihat dari
perangkat pembelajaran RPP yang guru susun adalah RPP satu lembar di
mana guru belum melampirkan instrument penelitian secara menyeluruh,
pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas tinggi belum sesuai dengan
lembar perencanaan pembelajaran RPP yang telah di buat oleh
guru.Penyampaian materi masih terlihat terpisah antar mata pelajaran
bahkan guru menjelaskan materi tidak berbentuk tema melainkan per mata
pelajaran.
2.Penelitian yang di lakukan oleh (Miftakhul Jannah, 2020) dengan judul “Analisi
Kesulitan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik dengan kurikulum
2013 terevisi di SD negeri pangebatan kecamatan karanglewas kabupaten
banyumas”.Metode penelitian yang di gunakan pada penelitian ini yaitu:
penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian
adapun masalah yang di rasakan oleh guru terkait pada proses penilaian
yaitu yang pertama adalah keterbatasan waktu yang di miliki oleh guru di
mana guru harus membagi waktu antara penyampaian materi, pemberian
tugas, dan proses evaluasi. Kedua yaitu masalah pada jumlah siswa yang
banyak dalam satu kelas di mana guru harus mengamati kurang lebih 30
38

siswa dalam sekali pertemuan. Ketiga yaitu guru kesulitan dalam


mengarahkan siswa yang belum memiliki sikap yang baik di mana ada
proses pembelajaran berakhir masih ada beberapa siswa yang acuh terhadap
pembelajaran.
3.Penelitian yang di lakukan oleh (Anggun Pramesty, 2021) dengan judul
“Analisis kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada siswa
kelas V SDN 5 merak batin natar lampung selatan”.Berdasarkan hasil
penelitian ini mengungkapkan bagaimana kesulitan belajar siswa pada
pembelajaran tematik dan faktor yang mempengaruhinya. Kesulitan
membuat pemahaman baru (Metacognition). Siswa lamban dalam
memproses sesuatu (Processing speed). Siswa sulit menafsirkan apa yang di
rasakan, di dengar, dan di lihat (perception). Siswa kurang perhatian dan
kurang fokus dalam belajar (Attention). Terlalu banyak kegiatan yang
kurang bermanfaat yang siswa lakukan sehingga sulit untuk mengingat
materi pelajaran (Memory). Faktor yang menyebabkan siswa mengalami
kesulitan belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yang mempengaruhinya yaitu kurangnya perhatian dalam belajar
(konsentrasi), kurangnya partisipasi dan respons siswa saat mengikuti
kegiatan belajar mengajar (reaksi) lambatnya siswa dalam memahami materi
(pemahaman), dan nilai ulangan yang tidak tuntas (ulangan). Sedangkan
faktor eksternal yang mempengaruhinya yaitu pengaruh teman di
lingkungan masyarakat (lingkungan sosial masyarakat).
2.3 KerangkaPikir
Pembelajaran tematik dilaksanakan disekolah dasar karena pada dasarnya
peserta didik masih belum bisa berpikir secara holistik dengan subjek yang
konkret, maka pembelajaran tematik di SD lebih menekankan pada keterlibatan
peserta didik dalam proses belajar atau mengarahkan peserta didik secara aktif
terlibat dalam proses pembelajaran.
Konsep pembelajaran tematik yaitu memadukan beberapa kompetensi
dasar dalam sebuah tema dan menjelaskan kompetensi dasar tertentu dengan
memadukan materi dari pelajaran lain. Yang menjadi kesulitan bagi guru dalam
menyusun rancangan pembelajaran tematik di SDN 294 Kecamatan Ponrang
39

Kabupaten Luwu yaitu kesulitan dalam menyusun rancangan pembelajaran


tematik dikelas tinggi seperti RPP, Bahan Ajar,LKPD, Media Pembelajaran dan
Penilain Pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori, penelitian ini
bertujuan untuk menganalis kesulitan guru dalam menyusun rancangan
pembelajaran tematik yang menjadi sulit bagi guru yaitu masih kebingungan
dalam merancang sebuah perangkat-perangkat pembelajaran sesuai dengan
kurikulum 2013. Dalam penyusunan perangkat pembelajaran merupakan suatu hal
yang penting bagi guru melaksanakan proses pembelajaran, namun dalam
menyusun perangkat pembelajaran sebagian guru mengalami kesulitan dalam
menggelompokkan kata-operasional pada Taksnomi Bloom dan menerapkannya
dalam penentuan indikator serta penilaian.
40

Kesulitan dalam menyusun rancangan


pembelajaran tematik dikelas tinggi

1. Kesulitan guru dalam merancangRPP


2. Kesulitan guru dalam merancang bahan ajar
3. Kesulitan guru dalam merancang penyusunan
LKPD
4. Kesulitan guru dalam merancang media
pembelajaran
5. Kesulitan guru dalam merancang penilaian

Analisis kesulitan guru dalam menyusun rancangan


pembelajaran tematik dikelas tinggi SDN 294
Padang Katapi Kecamatan Ponrang Kabupaten
Luwu

Gambar 1. Kerangka pikir


41

BAB III

METODEPENELITIAN

3.1 Jenis dan PendekatanPenelitian


1. Jenis Penelitian
Dalam suatu penelitian seorang peneliti harus menggunakan jenis penelitan
yang tepat.Hal ini dimaksud agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas
mengenai masalah yang dihadapi serta langkah-langkah yang digunakan dalam
mengatasi masalahtersebut.
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Kualitatif dimana peneliti ditempatkan sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan analisis data
bersifat induktif (Sugiyono, 2010).
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian studi kasus digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah
kejadian atau masalah yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam
informasi yang kemudian diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar masalah
yang diungkap dapat terselesaikan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2023/2024 dan
bertempat di SDN 294 Padang Katapi Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.
Peneliti memilih sekolah tersebut berdasarkan pada pertimbangan:
1. Tempat mudah dijangkau.
2. Kepala sekolah dan guru cukup terbuka untuk menerima pembaharuan
dalam pendidikan terutama hal-hal yang mendukung dalam proses
pembelajaran.
3. Guru mengalami kesulitan dalam menyusun rancangan pembelajaran
tematik dikelas tinggi.

3.3 Subjek dan objek Penelitian


Subjek penelitian adalah informan yang diamati sebagai sasaran penelitian,
serta memberikan informasi/data dalam penelitian menjadi komponen utama yang
42

dijadikan sebagai sumber informasi. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah
guru-guru yang ada dikelas tinggi, antara lain: dua guru kelas IV, dua guru kelas
V, dan dua guru kelas VI. Adapun objek penelitian adalah pokok persoalan yang
hendak diteliti untuk mendapatkan data secara terarah, sehingga yang menjadi
objek dalam penelitian ini yaitu adalah kesulitan yang dihadapi guru dalam
menyususn perangkat pembelajaran pada pembelajaran tematik.

3.4 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian yaitu langkah-langkah yang dipakai untuk
mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan penelitian yang akan diajukan
didalam penelitian. Dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, Tahap mengolah data. Masing-masing tahap diuraikan sebagai
berikut:
1. TahapPersiapan
Persiapan merupakan tahap awal dalam penelitian yang menyusun
rangkaian atau kerangka yang akan dilakukan untuk memperoleh data dengan
merencanakan semua kegiatan yang akan menunjang penelitian. Adapun kegiatan
tersebut antara lain:
a)Mengurus surat izinpenelitian.
b)Menganalisis perangkat pembelajaran.
c)Menyusun pedoman wawancara.
2. TahapPelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu menganalisis perangkat
pembelajaran guru serta melakukan wawancara kepada guru kelas tinggi terkait
kesulitan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran tematik dikelas tinggi.
3. Tahap Mengelola Data
Penyusunan penelitian merupakan tahap mengelola data yang diperoleh dari
pelaksanaan penelitian, adapun kegiatan sebagai berikut:
a)Mengolalah data yang diperoleh saat melakukan penelitian.
b)Menganalisis data yang diperoleh saat melakukan penelitian.
c)Menarik kesimpulan dari data penelitian yang telah diolah.
d)Menyusun laporan hasil penelitian.
e)
43

3.5 Teknik PengumpulanData


Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam sebuah penelitian
sebab harus teliti agar data yang diperoleh itu data valid. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang akan lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2018). Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan disusun
terlebih dahulu kemudian ditanyakan ke setiap responden.
2. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mendapat gambaran atau informasi yang
jelas tentang kondisi dilapangan.Penggunaan teknik dokumentasi dalam penelitian
ini hanya sebagai pelengkap penelitian.Berupa foto guru saat melaksanakan
wawancara, foto perangkat pembelajaran.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen peneliti ini adalah alat bantu yang digunakan dalam metode
pengambilan data oleh peneliti untuk menganalisis hasil penelitian yang dilakukan
pada langkah penelitian selanjutnya. Menurut Sidiq (2019) instrumen penelitian
adalah pedoman tertulis tentang wawancara atau pengamatan atau daftar
pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi.Demi kecukupan
referensial, peneliti dapat menggunakan, kamera (foto atau video), catatan
lapangan, hasil wawancara serta perekam suara.Adapun instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah wawancara terstruktur.Setiap pertanyaan
dalam wawancara disusun sesuai dengan indikator-indikator pada permasalahan
variabel yang diteliti.
44

3.7 Pemeriksaan Keabsahan Data


Pemeriksaan keabsahan data merupakan salah satu langkah awal kebenaran
dalam analisis.Data.Pemeriksaan keabsahan data dilakukan untuk membuktikan
apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah
sekaligus untuk menguji data yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian
ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh.Menurut (Sidiq, 2019)
triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan cara, dan berbagai waktu. Oleh karena itu, Menurut
(Sugiyono, 2017) ada tiga macam triangulasi yaitu sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber, digunakan untuk menguji kreadibilitas data yang


dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui sumber.
Sumber data yang dalam penelitian ini terdiri atas dua guru kelas IV,dua guru
kelas V,dan dua guru di kelas VI SDN 294 Padang Katapi Kecamatan Ponrang
Kabupaten Luwu. Data yang diperoleh kemudian di analisis, dideskripsikan dan
diolah dari data yang sama hingga data yang berbeda. Kemudian, data yang
diperoleh akan menghasilkan kesimpulan.

2. Triangulasi teknik, digunakan untuk menguji kreadibilitas data dilakukan


dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda,
calon peneliti memperoleh data, kemudian mengecek keseuaian data dari hasil
wawancara dan dokumentasi.

3. Triangulasi waktu, juga sering mempengaruhi kreadibilitas data apakah


berjalannya waktu data dari responden berubah atau tetap. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan di waktu pagi dan siang hari, melalui hal tersebut
akan dapat diketahui apakah narasumber memberikan data yang sama atau data
yang berbeda.
3.8 Teknik AnalisisData
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan
analisis. Metode analisis yang digunakan meliputi:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisa data
penelitian.Kegiatan reduksi data dalam penelitian ini bertujuan untuk
45

mempermudah peneliti dalam memahami data yang telah dikumpulkan. Dalam


proses ini semua data direduksi dengan memilih data yang diperlukan atau
diseleksi dan diringkas untuk mempermudah penyajian data
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan aktivitas menyajikan data secara jelas dan singkat
untuk memudahkan dalam memahami masalah yang diteliti baik secara
keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data dalam penelitian ini
adalah dalam bentuk narasi yang terdiri dari kebutuhan-kebutuhan apa saja yang
diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dalam implementasi
pembelajaran online.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah selanjutnya setelah penyajian data adalah menarik kesimpulan, dan
juga menjadi langkah terakhir dari penelitian ini.Kesimpulannya dapat dipercaya
jika didukung oleh bukti yang konsisten dan valid.Hal ini memberi refleksi dari
hasil penelitian.
46

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara yang telah dilakukan
kepada responden, yang dimana responden dalam penelitian ini yaitu guru kelas
IV.A,IV.B,V.A,V.B, dan VI.A,VI.B, SDN 294 Padang Katapi Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu. Guru kelas IV.A dengan insial SI yang berstatus PNS
dan Guru Kelas IV.B dengan inisial SI yang berstatus PNS. Guru kelas V.A
dengan insial SI yang berstatus Honorer dan Guru Kelas V.B dengan inisial SI
yang berstatus Honorer. Guru kelas VI.A dengan insial SI yang status P3K dan
Guru Kelas VI.B dengan inisial SI yang berstatus Honorer. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden dengan mengajukan
pertanyaan yang bejumlah 24 pertanyaan setiap guru. Adapun hasil wawacara
tersebut sebagai berikut:

1. Data Kesulitan Guru dalam Merancang Perangkat Pembelajaran


a. Analisis kesulitan guru dalam merancang RPP
Pertanyaan yang di ajukan melalui wawancara untuk guru kelas IV.A,
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:
Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang RPP?
Guru kelas IV.A : “RPP itu merupakan alat untuk ee, alat untuk mengajar ee..ee
apa namanya merencanakan pembelajaran yang akan di ee
ajarkan pada ee siswa dalam kelas”.
Peneliti : Mengapa RPP itu penting dalam proses pembelajaran?
Guru kelas IV.A : “Karena RPP merupakan ee apa namanya alat instrumen
untuk mengetahui pembelajaran batas-batas pembelajaran
yang akan di ajarkan pada siswa”.
Peneliti : Apakah RPP yang ibu gunakan ketika mengajar anda yang
buat sendiri?
Guru kelas IV.A : “iya”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu menyesuaikan materi ajar dengan RPP?
47

Guru kelas IV.A : “Ee dirangkum dalam silabus, kemudian ee diambil buku
materi, disetarakan dengan RPP”.
Peneliti : Apakah ibu kesulitan dalam menyesuaikan media
pembelajaran dalam RPP?
Guru kelas IV.A : “iya, kesulitan karna dalam RPP biasanya ee menuntut kita
menyediakan media yang ee tidak ada dilingkungan kita, itu
saja”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV.A yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang RPP, terdapat kesulitan guru dalam
menyesuaikan media pembelajaran dalam RPP, dimana guru kelas IV.A
menyatakan bahwa “iya kesulitan karna dalam RPP biasanya menuntut kita untuk
menyediakan media, namun media tersebut tidak ada dilingkungan kita”.

Pertanyaan yang di ajukan melalui wawancara untuk guru kelas IV.B,


sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang RPP?

Guru kelas IV.B : “RPP adalah kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
kali pertemuan atau lebih”.
Peneliti : Mengapa RPP itu penting dalam proses pembelajaran?
Guru kelas IV.B : “Karna di dalam perangkat RPP tersebut memuat tentang
tujuan dari pembelajaran yang mana setiap pokok bahasan
memiliki tujuan yang berbeda-beda”.
Peneliti : Apakah RPP yang ibu gunakan ketika mengajar anda yang
buat sendiri?
Guru kelas IV.B : “ iya, tapi terkadang mengambil sedikit referensi juga di
internet”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu menyesuaikan materi ajar dengan RPP?
Guru keas IV.B : “Menyesuaikan dengan RPP guru memasukkan materi ajar
dalam bentuk RPP, yang dikembangkan secara rinci dari
suatu materi pokok atau tee tema tertentu”.
Peneliti : Apakah ibu kesulitan dalam menyesuaikan media
pembelajaran dalam RPP?
48

Guru kelas IV.B : “Kadang, kadang kesulitan karna me me media


pembelajaranya yang masih kurang”.

Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV.B yang telah diwawancarai


pada aspek kesulitan guru dalam merancang RPP, terdapat kesulitan guru dalam
menyesuaikan media pembelajaran dalam RPP.Dimana guru kelas IV.B
menyatakan bahwa “kadang-kadang mengalami kesulitan karna media
pembelajaran yang masih kurang”.

b. Kesulitan guru dalam merancang Bahan Ajar


Pertanyaan yang di ajukan melalui wawancara untuk guru kelas IV.A
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang bahan ajar?


Guru kelas IV.A : “Bahan ajar itu merupakan pokok dari ee media yang akan
kita ajarkan“.
Peneliti : Mengapa dalam pembelajaran harus menggunakan bahan
ajar?
Guru kelas IV.A : “Karna ee implementasi pembelajaran itu ee rangkum atau
jelas itu dari bahan ajar”
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan membuat konten atau isi
materi pembelajaran yang akan di masukkan dalam bahan
ajar?
Guru kelas IV.A : “Dari kesulitannya disini biasa ee bukunya, dari buku materi
biasa kadang mat, buku materi itu tidak levan dengan ee RPP
itulah kendalanya bagaimana kita menipulasi, mengumpulkan
bahan ajar yang sesuai dengan pertanyaan”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu saat menyusun bahan ajar?
Guru keas IV.A : “Eee kegiatan inti”.
Peneliti : Apakah bahan ajar yang ibu gunakan ketika mengajar telah
memuat komponen-komponen yang sesuai dengan bahan
ajar?
Guru keas IV.A : “Iya sudah”.
49

Berdasarkan hasil wawancara diatas, ditemukan bahwa guru kelas IV.A


yang telah diwawancarai pada aspek kesulitan guru dalam merancang bahan ajar,
terdapat kesulitan membuat konten atau isi materi pembelajaran yang akan
dimasukkan dalam bahan ajar, dimana guru kelas IV.A menyatakan bahwa “dari
kesulitannya disini biasa bukunya, dari buku materi itu tidak levan dengan RPP,
itulah kendalanya bagaimana kita menipulasi, mengumpulkan bahan ajar yang
sesuai dengan pertanyaan”.

Dan juga terdapat kesulitan pada saat menyusun bahan ajar, dimana guru
kelas IV.A menyatakan bahwa “kesulitannya yaitu terdapat di kegiatan inti”.

Pertanyaan yang di ajukan melalui wawancara untuk guru kelas IV.B


sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang bahan ajar?


Guru kelas IV.B : “Bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan oleh guru atau
peserta didik mempermudah proses pembelajaran”.
Peneliti : Mengapa dalam pembelajaran harus menggunakan bahan
ajar?
Guru keas IV.B : “Karna didalam pembelajaran menggunakan bahan ajar siswa
akan menerima dengan mudah cara men-menjelaskan materi
tersebut”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan membuat konten atau isi
materi pembelajaran yang akan dimasukkan dalam bahan
ajar?
Guru keas IV.B : “Ee tidak, karna kita melihat dari pembelajaran yang akan
diberikan kepada siswa pada saat itu men-menyesuaikan
materi ajar dengan ee perangkat pembelajaran”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu saat menyusun bahan ajar?
Guru kelas IV.B : “Bagian tersulinya yaitu pada saat membuat materi pokoknya
karna harus disesuaikan dengan KD, indikator di RPP”.
Peneliti : Apakah bahan ajar yang ibu gunakan ketika mengajar telah
memuat komponen-komponen yang sesuai dengan bahan
ajar?
50

Guru keas IV.B : “Iya kadang-kadang sesuai, kadang juga tidak sesuai
tergantung dari materi yang ada”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV.B yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang bahan ajar, terdapat kesulitan pada
saat menyusun bahan ajar, dimana guru kelas IV.B menyatakan bahwa “bagian
tersulitnya yaitu pada saat membuat materi pokoknya karna harus disesuaikan
dengan KD, indikator di RPP”.

c. Kesulitan guru dalam merancang LKPD


Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas IV.A
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:
Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang LKPD?
Guru kelas IV.A : “Ee LKPD itu ee merupakan ee bahan ajar untuk mengetahui
sejauh mana siswa memahami dan mengenal materi ajar yang
diajarkan”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu dalam menyusun LKPD?
Guru kelas IV.A : “Ee dalam ee menyusun pertanyaan-pertanyaan ee yang
berkaitan dengan psikomotorik, ee kemudian apalagi, itu
saja”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan saat membuat daftar
pertanyaan dalam LKPD?
Guru kelas IV.A : “Tidak”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu dalam menyesuaikan daftar pertanyaan
dengan materi ajar?
Guru kelas IV.A : “Disini kita ee setelah selesai mengajar kita kana da ee apa
kita adakan pengayaan, setelah mengadakan pengayaan kita
jadikan materi itu sebagai ee sumber soal dari beberapa inti
yang diambil”.
Peneliti : Apakah dasar teori yang digunakan dalam LKPD sudah
sesuai dengan materi yang diajarkan melalui RPP?
Guru kelas IV.A : “Iya betul sudah”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV.A yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang LKPD, disini terdapat kesulitan guru
51

dalam menyusun LKPD, dimana guru kelas IV.A menyatakan bahwa”bagian


tersulinya yaitu dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
psikomotorik”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas IV.B
sebagai hasil pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang LKPD?


Guru kelas IV.B : “LKPD merupakan sa-sarana untuk membantu
mempermudah kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk
interaksi antara peserta didik dengan pendidik”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu daam menyusun LKPD?
Guru kelas IV.B : “Bagian tersulit saat menyusun LKPD yaitu kesulitan dalam
pemilihan jenis materi dan pen-penyajian gambar untuk
menarik perhatian minat belajar siswa”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan saat membuat daftar
pertanyaan dalam LKPD?
Guru kelas IV.B : “Kesulitan karna kita harus menyesuaikan dengan kondisi
siswa”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu dalam menyesuaikan daftar pertanyaan
dengan materi ajar?
Guru kelas IV.B : “Dengan cara memilih materi yang sesuai dan kemudian
menyajikan materi tersebut secara efektif”.
Peneliti : Apakah dasar teori yang digunakan dalam LKPD sudah
sesuai dengan materi yang diajarkan melalui RPP?
Guru kelas IV.B : “Iya sudah sesuai dan juga berdasarkan dengan kurikulum”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV.B yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang LKPD, terdapat kesulitan guru dalam
menyusun LKPD, dimana guru kelas IV.B menyatakan bahwa “bagian tersulit
saat menyusun LKPD yaitu kesulitan dalam pemilihan jenis materi dan penyajian
gambar untuk menarik perhatian minat belajar siswa”.
Dan juga terdapat kesulitan pada saat membuat daftar pertanyaan dalam
LKPD, dimana guru kelas IV.B menyatakan bahwa”kesulitan karna kita harus
menyesuaikan dengan kondisi siswa”.
52

d. Kesulitan guru dalam merancang Media pembelajaran


Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas IV.A
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:
Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang media pembelajaran?
Guru keas IV.A : “Media pembelajaran itu ee alat untuk ee mengajar dalam
kelas setiap hari”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu rasakan dalam membuat media
pembelajaran?
Guru keas IV.A : “Ini ee alat praganya, kadang menuntut kita menyediakan ee
alat praga yang tidak ada di lingkungan sekolah”.
Peneliti : Apakah ibu merasa kerepotan saat proses pembelajaran
dengan memanfaatkan media?
Guru kelas IV.A : “Tidak”.
Peneliti : Mengapa pembelajaran menggunakan media lebih interaktif
dari pada tidak menggunakan media?
Guru kelas IV.A : “Eee a kalau menggunakan media kan nyata diliat ee oleh
siswa, ketimbang tidak menggunakan media pembelajaran.
Jadi siswa cepat mengerti dengan mengada, dengan adanya
media pembelajaran”.
Peneliti : Apakah ibu memanfaatkan media saat membawa materi ajar?
Guru kelas IV.A : “Memanfaatkan”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV.A yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang media pembelajaran, terdapat
kesulitan guru dalam membuat media pembelajaran, dimana guru kelas IV.A
menyatakan bahwa”terdapat kesulitan dibagian alat praganya, kadang menuntut
kita menyediakan alat praga yang tidak ada dilingkungan sekolah”.

Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas IV.B


sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang media pembelajaran?


Guru kelas IV.B : “Alat yang digunakan untuk menyampaikan isi materi
pembeajaran”.
53

Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu rasakan saat membuat media


pembelajaran?
Guru kelas IV.B : “Bagian tersulit yaitu pada saat membuat media pembelajaran
yang lebih menarik, supaya bisa menarik perhatian dan minat
siswa untuk semangat lagi dalam proses belajar dalam kelas”.
Peneliti : Apakah ibu merasa kerepotan saat meakukan proses
pembelajaran dengan memanfaatkan media?
Guru kelas IV.B : “Tidak”.
Peneliti : Mengapa pembelajaran menggunakan media lebih interaktif
dari pada tidak menggunakan media?
Guru kelas IV.B : “Karna jika menggunakan media interaktif kita dapat
meningkatkan motivasi aktif belajarnya siswa dan
memudahkan dalam memahami proses belajar-mengajar.
Kebanding dengan tidak menggunakan media.
Peneliti : Apakah ibu memanfaatkan media saat membawa materi ajar?
Guru kelas IV.B : “Iya memanfaatkan, gunanya untuk meningkatkan perhatian
dan motivasi siswa dalam pembelajaran dan menyesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV.B yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang media pembelajaran, terdapat
kesulitan guru dalam membuat media pembelajaran, dimana guru kelas IV.B
menyatakan bahwa “bagian tersulit yaitu pada saat membuat media pembelajaran
yang lebih menarik, supaya bisa menarik perhatian dan minat siswa untuk
semangat lagi dalam proses belajar dalam kelas”.

e. Kesulitan guru dalam menyusun instrument Penilaian


Pertanyaan yang di ajukan melalui wawancara untuk guru kelas IV.A
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:
Peneliti : Apakah instrument penilaian ibu gunakan telah sesuai dengan
dengan aspek penilaian pada kurikulum 2013?
Guru kelas IV.A : “Sudah”
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek kognitif?
54

Guru kelas IV.A : “Eee tidak”.


Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek psikomotorik?
Guru kelas IV.A : “Iya”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek efektif?
Guru kelas IV.A : “Iya”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV.A yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam menyusun instrument penilaian, terdapat
kesulitan guru dalam menyusun instrument penilaian pada aspek psikomotorik,
dimana guru kelas IV.A menyatakan bahwa “iya kesulitan”.

Dan juga terdapat kesulitan dalam menyusun instrument penilaian pada


aspek efektif, dimana guru kelas IV.A menyatakan bahwa “iya kesulitan”.

Pertanyaan yang di ajukan melalui wawancara untuk guru kelas IV.B


sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneiti : Apakah instrument penilaian ibu gunakan telah sesuai dengan


dengan aspek penilaian pada kurikulum 2013?
Guru kelas IV.B : “Sudah”
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek kognitif?
Guru kelas IV.B : “Eee tidak”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek psikomotorik?
Guru kelas IV.B : “Tidak”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek efektif?
Guru kelas IV.B : “Eee tidak, karna sudah sesuai dengan penilaian siswa”.
Berdasarkan hasil wawancara pada guru kelas IV.B yang telah
diwawancarai pada aspek kesulitan dalam menyusun instrument penilaian, guru
kelas IV.B tidak mengalami kesulitan didalamnya.
55

Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.A sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:

a. Kesulitan guru dalam merancang RPP


Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang RPP?

Guru kelas V.A : “RPP itu merupakan bahan untuk panduan mengajar dan
mengembangkan mata pelajaran kesiswa”.
Peneliti : Mengapa RPP itu penting dalam proses pembelajaran?
Guru kelas V.A : “Karena tanpa pp, RPP kita tidak bisa mengembangkan
materi-materi yang akan kita ajarkan kesiswa”.
Peneliti : Apakah RPP yang ibu gunakan ketika mengajar anda yang
buat sendiri?
Guru kelas V.A : “iya saya buat sendiri, tetapi ada juga dari internet yang kami
rimpun untuk menyatukan menjadi sebuah RPP untuk
dikembangkan kepada siswa”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu menyesuaikan materi ajar dengan RPP?
Guru kelas V.A : “Yaitu dengan cara penjabaran kompotensi dasar kedalam
indikator. Materi ajar yang harus juga disesuaikan dengan
tingkat pemahaman siswa”.
Peneliti : Apakah ibu kesulitan dalam menyesuaikan media
pembelajaran dalam RPP?
Guru kelas V.A : “Media pembelajaran sulit disesuaikan dalam RPP, karna
terkadang kita butuh media pembelajaran namun me media
tersebut tidak tersedia”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V.A yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam merancang RPP, terdapat kesulitan guru dalam
menyesuaikan media pembelajaran dalam RPP, dimana guru kelas V.A
menyatakan bahwa “media pembelajaran sulit disesuaikan dalam RPP, karna
terkadang kita butuh media pembelajaran namun media tersebut tidak tersedia”.
56

Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.B sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu :

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang RPP?


Guru kelas V.B : “RPP adalah rencana pelaksanaan pembelajaran”.
Peneliti : Mengapa RPP itu penting dalam proses pembelajaran?
Guru kelas V.B : “Karena RPP, dengan adanya RPP diharapakan pembelajaran
yang dilaksanakan guru dapat pembelajaran yang benar dan
mencapai tujuan pembelajaran”.
Peneliti : Apakah RPP yang ibu gunakan ketika mengajar anda yang
buat sendiri?
Guru kelas V.B : “Iya dibuat sendiri, terkadang juga mengambil referensi dari
internet”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu menyesuaikan materi ajar dengan RPP?
Guru kelas V.B : “Dengan cara menjabarkan KD ke indikator, kemudian
materi ajar juga harus disesuaikan”.
Peneliti : Apakah ibu kesulitan dalam menyesuaikan media
pembelajaran dalam RPP?
Guru kelas V.B : “iya kesulitan, karna dalam materi pembelajaran yang
terdapat pada RPP tidak semua terdapat kesesuaian untuk
menggunakan media”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V.B yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam merancang RPP, terdapat kesulitan guru dalam
menyesuaikan media pembelajaran dalam RPP, dimana guru kelas V.B
menyatakan bahwa “iya kesulitan, karna dalam materi pembelajaran yang terdapat
pada RPP tidak semua terdapat kesesuaian untuk menggunakan media”.
b. Kesulitan guru dalam merancang Bahan Ajar
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.A sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:
Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang bahan ajar?
Guru kelas V.A : “Bahan ajar merupakan salah satu perangkat bagian untuk,
bagian guru untuk menghadapi siswa dalam mengajar dan
memberikan materi yang setiap hari dilakukan dalam kelas”.
57

Peneliti : Mengapa dalam pembelajaran harus menggunakan bahan


ajar?
Guru kelas V.A : “Karna tanpa bahan ajar kita tidak bias menghadapi siswa”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan membuat konten atau isi
materi pembelajaran yang akan dimasukkan dalam bahan
ajar?
Guru kelas V.A : “iya ada kesulitan, terutama masalah bahan-bahan yang
tertera dalam RPP bias, bisa ada buku yang tidak sesuai
dengan RPP disitulah kesulitan kami biasanya, jadi kami
membuat referensi sendiri untuk membuat bahan ajar”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu saat menyusun bahan ajar?
Guru kelas V.A : “yang paling sulit itu adalah bahan-bahan yang ada tertera
dalam RPP”.
Peneliti : Apakah bahan ajar yang ibu gunakan ketika mengajar telah
memuat komponen-komponen yang sesuai dengan bahan
ajar?
Guru kelas V.A : “sudah, sudah sesuai dengan komponen bahan ajar”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, ditemukan bahwa guru kelas V.A
yang telah diwawancarai pada aspek kesulitan guru dalam merancang bahan ajar,
terdapat kesulitan membuat konten atau isi materi pembelajaran yang akan
dimasukkan dalam bahan ajar, dimana guru kelas V.A menyatakan bahwa “: “iya
ada kesulitan, terutama masalah bahan-bahan yang tertera dalam RPP bisa ada
buku yang tidak sesuai dengan RPP disitulah kesulitan kami biasanya, jadi kami
membuat referensi sendiri untuk membuat bahan ajar”.
Dan juga guru kelas V.A mengalami kesulitan pada saat menyusun bahan
ajar, dimana guru kelas V.A menyatakan bahwa “bagian tersulit pada saat
menyusun bahan ajar yaitu terdapat di yang bahan-bahan yang ada tertera dalam
RPP”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.B
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu :

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang bahan ajar?


Guru kelas V.B : “Bahan ajar yang digunakan untuk membantu guru dalam
58

melaksanakan proses belajar mengajar”.


Peneliti : Mengapa dalam pembelajaran harus menggunakan bahan
ajar?
Guru kelas V.B : “Karna dapat meningkatkan efisiensi dan keaktifan siswa”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan membuat konten atau isi
materi pembelajaran yang akan dimasukkan dalam bahan
ajar?
Guru kelas V.B : “iya mengalami kesulitan, karna ketika memasukkan bahan
ajar ke dalam mataeri, materi terdapat kesulitan-kesulitan saat
membuat konten atau isi materi pembelajaran kepada siswa”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu saat menyusun bahan ajar?
Guru kelas V.B : “Bagian tersulinya yaitu membuat materi pokok karna harus
sesuai dengan KD dan indikator yang ada di RPP”.
Peneliti : Apakah bahan ajar yang ibu gunakan ketika mengajar telah
memuat komponen-komponen yang sesuai dengan bahan
ajar?
Guru kelas V.B : “Iya sudah sesuai dengan bahan ajar dan juga kurikulum yang
berlaku yaitu kurikulum 13, 2013”.
Berdasrkan hasil wawancara guru kelas V.B yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam merancang bahan ajar, terdapat kesulitan guru dalam
membuat konten atau isi materi pembelajaran yang akan dimasukkan kedalam
bahan ajar, dimana guru kelas V.B menyatakan bahwa : “iya mengalami kesulitan,
karna ketika memasukkan bahan ajar ke dalam materi kesulitan saat membuat
konten atau isi materi pembelajaran kepada siswa”.
Dan juga terdapat kesulitan pada saat menyusun bahan ajar, dimana guru
kelas V.B menyatakan bahwa “Bagian tersulinya yaitu membuat materi pokok
karna harus sesuai dengan KD dan indikator yang ada di RPP”.
c. Kesulitan guru dalam merancang LKPD
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.A sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:
Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang LKPD?
Guru kelas V.A : “Lembar untuk mengetes siswa, sejauh mana tingkat
59

pemahaman siswa”.
Peneiti : Dimana bagian tersulit ibu dalam menyusun LKPD?
Guru kelas V.A : “Terutama itu mengenai pemahaman materi, karna siswa itu
tidak semua indiks pemahamannya, sesuai atau sama jadi
disini kita jabarkan dalam LKPD disesuaikan dengan indeks
pemahaman siswa”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan saat membuat daftar
pertanyaan dalam LKPD?
Guru kelas V.A : “Tidak, karna pertanyaan yang dijabarkan dalam LKP, LKPD
itu sudah kita ambil dari beberapa indikator-indikator yang
dibuat dari RPP tersebut, dari RPP itu dijabarkan kedalam
indikator dan materi-materi itu maka, makanya dari situlah
hasil soal-soal atau materi yang dibuatkan kedalam LKPD
untuk siswa”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu dalam menyesuaikan daftar pertanyaan
dengan materi ajar?
Guru kelas V.A : “Disesuaikan dengan kita jabarkan dalam LKPD itu sudah
kita ambil dari beberapa indikator yang muat dari RPP
tersebut, dari RPP itu dijabarkan kedalam indikator dan
materi itu, makanya dari situlah hasil soal-soal atau materi
yang dibuatkan kedalam RPP untuk siswa”.
Peneliti : Apakah dasar teori yang digunakan dalam LKPD sudah
sesuai dengan materi yang diajarkan melalui RPP?
Guru kelas V.A : “Sudah, karna RPP kita menemukan indikator, dari indikator
itu kita menghasilkan soal-soal yang kita jabarkan kedalam
LKPD kedapa siswa”.
Berdasarkan hasi wawancara guru kelas V.A yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam merancang LKPD, terdapat kesulitan guru dalam
menyusun LKPD, dimana guru kelas V.A menyatakan bahwa “terdapat kesulitan
dalam merancang LKPD Terutama itu mengenai pemahaman materi, karna siswa
itu tidak semua indiks pemahamannya, jadi disini kita jabarkan dalam LKPD
disesuaikan dengan indeks pemahaman siswa”.
60

Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.B sebagai
pendukung hasi penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang LKPD?


Guru kelas V.B :“LKPD adalah lembar kerja peserta didik”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu dalam menyusun LKPD?
Guru kelas V.B : “Pada saat menyesuaikan materi dengan daftar pertanyaan
dengan melihat juga kondisi siswa”
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan saat membuat daftar
pertanyaan dalam LKPD?
Guru kelas V.B : “Iya, terkadang mengalami kesulitan saat membuat daftar
pertayaanya”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu dalam menyesuaikan daftar pertanyaan
dengan materi ajar?
Guru kelas V.B : “Dengan cara menjabarkan KD ke indikator materi ajar”.
Peneliti : Apakah dasar teori yang digunakan dalam LKPD sudah
sesuai dengan materi yang diajarkan melalui RPP?
Guru kelas V.B : “Iya sudah sesuai kurikulum yang berlaku, kurikulum 2013”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V.B yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam merancang LKPD, terdapat kesulitan guru dalam
menyusun bahan ajar, dimana guru kelas V.B menyatakan bahwa “kesulitannya
yaitu pada saat kita menyesuaikan materi dengan daftar pertanyaan dengan
melihat juga kondisi siswa”.
Dan juga terdapat kesulitan pada saat membuat daftar pertanyaan dalam
LKPD, dimana guru kelas V.B menyatakan bahwa “Iya, terkadang mengalami
kesulitan saat membuat daftar pertayaanya”.
d. Kesulitan guru dalam merancang Media Pembelajaran
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.A sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:
Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang media pembelajaran?
Guru kelas V.A : “Media pembelajaran yaitu teknelogi pembawa pesan yang
dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, dan juga
sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan”.
61

Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu rasakan saat membuat media


pembelajaran?
Guru kelas V.A : “bagian tersulitnya yaitu dari segi bahanya”.
Peneliti : Apakah ibu merasa kerepotan saat melakukan proses
pembelajaran dengan memanfaatkan media?
Guru kelas V.A : “Tergantung menggunakan media seperti apa”.
Peneliti : Mengapa pembelajaran menggunakan media lebih interaktif
dari pada tidak menggunakan media?
Guru kelas V.A : “Karna menggunakan media pada saat siswa melihat bisa
langsung mengerti, tetapi kalau tidak menggunakan media
berkhayal seakan-akan mengerti atau tidak”.
Peneliti : Apakah ibu memanfaatkan media saat membawa materi ajar?
Guru kelas V.A : “Memanfaatkan juga, biasa tidak”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V.A yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam merancang media pembelajaran,terdapat kesulitan
guru pada saat membuat media pembelajaran, dimana guru kelas V.A menyatakan
bahwa “bagian tersulitnya yaitu terdapat dari segi bahanya”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.B sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang media pembelajaran?


Guru kelas V.B : “Alat untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang
terdiri dari buku cetak, atau audi”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu rasakan saat membuat media
pembelajaran?
Guru kelas V.B : “Bagian tersulit yaitu dengan membuat media pembelajaran
yang menarik, guna untuk menarik perhatian siswa untuk
belajar”.
Peneliti : Apakah ibu merasa kerepotan saat melakukan proses
pembelajaran dengan memanfaatkan media?
Guru kelas V.B : “Tidak sama sekali”.
Peneliti : Mengapa pembeajaran menggunakan media lebih interaktif
dari pada tidak menggunakan media?
62

Guru kelas V.B : “Karna menggunakan media interaktif kita lebih mudah untuk
menjelaskan kepada siswa, dan juga siswa menjadi lebih
semangat dalam proses pembelajaran. Berbanding dengan
tidak menggunakan media kita sangat kesusahan untuk
menjelaskan kepada siswa”.
Peneliti : Apakah ibu memanfaatkan media saat membawa materi ajar?
Guru kelas V.B : “Iya biasa memanfaatkan, dan biasanya juga tidak tergantung
media seperti apa yang digunakan”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V.B yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam merancang media pembelajaran, terdapat kesulitan
guru dalam membuat media pembelajaran, dimana guru kelas V.B menyatakan
bahwa “Bagian tersulit yaitu terdapat dalam membuat media pembelajaran yang
menarik, guna untuk menarik perhatian siswa untuk belajar”.
e. Kesulitan guru dalam menyusun instrument Penilaian
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.A sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:
Peneliti : Apakah instrument penilaian ibu gunakan telah sesuai dengan
dengan aspek penilaian pada kurikulum 2013?
Guru kelas V.A : “Iya sudah”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek kognitif?
Guru kelas V.A : “Dari seg segi komponen kognitif itu kesulitannya segi siswa,
karna siswa itu berbeda pemikiran dan pemahaman-
pemahamannya”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek psikomotorik?
Guru kelas V.A : “Kesulitannya itu dalam penilaian yang diberikan kepada
siswa itu dari segi bagaimana kerja kerja kerasnya siswa,
kadang siswa aktif kadang tidak disini kesulitan kami sebagai
seorang pendidik”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek efektif?
63

Guru kelas V.A : “Selalu mengalami kesulitan, dimana penilaian efektif lebih
menekankan pada penilaian sikap, na disini sikap siswa
masing-masing berbeda”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V.A yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam menyusun instrument penilaian, terdapat kesulitan
guru dalam menyusun instrument penilaian pada aspek kognitif, dimana guru
kelas V.A menyatakan bahwa “Dari segi komponen kognitif itu kesulitannya
terdapat pada segi siswa, karna siswa itu berbeda pemikiran dan pemahamannya”.
Juga terdapat kesulitan dalam menyusun instrument penilaian pada aspek
psikomotorik, dimana guru kelas V.A menyatakan bahwa “Kesulitannya itu
terdapat dalam penilaian yang diberikan kepada siswa itu dari segi bagaimana
kerja kerasnya siswa, kadang siswa aktif kadang tidak disini kesulitan kami
sebagai seorang pendidik”.

Dan juga mengalami kesulitan dalam menyusun instrument penilaian pada


aspek efektif, dimana guru kelas V.A menyatakan bahwa “Selalu mengalami
kesulitan, dimana penilaian efektif lebih menekankan pada penilaian sikap, na
disini sikap siswa masing-masing berbeda”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.B sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apakah instrument penilaian ibu gunakan telah sesuai dengan


dengan aspek penilaian pada kurikulum 2013?
Guru kelas V.B : “Iya sudah”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek kognitif?
Guru kelas V.B : “Iya kesulitan, karna tingkat yang tinggi terletak pada aspek
menyusun indikator, membuat kisi-kisi, dan menyusun butir
soal sesuai indikator”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek psikomotorik?
Guru kelas V.B : “Iya kesulitan, karna perencanaan kinerja yang terlalu banyak
dan adminitrasi atau komponen yang harus disusun dalam
64

instrument penilaian serta membuat kisi-kisi maupun rubik


yang masih sulit dilakukan”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek efektif?
Guru kelas V.B : “Iya kesulitan, karna penilaian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V.B yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam menyusun instrument penilaian, terdapat
kesulitan guru dalam menyusun instrument penilaian pada aspek kognitif, dimana
guru kelas V.B menyatakan bahwa “Iya kesulitan, karna tingkat yang tinggi
terletak pada aspek menyusun indikator, membuat kisi-kisi, dan menyusun butir
soal sesuai indikator”.Juga terdapat kesulitan dalam menyusun instrument
penilaian pada aspek psikomotorik, dimana guru kelas V.B menyatakan bahwa
“Iya kesulitan, karna perencanaan kinerja yang terlalu banyak dan adminitrasi atau
komponen yang harus disusun dalam instrument penilaian serta membuat kisi-kisi
maupun rubik yang masih sulit dilakukan”.
Dan juga mengalami kesulitan dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek efektif, dimana guru kelas V.B menyatakan bahwa “Iya kesulitan, karna
penilaian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.A
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

a. Kesulitan guru dalam merancang RPP


Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang RPP?

Guru kelas VI.A : “RPP adalah rencana pelaksanaan pembelajaran”.


Peneliti : Mengapa RPP itu penting dalam proses pembelajaran?
Guru kelas VI.A : “Karena bagi kami seorang guru RPP itu ibaratkan sim, kita
tidak memasuki kelas sebelum memiliki RPP”.
Peneliti : Apakah RPP yang ibu gunakan ketika mengajar anda yang
buat sendiri?
Guru kelas VI.A : “RPP yang saya gunakan ketika mengajar saya buat sendiri,
65

tetapi mengambil juga dari internet tapi tetap mengacu pada


UPPT dari dinas”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu menyesuaikan materi ajar dengan RPP?
Guru kelas VI.A : “Cara saya yaitu dengan melihat ada indikator, nah disitu
materi harus disesuaikan dengan indikator”.
Peneliti : Apakah ibu kesulitan dalam menyesuaikan media
pembelajaran dalam RPP?
Guru kelas VI.A : “ee sebenarnya iya sedikit kesulitan, karna biasanya di RPP
ada sumber atau media pembelajaran, tapi disekolah sarana
kami biasanya tidak memadai”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas VI.A yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang RPP, terdapat kesulitan guru dalam
menyesuaikan media pembelajaran dalam RPP, dimana guru kelas VI.A
menyatakan bahwa “iya sedikit kesulitan, karna biasanya di RPP ada sumber atau
media pembelajaran, tapi disekolah sarana kami biasanya tidak memadai”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.B
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang RPP?


Guru kelas VI.B : “Rencana pelaksanaan pembelajaran”.
Peneliti : Mengapa RPP itu penting dalam proses pembelajaran?
Guru kelas VI.B : “Karna guru bisa melihat dalam materi itu bisa diselesaikan
dalam berapa kali tatap muka”.
Peneliti : Apakah RPP yang ibu gunakan ketika mengajar anda yang
buat sendiri?
Guru kelas VI.B : “Iya dibuat sendiri, dan juga sedikit mengambil dari internet”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu menyesuaikan materi ajar dengan RPP?
Guru kelas VI.B : “Ee dengan cara menjabarkan kompotensi dasar kedalam
indikator, dan juga disesuaikan dengan pemahaman siswa”.
Peneliti : Apakah ibu kesulitan dalam menyesuaikan media
pembelajaran dalam RPP?
Guru kelas VI.B : “Iya kesulitan, karna media pembelajaran yang sangat kurang
atau bahkan tidak tersedia disekolah”.
66

Berdasarkan hasil wawancara guru kelas VI.B yang telah diwawancarai


pada aspek kesulitan guru dalam merancang RPP, terdapat kesulitan guru dalam
menyesuaikan media pembelajaran dalam RPP, dimana guru kelas VI.B
menyatakan bahwa Iya kesulitan, karna media pembelajaran yang sangat kurang
atau bahkan tidak tersedia disekolah”.
b. Kesulitan guru dalam merancang Bahan Ajar
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.A
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang bahan ajar?


Guru kelas VI.B : “Bahan ajar itu adalah alat praga”.
Peneliti : Mengapa dalam pembelajaran harus menggunakan bahan
ajar?
Guru kelas VI.B : “Karna dengan menggunakan bahan ajar yang bervariasi
maka siswa akan berminat dan lebih tertarik untuk belajar
dalam kelas”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan membuat konten atau isi
materi pembelajaran yang akan dimasukkan dalam bahan
ajar?
Guru kelas VI.B : “Iya saya sering mengalami kesulitan, karna di RPP ada KD
atau kompotensi dasar, indikator maka materi pokok harus
disinkrongkan semuanya”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu saat menyusun bahan ajar?
Guru kelas VI.B : “Bagian tersulitnya yaitu membuat materi pokoknya karna
harus sesuai dengan KD dan indikator yang ada di RPP”.
Peneliti : Apakah bahan ajar yang ibu gunakan ketika mengajar telah
memuat komponen-komponen yang sesuai dengan bahan
ajar?
Guru kelas VI.B : “Iya sudah sesuai dengan bahan ajar atau kurikulum yang
berlaku yaitu kurikulum k13”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas VI.A yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang bahan ajar, terdapat kesulitan guru
dalam membuat konten atau isi materi pembelajaran yang akan dimasukkan dalam
67

bahan ajar, dimana guru kelas VI.A menyatakan bahwa “saya sering mengalami
kesulitan, karna di RPP ada KD atau kompotensi dasar, indikator maka materi
pokok harus disinkrongkan semuanya”.
Dan juga terdapat kesulitan pada saat menyusun bahan ajar, dimana guru
kelas VI.A menyatakan bahwa “Bagian tersulit terdapat pada saat membuat materi
pokoknya karna harus sesuai dengan KD dan indikator yang ada di RPP”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.B
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang bahan ajar?


Guru kelas VI.B : “Bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran”.
Peneliti : Mengapa dalam pembelajaran harus menggunakan bahan
ajar?
Guru kelas VI.B : “Karna guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan
efektivitas pembelajaran, jika tanpa disertai dengan bahan
ajar”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan membuat konten atau isi
materi pembelajaran yang akan dimasukkan dalam bahan
ajar?
Guru kelas VI.B : “Iya kesulitan, terutama dalam RPP bisa ada buku tidak
sesuai dengan RPP, maka disitulah kesulitannya kami”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu saat menyusun bahan ajar?
Guru kelas VI.B : “Yang paling sulit yaitu terdapat pada bahan-bahan yang
tertera dalam RPP”.
Peneliti : Apakah bahan ajar yang ibu gunakan ketika mengajar telah
memuat komponen-komponen yang sesuai dengan bahan
ajar?
Guru kelas VI.B : “Iya sudah sesuai bahan ajar dan juga kurikulum yang
berlaku yaitu kurikulum 2013”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas VI.B yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang bahan ajar, terdapat kesulitan guru
dalam membuat konten atau isi materi pembelajaran yang akan dimasukkan dalam
68

bahan ajar, dimana guru kelas VI.B menyatakan bahwa” Iya kesulitan, terutama
dalam RPP bisa ada buku tidak sesuai dengan RPP, maka disitulah kesulitannya
kami”.
Dan juga terdapat kesulitan pada saat menyusun bahan ajar, dimana guru
kelas VI.B menyatakan bahwa” Yang paling sulit yaitu terdapat pada bahan-bahan
yang tertera dalam RPP”.

c. Kesulitan guru dalam merancang LKPD


Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.A
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang LKPD?


Guru kelas VI.A : “Lembar kerja peserta didik”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu dalam menyusun LKPD?
Guru kelas VI.A : “Bagian tersulitnya pada saat menyesuaikan materi dan daftar
pertanyaan dengan kondisi siswa pada siswa yang aktif”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan saat membuat daftar
pertanyaan dalam LKPD?
Guru kelas VI.A : “Eee iya terkadang mengalami kesulitan, dalam membuat
daftar per pertanyaan dalam LKPD”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu dalam menyesuaikan daftar pertanyaan
dengan materi ajar?
Guru kelas VI.A : “Cara saya adalah dengan menentukan tujuan pembelajaran”.
Peneliti : Apakah dasar teori yang digunakan dalam LKPD sudah
sesuai dengan materi yang diajarkan melalui RPP?
Guru kelas VI.A : “Iya sudah yaitu kurikulum 2013”.
Berdasrkan hasil wawancara guru kelas VI.A yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam menyusun LKPD, dimana guru kelas VI.A
menyatakan bahwa “Bagian tersulit yaitu pada saat menyesuaikan materi dan
daftar pertanyaan dengan kondisi siswa pada siswa yang aktif”.
Dan juga terdapat kesulitan pada saat membuat daftar pertanyaan dalam LKPD,
dimana guru kelas VI.A menyatakan bahwa “iya mengalami kesulitan, dalam
membuat daftar pertanyaan dalam LKPD”.
69

Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.B


sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang LKPD?


Guru kelas VI.B : “Lem lembar dalam proses pem pembelajaran yang bertujuan
mempercepat proses pencapaian materi”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu dalam menyusun LKPD?
Guru kelas VI.B : “Bagian tersulit yaitu dengan cara menyesuaikan materi dan
juga pertanyaan dengan melihat kondisi para siswa”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan saat membuat daftar
pertanyaan dalam LKPD?
Guru kelas VI.B : “Tidak, karna pertanyaan yang kita jabarkan kedalam LKPD
itu sudah diambil dari indikator yang telah dimuat dalam
LKPD”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu dalam menyesuaikan daftar pertanyaan
dengan materi ajar?
Guru kelas VI.B : “Yaitu dengan cara menentukan tujuan pembelajaran dan
juga harus memiliki materi yang sesuai dengan kondisi
siswa”.
Peneliti : Apakah dasar teori yang digunakan dalam LKPD sudah
sesuai dengan materi yang diajarkan melalui RPP?
Guru kelas VI.B : “Iya karna LKPD yang saya rancang sudah sesuai dengan
kurikulum”.
Berdasarkan hasil wawancara untuk guru kelas VI.B yang telah
diwawancarai pada aspek kesulitan guru dalam menyusun LKPD, dimana guru
kelas VI.B menyatakan bahwa “kesulitan dalam cara menyesuaikan materi dan
juga pertanyaan dengan melihat kondisi para siswa”.
d. Kesulitan guru dalam merancang Media pembelajaran
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.A
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang media pembelajaran?


Guru kelas VI.A : “Media pembeajaran adalah segala sesuatu yang dapat
70

digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses belajar


mengajar sehingga siswa lebih tertarik menerima pelajaran”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu rasakan saat membuat media
pembelajaran?
Guru kelas VI.A : “Bagian tersulit tersulitnya membuat media pembelajaran
yang menarik, sehingga perhatian para siswa dapat tertuju
pada kita sehingga pembelajaran lebih menarik”.
Peneliti : Apakah ibu merasa kerepotan saat melakukan proses
pembelajaran dengan memanfaatkan media?
Guru kelas VI.A : “Tidak sama sekali tidak”.
Peneliti : Mengapa pembelajaran menggunakan media lebih interaktif
dari pada tidak menggunakan media?
Guru kelas VI.A : “Karna apabila menggunakan media siswa lebih interaktif
dan kelas lebih hidup”.
Peneliti : Apakah ibu memanfaatkan media saat membawa materi ajar?
Guru kelas VI.A : “Biasa memanfaatkan biasa juga tidak, tergantung media
seperti apa yang akan digunakan”.
Berdasarkan hasil wawancara untuk guru kelas VI.A yang telah
diwawancarai pada aspek kesulitan guru dalam merancang media pembelajaran,
terdapat kesulitan guru pada saat membuat media pembelajaran, dimana guru
kelas VI.A menyatakan bahwa “Bagian tersulit pada saat membuat media
pembelajaran yaitu membuat media pembelajaran yang menarik, sehingga
perhatian para siswa dapat tertuju pada kita sehingga pembelajaran lebih
menarik”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.B
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apa yang ibu ketahui tentang media pembelajaran?


Guru kelas VI.B : “Alat atau bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk membantu siswa ma memahami materi pelajaran
dengan lebih mudah”.
Peneliti : Dimana bagian tersulit ibu rasakan saat membuat media
pembelajaran?
71

Guru kelas VI.B : “Bagian tersulitnya yaitu pada saat membuat media
pembelajaran, kita harus membuatnya sebagus dan semenarik
mungkin untuk menarik minat belajar siswa dalam kelas agar
proses belajar lebih hidup”.
Peneliti : Apakah ibu merasa kerepotan saat melakukan proses
pembelajaran dengan memanfaatkan media?
Guru kelas VI.B : “Tidak”.
Peneliti : Mengapa pembelajaran menggunakan media lebih interaktif
dari pada tidak menggunakan media?
Guru kelas VI.B : “Karna jika menggunakan media interaktif kita bisa
meningkatkan semangat belajar peserta didik. Kebanding
dengan tidak menggunakan media terkadang siswa lebih
cenderung dan cepat lelah dalam belajar”.
Peneliti : Apakah ibu memanfaatkan media saat membawa materi ajar?
Guru kelas VI.B : “Iya memanfaatkan, dan tergantung juga media seperti apa
yang mau digunakan pada saat proses belajar mengajar”.
Berdasarkan hasil wawancara untuk guru kelas VI.B yang telah
diwawancarai pada aspek kesulitan guru dalam merancang media pembelajaran,
terdapat kesulitan guru pada saat membuat media pembelajaran, dimana guru
kelas VI.B menyatakan bahwa “Bagian tersulit pada saat membuat media
pembelajaran, kita harus membuatnya sebagus dan semenarik mungkin untuk
menarik minat belajar siswa dalam kelas agar proses belajar lebih hidup”.

e. Kesulitan guru dalam menyusun instrument Penilaian


Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.A
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apakah instrument penilaian ibu gunakan telah sesuai dengan


dengan aspek penilaian pada kurikulum 2013?
Guru kelas VI.A : “Iya sudah”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek kognitif?
Guru kelas VI.A : “Iya karna dikurikulum 2013 ada 3 instrument yang
72

digunakan dan harus singkron antar ketiganya”.


Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek psikomotorik?

Guru kelas VI.A : “Iya karna penilaian psikomotorik itu atau keterampilan sulit
karna buat saya terkadang dalam materi ajarbiasanya dalam
pertemuan guru hanya menjelaskan saja dan meningkatkan
pada waktu”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek efektif?
Guru kelas VI.A : “Iya saya selalu mengalami kesulitan, karna penilaian afektif
itu menekankan pada sikap siswa, sedangkan banyak siswa
yang harus diliat sikapnya pada setiap kelas”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas VI.A yang telah diwawancara pada
aspek kesulitan guru dalam menyusun instrument penilaian, terdapat kesulitan
guru pada saat menyusun instrument penilaian pada aspek kognitif, dimana guru
kelas VI.A menyatakan bahwa “Iya kesulitan dalam menyusun instrument
penilaian pada aspek kognitif karna dikurikulum 2013 ada 3 instrument yang
digunakan dan harus singkron antar ketiganya”. Juga terdapat kesulitan dalam
menyusun instrument penilaian psikomotorik, dimana guru kelas VI.A
menyatakan bahwa “Iya kesulitan karna penilaian psikomotorik itu atau
keterampilan sulit karna buat saya terkadang dalam materi ajar biasanya dalam
pertemuan guru hanya menjelaskan saja dan meningkatkan pada waktu”.Dan
terdapat kesulitan dalam menyusun instrument penilaian pada aspek efektif,
dimana guru kelas VI.A menyatakan bahwa “Iya saya selalu mengalami kesulitan,
karna penilaian afektif itu menekankan pada sikap siswa, sedangkan banyak siswa
yang harus diliat sikapnya pada setiap kelas”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.B sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:

Peneliti : Apakah instrument penilaian ibu gunakan telah sesuai dengan


dengan aspek penilaian pada kurikulum 2013?
Guru kelas VI.B : “Iya sudah”.
73

Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada


aspek kognitif?
Guru kelas VI.B : “Iya kesulitanya, karna tingkat yang tinggi terletak pada
aspek menyusun indikator, membuat kisi-kisi, dan menyusun
butir soal sesuai indikator”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek psikomotorik?
Guru kelas VI.B : “Iya kesulitan, karna perencanaan kinerja yang terlalu banyak
dan adminitrasi atau komponen yang harus disusun dalam
instrument penilaian serta membuat kisi-kisi maupun rubik
yang masih sulit dilakukan”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek efektif?
Guru kelas VI.B : “Iya kesulitan, karna penilaian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian deskriftif”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas VI.B yang telah diwawancara pada
aspek kesulitan guru dalam menyusun instrument penilaian, terdapat kesulitan
guru pada saat menyusun instrument penilaian pada aspek kognitif, dimana guru
kelas VI.B menyatakan bahwa “kesulitanya saya yaitu pada tingkat yang tinggi
terletak pada aspek menyusun indikator, membuat kisi-kisi, dan menyusun butir
soal sesuai indikator”. Juga terdapat kesulitan dalam menyusun instrument
penilaian pada aspek psikomotorik, dimana guru kelas VI.B menyatakan bahwa “
kesulitan karna perencanaan kinerja yang terlalu banyak dan adminitrasi atau
komponen yang harus disusun dalam instrument penilaian serta membuat kisi-kisi
maupun rubik yang masih sulit dilakukan”.
Dan terdapat kesulitan guru dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek efektif, dimana guru kelas VI.B menyatakan bahwa “kesulitan, karna
penilaian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriftif”.
2. Data Analisis Perangkat Pembelajaran
a. Kelebihan dan Kekurangan Perangkat Pembelajaran
1) RPP
74

RPP terkadang menjadi salah satu hal yang dapat membuat para guru
kesulitan saat membuatnya, dikarenakan beberapa hal sehingga para guru tidak
membuat RPP mereka sendiri.

Adapun pernyataan para responden mengenai kelebihan RPP sebagai


berikut:

a) Responden 1 mengatakan bahwa RPP yang dibuat ini memberikan saya


ruang kreatifitas yang lebih luas lagi dalam menggunakan model
pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran.
b) Responden 2 mengatakan bahwa dalam RPP yang diterapkan sekarang ini
lebih memungkinkan peserta didik lebih aktif, inovatif dan kreatif sehingga
mereka lebih dapat memahami materi yang diajarkan.
c) Responden 3 mengatakan bahwa proses pembelajaran yang tercantum dalam
RPP mesti dibuat dapat meningkatkan karakter peserta didik ke arah yang
lebih baik, dengan demikian pendidikan karakter dapat tertanam dalam
pikiran peserta didik.
d) Responden 4 menyatakan bahwa dengan adanya RPP memudahkan kita
untuk menyampaikan materi dalam kelas, menentukan target dan tujuan
yang akan dicapai, dan melihat keberhasilan belajar siswa dalam proses
belajar dalam kelas.
e) Responden 5 menyatakan bahwa dengan adanya RPP ini memudahkan saya
mempersiapkan rencana pembelajaran dimana saya bisa menentukan tujuan
pembelajaran, sumber belajar, metode evaluasi, dengan RPP ini saya bisa
menagajar lebih efektif.
f) Responden 6 menyatakan bahwa dengan RPP ini saya dapat mempersiapkan
pelajaran yang efektif, dan juga mengutamakan interaksi dengan siswa agar
proses belajar-mengajar lebih kreatif.
Adapun pernyataan responden mengenai kekurangan RPP sebagai berikut:

a) Responden 1 mengatakan bahwa RPP yang dibuat sekarang ini harus


mencakup 3 aspek keberhasilan pembelajaran, dikarenakan banyaknya
aspek penilaian itu membuat saya tidak bisa mengimpelementasikan setiap
aspek penilaian dalam RPP yang saya buat.
75

b) Responden 2 mengatakan bahwa penerapan penilaian komprehensif


sekarang ini membuat RPP yang dibuat harus memiliki 3 aspek penilaian
tersebut.
c) Responden 3 mengatakan bahwa RPP yang sekarang ini harus dapat
meningkatkan semua aspek keberhasilan pembelajaran, bukan hanya pada
sisi intelektual saja. Karena banyaknya penilaian itu maka RPP yang saya
buat terkadang tidak sesuai dengan penilain keberhasilan pembelajaran yang
diinginkan.
d) Responden 4 mengatakan bahwa kurangnya sarana dan prasarana yang
belum memadai untuk menjalangkan proses belajar mengajar yang menarik.
e) Responden 5 mengatakan bahwa saya masih terkendala dalam penyusunan
RPP diantaranya yaitu sulit dalam menentukan alokasi waktu, indikator,
pencapaian kompotensi, dan pada saat menentukan strategi metode
pembelajaran pada RPP.
f) Responden 6 menyatakan bahwa dalam membuat RPP masih mengalami
kesulitan, dimana saya juga mengambil sedikit referensi dari internet untuk
pembuatan RPP yang lebih bagus.
2) Bahan Ajar
Adapun kelebihan bahan ajar menurut beberapa responden sebagai berikut:

a) Responden 1 mengatakan bahwa bahan ajar yang saya buat memiliki


kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
b) Responden 2 mengatakan bahwa materi bahan ajar yang saya buat dapat
membantu para peserta didik untuk menemukan jawaban-jawaban
permasalahan yang mereka temui dalam proses pembelajaran.
c) Responden 3 mengatakan bahwa bahan ajar yang saya berikan kepada
peserta didik dapat membantu dalam memahami isi materi dalam
pembelajaran.
d) Responden 4 mengatakan bahwa bahan ajar yang saya buat ini sudah
memuat materi yang disusun secara rinci, untuk dijadikan patokan dalam
kegiatan belajar mengajar.
76

e) Responden 5 mengatakan bahwa dengan adanya bahan ajar ini bisa menjadi
pedoman bagi pendidik maupun peserta didik dimana pendidik memiliki
pedoman untuk mengarahkan aktivitas pembelajaran, terdapat kompotensi
yang akan diajarkan dan diberikan kepada siswa.
f) Responden 6 mengatakan bahwa dengan adanya bahan ajar ini bisa berpusat
pada kemampuan siswa yang beragam, memiliki kontrol terhadap
pencapaian hasil belajar.
Adapun kekurangan bahan ajar menurut beberapa responden sebagai
berikut:
a) Responden 1 mengatakan bahwa terkadang bahan ajar yang dibuat itu tidak
sesuai dengan RPP yang diterapkan.
b) Responden 2 mengatakan bahwa bahan ajar yang saya buat terkadang
kurang menarik sehingga membuat para peserta didik cepat bosan.
c) Responden 3 mengatakan bahwa dalam bahan ajar saya hanya ada berupa
soal tanpa ada contoh yang jelas.
d) Responden 4 mengatakan bahwa bahan ajar yang saya gunakan pada buku
teks masih terdapat materi yang tidak sesuai dengan kurikulum, atau tidak
adanya kesesuaian antar materi yang disajikan dalam buku teks dengan
tujuan pendidikan.
e) Responden 5 mengatakan bahwa bahan ajar yang saya buat ini masih
terdapat kekurangan dimana pada buku teks adanya materi yang tidak sesuai
dengan perkembangan kognitif anak.
f) Responden 6 mengatakan bahwa dengan bahan ajar ini saya masih
terkendala dibagian referensi yang masih kurang, dan waktu yang menjadi
kendala utama untuk guru.
3) LKPD
Adapun kelebihan LKPD menurut beberapa responden sebagai berikut:

a) Responden 1 mengatakan bahwa LKPD yang telah saya buat dapat


membantu mengembangkan pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran yang saya bawakan, karena dalam LKPD yang saya buat
terdapat ringkasan pokok materi yang telah disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran.
77

b) Responden 2 mengatakan bahwa peta konsep dalam LKPD yang telah saya
buat dapat memberikan gambaran kepada peserta didik akan materi yang
akan diajarkan sehingga mereka dapat memahami materi dalam
pembelajaran tersebut.
c) Responden 3 mengatakan bahwa dalam LKPD yang saya buat terdapat
rangkuman materi yang dapat mengarahkan proses pembelajaran lebih
terarah lagi, sehingga peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan
secara spesifik.
d) Responden 4 mengatakan bahwa LKPD yang saya buat ini guna untuk
membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
dapat membentuk interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik,dan
juga dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik.
e) Responden 5 mengatakan bahwa dengan adanya LKPD ini peserta didik
bisa lebih aktif dalam proses pembelajaran, membantu mengembangkan
keterampilan proses minat belajar peserta didik.
f) Responden 6 mengatakan bahwa dengan LKPD ini sangat membantu untuk
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk
interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik, dan juga dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik.
Adapun kekurangan LKPD menurut beberapa responden sebagai berikut:

a) Responden 1 mengatakan bahwa LKPD yang dibuat terkadang memiliki


susunan kalimat yang tidak dapat dipahami oleh para peserta didik, sehingga
dengan hal itu pemilihan kata harus dilakukan dengan hati-hati dalam
menyusun LKPD.
b) Responden 2 mengatakan bahwa dalam LKPD saya seringkali rangkuman
materi yang saya buat kurang sesuai dengan tujaun pembelajaran yang ingin
dicapai.
c) Responden 3 mengatakan bahwa soal latihan dalam LKPD saya seringkali
berada diluar konteks pada rangkuman materi yang telah saya buat,
sehingga hal itu membuat para peserta didik sulit untuk mengerjakan soal
latihan dalam LKPD saya.
78

d) Responden 4 mengatakan bahwa LKPD yang saya buat kurang menarik


sehingga peserta didik menjadi cepat bosan dalam proses belajar.
e) Responden 5 mengatakan LKPD yang dibuat tidak sesuai dengan RPP yang
diterapkan.
f) Responden 6 mengatakan bahwa LKPD yang digunakan kurang menarik,
sehingga peserta didik menjadi cepat bosan.
4) Media Pembelajaran
Adapun kelebihan media pembelajaran menurut beberapa responden sebagai
berikut:

a) Responden 1 mengatakan bahwa media pembelajaran yang saya gunakan


dapat menarik perhatian peserta didik selama proses pembelajaran.
b) Responden 2 mengatakan bahwa media yang saya terapkan dalam proses
pembelajaran dapat mempermudah para peserta didik dalam memahami isi
materi dalam pembelajaran.
c) Responden 3 mengatakan bahwa media pembelajaran saya dapat membuat
para peserta didik lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung.
d) Responden 4 mengatakan bahwa dengan penggunaan media belajar dapat
menarik perhatian siswa.
e) Responden 5 mengatakan bahwa dengan bantuan media murid lebih mampu
memahami materi yang telah diberikan.
f) Responden 6 mengatakan bahwa dengan media pembelajaran membantu
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan
meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.
Adapun kekurangan media pembelajaran dari beberapa responden sebagai
berikut:

a) Responden 1 mengatakan bahwa kekurangan media pembelajaran yang saya


terapkan yaitu terlalu monoton, sehingga saat beberapa waktu berselang ada
beberapa peserta didik yang sudah merasa bosan.
b) Responden 2 mengatakan bahwa kurangnya jenis media pembelajaran yang
saya terapkan menjadi salah satu kendala dalam menerapkan media
pembelajaran.
79

c) Responden 3 mengatakan bahwa media pembelajaran yang saya terapkan


terkadang tidak dapat menampilkan materi ajar secara keseluruhan.
d) Responden 4 mengatakan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran
saya masih kesulitan dalam menyesuaikan materi pembelajaran karna sarana
dan prasarana yang tidak tersedia.
e) Responden 5 mengatakan bahwa media pembelajaran ini masih memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan materi yang akan diberikan
kepada peserta didik.
f) Responden 6 mengatakan bahwa sarana media pembelajaran ini masih
kurang dan guru juga masih kesulitan mengatur waktu saat proses
pembelajaran yang mengakibatkan prose pembelajaran belum berjalan
sesuai dengan apa yang diinginkan.
5) Instrumen Penilaian
Adapun kelebihan instrumen penilaian dari responden sebagai berikut:

a) Responden 1 mengatakan bahwa penilaian yang saya terapkan dapat


memberikan gambaran hasil belajar yang sesuai dengan RPP yang telah
diterapkan.
b) Responden 2 mengatakan bahwa instrumen penilaian yang saya buat telah
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantun dalam RPP.
c) Responden 3 mengatakan bahwa RPP dan instrumen penilaian yang saya
buat dapat menjawab semua tujuan pembelajaran dalam materi ajar.
d) Responden 4 mengatakan bahwa
Adapun kekurangan dalam instrumen penilaian dari responden sebagai
berikut:

a) Responden 1 mengatakan bahwa instrumen penilaian yang saya buat


terkadang tidak dapat menggambarkan penilaian secara afektif dalam proses
pembelajaran.
b) Responden 2 mengatakan bahwa penilaian afektif yang saya terapkan di
instrumen penilaian terkadang tidak sesuai dengan hasil belajar peserta
didik.
80

c) Responden 3 mengatakan bahwa salah satu hal yang sering terkendala


dalam saya menerapkan instrumen penilaian yaitu pada penilaian
psikomotorik.
4.2 Pembahasan
1. Kesulitan Guru Dalam Merancang RPP
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar.

Berdasarkan temuan penelitian di SDN 294 Padang Katapi menujukkan dari


hasil analisis wawancara secara langsung ditemukan aspek yang membuat para
guru kesulitan dalam menyesuaiakan media pembelajaran kedalam RPP.
Guru kesulitan dalam menyesuaikan media pembelajaran kedalam RPP,
diakibatkan dari tidak tersedianya fasilitas ataupun sarana dan prasarana yang
ingin digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga hal tersebut menghambat
guru dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran.
2. Kesulitan Guru Dalam Merancang Bahan Ajar
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesulitan guru dalam menyusun
bahan ajar ditemukan bahwa guru kesulitan saat membuat konten atau isi materi
pembelajaran, dan kesulitan dalam menyusun bahan ajar.Kesulitan saat membuat
konten atau isi materi pembelajaran, diakibatkan dari sumber belajar seperti buku
yang tidak sesuai dengan RPP dan keselarasan indikator pembelajaran dengan
materi yang dibuat yang ada dalam bahan ajar. Hal tersebut sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh (Majid, 2008) yang menyatakan bahwa sumber belajar
merupakan segala informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk media, yang
dapat membantu peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum,
namun sumber belajar yang ada, tidak mudah disesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku, terlebih kurikulum yang setiap saat dapat berubah. Sedangkan kesulitan
dalam menyusun bahan ajar, diakibatkan dari membuat materi pokok karna harus
disesuaikan dengan kompotensi dasar dan indikatoe yang ada didalam RPP.
3. Kesulitan Guru dalam Merancang LKPD
81

Kesulitan guru dalam menyusun sebuah LKPD adalah menyesuaiakan isi


LKPD dengan tingkat pemahaman peserta didik. Hal tersebut penting dilakukan
karena dengan disesuiakannya isi LKPD dengan kemampuan para peserta didik
akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi ajar yang dibawakan
oleh guru dan akan membuat keberhasilan dalam pembelajaran mudah untuk
dicapai. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Gestalt (Natalita,
2007) yang menyatakan bahwa pemahaman setiap individu dalam pembelajaran
memiliki tingkat yang berbeda-beda, oleh karena itu proses belajar mengajar harus
dengan pengertian, yaitu proses ditemukannya suatu pemahaman di dalam belajar
Dan juga guru kesulitan saat membuat daftar pertanyaan kedalam LKPD,
dikarenakan harus disesuaikan dengan materi dan daftar pertanyaan dengan
melihat kondisi siswa.
4. Kesulitan Guru Dalam Merancang Media Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesulitan guru dalam merancang
media pembelajaran yang dimana hanya ada satu aspek yang ditemukan yaitu
kesulitan dalam membuat media pembelajaran. Dimana guru kesulitan dalam
membuat media pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik,
dikarenakan dengan meningkatnya ketertarikan peserta didik dalam proses
pembelajaran akan mempemudah peserta didik dalam memahami materi yang
diajarkan sehingga keberhasilan dalam pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
Hal tersebut sejalan dengan teori dari (Rusman, 2013) yang mengatakan bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran berfungsi sebagai pendorong motivasi
belajar peserta didik, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan
mempertinggi daya serap, maka dari itu perlunya seorang guru untuk membuat
media pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik, walaupun
membuat media pembelajaran yang menarik tidak lah mudah dikarenakan media
tersebut harus disesuaikan dengan kondisi yang ada pada proses pembelajaran.
5. Kesulitan Guru dalam Menyusun Instrumen Penilaian
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesulitan guru dalam membuat
instrumen penilaian ditemukan bahwa guru kesulitan dalam membuat penilaian
pada aspek kognitif, efektif dan psikomotorik. Kesulitan dalam membuat
instrumen penilaian aspek kognitif diakibatkan dari tingkat pemahaman peserta
82

didik berbeda-beda dan setiap aspek penilaian belajar harus sinkron satu sama lain
Kesulitan dalam membuat instrumen penilaian aspek afektif, ditemukan
dari penyusunan indikator-indikator penilian sikap harus disesuaikan dengan
kondisi sikap para peserta didik namun di dalam kelas karakteristik setiap peserta
didik itu berbeda. Sedangkan kesulitan dalam membuat instrumen penilaian pada
aspek psikomotor diketahui bahwa penyebab guru sulit dalam membuat hal
tersebut yaitu tidak semua peserta didik yang berperan aktif dalam proses
pembelajaran terkadang ada yang aktif dan ada yang tidak aktif dan itu selalu
terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga hal itu membuat guru sulit dalam
menentukan indikator penilaian yang tepat pada penilaian psikomotorik.
Kesulitan-kesulitan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
(Abdillah, 2002) yang mengatakan bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam
melakukan penilaian lantaran ada empat aspek yang harus dinilai, seperti
spiritualitas, sosial, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
83

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis, maka dapat disimpulkan
bahwa ada beberapa kesulitan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran
tematik dikelas tinggi SDN 294 Padang Katapi Kecamatan Ponrang Kabupaten
Luwu.
Kesulitan yang dialami dalam merancang RPP yaitu, guru kesulitan dalam
menyesuaiakan media pembelajaran kedalam RPP diakibatkan dari tidak
tersedianya sarana dan prasarana yang ingin digunakan dalam proses
pembelajaran.
Kesulitan yang dialami dalam merancang Bahan ajar yaitu, guru kesulitan
saat membuat konten atau isi materi pembelajaran yang akan dimasukkan dalam
bahan ajar. Kesulitan saat membuat konten atau isi materi pembelajaran,
diakibatkan dari sumber belajar seperti buku yang tidak sesuai dengan RPP dan
keselarasan indikator pembelajaran dengan materi yang dibuat yang ada dalam
bahan ajar.Dan juga kesulitan dalam menyusun bahan ajar, diakibatkan dari
membuat materi pokok karna harus disesuaikan dengan kompotensi dasar dan
indikator yang ada didalam RPP
Kesulitan yang dialami dalam merancang LKPD yaitu, guru kesulitan dalam
menyusun LKPD dimana harus menyesuaiakan isi LKPD dengan tingkat
pemahaman peserta didik. Hal tersebut penting dilakukan karena dengan
disesuiakannya isi LKPD dengan kemampuan para peserta didik akan
memudahkan peserta didik dalam memahami materi ajar yang dibawakan oleh
guru dan akan membuat keberhasilan dalam pembelajaran mudah untuk dicapai.
Dan juga guru kesulitan saat membuat daftar pertanyaan kedalam LKPD,
dikarenakan harus disesuaikan dengan materi dan daftar pertanyaan dengan
melihat kondisi siswa.
Kesulitan yang dialami dalam merancang media pembelajaran yaitu kesulitan
guru dalam membuat media pembelajaran, dimana guru harus membuat media
pembelajaran yang kreatif, namun kurangnya sarana dan prasana dalam
pembuatan media.
84

Sedangkan kesulitan guru dalam menyusun instrumen penilaian yaitu guru


kesulitan dalam membuat penilaian pada aspek kognitif, diakibatkan dari tingkat
pemahaman peserta didik yang berbeda-beda. kesulitan dalam membuat
instrumen penilaian psikomotorik diakibatkan karena tidak semua peserta didik
berperan aktif dalam proses pembelajaran terkadang ada yang aktif dan ada yang
pasif. Dan Kesulitan dalam membuat instrumen penilaian aspek afektif,
diakibatkan dari penyusunan indikator-indikator penilian sikap harus disesuaikan
dengan karakteristik setiap peserta didik.

5.2 Saran
1. Guru agar dapat lebih meningkatkan pencapaian keberhasilan dalam
pembelajaran dengan mengatasi kesulitan-kesulitan yang didapatkan dalam
membuat rancangan pembelajaran.
2. Peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan
menambahkan beberapa variabel yang belum diteliti dalam penelitian ini.
1

DAFTAR PUSTAKA

Ain, N. 2016. Analisis Kesulitan Guru Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas
Tinggi. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 3.

Akbar, S. 2016. Impelmentasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Bandung:


Pt Remaja Rosdakarya.

Amirudin, A., & Widiati, U. (2017, June).Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar


Tematik untuk Mencapai Pembelajaran Bermakna bagi Siswa Sekolah
Dasar.In Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Kerjasama Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud 2016.

Anggun, P. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran


Tematik Pada Siswa Kelas V SDN 5 Merak Batin Natar Lampung
Selatan (Doctoral dissertation, FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN).

Anitah, S. 2018. Implementation of Thematic Instructional Model in Elementary


School. Education Research Review, 23–31.

Daryanto, H. S. 2013. Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Yokgakarta: Gava


Media.

Goleman et al., 2019. Kompetensi Pedagogik Mahapeserta didik Dalam


Mengelola Pembelajaran Tematik Integratif Kurikulum 2013 Pada
Pengajaran Micro Di Pgsd Uad Yogyakarta. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9),1689–1699.

Hasrawati. 2016. Perangkat Pembelajaran Tematik di SD. Jurnal Pendidikan


Dasar Islam, 3 (1),39

Ismail, H. 2014. Identifikasi Hambatan Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran


Tematik di SDN Wonosari IV Gunung Kidul. Skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan: Universitas Negeri Yogyakarta.

Khotimah, K. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Tematik


Berbasis Learning Cycle 5 E Tema IV Kelas IV di SD. Lampung:
Universitas Lampung.

Lubis, M. A. (2020). Pembelajaran Tematik SD/mi. Prenada Media.


Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI,
Yogyakarta: Samudra Biru, 2019.

Majid, A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Pt Remaja


Rosdakarya.
2

MiftaKhul, J. (2020). Analisis Kesulitan Guru Dalam Menerapkan Pembelajaran


Tematik Dengan Kurikulum 2013 Terevisi Di SD Negeri Pangebatan
Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas (Doctoral dissertation,
IAIN PURWOKERTO).

Ningsih, H. S., & Koryati, D. (2018).Analisis Kesulitan Guru Dalam Menerapkan


Pembelajaran Saintifik Pada Matapelajaran Ips Di Smp Negeri Kota
Palembang. Jurnal PROFIT: Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu
Ekonomi, 3(2), 130-138.

Nisyatul, T. 2017. Hambatan Guru Pada Pembelajaran Tematik dalam


Kurikulum2013 di MI SE Kecematan Gemuh Kabupaten Kendal. Skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan: Insitut Agama Islam Negeri.

Octa Samira, V. (2023). Analisis kesulitan mengajar guru pada pembelajaran


tematik di Kelas Tinggi MI NWDI Nurul Haramain Narmada Tahun
Pelajaran 2022/2023 (Doctoral dissertation, UIN Mataram).

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Permendikbud RI No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Pradana, M. I. W., & Mahendra, G. K. (2021).Analisis dampak Covid-19 terhadap


sektor pariwisata di objek wisata goa Pindul Kabupaten
Gunungkidul. Journal of Social Politics and Governance (JSPG), 3(2), 73-
85.

Pradana, M. I. W., & Mahendra, G. K. (2021).Analisis dampak Covid-19 terhadap


sektor pariwisata di objek wisata goa Pindul Kabupaten
Gunungkidul. Journal of Social Politics and Governance (JSPG), 3(2), 73-
85.

Prastowo, A. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Tematik Terpadu. Jakarta:Kencana.

Raden, I. 2015. Pembelajaran tematik integratif di sekolah dasar. 2, 34–49.

Rasidi et al. 2015. Faktor-Faktor Kesulitan Guru Pada Pembelajaran Tematik


Integratif Di Sd Kota Mataram. Jurnal Prima Edukasia, 3(2), 155.

Rukaesih A, Maolani. 2016 Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT


RajaGrafindo Persada.

Rusman, A. 2017. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Refika Aditama. Satori,


D. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
3

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. In RajaGrafindo Persada. Jakarta:


RajaGrafindo Persada.

Sidiq,U 2019. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan. Ponorogo: CV.


Nata Karya.

Sudirman. 2014. Lesson Study: Problem Solving for Integrited Thematic


Instruction (ITI) in Indonesia. Japanese: Paper Nagoya University.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukandarrumidi. 2002. Metode Penelitian. Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press.

Tim Penyusun. 2019. Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahapeserta didik.


Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Unga U, 2015. Di Sekolah Dasar Dalam Mengahadapi Masyarakat Ekonomi


Asean (Mea). Jurnal Mudariuna, 2(3), 39–44.

Vanni, H. . Y. dan H. 2015. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kurikulum


2013. Yogyakarta:Deepublish.

Wuryani, M. T., & Yamtinah, S. 2018. Textbooks Thematic Based Character


Education on Thematic Learning Primary School : An Influence. 4(2), 75–
4

LAMPIRAN
5

Lampiran 1. kisi-kisi wawancara


No. Indikator Pertanyaan
1 Kesulitan guru dalam a. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang RPP?
merancang RPP b. Mengapa RPP itu penting dalam proses
pembelajaran?
c. Apakah RPP yang bapak/ibu gunakan
ketika mengajar Anda yang buar sendiri?
d. Bagaimana cara bapak/ibu menyesuaikan
materi ajar dengan RPP?
e. Apakah bapak/ibu kesulitan dalam
menyesuaikan media pembelajaran dalam
RPP?
2 Kesulitan guru dalam a. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang bahan
merancang Bahan Ajar ajar?
b. Mengapa dalam pembelajaran harus
menggunakan bahan ajar?
c. Apakah bapak/ibu mengalami kesulitan
membuat konten atau isimateri
pembelajaran yang akan di masukkan
dalam bahan ajar?
d. Dimana bagian tersulit bapak/ibu saat
menyusun bahan ajar?
e. Apakah bahan ajar yang bapak/ibu gunakan
ketika mengajar telah memuat komponen-
komponen yang sesuai dalam bahan ajar?
3 Kesulitan guru dalam a. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang
merancang LKPD LKPD?
b. Dimana bagian tersulit bapak/ibu dalam
menyusun LKPD?
c. Apakah bapak/ibu mengalami kesulitan saat
membuat daftar pertanyaan dalam LKPD?
d. Bagaimana cara bapak/ibu dalam
6

menyesuaikan daftar pertanyaan dengan


materi ajar?
Apakah dasar teori yang di gunakan dalam
LKPD sudah sesuai dengan materi ajar
yang di ajarkan melalui RPP?
4 Kesulitan guru dalam a. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang media
merancang media pembelajaran?
pembelajaran b. Dimana bagian tersulit yang bapak/ibu
rasakan saat membuat media pembelajaran?
c. Apakah bapak/ibu merasa kerepotan saat
melakukan proses pembelajaran dengan
memanfaatkan media?
d. Mengapa pembelajaran menggunakan media
lebih interaktif dari pada tidak menggunakan
media?
e. Apakah bapak/ibu merasa kerepotan saat
melaksanakan proses pembelajaran dengan
memanfaatkan media?

5 Kesulitan guru dalam a. Apakah instrumen penilaian bapak/ibu


merancang Penilaian gunakan telah sesuai dengan aspek penilaian
pada kurikulum 2013/
b. Apakah bapak/ibu sulit dalam menyusun
instrumen penilaian pada aspek kognitif?
c. Apakah bapak/ibu sulit dalam menyusun
instrumen penilaian pada aspek
psikomotorik?
d. Apakah bapak/ibu sulit dalam menyusun
instrumen penilaian pada aspek afektif?

Sumber: Perangkat Pembelajaran Guru


7

Lampiran 2.Perangkat Pembelajaran Guru


Perangkat Pembelajaran Guru Kelas IV
1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
8
9
10
11
12

2. Bahan Ajar
13
14

3. LKPD
15
16
17

Lampiran 2. Penilaian Pembelajaran


18

Lampiran 3. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitian ini bertujuan memandu peneliti
untuk menelusuri kesulitan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran
tematik dikelas tinggi.
1. Permasalahan
Bagaimanakah kesulitan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran
tematik dikelas tinggi?
2. Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui kesulitan guru dalam merancang pembelajaran tematik?
3. Metode
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
wawancara semi struktur. Wawancara semi struktur menggunakan pedoman
wawancara yang dibuat berdasarkan tentang kesulitan guru dalam
menyusun rancanagan pembelajaran tematik yang dilakukan oleh calon
peneliti,bertujuan untuk memperoleh data tentang bagaimana kesulitan guru
dalam menyusun rancangan pembelajaran tematik dikelas tinggi.
4. Langkah Pelaksanaan Wawancara
a) Perkenalan antara calon peneliti dengan subjek yang akan diwawancarai,
serta membuat jadwal wawancara untuk setiap subjek penelitian
b) Menyiapkan pertanyaan yang akan diberikan subjek selama wawancara
berlangsung
c) Subjek diwawancarai berkaitan dengan kesulitan dalam menyusun
rancangan pembelajaran tematik.
19

Lampiran 4. Lembar Validasi


20

Lampiran 5. Dokumentasi

Wancara Guru Kelas IV.A

Wancara Guru Kelas IV.B


21

Wancara Guru Kelas V.A

Wancara Guru Kelas V.B


22

Wancara Guru Kelas VI.A

Wancara Guru Kelas VI.B


23

Foto Bersama Wali Kelas IV.A, IV.B, V.A, V.B, VI.A dan VI.B
24

Lampiran 6. Surat Keterangan Izin Meneliti


25

Lampiran 7. Surat Keterangan Selesai Meneliti

Anda mungkin juga menyukai