RANCANGANPEMBELAJARAN TEMATIK
DI KELAS TINGGISDN 294 PADANG
KATAPI KECAMATAN PONRANG
KABUPATEN LUWU
NURLALA SADDA
1901414157
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminuto Palopo
NURLALA SADDA
1901414157
Menyetujui,
Mengesahkan,
iii
KATA PENGANTAR
iv
7. Staf Universitas Cokroaminoto Palopo yang telah memberikan pelayaan
yang baik, khususnya dalam penyelesaian administrasi secara pantas.
8. Terima kasih juga kepada teman-teman angkatan IV HMPS PGSD yang
sudah mendukung dan selalu ada dalam suka maupun duka dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Serta teman-teman seperjuangan angkatan 2019 yang telah memberikan
motivasi dan semangat dalam penyusunan proposal ini dengan baik.
10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Cokroaminoto Palopo yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan
dukungan selama perkuliahan sampai menyelesaikan proposal ini.
Semoga segala bantuannya bernilai ibadah di sisi-nya. Penulis menyadari
akan berbagi keterbatasan dan kelemahan yang ada pada penulis, sehingga tidak
tertutup kemungkinan terdapat kekurangan, kelemahan bahkan mungkin
kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang
sifatnya membangun dari segenap pembaca sangat penulis harapkan sebagai
bahan pertimbangan pada penulisan selanjutnya.
Akhir kata, hanya Allah Swt, penulis memohon ridho dan magfirah-Nya,
semoga skripsi ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik dan memberikan
manfaat kepada mereka yang membutuhkannya.Amin.
Nurlala Sadda,
v
RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori.......................................................................................... 5
2.2 Hasil Penelitian Relevan....................................................................... 25
2.3 Kerangka pikir...................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..................................................................................... 29
3.2 Desain Penelitian.................................................................................. 29
3.3 Subjek penelitian.................................................................................. 29
3.4 Prosedur penelitian............................................................................... 30
3.5 Teknik pengumpulan data .................................................................... 30
3.6 Instrumen penelitian............................................................................. 31
3.7 Pemerikasaan Keabsahan Data............................................................. 31
3.8 TeknikAnalisis Data............................................................................. 32
BAB IV HASIL PENELIAT DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.....................................................................................
4.2 Pembahasan........................................................................................
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.........................................................................................
5.2 Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 34
LAMPIRAN ................................................................................................... 39
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Kompetensi inti.......................................................................................... 12
2. Kata kerja operasional............................................................................... 14
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bagan kerangka pikir................................................................................. 28
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kisi-Kisi Wawancara................................................................................... 40
2. Perangkat Pembelajaran............................................................................... 43
3. Penilaian Pembelajaran ............................................................................... 53
4. Pedoman Wawancara................................................................................... 54
xi
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi
terjadinya proses belajar mengajar. Pembelajaran adalah prosedur yang sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dimana setiap komponen saling berpengaruh. Dengan demikian,
pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara
terencana pada setiap tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran serta pembelajaran tindak lanjut. Pembelajaran tidak akan berjalan
jika tidak ada perangkat pembelajaran (Lubis, 2019).
Perangkat pembelajaran merupakan sejumlah bahan, alat, media, petunjuk,
dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran (Hasrawati, 2016).
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan
oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas dan serangkaian
perangkat pembelajaran yang harus disiapkan oleh seorang guru dalam
menghadapi pembelajaran di kelas. Perangkat pembelajaran dibuat berdasarkan
standar proses yang telah ditetapkan.
Menurut Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang standar proses
pendidikan dasar dan menengah.Standar proses adalah kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Standar proses dikembangkan mengacu pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah nomor 32 tahun
2013tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan.
Pembelajaran tematik merupakan suatu konsep yang dapat dikatakan
sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepadapeserta didik (Rasdi et al., 2015).
Pada pembelajaran tematik disekolah dasar guru harus mampu merancang
perangkat pembelajaran tematik yaitu RPP, bahan ajar, merancang penyusunan
13
Hasil observasi awal yang telah dilakukan di SDN 294 Padang Katapi
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu ditemukan bahwa dalam proses
pembelajaran model tematik yang digunakan belum maksimal dalam
pelaksanaanya sesuai dengan apa yang menjadi tautan tuntutan dalam kurikulum,
hal tersebut diakibatikan dari beberapa guru memiliki kendala dalam merancang
pembelajaran tematik yaitu RPP, bahan ajar, LKPD, media pembelajaran dan
penilaian, dikarenakan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik diperlukan
perencanaan tujuan pembelajaran sampai pada persiapan media pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan tersebut. Adapun yang sulit dilakukan guru terutama
dalam membuat RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran dan penilaian
pembelajaran dikelas tinggi, dalam RPP guru kesulitan dalam menjabarkan
kompotensi yang harus disesuaikan dengan indikator, guru kesulitan menerapkan
metode pembelajaran, guru kesulitan dalam membuat langkah-langkah
pembelajaran, dan guru kesulitan menyesuiakan media pembelajaran dalam RPP,
guru kesulitan dalam merancang bahan ajar. Dalam LKPD guru terhambat dalam
merancang penyusunan LKPD, guru kesulitan dalam membuat bahan ajar yang
sesuai dengan isi materi, guru kesulitan dalam membuat media pembelajaran yang
menarik, dan guru kesulitan dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik.
Penyusunan rancangan pembelajaran tematik menjadi masalah guru dalam
melakukan proses pembelajaran, maka untuk mengkaji lebih lanjut di perlukan
kajian penilitian yang mendalam. Peneliti melaksanakan penelitian dengan judul
“Analisis Kesulitan Guru Dalam Menyusun Rancangan Pembelajaran Tematik
Dikelas Tinggi SDN 294 Padang Katapi Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu”.
1.2 RumusanMasalah
Bagaimanakah kesulitan yang dihadapi guru dalam menyusun rancangan
pembelajaran tematik dikelas tinggi SDN 294 Padang Katapi Kecamatan Ponrang
KabupatenLuwu.
1.3 TujuanPenelitian
Untuk mendeskripsikan kesulitan yang dihadapi guru dalam menyusun
rancangan pembelajaran tematik dikelas tinggi SDN 294 Padang Katapi
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2)Prinsip-Prinsip PengembanganRPP
Pengembangan RPP tentu memiliki prinsip-prinsip dalam penyusunan RPP
Menurut (Majid, 2014) adapun prinsip-prinsipnya yaitu memperhatikan perbedaan
individu peserta didik, mendorong peserta didik untuk aktif, membiasakan
membaca dan menulis, memberikan umpan balik, keterkaitan dan keterpaduan,
menerapkan teknologi informasi dankomunikasi.
Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan RPP bahwa dengan
memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi dan gayabelajar.
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat kreativitas dan semangat belajar didik agar
memberikan umpan balik yang positif, penguatan, pengayaan dan remedial.
Dalam keterkaitan dan keterpaduan disusun untuk memperhatikan keterkaitan
danketerpaduanSK,KD,materipembelajaran,kegiatanpembelajaran,indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu kebutuhan
pengalaman belajar.
3)Langkah-Langkah PengembanganRPP
a) KegiatanPendahuluan
Kegiatan pendahuluan meliputi orientasi yang memusatkan perhatian
peserta didik pada materi yang akan di belajarkan, dengan cara menunjukkan
benda yang menarik, memberikan ilustrasi, menampilkan slide animasi (jika
memungkinkan), fenomena alam, fenomena sosial dan lainnya. Memberikan
apersepsi atau pemahaman awal kepada peserta didik tertarik belajar.Memberikan
acuan yang dapat berupa penjelasan tema dan materi dari beberapa matapelajaran.
b) KegiatanInti
Kegiatan inti merupakan yang dikemukakan oleh (Rusman, 2016) “kegiatan
dalam rangka pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu yang menekankan pada
proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik (learning experience)”. Jadi
dapat disimpulkan pengalaman belajar bisa dalam bentuk kegiatan pembelajaran
di kelas maupun di luar kelas, baik dalam bentuk tatap muka ataupun non tatap
muka. Pengalaman belajar tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan mengembangkan bentuk- bentuk interaksi
23
langsung antara guru dengan peserta didik sedangkan pengalaman belajar non-
tatap muka dimaksudkan sebagai belajar lain yang bukan kegiatan interaksi guru
dan peserta didik.
Kompetensi inti merupakan kompetensi yang mengikat berbagai
kompotensi dasar kedalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan ,mata
pelajaran. Dalam kompetensi inti mencangkup tiga ranah yaitu ranah kompetensi
sikap, ranah kompetensi keterampilan, dan ranah kompetensi pengetahuan.
Kompotensi ini di rancang seiring dengan meningkatkan usia peserta didik pada
kelas tertentu. Berikut rumusan kompotensi inti menggunakan notasi Menurut
(Rusman, 2016), yaitu kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap
spiritual, kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial, kompetensi
Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan, kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk
kompetensi inti keterampilan.
Kompetensiintidisekolahdasarterbagimenjadiempatmacamyaitu,KI.1 (sikap
spiritual) K1.2 (sikap sosial) K1.3 (pengetahuan) K1.4 (keterampilan).Untuk KI.1
dan K1.2 sesungguhnya merupakan penjabaran atau operasionalisasi dari
kompetensi sikap.Kompotensi inti dari kurikulum 2013 merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik
pada saat setiap tingkat kelas. Kompetensi inti dan kompetensi dasar digunakan
sebagai dasar untuk perubahan buku teks pelajaran pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah (Permendikbud No.22 tahun 2016) Kompetensi inti bukan
hanya untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai
kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan.
Tabel 1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti Deskripsi kompetensi
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
Sikap Spiritual
yang dianutnya.
Menunjukkan perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam
Sikap Sosial
berinteraksi (keluarga, teman, guru, tetangga,
danNegara).
Memahami pengetahuan faktual, konspektual,
Pengetahuan prosedural, dan metakognitif dengan cara : mengamati,
menanya dan mencoba.
24
suatu tujuan pembelajaran yang tersurat maupun tersirat dalam kompetensi dasar”
(Prastowo, 2015).Dalam indikator harus mengandung unsur-unsur yang dapat
memberikan petunjuk kepada penyusunan tes agar dapat mengembangkan tes
yang benar-benar dapat mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya. Unsur-
unsur tersebut menurut (Prastowo, 2015) itu dikenal dengan “ABCD” yang
berasal dari A (audience), B (behavioral), C (condition), D (degree)”.
Berdasarakan unsur-unsur diatas, bahwa dalam mengembangkan indikator
dijelaskan A=Audience adalah peserta didik yang akan belajar. B=Behavioral
adalah perilaku yang dimunculkan oleh peserta didik setelah selesai proses
belajarnya dalam pelajaran tersebut. C=Condition yaitu kondisi yang berarti
batasan yang dikenakan kepada peserta didik pada saat tes. D=Degree adalah
tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai suatuperilaku.Indikator
pencapaian kompetensi merupakan pengukur sikap peserta didik melalui
observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar.Indikator
pencapaian kompetensi dikembangkan berdasarkan pada kompetensi dasar
dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO). Adapun daftar KKO
dibawah ini:
Tabel 2. Kata Kerja Operasional
Ranah Kata Kerja
No Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Operasional
1. Pengetahuan Mengingat Menyebutkan macam-macam
tumbuhan.
2. Pengetahuan Memahami Menjelaskan nilai-nilai pancasila yang
terkandung dalam sila ketuhan yang
maha esa dan sila kemanusianyangadil
dan beradap.
3. Pengetahuan Menerapkan Menuliskan ciri-ciri teks investigasi.
4. Pengetahuan Menganalisis Membedakan teks investigasi dan teks
deskripsi.
5. Pengetahuan Mengevaluasi Menentukan hasil operasi hitung yang
melibatkan berbagai bentuk pecahan.
6. Keterampilan Mencoba Mencari, mengelola infromasi, serta
membuat kesimpulan dan
mengomunikasikan hubungan
keterkaitan manusia dan kondisi
geografis, serta pengaruhnya bagi
kehidupan sosial budaya
dalambentuklaporan.
7. Keterampilan Mencipta Berkreasi mengelolah umbi dengan
cara sederhana menjadi satu
jenismakanan.
26
Pada tabel tersebut menujukkan bahwa KKO diambil dari teori Tasknomi
Bloom yang direvisi di dalamnya merukuk 8 fase dalam belajar yang harus
diterapkan, seperti: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencoba, mencipta dan menyaji. Selanjutnya KKO harus
dikembangkan melalui IPK, disebabkan setiap guru harus punya capaian yang
akan dituju untuk menghasilkan pembelajaran yang sukses.
(3) Menyusun Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi yang bersifat
operasional yang di targetkan atau di capai oleh peserta didik dalam RPP. Tujuan
pembelajaran akan mendorong komitmen guru untuk menciptakan pengalaman
belajar yang menarik, efektif, dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Pengalaman belajar yang di maksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran bervariasi dan berpusat kepada peserta didik.
Penyusanan rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP tematik yaitu dilihat
dari pengembangan indikator, jika sudah paham akan penyusunan indikator maka
sudah pasti bisa menyusun rumusan tujuan pembelajaran. Karena tujuan
pembelajaran ditarik dari rumusan indikator. Dalam penyusunan rumusan tujuan
pembelajaran ini ada penambahan sebuah kalimat yang akan diberikan kepada
peserta didik untuk menguasai kompetensi pembelajarantersebut.
Rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP tematik sama dengan rumusan
indikator. Hanya saja, pada bagaian awal ditambahkan suatu statement atau
pernyataan yang menjelaskan tentang pengalaman belajar yang akan diberikan
oleh guru dalam proses pembelajaran supaya peserta didik dapat menguasai
kompetensi.
c) KegiatanPenutup
Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah mengukur tingkat keberhasilan
peserta didik maupun guru dalam kegiatan belajar mengajar.Kegiatan akhir dalam
pembelajaran tematik tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup
27
pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan pernilaian hasil belajar peserta didik dan
kegiatan tidak lanjut. Kegiatan tidak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada
proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini
relatif singkat.Oleh Karena itu, guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu
seefisien mungkin. Kegiatan penutup dan tidak lanjut dalam pembelajaran tematik
diantaranya:Guru bersama dengan peserta didik refleksi dan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran,melaksanakan ulangan harian atau penilaian formatif, atau
menilai aktivitas proses dan karya peserta didik,melaksanakan tindak lanjut
pembelajaran melalui kegiatan pemberian tugas/latihan atau proyek yang harus
dikerjakan di rumah,memberikan penguatan terhadap bahan pelajaran yang di
anggap sulit oleh peserta didik,menginformasikan tema/sub tema/pembelajaran
selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dan,menutup kegiatan
pembelajaran(Rusman,2016).
Berdasarkan hal tersebut bahwa kegiatan akhir atau penutup diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan
maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari peserta didik serta keterkaitannya dengan pengalaman peserta didik
sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Cara yang dapat di pakai guru dalam menutup pembelajaran adalah
meninjau kembali dan mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran, dalam
kegiatan penutup meninjau kembali dapat di lakukan dengan merangkum inti
pelajaran atau membuatringkasan.
b.BahanAjar
1) Pengertian BahanAjar
Bahan ajar memiliki posisi penting dalam pembelajaran, yaitu sebagai
repsentasi dari penjelasan guru.Keterangan-keterangan guru, uraian-uraian yang
harus disampaikan guru, dan informasi yang harus disajikan guru dihimpun di
dalam bahan ajar. Menurut (Akbar, 2016) bahan ajar merupakan seperangkat
materi atau subtansi pelajaran yang disusun secara sistematis serta menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Dikmenjur merupakan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat materi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematis yang berisi
28
tetapi juga dapat menuntun peserta didik dalam melakukan kegiatan seperti
melakukan pengamatan, percobaan, mengidentifikasi, membuat tabel, serta
mencatat hasil penelitiannya pada LKPD.
2) Langkah-Langkah Menyusun LKPDTematik
Proses penyusunan LKPD harus berkesesuaian pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Hal ini sesuai dengan pendapat
suyanto (Khotimah, 2017)yang menyatakan bahwa dalam penyusunan LKPD
harus memperhatikan langkah yaitu: Pertama, Melakukan analisis kurikulum,
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi pembelajaran, serta
alokasi waktu. Kedua, Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan
belajar yang paling sesuai dengan hasil analisis SK,KD, dan Indikator. Ketiga,
menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar. Keempat,
menyusun LKPD sesuai dengan kegiatan eksplorasi dalamRPP.
Selain yang dikemukakan oleh Suyanto, juga dikembangkan oleh (Rusdi,
2008) langkah-langkah dalam persiapan LKPD dapat dikelompokan dalam empat
tahap sebagai berikut: Pertama, Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan
memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar peserta didik, dan kompetensi
yang harus dicapai peserta didik.Kedua, Menyusun peta kebutuhan LKPD. Peta
kebutuhan LKPD berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKPD dan urutan
LKPD.Ketiga, menentukan judul-judul LKPD. Judul LKPD harus sesuai dengan
KD, 23 materi pokok dan pengalaman belajar.Keempat, penulisan LKPD.
(Khotimah, 2017).
Penjelasan di atas membimbing dalam penyusunan LKPD secara sempurna
sehingga menjadi bahan ajar yang berkualiatas dalam proses pembelajaran, seperti
yang kualitas cetak yang baik, isi materi yang sesuai jenis kegiatan yang tepat dan
latihan soal/pertanyaan yang produktif. Hal ini menjadi bahan perhatian guna
menyusun LKPD. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat
dikerjakan secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku atau referensi lain
yang terkait dengan materitugasnya.
31
d.Media Pembelajaran
Kata media dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara, atau penghantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara (Wasaa
Ilu) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sehingga media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Association for Education and
Communication Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala
bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi. National
Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang
dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sehingga media itu berarti
perantara atau penghubung berupa tulisan, gambar, suara, animasi serta video
untuk mempermudah menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima. Apabila
media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media
pembelajaran. Jadi dapat diartikan secara keseluruhan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar atau pembelajaran
terjadi.
Banyak ahli yang memberikan pendapat tentang pengertian media
pembelajaran.Menurut Gerlach dan P. Ely media pembelajaran dalam arti luas dan
sempit.Media dalam arti luas yaitu orang, material atau kejadian yang dapat
menciptakan kondisi sehingga memungkinkan pelajar dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru.Dalam pengertian ini maka guru,
buku, dan lingkungan termasuk media.Sedangkan dalam arti sempit yang
dimaksud dengan media adalah grafik, potret, gambar, alat-alat mekanik dan
elektronik yang digunakan untuk mengungkap, memproses serta menyampaikan
informasi visual dan verbal.
Menurut Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti
32
radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat
semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan,
maka merupakan media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan bagian integral dalam sistem
pembelajaran.Banyak macam media pembelajaran dapat
digunakan.Penggunaannya meliputi manfaat yang banyak pula.Penggunaan media
pembelajaran harus didasarkan pada pemilihan yang tepat. Sehingga dapat
memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses
pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses
belajar.
Bentuk-bentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan
pengalaman belajar agar menjadi konkret. Penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta
didik. Anak usia sekolah dasar masih berpikir operasional konkret, artinya
pembelajaran yang dilakukan guru harus konkret dan sederhana sehingga mudah
untuk dipahami oleh peserta didik, untuk itu penggunaan media dan sumber
belajar merupakan suatu keniscayaan atau keharusan jika ingin mendapatkan hasil
belajar yang optimal. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran tematik harus
diperhatikan mengenai optimalisasi penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi. Tanpa media yang bervariasi maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran
tematik tidak akan berjalan secara denganefektif.Contoh media yang digunakan
untuk sumber daya pendukung keberhasilan pelaksanaan Pembelajaran, yaitu:
1) Audio (pita audio/kaset, piringan audio, dan radio/rekaman siaran).
2)Cetak (buku teks program, buku pegangan,buku tugas).
3)Audio cetak (buku latihan dilengkapikaset, gambar/poster dilengkapi audio).
4)Proyek visual diam ( film bingkai/slide, film rangkai).
Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat
divariasikan ke dalam penggunaan media visual, media audio dan media audio-
visual.Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat.Media visual ini
33
biasanya paling sering digunakan oleh guru sekolah dasar untuk membantu
menyampaikan isi tema pembelajaran yang sedang dipelajari.Contohnya gambar-
gambar yang disajikan secara fotografik (seperti grafik, bagan, diagram, posret,
kartun dan komik).Penggunaaan media audio yaitu media yang mengandung
pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk mempelajari isi
tema. Menurut (Rusman, 2016).“Penggunaan media audio dalam pembelajaran
tematik di sekolah dasar pada umumnya untuk melatih keterampilan yang
berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan”.
Berdasarkan jenis media yang telah dikemukakan di atas, tampaknya yang
lebih sempurna ialah penggunaan media audio-visual.Media audio-visual
merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut
dengan media pandang dengar. Dengan menggunakan media audio-visual ini
maka penyajian isi tema akan semakin lengkap. Selain itu media ini dalam batas-
batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru.
e.Penilaian Pembelajaran Tematik
Kurikulum 2013 kegiatan penilaian pembelajaran di SD telah bergeser ke
era model penilaian baru yang lebih representatif dan mampu menggambarkan
kemampuan yang nyatanya yang berhasil dikuasai oleh peserta didik atau biasa
disebut penilaian autentikPenilaian dalam pembelajaran tematik hendaknya valid,
mendidik, berorientasi pada kompetesi, adil, dan objektif. Dalam Pemendikbud RI
No.66 Tahun 2013 disebutkan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian
yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input),
proses, dan keluaran(output).
Menurut (Kunandar Prastowo, 2015) “menjelaskan ketiga jenis penilain
input, proses dan output”. Penilaian input adalah penilaian yang di lakukan
sebelum pembelajaran dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan agar
mengetahui kemampuan awal peserta didik. Penilaian proses merupakan yang
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui pencapaian
kompetensi peserta didik, proses penilaian biasanya dilakukan dengan
memberikan PR,memberikansoallatihan,danpengamatanwaktudiskusi.Sedangkan
penilaian output adalah penilaian-penilaian yang dilakukan setelah selesai
34
BAB III
METODEPENELITIAN
dijadikan sebagai sumber informasi. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah
guru-guru yang ada dikelas tinggi, antara lain: dua guru kelas IV, dua guru kelas
V, dan dua guru kelas VI. Adapun objek penelitian adalah pokok persoalan yang
hendak diteliti untuk mendapatkan data secara terarah, sehingga yang menjadi
objek dalam penelitian ini yaitu adalah kesulitan yang dihadapi guru dalam
menyususn perangkat pembelajaran pada pembelajaran tematik.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Guru kelas IV.A : “Ee dirangkum dalam silabus, kemudian ee diambil buku
materi, disetarakan dengan RPP”.
Peneliti : Apakah ibu kesulitan dalam menyesuaikan media
pembelajaran dalam RPP?
Guru kelas IV.A : “iya, kesulitan karna dalam RPP biasanya ee menuntut kita
menyediakan media yang ee tidak ada dilingkungan kita, itu
saja”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV.A yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang RPP, terdapat kesulitan guru dalam
menyesuaikan media pembelajaran dalam RPP, dimana guru kelas IV.A
menyatakan bahwa “iya kesulitan karna dalam RPP biasanya menuntut kita untuk
menyediakan media, namun media tersebut tidak ada dilingkungan kita”.
Guru kelas IV.B : “RPP adalah kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
kali pertemuan atau lebih”.
Peneliti : Mengapa RPP itu penting dalam proses pembelajaran?
Guru kelas IV.B : “Karna di dalam perangkat RPP tersebut memuat tentang
tujuan dari pembelajaran yang mana setiap pokok bahasan
memiliki tujuan yang berbeda-beda”.
Peneliti : Apakah RPP yang ibu gunakan ketika mengajar anda yang
buat sendiri?
Guru kelas IV.B : “ iya, tapi terkadang mengambil sedikit referensi juga di
internet”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu menyesuaikan materi ajar dengan RPP?
Guru keas IV.B : “Menyesuaikan dengan RPP guru memasukkan materi ajar
dalam bentuk RPP, yang dikembangkan secara rinci dari
suatu materi pokok atau tee tema tertentu”.
Peneliti : Apakah ibu kesulitan dalam menyesuaikan media
pembelajaran dalam RPP?
48
Dan juga terdapat kesulitan pada saat menyusun bahan ajar, dimana guru
kelas IV.A menyatakan bahwa “kesulitannya yaitu terdapat di kegiatan inti”.
Guru keas IV.B : “Iya kadang-kadang sesuai, kadang juga tidak sesuai
tergantung dari materi yang ada”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IV.B yang telah diwawancarai
pada aspek kesulitan guru dalam merancang bahan ajar, terdapat kesulitan pada
saat menyusun bahan ajar, dimana guru kelas IV.B menyatakan bahwa “bagian
tersulitnya yaitu pada saat membuat materi pokoknya karna harus disesuaikan
dengan KD, indikator di RPP”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.A sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:
Guru kelas V.A : “RPP itu merupakan bahan untuk panduan mengajar dan
mengembangkan mata pelajaran kesiswa”.
Peneliti : Mengapa RPP itu penting dalam proses pembelajaran?
Guru kelas V.A : “Karena tanpa pp, RPP kita tidak bisa mengembangkan
materi-materi yang akan kita ajarkan kesiswa”.
Peneliti : Apakah RPP yang ibu gunakan ketika mengajar anda yang
buat sendiri?
Guru kelas V.A : “iya saya buat sendiri, tetapi ada juga dari internet yang kami
rimpun untuk menyatukan menjadi sebuah RPP untuk
dikembangkan kepada siswa”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu menyesuaikan materi ajar dengan RPP?
Guru kelas V.A : “Yaitu dengan cara penjabaran kompotensi dasar kedalam
indikator. Materi ajar yang harus juga disesuaikan dengan
tingkat pemahaman siswa”.
Peneliti : Apakah ibu kesulitan dalam menyesuaikan media
pembelajaran dalam RPP?
Guru kelas V.A : “Media pembelajaran sulit disesuaikan dalam RPP, karna
terkadang kita butuh media pembelajaran namun me media
tersebut tidak tersedia”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V.A yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam merancang RPP, terdapat kesulitan guru dalam
menyesuaikan media pembelajaran dalam RPP, dimana guru kelas V.A
menyatakan bahwa “media pembelajaran sulit disesuaikan dalam RPP, karna
terkadang kita butuh media pembelajaran namun media tersebut tidak tersedia”.
56
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.B sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu :
pemahaman siswa”.
Peneiti : Dimana bagian tersulit ibu dalam menyusun LKPD?
Guru kelas V.A : “Terutama itu mengenai pemahaman materi, karna siswa itu
tidak semua indiks pemahamannya, sesuai atau sama jadi
disini kita jabarkan dalam LKPD disesuaikan dengan indeks
pemahaman siswa”.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan saat membuat daftar
pertanyaan dalam LKPD?
Guru kelas V.A : “Tidak, karna pertanyaan yang dijabarkan dalam LKP, LKPD
itu sudah kita ambil dari beberapa indikator-indikator yang
dibuat dari RPP tersebut, dari RPP itu dijabarkan kedalam
indikator dan materi-materi itu maka, makanya dari situlah
hasil soal-soal atau materi yang dibuatkan kedalam LKPD
untuk siswa”.
Peneliti : Bagaimana cara ibu dalam menyesuaikan daftar pertanyaan
dengan materi ajar?
Guru kelas V.A : “Disesuaikan dengan kita jabarkan dalam LKPD itu sudah
kita ambil dari beberapa indikator yang muat dari RPP
tersebut, dari RPP itu dijabarkan kedalam indikator dan
materi itu, makanya dari situlah hasil soal-soal atau materi
yang dibuatkan kedalam RPP untuk siswa”.
Peneliti : Apakah dasar teori yang digunakan dalam LKPD sudah
sesuai dengan materi yang diajarkan melalui RPP?
Guru kelas V.A : “Sudah, karna RPP kita menemukan indikator, dari indikator
itu kita menghasilkan soal-soal yang kita jabarkan kedalam
LKPD kedapa siswa”.
Berdasarkan hasi wawancara guru kelas V.A yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam merancang LKPD, terdapat kesulitan guru dalam
menyusun LKPD, dimana guru kelas V.A menyatakan bahwa “terdapat kesulitan
dalam merancang LKPD Terutama itu mengenai pemahaman materi, karna siswa
itu tidak semua indiks pemahamannya, jadi disini kita jabarkan dalam LKPD
disesuaikan dengan indeks pemahaman siswa”.
60
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.B sebagai
pendukung hasi penelitian yaitu:
Guru kelas V.B : “Karna menggunakan media interaktif kita lebih mudah untuk
menjelaskan kepada siswa, dan juga siswa menjadi lebih
semangat dalam proses pembelajaran. Berbanding dengan
tidak menggunakan media kita sangat kesusahan untuk
menjelaskan kepada siswa”.
Peneliti : Apakah ibu memanfaatkan media saat membawa materi ajar?
Guru kelas V.B : “Iya biasa memanfaatkan, dan biasanya juga tidak tergantung
media seperti apa yang digunakan”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V.B yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam merancang media pembelajaran, terdapat kesulitan
guru dalam membuat media pembelajaran, dimana guru kelas V.B menyatakan
bahwa “Bagian tersulit yaitu terdapat dalam membuat media pembelajaran yang
menarik, guna untuk menarik perhatian siswa untuk belajar”.
e. Kesulitan guru dalam menyusun instrument Penilaian
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas V.A sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:
Peneliti : Apakah instrument penilaian ibu gunakan telah sesuai dengan
dengan aspek penilaian pada kurikulum 2013?
Guru kelas V.A : “Iya sudah”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek kognitif?
Guru kelas V.A : “Dari seg segi komponen kognitif itu kesulitannya segi siswa,
karna siswa itu berbeda pemikiran dan pemahaman-
pemahamannya”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek psikomotorik?
Guru kelas V.A : “Kesulitannya itu dalam penilaian yang diberikan kepada
siswa itu dari segi bagaimana kerja kerja kerasnya siswa,
kadang siswa aktif kadang tidak disini kesulitan kami sebagai
seorang pendidik”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek efektif?
63
Guru kelas V.A : “Selalu mengalami kesulitan, dimana penilaian efektif lebih
menekankan pada penilaian sikap, na disini sikap siswa
masing-masing berbeda”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V.A yang telah diwawancarai pada
aspek kesulitan guru dalam menyusun instrument penilaian, terdapat kesulitan
guru dalam menyusun instrument penilaian pada aspek kognitif, dimana guru
kelas V.A menyatakan bahwa “Dari segi komponen kognitif itu kesulitannya
terdapat pada segi siswa, karna siswa itu berbeda pemikiran dan pemahamannya”.
Juga terdapat kesulitan dalam menyusun instrument penilaian pada aspek
psikomotorik, dimana guru kelas V.A menyatakan bahwa “Kesulitannya itu
terdapat dalam penilaian yang diberikan kepada siswa itu dari segi bagaimana
kerja kerasnya siswa, kadang siswa aktif kadang tidak disini kesulitan kami
sebagai seorang pendidik”.
bahan ajar, dimana guru kelas VI.A menyatakan bahwa “saya sering mengalami
kesulitan, karna di RPP ada KD atau kompotensi dasar, indikator maka materi
pokok harus disinkrongkan semuanya”.
Dan juga terdapat kesulitan pada saat menyusun bahan ajar, dimana guru
kelas VI.A menyatakan bahwa “Bagian tersulit terdapat pada saat membuat materi
pokoknya karna harus sesuai dengan KD dan indikator yang ada di RPP”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.B
sebagai pendukung hasil penelitian yaitu:
bahan ajar, dimana guru kelas VI.B menyatakan bahwa” Iya kesulitan, terutama
dalam RPP bisa ada buku tidak sesuai dengan RPP, maka disitulah kesulitannya
kami”.
Dan juga terdapat kesulitan pada saat menyusun bahan ajar, dimana guru
kelas VI.B menyatakan bahwa” Yang paling sulit yaitu terdapat pada bahan-bahan
yang tertera dalam RPP”.
Guru kelas VI.B : “Bagian tersulitnya yaitu pada saat membuat media
pembelajaran, kita harus membuatnya sebagus dan semenarik
mungkin untuk menarik minat belajar siswa dalam kelas agar
proses belajar lebih hidup”.
Peneliti : Apakah ibu merasa kerepotan saat melakukan proses
pembelajaran dengan memanfaatkan media?
Guru kelas VI.B : “Tidak”.
Peneliti : Mengapa pembelajaran menggunakan media lebih interaktif
dari pada tidak menggunakan media?
Guru kelas VI.B : “Karna jika menggunakan media interaktif kita bisa
meningkatkan semangat belajar peserta didik. Kebanding
dengan tidak menggunakan media terkadang siswa lebih
cenderung dan cepat lelah dalam belajar”.
Peneliti : Apakah ibu memanfaatkan media saat membawa materi ajar?
Guru kelas VI.B : “Iya memanfaatkan, dan tergantung juga media seperti apa
yang mau digunakan pada saat proses belajar mengajar”.
Berdasarkan hasil wawancara untuk guru kelas VI.B yang telah
diwawancarai pada aspek kesulitan guru dalam merancang media pembelajaran,
terdapat kesulitan guru pada saat membuat media pembelajaran, dimana guru
kelas VI.B menyatakan bahwa “Bagian tersulit pada saat membuat media
pembelajaran, kita harus membuatnya sebagus dan semenarik mungkin untuk
menarik minat belajar siswa dalam kelas agar proses belajar lebih hidup”.
Guru kelas VI.A : “Iya karna penilaian psikomotorik itu atau keterampilan sulit
karna buat saya terkadang dalam materi ajarbiasanya dalam
pertemuan guru hanya menjelaskan saja dan meningkatkan
pada waktu”.
Peneliti : Apakah ibu sulit dalam menyusun instrument penilaian pada
aspek efektif?
Guru kelas VI.A : “Iya saya selalu mengalami kesulitan, karna penilaian afektif
itu menekankan pada sikap siswa, sedangkan banyak siswa
yang harus diliat sikapnya pada setiap kelas”.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas VI.A yang telah diwawancara pada
aspek kesulitan guru dalam menyusun instrument penilaian, terdapat kesulitan
guru pada saat menyusun instrument penilaian pada aspek kognitif, dimana guru
kelas VI.A menyatakan bahwa “Iya kesulitan dalam menyusun instrument
penilaian pada aspek kognitif karna dikurikulum 2013 ada 3 instrument yang
digunakan dan harus singkron antar ketiganya”. Juga terdapat kesulitan dalam
menyusun instrument penilaian psikomotorik, dimana guru kelas VI.A
menyatakan bahwa “Iya kesulitan karna penilaian psikomotorik itu atau
keterampilan sulit karna buat saya terkadang dalam materi ajar biasanya dalam
pertemuan guru hanya menjelaskan saja dan meningkatkan pada waktu”.Dan
terdapat kesulitan dalam menyusun instrument penilaian pada aspek efektif,
dimana guru kelas VI.A menyatakan bahwa “Iya saya selalu mengalami kesulitan,
karna penilaian afektif itu menekankan pada sikap siswa, sedangkan banyak siswa
yang harus diliat sikapnya pada setiap kelas”.
Pertanyaan yang diajukan melalui wawancara untuk guru kelas VI.B sebagai
pendukung hasil penelitian yaitu:
RPP terkadang menjadi salah satu hal yang dapat membuat para guru
kesulitan saat membuatnya, dikarenakan beberapa hal sehingga para guru tidak
membuat RPP mereka sendiri.
e) Responden 5 mengatakan bahwa dengan adanya bahan ajar ini bisa menjadi
pedoman bagi pendidik maupun peserta didik dimana pendidik memiliki
pedoman untuk mengarahkan aktivitas pembelajaran, terdapat kompotensi
yang akan diajarkan dan diberikan kepada siswa.
f) Responden 6 mengatakan bahwa dengan adanya bahan ajar ini bisa berpusat
pada kemampuan siswa yang beragam, memiliki kontrol terhadap
pencapaian hasil belajar.
Adapun kekurangan bahan ajar menurut beberapa responden sebagai
berikut:
a) Responden 1 mengatakan bahwa terkadang bahan ajar yang dibuat itu tidak
sesuai dengan RPP yang diterapkan.
b) Responden 2 mengatakan bahwa bahan ajar yang saya buat terkadang
kurang menarik sehingga membuat para peserta didik cepat bosan.
c) Responden 3 mengatakan bahwa dalam bahan ajar saya hanya ada berupa
soal tanpa ada contoh yang jelas.
d) Responden 4 mengatakan bahwa bahan ajar yang saya gunakan pada buku
teks masih terdapat materi yang tidak sesuai dengan kurikulum, atau tidak
adanya kesesuaian antar materi yang disajikan dalam buku teks dengan
tujuan pendidikan.
e) Responden 5 mengatakan bahwa bahan ajar yang saya buat ini masih
terdapat kekurangan dimana pada buku teks adanya materi yang tidak sesuai
dengan perkembangan kognitif anak.
f) Responden 6 mengatakan bahwa dengan bahan ajar ini saya masih
terkendala dibagian referensi yang masih kurang, dan waktu yang menjadi
kendala utama untuk guru.
3) LKPD
Adapun kelebihan LKPD menurut beberapa responden sebagai berikut:
b) Responden 2 mengatakan bahwa peta konsep dalam LKPD yang telah saya
buat dapat memberikan gambaran kepada peserta didik akan materi yang
akan diajarkan sehingga mereka dapat memahami materi dalam
pembelajaran tersebut.
c) Responden 3 mengatakan bahwa dalam LKPD yang saya buat terdapat
rangkuman materi yang dapat mengarahkan proses pembelajaran lebih
terarah lagi, sehingga peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan
secara spesifik.
d) Responden 4 mengatakan bahwa LKPD yang saya buat ini guna untuk
membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
dapat membentuk interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik,dan
juga dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik.
e) Responden 5 mengatakan bahwa dengan adanya LKPD ini peserta didik
bisa lebih aktif dalam proses pembelajaran, membantu mengembangkan
keterampilan proses minat belajar peserta didik.
f) Responden 6 mengatakan bahwa dengan LKPD ini sangat membantu untuk
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk
interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik, dan juga dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik.
Adapun kekurangan LKPD menurut beberapa responden sebagai berikut:
didik berbeda-beda dan setiap aspek penilaian belajar harus sinkron satu sama lain
Kesulitan dalam membuat instrumen penilaian aspek afektif, ditemukan
dari penyusunan indikator-indikator penilian sikap harus disesuaikan dengan
kondisi sikap para peserta didik namun di dalam kelas karakteristik setiap peserta
didik itu berbeda. Sedangkan kesulitan dalam membuat instrumen penilaian pada
aspek psikomotor diketahui bahwa penyebab guru sulit dalam membuat hal
tersebut yaitu tidak semua peserta didik yang berperan aktif dalam proses
pembelajaran terkadang ada yang aktif dan ada yang tidak aktif dan itu selalu
terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga hal itu membuat guru sulit dalam
menentukan indikator penilaian yang tepat pada penilaian psikomotorik.
Kesulitan-kesulitan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
(Abdillah, 2002) yang mengatakan bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam
melakukan penilaian lantaran ada empat aspek yang harus dinilai, seperti
spiritualitas, sosial, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis, maka dapat disimpulkan
bahwa ada beberapa kesulitan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran
tematik dikelas tinggi SDN 294 Padang Katapi Kecamatan Ponrang Kabupaten
Luwu.
Kesulitan yang dialami dalam merancang RPP yaitu, guru kesulitan dalam
menyesuaiakan media pembelajaran kedalam RPP diakibatkan dari tidak
tersedianya sarana dan prasarana yang ingin digunakan dalam proses
pembelajaran.
Kesulitan yang dialami dalam merancang Bahan ajar yaitu, guru kesulitan
saat membuat konten atau isi materi pembelajaran yang akan dimasukkan dalam
bahan ajar. Kesulitan saat membuat konten atau isi materi pembelajaran,
diakibatkan dari sumber belajar seperti buku yang tidak sesuai dengan RPP dan
keselarasan indikator pembelajaran dengan materi yang dibuat yang ada dalam
bahan ajar.Dan juga kesulitan dalam menyusun bahan ajar, diakibatkan dari
membuat materi pokok karna harus disesuaikan dengan kompotensi dasar dan
indikator yang ada didalam RPP
Kesulitan yang dialami dalam merancang LKPD yaitu, guru kesulitan dalam
menyusun LKPD dimana harus menyesuaiakan isi LKPD dengan tingkat
pemahaman peserta didik. Hal tersebut penting dilakukan karena dengan
disesuiakannya isi LKPD dengan kemampuan para peserta didik akan
memudahkan peserta didik dalam memahami materi ajar yang dibawakan oleh
guru dan akan membuat keberhasilan dalam pembelajaran mudah untuk dicapai.
Dan juga guru kesulitan saat membuat daftar pertanyaan kedalam LKPD,
dikarenakan harus disesuaikan dengan materi dan daftar pertanyaan dengan
melihat kondisi siswa.
Kesulitan yang dialami dalam merancang media pembelajaran yaitu kesulitan
guru dalam membuat media pembelajaran, dimana guru harus membuat media
pembelajaran yang kreatif, namun kurangnya sarana dan prasana dalam
pembuatan media.
84
5.2 Saran
1. Guru agar dapat lebih meningkatkan pencapaian keberhasilan dalam
pembelajaran dengan mengatasi kesulitan-kesulitan yang didapatkan dalam
membuat rancangan pembelajaran.
2. Peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan
menambahkan beberapa variabel yang belum diteliti dalam penelitian ini.
1
DAFTAR PUSTAKA
Ain, N. 2016. Analisis Kesulitan Guru Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas
Tinggi. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 3.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
LAMPIRAN
5
2. Bahan Ajar
13
14
3. LKPD
15
16
17
Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitian ini bertujuan memandu peneliti
untuk menelusuri kesulitan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran
tematik dikelas tinggi.
1. Permasalahan
Bagaimanakah kesulitan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran
tematik dikelas tinggi?
2. Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui kesulitan guru dalam merancang pembelajaran tematik?
3. Metode
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
wawancara semi struktur. Wawancara semi struktur menggunakan pedoman
wawancara yang dibuat berdasarkan tentang kesulitan guru dalam
menyusun rancanagan pembelajaran tematik yang dilakukan oleh calon
peneliti,bertujuan untuk memperoleh data tentang bagaimana kesulitan guru
dalam menyusun rancangan pembelajaran tematik dikelas tinggi.
4. Langkah Pelaksanaan Wawancara
a) Perkenalan antara calon peneliti dengan subjek yang akan diwawancarai,
serta membuat jadwal wawancara untuk setiap subjek penelitian
b) Menyiapkan pertanyaan yang akan diberikan subjek selama wawancara
berlangsung
c) Subjek diwawancarai berkaitan dengan kesulitan dalam menyusun
rancangan pembelajaran tematik.
19
Lampiran 5. Dokumentasi
Foto Bersama Wali Kelas IV.A, IV.B, V.A, V.B, VI.A dan VI.B
24