Anda di halaman 1dari 157

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER CERPEN DALAM BUKU

ERLANGGA TEMA BERBAGI PEKERJAAN BERBASIS

KURIKULUM 2013 PADA KELAS IV SD

SKRIPSI

Oleh : FATIMAH
NIM : 1605115114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020

i
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER CERPEN DALAM BUKU
ERLANGGA TEMA BERBAGI PEKERJAAN BERBASIS

KURIKULUM 2013 PADA KELAS IV SD

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman

Oleh: FATIMAH
NIM: 1605115114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020

ii
iii
ABSTRAK

Fatimah, 2020. Nilai-nilai Karakter cerpen dalam buku Erlangga Tema Berbagi
Pekerjaan Berbasis Kurikulum 2013 pada kelas IV Tahun Pembelajaran
2020/2021. Penelitian ini dibimbing oleh Prof. Dr. H. Moh Siddik, M.Pd selaku
pembimbing I dan Sukriadi, S.Pd., M.Pd.selaku pembimbing II.

Kata Kunci :Nilai Karakter, cerpen, buku teks

Penelitian ini dilakukan berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini


tentang apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam buku
Erlangga tema “Berbagi Pekerjaan” kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat pada buku
siswa kelas IV tema “Berbagi Pekerjaan” kurikulum 2013. Jenis penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini
adalah kalimat yang mengandung dan menunjukkan nilai pendidikan karakter.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca, menyimak dan mencatat.
Metode yang digunakan dalam analisis data adalah analisis isi (content analysis).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 18 nilai pendidikan karakter yang
dicanangkan oleh Kemendiknas, ditemukan 14 nilai pendidikan karakter yang
terdapat pada buku siswa kelas IV tema 4 “Berbagi Pekerjaan” kurikulum 2013
yaitu: (1) jujur, (2) toleransi, (3) disiplin, (4) kerja keras, (5) kreatif, (6) mandiri,
(7) demokratis, (8) rasa ingin tahu, (9) cinta tanah air, (10) menghargai prestasi,
(11) bersahabat/komunikatif, (12) cinta damai, (13) peduli sosial, (14) tanggung
jawab. Sehingga dalam buku siswa kelas IV tema “Berbagi Pekerjaan” kurikulum
2013. Belum memuat 18 nilai pendidikan karakter, namun hanya terdapat 14
nilai karakter di dalam tema berbagi pekerjaan, dan 4 nilai-nilai pendidikan
karakter yang tidak ditemukan pada cerpen di dalam tema berbagi pekerjaan di
antaranya yaitu nilai karakter, Religius, Disiplin, Gemar Membaca dan Peduli
Lingkungan, pada buku Tematik Erlangga kelas IV tema “Berbagi Pekerjaan”
kurikulum 2013.

iv
RIWAYAT HIDUP

Fatimah (2020), dilahirkan di Kota Berau pada tanggal

17 November 1997. Anak dari pasangan suami istri

yaitu Bapak Muhammad dan Ibu Nurlaila (Alm) dan

merupakan anak ke enam dari enam bersaudara.

Pada tahun 2004, peneliti mengawali dunia pendidikan

di SDN 001 Batu-Putih, dan tamat pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 19

Berau, dan lulus pada tahun 2013. Setelah lulus SMP, penelitian melanjutkan di

Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 10 Berau, dan lulus tahun 2016.

Kemudian melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi di mulai pada tahun 2016

di Universitas Mulawarman pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

jurusan ilmu pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar jenjang

Stara Satu (SI) melalui jalur SMMPTN. Kemudian melakukan Praktek Lapangan

Persekolahan II (PLP II) di SDN 006 Samarinda Ulu, Samarinda pada tahun 2019

dan kemudian dilakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di SDN 006 Samarinda Ulu,

Samarinda pada tahun 2019.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjat kan kehadiratAllah SWT atas berkat rahmat
dan izin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul „Analisis
Nilai Karakter Cerita Pendek (Cerpen) Dalam Buku Erlangga Berbasis
Kurikulum 2013 Pada Kelas IV sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Selama proses pembuatan dan penyusunan skripsi ini penulis banyak


mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan harapan dan rasa terima
kasih yang tulus kepada Bapak/Ibu:

1. Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si, selaku Rektor Universitas Mulawarman yang


telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di
Universitas Mulawarman.
2. Prof. Dr, H, Mohammad Amir M, M.Kes, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Mulawarman yang telah mempermudah penulis
menyelesaikan skripsi ini.
3. Mohammad Ramli Buhari, S.Pd, M.Pd Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman yang telah memberikan kemudahan dalam bidang
administrasi.
4. Dr. Mohammad Ilyas, M.Pd, Koordinator Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Mulawarman. yang telah banyak membantu
mempermudah penulisan skripsi ini.
5. Prof. Dr. H. mohammad Siddik, M.Pd, Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan mengarahkan penulis serta memberikan motivasi dan semangat
sehingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Sukriadi, S.Pd., M.Pd, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
mengarahkan penulis serta memberikan motivasi dan semangat sehingga
akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Dr. H. Yudo Dwiyono, M.Si, Penguji I yang telah memberikan masukan dan
saran bagi penulis untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.

vi
8. Dr. Nicodemus Sere, S.Pd. M.Pd, Penguji II, yang telah memberikan masukan
dan saran bagi penulis untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Hety Diana Septika, M.Pd, Penguji III yang telah memberikan masukan
dan saran bagi penulis untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Ayahanda dan (alm) Ibunda tercinta serta seluruh keluarga yang selalu
memberikan doa, nasihat, motivasi, serta bantuan biaya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Aldana, Yuyun, Ameliya, Deta, Sumiati, Miftakol, Ina, sahabat sekaligus
teman seperjuangan yang tiada berhenti memberikan dukungan dan motivasi
kepada penulis.
12. Seluruh teman – teman PGSD kelas C angkatan 2016 yang telah memberikan
doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan motivasi dan dukungan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati menerima berbagai
kritikan dan saran yang sekiranya dapat membangun untuk perbaikan skripsi.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Samarinda, 02 Desember 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................. 7

C. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

E. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai Pendidikan Karakter ............................................................. 9

1. Definisi Nilai ........................................................................... 9

2. Definisi Pendidikan Karakter .................................................. 9

3. Tujuan Pendidikan Karakter . .................................................. 13

4. Strategi Implementasi Pendidikan Karakter ............................ 14

5. 18 Nilai-nilai Karakter ............................................................. 15

B. Cerpen ............................................................................................ 25

viii
1. Pengertian Cerpen ....................................................................... 25

2. Unsur Intrinsik Cerpen................................................................ 28

3. Unsur ekstrinsik cerpen .............................................................. 34

4. Fungsi Cerpen ............................................................................. 36

5. Manfaat Cerpen........................................................................... 37

6. Ciri-ciri Cerpen ........................................................................... 38

C. Deskripsi Nilai Karakter Cerpen .................................................... 42

1. Pengerian Deskripsi Nilai Karakter Cerpen ................................ 42

2. Tujuan Deskripsi Nilai Karakter Cerpen .................................... 43

3. Definisi Drskripsi Nilai Karakter Cerpen ................................... 43

4. Jenis-jenis Deskripsi Nilai Karakter Cerpen .............................. 44

D. Buku Teks ..................................................................................... 45

1. Pengertian Buku Teks ................................................................. 45

2. Kriteria Buku Teks ..................................................................... 46

3. Fungsi Buku Teks ...................................................................... 48

E. Kurikulum 2013 ............................................................................. 50

1. Pengertian Kurikulum 2013 ........................................................ 50

2. Karateristik Kurikulum 2013 ...................................................... 51

3. Tujuan Kurikulum 2013 ............................................................. 52

F. Pembelajaran Tematik ................................................................... 53

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ............................................. 53

2. Landasan Pembelajaran Tematik ............................................... 54

3. Karateristik Pembelajaran Tematik ........................................... 55

ix
4. Prinsip Pembelajaran Tematik ...................................................... 57

5. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik ..................................... 58

G. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 59

H. Kerangka Berfikir........................................................................... 61

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian .............................................................................. 62

B. Waktu dan Tempat penelitian ....................................................... 62

C. Data dan Sumber Data ................................................................... 63

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 64

E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 65

F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 67

G. Keabsahan Data ............................................................................. 69

H. Prosedur Penelitian......................................................................... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 72

1. Deskripsi buku tematik Erlangga tema 4 ................................... 72

2. Nilai nilai karakter pada buku temattik Erlangga tema 4 ........... 73

B. Pembahasan .................................................................................... 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 98

B. Saran .............................................................................................. 99

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 101

LAMPIRAN ................................................................................................... 105

x
DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Lembar Hasil Pemetaan Nilai-Nilai Karakter............................. 87

4.2 Tabel Rekapitulasi Nilai-Nilai Karakter............................................... 92

xi
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Bagan Kerangka Berfikir........................................................ 49


3.1 Gambar Bagan Penelitian...................................................................... 53

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sampul Buku ................................................................................. 105

Lampiran 2 Keterangan penerbitan buku ........................................................... 106

Lampiran 3 Daftar isi buku yang diteliti ............................................................ 107

Lampran 4 kegiatan pembelajaran yang di muat tema 4.................................... 108

Lampran 5 cerpen .............................................................................................. 109

Lampiran 6 kisi-kisi pedoman wawancara ......................................................... 117

Lampiran 7 pedoman wawancara....................................................................... 119

Lampiran 8 Instrumen Wawancara Guru .......................................................... 120

Lampiran 9 kisi-kisi penelitian data ................................................................... 123

Lampiran 10 Instrumen penelitian Data ............................................................. 127

Lampiran 11 Tabulasi Hasil Data ...................................................................... 142

Lampiran 12 Lembar Rekapitulasi Nilai Karakter cerpen ................................. 143

Lampiran 13 Dokumentasi Wawancara ............................................................ 144

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor

20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Setiap anak perlu dibimbing

agar dapat tercipta karakter yang baik terutama di lingkungan sekolah.Di sekolah

sendiri anak berada di lingkungan yang terkadang mereka tidak dapat memilah sikap

mana yang harus dimasukkan dalam diri mereka.Anak-anak juga berada diluar

jangkauan orang tua sehingga guru sebagai pendidik harus benar-benar menanamkan

nilai karakter pada anak, agar nantinya anak dapat memiliki nilai karakter yang baik.

(UU Sisdiknas 2013).

Suyanto (2010: 43) karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang

menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup

keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Ki Hajar Dewantara (2011:25) karakter itu

sebagai watak atau budi pekerti. Guna mengatasi degradasi moral anak bangsa, saat

ini pemerintah dan rakyat Indonesia tengah gencar mengim plementasikan

pendidikan karakter di institusi pendidikan; mulai dari tingkat dini (PAUD), sekolah

dasar(SD/MI), sekolah menengah (SMA/MA), hingga perguruan tinggi.Kemdiknas

1
2

(2010: 15) pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan

mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka

memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikan dalam kehidupannya,

entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Sehingga jika

proses penanaman nilai-nilai moralitassecara sempurna, maka akan menjadi pondasi

dasar sekaligus menjadi warna kepribadian peserta didik ketika dewasa.

Zubaedi (2011) pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk

mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan

hanya untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara

keseluruhan. Pendidikan karakter di pendidikan formal dibagi menjadi tiga yaitu: (1)

Pendidikan karakter secara terpadu melalui pembelajaran, (2) Pendidikan karakter

secara terpadu melalui manajemen sekolah, dan (3) Pendidikan karakter secara

terpadu melalui ekstrakulikuler. Mulyasa (2012:9) Pendidikan karakter bertujuan

untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada

pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan

seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.

Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendorong lahirnya

genarasi yang baik (insan kamil). Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik

akan mendorong siswa tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk

melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar serta

memiliki tujuan hidup dan dapat memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai

kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak

jujur,kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.
3

Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan

berkarakter mulia yang memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai

dengan nilai-nilaiseperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif

dan inovatif, cinta keindahan (estetis, sportif, tabah, terbuka, tertib).

Nurgiyantoro (2011: 436) karakter bangsa merupakan akumulasi dari karakter-

karakter warga masyarakat bangsa itu. Karakter merupakan nilai dasar perilaku yang

menjadi acuan tata nilai interaksi antarmanusia, yang when character is lost then

everything is lost. Penciptaan karakter yang baik pada anak , terutama pada anak usia

sekolah dasar yang masih mudah dibimbing oleh guru sehingga diperlukan adanya

pendidikan karakter dalam sekolah yang dikaitkan dalam mata pelajaran yang

dipelajari siswa. Salah satu mata pelajaran yang bisa dijadikan guru untuk mendidik

karakter anak yaitu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia degan membahas materi

cerita pendek.

Kemendiknas (2010: 94) nilai karakter berasal dari kajiannilai-nilaiagama,

norma-norma sosial, peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip

HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai

utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang

Maha Esa,dirisendiri, sesama manusia, dan lingkungan serta kebangsaan. Nilai-nilai

pendidikan karakter pada hakekatnya tidak hanya diberikan dalam mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan, namun secara tidak langsung nilai-nilai pendidikan

karakter tersebut telah tersirat dalam setiap mata pelajaran. Dan setiap guru harus

mampu menyisipkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap Rencana Proses

Pembelajaran dan mengimplementasikan dalam setiap proses pembelajaran.


4

Endah (2012: 43) cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya,

cerita pendek berasal dari anekdot sebuah situasi yang digambarkan singkat yang

dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi peneceritaan

lisan.Cerita pendek termasuk bentuk prosa naratif fiktif, pada cerita pendek yang

dikemas dengan menarik tentu akan memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa.

Ketertarikan siswa dalam cerita p`endek tentunya akan membuat siswa merasa

senang untuk membacanya sehingga nilai karakter akan tersampaikan pada siswa.

Dalam sebuah cerita pendek, sebenarnya ada beberapa hal yang ditonjolkan oleh

penulisnya, diantaranya kekuatan nilai karakter. Kekuatan nilai karakter atau pesan

merupakan salah satu hal yang ditonjolkan penulis dalam cerpennya.Sebuah cerpen

biasanya mengandung satu atau beberapa hal yang ditonjolkan. Jika mengingat sifat

sastra yang kalau tidak salah mengutamakan dua hal yaitu keindahan dan manfaat,

maka sebagai bagian dari karya sastra, cerpen akan lebih bermakna jika mempunyai

pesan yang kuat. Cerpen dengan pesan yang kuat biasanya akan lama mengendap di

benak pembacanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Saptawuryandari, (2014: 254-263) dengan judul

Cerita Pendek dalam Majalah Bobo Tahun 1980-an sebagai Bacaan Pendidikan

Karakter menyatakan bahwa, tulisan ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai

karakter bangsa yang terdapat dalam cerita pendek anak-anak di majalah Bobo.

Sebagai majalah anak-anak, Bobo dalam setiap terbitannya selalu memuat cerita

pendek anak-anak yang mengandung unsur dulce et utile. Data penelitian ini adalah

24 cerita pendek anak-anak dalam majalah Bobo terbitan Gramedia tahun 1983.

Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Metode yang digunakan adalah
5

deskriptif kualitatif yang memaparkan tulisan berdasarkan isi karya sastra.Hasil

penelitian menunjukkan bahwa cerita pendek anak-anak yang ada di majalah Bobo

mengandung nilai-nilai karakter bangsa yang berkaitan dengan pendidikan moral dan

budi pekerti.Cerita yang ditulis orang dewasa itu menggambarkan masalah kehidupan

dan mengandung nilai karakter jujur, tanggung jawab, religius, mandiri, disiplin, kerja

keras, dan cinta lingkungan.

Penelitian yang dilakukan oleh Marta, (2014: 103-113) dengan judul Peran

Sastra dalam Pembentukan Pendidikan Karakter Anak Bangsa menyatakan bahwa,

Dimensi moral erat kaitannya dengan dimensi watak.Setiap individu memiliki

penilaian moral yang berbeda-beda.Itu pun tergantung watak dari tiap tiap individu.

Misalnya seseorang dikatakan jujur ketika dirinya mempraktikkan watak

kejujurannya disetiap waktu dan tempat.Krisis moral bisa diatasi dengan pembinaan

watak (karakter). Dalam lingkup sekolah, pembinaan karakter (watak) dapat

diterapkan melalui kajian sastra.Artinya, sastra memiliki nilai-nilai yang berdimensi

moral.Nilai-nilai moral seperti, kejujuran, pengorbanan, demokrasi, santun, dan

sebagainya, banyak ditemukan dalam karya-karya sastra. Baik puisi,cerita pendek,

novel, maupun drama. Kajian sastra dapat dilakukan melalui memahami dan

mengapresiasi unsur-unsur dalam karya sastra.Pemahaman dan penghayatan karya

sastra melalui kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual siswa dapat dilatih dan

dikembangkan.Siswa tak hanya terlatih untuk membaca karya sastra saja mampu

mencari makna dan nilai-nilaisebuah karyasastra. Diharapkan sejumlah nilai moral

bisa dipahami dalam karya sastra serta diaplikasikan siswa baik di lingkungan

sekolah, rumah, maupun masyarakat.


6

Observasi yang dilakukan peneliti di SDN 006 Samarinda Ulu menunjukkan

bahwa, siswa kelas IV sudah pandai untuk mengakses informasi dengan

memanfaatkan perangkat teknologi seperti internet. Dengan adanya teknologi yang

semakin canggih anak tidak lagi mengenal budaya membaca karena semua serba

instan bahkan informasi bisa didapatkan melalui internet dan tanpa disadari minat

anak untuk membaca semakin berkurang akibat adanya kecanggihan teknologi.

Sekolah Dasar (SD) sebagai tahap awal anak-anak dalam memperoleh ilmu

pengetahuan sangat berpotensi dalam memberikan nilai-nilai karakter yang sejak

turun-temurun telah ada dari nenek moyang kita. Guru dalam hal ini ikut

mendominasi dalam pembentukan karakter siswanya melalui kegiatan belajar

mengajar. Guru dapat mentransfer nilai-nilai karakter dalam berbagai aspek

pembelajaran yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan adanya nilai

karakter dalam buku pelajaran anak diharapkan, bisa mengambil atau meniru contoh

karakter yang baik dari sebuah cerita yang digambarkan pengarang dengan sangat

baik dalam sebuah bacaan.

Cerpen yang terdapat pada buku ajar siswa masih perlu dikaji apa saja nilai

karakter yang terkandung dalam cerpen tersebut. Maka dari itu disusunlah penelitian

berjudul “Analisis Nilai Karakter Cerpen Pada Buku Tematik Kelas IV SDN 006

Samarinda Ulu ”
7

B. Fokus Penelitian

Permasalahan yang dibahas adalah nilai pendidikan karakter yang

terkandung dalam cerpen dalam buku erlangga tema berbagi pekerjaan pada

siswa kelas IV di SDN 006 Samarinda Ulu

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka dapat dirumusan

permasalahan adalah, “Apa saja nilai-nilai pendidikan karkater yang terkandung

didalam cerpen pada buku Tematik Erlangga Tema berbagi pekerjaan pada siswa

kelas IV di SDN 006 Samarinda Ulu?”

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karakter

yang terkandung didalam cerpen pada buku “Tematik Erlanga Tema berbagi

pekerjaan pada siswa IV di SDN 006 Samarinda Ulu.

E. Manfaat Penelitian

Ad apun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah secara teoretis

dan manfaat secara praktis yang diperinci sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

a. Sebagai bahan referensi atau pendukung penelitan selanjutnya.

b. Menambah kajian tentang teori nilai karakter.

c. Menambah informasi kepada pembaca tentang nilai karakter Cerpen pada

buku “Tematik Erlangga Tema berbagi pekerjaan pada siswa kelas IV

Sekolah Dasar.
8

2. Manfaat praktisi

Secara praktisi hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Bagi guru

Menambah pengetahuan tentang nilai pendidikan karakter Cerpen

pada buku “Tematik Erlangga Tema berbagi pekerjaan pada siswa Kelas

IV dan sebagai bahan penanaman nilai karakter dalam pembelajaran

kepada siswa.

b. Bagi siswa

Menumbuhkan minat baca siswa terhadap cerita cerpen sebagai sarana

pembentukan karakter positif agar menjadi pribadi yang santun dan

cerdas.

c. Bagi sekolah

Sebagai sarana pengembangan karakter di sekolah pada siswa melalui

media Cerpen.

d. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran, bahwa di

dalam buku Tematik Erlangga tema berbagi pekerjaan pada siswa kelas IV

terdapat suatu nilai-nilai karakter.


9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pendidikan Karakter

1. Nilai Pendidikan Karakter

a. Pengertian Nilai

Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan suatu hal disukai,

diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang

menghayatinya menjadi bermartabat (Adisusilo, 2012: 56).

Nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup, yang memberi

acuan, titik tolak dan tujuan hidup (Steeman dalam Adisusilo, 2012: 57).

Nilai adalah hakikat sesuatu yang baik dan pantas dilakukan oleh

manusia menyangkut keyakinan, kepercayaan, norma dan perilaku. (Fitri,

2012: 91)

Dari beberapa pendapat tersebut pengertian nilai dapat dimaknai

sebagai kualitas suatu hal yang baik, memberi makna pada hidup, memberi

acuan, tujuan hidup, dan menyangkut keyakinan, kepercayaan, norma dan

perilaku.

Adapun indikator dalam nilai sebagaimana yang dikemukakan oleh

Adisusilo (2012: 58) antara lain:

1) Nilai memberi tujuan atau arah (goals or purpose) kemana kehidupan

harus menuju, harus dikembangkan.

2) Nilai memberi aspirasi (aspiration) atau aspirasi kepada seseorang untuk

hal yang berguna, yang baik, yang positif bagi kehidupan.

9
10

3) Nilai mengarahkan seseorang untuk bertingkah laku, atau bersikap sesuai

dengan moralitas masyarakat, jadi nilai itu diberi acuan atau pedoman

bagaimana seharusnya seseorang harus bertingkah laku.

4) Nilai itu menarik, memikat hati seseorang untuk dipikirkan, untuk

direnungkan, untuk dimiliki, untuk diperjuangkan, dan untuk dihayati.

5) Nilai mengusik perasaan.

6) Nilai terkait dengan keyakinan atau kepercayaan seseorang.

7) Nilai biasanya muncul karena adanya kesadaran.

b. Pengertian Karakter

Secara etimologi, bila ditelusuri dari asal katanya, kata karakter

berasal bahasa Latin “kharakter”, “kharassein”, “kharax”, yang berarti

membuat tajam dan membuat dalam (Abdul Majid, 2011: 11).

Secara terminologi, karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan

berprilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik

dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Karakter dapat

dianggap sebagai nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan

Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia. Lingkungan dan

kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat-

istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam

kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam berindak

(Muchlas Samani, 2011: 41).

Karakter merupakan watak dan sifat-sifat seseorang yang menjadi


11

dasar untuk membedakan seserorang dengan yang lainnya (Wibowo,

2013: 12).

Karakter itu erat hubungannya dengan kebiasaan yang kerap

dimanifestasikan dalam tingkah laku (Aristoteles dalam Heri Gunawan,

2012:23).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter

adalah watak dan sifat-sifat seseorang yang khas dalam bersikap maupun

dalam bertindak untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup

keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Dapat dikembangkan di sekolah

melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah usaha sengaja

(sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang

baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi

juga baik untuk masyarakat secara kesuluruhan (Zubaedi, 2011: 15).

Pendidikan karakter adalah suatu proses pendidikan secara holistis

yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam

kehidupan peserta didik sebagai pondasi bagi terbentuknya generasi yang

berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu

kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan (Raharjo, 2010: 17).

Pendidikan karakter adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk

membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan

inti nilai-nilai etis.

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh-

sungguh dengan cara di mana ciri kepribadian positif dikembangkan,


12

didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian (sejarah dan

biografi para bijak dan pemikir besar), serta praktek emulasi (usaha yang

maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apa-apa yang diamati dan

dipelajari) (Lickona dan scerenko dalam Muchlas Sumani, 2011: 44).

Selanjutnya mengenai definisi pendidikan karakter berdasarkan

pusat kurikulum adalah sebagai berikut:

“Pendidikan karakter bangsa dapat dimaknai sebagai pendidikan yang

mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta

didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter

dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai

anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis,

produktif, dan kreatif.” (Sri Wahyuni, 2012).

Selain itu, Pusat Pengkajian Pedagogik (P3) mendefinisikan

pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai pembelajaran yang

mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh

yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.

Definisi ini mengandung makna:

1) Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan

pembelajaran yang terjadi pada suatu mata pelajaran;

2) Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara

utuh, asumsinya anak merupakan organism manusia yang memiliki

potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan;

3) Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang


13

dirujuk sekolah (lembaga) (Dharma Kesuma, 2011).

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter, khususnya dalam setting sekolah,

diantaranya sebagai berikut:

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap

penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan

peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

b. Mengoreksi periaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan

nilainilai yang dikembangkan oleh sekolah.

c. Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama

(Dharma Kesuma dalam Muhammad Fadillah, 2013: 24-25).

d. Pendidikan karakter secara perinci memiliki lima tujuan, diantaranya

sebagai berikut:

a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didiksebagai

manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa.

b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang

religius.

c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik

sebagai generasi penerus bangsa.

d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadimanusia yang

mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.


14

e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman (Said Hamid Hasan dalam Zubaedi, 2011: 18).

3. Strategi Implementasi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bukan berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu

nilai yang menjadi satu kesatuan dengan setiap mata pelajaran di sekolah.

Proses pendidikan karakter tidak dapat langsung dilihat hasilnya dalam waktu

yang singkat, tetapi memerlukan waktu dan proses yang konsisten.

Pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui beberapa strategi yang

meliputi:

a. Pengintegrasian nilai dan etika dalam setiap mata pelajaran.

b. Internalisasi nilai positif yang ditanamkan oleh setiap warga sekolah

(kepala sekolah, guru, dan orang tua).

c. Pembiasaan dan latihan.

d. Pemberian contoh atau teladan.

e. Penciptaan suasana berkarakter di sekolah.

f. Pembudayaan.

Pendidikan karakter di sekolah sangat dipengaruhi oleh perilaku guru.

Seorang guru memerlukan stategi dalam memasukan pendidikan karakter

dalam kegiatan pembelajaran. strategi pembelajaran pendidikan karakter

dapat dilihat dalam lima bentuk integrasi yaitu:

a. Integrasi ke dalam mata pelajaran.

b. Integrasi melalui pembelajaran tematik.

c. Integrasi melalui penciptaan suasana berkarakter dan pembiasaan.


15

d. Integrasi melalui kegiatan ekstrakulikuler.

e. Integrasi antara program pendidikan sekolah, keluarga, dan masyarakat

(Fitri, 2012: 45-46) .

4. 18 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Nilai berasal dari bahasa latin vale’re yang artinya berguna, mampu,

akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang

dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang

atau sekelompok orang. Menurut Adisusilo (2012:56) nilai adalah kualitas

suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai,

berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.

Dengan sendirinya nilai merupakan sebuah titik acuan atau pedoman yang

menjadi arah tujuan yang akan dicapai.

Adisusilo S, (2012:61) menjelaskan pendidikan nilai/moral yang

menghasilkan karakter, ada tiga komponen karakter yang baik yaitu moral

knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang

mental, dan moral action atau perbuatan moral. Ketiga komponen tersebut

harus berjalan berkesinambungan sesuai dengan tahapan untuk melahirkan

individu yang berkarakter dalam segi pengetahuan, perasaan dan perilakunya.

5. Menurut Yvon Ambroise 1993 (dalam Adisusilo S, 2012:69) mencoba

menjelaskan hubungan antara nilai, sikap, tingkah laku dan kepribadian

seseorang sebagai berikut :

Nilai Pola Sikap Kepribadian


Gambar 2.1 Hubungan nilai, sikap dan Seseorang/Kelompok
perilaku

Tingkah Laku
16

(Sumber: Adisusilo S, 2012:69)

Bagan diatas menggambarkan nilai menjadi acuan dalam menentukan

sikap, dan sikap menjadi acuan dalam bertingkah laku. Sikap dan tingkah

laku bergantung pada nilai yang tumbuh dan tertanam pada setiap individu.

Pada draf Grand Design Pendidikan Karakter (Samani Muchlas, 2012: 51)

diungkapkan nilai-nilai yang terutama akan dikembangkan dalam budaya

satuan pendidikan formal dan nonformal adalah sebagai berikut yaitu a) Jujur;

b) Tanggung jawab; c) Cerdas; d) Sehat dan bersih; e) Peduli; f) Kreatif; g)

Gotong royong.

Nilai-nilai dalam pendidikan karakter dikembangkan dari empat sumber:

a) Agama, karena masyarakat Indonesia masyarakat yang beragama; b)

Pancasila, NKRI ditegakkan atas prisnip-prinsip kehidupan kebangsaan dan

keanekaragaman yaitu Pancasila; c) Budaya, nilai budaya dijadikan dasar

karena tidak ada manusia yang hidup tanpa didasari nilai-nilai budaya; d)

Tujuan pendidikan nasional, berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Hasan

dkk, 2010:8). Dari sumber di atas maka terindentifikasi ada 18 nilai-nilai

karakater di Indonesia. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dijelaskan

dalam tabel 2.1 tentang nilai dan deskripsi nilai pendidikan karakter.

Kementerian Pendidikan Nasional menyatakan ada 18 nilai karakter yang

digunakan untuk membangun karakter melalui pendidikan. Kemudian

disesuaikan dengan kaidah-kaidah ilmu pendidikan secara umum dan telah

dirumuskan standar kompetensi dan indikator pencapaiannya di semua mata


17

pelajaran. Diantaranya ialah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,

kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanahair,

menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

1. Religius

Sesuai dengan Pancasila kita yang mana pada sila pertama berbunyi

“Ketuhanan Yang Maha Esa” maka dari itu sudah selayaknya Karakter

Religius ditempatkan diurutan pertama. Religius adalah karakter yang

berupa sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran dan

syariat agama yang dianutnya. Menjunjung tinggi toleransi umat beragama

dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Sebagai contoh perilaku

2. Jujur

Sikap dan perilaku yang satu ini adalah kunci dari kesuksesan seseorang yang

mana setiap orang yang mempercayainya dengan suatu amanah, maka dia akan

bisa diandalkan, yaitu jujur. Perilaku ini didasarkan pada upaya untuk

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, pekerjaan, dan lainnya. Sebagai contoh, pada saat ujian sekolah tidak

meniru/menyontek jawaban teman-temannya.

3. Toleransi

Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama suku,

etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain. Di negara kita Indonesia

sangat menjunjung tinggi tentang toleransi yang mana melihat keberagaman

dari berbagai suku dan agama yang ada. Contoh karakter toleransi adalah
18

seperti tidak memaksakan kehendak sendiri diatas kepentingan umum,

membiarkan pemeluk agama lain beribadah dengan tenang dan aman,

menghargai perbedaan identitas masing-masing seperti suku, warna kulit dan

lainnya

4. Disiplin

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan sikap dan perilaku tertib

dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Contohnya dalam

kehidupan sehari0hari seperti peraturan cara berpakaian yang sopan di

tempat formal seperti kantor, sekolah dan lain-lain, dan selalu datang tepat

waktu.

5. Kerja keras

Setiap orang yang pekerja keras pasti akan sukses di kemudian hari.

Pengertian kerja keras sendiri adalah perilaku yang menunjukkan upaya

yang sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan serta

menyelesaikan tugas dengan sebaiknya. Sebagai contoh, dalam bekerja dia

berkerja keras dan tidak lalai, selalu tepat waktu, dan hasilnya dia akan

mendapatkan penghargaan berupa kenaikan jabatan atau penambahan gaji.

6. Kreatif

Kreatifitas memungkinkan kita untuk berinovasi dengan berbagai hal.

Kreatif sendiri berarti berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Semua orang harus bisa

berpikir kreatif guna menciptakan sebuah inovasi baru yang bisa digunakan dan

mempermudah suatu pekerjaan. Dalam dunia pendidikan guru dan siswa


19

harus kreatif, agar dalam mengajar guru bisa memberikan pelajaran yang

mudah dimengerti dan siswa bisa lebih mengembangkan cara belajarnya.

7. Mandiri

Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan. Meskipun dalam

mengerjakan sesuatu lebih beramai-ramai, tetapi adakalanya kita harus

melakukan tugas itu sendiri dan tidak mengandalkan orang lain apalagi

urusan pribadi.

8. Demokratis

Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai

semua hak dan kewajiban itu sama antara dirinya dan orang lain. Seperti

halnya di Indonesia menjunjung tinggi nilai demokratis, yaitu dengan

diberikannya kebebasan untuk berpendapat yang sudah diatur didalam

undang-undang dasar 1945.

9. Rasa ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

Contohnya dalam perilaku sehari-hari adalah mencari kosakata Bahasa

Indonesia yang belum dapat dimengerti maknanya, dan kita mencari tahu

kebenarannya.

10. Semangat Kebangsaan atau Nasionalisme

Setiap warga negara harus memiliki jiwa semangat kebangsaan. Hal itu

penting mengingat sejarah bangsa yang berjuang dengan gigih dalam


20

memerdekakan tanah air dari penjajah. Dan disamping itu juga

untukmenumbuhkan rasa nasionalis, bangga dengan identitas bangsa, dan

tidak melupakan jasa para pahlawan. Semangat kebangsaan sendiri berarti

cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa

dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok. Misalkan seperti

mengharumkan nama bangsa dengan menjadi relawan atau berprestasi

dikancah internasional.

11. Cinta tanah air

Cinta tanah air adalah karakter yang cara berpikir, bertindak, bersikap,

dan berperilaku yang menunjukkan rasa kesetiaan, kepedulian dan

penghargaan tinggi terhadap bangsa dan negara, lingkungan fisik, sosial,

ekonomi, budaya, dan politik bangsa. Misalkan seperti mengamalkan dan

menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan, karena hal

tersebut merupakan pedoman hidup masyarakat bangsa Indonesia.

12. Menghargai prestasi

Pengertian dari nilai karakter ini adalah sikap dan tindakan yang

mendorong seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

Contoh seperti memberikan pujian kepada adik, teman, atau anggota

keorganisasian yang baru bisa memulai sesuatu yang baru, memberikan

selamat apabila mencapai suatu prestasi, dan lain-lain.


21

13. Bersahabat/Komunikatif

Sikap dan tindakan dari karakter ini ialahmenjadi seseorang yang

berkepribadian ramah, sopan santun, dan disukai banyak orang. Orang

seperti ini cenderung mendapat banyak teman bahkan sahabat karena dia

bisa membuat orang lain nyaman bila berada didekatnya. Contohnya dalam

kehidupan sehari-hari ialah bersikap ramah kepada semua orang bahkan

kepada orang yang lebih tua darinya, teman, tetangga, dan lainnya.

14. Cinta Damai

Cinta damai adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana

damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dalam kelompok dan

lingkungan tertentu. Misalkan dengan menyebarkan pesan kebaikan kepada orang

lain dan tidak membuat ujaran kebencian.

15. Gemar membaca

Kebiasaan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna

membaca berbagai informasi baik buku, jurnal, majalah, koran dan

semacamnya sehingga menimbulkan kebijakan dan hal positif bagi dirinya.

Misalkan dengan membaca ensiklopedia negara Indonesia guna menambah

wawasan tentang negara sendiri, bisa memilah berita yang asli atau palsu.

16. Peduli lingkungan

Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

menjaga dan melestarikan lingkungan sekitarnya. Contoh sederhana adalah

seperti tidak merusak fasilitas umum yang telah disediakan oleh pemerintah,
22

membuang sampah pada tempatnya, ikut membersamai kegiatan gotong

royong dalam membersihkan lingkungan.

17. Peduli social

Peduli sosial adalah sikap dan perbuatan yang mencerminkan

kepedulian yang tinggi terhadap orang lain maupun masyarakat lain yang

membutuhkannya. Berbagai kegiatan yang bisa disebut dalam karakter peduli

sosial adalah dengan ikut menggalang dana untuk korban bencana.

18. Tanggung jawab

Pengertian dari nilai karakter ini adalah sikap dan perilaku seseorang dalam

melaksanakan tugas dan kewajiban, baik yang berkaitan dengan diri sendiri,

sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama. Berani mengakui

kesalahan yang dibuat, menjalankan syariat agama yang bersifat wajib seperti

salat lima waktu (bagi muslim).

Sementara itu, Jamal Ma’ur Asmani, (2011:51) menyatakan bahwa terdapat 9

karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu; a) Cinta Tuhan dan

segenan ciptaan-Nya; b) Kemandirian dan tanggungjawab; c) Kejujuran atau

amanah; d) Hormat dan santun; e) Dermawan, suka tolong menolong dan gotong

royong atau kerjasama; f) Percaya diri dan pekerja keras; g) Kepemimpinan dan

keadilan; h) Baik dan rendah hati; dan i) Toleransi, kedamaian dan kesatuan.

Pada kemendikbud 2016 tentang Gerakan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter)

ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang

perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter

bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut :


23

a) Religius

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuahn

yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran

agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,

menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah dan

kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.

Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan

agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar

pememluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan,

ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan,

melindungi yang kecil dan tersisih.

b) Nasionalis

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan

berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, da

politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain

apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela

berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,

taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.

c) Mandiri

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak

bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,


24

waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai

mandiri antara lai etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya

juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajaran

sepanjang hayat.

d) Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai

semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan

bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi

bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai

gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen

atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong,

solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap

kerelawanan.

e) Integritas

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku

yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,

memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan

moral (integritas moral). Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta

pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung

jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama

penyandang disabilitas).
25

Dengan demikian pendidikan karakter berupaya untuk meningkatkan

kepribadian siswa menjadi manusia yang memiliki perilaku yang baik di

sekolah. Setiap insitusi pendidikan memiliki kebijakan sendiri-sendiri dalam

memilih dan mengembangkan pendidikan karakter di sekolah, kebijakan

tersebut disesuaikan dengan keadaan lingkungan dan kebutuhan sekolah

tersebut. Dan indikator nilai pendidikan karakter cerpen terdapat pada

halaman lampiran pada halaman 119.

B. Cerpen

1. Pengerian Cerpen

Menurut Nurgiyantoro (2010: 13) cerita pendek (cerpen) adalah bagian

dari sastra yang memiliki nilai estetik yang mengandung unsur-unsur

kehidupan masyarakat. Bersama unsur intrinsik dan ekstrinsiknya yang

membentuk kesatuan, sastra (cerpen) memancarkan estetikanya sehingga dapat

dinikmati penikmatnya. Kelebihan cerpen atau cerita pendek adalah

kemampuan mengemukakan lebih banyak secara implisit dari sekadar yang

diceritakan. Memahami sebuah cerita pendek adalah bagian dari kegiatan

menikmati karya sastra secara lebih mendalam dan lebih serius.Karena

bentuknya yang pendek, cerpen memiliki karakteristik pemadatan dan

pemusatan terhadap sesuatu yang dikisahkan. Cerita tidak dikisahkan secara

panjang lebar sampai mendetail, tetapi dipadatkan dan difokuskan pada satu

permasalahan.Dengan demikian cerita pendek adalah dunia fiksi yang

digambarkan pengarang seolah-olah menyerupai dunia sesungguhnya.Sehingga

cerita yang mengalir dan terjalin itu seolah panggung kehidupan. Adanya cerita
26

seperti layaknya kehidupan nyata itu tidak dipungkiri bahwa segala yang

terjadi dalam dunia nyata dapat tercakup dalam karya sastra.

Menurut Nurgiyantoro (2010: 433) Karya sastra adalah respon-respon

interaksi sosial.Adanya unsur moral dalam karya sastra sering dikaitkan dengan

fungsi sastra bagi pembentukan karakter pembaca terutama pembaca anak

dalam konteks pembelajaran sastra. Cerita pendek dengan segala variasinya

memberi sumbangasih pemikiran bagi pembaca sehingga dapat lebih bijak

dalam mengarungi kehidupan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(2008: 263) Cerita pendek merupakan frase yang terdiri dari cerita yang

artinya karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang,

kejadian (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan

belaka, dan pendek yang berarti sesuatu yang tidak panjang atau singkat/

ringkas. Secara umum, cerpen harus berupa cerita atau narasi (bukan analisis

argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi), tapi bisa terjadi kapan saja

dan di mana saja) serta relatif pendek.

Sebuah cerpen biasanya menggunakan bahasa sehari hari, tidak bahasa

baku agar tidak kaku. Bahasa daerah, bahasa asing dan bahasa pergaulan

pun dapat digunakan untuk menghidupkan suasana. Penulis cerpen harus

pandai memilih kata-kata agar cerita yang biasa saja menjadi sebuah cerita

yang menarik dan menggugah pembacanya.Dalam hal ini, penulis harus

menggunakan otak kiri (logika) dan kanan (emosional) secara simultan

untuk dapat menghidupkan ataupun mendeskripsikan tokoh dalam cerpen.

Pada otak kiri terdapat perencanaan, outline, tata bahasa, penyuntingan,


27

penulisan kembali, penelitian dan tanda baca. Sedangkan otak kanan meliputi

semangat, spontanitas, emosi, warna, imajinasi, gairah, unsur baru dan

kegembiraan.

Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin

pula tidak. Sebagai contoh cerita-cerita pendek modern hanya sesekali

mengandung eksposisi.Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan

cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam ceritacerita yang lebih

panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik

balik.Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak

dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau

pelajaran praktis.Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah

cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya.Cerpen mempunyai 2 unsur

yaitu, unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Menurut Nurgiyantoro (2010: 30) Unsur instrinsik adalah unsur-unsur

yang membangun karya sastra itu sendiri.Unsur inilah yang menyebabkan

suatu teks hadir sebagai teks sastra.Unsur instrinsik tersebut adalah tokoh, alur,

latar, tema, moral, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur

yang berada diluar teks fiksi yang bersangkutan, tetapi mempunyai pengaruh

terhadap bangun cerita yang dikisahkan, baik langsung maupun tidak. Yang

termasuk kedalam kategori unsur ekstrinsik adalah pandangan hidup penulis,

keadaan sosial ekonomi, budaya disekitar penulis, dan lain-lain. Unsur-unsur

intrinsik cerpen mencakup:


28

2. Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik merupakan unsur yang harus ada di dalam cerpen. Karena

unsur ntrinsiki merupakan komponen wajib di dalam cerpen, maka jika salah

satu unsur tidak dicantumkan dalam cerpen, maka tulisan tersebut tidak bisa

disebut cerpen. Setiap karya sastra pasti memiliki unsur-unsur intrinsik yang

harus tercantum di dalamnya. Tiap bentuk karya sastra itu memiliki bentuk

unsur-unsur intrinsik yang berbeda-beda, baik prosa, puisi maupun drama.

Unsur intrinsik adalah berbagai unsur atau elemen yang membentuk suatu

cerpen dari dalam cerpen-nya sendiri. Tentunya mengetahui berbagai unsur

pembentuk cerpen adalah langkah selanjutnya dari pemahaman pengertian

cerpen. Beberapa unsur intrinsik cerpen adalah:

1. Tema

Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema. Saat menulis cerpen,

harus menentukan tema terlebih dahulu, agar cerita yang ditulis lebih

teratur. Tema merupakan sebuah ruh atau nyawa yang ada di dalam cerpen.

Tema bisa disebut ide utama dalam membuat cerita, karena tema adalah

penentu latar belakang dari cerita tersebut. Tema memiliki sifat umum yang

bisa diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat,

pengalaman hidup penulis, pendidikan, sejarah, kisah romantis,

persahabatan dan lain sebagainya.

2. Tokoh dan Penokohan

Di dalam membuat karya sastra berbentuk cerpen atau cerita pendek,

harus memiliki unsur tokoh dan penokohan, agar ceritanya terlihat nyata dan
29

bisa dinikmati oleh pembacanya. Tokoh merupakan para pemain atau orang-

orang yang terlibat di dalam sebuah cerita pendek. Di dalam setiap cerita

pendek terdapat dua jenis tokoh, yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu/

tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang berinteraksi langsung dengan

konflik. Sedangkan tokoh pembantu adalah tokoh yang diungkapkan dalam

cerpen namun tidak terlibat langsung dengan konflik.

Ada 4 watak tokoh yang digambarkan di dalam cerita pendek, yaitu:

1. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang memiliki karakter baik dan

umumnya berperan sebagai tokoh utama dalam cerpen.

2. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh yang memiliki karakter jahat. Tokoh

antagonis umumnya berinteraksi langsung dengan tokoh utama.

3. Tokoh Tritagonis, yaitu tokoh yang memiliki sikap dan karakter

penengah. Biasanya tokoh tritagonis berperan sebagai orang bijak dan

mediator antara protagonis dan antagonis.

4. Figuran, yaitu tokoh pendukung/ pembantu dan jarang muncul di dalam

cerpen. Namun, tokoh figuran dapat memberikan warna dan nuansa

tersendiri pada cerpen sehingga menjadi lebih hidup.

Sedangkan penokohan merupakan penentuan watak atau karakter dari tokoh

tersebut. Penokohan ini bisa digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran

dan pandangan saat menyelesaikan suatu masalah. Unsur penokohan masih

berhubungan dengan tokoh di dalam cerpen. Jika tokoh cerpen adalah para

pelaku di dalam cerpen, maka penokohan adalah gambaran tentang karakter

atau watak tokoh tersebut.


30

Penokohan dalam cerpen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a) Analitik, yaitu cara menjelaskan tentang watak dan karakter tokoh dengan

memaparkannya secara langsung. Misalnya, pemberani, penakut, keras

kepala, pemalu, dan lain-lain.

b) Dramatik, yaitu cara menjelaskan tentang sifat dan karakter toko secara

tersirat. Umumnya disampaikan melalui tingkah laku tokoh di dalam

cerpen.

3. Alur dan Pengaluran/plot

Alur atau Plot adalah unsur intrinsik cerpen yang menjelaskan mengenai

rangkaian peristiwa yang disampaikan oleh pengaran untuk membentuk

cerita dalam cerpen. Dalam menyampaikan cerita, biasanya penulis

menggunakan beberapa tahapan, diantaranya:

1. Tahap perkenalan, yaitu tahapan pengenalan tokoh dan latar dalam

cerpen.

2. Tahap kemunculan konflik, yaitu tahapan dimana konflik atau

permasalahan mulai muncul dalam cerpen.

3. Tahap klimaks, yaitu tahapan dimana konflik berada pada titik puncak.

Biasanya pada tahap ini tokoh utama mengalami kebingungan atau sedih.

4. Tahap peleraian, yaitu tahap dimana permasalahan mulai mereda dan

terdapat solusi yang diambil oleh tokoh utama.

5. Tahap penyelesaian, yaitu tahap akhir pada sebuah cerita pendek.

Umumnya tahap ini berakhir dengan kebahagiaan (happy ending).


31

Tahap-tahap di dalam cerpen diatur melalui alur jalan cerita. Alur cerita ini

dapat membuat cerpen menjadi lebih menarik dan membuat penasaran

pembacanya. Berikut ini adalah dua jenis alur yang sering digunakan dalam

cerita pendek:

a) Alur maju, yaitu rangkaian cerita yang bergerak secara berurutan dimana

urutannya adalah pengenalan, munculnya masalah/ konflik, klimaks,

peleraian, dan penyelesaian.

b) Alur mundur, yaitu rangkaian cerita yang bergerak secara tidak

berurutan. Pada alur mundur biasanya pengarang membuatnya dengan

memunculkan konflik terlebih dahulu. Selanjutnya, terlihat beberapa

peristiwa yang menjadi sebab-akibat munculnya konflik tersebut.

c) Alur Kilas Balik (Flash Back) Alur kilas balik merupakan penggabungan

alur maju yang disertai kilasan-kilasan kisah yang sifatnya mengenang

atau mengingat. Kenangan ini diceritakan pula secara detail untuk

membangun kelengkapan cerita.

4. Latar /setting

Latar/ setting adalah unsur intrinsik cerpen yang menjelaskan tentang tempat,

waktu, dan suasana di dalam cerpen. Unsur ini sangat erat hubungannya

dengan tokoh dalam sebuah cerita pendek.

a) Latar tempat, yaitu tempat-tempat yang disinggahi oleh tokoh utama di

dalam cerpen. Misalnya di rumah, di kantor, di kampus, dan tempat-tempat

lainnya.
32

b) Latar waktu, yaitu keterangan mengenai waktu terjadinya peristiwa yang

dialami oleh tokoh utama. Misalnya, pagi hari, malam hari, masa lalu,

pada jam tertentu.

c) Latar suasana, yaitu keterangan mengenai gambaran suasana dalam cerpen

yang mempengaruhi perasaan para tokoh. Misalnya, suasana romantis,

suasana haru, suasana seram, dan lain-lain.

Latar merupakan tempat, hubungan waktu, dan lingkungan serta keadaan

sosial dan tempat terjadinya berbagai rangkaian peristiwa dan tempat tinggal

serta beraktivitas para tokoh yang diceritakan.

5. Gaya bahasa

Gaya bahasa merupakan unsur intrinsik cerpen yang berfungsi untuk

memberikan kesan yang lebih menarik. Misalnya dengan menggunakan

majas, penggunaan diksi, dan cara merangkai kata di dalam cerpen.

nMasing-masing penulis cerpen tentunya memiliki ciri khas dalam

penggunaan gaya bahasa. Dan gaya bahasa tersebut sangat berkaitan dengan

penceritaan yang dibangun pengarang pada sebuah cerita pendek. Bagaimana

gaya bahasa yang digunakan dalam cerita pendek, atau cara mengungkapkan

cerita untuk mencapai efek estetis dan memiliki kekuatan daya ungkap yang

menggugah seperti majas dan pemilihan diksi (kata) yang indah.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan bagian unsur intrinsik cerpen yang

menjelaskan pencerita yang mengisahkan cerpen tersebut. Dalam prosa,


33

umumnya ada dua jenis sudut pandang, yaitu sudut pandang orang pertama

dan sudut pandang orang ketiga.

a) Sudut Pandang Orang Pertama

Model sudut pandang yang satu ini biasa diceritakan oleh kata ganti orang

pertama, yaitu “aku”. Pencerita sebagai aku bisa memiliki dua peran, yakni

dia sebagai pemeran utama cerita tersebut ataupun dia hanya sebagai

pengamat dari tokoh-tokoh lain yang diceritakannya.

b) Sudut Pandang Orang Ketiga

Sudut pandang yang memakai orang ketiga ditandai dengan penggunaan

kata ganti “dia” untuk menunjuk para tokoh yang bermain dalam cerita.

Model sudut pandang ini juga dapat dibagi menjadi dua jenis. Yang pertama

adalah sudut pandang orang ketiga sebagai narator serbatahu yang bisa

menjelaskan isi hati dan rahasia dari peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh.

Yang kedua adalah sudut pandang orang ketiga sebagai tokoh bawahan

yang berfungsi sebagai pengamat.

7. Amanat

Tema sebuah cerita akan selalu berhubungan dengan amanat yang

hendak disampaikan oleh pengarah dalam pengisahannya. Jadi, sulit untuk

memisahkan kedua unsur ini guna berdiri sendiri-sendiri. Meskipun berkaitan,

tema dan amanat memiliki arti yang berbeda sebagai unsur intrinsik cerpen.

Tema adaah gagasan dasar yang ada dalam sebuah cerita. Sebagai contoh

ketika membaca cerpen tentang perayaan Hari Pahlawan, kamu akan

menemukan ide cerita yang mengangkat masalah nasionalisme ataupun sikap


34

rela berkorban. Sementara itu, amanat merupakan nilai-nilai yang bisa dipetik

dalam kisah yang dibaca. Nilai tersebut akan selalu berhubungan dengan tema

yang mendasari cerpen tersebut. Contohnya lagi, masih dengan cerpen tentang

perayaan Hari Pahlawan, kamu bisa menemukan pesan untuk mencintai tanah

air ataupun untuk selalu mengenang jasa para pahlawan

3. Unsur ekstrinsik cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen merupakan unsur yang melatarbelakangi diluar

cerita misalnya yaitu yang berhubungan dengan Unsur-Unsur Kehidupan.

Misalnya Unsur Sosial, dimana unsur sosial melatar belakangi cerita tersebut

dimana dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari misalnya kerjasama.

Unsur-unsur tersebut bisa anda tuliskan setelah anda membaca cerita tersebut.

Tidak hanya unsur sosial tetapi ada juga unsur agama, atau yang melatar

belakangi kehidupan pengarang sehingga ia ceritakan lewat sebuah tulisan.

Unsur ekstrinsik Cerpen adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra,

tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme

karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:

a. Nilai Agama

Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan

aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu. Sastra pada umumnya

bertalian dengan religiusitas manusia dan humanisme. Manusia alam dan

religiusitas membentuk sistem kehidupan. Dalam teori klasik, alamlah yang

memberikan inspirasi menggerakkan hati dan tangan manusia dalam


35

penciptaan sesuatu seperti halnya menciptakan suatu karya yang bisa

disebut karya sastra (Jarkasi, 2002:1).

b. Nilai Moral

Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan

akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral

yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.

Wujud moral dalam karya fiksi dapat berupa hal-hal berikut:

1) hubungan manusia dengan dirinya sendiri;

2) hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial.

3) hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya;

4) hubungan manusia dengan Tuhannya.

Pesan moral yang sampai kepada pembaca dapat ditafsirkan berbeda- beda

oleh pembaca. Hal ini berhubungan dengan cara pembaca mengapresiasi isi

cerita. Pesan moral tersebut dapat berupa cinta kasih, persahabatan,

kesetiakawanan sosial, sampai rasa takjub kepada Tuhan. Untuk melatih

Anda mengenal unsur moral dalam cerita fiksi,

c. Nilai Budaya

Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan

kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah. Dari

pengertian di atas, penulis dapat mengulas bahwa nilai budaya itu merupakan

nilai kebiasaan, tradisi atau adat istiadat yang ada dalam suatu masyarakat.

d. Nilai Sosial
36

Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan

antara individu dalam masyarakat. Latar belakang kehidupan pengarang dan

situasi sosial ketika cerita itu diciptakan. Dari pengertian di atas, penulis

dapat mengulas bahwa nilai sosial adalah nilai-nilai yang berhubungan

dalam kehidupan bermasyarakat atau sebuah latar belakang pengarang

ketika cerita itu diciptakan.

4. Fungsi Cerpen

Cerpen adalah salah satu varian dari genre sastra, yaitu prosa. Sehingga

secara alami cerpen juga memiliki fungsi yang sama dengan karya sastra,

antara lain:

1. Fungsi Rekreatif (hiburan). Fungsi utama dari cerpen adalah untuk

menghibur, namun tidak hanya sekedar menghibur saja, cerpen biasanya

tetap mengandung berbagai muatan pembelajaran yang diberikan melalui

kisah, tokoh dan peristiwa yang terdapat didalamnya dan tidak

disampaikan secara langsung.

2. Fungsi Didaktif (Pendidikan). Pendidikan adalah sifat alamiah dari karya

sastra yang dibuat dengan penuh perhatian terhadap struktur dan isinya.

Sehingga dapat memberikan amanat, pengetahuan, wawasan atau horison

baru yang dapat dihubungkan dengan kehidupan nyata.

3. Fungsi Sosial. Cerpen dapat awareness pembacanya terhadap isu-isu

sosial yang tengah terjadi jika ditulis dengan benar. Melalui pencerminan

realita, suatu kisah dalam cerpen dapat menggelitik nurani seseorang

dalam memandang orang-orang atau komunitas yang ada disekitarnya.


37

4. Fungsi Sejarah. Sejarah yang ditulis pada masanya sering ditunggangi oleh

kepentingan dari pihak yang diunggulkan pada masanya. Melalui karya

sastra dan cerpen spesifiknya, sejarah dapat diguratkan berupa cerminan

realita yang difiktifkan, sehingga suatu cerita dalam cerpen dapat menjadi

saksi bisu terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi yang pernah dialami

atau diketahui oleh penulisnya.

5. Fungsi Estetis. Keindahan rangkaian kata dan gaya bahasa dalam cerpen

dapat memberikan kesejukan batin pada pembacanya. Bahasa puitis dan

bermakna dalam selalu disematkan pada cerpen yang ditulis dengan baik.

5. Manfaat Cerpen

cerpen mempunya mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia. Setiap

pembaca akan merasa terhibur ataupun bisa mengambil pelajaran dari sebuah

karya sastra. Karya sastra mengandung nilai-nilai kehidupan yang sangat

berguna bagi kepentingan masyarakat. Dengan demikian memahami karya

sastra memiliki arti penting yang nantinya akan dapat digunakan dalam

mengarungi kehidupan sehari-hari. Mereka yang menjadi guru dapat

memanfaatkan hasil bacaannya dalam rangka mengajar di sekolah. Manfaat

yang diperoleh saat atau setelah membaca karya sastra (Aminuddin, 2013:60),

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat umum dan manfaat khusus.

1. Manfaat Umum

Masyarakat peminat atau pembaca karya sastra sangat beragam adanya.

Dengan demikian akan timbul pula beragam pemahaman terhadap apresiasi


38

sastra. Secara umum manfaat yang diperoleh dalam apresiasi sastra adalah

untuk mendapatkan hiburan dan mengisi waktu luang.

2. Manfaat Khusus

Manfaat membaca sastra umumnya dapat diartikan sebagai manfaat yang

berhubungan dengan kegiatan membaca sastra yang dilakukan oleh masyarakat

pada umumnya. Pada posisi lain terdapat juga “pembaca khusus” yang berarti

membaca yang secara bersungguh-sungguh membaca. Berkaitan dengan hal

tersebut, maka manfaat membaca secara khusus adalah memberikan informasi

yang berhubungan dengan pemerolehan nilai-nilai kehidupan, memperkaya

pandangan atau wawancara kehidupan sebagai salah satu unsur yang

berhubungan dengan pemberian arti maupun peningkatan nilai kehidupan

manusia itu sendiri

6. Ciri-Ciri Cerpen

Ciri-ciri cerpen – Pengertian cerpen adalah cerita yang pendek. Sesuai

namanya, sebuah cerpen haruslah pendek dan singkat dan dapat dibaca dengan

cepat. Terdapat unsur-unsur dan struktur cerpen yang ada pada jenis karangan

ini. Selain itu juga ada ciri-ciri dan karakteristik cerpen yang khas pada cerita

pendek. Jika dijabarkan, pengertian cerpen secara umum adalah karangan

pendek yang mengisahkan seorang tokoh dengan sebuah masalah beserta

penyelesaiannya. Cerpen bersifat fiktif dan jumlah katanya tidak lebih dari 10

ribu kata. Cerpen dapat dibaca dalam sekali duduk karena bersifat pendek dan

singkat. Terdapat beberapa unsur-unsur cerpen. Unsur intrinsik cerpen adalah

tema, plot atau alur, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan pesan.
39

Sementara unsur ekstrinsik cerpen adalah latar belakang masyarakat, latar

belakang pengarang serta nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

Selain itu juga ada ciri-ciri dan karakteristik cerpen yang selalu ada di

tiap cerita pendek. Ciri-ciri teks cerpen inilah yang membedakan cerpen

dengan novel dan jenis karangan lainnya. Lantas apa saja ciri-ciri cerpen dan

karakteristiknya Berikut adalah 13 ciri-ciri cerpen beserta penjelasannya

lengkap, baik dari segi bahasa, plot cerita, penokohan, panjang kata dan lain-

lain:

2. Jalan ceritanya pendek

Sesuai namanya, ciri-ciri cerpen yang paling utama adalah ceritanya

pendek dan singkat. Dalam sebuah cerpen harus lebih pendek dari novel

yang ceritanya lebih panjang dan lebih detail. Umumnya panjang cerpen

antara 3 sampai 10 halaman buku.

3. Maksimal 10 ribu kata

Tidak ada aturan pasti memang, namun pada umumnya cerpen tidak

boleh lebih dari 10.000 kata. Hal ini kemudian banyak diakui sebagai

salah satu karakteristik cerpen. Artinya sebuah cerpen harus memiliki

jumlah kata di bawah 10 ribu kata.

4. Bersifat fiktif

Ciri-ciri cerpen berikutnya adalah cerita yang ada pada cerpen bersifat

fiktif. Cerita yang disajikan adalah buah pemikiran dari penulis, bisa dari

imajinasi atau pengalaman, namun semuanya bersifat fiktif atau tidak

terjadi pada kehidupan di nyata.


40

5. Hanya mempunyai 1 alur cerita saja

Ciri cerpen yang khas adalah cerpen hanya memiliki alur tunggal.

Artinya plot cerita pada cerpen hanya memiliki 1 alur cerita saja. Tidak

ada sub-plot atau alur cerita lain yang ada pada cerpen. Terdapat 1 alur

berupa masalah dan penyelasaiannya di akhir cerita.

6. Ceritanya tentang kehidupan sehari-hari

Secara umum, isi cerpen biasanya menceritakan tentang kehidupan -hari.

Penggambaran cerita cerpen pun memiliki setting yang cukup familiar

dengan pembacanya yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang

dijalani tanpa unsur-unsur fantasi lainnya.

7. Dapat selesai dibaca sekali duduk

Cerpen merupakan cerita pendek yang kurang dari 10 ribu kata.

Umumnya cerpen dapat dibaca dalam waktu singkat. Dengan kata lain,

tidak membutuhkan waktu lama untuk membaca keseluruhan isi cerita

cerpen seperti novel. Cerpen dapat selesai dibaca dengan sekali duduk.

8. Alur ceritanya lurus

Masih berhubungan dengan plot cerita, karakteristik cerpen lainnya

adalah memiliki alur cerita yang lurus. Sebelumnya telah dibahas bahwa

pada cerpen memiliki alur cerita tunggal. Selain itu alur cerita pada

cerpen juga bersifat lurus atau maju sesuai kronologi waktu.


41

9. Penokohan cerita sangat sederhana

Salah satu hal yang membedakan cerpen dengan novel adalah penokohan

pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat. Hal ini

tentu berbeda dengan novel atau karangan lain dimaan penokohan satu

tokoh sangat detail dan mendalam.

10. Tidak menggambarkan semua kisah tokohnya

Selain penokohan yang sederhana, pada cerpen tidak menggambarkan

semua kisah para tokohnya. Hal ini karena dalam cerpen yang

digambarkan hanyalah inti sarinya saja. Artinya hanya tokoh utama saja

yang diberi penokohan dan menjadi fokus cerita.

11. Terdapat masalah atau konflik dan penyelesainnya

Dalam cerpen akan ada suatu masalah atau konflik yang dihadapi oleh

tokoh utama cerpen. Hal ini menjadi plot dasar yang selalu ada pada tiap

cerpen. Selain itu di bagian akhir akan dijelaskan tahap penyelesaian

masalah atau konflik tersebut.

12. Menggunakan kata yang sederhana

Ciri-ciri teks cerpen berikutnya adalah penggunaan kata yang sederhana

dan ekonomis. Hal ini berbeda dengan kata pada puisi yang cenderung

menonjolkan diksi dan estetika. Pemilihan kata pada cerpen cenderung

simpel sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau orang awam.

13. Memiliki pesan atau amanat

Pada sebuah cerpen biasanya mengandung sebuah intisari berupa pesan

atau amanat yang bisa diambil. Memang pesan ini tidak tersurat secara
42

jelas, melainkan hanya tersirat. Dengan kata lain, pembaca dapat

mengambil hikman dan kesan dari isi cerita.

14. kesan bagi pembacanya

Ciri-ciri cerpen selanjutnya adalah cerpen kerap kali meninggalkan kesan

yang mendalam bagi pembacanya. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen

tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah

dari cerita yang ada pada cerpen tersebut.

C. Deskripsi nilai-nilai karakter cerpen

1. Pengertian deskripsi nilsi-nilai karakter cerpen

Deskripsi adalah teks atau paragraf yang menggambarkan suatu objek.

Teks deskripsi biasanya menjelaskan seseorang, benda, sebuah peristiwa, dan

lain-lainnya. Dengan gambaran dari teks deskripsi, pembaca bisa mendapatkan

bayangan tentang objek yang sedang dijelaskan dalam teks tersebut. Deskripsi

nilai karakter cerpen adalah Nilai yang terkandung dalam cerita atau dalam

diri (hati nurani) manusia yang lebih memberi dasar pada prinsip akhlak

yang merupakan dasar dari keindahan dan efisiensi atau keutuhan kata

hati (Sumantri dalam Gunawan, 2012 : 31). Selanjutnya (Richard Eyre dan

Linda dalam Gunawan, 2012:31) menyebutkan bahwa nilai yang benar dan

diterima secara universal adalah nilai yang menghasilkan suatu perilaku

dan perilaku itu berdampak positif, baik bagi yang menjalankan maupun bagi

orang lain.
43

2. Tujuan deskripsi nilai-nilai karakter cerpen

Tujuan dari teks deskripsi adalah untuk memberikan gambaran dan

penjelasan kepada pembaca agar mereka memahami objek apa yang sedang

dibahas atau dibicarakan dalam sebuah teks. Gambaran objek dalam teks

deskripsi adalah biasanya mencakup bentuk fisik, sikap, waktu, dan hal

lainnya. Tujuan deskripsi nilai karakter cerpen adalah sebagai berikut:

a. Untuk melihat nilai nilai moral yang terkandung dalam teks cerpen sehingga

ketika siswa membaca atau mempelajari cerpen tersebut

b. Siswa dapat mengaplikasikan dari nilai nilai karakter tersebut

c. Agar siswa mampu memahami nilai nilai karakter yang terdapat pada

cerpen

d. Meningkatkan dan mengembangkan nilai nilai karakter ke dalam kehidupan

sehari yang sehingga menjadi kepribadian yang khas sebagaimana yang

nilai kembangkan

3. Definisi deskripsi milai-nilai karakter cerpen

Pengertian secara umum dari deskripsi adalah sebuah kaidah upaya pengolahan

data menjadi sesuatu yang bisa disampaikan dengan jelas dan tepat agar dapat

dengan mudah dimengerti oleh orang lain yang tidak mengalaminya sendiri.

Kemudian Tarigan juga mengutarakan bahwa deskripsi adalah suatu tulisan

yang melukiskan sebuah kisah untuk mengajak para pembaca agar bisa lebih

memahami, merasakan, dan menikmati objek yang sedang dibicarakan. Sementara

itu, Keraf berpendapat bahwa deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha
44

menyajikan suatu hal atau objek pembicaraan dan membuat objek tersebut seolah-

olah dapat dilihat dan dirasakan sendiri oleh pembaca.

Teks deskripsi biasanya digunakan untuk menggambarkan sebuah objek

tertentu, baik objek tersebut berupa orang, tempat, peristiwa, maupun perasaan

secara detail dan jelas. Penulisan deskripsi sendiri diambil dari hasil suatu

pengamatan dan observasi, sehingga penulisannya dapat sesuai dengan fakta dan

data yang sebenarnya terjadi.

4. Jenis-jenis deskripsi nilai-nilai karakter cerpen

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, deskripsi adalah teks yang

menggambarkan suatu objek. Teks deskripsi juga memiliki beberapa jenis,

yaitu deskripsi subjektif, deskripsi spasial, dan deskripsi objektif.

a. Deskripsi Subjektif

Deskripsi subjektif adalah bentuk teks deskripsi yang menggambarkan

objek berdasarkan atas kesan dari penulisnya.

b. Deskripsi Spasial

Deskripsi spasial adalah teks deskripsi yang menggambarkan objek seperti

tempat, benda, dan ruang. Singkatnya, jenis deskripsi ini hanya menjelaskan

tentang objek fisik saja.

c. Deskripsi Objektif

Deskripsi objektif adalah teks deskripsi yang menjelaskan objek apa adanya

berdasarkan keadaan yang sebenarnya dari objek yang dibicarakan, tanpa

ada tambahan opini dari penulis.


45

D. Buku Teks

1. Pengertian Buku Teks

Menurut Nasution (dalam Prastowo, 2014:242) buku ajar merupakan

bahan ajar hasil seorang pengarang atau tim pengarang yang disusun

berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum yang berlaku. Buku sebagai

bahan ajar yaitu buku yang berisi berbagai materi pelajaran hasil seorang

pengarang yang berlandaskan pada kurikulum yang berlaku dan dijadikan

pedoman bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan buku

teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku

standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud

dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran

yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan

perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran

(Tarigan, 2009:13)

Berdasarkan pengertian di atas buku teks digunakan untuk proses

pembelajaran sebagai alat untuk memberikan kemudahan pada peserta didik

atau pendidik dalam melakukan proses pembelajaran tersebut. Penggunaan

buku teks harus berdasarkan pada kurikulum yang berlaku agar tidak terjadi

ketimpangan dalam pemahaman materi.

Menurut Permendiknas no. 2 tahun 2008, dalam Sitepu (2012:17)

menyebutkan bahwa Buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan

perguruan tinggi yang selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib

untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan


46

tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan

keimanan, ketakwaan, akhlak mulia dan kepribadian, penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis,

peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan

standar nasional pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah

kumpulan materi ajar yang ditujukan untuk peserta didik pada jenjang

pendidikan tertentu, yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan,

serta dilengkapi sarana yang menunjang pembelajaran agar mudah dipahami

oleh pemakainya.

2. Kriteria Buku Teks

Pada proses pembelajaran buku teks merupakan hal terpenting bagi peserta

didik. Semakin baik kriteria buku teks yang menjadi acuan maka semakin baik

pula proses pembelajaran yang akan berlangsung.

Tarigan, (2009:20) menjelaskan tentang penyusunan kriteria buku teks

yang berkualitas, antara lain:

a. Buku teks haruslah menarik minat anak-anak, yaitu para siswa yang

mempergunakannya.

b. Buku teks haruslah mampu memberi motivasi kepada para siswa yang

memakainya.

c. Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik para siswa yang

memanfaatkannya
47

d. buku teks seyogyanyalah mempertimbangkan aspek-aspek linguistik

sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.

e. Buku teks isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaranpelajaran

lainnya, lebih baik lagi kalau menunjangnya dengan rencana sehingga

semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.

f. Buku teks haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitasaktivitas

pribadi para siswa yang mempergunakannya.

g. Buku teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsepkonsep

yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan

para siswa yang memakainya.

h. Buku teks haruslah mempunyai sudut pandangan atau “point of view”

yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi sudut pandangan

para pemakainya yang setia.

i. Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-

nilai anak dan orang dewasa.

j. Buku teks itu haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi

para siswa pemakainya.

Berdasarkan uraian di atas kriteria buku teks dapat dilihat berdasarkan

aspek penyajian, materi atau isi, grafik dan kebahasaan. Materi dalam buku

teks harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, materi yang disampaikan

harus saling terkait satu dengan yang lainnya. Selain itu penyajian materi

dalam buku teks harus sistematis dan menggunakan bahasa yang mudah

dipahami sesuai dengan tingkat perkembangan siswa serta menampilkan


48

ilustrasi yang mendukung imajinasi siswa dalam memahami materi ajar.

Sedangkan Andi Prastowo (2014:248) menyebutkan kriteria buku ajar yang

baik yaitu, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, menyajikan materi

dengan gambar yang menarik dan lengkap dengan keterangannya, serta yang

paling penting materinya disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku

Dapat disimpulkan kriteria buku yang baik yaitu mudah dipahami

sehingga pemakainya tidak kesulitan dalam menggunakannya, terdapat

keterangan yang membantu pemakainya dalam memahami informasi yang

disajikan, terdapat gambar yang menarik minat pemakainya, serta harus

sesuai dengan kurikulum yang berlaku agar pengetahuan atau informasi yang

didapat oleh pemakainya tidak melenceng dari kurikulum yang berlaku serta

sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.

3. Fungsi Buku Teks

Secara umum buku merupakan kumpulan kertas yang berisi informasi

yang berguna bagi pembacanya. Dilihat dari isi dan penyajiannya, buku teks

berfungsi sebagai pedoman bagi siswa dan guru dalam melakukan proses

pembelajaran.

Buku ajar atau atau yang biasasa juga disebut dengan buku teks memiliki

beberapa fungsi, yaitu: buku ajar sebagai bahan referensi siswa, buku ajar

sebagai bahan evaluasi, buku ajar sebagai alat bantu pendidik dalam

melaksanakan kurikulum, buku ajar sebagai salah satu penentu metode atau

teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik (Prastowo 2014:245).


49

Fungsi buku teks sebagai pedoman bagi siswa, antara lain: a)

Mempersiapkan diri secara individu atau kelompok sebelum kegiatan belajar

di kelas; b) Berinteraksi dalam proses pembelajaran di kelas; c) Mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan guru; d) Mempersiapkan diri untuk tes atau ujian

formatif dan sumatif. Sedangkan bagi guru buku teks berfungsi sebagai

berikut: a) Membuat desain pembelajaran; b) Mempersiapkan sumber-sumber

belajar yang lain; c) Mengembangkan bahan belajar yang kontekstual; d)

Memberikan tugas; e) Menyusun bahasan evaluasi (Sitepu, 2012:21).

Sedangkan menurut Andi Prastowo (2014:139) fungsi bahan ajar atau

buku teks yaitu:

a. Fungsi bagi pendidik sebagai berikut:

1) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar

2) Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang

fasilitator.

3) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan

interaktif.

4) Pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya

dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang

semestinya diajarkan kepada peserta didik.

5) Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

b. Fungsi bagi peserta didik sebagai berikut:

1) Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman.

2) Peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia kehendaki.
50

3) Peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masingmasing.

4) Peserta didik dapat belajar menurut yang dipilihnya sendiri.

5) Membantu potensi peserta didik menjadi pelajar yang mandiri.

6) Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua

aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi

kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasai

Berdasarkan uraian tersebut fungsi buku teks bukan sekadar sumber

informasi saja melainkan berfungsi untuk membuat bahan evaluasi, memilih

media dan metode yang tepat, sebagai panduan belajar siswa untuk lebih siap

dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, sebagai bahan untuk siswa

mengulangi materi pembelajaran yang telah dipelajari.

E. Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2016:6) kurikulum 2013 adalah kurikulum yang

menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar yang akan

menjadi fondasi pada tingkat berikutnya. Melalui pengembangan kurikulum

2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi kita berharap bangsa ini

menjadi bangsa yang memiliki nilai jual yang bisa ditawarkan kepada bangsa

lain didunia.

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
51

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan

pemahaman, keterampilan, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk

paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan

santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013

mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan

pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.

2. Karateristik Kurikulum 2013

Setiap kurikulum memiliki karakteristik masing-masing, demikian halnya

Kurikulum 2013 yang dirancang oleh pemerintah. Adapun kurikulum 2013

dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan

sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan

intelektual dan psikomotorik;

b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang

dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat

sebagai sumber belajar;

c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;


52

d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci

lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing

elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses

pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang

dinyatakan dalam kompetensi inti;

g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,

saling memperkuat dan memperkaya antar matapelajaran dan jenjang

pendidikan (Kemendikbud, 2013)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari kurikulum

2013 ini lebih menekankan pada pengembangan sikap, karakter, pengetahuan,

dan keterampilan peserta didik serta menerapkannya dalam berbagai situasi di

sekolah dan masyarakat. Sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia

yang dapat mengahadapi persoalan-persoalan yang menimpa bangsa ini.

3. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

memiliki kemampuan sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia

(Kemendikbud 2013). Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa,

kurikulum 2013 bertujuan dapat membentuk dan meningkatkan sumber daya


53

manusia sebagai model pembangunan bangsa dan negara Indonesia serta

meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas

pendidikan yang akan dicapai. Karena sekolah diberikan keleluasaan untuk

mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai kondisi satuan pendidikan,

kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.

F. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Majid (2014:87) menyatakan pembelajaran tematik yaitu pembelajaran

yang menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda

dengan harapan siswa akan belajar lebih baik dan bermakna. Pernyataan

tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Sholehah (2013) yang

menyatakan bahwa pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata

pelajaran menjadi satu tema atau topik pembahasan tertentu. Sumber lain yang

ditemukan mengatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta

didik Trianto (2011: 139).

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran tematik menurut para ahli

diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pembelajaran tematik yaitu

pengintegrasian suatu materi dari beberapa mata pelajaran menjadi suatu tema

atau topik pembelajaran sehingga siswa akan belajar lebih baik dan bermakna.
54

2. Landasan Pembelajaran Tematik

Menurut pendapat Majid (2014: 87-88) landasan pembelajaran tematik

meliputi :

a. Landasan Filosofi

Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat,

yaitu: progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Aliran progresivisme

memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan

kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suara yang alamiah (natural), dan

memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat

pengalaman langsung siswa (direct experience) sebagai kunci dalam

pembelajaran. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi

dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Pengetahuan tidak

dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus

diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan

sesuatu yang mudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus

menerus. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan, kekhasannya,

potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

b. Landasan Psikologis

Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan

siswa dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama

dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan

kepadasiswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap

perkembangan siswa. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal


55

bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa

dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

c. Landasan Yuridis

Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau

peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah

dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap siswa pada satuan pendidikan

berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat, dan

kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). Menurut PP Nomor 32 Tahun 2013 sebagai

perubahan PP No 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan. Diatur

dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang “Standart Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah” yang menyatakan bahwa karakteristik proses

pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran

tematik terpadu di SD/MI/SDL/Paket A disesuaikan dengan tingkat

perkembangan siswa.

3. Karateristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik

memiliki beberapa karakteristik-karakteristik. Menurut Majid (2014:89)

karakteristik-karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut: (a) berpusat

pada siswa, (b) memberikan pengalaman langsung, (c) Pemisahan mata

pelajaran tidak begitu jelas, (d) Menyajikan konsep dari berbagai mata

pelajaran (e) Bersifat fleksibel, (f) Menggunakan prinsip belajar sambil

bermain dan menyenangkan.


56

Karakteristik pembelajaran tematik berpusat pada siswa artinya siswa lebih

banyak berperan aktif dan menempatkan dirinya sebagai objek belajar.

Sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator yaitu memberi kemudahan

kapada siswanya dalam melakukan aktivitas belajar.

Karakteristik pembelajaran tematik yang kedua yaitu memberi

pengalaman langsung. Artinya dalam pembelajaran tematik siswa dihadapkan

pada sesuatu yang nyata (konkret) sehingga dapat digunakan untuk memahami

hal-hal yang bersifat abstrak. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas,

artinya dalam pembelajaran tematik menampilkan materi materi yang dikemas

menjadi suatu tema atau topik tertentu dan berkaitan dengan kehidupan nyata

siswa. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Artinya pembelajaran

tematik menyajikan konsep yang diambil dari berbagai mata pelajaran dengan

tujuan siswa mampu memahami konsep tersebut secara utuh dan membantu

siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan yang ada disekitarnya.

Bersifat fleksibel, artinya pembelajaran tematik bersifat luwes dimana

guru dapat mengaitkan mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. bahkan

mengaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Karakteristik pembelajaran tematik

yang terakhir yaitu memiliki prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan, artinya siswa dalam pembelajaran tematik dapat belajar

sekaligus bermain dengan cara yang menyenangkan

Sumber lain yang hampir serupa yaitu pendapat dari Trianto (2012: 91)

mengatakan bahwa Pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik

antara lain: (a) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
57

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; (b) kegiatan yang

dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan

kebutuhan siswa; (c) kegiatan belajar lebih bermakna dan berkesan bagi siswa

sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; (d) mengembangkan

keterampilan berpikir siswa; (e) menyajikan kegiatan belajar bersifat pragmatis

(f) mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan

bahwa karakteristik pembelajaran tematik yaitu : (a) kegiatan pembelajaran

tematik sangat relevan dengan kebutuhan siswa; (2) berpusat pada siswa; (c)

pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas; (d) kegiatan pembelajaran

lebih bermakna dan berkesan; (e) bersifat pragmatis; (f) fleksibel; (g)

mengembangkan ketrampilan sosial siswa.

4. Prinsip Pembelajaran Tematik

Menurut Majid, (2014:89) beberapa prinsip yang berkenaan dengan

pembelajaran tematik integratif sebagai berikut :

a. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat

dengan dunia siswa dan ada dala kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi

alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.

b. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata

pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-materi

yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin

terjadi, ada materi pengayaan horizontal dalam bentuk contoh aplikasi

yang tidak termuat dalam standar isi. Namun ingat, penyajian materi
58

pengayaan seperti ini perlu dibatasi dengan mengacu kepada tujuan

pembelajaran.

c. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan

kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integrative

harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang

termuat dalam kurikulum.

d. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu

mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan,

kebutuhan, dan pengetahuan awal.

e. Materi pembelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya,

materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

5. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan

bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung

dalam tema serta menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari

merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi siswa

(Kemendikbud, 2014:16).

Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah : (a) Mudah memusatkan

perhatian pada satu tema atau topic tertentu; (b) Mempelajari pengetahuan dan

mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama;

(c) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan; (d) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan

mengaitkan berbagai pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; (e)


59

Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi

nyata seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran

yang lain; (f) Lebih merasakan manfaat dan makna belajarkarena materi yang

disajikan dalam konteks tema yang jelas; (g) Guru dapatmenghemat waktu,

karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan

sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih atau

pengayaan; (h) Budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh kembangkan

dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan

kondisi.

Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran tematik

merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam

memahami materi pelajaran dan mengembangkan berbagai kemampuan siswa

dalam tema tertentu.

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

kualitatif deskriptif yang dilakukan oleh Herlita Rosadi (2018) dalam skripsi yang

berjudul “Analisis Nilai-Nilai Karakter Dalam Buku tematik Kelas IV Tema

Peduli Terhadap Makhluk Hidup”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

komponen buku tematik kelas IV Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup

meliputi: judul buku, kata pengantar, tentang buku siswa, daftar isi, subtema,

pembelajaran, daftar pustaka, profil penulis, profil penelaah, profil editor, profil

illustrator. Berdasarkan hasil analisis, dari 18 nilai-nilai karakter yang

dicanangkan oleh Kemendiknas, ditemukan 16 nilai karakter dalam buku tematik


60

kelas IV Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup yaitu: (1) religius, (2)

toleransi, (3) disiplin, (4) kerja keras, (5) kreatif, (6) mandiri, (7) demokratis, (8)

rasa ingin tahu, (9) cinta tanah air, (10) menghargai prestasi, (11) bersahabat/

komunikatif, (12) cinta damai,(13) Gemar Membaca, (14) peduli lingkungan, (15)

peduli sosial, dan (16) tanggung jawab. Hal ini berarti terdapat dua nilai karakter

yang belum ditemukan yaitu nilai karakter jujur dan nilai karakter semangat

kebangsaan.

Penelitian lain dilakukan oleh Rani Kusuma Ningtyas (2019) dalam skripsi

yang berjudul “Analisis Nilai Karakter Dalam Buku Siswa Teks Tematik Tema 6

“Panas dan Perpindahannya” Kurikulum 2013 kelas V Semester Genap”.

Berdasarkan hasil analisis, dalam teks bacaan buku siswa kelas V tema panas dan

perpindahannya di temukan 18 nilai karakter yang dapat ditanamkan pada peserta

didik dalam setiap pembelajaran. 18 nilai karakter tersebut adalah (1) Religius, (2)

Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)

Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah

Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat, (14) Cinta Damai, (15) Gemar

Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung Jawab.
61

H. Kerangka Berfikir

Tujuan pendidikan nasional :


membentuk insan cerdas namun juga
berkepribadian atau berkarakter

Pendidikan Karakter yang berjalan di


lingkungan sekolah

Sumber belajar
pendidikan karakter

Buku “Tematik Erlangga tema


Berbagi Pekerjaan kurikulum 2013
pada siswa kelas IV”

Bacaan cerpen yang terdapat


dalam buku “Tematik Erlangga
tema Berbagi Pekerjaan
kurikulum 2013 pada siswa kelas
IV”

Analisis nilai karakter terdapat yang dalam cerpen pada buku


“Tematik Erlangga tema Berbagi Pekerjaan kurikulum 2013 pada siswa kelas
IV”
62

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data

dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2015: 15).

Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitiaan yang berisi

kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan. Data tersebut

berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen

pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka (Moleong, 2012: 11).

Metode penelitian deskriptif kualitatif dipilih karena penulis ingin

mendapatkan deskripsi tentang nilai-nilai karakter dalam cerpen. Dengan

menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif ini, peneliti memaparkan,

menggambarkan, dan menganalisis secara kritis dan objektif nilai-nilai karakter

yang terdapat dalam cerpen pada buku “Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema

2 untuk SD dan MI kelas IV”.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

62
63

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2020.

penelitian dilaksanakan secara virtual dengan mewawancarai guru kelas IV SDN

006 Samarinda Ulu yang beralamat di Jalan Piano RT. 01 No. 39 Kota Samarinda,

Provinsi Kalimantan Timur. dengan menerapkan protokol kesehatan yaitu

menggunakan masker dan handsanitizer demi mencegah penularan Covid-19.

Selanjutnya pada bulan Agustus-September penelitian dilaksanakan dengan

menganalisis cerpen pada buku “Tematik Erlangga Kurikulum 2013 Tema

berbagi pekerjaan pada siswa kelas IV”

C. Data dan Sumber Data

Data adalah segala keterangan informasi atau fakta tentang suatu hal atau

persoalan. Arikunto (2010: 172) menyatakan bahwa data adalah subjek dari mana

data diperoleh. Data dalam penelitian ini adalah cerpen yang mengandung nilai-

nilai karakter yang terdapat dalam buku Tematik Erlangga Kurikulum 2013

Tema berbagi pekerjaan pada siswa kalas IV. Sedangkan sumber data dalam

penelitian ini terdiri dari dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data

sekunder, yaitu sebagai berikut:

1. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara

langsung dari sumber data pertama yaitu buku tematik Erlangga tema berbagi

pekerjaan kurikulum 2013 kelas IV SD, Dan wawancara yang dilakukan

terhadap wali kelas IV.

2. Sumber data sekunder


64

Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa data identitas buku asli

hasil penelitian dahulu yang relevan. Sedangkan untuk sumber data yang

lain bisa berupa referensi dan data terkait dengan pendidikan nilai karakter

(seperti jurnal, artikel dan sejenisnya).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2015: 317).

Persiapan yang dilaksanakan oleh peneliti adalah menyiapkan instrumen

wawancara, berisi tentang sejumlah pertanyaan yang mencakup fakta, data,

pengetahuan, pendapat responden yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Wawancara dilakukan kepada wali kelas IV SDN 006 Samarinda Ulu.

2. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental seseorang. Dokumen

dibagi menjadi tiga jenis yaitu berbentuk tulisan, gambar, dan karya. Dokumen

yang berbentuk tulisan antara lain catatan harian, sejarah kehidupan, biografi,

dan cerita. Dokumen yang berbentuk gambar antara lain foto, gambar hidup,
65

sketsa, dan lain-lain. Dokumen berbentuk karya misalnya karya seni, yang

dapat berupa patung, film, dan lain-lain. (Sugiyono, 2018: 396).

Pada penelitian ini dokumen yang dipilih berupa cerpen yang terdapat

dalam buku “Tematik Erlangga Kurikulum 2013 Tema berbagi pekerjaan pada

siswa kalas IV”

3. Simak Catat

Teknik pengumpulan data selanjutnya yaitu, metode simak teknik catat.

Menurut Mahsun (2014:91) metode penyediaan data ini diberi nama metode

simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan

menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak tidak hanya berkaitan dengan

penggunaan bahasa secara lisan, akan tetapi juga penggunaan bahasa secara

tulis. Teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan

metode simak.

Alasan peneliti memilih teknik ini karena peneliti akan mengumpulkan

data lewat teks narasi di setiap paragraf yaitu teks tertulis yang terdapat dalam

cerpen, dan menggunakan teknik catat dengan metode simak.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data

yang valid dan reliabel berkaitan dengan nilai karakter, cerpen, dan buku siswa

adalah dengan checklist (daftar periksa) sebagai panduan dokumentasi dan

wawancara sebagai instrumen pendukung. Dan untuk merekam hasil wawancara

dan gambar-gambar yang ada di lapangan dipergunakan alat perekam, kamera dan

buku catatan lapangan. Adapun menentukan instrument dengan langkah-langkah


66

sebagai berikut:Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan kepada wali kelas IV SDN 006 Samarinda Ulu.

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti terkait dengan karakter siswa

serta buku yang digunakan dalam pembelajaran khususnya dalam usaha

menanamkan nilai karakter. Selain itu, wawancara dimaksudkan untuk

memperoleh informasi tentang peranan nilai karakter dalam pembelajaran

terutama nilai karakter yang terkandung dalam cerpen.

2. Data

Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

berupa nilai karakter dalam cerpen pada buku Tematik Erlangga Kurikulum

2013 Tema berbagi pekerjaan pada siswa kelas IV. Kartu data dimaksudkan

untuk mengklasifikasikan nilai karakter berdasarkan kalimat-kalimat yang

telah ditemukan.

Data

Judul Cerpen:
Halaman:
Sumber:

No. Nilai-nilai Paragraf Baris indikatir Bukti Kalimat

karakter

1.
67

2.

3.

F. Teknik Analisi Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono, 2018: 402). Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam

penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan

bersamaan dengan pengumpulan data. Setelah data terkumpul secara

keseluruhan, kemudian data diklasifikasikan, dideskripsikan, dan dianalisis

berdasarkan masalah penelitian.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsusng secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi reduksi

data, penyajian data, dan verifikasi data (Miles and Huberman dalam

Sugiyono, 2018: 404).

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
68

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan (Sugiyono, 2018: 405).

Pada penelitian ini, peneliti membaca secara kritis dan mendalam

serta memilih dan merangkum hal pokok dari cerpen yang terdapat pada

buku Tematik Erlangga kurikulum 2013 Tema berbagi pekerjaan pada

siswa kelas IV yang berbentuk kalimat atau tindakan tokoh yang

kemudian data tersebut dianalisis.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart, dan sejenisnya (Sugiyono, 2018: 408).

Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah penyajian data secara naratif. Dalam penelitian ini,

selain dengan teks naratif, penyajian yang digunakan berupa diagram,

dan persentase nilai karakter yang terdapat dalam cerpen pada buku

Tematik Erlangga kurikulum 2013 Tema berbagi pekerjaan pada siswa

kelas IV sehingga memudahkan untuk memahami hasil penelitian.

3. Verifikasi/Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan


69

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,

dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori

(Sugiyono, 2018: 412).

Pada penelitian ini peneliti menganalisis dengan mencocokan bukti

nilai karakter berupa kutipan yang terdapat pada cerpen dalam buku

Tematik Erlangga kurikulum 2013 Tema berbagi pekerjaan pada siswa

kelas IV dengan 18 indikator nilai karakter yang diterbitkan oleh

Kemdikbud. Selanjutnya, dapat disimpulkan nilai karakter dalam cerpen

pada buku Tematik Erlangga kurikulum 2013 Tema berbagi pekerjaan

pada siswa kelas IV telah sesuai dengan indikator nilai karakater dan

tujuan dari pendidikan nasional yaitu membentuk insan cerdas namun

juga berkpribadian atau berkarakter.

G. Keabsahan Data

Pengabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan faktor yang

sangat penting, karena terkait erat dengan tanggung jawab ilmiah terhadap

hasil temuan dalam penelitian.

Keabsahan data yaitu setiap keadaan harus memenuhi : 1)

Mendemonstrasikan nilai yang benar; 2) Menyediakan dasar agar hal itu

dapat diterapkan: dan 3) Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat

tentang konsistensi dari prosedurnya dan penetralan dari temuan dan

keputusan-keputusannya (Moleong, 2019: 320-321).

Untuk meyakinkan data yang diperoleh pada penelitian ini, teknik yang
70

akan dilakukan untuk uji keabsahan data yaitu melalui triangulasi. Keabsahan

data dengan triangulasi dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Moleong

dan Patton, yaitu :

1. Metode, triangulasi dengan metode yaitu pengecekan penemuan hasil

penelitian dengan pengecekan sumber data.

2. Penyidik, triangulasi penyidik yaitu memanfaatkan peneliti atau

pengamat lain untuk pengecekan data yang sudah diperoleh.

3. Teori, triangulasi teori adalah memeriksakan data yang sudah diperoleh

dengan beberapa teori yang relevan (Moleong, 2009 : 330-331).

Pengecekan keabsahan data melalui triangulasi sesuai pedoman di atas

pada penelitian ini dicapai dengan jalan: 1) Membandingkan data hasil

pengamatan dengan hasil wawancara; 2) membandingkan keadaan atau

perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain,

pada penelitian ini meliputi, guru SDN 006 Samarinda ulu, Dosen ahli bahasa

dan sastra, serta dosen pembimbing penelitian. Hasil dari perbandingan yang

diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan-alasan terjadinya perbedaan.

Proses triangulasi tersebut dilakukan terus-menerus sepanjang proses

analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi

perbedaan-perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada

informan.

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa

tahap, yaitu sebagai berikut:


71

Tahap Tahap
Tahap
persiapan pelaksanaa penyelesaian

Identifikasi masalah 1. Pengambilan data 1. Mengkoreksi


Konsultasi dan izin kembali data
2. Membaca buku yang
melakukan yang telah
wawancara. akan diteliti
diperoleh.
Penyusunan 3. Menganalisis cerpen 2. Penyusuna
proposal yang diteliti. n laporan
penelitian penelitian.
Penyusunan
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

Berdasarkan gambar diatas, maka tahapan dalam prosedur penelitian

deskriptif yaitu:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi pengajuan identifikasi masalah,

konsultasi dan izin melakukan wawancara, penyusunan proposal

penelitian, serta penyusunan instrumen.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi pengambilan data, membaca buku

yang akan diteliti, serta menganalisis buku yang diteliti.

3. Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi tahap pengkoreksian data yang telah

dianalisis dan penyususnan laporan penelitian


72

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Buku Tematik Erlangga Kelas IV Tema Berbagi Pekerjaan

kurikulum 2013

Buku Tematik Erlangga kelas IV tema “Berbagi Pekerjaan” kurikulum

2013 buku yang telah disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah

koordinasi kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud). Buku ini

diterbitkan pada tahun 2016 Disusun oleh Dr. Irene M.J.A., M.pd., Gunanto,

M.pd., Wini Kristianti, M.Si., dan Dhesy Adhalia, S.Si. Buku ini memiliki

sampul berwarna hijau dengan gambar dua orang siswa SD yang sedang

memperhatikan seseorang pemandu wisata yang sedang menjelaskan, dengan

berbagai perbedaan fisik, dan berlatar patung pahlawan.

Sesuai uraian di atas, maka KI kelas IV adalah : (1) menerima dan

menjalankan ajaran agama yang dianut nya, (2) Menunjukkan perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri dalam berinteraksi

dengan keluarga, teman, guru dan tetangga, (3) memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah, (4)

menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berahlak mulia.

72
73

2. Nilai-Nilai Karakter pada Buku Tematik Erlangga Kelas IV Tema

Berbagi Pekerjaan kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya

yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Adapun pembelajaran

dalam kurikulum 2013 di SD/MI menggunakan metode Tematik integratif

yaitu pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa

materi ajar. Pada kurikulum 2013 setiap kelas memiliki tema dan subtema dan

pada umumnya setiap kelas memiliki delapan tema yang berbeda-beda setiap

pembelajarannya.

Cerpen dalam buku Erlangga pada siswa kelas IV tema Berbagi

Pekerjaan setelah dibaca secara cermat, kemudian dianalisis nilai karakternya.

Nilai pendidikan karakter yang digunakan yaitu 18 nilai pendidikan karakter

yang telah ditetapkan oleh Kemendiknas, yaitu : (1) Religius, (2) Jujur, (3)

Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja eras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)

Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta

Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahat/komunikatif, (14) Cinta

Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial,

(18) Tanggung Jawab.

Semua cerpen tersebut dianalisis dan dideskripsikan sesuai dengan tabel

nilai karakter. Deskripsi akan dilakukan dengan memberikan, unsur intrinsik

cerpen yang diteliti, dan bukti kalimat yang mengandung nilai karakter.

Berdasarkan hasil simak yang diteliti, maka nilai-nilai karakter yang

terdapat didalamnya dapat di uraikan sebagai berikut:


74

1. Nilai Karakter Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

- Tidak terdapat nilai karakter religius pada teks cerita dibuku tematik

Erlangga pegangan siswa tema Berbagi Pekerjaan kelas IV sekolah Dasar

Kurikulum 2013

2. Nilai Karakter Jujur

Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antar

pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar,

mengatakan yang benar dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan

orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.

a. Pada teks cerita „‟ Raja Parkit yang Cerdik‟‟ halaman 35 subtema 2

pembelajaran 3 terdapat kalimat „‟Raja Parkit yang dikenal sangat

bijaksana, Arif, jujur dan cerdik sehingga sangat dihormati dan

dikagumi oleh rakyatnya’’ Pada kalimat diatas nilai karakter jujur.

Sikap dan tindakan ini perlu ditanamkan oleh siswa agar dewasannya

nanti mereka bisa menjadi orang yang amanah dan dipercaya dari

perkataan maupun perbuatan.

3. Nilai Karakter Toleransi

Toleransi, yakni sikap perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap

perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis,


75

pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan

terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.

a. Pada teks cerita „‟ Liburan Arya di Kampung Halaman‟‟ halaman 20

subtema 1 pembelajaran 6 terdapat kalimat ‘’Perlombaan karapan

sapi ini cukup menarik perhatian masyarakat. Tidak hanya

menarik perhatian masyarakat madura saja, perlombaan karapan

sapi juga telah menarik perhatian masyarakat luar

madura,bahakan dari luar negeri’’ pada kalimat diatas nilai karakter

Toleransi. Ialah sikap menghargai orang lain yang ada disekitar kita

yang juga memiliki perbedaan dengan diri kita.

4. Nilai Karakter Disiplin

Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala

bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.

a. Pada teks cerita „‟ Peternak yang Baik Hati‟‟ halaman 10 subtema 1

pembelajaran 3 terdapat kaliamt ‘’Pak Nardi memiliki banyak

pegawai yang membantunya dalam memelihara ternak. Ada

pegawai yang bernama pak Teguh. Ia bertugas memberi makan

ayam ada juga pegawai yang bernama pak Arga iya bertugas

membersikan kandang ayam. Pak Teguh dan pak harga termasuk

pegawai yang rajin’’ pada kalimat diatas terdapat nilai karakter

disiplin yang terdapat pada kalimat „‟rajin‟‟ kalimat tersebut

merupakan Kalimat yang mengandung nilai pendidikan karakter

disiplin yaitu dengan bekerja kita harus mengikuti peraturan yang


76

berlaku di tempat kerja, agar tidak bermalas-malasan, maka kita juga

harus mematuhu dan mentaati peraturan yang ada di tempat kerja

maupun dirumah.

5. Nilai Karakter Kerja Keras

Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-

sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaikan

berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lainlain dengan sebaik-

baiknya.

a. Pada teks cerita „‟Kelinci dan kura-kura‟‟ halaman 47 subtema 3

pembelajaran 1 terdapat kalimat „‟Kura-kura yang pantang

menyerah terus berjalan walaupun dengan lambat, ia selalu sabra,

hingga kura-kura sudah berhasil melewati garis akhir dan

memenangkan pertandingan’’ pada kalimat tersebut mengajarkan

bahawa kata Sabar berarti benduk rasa syukur terimah kasih atas apa

yang telah diberikan kepadanya.

b. Pada teks cerita „‟Pak tani dan para petani‟‟ halaman 24 subtema 2

pembelajaran 1 terdapat kalimat ‘’Suatu ketika wabah hama

menyerang sawah para petani. Pak Kadir sangat sedih, ia

mengalami kerugian yang besar karena serangan hama tersebut.

Namun, pak Kadir pantang menyerah dan tetap semangat. Ia pun

mengajak para petani di Desa nya untuk bergotong-royong

memberantas hama yang menyerang sawah sawah mereka.

Akhirnya, mereka berhasil mengatasi kesulitan yang dihadapi’’


77

Pada kalimat tersebut menunjukan nilai karakter kerja keras yaitu ‟‟

Pantang menyerah‟‟ Tidak mudah menyerah dan selalu berusaha dan

bangkit walaupun terkadang menghadapi kegagalan dalam mencapai

suatu hasil yang ingin dicapai.

6. Nilai Karakter Kreatif

Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam

berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan

cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.

a. Pada teks cerita „‟ Serigala yang Tamak‟‟ halaman 59 subtema 3

pembelajaran 4 terdapat kalimat ‘’ Kancil mengajak burung puyuh

untuk melihat sarangnya dari kejauhan. Tak lama kemudian

muncullah Serigala yang mencari makan dan mencuri telur telur

itu. Kancil dan burung puyuh kini sudah mengetahui siapa yang

mencuri telur itu. Oleh karena itu, kancil dan burung puyuh

membuat rencana untuk memberi pelajaran kepada Serigala agar

tidak mencuri telur lagi’’ pada kalimat diatas menunjjukan nilai

karakter kreatif karena pada kegiatan ini siswa dilatih untuk bisa

berfikir kreatif dan tidak hanya pandai tetapi juga cerdik dalam

menyelesaikan sesuatu dan membuatkan hasil yang bagus.

7. Nilai Karakter Mandiri

Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini


78

bukan berarti tidak boleh bekerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak

boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain.

a. Pada teks cerita „‟ Cerpen‟‟ halaman 26 subtema 2 pemebelajaran 1

terdapat kalimat ‘’Ayah Lanang setiap hari selalu melaut untuk

mendapatkan ikan dan udang. Hasil tangkapannya kemudian

dijual di tempat pelelangan ikan’’ pada kalimat diatas nilai karakter

mandiri mengajarkan dan membiasakan melakukan segala sesuatu kita

harus melakukannya dengan mandiri, agar kita dapat menjadi orang

yang tidak mudah tergantung pada orang lain.

8. Nilai Karakter Demokratis

Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan

hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang

lain.

a. Pada teks cerita „‟cerpen ‟‟ halaman 25 subtema 2 pembelajaran 1

terdapat kalimat ‘’Pak Kardi mengajak para petani di desanya

untuk bergotong royong memberantas hama yang menyerang

sawah-sawah mereka’’ pada kalimat diatas terdapat nilai karakter

demokratis, karena bergotong royong merupakan sikap dan tindakan

yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain salah

satunya dalam melakukan suatu pekerjaan, agar pekerjaan pun menjadi

lebih ringan dan mudah. Bergotong royong juga dapat menumbuhkan

rasa kepedulian, mempererat hubungan silaturahmi, dan memiliki nilai

sosial.
79

9. Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap, dan perilaku yang

mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang

dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.

a. Pada teks cerita „‟ Liburan Arya di Kampung Halaman‟‟ Halaman‟‟

halaman 20 subtema 1 pembelajaran 6 terdapat pada kalimat „‟Arya

pun bertanya kepada ayahnya tentang Karapan sapi kemudian

ayah Arya menjelaskan semua hal tentang Karapan sapi kepada

Arya dengan senang hati. Arya pun mendengarkan penjelasan

ayahnya dengan sungguh sungguh’’ pada kalimat diatas terdapat

nilai karakter rasa ingin tahu karena terlihat dari arya sanggat antusias

ingin mengetahui tentang karapan sapi, dan akhirnya ayahnya

menjelaskan dengan senang hati.karena rasa ingin tahu adalah salah

satu tujuan dari pembelajaran kurikulum 2013 yaitu salah satunya

siswa aktif, bisa dengan aktif bertanya. Arif bertanya berhubungan

dengan rasa ingin tahu yang kuat dari siswa.

10. Nilai Karakter Semangat Kebangsaan

- Tidak terdapat nilai karakter semangat kebangsaan pada teks cerita

dibuku tematik Erlangga pegangan siswa tema Berbagi Pekerjaan kelas

IV sekolah Dasar Kurikulum 2013

11. Nilai Karakter Cinta Tanah Air

Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga,

setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya,


80

ekonomi, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima

tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

a. Pada teks cerita „‟Liburan Arya di Kampung Halaman‟‟ halaman 20

subtema 1 pembelajaran 6 terdapat pada kalimat ‘’Karapan sapi

merupakan olahraga tradisional khas pulau Madura. Arya baru

pertama kali melihat perlombaan Karapan sapi tersebut. Oleh

karena itu ia pun bertanya kepada ayahnya tentang Karapan sapi

kemudian ayah Arya menjelaskan semua hal tentang Karapan

sapi kepada Arya dengan senang hati. Arya pun mendengarkan

penjelasan ayahnya dengan sungguh sungguh’’ pada kalimat diatas

terdapat nilai karakter cinta tanah air, kalimat tersebut mengajak siswa

untuk mencintai dan menghargai setiap kebudayaan yang ada di daerah

asal mereka masing-masing.

b. Pada teks cerita „‟Liburan Arya di Kampung Halaman‟‟ halaman 20

subtema 1 pembelajaran 6 terdapat pada kalimat ‘’ Arya bersama

kedua orang tuanya pergi berlibur ke kampung halaman mereka

di Madura, jawa timur’’ Penggalan kalimat tersebut menunjukkan

nilai karakter cinta tanah air. Penggalan kalimat tersebut menunjukkan

bahwa arya dan orang tua nya mencintai kampung halamannya

Dengan bersyukur menjadi warga negara Indonesia berarti sama juga

dengan menunjukkan cara berfikir dan bersikap yang mencintai dan

senang dengan negara Indonesia.


81

12. Nilai Karakter Menghargai Prestasi

Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan

mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi

yang lebih tinggi.

a. Pada teks cerita „‟ Kelinci dan kura-kura‟‟ halaman 47 subtema 3

pembelajaran 1 terdapat kalimat ‘’ Kura kura yang pantang

menyerah terus berjalan walaupun dengan lambat. Tak lama

kemudian, dia melihat kelinci sedang tertidur pulas di bawah

pohon. Kura kura terus berjalan dengan pasti. Kura kura

berjalan dengan hati hati agar kelinci tidak terbangun. Beberapa

saat kemudian kura kura pun sudah mendekati garis akhir.

Kelinci akhirnya terbangun dan kaget bahwa kura kura sudah

menyusul nya, dia langsung berlari dengan cepat untuk menyusul

kura kura. Namun sayang kura kura sudah berhasil melewati

garis akhir dan memenangkan pertandingan’’ pada kalimat diatas

terdapat nilai karakter menghargai prestasi karena kelinci pantang

menyerah walupun ia lambat kelinci tetap berjuang untuk

memenangkan perlombaan. Maka dapat diartikan bahwa siswa bisa

mencapai prestasi asal melaksanakan nya dengan sunguh-sunguh.

13. Nilai Karakter Bersahabat dan Komunikatif

Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan

terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi dengan baik.


82

a. Pada teks cerita „‟ Peternak yang Baik Hati‟‟ halaman 10 subtema 1

pembelajaran 3 terdapat kaliamt „‟ Pak Nardi selalu ramah menyapa

pegawai nya. Pak Nardi juga selalu menolong pegawai nya yang

kesusahan’’ pada kalimat tersebut terdapat nilai karakter komunikatif

yaitu pada kata menolong. Maka dari teks tersebut mengajarkan kepada

siswa agar terus saling membantu orang yang sedang kesusahan dan

merupakan perilaku yang terpuji.

b. Pada teks cerita „‟Pak tani dan para petani‟‟ halaman 24 subtema 2

pembelajaran 1 terdapat kalimat ‘’Suatu ketika wabah hama

menyerang sawah para petani. Pak Kadir sangat sedih, ia

mengalami kerugian yang besar karena serangan hama tersebut.

Namun, pak Kadir pantang menyerah dan tetap semangat. Ia pun

mengajak para petani di Desa nya untuk bergotong-royong

memberantas hama yang menyerang sawah sawah mereka.

Akhirnya, mereka berhasil mengatasi kesulitan yang dihadapi’’

Pada kalimat tersebut menunjukan nilai karakter kerja keras yaitu ‟‟

Pantang menyerah‟‟ Tidak mudah menyerah dan selalu berusaha dan

bangkit walaupun terkadang menghadapi kegagalan dalam mencapai

suatu hasil yang ingin dicapai.

14. Nilai Karakter Cinta Damai

Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai,

aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau

masyarakat tertentu.
83

a. Pada teks cerita „‟ Raja Parkit yang Cerdik‟‟ halaman 35 subtema 2

pembelajaran 3 terdapat kalimat ‘’Raja Parkit itu dikenal sangat

arif, bijaksana dan cerdik sehingga ia sangat dihormati dan

dikagumi oleh rakyatnya’’ pada kalimat diatas terdapat nilai karakter

cinta damai pada kalimat dihormati dan dikagumi merupakan kalimat

saling menghargai, harmonis dan menjaga hubungan yang baik dengan

orang lain, termasuk hubungan dengan anggota keluarga kita sendiri di

rumah, maka kita juga sebagai siswa harus menerapkan nilai karakter

cinta damai dalam keluarga dan lingkungan kita.

15. Nilai Karakter Gemar Membaca

Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk

menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi,

baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan

kebijakan bagi dirinya.

- Tidak terdapat nilai karakter gemar membaca pada teks cerita dibuku

tematik Erlangga pegangan siswa tema Berbagi Pekerjaan kelas IV

sekolah Dasar Kurikulum 2013

16. Nilai Karakter Peduli Lingkungan

Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya

menjagaa dan melestarikan lingkungan sekitar.

- Tidak terdapat nilai karakter peduli lingkungan pada teks cerita dibuku

tematik Erlangga pegangan siswa tema Berbagi Pekerjaan kelas IV

sekolah Dasar Kurikulum 2013


84

17. Nilai Karakter Peduli Sosial

Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian

terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan.

a. Pada teks cerita „‟ Peternak ayam yang baik hati‟‟ halaman 10 subtema

1 pembelajaran 3 terdapat kalimat „‟Pak Nardi selalu ramah

menyapa pegawai nya. Pak Nardi juga selalu menolong pegawai

nya yang kesusahan. Misalnya, pak Nardi pernah membantu pak

Teguh ketika harus membayar sekolah anaknya’’ Pada kalimat

diatas terdapat nilai karakter peduli sosial karena, tindakan yang

dilakukan pak Nardi merupakan wujud dari nilai karakter peduli sosial.

pak Nardi mengajarkan kita untuk selalu mau memberi bantuan kepada

orang lain yang membutuhkan bantuan.

b. Pada teks cerita „‟Raja Parkit yang Cerdik‟‟ halaman 35 subtema 2

pembelajaran 3 terdapat kalimat „‟ mereka juga saling membantu

dakam mencari makan didalam hutan’’ Pada beberapa kalimat

diatas terdapat kalimat “saling membantu” yang menunjukan nilai

peduli sosial. Kalimat tersebut juga mengajarkan kepada kita untuk

peduli dengan orang orang di sekeliling kita salah satunya dengan cara

menolong bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.

c. Pada teks cerita „‟ Serigala yang Tamak‟‟ halaman 59 subtema 3

pembelajaran 4 terdapat kalimat ‘’ Aku ingin membantumu , aku

punya rencana, jawab kancil’’ pada kalimat diatas terdapat nilai

karakter peduli sosial. Karena tindakan kancil mencerminkan nilai


85

pendidikan karakter peduli sosial, kancil menunjukkan tindakan untuk

memberi bantuan pada orang yang membutuhkan. Sikap kancil juga

mengajarkan kepada kita untuk peduli dengan orang orang disekitar

kita yang memerlukan bantuan kita dengan membantu mereka.

18. Nilai Karakter Bertangung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan

Yang Maha Esa.

a. Pada teks cerita „‟ cerpen‟‟ halaman 26 subtema 2 pembelajaran 1

terdapat kalimat ‘’ Lanang, ibu dan adiknya bangga memiliki ayah

yang bertanggung jawab terhadap keluarganya’’ pada kalimat

diatas tersebut mengandung nilai karakter tanggung jawab. Tanggung

jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan. Sikap ayah

Lanang mengajarkan kepada kita untuk selalu melaksanakan apa yang

sudah menjadi kewajiban kita, termasuk kewajiban untuk menafkahi

keluarga.

b. Pada teks cerita „‟ Raja Parkit yang Cerdik‟‟ halaman 35 subtema 2

pembelajaran 3 terdapat kalimat ‘’ Di saat rakyatnya merasa takut

dan cemas, raja Parkit tetap bersikap tenang sambil mencari ide

untuk bisa meloloskan diri dari Perangkap si pemburu. Setelah

berfikir keras, raja Parkit mendapatkan sebuah ide’’ pada kalimat


86

diatas tersebut mengandung nilai karakter tanggung jawab. Tanggung

jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya, sebagai seorang Raja sepatutnya kita harus

melindungi dan mengayomi rakyat dan melaksanakan apa yang sudah

menjadi kewajiban sebagi raja.

Berdasarkan hasil analisis, maka data tersebut dapat dipetakan nilai-nilai

pendidikan karakter yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1 Lembar Hasil Pemetaan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

No Nilai Pendidikan
Temuan Hasil Penelitian
Karakter

1 Religius Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter religius

terdapat pada halaman dan judul cerita : tidak terdapat

nilai karakter religius pada analisis teks cerita buku

tematik erlangga tema berbagi pekerjaan kelas IV

kurikulum 2013

2 Jujur Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter jujur terdapat

pada halaman dan judul cerita : 35 (Raja Parkit yang

Cerdik) . Dari data tersebut mengajarkan kita bahwa

dalam melakukan segala sesuatu kita harus


87

melakukannya dengan jujur termasuk dalam

mengerjakan tugas yang di percayakan kepada kita

untuk di kerjakan agar kita dapat menjadi orang yang

dapat di percaya oleh orang lain.

3 Toleransi Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter toleransi

terdapat pada halaman dan judul cerita : 20 (Liburan

Arya di Kampung Halaman ) Berdasarkan data

tersebut, mengajarkan kepada kita, untuk tidak

membeda-bedakan setiap orang berdasarkan, ras,

agama, suku, warna kulit, pendapat, dan menghargai

dan menghormati setiap perbedaan yang ada. Karena

negara kita adalah negara yang menjunjung tinggi nilai

kesatuan.

4 Disiplin Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter disiplin

terdapat pada halaman dan judul cerita : 10 (Peternak

yang Baik Hati ) Berdasarkan data tersebut,

mengajarkan kepada kita, untuk selalu taat pada setiap

ketentuan dan peraturan yang berlaku di segala tempat,

baik di sekolah maupun di masyarakat. Dengan hidup


88

disiplin maka semuanya akan menjadi teratur dan

nyaman.

5 Kerja Keras Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter kerja keras

terdapat pada halaman dan judul cerita : 47 (Kelinci

dan kura-kura), 24 (Pak tani dan para petani) Kata

yang mengandung nilai kerja keras adalah tidak mudah

menyerah, melakukan dengan semangat, giat dan

bersungguh-sungguh. Berdasarkan data tersebut,

mengajarkan kepada kita, dalam melakukan segala

sesuatu kita harus melakukannya dengan semangat,

giat, bersungguh-sungguh dan tidak mudah menyerah

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,

sehingga dapat di kerjakan dan terselesaikan dengan

baik dan dapat mencapai hal yang diinginkan.

6 Kreatif Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter kreatif terdapat

pada halaman dan judul cerita : 59 (serigala yang

tamak) Berdasarkan data tersebut, mengajarkan kepada

kita untuk berkreatif dalam berfikir dan menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat.


89

7 Mandiri Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter mandiri

terdapat pada halaman dan judul cerita : 26 (cerpen)

Berdasarkan data tersebut, mengajarkan kepada kita,

dalam melakukan segala sesuatu kita harus belajar

melakukannya dengan mandiri, agar kita dapat

menjadi orang yang tidak mudah bergantung pada

orang lain.

8 Demokratis Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter demokratis

terdapat pada halaman dan judul cerita : 25 (cerpen).

Berdasarkan data tersebut, mengajarkan kepada kita

bahwa semua individu berhak mengemukakan

pendapatnya, saling berdiskusi atau bermusyawarah,

dan bergotong royong dalam memecahkan masalah

atau suatu hal yang sedang di kerjakan untuk mencapai

tujuan yang di harapkan bersama.

9 Rasa Ingin Tahu Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter rasa ingin tahu

terdapat pada halaman dan judul cerita : 20 (Liburan


90

Arya di Kampung Halaman) Berdasarkan data

tersebut, mengajarkan kepada kita jika ingin

mengetahui suatu hal sebaiknya kita juga berusaha

untuk melakukan sesuatu agar mengetahui apa yang

ingin kita ketahui.

10 Semangat Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

Kebangsaan “Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter semangat

kebangsaan terdapat pada halaman dan judul cerita :

tidak terdapat nilai karakter semangat kebangsaan

pada analisis teks cerita buku tematik erlangga tema

berbagi pekerjaan kelas IV kurikulum 2013

11 Cinta Tanah Air Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter cinta tanah air

terdapat pada halaman dan judul cerita : 20 ( liburan

Arya di kampung halaman) mengajarkan kepada kita

untuk menanamkan sikap yang mencintai tanah air

Indonesia salah satunya dengan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, rasa senang, dan

penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.


91

12 Menghargai Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

Prestasi “Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter Menghargai

Prestasi terdapat pada halaman dan judul cerita : 47

(kelinci dan kura-kura). Berdasarkan data tersebut,

mengajarkan kepada kita untuk dapat menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui,

serta menghormati keberhasilan orang lain baik itu hal

kecil maupun hal besar.

13 Bersahabat dan Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

Komunikatif “Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter

bersahabat/komunikatif terdapat pada halaman dan

judul cerita : 10 ( peternak yang baik hati) 24 (pak tani

dan para petani) Berdasarkan data tersebut,

mengajarkan kepada kita untuk belajar bertindak yang

memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan

bekerja sama dengan orang lain, agar hubungan kita

terus terjaga dengan baik dengan orang orang yang ada

disekeliling kita.

14 Cinta Damai Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter cinta damai


92

terdapat pada halaman dan judul cerita : 35 (Raja

Parkit yang Cerdik) Berdasarkan data tersebut,

mengajarkan kepada kita untuk selalu belajar

memberikan perlakuan yang baik kepada orang orang

di sekitar kita untuk selalu cinta damai dan hidup

rukun kepada semua orang yang ada di sekitar kita.

15 Gemar Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

Membaca “Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter gemar

membaca terdapat pada halaman dan judul cerita :

tidak terdapat nilai karakter gemar membaca pada

analisis teks cerita buku tematik erlangga tema berbagi

pekerjaan kelas IV kurikulum 2013.

16 Peduli Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

Lingkungan “Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter Peduli

Lingkungan terdapat pada halaman dan judul cerita :

tidak terdapat nilai karakter Peduli Lingkungan pada

analisis teks cerita buku tematik erlangga tema berbagi

pekerjaan kelas IV kurikulum 2013.

17 Peduli Sosial Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter Peduli sosial


93

terdapat pada halaman dan judul cerita : 10 (Peternak

ayam yang baik hati ) 35(Raja Parkit yang Cerdik) 59

(Serigala yang Tamak ) Berdasarkan data tersebut,

mengajarkan kepada kita untuk selalu bersikap dan

bertindak peduli kepada sesama kita, membantu,

saling tolong menolong, saling berbagi, dan masih

banyak lagi nilai peduli sosial dan masyarakat yang

membutuhkan bantuan.

18 Tanggung Jawab Berdasarkan analisis dari buku tematik Erlangga tema

“Berbagi Pekerjaan” pada siswa kelas IV kurikulum

2013. yang mengandung nilai karakter tangung jawab

terdapat pada halaman dan judul cerita :26 (cerpen)

Berdasarkan data tersebut, mengajarkan kepada kita

untuk selalu bertanggung jawab dalam berbagai tugas

dan kewajiban yang harus kita lakukan, termasuk

kewajiban terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan

Tuhan Yang Maha Esa.


94

B. Pembahasan

Berdasarkan dari data yang di peroleh dan deskripsi diatas, maka dapat

direkapitulasi nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat pada buku tematik

Erlangga tema „‟ Berbagi Pekerjaan‟‟ pada siswa kelas IV tema kurikulum 2013

yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

No Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Jumlah Temuan

1 Religius -

2 Jujur 1

3 Toleransi 1

4 Disiplin 1

5 Kerja Keras 2

6 Kreatif 1

7 Mandiri 1

8 Demokratis 1

9 Rasa Ingin Tahu 1

10 Semangat Kebangsaan -

11 Cinta Tanah Air 1

12 Menghargai Prestasi 1

13 Bersahabat/Komunikatif 2

14 Cinta Damai 1

15 Gemar Membaca -
95

16 Peduli Lingkungan -

17 Peduli Sosial 3

18 Tanggung Jawab 1

Jumlah 18

Hasil penelitian dalam buku tematik Erlangga tema „‟ Berbagi Pekerjaan‟‟

pada siswa kelas IV tema kurikulum 2013, di temukan nilai – nilai pendidikan

karakter yang meliputi (1) Jujur, (2) Toleransi, (3) Disiplin, (4) Kerja eras, (5)

Kreatif, (6) Mandiri, (7) Demokratis, (8) Rasa Ingin Tahu, (9) Cinta Tanah Air,

(10) Menghargai Prestasi, (11) Bersahat/komunikatif, (12) Cinta Damai, (13)

Peduli Sosial, (14) Tanggung Jawab. Sedangkan untuk nilai karakter Religius,

Semangat Kebangsaan, Gemar Membaca dan Peduli Lingkungan, tidak terdapat

pada buku tematik Erlangga tema „‟ Berbagi Pekerjaan‟‟ pada siswa kelas IV tema

kurikulum 2013

Hasil dari penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian

sebelumnya, persamaan dan perbedaan dengan peneliti sebelumnya dapat di

uraikan sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Herlita Rosadi (2018) dengan judul “Analisis

Nilai-Nilai Karakter Dalam Buku tematik Kelas IV Tema Peduli Terhadap

Makhluk Hidup”. Persamaannya adalah sama-sama menganalisis 18 nilai

karakter. Sedangkan perbedaannya yaitu pada buku tematik kelas IV tema

“Peduli Lingkungan”, pada penelitian ini menggunakan buku tematik


96

Erlangga tema „‟ Berbagi Pekerjaan‟‟ pada siswa kelas IV tema kurikulum

2013.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rani Kusuma Ningtyas (2019) dengan judul

“Analisis Nilai Karakter Dalam Buku Siswa Teks Tematik Tema 6 “Panas

dan Perpindahannya” Kurikulum 2013 kelas V Semester Genap”.

Persamaannya adalah sama-sama menganalisis 18 nilai karakter. Sedangkan

perbedaannya yaitu pada buku siswa kelas V tema 6 “Panas dan

Perpindahannya” kurikulum 2013, pada penelitian ini menggunakan buku

tematik Erlangga tema „‟ Berbagi Pekerjaan‟‟ pada siswa kelas IV tema

kurikulum 2013.

erdasarkan hasil penelitian terdahulu yang relevan, dalam penelitian ini

memberikan manfaat yaitu dapat mengembangkan nilai pendidikan karakter yang

ada pada buku teks yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran

disekolah. Menurut Agustina (2010:10) buku teks atau buku pelajaran adalah

buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang tertentu, yang

disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi

pembelajaran, dan pengembangan siswa untuk diasimilasikan. Dalam penggunaan

buku teks tidak digunakan sebagai sarana kegiatan pembelajaran saja yang

berisikan materi ajar, namum buku teks juga digunakan sebagai sarana untuk

menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter.

Pendidikan karakter dalam jenjang sekolah dasar memiliki peranan yang

sangat penting. Karena dalam jenjang sekolah dasar, penanaman pendidikan

karakter sangat ditekankan mengingat usia anak sekolah dasar menjadi awal
97

proses pendidikan karakter agar kelak menjadi pribadi yang lebih baik. Hal

tersebut didukung oleh pendapat (Samani dan Hariyanto 2012:45) menyatakan

bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik

untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir,

raga, serta rasa dan karsa.

Pendidikan karakter sendiri tidak berhenti pada satu tingkatan saja tetapi

pendidikan karakter berkembang dan terus berkelanjutan. Berdasarkan hal

tersebut ditegaskan oleh (Mulyasa 2014) bahwa pendidikan karakter merupakan

proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir, sehingga menghasilkan

perbakan kualitas yang berkesinambungan, yang ditujukan pada terwujudnya

sosok manusiamasa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa.


98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil deskripsi nilai-nilai pendidikan karakter pada buku

Tematik Erlangga kelas IV tema “Berbagi Pekerjaan” kurikulum 2013

ditemukan 14 nilai pendidikan karakter, yang terdapat di 7 cerpen, ada pun

cerpen pertama yang berjudul peternak yang baik hati terdapat tiga nilai

pendidikan karakter yaitu: Disiplin, Bersahabat dan Komunikatif dan Peduli

Sosial. Cerpen yang ke dua berjudul liburan arya di kampung halaman,

terdapat tiga nilai pendidikan karakter yaitu: Toleransi, Rasa ingin Tahu dan

Cinta tanah air. Cerpen yang ke tiga berjudul Petani dan para petani, terdapat

tiga nilai pendidikan karakter yaitu: Kerja keras, Bersahabat dan Komunikatif

dan Demokratis. Cerpen yang ke empat terdapat dua nilai pendidikan karakter

yaitu: Mandiri dan Bertanggung jawab. Cerpen ke lima berjudul Raja parkit

yang cerdik terdapat tiga nilai pendidikan karakter yaitu: Jujur, Cinta damai

dan Peduli sosial. Cerpen yang ke enam yang berjudul Kelinci dan kura-kura

terdapat dua nilai pendidikan karakter yaitu: Menghargai prestasi dan Kerja

keras. Cerpen yang ke tujuh yang berjudul Serigala yang tamak terdapat dua

nilai pendidikan karakter yaitu: Keatif dan Peduli sosial.

Berdasarkan nilai-nilai pendidikan karakter yang telah di tentukan oleh

kemendiknas yaitu ada 18 nilai-nilai pendidikan karakter, namun hanya

terdapat 14 nilai karakter di dalam tema berbagi pekerjaan, dan 4 nilai-nilai

pendidikan karakter yang tidak ditemukan pada cerpen di dalam tema berbagi

98
99

pekerjaan di antaranya yaitu nilai karakter, Religius, Disiplin, Gemar Membaca

dan Peduli Lingkungan, pada buku Tematik Erlangga kelas IV tema “Berbagi

Pekerjaan” kurikulum 2013.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dengan hasil temuan 14 nilai karakter pada

teks cerita pada buku Tematik Erlangga kelas IV tema “ berbagi pekerjaan”

kurikulum 2013, maka dalam penelitian ini memberikan saran :

1. Bagi Guru

Guru diharapkan menggunakan buku siswa revisi terbaru, digunakan

untuk pembelajaran yang mengandung nilai karakter. Bisa juga dengan

Menggunakan buku acuan lain untuk menambah referensi. Sehingga

mampu mengajarkan serta menanamkan nilai karakter pada siswa melalui

kegiatan pembelajaran, agar nilai karakter tertanam sejak dini.

2. Bagi penerbit dan penyusun

Dalam penyusunan buku agar lebih diperhatikan lagi tentang

penanaman nilai karakter, agar semua nilai karakter termuat di dalam

buku teks tersebut. seperti yang kita ketahui bahwa kurikulum 2013

merupakan kurikulum yang salah satunya menekankan tentang nilai

karakter didalamnya. Sehingga nilai karakter yang dirancang oleh

Kemendiknas dapat termuat di dalam buku teks. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai karakter Religius, Disiplin, Gemar Membaca

dan Peduli Lingkungan tidak ditemukan di dalam teks cerita pada buku

Tematik Erlangga kelas IV Kurikulum 2013


100

3. Bagi peneliti

Dalam penelitian ini masih banyak kekurangan di dalamnya

sehingga dalam penelitian ini menyarankan kepada peneliti selanjutnya

untuk meneliti lebih lanjut tentang nilai karakter namun dengan obyek

penelitian yang berbeda.


101

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktk.


Jakarta: Bumi Aksara.
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Arifin. 2012. Strategi dan kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Asmani, Jamal, Ma’mur.2013. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter
di Sekolah. Yogyakarta: Diva Perss.

Aminuddin, 2013. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru


Algensindo Bandung.
Andi Prastowo. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press.

Depdiknas. 2003. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud.


Fadillah, Muhamad. 2012. Desain pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar Ruzz
Media.

Fitri, Agus Zaenul. 2012. Reinventing Human Character Pendidikan Karakter


Berbasis Nilai&Etika di Sekolah. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi. Bandung:


Alfabeta.
Kemendiknas. 2010. Desain Induk Karakter. Jakarta.

Muhammad, Majib. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda


Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara Remaja
Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Marta, Andi Redo. 2014. Peran Sastra Dalam Pembentukan Pendidikan Karakter
Anak Bangsa. Volume 12 nomor 3.

101
102

Muchlas Samani dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Undang–Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sitem Pendidikan Nasional.

Undang-undang RI No. 20 pasal 40, ayat (1) tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Anak.


Yogyakarta: gadjah Mada University Press

Suyanto, Ph.D. 2010. Model pembinaan Pendidikan Karakter di Lingkungan


Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Dasar Dan
Menengah Kementrian Pendidikan Nasional

Sugiono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Zubaedi. 2011. Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya Dalam Lembaga


Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sulistyowati , Endah. 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter.


Yogyakarta. Cipta Ajipratama.
Saptawuryandari, Nurweni. 2014. Cerita Pendek Anak Dalam Majalah Bobo
Tahun 1980-An Sebagai Bacaan Pendidikan Karakter. Volume 17 nomor
2.
Saryono. 2009. Pengantar Apresiasi Sastra. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sri Wahyuni dan Abd. Syukur Ibrahim. 2012. Perencanaan Pembelajaran Bahasa
Berkarakter. Bandung: Refika Aditama.
Sitepu. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter


Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, H.G. Dan Djago Tarigan 2009. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.
Bandung: Angkasa.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja


Rosdakaeya.
103

Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Muchlas, Samani. 2012. Konsep dan pendidikan karakte. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Mulyasa. 2016. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Herlita, Rosadi. 2018. “Analisis Nilai-Nilai Karakter Dalam Buku tematik Kelas

IV Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup”. Skripsi Sarjana Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(dipublikasikan)

Rani Kusuma Ningtyas. 2019. “Analisis Nilai Karakter Dalam Buku Siswa Teks

Tematik Tema 6 “Panas dan Perpindahannya” Kurikulum 2013 kelas V

Semester Genap”. Skripsi Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Universitas Islam Sultan Agung.(dipublikasikan)

Sujarweni dan Endrayanto. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 1992. Instrumen Penelitian Bidang

Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Afifuddin, Beni dan Ahmad Saebani. 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung: Pustaka Setia


104

Mumpuni, Atikah dan Muhsinatun. 2016. “Muatan Nilai-nilai Karakter Pada

Buku Teks Kurikulum 2013 Pegangan Guru dan Pegangan Siswa Kelas

II”. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun IV, Nomor 1: 19.

Permendikbud (2016). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 8

Tahun 2016 Tentang Buku Yang Digunakan Dalam Satuan Pendidikan.

Samani, Muchlas, Hariyanto. 2012. Pendidikan karakter. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.
105

LAMPIRAN

Lampira 1

SAMPUL BUKU YANG DITELIT


106

Lampiran 2

KETERANGAN PENERBITAN BUKU YANG DI TELITI


107

Lampiran 3

DAFTAR ISI BUKU YANG DI TELITI


108

Lampiran 4

KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG DI MUAT TEMA 4


109

Cerpen 1

CERPEN KANCIL DAN KURA-KURA


110

Cerpen 2

CERPEN PETANI DAN PARA PETANI


111

Cerpen 3

CERPEN LIBURAN ARYA DI KAMPUNG HALAMAN


112

Cerpen 4

CERPEN PETERNAK YANG BAIK HATI


113

Cerpen 5

CERPEN RAJA PARKIT YANG CERDIK


114
115

Cerpen 6

CERPEN SERIGALA YANG TAMAK


116

Cerpen 7

CERPEN
117

Lampiran 6

Kisi-kisi Pedoman Wawancara Wali Kelas IV di SDN 006 Samarinda Ulu

Judul Penelitian : Nilai-nilai Karakter Cerpen dalam Buku “Tematik Erlangga


Kurikulum 2013 Tema BerbagiPekerjaan Pada Siswa Kelas
IV SDN 006samarinda Ulu

No Variabel Wawancara Indikator Nomor butir


pertanyaan
1. A. Waktu Pelaksanaan
1. hari/tanggal a. 1.

2. waktu b. 2.

3. tempat c.3.

2. B. Demografi Guru
1. Nama a. 1.

2. alamat b. 2.

3. pendidikan c.3.

4. jabatan d. 4.

3. tanggapan wali kelas


Respon guru terhadap 1.
mengenai karakter anak di
pembelajaran murid kelas IV di
sekolah
sekolah

4. Karakter apa saja yang


Respon walikelas terhadap 2.
wajib dimiliki anak untuk
karakter siswa kelas IV
menghadapi masa depan/era
globalisasi?
118

Pendapat wali kelas


Upaya wali kelas untuk 3.
terhadap upaya yang
menanaman nilai karakter siswa
menanamkan nilai karakter
anak kelas IV
4. Pendapat wali kelas apakah
Respon wali kelas terhadap 4.
bisa sastra terutama cerpen
Cerpen dijadikan sebagai media
dijadikan sebagai media
penanaman nilai karakter
penanaman nilai karakter

5. Pendapat walikelas
Pemahaman wali kelas tentang 5.
mengenai menanamkan nilai
Menanamkan nilai karakter
karakter yang ada pada
cerpen terhadap siswa Cerpen

6. perubahan tingkah laku 6.


Respon wali kelas terhadap
siswa setelah mendapatkan Tingka
h laku siswa setelah
pendidikan karakter melalui
Mendapatkan pendidikan
cerpen dalam pembelajaran?
karakter melalui cerpen
119

Lampiran 7
PEDOMAN WAWANCARA WALI KELAS

Judul Penelitian : Nilai-Nilai Karakter Cerpen dalam Buku “Tematik


Erlangga Kurikulum 2013 Tema Berbagi Pekerjaan Pada Siswa Kelas
IV SDN 006 Samarinda Ulu

A. Pelaksanaan

1. Hari/tanggal :
2. Waktu :
3. Tempat :
B. Identitas Subjek

1. Nama :
2. Nip :
3. Alamat :
4. Jabatan :
5.
C. Butir Pertanyaan

1. Bagaimanakah karakter anak SD sekarang menurut pandangan ibu?

2. Bagaimanakah karakter yang wajib dimiliki oleh seorang anak untuk menghadapi masa

depan/era globalisasi?

3. Menurut ibu, apa upaya yang paling tepat untuk menanamkan nilai karakter pada anak SD?

4. Menurutibu, apakah bisa sastra terutama cerpendijadikan sebagai media penanaman nilai

karakter?

5. Bagaimana cara Ibu menanamkan nilaikarakter yang ada pada cerpen terhadapsiswa?

6. Apakah ada perubahan tingkah laku siswa setelah mendapatkan pendidikan karakter melalui

cerpendalampembelajaran?
120

Lampiran 8
Instrumen wawancara wali kelas

Judul Penelitian : ANALISIS NILAI KARAKTER CERPEN DALAM BUKU


“TEMATIK ERLANGGA KURIKULUM 2013 TEMA BERBAGI PEKERJAAN
PADA SISWA KELAS IV” SDN 0036SAMARINDA ULU

A. Pelaksanaan

1. Hari/tanggal : Rabu, 11 November 2020


2. Waktu : 09.30 WITA
3. Tempat : Ruang Guru SDN 006 Samarinda Ulu

B. Identitas Subjek

1. Nama : Rusmini, S.Pd


2. Nip : 196612121987032013
3. Alamat : Jalan Batu Cermin gang Kami RT.03 No 66
4. Pendidikan : S-1
5. Jabatan : Wali Kelas IV SDN 006 Samarinda Ulu

No Peneliti Informan
1. Bagaimanakah karakter anak
Sebagian besar siswa kelas IV masih kurang
SD Sekarang menurut
rasa tanggung jawab terhadap kewajibannya,
pandangan ibu?
mereka masih cenderung suka bermain walau

pelajaran sedang berlangsung, tingkat

kepemilikannya tinggi sehingga jarang mau

berbagi, terkadang tidak mengerjakan PR bagi

yang kurang perhatian oleh orang tuanya. Hal

ini dapat terjadi karena memang pada dasarnya

anak kelas IV masih belum memahami tentang

baik dan buruk, mereka biasanya cenderung


121

untuk meniru keadaan yang ada di sekitarnya.

2. Bagaimanakah karakter yang


Nilai karakter yang wajib dimiliki anak
wajib dimiliki oleh seorang
terutama di kelas IV yaitu disiplin, tanggung
anak untuk menghadapi masa
jawab, kepedulian, rasa ingin tahu yang tinggi,
depan/era globalisasi?
dan bertakwa/ religius.

3. Menurut ibu, apa upaya yang


Upaya yang dapat dilakukan yaitu memberikan
paling Tepat untuk
nasehat kepada anak secara perlahan-lahan,
menanamkan nilai karakter
pada anak SD? mengarahkan anak tanpa menyalahkannya,

karena anak terutama di kelas rendah

cenderung ingin melakukan apa yang dilarang

oleh guru. Oleh sebab itu, guru harus bisa

mengarahkan perlahan dengan menggunakan

kata misalnya “sebaiknya seperti ini” tidak

langsung menyebut kata “jangan”.

4. Menurut ibu, apakah bisa


Bisa sekali, dari cerpen tersebut banyak sifat
sastra terutama cerpen
tokoh baik yang bisa dicontoh oleh anak. anak
dijadikan sebagai media
bisa membaca serta bermain peran, selanjutnya
penanaman nilai karakter?
guru berperan menjelaskna mana tokoh yang

patut ditiru dan tidak serta menyimpulkan

pesan dari cerpen tersebut. Selain itu, cerpen

juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang


122

patut untuk dihayati dan direnungkan serta

manfaatnya dapat dijadikan contoh dan

diterapkan dalam kehidupan sosial masyarakat.

5. Bagaimana cara Ibu


Memahamkan kepada anak sifat tokoh yang
menanamkan nilai karakter
baik dan buruk, yang patut ditiru dan tidak,
yang ada pada cerpen
terhadap siswa? menyebutkan kembali nilai-nilai karakter tokoh

di dalam cerpen, dan menjelaskan amanat di

dalam cerpen untuk diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

6. Apakah ada perubahan


Pasti ada, dari penjelasan guru tentang karakter
tingkah laku siswa setelah
tokoh dan amanat di cerpen, secara tidak
mendapatkan pendidikan
karakter melalui cerpen dalam langsung anak akan berpikir dan mengerti
pembelajaran?
mana yang baik dan buruk, serta apa saja

konsekuensi jika berbuat keburukan.


123

Lampiran 9

Kisi- Kisi Penelitian Data

No. Nilai-Nilai Karakter Indikator

1. Religius a. Memuat kata yang menunjukkan rasa


syukur permberian tubuh dan bagiannya
sebagai ciptaan Tuhan melalui cara
merawatnya dengan baik.
b. Mendeskripsikan orang yang membantu
teman yang memerlukan bantuan sebagai
suatu ibadah atau kebajikan.
2. Jujur a. Mendeskripsikan sikap dan perilaku tidak
meniru jawaban teman atau menyontek
ketika ulangan ataupun mengerjakan
tugas.
b. Memuat kata yang menunjukkan siswa
menjawab pertanyaan guru tentang
sesuatu yang berdasarkan yang
diketahuinya.
3. Toleransi a. Memuat kata yang menunjukkan sikap
Tidak mengganggu teman yang berlainan
agama dalam beribadah.
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku
membantu teman yang mengalami
kesulitan walaupun berbeda
dalam agama, suku, dan etnis.
c. Mendeskripsikan sikap mau menerima
pendapat teman yang berbeda dari
pendapat dirinya.
4. Disiplin a. Memuat deskripsi yang menunjukkan
siswa menyelesaikan tugas pada
124

waktunya.
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku
siswa menaati peraturan di sekolah dan
kelas.
c. Memuat deskripsi orang yang berpakaian
sopan dan rapi.
5. Kerja keras Mendeskripsikan sikap dan perilaku yang
menunjukkan siswa mengerjakaan tugas
dengan teliti dan bersungguh-sungguh.
6. Kreatif a. Mendeskripsikan sikap dan perilaku yang
membuat suatu karya dari bahan yang
tersedia di kelas.
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku
yang menyatakan perasaannya dalam
gambar,seni, bentuk-bentuk komunikasi
lisan dan tulis.
7. Mandiri a. Mendeskripsikan sikap dan perilaku yang
melakukan sendiri tugas kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku yang
tidak mudah bergantung pada orang
lain.
8. Demokratis Mendeskripsikan sikap seseorang yang
membiasakan diri bermusyawarah dengan
teman-teman.
9. Rasa ingin tahu a. Memuat deskripsi tentang orang yang
bertanya atau membaca sumber di luar
buku teks tentang materi yang terkait
dengan pelajaran.
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku yang
berupaya untuk mengetahui lebih
125

mendalam mengenai sesuatu.


10. Semangat kebangsaan a. Memuat deskripsi yang menggambarkan
cara berpikir yang lebih mementingkan
kepentingan bangsa dan negara.
b. Memuat deskripsi yang menggambarkan
cara bertindak yang lebih mementingkan
kepentingan bangsa dan negara.
c. Memuat kata yang menunjukkan
cara berwawasan yang lebih
mementingkan kepentingan bangsa dan
negara.
11. Cinta Tanah Air a. Memuat deskripsi yang menunjukkan rasa
kagum terhadap keragaman hasil-hasil
pertanian, perikanan, flora, dan fauna
Indonesia.
b. Memuat deskripsi sikap yang
menunjukkan rasa bangga terhadap
kekayaan budaya dan seni di Indonesia.
12. Menghargai prestasi a. Mendeskripsikan sikap dan perilaku
seseorang dalam mengapresiasi
keberhasilan atau prestasi orang lain.
b. Memuat kata “terima kasih” sebagai
upaya untuk menghargai jasa orang lain.
13. Bersahabat/komunikatif a. Memuat deskripsi tentang orang
yang berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan santun.
b. Mendeskripsikan rasa senang akan kerja
sama dengan orang lain.
c. Mendeskripsikan rasa senang akan
berteman dengan orang lain.
14. Cinta damai a. Memuat deskripsi mengenai orang yang
berani menentang atau mengoreksi
perilaku orang lain yang tidak terpuji.
126

b. Memuat deskripsi mengenai orang yang


mendamaikan teman yang sedang
berselisih.
c. Memuat deskripsi yang menggambarkan
suasana nyaman, tentram, harmonis.
15. Gemar membaca Mendeskripsikan sikap dan perilaku yang
menunjukkan siswa membaca buku dan
tulisan yang terkait dengan mata pelajaran.
16. Peduli lingkungan Mendeskripsikan sikap dan perilaku yang
menunjukkan menjaga kebersihan dan
keindahan lingkungan sekolah.
17. Peduli social a. Mendeskripsikan sikap dan perilaku yang
menunjukkan orang membantu teman
yang sedang memerlukan bantuan.
b. Memuat deskripsi yang menunjukkan
perilaku seseorang dalam mengikuti
berbagai kegiatan sosial.
18. Tanggung jawab a. Memuat deskripsi tentang orang yang
melaksanakan tugas dan kewajibannya
tanpa disuruh orang lain.
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku yang
berani menanggung resiko atau akibat
dari segala perbuatannya.
c. Mendeskripsikan orang yang bersedia
mengakui kesalahannya.
Sumber: Daryanto dan Darmiatun (2013, 144-150)
127

Lampiran 10
INSTRMEN PENELITIAN DATA

DATA

Cerpen 1

Judul Cerpen: Peternak yang baik hati

Halaman: 10
No.
Nilai karakter Paragraf Baris Indikator Bukti Kalimat

1. Disiplin 2 Ke2- a. Memuat deskripsi yang menunjukkan „‟Pak Nardi memiliki banyak pegawai

ke3 siswa menyelesaikan tugas pada yang membantunya dalam memelihara


waktunya. ternak. Ada pegawai yang bernama
pak Teguh. Ia bertugas memberi
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku
makan ayam ada juga pegawai yang
siswa menaati peraturan di sekolah dan
bernama pak Arga iya bertugas
kelas.
membersikan kandang ayam. Pak
c. Memuat deskripsi orang yang Teguh dan pak harga termasuk
128

berpakaian sopan dan rapi. pegawai yang rajin‟‟


2. Komunikatif/se- 3 a.Ke2 a. Memuat deskripsi tentang orang „‟Pak Nardi selalu ramah menyapa
nang bersahabat -ke3 yang berkomunikasi dan berinteraksi pegawai nya. Pak Nardi juga selalu
secara efektif dan santun. menolong pegawai nya yang

b.Ke1 b. Mendeskripsikan rasa senang akan kesusahan‟‟


-akhir kerja sama dengan orang lain.
c. Mendeskripsikan rasa senang akan 

berteman dengan orang lain.
3. Peduli Sosial 3 Ke3 a. Mendeskripsikan sikap dan perilaku „‟Pak Nardi selalu ramah menyapa
yang menunjukkan orang membantu pegawai nya. Pak Nardi juga selalu
teman yang sedang memerlukan menolong pegawai nya yang
bantuan. kesusahan. Misalnya, pak Nardi pernah
b. Memuat deskripsi yang menunjukkan membantu pak Teguh ketika harus
perilaku seseorang dalam mengikuti membayar sekolah anaknya‟‟
berbagai kegiatan sosial.
129

DATA

Cerpen 2

Judul Cerpen: Liburan Arya di Kampung Halaman

Halaman: 20
No.
Nilai karakter Paragraf Baris Indikator Bukti Kalimat

1. Toleransi 5 Ke2- a. Memuat kata yang menunjukkan sikap „‟Perlombaan karapan sapi ini cukup
Tidak mengganggu teman yang menarik perhatian masyarakat. Tidak
berlainan agama dalam beribadah. hanya menarik perhatian masyarakat
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku madura saja, perlombaan karapan sapi
membantu teman yang mengalami juga telah menarik perhatian
kesulitan walaupun berbeda dalam masyarakat luar madura,bahakan dari
agama, suku, dan etnis. luar negeri‟‟
c. Mendeskripsikan sikap mau menerima
pendapat teman yang berbeda dari
130

pendapat dirinya.

2. Rasa Ingin Tahu 2 Ke4- a. Memuat deskripsi tentang orang yang „‟Arya pun bertanya kepada ayahnya
akhir bertanya atau membaca sumber di luar tentang Karapan sapi kemudian ayah
buku teks tentang materi yang terkait Arya menjelaskan semua hal tentang
dengan pelajaran. Karapan sapi kepada Arya dengan
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku senang hati. Arya pun mendengarkan
yang berupaya untuk mengetahui lebih penjelasan ayahnya dengan sungguh
mendalam mengenai sesuatu. sungguh‟‟

3. Cinta tanah Air 2 Ke 1- a. Memuat deskripsi yang menunjukkan a. „‟Karapan sapi merupakan olahraga
5-
rasa kagum terhadap keragaman hasil- tradisional khas pulau Madura. Arya
hasil pertanian, perikanan, flora, dan baru pertama kali melihat
fauna Indonesia. perlombaan Karapan sapi tersebut.
b. Memuat deskripsi sikap yang Oleh karena itu ia pun bertanya
menunjukkan rasa bangga terhadap kepada ayahnya tentang Karapan
kekayaan budaya dan seni di sapi kemudian ayah Arya
Indonesia. menjelaskan semua hal tentang
131

Ke 1- Karapan sapi kepada Arya dengan


senang hati. Arya pun
2
mendengarkan penjelasan ayahnya
dengan sungguh sungguh‟‟
b. Arya bersama kedua orang tuanya
pergi berlibur ke kampung halaman
mereka di Madura, jawa timur‟‟
132

DATA

Cerpen 3

Judul Cerpen: petani dan para petani

Halaman: 25

No. Nilai- nilai


Bukti Kalimat
karakter
Paragraf Baris Indikator

1. Kerja Keras 2 Ke 1- Mendeskripsikan sikap dan perilaku „‟Suatu ketika wabah hama menyerang
5 sawah para petani. Pak Kadir sangat
yang menunjukkan siswa
sedih, ia mengalami kerugian yang
mengerjakaan tugas dengan teliti
besar karena serangan hama tersebut.
dan bersungguh-sungguh.
Namun, pak Kadir pantang menyerah
dan tetap semangat. Ia pun mengajak
para petani di Desa nya untuk
bergotong-royong memberantas hama
yang menyerang sawah sawah mereka.
133

Akhirnya, mereka berhasil mengatasi


kesulitan yang dihadapi‟‟

2. Bersahabat dan 2 Ke 1- a. Memuat deskripsi tentangorang „‟Suatu ketika wabah hama menyerang
Komunikatif 5 yang berkomunikasi dan berinteraksi sawah para petani. Pak Kadir sangat
secara efektif dan santun. sedih, ia mengalami kerugian yang
b. Mendeskripsikan rasa senang akan besar karena serangan hama tersebut.
kerja sama dengan orang lain Namun, pak Kadir pantang menyerah
c. Mendeskripsikan rasa senang akan dan tetap semangat. Ia pun mengajak
berteman dengan orang lain. para petani di Desa nya untuk
bergotong-royong memberantas hama
yang menyerang sawah sawah mereka.
Akhirnya, mereka berhasil mengatasi
kesulitan yang dihadapi‟‟ 

3. Demokratis 2 Ke 2- Mendeskripsikan sikap seseorang yang „‟Pak Kardi mengajak para petani di
3
membiasakan diri bermusyawarah dengan desanya untuk bergotong royong
teman-teman. memberantas hama yang menyerang
sawah-sawah mereka‟‟
134

DATA

Cerpen 4

Judul Cerpen: Cerita pendek

Halaman: 26
No. Nilai- nilai

karakter
Paragraf Baris Indikator Bukti Kalimat

1. Mandiri 1 2-3 a. Mendeskripsikan sikap dan „‟Ayah Lanang setiap hari selalu melaut
perilaku yang melakukan sendiri untuk mendapatkan ikan dan udang.
tugas kelas yang menjadi Hasil tangkapannya kemudian dijual di
tanggung jawabnya. tempat pelelangan ikan‟‟
b. Mendeskripsikan sikap dan 

perilaku yang tidak mudah
bergantung pada orang lain.
135

2. Bertangung 2 Ke 5- a. Memuat deskripsi tentang orang „‟ Lanang, ibu dan adiknya bangga
Jawab 6 yang melaksanakan tugas dan memiliki ayah yang bertanggung jawab
kewajibannya tanpa disuruh orang terhadap keluarganya‟‟
lain. 
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku
yang berani menanggung resiko
atau akibat dari segala
perbuatannya.
c. Mendeskripsikan orang yang
bersedia mengakui kesalahannya.
136

DATA

Cerpen 5

Judul Cerpen: Raja Parkit yang Cerdik

Halaman: 36

Sumber: Buku Cerita Rakyat Nusantara 5. 2009, hlm 45-53 dengan penyesuaian.

No. Nilai- nilai


karakter Bukti Kalimat
Paragraf Baris Indikator

1. Jujur 1 Ke 3- a. Mendeskripsikan sikap dan perilaku „‟Raja Parkit yang dikenal sangat
6 tidak meniru jawaban teman atau bijaksana, Arif, jujur dan cerdik
menyontek ketika ulangan ataupun sehingga sangat dihormati dan dikagumi
mengerjakan tugas oleh rakyatnya‟‟
b. Memuat kata yang menunjukkan siswa 
menjawab pertanyaan guru tentang
sesuatu yang berdasarkan yang
diketahuinya.
137

2. Cinta Damai 1 Ke 3- a. Memuat deskripsi mengenai orang „‟Raja Parkit itu dikenal sangat arif,
-5 yang berani menentang atau bijaksana dan cerdik sehingga ia sangat
mengoreksi perilaku orang lain yang dihormati dan dikagumi oleh
tidak terpuji. rakyatnya‟‟
b. Memuat deskripsi mengenai orang 
yang mendamaikan teman yang sedang
berselisih.
c. Memuat deskripsi yang
menggambarkan suasana nyaman,
tentram, harmonis.
3. Peduli Sosial Ke 7 a. Mendeskripsikan sikap dan perilaku „‟mereka juga saling membantu dakam
yang menunjukkan orang membantu mencari makan didalam hutan‟‟
teman yang sedang memerlukan
bantuan.
b. Memuat deskripsi yang menunjukkan
perilaku seseorang dalam mengikuti
berbagai kegiatan sosial.
138

DATA

Cerpen 6

Judul Cerpen: Kelinci dan Kura-kura

Halaman: 47

Sumber:www.storyit.com/Classics/tortoisehare.htm,diakses 5 September 2016 dengan penyesuaian


No. Nilai- nilai
karakter Bukti Kalimat
Paragraf Baris Kalimat

1. Menghargai 5 Ke 1- a. Mendeskripsikan sikap dan „‟ Kura kura yang pantang menyerah


Prestasi perilaku seseorang dalam terus berjalan walaupun dengan lambat.
7
mengapresiasi keberhasilan atau Tak lama kemudian, dia melihat kelinci
prestasi orang lain. sedang tertidur pulas di bawah pohon.
b. Memuat kata “terima kasih” Kura kura terus berjalan dengan pasti.
sebagai upaya untuk menghargai Kura kura berjalan dengan hati hati agar
jasa orang lain. kelinci tidak terbangun. Beberapa saat
kemudian kura kura pun sudah mendekati
139

garis akhir. Kelinci akhirnya terbangun


dan kaget bahwa kura kura sudah
menyusul nya, dia langsung berlari
dengan cepat untuk menyusul kura kura.
Namun sayang kura kura sudah berhasil
melewati garis akhir dan memenangkan
pertandingan‟‟

2. Kerja keras 5 Ke 1- Mendeskripsikan sikap dan perilaku yang „‟Kura-kura yang pantang menyerah terus
4 berjalan walaupun dengan lambat, ia
menunjukkan siswa mengerjakaan tugas
selalu sabra, hingga kura-kura sudah
dengan teliti dan bersungguh-sungguh.
berhasil melewati garis akhir dan
memenangkan pertandingan‟‟


140

DATA

Cerpen 7

Judul Cerpen: Serigala yang Tamak

Halaman: 59
No. Nilai- nilai
karakter Bukti Kalimat
Paragraf Baris Indikator

1. Kreatif 4 Ke 1-5 a. Mendeskripsikan sikap dan perilaku „‟ Kancil mengajak burung puyuh untuk
yang membuat suatu karya dari melihat sarangnya dari kejauhan. Tak
bahan yang tersedia di kelas. lama kemudian muncullah Serigala yang
b. Mendeskripsikan sikap dan perilaku mencari makan dan mencuri telur telur
yang menyatakan perasaannya itu. Kancil dan burung puyuh kini sudah
dalam gambar,seni, bentuk-bentuk mengetahui siapa yang mencuri telur itu.
komunikasi lisan dan tulis. Oleh karena itu, kancil dan burung puyuh
membuat rencana untuk memberi
pelajaran kepada Serigala agar tidak
mencuri telur lagi‟‟
141

2. Peduli Sosial 3 Ke 4 a. Mendeskripsikan sikap dan perilaku „‟ Aku ingin membantumu , aku punya
rencana, jawab kancil‟‟
yang menunjukkan orang membantu
teman yang sedang memerlukan
bantuan.
b. Memuat deskripsi yang
menunjukkan perilaku seseorang
dalam mengikuti berbagai
kegiatan sosial.
142

Lampiran 11
Tabulasi Hasil Data Nilai Karakter Cerpen dalam buku “Tematik Erlangga Kurikulum 2013
Tema Berbagi Pekerjaan pada siswa kelas IV SDN 006 Samarinda Ulu
No. Judul Dongeng Nilai Karakter yang Muncul Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1. Peternak ayam yang Baik Hati    3
Liburan Arya di kampung
2.    3
halaman
3. Petani dan para petani    3
4. Cerpen   2
5. Raja Perkit yang cerdik    3
6. Kelinci dan kura-kura   2
7. Serigala yang Tamak   2
Jumlah 18
Keterangan Nilai Karakter :

1. Religius 9. Rasa ingin tahu 17. Peduli Sosial


2. Jujur 10. Semangat kebangsaan 18. Tangung Jawab
3. Toleransi 11. Cinta tanah Air
4. Disiplin 12. Menghargai Prestasi
5. Kerja keras 13. Komunikatif
6. Kreatif 14. Cinta Damai
143

Lampiran 12

Lembar Rekapitulasi Nilai Karakter Cerpem dalam Buku Tematik Erlangga Kurikulum 2013
Tema Berbagi Pekerjaan pada siswa kelas IV SDN 006 Samarinda Ulu

No. Judul Dongeng Nilai Karakter yang Jumlah


Terkandung Nilai
Karakter
1. Peternak Ayam yang baik Hati Disiplin
Bersahabat dan 3
komunikatif
Peduli sosial.

2. Liburan Arya Di kampung Toleransi,


Halaman Rasa ingin tahu, 3
Cinta tanah air,

3. Petani dan para petani Kerja keras.


Bersahabat dan 3
komunikatif.
Demokratis.
4. Cerpen Mandiri.
Bertangung Jawab. 2
5. Raja Perkit yang cerdik Jujur,
Cinta Damai, 3
Peduli sosial.
6. Kelinci dan kura-kura Menghargai prestasi,
Kerja keras, 2

7. Serigala yang Tamak Kreatif,


Peduli sosial. 2
144

Lampiran 13

Dokumentasi wawancara dengan walikels IV

Anda mungkin juga menyukai