Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang aktifnya peserta didik saat pembelajaran jarak jauh
dan kemampuan berpikir kritis yang rendah sehingga menyebabkan hasil belajar peserta didik
tidak sesuai target. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data mengenai peningkatan
hasil belajar belajar peserta didik setelah menerapkan model discovery learning melalui
Learning Management System berbasis moodle. Penelitian ini dilakukan dengan subjek
penelitian kepada peserta didik kelas XII IPS 3 di SMAIT Nur Hidayah Sukoharjo sebanyak
26 siswi. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain
penelitian menggunakan Kemmis dan Mac. Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
wawancara, observasi, catatan lapangan dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan ketuntasan
pra siklus melalui hasil Penilaian Tengah Semester Gasal adalah 46%. Setelah dilakukan
tindakan terjadi peningkatan pada siklus I dan siklus II yaitu siklus I (69%) dan siklus II (85%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan menerapkan model discovery learning melalui
Learning Management System berbasis moodle dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas XII IPS 3 SMAIT Nur Hidayah Sukoharjo.
Kata Kunci: Discovery Learning, Hasil belajar, Learning Management System, Moodle
1
Guru Sosiologi SMAIT Nur Hidayah Sukoharjo, email : nenis8186@gmail.com
100
1. PENDAHULUAN hulum lain yang memastikan terciptanya
Dalam pembangunan berbangsa, kesetaraan gender adalah UU No.7 tahun
gender merupakan suatu strategi global 1984 tentang pengesahan Konvensi
yang berupaya untuk meningkatkan mengenai penghapusan segala bentuk
kepedulian akan aspirasi, kepentingan dan diskriminasi terhadap perempuan dan
peranan perempuan dan laki-laki tanpa Instruksi Presiden No.9 tahun 2000 tentang
mengesampingkan harkat, kodrat dan pengarusutamaan gender dalam kebijakan,
martabat perempuan dan laki-laki dalam program dan kelembagaan termasuk bidang
segala bidang. Proses pembangunan dan pendidikan. Lebih khusus lagi UU No.20
pengembangan manusia Indonesia melalui tahun 2003 tentang sistem pendidikan
pendidikan tidak hanya terfokus kepada nasional juga telah membuat beberapa
aspek pengetahuan dan intelektual anak, paradigma baru yang lebih memberikan
tetapi juga pembangunan dari aspek agama kesempatan seluas-luasnya bagi laki-laki
dan moral (akhlak). Dengan demikian dan perempuan untuk berpartisipasi dalam
pengembangan aspek-aspek tersebut pendidikan.
diharapkan dapat terwujud manusia Kesetaraan gender menjadi suatu
Indonesia seutuhnya. Artinya mereka program dan kegiatan yang diharapkan
menguasai tidak hanya ilmu pengetahuan dapat meningkatkan derajat dan martabat
dan teknologi tetapi juga menguasai sikap baik perempuan dan laki-laki. Gender di era
moral, mental dan spiritual yang baik pula. global berkaitan dengan kesadaran,
Di Indonesia secara normative, tanggung jawab laki-laki, pemberdayaan
Negara telah mengambil peran penting perempuan termasuk hal reproduksi.
untuk memajukan perempuan di segala Kesetaraan gender sebagaimana
bidang sebagaimana tertera dalam pasal 28 dijelaskan di atas mencakup pula
ayat 1 UUD 1945 tentang Hak Asasi kesetaraan dalam pendidikan secara
Manusia yang menyatakan setiap orang yuridis, dan kesetaraan tersebut dapat
berhak mengembangkan diri melalui dilihat dalam ketentuan UU No. 20 Tahun
pemenuhan kebutuhan dasarnya, 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
mendapatkan pendidikan dan memperoleh “Pendidikan adalah usaha sadar dan
manfaat dari ilmu pengetahuan dan terencana untuk mewujudkan suasana
teknologi, seni serta budaya serta belajar dan proses belajar dan proses
meningkatkan mutu hidup dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
kesejahteraan umat manusia. Landasan mengembangkan potensi dirinya untuk
101
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 hal. 100-108
ISSN: 2597-9264
102
budaya patriarki yang banyak diterapkan di perempuan dalam dunia pendidikan. Untuk
berbawai wilayah di Indonesia. Dalam itulah diperlukan pendidikan responsif
budaya patriarki hak-hak asasi manusia gender.
menjadi berkurang bahkan ada yang hilang 2. METODE PENELITIAN
sama sekali. Dalam beberapa tahun terakhir Penelitian ini termasuk kedalam
ini kajian masalah perempuan dan gender di jenis penelitian tindakan kelas (PTK).
Indonesia menunjukkan perkembangan Penelitian ini dilakukan di SMAIT Nur
yang cukup pesat sekaligus merefleksikan Hidayah Sukoharjo pada kelas XII IPS 3,
meningkatnya kesadaran berbagai kalangan dengan jumlah peserta didik sebanyak 24
termasuk kalangan yang bergerak dalam siswi sebagai subjek penelitiannya. Kelas
dunia pendidikan. XII IPS 3 ini menjadi subjek penelitian
Pendidikan responsif gender dapat dikarenakan, terdapat masalah yang
diselipkan melalui kurikulum yang ditemukan pada saat pembelajaran daring
responsif gender, sehingga ada bentuk melalui Learning Management System
perhatian terhadap hak-hal laki-laki yaitu hasil belajar peserta didik yang tidak
maupun perempuan. Karena pendidikan dapat maksimal. Penelitian tindakan kelas
berperspektif gender tidak hanya untuk mencoba memberikan solusi untuk
perempuan saja tetapi juga untuk laki-laki. memecahkan masalah yang terjadi di dalam
Di dalam kurikulum tersebut tertuang kelas saat proses pembelajaran
kesetaraan gender dalam aktivitas berlangsung. Adapun dalam penelitian ini
pembelajaran anak-anak sehari-hari, selain peneliti mencoba untuk memperbaiki
itu juga perlu adanya kesetaraan perlakuan proses belajar daring pada Learning
pada semua peserta didik di dalam kelas Management System berbasis moodle guna
maupun di luar kelas, termasuk perlakuan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
adil dalam proses pembelajaran. Dalam hal Penelitian ini direncanakan dalam bentuk
ini pemerintah sudah seharusnya bersiklus, yang setiap siklusnya masing-
mendukung kesetaraan gender dengan masing dilaksanakan dengan empat tahap,
menyusun peraturan perundang-undangan yaitu: 1) tahap perencanaan, 2) tahap
yang berpihak pada kesetaran gender pelaksanaan, 3) tahap obesrvasi dan 4)
khusunya dalam bidang pendidikan. tahap refleksi.
Harapan-harapan tersebut belum Data penelitian ini berupa data
sepenuhnya terwujud dalam dunia kualitatif dan data kuantitatif yang
pendidikan. Masih terdapat banyak diperoleh secara tes dan non tes. Teknik tes
kesenjangan antara laki-laki dan meliputi tes tertulis dan menghasilkan data
103
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 hal. 100-108
ISSN: 2597-9264
104
kelas XII IPS 3 pada materi globalisasi. KKM yaitu 14 siswi sebesar 54%. Rata-rata
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas kelas yang diperoleh peserta didik pada
dilakukan 2 siklus. Siklus I dilakukan 2 penilaian PTS Gasal sebesar 68.
pertemuan dan siklus II dilakukan 1
pertemuan. Rangkaian siklus I ditemukan Tindakan Siklus I
kendala-kendala sehingga tujuan penelitian Setelah dilakukan tindakan pada
belum dapat terlaksana. Oleh sebab itu, siklus I dengan penerapan model Discovery
diadakan rangkaian siklus kedua dengan Learning berbasis moodle dapat dilihat
harapan siklus kedua dapat mewujudkan perbandingan hasil belajar peserta didik
tujuan penelitian dengan belajar pada tabel berikut.
menganalisis kendala-kendala yang Tabel 3.2
ditemui pada siklus pertama. Dalam Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus
penelitian ini siklus kedua tujuan hasil dan Siklus I
penelitian sudah dapat terwujud maka
penelitian dapat dihentikan.
80
Kondisi Pra Siklus 62
60 54
46
38
Diagram Hasil Belajar Prasiklus 40 Tuntas
Tidak…
20
0
46% Tuntas Prasiklus Siklus I
54%
(Sumber: Data Peneliti, 2020:7)
105
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 hal. 100-108
ISSN: 2597-9264
106
menemukan pengetahuan yang dimilikinya kepercayaan pada diri sendiri dengan
melalui kegiatan diskusi dan presentasi proses penemuan sendiri. Strategi itu
kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru
J. Bruner yang mengatakan bahwa anak hanya sebagai teman belajar saja atau
harus berperan secara aktif didalam belajar sebagai fasilitator, membimbing siswa
di kelas. Untuk itu Bruner memakai cara dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh
dengan apa yang disebutnya discovery karena itu, pembelajaran dengan model
learning, yaitu dimana murid Discovery Learning menjadi efektif dalam
mengorganisasikan bahan yang dipelajari membentuk pengetahuan peserta didik
dengan suatu bentuk akhir. Bruner dengan menemukan pengetahuannya
menganggap bahwa belajar penemuan sendiri sehingga menjadikan peserta didik
sesuai dengan pencarian pengetahuan aktif dalam proses pembelajaran.5.
secara aktif oleh manusia, dan dengan KESIMPULAN
sendirinya memberi hasil yang paling baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan
telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan:
masalah sera pengetahuan yang
(1) pendekatan saintifik dengan model
menyertainya, menghasilkan pengetahuan
pembelajaran discovery learning dapat
yang benar-benar bermakna (Ratna Wilis
memberikan respons positif dalam proses
Dahar (2006:79).
pembelajaran pada materi globalisasi
Penggunaan model discovery
melalui sintaks-sintaks discovery learning ;
learning ini bertujuan untuk meningkatkan
dan (2) pendekatan saintifik dengan model
aktivitas siswa dalam proses belajar
pembelajaran discovery learning dapat
mengajar. Model pembelajaran discovery
meningkatkan hasil belajar peserta didik
learning mampu membantu siswa untuk
Kelas XII IPS 3 SMAIT Nur Hidayah
mengembangkan, memperbanyak
Sukoharjo pada materi globalisasi dan
kesiapan, serta penguasaan keterampilan
permasalahan akibat globalisasi. Hal
dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
tersebut terlihat dari meningkatnya hasil
Siswa memperoleh pengetahuan yang
post test peserta didik. Pada siklus I rata-
bersifat sangat pribadi individual sehingga
rata kelasnya 68 dengan persentase
dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam
ketuntasan belajar 62% dan pada siklus II
jiwa siswa tersebut. Selain itu, model ini
rata-rata kelasnya 83 dengan persentase
mampu membangkitkan kegairahan belajar
ketuntasan 85%.
mengajar para siswa dan membantu siswa
untuk memperkuat dan menambah
107
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 hal. 100-108
ISSN: 2597-9264
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pembelajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Eliot 1982 dalam Drs. Tatang Sunendar, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas (16 April 2016).
Ishmah (2018). “Penerapann model discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Labsschool FIP UMJ”. [Online].Tersedia:
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc/article/view/3371. Diakses pada 13 Oktober
2020.
Novita, Fidya. (2018). “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar melalui Model Discovery
Learning dengan Pendekatan Saintifik”. [Online]. Tersedia:
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/view/6811. Diakses pada 13
Oktober 2020. Diakses pada 13 Oktober 2020.
Rosarina, Gina., Sudin, Ali., dan Sujana, Atep. (2016). Penerapan Model Discovery Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perubahan Wujud Benda.
Jurnal Pena Ilmiah. 1(1):371-380.
Roza, Nitia (2018). “Practicality Of Mathematics Learning Tools Based On Discovery
Learning For Topic Sequence And Series”. [Online]. Tersedia:
https://www.ijstr.org/final-print/may2018/Practicality-Of-Mathematics-Learning-
Tools-Based-On-Discovery-Learning-For-Topic-Sequence-And-Series.pdf. Diakses
pada 13 Oktober 2020.
Sundari, Sri Gening (2018). “Peningkatan hasil belajar biologi dengan model discovery
learning”. [Online]. Tersedia: https://doi.org/10.31539/bioedusains.v1i2.449.
Diakses pada 13 Oktober 2020.
Warda, Anisa dan Sudibyo, Elok. (2018). Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam
Implementasi Model Discovery Learning pada Sub Materi Pemanasan Global. -
E- Journal Pensa. 06 (02):238-242.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
108