Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kewarganegaraan

Vol. 5 No.1 Juni 2021


P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN: MEMBANGUN MASYARAKAT


DEMOKRASI YANG BERKEADABAN DARI SAAT INI

Bunga Bhagasasih Al-khansa & Dinie Anggraeni Dewi


Universitas Pendidikan Indonesia
bungabhagasasih@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran pengembangan nilai- nilai keberadaban
kemanusiaan di dalam masyarakat bangsa Indonesia yang memiliki semboyan Bhineka Tunggal
Ika, dan memiliki nilai Pancasila syla ke 2 yaitu "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", serta
memiliki sumber hukum yang tertinggi yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Metode
penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus, berupa observasi dalam berita
dan berbagai jurnal lainnya agar lebih berkembang dalam penjelasan artikel ini. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan kita menanamkan nilai- nilai Pancasila dari mulai sekarang dan
menjadikan manusia yang cerdas, maka masyarakat Indonesia mampu memiliki nilai-nilai
keberadaban kemanusiaan. Dengan ini keberhasilan sudut pandang dari Pendidikan
Kewarganegaraan akan tercapai, karena nilai-nilai keberadaban pada masyarakat demokrasi
merupakan tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan tersendiri.
Kata kunci: Tujuan Pendidikan kewarganegaraan, masyarakat demokrasi, nilai- nilai
keberadaban

Abstract
This study aims to provide an overview of the development of values of human civilization in
Indonesian society which has the motto of Bhineka Tunggal Ika, and has the second Pancasila
syla value, namely "Just and Civilized Humanity", and has the highest source of law, namely the
Preamble of the Law. Basic 1945. The research method uses a qualitative approach with case
studies, in the form of observations in news and various other journals so that it is more
developed in the explanation of this article. The results of the research show that by instilling
Pancasila values from now on and making intelligent humans, the Indonesian people will be
able to have the values of human civilization. With this, the success of the Citizenship Education
point of view will be achieved, because the values of civilization in a democratic society are the
goal of Citizenship Education in itself.
Keywords: Citizenship Education Objectives, democratic society, civilized values

PENDAHULUAN mendapat kemajuan dalam hidupnya


Pendidikan pada umumnya adalah lahir dan batin menuju adab
proses pengubahan sikap dan tingkah kemanusiaan, dan ini diperlukannya
laku seseorang atau sekelompok orang pengembangan yang baik pula, agar
dalam usaha mendewasakan manusia terwujudnya harapan dalam sebuah
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. pendidikan tersebut.
Dan menginginkan semua manusia Dalam segala sesuatu harus ada
mendapatkan kemajuan hidup yang baik yang dikembangkan yaitu dengan cara
secara lahir maupun batin. Dengan membangun pendidikan karakter yang
memberikan tuntunan di dalam hidup baik melalui pendidikan. Arti kata
dan menumbuhkan jiwa raga manusia pengembangan berarti "proses, cara,
sehingga kelak dalam garis-garis kodrat perbuatan mengembangkan". Artinya
pribadinya dan pengaruh segala keadaan pengembangan disini adalah usaha untuk
yang mengelilingi dirinya, mampu merubah suatu keadaan yang menjadi

Bunga Bhagasasih A & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 249


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

lebih baik bahkan lebih sempurna Indonesia saat ini sangatlah suram,
dibandingkan dengan yang sebelumnya. kebanyakan pendidikan yang sudah
Dapat disimpulkan bahwa pengemba- mereka pelajari sejak di usia dini
ngan pendidikan adalah usaha untuk tapi tidak direalisasikan dalam
meningkatkan kemampuan teksis, kehidupannya, yang terjadi bukan
teoritis, konseptual dan moral sesuai memberikan perubahan yang lebih
dengan kebutuhan didalam kehidupan baik tapi malah memberikan
yang lebih baik dan yang lebih perubahan yang lebih buruk. Masih
mengedepankan adab kemanusiaan banyak yang tidak mengimplemen-
(Nurgiansah, 2021a). tasikan tujuan dari Pendidikan
Pendidikan kewarganegaraan kewarganegaraan itu sendiri yang
disinilah yang mampu menumbuhkan mengedepankan adab kemanusiaan.
masyarakat Indonesia memiliki Seperti yang terjadi saat ini, dalam
komitmen yang kuat dan konsisten yang berita maupun alat informasi lainnya
tinggi terhadap prinsip dan semangat tentang negeri ini yang sudah sangat
kebangsaan dalam berkehidupan kehilangan nilai-nilai kemanusiaan
bermasyarakat, berbangsa dan bernega- mereka. Karena nilai-nilai keberadaban
ra. Serta mampu menjunjung tinggi nilai- mereka telah terkubur dengan
nilai Pancasila dan Konstitusi Negara merebaknya tindakan-tindakan yang
Indonesia yang telah ditanamkan sejak amoral seperti dalam bentuk korupsi,
dini kepada seluruh masyarakat pemerkosaan, tawuran antarpelajar,
Indonesia, khususnya generasi muda pembunuhan, dan menyebarluaskan
sebagai penerus bangsa. Menurut berita-berita hoaks tanpa diteliti
(Nadziroh:2015) Pendidikan Kewargane- terlebih dahulu kebenarannya. Maka
garaan yang kita kenal sekarang telah disinilah yang harus kita bangun
mengalami perjalanan panjang dan menjadikan masyarakat Indonesia yang
melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an demokrasi berkeadaban.
yang dikenal dengan mata pelajaran “
Civic” di Sekolah Dasar dan merupakan METODE PENELITIAN
embrio dari “ Civic Education” sebagai “ Penelitian ini menggunakan studi
the body of knowledge”. Pendidikan deskriptif dengan pendekatan studi
Kewarganegaraan sebagai “ the body of literasi. Sumber data dan instrumen
knowledge” diarahkan untuk memba- pengumpulan data berasal dari artikel-
ngun masyarakat demokratis berkeada- artikel jurnal terakreditasi. Keuntungan
ban. metode ini adalah data yang disajikan
Secara normatif, Pendidikan bersifat autentik, mendalam, dan natural.
Kewarganegaraan memperoleh dasar
legalitasnya dalam pasal 3 Undang- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Hasil Penelitian
Sistem Pendidikan Nasional yang A. Pengertian Demokrasi
mengatakan: “ Pendidikan Nasional Secara etimologis (dikutip: buku
berfungsi mengembangkan kemampuan paradigma), demokrasi berasal dari
dan membentuk watak serta peradaban bahasa Yunani yaitu terbagi menjadi 2
bangsa yang bermartabat dalam rangka kata, demos dan cratos . Demos yang
mencerdaskan kehidupan bangsa”. berarti rakyat dan cratos yang berarti
Namun dalam pengimplemen- pemerintahan atau kekuasaan. Jadi
tasian Pendidikan Kewarganegaraan di secara bahasa demos-cratein atau

Bunga Bhagasasih A & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 250


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

demos-cratein berarti pemerintahan masyarakat, berbangsa dan bernegara.


rakyat atau kekuasaan rakyat. Namun, terdapat empat prinsip
Pengertian demokrasi menurut yang mampu mengendalikan masalah
para ahli juga tidak sama dalam ini apabila ke empat pilar ini dijadikan
mengartikan pengertian demokrasi sebagai penanaman nilai tertinggi dalam
(Menurut Hadi:2019) yaitu sebagai hati sanubari semua masyarakat
berikut. Indonesia. Empat prinsip tersebut
1. Pengertian demokrasi menurut adalah:
Abraham Lincoln adalah sebuah 1. Pancasila
sistem pemerintahan yang dibentuk 2. Undang-Undang Dasar Negara
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk Republik Indonesia Tahun 1945
rakyat itu sendiri. 3. Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Pengertian demokrasi menurut 4. Bhinneka Tunggal Ika
Charles Costello adalah suatu sistem
sosial dan politik yang mana Keempat pilar ini merupakan
kekuasaan pemerintahan dibatasi oleh diumpakan sebagai suatu pondasi pada
hukum dan juga budaya yang sebuah bangunan yang kukuh, atau
melindungi segenap hak perorangan pondasi dalam hati warga negara
dari warga negara itu sendiri. Indonesia, yang dibangun dengan penuh
3. Sedangkan pengertian demokrasi perjuangan oleh para pendiri bangsa ini.
menurut Hans Kelsen adalah suatu Dengan harapan sebagai seorang
pemerintahan yang diadakan dan pimpinan di lembaga kenegaraan
dilaksanakan dari rakyat dan untuk memiliki kemampuan dan kesanggupan
rakyat. Dan mengenai pelaksanaan dalam mengatasi segala masalah yang
kekuasaan negaranya adalah wakil ada di dalam negara ini.
dari rakyat yang sudah dipilih oleh
rakyat setelah adanya keyakinan C. Penanaman Nilai-Nilai
terhadap aturan yang telah ditetapkan Kemanusiaan yang Adil dan
berhubungan dengan penerapan dari Beradab
kekuasaan negara. Menurut (Hanif: 2015) Penanaman
silakan ke-2 mampu diterapkan dalam
B. Maraknya Demokrasi Saat Ini bentuk berorganisasi di sekolah.
Pada dasarnya negara Indonesia Pelaksanaan penanaman nilai-nilai
sudah sejak lama berdemokrasi, mulai kemanusiaan yang adil dan beradab bisa
dari masa order baru sampai masa orde dibentuk dalam beberapa organisasi
reformasi. Namun pada beberapa yang sering diadakan di dalam sekolah
kemajuan demokrasi pada decade seperti Osis, PMR, Paskibra dan
terakhir ini kemajuan yang cukup pesat Pramuka. Penanaman nilai-nilai
juga gelombang dahsyat yang sangat kemanusiaan yang adil dan beradab ini
mengkhawatirkan, yaitu dengan adanya bertujuan untuk mempererat tali
dunia maya atau biasa yang kita kenal silaturahmi, mampu menghargai orang
dengan nama medsos (media sosial) lain, menumbuhkan sikap saling
yang terus menggoyang dengan berita menghormati, dan terciptanya
yang tidak benar (hoaks). Pengguna kekompakan. Beberapa macam
medsos yang tidak bertanggung jawab kegiatan yang mencerminkan nilai
dan tidak punya rasa nilai keberadaban kemanusiaan yang adil dan beradab
terhadap sesama manusia, antar seperti yang biasa dilakukan dalam

Bunga Bhagasasih A & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 251


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

organisasi yaitu bakti sosial, Dalam Pembukaan Undang-Undang


penanaman seribu pohon, donor darah, Dasar 1945 di dalam alinea yang ke 3
pelatihan rutin untuk kecakapan, dan berbunyi "Mencerdaskan Kehidupan
musyawarah antar anggota. Bangsa". Ini merupakan tanggung jawab
negara dalam mewujudkannya dan
Pembahasan merupakan kewajiban masyarakat
A. Membangun Masyarakat Demo- Indonesia untuk menjadi warga negara
krasi Berkeadaban yang cerdas. Menurut Prof. Dr. Asep
Demokrasi pada umumnya adalah Warlan Yusuf. SH.,MH. Seorang dosen
kebebasan mengemukakan pendapat, Fakultas Hukum Unpar Bandung dalam
namun demokrasi yang berkualitas orasi yang beliau buat terdapat
adalah demokrasi yang menjunjung pernyataan seorang jurnalis dan
tinggi nilai-nilai Pancasila salah satunya pengarang tenama di Indonesia yaitu
tentang nilai keberadaban. "Presiden Mochtar Lubis pernah menyebutkan
Joko Widodo sering mengatakan agar dalam bukunya yang berjudul “ Manusia
perbedaan pendapat dalam pilihan Indonesia” bahwa ciri atau steriotip
politik jangan sampai membuat kita manusia Indonesia itu ialah: 1. Munafik;
terpecah-belah. Jangan kita bermusuhan 2. Enggan atau segan untuk bertanggung
hanya karena proses sesaat di kotak- jawab atas perbuatannya; 3. Bersikap
kotak suara. Karena itu, kita perlu dan berprilaku feodal; 4. Percaya
membangun demokrasi yang takhayul; 5. Artisitik berbakat seni; 6.
berkualitas" ujar V. Hargo Lemah watak atau karakter. Ciri tersebut
Mandirahardjo, SH. M.Kn. Artinya sifat tentu ada benarnya dan juga banyak
dari demokrasi disini adalah memiliki salahnya.
esensi yang menjunjung tinggi nilai Yang dimaksud bangsa yang
keberadaban juga nilai kesopanan dan cerdas menurut UUD 1945 tidak hanya
santun, maka sangatlah penting kita sekedar bangsa yang pintar,
menyikapi permasalahan tentang berita berwawasan luas, atau
yang belum tentu kebenarannya, yang berpengetahuan, tetapi jauh lebih
pastinya memastikan terlebih dahulu mendasar dari itu yaitu bahwa
bukti dari isu-isu tersebut, jangan sampai kehidupan bangsa yang cerdas itu
menimbulkan perpecahan antar meliputi:
masyarakat, berbangsa maupun 1. Berketuhanan, artinya bangsa yang
bernegara. Dalam ayat suci Al-Quran pun senantiasa taat dalam menjalankan
dijelaskan bahwa kita harus mau ajaran dan perintah Agama dan
meneliti kebenaran atau berita yang menjauhi segala larangan-Nya dengan
sampai kepada kita atau berita yang konsisten, baik, dan benar.
sedang viral di sosial media, yang 2. Berperikemanusiaan, artinya bahwa
berbunyi "Hai orang-orang yang watak atau karakter bangsa Indonesia
beriman, jika datang kepadamu orang adalah hidup dan kehidupan itu harus
fasik membawa suatu berita, maka dijalani dengan merdeka, tidak boleh
periksalah dengan teliti agar kamu tidak ada satu pun yang menghalangi,
menimpakan suatu musibah kepada mengganggu, dan mengurangi
suatu kaum tanpa mengetahui kemerdekaan bangsa Indonesia.
keadaannya yang menyebabkan kamu Dalam arti cerdas disini adalah cerdas
menyesal atas perbuatanmu itu". (Al- anti penjajahan, maka dari itu kita
Ĥujurāt: 6) butuh pemimpin yang tegas dan

Bunga Bhagasasih A & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 252


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

berani mengatakan "Tidak" kepada B. Krisisnya Demokrasi di Indonesia


penjajah. Namun yang jadi masalahnya
3. Berbudi Pekerti Luhur, artinya adalah ketika masyarakat mengadukan
Membangun dan menjalankan Negara permasalahannya, mendemokrasi
untuk mencapai masyarakat yang tata tentang keadilan di negaranya. Negara
tenteram kertaraharja harus mengabaikan bahkan pemerintahnya
berlandaskan moral dan budi pekerti malah memberikan sanksi terhadap
yang luhur yang harus dimiliki orang yang berani mengemukakan
khususnya oleh penyelenggara negara. pendapat tentang kebenaran yang terjadi
pada negaranya.
Seperti yang terjadi di Kalimantan
Timur, kamis (12/3/2020) para aktivis
dan buruh menggelar aksi kamisan,
dalam menyampaikan penolakan
terhadap Omnibus Law yang diberi
julukan anti Demokrasi. Mereka
menganggap bahwa Presiden Joko
Widodo dan Omnibus Law ini telah
berbuat yang serempangan, yang
menciptakan pengabaian partisipasi dan
tanggapan dari masyarakat atau publik.

Gambar 1

Cerminan karakter bangsa yang


berbudi pekerti luhur untuk saat ini
adalah membangun masyarakat
demokrasi yang berkeadaban. Karena
maraknya permusuhan antar sesama,
antar masyarakat, berbangsa maupun
bernegara, lalu saling membully, saling
mencemoohkan di dalam sosial media,
sehingga masyarakat lupa akan hal
keberadaban. Dan menyalahartikan Gambar 2
definisi dari demokrasi tersendiri. Maka
dari itu patutlah kita menjadi warga Dalam aksi tersebut, beberapa orasi
negara yang cerdas, mampu dilakukan kalangan mahasiswa dari
menggunakan akal budinya dengan baik. Fakultas Hukum, Fisipol. Massa juga
Semua manusia memahami mana yang sempat lakukan simbolis aksi dengan
benar dan mana yang salah, jika akal budi menenteng poster bertuliskan "Gagalkan
kita digunakan untuk hal yang baik maka Omnibus Law" , "Kritiklah Aku, Kau
terjalinlah kebersamaan antar Kutangkap", dan " Habis Kritik, Terbitlah
masyarakat atau timbulnya rasa Penjara". Miris sekali negara ini dengan
keharmonisan dan ketenteraman dalam melihat aksi dari para mahasiswa
suatu negara (Nurgiansah, 2020a). Kalimantan Timur, negara yang enggan
tegaknya kebenaran, yang enggan
memberikan keadilan kepada

Bunga Bhagasasih A & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 253


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

masyarakat Indonesia. Yang sering dukungan terhadap pasa tersebut bahwa


mengalami tindasan, kekejaman dari "Materi pasal sudah melalui semacam
para atasan yang memiliki kekuasaan batu uji yang berpedoman pada
tertinggi di negara. Pancasila, konstitusi, nilai-nilai budaya,
Itulah pentingnya manusia itu dan hukum-hukum yang berlaku di
cerdas, betul sekali apa yang disebutkan dunia yang beradab. Jadi materinya
dalam UUD 1945 bahwa cerdas itu tidak relatif lebih baik," kata Suparji.
hanya orang itu pintar, berwawasan luas, Anggota Dewan Pers Agung
ataupun berpengetahuan tinggi. Namun Darmajaya meminta RKUHP jangan
cerdas itu harus mampu menggunakal sampai tumpang-tindih dengan UU
akal budinya dengan benar yaitu mampu Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
membedakan mana yang benar dan "Ketika muncul persoalan pers, masuk ke
mana yang salah, dan mampu KUHP menjadi pidana. Artinya,
memposisikan dirinya pada jalan yang kebebasan pers di satu sisi terbelenggu
benar sekalipun pahit. Menegakkan pidana, akhirnya jadi tumpang-tindih,"
kebenaran tidaklah manis, semua butuh kata Agung, akhir pekan lalu. Akhirnya di
perjuangan serta perlu orang-orang yang mengingatkan bahwa ketika terjadi
berani, karena kebanyakan di negara ini persoalan dalam sebuah pemberitaan, itu
takut dan tidak suka bila masyarakat harus diselesaikan dengan UU Pers,
Indonesia semangat dalam menegakkan bukan pidana.
kebenaran (Nurgiansah, 2020b).
Menurut pernyataan dari Anggota C. Alasan Pentingnya Mempelajari
Panja Rancangan Kitab Undang-Undang Pendidikan Kewarganegaraan
Hukum Pidana (RKUHP), Teuku Menurut (Sunarso:2006)
Taufiqulhadi, menilai bahwa pasal yang Pendidikan di Indonesia memiliki
mengatur penghinaan terhadap kepala peranan dan tanggung jawab yang sangat
negara tidak akan dipermasalahkan di penting dalam membina warga negara
kemudian hari. Beliau menjelaskan agar memiliki komitmen yang kuat dan
bahwa ada perbedaan dalam mengkritik konsisten terhadap Negara Kesatuan
dan menghina, menurutnya "Kalau Republik Indonesia. Upaya yang dapat
mengkritik, itu tidak personal. Namun, dilakukan adalah menyelenggarakan
kalau menghina, itu personal dan tidak program pendidikan yang memberikan
ada hubungan apa pun dengan seseorang berbagai kemampuan sebagai seorang
sebagai kepala negara," kata warga negara melalui mata pelajaran
Taufiqulhadi. Jadi pasal yang Pendidikan Kewarganegaraan
menyatakan pengkritikan terhadap (citizenship).
kepala negara tidak akan Pendidikan kewarganegaraan
dipermasalahkan, karena pasal tersebut merupakan program pendidikan yang
telat dibuat secara delik aduan, artinya memfokuskan pada pembentukan diri
delik aduan yang absolut mutlak tidak yang beragam dari segi agama, sosial-
akan dipermasalahkan. kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa
Pakar hukum pidana Universitas Al untuk menjadi warga negara Indonesia
Alzhar, Suparji Ahmad, mendukung yang cerdas, terampil, dan berkarakter
pengesahan RKUHP. Suparji menilai yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD
sejumlah aturan baru dalam RKUHP lebih 1945. (Pusat Kurikulum Balitbang
baik ketimbang KUHP warisan Belanda. Depdiknas, 2002 : Sunarso, 2006).
Beliau memberikan pernyataan Mengapa terus selalu dikaitkan

Bunga Bhagasasih A & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 254


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

dengan Pancasila?. Sebab Pancasila serta menyelesaikan masalah yang


merupakan Ideologis bangsa Indonesia. dihadapi masyarakat, berbangsa maupun
Secara etimologi Pancasila terdiri dari bernegara secara tepat, rasional,
dua kata yaitu "Panca" yang berarti lima konsisten, dan bertanggung jawab dalam
dan "Sila" yang berarti aturan yang rangka mencapai tujuan nasional.
melatarbelakangi perilaku seseorang Menjadi warga negara yang mengetahui
atau bangsa yang dijadikan sebagai dasar atas hak dan kewajibannya, menguasai
dalam beradab. Menurut ilmu dan teknologinya, namun tak lupa
(Sulistyani:2019) bahwa kelima sila dengan jati dirinya (Dewantara,
tersebut berperan menjadi pandangan Hermawan, et al., 2021).
hidup, keyakinan, atau cita-cita bangsa
Indonesia yang berfungi sebagai dasar D. Butir-butir Nilai Pancasila Sila
dalam mengambil suatu keputusan Kedua Menurut Tafsir Mudhu'iyah
terhadap berbagai persoalan yang Butir nilai pertama dari Sila kedua
dihadapi bangsa Indonesia. Pncasila: “Mengakui dan memperlakukan
Namun terdapat masalah dalam manusia sesuai dengan harkat dan
penerapan nilai-nilai Pancasila yang martabatnya sebagai makhluk Tuhan
mulai luntur di Indonesia. Dalam Yang Maha Esa” relevan dengan: QS al-
makna seorang manusia adalah Mâidah ayat 8. Menurut al-Maraghi
makhluk Tuhan yang sempurna dan bahwa ayat ini memerintahkan manusia
otonom terdiri dari jasmani dan rohani, untuk berlaku adil dalam berbagai
mempunyai sifat sebagai individu dan situasi termasuk menjadi saksi.
makhluk sosial. Dalam bahasa Jawa Butir nilai kedua dari sila kedua
terdapat istilah yang menunjukkan pancasila: “Mengakui persamaan
sifat kodratnya manusia yaitu bahwa derajad, persamaan hak dan kewajiban
manusia tidaklah sempurna karena asasi setiap manusia, tanpa membeda
memiliki karakter seperti apes, lali, bedakan suku, keturunan, agama,
murka, dan rusak. kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
Menurut (Hasnah, dkk: 2019) sosial, warna kulit dan sebagainya”
peristiwa yang terjadi penyebab luntuh relevan dengan: QS. al-Hujarat 13. Ayat
nilai- nilai Pancasila yaitu adanya ini menerangkan bahwa manusia itu
seorang terorisme yang menggunakan adalah sama dihadapan Allah, tiada suatu
bom bunuh diri untuk melukai, bahkan bangsa mempunyai kekebihan dengan
membunuh orang-orang yang menjadi yang lain, semuanya adalah sama-sama
sasaran mereka. Padahal di dalam agama anak cucu Adam yan membedakan
tidak mengajarkan hal itu apabila itu mereka adalah tingkat ketaqwaan saja.
terjadi Allah SWT yang akan Butir nilai ketiga dari Sila kedua
melaknatnya, apabila kita membunuh Pancasila: “Mengembangkan sikap saling
tanpa sebab dan akibat yang kuat. mencintai sesama manusia” relevan
Namun apabila membunuh dan orang dengan: QS. al-Mumtahanah 7:ayat
yang dibunuh itu berbahaya bagi orang menerangkan bahwa boleh jadi yang
lain atau telah melakukan dosa yang selama ini menjalin permusuhan
besar maka hukumannya bisa saja diubah oleh Allah menjadi saling
pembunuhan (Nurgiansah, 2019). mencintai dan menjadi sahabat yang
Melalui pendidikan baik.
kewarganegaraan ini diharapkan warga Butir nilai keempat dari Sila kedua:
negara mampu memahami, menganalisis, “Mengembangkan sikap saling tenggang

Bunga Bhagasasih A & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 255


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

rasa dan tepa selira relevan” dengan satu dengan lainnya saling behubungan.
QS.al-Maidah 2. ayat ini ditafsikan Butir nilai kesepuluh dari Sila
sebagai ayat perintah bertolong-tolongan kedua Pancasila: “Mengembangkan
dalam mengerjakan kabaikan dan takwa, sikap hormat menghormati dan
adalah termasuk pokok-pokok petunjuk bekerjasama dengan bangsa lain”
sosial dalam alQuran (Dewantara, relevan dengan QS.al-Hujarat 11. Ayat di
Nurgiansah, et al., 2021). atas memberi petunjuk agar tidak terjadi
Butir nilai kelima dari Sila kedua pertikaian, salah satunya dilarang
Pancasila: “Mengembangkan sikap tidak mengolok-olok, sebaliknya
semena-mena terhadap orang lain menghormati (Nurgiansah, 2021c).
relevan” dengan: QS.al-Maidah 8. Ayat ini
memerintahkan kepada setiap mukmin E. Implementasi Demokrasi di
menegakkan kebenaran dengan penuh Masyarakat
keikhlasan baik urusan agama maupun Menurut (Arif : 2013) menjelaskan
dunia. Sehingga inti dari melaksanakan bahwa suatu ide dan konsep akan
perintah tersebut adalah kebenaran. menjadi utuh ketika
Butir nilai keenam dari Sila Kedua diimplementasikan dalam kehidupan
Pancasila: “Menjunjung tinggi nilai-nilai sehari-hari. Dalam prkatik demokrasi
kemanusiaan” relevan dengan: QS.al-Isra’ pada saat itu sangat beragam dilihat
70: Allah swt dalam firman-Nya ini dari situasi dan kondisinya. Sehingga
mengingatkan umat manusia akan dengan demokrasi yang sangat
kedudukan mereka yang dilebihkan atas beragam di kalangan masyarakat maka
makhluk Allah yang lainnya (Nurgiansah, dalam perwujudannya pun memiliki
2021b). keragaman yang banyak. Dan
Butir nilai ketujuh dari Sila kedua diklasifikasikan ke dalam beberapa
Pancasila: “Gemar melakukan kegiatan suatu konsep.
kemanusiaan” relevan dengan QS.al-Isra’ Pertama, memahami praktik
26. Tentu yang dimaksud pemberian demokrasi sebagai sikap dan perilaku
disini tidak hanya materi, namun dapat dalam kehidupan sosial dan politik.
juga hal-hal yang immateri (Dewantara & Kedua, memahami penerapan demokrasi
Nurgiansah, 2021). sebagai kegiatan partisipasi dalam
Butir nilai kedelapan dari Sila kegiatan sosial poltik. Ketiga, memahami
kedua Pancasila: “Berani membela pelaksanaan demokrasi sebagai
kebenaran dan keadilan” relevan mematuhi aturan atau mendukung
dengan : QS. an-Nisa’ 58 Allah kebijakan pemerintah.
mewajibkan setiap orang berlaku adil Dengan berubahnya menjadi orde
dalam kedudukan apapun, baik sebagai reformasi, memberikan berbagai
pemimpin terhadap rakyat, ulama pengaruh penting terkait perubahan
terhadap masyarakat biasa dan pemahaman dan kesadaraan politik
seterusnya. masyarakat berupa menyebarnya ide
Butir nilai kesembilan dari Sila tentang kesetaraan, kebebasan dalam
kedua Pancasil: “Bangsa Indonesia berpendapat atau aspirasi menjadi ide
merasa dirinya sebagai bagian dari utama dalam. Dan di sisi lain demokrasi
seluruh umat manusia” relevan dengan: yang dimaknai sebagai kebebasan juga
QS.al- Baqarah 213. Allah telah memberikan dampak perubahan yang
memastikan bahwa umat manusia cukup berarti. Saat ini penyerobotan
bagaikan umat yang satu, di mana antara terhadap hak public, pengabaian

Bunga Bhagasasih A & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 256


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

keberadaan negara, intoleransi terhadap kepadamu orang fasik membawa suatu


perbedaan dan hak orang lain kerap berita, maka periksalah dengan teliti
terjadi. Masyarakat bebas melakukan agar kamu tidak menimpakan suatu
apapun yang diinginkan dengan dalih musibah kepada suatu kaum tanpa
kebebasan di era demokrasi. Kondisi ini mengetahui keadaannya yang
berlangsung di berbagai tempat sehingga menyebabkan kamu menyesal atas
menghasilkan perubahan tatanan yang perbuatanmu itu.
tidak lagi terarah di masyarakat.
Menurut (Hartuti:2004) dalam KESIMPULAN
memasuki iklim demokrasi yang baik Harapan bangsa Indonesia adalah
dan benar adalah perlunya kita mampu menjalin keharmonisan dan
pendewasaan. Sebab untuk mendirikan ketenteraman di dalam masyarakat,
(sistem) demokrasi bukan hanya perlu berbangsa dan bernegara. Dengan cara
kebebasan yang berserikat saja. Bukan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
hanya kualitas pers yang bebas, tetapi yaitu salah satunya nilai keberadaban.
juga kualitas ketanggapan pembacanya. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
Bukan hanya kebebasan mimbar atau tujuan agar masyarakat Indonesia
kebebasan berbicara semata, tapi juga memiliki komitmen yang tinggi dan
kedewasaan pembicaraannya. Dan bukan konsisten terhadap nilai Pancasila dan
hanya menuntut kualitas legislatif yang prinsip Konstitusi Negara Indonesia.
bisa menyuarakan hati nurani rakyat Menjadikan warga negara yang cerdas,
saja, tetapi juga menuntut kualitas sehingga mampu menghilangkan
eksekutif agar bisa menangkap suara hati kebiasaan buruk dan memiliki karakter
nurani rakyat. Tanpa pemahaman dan yang berbudi pekerti luhur. Sehingga
kedewasaan, demokrasi akan berubah mampu menjadikan warga negara
menjadi demo-crazy dan hanya akan demokrasi yang berkadaban di dalam
membingungkan rakyat sebagaimana lingkungan sekitar.
dilukiskan Pudjo Suharso dalam sajaknya Saya ucapkan terimakasih banyak
seperti yang dibawah ini. "Aku mau kepada Ibu Dinie Anggreani. S. Pd. selalu
kamu mau dia mau, yang kita mau dosen pengampu mata kuliah Konsep
terjadi, tapi yang terjadi tak diinginkan, Dasar Pendidikan Kewarganegaraan
oleh satu pun diantara kita" (Pudjo yang telah membimbing saya dalam
Suharso,2002). pembuatan artikel ini. Dan ucapan
Adapun ayat yang relevan dengan terimakasih banyak kepada pembaca dan
permasalahan demokrasi yang tidak saya harap terdapat pemberian kritik
berkeadaban, QS (Al-Ĥujurāt):6 - Hai dan sarannya untuk penyempurnaan
orang-orang yang beriman, jika datang artikel yang saya buat ini.

DAFTAR PUSTAKA
Daheri, M, dkk. 2020. Butir-Butir Pancasila Dalam Kajian Tafsir Mudhu'iy. FOKUS : Jurnal
Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 5, No. 2, 2020
Dewantara, J. A., Hermawan, Y., Yunus, D., Prasetiyo, W. H., Efriani, Arifiyanti, F., & Nurgiansah,
T. H. (2021). Anti-Corruption Education as an Effort to Form Students With Character
Humanist and Law-Compliant. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 18(1), 70–
81.
Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021). Building Tolerance Attitudes Of PPKN Students
Through Multicultural Education Courses. Jurnal Etika Demokrasi, 6(1), 103–115.

Bunga Bhagasasih A & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 257


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Dewantara, J. A., Nurgiansah, T. H., & Rachman, F. (2021). Mengatasi Pelanggaran Hak Asasi
Manusia dengan Model Sekolah Ramah HAM (SR-HAM). Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan,
3(2), 261–269.
Herlambang, T, Y. 2018. PEDAGOGIK: Analisis Fenomena Pendidikan Indonesia.
Jakarta:Bumi Aksara.
Humas Kemenko Polhukam RI. 2020. Tujuan Negara Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Bukan Otak Manusia Saja. Jakarta:KemenkoPolhukam
Kartono, H. 2019. MEMBAGUN DEMOKRASI BERKEADABAN DAN DINAMIKA PEMILIHAN
PRESIDEN LANGSUNG 2019. Jurnal HUKUM DAN DINAMIKA MASYARAKAT VOL.16
NO.2, hal 132.
Lestari, E, S. 2019. KAJIAN ISLAM TERHADAP SILA KEDUA DALAM PANCASILA SEBAGAI
PENJAGA MULTIKULTURALISME. Jurnal Pendidikan Multikultural, Volume 3
Nomor 2, Agustus 2019.
Nadziroh. 2015. Membangun Masyarakat Demokratis Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Trirahayu : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, vol 2, Nomor 1, hlm.
263-266.
Nurgiansah, T. H. (2019). Pemutakhiran Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan di Era
Revolusi Industri 4.0. Prosiding Seminar Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan,
1(1), 95–102.
Nurgiansah, T. H. (2020a). Fenomena Prostitusi Online Di Kota Yogyakarta Dalam Persfektif
Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Jurnal Kewarganegaraan, 17(1), 27–34.
https://doi.org/10.24114/jk.v17i1.14208
Nurgiansah, T. H. (2020b). Filsafat Pendidikan. In Banyumas: CV Pena Persada.
Nurgiansah, T. H. (2021a). Pendidikan Pancasila. In Solok: CV Mitra Cendekia Media.
Nurgiansah, T. H. (2021b). Petuah Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Kontestasi Politik.
AoEJ: Academy of Education Journal, 12(1), 39–47.
Nurgiansah, T. H. (2021c). The Role of Citizenship Education in Building Bantul Community
Political Participation in The Pandemic Covid 19. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Dan Kewirausahaan, 4(1), 1–4.
Nurjanah, H. 2015. Penanaman Nilai-Nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam Kegiatan Berorganisasi Di Sekolah. Surakarta, Artikel Publikasi.
Purnaweni, H. (2004). Demokrasi Indonesia : Dari Masa ke Masa. Jurnal Administrasi
Publik Vol 3 No. 2, UNPAR, 2004.
Siregar, H, dkk. 2019. Hilangnya Nilai Pancasila. FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PADANG SIDIMPUAN.
Sofyan, A. 2013. Pemaknaan Demokrasi di Era Reformasi. Jurnal Politika, Vol. 4, No. 2,
hal 8-11.
Sunarso. 2006. Membangun Masyarakat Demokratis Yang Bermoral Lewat Pendidikan
Kewarganegaraan. Jurnal Civics, Vol 3, No. 1, Juni 2006.
Winarno. 2020. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:Bumi Aksara.
Yusuf, W, A. 2016. Tanggung Jawab Negara Dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.
Fakultas Hukum Unpar Bandung.

Bunga Bhagasasih A & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 258

Anda mungkin juga menyukai