BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat kokoh, karena telah diatur sedemikian rupa dalam ketentuan peraturan
1
2
development index) yang pada tahun 2011, Indonesia berada pada posisi 124
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar
masyarakat, bangsa, dan negara”. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya
1
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization, The Annual Progress
Reports of Human Development in the World 2011_diakses 2011_diakses dalam website unesco
(www.unesco.org.id)
www.unesco.org.id) pada 12 September 2012, hlm. 28.
2
Muhidin Syah, Psikologi Belajar,
Belajar, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 1.
1.
3
agama Islam di tingkat pendidikan tinggi, yang menurut hemat kami inherent
apapun lainnya memiliki tujuan untuk “menanamkan taqwa dan akhlak mulia
positif bagi manusia itu sendiri manakala tidak diimbangi dengan kualitas
(E=MC2),
(E=MC2), telah mengingatkan kepada kita melalui peryataannya bahwa
“ilmu tanpa agama adalah buta, sedangkan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”
lame).4
(science without religion is blind, but religion without science is lame).
3
Arifin,
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,
Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1989), hlm. 4.
4
Edy Faishal Muttaqin, Implikasi Protokol Cartagena Bagi Perkembangan Bioteknologi
di Indonesia_Disertasi
Indonesia_Disertasi (Surabaya : Program Doktoral Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana
Universitas Airlangga, 2008), hlm. 138.
4
penerus yang tentunya pada usia remaja menuju kedewasaan sangat perlu
mendidik yang baik itu. Kebanyakan orang tua saat ini mendidik anak-
mereka. Mereka percaya bahwa pada setiap situasi tertentu, akan mendapat
secara teoritis. Dalam konteks ini, bukan berarti bahwa tidak menghargai
mengajar, adanya guru dan peserta didik. Dalam kaitannya dengan proses
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang
berlangsung atas dasar kebutuhan akan pendidikan bagi seorang siswa, dan
relasi emosional antara siswa dan guru masing-masing mempunyai hak dan
kependidikan.
5
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,
Praktis, (Bandung : Remaja Rosda
Karya, 1995), hlm. 4.
6
bawah ini :
2. Berilmu
4. Berkelakuan baik. 7
6
Arifin,
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,
Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1989), hlm. 41.
7
Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik,
Didik, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hlm. 32 –
37.
7
Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai
suatu profesi. Adapun tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan
didik.6
dalam 11 (sebelas) kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh guru, seperti
1. Menguasai bahan
9. Mengembangkan pribadi
8
Raka Joni, Pola Pembaharuan Sistem Kependidikan di Indonesia,
Indonesia, (Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 1980), hlm. 31.
8
skill).9
3. Kemampuan mengevaluasi pengajaran (evaluating skill).
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
Islam.
9
Ali Imron, Pembina dan pengembangan guru di Indonesia, (Jakarta : Pustaka Jaya,
1995), hlm. 25.
10
Ibrahim dan Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran,
Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), hlm. 61.
9
agama Islam. Kemampuan guru dalam membuat RPP merupakan hal yang
education method).
method). Realitas empirik yang berhasil penulis dapatkan pasca
adalah :
1. Ada sebagian guru yang tidak mampu menjelaskan tujuan yang akan
2. Ada sebagian guru yang tidak menggunakan waktu mengajar dengan baik
(educational ware).
ware).
Pekanbaru”
Raya Pekanbaru.
lanjut (follow-up),
(follow-up), keterkaitan dan keterpaduan (link and match),
match), serta
technology).11
communcation technology).
C. Permasalahan
11
Arif Rahman, Pengembangan RPP,
RPP, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hlm. 20
11
1. Identifikasi Masalah
1. Ada sebagian guru yang tidak mampu menjelaskan tujuan yang akan
Pekanbaru.
2. Batasan Masalah
3. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
Diniyah Pekanbaru.
13
E. Sistematika Pembahasan
dalam 5 (lima
(lima)) Bab, yang terdiri dari :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Sistematika Penulisan.
Bab ini berisi teori-teori para ahli yang di ambil dari beberapa
Dokumentasi).
serta analisanya
BAB V : PENUTUP
BAB II
1. Konsep Teoritis
A. Kemampuan Guru
agama.13
teladan bagi siswa/i yang harus memiliki strategi dan teknik-teknik dalam
dan guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran agar lebih aktif dan
efektif secara optimal. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu
cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau insturktur kepada siswa
12
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Indonesia, (Jakarta : PT Balai Pustaka
Persero, 1984), hlm. 854.
13
Ibid.,
Ibid., hlm. 321.
16
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dgn ank didik. Interaksi yg
pendidik anak usia dini jalur pensisikan foramal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah..14
dengan orang lain seperti anak didik, guru lain, karyawan, orang tua
14
Mohammad Surya,
Surya, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru & Dosen ,
(Jakarta : Pengurus Pusat PGRI, 2006), hlm. 2.
17
tidak baik, ia sulit membantu anak didik maju. Komunikasi yang baik
1. Kompetensi Profesional
oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara
(dua) hal yaitu (1) orang yang menyandang profesi (2) penampilan
mengelola kelas.
kemampuan personal.
2. Kompetensi Keperibadian
guru sebagai pribadi yang baik, tanggung jawab, terbuka, dan terus
kepada :
anak yang baik. Bila guru sendiri tidak beriman kepada Tuhan
lulus sarjana.
3. Kompetensi Paedagogik
system evaluasi yang tepat dan baik yang pada gilirannya semakin
fisik dan psikis anak didik. Dengan mengerti hal-hal guru akan
4. Kompetensi Sosial
bekerja secara padu dan simultan ketika seseorang berfikir dan atau
21
Kompentensi Sosial :
dalam Sumardi
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus.15
belajar, dan penilaian hasil belajar”. Hukum positif Indonesia ini (ius
diharapkan tercapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran.
technology).16
komunikasi (information and communcation technology).
16
Arif Rahman, Pengembangan RPP,
RPP, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hlm. 20.
24
tulisan.
keragaman budaya.
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dialami.
C. Mengajar
adalah usaha secara sistematis dan fragmatis dalam membantu siswa agar
oleh guru tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dalam mengajar
17
M. Ali, Guru dan Proses Belajar Mengajar,
Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 1987), hlm. 12.
18
Zulhairini, Methodik Khusus Pendidikan Agama Islam,
Islam, (Surabaya : Usaha Nasional,
1978), hlm. 27.
26
kehidupan sehari-hari.
manusia.
terhadap pendekatan Ijtihad para alim ulama’ (Qiyas dan Ijma’) yang
pembina ilmu.19
19
Zakiah Drajat, Metodologi Pengajaran Islam,
Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1990 ), hlm. 92.
27
2. Berilmu
4. Berkelakuan Baik.21
1. Peryaratan administratif
20
Umur Hamalik, Perencanaan Pengajaran, (Bandung : Citra Aditiya Bakti, 1990),
hlm. 15.
21
Zakiah Drajat, Op. cit., hlm. 43.
28
yang ada.
2. Persyaratan teknis
pendidikan guru.
3. Persyaratan psikis
4. Persyaratan fisik
bagaimana berpakaian.
siswa.
sebagai guru.
a. Faktor Guru
b. Faktor Siswa
kepribadian.
c. Faktor Kurikulum
d. Faktor Lingkungan
belajar-mengajar.
cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi
bahan, serta media atau alat apa yang diperlukan untuk mendukung
Manfaat yang didapat dari rencanaan pengajaran yang baik antara lain :
Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap
Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru maupun siswa.
4. Konsep Operasional
berikut:
22
Ibid.,
Ibid., hlm. 65.
23
Arif Rahman, “Manfaat RPP bagi Guru Bidang Studi”, artikel ilmiah yang dimuat
dalam website www.manfaatrpp.com_diakses pada 10 Mei 2013.
32
secara benar.
BAB III
III
METODOLOGI PENELITIAN
dimulainya pebruari
pebruari –April
–April 2016
2016 Adapun lokasi penelitian dilakukan di SDN
yang menjadi obyek penelitian ini adalah kemampuan guru agama membuat
hanya mengambil sebagian dari objek yang diteliti, tetapi hasilnya dapat
diteliti. Sedangkan sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili
33
34
populasinya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru bidang studi yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah guru pendidikan agama Islam
1. Observasi (observation),
(observation), untuk memperoleh data dari lapangan penulis
2. Wawancara (interview)
(interview), untuk memperoleh informasi dan kejelasan
atau responden.
responden.
3. Dokumentasi (documentation),
(documentation), Teknik ini digunakan untuk
berbentuk RPP bagi guru atau berbentuk buku yang ada hubungannya
dengan penelitian.
35
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arif Rahman, “Manfaat RPP bagi Guru Bidang Studi”, artikel ilmiah yang dimuat
dalam website www.manfaatrpp.com_diakses
www.manfaatrpp.com_diakses pada 10 Mei 2013.
Peter Salim & Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer,
Kontemporer, Modern
English Pers, Jakarta, 1991.