Anda di halaman 1dari 2

BAB XII

Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil


interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang
hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial merupakan bagian dari lingkungan masyarakat,
merupakan alat bagi manusia untuk pengembangan manusia yang terbaik dan cerdas
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di sekolah dasar (SD). IPA
merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait
dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan
dan juga perkembangan Teknologi. Pembelajaran IPA diharapkan bisa menjadi wahana
bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih
lanjut dalam penerapan dalam kehidupan sehari-hari. (Surahman,dkk,2015)
Pembelajaran IPA bertujuan membantu siswa dalam memahami konsep IPA yang
berhubungan dengan fenomena alam, dapat menerapkan dalam kehidupan nyata sehari-
hari serta dapat mengambangkan keterampilan, menanamkan sikap ilmiah pada diri
peserta didik. Pembelajaran IPA secara bermakna mampu mengaktifkan siswa dalam
penguasan konsep dan mampu menerapkan ilmunya pada kehidupan sehari-hari, dengan
demikian maka pengaruh guru sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Guru
harus mampu menyajikan sebuah pembelajaran yang juga melibatkan siswa secara
langsung. Namun, dalam kenyataannya ketika proses pembelajaran IPA berlangsung
banyak pembelajarannya yang dilakukan secara konvensional dimana pembelajaran
berpusat pada guru dan berjalan satu arah tanpa melibatkan siswa secara langsung yang
dapat mengakibatkan pembelajaran secara pasif. (Cherly,dkk,2012)

 Permasalahan Pembelajaran IPA


Permasalahan pada pembelajaran IPA ini adalah kurangnya minat dan motivasi siswa
untuk  belajar IPA. Akibatnya, siswa tidak senang belajar sehingga hasil belajar siswa
rendah. Pemerintah telah menetapkan standar nasional pembelajaran IPA yang ditetapkan
di dalam Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendikas No. 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, atas dasar tersebut pihak
penyelenggara pendidikan menentukan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk
semua mata palajaran sebagai tolak ukur ketercapaian kompetensi mata pelajaran yang
telah dilaksanakan.
Dalam pasal 3 UU no 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, tertera bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Selanjutnya pasal 4 tentang tujuan pendidikan nasional menggariskan bahwa
pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan
jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dari rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dikemukakan di atas jelas
sekali betapa besar tanggung jawab kita dalam merencanakan dan melaksanakan dan
mengelola pendidikan pada umumnya pendidikan sains pada khususnya di negara tercinta
ini.
Lebih lanjut UU No 2 tahun 1989 mengenal tiga jenjang pendidikan: pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Masing-masing jenjang telah
ditegaskan tugasnya. dan jenjang pendidikan yang lebih rendah merupakan persiapan
bagi pendidikan yang lebih tinggi jenjangnya, dan juga sebagai persiapan memasuki
dunia kerja. Untuk keperluan modul ini hanya jenjang pendidikan dasar yang akan
diuraikan lebih lanjut, tugasnya yaitu:
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta
memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam
masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk
mengikuti pendidikan menengah (pasal 15 ayat 1).
Dengan membahas permasalahan pendidikan IPA tentang beberapa aspek pendidikan
sains, diharapkan dalam modul ini akhirnya dapat dikemukakan beberapa gagasan dalam
menyongsong tugas yang ditimpakkan pada kita semua untuk mengembangkan
kurikulum pendidikan sains untuk pendidikan dasar 9 tahun.

Anda mungkin juga menyukai