Anda di halaman 1dari 6

ILMU PENDIDIKAN

“PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU”

Dosen Pengampu
Ni Putu Widyasanti, M. Pd

Oleh:
1. Srinita Damayanti Pasaribu (2311031129)
2. Ni Kadek Suartami (2311031128)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN DHARMA ACARYA
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI MPU
KUTURAN SINGARAJA
2023
PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

A. Persyaratan Pendidikan Sebagai Ilmu


Menurut S. Brodjonagoro, ilmu pendidikan adalah sebuah teori pendidikan,
perenungan tentang pendidikan. Ilmu yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam
praktek pendidikan. Sedangkan, menurut Carter V Good, ilmu Pendidikan merupakan
sebuah bangunan pengetahunan yang sistematis mengenai aspek kuantitatif dan
objektif dari proses belajar.
Adapun beberapa persyaratan Pendidikan sebagai ilmu, yaitu:
1. Memiliki objek studi.
a. Objek material merupakan objek yang meliputi tentang perilaku seorang
manusia.
b. Objek formal merupakan objek yang menelaah tentang fenomena
pendidikan dalam perspektif yang luas dan integratif.
2. Memiliki sistematika.
a. Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi.
b. Melihat pendidikan sebagai upaya sadar.
c. Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, sekaligus upaya sadar
dengan mengantisipasi perkembangan sosio budaya di masa depan.
B. Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang membahas tentang masalah-masalah yang
bersifat ilmu, bersifat teori, ataupun bersifat praktis. Ilmu pendidikan juga berbicara
tentang masalah-masalah yang menyangkut segi pelaksanaan baik menyangkut teori,
pedoman-pedoman maupun prinsip-prinsip tentang pelaksanaan pendidikan. Ilmu
pendidikan sebagai suatu ilmu juga memiliki beberapa sifat diantaranya sebagai
berikut:
1. Ilmu Pendidikan Bersifat Empiris. Ilmu pendidikan bersifat empiris artinya ilmu
pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi kenyataan akal sehat serta
hasilnya tidak bersifat spekulatif. Atau dengan kata lain berdasarkan sumber yang
dapat dilihat langsung secara materi atau wujud fisik. Empiris dalam sejarah yaitu
sejarah yang memiliki sumber sejarah yang merupakan kenyataan dalam ilmu
sejarah.
2. Ilmu Pendidikan Bersifat Normatif. Ilmu pendidikan itu selalu berhubungan
dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah
manusia biasanya termasuk bidang filsafat yaitu filsafat antropologi. Pandangan
filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktek-
raktek pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur
yang dijunjung tinggi oeh seorang pendidik yang melaksanakan pendidikan. Nilai
yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia
yang ingin dicapai melalui praktek dan pengalaman mendidik, tetapi secara
normatif bersumber dari norma masyarakat, juga dari keyakinan keagamaan yang
dianut oleh seseorang.
3. Ilmu Pendidikan Bersifat Historisitas. Ilmu pendidikan bersifat historis karena
menguraikan teori sistem sepanjang zaman dan kebudayaan serta makna filosofis
yang berpengaruh pada zaman tertentu.
4. Ilmu Pendidikan Bersifat Teoritis-Praktis. Karena pada umumnya ilmu mendidik
tidak hanya mencari pengetahuan deskriptif tentang objek pendidikan, melainkan
ingin juga mengetahui bagaimana sebaiknya untuk berfaedah terhadap objek
didiknya. Jadi dilihat dari maksud dan tujuannya, ilmu mendidik boleh disebut
“ilmu yang praktis”, sebab ditujukan kepada praktik dan perbuatan-perbuatan
yang mempengaruhi anak didiknya. Jadi, dari praktik-praktik pendidikan disusun
pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran teoritis ini disusun dalam satu
sistem pendidikan yang biasanya disebut ilmu mendidik teoritis. Ilmu mendidik
teoritis ini disebut juga ilmu mendidik sistematis. Jadi sebenarnya kedua istilah itu
mempunyai arti yang sama, yaitu teoritis sama saja dengan sistematis.
5. Ilmu Pendidikan yang Berdimensi Rohani/Lahiriyah dan Batiniyah. Ilmu
pendidikan bersifat rohaniyah karena selalu memandang peserta didik sebagai
makhluk yang bersusila dan ingin menjadikannya sebagai makhluk yang beradab.
Selain itu juga situasi pendidikan yang berdasar atas tujuan manusia tidak
membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya. Sedangkan ilmu pendidikan
yang bersifat batiniyah yakni ilmu pendidikan yang dalam hal ini lebih tertuju
pada pemahaman batin atau kondisi jiwa seseorang.
C. Pengembangan Ilmu Pendidikan
Pengembangan pendidikan Indonesia adalah suatu wujud usaha yang bertujuan
agar masyarakat indonesia menjadi mandiri, bermutu, modern dan maju (Sudarsana,
2016). Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan mutu Pendidikan nasional
salah satunya dengan perubahan kurikulum. Kebijakan pengembangan pendidikan di
Indonesia telah berlangsung sejak lama. Peranan pemerintah dalam mengatur
pelaksanaan pendidikan melalui draf undang-undang wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun. Prioritas dalam pendidikan semakin ditekankan pada era kemerdekaan
sehingga memungkinkan tercapainya target wajib belajar 9 tahun. Upaya
meningkatkan mutu dan partisipasi pendidikan terus berlanjut hingga kini. Memasuki
era demokrasi, pendidikan dan pengajaran bertujuan membentuk manusia susila yang
cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Pada periode ini, pendidikan di Indonesia telah tersusun atas beberapa jenjang
yang merupakan pengembangan dari jenjang yang terdapat pada jaman pendudukan
Belanda. Jenjang pendidikan di Indonesia di zaman tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut. pendidikan di Indonesia memiliki misi untuk mengajarkan dan menerapkan
nilai-nilai Pancasila. Untuk melaksanakan misi tersebut, departemen pendidikan dan
kebudayaan menyusun kurikulum yang mencakup prinsip dasar Pancasila.
Implementasi dari misi tersebut diawali dengan perubahan kurikulum di setiap jenjang
pendidikan. Melalui kurikulum SD, pendidikan dasar diharapkan dapat
menyampaikan materi untuk mempertinggi mental budi pekerti, memperkuat
keyakinan agama, serta mempertinggi kecerdasan dan keterampilan.
Peningkatan pendapatan negara dari penjualan minyak membuat pemerintah
mampu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk kebutuhan Pendidikan.
Pemerintah kemudian mendirikan SD Inpres (Instruksi Presiden), merekrut lebih
banyak guru, mencetak buku pelajaran, dan mendirikan pusat pelatihan
keterampilan.Pendidikan Indonesia berkembang pesat, jumlah angka buta huruf di
golongan usia muda Indonesia. Pendirian SD Inpres, bersama dengan sekolah lainnya,
membuat tingkat buta huruf di Indonesia menurun signifikan. Pemerintah terus
berusaha agar pendidikan dapat menyebar dan dirasakan oleh hampir seluruh
penduduk Indonesia. Pendidikan Indonesia menekankan pada pengembangan SDM
yang mampu menjawab tantangan masa depan. Terdapat empat prioritas utama
pelaksanaan pendidikan yaitu: Penuntasan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun.
Peningkatan mutu semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan. Menghubungkan
kebutuhan antara pendidikan dan industri. Peningkatan kemampuan penguasaan iptek.
Pemerintah juga berusaha meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan
jumlah dan mutu pengajar, peningkatan mutu proses belajar mengajar, dan
peningkatan kualitas lulusan. Pemerintah juga berusaha menciptakan sekolah unggul
dan mengembangkan kurikulum yang menekankan perbaikan metode mengajar dan
perbaikan guru.
Seiring dengan meningkatnya mutu dan partisipasi pendidikan dasar di Indonesia,
dan berkembangnya minat terhadap pendidikan menengah, isu pendidikan di
Indonesia kini beralih pada jenjang pendidikan tinggi. Meskipun demikian,
pendidikan tinggi juga mesti berbenah untuk melahirkan lulusan yang berkualitas dan
tenaga pemikir yang handal sehingga dapat meningkatkan strata sosial masyarakat
Indonesia yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara


Hariyanto, & Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mudjiono & Dimyati. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Uhbiyati & Abu. 2009. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Yanto, Arman. 2017. Perkembangan Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai