JURUSAN DHARMA ACARYA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI MPU KUTURAN SINGARAJA 2023 PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU
A. Persyaratan Pendidikan Sebagai Ilmu
Menurut S. Brodjonagoro, ilmu pendidikan adalah sebuah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Ilmu yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek pendidikan. Sedangkan, menurut Carter V Good, ilmu Pendidikan merupakan sebuah bangunan pengetahunan yang sistematis mengenai aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar. Adapun beberapa persyaratan Pendidikan sebagai ilmu, yaitu: 1. Memiliki objek studi. a. Objek material merupakan objek yang meliputi tentang perilaku seorang manusia. b. Objek formal merupakan objek yang menelaah tentang fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integratif. 2. Memiliki sistematika. a. Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi. b. Melihat pendidikan sebagai upaya sadar. c. Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi perkembangan sosio budaya di masa depan. B. Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan Ilmu pendidikan adalah ilmu yang membahas tentang masalah-masalah yang bersifat ilmu, bersifat teori, ataupun bersifat praktis. Ilmu pendidikan juga berbicara tentang masalah-masalah yang menyangkut segi pelaksanaan baik menyangkut teori, pedoman-pedoman maupun prinsip-prinsip tentang pelaksanaan pendidikan. Ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu juga memiliki beberapa sifat diantaranya sebagai berikut: 1. Ilmu Pendidikan Bersifat Empiris. Ilmu pendidikan bersifat empiris artinya ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi kenyataan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. Atau dengan kata lain berdasarkan sumber yang dapat dilihat langsung secara materi atau wujud fisik. Empiris dalam sejarah yaitu sejarah yang memiliki sumber sejarah yang merupakan kenyataan dalam ilmu sejarah. 2. Ilmu Pendidikan Bersifat Normatif. Ilmu pendidikan itu selalu berhubungan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia biasanya termasuk bidang filsafat yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktek- raktek pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oeh seorang pendidik yang melaksanakan pendidikan. Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktek dan pengalaman mendidik, tetapi secara normatif bersumber dari norma masyarakat, juga dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang. 3. Ilmu Pendidikan Bersifat Historisitas. Ilmu pendidikan bersifat historis karena menguraikan teori sistem sepanjang zaman dan kebudayaan serta makna filosofis yang berpengaruh pada zaman tertentu. 4. Ilmu Pendidikan Bersifat Teoritis-Praktis. Karena pada umumnya ilmu mendidik tidak hanya mencari pengetahuan deskriptif tentang objek pendidikan, melainkan ingin juga mengetahui bagaimana sebaiknya untuk berfaedah terhadap objek didiknya. Jadi dilihat dari maksud dan tujuannya, ilmu mendidik boleh disebut “ilmu yang praktis”, sebab ditujukan kepada praktik dan perbuatan-perbuatan yang mempengaruhi anak didiknya. Jadi, dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran teoritis ini disusun dalam satu sistem pendidikan yang biasanya disebut ilmu mendidik teoritis. Ilmu mendidik teoritis ini disebut juga ilmu mendidik sistematis. Jadi sebenarnya kedua istilah itu mempunyai arti yang sama, yaitu teoritis sama saja dengan sistematis. 5. Ilmu Pendidikan yang Berdimensi Rohani/Lahiriyah dan Batiniyah. Ilmu pendidikan bersifat rohaniyah karena selalu memandang peserta didik sebagai makhluk yang bersusila dan ingin menjadikannya sebagai makhluk yang beradab. Selain itu juga situasi pendidikan yang berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya. Sedangkan ilmu pendidikan yang bersifat batiniyah yakni ilmu pendidikan yang dalam hal ini lebih tertuju pada pemahaman batin atau kondisi jiwa seseorang. C. Pengembangan Ilmu Pendidikan Pengembangan pendidikan Indonesia adalah suatu wujud usaha yang bertujuan agar masyarakat indonesia menjadi mandiri, bermutu, modern dan maju (Sudarsana, 2016). Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan mutu Pendidikan nasional salah satunya dengan perubahan kurikulum. Kebijakan pengembangan pendidikan di Indonesia telah berlangsung sejak lama. Peranan pemerintah dalam mengatur pelaksanaan pendidikan melalui draf undang-undang wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Prioritas dalam pendidikan semakin ditekankan pada era kemerdekaan sehingga memungkinkan tercapainya target wajib belajar 9 tahun. Upaya meningkatkan mutu dan partisipasi pendidikan terus berlanjut hingga kini. Memasuki era demokrasi, pendidikan dan pengajaran bertujuan membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Pada periode ini, pendidikan di Indonesia telah tersusun atas beberapa jenjang yang merupakan pengembangan dari jenjang yang terdapat pada jaman pendudukan Belanda. Jenjang pendidikan di Indonesia di zaman tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. pendidikan di Indonesia memiliki misi untuk mengajarkan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila. Untuk melaksanakan misi tersebut, departemen pendidikan dan kebudayaan menyusun kurikulum yang mencakup prinsip dasar Pancasila. Implementasi dari misi tersebut diawali dengan perubahan kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Melalui kurikulum SD, pendidikan dasar diharapkan dapat menyampaikan materi untuk mempertinggi mental budi pekerti, memperkuat keyakinan agama, serta mempertinggi kecerdasan dan keterampilan. Peningkatan pendapatan negara dari penjualan minyak membuat pemerintah mampu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk kebutuhan Pendidikan. Pemerintah kemudian mendirikan SD Inpres (Instruksi Presiden), merekrut lebih banyak guru, mencetak buku pelajaran, dan mendirikan pusat pelatihan keterampilan.Pendidikan Indonesia berkembang pesat, jumlah angka buta huruf di golongan usia muda Indonesia. Pendirian SD Inpres, bersama dengan sekolah lainnya, membuat tingkat buta huruf di Indonesia menurun signifikan. Pemerintah terus berusaha agar pendidikan dapat menyebar dan dirasakan oleh hampir seluruh penduduk Indonesia. Pendidikan Indonesia menekankan pada pengembangan SDM yang mampu menjawab tantangan masa depan. Terdapat empat prioritas utama pelaksanaan pendidikan yaitu: Penuntasan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan. Menghubungkan kebutuhan antara pendidikan dan industri. Peningkatan kemampuan penguasaan iptek. Pemerintah juga berusaha meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan jumlah dan mutu pengajar, peningkatan mutu proses belajar mengajar, dan peningkatan kualitas lulusan. Pemerintah juga berusaha menciptakan sekolah unggul dan mengembangkan kurikulum yang menekankan perbaikan metode mengajar dan perbaikan guru. Seiring dengan meningkatnya mutu dan partisipasi pendidikan dasar di Indonesia, dan berkembangnya minat terhadap pendidikan menengah, isu pendidikan di Indonesia kini beralih pada jenjang pendidikan tinggi. Meskipun demikian, pendidikan tinggi juga mesti berbenah untuk melahirkan lulusan yang berkualitas dan tenaga pemikir yang handal sehingga dapat meningkatkan strata sosial masyarakat Indonesia yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hariyanto, & Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Mudjiono & Dimyati. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Uhbiyati & Abu. 2009. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Yanto, Arman. 2017. Perkembangan Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan.