SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI
Oleh :
2286170045
SKRIPSI
Menyetujui,
i
LEMBAR PERNAYATAAN
NIM : 2286170045
2286170045
ii
MOTTO
“DO THE BEST AND PRAY, GOD WILL TAKE CARE OF THE REST”
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
tuhan semesta alam, yang maha rahman dan rahim, serta pencipta jagat raya
beserta seluruh isinya untuk kesejahteraan umat manusia, atas rahmat dan
hidayahnya kita semua selalu diberikan kesehatan baik rohani maupun jasmani,
tidak lupa juga shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pewaris risalah kenabian beliau
sehingga akhir zaman. Sehingga peneliti bersyukur dapat menyelesaikan Skripsi
dengan judul “PERAN GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN CIVIC DISPOSTION
BAGI PESERTA DIDIK”. Pembuatan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
sebagian persyaratan skripsi guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
2286170045
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERAN GURU
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM
MENANAMKAN CIVIC DISPOSITION BAGI PESERTA DIDIK”. Salawat
serta salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabat. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
mengikuti ujian sarjana Pendidikan di jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Dalam penulisan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyadari atas
segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini baik segi materi, tata
bahasa, maupun teknik penyajian. Dengan demikian, penulis banyak mendapat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Ratna Sari Dewi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Febrian Alwan Bahrudin, M.Pd. selaku dosen pembimbing I
Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
3. Bapak Dinar Sugiana Fitrayadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing II
Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
5. Ibu Reni Herdiani, A.Md. selaku staf tata usaha yang selalu memberikan
informasi mengenai perkuliahan dari 2017 sampai sekarang.
6. Narasumber Bapak Kuwat Purwachjo, S.Pd selaku guru Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA Negeri 3 Kota Taangerang
7. Narasumber Ibu Margiyati, S.Pd. selaku guru Pendidikan Pancasila
Kewarganegaraan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang.
8. Kedua orang tua yang tidak pernah berhenti memberikan do’a dan
dukungannya dalam penulisan skripsi ini.
9. Untuk orang yang spesial Azizil Arif yang selalu memberikan motivasi,
semangat, diskusi, dan menemani penulis hingga menyelesaikan skripsi ini
v
10. Teruntuk aa Prastiyo Umardani yang telah membantu serta mendukung
dalam penyusunan skripsi ini
11. Teman-teman kostan syari’ah yang selalu ada buat menemani penulis
penelitian, bantuan, canda tawa dan motivasi.
12. Teman-teman Keluarga Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
angkatan 2017 yang telah membantu serta mendukung dalam penyusunan
SKRIPSI ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
vi
PERAN GURU PENDIDIKAN PACASILA DAN KEWARGANEGARAAN
DALAM MENANAMKAN CIVIC DISPOSITION BAGI PESERTA DIDIK
Studi deskriptif di SMA Negeri 3 Kota Tangerang
Oleh :
Panca Nanda Putri
2286170045
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi masih banyaknya peserta didik yang belum
mengetahui atau mempunyai sikap civic dispostion dan terdapat beberapa peserta
didik yang terlambat datang ke sekolah dan saat pembelajaran berlangsug tidak
disiplin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimana peran guru
PPKn dalam membentuk Civic Disposition pada peserta didik di SMA Negeri 3
Kota Tangerang. 2) Bagaimana peserta didik dalam mengimplementasikan civic
disposition. 3) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat serta solusi
dalam pembentukan Civic Disposition bagi guru PPKn terhadap peserta didik di
SMA Negeri 3 Kota Tangerang. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini ialah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peran dan cara guru dalam membentuk civic
disposition di SMA Negeri 3 Kota Tangerang. Informator (guru selaku pelaksana
dalam membentuk civic disposition pada pembelajaran PPKn). Director (guru
membimbing dalam pembentukan civic disposition di kelas, pembelajaran yang
dalam menanamkan civic disposition. Diantaranya yaitu melalui nilai ketaqwaan
dan keimanan, nilai kejujuran, nilai kepedulian, nilai kebersamaan, dan nilai etika
atau sopan santun. Sedangkan faktor penghambatnya ialah faktor internal
kurangnya fasilitas belum mampu menciptakan suasana kondusif dan produktif
untuk memberikan pengalaman belajar pada peserta didik secara proaktif dan
interaktif dalam proses belajar, dan faktor ekternalnya ialah kurangnya dukungan
dari orangtua kepada peserta didik dalam pembelajaran di sekolah.
vii
THE ROLE OF PANCASILA AND CITIZENSHIP EDUCATION
TEACHERS IN INSTILLING CIVIC DISPOSITION FOR STUDENTS
Desscriptive Study at SMA Negeri 3 Tangerang City
By :
2286170045
ABSTRACT
The background of this research is that there are still many students who do not
know or have a civic disposition and there are some students who come late to
school and are not disciplined when learning takes place. This study aims to find
out 1) How is the role of Civics teachers in shaping the Civic Disposition of
students at SMA Negeri 3 Tangerang City. 2) How do students implement civic
disposition. 3) What factors support and hinder as well as solutions in the
formation of Civic Disposition for Civics teachers towards students at SMA
Negeri 3 Tangerang City. The research method used in this study is a descriptive
method with a qualitative approach. The results showed that the role and methods
of teachers in shaping civic disposition at SMA Negeri 3 Tangerang City.
Informator (teachers as implementers in shaping civic disposition in Civics
learning). Director (teachers guide in the formation of civic dispositions in the
classroom, deep learning in instilling civic dispositions. Among them are through
the values of piety and faith, the value of honesty, the value of caring, the value of
togetherness, and the value of ethics or manners. While the inhibiting factor is the
internal factor of the lack of facilities has not been able to create a conducive and
productive atmosphere to provide learning experiences for students proactively
and interactively in the learning process, and the external factor is the lack of
support from parents to students in learning at school.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................
i
MOTTO ...................................................................................................................
iii
ABSTRAK ...............................................................................................................
vii
ABSTRACT .............................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUHAN
1. Latar Belakang Masalah.................................................................................
1
2. Identifikasi Masalah ......................................................................................
6......................................................................................................................
3. Perumusan Masalah ......................................................................................
6
4. Tujuan Penelitian ..........................................................................................
7
5. Manfaat Hasil Penelitian................................................................................
7
ix
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Guru .....................................................................................
8
2. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan........................
10
3. Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.......................
12
4. Karakter Kewarganegaraan (Civic Disposition).....................................
14
5. Nilai-nilai Pembentukan Karakter ..........................................................
15
6. Langkah-langkah Pembentukan Karakter...............................................
16
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Tirta Sari 2016........................................................................................
18
2. Rima Yuliani 2020..................................................................................
18
x
B. Pembahasan .............................................................................................. 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................ 56
B. Saran ....................................................................................................... 57
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran D (Dokumen-Dokumen)
xiii
Daftar Riwayat Hidup
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kemajuan
bangsa, karena melalui pendidikan kita bisa mengarahkan, membimbing dan
membina dengan cerdas berakhlak mulia, berkarakter, dan memiliki rasa cinta
tanah air. Masalah pendidikan tidak akan selesai dibicarakan di Indonesia,
karena pendidikan di Indonesia tetap berjalan meskipun banyak kemajuan,
dan banyak permasalahan yang lebih mendasar dari sekedar peningkatan
sekolah formal di Indonesia.
Pendidikan merupakan usaha membina dan mengembangkan kepribadian
manusia baik jasmani maupun rohani. Pendidikan itu merupakan proses
pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang dalam mendewasakan melalui
pengajaran dan latian. Dengan begitu pendidikan kita bisa mendewasakan
diri karena pendidikan itu memberikan dampak yang sangat positif kepada
peserta didik dan juga memberikan keterampilan, kemampuan mental bagi
peserta didik.
Pendidikan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 Sistem Pendidikan
Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.
Pendidikan sangat penting bagi masyarakat, demi kualitas bangsa sangat
bergantung pada pendidikan yang ada pada masyarakat bangsa tersebut.
Pendidikan itu merupakan usaha orangtua yang mempunyai tanggungjawab
kepada anaknya yang berkaitan denga moral dari dan segala perbuatannya.
Orang tua yaitu orang yang memiliki kewajiban untuk mendidik dan
membentuk suatu perbuatan anak. Pendidikan bisa memberikan dampak
1
2
positif bagi generasi muda untuk menyiapkan generasi yang baik bagi
negaranya. Maka untuk pendidik perlu kesabaran dalam mendidiknya.
Pendidikan salah satu peranan yang sangat penting yang dapat
menentukan kualitas suatu negara, ketika kualitas pendidikan disuatu negara
bagus, jika pendidikan sudah berkulitas bagus maka negara akan dikatakan
negara yang maju, maka dari itu pentinya kita mendahulukan kualitas
pendidikan haruslah diperhatikan untuk mendapatkan kualitas sumber daya
manusia yang bagus dan unggul agar dapat membantu terhadap kualitas suatu
negara. Karena kualitas pendidikan di negara Indonesia belum mencapai
maksimal dalam kualitas pendidikannya, seperti pada era globalisasi saat ini
banyak sekali tantangan-tantangan yang harus dihadapi untuk dapat terus
meningkat kualitas pendidikan. Maka disini sangatlah penting peran
pendidikan disinilah harus dapat dimaksimalkan agar mendapatkan kualitas
sumber daya manusia yang bagus dan berkompeten untuk dapat menghadapi
persaingan atau tantangan secara internasional, pembaharuan, dan selalu
meningkatkan pendidikan di indonesia.
Pendidikan merupakan sebuah sarana yang sangat penting dan harus
komponen sesuai dengan tujuan, proses belajar mengajar antara peserta didik
dengan gurunya agar, dapat terciptanya sumber daya manusia menjadi lebih
baik. Apalagi pendidikan sangatlah penting dan diperlukan karena pendidikan
kita bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk bagi kita. Pendidikan
merupakan modal yang penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat
dalam pendidikan di Indonesia dapat diperoleh banyak pengetahuan seperti,
pengetahuan tentang moral, agama, kedisiplin dan lain sebagainya. Dalam
pendidikan Indonesia pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di
sekolah ataupun diperguruan tinggi melalui bidang studi yang di pelajari
dengan cara pemecahan persoalan, pemecahan berbagai masalah serta
menyimpulkannya.
sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari dan dialami oleh seseorang.
Karakter privat seperti: tanggungjawab moral, disiplin diri, dan penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu, maupun karakter
publik seperti: kepedulian sebagai warga negara, kesopanan, mengindahkan
aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar,
bernegosiasi dan kompromi merupakan karakter yang sangat diperlukan dalam
berdemokrasi. Pada dasarnya civic disposition ada dalam diri peserta didik
merupakan komponen penting dari pendidikan Kewarganegaraan yang
bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
memiliki sopan santun yang baik, patuh kepada hukum, jujur, menghormati
hak dan kewajiban individu lain. Sebagaimana sudah dijelaskan diatas, bahwa
civic disposition merupakan salah satu komponen utama dari komponen
Kewarganegaraan yang secara umum mempunyai peran dalam mengantarkan
warga negara menjadi semakin tertib dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Dari berbagai pernyataan diatas maka jelas sekali bahwa guru Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan
anak didiknya ke arah yang lebih baik dan berperilaku positif dalam
menanamkan Civic Disposition bagi peserta didik. Pada masa ini, banyak
sekali terjadi pergeseran dalam pendidikan di Indonesia, baik dengan
sistemnya, kurikulumnya, metodenya, medianya, dan terutama etika dan
karakter peserta didik yang menjadi sorotan utamanya. Karena, hal ini dapat
9
disebabkan pudarnya nilai-nilai dan tata aturan yang semakin kesini semakin
berubah. Zaman sekarang banyak diantara peserta didik disekolah sudah tidak
memiliki rasa hormat dan segan terhadap guru-guru disekolah, tidak hanya itu
bahkan kepada orang tuanya sendiri pun melakukan hal yang sama. Hal
tersebut dimulai karena tidak ada karakter atau watak yang selalu ditanamkan
dari dirinya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan
beberapa permasalahan yang ada dalam penelitian, maka dari identifikasi
permasalahannya sebagai berikut :
1. Masih di temukan beberapa peserta didik yang belum memahami dan
menerapkan Civic Disposition dengan baik
2. Masih terdapatnya beberapa peserta didik yang tidak saling menghormati
antar sesama ditandai dengan adanya peserta didik yang tidak saling
menghargai
3. Masih adanya beberapa hambatan yang ditemui dalam menanamkan Civic
Disposition bagi peserta didik
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana peran guru PPKn dalam membentuk Civic Disposition pada
peserta didik di SMA Negeri 3 Kota Tangerang?
2. Bagaimana peserta didik dalam mengimplementasikan Civic Disposition?
3. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat serta solusi dalam
pembentukan Civic Disposition bagi guru PPKn terhadap peserta didik di
SMA Negeri 3 Kota Tangerang?
10
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peran guru PPKn dalam membentuk Civic Disposition
pada peserta didik di SMA Negeri 3 Kota Tangerang
2. Untuk mengetahui peserta didik dalam mengimplementasikan Civic
Disposition
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
serta solusi dalam pembentukan Civic Disposition bagi guru PPKn
terhadap peserta didik di SMA Negeri 3 Kota Tangerang
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
keilmuan mengenai penanaman Civic Disposition dalam pembelajaran
PPKn.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan bahan untuk
meningkatkan Civic Disposition, membantu dalam pencapaian tujuan
yang telah ditentukan dan dapat dijadikan acuan
b. Bagi Peserta Didik
Dalam pembelajaran mata pelajaran PPKn diharapkan dapat
meningkatkan kemampuanpeserta didik dalam berpikir kritis
berdasarkan fakta yang telah terjadi dalam pembelajaran PPKn serta
dapat menyerap penanaman Civic Dispositionterhadap diri peserta
didik
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengalaman lebih
dalam berpikir dan memecahkan masalah yang terjadi bagi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan peran guru ppkn dalam
menanamkan Civic Disposition terhadap diripeserta didik.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
11
ACUAN TEORITIK
A. Acuan Teoritik
1. Guru
Guru dikatakan sebagai sistem pendidikan yang tauladan. Guru
adalah sosok yang di gugi dan ditiru dari setiap perilaku, perkataan,
serta sikapnya oleh seluruh peserta didik. Seperti menurut Tirtahardja
dalam Rima Yuliani (2020:12) mengemukakan bahwa guru adalah
orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik.
Dari pendapat tersebut guru merupakan sosok penting dalam
pelaksanaan pendidikan yang memiliki tanggung jawab besar dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik yaitu
sebuah proses pendidikan.
Sadulloh Uyoh (2015 :132) menjelaskan, “Guru merupakan
pendidik kedua setelah orang tua yang diberi tugas khusus untuk
mencerdaskan anak bangsa. Guru tidak bisa disebut secara wajar dan
alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orang
tua sebagai pengganti orang tua di sekolah. Mereka menjadi pengganti
karena tuntutan profesinya menjadi seorang guru”.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa seorang guru harus
mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik masing-
masing tujuannya agar peserta didik dapat menjadi insan yang
berkualitas dalam berbagai bidang, bidang sosial sebagai makhluk
individu yang mandiri dan bertanggungjawab karena itu guru sebagai
pengganti orang tua di sekolah.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Bab 1 Pasal 1, dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesonal
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Selain itu juga, peran guru dalam kelas dapat mendukung
12
13
karakter yang baik pada peserta didik sebagai warga negara Indonesia
mencerminkan karakter yang ada di Indonesia. Diyakini bahwa
penduduk Indonesia yang berjiwa besar dapat memilih mana dampak
positif globalisasi yang harus diambil dan dampak negatif dari
globalisasi, namun pada umumnya apa yang dicapai dalam mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran dapat
menumbuhkan kemampuan peserta didik sejauh informasi diperoleh
peserta didik dari bagian-bagian orang bawaan peserta didik. Hal ini
sesuai dengan sasaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran pengembangan karakter.
Menurut Darmadi (2012) menyatakan bahwa Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan bertujuan untuk merencanakan, membina, dan
menciptakan pengetahuan serta kemampuan dasar peserta didik yang
berkaitan dengan hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga
negara Indonesia yang baik. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam
Kemendikbud RI (2017) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
yaitu terwujudnya warga negara yang cerdas dan baik, khususnya
tumbuh kembangnya sebuah bangsa yang menggambarkan suatu
pembangunan, daya tanggap, kekritisan, dan kreatifitas sosial yang
berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dengan cara damai, kreatif, dan tertib sebagai cerminan norma, nilai,
dan moral Pancasila.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk membentuk masyarakat yang produktif,
berkarakter, demokratis, jujur, amanah, cerdas dan bertanggung jawab
berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika
dan NKRI.
Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah untuk
membentuk warga negara yang baik. Wahab (2011:154) warga negara
yang baik adalah warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan dengan baik hak-hak dan kewajibannya sebagai individu
warga negara memiliki tanggung jawab sosial, mampu memecahkan
20
that we wnt them to be able to judge what is right care deeply about
what is right, and then do what they believe to be right, even in the
face of pressure from without and templation from within” (Elkind &
Sweet dalam Mas, 2013). Artinya, pendidikan karakter adalah upaya
untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan
nilai-nilai etika. Ketika seseorang berpikir bahwa karakter bisa menilai
baik nya, peduli apa yang harus di perdulikan, dan melakukan apa
yang diinginkan.
Pembentukan karakter juga bisa dari sekolah maupun luar sekolah
yang memperhatikan sumber moral untuk tujuan pendidikan.
Pendidikan suatu proses pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang masa. Membentuk karakter adalah suatu proses yang
berlangsung untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dalam
pembentukan. Peserta didik akan tumbuh berkarakter di lingkungan
yang berkarakter juga.
Ilmu Kewarganegaraan (civics) maupun Pendidikan
Kewarganegaraan (civic education) keduanya memegang peran yang
amat sentral dalam meningkatkan kompetensi kewarganegaraan
peserta didik. Civics memiliki tiga komponen utama yaitu civic
knowledge, civic skill, dan civic disposition yang dimana setiap warga
negara diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan
kewarganegaraan, mampu menerapkan kemmapuan dirinya sesuai
dengan pengetahuan yang di miliki serta mampu berperilaku sesuai
dengan kepribadian bangsa dan Negar. Dalam penelitian ini terfokus
pada satu komponen dari pendidikan kewarganegaraan yakni civic
disposition.
Sebagaimana adapun pendapat Lickona (2013 :72) Aristoteles
mengatakan bahwa karakter yang baik dapat dilihat dengan melakukan
tindakan yang benar dengan diri seseorang dan diri orang lain.
Sedangkan menurut Kemdiknas (2011: 8) karakter ialah perilaku
tindakan yang berakar pada nilai-nilai berdasarkan landasan tertentu
26
g. Nilai etika atau sopan santun artinya semua sikap yang terkait
dengan cara bertindak dan tutur kata sesuai dengan adat istiadat
dan norma yang berlaku di dalam masyarakat yaitu norma agama,
norma kesopanan, norma kesusilaan, dan norma hukum
40
41
GURU PPKn
PESERTA DIDIK
Gambar 3 Triangulasi Sumber
b. Triangulasi Teknik
Menurut Sugiyono (2017: 274) Triangulasi teknik untuk
menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian
kredibilitas data tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda,
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan atau yang lain, untuk mestikan data mana yang
dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda. Adapun penelitian ini diliputi dengan
adanya wawancara observasi dan dokumentasi.
WAWANCARA
OBSERVASI DOKUMENTASI
c. Triangulasi Waktu
Menurut Sugiyono (2017: 274) waktu juga sering
mempengruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik
wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum
banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian
datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek
hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data. triangulasi juga dapat dilakukan dengan cara
mengecek hasil penelitian,dari tim peneliti lain yang yang diberi
tugas melakukan pengumpulan data di pagi, siang dan sore hari.
PAGI
SIANG SORE
1. Gambaran Umum
Pemaparan hasil penelitian di SMA Negeri 3 Kota Tangerang menguraikan
beberapa gambaran umum mengenai Profil dari SMA Negeri 3 Kota
Tangerang, sejarah SMA Negeri 3 Kota Tangerang, visi, misi, tujuan serta
pengembangan kurikulum SMA Negeri 3 Kota Tangerang, struktur Organisasi
SMA Negeri 3 Kota Tangerang, pemaparan hasil penelitian di SMA Negeri 3
Kota Tangerang akan di awali uraian profil SMA Negeri 3 Kota Tangerang
yang akan di paparkan sebagai berikut :
a. Profil SMAN 3 Kota Tangerang
Untuk memperjelas gambaran tempat penelitian, peneliti akan
mendeskripsikan lokasi tempat penelitian yang dilakukan. Berdasarkan
dokumen dari SMA Negeri 3 Kota Tangerang bahwa Sekolah Menengah Atas
Negeri (SMA) SMA Negeri 3 Kota Tangerang merupakan sekolah unggulan
yang berada di kota tangerang yang menempati gedung di jalan Jl. KH. Hasyim
50
51
Ashari No.6, Kec. Karang Tengah , Kota Tangerang, Prov. Banten, awal mula
berdiri SMA Negeri 3 Kota Tangerang yaitu keinginan masyarakat untuk
menempuh pendidikan formal yang berkualitas sangat tinggi, khususnya
masyarakat yang tinggal diperbatasan ibu kota. Dalam rangka memberikan
pelayanan terhadap masyarakat di wilayah perbatasan DKI Jakarta. Pemerintah
Pemda DKI membuka sekolah filial SMA Negeri XXVII Jakarta di Tangerang,
salah satunya cikal bakal SMA Negeri 3 Tangerang sekarang. Pada tahun 1977
SMA Negeri XXVII Jakarta membuka kembali SMA Negeri Filial di
Tangerang yaitu di Ciledug dan di Ciputat, yang sebelumnya telah sukses
mendirikan SMA Negeri Tangerang di jalan Makam Taman Pahlawan, yang
sekarang dikenal SMA Negeri 2 Tangerang dan resmi menjadi SMA Negeri
kedua di Tangerang pada tahun 1977.
Berbekal informasi bahwa di Ciledug pada waktu itu (Tahun 1977) ada
gedung sekolah kosong di daerah Kreo, tepatnya SD Kreo I, maka SMA Negeri
XXVII Jakarta membuka kembali SMAN Filial yang lebih dikenal SMA
Negeri Ciledug.Tahun pertama pendaftaran siswa baru dilaksanakan di SMP
Ciledug (SMPN I Ciledug sekarang SLTPN 3 Tangerang).Hal ini bertujuan
agar siswa lulusan SMP Ciledug bisa langsung masuk ke SMA Ciledug.Tetapi
diluar dugaan, ternyata siswa-siswa yang masuk ke SMA Negeri Ciledug pada
waktu itu, hanya siswa-siswa yang terlambat mendaftar kesekolah negeri
diJakartadan Tangerang. Namun demikian awal berdirinya SMA Ciledug
tersebut berhasil menampung 2 kelas (±70 orang siswa).
Awal Tahun Pelajaran dimulai Januari 1977, akhir tahun 1979
seharusnya sudah meluluskan, karena pada waktu itu diadakan tes prestasi
siswa, yang tujuannya untuk meningkatkan mutu siswa dan untuk menyamakan
Tahun Pelajaran Baru dengan luar negeri, maka waktu KBM ditambah satu
semester, sehingga baru bisa meluluskan angkatan pertama, pertengahan tahun
1980. Sejak tahun 1977 sampai tahun 1979 status sekolah merupakan kelas
jauh (Filial) dari SMA XXVII Jakarta di Tangerang. Tahun 1979 semua SMA
dan SMP yang tadinya Kantor Wilayahnya DKI Jakarta, menjadi bagian dari
wilayah Jawa Barat, sehingga status SMAN Ciledug sejak itu menjadi filial
SMAN 1 Tangerang.
52
Pada waktu itu SMA Negeri Ciledug dijabat oleh Bapak Drs. Sutono
(Guru SMAN 1 Tangerang), beliau bersama dengan pengurus BP3 berusaha
untuk mencari tanah agar lokasi SMA Negeri Ciledug bisa berdiri sendiri.
Karena lokasi sebelumnya (SDN I Kreo) walaupun statusnya untuk SMA
masih tetap digunakan. Berkat perjuangan para pendiri, akhirnya tahun 1983
SMA Negeri Ciledug yang berlokasi di SDN I Kreo setahap demi setahap bisa
pindah ke Rawa Kambing, berkat restu dan dukungan pula dari Pemerintah
setempat (Bapak Camat Ciledug). Pada tahun 1983 pula terjadi pengangkatan
Kepala Sekolah definitive yaitu Bapak Drs. Zainil Abidin Pramiady, BA
sehingga Bapak Drs. Sutono diangkat sebagai Wakil Kepala Sekolah sampai
tahun 1985. Bapak Drs. Sutono kembali lagi ke induknya (SMAN I Tangerang)
pada tahun 1985.
Sejalan dengan perkembangan dan pemekaran wilayah pada tahun 1993
status SMA Negeri Ciledug berada di wilayah Kota Tangerang yang
sebelumnya termasuk di wilayah Kabupaten Tangerang. Pada tahun 1996 nama
SMA Negeri Ciledug pun berubah namanya menjadi SMA Negeri 3
Tangerang. Sejak berdirinya (Tahun 1977) sampai sekarang (2012) SMA
Negeri 3 Tangerang telah dipimpin oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:
Awal berdiri 1977 s.d 1979 filial SMA Negeri 27 Jakarta dijabat Bapak
Drs. Sutono (SDN 1 Kreo), tahun 1979 s.d 1983 filial SMA Negeri 1
Tangerang dijabat Bapak Drs. Sutono (SDN I Kreo), pertengahan tahun 1983
s.d 1990 dipimpin oleh Bapak Zainal Abidin Pramiady, BA Sedangkan Bapak
Drs. Sutono menjadi wakilnya sampai tahun 1985 (sejak akhir tahun 1985)
Bapak Drs. Sutono kembali ke SMA N 1 Tangerang. Tahun 1990 s.d 1994
dipimpin oleh Bapak Drs. Sutono.
Tahun 1994 s.d 1998 dipimpin oleh Bapak Drs. Ridata Wiradihardja
(SMAN Ciledug berubah namanya menjadi SMAN 3 Tangerang) pada tahun
1996.Tahun 1998 (selama 3 bulan dijabat oleh Bapak Drs. Hudaya (Kepala
SMAN 7 Tangerang), tahun 1999 s.d 2001 dipimpin oleh Bapak Drs. Jusdi
(SMAN 3 Tangerang berubah namanya menjadi SMUN 3 Tangerang), tahun
2001 s.d 2004 dipimpin oleh Bapak Drs. M. Hidayat Arifin (pada tahun 2003
nama sekolah berubah kembali menjadi SMAN 3 Tangerang). Tahun 2004 s.d
53
2011 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Tata Suandana, tahun 2012 s.d 2015 Ibu
Dra. Lilik Istifa, M.Si. Tahun 2015 s.d 2020 Bapak Drs. Arbani M.Si, tahun
2020 s.d sampai sekarang Ibu Ruruh Wuryani, MM., M.Si.
Sejak berdiri tahun 1977 sampai sekarang 2014 SMAN 3 Tangerang
terus berbenah diri agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat.
b. Visi dan Misi
Visi
menjadi SMA yang unggul, berpretasi tinggi, berbudi pekerti luhur, dan
berbudaya lingkungan, serta dipercaya dan dibanggakan masyarakat
Misi
1) Melakukan kegiatan pembelajaran dengan mengutamakan pendalaman
pengkajian pengetahuan dan teknologi secara konseptual dan konstektual
2) Memberikan pelayanaan prima dalam proses pembelajaran secara
kooperatif dan demokratis dengan menutamakan pendidik sebagai
fasilitator dan dinamisator yang memanfaatkan sumber berbasis tik dan
disekitar sekolah
3) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya yang bersih, budaya yang
tertib, dan budaya kerja
4) Menumbuhkan penghaytan seni sebagai bagian dari kearifan lokal
5) Menumbuhkan budaya peduli terhadap lingkungan yang terintegrasi
dengan seluruh mata pelajaran
6) Mengembangkan life skill (kecakapan hidup) berbasis kewirausahaa dan
karakter masyarakat lokal dengan tidak menghilang kultur masyarakat
Indonesia khusunya di Provinsi Banten
7) Mengembangkan budaya kerjasama untuk membangun hubungan yang
harmonis antar warga sekolah dan masyarakat
8) Menganut management quality assurent
54
Tabel 4.1
Stuktur Pendidik
No Nama Jenis Kelamin Status Kepegawaian
1. Ruruh Wuryani, M.Si, M.M. P Kepala Sekolah
2. Mashudi, S.Ag, M.M L Wakil Kepala Sekolah
Bidang Humas
3. Drs. Kurnadi L Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan
4. Bahri, M.Pd L Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum
5. Asdiarnita, M.Pd P Wakil Kepala Sekolah
Bidang Sarana
Prasarana
6. Aeni Mutmainnah, S.Pd, M.M P Tenaga Pendidik/Guru
7. Agung Bachtiar, S.Pd L Tenaga Pendidik/Guru
8. Ani Prasetiyanti, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
9. Ani Suryani, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
10. Any Hastuti, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
11. Any Sukartini, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
12. Asrori, M.Pd.I, M.Ag L Tenaga Pendidik/Guru
13. Bekti Mahendra, S.Pd L Tenaga Pendidik/Guru
14. Desmiarti, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
15. Dewi Utari, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
16. Enjah Siti Khodijah, S.Pd.I P Tenaga Pendidik/Guru
17. Etty Suhaeti, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
18. Euys Eka Erawati, S.Si, M.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
19. Evi Vanda, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
20. Fazhar Yanuar Akbar, S.Pd L Tenaga Pendidik/Guru
21. Dra.Fitri Yeni, M. Pd P Tenaga Pendidik/Guru
22. Dra. Heryani Ekowati P Tenaga Pendidik/Guru
23. Ida Ruspita Sinaga, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
24. Intan Murni Wijaya, M.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
25. Intan Nurchoerani, M.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
26. Irfan, M. Kom L Tenaga Pendidik/Guru
27. Ivan, S.Kom L Tenaga Pendidik/Guru
28. Iwan Setiawan, S.Pd L Tenaga Pendidik/Guru
29. Joko Wihadi, S.Kom L Tenaga Pendidik/Guru
30. Jumiati, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
31. Komariyah, S.E P Tenaga Pendidik/Guru
32. Drs. Kurnadi L Tenaga Pendidik/Guru
33. Kuwat Purwachjo, S.Pd L Tenaga Pendidik/Guru
34. Margiyati, S.Pd P Tenaga Pendidik/Guru
35. Muhammad Salman A, S.Pd L Tenaga Pendidik/Guru
55
8. Mirza Faid L
9. M. Fadhlan Yanuar L
e. Sarana Prasarana
2. Gambaran khusus
Sebagaimana yang telah di jelaskan oleh peneliti pada BAB III, bahwa pada
penelitian yang berjudul peran guru pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
dalam menanamkan civic disposition bagi peserta didik. Pengambilan sumber data
yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui cara pembentukan civic
disposition peserta didik di sekolah SMA Negeri 3 Kota Tangerang. Responden
dalam penelitian ini adalah Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan
Peserta Didik.
Untuk menjawab rumusan masalah yang ada pada BAB I, maka penelitian
menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dokumentasi.
Dibawah ini akan di jabarkan beberapa riwayat informan melalui table, dalam
penyusunan jawaban pada penelitian ini, peneliti memberikan kode pada aspek-
aspek tertentu sebagai berikut :
Tabel 4.4
Riwayat Informan
Purnama Didik
62
Keterangan Informan :
Nilai ketaqwaan dan nilai keimanan adalah suatu kualitas yang bertujuan
untuk meningkatkan ketaqwaan dan keimanan peserta didik tentang agama
sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
maha Esa serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Proses menanamkan nilai ketaqwaan dan
keimanan guru harus menanamkan nilai tersebut melalui proses
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas yang dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari.
70
c. Nilai Kepedulian
Kepedulian adalah sikap yang dimana di dalamnya menampilkan sebuah
peduli baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat dalam
merespon suatu permasalahan untuk menjunjung tinggi rasa empati terhadap
orang lain. Peneliti mengamati, mewawancari, dan mendapatkan
dokumentasi dari pembelajaran PPKn yang dilaksanakan pada tanggal (16
November 2021) . hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara yang peneliti
lakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik (I5) sebagai
berikut:
“Saling mengingatkan jika teman yang lain tidak tahu atau sedang
terkena masalah”. (16 November 2021)
maka dari itu harus saling menghargai sesama. Menurut wawancara yang
dilakukan dengan Guru PPKn SMA Negeri 3 Kota Tangerang yaitu (I1)
sebagai berikut :
d. Nilai Kebersamaan
Kebersamaan seperti mencintai tanah air seperti gotong royong dan
adanya kebersamaan serta menjunjung tinggi nilai kebersamaan.
Peneliti mengamati, mewawancarai, dan mendapatkan dokumentasi
dari kegiatan gotong royong secara bersamaan pembelajaran PPKn di hari
senin tanggal (15 November 2021). Di dalam kegiatan pembelajaran ini
dimana pelajaran PPKn mengadakan yang namanya gotong royong di ikuti
oleh peserta didik. Menurut wawancara yang dilakukan oleh Guru PPKn
SMA Negeri 3 Kota Tangerang yaitu (I1) sebagai berikut :
jika kita cek seperti itu mereka akan terbiasa mengikuti aturan
kalau diluar sekolah paling kita hanya menyarankan punya target
kedepannya dengan seperti itu mungkin akan terbentuk mentaati
peraturan”.(15 November 2021)
Sejalan dengan pendapat peserta didik hal yang sama pun kembali
diungkapkan menurut wawancara yang dilakukan dengan peserta didik yaitu
(I12) sebagai berikut :
3. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat serta solusi dalam
pembentukan Civic Disposition bagi guru PPKn terhadap peserta didik
di SMA Negeri 3 Kota Tangerang
78
a. Faktor pendukung
Data mengenai faktor yang mendukung menanamkan civic disposition
di sekolah SMA Negeri 3 Kota Tangerang diperoleh berdasarkan kegiatan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data tersebut menunjukan bahwa
guru dan peserta didik merupakan faktor utama dalam proses menanamkan
civic disposition pada pembelajaran PPKn yaitu diantaranya:
1) Pihak Guru PPKn
Sekolah mempunya peran penting dalam mendukung terbentukya nilai
demoktrasi di lingkungan sekolah melalui pelajaran PPKn dengan ikut
berkontribusi dan mengarahkan serta memfasilitasi setiap pembelajaran
yang dilaksanakan oleh peserta didik dan guru pun ikut membantu dalam
pembelajaran PPKn.
Peneliti mengamati, mewawancarai, dan mendapatkan dokumentasi
dari pembelajaran PPKn ada fasilitas yang di berikan ketika belajar
mengajar ada pembelajaran di luar sekolah atau didalam dilakukan pada
tanggal (4 agustus 2021)) Menurut wawancara yang dilakukan dengan guru
PPKn yaitu (I1) sebagi berikut :
“Karakteristik, fasilitas, budaya religius di sekolah, pelayanan
sekolah, kebiasaan yang sudah terbentuk, jadi karakter-karakter
tersebut sudah terbentuk hanya tinggal diulas didalam materi”.
(wawancara tanggal 4 agustus 2021).
Selain dukungan dengan ikut serta dalam berbagai pembelajaran, guru
pun memberikan dukungan terhadap pembelajaran PPKn berupa fasilitas
untuk mendukung pembelajaran yang di lakukan pesertadidik Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru ppkn (I2) sebagai berikut:
“Ya, pendukungnya guru harus semangat, disiplin itu sama saja
mendorong peserta didik untuk semangat”. (wawancara tanggal 5
agustus 2021).
“Hambatan dari peserta didik itu dari faktor ekonomi dan dalam
berpikir apalagi kalau dirumah orangtua tidak perhatian dan tidak
mendukung anak untuk sekolah, tetapi kalau ada dukungan dari
orangtua itu peserta didik ada motivasinya, peserta didik datang
terlambat.”. (wawancara tanggal 5 agustus 2021).
menurut Adams dan Dickey (2012) guru sebagai pembimbing adalah guru
yang berkewajiban memberikan bantuan kepada peserta didik agar mampu
menemukan masalahnya sendiri, menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Peserta didik membutuhkan bantuan guru untuk mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran dan kesulitan dalam hubungan sosial. Karena itu, setiap guru
perlu memahami dengan baik sikap kepribadian dan cara belajar peserta
didik.
Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan
sistematik guru untuk membantu peserta didik dalam menentukan arah
hidupnya sendiri yang pada akhirnya memperoleh pengalaman yang dapat
menuntunpeserta didik dalam perkembangan jalan sesuai dengan tujuan
pendidikan. Tujuan dari bimbingan belajar untuk membantu peserta didik
agar dapat menyesuaikan yang baik didalam belajar tersebut, sehingga
peserta didik dapat belajar dengan kemampuan yang dimiliki dan mencapai
perkembangan yang optimal. Membimbing merupakan proses pembelajaran
yang di bantu oleh guru kepada peserta didik agar mampu mengembangkan
potensi yang dimilikinya, sehingga mereka dapat bertanggungjawab kepada
orang lain.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yantoro dan
Hayati, S (2020). Guru berperan penting untuk mendidik dan membimbing
peserta didiknya agar menjadi penerus bangsa yang berkarakter karena
peran guru tidak hanya mentranfer ilmu pengetahuan saja kepada peserta
didiknya. Oleh karena itu, guru memberikan bimbingan dan memimpin
semua peserta didik.
Dalam pembelajaran PPKn itu seluruh peserta didik di wajibkan atau di
tekankan harus menjadi manusia yang terampil dan bertanggungjawab di
dalam pembelajaran PPKn ini guru mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kegiatan pembelajarn PPKn atau diluar pembelajaran PPKn.
Dapat peneliti tarik kesimpulan bahwa pembelajaran PPKn sudah
berupaya menanamkan civic disposition melalui pelajaran PPKn yang
dimana didalam pembelajaran tersebut sudah menerapkan dan mengajarkan
tentang melalui kegiatan pembelajaran PPKn yang dimana di dalam
86
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Menurut Mufti’ah
(2017: 119) Sopan santun dalam kegiatan pembelajaran menggunakan
model pendidikan karakter dengan melakukan perencanaan dalam kegiatan
belajar mengajar, proses kegiatan belajar mengajar dan penilaian hasil
pembelajaran.
92
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Menurut Suryani
(2015) menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan sopan santun ditentukan
oleh berbagai faktor lingkungan yang mengelilinginya, baik faktor dari
dalam maupun dari luar. Dengan demikian pendidikan sopan santun tidak
dapat berdiri sendiri tetapi berhubungan dengan lingkungan masyarakat,
keluarga, dan pendidikan di sekolah.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian peran guru pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan dalam menanamkan civic disposition bagi peserta didik di
SMA Negeri 3 Kota Tangerang maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Menanamkan Civic Disposition yang di tanamkan dalam
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA
Negeri 3 Kota Tangerang adalah : Informator (Guru selaku pelaksana
dalam membentuk Civic Disposition pada pembelajaran PPKn) secara
tidak langsung bahwa menanamkan civic disposition telah di lakukan
yaitu di dalam pembelajaran PPKn ini peserta didik saling
menghormati satu sama lain dan disiplin dengan baik untuk
menjunjung tinggi rasa semangat kebangsaan. Selanjutnya, Director
(Guru membimbing dalam pembentukan Civic Disposition di kelas)
melalui pembelajaran PPKn tersebut peserta didik dapat
menumbuhkan civic disposition yang dimana di dalam pembelajaran
guru membimbing peserta didik dengan baik dan benar. Menanamkan
Civic Disposition melalui pemebalajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan telah dilaksanakan dengan cukup baik melalui
pelajaran PPKn di sekolah.
2. Cara peserta didik dalam mengimplementasikan Civic Disposition di
SMA Negeri 3 Kota Tangerang adalah : Nilai Ketaqwaan dan Nilai
Keimanan, berupaya untuk mengimplementasikan dengan cara taat
beribadah agar terciptanya rasa kesatuan dan kesatuan bangsa. Nilai
Kejujuran, yang secara tidak langsung bahwa mengimplementasikan
civic disposition telah di lakukan yaitu di dalam kegiatan
pembelajaran PPKn peserta didik di latih untuk bersikap jujur dan
saling percaya untuk terciptanya damai, aman dan menjunjung tinggi
rasa kesatuan dan kesatuan bangsa. Nilai Kepedulian, yang dimana di
dalam kegiatan pembelajaran PPKn mengajarkan sikap kepedulian
93
94
B. Saran
1. Bagi sekolah agar lebih optimal serta menyediakan sarana prasarana yang
memadai bagi peserta didik khusunya kepustakaan yang berkaitan dengan
bidang PPKn yang dikelola dengan baik agar guru maupun peserta didik
mampu memahami pembelajaran dengan baik di SMA Negeri 3 Kota
Tangerang.
2. Bagi guru PPKn sebagai pendamping, pengampu maupun fasilitator dalam
kegiatan pembelajaran PPKn hendaknya melakukan pengembangan diri
khususnya terkait bidang akademik yang ditekuninya sehingga mampu
memberikan wawasan yang kontekstual dan faktual. Selanjutnya,
pengembangan pembelajaran PPKn yang dilakukan oleh guru hendaknya
perlu didukung oleh perencanaan pembelajaran yang baik serta variasi
pembelajaran guna mendorong minat peserta didik.
3. Bagi peserta didik agar lebih semangat lagi dalam mengikuti ppelajaran
PPKn yang ada didalam pembelajaran PPKn.
4. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya hasil penelitian ini dijadikan referensi
untuk melakukan jenis penelitian yang sama mengenai peran guru
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam menanamkan civic
disposition bagi peserta didik.
96
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Sari Tirta (2016) Peran Guru PKn dalam Penanaman Moral sebagai upaya
membentuk warga negara yang baik. Purwokerto : Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
Maya Sari Yuni (2014) Pembinaan Toleransi dan Peduli Sosial Dalam
Upaya Memantapkan Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition)
Siswa. Kalimantan Timur : Universitas Balikpapan
Mariyani (2018: 20) Peran Guru PKn dalam Pembentukan Karakter Warga
Negara. Daerah Istimewa Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
98
Saksono G. Ignas dan Dwiyanto Djoko dalam Rima Yuliani (2011: 50).
Ekonomi (Sosialis) Pancasila Vs Kapitalisme. Yogyakarta : Keluarga
Besar Marhaenisme
Yuliani Rima (2020: 12-16) Peran Guru PPKn dalam menanamkan Civic
Disposition dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)
pada generasi Z. Bandung : Universitas Pasundan.
99
UNDANG-UNDANG :
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. 1 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara dan Obsevasi
KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA DAN OBSERVASI
Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dalam Menanamkan Civic Disposition Bagi Peserta Didik
(Penelitian Deskriptif di SMA Negeri 3 Kota Tangerang)
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
PEDOMAN WAWANCARA
peserta didik?
8) Bagaimana cara guru
untuk membentuk
Civic Disposition diluar
materi pembelajaran
PPKn?
9) Bagimana guru
memberikan tanggapan
kepada peserta didik
yang aktif dalam
pembelajaran PPKn?
10) Seperti apakah yang
diharapkan pembentuk
Civic Disposition
apabila pembelajaran
telah disampaikan
kepada peserta didik?
dalam menerapkan
sikap disiplin kepada
peserta didik?
8) Apakah dengan adanya
pembelajaran PPKn
dapat
mengimplementasikan
civic disposition?
PEDOMAN WAWANCARA
Umur : 52 Tahun
3 Faktor apa saja yang 1) Apa saja faktor Karakteristik, fasilitas, budaya
mendukung dan pendukung dalam religius di sekolah, pelayanan
menghambat serta solusi pembentukan Civic sekolah, kebiasaan yang sudah
dalam pembentukan Civic Disposition di SMA terbentuk, jadi karakter-
Disposition bagi guru Negeri 3 Kota karakter tersebut sudah
PPKn terhadap peserta Tangerang? terbentuk hanya tinggal diulas
didik di SMA Negeri 3 didalam materi
Kota Tangerang? 2) Apakah terdapat faktor Ada beberapa faktor yang
penghambat dari menghambat misalnya
keluarga ataupun keluarga yang tidak harmonis,
lingkungan dalam orangtua yang bermasalah ada
pembentukan Civic beberapa jadi terhambat, kalau
Disposition? di lingkungan sekitar banyak
yang tidak disiplin dan sedikit
yang disiplin sehingga
akhirnya menjadi faktor
penghambat. Jadi yang
biasanya disiplin akhirnya jadi
ikut tidak disiplin karena dari
faktor keluarga dan lingkungan
117
Umur : 52 Tahun
3 Faktor apa saja yang 1) Apa saja faktor Ya, pendukungnya guru
mendukung dan pendukung dalam harus semangat, disiplin itu
menghambat serta solusi pembentukan Civic sama saja mendorong
dalam pembentukan Civic Disposition di SMA peserta didik untuk
Disposition bagi guru Negeri 3 Kota semangat
PPKn terhadap peserta Tangerang?
didik di SMA Negeri 3 2) Apakah terdapat faktor Hambatan dari peserta didik
Kota Tangerang? penghambat dari itu dari faktor ekonomi dan
keluarga ataupun dalam berpikir apalagi kalau
lingkungan dalam dirumah orangtua tidak
123
Umur : 17 Tahun
menolong?
5) sikap menghargai
kemajemukan bangsa,
7) memiliki tanggungjawab
sosial,
Umur : 17 Tahun
agar terciptanya
kebersamaan peserta didik
4) Apakah dengan mengikuti Seperti kita mengadakan
pembelajaran PPKn peserta sumbangan misalnya seperti
didik dapat membentuk sikap teman terkena musibah
tolong menolong? maka seluruh peserta didik
memberi atau mengeluarka
bantuan walaupun tidak
banyak
5) Apakah peserta didik bisa Iya, kita didalam pelajaran
berperilaku sopan santun PPKn itu ditekankan untuk
setelah mengikuti berbicara atau berperilaku
pembelajaran PPKn dengan sopan dan santun di
dalam pembelajaran
maupun diluar pembelajaran
dan mempunyai etika dalam
berbicara di pembelajaran
PPKn
6) Bagimana peserta didik Iya, karena didalam
menerapkan nilai-nilai pembelajaran PPKn itu
Pancasila dalam kehidupan semuanya tentang nilai-nilai
sehari-hari? Pancasila contohnya seperti
sila pertama beribadah
ketika sedang dalam belajar.
Yang kedua ketika ada yang
sakit dari peserta didik
semua peserta didik
menjenguk. Yang ketiga
seperti menghormati orang
yang lebih tua. Yang
keempat seperti kita
melakukan diskusi semua
133
3 Faktor apa saja yang 1) Apa saja faktor pendukung Factor yang mendukung
mendukung dan agar terbentuknya Civic tentu saja dari cara mengajar
menghambat serta Disposition yang baik? dan belajar juga materi yang
solusi dalam diberikan meskipun banyak
pembentukan Civic tetapi dapat dipahami semua
Disposition bagi guru siswa
PPKn terhadap peserta 2) Apakah terdapat faktor Menurut saya tidak ada
didik di SMA Negeri 3 penghambat dari lingkungan karena untuk membentuk
Kota Tangerang ataupun keluarga dalam watak atau karakter tidak
pembentukan Civic perlu ada hambatannya
Disposition? meskipun ada hal tersebut
tidak untuk jadi penghalang.
3) Apa solusi atau saran yang Menurut saya jika terdapat
kalian lakukan ketika adanya factor penghambat dalam
faktor penghambat dalam pembentukan civic
pembentukan Civic disposition ini Kembali lagi
Disposition? dengan cara befikir dan
kesadaran masing-masing.
Penghambat bukanlah
penghalang besar kita untuk
mengubah atau membentuk
sikap juga watak menjadi
yang lebih baik
134
Umur : 17 Tahun
kepada guru
6) Bagaimana peserta didik Kalau dimasyarakat ada
menerapkan nilai-nilai Pancasila kegiatan gotong royong ikut
dalam kehidupan sehari-hari? membantu atau ada orang
tua minta tolong langsung
dijalankan dan sesama
teman saling membantu
maka itu sebagai nilai
Pancasila
3 Faktor apa saja yang 1) Apa saja faktor pendukung agar Faktor yang mendukung
mendukung dan terbentuknya Civic Disposition tentu saja dari cara mengajar
menghambat serta yang baik? dan belajar juga materi yang
solusi dalam diberikan meskipun banyak
pembentukan Civic tetapi dapat dipahami semua
Disposition bagi guru siswa
PPKn terhadap peserta 2) Apakah terdapat faktor banyak faktor
penghambatnya dan yang
didik di SMA Negeri penghambat dari lingkungan
paling sering dijumpai
3 Kota Tangerang ataupun keluarga dalam adalah dari kondisi
lingkungannya yang
pembentukan Civic Disposition?
kurang mendukung
dimana banyak hal buruk
dapat menghalangi Civic
Disposition tersebut
3) Apa solusi atau saran yang kalian Solusi atau saran yang
dilakukan untuk
lakukan ketika adanya faktor
mengurangi hambatan
penghambat dalam pembentukan dalam pembentukan Civic
Disposition adalah
Civic Disposition?
pembiasaan melalui
kebiasaan yang diterapkan
sehari hari seperti mencoba
untuk disiplin, jika
dilakukan sehari-hari lama
lama akan terbiasa
138
Umur : 17 Tahun
3 Faktor apa saja yang 1) Apa saja faktor Menuru saya lingkungan
mendukung dan pendukung agar yang baik akan menjadi
menghambat serta solusi terbentuknya Civic pendukung utama
dalam pembentukan Civic Disposition yang terbentuknya civic
Disposition bagi guru PPKn baik? disposition yang baik
terhadap peserta didik di 2) Apakah terdapat faktor Mungkin terdapat di
SMA Negeri 3 Kota penghambat dari lingkungan, kalau
Tangerang lingkungan ataupun lingkungan nya tidak
keluarga dalam mendukung akan
pembentukan Civic menjadi penghambat
Disposition? pembentukkan civic
disposition
3) Apa solusi atau saran Saran saya adalah dengan
yang kalian lakukan memberikan edukasi
ketika adanya faktor tentang pembentukan
penghambat dalam civic disposition.
pembentukan Civic
Disposition?
142
Umur : 17 Tahun
3 Faktor apa saja yang 1) Apa saja faktor Pembiasaan dari Guru dalam hal
bersosialisasi di lingkungan sekolah.
mendukung dan pendukung agar
Selain itu, Guru juga harus
menghambat serta solusi terbentuknya Civic memberikan contoh keteladanan
yang baik kepada siswa. Melalui
dalam pembentukan Civic Disposition yang baik?
keteladanan yang diberikan oleh
Disposition bagi guru Guru PPKn diharapkan siswa dapat
dapat meniru perilaku keterampilan
PPKn terhadap peserta
kewarganegaraan yang dilakukan
didik di SMA Negeri 3 oleh Guru.
2) Apakah terdapat faktor Ada, biasanya hambatan dari
Kota Tangerang
lingkungan. Dengan masyarakat
penghambat dari
yang tidak mengetahui pentingnya
lingkungan ataupun memiliki Civic Disposition di suatu
lingkungan. Membuat seseorang
keluarga dalam
secara perlahan mempelajari apa
pembentukan Civic yang dilihatnya.
145
Disposition?
3) Apa solusi atau saran Pemberian motivasi di setiap
kegiatan pembelajaran guna
yang kalian lakukan
menumbuhkan semangat dan minat
ketika adanya faktor siswa terhadap pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.
penghambat dalam
pembentukan Civic
Disposition?
146
Umur : 17 Tahun
2 Bagaimana peserta didik 1) Seperti apakah upaya peserta Menaati tata tertib
dalam didik dalam mengamalkan disekolah, mengikuti
mengimplementasikan Pancasila di sekolah? upacara bendera, dan
Civic Disposition menanamkannya dalam
diri sendiri
2) Bagaimana cara Sangat penting,
mengimplementasikan sikap dikarenakan pembelajaran
kejujuran setelah mengikuti PPKn terpakai pada
148
3 Faktor apa saja yang 1) Apa saja faktor pendukung Memiliki orang-orang
mendukung dan agar terbentuknya Civic terdekat yang berpikiran
menghambat serta solusi Disposition yang baik? sehat serta berada di
dalam pembentukan Civic lingkungan yang tepat.
Disposition bagi guru 2) Apakah terdapat faktor Keluarga atau lingkungan
PPKn terhadap peserta penghambat dari lingkungan yang pikirannya tertutup
didik di SMA Negeri 3 ataupun keluarga dalam serta tidak mendukung
Kota Tangerang pembentukan Civic dapat menjadi penghambat
Disposition? terbentuknya Civic
Disposition.
3) Apa solusi atau saran yang Saran yang akan saya
kalian lakukan ketika adanya lakukan adalah
faktor penghambat dalam penyaringan, dalam artian
pembentukan Civic berfikir menurut
Disposition? pemikiran sendiri dan
mengetahui apa yang baik
dan tidak baik.
150
Umur : 17 Tahun
2 Bagaimana peserta didik 1) Seperti apakah upaya Selalu menerapkan yang sudah
dalam peserta didik dalam diajarkan baik disekolah
mengimplementasikan mengamalkan Pancasila di maupun dalam kehidupan
Civic Disposition sekolah sehari-hari
2) Bagaimana cara Kalau dari saya, misalkan
mengimplementasikan mengerjakan tugas itu
sikap kejujuran setelah mengerjakan sendiri tanpa
mengikuti pembelajaran mencontek
PPKn?
3) Bagaimana peserta didik Pastinya karena kita harus
untuk membentuk sikap adanya kebersamaan dengan
kepedulian sosial membantu memberi perhatian
disekolah? kepada orang-orang yang
sedang terkena masalah
152
3 Faktor apa saja yang 1) Apa saja faktor Memiliki orang-orang terdekat
mendukung dan pendukung agar yang berpikiran sehat serta
menghambat serta solusi terbentuknya Civic berada di lingkungan yang
dalam pembentukan Civic Disposition yang baik? tepat.
Disposition bagi guru 2) Apakah terdapat faktor Keluarga atau lingkungan yang
PPKn terhadap peserta penghambat dari pikirannya tertutup serta tidak
didik di SMA Negeri 3 lingkungan ataupun mendukung dapat menjadi
Kota Tangerang keluarga dalam penghambat terbentuknya
pembentukan Civic Civic Disposition.
Disposition?
3) Apa solusi atau saran yang Melakukan diskusi terbuka dan
kalian lakukan ketika bertukar pendapat agar dapat
adanya faktor penghambat lebih mengerti pokok
dalam pembentukan Civic permasalahannya.
Disposition?
153
Umur : 17 Tahun
pembagian waktu,
sopan dan berperilaku
baik, dan memiliki
kepedulian sebagai
warga negara
4) Apa perbedaan Civic Perbedaannya adalah
disposition yang sikap, watak, dan
baik dan tidak baik karakter kita dalam
yang kalian ketahui? menjalani hidup
sebagai
kewarganegaraan, dan
menjalani kehidupan
sehari-hari.
5) Apakah Civic Tentu sangat
Disposition yang berpengaruh dalam
diterapkan dalam kehidupan sehari- hari
pembelajaran PPKn karena sikap, watak,
sangat berpengaruh dan karakter kita harus
terhadap kehidupan dikembangkan setiap
sehari-hari? hari
6) Seberapa pentingkah Tentu sangat penting,
seseorang memiliki karena civic
Civic Disposition disposision termasuk
yang baik, menurut pedoman dan nilai
kalian? moral yang harus kita
Kembangkan dalam
kehidupan sehari-
hari.
7) Apakah ada teman Tentu ada, karena
dilingkungan kalian karakter seseorang
yang masih belum berbeda-beda dengan
mempunyai Civic sikap civic disposition
155
Umur : 17 Tahun
karakter public
kehidupan sehari-hari?
2 Bagiamana peserta 1) Seperti apakah upaya peserta Upaya nya dengan cara menerapkan
didik dalam didik dalam mengamalkan kepedulian terhadap teman-teman,
mengimplementasik Pancasila di sekolah? guru, dan penjaga sekolah berlaku
an Civic Disposition sopan dilingkungan sekolah
2) Bagaimana cara Tidak mencontek saat ujian, berkata
jujur jika ditanya guru atau teman dan
mengimplementasikan sikap tidak boleh mengambil barang
kejujuran setelah mengikuti temannya
pembelajaran PPKn ?
3) Bagaimana peserta didik untuk Membantu jika ada teman yang sakit,
160
tolong menolong?
3 Faktor apa saja yang 1) Apa saja faktor pendukung 1. memiliki semangat kebangsaan,
2) memiliki karakter demokratis,
mendukung dan agar terbentuknya Civic 3) memiliki kesadaran bela negara,
menghambat serta Disposition yang baik? 4) menghargai hak asasi manusia,
5) sikap menghargai kemajemukan
solusi dalam
bangsa,
pembentukan Civic 6) kesadaran akan kelestarian
lingkungan hidup, 7) memiliki
Disposition bagi guru
tanggungjawab sosial,
PPKn terhadap 8) ketaatan pada hukum,
9) ketaatan pada hukum,
peserta didik di SMA
10) ketaatan membayar pajak dan,
Negeri 3 Kota 11) sikap anti korupsi, kolusi dan
Tangerang nepotisme
2) Apakah terdapat faktor Ya ada, sebab lingkungan alamiah
penghambat dari lingkungan seperti kondisi udara yang segar, tidak
ataupun keluarga dalam panas dan tidak dingin, sinar yang tidak
Umur : 17 Tahun
watak
kewarganegaraan
individu
4) Apa perbedaan Civic Civic disposition
disposition yang yang baik adalah
baik dan tidak baik karakter atau sifat
yang kalian ketahui? warga negara yang
mempunyai rasa
kecintaan nya pada
tanag air, dan
bertanggung jawab.
Sedangkan civic
disposition yang
kurang baik
ditandai dengan
sifat atau karakter
warga negara yang
tidak punya rasa
kepedulian terhadap
sesame
5) Apakah Civic ya, sangat
Disposition yang berpengaruh karena
diterapkan dalam menyangkut sifat
pembelajaran PPKn atau karakter setiap
sangat berpengaruh warga negara yang
terhadap kehidupan mengacu pada
sehari-hari? perilaku/tindakan
tindakan yang
dilakukan
6) Seberapa pentingkah Manurut saya
seseorang memiliki sangat penting
Civic Disposition untuk membangun
164
B. 1. Surat Observasi
170
C. 1 Foto-Foto
Kegiatan Saat Pembelajaran PPKn Online dan Wawancara Peserta Didik Online
179