OLEH :
NIM 2007030238
FAKULTAS PENDIDIKAN
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa,
1. Bapak Prof. Dr.drh I Made Damriyasa, M.S., selaku Rektor Universitas Hindu
Indonesia.
6. Kedua orang tua, beserta keluarga yang telah memberikan motivasi serta
penelitian ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
Penulis
NIM 2007030238
iv
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
ABSTRAK....................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.3.1 TujuanUmum.....................................................................................................
1.3.1 TujuanKhusus....................................................................................................
2.1 KajianPustaka..........................................................................................................
2.2.4 Implikasi............................................................................................................
3.5.1 Wawancara.........................................................................................................
vii
3.5.2 Observasi...........................................................................................................
3.5.3 StudiDokumentasi.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
1
BAB 1
PENDAHULUAN
muda yang kompeten dan memiliki daya saing. Namun, tantangan dalam
mendidik generasi muda tentang seni tradisional. Fakta ini sejalan dengan
2
dalamnya.
Bali sejak zaman lampau. Gamelan Bali menjadi bagian tak terpisahkan
dari hampir semua upacara keagamaan di Bali. Keragaman ciri, gaya, dan
musik gamelan, dan makna dalam dialog bukanlah sekadar telaah, tetapi
juga perjalanan dalam memahami makna dan esensi dari setiap unsur
pertunjukan Bali menjadi inti dalam melestarikan nilai budaya yang kaya
gerbang bagi pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan erat antara
pengalaman yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik jiwa dan
Bali. Di tengah arus modernisasi yang tak henti, sanggar ini menjadi
setempat, tetapi juga menjadi pewaris nilai-nilai yang amat berharga bagi
seni dan budaya Bali: "Seni adalah cermin budaya kita. Jika kita
kehilangan seni, kita akan kehilangan sebagian besar warisan budaya kita.
Seni adalah jembatan antara generasi muda dan generasi tua. Ini adalah
budaya yang tersirat di dalam seni tradisional, generasi muda dapat lebih
Bali.
6
Klungkung?
Klungkung?
keberhasilan penerapannya.
7
budaya Bali.
BAB II
MODEL PENELITIAN
relevan dengan inti permasalahan yang akan diteliti, sehingga dapat memberikan
panduan dan sumber referensi yang berguna dalam penelitian tersebut. Tujuan
dari kajian pustaka ini adalah untuk menghindari tumpang tindih topik penelitian
Selly Nissa Kania, 2016 dalam skripsinya yang berjudul Proses Pembelajaran
pembelajaran yang efektif, penggunaan materi dan sumber daya yang relevan,
iringan drama gong. Yang relevan dalam penelitian ini adalah sama-sama
drama gong.
ceramah dan demonstrasi pada pembelajaran tari bedana siswa kelas VIII.1 SMP
pembelajaran tari bedana di kelas dengan melakukan observasi terhadap guru dan
dan teknik. Dalam penelitian ini, hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata siswa
mampu memperagakan ragam gerak tari bedana, namun peneliti tidak melakukan
selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, perkembangan siswa dalam setiap
formal, sedangkan penelitian ini peneliti meneliti musik pengiring Drama Gong.
I Gede Wiratama Adi Putra , dkk ( 2022 ) , Penelitian ini membahas tentang
Pembelajaran Iringan Tari Sekar Jepun di Sanggar Eka Bhakti Budaya Desa
pembelajaran iringan tari Sekar Jepun menggunakan metode Catur Meguru, serta
hasil penelitian tentang pembelajaran iringan tari Sekar Jepun di Sanggar Eka
pada karakteristik dari pembelajaran iringan tari Sekar Jepun di Sanggar Eka
Pembelajaran Iringan Tari Sekar Jepun di Sanggar Eka Bhakti Budaya Desa
Ungasan Kabupaten Badung relevan dengan penelitian ini karena sama sama
Klungkung.
13
Telu Buaya Mangap di SMKN 3 Sukawati, pada penelitian ini peneliti membahas
tentang metode pembelajaran gending tabuh telu buaya mangap pada siswa kelas
dan menutup (ngedig lan nekep) gamelan, metode demonstrasi, metode meguru
kuping, metode meguru munyi dan metode meguru panggul. Keseluruhan metode
materi gending. Dalam proses pembelajaran praktek gending tabuh telu buaya
mangap dilakukan dengan tiga tahap penuangan yaitu tahap awal dengan
penuangan bagian kawitan, tahap kedua dengan penuangan bagian pengawak dan
meneliti pembelajaran Gamelan Gong Kebyar namun, pada penelitian ini peneliti
berfokus pada teknik memainkan gamelan gong kebyar sedangkan penelitian ini
sebagai seluk beluk Gamelan Bali yang pada hakikatnya berintikan tatwa (filsafat
atau logika), susila (etika), lango (teknik) yang berkaitan dengan Gamelan Bali.
Persamaan dalam buku ini adalah memberi pemahaman tentang cara bermain
14
gamelan Bali dan buku ini sangat berguna sebagai pengetahuan untuk membantu
penelitian ini.
15
Telu Buaya Mangap Pada Siswa Kelas X di SMK Negeri 3 Sukawati”. Metode
pembelajaran gending tabuh telu buaya mangap pada siswa kelas X di SMK
(ngedig lan nekep) gamelan, demonstrasi, meguru kuping, meguru panggul, dan
pembelajaran praktek gending tabuh telu buaya mangap dilakukan dengan tiga
tahap penuangan yaitu tahap awal dengan penuangan bagian kawitan, tahap kedua
dengan penuangan bagian pengawak, dan ketiga bagian akhir. Skripsi ini memiliki
kaitan yang sama dengan skripsi di atas yaitu metode pembelajaran sehingga
mengenai metode pembelajaran tabuh telu. Yang relevan dalam penelitian ini
menggunakan tiga metode dalam tabuh. Perbedaannya adalah skripsi ini meneliti
dengan tabuh lelambatan tabuh telu buaya mangap, serta meneliti tentang mata
membahas topik mengenai cara untuk mewariskan kesenian drama gong kepada
generasi penerus dengan upaya formal dan informal. Seperti mengkaji dan
nilai budaya yang ada pada kesenian drama gong. Pada penelitian tersebut peneliti
hanya berfokus pada upaya regenerasi drama gong, tidak memperhatikan aspek
kesenian tersebut akan beregenerasi. Oleh karena itu, penelitian ini bisa dikatakan
relevan, karena sama sama meneliti kesenian Drama Gong, akan tetapi
iringan Drama Gong di Sanggar Gurnita Sandi, Banjar Losan, Desa Takmung,
Kabupaten Klungkung.
Pelatihan Gong Kebyar Upaya Pelestarian Musik Karawitan Bali Di Pura Segara
Segara Kenjeran juga menambah wawasan dan melakukan sebuah kegiatan untuk
upacara keagamaan (ngayah). Pada pelatihan ini proses yang dilakukan tahap awal
adalah dengan memberi materi yang bersifat pengulangan. Upaya yang dilakukan
dalam pelatihan ini adalah dengan menggunakan materi musik pengiring tari
rejang renteng. Tari Rejang Renteng adalah sebuah tarian kesenian rakyat Bali
yang ditampilkan secara khusus oleh perempuan dan untuk perempuan. Aktivitas
kegiatan pelatihan di Pura Segara Kenjeran. Skripsi ini terkait dengan metode
Kepatihan adalah strategi pengajaran yang efektif guna mengenalkan pola pola
yang baik di setiap peserta didik, dibutuhkan beberapa langkah dalam proses
dilihat dan di hafal oleh peserta didik, memberi angka pada wilahan gamelan,
memberi pemahaman akan pola notasi, dan praktik bersama memainkan pola
Deskripsi konsep adalah penjelasan mengenai ide umum dan abstrak yang
menjadi dasar dalam sebuah penelitian ilmiah. Konsep memiliki peran penting
abstrak atau alami (Effendi, 1982: 17 dalam Merta, 2008). Konsep-konsep ini
menjadi landasan teori dasar yang digunakan untuk menjawab dan menjelaskan
penelitian ini, konsep-konsep yang digunakan harus sesuai dengan realitas atau
ditemukan.
Berdasarkan definisi di atas maka konsep yang akan diuraikan terkait dengan
Drama Gong secara etimologis berasal dari kata "drama" dan "gong".
Penggabungan kedua kata ini menjadi satu suku kata memiliki makna yang
19
atau cerita itu sendiri, yang terbentuk melalui dialog-dialog dan perbuatan yang
dan penerapan kata "drama" sudah sesuai dengan banyak teori yang ada
dianggap kurang tepat jika hanya mengacu pada nama gamelan yang digunakan,
yaitu Gong Kebyar. Namun, kata ini sudah umum digunakan untuk
membedakannya dari jenis drama lain yang berbentuk sandiwara, teater, atau
sehingga tidak ada pertentangan dan tidak perlu mencari definisi kata "gong".
Drama Gong yang merupakan bentuk seni pertunjukan Bali yang relatif baru
unsur seni tradisional Bali. Dalam banyak hal, Drama Gong merupakan perpaduan
unsur teater modern (Barat) dengan teater tradisional (Bali). Drama Gong sangat
digemari oleh masyarakat Bali sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan
tradisional Bali. Drama Gong juga dapat dianggap sebagai paduan sendratari,
Gong Kebyar.
20
Secara historis, Drama Gong mulai tumbuh sejak awal tahun 1966, pada saat
situasi sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia, khususnya di Bali, masih sangat
1965, masyarakat masih diliputi ketakutan dan trauma yang membuat mereka
mengangkat nilai-nilai etika, moral, estetika, dan logika yang terkait erat dengan
kehidupan sosial, spiritual, budaya, dan ekonomi masyarakat Bali. Drama Gong
juga merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan moral yang
disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan terkadang diselingi dengan
humor segar. Seperti halnya pertunjukan dramatari di Bali, Drama Gong juga
sarat dengan nasihat dan cerita untuk penonton, tanpa maksud menggurui atau
pertempuran jiwa dan peristiwa yang diangkat dan dirasakan oleh masyarakat,
Dalam lakonnya, Drama Gong tidak hanya mengangkat berbagai nilai yang
sudah tertanam sebagai tradisi kehidupan masyarakat, tetapi juga memiliki sifat
21
prediktif yang mampu meramalkan perubahan sosial yang akan terjadi akibat
eksistensial, sistem nilai yang tersirat dalam lakon Drama Gong pada dasarnya
adalah fenomena dan masalah dasar kehidupan manusia, karena sistem nilai
sosial. Aspek kehidupan yang sering menjadi sorotan dalam lakon Drama Gong
dalam Drama Gong adalah cerita romantis klasik baik yang berasal dari cerita
rakyat masyarakat Bali sendiri, seperti cerita Panji (Malat), maupun cerita dari
budaya di luar Bali, seperti cerita Sampek Engtay dan sejenisnya. Seperti
pertunjukan drama pada umumnya, Drama Gong tidak secara khusus melibatkan
.Drama Gong yang sering muncul adalah Raja Tua, Raja Buduh (Raja Gila),
Putra Manis, Putri Manis, Putri Buduh (Putri Gila), Permaisuri, Dayang-dayang,
Patih Agung (Patih Keras), Patih Anom, Patih Wreda, dan Punakawan.
Pada seni pertunjukan Bali yang kaya akan keindahan dan keunikan, iringan
drama gong memegang peranan sentral sebagai bagian tak terpisahkan dalam
ansambel musik gamelan, gerakan tari, dan narasi dalam sebuah pementasan.
22
Musik yang dimainkan oleh ansambel gamelan bukan sekadar pengiring, namun
perubahan dalam cerita. Pada irama musik ini, gerakan tari turut memperkuat
interpretasi visual dari cerita yang disajikan. Tarian yang serasi dengan irama dan
dunia cerita yang hidup dan memukau. Sementara itu, dialog atau narasi yang
pengalaman yang tak terlupakan bagi penikmat seni pertunjukan tradisional Bali.
tua, gamelan golongan madya, dan gamelan golongan baru. Setiap jenis gamelan
dalam klasifikasi ini memiliki perbedaan dalam bentuk, ciri khas, jenis, dan bahan
yang digunakan. Jenis-jenis gamelan ini masih sangat relevan dan terus
dengan aspek sosial, ekonomi, dan spiritual masyarakat. Terdapat lebih dari 30
teknik permainan, bentuk, fungsi, makna, dan pendukung seniman yang berbeda-
Salah satu jenis gamelan yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah Gamelan
Gong Kebyar. Gamelan Gong Kebyar sangat sering ditemui dalam kehidupan
sosial masyarakat Bali karena mencerminkan latar belakang budaya Bali dan
satu komunitas atau sanggar seni yang menggunakan Gamelan Gong Kebyar
sebagai media ekspresi seninya adalah sanggar Gurnita Sandi, Banjar Losan, Desa
Takmung,Kabupaten Klungkung.
Gamelan Gong Kebyar merupakan salah satu ansambel atau barungan yang
berakar dari gamelan Gong Gede yang berkembang menjadi salah satu gamelan
yang memiliki musikal yang bersifat mandiri dan didominasi oleh instrumen
golongan baru. Instrumen iringan drama gong secara umum yang terdapat di
dalamnya yaitu :
24
Jumla
Satuan Instrumen
h
1 tungguh Kempur
diartikan sebagai cara yang sistematis dan berpikir baik untuk mencapai prinsip
dan praktek mengajar bahasa (Abdillah, tanpa tahun: 429). Metode adalah cara
yang digunakan untuk menerapkan suatu hal dengan tujuan tertentu. Asal kata
"metode" berasal dari bahasa Yunani "methodos" yang berarti cara atau jalan yang
25
diambil dalam upaya memahami objek ilmu yang menjadi target. Fungsi metode
dengan baik dan berpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau tujuan tertentu.
fisik atau mengoperasikan peralatan atau benda. Tindakan fisik tersebut dilakukan
yang mengarahkan proses pembelajaran dalam upaya mencapai hasil belajar yang
2.2.5 Implikasi
pada dampak atau konsekuensi yang muncul dari hasil penelitian, teori, atau
secara keseluruhan.
26
27
dan tindakan. Implikasi penelitian harus mendorong perubahan dalam praktek dan
pembelajaran.
yang nyata bagi masyarakat. Implikasi yang baik dapat memperkuat hubungan
28
antara penelitian dan praktik, serta menghasilkan perubahan yang positif dan
secara sistematis. Teori ini membangun hubungan antara berbagai variabel dengan
2008:44).
landasan teori, peneliti dapat mempelajari dan memahami faktor-faktor yang telah
dikaji dalam bentuk buku, surat kabar, majalah, dan sumber-sumber lainnya.
Dalam penelitian ini, beberapa teori yang dianggap relevan dengan permasalahan
yang dikaji adalah teori estetika, teori behavioristik, dan teori nilai. Landasan teori
ini menjadi pedoman dan landasan bagi peneliti untuk menggali lebih dalam suatu
ringan drama gong di sanggar Gurnita Sandi. Banjar Losan, Desa Takmung,
Kabupaten Klungkung.
Estetika memiliki akar kata dalam bahasa Yunani, yaitu aesthetics, yang
(KBBI, 1996:236), estetika adalah ilmu filsafat yang mempelajari dan membahas
Agus Sachari dalam bukunya yang berjudul Estetika (makna, simbol, dan
dari totalitas kehidupan estetika dan artistik yang sesuai dengan perkembangan
perasaannya dalam menikmati karya seni tersebut. Dalam menikmati karya seni,
mereka bebas untuk memberikan definisi terhadap objek tersebut, sehingga objek
peradaban manusia, kebutuhan akan keindahan tidak lagi hanya berkaitan dengan
2009:3-6).
pasca modern. Dalam konteks ini, estetika memiliki peran dalam mempengaruhi
estetika.
30
secara estetik melalui lingkungan dan situasi artistik. Dalam perasaan, emosi dari
batasan ruang, waktu, dan kondisi. Pada saat itu, pengalaman estetik dan
pengalaman yang terkait dengan seni, penciptaan seni, penilaian seni, dan refleksi
terhadap seni. Oleh karena itu, estetika adalah bidang studi yang selalu terkait
dengan seni (Triguna, 2003: xiv). Keindahan menjadi unsur penting dalam
bentuk atau aspek teknik. Namun, pentingnya juga terletak pada unsur atau pola
yang menyatukan bagian-bagian atau aspek isi. Makna dan nilai yang terkandung
di dalamnya. Dalam seni Gamelan, terlihat lebih mudah mencapai bentuk seni
31
iringan drama gong terhadap minat belajar sekeha remaja di sanggar Gurnita
Sandi, Banjar Losan, Desa Takmung, Kabupaten Klungkung maka teori ini akan
estetika yaitu wujud atau rupa, bobot atau isi, dan penyajian.
abad ke-20 menekankan bahwa setiap individu sejak dini memiliki kemampuan
jika tidak didukung oleh pengalaman langsung. Guru perlu mendorong siswa
yang telah ada (Sanjaya, 2011: 124). Sejalan dengan ini, Nur dalam Trianto
32
sering juga disebut sebagai teori belajar perilaku karena fokus pada analisis
perilaku yang dapat diukur, dilukiskan, dan diprediksi. Dalam kajian ini,
1986). Konsep 'manusia mesin' atau Homo mechanicus yang muncul dari
pemikiran ini menjadi hal yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut (Ertmer &
proses belajar. Teori ini menggarisbawahi bahwa belajar adalah hasil dari
interaksi antara stimulus dan respon yang terjadi (Robert, 2014). Pandangan ini
menjelaskan bahwa perubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik merupakan
hasil dari interaksi ini, di mana mereka memperoleh kemampuan baru dalam
diberikan pada perubahan yang tampak dalam tingkah laku peserta didik. Segala
sesuatu yang diberikan oleh guru dianggap sebagai stimulus, sedangkan respons
33
yang muncul dari peserta didik dianggap sebagai hasil dari interaksi ini. Lebih
lanjut, teori ini menekankan bahwa hal-hal yang tidak dapat diamati dan diukur di
antara stimulus dan respons dianggap tidak terlalu penting. Sebaliknya, yang
dan respons yang muncul dari peserta didik. Teori behavioristik menekankan
pengukuran dianggap sebagai alat yang esensial untuk menilai apakah terjadi
perubahan dalam tingkah laku peserta didik atau tidak. Ini menggambarkan esensi
dari teori ini yang lebih menitikberatkan pada aspek pengamatan dan pengukuran
Edward Lee Thorndike (1871-1949), salah satu tokoh penting dalam aliran
dan respon. Konsep stimulus merujuk pada segala hal yang memicu aktivitas
melalui indera. Sedangkan respons merupakan reaksi yang timbul dari peserta
didik selama proses belajar, dapat berupa pikiran, perasaan, atau tindakan.
positif dan negatif memiliki peran penting dalam memperkuat respons yang
muncul.
34
35
proses pengulangan stimulus dan respons. Oleh karena itu, teori Behavioristik
Kebyar, Gong Kebyar terdiri dari beberapa instrumen yang berbeda, tetapi dalam
penyajian barungan, terdapat akar yang berasal dari gamelan Gong Gede, yang
Sehubungan dengan itu, maka hasil analisa teori behavioristik ini diharapkan
kebyar sebagai iringan drama gong terhadap minat belajar sekaa remaja di sanggar
Gamelan Gong Kebyar Sebagai Iringan Drama Gong Terhadap Minat Belajar
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode
PENDIDIKAN SENI
KONTRUKTIVISSME
TEORI
TEORI
ESTETIKA
BEHAVIORISTIK
HASIL BELAJAR
Keterangan :
: Saling Berkaitan
38
berpikir yang digunakan sebagai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
dalam hal ini Pendidikan Seni adalah segala usaha untuk meningkatkan
melalui Seni, kemampuan cipta rasa dan karsa diolah dan dikembangkan.
Gurnita Sandi, Banjar Losan, Desa Takmung, Kabupaten Klungkung dalam karya-
karya yang akan dihasilkan. Ketiga garis besar tersebut didukung oleh Teori
Pendidikan Seni Karawitan Keagamaan Hindu, dan berguna bagi masyarakat pada
umumnya.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
pengumpulan dan pengolahan data. Metode sangat penting dalam menyusun karya
ilmiah karena merupakan teknik atau cara yang digunakan untuk menganalisis dan
penelitian.
menyeluruh dan sesuai dengan konteks melalui pengumpulan data dari lapangan
peneliti menentukan metode pengumpulan data dan instrumen yang sesuai agar
memperoleh data yang valid dan sah. Selanjutnya, dilakukan analisis data dengan
argumentatif. Artinya, data yang dikumpulkan perlu diolah karena data mentah
41
tidak memiliki arti apa pun. Data diorganisasikan melalui tiga tahap, yaitu reduksi
utamanya sebagai pengiring di seni pertunjukan drama gong. Oleh karena itu,
masih perlu banyak belajar dan adaptasi tentang berbagai persoalan yang
Berdasarkan bentuknya, jenis data dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu data
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati, pendekatan ini dan diarahkan pada latar dan individu secara utuh. Data
Kuantitatif adalah data yang diukur dengan skala numerik (angka). (Kuncoro,
2009 :145).
42
43
metode data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa kata-kata, kalimat,
paragraf, dokumen, dan bukan angka. Objek penelitian tidak diberi perlakuan
khusus atau dimanipulasi oleh peneliti sehingga data yang diperoleh tetap berada
Menurut Kirk dan Miller dalam buku Moleong, pendekatan kualitatif adalah
wilayahnya dan berinteraksi dengan mereka dalam bahasa dan istilah mereka.
Kegiatan utama dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dengan intensif dan
Pendekatan ini sesuai dengan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif
dalam bentuk tulisan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
realitas sosial, dan persepsi sasaran penelitian tanpa terpengaruh oleh pengukuran
Apabila ditinjau dari sumber data yaitu darimana memperoleh data maka ada
Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara dengan subjek
penelitian, seperti hal wawancara dengan para tokoh. Data primer dikumpulkan
harus jeli untuk menentukan siapa atau apa yang bisa memberikan informasi yang
diperlukan. Maka dalam penelitian ini yang akan ditetapkan sebagai key informan
Sandi, Banjar Losan sekaligus menjadi Pembina di Sanggar dan Bapak Ketut
Lala selaku guru pendamping pada pembelajaran iringan drama gong di Sanggar
45
Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari data tambahan yang
berasal dari pihak lain. Data sekunder disini berupa buku-buku yang ada
kaitannya dengan kesenian terutama gamelan. Dalam penelitian ini yang termasuk
dalam data sekunder adalah buku-buku seperti buku “Gamelan Bali Di Atas
Panggung Sejarah” karya I Made Bandem (2013), jurnal seperti " Penerapan
Wayan Yogi Eko. 2014 dan salah satu skripsi seperti “ Pembelajaran Iringan Tari
Sekar Jepun di Sanggar Eka Bhakti Budaya Desa Ungasan Kabupaten Badung”
oleh I Gede Wiratama Adi Putra , dkk ( 2022 ) serta beberapa buku dan skripsi
lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.
pertanyaan, atau instrumen lainnya (Patilima, 2007: 57). Peneliti itu sendiri
(Moleong, 2006: 163). Seperti yang dijelaskan oleh Moleong, "Manusia sebagai
dan terlibat secara aktif dalam pengumpulan data" (Moleong, 1993: 102). Peneliti
Dalam penelitian ini instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dalam
dokumentasi seperti handphone dan alat mencatat seperti buku tulis, ballpoint
sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan
langkah yang penting strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
maka peneliti tidak dapat memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,
yang diteliti supaya mendapat unsur dari masalah tersebut. Penelitian ini
3.5.1 Wawancara
yang terlibat dalam Sanggar Gurnita Sandi untuk memperoleh informasi yang
gamelan gong kebyar sebagai iringan drama gong terhadap minat belajar sekeha
remaja. Instrumen wawancara akan terdiri dari daftar pertanyaan terkait topik
terhadap efektivitas metode ini. Wawancara akan direkam dengan izin responden
3.5.2 Observasi
interaksi antara pengajar, peserta didik, dan materi pembelajaran. Observasi akan
dilakukan dengan menggunakan daftar periksa atau catatan observasi yang telah
kuping, meguru munyi dan meguru rasa serta reaksi emosional mereka terhadap
pembelajaran gamelan gong kebyar sebagai iringan drama gong terhadap minat
belajar sekaa remaja di sanggar Gurnita Sandi Akan dikumpulkan dan dianalisis.
drama gong di sanggar Gurnita Sandi, Banjar Losan, Desa Takmung, Kabupaten
secara deduktif yakni menarik konklusi logis yang berhubungan dengan suatu
kenyataan dan dapat pula secara induktif yakni menarik konklusi dari observasi
pengalaman.
bahan pustaka untuk disajikan dari rekreatif kepada masyarakat. Jadi teknik
Data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan analisis dokumen akan
penelitian ini. Proses analisis data akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif
menggambarkan atau melukis keadaan subjek atau objek penelitian pada saat
sudah jelas tidak dapat memberikan berupa angka-angka akan tetapi berbentuk
kategori.
drama gong di sanggar Gurnita Sandi, Banjar Losan, Desa Takmung, Kabupaten
mengidentifikasi pola-pola, kategori, dan tema yang muncul dalam data. Hal ini
gending iringan drama gong di sanggar Gurnita Sandi, Banjar Losan, Desa
51
pembelajaran.
Desa Takmung, Kabupaten Klungkung. Hasil analisis ini akan membentuk dasar
Menurut Atmaja (2005 : 16) menjelaskan ada beberapa cara yang dapat
4. Meminta komentar dari pakar, yaitu dengan meminta pandangan kepada para
pakar yang terkait khususnya pakar yang peduli terhadap keberadaan dan
5. Meminta komentar dari warga masyarakat yang diteliti yang dianggap paham
waktu dan observasi yang lebih tekun, mengadakan pengamatan yang mendalam
DAFTAR PUSTAKA
Abdilah, Pius Danu Prasetya. Tt. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Surabaya.
Jakarta:Bina Aksara.
Arloka. Artadi, I Ketut. 2004. Nilai Makna dan Martabat Kebudayaan. Denpasar.
Atmaja, Nengah Bawa. 2005. Metode penelitian kualitatif. Institut Keguruan Ilmu
Dedi Suryawan, 2015. Metode Pembelajaran Gending Tabuh Telu Buaya Mangap
Hazari Gustina. 2020 “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Bengkulu”
Iriaji. 2015. Konsep dan Strategi Pembelajaran Seni Budaya. Batu: Cakrawala
Indonesia.
University Press Kamus Bali Indonesia Beraksara Latin dan Bali. 2008.
Jones, A., Smith, B., & Tanaka, C. (2019). The Decline of Traditional Arts
2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 3. Penerbit Erlangga.
55
Martika, I Wayan Yogi Eko. 2014. "Penerapan Pembelajaran Tabuh Telu Sekar
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1982. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
(LP3ES).
Bandung.
PT Remaja Rosdakarya.
Parwati, I Nyoman, dkk. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Depok: Rajawali Pers.
Rio Romanda Hamidi. 2018 “Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PAI Di SDIT Baitul Jannah Kecamatan
Singaraja".
Springer US.
Sinay. Aritonang, M., Suharta, dan Retno dwi suyanti., (2013), Integrasi Strategi
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pokok Bahasan Minyak Bumi,
Rineka Cipta.
Soehardjo, A. J. 2005. Pendidikan Seni dari Konsep sampai Program. Buku Satu.
Malang: Balai Kajian Seni dan Desain Jurusan Pendidikan Seni dan Desain
Klungkung.
57
Suweca, I Wayan. 2009. Buku Ajaran Estetika Karawitan. Denpasar: Institut Seni
Indonesia Denpasar.
12(3), 112-125.