SKRIPSI
oleh:
hari : Selasa
Panitia Ujian
Ketua, Sekertaris,
Penguji I,
ii
SARI
Susana Kurniawati, 2005. Mitos Tayub dalam Upacara Ritual Nguras Sendang
Dusun Mrayun Desa Termas Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan,
Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Dra. Wahyu Lestari, M.Pd, Dra.Siluh Made Astini, M. Hum.
ii
sebuah tradisi ritual yang masih dilaksanakan sampai sekarang. Dalam sebuah
ritual harus memperhatikan waktu dan perlengkapannya, serta ritual juga memilki
berbagai macam fungsi.
Berdasarkan hasil penelitian, dikemukakan saran sebagai berikut:
pertama, anggota kesenian tayub lebih meningkatkan latihan kebersamaan dan
dapat menambah jenis musik baru, misalnya perpaduan dengan jenis musik
campursari. Kedua, masyarakat dapat menjaga dan melestarikan kesenian tayub
dengan cara ikut berpartisipasi dalam berkesenian, serta menjaga tingkah laku
penonton dalam pertunjukan tayub agar tidak terjadi perkelahian dan minum-
minuman. Ketiga, diharapkan pemerintah memberi kesempatan tampil dalam
segala acara agar kelompok kesenian tayub memperoleh pengalaman baru, serta
pemerintah dapat menyediakan fasilitas berupa tempat untuk latihan rutin.
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Jika aku berguru, aku tak meminta guru yang dapat mengajariku punya
kemampuan terbang dan menghilang. Cukuplah bagiku jika sang guru mau
Dari guruku, aku tidak mengharap pelajaran apapun selain pelajaran merendahkan
PERSEMBAHAN :
sangat kusayangi.
menyemangatiku.
pengetahuan.
iv
KATA PENGANTAR
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada segenap umat manusia. Bahwa
dengan izin dan ridho-Nya juga kiranya penyusunan skripsi dapat diselesaikan.
Skripsi disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
1. Dr. Ari Tri Soegito, S.H, M.M., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
2. Prof. Dr. Rustono, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, yang telah banyak
v
6. Semua Dosen Jurusan Sendratasik, terima kasih atas segala bimbingan dan
7. Paryono, Kepala desa Termas yang telah memberi ijin penelitian kepada
penulis.
penulis.
9. Rusdi, juru kunci yang telah memberikan keterangan tentang mitos tayub
10. Segenap rekan-rekan, masyarakat desa Termas dan teman-teman yang tidak
semoga semua bantuan yang telah diberikan menjadi kebaikan yang diridhoi dan
Semarang, 2005
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
SARI................................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
B. Permasalahan ....................................................................................... 7
C. Tujuan .................................................................................................. 7
D. Manfaat ................................................................................................ 8
E. Sistematika Skripsi............................................................................... 8
C. Mitos .................................................................................................... 14
D. Ritual .................................................................................................... 16
vii
BAB III METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian............................................................................ 19
C. Sumber Data......................................................................................... 20
2. Teknik Wawancara......................................................................... 22
3. Dokumentasi .................................................................................. 24
1. Deskripsi Data................................................................................ 26
2. Kependudukan ............................................................................... 29
4. Pendidikan...................................................................................... 32
viii
1. Latar Belakang Pertunjukan Tayub................................................ 38
A. Simpulan .............................................................................................. 72
B. Saran..................................................................................................... 73
LAMPIRAN .................................................................................................... 76
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran 1 : Glosari
Lampiran 8 : Peta
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mitos adalah bagian ritual yang diucapkan, cerita yang diperagakan oleh
yang selalu dan setiap kali diperlukan, misalnya berkaitan dengan panen,
kematian. Tetapi dalam pengertian yang lebih luas, mitos berarti cerita-cerita
anonim mengenai asal mula alam semesta dan nasib serta tujuan hidup,
mereka mengenai dunia, tingkah laku manusia, citra alam, dan tujuan hidup
1995:243).
Mitos sebagai cerita yang memberi pedoman dan arah tertentu kepada
sekelompok orang, cerita ini dapat dituturkan, namun dapat pula diungkapkan
lainnya (Haryono 2002:30). Masyarakat desa Termas sangat lekat dengan sebuah
mitos yang dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi berikutnya. Mitos di
yakini untuk memberikan gambaran tentang kehidupan manusia yang bersifat baik
dan buruk. Setiap insan khususnya masyarakat desa Termas mengagungkan sifat
1
2
Adat tradisi yang berkembang di desa Termas adalah upacara yang diberi
nama upacara Nguras Sendang. Upacara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
makna tertentu, dan tidak boleh diubah susunan acaranya. Menurut mitos yang
dipercaya oleh masyarakat setempat mengatakan apabila ada salah satu susunan
acara diubah, maka akan terjadi bencana ditempat tersebut. Oleh karena itu,
manusia ini tumbuh dari alam bawah sadar sebagai perwujudan dari keterbatasan
manusia dalam menghadapi tantangan hidup, baik yang berasal dari diri sendiri
maupun alam sekitar. Para pelaku dan pendukung upacara akan mendapat
masyarakat pendukungnya.
kehidupan akan tentram, jauh dari mara bahaya dan segala gangguan penyakit
3
hidup dan berkembang dan merupakan warisan budaya yang ditinggalkan oleh
kesuburan bagi masyarakat desa Termas. Apabila dijalankan secara rutin serta
kesukaan sepasang pengantin yaitu Raden Ajeng Rusmiyati dan Kanjeng Gusti
keramat dengan maksud mohon berkah dari nenek moyang atau leluhur. Salah
satu contohnya adalah tradisi Nguras Sendang di sendang penganten yang berada
cerita rakyat dan upacara tradisi ini masih kuat. Cerita itu lambat laun dimitoskan
oleh masyarakat sebagai cerita yang dianggap benar-benar terjadi dan suci,
dengan anggapan seperti itulah kedudukan serta fungsi cerita rakyat tersebut
negatif yang berlanjut dengan munculnya sikap dan perilaku yang sesuai dengan
kesenian yang lain dengan alasan mencari biaya yang lebih murah. Biaya yang
digunakan untuk melaksanakan upacara Nguras Sendang berasal dari iuran para
warga, sehingga biaya sangat terbatas. Namun kehadiran tayub merupakan sebuah
mitos yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar, maka warga selalu berusaha
setelah juru kunci yang pertama meninggal, masyarakat desa Termas dalam
mitos arwah yang masuk ke dalam jiwa orang yang kesurupan adalah arwah dari
Raden Ajeng Rusmiyati dan Kanjeng Gusti Ngrancang Kencono. Setelah diberi
minum dari air yang berasal dari Sendang barulah sadar. Seperti halnya yang
dituturkan oleh Suwito (20 Januari:2004) sekitar tahun 2002 pertunjukan tayub
dalam Nguras Sendang diganti dengan pengajian, karena pada saat pelaksanaan
5
Nguras Sendang bertepatan dengan musim paceklik (belum musim panen), serta
untuk mencari biaya yang lebih murah. Pada hari pelaksanaannya peralatan
dilakukan tanpa menggunakan microfon. Sejak kejadian itu warga takut untuk
ritual, hiburan pribadi dan sajian estetis. Tayub sebagai upacara ritual mempunyai
kandungan yakni penari tayub sebagai sarana penyembuhan orang sakit, sebagai
persembahan leluhur, hiburan roh halus, dan tayub sebagai pembersih desa. Tayub
sebagai hiburan pribadi tidak hanya terbatas para pelaku, akan tetapi para
penonton yang hadir baik yang aktif maupun pasif juga merasa terhibur. Tayub
Raden Ajeng Rusmiyati dan Kanjeng Gusti Ngrancang Kencono. Masyarakat desa
lebih dari itu penari tayub dianggap orang yang mempuyai kekuatan yang bisa
Rusmiyati dan Kanjeng Gusti Ngrancang Kencono selalu hadir dalam upacara
ritual yang sakral dan harus dilaksanakan oleh masyarakat pendukungnya, ritual
Nguras Sendang menjadi sebuah tradisi yang tidak bisa ditinggalkan. Menurut
dihindari. Mitos berfungsi untuk memberikan pedoman atau arah bagi masyarakat
agar supaya jangan sampai melanggar norma-norma yang ada saat upacara
maksud dan tujuan tertentu. Penari tayub mempunyai peran aktif tersendiri,
penduduk setempat mengatakan bilamana ada anak yang sakit dan memilki
nadzar akan membawa ke tempat upacara jika sakitnya sembuh, maka ditempat
upacara penari tayub akan memberikan bedak kepada anak yang sakit. Dengan
bedak yang diberikan oleh penari tayub, maka anak yang sakit akan sembuh
karena bedak yang diberikan mengandung do’a serta mantra sehingga menjauhkan
dari penyakit, dan orang tua akan menjadi puas dan percaya bahwa anaknya akan
pernikahan mempunyai makna yang sama yaitu konsep kesuburan, hanya saja
setelah bagian yang berbau ritual selesai, pertunjukan tayub mulai berganti fungsi
bersenang-senang tamu yang tidak diundang bisa tampil ngibing atau menari
7
bersama penari yang dipilihnya, apabila telah selesai para pengibing melakukan
masing pengibing.
Nguras Sendang serta apa fungsi dari tayub bagi masyarakat desa Termas.
B. Rumusan Masalah
2. Apakah fungsi Tayub dalam upacara Ritual Nguras Sendang bagi masyarakat
pendukungnya?
C. Tujuan Penelitian
1. Mitos tayub dalam upacara Ritual Nguras Sendang di desa Termas kecamatan
pendukungnya.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi kelompok kesenian tayub, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
dijadikan sebagai bahan pelengkap dokumentasi dan data kesenian tayub serta
arahan yang berkaitan dengan fungsi tayub dalam upacara Ritual Nguras
Sendang.
E. Sistematika Skripsi
dikemukakan sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari lima bab sebagai
berikut:
akan dibahas.
penelitian (mitos tayub dalam upacara ritual Nguras Sendang serta fungsi tayub
kondisi penelitian, mitos tayub dalam upacara Nguras Sendang, dan fungsi tayub
Bab V Simpulan dan Saran, berisi hasil penelitian yang ditarik dari
analisis data dan pembahasan, yaitu tentang mitos tayub dalam upacara ritual
Nguras Sendang dan fungsi tayub bagi masyarakat. Saran berisi masukan untuk
perbaikan yang berkaitan dengan penelitian. Bagian akhir berisi daftar pustaka
dan lampiran-lampiran. Daftar pustaka berisi daftar buku, diktat atau lainnya yang
LANDASAN TEORI
kolektif para pencipatanya sangat kuat. Di samping itu kesetiaan para pencipta
tradisional sebagai warisan nenek moyang dengan melalui perjalanan yang cukup
yang sesuai dengan tradisi, kerangka pola-pola bentuk maupun penerapan yang
sebagai produk rakyat, jelas sekali gaya seni dan ciri-cirinya lebih bersifat spontan
macam dan ciri khasnya, hal itu tidak lepas dari adat kebiasaan yan terjadi di
daerah itu sendiri. Sependapat dengan Jazuli (1994:70) bahwa kesenian tradisional
10
11
suatu arti, makna, pesan atau nilai budaya masyarakat dimana kesenian itu berada.
gerak, tata rias wajah, tata busana,iringan dan tempat pertunjukan (Indriyanto
2001:59).
peristiwa kedaerahan. Dengan kata lain hidup dan didukung masyarakat daerah
merupakan salah satu bentuk seni yang berakar dan bersumber pada masyarakat
harganya. Di samping itu kesenian tradisional juga memiliki nilai strategis baik
yang keagamaan masih kuat. Gaya serta ciri-ciri kesenian tradisional bersifat
sederhana, yaitu dari segi gerak, tata rias wajah, tata busana, iringan dan tempat
pertunjukan.
Mangkunegaran terdapat keterangan bahwa tayub berasal dari kata nayub, yang
terdiri dari dua kata yaitu mataya yang berarti tari, dan guyub yang berarti rukun
dalam kerukunan dan kebersamaan. Tari tayub dilakukan oleh laki-laki dan wanita
pertunjukan tayub selalu diwarnai oleh adanya minuman keras. Sehingga tayub
identik dengan minuman keras, karena sudah menjadi tradisi dari para generasi
sebelumnya.
bermanfaat dan berguna bagi suatu kehidupan masyarakat, keberadaan sesuatu itu
mempunyai arti penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Kata fungsi selalu
menunjukkan kepada pengaruh terhadap sesuatu yang lain, apa yang kita namakan
13
fungsional itu tidak berdiri sendiri tetapi justru dalam suatu hubungan tertentu
garis besar dapat di kelompokkan menjadi dua, fungsi primer dan fungsi sekunder.
Fungsi primer dari seni pertunjukan dalah apabila seni pertunjukan tersebut
bertunjuan bukan sekedar untuk dinikmati, tetapi untuk kepentingan lain. Fungsi
kekuatan yang kasat mata. Para pemain dan peserta di dalam pertunjukannya
terlibat bersama-sama sebagai peserta, sehingga seni pertunjukan jenis ini di sebut
pribadi yang melibatkan diri dalam pertunjkan di sebut juga sebagai art
kesenian tradisional juga hidup dalam kelompok masyarakat tertentu dan memiliki
kesenian tradisional sebagai tontonan adalah untuk hiburan atau untuk santapan
a. Fungsi upacara
b. Fungsi hiburan
pelengkap dalam suatu pesta, perayaan hari besar atau acara-acara tertentu.
C. Mitos
diucapkan, semula “mitos” dilawankan dengan “logos”. Mitos ialah cerita seorang
penyair, sedangkan logos adalah laporan yang dapat dipercaya sesuai dengan
kenyataan. Mitos dibedakan menjadi dua lapis, yaitu ide yang melatarbelakangi
cerita dan perwujudan naratif yang tidak perlu ditafsirkan secara harfiah. Mitos
15
merupakan cerita mengenai dewa-dewa, pahlawan dari zaman dahulu. Mitos juga
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu pertama mitos simbolis atau spekulatif yang
menafsirkan secara simbolis tata semesta alam atau tata masyarakat. Kedua mitos
aetologis yang dalam bentuk cerita menerangkan suatu praktik. Ketiga, dalam arti
luas mitos disamakan dengan sage, yaitu cerita legendaris mengenai seorang
masyarakat, asal-usul dan perubahan alam raya, dunia, dewa-dewi, kekuatan atas
kodrat manusia, pahlawan, dan masyarakat sebagai ungkapan suatu makna, cerita
sakral tentang keadaan masa lampau yang membahas hal-hal yang tidak
umumnya adalah nama lain dari demit (dalam bahasa jawa berarti “roh”). Seperti
demit, danyang tinggal menetap pada suatu tempat yang di sebut punden, mereka
keseimbangan dan kodrati, karena mitos merupakan media dan esensi dari agama.
Sedangkan hakekat dari tindakan keagamaan yang terwujud dalam bentuk upacara
tingkat keselamatan atau kesejateraan. Suatu masyarakat akan merasa puas dan
bahagia apabila telah melakukan upacara ritual tertentu yang menjadi kewajiban
serta menjadi tanggung jawab mereka sebagai pendukung tradisi yang diwariskan
16
dari leluhurnya.
Suatu ritus atau religi terdiri dari suatu kombinasi yang merangkaikan
beberapa tindakan. Ritus dan upacara bukan peristiwa biasa, tetapi peristiwa yang
(Koentjaraningrat, 1993:44-46).
D. Ritual
kongkrit, yang sakral biasanya dijadikan sebagai objek atau sarana penyembahan
Ritual itu sendiri adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan mitos
yang bertujuan untuk mensakralkan diri dan dilakukan secara rutin, tetap, berkala
yang dapat dilakukan secara perorangan maupun kolektif menurut ruang dan
berkaitan erat dengan ritual. Mitos adalah bagian ritual yang diucapkan, cerita
17
yang peragakan oleh ritual. Dalam suatu masyarakat, ritual dilakukan oleh
keselamatan. Mitos berarti cerita-cerita anonim mengenai asal mula alam semesta,
terlebih dahulu perlu diuraikan hubungan antara mitos dengan upacara ritual,
karena sebelum menjadi sebuah tradisi didahului dengan adanya upacara ritual
pula bahwa untuk menjadi sebuah tradisi harus melalui tahapan atau proses yaitu
dengan didahului oleh adanya sebuah mitos, kemudian mitos disertai dengan
upacara ritual. Upacara ritual yang dilaksanakan secara turun temurun kemudian
menjadi sebuah tradisi. Hal ini sependapat dengan pengertian tradisi yang
dikemukakan oleh Edward Shils dalam Sajogja (1983:90) tradisi yaitu sesuatu
yang diteruskan (transmited) dari masa lalu kemasa sekarang, bisa berupa benda
yaitu kegiatan sosial yang melibatkan para warga dalam mencapai tujuan
kebudayaan masyarakat. Hal ini terwujud karena fungsi upacara tradisional bagi
untuk mengintegrasikan rakyat yang kurang akrab satu dengan yang lain, kadang-
fungsi upacara ritual dalam mitos yang dilakukan masyarakat sebagai suatu tradisi
keselarasan dan kesejahteraan hidup. Ketiga, sebagai wadah untuk saling menukar
prestasi atau saling memberi antara manusia dengan makluk gaib yang
diwujudkan dalam bentuk sesaji (makanan, minuman, menyan dan benda lain)
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
objek pengkajian sebagai suatu sistem, dengan kata lain objek kajian dilihat
sebagai satuan yang terdiri dari unsur yang saling terkait. Peneliti bermaksud
menggambarkan atau menguraikan tentang mitos dan fungsi tayub dalam sebuah
artinya penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yang berupa kata-
kata tertulis terhadap apa yang diamati, atau dengan kata lain data yang dianalisis
1. Lokasi Penelitian
desa Termas salah satu desa yang tidak mengembangkan kesenian tayub, namun
dalam upacara ritual Nguras Sendang, kesenian yang dihadirkan adalah tayub, dan
merupakan salah satu desa yang terdapat upacara ritual Nguras Sendang.
19
20
2. Sasaran Penelitian
a. Mitos dan fungsi tayub dalam upacara ritual Nguras Sendang di desa Termas,
Sendang.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari tempat
atau lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian. Lokasi adalah Desa Termas
penelitiannya adalah mitos dan fungsi tayub dalam upacara Nguras Sendang dan
peneliti juga perlu memilih teknik yang tepat dan alat pengumpul data yang
relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
diamati.
berhubungan dengan mitos tayub dalam upacara ritual Nguras Sendang, sikap
digunakan untuk menyusun data dan informasi yang diperoleh dari hasil
menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama berupa observasi awal (survey) yang berisi
dengan kegiatan pengecekan lokasi dan sasaran penelitian dan tahap kedua
sebagai penelitian inti dengan kegiatan pengumpulan bahan dan data yang
meliputi:
a. Kondisi fisik lokasi penelitian, yang meliputi letak dan kondisi geografis desa
dimulai dengan melakukan survai awal atau pengecekan lokasi pada tanggal
oleh subjek-subjek. Subjek di sini adalah kepala Desa Termas dan Kadus
Mrayun.
22
c. Masyarakat dan pelaku seni (seni Tayub), yang meliputi perangkat desa tokoh
masyarakat, dan para seniman seniwati dari kesenian tayub. Observasi dimulai
2. Teknik wawancara
berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini
memilih informan yang dianggap menguasai dan dapat dipercaya untuk menjadi
adalah:
a. Menentukan lokasi
a. Enkulturasi penuh
b. Keterlibatan langsung
untuk menjadi sumber data yang jelas. Informan yang dipilih adalah juru kunci,
modin dan sesepuh desa, karena secara umum mereka yang menguasai tentang
a. Aparat desa, materi wawancara seputar kondisi fisik desa yang meliputi letak
kehidupan kesenian masyarakat yang meliputi asal usul dan latar belakang
yang mendorong untuk menjadi seorang penari tayub, mantra apa yang
diucapkan ketika warga meminta do’a, dan adakah syarat-syarat yang khusus
wawancara.
3. Dokumentasi
dokumen (foto) dan informasi dari masyarakat yang berhubungan dengan objek
25
penelitian, yaitu mitos tayub dalam upacara Nguras Sendang di desa Termas
Kecamatan Karangrayung.
dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara
surat pribadi, dan autobiografi. Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan
informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin,
foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan
dan akurat. Proses dokumentasi dilakukan dalam waktu pengumpulan data, yang
kapan ada upacara Nguras Sendang yang di dalamnya terdapat pementasan tayub,
peneliti ikut datang dalam pementasan tersebut untuk mengambil gambar yang
kualitatif. Analisis ini tidak berkaitan dengan angka-angka akan tetapi berkaitan
seleksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penyimpulan data
(conslusion drawing).
abstraksi data kasar yang ada pada lapangan. Proses ini berlangsung selama
27
diajukan dan tentang pengumpulan data yang dipakai. Pada saat pengumpulan
2. Penyajian data adalah suatu susunan atau kumpulan informasi tentang mitos
tayub dalam upacara Nguras Sendang dan fungsi tayub dalam kaitannya
data yang berkaitan dengan upacara tradisi Nguras Sendang akan dianalisis
Nguras Sendang.
kesatuan yang utuh, yang ada kaitannya dengan alur, sebab akibat dan proposi
masalah yang sedang dikaji yaitu mitos tayub dalam Nguras Sendang.
BAB IV
merupakan lahan kering, terdiri dari area sawah seluas 170.000 Ha, kebun seluas
desa Termas dibagi menjadi beberapa dukuh dan mempunyai wilayah perbatasan
beda, misalnya Sendang penganten sangat bermanfaat sebagai sumber mata air
bagi masyarakat desa Termas khususnya pada musim kemarau, dengan adanya
sendang, masyarakat desa Termas tidak akan kekurangan air, bahkan masyarakat
sulit, karena Desa Termas merupakan daerah terpencil yang berbatasan dengan
28
hutan. Di samping daerah yang terpencil, jalan untuk menuju Desa Termas sangat
terjal, sehingga sangat sulit dilalui oleh bis maupun angkutan umum. Alat
transportasi yang bias melewati Desa Termas adalah andong dan ojek.
2. Kependudukan
29
Berdasarkan data statistik mengenai penduduk Desa Termas selaras
dengan tabel 1, maka dapat dilihat persentase pelaku kesenian tayub, yang
produktif sekitar umur 25-29 tahun dan berjumlah sekitar 329 orang serta
mencapai 60% dari jumlah penduduk Desa Termas yang berumur 25 tahun sampai
3. Mata Pencaharian
hasil pertanian, karena didukung oleh kondisi tanah yang subur, irigasi yang
Selain sebagai petani terdapat pula karyawan, wiraswasta, pegawai negeri, jasa,
tukang, dan pensiunan. Kelompok petani tersebut ada kelompok petani yang
bekerja mengerjakan tanahnya sendiri, ada juga sebagai buruh tani mengerjakan
lahan orang lain dengan sistem bagi hasil, ataupun dengan menyewa tanah.
Masyarakat bekerja sebagai petani sawah maupun sebagai petani ladang yang
30
membuat ukiran kayu, meja kursi dan sulaman. Pekerjaan sambilan tersebut selain
untuk menunggu masa panen tiba, juga untuk mendapatkan tambahan dalam
memenuhi kebutuhan sehari-sehari.
Termas selaras dengan tabel 2, maka persentase pelaku kesenian yang aktif adalah
31
penduduk yang memiliki mata pencaharian bertani yaitu berjumlah 1040 orang
serta mencapai 85% dari jumlah penduduk Desa Termas yang bekerja sebagai
petani, karena penduduk yang memiliki mata pencaharian bertani memiliki waktu
4. Pendidikan
adat istiadat yang berlaku. Adat istiadat yang berlaku dan berkembang di desa
Termas diterima dengan baik dan dilaksanakan secara turun temurun dari nenek
moyangnya.
pranata atau lembaga kebudayaan tersendiri atau tidak tertulis, dalam pelaksanaan
32
Tabel 3. TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT DESA TERMAS
selaras dengan tabel 3, maka dapat dilihat persentase pelaku kesenian tayub yang
hanya tamat SD dan berjumlah sekitar 1566 orang, serta mencapai 80% dari
jumlah penduduk Desa Termas yang hanya tamat SD. Kondisi demikian
menandakan bahwa tayub lebih banyak diminati oleh penduduk yang masih
pemerintah yang bersifat membangun. Salah satu syair yang ditembangkan adalah
33
mengajak kita para penonton untuk ikut berperan serta dalam mengisi
agar selalu rajin belajar, serta harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan, dengan
masyarakat saling hidup berdampingan secara rukun, penuh toleransi, dan saling
anut.
Agama Islam dapat diterima dengan baik oleh masyarakat desa Termas,
Masyarakat desa Termas masih percaya bahwa roh leluhur dapat memberikan
bantuan kekuatan kepada sanak keluarga dan kerabat yang masih hidup. Untuk
Kesenian tayub yang telah menyatu dengan hati, jiwa, dan kehidupan
upacara Nguras Sendang. Masyarakat masih percaya, bahwa penari tayub dalam
34
tentang gangguan yang akan melanda desanya serta cara menanggulanginya.
Kesenian tayub sebenarnya tidak pernah dipentaskan didesa Termas selain hanya
masih percaya adanya kontak batin antara masyarakat dengan roh leluhur dan
Nguras Sendang, sehingga tradisi upacara Nguras Sendang masih menyatu dalam
NO AGAMA JUMLAH
2. Katholik 4 orang
3. Kristen __
4. Budha __
5. Hindu __
Desa Termas selaras dengan tabel 4, maka pelaku kesenian yang aktif adalah
penduduk yang menganut agama Islam sekitar 3097 orang serta mencapai 95%
dari jumlah penduduk Desa Termas yang beragama Islam. Kondisi demikian
35
menandakan bahwa penduduk Desa Termas masih memilki jiwa berkesenian,
Melihat kondisi alam yang telah diuraikan dan melihat desa Termas
sebagian besar penduduknya hidup sebagai petani, maka kesenian yang tumbuh
dapat dilihat dari penduduk yang mempunyai hajat atau punya kerja banyak
yang sampai sekarang masih aktif melakukan kegiatan kesenian adalah musik
agar makna yang terkandung dalam solawatan dapat lebih dipahami. Bentuk dari
dan kecicer. Genjring adalah instrumen yang bentuknya seperti terbang (rebana)
kecil, tetapi dibagian kayunya diberi lobang kecil untuk menempatkan logam
tipis. Genjring disebut juga tampre atau kerincing. Jumlah anggota kesenian
rebana di dusun Mrayung desa Termas berkisar kurang lebih 15-20 orang laki-laki
dan perempuan. Pentas dilakukan di desa setempat, tetangga desa dan juga keluar
36
kota pada saat warga punya kerja, misalnya pesta pernikahan, khitanan dan
pengajian akbar.
kesenian dangdut desa Termas di beri nama lembur kuring keberadaan kesenian
dangdut tepatnya berada di dusun Getas. Bentuk kesenian dangdut terdiri dari
seperangkat alat musik yaitu bass, guitar, keybord, tamborin, seruling dan
gendang, berbunyi dang dan dut yang merupakan ciri sekaligus nama dari musik
tersebut yaitu musik dangdut. Musik dangdut sangat digemari oleh para kawula
muda terutama masyarakat pedesaan, dengan irama yang mendayu-dayu dan ritme
disebut sindhen atau penyanyi, lagu atau tembang yang dilantunkan adalah
tembang-tembang jawa dan campur sari. Para pemain klenengan mayoritas orang-
orang tua, sebab banyak pemuda yang tidak menyukai kesenian klenengan atau
karawitan. Jumlah anggota kesenian klenengan terdiri dari 17 orang pengrawit dan
Dari uarian diatas kesenian yang sampai saat ini masih ada dan tetap
eksis yaitu rebana dan dangdut. Hal ini dapat di pengaruhi oleh kehidupan
masyarakat desa Termas yang menganut agama dan kepercayaan yang sangat
kuat, sehingga kesenian yang hidup dan berkembang adalah rebana. Sedangkan
37
dangdut merupakan kesenian yang sangat di gemari oleh masyarakat desa Termas
yang terjadi disekelilingnya. Mitos dibuat untuk kepentingan manusia yang dalam
kadang perlu diberlakukan. Ritual merupakan gejala umum yang didasari oleh
kerajaan yang bernama kerajaan Pengging. Raja Pengging mempunyai putri yang
kecantikannya dan banyak kerajaan lain yang ingin menjodokan putranya dengan
Raden Ajeng Rusmiyati. Tahu akan dijodohkan Raden Ajeng Rusmiyati bingung
38
Suatu ketika, kerajaan Pengging mengalami kemarau panjang, banyak
pangan. Begitu juga dengan tanaman Raden Ajeng Rusmiyati yang berada dalam
keputren, tanamannya layu dan hampir mati. Raja Pengging bingung bagaimana
Raden Ajeng Rusmiyati, apabila wanita akan dijadikan saudara dan apabila laki-
tugas bernama Joko Pangalasan. Joko Pangalasan adalah putra kerajaan Mataram
Pangalasan karena sering pergi dari istana untuk belajar, menuntut ilmu, keluar
Raden Ajeng Rusmiyati minta supaya janji yang di ucapkan dalam sayembara
dihapus. Raja pengging marah dan menyuruh putrinya pergi dari kerajaan, dan
Raden Ajeng Rusmiyati pergi dari kerajaan tanpa berpamitan kepada kedua orang
tuanya.
karena kepergian putrinya tanpa berpamitan, arah dan tujuan tanpa diketahui oleh
ratu Pengging mengadakan sayembara yang isinya tak jauh berbeda dengan
39
sayembara yang pernah dilaksanakan. Ketika sedang mengembala sapi, tanpa
sengaja Joko Pangalasan bertemu dengan Raden Ajeng Rusmiyati kemudian mau
yang mengejeknya bahwa anak seorang raja menikah dengan pengembala sapi.
Raden Ajeng Rusmiyati bersedih dan masih merasa malu, kemudian pergi lagi dari
tayub. Diharapkan dengan pertunjukan tayub banyak orang yang tertarik dan
disadari oleh Raden Ajeng Rusmiyati melewati keramaian dan ikut bergabung
Pangalasan mengajak pulang ke kerajaan tetapi tidak mau, karena malu selalu
bawah pohon beringin yang sangat besar Raden Ajeng Rusmiyati dan Joko
Pangalasan meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberi petunjuk
supaya dapat menemukan air untuk diminum. Merasa mendapat petunjuk dari
batu, kemudian batu dibuka dan keluar airnya, akhirnya mereka berdua dapat
meninggalkan tempat pohon beringin dan akan hidup bersama. Suatu hari mereka
40
ingin sekali mendapatkan hiburan yang biasa dilihat dan dinikmati dikerajaan.
Joko Pangalasan mengabulkan apa yang diminta oleh Raden Ajeng Rusmiyati
menikmati kesenian tayub layaknya dalam suatu kerajaan dan mereka merasa
banyak warga yang datang untuk menyaksikan. Banyak para warga yang ikut
menari tanpa dipungut biaya, karena semua biayanya di tanggung oleh Joko
beringin sampai hilang sifat fisiknya dan mewujudkan air yang bening. Oleh
adalah sepasang pengantin. Ada dua sendang yang dipercaya masyarakat sebagai
41
Gambar 2. Sendang wadon (Sendang putri).
wadon memiliki tempat yang berbeda, yaitu sendang lanang berada disebelah
timur atau sebelah kanan sendang wadon. Sendang wadon memiliki ukuran kecil,
sedangkan sendang lanang memilki ukuran yang lebih lebar dan panjang daripada
sendang wadon.
ucapan terima kasih dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat yang telah dikaruniakan kepada masyarakat Desa Termas. Disamping itu
kanan dan pengantin perempuan disamping kiri. Begitu halnya dengan keberadaan
42
Kegiatan upacara ritual Nguras Sendang yang dilaksanakan oleh
temurun oleh para leluhurnya. Adanya mitos yang diceritakan oleh nenek
upacara Nguras Sendang, masyarakat Desa Termas percaya kehidupan tidak akan
teteram, sendang penganten merupakan tempat yang sakral dan membawa berkah
sangat panjang air sendang tidak akan habis, biarpun yang mengambil air berasal
dari warga setempat, ada juga berasal dari desa diluar desa Termas, jarak tempuh
sangat jauh warga tetap mengambil air di sendang penganten. Airnya masih tetap
utuh, walaupun kedalamannya hanya kurang lebih 3 meter dan dasar sendang bisa
Kencono.
agungkan oleh masyarakat desa Termas, yaitu dengan adanya dua buah sendang.
43
a. Pelaksanaan Upacara
panggung, hanya didirikan tratak atau tenda dan diberi alas dari tikar atau layar
(terbuat dari bahan plastik tipis). Adapun gambar denah arena pertunjukkan
sebagai berikut.
U a
f
e
c d
h g h
a) Mimbar
c) Pengrawit
e) Sendang Wadhon
f) Sendang Lanang
g) Jalan
h) Tarub
44
Pelaksanaan upacara dan pertunjukan tayub dilaksanakan di halaman
bulan Besar atau Dzulhijah. Pada bulan inipun masih harus dipilih hari renteng,
yaitu Jumat Kliwon, Sabtu Legi, dan Minggu Pahing. Hari Minggu Pahing
merupakan puncak acara upacara Nguras Sendang. Puncak acara Nguras Sendang
diisi dengan acara selamatan, Nguras Sendang wadon, pertunjukkan tayub, dan
luaran.
tahun yang lalu. Perbedaan terletak pada tahap pertunjukan tayub. Tahun lalu
pertunjukan tayub dilaksanakan secara bertahap yaitu siang hari dan malam hari,
namun untuk tahun 2005 pertunjukan tayub hanya dilaksanakan siang hari.
dilakukan oleh para pemuda dusun, ibu-ibu menyiapkan segala sesuatu yang
prosesi upacara. Selain itu para pemuda datang juga untuk bertayub. Adapun
anak-anak datang untuk acara luaran. Berikut ini gambar peserta upacara sedang
45
Gambar 3. Peserta Upacara
Adapun pelaksana upacara antara lain juru kunci, sesepuh desa, dan
modin. Tugas juru kunci adalah memimpin upacara dari awal pelaksanaan upacara
sampai akhir upacara. Sesepuh desa bertugas membuka dan menutup upacara,
dengan kata lain sesepuh desa bertugas sebagai pranata upacara. Sedangkan modin
bertugas sebagai pembaca doa. Selain ketiga pelaksana tersebut terdapat pula
Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain tarub, dan cething. Sedangkan sesaji
yang digunakan yaitu kembang setaman, rokok, uang, bawah merah, bawang
Tarub di buat dari anyaman janur (daun kelapa) yang dipadukan dengan
daun beringin. Pemasangan tarub tak lepas dari mitos asal mula sendang dari
46
sepasang pengantin yang berubah menjadi pohon beringin yang sangat besar.
Adapun makna simbolis dari tarub adalah memohon agar selama penyelenggaraan
upacara Nguras Sendang mendapat rahmat dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa
Sendang selalu ada janur yang melengkung. Hal ini dimaksudkan untuk
Gambar 4. Tarub
upacara pernikahan juga dipasang tarub yang terbuat dari anyaman janur kuning
bahwa air yang telah di ambil dengan cething akan kembali mengalir. Begitu
47
halnya dengan sendang yang sudah di bersihkan, air akan kembali mengalir,
sehingga dapat tergantikan oleh air yang telah dibuang dengan air yang baru.
Seiring dengan tergantinya air yang baru, maka masyarakatpun berharap setelah
Gambar 5. Cething
Sendang, cething yang di gunakan sebanyak dua buah, yang terbuat dari anyaman
upacara Nguras Sendang terdiri atas bunga mawar merah, mawar putih, kenanga,
kanthil, serta irisan daun pandan. Kembang setaman dan kemenyan memunyai
Dengan bau bunga yang harum masyarakat berharap dapat mengurangi hawa yang
48
Benda lain yang digunakan sebagai sesaji adalah uang logam, rokok,
bawang merah, bawang putih dan sirih. Penggunaan benda-benda tersebut untuk
kegemaran dari Raden Ajeng Rusmiyati. Bawang merah dan bawang putih adalah
kerbau terdiri atas potongan kepala, hati, ekor, kulit, usus, dan daging.
atas daun yang dibuat sebagai tempat untuk semua sesaji yang digunakan. Rokok,
daging kerbau, bawang merah dan bawang putih diletakkan dalam tempat
49
diletakkan dalam tempat tersendiri. Semua perlengkapan sesaji yang dibutuhkan
Yang Maha Esa agar penduduk desa Termas hidupnya aman, tenteram, tidak
mendapat gangguan dari perampok atau pencuri, memohon agar segala jerih
payah usahanya dalam bidang pertanian maupun yang lain supaya mendapatkan
memohon agar dijauhkan dari segala gangguan penyakit yang datang secara tiba-
tiba.
sendang dari segala kotoran yang ada, air yang habis akan tergantikan oleh air
yang baru.
persembahan kepada danyang berupa potongan kerbau yang terdiri atas kepala,
ekor, dan daging. Kemudian juru kunci memberikan sesaji berupa kembang
setaman, rokok, cabe, uang, cermin, sisir, bawang merah dan bawang putih
50
Gambar 7. Upacara Selamatan
saat upacara sangat hening, karena ada doa yang diucapkan oleh modin desa
merah, bubur diletakkan di atas tampah (berbentuk lingkaran agak besar terbuat
atau dipimpin oleh juru kunci. Pembukaan atau permulaan nguras menggunakan
ember kecil sebanyak tiga kali, dilanjutkan oleh perwakilan masyarakat, setelah
bersihkan. Acara pembersihan sendang didampingi oleh penari tayub yang duduk
51
Selamatan gong atau bancaan gong dilakukan untuk membuka gamelan
dan memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa,. semoga dalam menabuh gamelan
tidak ada kesalahan serta memohon keselamatan bagi pemain atau penabuh
gamelan. Bancakan gong terdiri dari nasi putih, ingkung ayam, serta nasi
kudapan, diantara makanan tersebut mempunyai makna dan arti tersendiri yaitu :
Nasi putih, warna putih melambangkan sebuah kesucian dan kemuliaan, agar
Yang Maha Esa. Ingkung ayam, melambangkan kepasrahan hidup, artinya agar
masyarakat selalu pasrah kepada Tuhan Yang Mahakuasa dengan apa yang
terjadi. Nasi kudapan mempunyai arti bahwa manusia hidup selalu bergotong
royong dan semua kesalahan dapat dimaafkan atau mendapat ampunan dari Tuhan
para pengrawit, yang dilakukan di antara gamelan yang sudah ditata. Bancaan
gong menggunakan perlengkapan yang berupa nasi putih, ingkung ayam, dan nasi
52
kudapan, semua perlengkapan diletakkan diatas dua tampah yang diberi selembar
daun pisang. Bancaan gong dipimpin oleh panitia upacara Nguras Sendang
dan berias, kemudian diberi tempat duduk khusus yang telah di sediakan, maka
dipimpin oleh modin setempat, tahlil ditujukan kepada arwah para leluhur yang
telah lama meninggal agar mendapat ampunan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Selesai acara tahlil, tata urutan upacara selanjutnya adalah prakata dan
untuk berpidato harus menghadap ke sebuah pohon besar yang di beri nama
Randualas. Konon Randualas adalah tempat atau rumah kediaman Raden Ajeng
digunakan untuk menyambut tamu undangan dan para penonton yang hadir dalam
kepala desa Termas, kepala desa adalah orang yang di hormati sekaligus sebagai
pertama kali. Sampur diantar oleh orang yang bertugas mengantar sampur yaitu
seorang cucuk lampah atau pengarih, setelah sampur diterima, maka kepala desa
53
Sebelum acara tayub dilanjutkan terlebih dahulu acara luaran atau
anaknya untuk di beri bedak oleh penari tayub, apabila yang bersangkutan tidak
dapat hadir, maka sebuah bajupun dibawa ke acara luaran untuk dimintakan
parfum dari penari tayub. Acara luaran bertujuan agar anak-anak terbebas dari
selamatan atau makan bersama yang terakhir dimaksudkan sebagai ucapan rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa upacara Nguras Sendang telah
diteruskan dengan tayub umum, artinya bahwa orang yang menari bersama penari
tayub berasal dari masyarakat umum yang datang dari dalam desa maupun dari
luar desa Termas. Acara tayub umum dilaksanakan sampai sore hari yaitu sekitar
Upacara Nguras Sendang merupakan sebuah ritual yang sakral dan harus
sebuah tradisi yang tidak bisa ditinggalkan. Adapun norma-norma yang tidak
sebanyak tiga kali dengan menggunakan ember kecil. Apabila tidak didahului
oleh juru kunci maka air yang dikuras tidak bisa habis.
54
Gambar 9. Juru Kunci mengawali meNguras Sendang
menggunakan ember kecil sebanyak tiga kali. Suasana dalam keadaan ramai
b. Tempat untuk berpidato atau yang dinamakan dengan podium atau mimbar
harus menghadap kesebuah pohon yang amat besar yang umurnya sudah
sangat tua. Podium diarahkan kepohon supaya danyang dapat melihat dari
tempat.
55
Gambar 10. Podium atau Mimbar
gotong royong oleh masyarakat, dipasang disebelah barat sendang, karena saat
56
2. Rangkaian Pertunjukan Tayub
penari tayub datang kemudian diberi tempat khusus untuk duduk, di samping
tembang eling-eling sekar gadung dan lir-ilir, selain tembang eling-eling dan lir-
ilir para peNguras Sendang di beri kesempatan meminta tembang yang disukai
kepada penari tayub, misalnya godril, orek-orek dan, goyang semarang. Adanya
Nguras Sendang tanpa di dampingi penari tayub air tidak bisa habis, walaupun
dikuras secara bersama oleh masyarakat maupun menggunakan sedot air. Saat
Iringan atau gending dalam sebuah tarian sangat berperan sekali, sebab
tari tanpa sebuah iringan tidak akan menarik. Iringan bisa saja berasal dari penari
itu sendiri seperti tepuk tangan, gejuk kaki, siulan, maupun iringan yang berasal
dari luar diri penari, seperti suara gamelan, ataupun suara rekaman, maupun suara-
dalam membawakan lagu atau tembang yang akan dibawakan. Salah satu contoh
tembang yang dibawakan oleh penari tayub adalah campur sari, atau tembang
perlengkapan gamelan pelog dan slendro yang terdiri dari ricikan bonang, bonang
57
penerus, demung, saron barung, saron penerus, gender, gender penerus, slentem,
Salah satu contoh gending permintaan kepala desa saat acara sampur
kehormatan.
Salah satu contoh gending permintaan warga adalah Godril sl.sp Manyuro
Buka: Kendang 2
Irama Lancar
Irama Dadi:
58
Iringan yang digunakan dalam pertunjukan tayub, hampir sama dengan
pertunjukan lain, hanya saja ada satu gending atau iringan yang dipercaya
masyarakat untuk dilantunkan saat penari tayub mendampingi sendang dan saat
maksud agar masyarakat selalu mengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sendang masih dalam keadaan memakai kostum biasa. Penari tayub duduk
peNguras Sendang. Suasana saat menjelang akhir sudah terlihat sepi, karena
sendang sudah bersih. Penari tayub masih melantunkan lagu yang di minta
59
kunci, bahwa sendang sudah bersih dan airnya sudah habis, penari tayub diantar
kerumah kepala desa untuk berias. Saat penari tayub berias didampingi oleh juru
kunci, dengan maksud juru kunci memberikan doa kepada penari tayub agar
dalam berias dan melaksanakan upacara selalu diberi kelancaran dan keselamatan.
Rias merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penampilan, baik
dasarnya rias wajah dibagi menjadi dua, yaitu rias wajah harian dan rias wajah
panggung. Rias harian yaitu rias yang digunakan dalam rias sehari-hari,
sedangkan rias panggung digunakan pada waktu pentas. Rias yang digunakan
dalam pertunjukan tayub merupakan perpaduan rias harian dan rias panggung,
yaitu bedak yang digunakan sangat tipis dan sederhana tapi make up sangat
menyolok.
(cleansing) untuk membersihkan muka dari debu atau kotoran yang menempel
pada kulit wajah, 2) penyegar (tonik) untuk membersihkan dan melarutkan sisa-
sisa kotoran pada kulit wajah, sehingga kelihatan segar, 3) kapas (alat untuk
kotoran, 4) alas bedak (foundation) untuk dasar sebelum memakai bedak, 5) bedak
(berupa bedak padat atau bedak tabur) untuk memutihkan atau menambah
kejelasan kulit wajah setelah diberi foundation, 6) pensil alis, untuk membentuk,
menebalkan alis, dan kelopak mata, 7) pewarna pada kelopak mata (eye shadow),
penari. Busana tersebut antara lain: 1). Baju ketat (kebaya) bahan borklat warna
biru, 2). Rok panjang bahan borklat warna biru, 3). Epek timang warna hitam. 4).
60
Sampur warna merah muda, 5). Sanggul tekuk, 6). Bunga, 7). Penetep, 8).
Pada gambar 12 menunjukkan bahwa rias wajah penari tayub yang serba
sederhana. Penari menggunakan sanggul tekuk, diberi hiasan sari ayu dan bunga.
Rias yang dipakai masih sangat sederhana dengan riasan yang masih tipis, tetapi
menunjukkan kostum yang dipakai penari tayub berwarna biru, sangat ketat sekali
61
Rias dan busana yang di gunakan oleh penari tayub dalam upacara Nguras
Sendang, sama dengan rias dan busana yang di gunakan dalam pertunjukan tayub
di manapun. Dalam hal ini rias dan busana penari tayub tidak memiliki mitos
tempat upacara telah diberi tempat khusus untuk duduk para penari tayub,
sedangkan tempat untuk duduk penari tayub harus menghadap sendang dan
pohon, yang berada disebelah timur para warga yang hadir. Keberadaan sendang
dan pohon sangat berdekatan, pohon diberi nama Randualas sedangkan sendang
62
Gambar 14. Acara Gambyongan
penari tayub, sambil duduk para warga masyarakat menyaksikan tari gambyong
kepala desa. Pengarih berada didepan penari tayub dengan berjalan pelan-pelan,
mengikuti irama gamelan yang dibawakan oleh para pengrawit. Sampur diberikan
kepada kepala desa, barulah penari tayub menari sambil melantunkan tembang
para perangkat desa hanya menyaksikan penari tayub melantunkan tembang yang
di bawakan.
63
Gambar 15. Acara sampur kehormatan
pengarih membawa baki yang di atasnya di kasih sampur untuk di berikan kepada
kepala desa. Pejabat kelurahan juga ikut menyaksikan saat pemberian sampur
kehormatan.
Saat acara luaran banyak para warga khususnya orang tua berbondong-
bondong membawa anaknya untuk mengikuti acara luaran. Para warga yang akan
mengikuti luaran biasanya sudah di persiapkan jauh hari sebelumnya. Dalam acara
luaran penari tayub di beri tempat khusus. Pelaksanaan luaran di atur oleh
panitia, yaitu dengan di panggil satu persatu sesuai urutan. Ada bermacam-macam
permintaan yang di minta oleh warga kepada penari tayub, misalnya meminta
kesembuhan dari sakit, selamat dalam bekerja, berprestasi dalam belajar, semua
64
Menurut masyarakat ada sebuah mitos bahwa, arwah yang masuk
sehingga apa yang di berikan oleh penari tayub merupakan sebuah perantara dari
Penari tayub saat acara luaran selalu menyiapkan segala sesuatu yang
akan di butuhkan bagi masyarakat. Perlengkapan dalam acara luaran antara lain
bedak dan parfum. Bedak dan parfum yang di berikan berbeda dengan bedak yang
di pakai untuk berias para penari tayub, bedak yang di berikan adalah bedak yang
ditempat yang disediakan yaitu diselah barat sendang, penari tayub dikerumuni
oleh para pemilik nadar. Gambar sebelah kiri menujukan seorang ibu yang
meminta bedak untuk anaknya yang masih balita, sedangkan gambar sebelah
65
kanan menunjukkan seorang ibu meminta bedak dan parfum di sebuah baju.
Semua yang diminta oleh para pemilik nadar disediakan oleh penari tayub,
pengarih memanggil satu persatu para peserta luaran sesuai dengan pendaftaran
Acara tayub umum banyak warga masyarakat yang bukan berasal dari
Desa Termas, banyak dari luar desa Termas untuk berpartisipasi menari bersama
penari tayub. Menurut kenyataan bahwa tayub sangat jarang sekali dipentaskan
didesa Termas kecuali dalam upacara Nguras Sendang, warga banyak yang ingin
menyaksikan dan ikut menari. Pertunjukan tayub dimanapun dan kapanpun selalu
diwarnai dengan hal-hal yang berbau minuman keras. Bahkan pertunjukan tayub
dalam upacara Nguras Sendang juga diwarnai adanya minuman keras. Para
pemuda yang menari bersama penari tayub dalam keadaan mabuk. Lagu atau
tayub gerak yang digunakan adalah gerakan tanpa adanya aturan-aturan khusus,
Gerak dilakukan oleh penari tayub hanya sebatas gerakan tangan yang
tidak memiliki aturan khusus. Penari tayub hanya menyesuaikan antara gendhing
yang dibawakan para pengrawit, dengan gerakan tangan sesuai irama. Pada
dasarnya penari tayub lebih mengutamakan tembang atau vokal yang dibawakan
66
daripada geraknya. Berdasarkan informasi (wawancara Alwi 30 Januari 2005)
kebanyakan penonton lebih tertarik bila penari tayub memiliki suara yang bagus
daripada memiliki gerakan yang bagus tapi suaranya tidak enak didengar.
tidak memiliki aturan atau patokan khusus. Gerakan dilakukan sesuai dengan
irama gamelan dan sesuai dengan naluri dari si penayub, karena kebanyakan para
banyak para pemuda, karena orang tua sudah banyak yang pulang, tayub umum
dilakukan oleh masyarakat secara bergantian. Suasana acara tayub umum dalam
keadaan santai karena upacara inti sudah selesai, tinggal acara hiburan atau
67
bersenang-senang khususnya bagi pemuda. Penari tayub secara bergantian
menyembuhkan orang yang sakit, dan menghindarkan dari segala macam bahaya.
Terlihat pada rangkaian acara luaran, banyak anak-anak dan orang tua datang
secara antri untuk meminta sesuatu yang bisa membuat penyakit sembuh.
orang sakit adalah berupa bedak dan kertas, yang berbeda dengan bedak yang
dipakai penari tayub untuk berias. Bedak yang akan diberikan sebelumnya diberi
doa, yaitu doa untuk memohon kesembuhan dan keselamatan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
datang untuk meminta bedak kepada penari tayub agar anaknya terbebas dari
penyakit, karena anaknya sangat mudah sekali terkena penyakit dan berharap
setelah meminta bedak dari penari tayub anaknya akan kembali sehat dan tidak
sakit-sakitan lagi.
68
betul-betul diyakini oleh warga masyarakat desa Termas terhadap hadirnya tayub
Berbagai jenis umur dari anak-anak, remaja, dan tua secara teratur dan
memberikan bedak dengan cara menaburkan diwajah orang yang meminta bedak.
Para warga yang memerlukan bantuan dari penari tayub, dengan sendirinya
dalam upacara Nguras Sendang tangan yang terkena musibah sudah sembuh, akan
meminta parfum dari penari tayub dengan maksud untuk menghirup udara yang
baru disertai oleh keharuman dan mewangian. Selain meminta parfum juga
mempunyai nadzar akan menari bersama dengan penari tayub. Kemudian diakhir
acaranya memberikan imbalan berupa uang sebagai ucapan rasa syukur dan
tayub merupakan pelepasan janji-janji (nlguwar ujar) yang pernah diucapkan saat
69
terkena sakit. Disamping sebagai pelepasan janji-janji juga sebagai pengobatan
bagi masyarakat yang terbebani oleh berbagai macam pekerjaan yang telah
dilakukan seharian, baik dilakukan secara langsung menari dengan penari tayub
Sendang Penganten memiliki wujud yang tidak terlihat oleh panca indera
manusia, mampu berbuat hal-hal yang tidak dapat diperbuat manusia, mendapat
tempat yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga menjadi obyek
penghormatan dan penyembahan yang disertai oleh adanya upacara yaitu upacara
patuh terhadap adanya makhluk halus yang berada di Sendang Penganten. Bukti
seorang penari tayub, sampai sekarang masih tetap diabadikan, pelaksanaan sekali
dalam satu tahun. Dengan demikian tayub yang dihadirkan dalam upacara Nguras
70
maka masyarakat desa Termas mengalami penderitaan baik sandang-pangan,
Selain ketiga fungsi tersebut, tayub dalam upacara Nguras Sendang juga
berfungsi sebagai sarana hiburan atau tontonan. Hal ini ditunjukkan dengan
masyarakat umum untuk menayub bersama sangat tinggi. Para pengibing secara
bergiliran menari bersama sang penari tayub, sehingga masyarakat sekitar dapat
terhibur.
dipentaskan sekali dalam setahun, yaitu pada acara Nguras Sendang saja.
Kehadiran kesenian ini juga membuat masyarakat dapat sedikit rileks dengan
71
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan pada bab IV, dapat ditarik
1. Mitos tayub dalam upacara Nguras Sendang terdapat beberapa ketentuan yang
tujuan upacara, serta prosesi dan larangan upacara. Hal-hal lain yang adalah
perlengkapan yang menjadi salah satu syarat pertunjukan tayub dalam upacara
berikutnya.
2. Fungsi tayub dalam upacara Nguras Sendang adalah fungsi sakral, yaitu yang
(2) sebagai sarana pemenuhan janji (nadzar), (3) sebagai persembahan leluhur,
72
73
B. Saran
b. Dapat menambahkan jenis alat musik yang lain dalam penggarapan lagu,
c. Dapat menjaga dan melestarikan kesenian tayub, agar tidak tergeser oleh
d. Masyarakat diharapkan untuk menjaga tingkah laku dan tata tertib yang
ditampilkan.
Kabupaten Grobogan.
Haryono, Sutarno. 2002, “Penari Tayub Sebagai Dukun dalam Ritus Bersih Desa
di Jogowangsang, Purworejo Jawa Tengah “Dalam Tari dan Ritual”.
Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Tari volume 1 no 1 Juli 2002.
Surakarta: STSI
Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.
74
75
Sunyata, dkk. 1996. Fungsi, Kedudukan, dan Struktur Cerita Rakyat Jawa Barat. ,
Jakarta: Depdikbud.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995. Teori Kasusastran. (diindonesiakan oleh
Melani Budianta) cetakan keempat. Jakarta: PT Gramedia.
Zeffry. 1998 . Manusia Mitos dan Mitologi. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas
Indonesia.
LAMPIRAN 1
PEDOMAN OBSERVASI
1. Tujuan
dalam upacara Nguras Sendang Dusun Mrayun Desa Termas, dalam mitos dan
3. Pelaksanaan Observasi
secara utuh, (2) mengamati dan menggali hal-hal yang dapat memberikan
PEDOMAN WAWANCARA
1. Tujuan
dan fungsi tayub dalam upacara Nguras Sendang di dusun Mrayun desa
2. Pembahasan
keagamaan?
2) Ketua panitia
Sendang?
b) Kapan pengumpulan dana tersebut dilakukan?
pengumpul dana?
3) Sesepuh Desa
4) Juru Kunci
Sendang?
Sendang?
7) Pemilik Nadar
f) Apakah setelah mendapat doa anda merasa terhindar dari segala mara
bahaya?
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Tujuan
2. Pembatasan
- Perlengkapan upacara
LAMPIRAN 4
BIODATA INFORMAN
1. Nama : Siswoyo
Umur : 40 tahun
2. Nama : Suwignyo
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Kesra
3. Nama : Hartoyo
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Sekdes
4. Nama : Rusdi
Umur : 48 tahun
5. Nama : Ruslan
Umur : 87 tahun
Umur : 51 tahun
7. Nama : Suwito
Umur : 60 tahun
8. Nama : Paryono
Umur : 38 tahun
Umur : 55 tahun
Umur : 64 tahun
Pekerjaan : Petani
Umur : 57 tahun
Pekerjaan : Petani
Umur : 57 tahun
Pekerjaan : Petani
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Petani
Umur : 57 tahun
Pekerjaan : Petani
Umur : 53 tahun
Pekerjaan : pedagang
Umur : 61 tahun
Pekerjaan : Petani
BIODATA PENELITI
NIM : 2454000036
Jurusan : Sendratasik
Agama : Islam
Pendidikan :
1. PEMBUKAAN
2. SAMBUTAN-SAMBUTA:
PANITIA
LAMPIRAN 7
GLOSARI
pertunjukan.
mempertahankan hidup.
yang dipukul)
Laras pelog : tangga nada pelog satu oktaf terdiri dari 7 nada dengan
mendatangkan celaka).
cara gaib.
besar.
kaki.
waranggananya.