Anda di halaman 1dari 57

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANDU WISATA DI

MUSEUM TEKSTIL JAKARTA

(Laporan Tugas Akhir Mahasiswa)

Oleh

AUZHIA ANNISA
NPM 20756062

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2023
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANDU WISATA DI
MUSEUM TEKSTIL JAKARTA

Oleh

AUZHIA ANNISA
NPM 20756062

Laporan Tugas Akhir Mahasiswa


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Sebutan Ahli Madya (A.Md.)
Pada
Jurusan Ekonomi Dan Bisnis

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Standar Operasional Prosedur Pemandu


Wisata di Museum Tekstil Jakarta
Nama Mahasiswa : Auzhia Annisa
Nomor Pokok Mahasiswa : 20756062
Program Studi : Perjalanan Wisata

Jurusan : Ekonomi Dan Bisnis

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Yusep Windhu A. Wibowo, S.Pd, M.Pd Meyliana Astriyanka, S.Hut., M.Si


NIP. 197503152001121001 NIP. 199305122020122004

Ketua Jurusan
Ekonomi dan Bisnis

Arif Makhsun.,S.E.,M.Ak.
NIP. 197503102006041002

iii
Tanggal Ujian :

iv
HALAMAN PERSETUJUAN

1. Tim Penguji
Penguji I : Refdi Akmal, S.Pd., M.Pd ( )
Penguji II : Helidatasa Utami, S.Pd., M.Pd ( )

2. Ketua Jurusan
Ekonomi Dan Bisnis

Arif Makhsun.,S.E.,M.Ak.
NIP. 197503102006041002

Tanggal Ujian:

v
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANDU WISATA
DI MUSEUM TEKSTIL JAKARTA

Oleh

Auzhia Annisa
NPM 20756062

RINGKASAN

1. Museum Tekstil Jakarta terletak di Jl. Karel Satsuit Tubun no 2-4


Kelurahan Palmerah Kecamatan Tanah Abang Jakarta Barat. Museum ini
memiliki 3000 lebih koleksi tekstil dari seluruh Indonesia mulai dari Batik,
Tenun, dan lain-lain. Para wisatawan yang sedang berkunjung
membutuhkan jasa pemandu wisata sebagai penyedia informasi secara rinci
terkait koleksi agar wisatawan yang berkunjung tidak mengalami
kesalahpahaman informasi, serta mengarahkan perjalanan wisatawan baikin
perorangan maupun rombongan agar sesuai itinerary dan tidak tersesat saat
melakukan kunjungan. Penulisan tugas akhir ini bertujuan apakah Pemandu
wisata sudah melakukan tugasnya sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum
(SKKNI) dan memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) secara tertulis
atau belum. Metode pengumpulan data yaitu metode observasi, wawancara
dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode
deskriptif kualitatif. Hasil penulisan tugas akhir ini menunjukkan bahwa
Pemandu wisata di Museum Tekstil belum memiliki Standar Operasional
Prosedur (SOP) secara tertulis sebagai acuan untuk memandu wisatawan
yang sedang berkunjung sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009).
Pada 16 poin di Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor
Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009). 14 poin sudah
diterapkan oleh pemandu wisata di Museum Tekstil Jakarta yaitu
bekerjasama dengan mitra kerja dan pengunjung, berkomunikasi di tempat
kerja, bekerja dalam lingkungan sosial yang berbeda, mengikuti prosedur
kesehatan, keselamatan, dan keamanan (k3) di tempat kerja,
vi
mengimplementasikan dasar-dasar kepemanduan museum,
mengembangkan dan memutakhirkan pengetahuan kebudayaan dan
kepariwisataan, mengembangkan pengetahuan tentang koleksi dan tata
pameran museum, menyajikan informasi tentang koleksi dan tata pameran
museum, melakukan kegiatan interpretative, memandu rombongan
pengunjung, berkomunikasi melalui telepon sesuai “etika kantor”,
melakukan prosedur administrasi, mencari dan mendapatkan data computer,
berkomunikasi secara lisan dalam bahasa inggris pada tingkat operasional
dasar, membaca dalam bahasa inggris pada tingkat operasional dasar. Dan 2
belum diterapkan oleh pemandu wisata di Museum Tekstil Jakarta adalah
membuat dokumen di dalam komputer dan menulis dalam bahasa inggris
pada tingkat operasional dasar

vii
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semanan, Kalideres Jakarta Barat pada tanggal 12


Agustus 2001 dari Bapak Ariadi Bin Riduan dan Ibu Hasnawati, Penulis merupakan
anak pertama dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikan sejak usia 5 Tahun di
TK Al-Hidayah dan lulus pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN
Semanan 011 Petang dan lulus pada Tahun 2014. Selama menempuh pendidikan di
SDN Semanan 011 Petang penulis mendapat pengalaman mengikuti lomba catur
daerah dan mengikuti perkemahan jambore daerah. Tahun 2014 penulis melanjutkan
pendidikan di SMPN 187 Jakarta dan lulus pada Tahun 2017, kemudian melanjutkan
pendidikan di SMKN 60 Jakarta dan lulus pada Tahun 2020. Selama menempuh
pendidikan di SMKN 60 Jakarta penulis mendapat pengalaman mengikuti Lembaga
Sertifikasi Pariwisata Perhotelan tahun 2019. Tahun 2020 penulis melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi Politeknik Negeri Lampung, Jurusan Ekonomi dan
Bisnis, Program Studi Perjalanan Wisata melalui jalur Penelusuran Minat dan
Kemampuan Politeknik Negeri (PMDK-PN). Penulis menempuh jenjang D3 selama
tiga tahun dan `melaksanakan praktik kerja lapang selama 4 bulan di Museum Tekstil
Jakarta.

viii
MOTTO

Di mana pun kamu, jangan lupa bahagiamu dibawa.


(Fiersa Besari)

Apapun yang menjadi takdirmu pasti akan mencari


jalannya sendiri untuk menemukan..
(Ali Bin Abi Thalib)

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul “Standar Operasional
Prosedur Pemandu Wisata di Museum Tekstil Jakarta”. dengan baik. Penulis melaksanakan
laporan Tugas Akhir ini di Politeknik Negeri Lampung yang dilaksanakan pada bulan
Februari sampai Juli 2023 berdasarkan data dari Museum Tekstil Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini banyak
mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, baik berupa bimbingan, saran, petunjuk nasihat
serta informasi yang penulis butuhkan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas
Akhir sesuai dengan harapan penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih:
1. Dr. Ir. Sarono, M.Si selaku Direktur Politeknik Negeri Lampung yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk memperdalam ilmu di Politeknik Negeri
Lampung.
2. Arif Makhsun, SE M.S.Ak selaku Ketua Jurusan Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk memperdalam ilmu di Jurusan Ekonomi
dan Bisnis Program Studi Perjalanan Wisata.
3. Eksa Ridwansyah, S.E.,M.Buss.,Ak.,CA. selaku Ketua Program Studi Perjalanan
Wisata yang telah memberikan izin untuk melakukan praktik kerja lapangan
sesuai dengan yang penulis harapkan.
4. Yusep Windhu A. Wibowo, S.Pd, M.Pd. dan Meyliana Astriyanka, S.Hut., M.Si.
selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan pengarahan,
bimbingan, nasehat, dan motivasi dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.
5. Refdi Akmal, S.Pd., M.Pd. selaku penguji I yang telah memberikan pengarahan,
nasehat dan motivasi selama kuliah di Politeknik Negeri Lampung.
6. Bapak/Ibu dosen dan staf Program Studi Perjalanan Wisata yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama menempuh Pendidikan di
Politeknik Negeri Lampung.

x
7. Kak Sasa, Kak Ayu, Bu Yeni, Kak Dinda, Kak Ovan dan seluruh karyawan
Museum Tekstil Jakarta yang telah membantu dalam kegiatan Praktik Kerja
Lapang serta penvarian data-data dalam penyusunan laporan Tugas Akhir
8. Kedua orang tuaku, Ayahku Ariadi dan mamaku Hasnawati yang telah
membesarkanku, mendidik dan tidak pernah lelah memberi dukungan dan materi.
9. Cici Jihan dan adikku Pathan Riaz yang selalu memberi dukungan berupa
motivasi dan semangat dalam pengerjaan laporan Tugas Akhir
10. Segentar Alam dan ekluarga yang selalu memberi dukungan semangat, support,
dan perhatian selama menempuh pendidikan dan selama berlangsungnya
embuatan Tugas Akhir ini
11. Teman-teman Mahasiswa Perjalanan Wisata Kelas 20C yang telah memberikan
dukungan serta pengalaman selama 3 Tahun Bersama menempuh Pendidikan.
12. Seluruh pihak yang terlibat membantu penulis dalam penyusunan laporan tugas
akhir

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan serta
jauh dari kata sempurna. Kritik dan Saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesuksesan penulis selanjutnya semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan selanjutnya.

Bandar Lampung, 23 Agustus 2023

Penulis

Auzhia Annisa

xi
DAFTAR ISI

Table of Contents
Oleh.................................................................................................................................1

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG.........................................................................1

BANDAR LAMPUNG..................................................................................................1

2023.................................................................................................................................1

AUZHIA ANNISA.........................................................................................................2

NPM 20756062......................................................................................................................2

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG.........................................................................2

BANDAR LAMPUNG..................................................................................................2

2023.................................................................................................................................2

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................5

1. Tim Penguji.....................................................................................................................5

Tanggal Ujian:........................................................................................................................5

Oleh........................................................................................................................................6

RINGKASAN........................................................................................................................6

RIWAYAT HIDUP................................................................................................................7

MOTTO..........................................................................................................................8

KATA PENGANTAR...................................................................................................9

DAFTAR ISI........................................................................................................................11

Gambar Halaman.............................................................................................................14

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................15

I. PENDAHULUAN.........................................................................................................16

xii
I.1 Latar Belakang..............................................................................................................16

I.2 Tujuan...........................................................................................................................18

I.3 Kerangka Pemikiran......................................................................................................19

I.4 Kontribusi......................................................................................................................21

II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................22

2.1 Wisata Budaya...............................................................................................................22

2.2 Museum.........................................................................................................................24

2.3 Pemandu Wisata............................................................................................................25

2.4 Standar Operasional Prosedur Pemandu Wisata di Museum.........................................28

III. METODE PELAKSANAAN........................................................................................32

3.1 Tempat dan Waktu........................................................................................................32

3.2 Alat dan Bahan..............................................................................................................32

3.3 Metode Pengumpulan Data............................................................................................32

3.4 Analisis Data.................................................................................................................33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................35

4.1 Gambaran Umum Museum Tekstil Jakarta....................................................................35

4.1.1 Profil Perusahaan.....................................................................................................35

4.1.2 Lokasi Perusahaan...................................................................................................36

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan........................................................................................36

4.1.4 . Struktur Organisasi Perusahaan.............................................................................36

xiii
.............................................37

4.2 Hasil dan Pembahasan...................................................................................................37

V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................49

5.1 Kesimpulan....................................................................................................................49

5.2 Saran..............................................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................50

LAMPIRAN.........................................................................................................................53

Lampiran 2. Transkip Wawancara........................................................................................55

Lampiran 4. Dokumentasi...................................................................................................58

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penulisan Tugas Akhir.................................................3


2. Seruit..............................................................................................................22
3. Rumah Makan Cikwo Cafe & Resto..............................................................23
4. Rumah Makan Seruit BukLin.........................................................................24
5. Engkak............................................................................................................24
6. Kue Cucur......................................................................................................25
7. Segubal...........................................................................................................26
8. Buwak Tat......................................................................................................26
9. Buku Kuliner..................................................................................................28
10. Instagram @ekraf.lampung............................................................................28
11. Facebook ekraf lampung................................................................................29
12. Website...........................................................................................................29
13. Kepala Seksi Promosi Pengembangan Ekonomi Kreatif...............................39
14. Pemotretan Buku Kuliner...............................................................................39

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Pertanyaan Wawancara........................................................35


2. Transkip Wawancara......................................................................36-37
3. Checklist Observasi........................................................................37-38
4. Dokumentasi...................................................................................39

xvi
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pariwisata menjadi salah satu sektor penunjang pendapatan terbesar di
Indonesia untuk meningkatkan perekonomian negara. Indonesia memiliki
banyak sekali potensi yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata untuk
mendapatkan minat wisatawan. Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan
tak heran jika Jakarta menjadi salah satu kota yang terdapat banyak sekali
destinasi dan daya tarik wisata. Jakarta merupakan salah satu kota yang
memiliki banyak budaya yang bisa dilestarikan dan banyak peninggalan dari
zaman terdahulu yang dapat menarik minat wisatawan lokal maupun
mancanegara untuk berkunjung.
Jakarta Barat adalah salah satu kota di antara 5 kota administrasi yang
berada di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Kota Jakarta Barat
memiliki banyak potensi pariwisata yang beraneka ragam yang dapat dijadikan
daya Tarik wisata. Potensi pariwisata di Kota Jakarta Barat adalah wisata
buatan, wisata budaya, dan wisata edukasi. Wisata edukasi dan budaya di Kota
Jakarta Barat meliputi Museum, Taman Pintar, Kidzania, dan lain – lain.
Pariwisata budaya adalah salah satu jenis pariwisata yang menjadikan
budaya sebagai daya tarik utama (Nafila, 2013). Pengunjung akan dimanjakan
dengan pemandangan, tempat-tempat bersejarah sekaligus museum,
representasi nilai dan sistem hidup masyarakat lokal, seni (baik seni
pertunjukan atau pun seni lainnya), serta kuliner khas dari masyarakat asli atau
masyarakat lokal yang bersangkutan.
Wisata budaya berbasis edukasi di Jakarta salah satunya terdapat
museum. Menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun Museum adalah
Lembaga yang berfungsi melindungi,, mengembangkan, memanfaatkan
koleksi, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Museum Tekstil
Jakarta adalah museum yang berada di Jalan Karel Satsuit Tubun, Tanah
abang. Jakarta Barat. Museum ini memiliki daya tarik dengan beberapa gedung
17
yang menampilkan jenis jenis tekstil yang berbeda seperti Kain Batik dari
seluruh provinsi di Indonesia, Jenis – jenis wastra dari seluruh Indonesia, alat
tenun, alat dan bahan untuk membuat batik, dan juga terdapat tempat untuk
workshop membatik yang bisa dilakukan oleh seluruh wisatawan. Berikut
adalah data pengunjung Museum Tekstil Jakarta pada 4 bulan terakhir.
Tabel 1. Data Pengunjung Museum Tekstil Jakarta 4 bulan terakhir
Bulan Jumlah Wisatawan Presentase
September 1.925 14.6%
Oktober 2.893 22.1%
November 3.929 29.8%
Desember 4.416 33.5%
Jumlah 13.163 100%
Sumber : Museum Tekstil Jakarta, 2022
. Berdasarkan tabel di atas menunjukan peningkatan kunjungan
wisatawan dalam 4 bulan terakhir, pada bulan September mengalami
peningkatan sebesar 14,6%, pada bulan Oktober mengalami peningkatan
sebesar 22,1%, pada bulan November mengalami peningkatan sebesar 29.8%,
dan pada bulan Desember mengalami peningkatan sebesar 33.5%. sehingga
dengan meningkatnya minat wisatawan harus diimbangi dengan adanya
pemandu wisata, agar informasi mengenai koleksi Museum Tekstil Jakarta
tersampaikan dengan baik.
Berkunjung ke Museum pastinya tidak lengkap jika tidak adanya
pemandu wisata. Karena jika tidak terdapat pemandu wisata akan tedapat
banyak masalah yang timbul seperti minimnya informasi tentang koleksi,
perjalanan wisatawan yang belum mengetahui tentang letak atau denah lokasi.
Pemandu wisata adalah orang pertama yang diajak bicara oleh wisatawan dan
seringkali melihat pemandu wisata sebagai wakil atau representasi dari suatu
tempat (Cole, 2008). Pemandu wisata atau disebut juga pramuwisata
merupakan suatu profesi di bidang kepariwisataan yang bertugas untuk
memberikan informasi dan bimbingan serta saran kepada wisatawan pada saat
melakukan aktivitas wisatanya.
Keberadaan pemandu wisata di suatu museum sangat membantu

18
wisatawan dalam melakukan aktivitas atau kunjungannya. Pekerjaan yang
dilakukan oleh pemandu wisata di museum harus sesuai dengan prosedur yang
sudah berlaku. Standar Operasional Prosedur yang digunakan bertujuan agar
perjalanan yang dilakukan sesuai dengan itinerary dan informasi tentang
sejarah dan koleksi tersampaikan dengan baik kepada wisatawan. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, penulis menemukan bahwa masih belum
sepenuhnya dijalankan dan belum adanya Standar Operasional Prosedur
secara tertulis yang dilakukan Pemandu Wisata di Museum Tekstil Jakarta,
sehingga belum terealisasikan dengan maksimal sesuai dengan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang
Kepemanduan Museum (SKKNI). Standar Operasional Prosedur yang
terdapat di Museum Tekstil hanya ada (1) Standar Operasional Prosedur
Penerimaan Pengunjung Museum Rombongan, (2) Standar Operasional
Prosedur Penerimaan Pengunjung Museum Perorangan. Menurut Sailendra
(2015) Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang
digunakan untuk memastikan kegiatan operasinal organisasi atau perusahaan
berjalan dengan lancar. Adanya Standar Operasional Prosedur akan menjamin
pelayanan yang diberikan oleh pemandu wisata ini berjalan efektif untuk
kualitas pelayanan publik serta akan terlihat lebih profesional, cepat, dan
penyampaian informasi tentang koleksi tersampaikan dengan jelas kepada
wisatawan.
Dari penjelasan latar belakang tersebut maka penulis tertarik membahas
mengenai masalah di atas dengan judul ”Standar Operasional Prosedur
Pemandu Wisata di Museum Tekstil Jakarta”

I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan Tugas Akhir ini yaitu :
1. Menjelaskan tentang Museum Tekstil Jakarta
2. Menjelaskan Standar Operasional Prosedur pemandu wisata yang sudah
dijalankan Museum Tekstil Jakarta.
19
I.3 Kerangka Pemikiran

Museum Tekstil Pemandu Wisata Wisatawan


Jakarta

Masalah :
Belum terdapat Standar
Operasional Prosedur untuk
Pemandu Wisata secara
tertulis di Museum Tekstil
Jakarta

Solusi :
Membuat Standar
Operasional Prosedur untuk
Pemandu Wisata sesuai
dengan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Bidang
Kepemanduan Museum
Gambar 1. Kerangka pemikiran mengenai Standar Operasional Prosedur pemandu wisata
di Museum Tekstil Jakarta.

20
Museum Tekstil Jakarta merupakan daya tarik wisata budaya yang
menyajikan gedung gedung dengan desain ciri khas seperti bangunan ala
zaman penjajahan sekitar abad ke-19. Museum Tekstil Jakarta ini sendiri
memiliki banyak gedung dengan koleksi - koleksi yang berbeda setiap
gedungnya seperti Gedung utama yang setiap bulan atau 3 bulan dilakukan
pergantian koleksi seperti Batik, Tenun, pewarna alam, dan lain - lain, lalu ada
Galeri Batik yang terdapat koleksi Batik dari seluruh Indonesia mulai dari
Sabang sampai Merauke, lalu ada Taman Pewarna Alam adalah taman yang
menanam tanaman yang dapat memberi warna secara alami, selanjutnya ada
Gedung Wastra yang menampilkan alat serta mesin tenun, yang terakhir ada
Pendopo Batik adalah tempat untuk wisatawan melakukan workshop atau
membuat batik sendiri mulai dari awal pembuatan hingga akhir. Banyaknya
gedung di Museum Tekstil dan banyak nya koleksi Museum Tekstil Jakarta
membuat wisatawan yang ingin mempelajari lebih dalam tentang tekstil dari
Indonesia membutuhkan jasa pemandu wisata yang sudah di sediakan oleh
pihak pengelola Museum Tekstil. Pemandu wisata sebagai jasa pendamping
serta memberikan informasi yang dibutuhkan wisatawan saat melakukan
perjalanan atau kegiatan wisata. Proses kepemanduan wisata dimulai pada saat
wisatawan datang hingga beranjak pulang dari Museum Tekstil Jakarta.
Pemandu wisata memiliki peran penting dalam memberikan informasi terkait
pemberian informasi koleksi kepada wisatawan, mengarahkan perjalanan
sesuai itinerary, serta menunjukan aksi saat ada kunjungan, maka dari itu
pemandu wisata harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang
berlaku agar meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan dan minimnya
informasi yang didapat oleh wisatawan. Selain itu Standar Operasional
Prosedur merupakan sebuah kebutuhan sebagai standarisasi yang dilakukan
dalam menyelesaikan pekerjaan dan membantu dengan efektif. Dimana SOP
ini merupakan beberapa kumpulan peraturan yang dibuat untuk mempermudah
sesuai kebutuhan pemandu wisata, dan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-
masing.

21
I.4 Kontribusi

Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Penulis
Menambah pengetahuan, memperluas wawasan, dan menerapkan ilmu yang
didapat selama kuliah.
2. Pembaca
Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai peran
pemandu wisata.
3. Museum Tekstil Jakarta
Sebagai bahan masukan dan saran untuk membantu pengembangan kualitas
pelayanan pemandu wisata.
4. Politeknik Negeri Lampung
Sebagai sumber informasi dan referensi untuk kegiatan akademik di Politeknik
Negeri Lampung.

22
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata Budaya


Menurut Nafila (2013), bahwa pariwisata budaya adalah salah satu jenis
pariwisata yang menjadikan budaya sebagai daya tarik utama. Dimana di dalam
pariwisata budaya ini wisatawan akan dipandu untuk disamping mengenali
sekaligus memahami budaya dan kearifan pada komunitas lokal tersebut.
Disamping itu, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan, tempat-
tempat bersejarah sekaligus museum, representasi nilai dan sistem hidup
masyarakat lokal, seni (baik seni pertunjukan atau pun seni lainnya), serta
kuliner khas dari masyarakat asli atau masyarakat lokal yang bersangkutan.
Sedangkan Goeldner (Nafila, 2013: 1), mengemukakan bahwa pariwisata
budaya mencakup semua aspek dalam perjalanan untuk saling mempelajari
gaya hidup maupun pemikiran. Definisi ini lebih mengarah pada tujuan
pengunjung/atau wisatawan mengunjungi wisata budaya lebih pada untuk
memahami hakikat dan membandingkannya dengan kondisi budaya yang
dimilikinya sebagai sebuah pemahaman baru, tentunya disamping adanya nilai
estetika yang terkandung di dalamnya. Jadi secara harfiah wisata budaya adalah
suatu pariwisata yang menjadikan kekayaan budaya atau sesuatu yang
bersejarah sebagai daya tarik untuk mendatangkan wisatawan.
Pariwisata Berbasis Budaya (Cultural Tourism)
Di dalam cultural tourism terdapat 12 unsur kebudayaan yang dapat menjadi
daya tarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung. Berikut di bawah ini
unsur-unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan wisatawan.

1. Bahasa (language). Indonesia memiliki banyak ragam bahasa yang berbeda-


beda di setiap daerahnya. Selain penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, di berbagai daerah yang ada di Indonesia juga masih menggunakan
bahasa asli daerah tersebut untuk berkomunikasi. Bahasa daerah itulah yang

23
menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik dengan budaya Indonesia.
2. Masyarakat (traditions). Masyarakat di Indonesia terkenal akan keramahannya
dalam menyambut wisatawan yang datang berkunjung untuk berwisata. Bahkan
tidak jarang masyarakat lokal dengan konsep desa wisatanya mengenalkan
budaya daerah tersebut kepada para wisatawan.
3. Kerajinan tangan (handicraft). Di beberapa daerah biasanya memiliki kerajinan
tangan khas yang dibuat langsung oleh masyarakat sekitar. Hal tersebut
dilakukan agar masyarakat lokal merasakan langsung manfaat ekonomi dari
kunjungan wisatawan.
4. Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits). Makanan khas
daerah masuk ke dalam unsur kebudayaan dalam pariwisata berbasis budaya
ini. Makanan dan kebiasaan makan yang unik inilah yang membuat wisatawan
tertarik untuk datang berkunjung ke berbagai destinasi wisata yang ada di
Indonesia.
5. Musik dan kesenian (art and music). Musik dan kesenian yang beragam
merupakan salah satu hal yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang
berkunjung. Bahkan wisatawan mancanegara sangat tertarik dengan musik dan
kesenian dari Indonesia, hingga tidak jarang mereka mempelajarinya.
6. Sejarah suatu tempat (history of the region). Sejarah juga merupakan salah satu
unsur kebudayaan yang menjadi daya tarik untuk wisatawan datang
berkunjung.
7. Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology). Begitu pula dengan
sebelumnya, cara kerja dan teknologi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan untuk berkunjung.
8. Agama (religion). Di Indonesia terdapat berbagai macam agama yang dianut
oleh masyarakat. Secara resmi Indonesia mengakui 6 agama diantaranya Islam,
Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Keberagaman dan rasa
toleransi antar umat beragama inilah yang menarik wisatawan asing untuk
datang berkunjung.
9. Bentuk dan karakteristik arsitektur di daerah wisata (architectural
characteristic in the area). Arsitektur dari rumah adat yang ada di berbagai
24
daerah di Indonesia berhasil memukau wisatawan untuk datang berkunjung.
Salah satu contohnya ialah arsitektur rumah adat Lampung yang Bernama
Nuwo Sesat yang unik dan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke
Lampung.
10. Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes). Pakaian adat yang
beragam juga menjadi penarik perhatian wisatawan untuk datang berkunjung.
11. Sistem pendidikan (educational system). Sistem pendidikan juga masuk ke
dalam salah satu unsur kebudayaan yang menarik kunjungan wisatawan.
12. Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities). Uniknya kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat lokal pada waktu senggang, juga menjadi daya tarik
tersendiri bagi wisatawan.

2.2 Museum
Museum berasal dari kata latin “Mouseion”, yaitu kuil untuk sembilan
Dewa Muze, anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur .
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 1995, museum adalah
lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan
benda bukti materil hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Jadi
secara garis beras Museum memiliki peranan aktif sebagai cagar atau tempat
perlindungan dan pelestarian budaya.
Sebagai tempat pelestarian atau tempat perlindungan museum harus
sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah,
yaitu:
1. Tempat Penyimpanan, Museum biasanya menjadi tempat penyimpanan yang
meliputi keguatan
a. Pengumpulan barang untuk menjadi koleksi melalui hibah, imbalan jasa,
titipan atau hasil kegiatan lain sesuai ketentuan peraturan perundangaan
yang berlaku
b. Pencatatan koleksi ke dalam buku registrasi dan inventarisasi
c. Sistem penomoran koleksi

25
d. Penataan koleksi di dalam ruang atau gedung pameran maupun di luar
ruangan pameran dan ruangan gudang koleksi bagi koleksi pada kondisi
tertentu.
2. Kegiatan Perawatan, di museum kegiatan perawatan meliputi kegiatan untuk
mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi yang dilakukan oleh tenaga
ahli. Perawatan tersebut dapat dilakukan baik didalam maupun diluar ruangan.
Untuk mencegah kerusakan koleksi dapat dibuat duplikat dan dijaga
keasliannya agar koleksi tersebut tetap dapat dimanfaatkan sebagai sumber
rinformasi yang lengkap.
3. Kegiatan Pengamanan, di museum kegiatan pengamanan meliputi kegiatan
perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan yang
disebabkan oleh faktor alam dan ulah manusia. Untuk melakukan kegiatan
pengamanan, pengelola museum melakukan beberapa upaya, diantaranya
melengkapi sarana dan prasarana pengamanan, mengatur tata tertib pengunjung
seperti koleksi yang dipamerkan tidak boleh disentuh dan tidak boleh difoto
menggunakan cahaya, dan menyediakan tenaga pengawas atau keamanan
museum.

2.3 Pemandu Wisata


Menurut Udoyono dalam Tanjung (2015: 6) pramuwisata adalah
seseorang yang memiliki keterampilan khusus meliputi bahasa asing,
pengetahuan tentang sejarah, kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya
Indonesia, pengetahuan tentang tempat - tempat wisata di Indonesia (dan luar
negeri), memiliki sikap mental yang positif untuk memberikan pelayanan
kepada wisatawan baik asing maupun domestik. Sedangkan menurut Sampelan
(2015: 7) pramuwisata adalah seseorang yang memiliki kesenangan travelling,
memiliki minat pada masalah kebudayaan tradisional Indonesia, memiliki
kesenangan bergaul dengan orang asing memiliki ketrampilan bahasa asing
yang bagus paling tidak satu, memiliki kesehatan fisik dan mental yang prima,
memiliki niat untuk memberikan pelayanan yang prima kepada wisatawan,

26
memiliki selera humor, memiliki pengetahuan yang luas dalam hal sosial,
budaya, ekonomi, bisnis, politik dan lain-lain.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peran pemandu wisata
adalah hak dan kewajiban seseorang dalam memberikan informasi terkait daya
tarik wisata, memimpin atau mengarahkan perjalanan, serta menentukan
tindakan saat tur. Pemandu wisata memiliki peran penting saat wisatawan
melakukan perjalanan atau kegiatan wisata. Sebuah perjalanan sangat
membutuhkan peran pemandu wisata agar wisatawan yang sangat ingin
mengetahui tentang banyak hal terhadap wisata atau daya tarik yang mereka
datangi mendapat banyak informasi terkait wisata atau daya tarik tersebut.

` 2.3.1 Penggolongan Pemandu Wisata


Menurut Suyitno (2005) dalam bukunya yang berjudul Pemanduan
Wisata (Tour Guiding), pemandu wisata dapat dikelompokkan sesuai dengan
sudut pandang berikut ini:
1. Berdasarkan ruang lingkup kegiatannya, yaitu:
a. Transfer Guide. Pemandu wisata yang kegiatannya menjemput
wisatawan menuju ke hotel atau sebaliknya mengantar wisatawan dari
satu hotel ke hotel lainnya.
b. Walking Guide/Escourt Guide/Tour Guide. Pemandu wisata yang
kegiatannya memandu dalam suatu tour.
c. Local/Expert Guide. Pemandu wisata yang kegiatannya khusus
memandu wisatawan pada suatu objek atau atraksi wisata tertentu.
d. Common Guide. Pemandu wisata yang dapat melakukan kegiatan baik
transfer maupun tur.
e. Driver Guide. Pengemudi yang sekaligus berperan sebagai pemandu
wisata. Pemandu wisata yang bertugas mengantar wisatawan ke objek
atau atraksi wisata yang dikehendaki sekaligus memberikan informasi
yang diperlukan.

2. Berdasarkan Status, yaitu:

27
a. Payroll Guide. Bekerja tetap di suatu perusahaan perjalanan.
b. Part timer/Free lance Guide. Bekerja pada suatu perusahaan perjalanan
serta tidak terikat oleh perusahaan perjalanan tertentu.
c. Member of guide Association. Berstatus sebagai peserta dari suatu
asosiasi pramuwisata.
d. Government Officials. Pegawai pemerintah yang bertugas untuk
memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas, objek, atau
suatu wilayah tertentu.
e. Company Guide. Karyawan sebuah perusahaan yang bertugas
memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek
perusahaan.

3. Berdasarkan karakteristik wisatawan yang dipandu, yaitu:


a. Individual Tourist Guide. Pemandu wisata yang khusus memandu
wisatawan individu.
b. Group Tour Guide. Pemandu wisata yang khusus memandu wisatawan
rombongan.
c. Domestic Tourist Guide. Pemandu wisata yang memandu wisatawan
nusantara/domestik.
d. Foreign Tourist Guide. Pemandu wisata yang memandu wisatawan
mancanegara

2.3.2 Fungsi dan Tugas Pokok Pemandu Wisata


Fungsi Pemandu Wisata Menurut Nuriata (2015) fungsi pemandu
wisata secara umum dapat disimpulkan kedalam tiga tindakan pekerjaan,
yaitu:
1. Memberi informasi tentang segala hal yang menyangkut perjalanan wisata.
2. Mengarahkan perjalanan sesuai dengan itinerary dan fasilitas yang telah
dipersiapkan.
3. Memutuskan tindakan setelah memperhatikan mulai dari perencanaan
sampai pelaksanaan tour.

28
Pada intinya adalah fungsi pemandu wisata yaitu sebagai pembimbing
wisatawan dari sebelum datangnya wisatawan atau pra-tour, saat tour, dan
saat tour berakhir atau post tour.
Pra-tour adalah kegiatan yang dilakukan sebelum saat tour
berlangsung, kegiatan pra-tour biasanya meliputi kegiatan penerimaan
reservasi, pembuatan itinerary, dan penyambutan tamu.
On-tour adalah kegiatan yang dipandu oleh Tour Leader atau Tour
Guide yang sudah disediakan untuk pemberian informasi saat tour
berlangsung agar sesuai dengan itinerary yang tersedia.
Post-tour adalah kegiatan setelah berakhirnya tour berlangsung,
kegiatan post-tour biasanya meliputi pengantaran wisatawan, pemberian gift
atau souvenir, dan proses administrasi.
Jadi kegiatan Pra-Tour, On-Tour, dan Post-Tour dalam menangani
wisatawan yang sedang berkunjung untuk memudahkan perjalanan agar
itinerary sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku.

2.4 Standar Operasional Prosedur Pemandu Wisata di Museum


Standar Operasional Prosedur(SOP) diartikan sebagai proses non klinis
yang dilaksanakan secara rutin, misalnya selalu tersedianya masukan (input)
pelayanan seperti obat-obatan, alat-alat yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan, dan sebagainya (Bustami, 2011 : 27). Menurut Atmoko (2012:34)
pengertian Standar Operasional Prosedur merupakan : “Suatu pedoman atau
acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator -indikator teknis,
administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
pada unit kerja yang bersangkutan”. Selanjutnya menurut Ariefraf (2014:32)
SOP sebagai suatu dokumen/instrument memuat tentang proses dan prosedur
suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisien berdasarkan suatu standar yang
sudah baku. Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang
digunakan untuk memastikan kegiatan operasinal organisasi atau perusahaan
berjalan dengan lancar (Sailendra, 2015:11).
29
Jadi SOP atau Standar Operasional Prosedur adalah suatu acuan atau
pedoman perusahaan yang berkaitan dengan tugas pokok pekerja untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan alat kinerja atau
prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang
Kepemanduan Museum Tahun (2009), yaitu :
1. Bekerjasama dengan Mitra Kerja dan Pengunjung
a. Berkomunikasi di Tempat Kerja
b. Menyediakan bantuan kepada pengunjung di dalam dan di luar museum
c. Memelihara standar kinerja pribadi
d. Bekerja dalam satu tim
2. Bekerja dalam Lingkungan Sosial yang Berbeda
a. Komunikasi dengan Pengunjung dan Mitra Kerja dari Berbagai Latar
Belakang
b. Menghadapi Kesalah pahaman Antar-budaya
3. Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan (K3) di
Tempat Kerja
a. Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan di Tempat
Kerja
b. Mengantisipasi dan Menangani Keadaan Darurat
c. Memperhatikan Penampilan Pribadi
d. Memberikan umpan balik mengenai kesehatan, keselamatan, dan keamanan
4. Mengimplementasikan Dasar-dasar Kepemanduan Museum
a. Menerapkan Prinsip “Edutainment” :
b. Menerapkan Pengetahuan tentang Museum :
c. Mengembangkan Pengetahuan dan Keterampilan
5. Mengembangkan dan Memutakhirkan Pengetahuan Kebudayaan dan
Kepariwisataan
a. Mencari Informasi tentang Budaya dan Pariwisata
b. Memperbarui Pengetahuan Budaya dan Pariwisata
6. Mengembangkan Pengetahuan Tentang Koleksi dan Tata Pameran Museum
30
a. Mengumpulkan Informasi koleksi dan Tata Pameran
b. Mengolah Informasi koleksi dan tata pameran
c. Memutakhirkan pengetahuan tentang Koleksi dan tata pameran
7. Menyajikan Informasi tentang Koleksi dan Tata Pameran Museum
a. Menyiapkan Informasi koleksi dan tata pameran untuk Disampaikan
kepada Pengunjung
b. Menyajikan Informasi koleksi dan tata pameran kepada Pengunjung
c. Berinteraksi dengan Pengunjung
8. Melakukan Kegiatan Interpretatif
• Menyiapkan Aktifitas
a. Menyajikan Aktifitas yang Bersifat Penafsiran
b. Mengakhiri Aktifitas
9) Memandu Rombongan Pengunjung
a. Mengkoordinasikan alur kunjungan
b. Membangun motivasi dan kebersamaan
10) Berkomunikasi Melalui Telepon sesuai “Etika Kantor”
a. Menjawab Telepon
b. Melakukan Panggilan Telepon
11) Melakukan Prosedur Administrasi
a. Memproses Dokumen Kantor
b. Membuat Naskah Surat
c. Memelihara Sistem Dokumen
12) Mencari dan Mendapatkan Data Komputer
a. Membuka Berkas (file)
b. Mendapatkan dan Menyesuaikan Data
c. Menutup berkas dan Keluar Program (exit)
13) Membuat Dokumen di dalam Komputer
a. Membuat Berkas Komputer
b. Membuat Dokumen dari Penulisan atau Teks Lisan
c. Mencetak dan Mengirim Dokumen
d. Menyimpan, Keluar, dan Mematikan
31
14) Berkomunikasi Secara Lisan dalam Bahasa Inggris pada Tingkat
Operasional Dasar
a. Berkomunikasi dengan Pengunjung dan Kolega Mengenai Hal-hal yang
Berkaitan dengan Kegiatan Dasar dan Sehari-hari di Tempat Kerja serta
Kegiatan Pelayanan Pengunjung
b. Berbicara Melalui Telepon
15) Membaca dalam Bahasa Inggris pada Tingkat Operasional Dasar
a. Mengenali Tanda-tanda Umum yang Digunakan pada Usaha wisata
budaya Pariwisata
b. Membaca
c. Membaca Teks Instruksional Sederhana
d. Membaca Diagram Sederhana
16) Menulis Dalam Bahasa Inggris pada Tingkat Operasional Dasar
a. Menulis Dokumen Dasar dan Sehari-hari di Tempat Kerja
b. Melengkapi Formulir Standar
c. Menulis Petunjuk dan Instruksi Dasar dan Sehari-hari

32
III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu


Laporan Tugas Akhir ini disusun di Politeknik Negeri Lampung yang
bertempat di Jalan Soekarno-Hatta No.10, Rajabasa, Bandar Lampung,
Provinsi Lampung. Pada bulan Maret-Agustus 2023 di Politeknik Negeri
Lampung. Penyususnan laporan tugas akhir ini berdasarkan pengamatan secara
langsung berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan
pada Tanggal 19 September 2022 hingga 12 Januari 2023 di Museum Tekstil
Jakarta.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini yaitu
perlengkapan pemandu wisata, alat tulis, buku, smartphone, laptop, printer,
lembar observasi dan panduan wawancara. Bahan yang digunakan dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini yaitu kertas A4, data mengenai Museum
Tekstil, data kunjungan wisatawan, dan jurnal referensi.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan laporan tugas
akhir ini berkaitan dengan peran pemandu wisata di Museum Tekstil Jakarta.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan partisipasi aktif pada saat
kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Museum Tekstil Jakarta. Data yang
digunakan untuk penyusunan laporan tugas akhir yaitu:
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain. Kegiatan observasi yang dilakukan oleh penulis untuk
mengamati setiap kegiatan yang berhubungan dengan pemanduan wisata,
atraksi wisata dan fasilitas yang terdapat di Museum Tekstil Jakarta.
33
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2020:114), wawancara adalah pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.Kegiatan wawancara yang
dilakukan oleh penulis yaitu dengan bertanya mengenai peran dan standar
operasional prosedur pemandu wisata di Museum Tekstil Jakarta. Responden
dalam kegiatan wawancara yang dilakukan sebanyak dua orang, yaitu ketua
satuan pelayanan Museum Tekstil Jakarta dan pemandu wisata.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian. Kegiatan dokumentasi yang dilakukan oleh
penulis yaitu dengan pengambilan foto atau gambar yang berkaitan dengan
Museum Tekstil Jakarta.

3.4 Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif.
Menurut Mukhtar (2013: 10) metode penelitian deskriptif kualitatif adalah
sebuah metode yang digunakan peneliti untuk menemukan pengetahuan atau
teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu. Penggunaan metode
deskriptif kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis peran serta standar operasional prosedur pemandu wisata.
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengumpulkan data serta informasi tentang peran dan standar operasional
prosedur pemandu wisata di Museum Tekstil Jakarta melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi.
2. Merangkum dan mencatat hal-hal pokok dari data yang telah diperoleh,
kemudian memilih data yang sesuai dengan peran dan standar operasional
prosedur pemandu wisata di Museum Tekstil Jakarta.

34
3. Menyajikan data dalam bentuk uraian dan kalimat langsung agar
mempermudah untuk menjelaskan hasil penelitian ini.
4. Membuat kesimpulan dari data yang telah diperoleh untuk disusun dalam
bentuk kalimat.
1.

35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Gambaran Umum Museum Tekstil Jakarta

4.2.1 Profil Perusahaan


Museum Tekstil adalah salah satu museum dibawah naungan Unit
Pengelola Museum Seni. Selain sebagai museum, bangunan ini merangkap
sebagai situs cagar budaya dengan nomor SK menteri 0128/M/1998 pada
tanggal 27 Februari 1988 Di tahun 1975, Gedung yang digunakan sebagai
museum konon awalnya merupakan gedung rumah pribadi milik seorang warga
Negara Prancis yang menurut sumber kami dapatkan di bangun pada abad ke-
19.
Kemudian setelah melalui masa yang panjang dibelilah gedung tersebut
oleh konsul Turki di Jakarta yang bernama Abdul Azis Almussawi Al Katiri
yang menetap di Indonesia. secara resmi diserahkan kepada Pemerintah DKI
Jakarta Kota oleh Menteri Sosial. Gubernur Ali Sadikin memutuskan bahwa
kebutuhan untuk dilestarikan tradisi tekstil Indonesia lebih besar dari
kebutuhan kota untuk ruang penyimpanan arsip, yang bangunan ini telah
dialokasikan dan lahirlah Museum Tekstil. kemudian pada tanggal 28 Juni
1976 diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto sebagai Museum
Tekstil.

Gambar 2. Logo Museum Tekstil


Sumber https://museumtekstiljakarta.org/

36
4.2.2 Lokasi Perusahaan
Museum Tekstil Jakarta Beralamat di Jl. Aipda Ks Tubun No.2-4,
Tanah Abang, Petamburan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10260. Museum
Tekstil bersebelahan lansgung dengan pusat perbelanjaan tekstil terbesar di
Asia Tenggara yaitu Pusat Perbelanjaan Tanah Abang

4.2.3 Visi dan Misi Perusahaan


Visi dan misi merupakan suatu hal yang penting dan menjadi tujuan
atau pondasi penting dari sebuah perusahaan. Adapun visi dan misi Museum
Tekstil Jakarta, yaitu :
Visi :
Menjadikan Museum Tekstil sebagai institusi nirlaba yang menjadi pusat
pelestarian alam dan budaya, pertekstilan, media aktivitas ilmiah, seni-budaya,
penunjang Pendidikan, media informasi dan sebagai reksreasi edukatif-kultural
yang menjadi salah satu acuan dan referensi bagi proses pembangunan bangsa.
Misi :
1. Melakukan usaha-usaha pelestarian alam baik hewani maupun nabati dalam hal
yang berkaitan dengan budaya pertekstilan di Indonesia
2. Melakukan kegiatan inventarisasi sumber daya alam sebagaimana tersebut di
atas dan koleksi-kolekasi tekstil tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia
berikut bentuk dan ragamnya
3. Melakukan kegiatan dokumentasi, penelitian-penelitian, dan melakukan
penyajian informasi dan mengkomuniakasikannya kepada masyarakat agar
dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi kepentingan masyarakat yang lebih luas.
Museum sangat berharap agar masyarakat secara luas dapat menggunakan dan
memanfaatkan fasilitas serta aktivitas yang ada.

4.2.4 . Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi perusahaan susunan serta hubungan antara tiap bagian
dalam organisasi, baik secara posisi maupun tugas, demi mencapai tujuan
37
bersama. Museum Tekstil Jakarta memiliki struktur organisasi yang ditetapkan
oleh jajaran direksi yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3. Struktur Organisasi Museum Tekstil Jakarta

4.3 Hasil dan Pembahasan


4.3.1 Penerapan Standar Operasional Prosedur Menurut Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Sektor Pariwisata
Bidang Kepemanduan Museum di Museum Tekstil Jakarta.

Museum Tekstil Jakarta pada saat melakukan kegiatan memandu


wisatawan harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur menurut
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang
Kepemanduan Museum Tahun 2009.

4.2.1.1 Bekerjasama dengan Mitra Kerja dan Pengunjung


Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya bekerjasama dengan mitra
kerja dan pengunjung.
Berdasarakan observasi yang sudah dilakukan pihak Museum Tekstil
Jakarta sudah mendapat banyak Kerjasama dengan banyak pihak seperti
Wasanesia, Wastraprema, HPI, Pesona kain, Wanita Berkebaya, Sahabat
Budaya, dan lain-lain
 
38
Tujuan dari bekerjasama dengan mitra dan pengunjung agar semakin
luasnya jaringan dan banyaknya mitra yang bekerja sama agar bisa turut
serta koleksi kainnya di pamerkan di Museum Tekstil sehingga Museum
Tekstil sudah melakukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin
pertama.

4.2.1.2 Bekerja dalam Lingkungan Sosial yang Berbeda


Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya bekerja dalam lingkungan
sosial yang berbeda. Berdasarakan observasi yang sudah dilakukan pihak
Museum Tekstil Jakarta sudah bekerja dalam lingkungan sosial yang
berbeda seperti banyak kunjungan dari wisatawan mancanegara, bekerja
sama dengan kedubes asing, dan lain-lain.

Tujuan dari bekerja dalam lingkungan sosial yang berbeda agar agar
tidak terjadi salah paham antar budaya asing maka dari itu Museum Tekstil
sudah melakukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor
Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin kedua.

4.2.1.3 Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan


(K3) di Tempat Kerja
Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Mengikuti Prosedur Kesehatan,
Keselamatan, dan Keamanan (K3) di Tempat Kerja. Berdasarkan observasi
yang sudah dilakukan pihak Museum Tekstil sudah mengikuti prosedur
Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan di Tempat Kerja yaitu
mengantisipasi dan menangani keadaan darurat, memperhatikan
penampilan pribadi, dan memberikan umpan balik mengenai kesehatan,
keselamatan, dan keamanan di museum seperti memperhatikan pengunjung
yang sedang membatik agar tidak terkena lilin panas, menganjurkan

39
menggunakan sarung tangan saat proses pewarnaan, dan memberikan
informasi lokasi serta jalan menuju gedung pameran.

Tujuan dari Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan


Keamanan (K3) di Tempat Kerja agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan seperti terluka, hilang arah, dan lain-lain maka dari itu Museum
Tekstil sudah melakukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin
ketiga.

4.2.1.4 Mengimplementasikan Dasar-dasar Kepemanduan Museum


Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Mengimplementasikan Dasar-
dasar Kepemanduan Museum. Berdasarkan observasi yang sudah
dilakukan pihak Museum Tekstil sudah Mengimplementasikan Dasar-dasar
Kepemanduan Museum seperti memberikan informasi latar belakang dari
koleksi, filosofi koleksi, dan memberikan banhak informasi terkait koleksi
yang dimana memberikan edukasi terhadap barang peninggalan sejarah.

Tujuan dari Mengimplementasikan Dasar-dasar Kepemanduan


Museum agar tidak terjadi kesalahan edukasi yang didapat oleh pengunjung
dikarenakan rata-rata pengunjung adalah yang ingin mengetahui banyak hal
terkait Museum dan koleksi maka dari itu Museum Tekstil sudah
melakukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor
Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin keeempat.

4.2.1.5 Mengembangkan dan Memutakhirkan Pengetahuan


Kebudayaan dan Kepariwisataan
Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Mengembangkan dan
Memutakhirkan Pengetahuan Kebudayaan dan Kepariwisataan.

40
Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan pihak Museum Tekstil sudah
Mengembangkan dan Memutakhirkan Pengetahuan Kebudayaan dan
Kepariwisataan seperti mencari tahu tentang adat dan istiadat atau budaya
asal kain atau koleksi dan untuk apa kain atau koleksi tersebut digunakan
atau biasanya digunakan untuk apa kain atau koleksi tersebut.

Tujuan dari Mengimplementasikan Dasar-dasar Kepemanduan


Museum agar tidak terjadi kesalahan edukasi terkait filosofi atau cerita
yang didapat oleh pengunjung maka dari itu Museum Tekstil sudah
melakukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor
Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin kelima.

4.2.1.6 Mengembangkan Pengetahuan Tentang Koleksi dan Tata


Pameran Museum
Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Mengembangkan Pengetahuan
Tentang Koleksi dan Tata Pameran Museum. Berdasarkan observasi yang
sudah dilakukan pihak Museum Tekstil sudah Mengembangkan
Pengetahuan Tentang Koleksi dan Tata Pameran Museum seperti pemandu
wisata mengumpulkan Informasi koleksi dan Tata Pameran, mengolah
Informasi koleksi dan tata pameran, dan memutakhirkan pengetahuan
tentang Koleksi dan tata pameran.

Tujuan dari Mengembangkan Pengetahuan Tentang Koleksi dan Tata


Pameran Museum Museum agar saat penyampaian informasi terkait
koleksi pemandu wisata tidak mengalami kesalahpahaman terkait
penuampaian materi dan informasi tentang koleksi serta agar efektiv
penyampaian materi yang dilakukan oleh pemandu wisata maka dari itu
Museum Tekstil sudah melakukan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009)
poin keenam.

41
4.2.1.7 Menyajikan Informasi tentang Koleksi dan Tata Pameran
Museum
Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Mengembangkan Pengetahuan
Tentang Koleksi dan Tata Pameran Museum. Berdasarkan observasi yang
sudah dilakukan pihak Museum Tekstil pemandu wisata sudah Menyajikan
Informasi tentang Koleksi dan Tata Pameran Museum seperti menyiapkan
informasi koleksi dan tata pameran untuk disampaikan kepada
pengunjung, menyajikan informasi koleksi dan tata pameran kepada
pengunjung, dan berinteraksi dengan pengunjung.

Tujuan dari Menyajikan Informasi tentang Koleksi dan Tata Pameran


Museum agar pemandu wisata dapat berinteraksi langsung dengan
pengunjung baik perorangan maupun rombongan untuk menyampaikan
informasi terkait koleksi maka dari itu Museum Tekstil sudah melakukan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang
Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin ketujuh.

4.2.1.8 Melakukan Kegiatan Interpretatif


Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Melakukan Kegiatan
Interpretatif. Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan pihak Museum
Tekstil sudah Melakukan Kegiatan Interpretatif seperti pemandu wisata
menyiapkan aktifitas, menyajikan aktifitas yang bersifat penafsiran,
mengakhiri aktifitas .

Tujuan dari Mengimplementasikan Dasar-dasar Kepemanduan


Museum agar saat wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara
yang berkunjung dan terkait terhadap wastra Indonesia mendapatkan
kenangan baik kenangan fisik maupun nonfisik yang didapatkan setelah

42
berkunjung ke Museum Tekstil maka dari itu Museum Tekstil sudah
melakukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor
Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin kedelapan.

4.2.1.9 Memandu Rombongan Pengunjung


Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Memandu Rombongan
Pengunjung. Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan pihak Museum
Tekstil sudah Memandu Rombongan Pengunjung seperti pemandu wisata
mengkoordinasikan alur kunjungan, membangun motivasi dan
kebersamaan.

Tujuan dari Memandu Rombongan Pengunjung Museum agar saat


kunjungan yang dilakukan wisatawan rombongan tidak tersesat dan
kondusif serta saat penyampaian materi wisatawan juga tidak bosan atau
jenuh. maka dari itu Museum Tekstil sudah melakukan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang
Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin kesembilan.

4.2.1.10 Berkomunikasi Melalui Telepon sesuai “Etika Kantor”


Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Berkomunikasi Melalui
Telepon sesuai “Etika Kantor”. Berdasarkan observasi yang sudah
dilakukan pihak Museum Tekstil sudah Berkomunikasi Melalui Telepon
sesuai “Etika Kantor” seperti pemandu wisata tenjawab telepon dan
melakukan panggilan telepon.

Tujuan dari Berkomunikasi Melalui Telepon sesuai “Etika Kantor”


Museum agar saat wisatawan melakukan kunjungan maka jadwal disusun
agar tidak terjadi bentrok dan pemandu wisata juga bisa mempersiapkan
diri dan dapat menyesuaikan dengan latar belakang serta jumlah

43
wisatawan. maka dari itu Museum Tekstil sudah melakukan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang
Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin kesepuluh.

4.2.1.11 Melakukan Prosedur Administrasi


Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Melakukan Prosedur
Administrasi. Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan pihak Museum
Tekstil sudah Melakukan Prosedur Administrasi seperti pemandu wisata
bisa memproses dokumen kantor, membuat naskah surat, memelihara
sistem dokumen.

Tujuan dari Melakukan Prosedur Administrasi Museum agar saat


wisatawan melakukan kunjungan maka jadwal disusun agar tidak terjadi
bentrok dan pemandu wisata juga bisa mempersiapkan diri dan dapat
menyesuaikan dengan latar belakang serta jumlah wisatawan. maka dari itu
Museum Tekstil sudah melakukan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009)
poin kesebelas.

4.2.1.12 Mencari dan Mendapatkan Data Komputer


Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Mencari dan Mendapatkan
Data Komputer. Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan pihak
Museum Tekstil sudah Mencari dan Mendapatkan Data Komputer seperti
pemandu wisata dapat membuka berkas (file), mendapatkan dan
menyesuaikan data, dan menutup berkas dan keluar program (exit).

Tujuan dari Mencari dan Mendapatkan Data Komputer Museum agar


saat wisatawan melakukan kunjungan maka pemandu wisata dapat
mengetahui jadwal kunjungan maka dari itu pemandu wisata dapat

44
menyiapkan diri maka dari itu Museum Tekstil sudah melakukan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang
Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin kedua belas.

4.2.1.13 Membuat Dokumen di dalam Komputer


Salah satu penerapan Standar Operasional Prosedur yang belum
dilakukan oleh Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Membuat
Dokumen di dalam Komputer. Berdasarkan observasi yang sudah
dilakukan pihak pemandu wisata di Museum Tekstil belum dapat Membuat
Dokumen di dalam Komputer seperti Membuat Berkas Komputer,
Membuat Dokumen dari Penulisan atau Teks Lisan, Mencetak dan
Mengirim Dokumen, Menyimpan, Keluar, dan Mematikan computer
dikarenakan sudah memiliki divisi bagian manajemen tersendiri di
Museum Tekstil Jakarta.

Pada dasaranya tujuan dari Membuat Dokumen di dalam Komputer


agar saat wisatawan melakukan kunjungan maka jadwal disusun agar tidak
terjadi bentrok jadwal dan pemandu wisata juga dapat mempersiapkan diri
dan bisa menyesuaikan dengan latar belakang serta jumlah wisatawan dan
dapat menguasai seluruh materi yang akan disampaikan. Sehingga
pemandu wisata di Museum Tekstil harus atau bisa melakukan atau
Membuat Dokumen di dalam Komputer untuk mencegah kejadian yang
tidak terduga dan menjadi catatan untuk evaluasi kedepannya maka dari itu
Museum Tekstil belum melakukan Standar Operasional Prosedue (SOP)
sesuai dengan acuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor
Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin ketiga belas.
.
4.2.1.14 Berkomunikasi Secara Lisan dalam Bahasa Inggris pada
Tingkat Operasional Dasar
Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Melakukan Prosedur
Administrasi. Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan pihak Museum
45
Tekstil sudah Berkomunikasi Secara Lisan dalam Bahasa Inggris pada
Tingkat Operasional Dasar seperti berkomunikasi dengan pengunjung dan
kolega mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan dasar dan sehari-
hari di tempat kerja serta kegiatan pelayanan pengunjung dan berbicara
melalui telepon

Tujuan dari Berkomunikasi Secara Lisan dalam Bahasa Inggris pada


Tingkat Operasional Dasar di Museum agar saat wisatawan mancanegara
atau turis asing yang berkunjung ke Museum Tekstil dapat mengetahui
seluruh informasi terkait koleksi tanpa adanya kesalahpaham antarbudaya
maupun komunikasi. maka dari itu Museum Tekstil sudah melakukan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang
Kepemanduan Museum Tahun (2009) keempat belas.

4.2.1.15 Membaca dalam Bahasa Inggris pada Tingkat


Operasional Dasar
Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Membaca dalam Bahasa
Inggris pada Tingkat Operasional Dasar. Berdasarkan observasi yang sudah
dilakukan pihak Museum Tekstil sudah Membaca dalam Bahasa Inggris
pada Tingkat Operasional Dasar seperti Mengenali Tanda-tanda Umum
yang Digunakan pada Usaha wisata budaya Pariwisata, Membaca,
Membaca Teks Instruksional Sederhana, Membaca Diagram Sederhana.
.
Pada dasarnya tujuan dari Membaca dalam Bahasa Inggris pada
Tingkat Operasional Dasar di Museum pemandu wisata dapat sepenuhnya
membantu menyampaikan informasi terkait koleksi dan dapat
menyampaikan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak boleh dilakukan
pengunjung saat berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta sesuai instruksi.
maka dari itu Museum Tekstil sudah melakukan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum
Tahun (2009) poin kelima belas.
46
4.2.1.16 Menulis Dalam Bahasa Inggris pada Tingkat Operasional
Penerapan Standar Operasional Prosedur yang dilakukan oleh
Museum Tekstil Jakarta yaitu salah satunya Menulis Dalam Bahasa Inggris
pada Tingkat Operasional. Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan
pihak pemandu wisata di Museum Tekstil belum atau tidak bertugas bisa
Menulis Dalam Bahasa Inggris pada Tingkat Operasional Dasar,seperti
Menulis Dokumen Dasar dan Sehari-hari di Tempat Kerja, Melengkapi
Formulir Standar, Menulis Petunjuk dan Instruksi Dasar dan Sehari-hari
.
Berdasarkan hasil diatas Museum Tekstil Jakarta belum menerapkan
salah satu Standar Operasional Prosedur yaitu Menulis Dalam Bahasa
Inggris pada Tingkat Operasional. Tujuan dari Menulis Dalam Bahasa
Inggris pada Tingkat Operasional pemandu wisata di Museum
mengevaluasi kejadian tidak terduga saat memandu wisatawan
mancanegara. maka dari itu Museum Tekstil belum melakukan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang
Kepemanduan Museum Tahun (2009) poin keenam belas.

47
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas tentang Standar Operasional


Prosedur Pemandu Wisata di Museum Tekstil Jakarta, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Museum Tekstil merupakan salah satu pariwisata berbasis wisata budaya yang
terletak di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Museum Tekstil Jakarta dapat
menjadi sarana belajar untuk tempat wisatawan yang ingin mengetahui lebih
dari 3000 koleksi kain dari berbagai penjuru Indonesia. Maka dari hal tersebut
para wisatawan yang sedang berkunjung membutuhkan jasa pemandu wisata
sebagai penyedia informasi secara rinci terkait koleksi agar wisatawan yang
berkunjung tidak mengalami kesalahpahaman informasi, serta mengarahkan
perjalanan wisatawan baikin perorangan maupun rombongan agar sesuai
itinerary dan tidak tersesat saat melakukan kunjungan.
2. Pemandu wisata di Museum Tekstil belum memiliki Standar Operasional
Prosedur (SOP) sebagai acuan untuk memandu wisatawan yang sedang
berkunjung sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009). Pada 16 poin
di Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang
Kepemanduan Museum Tahun (2009). 14 poin sudah diterapkan oleh
pemandu wisata di Museum Tekstil Jakarta yaitu bekerjasama dengan mitra
kerja dan pengunjung, berkomunikasi di tempat kerja, bekerja dalam
lingkungan sosial yang berbeda, mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan,
dan keamanan (k3) di tempat kerja, mengimplementasikan dasar-dasar
kepemanduan museum, mengembangkan dan memutakhirkan pengetahuan
kebudayaan dan kepariwisataan, mengembangkan pengetahuan tentang
koleksi dan tata pameran museum, menyajikan informasi tentang koleksi dan
tata pameran museum, melakukan kegiatan interpretative, memandu
48
rombongan pengunjung, berkomunikasi melalui telepon sesuai “etika kantor”,
melakukan prosedur administrasi, mencari dan mendapatkan data computer,
berkomunikasi secara lisan dalam bahasa inggris pada tingkat operasional
dasar, membaca dalam bahasa inggris pada tingkat operasional dasar. Dan 2
belum diterapkan oleh pemandu wisata di Museum Tekstil Jakarta adalah
membuat dokumen di dalam komputer dan menulis dalam bahasa inggris pada
tingkat operasional dasar

5.2 Saran
Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan yang telah dipaparkan,
maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Pemandu wisata dapat membuat berkas atau dokumen pribadi selama
kegiatan kepemanduan baik saat memandu wisatawan domestik maupun
mancanegara sebagai alat untuk evaluasi agar semua kegiatan kepemanduan
berjalan dengan efektif dan baik kedepannya.
2. Pihak Museum Tekstil dapat membuat Standar Operasional Prosedur (SOP)
secara tertulis sesuai dengan panduan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Museum Tahun (2009)
agar pemandu wisata memiliki dasar untuk memandu wisatawan saat
berkunjung baik wisatawan domestic maupun wisatawan mancanegara serta
pemandu wisata mendapatkan hasil kerja yang memuaskan tanpa adanya
kejadian yang tidak terduga.

49
DAFTAR PUSTAKA

Antonius, Bungaran, Dkk. 2017. Sejarah Pariwisata Menuju


Perkembangan Pariwisata Indonesia, Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Bidang Pengembangan Ekraf, 2019.Buku Resep Kuliner Khas Lampung
Lampung: Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung.

Boone,& Kurtz, 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Erlangga.


Dinas Pariwisata 2019. Rencana Strategis Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung. Lampung: Pemerintah
Provinsi Lampung.
Gumilang, Ratna, R. 2019. Implementasi Digital Marketing
Terhadap Peningkatan Penjualan Hasil Home Industri.
Jurnal Ilmiah Manajemen.

Harsana, Widayati. 2007. Pengembangan Taman Kuliner


Condong Catur sebagai Tujuan Wisata Kuliner di
Kabupaten Sleman Yogyakarta (Skripsi)

Ismayanti,2010 jenis-jenis objek wisata, Muchlisin Riadi


https://www.kajianpustaka.com/2019/12/pariwisata-pengertian-unsur-
bentuk-dan-jenis-wisata.html

Kotler, Philip 1999 Marketing dalam Terjemahan Bahasa. Jakarta Erlangga.

Long, 2004 Wisata Kuliner, The University of Kentucky Press.


Marwanti, 2000. Pengetahuan Masakan Indonesia. Adicita Karya
NusaYogyakarta

Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya.

Muljadi, 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta.


Penerbit: PTRajaGrafindo Persada.

Muljono, R. K. 2018. Digital Marketing Concept, Jakarta,


Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama

50
Murdijati, dkk. 2017. Profil Struktur, Bumbu, dan Bahan Dalam Kuliner
Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Pendit., 2006 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta: PT


PradnyaParamita
Pemerintah Republik Indonesia. UU RI No. 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan

Rangkuti,Freddy.2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus-


Integrated Marketing Communication, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama

Sanjaya, Ridwan dan Tarigan Josua. 2009. Creative Digital Marketing.


Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sedarmayanti, 2014. Manajemen Strategi, Bandung: PT Refika


Aditama Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syarifuddin, D., M. Noor, C., & Rohendi, A. 2017. Memaknai


KulinerLokal Sebagai Daya Tarik Wisata. Abdimas8.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/abdimas/article/view/2866

Riyanto, Yatim. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Penerbit


SIC.

Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran, Ed III, Yogyakarta: ANDI.


Rusmini, 2013. Strategi Promosi sebagai dasar peningkatan Respons
KonsumenJurnal pengembangan Humaniora.

Wheelen, Hunger. 2003. Manajemen Strategi, Yogyakarta: Andi.


Yoeti, Oka A. 2000. Ekowisata Pariwisatan Berwawasan Lingkungan Hidup.
Bandung: Penerbit Angkasa

51
LAMPIRAN

52
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara

A. Data Umum Narasumber


Nama : Fillia Anindita, S.I.Kom
Jabatan : Kasi Promosi Pengembangan Ekonomi Kreatif
B. Daftar Pertanyaan
1. Strategi promosi apa yang di lakukan bidang pengembangan
ekonomi kreatif dalam wisata kuliner?
(….................................................................................................)
2. Apa media yang di gunakan dalam promosi wisata
kuliner? (…
)
3. Kegiatan-kegiatan apa sajakah yang di lakukan?
(….................................................................................................)
4. Siapakah yang menjadi sasaran dalam kegiatan promosi wisata
kuliner? (…
)
5. Kendala yang di hadapi dalam promosi wisata kuliner?
(…...............................................................................................)

53
Lampiran 2. Transkip Wawancara

No. Daftar Pertanyaan Jawaban


1. Strategi promosi apa Untuk strategi yang dilakukan yaitu
yang di lakukan bidang membuat video kuliner khas
pengembanganekonomi lampung, mengadakan event yang
kreatif dalam wisata berkaitan dengan wisata kuliner
kuliner? dan membuat buku resep kuliner
khas
Lampung.
2. Apa media yang di gunakan Media Elektronik (Instagram
dalampromosi wisata @ekraf.lampung, Facebook dan
kuliner? Website)
3. Kegiatan-kegiatan apa Kegiatan tahunan Dinas Pariwisata
sajakahyang di lakukan? & Ekonomi Kreatif Provinsi
Lampung yaitu pemilihan MM
(Muli Mekhanai) yang didalam nya
peserta mempromosikan kuliner
khas Lampung, Pameran luar
daerah yaitu membawa produk
khas
Lampung seperti kopi.
4. Siapakah yang menjadi Semua pelaku ekonomi
sasaran dalam kegiatan kreatif khususnya subsektor
promosi wisata kuliner
kuliner?
5. Kendala yang di hadapi Kurang nya dana dan adanya
dalam promosi wisata kuliner?
pandemi Covid-19

54
6. Potensi wisata kuliner di Banyak potensi nya seperti
bandarlampung? Kedai Kopi, Rumah makan yang
ada makanan khas nya salah
satunya
Cikwo Resto & Café.

Lampiran 3. Checklist Observasi

No. Aspek Observasi Ada Tidak Keterangan


1. Menggunakan media  Ya, Instagram,
digital marketing untuk Facebookdan
mempromosikan kuliner Website
khas Lampung
2. Menggunakan media 
Konvensional marketing
yaitu Pembuatan Buku
Kuliner dan bekerja
sama dengan vendor
3. Terdapat rumah makan  Ya, Cikwo Resto
di bandar lampung & Cafédan
yang menyediakan Seruit BukLin
kuliner
khas Lampung
4. Terdapat makanan  -Makanan pokok
pokok, makanan yaitu seruit bisa
selingan/snack dan di
makanan sajian temukan/dikunjun
khusus tradisional gi di Rumah
khas lampung makan seruit
BukLin dan

55
Cikwo Café&
Resto.
-Makanan
selingan/snack
yaitu Enggak dan
Kue Cucur bisa di
temukan diCikwo
Café & Resto.
-Makanan sajian
khusus yaitu
Segubal dan
Kue Tatyang
bisa di temukan
saat
acara tayuhan (pesta
adat).

56
Lampiran 4. Dokumentasi

”Wawancara Langsung Penulis dengan Informan”

Gambar 4. Ibu Anti sebagai salah satu pemandu wisata di Museum Tekstil

Gambar 5. Pak Edi sebagai salah satu pemandu wisata di Museum Tekstil

57

Anda mungkin juga menyukai