SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh:
Riska Monica Putri
6662112279
KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG – BANTEN
Lembaran Moto :
iv
ABSTRAK
KHUSUS ( KEK ). Tidak lupa juga salawat serta salam penulis junjungkan
selesaikan yaitu untuk memenuhi tugas akhir yang diadakan oleh Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu social dan Ilmu Politik di Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa dalam perjalanan dan proses yang sudah penulis lewati cukup
tidak mudah. Namun atas ijin Allah Subhanahuwwata’ala serta doa yang selalu
tidak dari semua pihak yang terlibat.oleh karena itu,penulis ingin mengucapkan
1. yang pertama kepada orang tua yang penulis sayangi mamah, papah,
nenek, dan kakek yang selalu mendukung lewat doa yang tidak pernah
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
vii
3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku ketua Prodi Jurusan Ilmu
4. Bapak Ikhsan Ahmad, S.IP, M.Si selaku dosen pembimbing I yang begitu
5. Bapak Dr. Ing Rangga Galura Gumelar, M.Si selaku dosen pembimbing
6. Keluarga kecil suami dan calon anakku yang masih dalam kandungan
7. Para sahabat saya ceca yang selalu mendukung dari sejak awal saya masuk
walaupun pada akhirnya mereka satu persatu lulus dukungan mereka tetap
Khaerinisa, Dona, Reiza, Vina, Icha, Emak dessy, Cindy, Delia, Isal, Indri
dan Rike.
8. Teman-teman satu kelas saya yang satu dalam berjuang bersama Yuda,
Eki, Anton, Beni, Sabrina, Lena, Isti, Ibos, Novi, Okta, dan teman-teman
9. Serta semua pihak staf fakultas dan diluar kampus yang juga tidak bisa
Semoga semua yang kalian berikan kepada penulis dengan tulus dan Ikhlas
viii
bahwa skripsi Ini masih banyak kekurangan mengingat terbatasnta kemampuan
yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya, yang
bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan dating, semoga Skripsi
ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................................v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
x
2.2 Kecemasan ....................................................................................................18
xi
4.2.2 Hambatan Psikologis Pada Masyarakat KEK ...........................................54
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
dalam hal obyek wisata alam, religi, sejarah, serta seni budayanya. Potensi wisata
wisata ini agar bisa membangkitkan dan menggerakan masyarakat umum untuk
yang sangat strategis karena berdekatan dengan Ibu Kota Negara dan ibukota
Provinsi Banten, Berdasarkan data dari Google Maps, jarak antara Kabupaten
Pandeglang dan DKI Jakarta hanya 85 KM dan dapat ditempuh dalam waktu 1,5-2
jam. Hal ini memudahkan bagi para wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata
secara berkelanjutan agar terencana dan terarah tujuannya untuk mencapai sesuai
1
2
Lesung, dengan panorama pantai yang indah juga pasir yang putih yang ada dan
yang telah disahkan pada tahun 2012, oleh pemerintah Republik Indonesia di PP
Khusus (KEK) Tanjung Lesung yang di ajukan oleh PT. Banten West Java
Undang Nomor 39 Tahun 2009 menjelaskan tentang batas wilayah atau zona
Khusus tersebut.
Progres pengembangan kawasan ini sampai dengan saat ini dapat berjalan
dengan baik meskipun harus diakui bahwa dalam beberapa hal dirasakan masih
belum optimal. Walaupun sudah beroperasi namun belum ada perubahan yang
Tanjung Lesung baru akan dilakukan pada Tahun 2016 ini dan itu membutuhkan
waktu yang cukup lama. Kemudian pihak swasta yang membangun (KEK)
kepariwisataan, dari sisi fasilitas umum, akses internet sejauh ini masih terbatas.
3
Saat ini ada delapan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yang ditetapkan
oleh pemerintah yaitu Tanjung Lesung – Banten, Sei Mangkei – Sumatra Utara,
Maluku Utara, Tanjung Api Api – Sumatra Selatan, dan yang terakhir Maloi
tersebut, yang sudah mulai beroprasi yaitu KEK Sei Mangkei dan KEK Tanjung
Lesung.
Perencanaan Daerah) yang bekerjasama dengan PT. Banten West Java Tourism
Penyuluhan yang sudah beberapa kali telah dilaksanakan, dan sosialisasi pertama
Panimbang, 24 April 2013 di Hotel Kharisma Labuan, 2 Mei 2013 di Aula PKPRI
Lesung dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2014 di Hotel Sofyan Inn Altama
progres rencana aksi nasional dan rencana aksi daerah dalam mendukung
yaitu PT. Banten West Java (BWJ) pada tanggal 23 Febuari 2015 keberadaan
dari Kesultanan Banten dan beberapa ulama Banten. Pernyataan keberatan yang
datang langsung melalui surat terbuka yang dikirimkan kepada Presiden Joko
dilakukan oleh Kesultanan Banten dan beberapa ulama Banten ini terkait adanya
ke khawatiran yang di anggap akan merusak moral dan akhlak masyarakat dengan
Banten yang terkenal Religius. Geger budaya dari segi religious inilah yang di
khawatirkan oleh Kesultanan dan ulama Banten yang akan masuk lebih utama
fesbukbantennews.com pada tanggal 23 Februari 2015 lalu, para ulama, kyai dan
Berikut adalah kutipan pernyataan KH. Yusuf Al-Mubarok, juru bicara dewan
“harus tau KEK ini peruntukannya untuk apa. Karena investor ini
banyak negatifnya. Jangan sampai nelayan kewalahan dengan usahanya
dan jangan sampai pribumi hanya menjadi kacung di daerahnya sendiri”
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang
dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus
1
Dikutip dari fesbukbantennews.com dengan judul Kyai, jawara dan kenadziran Banten lama
tolak Jokowi resmikan KEK Tanjung Lesung, diakses pada 23 April 2016 pkl. 08.04
6
pekerjaan dinas”.
Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas
maupun yang lebih sempit, dalam kelompok heterogen maupun homogen selalu
umum tentunya belum memahami dengan jelas apa itu kawasan ekonomi khusus
budaya atau yang biasa disebut geger budaya. Misalnya saja, masyarakat di Desa
Tanjung Jaya yang sudah lama sekali hidup berdampingan kemudian setelah
penetapan KEK ini rumah dan tanah mereka dibeli oleh pemerintah dan mereka
harus pindah rumah dan memulai kehidupan baru dengan lingkungan yang baru.
psikologis anak-anak yang harus mencari teman baru. Selain itu, lahan pertanian
pekerjaannya.
7
Humas Pemprov Banten belum memiliki rencana strategis dan belum memahami
rencana taktik PR dalam meminimalisir sisi negative dan menjadi control terhadap
Dari masalah geger budaya yang dibuktikan dengan adanya konflik seperti
penolakan melalui surat terbuka dan juga demonstrasi oleh beberapa pihak maka
2
Diunduh dari jurnal.kominfo.org pada tanggal 18 Mei 2016 pkl. 19.30
8
Banten?
ke masyarakat Banten
9
Informasi yang merata tentang adanya informasi KEK Tanjung Lesung dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal ini
kebudayaan karena sangat sedikit tindakan manusia yang tidak perlu dibiasakan
manusia lainnya itu semua berpengaruh pada budaya individu itu sendiri. Ada
sarjana lain yang mengartikan kebudayaan sebagai hasil dari cipta, karsa, dan
rasa.
pada fenomena komunikasi di mana para partisipan yang berbeda latar belakang
kultural menjalin kontak satu sama lain secara langsung maupun tidak langsung.
3
Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004 hlm 8
10
11
kultural dari partisipan bukan merupakan fokus studi. Titik perhatian dari
Jika kita berbicara tentang komunikasi antarpribadi, maka yang dimaksud adalah
dua atau lebih orang terlibat dalam komunikasi verbal atau non verbal secara
dalam situasi di mana suatu pesan disandi dalam suatu budaya dan harus disandi
orang lain. Gudykunst dan Kim4 menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak
peramalan yang tepat atas relasi antrapribadi. Usaha untuk mengurangi tingkat
komunikasi)
Initial contact and impression, yakni tanggapan lanjutan atas kesan yang
Closure, mulai membuka diri anda yang semula tertutup melalui atribusi
kita harus lebih mengerti perilaku orang lain dengan menyelidiki motivasi
lain maka ia akan mempunyai peluang yang makin besar untuk memahami orang
4
Ibid hlm 19
13
dasar Komunikasi Antar Budaya karya Alo Liliweri 5 bahwa fungsi komunikasi
pada umumnya memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai fungsi pribadi yang
meliputi identitas sosial, integrasi sosial, kognitif dan melepaskan diri. Serta
menghibur.
secara verbal maupun non verbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui
tujuan utama komunikasi. Salah satu contoh integrasi sosial adalah ketika kita
menggunakan atribut-atribut yang berasal dari satu kebudayaan ketika kita berada
suku Baduy.
5
Ibid hlm 36-44.
14
menjadi satu fungsi dari komunikasi antarbudaya agar budaya yang ada dapat
jalan keluar. Konsultasi sebagai salah satu bentuk komunikasi menjadi hal yang
terkadang kita mendapatkan informasi dan juga inspirasi dari masalah yang kita
hadapi.
tentang lingkungan. Fungsi pengawasan ini biasanya dilakukan oleh media massa
kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam konteks kebudayaan yang berbeda.
komunikan. Fungsi tersebut terkontrol melalui pesan yang diberikan, tafsir yang
lain. Dalam komunikasi antarbudaya seringkali tampil perilaku non verbal yang
nilai-nilai yang erkandung dalam gerakan tubuh, gerakan imajiner dan symbol
gambaran seni, juga memiliki fungsi menghibur orang yang menontonnya. Salah
antarbudaya6, yaitu :
1. Pendekatan psikologis
2. Pendekatan interpretatif
3. Pendekatan kritis
4. Pendekatan dialektikal
6
Ibid hlm 65-70
16
Pendekatan ini memandang bahwa hanya peneliti yang bebas dan berada diluar
terletak pada macro context yang lebih menekankan pada konteks seperti realitas
dan lebih khusus lagi meneliti hubungan kekuasaan diantara beberapa budaya.
Pendekatan ini berasal dari konsep yang mengatakan bahwa sains merupakan alat
praktis yang perlu digunakan manusia, dan sumbangan para teoritisi adalah
dunia. Dan pendekatan yang terakhir adalah pendekatan kritik budaya. Pendekatan
ini berusaha mencari dan menemukan isu-isu utama yang mendorong terjadinya
konflik dalam setiap budaya sehingga mengakibatkan salah satu atau lebih
1. Hambatan Teknis
2. Hambatan Psikologis
3. Hambatan Fisik
geografis. Misalnya jarak jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana
4. Hambatan Budaya
adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-
7
Hafied Cangara. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. hal 153
18
2.2 Kecemasan
2.2.1 Pengertian Kecemasan
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh
seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal
maupun wujudnya. Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang
muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan
emosi.
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb dalam artikel Fitri Fauziah & Julianti
Widuri9 kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan
pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan
identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami
siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak
8
Ibid hal 156
9
Fitri dan Julianti, kecemasan; gejala dan penyebabnya, diakses dari jurnalperempuan.org pada 16
April 2016 pkl. 11.16
19
ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Nevid
kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan adalah rasa
tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu.
beberapa pendapat diatas bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada
yang buruk
10
Namora L Lubis, Pengantar Psikologi untuk kedokteran, 2009 hal 14
11
Skripsi, Singgih D Gunarsa, pengaruh prilaku anak terhadap motivasi belajar, diakses dari
repository.usu.ac.id
20
diantaranya yaitu :
a. Lingkungan
individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena
terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka
c. Sebab-sebab fisik
misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit.
dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar.
a. Kecemasan Rasional
dasariah kita.
b. Kecemasan Irrasional
c. Kecemasan Fundamental
kecemasan, yaitu :
a. Kecemasan Ringan
ringan yang muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar terjadi
adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak
b. Kecemasan Berat
pada masa awal kehidupan manusia. Melalui proses sosialisasi dan pendidikan,
pola-pola budaya ditanamkan ke dalam diri individu dan menjadi kepribadian dan
oleh individu itu disebut enkulturasi. Enkulturasi mengacu pada proses dimana
belajar bukan melalui gen. Enkulturasi terjadi melalui orang tua, kelompok,
bernama Kalvero Oberg pada tahun 1960. Kalvero Oberg memberikan definisi
hubungan sosial. Tanda dan petunjuk ini terdiri atas ribuan cara di mana
kita mengorientasikan diri kita sendiri dalam kehidupan sehari-hari;
bagaimana memberikan petunjuk, bagaimana membeli sesuatu, kapan dan
di mana untuk tidak berespons. Petunjuk ini dapat berupa kata-kata,
gerakan, ekspresi wajah, kebiasaan atau norma, diperlukan oleh kita
semua dalam proses pertumbuhan dan menjadi bagian dari budaya kita
sama halnya dengan bahasa yang kita ucapkan dan kepercayaan yang kita
terima. Kita semua menginginkan ketenangan pikiran dan efisiensi ribuan
petunjuk tersebut yang kebanyakan tidak kita sadari.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa kejutan budaya adalah rasa
cemas dan kaget ketika individu memasuki budaya baru yang berbeda dengan
budaya yang sudah melekat pada dirinya. Budaya yang sudah melekat pada diri
individu ketika memasuki budaya baru akan tidak efektif karena setiap budaya
petunjuk-petunjuk itu meliputi seribu satu cara yang kita lakukan dalam
yang mengendap, yang muncul dari kehilangan semua lambang dan simbol yang
familiar dalam hubungan sosial, termasuk di dalamnya seribu satu cara yang
perintah, bagaimana membeli sesuatu, kapan dan dimana kita tidak perlu
merespon.14
14
Deddy Mulyana. 2006. Komunikasi Antarbudaya. hal 174
25
atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau
pergaulan sosial. Orang akan kehilangan pegangan lalu mengalami frustasi dan
halamannya lebih baik dan terasa sangat penting. Orang cenderung mencari
Banyak definisi dari para ahli tentang culture shock, namun pada intinya,
peneliti dapat menyimpulan bahwa culture shock adalah kondisi kecemasan yang
dimana nilai budaya yang ada tidak sesuai dengan nilai budaya yang dimilikinya
sejak lama. Deddy Mulyana lebih mendasarkan culture shock sebagai benturan
Lingkungan baru dapat merujuk pada agama baru, sekolah baru, lingkungan kerja
15
Ibid
26
merupakan reaksi terhadap upaya sementara yang gagal untuk menyesuaikan diri
Moran, gegar budaya adalah trauma umum yang dialami seseorang dalam suatu
budaya yang baru dan berbeda karena ia harus belajar dan mengatasi begitu
banyak nilai budaya dan pengharapan baru, sementara nilai budaya dan
pengharapan budayanya yang lama tidak lagi sesuai. Meskipun gegar budaya
sering dikaitkan dengan fenomena memasuki suatu budaya (yang identik dengan
negara) asing, lingkungan budaya baru yang dimaksud di sini sebenarnya bisajuga
merujuk pada agama baru, lembaga pendidikan (sekolah atau universitas) baru,
lingkungan kerja baru, atau keluarga besar baru yang dimasuki lewat perkawinan
(mertua, ipar, dan sebagainya). Bennet menyebut fenomena yang diperluas ini
yang dicintai, dan perubahan nilai yang berkaitan dengan inovasi sosial yang
cepat, juga kehilangan kerangka rujukan yang dikenal dalam memasuki budaya
lain.
budaya) yang telah dipelajari orang yang bersangkutan dalam lingkungan baru
yang nilai budayanya berbeda dan belum ia pahami. Individu biasanya menerima
begitu saja nilai-nilai yang dianut dan dibawa sejak lahir, yang juga
benturan persepsi itu yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu,
dan menyebabkannya merasa tertekan dan menderita stres. Efek stres inilah yang
seseorang melihat hal-hal yang eksotik, unik, dan luar biasa. Setelah tahap “bulan
madu” ini, individu mulai memasuki tahap kedua yang ditandai dengan
nilai, dan sikap yang berbeda mengganggu realitas perseptual individu. Individu
semakin jengkel, cemas, dam frustasi menghadapi perbedaan budaya itu. Lalu ia
pun merasa terasing dan tidak mampu mengatasi situasi yangbaru ini.
evaluasi, perilaku dan sikap yang serba menilai. Individu membenci apa yang
28
dialaminya tanpa alasan yang jelas. Pada tahap transisi ini, individu akan mencari
hubungan dengan orang-orang yang berasal dari budaya yang sama. Munculnya
perasaan negatif ini dapat merupakan tanda akan tumbuhnya kesadaran budaya
kita yang baru, kalau seseorang masih bertahan. Kembali ke budaya lama
merupakan pilihan lain untuk mengatasi dilema ini. Pilihan yang diambil
Tahap otonomi dalam transisi ini ditandai dengan kepekaan budaya dan
lebih santai dan mampu memahami orang lain secara verbal dan non verbal. Ia
merasa nyaman dengan perannya sebagai orang dalam – orang luar dalam dua
budaya yang berbeda. Akhirnya, menurut Adler pada tahap independensi, individu
terpenting ialah ia mampu menjalani transisi lebih jauh dalam kehidupan melewati
manusia.
Pada tahap inilah individu dapat menjadi manusia yang disebut “manusia
orang dari berbagai budaya lain, tanpa mengorbankan nilai-nilai budaya sendiri.
Manusia antarbudaya adalah orang yang telah mencapai tingkat tinggi dalam
secarafektif dalam lebih dari satu budaya dan memiliki kepekaan budaya yang
Taft meringkas berbagai reaksi psikologis, sosial, dan fisik yang menandai
alamiah saja. Intensitasnya dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang pada dasarnya
terbagi dua, yakni faktor internal (ciri-ciri kepribadian orang yang bersangkutan)
dan faktor eksternal (kerumitan budaya atau lingkungan baru yang dimasuki).
Tidak ada kepastian kapan gegar budaya ini akan muncul dihitung sejak individu
memasuki budaya lain. Itu bergantung pada sejauh mana perbedaan budaya yang
ada dan apakah individu memiliki ciri-ciri kepribadian yang kondusif untuk
mengatasi gegar budaya tersebut. Bila perbedaan budaya tidak terlalu besar dan
kita mempunyai kepribadian yang positif, seperti tegar dan toleran, kita mungkin
tidak akan mengalamai gegar budaya yang berarti. Sebaliknya, bila perbedaan
budaya bersifat ekstrem, sementara kita lembek, penakut, dan kurang percaya diri,
untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan budaya kita, sehingga kita dapat
menjadi orang-orang yang luwes dan terampil dalam bergaul dengan orang-orang
dari berbagai budaya, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai budaya kita sendiri.
Ketika kita masuk dan mengalami kontak dengan budaya lain, dan
merasakan ketidaknyamanan psikis dan fisik karena kontak tersebut, kita telah
mengalami gegar budaya atau culture shock.16 Banyak pengalaman dari orang-
orang yang menginjakkan kaki pertama kali di lingkungan baru, walaupun sudah
siap, tetap merasa terkejut begitu sadar bahwa di sekelilingnya begitu berbeda
dengan lingkungan lamanya. Orang biasanya akan merasa terkejut atau kaget
dengan hal-hal yang ada di sekelilingnya, dan orang cenderung suka dengan
karena dalam familiaritas, orang tahu apa yang dapat diharapkan dari lingkungan
lingkungannya yang nyaman dan masuk dalam suatu lingkungan baru, masalah
individu lainnya, dan dapat muncul pada waktu yang berbeda. Reaksi-reaksi yang
kehilangan arah, rasa penolakan, gangguan lambung dan sakit kepala, homesick
pada lingkungan lama, rindu pada teman dan keluarga, merasa kehilangan status
16
Deddy Mulyana. 2006. Komunikasi Antarbudaya. hal 174
17
Ibid. hal 174
31
dan pengaruh, menarik diri menganggap orang-orang dalam budaya tuan rumah
tidak peka.18
adalah buang air kecil, minum, makan dan tidur yang berlebihan, takut kontak
fisik dengan orang-orang lain, tatapan mata yang kosong, perasaan tidak berdaya
dan keinginan untuk terus bergantung pada penduduk sebangsanya, marah karena
hal-hal sepele, reaksi yang berlebihan terhadap penyakit yang sepele, dan
berpikir, status sosial dan hambatan budaya. Pada penelitian ini, peneliti akan
salah satu desa yang terkena dampak langsung dari dijadikannya kawasan
dan/atau
Berdasarkan definisi tersebut, ada kata kunci dalam kawasan strategis pada
undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, salah satu jenis kawasan
20
Bappeda Kab. Pandeglang, KAK Tanjung Lesung, dokumentasi arsip pemerintah Pandeglang,
2015.
33
Saat ini ada delapan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yang ditetapkan
oleh pemerintah yaitu Tanjung Lesung – Banten, Sei Mangkei – Sumatra Utara,
Maluku Utara, Tanjung Api Api – Sumatra Selatan, dan yang terakhir Maloi
tersebut, yang sudah mulai beroprasi yaitu KEK Sei Mangkei dan KEK Tanjung
Lesung.
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang Tahun 2011 – 2031,
pada pasal 47 ayat (1) point b menyebutkan bahwa Kawasan Wisata Tanjung
strategis ini adalah perhatian yang lebih pada penanganan kawasan Tanjung
diantaranya :
dengan baik,
dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan ekspor, logistik,
telah didukung melalui Perda Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pariwisata Tanjung
pembentukan kawasan ekonomi khusus (KEK) bidang pariwisata ini adalah untuk
kawasan lain baik didalam negeri maupun diluar negeri sebagai sebuah kawasan
ekonomi yang dapat menarik minat bagi para investor (PMA / PMDN).
sampai dengan saat ini dapat berjalan dengan baik meskipun harus diakui bahwa
2014 lalu, ketua panitia kegiatan sosialisasi menyebutkan siapa saja unsur peserta
Dari isi sambutan tersebut, Nampak dengan jelas bahwa peserta sosialisasi
Tanjung Lesung. Sehingga wajar saja jika masyarakat tidak mengetahui dan
mengalami geger budaya (culture shock) karena tidak mengetahui apapun tentang
KEK ini.
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang
dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus
pekerjaan dinas”.
Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas
maupun yang lebih sempit, dalam kelompok heterogen maupun homogen selalu
21
Dikutip dari laporan ketua pelaksana sosialisasi KEK Tanjung Lesung dokumentasi Pemkab
Pandeglang
37
masyarakat terhadap peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta
minoritas yang berada pada posisi atas yang secara fungsional dapat berkuasa
adan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite. Elite adalah suatu
maupun pencapaian.
Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih
besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain. Ciri-Ciri lain yang merupakan
konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang
pemangku kebijakan serta pihak Banten West Java (BWJ) sebagai pihak yang
Hambatan
Tekhnis
Kecemasan
Hambatan Rasional
Psikologis
Kecemasan
Hambatan Irrasional
Fisik
Kecemasan
Hambatan Fundamental
Budaya
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
Iman Mukhroman,
Riska Monica
Peneliti Rangga Galura Andrianis Januar
Puteri
Gumelar
Kecemasan adanya
Proses Adaptasi
Perencanaan strategi geger budaya pada
Komunikasi Sosial
Humas Pemprov Elite yang
Mahasiswa Perantau
Banten pasca ditetapkannya
Judul Asal Papua Dalam
ditetapkannya KEK Tanjung Lesung
Menghadapi Culture
Pariwisata Tanjung sebagai Kawasan
Shock di Universitas
Lesung, Pandeglang Ekonomi Khusus
Trisakti
(KEK)
Bagaimana
(KEK)
40
observasi. observasi.
Masing-masing Masing-masing
adaptasi atas 7
41
hambatan
komunikasi yang
terjadi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
peneliti anggap sebagai metode yang paling tepat dalam meneliti tentang
kekerabatan.
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian seperti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain
secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa,
22
Dr. Basrowi dan Dr. Suwandi, memahami penelitian kualitatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2008 Hlm
23
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Reamaja Rosdakarya, Jakarta, 2007, Hlm 6
42
43
pada suatu konsep yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
biasanya rancangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti
sebelum penelitiannya dimulai. Untuk alasan itu pula pengertian kualitatif sering
paradigma sebagai konstelasi konsep, nilai – nilai persepsi dan praktek yang
dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas
lain sebagai sesuatu yang bermakna serta dapat merekonstruksi kembali turunan
24
A. Chaedar Alwasilah, pokoknya kualitatif, Dunia pustaka jaya, Jakarta, 2006, hlm 84
25
Moleong, Op Cit, Hlm 49
26
Ibid
27
Rini Sudarmanti, Fenomenologi Dalam Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2005 hlm 35
44
sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah
dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi
kepustakaan.
dengan penelitiannya.
45
3.3.2 Wawancara
data. Wawancara dengan tujuan mendapatkan data primer dalam penelitian ini
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
itu sendiri, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba, dikutip dalam Basrowi
kebulatan harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan
memperluas informasi dari orang lain baik manusia ataupun bukan manusia, dan
Pada penulisan ini, untuk memperdalam lagi data yang diperoleh maka
lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan yang menjadi pokok
3.2.3 Observasi
oleh penulis dengan melihat secara seksama proses pembuatan tayangan Sport 7
28
Basrowi dan Suwandi, Op Cit, hlm 127
29
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Reamaja Rosdakarya, Jakarta, 2007, Hlm 175
46
segi motif, kepercayaan, perhatian, prilaku tak sadar dan sebagainya. Pengamatan
memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek
3.4 Narasumber
relative kecil dan dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penulisan
ini. Oleh karena itu penulis menentukan kriteria dasar dari orang-orang yang akan
Narasumber tersebut ialah KH. Yusuf Mubarok selaku juru bicara dewan
ulama se-Banten dan juga Tedy Fauzi Rahmat selaku Ka. Sie Perijinan
administrator KEK dan juga satu pihak lagi dari pengelola Banten west Java.
Nama
No. Instansi Jabatan
Informan
Tedy Fauzi
2. Ka. Sie Perijinan Administrator KEK
Rahmat
47
peneliti untuk tetap berada dijalur yang benar dan memiliki langkah-langkah yang
akan diambil dalam penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah :
serta kejelasan data. Memilah data yang didapatkan untuk dijadikan sebagai
bahan laporan penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan
data yang dianggap layak sangat dibutuhkan. Penyeleksian data ini juga
5. Penarikan kesimpulan dan saran, tahap ini mengambil satu intisari yang
Pandeglang Banten.
49
bulan Mei sampai akhir bulan Oktober, mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga
penyelesaian dengan perincian waktu yang telah direncanakan yaitu dari awal Mei
hingga pertengahan Agustus untuk langkah observasi. Lalu dari Agustus hingga
Persiapan
Observasi
Penyusunan data
50
BAB IV
dalam hal obyek wisata alam, religi, sejarah, serta seni budayanya. Potensi wisata
wisata ini agar bisa membangkitkan dan menggerakan masyarakat umum untuk
secara berkelanjutan agar terencana dan terarah tujuannya untuk mencapai sesuai
telah didukung melalui Perda Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pariwisata Tanjung
50
51
pembentukan kawasan ekonomi khusus (KEK) bidang pariwisata ini adalah untuk
kawasan lain baik didalam negeri maupun diluar negeri sebagai sebuah kawasan
ekonomi yang dapat menarik minat bagi para investor (PMA / PMDN).
Tanjung Lesung sendiri berjarak sekitar 120 KM dari ibukota Jakarta atau
dengan jarak tempuh sekitar 5 jam dengan kendaraan pribadi. Sedangkan dari
pusat kota Pandeglang, jarak tempuh ke Paintai Tanjung lesung sekitar 3 jam.
oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 lalu, percepatan pembangunan dan
Panimbang sepanjang 80 KM, reaktivasi rel kereta api Rangkas-Labuan dan juga
dan menolak KEK, masyarakat awam dan juga pihak pengelola KEK. Data
fisik dan hambatan budaya. Hasil dari analisis tersebut nantinya akan penulis
52
coba uraikan dan simpulkan sehingga menjadi hasil penelitian yang objektif
dan tervalidasi.
menjadi indicator dari hambatan teknis pada penelitian ini adalah sarana
Indkator
Ruang Untuk Alat Untuk Media Untuk
Hambatan
Berkomunikasi Berkomunikasi Berkomunikasi
Teknis
Administrator Kita dari Di kawasan Biasanya informasi
administrator Tanjung yang tersebar itu dari
KEK menyiapkan Lesungnya itu, mulut ke mulut,
beberapa wadah para tokoh namun kita juga
(Teddy untuk masyrakat. masyarakat dan sering bertatap muka
Dari komunitas took agama kita dengan masyarakat
Subagja) penggerak fasilitasi karena biasanya
ekonomi nya, kendaraan untuk banyak info yang
penggerak memudahkan tidak jelas sumbernya
53
sempurna
Indkator Penerimaan
Respon
Hambatan Informasi di Sikap Masyarakat
Masyarakat
Psikologis Masyarakat
Administrator Selama ini belum Respon awalnya Selama ini tidak ada
ada protes. Dari memang ada pro masalah. Tapi
KEK kemarin sosialisasi dan kontra. Tapi memang ada yang
yang dilakukan selama ini tidak datang ke kita mau
(Teddy sejauh ini sudah ada masalah mengajukan perijinan
cukup. selama bisa sepengetahuan tapi terhambat
Subagja) komunikasi dengan saya. Kalau perlakuan. Dan kita
baik. Kan masy masyarakat butuh bukannya tidak mau
juga tetap informasi atau membantu. Tapi itu
diberdayakan, bisa sesuatu bisa tupoksi nya pengelola
sebagai karyawan langsung dating ke yaitu BWJ.
dll. Kalau tempat kita untuk tanya-
untuk umkm sudah tanya. Daripada
disapkan untuk turun ke jalan kan
masy sekitar kurang etis juga.
BAPPEDA Ke masyarakat di Pro dan kontra, Responnya positif sih,
kampong CIkadu, ada semacam terlihat dari adanya
Pandeglang kemudian pemahaman yaitu gerai 2 buah yang
sosialisasi di jika wisata dijadikan kampong
(Abdul Aziz) tingkat kecamatan. berkembang maka wisata. Gerainya
Tokoh masy, tokoh kemaksiatan difasilitasi Pemda
agama, aparatur berkembang. tapi diatas lahan
desa. Lalu ada Padahal tidak masyarakat. 2 gerai
55
geografis. Misalnya jarak jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana
Indkator
Hambatan Jarak Infrastruktur Sarana
Fisik
Administrator
Jarak memang Sedang kita kejarAda 2 pantai terbuka
menjadi kendala, untuk infrastruktur.
yang dibuka, yaitu
KEK (Teddy oleh karena itu Seperti betonisasi
pantai Bodur dan
kami mengadakan jalan dari PLTU Beach club. Di beach
Subagja) beberapa promosi Labuan sampai ke club banyak game
dengan Tanjung Lesung, nya dari snorkling,
mengadakan terus juga lampu donnut jup, banana
beberapa kegiatan penerangan jalan boat. Terus untuk
seperti festival. Di kita perbanyak,
feature
tahun ini akan ada ada pembuatan
pengembangan yang
festival, seperti jalan tol Serang-berkaitan dengan
bagan race. Dan Panimbang, pantai umum sudah
ada wacana Seal reaktivasi rel
diisapkan namanya
Tanjung Lesung kereta dan juga Lada Beach. Selain
dan akhir tahun ini wacana pantai juga aka nada
ada festival lagi. pembangunan President University
bandara Banten
disana, ada rumah
Selatan. sakit, homestay,
hotel, dan sarana
lain. Tapi ya memang
belum berjalan
karena banyak
investor ini baru
MoU saja dengan
pengelola. Dan baru
akan action ketika
jalan tol sudah
beroperasi
BAPPEDA Sebenarnya Bagi pemda, kek Rencananya juga
hambatannya tanjung lesung ini akan ada universitas
Pandeglang salah satunya sebenarnya di dalam Tanjung
adalah akses jalan, hanyalah Lesung. Sebenarnya
dari Jakarta saja bagaimana kita bukan hanya
58
juga dampaknya
bagi seluruh masy
Pandeglang.
Ulama Iya kalo tentang Seperti yang tadi Nantinya katanya di
itu saya tahu, saya katakan, pada sana akan dibangun
(menolak kenapa coba dasarnya ini pasti hotel, cottage,
memilih Tanjung akan membawa homestay dan lain-
KEK) (KH. Lesung sebagai mudaharat. lain. Kalo
daerah ekonomi Termasuk urusan masyarakat sekitar
Yusuf khusus? Kenapa infrastukturnya, tidak diuntungkan ya
tidak Anyer saja keinginan buat apa ? saya
Mubarok) yang wisatanya masyarakatnya, dengan tegas atas
sudah maju. social budaya nya. nama ulama Banten
Analisis saya, Itu semua sudah ini menolak karena
Tanjung Lesung terpenuhi belum. kami tahu bahwa
dipilih karena Jika belum dan masyarakat ini tidak
tanahnya murah pemerintah akan menjadi apa-
dan terburu-buru apa. Tanahnya dibeli,
masyarakatnya meresmikan KEK, mereka terpinggirkan
menengah apa sebabnya ? di daerah mereka
kebawah. Kalo berarti kana da sendiri. Ini kan miris.
dari sisi jarak kan hal-hal yang
jauh sekali dengan masyarakat tidak
ibukota. tahu. Padahal
masyarakat
sebagai warga
Negara berhak
tahu, investor ini
siapa, dari Negara
mana, apa
tujuannya, lalu
masyarakat akan
dikemanakan dan
lain-lain lah.
Ulama Iya jaraknya Maksiat itu kan Ya kalo sarana, dan
memang jauh, dimana-mana pasti sifatnya dari
(menerima makanya ada. Tinggal kita masyarakat yang
pemerintah juga saja para ulama langsung tergerak
KEK) (KH. kan berupaya harus bisa kan banyak ya. Sudah
membuat jaln tol, mengontrol itu. saya ceritakan tadi.
Odon) reaktivasi rel Disini juga kana Selain itu di
kereta dan da masjid, santri- pesantren saya juga,
bandara juga. Itu santri nya banyak. saya datangkan
kan manfaatnya Ya orang juga pengajar yang
untuk orang mikir masa di langsung
banyak. Tidak tempat yang mengajarkan santri-
60
adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-
yang dicermati oleh beberapa pihak sebagai hal yang paling mendasar dari
Indkator
Budaya Penerimaan
Hambatan Akulturasi
Masyarakat Budaya Baru
Budaya
Administrator
Dari kita dan para Intiya jangan Administrator paling
stake holder yang sampai hanya bisa
KEK (Teddy lain hal itu akan dikesampingkan. mensupport. Karena
menjadi warning Kita menjamin itu tidak hanya
Subagja) agar apa yang dengan keharusan kewenangan kami
dikahwaitrkan ini di regulasi itu. Jadi tapi semua SKPD.
tidak terjadi. masyarakat tidak Termasuk di Bappeda
Aturan-aturan perlu takut ada pendampingan
seperti ketakutan seharusnya. masyarakat. Karena
banyak yang Sebenarnya kami tidak
memakai bikini kekhawatiran pasti diharuskan terjun
dan lain-lain itu ada, Cuma langsung.
saya 2 tahun mungkin bentuknya
disana belum kecil dan lebih
pernah lihat. Yang besar rasa
penting kan penasarannya
wisatawan nyaman menunggu ini
dan masyarakat berjalan. Dan
juga tidak resah. sampai saat ini
responnya masih
positif.
BAPPEDA Sebenarnya Sebenarnya Makanya di kita ada
tergantung kitanya kehkawatiran itu kerjasama antara
Pandeglang bagaimana kita sudah kita pikirkan pemda dengan BWJ.
bisa membatasi dan sudah kita Disitu kita masukan
(Abdul Aziz) agar hal-hal yang tuangkan dalam regulasi apa yang
dikhawatirkan bentuk hokum boleh dan apa yg
atau dianggap berupa perjanjian tidak boleh dibuat di
maksiat itu bisa antara BWJ Tanjung lesung ini.
kita tahan dan dengan Pemda. Termasuk ijin
tidak muncul di Semuanya tertuang minuman beralkohol.
daerah wisata. disitu. Di Di kita ijin itu tidak
Dari tahun 2013 perjanjian itu keluar. Karena tentu
itu sudah kita buat tertera, pasal bertentangan dengan
TPM (tenaga berapanya saya adat dan budaya
pengerak lupa bahwa serta kearifan local
masyarakat) yang kewajiban pihak masyarakatnya.
seluruhnya lulusan BWJ : menjaga dan
STKS (s.T Kes.sos) melestarikan adat
itu yang kita istiadat serta
amanahkan untuk budaya dan agama
mengembangkan dan juga kearifan
masyarakat local.
62
sekitar Tanjung
Lesung.
Ulama Saya ingin orang- Itu tadi, Yang saya
orang investor mudharatnya khawatirkan adalah
(menolak asing itu mengikuti adalah akan ada anak cucu kita, lalu
kearifan local, perjudian, masyarakat Tanjung
KEK) (KH. jangan perzinahan, Lesung itu sendiri
memaksakan trafficking wanita, secara moral dan
Yusuf kehendak. Jangan pembuatan gereja akidah. Siap atau
sampai ketika ada illegal, pornografi. tidak menyaksikan
Mubarok) perusakan kearifan Kan tidak menutup kemaksiatan.
local, jangan kemungkinan ada Bagaimana jika
sampai bule jalan-jalan masyarakat malah
masyarakat tidak keliling Tanjung diam saja bahkan
dilindungi. Saya Lesung pake bikini. mendukung
ini bergerak atas Apa mau warga kemaksiatan. Akan
dasar laporan dari Banten yang rusak moral orang
masyarakat. Dan katanya kota Banten ini jadinya.
banyak itu santri, seribu kyai
laporannya, dari sejuta santri ada
nelayan, yang begitu di
masyarakat biasa Banten.
banyak itu. Jangan
sampai
masyarakat tidak
tahu apa itu KEK
sebenarnya.
Ulama Iya yang saya KEK ini kan hanya Selama tamu nya baik
tahu, semua masuk ke dan mengikuti aturan,
(menerima kekhawatiran itu masyarakat dari ya kita ikuti saja.
sudah ada di unsur ekonomi, Tidak perlu harus
KEK) (KH. perjanjian antara bukan unsur ekstrim lah. Yang
Pemda dengan budaya. Jadi wisata juga kan
Odon) BWJ. Karena isi masyarakat niatnya berlibur. Jadi
perjanjian itu kan menurut saya tetap tidak perlu dipaksa
kalau tidak salah bisa beribadah, untuk mengikuti
adalah hasil dari bisa bekerja dan kegiatan-kegiatan
musyawarah tokoh berkehidupan masyarakat.
masyarakat saat seperti biasanya
sosialisasi KEK di tanpa perlu merasa
tingkat kecamatan resah ada
dan Kabupaten. gangguan atau
jadi tidak perlu ancaman dari
khawatir itu, wisatawan.
tenang saja.
Berjalan saja
63
belum sudah
banyak keraguan.
Biar nanti kalau
sudah berjalan
kita evaluasi.
Tokoh Ya budaya Tidak akan ada itu, Nanti kana da
Indonesia kan apalagi yang festival-festival. Dan
masyarakat karena mayoritas namanya gereja festival itu kan
islam tidak jauh illegal. Alcohol munculnya dari
(Dzulkarnaen) beda lah menurut saja tidak dijual budaya masyarakat.
saya. Wisatawan disini. Dan jika Jadi tidak perlu
juga kan yang tertangkap khawatir kalau
solat mah solat, membawa akan budayanya akan
yang tidak mah dipolisikan. Jadi hilang karena KEK
tidak. Yang tidak perlu ini. Justru malah
penting kan kita khawatir lah. KEK ini adalah
sudah Masyarakat disini momentum untuk
mengingatkan. juga tidak mau mengembangkan
Untuk peredaran daerahnya menjadi budaya dengan
narkoba dan lain- daerah maksiat. kegiatan-kegiatan
lainnya saya rasa promosi wisata
tidak akan terjadi seperti festival atau
karena daerah sini perayaan lainnya.
kan dijaga polisi.
Jadi jika ada yang
mencurigakan,
bisa langsung
lapor Polsek
Panimbang
Dalam tahap ini, penulis akan menjabarkan penelitian dari hasil wawancara
antara masyarakat dan pihak pendukung KEK Tanjung Lesung adalah sebagai
berikut:
64
dasar Komunikasi Antar Budaya karya Alo Liliweri 30 Memiliki fungsi sebagai
lain. Dalam komunikasi antarbudaya seringkali tampil perilaku non verbal yang
nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan tubuh, gerakan imajiner dan symbol
tertentu dalam kebudayaan tersebut. Hambatan yang paling banyak terjadi pada
indicator dari hambatan teknis pada penelitian ini adalah sarana dan prasarana
untuk melakukan komunikasi seperti tempat berkumpul, alat komunikasi dan juga
media untuk berkomunikasi. Dalam hal ini, hambatan teknis yaitu berupa ruang
berkomunikasi.
30
Ibid hlm 36-44.
65
seperti organisasi yang bergerak di bidang ekonomi dan juga yang bergerak di
bidang social.
mempermudah jika ada informasi terkait perkembangan KEK Tanjung Lesung ini
kepada masyarakat.
Pandeglang melalui Kasubid Sumber Daya Buatan juga mengatakan, ruang untuk
Panimbang.
“Di Desa Cikadu itu lengkap, ada ruangan seperti aula sudah ada
microphonenya, ada proyektornya jadi tidak perlu repot bawa dari Kantor
Kabupaten35”
ketua Forum Ulama Se-Banten, tidak ada yang namanya sosialisasi ditengah
“Tidak ada itu, sebelum pembentukan KEK ini tidak ada sosialisasi
yang melibatkan ulama Banten36”
34
Wawancara Abdul Aziz, Kasie Sumberdaya Buatan BAPPEDA Pandeglang, 26 Juli 2016
35
Wawancara Abdul Aziz, Kasie Sumberdaya Buatan BAPPEDA Pandeglang, 26 Juli 2016
36
Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016
67
dikhawatirkan akan terjadi pada masyarakat muncul dari ulama, tokoh agama dan
merupakan reaksi terhadap upaya sementara yang gagal untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan orang-orang baru. Pada dasarnya gegar budaya adalah
faktor internal (nilai-nilai budaya) yang telah dipelajari orang yang bersangkutan
dalam lingkungan baru yang nilai budayanya berbeda dan belum dia pahami.
sekitar kawasan Tanjung Lesung. Isi ceramahnya menurut KH. Yusuf Mubarok
yang akan terjadi jika Tanjung Lesung sudah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK).
37
Wawancara Abdul Aziz, Kasie Sumberdaya Buatan BAPPEDA Pandeglang, 26 Juli 2016
68
para ulama ini tetap menerima laporan dari masyarakat yang tidak setuju dengan
KEK.
“Karena para ulama ini sibuk dan banyak kegiatan, jadi jarang
untuk bisa bertatap muka langsung dengan masyarakat. Tapi laporan-
laporan bahwa masyarakat tidak setuju dengan KEK ini banyak masuk ke
kita39”
AS-Syifa yang berada di buffer zone Tanjung Lesung yaitu Desa Cikadu.
diupayakan baik oleh Pemda Kabupaten Pandeglang ataupun oleh pihak pengelola
Pria yang akrab disapa Abah Odon ini juga menjelaskan bahwa proses
komunikasi yang terjalin diantara masyarakat saat ini hanya sekedar komunikasi
dari mulut ke mulut mengenai informasi seputar KEK Tanjung Lesung. Abah
38
Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016
39
Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016
40
Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016
69
yang berada di kawasan buffer zone tidak keberatan dan mau saja jika diajak
Ekonomi Khusus Tanjung Lesung hanya sebatas dari mulut ke mulut, akan
41
Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016
42
Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016
70
bernama Kalvero Oberg pada tahun 1960. Kalvero Oberg memberikan definisi
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa kejutan budaya adalah rasa
cemas dan kaget ketika individu memasuki budaya baru yang berbeda dengan
budaya yang sudah melekat pada dirinya. Budaya yang sudah melekat pada diri
individu ketika memasuki budaya baru akan tidak efektif karena setiap budaya
penerima pada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga
71
Forum ulama se-Banten yang dipimpin oleh KH. Yusuf Mubarok menolak
kawasan Tanjung Lesung dipilih karena tanahnya murah, pekerjanya juga murah
Yusuf, banyak masyarakat yang belum paham apa itu KEK, fungsi dan tujuan
Selain itu menurut KH. Yusuf, masyarakat banyak yang menolak namun
laporan dari masyarakat tersebut diredam oleh pihak-pihak yang diuntungkan atas
keberadaannya KEK. Bentuk penolakan dari masyarakat yaitu berupa surat aduan
dan laporan yang dihimpun oleh beberapa LSM yang mengadukan hal ini ke
43
Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016
44
Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016
72
masyarakat di Banten menjadi pokok. Ulama tidak hanya menjadi sosok yang
memimpin ibadah kerohanian tetapi juga hal-hal yang sifatnya social dan
ulama menjadi hal yang diperhitungkan oleh masyarakat yang tidak setuju dengan
keberadaannya KEK tersebut. KH. Yusuf membenarkan hal itu dan menurutnya
Menurut analisa penulis, hal yang terjadi pada forum ulama se-Banten
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan
yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya
pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak
45
Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016
73
ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Nevid
kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan adalah rasa
pihak pertama yang datang ke masyarakat sebelum peresmian KEK ini juga
masyarakat desa, lintas kecamatan dan juga sosialisasi dengan Satuan Kerja
46
Namora L Lubis, Pengantar Psikologi untuk kedokteran, 2009 hal 14
47
Wawancara Abdul Aziz, Kasie Sumberdaya Buatan BAPPEDA Pandeglang, 26 Juli 2016
74
menilai sudah terlihat hasil yang memuaskan dan juga dukungan nyata dari
sosialisasi juga mengatakan hal yang sama dengan BAPPEDA. Mereka juga
mengakui bahwa pro dan kontra juga ada di masyarakat saat awal-awal mereka
“Respon awalnya memang ada pro dan kontra. Tapi selama ini
tidak ada masalah sepengetahuan saya. Kalau masyarakat butuh
informasi atau sesuatu bisa langsung datang ke kita untuk tanya-tanya.
Daripada turun ke jalan kan kurang etis juga50”
bahwa hingga saat ini tidak ada protes yang datang ke administrator KEK sendiri
dari masyarakat. Menurutnya sosialisasi yang saat ini dilakukan sudah maksimal.
Lesung ketika ada pihak yang mengajukan ijin pendirian lahan bangunan namun
hal seperti itu sebenarnya menjadi tugas dari pengelola yaitu Banten West Java.
“Selama ini tidak ada masalah. Tapi memang ada yang datang ke
kita mau mengajukan perijinan tapi terhambat perlakuan. Dan kita
bukannya tidak mau membantu. Tapi itu tupoksi nya pengelola yaitu
BWJ52”
KH. Odon selaku ulama yang menerima keberadaan KEK Tanjung Lesung
Menurutnya, pro dan kontra merupakan hal biasa yang terjadi ketika akan muncul
hal yang baru. Selain itu, menurutnya juga pro dan kontra di masyarakat terjadi
diselesaikan.
psikologis untuk merubah hidup menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut
sama, menurutnya ketakutan yang muncul di masyarakat pada awal wacana KEK
pihak Pemda Pandeglang dan pihak pengelola yaitu BWJ. Sehingga respon
54
Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016
55
Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016
77
“Respon awalnya ya itu tadi, beragam ya. Tapi kan karena pihak
pengelola dan Pemda Pandeglang juga dating kesini dengan baik-baik
dan musyawarah dengan masyarakat disini lalu sudah ada perjanjian
antara BWJ dengan Pemda barulah masyarakat setuju56”
juga yang menolak Tanjung Lesung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
KEK dan BAPPEDA Pandeglang serta dari pihak pengelola yaitu Banten West
Java kepada masyarakat buffer zone yaitu masyarakat di Kampung Tanjung Jaya
56
Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016
57
Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016
78
dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan ekspor, logistik,
Misalnya jarak jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor
telepon, Jalur transportasi dan sebagainya. Oleh karena itu hambatan fisik tentu
Khusus karena jika hambatannya besar maka fungsi Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) tidak dapat terwujud. Dalam hal ini, penulis menganalisis hambatan fisik
kelompok nelayan, dan kemarin ada bantuan dari disbudpar berupa alat
menyelam58”
sebenarnya isu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini hanyalah sebuah isu
Lesung saja.
mengatakan bahwa hal tersebut sepenuhnya sudah menjadi tanggung jawab dari
pihak pengelola. Nantinya, Pemda hanya mengurus seputar administrasi dan juga
sebagai promosi wisata dan juga promosi kegiatan festival itu sendiri.
mengatakan hal yang sama dengan Abdul Aziz yaitu proses-proses pembanguan
Teddy mengatakan saat ini sudah ada 2 pantai yang dibuka untuk umum. Yaitu
“Ada 2 pantai terbuka yang dibuka, yaitu pantai Bodur dan Beach
club. Di beach club banyak game nya dari snorkling, donnut jup, banana
boat. Terus untuk feature pengembangan yang berkaitan dengan pantai
umum sudah diisapkan namanya Lada Beach. Selain pantai juga aka nada
President University disana, ada rumah sakit, homestay, hotel, dan sarana
lain. Tapi ya memang belum berjalan karena banyak investor ini baru
MoU saja dengan pengelola. Dan baru akan action ketika jalan tol sudah
beroperasi63”
murah, masyarakatnya menengah kebawah dan harga tenaga kerja nya yang juga
61
Wawancara Teddy, sekretaris Administrator KEK, 28 Juli 2016
62
Wawancara Teddy, sekretaris Administrator KEK, 28 Juli 2016
63
Wawancara Teddy, sekretaris Administrator KEK, 28 Juli 2016
81
murah. Menurutnya, yang cocok menjadi kawasan ekonomi khusus adalah daerah
wisata Anyer karena potensi wisatanya sudah maju daripada wilayah Tanjung
Lesung.
“Iya kalo tentang itu saya tahu, kenapa coba memilih Tanjung
Lesung sebagai daerah ekonomi khusus? Kenapa tidak Anyer saja yang
wisatanya sudah maju. Analisis saya, Tanjung Lesung dipilih karena
tanahnya murah dan masyarakatnya menengah kebawah. Kalo dari sisi
jarak kan jauh sekali dengan ibukota”64
KEK ini terlalu terburu-buru. Menurutnya, masyarakat perlu tahu bahwa KEK ini
siapa investornya, apa tujuannya dan apa sebabnya memilih Tanjung Lesung.
“Seperti yang tadi saya katakan, pada dasarnya ini pasti akan
membawa mudaharat. Termasuk urusan infrastukturnya, keinginan
masyarakatnya, social budaya nya. Itu semua sudah terpenuhi belum. Jika
belum dan pemerintah terburu-buru meresmikan KEK, apa sebabnya ?
berarti kan ada hal-hal yang masyarakat tidak tahu. Padahal masyarakat
sebagai warga Negara berhak tahu, investor ini siapa, dari Negara mana,
apa tujuannya, lalu masyarakat akan dikemanakan dan lain-lain lah65”
Kyai Yusuf juga sangat tidak setuju dengan pembangunan hotel, cottage,
Lesung.
64
Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016
65
Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016
66
Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016
82
Tanjung Lesung tapi juga untuk masyarakat Pandeglang sehingga harus didukung
Sudah ada masjid, pos keamanan dan lain-lain. Sehingga untuk urusan
“Maksiat itu kan dimana-mana pasti ada. Tinggal kita saja para
ulama harus bisa mengontrol itu. Disini juga kana da masjid, santri-santri
nya banyak. Ya orang juga mikir masa di tempat yang banyak santri nya
berbuat maksiat. Di pesantren saya juga ini kita buatkan pos untuk
masyarakat menjaga keamanan. Dan di pos itu kita selalu koordinasi
dengan Kamtibmas polsek Panimbang68”
untuk membuka usaha, Kyai Odon juga mendatangkan guru di bidang pariwisata
jarak dan promosi wisata itu sudah menjadi tanggung jawab dari pengelola.
67
Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016
68
Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016
69
Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016
83
“Kita kan diberitahu nya kalau KEK ini diajukan oleh pengelola,
jadi ya untuk urusan jarak dan sebagainya biarkan saja pengelola yang
memutar otak bagaimana caranya meskipun jaraknya jauh tapi tetap
banyak wisatawan yang hadir70”
Beliau juga mengatakan untuk urusan komunikasi dan jaringan internet,
warga yang membuka praktek kebidanan. Sehingga jika sakit ringan masih bisa
“Sarana mah banyak. Keliatan lah kalau yang dulu pernah kesini
sama yang sekarang kesini pasti beda banget. Sekarang yang terbaru ada
masyarakat yang anaknya lulus akbid dan langsung buka praktek
kebidanan disini. Jadi kalau sakit ringan masih bisa diatasi disini72”
dapat teratasi. Selain itu, masyarakat sekitar juga mengupayakan hal yang sama.
Dari semua data, penulis dapat merangkum beberapa hal terkait antisipasi
hambatan fisik yaitu: jalan tol Serang-Panimbang, reaktivasi rel kereta Rangkas-
masyarakat sekitar dan pembuatan desa wisata serta kerajinan batik khas Cikadu.
70
Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016
71
Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016
72
Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016
84
perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang
menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh semua pihak baik dari pengelola,
Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan juga para ulama. Semuanya terfokus pada
indicator analisisnya adalah budaya masyarakat, penerimaan budaya baru dan juga
akulturasi. Akulturasi menjadi sebuah tujuan jika masyarakat dengan budaya lama
adalah jika masyarakat Tanjung Lesung terbawa dengan budaya baru dan
73
Wawancara KH. Yusuf Mubarok, ketua forum ulama se-Banten, 4 Agustus 2016
85
Menurutnya, dia tidak memiliki kepentingan apapun jika KEK Tanjung Lesung
yang dilontarkan oleh ulama Banten sudah menjadi kerangka acuan perjanjian
antara Pemerintah Daerah dengan pihak pengelola yaitu Banten West Java.
“Dari kita dan para stake holder yang lain hal itu akan menjadi
warning agar apa yang dikahwaitrkan ini tidak terjadi. Aturan-aturan
seperti ketakutan banyak yang memakai bikini dan lain-lain itu saya 2
tahun disana belum pernah lihat. Yang penting kan wisatawan nyaman
dan masyarakat juga tidak resah76”
perlu khawatir karena sudah dalam perjanjiannya bahwa masyarakat tidak akan
dengan baik dan membuat ijin bagi investor yang ingin membuka usaha di
BAPPEDA Pandeglang.
dituangkan dalam bentuk badan hukum berupa perjanjian antara Pemda dengan
BWJ.
Salah satu upaya nyata yang dilakukan oleh BAPPEDA menurut Abdul
Kyai Odon juga beranggapan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini
hanya mempengaruhi masyarakat dari unsur ekonomi bukan dari unsur budaya.
sehingga masyarakat bisa tetap melakukan kebiasaan mereka sehari-hari dan bisa
80
Wawancara Abdul Aziz, Kasie Sumberdaya Buatan BAPPEDA Pandeglang, 26 Juli 2016
81
Wawancara Abdul Aziz, Kasie Sumberdaya Buatan BAPPEDA Pandeglang, 26 Juli 2016
82
Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016
88
bisa bekerja dan berkehidupan seperti biasanya tanpa perlu merasa resah
ada gangguan atau ancaman dari wisatawan83”
Kyai odon juga berpendapat bahwa para wisatawan Tanjung Lesung
berkunjung untuk menikmati suasana pantai nya bukan untuk merusak budaya
“Selama tamu nya baik dan mengikuti aturan, ya kita ikuti saja.
Tidak perlu harus ekstrim lah. Yang wisata juga kan niatnya berlibur. Jadi
tidak perlu dipaksa untuk mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat84”
Negara Indonesia dan mayoritasnya adalah umat muslim yang juga sama dengan
penduduk asli Tanjung Lesung. Sehingga menurutnya perbedaan budaya nya tidak
terlalu jauh.
“Ya budaya Indonesia kan karena mayoritas islam tidak jauh beda
lah menurut saya. Wisatawan juga kan yang solat mah solat, yang tidak
mah tidak. Yang penting kan kita sudah mengingatkan. Untuk peredaran
narkoba dan lain-lainnya saya rasa tidak akan terjadi karena daerah sini
kan dijaga polisi. Jadi jika ada yang mencurigakan, bisa langsung lapor
Polsek Panimbang85”
berjalan maka akan mengundang perjualan alcohol dan apalagi gereja illegal
merupakan pemikiran yang terlalu ekstrim. karena jika terjadi sesuatu hal yang
“Tidak akan ada itu, apalagi yang namanya gereja illegal. Alcohol
saja tidak dijual disini. Dan jika tertangkap membawa akan dipolisikan.
83
Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016
84
Wawancara KH. Odon Firdaus, Pengasuh PP. As-Syifa, 7 Agustus 2016
85
Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016
89
Jadi tidak perlu khawatir lah. Masyarakat disini juga tidak mau
daerahnya menjadi daerah maksiat86”
Menurut tokoh masyarakat juga, budaya masyarakat tidak akan hilang dan
justru akan semakin berkembang karena nantinya akan banyak diadakan festival-
merupakan hasil dari budaya masyarakat sehingga wisatawan akan tertarik dan
Menurut analisa penulis dari semua data diatas, hambatan budaya dan juga
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung ini. Dalam perjanjian tersebut
juga diatur bahwa pengelola harus mengedepankan kearifan local masyarakat dan
juga memberdayakan masyarakat sekitar dalam hal promosi wisata dan juga
sebagai petugas pengelola Tanjung Lesung. Selain itu juga akandiadakan festival-
festival yang bertujuan mengangkat promosi wisata Tanjung Lesung dan juga
86
Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016
87
Wawancara Dzulkarnaen, tokoh masyarakat Cikadu, 7 Agustus 2016
90
BAB V
5.1 Kesimpulan
hambatan fisk dan hambatan budaya bahwa masyarakat tidak terkena geger
selalu diajak dalam kegiatan sosialisasi tentang KEK. Selain itu juga karena
bertanya atau melaporkan hal-hal terkait pembangunan KEK tanjung Lesung ini.
awalnya pro dan konra ketika akan dilangsungkan peresmian KEK ini. Namun,
wisata. Dan juga fasilitas dari BWJ untuk melaksanakan pelatihan kerajinan
90
91
tangan khas CIkadu serta pembuatan batik dengan 20 motif yang diberi nama
Batik Cikadu.
Dari sisi hambatan teknis, jarak menjadi hambatan yang paling utama.
selain itu juga sedang proses reaktivasi rel kereta api Rangkas-Labuan dan juga
bandara Banten Selatan. Selain itu sudah dilaksanakan proses betonisasi dan juga
Dan dari sisi hambatan budaya, masyarakat tidak perlu khawatir budaya
dan kearifan local akan hilang karena Pemrintah Pandeglang sudah membuat
perjanjian kerjasama dengan pengelola yaitu BWJ bahwa pihak pengelola harus
mengedepankan kearifan local masyarakat dan juga tidak melakukan hal-hal yang
Banten, para instansi melakukan proses pendekatan dan juga pertemuan terkait
hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan agar Tanjung Lesung tetap menjaga
kebudayaannya dan juga kearifan lokalnya. Dari hasil tersebut kemudian dibuat
dalam hal pariwisata seperti tenaga penggerak masyarakat (TPM) dan juga
5.2 Saran
1. Pada Pengelola
dari ulama, masyarakat, pedagang, petani dan sebagainya. Dan juga yang
local hilang karena budaya baru yang dibawa para wisatawan dan pengelola
itu sendiri.
2. Pada Masyarakat
akan dijadikan KEK ini adalah tanah masyarakat. Selain itu juga masyarakat
jangan mau jika hanya menjadi pekerja kasar. Tetapi harus menjadi unsur
3. Pada Pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Suwandi, Dr. Basrowi. 2008. memahami penelitian kualitatif, Jakarta. Rineka
Cipta
Sumber Internet :
Skripsi, Singgih D Gunarsa, pengaruh prilaku anak terhadap motivasi belajar,
diakses dari repository.usu.ac.id
93
94
Sumber Arsip
Bappeda Kab. Pandeglang, KAK Tanjung Lesung, dokumentasi arsip Pemerintah
Pandeglang, 2015.
Nama : abdul aziz
Pekerjaan Bappeda Padeglang kasubid sumber aya buatan umur 35 tahun
Sebenarnya hambatannya salah satunya adalah akses jalan, dari Jakarta saja butuh
5 jam ke Tanjung Lesung. Sehingga yang dipercepat saat ini adalah pembuatan
jalan tol. Nantinya banyak investor yang hadir jika jalan tol sudah selesai. Karena
bisnis pariwisata bukan bisnis barang dan peminatan, sehingga yang harus
didahulukan adalah promosi daerah dan juga infrastrukturnya. Nanti akan lebih
pesat lagi perkembangannya jika jalan tol sudah ada. Termasuk kesiapan masy.
Nya juga. Makanya kita membuat kompepar disana. Kelompok yang bias
memberdayakan masy. Disana termasuk ada kelompok nelayan, dan kemarin ada
bantuan dari disbudpar berupa alat menyelam.
Bagi pemda, kek tanjung lesung ini sebenarnya hanyalah bagaimana kita membuat
sebuah isu nasional di Pandeglang. Sehingga nanti lirikannya nanti kesini. Untuk
mempercepat pembangunan terutama di selatan pandeglang. Saat ini sedang
proses pembebabsan lahan untuk pembuatan jalan tol Serang-panimbang
sepanjang 80KM. targetnya di 2018 sudah selesai. Selain jalan tol, Ada bandara
Banten Selatan dengan progresnya yang cukup lama dan reaktivasi rel kereta
Rangkas-labuan dan rel Saketi-bayah. Fungsinya selain kereta wisata, juga
menjadi jalur kereta barang pabrik semen di Bayah. Setelah penetapan, seluruh
infrastruktur diperbaiki termasuk jalan sudah di beton dan diperlebar menjadi 7
meter dan juga penerangan sudah ditambah. Sebenarnya bukan hanya Tanjung
Lesungnya, tetapi juga dampaknya bagi seluruh masy Pandeglang.
Pengesahan KEK
Saya yang meusulkan, dulu kasubid di fisik. Sekarang kegiatan KEK pindah ke
ekonomi saya juga pindah.
Umur : 36 tahun
Tupoksi KEK :
Dari 2 tupoksi diatas, sudah pelayan perijinan yang bersifat sectoral yaitu
kewenangan kab dan prov. Kami masih melihat bagaimanapun juga pelayanan
akan dating setelah permohonan masuk. Saat ini baru sebatas mou. Belum ada
yang action. Terus, pelaporan per semester sudah dilakukan secara rutin kepada
gub selaku dewan kawasan dan ketua dewan nasional. Kemudian, perbedaan
sebelum dan sesudah peresmian tgl 23 februari 2015 kemarin dapat dilihat dari
jumlah wisatawan terlihat semakin banyak. Terlihat dari arus lalu lintas yang
padat. Wisatawan domestic limayan banyak yang hadir kesana, baik wisatawan
Banten ataupun luar Banten. Ada pantai terbuka yang dibuka, yaitu pantai bodur
dan beach club. Di beach club banyak game nya dari snorkling, donnut jup,
banana boat. Terus untuk feature pengembangan yang berkaitan dengan pantai
umum sudah disapkan namanya Lada Beach. Selain itu infrastruktur juga terlihat.
Jalan sekarang sudah dibeton, sudah terlihat dari PLTU Labuan sampai ke
Panimbang, lalu enetapan lokasi jalan told an akan siap di akhir 2018. Itu factor
pendukung KEK. Dari BAPPEDA ada program pendampingan, dari priwisata
sudah menyiapkan lahan untuk rest area, dari perindustrian juga ada program.
Setiap SKPD ada programnya untuk menunjang KEK itu tadi. Dan tujuan
ditetapkannya KEK sebetulnya untuk meningkatkan perekonomian masy
Pandeglang. Apabila KEK ini sukses, multiple efek dari KEK ini otomatis akan
menyebar keluar. Misalnya begini, wisatawan dating, pasti destinasi nya tidak
hanya ke Tanjung Lesung, bias ke pulau-pulau yang sekitar Tanjung Lesung, bisa
ke Ujung kulon. Kekhawatiran sudah dijawab di UU 39 tentang KEK ada pasal
yang menjelaskan bahwa kultur masyarakat harus diutamakan.
Dari stake holder yang lain hal itu akan menjadi warning agar apa yang
dikahwaitrkan ini tidak terjadi. Aturan-aturan seperti ketakutan banyak yang
memakai bikini dan lain-lain itu saya 2 tahun disana belum pernah lihat. yang
penting kan wisatawan nyaman dan masyarakat juga tidak resah. semisal
persoalan tanah, kita cek benar tidak dia pemilik tanah. Dan kalo memang benar
dan harus relokasi, relokasi yang adil bagi masyarakat dan bagi pengelola nya.
Selama ini belum ada. Dari kemarin sosialisasi yang dilakukan sejauh ini sudah
cukup. Kalau masyarakat butuh informasi atau sesuatu bisa langsung dating ke
kita untuk tanya-tanya. Daripada turun ke jalan kan kurang etis juga selama bisa
komunikasi dengan baik. Kan masy juga tetap diberdayakan, bisa sebagai
karyawan dll. Kalau tempat untuk umkm sudah disapkan untuk masy sekitar
Selama ini tidak ada masalah. Tapi memang ada yang dating ke kita mau
mengajukan perijinan tapi terhambat perlakuan. Bukan kami tidak mau melayani,
tapi jika ada masalah antara badan usaha dengan masy itu boleh dibangun atau
mengajukan ijin dengan badan usaha pengelola. Missal ada si A mau membangun
villa di kawasn KEK. Itu harus mengajukan ijin pengelolaan lahannya ke BWJ,
baru ijin usaha dan sebagainya tetap ke kita. Kenapa ke BWJ, karena mereka lah
badan usaha yang ditunjuk oleh pemerintah dan bertanggung jawab terhadap
infrastuktur di dalam kawasan.
Ke Pusat, mencari cantolan regulasi. Karena kan kita ini pengelola regulasi.
Selama ini jika ada kasus begini kami persilahkan agar diselesaikan dengan
pengelola badan usaha terlebih dahulu dan jika sudah selesai ijin lain-lain dari kita
akan kita keluarkan.
Bisa dilihat dari berkembangnya homestay. Itu dari masyarakat. Ada yang
membuka warung, ada yang menjadi penggarap lahan yang belum dibangun.
Mereka diijinkan untuk menggarap lahan.
Ada ketakutan dari masy ?
Kalo ke kami belum ada, Cuma mengenai rekrutmen tenaga kerja diprioritaskan
tenaga kerja local yang disesuaikan dengan kompetensi dan kemampuan.
Masyarakat disana akan dipekerjakan. Dari pelayan, kasir, hingga pekerja
kasarnya juga warga local. Sebenarnya kekhawatiran pasti ada, Cuma mungkin
bentuknya kecil dan lebih besar rasa penasarannya menunggu ini berjalan. Dan
sampai saat ini responnya masih positif.
Posisi KEK jauh dari kota, langkah apalagi untuk mengundang wisatawan ?
Akan ada festival, seperti bagan race. Dan ada wacana Seal Tanjung Lesung dan
akhir tahun ini ada festival lagi.
Administrator paling hanya bisa mensupport. Karena itu tidak hanya kewenangan
kami tapi semua SKPD. Termasuk di Bappeda ada pendampingan masyarakat.
Karena kami tidak diharuskan terjun langsung.
Data Pribadi:
Pendidikan Formal:
SDN 1 PANDEGLANG
SMPN 1 PANDEGLANG
SMAN 1PANDEGLANG
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA, FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
KONSENTRASI JURNALISTIK, PROGRAM STRATA-1 (S1)
Pengalaman Kerja: