Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KIPRAH DALAM PENGEMBANGAN LEMBAGA DAN TRI DARMA


PERGURUAN TINGGI DI KALIMANTAN BARAT”

Dosen Pengampu : Muhammad Lahir, M. Pd.

Disusun Oleh :

1. Atsiil Sista Zakariyya (312110089)

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI


PONTIANAK
(IKIP)
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Kita ucapkan puji dan syukur atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah memberi
kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini, yang berguna untuk memenuhi nilai dan tugas
mata kuliah “KIPRAH DALAM PENGEMBANGAN LEMBAGA DAN TRI DARMA
PERGURUAN TINGGI DI KALIMANTAN BARAT” karena dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.

Kami sangat mengharapkan bimbingan yang lebih seperti masukan dan kritikan dari
beberapa pihak atau pembaca. Dengan harapan agar kami dapat menyempurnakan segala
kesalahan dan kekurangan makalah ini.

Saya Atsiil Sista Zakariyya, mengucapkan terimakasih serta rasa hormat dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada Dosen Pengampu kami yaitu Muhammad Lahir,M.Pd
Yang memberikan materi Pengantar Pendidikan, Semoga materi ini yang telah kami perjelas
dan jabarkan mudah dimengerti,mudah-mudahan bermanfaat untuk generasi yang akan
datang. Serta senantiasa mendapatkan ridhonya.

Aamiin.

Pontianak, 6 Januari 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Tri Dharma Perguruan Tinggi terdiri dari 3 poin , yaitu :Pendidikan dan
Pengajaran,Penelitian dan Pengembangan,Pengabdian kepadaMasyarakat Tri Dharma
Perguruan Tinggi bukan hanya menjadi tanggung jawab mahasiswa. Seluruh dosen
(pendidik), serta orang – orang yang terlibat dalam proses pembelajaran ( sivitas akademika)
memiliki tanggung jawab yang sama.
Pendidikan dan pengajaran adalah point pertama dan utama dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Pendidikan danpengajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu proses
pembelajaran.Undang – undang tentang pendidikan tinggi menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dari pengertian pendidikan diatas maka proses pembelajaran yang ada di perguruan
tinggi memiliki peranan penting untuk mencipkan bibit – bibit unggul. Pendidikan dan
pengajaran yang baik akan menghasilkan bibit unggul dari suatu perguruan tinggi yang akan
mampu membawa bangsa ini kearah bangsa yang lebih maju . lulusan – lulusan yang
berkualitas dari perguruan tinggi akan menjadi penerus bangsa yang membawa Indonesia
kearah yang lebih maju.Sesuai dengan pembukaan undang – udang dasar 1945 yang
berbunyi, mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka pendidikan dan pengajaran harus menjadi
pokok dan sumber utama dalam mencapaitujuan dari perguruan tinggi.
Peneitian dan pengembangan juga sangatlah penting bagi kemajuan perguruan
tinggi,kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa dan negara. Dari penelitian dan
pengembangan maka mahasiswa mampu mengembangkan ilmu dan teknologi . pada
penelitian dan pengembangan mahasiswa harus lebih cerdas, kritis dan kreatif dalam
mejalankan perannya sebagai agent of change. Mahasiswa harus mampu memanfaatkan
penelitian dan pengembangan ini dalam suatu proses pembelajaran untuk memporoleh suatu
perubahan – perubahan yang akan membawa Indonesia kearah yang lebih maju dan terdepan.
Menurut undang – undang tentang pendidikan tinggi, pengabdian kepada
masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pengabdian kepada masyarakan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan positif. Pada hal
ini mahasiswa harus mampu bersosialisasi dengan masyarakatdan mampu berkontribusi
nyata. Seperti yang kita ketahui selama ini bahwasannya mahasiswa adalah penyambung
lidah rakyat, agent of change dan lainya. Maka dari itu mahasiwa haru mengetahui porsi dari
tugas meraka masing – masing dalam mengabdi kepada masyarakat
Berikut ini isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi:
Pendidikan dan Pengajaran. Pendidikan pada hakikatnya merupakan ajang memberikan
ilmu pengetahuan. Pendidikan dan Pengajaran disini diartikan sebagai sistem pendidikan
yang berkelanjutan atau lebih dikenal dengan istilah transfer of knowledg Jadi mahasiswa
akan menjalani pendidikan dan kemudian dikembangkan dengan penelitian. Kualitas
penelitian dan pengembangan oleh mahasiswa saat ini telah ditunjang oleh mutu pendidikan
yang bagus. Yaitu pendidikan mulai dari Diploma, Strata, hingga Doktor. Diharapkan akan
adanya kualitas yang sudah memenuhi standar tersebut, maka Indonesia diharapkan bisa
memenuhi tenaga di bidang penelitian untuk memulai memajukan kualitas negara dengan
lebih mandiri.
Penelitian dan Pengembangan. Kegiatan penelitian dan pengembangan memiliki peranan
yang sangat penting dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa
adanya penelitian dan pengembangan, maka laju perkembangan ilmu pengetahuan akan
terhambat. Penelitian tidaklah selalu berdiri sendiri, karena dilatarbelakangi oleh kebutuhan
dalam proses pembangunan dalam arti yang luas. Penelitian juga sebagai faktor utama dalam
menentukan keputusan terkait suatu masalah. Penelitian yang dilakukan ada dua jenis, yaitu
penelitian terapan dan penelitian terhadap ilmu-ilmu dasar. Penelitian terapan digunakan
untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi pada saat itu, sementara penelitian terhadap
ilmu-ilmu dasar manfaatnya akan lebih penting di masa depan.
Pengabdian pada Masyarakat. Pendidikan yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian
sebenarnya merupakan persiapan untuk menghadapi kasus secara nyata. Penelitian juga
merupakan kontribusi dari perguruan tinggi terutama mahasiswanya terhadap masyarakat.
Adanya penelitian yang dilakukan secara individu maupun kelompok dari mahasiswa
perguruan tinggi secara langsung merupakan contoh dari “pengabdian pada masyarakat”.
Diharapkan masyarakat juga memberikan umpan balik yang positif terhadap penelitian-
penelitian yang dilakukan untuk  mengetahui dan mempelajari lebih lanjut terkait objek dan
masalah yang dihadapi. Sehingga para mahasiswa dapat lebih memahami kebutuhan
masyarakat sendiri.
Demikian Penjabaran terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, ketiga faktor tersebut
memiliki hubungan yang sangat erat satu dengan lainnya layaknya metode ilmiah.Pendidikan
dan pengajaran digunakan sebagai landasan untuk memulai suatu penelitian dan
pengembangan. Kegiatan penelitian merupakan langkah awal sebagai persiapan untuk
mengabdi kepada masyarakat. Sementara pengabdian masyarakat merupakan tujuan utama
dari adanya pendidikan dan penelitian.

B. Rumusan Masalah
a. Rumusan Umum
Seperti apa perjalanan karier pendidikan dan pekerjaan ?
b. Rumusan Khusus
1. Bagaimana Karier Pendidikan dan Pekerjaan
2. Bagaimana Visi Ketua PGRI Provinsi Kalimantan Barat
3. Bagaimana Kiprah dalam Pengembangan STKIP sampai menjadi IKIP PGRI
Pontianak
4. Bagaimana Perubahan Status STKIP PGRI menjadi IKIP PGRI
c. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui seperti apa perjalanan karier pendidikan dan pekerjaan
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana Karier Pendidikan dan Pekerjaan
2. Untuk mengetahui bagaimana Visi Ketua PGRI Provinsi Kalimantan Barat
3. Untuk mengetahui bagaimana Kiprah dalam Pengembangan STKIP sampai
menjadi IKIP PGRI Pontianak
4. Untuk mengetahui bagaimana Perubahan Status STKIP PGRI menjadi IKIP
PGRI
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perjalaan Karier Pendidikan dan Pekerjaan

SAMION AR, Lahir Kabupaten Kalimantan di Kembayan Sanggau Prov. Barat, 12


Juli 1962. Pendidikan SDN Kembayan Tamat Tahun 1975, SLTP Filial Sanggau di
Kembayan Tamat Tahun 1979, SPGN Sanggau Tamat Tahun 1982, S-1 FKIP Untan
Pontianak Program Studi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Lulus Tahun 1986,
Pascasarjana 5-2 IKIP Malang Program Studi Teknologi Pembelajaran Lulus Tahun 1997,
dan S-3 (Doktor) di UPI Bandung Jurusan Pendidikan IPS Lulus Tahun 2003. Terhitung
tanggal 01 September 2007 dianugrahkan sebagai Guru Besar (Profesor) Bidang Ilmu/Mata
Kuliah Pengantar Ilmu Sosial dan Strategi Belajar Mengajar PPKn di STKIP-PGRI
Pontianak.

Buku-buku atau karya tulis ilmiah yang telah diterbitkan antara lain: (1) Pedoman
Pengajaran Mikro dan Praktek Pengalaman Lapangan, (2) Ilmu Politik, (3) Pengantar Ilmu
Sosial, (4) Strategi Belajar Mengajar PPKn, (5) Carakrawala Pendidikan Umum: Suatu
Strategi Menuju Masyarakat Global, (6) Paradigma Baru Pendidikan IPS di Sekolah dan
Perguruan Tinggi, (7) Wisata Ilmu-Ilmu Sosial, (8) Pedoman Praktis KKM, dan berbagai
artikal yang dimuat dalam jurnal. serta berbagai karya tulis yang disajikan dalam pertemuan
ilmiah (seminar, dialog, dan sarasehan).

Pengamalan kerja yang sudah memberikan banyak pengalaman kepada beliau antara
lain: (1) menjadi guru SMU, SMK, dan Madrasah Aliyah Tahun 1986 - 1994, (2) menjadi
dosen tidak tetap Fakultas Tarbiyah STAIN Pontianak tahun 1987 s.d. 2004, (3) menjadi
dosen PNSD STKIP PGRI Pontianak tahun 1987 s.d. sekarang, (4) menjadi dosen tidak tetap
UMP Pontianak Tahun 2004 s/d sekarang, (5) menjadi dosen tidak tetap pada Program
Pascasarjana S-2 Fisipol UNTAN Pontianak tahun 2007 s.d. sekarang.

Peran dan kiprahnya dalam bidang kelembagaan dapat dijabarkan sebagai berikut.
Pengalaman menjabat: (1) Sekretaris Jurusan PIPS Tahun 1982 1994, (2) Kabag.
Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan TU STKIP-PGRI Pontianak Tahun 1997-
1999, (3) Kepala UPT KKM STKIP PGRI Pontianak tahun 2003 2004, (4) Pembantu Ketua I
STKIP PGRI Pontianak Masa Bhakti 2004-2007, (5) Ketua STKIP PGRI Pontianak Masa
Bhakti ke-1 tahun 2006 - 2010 (6) Ketua STKIP PGRI Pontianak masa bhakti ke-2 tahun
2011 - 2014, (7) Ketua PGRI Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014 - 2019, dan (8) Rektor
IKIP PGRI Pontianak periode 2014 - 2018.

B. Visi Ketua PGRI Provinsi Kalimantan Barat

Sejak terpilihnya sebagai ketua PGRI Provinsi Kalimantan Barat, beliau terus
melakukan berbagai pembenahan untuk organisasi PGRI tersebut. Beliau ingin memberikan
kontribusi dan pencitraan positif PGRI di mata anggotanya. Terpilih menjadi ketua PGRI
Provinsi Kalbar tidaklah menjadi satu beban tambahan yang memberatkan bagi Prof. Dr. H.
Samion H. AR., M.Pd.. Baginya, kepercayaan yang diberikan oleh seluruh Ketua PGRI
Kabupaten dan Kota yang ada di Kalimantan Barat ini merupakan aspirasi yang harus
dilaksanakan guna kemaslahatan bersama. "Saya akan berusaha untuk memberikan kontribusi
positif dan pencitraan PGRI di mata para anggotanya. Saat ini dari sekitar 70 ribuan guru di
Kalbar, mulai dari TK hingga perguruan tinggi, hanya sekitar 30 ribuan orang saja yang telah
menjadi anggota PGRI", ungkap Ketua PGRI Provinsi Kalbar terpilih ini.

Menurutnya, diperlukan langkah-langkah setrategis untuk membuat para guru di


Kalimantan Barat ini percaya sepenuhnya dengan keberadaan PGRI tersebut. Hal ini
disebabkan karena para guru selama ini masih beranggapan bahwa PGRI belum dapat
sepenuhnya memberikan keuntungan bagi mereka sebagai anggotanya. "Padahal banyak hal
yang bisa diperoleh jika menjadi anggota PGRI, satu di antaranya adalah kami memberikan
perlindungan bagi para guru yang sedang menghadapi masalah hukum. Perlindungan ini kami
berikan melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PGRI," jelasnya. Ayah dari tiga orang anak
ini menambahkan, peran

PGRI di sini adalah sebagai payung bagi para guru yang bisa memberikan
perlindungan dan kenyamanan bagi mereka yang memiliki profesi sebagai pengajar. "PGRI
ini merupakan payung bagi teman-teman guru dan teras bagi pemerintah daerah. Di mana
sangat diperlukan adanya pembahasan mengenai pendidikan yang ada di seluruh Provinsi
Kalimantan Barat, khususnya di daerah-daerah yang memerlukan perhatian khusus. Tugas
PGRI di sini sebagai perantara dan penyampai kepada pemerintah daerah", ujarnya.

Ketua PGRI Provinsi Kalbar ini menambahkan, hal yang akan dilakukannya setelah
menjadi Ketua PGRI Provinsi Kalimantan Barat sekarang ini adalah akan mendata sekolah
sekolah negeri dan swasta yang ada di seluruh Provinsi Kalimantan Barat serta asset-aset
PGRI yang sudah ada. "Satu dari agenda yang pertama saya lakukan adalah membenahi
internal PGRI Provinsi seperti gedung kesekretariatan dan lain-lain. Setelah bagian internal
sudah terbenahi, barulah kemudian beralih ke bagian eksternalnya," jelas Ketua PGRI
Provinsi Kalbar.

Meskipun banyak agenda kegiatan dan rencana rencana yang akan dilakukan ke
depannya, tapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat dan melalaikan tugas pokoknya
sebagai ayah dan kepala keluarga. "Sebanyak apapun kerjaan, saya usahakan diselesaikan di
kantor saja dan tidak pernah saya bawa ke rumah. Intinya, enjoy aja dan jangan sampai
meninggalkan ibadah, karena ibadah tetap nomor satu", ujar penggemar berat lemang ini.
Bunyi misinya seperti ini “Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat
Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan”.

C. Kiprah dalam Pengembangan STKIP sampai menjadi IKIP PGRI Pontianak

Kiprah STKIP PGRI Pontianak dalam mengembangkan ilmu pendidikan bukan hal
yang mudah. Semenjak 1981 hingga saat ini masih mampu bertahan dan tetap eksis sehingga
memiliki aset yang tentunya tidak lepas dari kepemimpinan yang pernah berjuang untuk
kemajuan lembanga ini. Terjadi hal yang menarik dalam sejarahSTKIP PGRIPontianak,
yakni lembagaSekolah Tinggi lebih dahulu berdiri sementara yayasan yang menaungi
lembaga justru terbentuk belakangan. Namun ini tidak menjadi masalah, Meretas Sejarah
STKIP Menuju IKIP PGRI Pontianak 3 justru membuat sebuah dinamika yang melahirkan
keprihatinan dankeinginanuntuk memajukanlembagainidengan giat.Berawal dengan
berdirinya tiga jurusan ketika itu dan saat ini mampu mencetak sepuluh program studi. Hal
ini adalah sebuah prestasi yang sangat luarbiasa. Penelitian meretas sejarah
IKIPPGRIPontianak adalah untuk menghimpun, menginventarisasikan dan mempublikasikan
kepada khalayak masyarakat Indonesia terutama mengawali penelitian sebuah penelitian
lembaga kependidikan swasta. Selanjutnya STKIP PGRI Pontianak memiliki kemampuan
dan komitmen yang besar dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang
merupakantujuandari lembagapendidikan dandiamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
Visoner. Seorang ketua yang memiliki visoner dan konsistensi dalam pengembangan
lembaga terus dilakukan sejak menjabat sebagai ketua | STKIP PGRI Pontianak pada tahun
2004 - 2007. Berbagai perencanaan pengembangan kelembagaan dan akademik tersebut
dilanjutkan ketika tahun 2006 - 2014 mendapat amanah sebagai Ketua STKIP PGRI
Pontianak.

C.1 Sejarah STKIP PGRI Pontianak

STKIP PGRI Pontianak didirikan pada tanggal 25 Juli 1981 oleh Pengurus Daerah
PGRI Kalimantan Barat aan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan guru sebagai anggota
PGRI sekaligus dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Berdasarkan kesepakatan, dari
Pengurus Daerah PGRI Kalimantan Barat mengutuskart tiga orang, yakni: Drs. Hadari
Nawawi (Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Almarhum), selaku Ketua PD PGRI, Drs. R. Daliman
Almarhum, selaku Wakil Ketua PGRI, dan Drs. Herculanus Aten, selaku Sekretaris Bidang
Pendidikan Tinggi PD PGRI menghadap Koordinator Kopertis Wilayah II Palembang yang
pada saat itu berada di Pontianak untuk membicarakan tentang akan di selenggarakan
Pendidikan Tinggi yang bernaung di bawah payung PD PGRI Kalimantan Barat.

Hasil pembicaraan dengan pihak kopertis disetujui untuk didirikan Perguruan Tinggi
dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik
Indonesia (STKIP-PGRI) Pontianak. Pada mulanya STKIP PGRI Pontianak
menyelenggarakan Program Sarjana Muda (Bachelor of Art).

Ketua pertama STKIP PGRI Pontianak adalah Dr. Hadari Nawawi (Prof. Dr. H.
Hadari Nawawi Aimarhum) sebagai Ketua Koordinator, Drs. Bawadi Abdullah (Almarhum)
sebagai Pembantu Ketua I, Drs. Syarif Adwan Rosihan sebagai Pembantu Ketua II, dan Drs.
U. Husna Asmara sebagai Pembantu Ketua III (Prof. Dr. H. U. Husna Asmara, M.Pd.).

Sementara itu, para pejabat tingkat program studi sekaligus merangkap ketua program
studi adalah sebagai berikut.

1. Jurusan Ilmu Pendidikan Progran Studi Administrasi dan Supervisi Pendidikan


oleh Dra. Sutini Ibrahim (Prof. Dr. Hj. Sutini Ibrahim).
2. Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan
(Bimbingan dan Konseling) oleh Dra. Hj. Makmur Salimi (Almarhum).
3. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Moral
Pancasila (Pendidikan Pancasila dan Kewargaannegara) oleh H. Bal'am Alwi,
SH (Almarhum).
4. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alain Program Studi
Pendidikan Matematika oleh Drs. R. Daliman, B.A. (Almarhum).

Mengingat berdirinya PTS harus dinaungi sebuah yayasan, maka dibentuklah


Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (YPLP PGRI)
yang diketuai oleh H.M. Ali As, S.H, bersama para pengurusnya yang diangkat oleh
Pengurus Daerah Tingkat I PGRI Kalimantan Barat pada tanggal 17 maret 1982, dengan izin
operasional dari Kopertis Wilayah II Palembang tanggal 23 Oktober 1981 Nomor:16/a Tahun
1981.

Seiring perjalanan waktu dan perkembangan regulasi kelembagaan pendidikan tinggi,


pada tahun 1983 Prof. Dr. H. Hadari Nawawi sebagai Dekan Koordinator STKIP PGRI
Pontianak diangkat menjadi Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak. Untuk menggantikan
posisi Prof. Dr. H. Hadari

Nawawi sebagai Dekan Koordinator STKIP PGRI Pontianak maka diangkatlah H.M.
ALI AS.,SH. sebagai penggantinya. Berkenaan dengan pemberlakuan Peraturan Pemerintah
Nomor 052/KP/Dikti/1984 yang menertibkan sebutan perama bagi perguruan tinggi, maka
sebutan “Dekan Koordinator" diganti dengan nama "Ketua" yang masih berlaku sampai saat
ini.

Ketika H.M. ALI AS.,SH. menjabat sebagai ketua STKIP PGRI Pontianak tahun
1983, dibentuk komposisi struktur kepengurusan Pimpinan STKIP PGRI sebagai Pontianak
sebagai berikut.

Ketua : H.M.ALI AS.,SH

Pembantu Ketua I : Drs.H.Syarif Said Alkadrie

Pembantu Ketua II : Drs.H.Ilyas Bakar

Pembantu Ketua III : Drs.Syarif Saleh

Pada saat H. M. ALI AS.,S.H. menjabat sebagai Ketua, STKIP PGRI Pontianak
memiliki 3 Jurusan dan 4 Program Studi yaitu;

1. Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) terdiri atas dua Program Studi yaitu; Program Studi
Adrninistrasi Pendidikan (AP) dan Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK).

2. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan Program Studi


Pendidikan Moral Pancasila (PMP) sekarang disebut Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).

3. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dengan


Program studi Pendidikan Matematika (MT)
Komposisi jurusan dan program studi (Prodi) di atas berlangsung hingga masa
kepemimpinan Prof. Dr. H. Urai Husna Asmara, M.Pd. (Periode 1998 2002) dan masa
Kepernimpinan Dra. Hj.Urai Titin Hiswari.,M.Si sebagai Ketua (Periode 2002 2006). Seiring
perjalanan waktu, Program Studi Administrasi Pendidikan yang lebih banyak diminati oleh
Kepala-kepala Sekolah dan pegawai kurang mendapat calon mahasiswa bahkan hingga tahun
2008 tidak ada calon mahasiswa yang mendaftar pada program ini. Akhirnya dengan
persetujuan Kopertis Wilayah XI Kalimantan Masa periode pertama kepemimpinan Prof. Dr.
H. Samion H. AR., M.Pd. sebagai Ketua STKIP PGRI tepatnya tahun 2008 Program Studi
AP dinyatakan ditutup. Sebagai penggantinya dibuka Program Studi (Prodi) baru yaitu Prodi
Penjaskes, Prodi Sejarah, Prodi Fisika, Prodi Bahasa Indonesia, Prodi Bahasa Inggris dan
Prodi Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) sernuanya jenjang S-1. Sementara itu Prodi
Penjaskes D-2 yang sudah eksis sejak tahun 2002 ditingkatkan menjadi jenjang S-1.

Perjalanar, manajemen kampus tahun 1983 hingga tahun 1995 masih sangat
sederhana, sementara minat calon mahasiswa masuk STKIP PGRI relatif sangat sedikit.
Mahasiswa yang masuk STKIP PGRI cenderung didominasi oleh para guru dan pegawai
(orang yang sudah bekerja) yang ingin meningkatkan status sosialnya. Struktur manajemen
lembaga juga berjalan masih sangat sederhana. Terkait dengan situasi yang berkembang saat
itu, Pejabat Ketua STKIP PGRI Pontianak saat itu mengangkat Drs. Abdul Hadi sebagai
Kepala Administrasi Akademik merangkap sebagai Kepala Bagian Pengajaran; Abdul Haji,
BA sebagai Kepala Administrasi Umum dan Keuangan merangkap sebagai Bendahara;
Sementara Drs. Hamid Darmadi ditunjuk sebagai sekretaris untuk semua jurusan/prodi yang
ada di di STKIP PGRI Pontianak saat itu. Manajemen kepengurusan kampus rnulai
menggeliat maju secara intensif setelah S'TKIP PGRI Pontianak secara resmi mendapat
bantuan dosen tetap pegawai negeri sipil yang dipekerjakan (dosen PNSD) tahun 1986.
Mereka yang diangkat sebagai dosen tetap PNSD tersebut berturut-turut adalah sebagai
berikut; Drs. Hamid Darmadi; Dra. Urai Titin Hiswari; Drs.Siswoyo; Drs. Zuldafrial; dan
Drs.Marhaki.

Dengan adanya dosen tetap PNSD STKIP PGRI Pontianak, ini tidak terlepas dari
kegigihan kepengurusan PGRI Provinsi Kalimantan Barat yang dipelopori oleh
Prof.Dr.H.Hadari Nawawi, Gusti Syamsumin, dan Drs.Svarif Said Alkadrie, H.M. ALI AS.,
SH dan sejumlah pengurus PGRI lainnya. Dengan didapatnya dosen tetap PNSD STKIP
PGRI Pontianak tersebut, maka struktur kepengurusan lembaga berangsur angsur mulai
disempurnakan sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga mulai tahun 1985 di tetapkan Ketua
dan sekretaris jurusan/prodi sebagai berikut;

1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan : Dra.Hj.Makmur Salimi

a. Sekjur merangkap Kaprodi AP Dra.Hj.Urai Titin Hiswari (Sekarang Dra.Hj.Urai Titin


Hinwari, M.Si.)

b. Sekjur merangkap Kaprodi BK Drs. Zuldafrial (Sekarang Drs. Zuldafrial,M.Si.)

2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS: Bal' am Alwi.,SH Sekjur merangkap Kaprodi PMP Drs.
Hamid Darmadi (Sekarang Prof. Dr. Hamid Darmadi, M.Pd.)
3. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA : Drs. R. Daliman.BA Sekjur merangkap Kaprodi :
Drs.Marhaki

Memasuki tahun 1986, STKIP PGRI Pontianak mendapat tambahan lagi dosen PNSD
yaitu: Drs.Samion AR (sekarang Prof. Dr. H. Samion H. AR,M.Pd. Ketua STKIP PGRI
Pontianak) dan Dra.Sulha (sekarang Dra. Hj.Sulha., M.Si. Pembantu Ketua II). Seiring
dengan perkembangan lembaga dan mahasiswa yang di kelola mengalami peningkatan maka
manajemen administrasi akademik mulai ditata sesuai regulasi yang berlaku. Berkenaan
dengan meningkatnya intensitas pengelolaan maka Drs. Samion AR .M.Pd diangkat sebagai
Kepala Bagian Pengajaran, Umum dan Kemahasiswaan pada tahun 1997-1999.

Tahun 1992 Drs.Hamid Darmadi mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan S-2 di IKIP
Malang (sekarang Univer sitas Negeri Malang). Jabatan sekretaris Jurusan/Prodi PMP dijabat
oleh Drs.Samion AR. Sementara Dra.Sulha sebagai Kepala Bagian Keuangan. Tahun 1994
Drs. Samion

AR mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di IKIP Malang. Sekretaris


jurusan/Program Studi PMP dijabat oleh Drs, Zuldafrial hingga tahun 1995.

Sejak berdiri tahun 1981 hingga saat ini STKIP-PGRI Pontianak sudah memiliki lima (5)
Ketua (pimpinan lembaga).

Ketua-Ketua tersebut adalah sebagai berikut.

No Nama Periode Nama Jabatan


.
1 Prof.Dr.H.Hadari Nawawi Periode 1981-1983 Dekan Koordinator
2 H.M. ALI AS., SH Periode 1983-1998 Ketua
3 Prof.Dr.H.Urai Husna Asmara..M.Pd Periode !998-2002 Ketua
4 Dra.Hj.Urai Titin Hiswari., M.Si Periode 2002-2006 Ketua
5 Prof.Dr.H.Samion H.AR.,M.Pd Periode 2006-2010 Ketua
6 Prof.Dr.H.Samion H.AR.,M.Pd Periode 2002-2006 Ketua
Sejak berdiri tahun 1981 hingga tahun 2000 STKIP PGRI Pontianak mengalami
pasang surut dan krisis mahasiswa baru.Sejak tahun 2002 hingga 2006 pendaftaran
mahasiswa baru STKIP PGRI Pontianak menunjukkan peningkatan. Perkembangan STKIP
PGRI Pontianak semakin meningkat baik dari segi peminat maupun dari segi sarana fisik,
bangunan gedung kuliah, lab bahasa dan lab masing-masing prodi memperlihatkan perubahan
yang sangat signifikan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. H. Samion H.AR.,M.Pd. Saat ini
sedang ditunggu perubahan status lembaga dari STKIP menjadi IKIP PGRI Pontianak.

Pendirian STKIP-PGRI Pontianak tersebut adalah sebagai realisasi keputusan


Konferensi Daerah PGRI Kalimantan Barat XVIII tahun 1980 di Pontianak, sebagai usaha
untuk mewujudkan amanat yang tertuang di dalarn Anggaran Dasar PGRI Bab III pasal 3
tentang tujuan, sebagai berikut:

a. Mencapai realisasi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia 17


Agustus 1945, sebagairnana terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
b. Turut mensukseskan pembangunan nasional, khususnya dalam bidang pendidikan dan
kebudayaan yang menjadi garis kebijaksanaan pemerintah; dan Pendidikan Tinggi Nomor:
507/DIKTI/Kep/1992 tanggal 16 Nopember 1992.

c. Mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dart kegiatan profesi guru serta realisasinya.

Berkat kesadaran yang tinggi dari tokoh-tokoh pendidik, terutama para dosen Universitas
Tanjungpura Pontianak serta tokoh-tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah akan hari
depan daerah yang memerlukan banyak kader-kader pembangunan daerah, utamanya di
sektor pendidikan, serta bantuan dan dukungan dari seluruh anggota PGRI, maka eksistensi
STKIP PGRI Pontianak sampai saat ini terpelihara dengan baik.

Pada mulanya, perkuliahan dilakukan di gedung Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri
Pontianak (sekarang SMA Negeri Pontianak) Jalan Ekonomi 71, dan SPG PGRI (sekarang
SMK PGRI) yang terletak di Jalan Atianyang Pontianak Kota. Sejak tahun 1990 STKIP
PGRI Pontianak menyelenggarakan perkuliahan di gedung sendiri yang terletak di Jalan Prof.
Dr. Yaminal/ Ilham Kota Baru/J1. Danau Sentarum dan tahun 2010 ini kita rnulai menernpati
kampus utama yang terletak di Ampera. Sampai saat ini STKIP PGRI pontianak telah
memiliki sebanyak 77 ruang perkuliahan, yang terdiri atas:

1. Kampus Jalan Ilham sebanyak 35 ruang kelas, dipakai program studi: PKn,
Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Bahasa Inggris dan
Pendidikan TIK.
2. Kampus Utama Jl. Ampera sebanyak 42 ruang kelas dipakai program studi: BK,
Penjaskes, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi dan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.

Dengan diberlakukannya Sistem Kredit Semester (sks) untuk seluruh perguruan tinggi di
Indonesia pada tahun 1985, maka STKIP PGRI Pontianak tidak lagi menyelenggarakan
Program Sarjana Muda, tetapi menyelenggarakan Program Sarjana (S-1) berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0121/0/1985, tanggal 11 Maret
1985, yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Sebagai Perguruan Tinggi
Swasta yang bernaung di bawah Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS), STKIP
PGRI Pontianak semula bernaung di bawah KOPERTIS Wilayah II Palembang. Sebagai
lembaga pendidikan tinggi yang otonom dan diharapkan dapat melaksanakan proses
perkuliahan dengan baik, rnaka STKIP PGRI Pontianak berupaya untuk memenuhi tenaga
dosen baik yang diangkat melalui yayasan maupun pemerintah.

Pada tahun 1985 yang diprakarsai oleh Drs. H. Syarif Said Alkadrie (mantan anggota DPR-
RI) yang pada saat itu sebagai Pembantu Ketua I, bersama Ketua, dan Pembantu. Pembantu
Ketua STKIP beserta aktivis lembaga STKIP-PGRI untuk pertama kali pada 1985 merekrut
lima orang dosen tetap yang dipekerjakan (PNSD) yaitu: Drs. Hamid Darmadi (Prof. Dr.
Hamid Darmadi, M. Pd sekarang menjabat Pembantu Ketua I), Dra. Urai Titin Hiswari, (Dra.
Hj. Urai Titin Hiswari, M.Si sekarang menjabat Ketua Program Studi Pendidikan Geografi),
Drs. Siswoyo, (Drs. Siswoyo, M.Pd sekarang menjabat Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling), Drs, Zuldafrial (Drs. Zuldafrial, M.Si sekarang menjabat Ketua P4M), dan
Drs.Marhaki (almarhum). Masing-masing kelima dosen tetap PNSD tersebut di angkat oleh
Kopertis Wilayah II di Palembang pada tahun 1986.

Selanjutnya dalam upaya pengembangan lembaga guna memenuhi kebutuhan tenaga


pengajar tetap di lingkungan STKIP PGRI Pontianak, Kopertis Wilayah II Palembang pada
tahun 1987 mengangkat lagi dua orang dosen tetap PNSD yaitu: Drs. Samion AR (Prof. Dr.
H. Samion AR. M.Pd sekarang menjabat Ketua STKIP PGRI Pontianak), dan. Dra. Sulha
(Dra. Hj. Sulha, M.Si sekarang menjabat. Pembantu Ketua II).

Pada tahun 1993 STKIP PGRI Pontianak menerima satu orang dosen pindahan dari
Kopertis Wilayah II Palembang yaitu Dra. Elva Sulastriana (Dra. Elva Sulastriana, M.Pd).
Selanjutnya pada tahun 1994, oleh Dirjen Dikti ditambah satu orang dosen PNSD yaitu
Ahmad Jamalong (Ahmad Jamalong S.Pd., M.Pd diangkat Pembantu Ketua III).

Berkenaan dengan perkembangan otonomi daerah (Otda) yang membolehkan pegawai


administratif menjadi tenaga edukatif, maka pada tahun 2000 STKIP PGRI Pontianak
kembali menerima seorang dosen PNSD yaitu. Drs.H. Ahmadi, M.M (Dr. H. Ahmadi, M.M.
Almarhum. Kemudian pada tahun 2005 melalui Kopertis Wilayah XI Kalimantan di
Banjarmasin STKIP PGRI Pontianak mendapat formasi satu orang dosen. dipekerjakan
(PNSD) atas nama Yuliananingsih, S.H. Beliau sekarang menjabat Kepala LIFT
Perpustakaan STKIP PGRI Pontianak), kemudian pada tahun 1998 STKIP PGRI Pontianak
menerima tenaga pindahan satu orang lagi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak (SKB
Rasau Jaya) atas nama Drs. Henry Maksum, M.Pd. menjadi dosen PNSD (sekarang 'menjabat
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi). Tabun 2009 STKIP
PGRI Pontianak menerima tenaga pindahan dua orang lagi dari Dinas Pendidikan Kota
Pontianak atas nama Musa, S.Pd, M.Pd sekarang menjabat Ka.P3G dan Drs. Firdaus Mi'an,
M.Pd. Dengan demikian sampai saat ini dosen yang dipekerjakan PNSD) di lingkungan
STKIP PGRI Pontianak keseluruhannya berjumlah 14 orang, dua orang diantarannya telah
berpulang kerahmatullah (Drs. Marhaki dan Dr. H. Ahmad) dengan demikian saat ini yang
masih aktif sebanyak 12 dosen PNSD.

Disamping dosen PNSD sebagaimana dipaparkan di atas, melalui yayasan juga


dilakukan rekrutmen dosen tetap disebut Dosen Tetap Yayasan dan Dosen Kontrak, sebanyak
434 orang dengan rincian sebagai berikut:

1) Program studi BK sebanyak 47 orang.


2) Program studi PPKn sebanyak 42 orang.
3) Program studi Pendidikan Matematika sebanyak 46 orang.
4) Program studi Pendidikan Sejarah sebanyak 48 orang.
5) Program studi S.1 Penjaskes sebanyak 77 orang.
6) Program studi Pendidikan Geografi sebanyak 33 orang.
7) Program studi Pendidikan Fisika sebanyak 32 orang.
8) Program studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra sebanyak 32 orang.
9) Program studi Pendidikan Bahasa Inggris sebanyak 33 orang.
10) Program studi Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer, sebanyak 32
orang.
Disamping Dosen PNSD, Tetap Yayasan, dan dosen kontrak sebagaimana dimaksud
di atas, juga STKIP PGRI Pontianak mempekerjakan dosen tidak tetap yang berasal dari
PTN/PTS maupun instansi terkait yang berjumlah sebanyak 80 orang.

C.2 Unit Pelaksana. Teknis (UPT), yang terdiri atas:

a. UPT Perpustakaan.
b. UPT Pengolahan Data Base (EPSBED dan Akreditasi).
c. C. UPT Penjaminan Mutu.
d. UPT Laboratorium.
e. UPT Humas
f.

C.3 Badan-badan Organisasi Kemahasiswaan

a. Di tingkat Sekolah Tinggi terdapat orgar, isasi :


1) Badan Perwakilan. Mahasiswa (BPM).
2) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
3) Unit-unit Kegiatan Mahasiswa (UKNI).
b. Di tingkat Program Studi terdapat Himpunan Mahasiswa program Studi

D. Perubahan Status STKIP PGRI menjadi IKIP PGRI

Perkembangan lembaga yang sangat luar biasa. Meskipun tertatih-tatih dalam proses
mengubah yang biasa menjadi luar biasa. Sejarah perkembangan STKIP PGRI Pontianak
selama 33 tahun (25 Juli 1981 s.d. 25 Juli 2014) telah menunjukkan kegigihan, ketekunan,
kesabaran, dan keuletanya. Hal ini sebagai bukti komitmen dan visioner seorang pemimpin
yang layak diteladani. Perjuangan tersebut tidak terhenti sampai di sini. Upaya cepat beliau
untuk memberangkatkan studi dosen-dosen di STKIP PGRI Pontianak menjadi modal besar
untuk mengajukan peningkatan status lembaga dari STKIP PGRI menjadi IKIP PGRI
Pontianak, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi No: 055/P/2014
tanggal 28 Februari 2014. Merujuk SK tersebut, maka manajemen IKIP PGRI pun dipimpin
oleh seorang rector. Berdasarkan hasil sidang pleno senat terpilihlah secara aklamasi beliau
sebagai Rektor IKIP PGRI Pontianak masa bhakti 2014 s.d. 2018. dan dilantik sebagai Rektor
IKIP PGRI Pontianak pada tanggal 23 Mei 2014. Semoga ini menajdi semangat dan
konsistensi kepemimpinan beliau untuk kemajuan lemabaga dan pengembangan pendidikan
di Provinsi Kalimantan Barat.

Anda mungkin juga menyukai