Anda di halaman 1dari 47

SKRIPSI

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN


DAYA TARIK WISATA PANTAI MALI DI KELURAHAN
KABOLA KABUPATEN ALOR

Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Sayarat Menyelesaikan Pendidikan


Sarjana Terapan Program Studi Usaha Perjalanan Wisata Jurusan Pariwisata
Politeknik Negeri Kupang

OLEH

ARNOLD RONALDO KAY BLEGUR


1923781534

PROGRAM STUDI USAHA PERJALANAN WISATA


JENJANG PENDIDIKAN SARJANA TERAPAN
JURUSAN PARIWISATA
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN DAYA


TARIK WISATA TONGKE LIMA DI DESA AIMOLI, KECAMATAN
ALOR BARAT LAUT, KABUPATEN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program

Studi Usaha Perjalanan Wisata Jurusan Pariwisata

Disetujui Oleh Tim Penguji Skripsi


Tanggal..............

Mengetahui dan Menyetujui


Dosen Penguji Tanda Tangan

1. .................................

2. .................................

3. .................................

Dosen Pembimbing Tanda Tangan

1. Christina Welly Plaituka S.pd.,M.Par ..................................

2. Lorens Riwu S.Sos.,MM ...................................

Ketua Program Studi Ketua Jurusan Pariwisata

Syul Rosli Sanam, S.Par.,M.Par Feny S. Eky, SS, MA


NIP. 19910610 201903 2 025 NIP. 19740203200212 2 00
MOTTO

Mengejar tidak harus berlari

(Arnold Blegur)
PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Skripsi ini saya
persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak.Samuel Kay Blegur dan Ibu. Maria
Theresya Ceme, Saudara-saudari terkasih, Narto, Kevin & lainnya,
serta, yang selalu mendukung dalam bentuk materil dan moril serta
mendoakan semasa Penulis berada di bangku perkulihan hingga
Penulis dapat menyelesakan pendidikan di Politeknik Negeri
Kupang.
2. Keluarga besar Blegur dan Biri, yang selalu mendukung dan
mendoakan Penulis, semasa kuliah hingga Penulis dapat
menyelesaikan pendidikan di Politeknik Negeri Kupang.
3. Almamater Tercinta Politeknik Negeri Kupang
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan hadirat Tuhan


Yang Maha Esa Karena atas rahmat dan kasih setianga-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul :
“Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Daya Tarik Wisata
Pantai Mali di Kelurahan Kabola Kabupaten Alor” Skripsi ini
disusun guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program studi Sarjana Terapan Usaha
Perjalanan Wisata, Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Kupang.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadarai bahwa, penulis
tentunya memeliki banyak kekurangan. Namun berkat bimbingan
dan dukungan baik moril maupun material dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat melengkapi kekurangan-kekurangan yang
ada selama masa penyusunan skripsi hingga boleh selesai dengan
tepat waktu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang
tak terhingga kepada:
1. Frans Manggi, S.T., M.Eng, Selaku Direktur Politeknik Negeri
Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk dapat Menimba ilmu selama kurang lebih empat tahun di
Politeknik Negeri Kupang.
2. Feny S Eky, S.S.T.Par., M.M.Par, selaku ketua Jurusan
Pariwisata Politeknik Negeri Kupang, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk bisa menempuh pendidikan
Sarjana Terapan di Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri
Kupang selama kurang lebih 4 tahun
3. Syul Rosli Sanam, S.Par., M.Par, selaku ketua Program Studi
Usaha Perjalanan Wisata Politeknik Negeri Kupang, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis selama kurang lebih 4
tahun untuk menimbah ilmu, wawasan serta menempuh
pendidikan Sarjana Terapan Program Studi Usaha Perjalanan
Wisata Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Kupang
4. Christina Welly Plaituka S.pd.,M.par selaku dosen pembimbing
I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis selama proses penyusunan skripsi ini
berlangsung.
5. Lorens Riwu,S.Sos.,MM selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.
6. Pasifikus Mala Meko, S.ST.par.,M.par Selaku Ketua Tim
Narasumber yang telah bersedia meluangkan dan
menyempatkan waktu untuk menjadi Ketua Tim selama penulis
mengikuti ujian Skripsi.
7. Melky Kabu, SE Selaku Narasumber I yang telah bersedia
meluangkan dan menyempatkan waktu untuk menjadi
Narasumber I selama penulis mengikuti ujian Skripsi
8. Feny S Eky, S.S.T.Par., M.M.Par Selaku Narasumber II yang
telah bersedia meluangkan dan menyempatkan waktu untuk
menjadi Narasumber II selama penulis mengikuti ujian Skripsi
9. Dosen Jurusan Pariwisata yang telah banyak membekali penulis
dengan banyak pengetahuan selama penulis mempuh ilmu di
Jurusan Pariwisata, Program Studi Usaha Perjalanan Wisata,
Politeknik Negeri Kupang.
10. Seluruh staf pegawai Jurusan Pariwisata yang telah membantu
penulis dalam melengkapi setiap kebutuhan yang diperlukan
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini, oleh karena itu segala kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini sangat
diharapkan dan semoga sksripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan serta ilmu pengetahuan.
Kupang
oktober 2023

Penulis
ABSTRAK

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana partisipasi


masyarakat dalam pengembangan wisata pantai mali di Kelurahan Kabola,
Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor . Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Kabola,
Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa Partisipasi Masyarakat Pada Daya Tarik Wisata Pantai Mali
tergolong cukup baik. Hal ini dapat di lihat dari keterlibata masyarakat dalam
pertemuan yang di adakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Alor untuk memberkan
ide/gagasan dalam mengadakan suatu kegiatan atau event tertentu. Selain itu pada
bentuk tenaga, masyarakat ikut serta dalam melakukan pembersihan di area wisata
ketika akan di lakukan event seperti festival duggong dan untuk hari biasanya
wisata Pantai Mali di bersihkan oleh petugas dari Dinas, sedangkan pada bentuk
harta/benda masyarakat setempat turut serta dalam mendukung kegiatan
kepariwisataan di Wisata Mali akan tetapi masyarakat tidak berkontribusi dalam
bentuk uang karena Wisata Mali saat ini di kelolah oleh Dinas Pariwisata sehingga
berbagai fasilitas yang ada di wisata Mali semuanya di fasilitasi oleh Dinas
Pariwisata Kabupaten Alor, Keterlibatan masyarakat pada keterampilan yaitu
masyarakat di libatkan dalam event dimana ikut dalam mempersiapkan tarian
kebudayaan pada festival duggong yang dilakukan di pantai Mali setiap tahun, di
sisi lain bentuk sosial dalam partisipasi masyarakat yaitu masyarakat hanya di
libatkan pada event atau kegiatan yang dilakukan sehingga masyarakat tidak
membentuk kelompok sebagai tempat untuk mengelola karena saat ini wisata Malli
ada dalam jangkauan pemerintah kabupaten Alor yaitu Dinas Pariwisata.

Kata Kunci: Partisipasi, Masyarakat, Daya Tarik Wisata


ABSTRACK

The aim of this research is to find out how community participation is


in developing Mali beach tourism in Kabola Village, Kabola District,
Alor Regency. This research was located in Kabola Village, Kabola
District, Alor Regency. This study used descriptive qualitative method.
Based on the results of the research and discussion, it can be concluded
that community participation in the Mali Beach tourist attraction is
quite good. This can be seen from community involvement in meetings
held by the Alor Regency Tourism Office to provide ideas for holding
a particular activity or event. Apart from that, in the form of labor, the
community participates in cleaning up the tourist area when events such
as the duggong festival are taking place and on normal days the Mali
Beach tour is cleaned by officers from the Department, while in the
form of property/objects the local community participates in supporting
the activities. tourism in Mali Tourism, but the community does not
contribute in the form of money because Mali Tourism is currently
managed by the Tourism Department so that the various facilities in
Mali tourism are all facilitated by the Alor Regency Tourism
Department. Community involvement in skills means that the
community is involved in events where participate in preparing cultural
dances at the duggong festival which is held on Mali beach every year,
on the other hand, the social form of community participation is that the
community is only involved in events or activities carried out so that
the community does not form groups as a place to manage because
currently Malli tourism exists within the reach of the Alor district
government, namely the Tourism Office.
Keywords: Participation, Community, Tourist Attraction

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan yang sangat besar,


yang dihuni oleh bermacam-macam suku, etnis, dan budaya serta
kekayaan alam yang beranekaragam. Selain itu, Indonesia juga dikenal
sebagi negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Dalam
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 pasal 9 tentang kepariwisataan
menyatakan bahwa setiap orang dan atau masyarakat di dalam dan sekitar
destinasi pariwisata mempunyai hak prioritas : (1) menjadi pekerja/buruh;
(2) Konsinyasi; dan/atau (3) pengelolaan. Peraturan tersebut menegaskan
bahwa adanya keterlibatan masyarakat tdak hanya sebagai objek namun
juga sebagai subjek.

Menurut Mubyarto (2015:35) Partisipasi Masyarakat sebagai


kesediaan untuk membantu keberhasil suatu program sesuai dengan
kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri.
Pengembangan pariwisata dapat berperan serta dalam membangun
ekonomi lokal yang baik secara langsung maupun tidak, berdampak pada
peningkatan pendapatan masyarakatnya. Oleh karena itu pengembangan
pariwisata di suatu daerah sebaiknya didasarkan oleh perencanaan,
pengembangan, dan arah pengelolaan yang jelas. Ini dilakukan agar semua
potensi yang dimiliki daerah tersebut dapat diberdayakan secara optimal,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
menaunginya. Di sinilah partisipasi masyarakat menjadi penting. Selain
dapat dijadikan sebuah mekanisme dalam meningkatkan keterlibatan di
dalam setiap tahapan pengambilan keputusan, partisipasi masyarakat juga
dapat secara langsung berfungsi dan mendistribusikan segala bentuk
keuntungan dari berbagai kegiatan kepariwisataan secara adil kepada
warganya yang berimbas.

Partisipasi masyarakat dalam pengembangan daerah wisata sangat


dibutuhkan, karena masyarakat adalah objek utama dalam pembangunan
daerah wisata. Keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan bukan
karena mobilisasi melainkan sebagai bentuk partisipasi yang dilandasi
oleh determinasi dan kesadaran. Dalam proses pengembangan daerah
wisata masyarakat tidak semata-mata diperlakukan sebgai objek tetapi
lebih kepada subjek dan aktor. Dengan melibatkan masyarakat secara
langsung dalam pengembangan daerah wisata dinilai mampu
memberdayakan masyarakat dan dapat meningkatkan pendapatan
ekonomi masyarakat setempat.

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi yang


memiliki berbagai macam objek dan daya tarik wisata yang telah diketahui
dan diakui di Indoneisa maupun dunia, baik itu daya tarik wisata budaya
(culture), daya tarik wisata alam (Nature) dan daya tarik wisata buatan
(manmade). NTT juga merupakan salah satu provinsi yang memiliki
banyak destinasi wisata dengan keindahan wisata pantai yang berbeda-
beda, salah satunya di Kabupaten Alor

Kabupaten Alor merupakan salah satu kabupaten yang berada di


Nusa Tenggara Timur. Pulau Alor menyimpan segudang keindahan dan
keunikan alam. Salah satu keunikan dan juga keistimewaan dari Pulau
Alor adalah memiliki keindahan pantai yang tidak ada duanya. Di Pulau
Alor banyak sekali pantai, salah satu Pantai yang paling indah adalah
Pantai Mali. Pantai Mali berjarak sekitar 17Km dan dapat di jangkau
dengan kendaraan selama 20 menit dari pusat kota Kalabahi. Pantai Mali
menyuguhkan atraksi wisata alam pantai dengan fasilitas reksreasi yang
cukup lengkap bagi pengunjung seperti kafe, swafoto, kano, perahu bebek,
lopo dan panggung hiburan merupakan fasilitas rekreasi yang di tawarkan
bagi pengunjung.

Dalam mengembangkan daya tarik wisata Pantai Mali tidak terlepas


dari pemerintah, pengelola, dan masyarakat. Keterlibatan Masyarakat pada
daya tarik wisata Mali sejauh ini belum optimal karena masyarakat belum
berpartisipasi seperti berjualan makanan, kelapa muda atau hal lain yang
belum dimanfaatkan adalah belum adanya inisiatif dari masyarakat untuk
menjadi local guide di tempat wisata Mali,serta kurangnya kesadaran
dalam menjaga lingkungan di kawasan wisata. Sehingga perlu
diperhatikan agar masyarakat tidak tersisihkan karena masyarakat lebih
mengetahui kondisi di daya tarik wisata pantai Mali, sehingga perlu
adanya partisipasi agar kegiatan kepariwisataan dapat berjalan dengan
baik.Oleh karena itu Peneliti melakukan penelitian dalam bentuk proposal
dengan judul “Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Daya
Tarik Wisata Pantai Mali di Kelurahan Kabola,Kabupaten Alor”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
yaitu, Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengembangan daya tarik
wisata Pantai Mali di Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten
Alor?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka


penelitian ini dilakukan dengan tujuan, yaitu untuk, untuk mengetahui
bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata pantai
mali Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor
1.3.2 Manfaat

1) Manfaat Akademis

Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan pemikiran dan


pengetahuan dalam bidang pendidikan khusus nya pariwisata yang
berkenan dengan segala bentuk partisipasi masyarakat dalam
pengembangan daya tarik wisata pantai mali

2) Manfaat praktis
a) Bagi Masyarakat

Manfaat Praktis diharapkan dari penelitian ini masyarakat menjadi


lebih mengetahui serta memahami tentang partisipasi masyarakat
dalam pengembangaan daya tarik masyarakat pantai mali dan sadar
akan pentingnya keikutsertaan masyarakat terkait dengan
pengembangan

b) Bagi Pemerintah

Diharapkan Penelitian menjadi bahan pertimbangan dalam


menentukan kebijakan perencanaan dan pengembangan daya tarik
wisata pantai mali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Partisipasi Masyarakat


a. Konsep Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris participation yang berart


mangambil bagian. Participator dimaknai sebagai yang mengambil
bagian atau sering disebut dalam bahasa umum sebagai keikusertaan.
Selengkapnya partisipasi sering dikatakatan sebagai peran serta atau ikut
sertaan mengambil bagian dalam kegiatan tertentu. Partisipasi
merupakan keterlibatan mental, pikiran dan emosi atau perasaan di dalam
situasi kelompoknya yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan
kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab
terhadap mencapai tujuaan bersangkutan

Keith Davis (dalam Adenasi dkk, 2015), pengertian partisipasi adalah


keikutsertaan dalam suatu kegiatan yang bersifat umum dan di lakukan
secara sukarela tanpa mengharap apapun. Suatu bentuk partisipasi dalam
bentuk dapat berupa tenaga, materi atau lain sebagainya yang bermanfaat
untuk kepentingan umum. Lebih lanjut dijelaskan partisipasi merupakan
keikutsertaan masyarakat dalam program - program pembangunan. Pada
dasarnya partisipasi dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasi bersifat
swakarsa dan partisipasi yang bersifat simbolisasikan. Partisipasi
swakarsa mengandung arti bahwa keikutsertaan dan peran sertanya atas
dasar keasadaran dan kemauan sendiri, sementarapartisipasi
dimobilisasikan memiliki arti keikutsertaan dan berpera serta atas dasar
pengaruh orang lain.

Mengenai pentingnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan tersebut


sejalan dengan pendapat Conyers dalam Purnamasari (2008) yang lebih
lanjut mengemukakan 3 alasan utama mengapa partisipasi masyarakat
dalam perencanaan mempunyai sifat sangat penting:

a. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh


informasimengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat.
b. Masyarakat akan lebih mempercayai program kegiatan pembangunan
apabilamereka dilibatkan dalam persiapan dan perencanaan, karena
mereka akanlebih mengetahui seluk beluk program kegiatan tersebut dan
akan mempunyairasa memiliki terhadap program kegiatan tersebut.
c. Mendorong partisipasi umum karena akan timbul anggapan bahwa
merupakansuatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam
pembangunan.Partisipasi dalam perencanaa mempunyai segi positif
adalah dapat mendorong munculnya keterlibatan secara emosional
terhadap program – program pembangunan desa yang telah direncanakan
bersama. Sedangkan dari seginegatifnya adalah adanya kemungkinan
tidak dapat dihindari pertentangan antara kelompok dalam masyarakat
yang dapat menunda atau menghambat tercapainya keputusan bersama.
Partisipasi secara langsug dalam perencanaan hanya dapat dilaksanakan
dalam masyarakat kecil, sedangkan untuk msyarakat besar sukar
dilakukan, dan hanya dapat dilakukan dengan sistem perwakilan.
Partisipasi dalam pelaksanaan memiliki aspek positif, yakni sebagaian
terbesar dari program (penilaian kebutuhan dan perencanaan program)
telah selesai dikerjakan. Sedangkan segi negatifnya adalah
kecenderungan menjadi warga sebagai objek pembangunan, dimana
warga hanya dijadikan pelaksanaan pembangunaan tanpa didorong unuk
mengerti dan menyadari permasalahan yang mereka hadapi, dan tanpa
ditimbulkan keinginan untuk mengatasi masalah. Menurut Geddesian
(dalam Syarifuddin 2004) mengemukakan bahwa pada dasarnya
masyarakat dapat dilibatkan secara aktif sejak tahapan awal penyusunan
rencana. Keterlibatan masyarakat berupa: (1) pendidikan melalui
pelatihan, (2)partisipasi aktif dalam pengumpulan informasi, (3)
partisipasi dalam memberikan alternatif rencana dan usulan kepada
pemerintah.

Menurut Wardiyanto (dalam Susanti 2011) partisipasi masyarakat


merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan potensi masyarakat
dalam merencanaanpembangunan yang berkaitan dengan potensi sumber
daya lokal berdasarkan kajian musyawarah. Musyawarah dilakukan
dalam rangka peningkatan aspirasi berupa keinginan dan kebutuhan
nyata yang ada dalam masyarakat, peningkatan motivasi dan peran serta
kelompok masyarakat dalam proses pembangunan, dan peningkatan rasa
memiliki pada kelompok masyarakat terhadap program pembangunan
yang telah disusun.

Menurut Paul dkk Ife (dalam Telly Hetty Konoj dkk 2022)
berpendapat bahwa dalam partisipasi harus mencangkup kemampuan
rakyat untuk mempengaruhi kegiatan – kegiatansedemikian rupa
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Dengan adanyakondisi
yang mendorong masyarakat dalam partisipasi sebagai berikut;

a. Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau


aktivitastersebut penting
b. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan
c. Bahwa bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai
d. Bahwa orang harus bisa berpartisipasi dan didukung dalam berpartisipasi

disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan seseorang secara


mental danemosional baik fisik maupun non fisik kepada setiap kegiatan
yang dilaksanakanoleh swasta maupun Negara persatuan ikut tanggung
jawab serta mendukungkeberadaannya. Indikator yang digunakan untuk
mengukur partisipasi ini adalah:

a. Kelibatan warga sekitar obyek dalam kegiatan wisata.


b. Sikap warga pada keberadaan obyek wisata.
c. Manfaat yang dirasakan warga dari obyek wisata.
d. Kebutuhan yang didapatkan dari pihak manajemen dalam
rangkapengembangan obyek wisata.

Pusic (dalam Dewi 2013) menyatakan bahwa perencanaan


pembangunantanpa memperhatikan partisipasi masyarakat akan menjadi
perencanaan diataskertas. Berdasarkan pandangannya, partisipasi atau
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat dari 2 hal
yaitu:

a. Partisipasi dalam perencanaan segi positif dari partisipasi dalam


perencanaan adalah program – programpembangunan yang telah
direncakan bersama sedangkan segi negatifnya adalah adanya
kemungkinan tidak dapat dihindari pertentangan antarkelompok dalam
masyarakat yang dapat menundah atau bahkan menghambat tercapainya
keputusan bersama. Disini dapat ditambahkanbahwa partisipsi secara
langsung dalam perencanaan hanya dapat dilaksanakan dalam
masyarakat kecil sedangkan untuk masyarakat besarsukar dilakukan.
Namun dapat dilakukan dengan sistem perwakilan. Masalah yang perlu
dikaji adalah apakah yang duduk didalam perwakilan benar
benarmewakili masyarakat.
b. Partisipasi dalam pelaksanaan segi positif dari partisipasi dalam
pelaksanaan adalah bahwa bagian terbesar dari program (penilaian
kebutuhan dan perencenaan program) telah selesai dikerjakan.Tetapi segi
negatifnya adalah kecenderungan menjadikan warga Negara sebagai
obyek pembangunan, dimana warga hanya dijadikan pelaksanaan tanpa
pembangunan tanpa dorongan untuk mengerti danmenyadari
permasalahan yang mereka hadapi dan tanpa ditimbulkan keinginan
untuk mengatasi masalah. Sehingga warga masyarakat tidak
secaraemosional terlibat dalam program, yang berakibat kegagalan
seringkali tidakdapat dihindari.

Setiyawan (dalam Mustikasari, 2017) dimana partisipasi dapat juga


berarti bahwa pembuatkeputusan menyerankan kelompok atau
masyarakat ikut terlibat dalam bentukpenyampaian saran dan pendapat,
barang, keterampian, bahan dan jasa. Partisipasiberarti bahwa kelompok
mengenal masalah meraka sendiri, membuat keputusan,mengkaji pilihan
mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.

Menurut Isbandi (dalam Setiyawan 2014) partisipasi masyarakat


dalamkeikutsertaan masyarakat dalam proses pengindentifikasian
masalah dan potensiyang ada di masyarakat. Pemilihan dan pengambilan
keputusan tentang alternatifsolusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan mengatasi masalah, dan keterlibatanmasyarakat dalam
proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Menurut Sundariningrum dalam setiyawan (2014)


mengklasifikasikan partisipasi menjadi dua berdasarkan cara
keterlibatan, yaitu:

a. Pertama partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasiini


terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat atau
berkaitan dengan gagasan atau ide yang menyangkut kepentingan
bersama. Untuk partisipasi dalam pengambilan keputusan ini anatara lain
ikut menyumbangkan gagasan atau pikiran, kehadiran dalam rapat,
diskusi atautanggapan penolakan tarhadap program yang ditawaran.
b. Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan meliputi menggerakan
sumberdaya dana, kegiatanadministrasi, koordinasi dan penjabaran
program. Partisipasi dalam pelaksanaan merupakan kelanjutan dalam
rencana yang telah digagassebelumnya baik yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanan maupun tujuan.

Bentuk partisipasi dalam masyarakat dalam pembangunan menurut


Slamet (dalam Wira Pranata, 2014) partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunaan akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata. Partisipasi
dalam perencanaan merupakan pelibatan masyarakat yang paling tinggi
karena masyarakat turut serta dalam membuat keputusan. Bentuk -
bentuk partisipasi masyarakat dapat dilihatsebagai berikut:

a. Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipan dalam pertemuan atau


rapat.
b. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai kegiatan
untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain
dan sebagainya.
c. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang lain dalam berbagai
kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan berupa
uang makanan dan sebagainya.
d. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan orang untuk
mendorong aneka ragam bentuk usaha industri.
e. Partisipasi sosial, yang diberikan orang sebagai tanda keguyuban.
Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pengembangan dan
pengelolaan kawasan wisata karena dengan masyarakat ikut
berpartisipasi dalam pengelolaan pariwisata diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan potensi wisata di
daerah tersebut dapat berkembang secara berkelanjutan.

2.1.2 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat

Faktor pendukung atau pendorong partisipasi masyarakat adalah


factor yang bersifat positif mempengaruhi masyarakat untuk turut
berpartisipasi dalam pembangunan. Berikut analisis faktor pendorong
partisipasi masyarakat dalam pengembangan daya tarik wisata :
a. Kesempatan menurut Slamet(dalam Nurbaiti 2017:227) kesempatan yaitu
adanya suasana atau kondisi lingkungan yang di sadari oleh orang tersebut
bahwa dia berpeluang untuk berpartisipasi.Kesempatan yang di berikan
kepada masyarakat untuk berpartisipasi salah satunya ialah peran
pemerintah.
b. Kemauan menurut Slamet (dalam Nurbaiti 2017:227) kemauan yaitu
adanya sesuatu yang mendorong atau menumbuhkan minat dan sikap
mereka untuk termotivasi berpartisipasi, seperti adanya manfaat yang
dapat dirasakan atas partisipasinya tersebut.
c. Kemampuan menurut Slamet (dalam Mardikonto, 2013) salah satunya
ialah kemampuan untuk menemukan dan memahami kesempatan-
kesempatan untuk membangun, atau pengetahuan tentang peluang untuk
membangun (memperbaiki mutu hidupnya) .

Faktor penghambat partisipasi masyarakat adalah faktor yang


bersifat negatif mempengaruhi masyarakat dan menghambat partisipasi
masyarakat, dapat bersifat negatif dan menjadi penghambat adanya
partisipasi masyarakat. Berikut analisis factor penghambat partisipasi
masyarakat dalam pengembangan daya tarik wisata:

a. Sifat individu menurut Dwiningrum (dalam Ulya, 2018:45) sifat yang


dimiliki individu dapat menghambat partisipasi masyarakat, seperti sifat
pemalas, apatis, masa bodoh dan tidak mau melakuakan perubahan di
tingkat anggota masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pola pikir dan rasa
egois masyarakat yang tidak peduli dengan pembangunan yang
berlangsung di tempat tinggal tersebut.
b. Demografis menurut Achille Guillard (dalam Athifah, 2018:17)
demografis sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan
dan sikap manusia yang dapat diukur, yaitu meliputi perubahan secara
umum, fisiknya, peradabannya, intelektulitasnya, dan kondisi moralnya.
c. Ekonomi, faktor ekonomi meliputi penghasilan dan mata pencaharian
masyarakat. Pekerjaan dan penghasilan tidak dapat di pisahkan satu sama
lainnya karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan
yang akan diperolehnya.

2.1.3 Konsep Pengembangan


Pengembangan berasal dari kata kerja “berkembang” yaitu berarti:
mekar terbuka, menjadi besar (luas merata), menjadikan maju (baik,
sempurna), jadi Pengembangan masyarakat adalah upaya
mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan
aktif berdasarkan prinsip - prinsip keadilan sosial dan saling menghargai.
Secara garis besar ada empat prinsip pengembangan masyarakat, pertama
pengembangan masyarakat menolak pandangan yang tidak memihak pada
sebuahkepentingan (disinterest), Kedua pengembangan masyarakat
mengubah dan terlibat dalam konflik. Ketiga pengembangan masyarakat
membebaskan, membuka masyarakat dan menciptakan demokrasi
partisipatori. Keempat pengembangan masyarakat yaitu kemampuan
mengakses terhadap program program pelayanan masyarakatan menurut
Zubaedi (2014).

Menurut Oka A. Yoeti dalam Demartoto (2008) pengembangan pariwisata


mempunyai beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Wisatawan (tourist) harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari


Negara mana mereka datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka
melakukan perjalanan.
b. TransportasiHarus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi
yang tersediauntuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang
dituju.
c. Atraksi/objek wisata bagaimana obyek wisata dan atraksi yang akan dijual,
apakah memenuhi tigasyarat berikut, apa yang dapat dilihat, apa yang
dilakukan dan apa yang dapatdibeli dari Daerah Tujuan Wisata (DTW)
kunjungi.
d. Fasilitaspelayanan Fasilitas apa saja yang tersedia dari Daerah Tujuan
Wisata(DTW) tersebut, Bagaimana akomodasi perhotelan yang ada,
restoran, pelayanan umum seperti Bank atau money changers, kantor pos,
telepon atau teleks dari Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang akan
dikunjungi wisatawan.
e. Informasi dan promosi Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan
dipasang, kemana brosur disebarkan sehingga calon wisatawan
mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan.

2.1.4 Konsep Daya Tarik Wisata


Daya tarik tempat tujuan wisata menjadi motivasi utama bagi
wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata R & Rozak (2012).
Sedangkan menurut Priyadi (2016:44) mengemukakan bahwa "Daya tarik
wisata sangat mempengaruhi pemilihan daerah tujuan wisata. Seseorang
tidak akan mau mengunjungi daerah wisata dengan daya tarik yang biasa
saja, karena mereka harus membayar dan meluangkan waktu untuk
melakukan pengalaman berwisata Daya tarik wisata adalah segala sesuatu
yang mempunyai keunikan, keindahan, serta nilai yang beranekaragam
berupa kekayaan alam, kekayaan budaya dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran kunjungan wisatawan (Utama, 2017:335).

Dari uraian diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa daya tarik


wisata sangat mempengaruhi wisatawan dalam memilih obyek wisata
yang akan dikunjungi. Daya tarik wisata yang memiliki keunikan dan
keindahan alam maupun budaya akan menjadi sasaran utama wisatawan
memilih tempat wisata.

Pengembangan potensi daya tarik atau atraksi wisata meliputi daya


tarik alami yang bersifat melekat dengan keberadaan obyek wisata alam
tersebut. Selain daya tarik alami, suatu obyek wisata memiliki daya tarik
buatan manusia (manmadeattraction). Menurut Santoso dalam Kurniawan
(2015) unsur-unsur pengembangan pariwisata meliputi:

1. Atraksi

Atraksi atau daya tarik dapat timbul dari keadaan alam (keindahan
panorama, flora dan fauna, sifat khas perairan laut, danau), obyek buatan
manusia (museum, katedral, masjid kuno, makam kuno dan sebagainya),
ataupun unsur-unsur dan peristiwa budaya (kesenian, adat istiadat,
makanan dan sebagainya).

2. Transportasi

Tranportasi adalah sarana yang memberikan kemudahan kepada


wisatawan untuk mencapai Daerah Tujuan Wisata

3. Akomodasi

Tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk keperluan


umum (hotel, motel, tempat pondokan, tempat berkemah waktu liburan)
dan yang diadakan khusus peorangan untuk menampung menginap
keluarga, kenalan atau anggota perkumpulan tertentu atau terbatas.

4. Fasilitas pelayanan

adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk mendukung
penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan wisatawan dalam
melakukan kunjungan ke destinasi wisata.

5. Infrastruktur

Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mendukung jasa pelayanan


dan fasilitas pendukung. Pembangunan infrastruktur secara tidak langsung
juga memberi manfaat (dapat digunakan) bagi penduduk setempat
disamping mendukung pengembangan pariwisata. Hal ini menyangkut
tidak saja pembangunan infrastruktur transportasi (jalan, pelabuhan, jalan
kereta api, dll), tetapi juga penyediaan saluran air minum, penerangan
listrik, dan juga saluran pembuangan limbah.

2.2 Penelitian Terdahulu


Adapun beberapa penelitan terdahulu yang digunakan sebagai bahan acuan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian


Tahun Penelitian
Penelitian
1 Josie Geraldy Partisipasi Metode penelitian ini Hasil penelitian
Meray, Ir masyarakat menggunakan ini menunjukan
Sonny terhadap pendekatan kualitatif, bahwa
TilaarMSi, Esli pengembangan kuantitatif dengan karakteristik
D pariwisata analisis deskriptif berkaitan dengan
Takumansang, pantai kualitatif mata
ST, MT mahembang pencaharian
(2016) kecamatan dengan tingkat
kakas pendidikan
masyarakat
rendah tingginya
pendidikan
masyarakat akan
mempengaruhi
mata
pencaharian
masyarakat dan
tanggapan
masyarakat di
lihat dari skala
peran serta
masyarakat yang
di dukung oleh
peran
pemerintah dan
wisatawan,
masyarakat
menanggpi
secara positif
tentang adanya
pengembangan
kawasan objek
wisata pantai
mahembang dan
juga dapat
meningkatkan
perekonomian
warga di sekitar
lokasi wisata
tersebut
2 Robertus San Partisipasi Metode penelitian yang Hasil wawancara
Ni Made Oka masyarakat di gunakan yaitu menunjukan
Karini I GPB dalam deskriptif kuantitatif bahwa bentuk
Sasrawan pengembangan partisipasi
Mananda daya tarik masyarakat desa
(2016) wisata pantai kutuh perlu di
pandawa, tingkatkan
kabupaten terkait promosi
bandung,desa sumber daya
kutuh, kuta manusia (SDM)
selatan masyarakat
pengembangan
aktifitas air
seperti
snorkelling,
gelas bottom,
merancang atau
mendesain
dengan baik
atraksi wisata
3 Viona Partisipasi Kualitatif Deskriptif Haasil penelitian
Rahmanda,Sarb Masyarakat ini menunjukan
aitinil, Ikhsan Dalam bahwa terdapat
Muharma Putra Mengembangk beberapa
(2022) an Objek partisipasi
Wisata Di masyarakat
Pantai Salido dalam
Kecamatan IV mengembangkan
Jurai Pesisir objek wisata
Selatan pantai salido di
antaranya 1)
partisipasi dalam
perencanaan
pengembangan
objek wisata
pantai salido
2)Partisipasimas
yarakat
dalambentuk
pelaksaan
3) pengawasan
dan 4) partisipasi
dalam bentuk
objek wisata
pantai salido
(Sumber: Olahan Peneliti 2023)

2.3 Konsep Penelitian


Tabel 2. 2 Konsep Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Indikator


1 Partisipasi dapat dilakukan mulai dari 1 Pikiran
Masyarakat proses perencanaan sampai 2 Tenaga
(Slamet dalam pelaksanaan proyek 3 Harta Benda
Suwandi pembangunan tersebut. 4 Keterampilan
(2010) Partisipasi dalam perencanaan 5 Sosial
merupakan pelibatan
masyarakat yang paling tinggi
karena masyarakat turut serta
dalam membuat keputusan.
Bentuk - bentuk partisipasi
masyarakat dapat
dilihatsebagai berikut:

2 Daya Tarik segala sesuatu yang 1. Atraksi


Wisata(Utama, mempunyai keunikan, 2. Aksesibilitas
2017:335). keindahan, serta nilai yang 3. Fasilitas
beranekaragam berupa 4. Ancillary
kekayaan alam, kekayaan
budaya dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran
kunjungan wisatawan
(Sumber : Olahan Peneliti 2023)

2.4 Kerangka Berpikir

Partisiasi Masyarakat

Pengembangan
Dayak Tarik Wisata

(Sumber : Olahan Peneliti 2023)


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang akan di lakukan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Denzin dan Lincoin (dalam
Moleong, 2016:5) mengatakan bahwa, Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif secara umum metode yang
digunakan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.

3.1.1 Jenis dan Sumber Daya


a. Jenis data
1. Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2010:33) data kualitatif merupakan data yang
tidak dapat diukur dalam skala numerik. Namun data kualitatif ini
dapat dikuantitatifkan agar dapat diproses lebih lanjut.
2. Data Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2010:34) data kuantitatif adalah data yang
berbentuk bilangan atau angka. Termaksud dalam klasifikasi data
kuantitatif adalah data skala interval dan rasio .
b. Sumber data
Menurut Sutopo (2014:56), pemahaman mengenai berbagai macam
sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti
karena data atau kedalaman informasi yang diperoleh. Sumber data
yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
a) Data Primer

Menurut Danang Sunyoto (2013:21) data primer adalah data asli yang
dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian
secara khusus.

Menurut Hasan (2013:42) data primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer
didapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara
lain: Catatan hasil wawancara, hasil observasi lapangan, dan data-data
mengenai informan.

b) Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2016:225) “Mengatakan bahwa data sekunder


merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen,
sumber data sekunder merupakan sumber data pelengkap yang
berfungsi melengkap data yang di perlukan data primer”.

3.2 Objek dan Subjek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi


(Informan) mengenai latar belakang tempat penelitian. pengambilan
sumber data/subjek penelitian ini menggunakan teknik ’’ Purpose
Sampling’’ yaitu pengambilan sumber data/subjek yang di dasarkan
pada pilihan penelitian tentang aspek apa dan siapa yang dijadikan
fokus pada saat situasi tertentu dan saat ini terus menerus sepanjang
penelitian, sampling bersifat purposive yaitu tergantung pada tujuan
fokus suatu saat. dalam hal ini penentuan sumber/subjek penelitian
berdasarkan atas informasi apa saja yang di butuhkan. dengan
menggunakan teknik ini peneliti dapat menggali informasi dari
beberapa informan antara lain:

1. Lurah Kabola
2. Dinas Pariwisata Kabupaten Alor
3. Pengelola Daya Tarik Wisata Mali
4. Masyarakat ( 2 orang )
5. Wisatawan ( 1 orang )
b. Objek Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Pantai Mali Kelurahan Kabola, Kecamatan


Kabola, Kabupaten Alor

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Widoyoko Riduan (2010:51) “Teknik pengumpulan data
merupakan salah satu metode yang ada di dalam pengumpula data dengan
menggunakan teknik atau cara yang digunakan oleh para peneliti untuk
mengumpulkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. berdasarkan pengertian teknik pengumpulan data tersebut di
atas maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

a. Observasi

Menurut Widoyoko (2014:46), “Observasi adalah pengamatan dan


pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam
suatu gejala pada objek”.dalam penelitian ini observasi digunakan dengan
tujuan untuk mengetahui daya tarik wisata di Pantai Mali.
b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan secara


tatap muka atau juga bisa melalui telepon yang di lakukan secara
terstruktur ataupun sebaliknya. Sedangkan menurut Esterberg dalam
sugiono (2015:72) menyatakan bahwa, Wawancara merupakan pertemuan
yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide
dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah
kesimpulan atau makna dalam topik tertentu.

c. Studi Kepustakaan

Teknik pengumulan data dengan menggunakan studi kepustakaan


merupakan teknik yang dilakukan dengan pengarahan terhadap pencarian
data dan informasi melalui dokumen-dokumen (dokumen tertulis,
foto/gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat dijadikan sebagai
bahan pendukung dalam proses penulisan.

Menurut Sugiyono (2015:291), “Studi pustaka berkaitan dengan kajian


teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma
yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Selain itu studi pustaka
juga sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan
dalam kegiatan penelitian tidak akan lepas dari literaturliteratur ilmiah.
Pengumpulan data yang dilakukan melalui literatur, dokumen, laporan dan
buku yang masih berhubungan dengan permasalahan penelitian akan
dilaksanakan, kemudian akan dipelajari untuk mendapatkan data-data
yang berkaitan.

d. Dokumentasi

Menurut sugiyono (2015:329) dokumentasi merupakan suatu cara yang


digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,
arsip, dokumen, tulisan, angka dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang mendukung penelitian.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dokumentasi merupakan


bagian dari teknik pengumpulan data kualitatif dengan cara melihat dan
menganalisis dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan oleh penulis
maupun orang lain terkait dengan objek penelitian.

3.4 Teknik Analisa Data


Bentuk analisis kualitatif secara umum lebih dikenal dengan narasi
atau deskripsi dari suatu keadaan atau kejadiandengn tujuan untuk
memecahkan masalah atau memahami suatu konsep pemikiran dan
pengalaman tertentu. . Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
penelitian kualitatif, sehingg data yang terkumpul dalam penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif. Menurut Bogdan
dan Biklen (Lexy J Moleong, 2010:248) mengatakan bahwa analisis data
kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan –
satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh


peneliti untuk mendeskripsikan data – data yang sudah diperoleh dari hasil
pengambilan data dalam bentuk gambar dan kata – kata sesuai dengan
kenyataan yang diperoleh dari sumber data.Dalam penelitian ini penelitian
menggunakan analisis menggunakan analisis data kualitatif dengan
melakukan :

1) Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal - hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2009:247). Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2) Penyajian Data

Setelah data direduksi maka tahap selanjutnya adalah menyajikan data.


Sugiyono (2009:249), menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori flow chart dan sejenisnya. Lebih lanjut Miles dan
Huberman didalam Sugiyono (2013:249) menyatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan tekss yang bersifat naratif. Dengan demikian, penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian singkat berupa teks yang bersumber dari
temuan penelitian berupa hasil wawancara, pengamatan langsung subyek
penelitian, dokumentasi dan studi pustaka yang berkaitan dengan subjek
penelitian yang telah direduksi, diharapkan data tersebut akan semakin
mudah untuk dipahami terkait data tentang Strategi Pemasaran Unit
Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Provinsi Nusa Tenggara Timur

3) Penarikan Kesimpulan

Sugiyono menjelaskan, langkah ketiga dalam analisis data kualitatif


menurut Miles dan Huberman dalm Sugiyono (2009:252) adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti –
bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang di kemukakan pada tahap
awal didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Kecamatan Kabola merupakan salah satu kecamatan di
kabupaten Alor, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kecamatan
Kabola terdiri dari 1 kelurahan, 4 Desa, 11 dusun, 22 Rukun warga
(RW) dan 45 Rukun Tetangga (RT) dengan jumblah penduduk
sebanyak 8385 orang. Kecamatan dengan luas wilayah 70,01 KM ini
banyak dikunjungi wisatawan, karena potensi pariwisata yang luar
biasa.

Sesuai dengan Perda No.15 Tahun 2005 dalam buku


Kecamatan Kabola dalam Angka 2021, yang dipublikasi oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) kabupaten Alor, kecamatan Kabola berbatasan
dengan:

Sebelah Utara: Laut Flores

Sebelah Selatan: Kecamatan Alor Tengah Utara

Sebelah Timur: Teluk Benlelang

Sebelah Barat: Alor Barat Laut Teluk Mutiara


(Sumber: diolah penulis, 2023)
Gambar 4.1 Peta Desa Kabola
a. Mata Pencaharian
Tabel 4.1 Mata Pencaharian Masyarakat Kabola
No Mata Pencaharian Jumlah Jiwa

1 PNS 139

2 Pensiun 43

3 Polisi/Tentara 7

4 Guru 56

5 Honor 161

6 Wiraswasta 167

7 Petani 877

8 Nelayan 153

9 Bidan/Perawat/Apoteker 21

10 Dosen 2

11 Pendeta 14

12 Wiraswasta 164

13 Pelajar 986

14 Belum Kerja 1.155

15 Pedagang 1
16 Lainya 563

Total 4.341

(Sumber: data kelurahan kabola 2023)

b. Jumlah penduduk
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
NO Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah Jiwa

1 Jumlah Laki-Laki 2.135

2 Jumlah Perempuan 2.206

3 Total 4.341

(Sumber: kelurahan Kabola, 2023)

c. Jumlah Penduduk Tingkat Pendidikan


Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah

1 Tamat SD 943

2 Tidak Tamat SD 659

3 SMP 531

4 SMA 835

5 Diploma 284

6 S1 1

7 S2 5
8 Tidak sekolah/Belum Sekolah 1083

9 Total 4.341

(Sumber : data kelurahan kabola 2023)

Kelurahan/desa pada kecamatan Kabola yang mampu


mengenalkan potensi wisatanya ke publik adalah Kelurahan Kabola.
Kelurahan Kabola terdiri atas 8 kampung, yaitu kampung Wolatang,
kampung Maimol, kampung Buyungta, kampung Tonbung, kampung
Waindoa, kampung Paliboo, kampung Buiko dan kampung Mali.

Kelurahan Kabola merupakan daerah pesisir yang sebagian


wilayahnya adalah perairan, sehingga tak sedikit masyarakat kelurahan
Kabola yang berprofesi sebagai nelayan.Dampak kondisi perairan ini,
kelurahan Kabola mempunyai beberapa objek wisata alam berupa
pantai yang indah dan biota laut yang unik.30 Salah satu objek wisata
di kelurahan Kabola, yang saat ini menjadi tempat keluar masuknya
wisatawan adalah Pantai Mali.Berdasarkan data dari Buku Data Base
Potensi Pariwisata Kabupaten Alor Tahun 2021, pantai Mali memiliki
luas wilayah 18.573 m2 dengan beberapa potensi alam yang sangat
memakau. Potensi alam tersebut antara lain : Kerindangan di wilayah
pantai Mali karena banyak pepohonan (pohon kelapa, ketapang dan
beberapa pohon lain), pasir putih yang membentang, karang laut yang
indah serta air laut yang sangat jernih.

Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di pantai Mali adalah


bermain kano, berenang, rekreasi keluarga, tempat penyelenggara
acara/kegiatan, foto selfi dan sebagainya. Setiap aktivitas wisata yang
berada di pantai Mali memiliki biaya penyewaan yang berbeda-beda.
Biaya aktivitas wisata dari beberapa kegiatan tersebut, tidak termasuk
biaya tiket masuk wilayah pantai Mali. Harga tiket masuk wilayah
pantai Mali bervariasi, tergantung jenis kenderaan yang digunakan
wisatawan serta usia wisatawan. Tiket masuk untuk anak- anak Rp
2000/orang, dewasa Rp. 5000/orang, kendaraan roda empat Rp. 5000,
roda dua Rp. 2000. Saat ini wisata Pantai Mali sudah menjadi salah satu
objek wisata kabupaten Alor yang dikelola langsung oleh Dinas
Pariwisata kabupaten Alor.Sehingga pantai Mali sudah dilengkapi
dengan beberapa sarana pendukung seperti plaza kuliner, gazebo,
menara pandang, toilet, panggung keseniaan, kios cendramata, Tourist
Information Center (TIC) dan photobooth. Kemudian untuk
aksesbilitas yang ada pantai Mali, terlihat jalan dalam kondisi baik,
memiliki jaringan listrik dan air yang baik, serta jaringan
telekomunikasi.Perjalanan menuju pantai Mali dapat ditempuh melalui
jalur darat dan udara. Dari jalur darat, perjalanan harus dimulai dari
kota Kalabahi, yakni akan melewai jalan Jl. Dewi Sartika - Jl.Seokarno
hatta 31 menggunakan kederaan roda dua dan roda empat, berjarak 16
KM dengan waktu tempuh 30 menit. Sedangkan untuk jalur udara,
wisatawan dapat menggunakan jasa pesawat rute Kupang - Alor. Sejak
Tahun 2017,

4.1.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini di ambil dari Lurah Kabola, Dinas Pariwisata,
Pengelola, Masyarakat dan Wisatawan. Seluruh informan berjumlah 6
orang. Adapun karakteristik informan tersebut di klasifikasikan berdasarkan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan status sosial.

Table 4.4 Karakteristik Informan


NO Nama Jenis Umur Pekerjaan Informan
Kelamin (tahun)

1 Lukas Maata L 51 Kepala Pemerintah


kelurahan

2 Marcelsius L 47 PNS Pemerintah


BayoBili

3 Abia Alipen L 35 Honor Pengelola

4 Endang Pesjaha P 34 Honor Masyarakat

5 Gustaf Asamou L 35 Honor Masyarakat

6 Ressy Djuma P 23 Mahasiswa Wisatawan

(Sumber: data olahan penulis tahun 2023)

Berdasarkan tabel tersebut, di ketahui bahwa para informan


berada pada kisaran umur 23 sampai 51 tahun, dengan 4 orang
informan adalah laki-laki dan 2 orang Perempuan. Informasi
tersebut berprofesi sebagai honorer, PNS, dan Mahasiswa.

4.1.3 Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Daya


Tarik Wisata Mali
1. Bentuk partisipasi
a. Partisipasi buah pikiran
Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan daya tarik wisata
Pantai Mali sejauh ini dlam bentuk ide/gagasan berjalan dengan
baik. Hal ini di lihat dari keikutsertaan masyarakat dalam mengikuti
sosialisasi atau pertemuan yang di adakan oleh pemerintah yaitu
dinas
Pariwisata dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yaitu WWF,
berdasarkan wawancara bersama satu staf bidang destinasi yang
mengatakan bahwa:
“salah satu wisata di Alor yang saat ini dikelola oleh Dinas
Pariwisata kab.Alor, kemudian terkait dengan keterlibatan
masyarakat dalam bentuk ide, masyarakat ikut terlibat dan
menyampaika ide dengan, masyarakat di libatkan juga pada
pertemuan yang di adakan di kelurahan, baik itu kegiatan
dari pariwisata atau kegiatan yang di fasilitasi oleh lembaga
lain yaitu MPO seperti WWF” (Hasil wawancara pada
tanggal 29/09/2023)

(Sumber : Facebook Dinas Pariwisata)


Gambar 4.2 Pertemuan bersama Camat, Lurah, dan
Masyarakat dalam rangka kegiatan Festival Duggong)

Selain itu hal lain juga di sampaikan oleh pengelola wisata pantai
mali bahwa
“masyarakat ikut memberikan ide dalam kegiatan yang di
lakukan di pantai mali, seperti festival dan masyarkat juga
memberikan ide untuk membuat fasilitas di dalam wisata
mali”

Berdasarkan hasil wawancara dari kedua narasumber di atas


dapat di simpulkan bahwa masyarakat kabola turut aktif dalam
pertemuan yang di adakan oleh dinas pariwisata dan lembaga lainny,
untuk pengembangan wisata mali dan kegiatan yang di lakukan

b. Partisipasi dalam bentuk tenaga


Pada bentuk tenaga, masyarakat ikut serta secara bergotong royong
membersihkan area wisata. Berdasarkan wawancara bersama
pengelola Bapak Abia Alipen bahwa:
“Masyarakat di kabola kita bersama sama membersihkan
tempat wisata kalau ada kegiatan yang mau di lakukan di
pantai mali seperti festival panggil dugong” (Hasil
wawancara pada tanggal 1/10/2023)
Berdasarkan wawancara di atas disimpulkan bahwa
masyarakat turut serta dalam pembersihan area wisata untuk
kegiatan tertentu seperti festival akan tetapi sesuai pengamatan di
lapangan, wisata ini di bersihkan ketika ada kegiatan saja dan untuk
hari-hari lainnya di bersihkan oleh petugas dari dinas pariwisata
Kabupaten Alor

c. Partisipasi dalam bentuk Harta/benda


Keikusertaan masyarakat dalam pengembangan daya tarik wisata
Mali sejauh ini berjalan dengan masyarakat setempat selalu
memberikan dukungan akan tetapi berkontribusi dalam bentuk
uang\barang tidak ada. berdasarkan hasil wawancara bersama lurah
yang mengatakan bahwa:
“Partisipasi masyarakat di wisata mali, masyarakat selalu
mendukung akan tetapi dukungan berupa sumbangan
uang/barang tidak ada. karena ini wisata di kelola dari
pemerintah dinas pariwisata, sehingga semua fasilitas di
kontribusi oleh Dinas pariwisata Kabupaten Alor.”
Dari hasil wawancara, dapat di simpulkan bahwa masyarakat
setempat tidak berkontribusi dalam bentuk uang/barang karna wisata
mali saat ini di kelola oleh dinas pariwisata. Hal ini sesuai dengan
pengamatan di lapangan yang menunjukan bahwa pemerintah
setempat turut serta dengan adanya berbagai fasilitas yang tergolong
lengkap di area wisata.
d. Partisipasi dalam bentuk keterampilan
Dalam pengembangan daya tarik wisata pantai mali dalam
bentuk keterampilan masyarakat terlibat dalam menampilkan tarian
pada kegiatan-kegiatan tertentu yaitu festival duggong. Berdasarkan
hasil wawancara pengelola wisata pantai mali, bahwa:
“ Wisata mali ini masyarakat ikut terlibat juga pada saat ada
festival atau kegiatan yang di selenggarakan di area panta,
karena setiap tahun juga di sini sering di adakan festival
panggil duggong jadi masyarakat di sini ikut tampilkan
tarian”
Dari wawancara di atas dapat di ketahui bahwa, .masyarakat
serta dalam bentuk menampilkan tarian kebudayaan pada saat akan
di laksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
e. Partisipasi dalam bentuk sosial
Ketrlibatan masyarakat pada bentuk sosial sejauh ini belum
maksimal di karenakan masyarakat hanya melibatkan diri ketika ada
kegiatan di area wisata. Hal ini berdasarkan hasil wawancara
bersama salah satu masyarakat Ibu Endang Pesjaha yang
mengatakan bahwa:
“kami masyarakat mendukung aktivitas pariwisata di
kelurahan kabola, akan tetapi sejauh ini kamiterlibat ketika
ada kegiatan saja dan tidak ada pembentukan kelompok juga
jadi kalo ada informasi apa biasanya di sampaikan dari
kelurahan “
(Hasil wawancara pada tanggal 2/10/2023)
Berdasarkan wawancara di atas di simpulkan bahwa
masyarakat serta dalam pengembangan daya tarik wisata Pantai
Mali, dimana masyarakat di libatkan pada saat akan di adakan
kegiatan/event di area wisata. Oleh karena itu dari pemgamatan
peneliti di lapangan sesuai, namun pada hari lain masyarakat di
libatkan sebagai tukang parkir dan beberapa masyarakat berjualan
di area wisata.

4.1.4 Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Mali


a. Atraksi
Atraksi pada daya tarik wisata pantai Mali yaitu alam yang masih
bersifat alami dan pohon pohon kelapa yang berjejer di sepanjang
pantai. Selain itu atraksi lain yang bisa digunakan adalah perahu
bebek, dan spot foto lainnya

(Sumber : Dinas Pariwisata Kab.Alor)


Gambar 4.3 Atraksi wisata pantai Mali

b. Amenitas
Fasilitas yang ada pada daya tarik wisata Pantai Mali berupa kafe,
swafoto, kano, perahu bebek, lopo, panggung hiburan dan toilet.
(Sumber : Facebook Dinas Pariwisata Kab. Alor
Gambar 4.4 Fasilitas pada wisata Pantai Mali
c. Aksesibilitas
Akses pada daya tarik wisata Pantai Mali tergolong strategis bisa
tempuh selama 20 menit dari pusat kota Kalabahi. Akses ke wisata
Mali mudah dijangkau dikarenakan wisata ini berada tepat di pinggir
jalan utama.

(Sumber : google)
Gambar 4.5 Jalan menuju area wisata Pantai Mali

d. Ancelarry
Pada fasilitas pendukung sudah ada listrik 1x 24 jam, jaringan 4G
dan fasilitas lainnya hanya ada tersedia di pusat kota.
4.2 Pembahasan

1. 1. Atraksi
Partisipasi masyarakat berdasarkan atraksi dalam bentuk
buah pikiran dalam bentuk tenaga, harta/benda dan sosial sejauh ini
tidak ada partisipasi di karenakan semua ide/gagasan di kelola oleh
dinas pariwisata Kabupaten Alor selain itu masyarakat kabola juga
tidak berpartisipasi pada pengembangan daya tarik wisata Pantai
Mali di karenakan dinas pariwisata mengambil alih sepenuhnya.
Oleh karena itu masyarakat setempat di libatkan pada saat akan di
lakukan kegiatan/event sedangkan dalam bentuk keterampilan
masyarakat di libatkan untuk menggagas tarian kebudayaan pada
suatu kegiatan tertentu.

2. Amenitas

Keterlibatan masyarakat berupa amenitas dalam bentuk


pikiran masyarakat tidak berpartispasi di karenakan semua fasilitas di
kontribusi oleh dinas pariwisata.

3. Aksesibilitas

Pada aksesibilitas dalam bentuk buah pikiran, harta/benda,


keterampilan dan sosial masyarakat tidak berpartisipasi di karenakan
akses ke Pantai Mali bertepatan dengan jalan utama yaitu di sebelah
kanan, sehingga tidak membutuhkan kontribusi dari masyarakat.

4. Ancelarry

Pada ancelarry masyarakat tidak berpartisipasi dalam bentuk


buah pikiran, tenaga, harta/benda, keterampilan dan sosial karena
fasilitas yang tergolong dalam ancelarry hanya berada di pusat kota
selain itu fasilitas lainnya seperti listrik, jaringan, tempat beribadah,
bandara, ada di sekitar daya tarik wisata Pantai Mali
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada pembahasan yang telah di uraikan,


maka Partisipasi Masyarakat Pada Daya Tarik Wisata Pantai Mali
tergolong cukup baik. Hal ini dapat di lihat dari keterlibata masyarakat
dalam pertemuan yang di adakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Alor
untuk memberkan ide/gagasan dalam mengadakan suatu kegiatan atau
event tertentu. Selain itu pada bentuk tenaga, masyarakat ikut serta dalam
melakukan pembersihan di area wisata ketika akan di lakukan event seperti
festival duggong dan untuk hari biasanya wisata Pantai Mali di bersihkan
oleh petugas dari Dinas, sedangkan pada bentuk harta/benda masyarakat
setempat turut serta dalam mendukung kegiatan kepariwisataan di Wisata
Mali akan tetapi masyarakat tidak berkontribusi dalam bentuk uang karena
Wisata Mali saat ini di kelolah oleh Dinas Pariwisata sehingga berbagai
fasilitas yang ada di wisata Mali semuanya di fasilitasi oleh Dinas
Pariwisata Kabupaten Alor, Keterlibatan masyarakat pada keterampilan
yaitu masyarakat di libatkan dalam event dimana ikut dalam
mempersiapkan tarian kebudayaan pada festival duggong yang dilakukan di
pantai Mali setiap tahun, di sisi lain bentuk sosial dalam partisipasi
masyarakat yaitu masyarakat hanya di libatkan pada event atau kegiatan
yang dilakukan sehingga masyarakat tidak membentuk kelompok sebagai
tempat untuk mengelola karena saat ini wisata Malli ada dalam jangkauan
pemerintah kabupaten Alor yaitu Dinas Pariwisata.

5.2 Saran

Kepada Pemerintah, Penulis barharap pemerintah lebih banyak lagi


melibatkan masyarakat setempat untuk ikut berkaloborasi pada kegiatan
wisata di pantai Mali. Misalnya, masyarakat di berikan pelatihan untuk
dapat berkontribusi menciptakan kerajian-kerajinan tangan yang kemudian
di jadikan cendramata.Seperti miniatur perahu, miniatur dugong, miniatur
buah kelapa yang identik dengan Wisata Panttai Mali.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai