Anda di halaman 1dari 19

UPACARA TABOT MENJADI STRATEGI

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI

PROVINSI BENGKULU

ARTIKEL

Ditulis sebagai penugasan untuk memenuhi nilai akhir semester


Mata Kuliah Religion Islam
Dosen Pengampu: Siti Noor Aini, S.ThI., M.Ag., M.A

Disusun Oleh

Nama : Nadia Cinta Salsabila


NIM : 227433
Semester/ Kelas : III/ G
Program Studi : Pariwisata
Jenjang : Strata Satu / S-1

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO YOGYAKARTA


2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
artikel yang berjudul “Upacara Tabot Menjadi Strategi Pengembangan
Pariwisata di Provinsi Bengkulu” dapat diselesaikan dengan baik. Artikel ini
disusun untuk memenuhi nilai akhir mata kuliah Religion Islam. Artikel ini
dapat diselesaikan karena penulis menerima banyak bantuan dan dukungan.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr. Suhendroyono, SH., MM., M.Par., CHE.,CGSP, selaku ketua
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Dra. Damiasih, MM., M.Par., CHE.,CGSP, selaku wakil ketua
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta.
3. Bapak Moch. Nur Syamsu, S.Pt., M.Par, CHE.,CGSP, selaku ketua
Program Studi S1 Pariwisata.
4. Ibu Siti Noor Aini, S.ThI., M.Ag., M.A, selaku dosen pengampu mata
kuliah Religion Islam atas segala bimbingan, arahan, serta saran yang
diberikan kepada penulis sehingga artikel ini dapat diselesaikan dengan
baik.
5. Ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis
yang tercinta, Ayahanda Tedy Setiawan dan Ibunda Fitrianingsih (Almh)
yang telah membesarkan, mendidik, serta doa restu yang telah diberikan
selama ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami
khususnya sebagai penulis.

Yogyakarta, 01 July 2023

ii
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................3
C. Metode Penelitian....................................................................................................3
D. Tujuan & Manfaat....................................................................................................3
BAB II KERANGKA TEORI..............................................................................................4
1. Pengertian Upacara..................................................................................................4
2. Pengertian Strategi...................................................................................................5
3. Pengertian Pariwisata...............................................................................................6
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN........................................................................8
A. Analisa.....................................................................................................................8
B. Pembahasan..............................................................................................................8
1. Sejarah Awal Tradisi Tabot di Bengkulu.............................................................8
2. Strategi Promosi Pemerintah & Dinas Pariwisata Bengkulu Pada Event Tabot10
3. Nilai-nilai Pendidikan Islam Pada Tradisi Tabot...............................................12
BAB IV KESIMPULAN...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
LAMPIRAN…………………..………………………………………………………….15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor pariwisata di Indonesia telah menjadi aspek terpenting untuk
peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sebuah negara. Dalam
perkembangan nya pariwisata mengalami banyak perubahan yang sangat baik dari
pola, bentuk dan sifat kegiatan perjalanan destinasi wisatanya. Setiap daerah di
Indonesia memiliki tradisi memperingati hari-hari dan peristiwa penting. Festival
budaya diadakan untuk memperkenalkan dan mempromosikan berbagai tradisi
budaya di seluruh Indonesia kepada masyarakat agar lebih mengenal dan
memahaminya. Provinsi Bengkulu yang dikenal dengan sebutan “Bumi Rafflesia”
tidak hanya memiliki potensi wisata alam nya saja, tetapi budaya hingga tradisi
nya menjadi aset berharga dan sayang untuk dilewatkan.

Setiap tahun nya, tanggal 1 hingga 10 Muharram dalam kalender Arab ada
tradisi budaya di kota Bengkulu bernama Tabot. Menurut C Simanjuntak (dalam
Adha dkk, 2021:2) tradisi ialah kebiasaan turun-temurun yang dilakukan oleh
masyarakat dengan melibatkan ritual. Tradisi merupakan bagian penting dalam
kehidupan suatu kelompok masyarakat dan dapat berlangsung sejak zaman
dahulu. Informasi mengenai tradisi ini disampaikan dari generasi ke generasi agar
tradisi tersebut tidak punah.

Arti Tabot dalam Bahasa arab yaitu “kotak kayu” atau “peti”. Kitab Al
Quran menjelaskan bahwa kata Tabot juga dikenal sebagai peti yang berisikan
kitab Taurat. Kaum Bani Israil percaya apabila Tabot ini muncul di tangan
pemimpin mereka akan mendapatkan kebaikan, tetapi apabila sebaliknya jika
benda itu hilang akan mendatangkan malapetaka.Festival Tabot merupakan
perayaan upacara tradisional budaya yang diselenggarakan oleh masyarakat kota
Bengkulu, dengan tujuan mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu
Rasulullah SAW yang Bernama Hasan Ibn Abi Thalib dan Husein Ibn Ali Thalib
di Padang Karbala, Irak. Di tahun 2018 Tabot terdaftar dalam Prime Event yang

1
menjadikan festival ini masuk dalam agenda wisata kelas dunia. Event akan
diluncurkan dan dipromosikan oleh Kementrian Pariwisata.

Tradisi upacara ini sudah dilakukan sejak abad ke 14 di kota Bengkulu


hingga sekarang oleh keturunan Imam Senggolo agar upacara tersebut dapat
dilestarikan setiap tahunnya. Awalnya upacara Tabot dilaksanakan di banyak kota
khususnya di Pulau Sumatra. Namun, semakin berkembang nya zaman upacara ini
hanya dilakukan di Bengkulu dengan nama Tabot dan di Padang dengan sebutan
Tabuik. Tabot diperkenalkan pertama kali oleh penganut kaum syiah, bernama
Syekh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685.
Festival Tabot dilaksanakan selama 10 hari di bulan Muharram. Masyarakat dan
para wisatawan dapat menikmati dan menyaksikan serangkaian kegiatan upacara
Tabot hingga pegelaraan seni-budaya seperti, lomba telong-telong, lomba ikan-
ikan, pegelaran budaya, hingga pasar malam yang mulai pada pukul tiga sore.

Dalam konteks pariwisata, perayaan Tabot di Bengkulu dianggap


menguntungkan oleh pemerintah setempat. Mereka telah menjadikan perayaan ini
sebagai daya tarik utama pariwisata di daerah tersebut. Namun, sayangnya,
perayaan Tabot ini masih kurang dikenal oleh wisatawan lokal maupun
mancanegara. Karena kurangnya promosi serta pengenalan lebih mendalam
kepada para calon wisatawan mengenai upacara ini, perayaan tersebut belum
berhasil menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Provinsi Bengkulu.
Dengan adanya bentuk promosi, festival Tabot ini bisa semakin dikenal dan
mampu meningkatkan jumlah wisatawan untuk datang ke provinsi Bengkulu.
Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang masuk diperoleh beberapa
manfaat, diantaranya adalah meningkatnya pendapatan daerah serta masyarakat
local.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, besarnya potensi


pariwisata yang di miliki oleh Provinsi Bengkulu melalui upacara tradisi Tabot.
Maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai, Upacara Tabot
menjadi strategi pengembangan pariwisata di provinsi Bengkulu.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di paparkan, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kemunculan tradisi Tabot di Bengkulu?


2. Bagaimana strategi pemerintah & Dinas Pariwisata provinsi
Bengkulu mempromosikan event Tabot tersebut menjadi penarik
bagi wisatawan?
3. Apa saja nilai pendidikan islam dalam tradisi Tabot ?

C. Metode Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang di paparkan, penelitian kali ini adalah
penelitian mengenai masalah suatu tradisi. Metode yang akan di gunakan
adalah metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif.
Taylor dan Bogdan mengungkapkan bahwa metodologi kualitatif adalah
suatu pendekatan penelitian yang mengarah pada pengumpulan data yang
bersifat deskriptif, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, yang berasal
dari pengamatan terhadap orang-orang dan perilaku mereka
(Moeloeng,2009). Titik fokus objek yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pelaksanaan upacara tradisi Tabot di provinsi Bengkulu. Data yang
di peroleh merupakan sumber dari buku,surat kabar, media internet, jurnal
serta artikel yang terkait dengan judul penelitian.

D. Tujuan & Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengenal lebih jelas kemunculan tradisi Tabot di
Bengkulu.
2. Mengetahui strategi dari pemerintah provinsi Bengkulu
mempromosikan event Tabot.

3
3. Mempelajari nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi
Tabot.

BAB II
KERANGKA TEORI

1. Pengertian Upacara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, upacara merupakan rangkaian
perayaan yang dilakukan atau dilaksanakan sehubungan dengan peristiwa penting
pada aturan tertentu menurut adat atau agama 1. Upacara juga sering menggunakan
simbol-simbol yang memiliki arti khusus seperti, keyakinan, status, identitas
dalam kehidupan individua tau kelompok. Para partisipan dalam upacara adat atau
ritual melibatkan individu yang bertindak sebagai pemimpin upacara, serta
beberapa orang yang memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang ritual-ritual
dalam upacara tersebut (Koentjaraningrat, 1980: 241)2. Tujuan dari upacara dapat
beragam, seperti memperkuat identitas kelompok, menghormati leluhur,
memohon keberuntungan, atau menyatukan masyarakat dalam suatu perayaan
bersama.

Menurut Koentjaraningrat (dalam Wahyuni, 2009 :28) tempat


berlangsungnya upacara umumnya adalah tempat yang dianggap keramat atau
memiliki keberkahan, tempat yang dianggap suci dan memiliki nilai spiritual 3.
Tempat tersebut biasanya memiliki batasan akses, tidak semua orang dapat
mengunjunginya. Hanya orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan upacara,
seperti pemimpin upacara dan peserta upacara yang diizinkan untuk mengakses
tempat tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjaga keaslian dan kekhususan tempat
upacara, serta memastikan bahwa upacara berjalan sesuai dengan adat dan tradisi
yang telah ditetapkan.

1
“Https://Kbbi.Kemdikbud.Go.Id/Entri/Upacara.”
2
“Koentjaraningrat (1980). Sejarah Teori Antropologi. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.”
3
“Wahyuni, S. (2019). Analisis Pariwisata Budaya Dalam Pengembangan Aset Lokal Perayaan
Upacara Adat Dahau Di Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Manajemen
Aset Infrastruktur & Fasilitas, 3(1).”

4
Wilayah yang ada di Indonesia tentunya memiliki upacara dan adat
istiadat yang mempunyai ciri khas. Hal ini dikarenakan percampuran antara
budaya terdahulu dengan perkembangan zaman melalui upacara yang menjadikan
nilai-nilai tradisi bisa dilestarikan dari generasi ke generasi, agar warisan budaya
tersebut tetap terjaga.

2. Pengertian Strategi
Strategi adalah suatu rencana atau pendekatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Strategi melibatkan pemikiran yang matang, pengambilan
keputusan, alokasi sumber daya, dan pelaksanaan langkah-langkah tertentu guna
menghadapi tantangan atau mencapai keberhasilan dalam suatu konteks atau
situasi tertentu.Strategi biasanya diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk
bisnis, militer, pemasaran, pengembangan organisasi, dan lainnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang


disusun dengan cermat agar kegiatan yang ingin di lakukan bisa mencapai tujuan
dan sasaran nya4. Tujuan dari strategi sendiri ialah untuk mencapai keunggulan
kompetitif, meraih hasil yang diinginkan, atau mengatasi masalah yang dihadapi.
Strategi yang baik haruslah adaptif, fleksibel, dan berkelanjutan. Strategi harus
dapat menghadapi perubahan lingkungan dan mampu menyesuaikan diri agar
tetap relevan dan efektif. Selain itu, strategi yang sukses juga memerlukan
pemikiran inovatif, pemahaman pasar, dan pengambilan keputusan yang baik.

Menurut Asriandy (2016: 11-12) dalam proses merumuskan strategi,


5

manajemen puncak perlu memperhatikan beberapa faktor yang sangat penting,


yaitu :

1) Strategi melibatkan penentuan misi inti organisasi, yang menjadi


dasar keberadaan organisasi tersebut, serta filosofi yang akan
membimbing keberadaannya dan sasaran yang ingin dicapai.

4
“Https://Kbbi.Kemdikbud.Go.Id/Entri/Strategi.”
5
Asriandy, “UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI
NEGARA.”

5
Faktor ini menekankan bahwa strategi adalah keputusan
fundamental yang diungkapkan secara keseluruhan.
2) Manajemen puncak mengembangkan profil organisasi yang
mencerminkan kemampuan dan kondisi internal yang dihadapi.
3) Manajemen puncak harus memahami lingkungan di mana
organisasi beroperasi, terutama dalam konteks persaingan.
Organisasi harus menghadapi situasi persaingan ini untuk
mempertahankan eksistensinya dan meningkatkan kinerja.
4) Srategi harus didasarkan pada analisis yang memiliki kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman terkait dengan organisasi.
Dengan menganalisis faktor-faktor ini secara akurat, agar alternatif
strategi dapat teridentifikasi.
5) Mengidentifikasi beberapa pilihan yang layak untuk dieksplorasi
lebih dalam dari berbagai alternatif strategi yang tersedia. Pilihan-
pilihan ini harus diselaraskan dengan upaya keseluruhan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Dalam kesimpulannya, strategi manajemen puncak harus memperhatikan


faktor-faktor kritis seperti penentuan misi, pengembangan profil organisasi,
pemahaman lingkungan, analisis SWOT, dan identifikasi pilihan strategis.

3. Pengertian Pariwisata
6
Menurut World Of Tourism pariwisata adalah fenomena yang melibatkan
aspek sosial, budaya, dan ekonomi, yang melibatkan perpindahan orang ke negara
atau tempat di luar lingkungan biasa mereka untuk tujuan pribadi atau
bisnis/profesional. Orang-orang yang melakukan perjalanan ini dikenal sebagai
pengunjung atau turis, peserta perjalanan, penduduk lokal, atau orang dari luar
daerah tersebut. Pariwisata melibatkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
pengunjung, beberapa di antaranya melibatkan pengeluaran untuk tujuan
pariwisata.

6
“Https://Www.Unwto.Org/Glossary-Tourism-Terms.”

6
Selain itu, menurut Yoeti (1996:116) mendefinisikan pariwisata sebagai
suatu perjalanan sementara yang dilakukan oleh individu atau kelompok.
Perjalanan ini melibatkan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, dengan
tujuan untuk menikmati perjalanan dan rekreasi, bukan untuk mencari penghasilan
di tempat yang dikunjungi7.

Adapun beberapa contoh pariwisata yang berkembang sesuai dengan


minat dan preferensi wisatawan:

1) Pariwisata budaya berfokus pada pengalaman budaya seperti


mengunjungi situs bersejarah, festival budaya, dan kegiatan
tradisional.
2) Pariwisata alam menekankan pengalaman alam dan lingkungan
seperti taman nasional, gunung, dan pantai.
3) Pariwisata petualangan melibatkan aktivitas menantang seperti
mendaki gunung dan olahraga air.
4) Pariwisata pantai berpusat di sekitar pantai dan laut dengan
kegiatan seperti liburan pantai dan menyelam.
5) Pariwisata kuliner menitikberatkan pada eksplorasi makanan dan
minuman lokal seperti tur kuliner dan belajar memasak makanan
khas.

7
“Yoeti Oka, A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit PT. Angkasa, Bandung.”

7
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa
Dari analisa yang penulis dapatkan menggunakan metode penelitian
deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif sebagai berikut :
1) Upacara Tabot adalah sebuah tradisi yang memiliki nilai historis
dan budaya yang unik dimana awalnya berasal dari tradisi Syi’ah
untuk memperingati gugurnya Hussain bin Ali bin Abi Thalib.
Namun, seiring berkembangnya zaman upacara ini banyak
mengalami perubahan dan adaptasi budaya lokal yang ada di
Indonesia.
2) Upacara Tabot mengalami asimilasi dan akulturasi budaya antara
pelaksanaan di Bengkulu dan Pariaman yang menghasilkan variasi
dalam pelaksanaan dalam tradisi tersebut. Meskipun demikian,
upacara tersebut tetap mempertahankan nilai dan budaya yang
sama.
3) Upacara Tabot memiliki makna yang sangat penting bagi
masyarakat Bengkulu. Selain sebagai wujud penghormatan kepada
Imam Husain dan sebagai peringatan terhadap peristiwa Karbala,
Tabot juga melambangkan nilai-nilai keberanian, ketabahan, dan
pengorbanan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam
kehidupan. Selain itu, tujuan dari upacara ini adalah untuk
memperkuat hubungan sosial dan persaudaraan antara anggota
masyarakat Bengkulu.

B. Pembahasan
1. Sejarah Awal Tradisi Tabot di Bengkulu

Dalam sejarah tidak ada catatan tertulis secara signifikan tentang


kemunculan tradisi Tabot tersebut. Namun, ada beberapa sejarahwan mengatakan

8
bahwa Tabot dikenalkan pertama kali oleh orang-orang muslim India yang
merupakan penganut syi’ah, didatangkan oleh Inggris dari Madras dan Bengali di
bagian selatan India. Orang-orang tersebut didatangkan oleh Inggris sebagai
pekerja membangun Benteng Malborugh (1718-1719). Imam Senggolo atau
Syekh Burhanuddin yang merupakan pimpinan dari para pekerja tersebut,
memutuskan untuk menetap dan mendirikan pemukiman yang disebut dengan
Berkas .

Tabot adalah sebuah tradisi yang terus diteruskan oleh keturunan orang-
orang Sipai di Bengkulu. Tradisi ini merupakan hasil perpaduan budaya dan
tradisi antara orang-orang Sipai dengan masyarakat asli Bengkulu. Tabot sendiri
berasal dari bahasa Arab yang artinya "kotak kayu" atau "peti". Menurut
kepercayaan kaum Bani Israil, kehadiran Tabot di tangan pemimpin mereka
membawa kebaikan, sementara hilangnya Tabot akan berakibat buruk atau
malapetaka.

Awal masuknya agama Islam ke Bengkulu terjadi melalui wilayah pesisir,


dan hal yang sama juga terjadi dengan upacara Tabot. Upacara Tabot merupakan
warisan dari leluhur yang menyebarkan ajaran Islam, terutama di wilayah pesisir
Bengkulu. Pengetahuan dan keyakinan agama yang diterima masyarakat pesisir
Bengkulu, termasuk keluarga Tabot, merupakan hasil interpretasi dan pemahaman
generasi sebelumnya melalui proses kebudayaan. Warisan tersebut kemudian
diterima, dijadikan patokan, dan diberlakukan secara konsisten.

Tabot awalnya menyebar dari Bengkulu ke beberapa daerah di Indonesia,


seperti Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Banda Aceh, Meulaboh, dan Singkil.
Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai menghilang di banyak daerah
tersebut. Hanya dua tempat yang masih mempertahankan tradisi Tabot, yaitu
Bengkulu dan Pariaman di Sumatra Barat. Di Bengkulu, tradisinya disebut Tabot,
sementara di Pariaman dikenal dengan sebutan Tabuik. Meskipun keduanya
memiliki kesamaan, tetapi pelaksanaannya memiliki perbedaan.

9
Setelah orang-orang Sipai tidak terpengaruh lagi dengan ajaran Syiah,
upacara Tabot tidak lagi dikaitkan dengan mengenang jasa Husain bin Ali bin Abi
Thalib. Namun, tradisi ini tetap dipertahankan sebagai kewajiban keluarga untuk
memenuhi wasiat leluhur mereka. Dalam konteks ini, upacara Tabot dilakukan
sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap tradisi keluarga yang
telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Upacara Tabot juga memiliki aspek ritual dan aspek nonritual. Aspek
ritual boleh dilakukan oleh keluarga Tabot dan dipimpin oleh dukun Tabot atau
orang kepercayaan yang memiliki peraturan dan norma-norma khusus yang harus
diikuti. Sementara itu, upacara non ritual dapat diikuti oleh siapa saja. Hal ini
mencerminkan upacara Tabot lebih fokus pada aspek kebudayaan dan pariwisata.

2. Strategi Promosi Pemerintah & Dinas Pariwisata Bengkulu Pada Event


Tabot

Provinsi Bengkulu adalah salah satu provinsi yang mempunyai keindahan


serta keanekaragaman destinasi wisatanya. Hal ini membuat pemerintah Bengkulu
menjadikan pariwisata sebagai skala prioritas dalam rencana pembangunan.
Pengembangan objek pariwisata menjadi andalan bagi pemerintah setempat dalam
meningkatkan pendapatan, pemberdayaan ekonomi, serta menciptakan lapangan
pekerjaan di daerah tersebut agar membantu mensejahterahkan masyarakat
lokal.Festival Tabot merupakan bentuk dari langkah awal pengembangan
pariwisata di Bengkulu. Dari perspektif pariwisata, keunikan bentuk dan upacara
ritual Tabot ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik untuk
menyaksikannya. Seiring berjalannya waktu, upacara Tabot telah berkembang
menjadi atraksi budaya dan hiburan bagi masyarakat Bengkulu. Dinas Pariwisata
Provinsi Bengkulu telah melakukan berbagai upaya dalam mencapai target-target
branding pariwisata di Bengkulu. Salah satunya adalah melalui penerbitan
Calendar of Event setiap tahunnya, yang merupakan cara untuk mempromosikan
pariwisata Bengkulu. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan ke provinsi Bengkulu.

10
Selain itu, terdapat pula Gerakan Pesona Indonesia (Genpi) yang
melibatkan generasi milenial untuk membantu mempromosikan pariwisata
Bengkulu. Program ini sangat berperan dalam menyumbangkan pengetahuan,
wawasan, dan keterampilan mereka untuk mendukung pemerintah dalam
mempromosikan pariwisata Bengkulu.Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu juga
memanfaatkan media sosial sebagai salah satu strategi branding. Mereka
menggunakan akun Instagram @disparprovbengkulu untuk mengunggah foto-foto
dan video menarik tentang pariwisata Bengkulu, serta membagikan informasi
terkait pariwisata Bengkulu kepada pengguna media sosial. Media lokal Bengkulu
seperti RBTV, Radar Bengkulu, dan Rakyat Bengkulu juga dimanfaatkan sebagai
saluran promosi pariwisata Bengkulu. Melalui media lokal ini, informasi seputar
pariwisata Bengkulu dipublikasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
lokal tentang potensi pariwisata yang ada di daerah tersebut.
Namun, sayangnya ada beberapa faktor yang tidak efektif dalam strategi
pemasaran di provinsi Bengkulu, seperti penerbitan Calendar of Event yang juga
dilakukan oleh provinsi lain dan kebutuhan untuk melakukan promosi melalui
media yang lebih luas. Pentingnya memberikan pengalaman yang unik kepada
pengunjung dan menggunakan media promosi yang lebih luas menjadi faktor
penentu keberhasilan strategi branding pariwisata Bengkulu. Jika promosi hanya
dilakukan melalui media lokal, informasi tentang pariwisata Bengkulu hanya akan
diketahui oleh masyarakat lokal Bengkulu. Oleh karena itu, promosi yang lebih
luas, seperti ke negara-negara dengan minat tinggi terhadap kunjungan wisata,
perlu dilakukan. Dengan demikian, diperlukan upaya untuk meningkatkan
efektivitas strategi branding pariwisata Bengkulu dengan fokus pada memberikan
pengalaman unik kepada pengunjung dan melibatkan media promosi yang lebih
luas. Hal ini dapat membantu meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung
ke Bengkulu.

3. Nilai-nilai Pendidikan Islam Pada Tradisi Tabot

11
Negara Indonesia merupakan negara dengan pemeluk agama islam
terbesar di dunia (World Population, 2021).8 Sekitar 231 juta penduduk yang di
miliki negara Indonesia merupakan pemeluk agama islam terbanyak di dunia. Ada
berbagai macam nilai-nilai serta ajaran agama islam yang bisa di terapkan di
kehidupan sehari-hari seperti, Aqidah akhlak, fiqih, serta Al-qur’an yang menjadi
pedoman dan penopang hidup manusia di muka bumi ini. Beberapa nilai-nilai
yang di ajarkan oleh agama juga terdapat pada suatu tradisi dan budaya. Hal
tersebut juga terdapat pada tradisi Tabot di Bengkulu. Para keluarga keturunan
Tabot yang hendak menyelenggarakan prosesi upacara melakukan do’a bersama
untuk meminta izin serta pertolongan kepada Allah SWT dengan cara sholat
berjamaah, berdzikir, serta mengirimkan surat Al-Fatihah kepada para
leluhurnya9. Nilai aqidah yang terdapat dalam upacara Tabot ini adalah proses
pengambilan tanah dimana kegiatan tersebut mempunyai makna tentang kematian
serta asal-usul manusia yang tercipta dari tanah.

Prosesi arak penja (arak jari-jari) juga mempunyai nilai pendidikan islam
yaitu nilai fiqih. Dimana kegiatan tersebut mempunyai makna akan pentingnya
shalat lima waktu yang merupakan hal terwajib bagi umat islam untuk
menjalankannya. Mencuci penja juga mempunyai makna nilai-nilai pendidikan
islam. Kegiatan tersebut mempunyai simbol dan makna yang mengingatkan
manusia betapa pentingnya menjaga kebersihan tentunya di mulai dari membasuh
tangan terlebih dahulu. Nilai akhlak yang terdapat di upacara Tabot ini ialah latar
belakang diselenggarakannya tradisi Tabot. Dimana gugurnya Sayidina Hasan dan
Sayidina Husein menjadi pengenangan bagi umat muslim untuk bisa memuliakan
orang-orang shaleh dan Ahlul Bait.

8
https://www.cnbcindonesia.com/research/20230328043319-128-424953/negara-dengan-umat-
muslim-terbanyak-dunia-ri-nomor-berapa
9
Adha et al., “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI TABOT DI KOTA
BENGKULU.”

12
BAB IV
KESIMPULAN

Tradisi Tabot di Bengkulu bermula dari kedatangan orang-orang Muslim


India yang merupakan penganut syiah yang didatangkan oleh Inggris pada abad
ke-18. Tradisi ini diwariskan kepada keturunan mereka yang berbaur dengan
masyarakat Bengkulu asli dan menghasilkan orang-orang Sipai. Tabot adalah
hasil dari asimilasi dan akulturasi budaya yang menjadi upacara tradisional.
Pemerintah dan Dinas Pariwisata Bengkulu telah mengambil langkah-langkah
untuk mengembangkan pariwisata sebagai prioritas pembangunan.

Tradisi Tabot di Bengkulu juga memiliki nilai-nilai pendidikan Islam yang


terdapat dalam prosesi upacara. Terdapat nilai aqidah didalam nya seperti do'a
bersama, dzikir, dan pengiriman surat Al-Fatihah kepada para leluhur. Nilai fiqih
terdapat dalam prosesi arak penja yang mengingatkan akan pentingnya shalat lima
waktu, dan mencuci penja yang mengingatkan akan pentingnya menjaga
kebersihan. Selain itu, nilai akhlak terdapat dalam latar belakang
diselenggarakannya tradisi Tabot sebagai penghormatan kepada orang-orang
sholeh dan Ahlul Bait.

Dalam konteks pariwisata, tradisi Tabot memiliki potensi untuk menjadi


daya tarik wisatawan karena keunikan bentuk dan upacaranya. Pemerintah
Bengkulu telah melakukan berbagai upaya promosi melalui penerbitan Calendar
of Event, melibatkan generasi milenial, dan memanfaatkan media sosial dan
media lokal Bengkulu. Namun, perlu dilakukan promosi yang lebih luas,
memberikan pengalaman unik kepada pengunjung agar bisa meningkatkan minat
wisatawan. Secara keseluruhan, tradisi Tabot di Bengkulu memiliki aspek sejarah,

13
budaya, dan nilai-nilai pendidikan Islam. Dalam konteks pariwisata, tradisi ini
menjadi potensi yang dapat dikembangkan dengan strategi promosi yang efektif
dan pengalaman unik bagi pengunjung.

DAFTAR PUSTAKA

Adha, Asep Saepul, Muhammad Isnaini, Ersi Puspa Sari, and Guru PAI Smpn. “NILAI-
NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI TABOT DI KOTA
BENGKULU,” n.d.
Asriandy, Ian. “UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI
ADMINISTRASI NEGARA,” 2016.
“Https://Kbbi.Kemdikbud.Go.Id/Entri/Strategi,” n.d.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/strategi.
“Https://Kbbi.Kemdikbud.Go.Id/Entri/Upacara,” n.d.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/upacara.
“Https://Www.Unwto.Org/Glossary-Tourism-Terms,” n.d.
https://www.unwto.org/glossary-tourism-terms.
“Koentjaraningrat (1980). Sejarah Teori Antropologi. Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.,” n.d.
“Wahyuni, S. (2019). Analisis Pariwisata Budaya Dalam Pengembangan Aset Lokal
Perayaan Upacara Adat Dahau Di Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan
Timur. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, 3(1).,” n.d.
“Yoeti Oka, A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit PT. Angkasa, Bandung.,”
n.d.

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai