Anda di halaman 1dari 143

TATA KELOLA DESTINASI

PARIWISATA BAHARI
SULAWESI BARAT

FARID SAID
MUHAMMAD RAKIB
RAHMADANI SAFITRI FARID
TATA KELOLA DESTINASI
PARIWISATA BAHARI
SULAWESI BARAT

Penulis
Farid Said
Muhammad Rakib
Rahmadani Safitri Farid

Editor
Soetam Rizky Wicaksono

Penerbit
CV. Seribu Bintang
Malang – Jawa Timur - Indonesia
Profile : www.SeribuBintang.co.id
Katalog : www.SeribuBintang.web.id
Email : info@seribubintang.co.id
FB : www.fb.com/cv.seribu.bintang
IG : @penerbitseribubintang
Anggota IKAPI no. 320/JTI/2021

ISBN : 978-623-7000-49-5

Edisi Pertama, Januari 2023


Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang
Daftar Isi

PRAKATA.......................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................. 3

Sekilas Pariwisata Sulawesi Barat ................................... 10

SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG ............................ 13

GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS ....................................... 16


AKTIVITAS EKONOMI ..................................................... 20
ARAH KEBIJAKAN DINAS PARIWISATA PROVINSI SULAWESI
BARAT........................................................................... 30

PARIWISATA SULAWESI BARAT .......................................... 33


KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI ....................................... 59

Pendekatan ................................................................... 60
Tata Kelola Ekosistem Destinasi Pariwisata .................... 63
Destinasi Pariwisata Bahari Berbasis Masyarakat ............ 69

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT ................... 73

Kajian Tata Kelola Pariwisata Bahari Berbasis Masyarakat Di


Sulawesi Barat ............................................................... 93
Kajian Tata Kelola Ekosistim Destinasi Pariwisata Bahari
Berbasis Masyarakat Di Sulawesi Barat ......................... 103
Konsep Kolaborasi Pengembangan Pariwisata Bahari
Yang Menghasilkan Pola Perjalanan Dan Jenis Paket Wisata
................................................................................... 115

PENUTUP ...................................................................... 123


REFERENSI .................................................................... 127
GLOSARIUM .................................................................. 131
BIODATA PENULIS ........................................................ 133
PRAKATA
Puji Syukur kami Panjatkan Kehadiran Allah, Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberi kesempatan dapat
menyelesaikan buku Tata Kelola Destinasi Pariwisata
Bahari di Sulawesi Barat. Buku ini dibuat bertujuan untuk
mengangkat potensi dan eksistensi pariwisata khususnya
pariwisata bahari di Sulawesi Barat yang mendominasi daya
tarik wisata unggulannya serta sebagai buku referensi bagi
penulis dan mahasiswa.
Buku ini memotret kondisi wilayah geografis,
demografis dan aktifitas ekonomi serta arah kebijakan
pariwisata Sulawesi Barat, dalam buku ini juga tergambar
arah kebijakan pariwisata bahari melalui tata kelola
ekositem Dastinasi pariwisata Bahari dan keterlibatan
masyarakat.
Konsep kolaborasi dan kolaberaksi juga tertuang
dibagian buku ini yang menghasilkan model pola perjalanan
yang mendasari industri pariwisata khususnya Biro
Perjalanan wisata menyusun paket wisata di tiga kawasan
destinasi pariwisata utama di Sulawesi Barat. Semoga buku
ini dapat membantu akademisi dan pemerintah daerah
dalam pengembangan pariwisata bahari di daerahnya
masing masing khususnya yang memiliki wilayah destinasi
pariwisata bahari. Kami ucapkan terima kasih kepada
kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat, Direktur
Politehnik Pariwisata Makassar serta semua yang terlibat
dalam pembuatan buku “Tata Kelola Destinasi Pariwisata
Bahari di Sulawesi Barat” tak lupa pula kami ucapkan
terimakasih kepada istri dan anak anak kami serta keluarga
lainnya dalam mendukung penulisan buku ini.

Makassar Januari 2023

Penulis

2 PRAKATA
PENDAHULUAN
Pariwisata sudah banyak memberi kontribusi
terhadap pembangunan nasional seperti data berikut data
statistik menujukan bahwa sektor pariwisata tahun 2016
telah menjadi sumber pendapatan devisa terbesar dari
sektor non-migas dan menduduki peringkat kedua setelah
komoditas crude palm oil (CPO). Sumbangan devisa dari
sektor pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari US$12,2
miliar, 2016 menjadi US$13,6 miliar, dan 2017 naik
signifikan menjadi US$15 miliar, tahun 2018 mencapai
devisa US$17 miliar. Komitmen sektor pariwisata untuk
menyumbang devisa nomor satu mengalahkan sektor
perekonomian lain dengan nilai mencapai sebesar 20 miliar
dollar AS pada tahun 2019 (Jasic 20200 ). Dari berbagai
jenis pariwisata, wisata bahari adalah salah satu yang
memberi kontribusi cukup besar yang diminati oleh
wisatawan baik domestik maupiun mancanegera,
Indonesia yang merupakan negara kepulauan
pesisir dan lautan yang sangat luas, dengan garis pantai
sepanjang 99.093 km dan 17.504 pulau (Buku Pintar
Kemen KKP 2018).Indonesia merupakan salah satu negara
kepulauan (Archipelagic State) terbesar yang memiliki garis
pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada dan
mempesona, serta kehidupan laut yang kaya sumber daya
alam tersebar di berbagai pulau kecil dan besar di seluruh
penjuru nusantara (Numberi, 2009).
Pengembangan pariwisata bahari, membutuhkan
dukungan dan program strategi yang cermat khususnya
keberpihakan terhadap kebijakan, program dan kegiatan
serta anggaran dana dari pemerintah atau investor , bahkan
tidak sampai disitu untuk mewujudkan pengembangan
pariwisata yang baik dibutuhkan model dan pola

4 PENDAHULUAN
pengelolaan dengan pendekatan sesuai karakteristik sosial
budaya masyarakat kondisi geografis dan demograf.
Pengembanbga pariwisata bahari belum cukup dengan
pendekatan partisipatif bahkan lebih dari pada itu yakni
pendekatan keterlibatan masyarakat sebagai subyek palaku
dengan mengedepankan kearifan lokal di kawasan
pariwisata bahari. Dewasa ini salah satu model
pengembangan pariwisata bahari yang digunakan adalah
dengan menggunakan masyarakat sebagai basis
pengembangannya. Dalam hal ini masyarakat difungsikan
sebagai pengelola dalam proses pengembangan pariwisata
bahari. Keterlibatan masyarakat dimulai dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi pelaksanaan
program serta kegiatan pengembangan pariwisata bahari
(Sero, 2012). Dalam pelaksanaannya, pengembangan
pariwisata bahari membutuhkan keterbukaan informasi dan
koordinasi yang baik dilakukan oleh pelaku pengembangan
dengan masyarakat (Salim dan Burbani, 2012). Pada
prinsipnya, pengembangan pariwisata bahari berbasis
masyarakat merupakan aplikasi dari teori pembangunan
berbasis masyarakat. Pembangunan berbasis masyarakat,
secara sederhana diartikan sebagai pembangunan yang
mengacu kepada kebutuhan masyarakat, direncanakan dan
dilaksanakan oleh masyarakat dengan memanfaatkan
potensi sumber-daya yang dapat diakses oleh masyarakat
setempat (Aprilia et al, 2014).
Oleh karena itu, pengembangan pariwisata bahari
tidak hanya mempertimbangkan permintaaan dan
kebutuhan wisatawan, namun juga mesti memperhatikan
keinginan dan kemampuan masyarakat tempatan (Anis
Munandal at al,2020) . Namun demikian, besarnya peluang

PENDAHULUAN
5
untuk memanfaatkan sumberdaya masyarakat sebagai
basis dalam pengembangan pariwisata bahari tidak
sebanding dengan jumlah potensi pariwisata bahari itu
sendiri dalam penelitian terdahulu terkait dengan isu
tersebut. Dalam hal ini membuktikan bahwa, pendekatan
pengembangan pariwisata bahari berbasis masyarakat yang
menghasilkan produk wisata belum banyak dihasilkan oleh
peneliti terdahulu. Sehubungan dengan hal di atas, untuk
menghasilkan sebuah inovasi yang bersifat konseptual
praktisi, ide pengembangan pariwisata bahari berbasis
masyarakat membutuhkan landasan teoritis dan empiris
yang kokoh. Sehingga nantinya, solusi yang bersifat
konseptual teoritis dan empiris dapat
dipertanggungjawabkan dan dipertahankan dalam tataran
ilmiah. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah
studi leteratur tentang pengembangan pariwisata bahari
berbasis masyarakat.
Pariwisata bahari akan memberikan manfaat positif
secara ekonomi seperti wisata bahari di Lamongan dan
kadang mampu memberikan manfaat perbaikan ekosistem
seperti wisata snorkeling di Karimunjawa (Efrilingga
(2014); Priyanto & Par (2016)). Dampak positif dari
keberadaan Wisata Bahari Lamongan adalah: (1)
Meningkatkan keterampilan penduduk masyarakat; (2)
Munculnya transformasi struktur mata pencaharian; (3)
Meningkatkan Pendapatan; (4) Menciptakan Lapangan
Pekerjaan, dan; (5) Mendorong aktivitas berwirausaha. Hal
ini akan terjadi pula dikawasan pariwisata bahari lainnya di
Indonesia. Akan tetapi, pariwisata bahari juga dapat
memberikan dampak negatif seperti penurunan kualitas
ekosistem laut seperti ekowisata di Nusa Penida (Jubaedah

6 PENDAHULUAN
& Anas, 2019). Pariwisata bahari di Kawasan Konservasi
Perairan Nusa Penida berdampak pada penurunan luasan
tutupan karang keras sebesar 4,0%. Demikian juga
persentase penutupan karang hidup relatif mengalami
penurunan sebesar 2,7 pada tahun 2017 (Jubaedah & Anas,
2019).
Pariwisata Indonesia menempati peringkat teratas
dari total 50 negara dengan keindahan alam terindah di
dunia diatas rata rata lepas pantai di Indonesia semuanya
memiliki terumbu karang yang indah dan penuh kehidupan,
Haqqi - money.co.uk (detik travel 13 Feb 2022). Isu
pengelolaan ekosistim pariwisata bahari perlu dilakukan
melalui langkah kongkrit dan strategis dalam pemanfaatan
ruang wisata bahari pessisir pantai, permukaan laut dan
kedalaman laut dengan berbagai sumber daya tarik wisata.
Namun di lain pihak ada sejumlah tantangan dalam
mengembangkan wisata bahari di Indonesia sendiri
berkaitan dengan regulasi/kebijakan, sumber daya
manusia, maupun pengemasan produk.
Wisata bahari adalah kegiatan wisata yang
memanfaatkan potensi alam bahari sebagai daya tarik
wisata maupun wadah kegiatan wisata baik yang dilakukan
di atas permukaan di wilayah laut yang tidak dapat
dipisahkan dari keberadaan ekosistemnya yang kaya akan
keanekaragaman jenis biota laut (Jusac, 2020). Zona
wisata bahari diharapkan mampu memperluas kesempatan
bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakan
disekitar kawasan pariwisaya bahari, sekaligus
meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapat
daerah. Pengembangan wisata bahari juga diharapkan
dapat mempertahankan dan memelihara keberlanjutan

PENDAHULUAN
7
ekosistem pesisir dan laut serta memelihara kelestarian
budaya dan adat istiadat masyarakat.
Keterhubungan pesisisr pantai dengan laut itu
sendiri keduanya tak terpisahkan dengan kehidupan
ekosistem lingkungan mahluk hidup disekitarnya termasuk
manusia. Dalam berwisata aktifitas baik dipesisir,
permukaan laut maupun dikedalaman laut tumbuh
berkembang seiring dengan tingginya permintaan pasar
untuk paket wisata bahari. Segmen Pasar wisatawan bahari
tumbuh berkembang pasca Pandemi Coved 19 karena
dianggap berwisata dialam terbuka seperti pantai dampak
covid 19 lebih kecil. Pertumbuhan aktifitas nelayan dan dan
aktifitas berwisata menimbulkan dampak pertumbuhan
ekonomi yang signifikan. Namun dilain pihak
pengembangan pariwisata bahari berdampak terhadap
perusakan lingkungan apabila tata kelola desnitasi
pariwisata bahari tidak lalukan dengan benar dan cermat,
olehnya itu diperlukan langkah konkrit program
kesimbangan pengendalian dalam bentuk manejemen
pengunjung (Visitors Mangement ). Konsep Blu Economy
adalah salaha satu yang perlu diterapkan untuk
mengendalikan jumlah wisatawan yang berwisata ke
kawasan pariwisata bahari, konsep yang mengandalkan laui
atau perairan yang berlandaskan pada tiga pilar ekosistem,
ekonomi dan sosial (Dimas Tegar. 2018).
Luas wilayah Republik Indonesia kurang lebih 75 %
adalah wilayah kelautan yang selama ini telah banyak
memberi kontribusi positif kepada kehidupan masyarakat
seperti penyediaan kebutuhan dasar berbagai sumber dari
hasil laut, peningkatan pendapatan masyarakat,
kesempatan berusaha, pendapat PAD maupun devisa. Hal

8 PENDAHULUAN
ini diperkuat dengan pendapat bahwa kelautan
sesungguhnya memiliki keunggulan komparatif,
keunggulan kooperatif, dan keunggulan kompetitif untuk
menjadi sektor unggulan dalam kiprah pembangunan
nasional masa depan (Kusumastanto dalam Jusac 2020).
Pariwisata dibangun untuk kepentingan masyarakat yang
dibutuhkan wisatawan, olehnya itu konsep pemangunan
pariwisata harus sesau dengan kebutuhan dan keinginan
masysrakat masyarakat bukan sebaliknya lebih
mementingkan kebutuhan dan keinginan
pengunjung/wisatawan. Pariwisata di Provinsi Sulawesi
Barat terdiri dari pegunungan, dataran rendah dan pesisir
laut degan potensi ekosistim hayati sumber keluatan yang
cukup banyak yang dapat dijadikan daya tarik wisata dan
aktifitas pariwisata.

PENDAHULUAN
9
Sekilas Pariwisata Sulawesi Barat

Provinsi Sulawesi Barat adalah provinsi ke-33 dalam


negara Indonesia yang dibentuk pada tahun 2004. Letak
Sulawei Barat di Pulau Sulawesi dengan garis lintang
00045'59'' - 03034'00'' Lintang Selatan dan 118048'59'' -
119055'06'' Bujur Timur. Perbatasan wilayah Sulawesi
Barat yaitu Sulawesi Tengah di bagian utara, Sulawesi
Selatan di bagian Timur dan Laut Selat Makassar di bagian
Barat. Pada tahun 2020, penduduk Sulawesi Barat
berjumlah 1.419.229 jiwa dengan kepadatan 85,00
jiwa/km2. Salah satu provinsi termuda di Pulau Sulawesi
yakni provinsi Sulawesi Barat adalah salah satu yang
memiliki luas wilayah laut dibanding dengan daratannya.
Pembentukan provinsi Sulawesi Barat merupakan
hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan yang
didasarkan pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004
yang disahkan oleh Presiden Republik Indonesia dan
diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
pada tanggal 5 Oktober 2004. Ibukota provinsi Sulawesi
Barat adalah Kota Mamuju. Data sulbar dalam angka 2020
memiliki daratan dengan luas 16.787.18 km2 dan lautan
dengan luas 20.342 km2 serta pesisir pantai sepanjang 677
km. Jumlah kabupaten ada 6, kecamatan di Sulawesi barat
sebanyak 69 dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 649.
Sulawesi Barat memiliki banyak potensi pariwisata
dari laut, pantai daratan dan pegunungan yang sudah
dikenal sejak tahun 80an, beberapa diantaranya sudah
dikembangkan bahkan sudah dipasarkan ke mancanegara
pada masa masih bagian administratif wilayah Sulawesi
Selatan seperti destinasi pariwisata pulau Karampuang dan

10 PENDAHULUAN
destinasi pariwisata Mamasa dan wisata budaya dan religi
Imam Lapeo penyiar Islam termasuk wali dari Mandar,
namun daya tarik wisata lainnya seperti 69 pulau masih
terdiam masih memerlukan tata kelola destinasi pariwisata
bahari, memerlukan pemikir dan tangan tangan terampil
dalam melaksanakan aspek pengembangan destinasi,
aspek pemasaran, aspek industri pariwisata dan
kelembagaan kepariwistaan sesuai amanat PP No 51 tahun
2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata
Nasional (RIPPARNAS) yang tidak bisa dilakukan secara
sporadis tetapi harus terencana dan terukur, karena
pengembangan pariwisata seperti 2 sisi mata uang apabila
dilakukan dengan tidak terencana dan terukur maka akan
berdampak negatif bagi masyarakat baik terjadinya
kerusakan lingkungan maupun terjadinyan degradasi
budaya yang tidak bisa dihindari akibat dampak
pembangunan pariwisata, sudah banyak kasus kasus yang
terjadi baik di Indonesia maupun di luar negeri, lebih khusus
lagi tantangan perubahan besar terjadi dalam pengelolaan
pelayanan pariwisata pasca pandemi covid 19.
Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki daya tarik
wisata budaya dan alam yang begitu banyak khususnya
daya tarik wisata bahari yang beragam budaya pesisir,
memiliki masyarakat yang ramah, kehebatan perahu
sandek suku mandar dan biota laut yang sungguh
menakjubkan. Kesemua ini tidak akan opltimal apabila tidak
dikelola dengan profesional dan terintegrasi serta didukung
oleh tiga unsur pelaku pariwisata bahari yakni Pemerintah,
Industri pariwisata dan masyarakat. Dengan penetapan 6
kawasan pariwisata bahari di Sulawesi Barat menjadi dasar
pembangunan pariwisata di 6 Kabupaten di Sulawesi barat

PENDAHULUAN
11
dimana lima diantara enam kawasan pariwisata Unggulan
di Sulawesi barat adalah kawasan pariwisata bahari yang
memerlukan pengelolaan yang profesional yang cermat
karena daya tarik wisata bahari adalah salah satu usaha
pariwisata yang beresiko tinggi. Penetapan kawasan
pariwisata di Sulbar khususnya pariwisata bahari belum
menerapkan kaidah standar pengelolaan pariwisata bahari
yang sesungguhnya.

12 PENDAHULUAN
SULAWESI BARAT
SELAYANG
PANDANG
Sulawesi Barat (Sulbar) adalah sebuah provinsi di
Sulawesi bagian barat, Indonesia. Sejak tahun 1960 telah
terjadi perjuangan untuk mendirikan Sulawesi Barat. Saat
itu, Sulawesi terdiri dari tiga provinsi: Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara. Namun, pada tahun
1963 pemerintah pusat memecah provinsi di Pulau
Sulawesi, sehingga terbentuklah Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Usulan pembentukan Sulawesi Barat tidak disetujui
oleh pemerintah pusat. Perjuangan pembentukan Sulawesi
Barat kembali mendapatkan momentumnya pada tahun
1999 setelah gerakan reformasi. Pembentukan provinsi-
provinsi baru di Indonesia, seperti pembentukan provinsi
Banten, Bangka Belitung dan Gorontalo, menjadi semangat
perjuangan pembentukan Sulawesi Barat. Perjuangan
panjang pembentukan Provinsi Sulawesi Barat akhirnya
diselesaikan dengan usaha keras rakyat Mandar, dengan
dukungan anggota DPR RI, melalui usul hak inisiatif anggota
DPR RI tentang pembentukan daerah otonom baru. 5
Oktober 2004 Provinsi Sulawesi Barat resmi diundangkan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004.
Ibukotanya adalah Mamuju.
Luas wilayahnya sekitar 16.796,19 km². Suku
bangsa di negara bagian ini adalah Mandar (49,15%),
Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar
(1,59%) dan Lainnya (19,15%). Sulawesi Barat terkenal
dengan banyak destinasi wisatanya. Selain kakao, daerah
ini juga merupakan penghasil kopi Robusta dan Arabika,
kelapa dan cengkeh. Sektor pertambangan meliputi emas,
batu bara, dan minyak. Menurut hasil sensus BPS 2010,

14 SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari lima provinsi dengan
jumlah penduduk 1.158.336 jiwa.
Provinsi Sulawesi Barat yang terletak di seberang
Selat Makassar merupakan salah satu jalur pelayaran
domestik dan internasional dengan nilai tambah yang
sangat bermanfaat bagi pembangunan sosial ekonomi ke
depan. Salah satu pelabuhan antar pulau yang aktif
melayani/menghubungkan Kalimantan adalah Pelabuhan
Penyeberangan Singboro Mamuju, Pelabuhan Rakyat Palipi
Mamujen, Pelabuhan Rakyat Mamuju, Pelabuhan Laut
Bakenken Mamuju yang sudah mulai dibangun dan CPO
dimanfaatkan oleh kapal penumpang dan barang seperti
angkutan CPO dan CPO. Minyak CPO, Mangan dan banyak
pelabuhan lainnya yang dikelola oleh perusahaan swasta
milik negara di Kabupaten Mamuju Utara.

SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


15
GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

Letak geografis Provinsi Sulawesi Barat sangat


Strategis karena berada pada sekitar garis khatulistiwa,
terletak antara 00°12' - 03°38' Lintang Selatan; 118°43'15''
- 119°54'03'' Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Barat memiliki
laut sepanjang Selat Makassar yang merupakan lintas
pelayaran Internasional dan berada pada titk tengah dalam
hubungannya dengan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tengah dan Provinsi Kalimantan Timur. Batas wilayah
Provinsi Sulawesi Barat, sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur (Selat

16 SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


Makasar), sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Donggala Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi
Selatan, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Tana Toraja dan Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan.

Luas
Luas wilayah Provinsi Sulawesi Barat adalah
16.937,18 Km2 yang terdiri dari 5 Kabupaten dan
memasuki tahun 2013 telah terbentuk daerah baru hasil
pemekaran wilayah dari Kabupaten Mamuju bernama
Kabupaten Mamuju Tengah.

Geologi
Geologi Sulawesi Barat didominasi oleh batuan
Neogen, tetapi juga termasuk formasi batuan Jurassic.
Geologi Bonnehau dan sekitarnya didominasi oleh batuan
beku dan batuan metamorf, termasuk batuan sedimen
sedikit metamorf. Litologi menunjukkan tektonik aktif di
daerah tersebut. Batuan tertua di daerah penelitian adalah
Formasi Latimojon Kapur, dimana Formasi Toraja (Tet)
diendapkan secara tidak proporsional. Formasi ini berasal
dari Eosen Tengah hingga Akhir.

Geomorfologi
Sulawesi Barat terdiri dari perairan dalam, dataran
rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Morfologi Sulawesi
Barat termasuk dalam morfologi Lengan Selatan. Bagian
utara Lengan Selatan adalah wilayah pegunungan Sulawesi.
Dari daerah Majene dan Mamuju pegunungan membentang
dari selatan ke utara. Ini terdiri dari strata Tersier yang
ditutupi oleh serangkaian pulau karang di dekat Majen.
Lebih jauh ke timur, massa granit Pegunungan Cuores

SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


17
muncul dengan bagian timur Gunung Trondo Carand (2.884
m). Ini terutama terdiri dari susunan andesit yang diterobos
oleh intrusi diorit dan granodiorit.

Iklim
Suhu suatu tempat antara lain tergantung pada
ketinggiannya di atas permukaan laut dan jaraknya dari
pantai. Pada tahun 2008, suhu maksimum di stasiun cuaca
Kabupaten Magen adalah 34,2 °C dan suhu minimum 22,4
°C. Kelembaban di Sulawesi Barat relatif tinggi, rata-rata
76,5-82,8% pada tahun 2008. Di sisi lain, kecepatan angin
di hampir semua kabupaten di Sulawesi Barat cukup merata
antara 5 km/jam dan 14 km/jam setiap bulan.

Tanah
Jenis tanah di Provinsi Sulawesi Barat didominasi
oleh batuan sedimen dari berbagai formasi, seperti Formasi
Latimojong, Formasi Toraja, Anggota Rantepao, Formasi
MApi, Formasi Mandar (Mamuju), Anggota Tapalang,
Batuan Gunung Api Adang, Formasi Sekala, Napal
Pambuang, Endapan Aluvial dan Pantai.

Flora dan Fauna


Dari segi flora dan fauna, Sulawesi Barat memiliki
spesies unggulan seperti eboni, hutan cempaka, palapi, are
dan rotan. Hutan Cempaka yang terjal (kadang disebut
hutan Cempaka) merupakan tumbuhan khas Sulawesi
Barat. Banyak dokumen Indonesia memberi tanaman itu
nama latin Elmerrillia ovalis, tetapi nama ilmiah resminya
adalah Magnolia vrieseana. Nama adalah sinonim. Dari segi
fauna, ada jenis babi rusa, burung jantan, ayam hutan dan
kera yang tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi
Barat. Babirusa hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau

18 SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


Togian, Marenge, Sula, Bulu dan Maluku. Babi hidup di
hutan hujan. Hewan ini suka memakan buah-buahan dan
tumbuhan seperti mangga, jamur dan daun-daunan.
Mereka mencari makan hanya di malam hari untuk
menghindari beberapa binatang yang sering menyerang.

Suku
Berbagai suku yang terdapat pada daerah Sulawesi
Barat, yaitu Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis
(10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan lainnya
(19,15%).

Pesebaran Kabupaten dan Kota


Kabupaten Majene sebagai pusat pemerintahan
daerah Sulawesi Barat dengan Ibukota Mamuju, Kabupaten
Mamasa dengan Ibukota Mamasa, Kabupaten Mamaju
dengan Ibukota Mamuju, Kabupaten Mamuju Tengah
dengan Ibukota Tobadak, Kabupaten Mamuju Utara dengan
Ibukota Pasangkayu dan Kabupaten Polewali dengan
Ibukota Polewali.

SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


19
AKTIVITAS EKONOMI

Sumber Daya Alam


Sulawesi Barat memiliki kekayaan sumber daya
alam yang bervariasi mulai dari pertambangan em5as,
batubara dan minyak bumi, hasil bidang pertanian,
perkebunan, kehutanan, perternakan serta hasil perikanan
dan kelautan. Di sektor kehutanan sesuai data BPKH
Makassar (2007) setelah pemekaran dari Sulawesi Selatan,
luas kawasan hutan di Sulawesi Barat adalah seluas
1.158.442 Ha yang diantaranya terdiri dari hutan produksi
tetap (PH) 46.632 Ha, hutan produksi terbatas (HPT)
374.257 Ha, hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK)
69.930 Ha, hutan lindung (HL) 666.419 Ha, dan kawasan
cagar alam (CA) seluas 1.204 Ha. Hutan-hutan inilah yang
menghasilkan 13.514 s/d 36.726 m3 kayu dan 2.917 ton
rotan dan damar.

Mata pencaharian
Perahu Sadeq merupakan lambang suku Mandar,
peninggalan zaman Austronesia dan juga digunakan untuk
kargo dan memancing jarak jauh. Perahu dapat mencapai
kecepatan 15-20 knot atau sekitar 30-40 km dalam kondisi
angin yang menguntungkan. Perahu-perahu ini dibuat
secara eksklusif oleh Pande Lopi (Mandar Kapal) Mandar
yang juga merupakan puncak dari pengembangan pembuat
perahu Nusantara. Pada abad ke-18, perdagangan maritim
sedang booming. Orang Mander bekerja sebagai buruh
pelabuhan dan juga tukang perahu. Saat itu, kehidupan
orang Mandar sudah beragam: petani, pedagang, penyedia
jasa, politisi, dan pekerja kantoran.

20 SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


Industri
Sulawesi Barat merupakan provinsi baru yang
memiliki potensi baik dari sisi ketersediaan sumber daya
alam khususnya rotan dan kakao, serta letak geografis yang
strategis. Sulawesi Barat tidak hanya menjadi sumber
bahan baku industri pengolahan rotan dan industri
pengolahan kakao, tetapi juga merupakan daerah produksi
potensial untuk bahan baku lainnya seperti nilam dan
singkong.

Pariwisata
Sektor pariwisata terutama ditentukan oleh objek
dan daya tarik wisata. Daya tarik wisata adalah suatu
bentukan dan fasilitas terkait yang dapat menarik
wisatawan atau pengunjung ke suatu daerah atau tempat
tertentu. Daya tarik yang belum berkembang atau belum
berkembang merupakan sumber daya yang potensial dan
tidak dapat disebut sebagai daya tarik wisata sampai ada
pengembangan. Tempat-tempat wisata dan atraksi adalah
dasar dari pariwisata. Sulit untuk mengembangkan
pariwisata jika tidak ada daya tarik di suatu daerah atau
tempat tertentu.
Adapun daya tarik wisata di Provinsi Sulawesi Barat,
antara lain:

a. Pulau Karampuang Mamuju


Keindahan destinasi wisata laut Pulau Kalapan,
Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat tak kalah menarik
dengan keindahan destinasi wisata laut lainnya di
Indonesia. Perairan pulau ini merupakan surga bawah laut
berupa keanekaragaman hayati seperti terumbu karang dan
biota laut yang eksotis. Pulau Kalampang merupakan salah

SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


21
satu destinasi favorit atau populer bagi para wisatawan
yang hobi snorkeling dan diving, terutama di akhir pekan.
Tempat wisata Pulau Kalampang mudah ditemukan dari
Pelabuhan Pelelangan Ikan (TPI) Kasawi di Mamuju, sekitar
2 kilometer dari pusat kota Mamuju atau sekitar 20 menit
dengan perahu motor.
Tempat wisata ke Pulau Kalampang juga sangat
terjangkau, dengan wisatawan hanya membutuhkan Rp
20.000 untuk pulang pergi (PP). Dermaga kayu dengan
panjang sekitar 250m yang menjorok ke laut berfungsi
sebagai observatorium, dan Anda dapat melihat karang dan
ikan laut berenang di air yang jernih.

Pengunjung pulau ini dapat menyewa gubuk kayu


anyaman bambu di sepanjang pantai pulau dan beristirahat
sambil menikmati panorama sekitarnya. Untuk menikmati
keindahan biota laut dan terumbu karang yang eksotis di
bawah laut Pulau Kalampan, wisatawan memakai masker
selam dan masker wajah serta respirator untuk snorkling di
bawah dermaga yang dibangun oleh pemerintah kota. Anda

22 SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


hanya perlu menyewanya seharga Rp 20.000. Salah satu
daya tarik bagi wisatawan adalah berenang di Pulau
Kalampuan, di mana Anda bisa berenang dengan umpan
dan dikelilingi ikan warna-warni.

b. Pulau Pasir Putih Gusung Toroja Polman


Pulau Gusung Toraja merupakan salah satu objek
wisata pantai yang paling populer di Kabupaten Polewari
Mandar. Pulau pasir putih Gusung Toraja merupakan salah
satu dari sekian banyak wisata bahari yang bisa Anda
lakukan di kabupaten Polewari Mander. Itu milik bagian
administrasi kecamatan Binuang.

Seukuran lapangan sepak bola, pulau mungil tak


berpenghuni ini menawarkan pesona keindahan alam pantai
pasir putih yang eksotis di Desa Ammasangan. Polewali
Mandar bagian selatan. Berjarak kurang lebih 3 km dari
pusat Kota Polewari Mander. Sekitar 300 km dari kota
Makassar, Sulawesi Selatan. Wisatawan yang ingin
mengunjungi pulau ini dapat menggunakan kendaraan roda
2 atau 4 dan naik perahu dari Pelabuhan Stripe di Desa
Tonyaman dalam waktu sekitar 20-25 menit.

SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


23
Perahu motor yang biasa digunakan sebagai sarana
penyeberangan lalu lintas berkisar antara Rp 200.000
hingga Rp 300.000. Kalau mau murah, harus jalan-jalan
dengan banyak orang supaya bisa berbagi harga perahu.
Pasir Putih Gusung Toraja adalah tempat liburan akhir
pekan yang sempurna. Di pulau ini, pengunjung dimanjakan
dengan indahnya matahari terbenam di sore hari.
Wisatawan juga bisa menikmati sensasi snorkeling dan
berenang di permukaan. Anda dapat mengelilingi pulau
dalam waktu sekitar 15 menit. Terdapat fasilitas wisata,
paviliun, villa, dan fasilitas lainnya di pulau ini, yang dapat
dijadikan sebagai tempat bersantai bagi wisatawan. Pulau
ini disebut Gusung Toraja karena pada awalnya merupakan
gunung berpasir (umumnya dikenal sebagai Gusung) ketika
terbentuk, dan lama kelamaan menjadi sebuah pulau.
Konon ratusan tahun yang lalu, ketika terjadi perang di
daerah ini, orang-orang Toraja yang meninggal
dimakamkan di Gusung ini, maka dinamakan Gusung
Toraja.

24 SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


c. Tondok Bakaru Mamasa

Objek wisata Tondok Bakaru merupakan salah satu


wisata terpopuler di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Tur ini berlangsung di Desa Tondo Bakar di Kecamatan
Mamasa. Lokasi wisata Tondok Bakaru berjarak sekitar 3
kilometer dari pusat pemerintahan Bumi Kondzapata yang
bernama Kabupaten Mamasa atau sekitar 15 menit
berkendara dari kota Mamasa. Objek wisata ini dibangun
dengan bantuan warga desa Tondobakar. Di tengah objek
wisata ini terdapat replika kincir angin bambu. Untuk
memasuki objek wisata ini, pengunjung dikenakan biaya
5.000 rupee per orang. Dikelilingi oleh persawahan yang
subur, ini adalah tempat wisata di mana Anda dapat
menikmati pemandangan sawah. Objek wisata ini juga
menawarkan serangkaian spot foto yang sangat
direkomendasikan untuk mengabadikan momen terbaik
bersama keluarga, kekasih, dan teman.

SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


25
d. Pantai Dato Majene

Tebing berbatu eksotis yang terlihat seperti relief


dan pasir putih yang bersih dan alami menarik wisatawan
untuk menghabiskan liburan Idul Fitri bersama keluarga di
Pantai Dato, Kecamatan Bangge, Majen, Sulawesi Barat.
Terletak beberapa kilometer dari kota Majen, pantai ini
cocok untuk dikunjungi bersama keluarga. Liburan lebaran
banyak dimanfaatkan warga Majen untuk berkunjung ke
Pantai Dato. Pantai Dudu merupakan tujuan liburan yang
populer bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dan hanya beberapa meter dari Jalan Trans Sulawesi, para
pelancong sering beristirahat sambil menikmati suasana
pantai. Selain Sulawesi Barat, banyak juga wisatawan yang
sengaja datang untuk menikmati keindahan pasir putih
Pantai Dato, seperti Pinrang dan Sidrap di Sulawesi Selatan.

26 SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


e. Pantai Koa-koa Pasangkayu

Kabupaten Pasangkayu yang dikenal dengan


Tegline Vovasanggayu memiliki berbagai potensi wisata.
Salah satunya adalah wisata bahari di Pantai Koa Koa,
dimana pantai pasir putihnya terhampar. Berlokasi strategis
sekitar 20 menit dari ibu kota Kabupaten Kasankayu yang
termasuk dalam wilayah administrasi desa Polewari,
kecamatan Bambaramotu.
Kunjungi objek wisata ini untuk melihat
pemandangan luar ruangan di pasir putih di sepanjang
Pantai Koa Koa, yang panjangnya sekitar tiga mil. Objek
wisata ini memiliki beberapa bangunan Gasebo yang indah
di mana Anda dapat beristirahat bersama keluarga selama
liburan. Objek wisata ini memungkinkan pengunjung untuk
mengabadikan momen indah dengan banyak spot foto yang
bagus dan tidak kalah bersaing dengan pemandangan di
Bali. Selain itu, pantai ini juga memiliki terumbu karang
yang masih alami.

SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


27
Oleh karena itu, para wisatawan yang suka
menyelam dan ingin melihat keindahan bawah laut pasti
akan mengunjungi tempat ini untuk menyelam karena air di
tempat ini juga sangat jernih.Adu banteng juga diadakan
oleh warga dan pemerintah agar pengunjung bisa leluasa
mengabadikannya. saat ini. Tempat ini juga menjual
beberapa masakan tradisional Sulawesi dari deretan
warung yang tak kalah lezatnya dengan makanan di
restorannya.

f. Wisata Magrove Waitumbur Mamuju Tengah

Kabupaten Mamuju Tengah merupakan kabupaten


paling dasar di Sulawesi Barat. Kawasan ini memiliki obyek
wisata mangrove yang tak kalah indah dengan kawasan
lainnya. Terletak di desa Salubiro di kecamatan Kalossa,
objek wisata ini merupakan properti Wisata Mangrove Wai
Tambor dengan pemandangan alam pantai dan pohon
bakau yang indah. Ada juga pilar warna-warni yang terlihat
seperti pelangi, menjadikannya tempat wisata yang populer

28 SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


sebagai spot foto. Wisata Mangrove Wai Tumbur berjarak
kurang lebih 30 km dari pusat kota Mamuju tengah. Dapat
diakses dengan roda 2 atau 4. Padahal, ada banyak
destinasi wisata yang sangat cocok untuk dikunjungi di
Sulawesi Barat. Selain tempat wisata tersebut, Sulawesi
Barat memiliki banyak tempat wisata yang tersebar di
beberapa kabupaten yang dibahas pada Bab 3.

Pendidikan
Berdasarkan hasil sensus 2010, persentase
penduduk usia 5 tahun yang berpendidikan SLTA sederajat
sebesar 29,83%, penduduk AMH usia 15 tahun ke atas
sebesar 86,39%, dan untuk setiap 100 penduduk usia 15
tahun ke atas terdapat 86 jiwa yang dapat membaca dan
menulis di Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan
jumlah penduduk usia sekolah yang saat ini bersekolah.
APS merupakan ukuran serapan, pemerataan, dan akses
pendidikan, khususnya bagi penduduk usia sekolah. APS
untuk usia 13-15 tahun adalah 80,11 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa 19,89% kelompok usia sekolah (usia
13-15) belum bersekolah. 16-18 APS adalah 53,11% dan
19-24 APS adalah 16,03%. Berdasarkan hasil SP2010,
12,24% penduduk Sulawesi Barat berusia 5 tahun ke atas
dengan gelar SM/sederajat, 1,57% menyelesaikan
DI/DII/DIII, 2,58% menyelesaikan DIV/S1, S2/S3
menyelesaikan 0,16%.

SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


29
ARAH KEBIJAKAN DINAS
PARIWISATA PROVINSI
SULAWESI BARAT

Pengembangan destinasi pariwisata di Sulawesi


Barat menitikberatkan pada pengembangan Kawasan
Wisata Unggulan (KWU) provinsi tersebut. KWU di Sulawesi
Barat dikelompokkan menurut kendala lokal dan konsep
serta teori pengembangan pariwisata. Selain itu,
mengidentifikasi potensi dan tantangan KWU masing-
masing negara merupakan dasar untuk menetapkan
prioritas program pembangunan yang sesuai untuk setiap
wilayah. Sulawesi Barat melalui PERDA DPR RI No. 1 TAHUN
2019, telah mengesahkan Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Sulawesi Barat yang membahas pengembangan
Kawasan Strategis Pengembangan Pariwisata (KSPP).
Berdasarkan Pasal 9, pembagian kawasan KSPP meliputi:
Zona Intensif b. Zona Semi Intensif C. Zona Perluasan.
Juga, sesuai dengan arah kebijakan nasional, empat aspek
pengembangan pariwisata dibahas secara rinci. Yakni,
pengembangan destinasi wisata pedesaan, pengembangan
destinasi wisata pedesaan, dan pengembangan destinasi
wisata berdasarkan Keputusan Nomor 50 Tahun 2011
tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional.
Pengembangan industri pariwisata negara, pemasaran
pariwisata negara, dan kelembagaan pariwisata negara.
Sulawesi Barat sudah memiliki kekuatan politik dalam
pengembangan pariwisata lokal, dan pemerintah daerah
dan pemerintah akan membuat pariwisata kompetitif
dengan tujuan wisata lainnya dengan merintis
pengembangan desa wisata di semua kabupaten. Kami

30 SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


berusaha untuk meningkatkan lebih lanjut untuk
membangun. Sulawesi Barat memiliki sejumlah tempat
wisata di masing-masing kabupaten sebagai berikut:
Komunitas pesisir dan atraksi bawah laut.
Diperlukan perhatian pemerintah dan masyarakat
untuk dapat diekplorasi menjadi sumber daya tarik wisata
potensial mejadi eksisting. Surat Keputusan Gubernur
Sulawesi Barat Nomor: 188.4/240/SULBAR/VI/2021,
Tentang Penetapan Destinasi Unggulan Daerah Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2021-2025. Pemerintah daerah
khususnya Dinas pariwisata telah memiliki dasar kebijakan
dalam mengembangkan destinasi pariwisata daerah.
Dalam surat keputusan Gubernur terdapat 10
kriteria dalam penetapan destinasi pariwisata unggulan di
Provinsi Sulbar sebagai berikut:

1. memiliki daya tarik wisata yang berkembang dengan


baik dan berkelanjutaan.
2. tersedianya aksesibilitas pariwisata;
3. tersedianya fasilitas/ammnitas pariwisata;
4. tersedianya kelembagaan pariwisata dan manajemen
pengelolaan yang baik dan berkelanjutan;
5. memiliki karakteristik sosial budaya setempat;
6. memiliki potensi sesuai trend pasar wisatawan;
7. kejelasan kepemilikan status tanah yang jelas; dan
8. memiliki peta destinasi sesuai KSPP;
9. merupakan dsetinasi dengan kunjungan wisatawan
yang meningkat setiap tahunnya; dan
10. memberi kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
11. meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar
destinasi.

SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


31
Adapun 6 destinasi pariwisata unggulan provinsi
Sulawesi Barat dapat dilihat pada tabel di bawah.

NO DESTINASI PARIWISATA KAWASAN STRATEGIS Lokasi


UNGGULAN PROVINSI PARIWISATA Desa/Kelurahan
SULBAR PROVINSI
1 Kawasan Wisata Alam Tondok KSPP Kecamatan Tondok Bakaru
Bakaru Mamasa,
Kabupaten Mamasa
2 Kawasan Wisata Bahari Pulau KSPP Kecamatan Desa
Karampuang Mamuju Kabupaten Karampuang
Mamuju
3 Kawasan Wisata Bahari Pantai KSPP Kecamatan Kelurahan
Dato Bangga’e Timur Baurung
Kabupaten Majene
4 Kawasan Wisata Bahari Pulau KSSP Kecamatan Kelurahan
Gusung Toraja Binuang Ammasangan
Kabupaten Polewali
Mandar
5 Kawasan Wisata Bahari Pantai KSPP Kecamatan Desa
Pulau Kambunong Karossa Kambunong
Kabupaten Mamuju
Tengah
6 Kawasan Wisata Bahari Pantai KSPP Kecamatan Desa Polewali.
Koa Koa Bambanglomotu
Kabupaten Pasangkayu

Destinasi Unggulan Provinsi Sulawesi Barat (Sumber Data:


Dispar Provinsi Sulawesi Barat, 2022)

32 SULAWESI BARAT SELAYANG PANDANG


PARIWISATA
SULAWESI BARAT
Sulawesi Barat memiliki enam kabupaten yaitu
Mamuju, Majeng, Polewari Mandar, Mamasa, Pasangkayu
dan Mamuju Tengah. Dengan sumber daya alam dan
potensi wisata yang melimpah, sangat besar, beragam,
indah, unik dan menarik untuk dikunjungi. Dimulai dengan
keindahan wisata alam, menampilkan keunikan budaya
masyarakat yang eksotis, serta berbagai jenis wisata minat
khusus dan alternatif yang tersebar di berbagai wilayah
pesisir dan pegunungan.
Garis pantai Sulawesi Barat yang panjang juga
memiliki potensi wisata bahari yang menjadi ciri khas
pariwisata Sulawesi Barat. Penduduk dari lima kabupaten
tinggal di sepanjang pantai (Jazeera Mandar), dan di masa
lalu sebagai komunitas 'Bahari' atau 'Pelaut' yang
menampilkan 'alat transportasi' perahu nelayan yang
disebut SANDEQ, sebuah karya monumental pelaut Mandar
dikenal Sejak 2017 hingga sekarang. Kementerian
Pariwisata telah menetapkan Lomba Sandek sebagai salah
satu dari "100 Besar Kalender Acara Nasional".
Pariwisata merupakan salah satu sektor utama
yang dapat dikembangkan di Sulawesi Barat. Pariwisata
tidak hanya memiliki potensi wisata yang besar, tetapi juga
merupakan sumber pendapatan daerah. Pariwisata bukan
hanya mesin ekonomi, tetapi juga alat yang menarik untuk
mengurangi pengangguran, terutama bagi masyarakat
yang tinggal di daerah dan tempat wisata.
Terkait dengan pengembangan destinasi
pariwisata, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat telah
mendorong destinasi pariwisata unggulannya sebagai focus
pengembangan pariwisata pada subsektor tersebut yaitu
dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur Sulawesi Barat

34 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Nomor 188.4/240/SULBAR/VI/2021 tentang Penetapan
Destinasi Pariwisata Unggulan Daerah Provinsi Sulawesi
Barat Tahun 2021-2025. Destinasi unggulan tersebut
ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki daya tarik wisata yang berkembang
dengan baik dan berkelanjutan;
2. Tersedianya aksesibilitas pariwisata;
3. Tersedianya fasilitas/ammnitas pariwisata;
4. Tersedianya kelembagaan pariwisata dan
manajemen pengelolaan yang baik dan
berkelanjutan;
5. Memiliki karakteristik sosial budaya setempat;
6. Memiliki potensi sesuai trend pasar wisatawan;
7. Kejelasan kepemilikan status tanah yang jelas; dan
8. Memiliki peta destinasi sesuai KSPP;
9. Merupakan dsetinasi dengan kunjungan wisatawan
yang meningkat setiap tahunnya; dan
10. Memberi kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitar destinasi.
Nama-nama destinasi pariwisata unggulan yang
ditetapkan tersebut sebagai berikut:
Tabel: 3.1 Nama-Nama Destinasi Pariwisata
Unggulan Provinsi Sulawesi Barat,
Tahun 2021-2025
No. Nama Destinasi Pariwisata Kawasan Strategis
Unggulan Pariwisata Provinsi
1. Kawasan Wisata Alam KSPP Kecamatan
Tondok Bakaru Mamasa,
Desa Tondok Bakaru Kabupaten Mamasa
2. Kawasan Wisata Bahari KSPP Kecamatan
Pulau Mamuju
Karampuang Desa Kabupaten Mamuju
Karampuang

PARIWISATA SULAWESI BARAT


35
Tabel: 3.1 Nama-Nama Destinasi Pariwisata
Unggulan Provinsi Sulawesi Barat,
Tahun 2021-2025
3. Kawasan Wisata Bahari SPP Kecamatan
Pantai Dato Bangga’e Timur
Kelurahan Baurung Kabupaten Majene
4. Kawasan Wisata Bahari KSSP Kecamatan
Pulau Gusung Binuang
Toraja Kelurahan Kabupaten Polewali
Ammasangan Mandar
5. Kawasan Wisata Bahari KSPP Kecamatan
Pantai Pulau Karossa
Kambunong Desa Kabupaten Mamuju
Kambunong Tengah
6. Kawasan Wisata Bahari KSPP Kecamatan
Pantai Koa Koa Desa Bambanglomotu
Polewali. Kabupaten
Pasangkayu.
Sumber: Keputusan Gubernur Sulawesi Barat Nomor
188.4/240/SULBAR/VI/2021

Data wisata alam yang tersedia umumnya berupa


DTW alam pegunungan atau panorama alam, sedangkan
potensi DTW alam laut terbatas pada kabupaten pesisir
seperti Mamuju, Mamuju Tengah dan Majeng telah
dikembangkan dan dipamerkan. DTW alam yang tersedia di
wilayah Kabupaten utama terletak di Kabupaten Polewari
Mandar sekitar 38 DTW. Berikut rincian DTW alam di setiap
kabupaten di Sulawesi Barat.
Tabel: 3.2Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
Mamuju
1. Pulau Karamp Mamuju Alam dan
Karampuang uang Bahari
2. Permandian Mamuny Mamuju Alam
So'do u
3. Bone Tangnga - Mamuju Alam

36 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Tabel: 3.2 Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
4. Air Terjun Mamuny Mamuju Alam
Tamasapi u
5. Anjoro Pitu - Mamuju Alam
6. Air Panas - Simboro Alam
Padang Panga' Kepulauan
7. Gua Padang - Simboro Alam
Panga' Kepulauan
8. Pantai Rangas - Simboro Bahari
Kepulauan
9. Gua Salletto - Simboro Alam
Kepulauan
10. Taman Wisata - Kalukku Alam
Bukit Jati
Gentungan
11. Pantai Lombang - Kalukku Bahari
- Lombang
12. Gua Belang - - Kalukku Alam
Belang
13. Kayu Eboni - Kalukku Keunikan
Raksasa Alam
14. Air Terjun - Kalukku Alam
Panao/
Sondoang
15. Pantai Samalon - Kalukku Bahari
16. Pulau - Kalukku Bahari
Bakengkeng
17. Pasir Putih - Tappalang Bahari
Tanjung Ngalo Barat
18. Gua Dungkait - Tappalang Alam
Barat
19. Air Terjun - Tappalang Alam
Lebani Barat
20. Air Panas - Tappalang Alam
Pangsiangang Barat
21. Tambang Emas - Papalang Keunikan
Tradisional Alam
22. Pantai Dato - Sampaga Bahari
23. Air Terjun Biolo - Tommo Alam
24. Air Terjun Salu - Tommo Alam
Ma'dinging

PARIWISATA SULAWESI BARAT


37
Tabel: 3.2 Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
25. Perkebunan - Tommo Agro
Kelapa Sawit
26. Danau Kawah - Bonehau Alam
Gunung
Panasuan
27. Air Terjun - Bonehau Alam
Taranusi
28. Air Panas Maiso - Bonehau Alam
Majene
1 Pantai Pasir Baurung Banggae Pantai dan
Putih Barane Timur Bahari
2 Pantai Dato Baurung Banggae Pantai dan
Timur Bahari
3 Udhung Pokki Lalampa Pamboang Bahari
nua
4 Pulau Tai manu Tallu Sendana Bahari
/ Idaman Banua
5 Pasir Putih Tubo Tubo Tubo Bahari
Utara Sendana
6 Permandian Air Tallu Sendana Alam
Panas Makula Banua
7 Puncak Pangali- Banggae Alam
Salabose ali
8 Pantai Labuang Mosso Sendana Pantai dan
Bahari
Polewali Mandar
1 Pulau Battoa Binuang Bahari
2 Pulau Gusung Binuang Bahari
Toraja
3 Pulau Binuang Bahari
Karamasang
4 Pulau Tangga Binuang Bahari
5 Pulau Binuang Bahari
Panampeang
6 Pulau Dea - Dea Binuang Bahari
7 Pantai Binuang Bahari
Sappoang
8 Sungai Biru Binuang Alam,
Agrowisata

38 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Tabel: 3.2 Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
9 Pantai Bahari Polewali Bahari,
Kuliner
10 Air Terjun Indo Anreapi Alam
Rannuang
11 Limbong Sitodo Anreapi Alam,
agrowisata
12 Air Terjun Tapango Alam
Limbong Miala
13 Air Terjun Tapango Alam
Tanete
14 Sumber Air Tapango Alam
Panas
15 Bendungan Tapango Alam
Lakejo
16 Pantai Mampie Wonomulyo Bahari
17 Sumber Air Luyo Alam
Panas
18 Pantai Ba’batoa Campalagian Bahari
19 Pantai Labuang Campalagian Bahari
20 Air Terjun Campalagian Alam
Lagusi
21 Air Terjun Campalagian Alam
Karepu
22 Air Terjun Batu Campalagian Alam
Miappar
23 Air Terjun Campalagian Alam
Kaloang
24 Air Terjun Campalagian Alam
Miturang
25 Air Terjun Campalagian Alam
Pummusi
26 Permandian Campalagian Alam
Ada’
Tomabubeng
27 Pappuangan Campalagian Alam
Padang
28 Pantai Palippis Balanipa Bahari
29 Pantai Uwai Balanipa Bahari
Tawar
30 Sungai Mandar Tinambung Alam

PARIWISATA SULAWESI BARAT


39
Tabel: 3.2 Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
31 Permandian Air Limboro Alam
Panas
(Tandasura)
32 Lembang Undu Alu Alam
33 Lembang Si’i Alu Alam
34 Air Terjun Alu Alam
Paitiang
35 Permandian Air Alu Alam
Panas
36 Panorama Alam Tutar Alam,
Agrowisata
37 Panorama Alam Bulo Alam,
Agrowisata
38 Panorama Alam Matangnga Alam,
Agrowisata
Mamasa
1 Air Terjun Tadisi Sumarorong Pegunung
Liawan an
2 Gunung Mambuli Mamasa Pegunung
Mambulilling lling an
Lintas
3 Air Terjun Mambuli Mamasa Pegunung
Mambulilling lling an
4 Air Terjun Rambus Mamasa Pegunung
Tetean aratu an
5 Air Panas Kanan Rambus Mamasa Pegunung
Kole aratu an
6 Air Panas Buntu Osango Mamasa Pegunung
Kasisi an
7 Air Panas Taupe Taupe Mamasa Pegunung
an
8 Air Panas Tatoa Osango Mamasa Pegunung
an
9 Air Panas Rante Osango Mamasa Pegunung
Katoan an
10 Air Panas Osango Mamasa Pegunung
Osango an
11 Air Panas Rambus Kec. Mamasa Pegunung
Pangkali aratu an

40 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Tabel: 3.2 Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
12 Sungai Mamasa Kab. Pegunung
Mamasa an
13 Air Terjun Lemo Lemo Mambi Pegunung
an
14 Gua Kelelawar Pamose Aralle Pegunung
ang an
15 Air Terjun Panetea Aralle Pegunung
Paneteang ng an
16 Air Panas Uhailan Aralle Pegunung
Lingku u an
17 Air Terjun Parak Tawalia Tawalian Pegunung
n Timur an
18 Air Panas Rante Tawalia Tawalian Pegunung
Kamiri n Timur an
19 Puncak Mussa Balla Balla Pegunung
Tumuka an
20 Air Terjun Allo Balla Balla Pegunung
Dio Tumuka an
21 Air Terjun Bunu’ Balla Balla Pegunung
Tumuka an
22 Air Terjun Balla Balla Pegunung
Sariayo Satanet an
ean
23 Air Panas Kanan Tanduk Pegunung
Tamalantik Kalua an
24 Hutan Agro Mesa Tanduk Agro,
Wisata Bussu Kada Kalua Pegunung
an
25 Gua Lokko’ Pasapa Messawa Pegunung
Ledo dan Mambu an
Sumoa’
26 Bukit Pasapa’ Pasapa’ Messawa Panorama
27 Panorama Makuan Messawa Panorama
Tondok Salu g
28 Air Terjun Nosu Nosu Pegunung
Sarambu Silolo an
29 Air Terjun Ulu Bambang Pegunung
Sambabo Mambi an
30 Air Terjun Rante Bambang Pegunung
Podomasam Lemo an

PARIWISATA SULAWESI BARAT


41
Tabel: 3.2 Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
31 Gunung Messila Salu Bambang Pegunung
Dengen an
32 Sungai Karakea Bambang Pegunung
Karakean n an
Mamuju Utara
1 Wisata Buntu Tabulah Tabulahan Flora dan
Tamalillin an Fauna
2 Pantai Sarjo Sarjo Sarjo Bahari
3 Pantai Khayalan Sarjo Sarjo Bahari
Baliri
4 Goa Ape Bambair Bambaira Alam,
a Budaya
5 Telaga Ape Bambair Bambaira Alam
a
6 Air Terjun Bambair Bambaira Alam
Nagaya a
Kalukunangka
7 Pantai Rondom Bambalamot Bahari
Rondomayang ayang u
8 Air Terjun Wulai Rondom Bambalamot Alam
ayang u
9 Goa Lawa Pasangkayu Alam
gunung Sari
10 Pantai Pasangkayu Alam
Pasangkayu
11 Tanjung Kaluku Pasangkayu Alam
12 Pantai Batu Oge Pedongg Pedongga Bahari
a
13 Batu Kapal Pedongg Pedongga Alam
(Martasari) a
14 Air Terjun Bulu Taba Alam
Arjuna
Kastabuana
15 Air Terjun Ho' Bulu Taba Alam
16 Telaga Bukit Bulu Taba Alam
Harapan
17 Air Terjun Bukit Bulu Taba Alam
Harapan
18 Pantai Salukaili Baras Bahari
19 Goa Kapaha Baras Alam

42 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Tabel: 3.2 Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
20 Pantai Batu Baras Alam
Kapuna
21 Goa Lambara Baras Alam
22 Gunung Matan Baras Alam
Tasi
23 Pantai Cinoki Sarudu Alam
24 Pantai Kuma Sarudu Alam
25 Bone Manjeng Sarudu Bahari
26 Air Terjun Sarudu Alam
Saptanajaya
27 Air Merah Doripoku Alam
Mamuju Tengah
1 Pantai Kombili Pangale Wisata
Kombiling ng Bahari
2 Pantai Lumu Lumu Budong Wisata
budong Bahari
3 Pantai Babana Babana Budong- Wisata
Budong Bahari
4 Pantai Tumbu Tumbu Topoyo Wisata
Bahari
5 Pantai Kambun Karossa Wisata
Kambunong ong Bahari
6 Pantai Kalia Desa Karossa Wisata
Kalia Bahari
7 Pantai Batu Batu Karossa Wisata
Karampuang Karamp Bahari
uang
8 Pantai Salumar Karossa Wisata
Anggaleha ana Bahari
9 Pantai Karossa Karossa Karossa Wisata
Bahari
10 Air Terjun Desa Karossa Wisata
Popenga Lara II Alam
11 Air Terjun Kambun Karossa Wisata
Kampaja ong Alam
12 Air Terjun Kambun Karossa Wisata
Kalando ong Alam
13 Air Terjun Batu Parigi Tobadak Wisata
Parigi Alam

PARIWISATA SULAWESI BARAT


43
Tabel: 3.2 Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
14 Goa Moni-Moni Tabolan Topoyo Wisata
g Alam
15 Agro Wisata Jl. Trans Pangale Wisata
Rambutan Agro
16 Agro Wisata Jl. Trans Tobadak Wisata
Jeruk Manis Agro
17 Agro Wisata Parigi Tobadak Wisata
Durian Agro
18 Agro Wisata Parigi Tobadak Wisata
Kebun Pisang Agro
19 Wisata Agro Semua Wisata
Kebun Sawit Kecamatan Agro
20 Desa Wisata Kombili Pangale Desa
Kombiling ng Wisata
21 Desa Wisata Kambun Karossa Desa
Kalando ong Wisata
Sumber: Dinasi Pariwisata Prov. Sulawesi Barat, Tahun
2022
Keunikan budaya daerah-daerah kabupaten di
Provinsi Sulawesi Barat sudah bukan menjadi hal yang asing
lagi di kalangan masyarakat terutama diwilayah Pulau
Sulawesi. Jumlah kawasan wisata budaya yang tersebar
diwilayah ini cukup banyak, berdasarkan data yang
dihimpun terdapat paling sedikit 123 (seratus dua puluh
tiga) kawasan wisata berbasis daya tarik wisata budaya di
Provinsi Sulawesi Barat. Keseluruhan daya tarik tersebut
sebagian besar telah berkembang dan dikunjungi oleh
wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
Diantara daya tarik wisata budaya yang tersedia,
Kabupaten Mamasa memiliki jumlah DTW budaya yang
terbanyak dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi
Sulawesi Barat ini. Setidaknya terdapat 72 DTW yang
tersebar di kabupaten tersebut. Sedangkan Kabupaten

44 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Mamuju Utara hanya sekitar 3 (tiga) DTW budaya yang
berbasis pada peninggalan budaya berupa komunitas
masyarakat adat dan juga berupa situs.
Situs-situs budaya dan sejarah di Provinsi Sulawesi
Selatan umumnya memiliki daya tarik wisata yang cukup
unik untuk dikembangkan. Oleh karena itu, berbagai DTW
yang dihimpun tersebut pada dasarnya didorong oleh
pemerintah daerah sebagai destinasi pariwisata budaya
diwilayah tersebut.

Tabel: 3.3 Potensi Daya Tarik Wisata Budaya di Prov.


Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis
Daya
Tarik
Desa/ke Kecama
l. tan
Mamuju
1 Rumah Adat Rimuku Mamuju Sejarah
2 Kuburan Tua Mamuju Sejarah
Tosalama'
3 Kuburan Tua Mamuju Sejarah
Lasalaga
4 Kuburan Tua Tonileo Mamuju Sejarah
5 Kuburan Puatta Mamuju Sejarah
Karama
6 Kuburan Tua Langga Mamuju Sejarah
Turu'
7 Benteng Kassa Kalukku Peningg
alan
Sejarah
8 Kuburan Tua Pasa'bu Tappala Peningg
ng alan
Sejarah
9 Kuburan Tua Raja Tappala Peningg
Dungkait ng Barat alan
Sejarah
10 Situs Minanga Kalump Wisata
Sipakko ang Budaya

PARIWISATA SULAWESI BARAT


45
Tabel: 3.3 Potensi Daya Tarik Wisata Budaya di Prov.
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis
Daya
Tarik
Desa/ke Kecama
l. tan
11 Kuburan Prasejarah Kalump Peningg
ang alan
Sejarah
12 Penyimpanan Mayat Boneha Peningg
u alan
Sejarah
13 Pakaian Adat Boneha Wisata
u Budaya
14 Tarian Sayo Boneha Wisata
u Budaya

Majene
1 Makam Raja-Raja Pangali- Bangga Budaya
Banggae ali e
2 Makam Suryodiologo Lalampa Pamboa Budaya
nua ng
3 Mesjid Sech Abd. Pangali- Bangga Religi
Manan ali e
4 Museum Mandar Pangali- Bangga Budaya
ali e

Polewali Mandar
1 Makam Syekh Al- Binuang Binuang Arkeolo
Ma’ruf gi
2 Pantai Bahari Polewali Bahari,
Kuliner
3 Monumen Luyo Arkeolo
Allamungan Batu gi
4 Makam To Salama Luyo Arkeolo
gi
5 Orkes Todiolo Campal Budaya
agian
6 Tari Pallake Campal Budaya
agian
7 Kerajinan Sarung Campal Budaya
sutera agian
8 Makam Imam Lapeo Campal Religi
agian

46 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Tabel: 3.3 Potensi Daya Tarik Wisata Budaya di Prov.
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis
Daya
Tarik
Desa/ke Kecama
l. tan
9 To Salama Lampoko Campal Arkeolo
agian g
10 Kuburan Maradia Campal Arkeolo
Titie agian g
11 Batu Siti’ang Campal Arkeolo
agian g
12 Batu Minganga Campal Arkeolo
agian g
13 Pusat Kerajinan Balanipa Budaya
Balanipa
14 Sayyang pattu’du Balanipa Budaya
15 Pembuat Sandeq Balanipa Budaya
16 Sarung Sutera Balanipa Budaya
17 Masjid Lambanan Balanipa Budaya,
Religi
18 Sayyang Pattu’du Tinamb Budaya
ung
19 Pembuat Sandeq Tinamb Budaya
ung
20 Sarung Sutera Tinamb Budaya
ung
21 Makam Puang Tinamb Arkeolo
Tobarani ung g
22 Topole di Balitung Tinamb Arkeolo
Ammana Wewang ung g
23 Makam Todilaling Limboro Arkeolo
g
24 Makam Tomepayung Limboro Arkeolo
g
25 Makam Tomakaka Limboro Arkeolo
Pondi g
26 Makam To Mapute Alu Arkeolo
Cera’na g

Mamasa
1 Sanggar Tari Banggo Mamasa Mamasa Wisata
Seni
Budaya

PARIWISATA SULAWESI BARAT


47
Tabel: 3.3 Potensi Daya Tarik Wisata Budaya di Prov.
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis
Daya
Tarik
Desa/ke Kecama
l. tan
2 Sanggar Tari Tawallia Mamasa Wisata
Sirenden n Timur Seni
Budaya
3 Sanggar Musik Orobua Sesena Wisata
Bambu Orobua Padang Seni
Budaya
4 Sanggar Tari Balla Balla Balla Wisata
Tumuka Tumuka Seni
Budaya
5 Sanggar Tari Sadar Balla Balla Wisata
Wisata Satanet Seni
ean Budaya
6 Sanggar Tari dan Sindaga Tanduk Wisata
Seni Musik Bambu Manik Kalua Seni
Budaya
7 Musik Bambu Tabulah Tabulah Wisata
Pepatian Group an an Seni
Budaya
8 Kuburan Tua Adat Osango Mamasa Wisata
Osango Budaya
9 Perkampungan Mambuli Mamasa Wisata
Tradisional lling Budaya
10 Rumah Ukir Toraja Mambuli Mamasa Wisata
Mamasa lling Budaya
11 Perkampungan Rambus Mamasa Wisata
Tondok Bakaru aratu Budaya
12 Rumah Tradisional Rambus Mamasa Wisata
Tusan aratu Budaya
13 Rumah Tradisional Rambus Mamasa Wisata
Kole aratu Budaya
14 Rumah Adat Rambus Mamasa Wisata
Rantebuda aratu Budaya
15 Perkampungan Rambus Mamasa Wisata
Pa’kassasan aratu Budaya
16 Rumah Tradisional Rambus Mamasa Wisata
Lambanan aratu Budaya
17 Perkampungan Buntu Mamasa Wisata
Buntu Buda Buda Budaya

48 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Tabel: 3.3 Potensi Daya Tarik Wisata Budaya di Prov.
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis
Daya
Tarik
Desa/ke Kecama
l. tan
18 Monumen To’Pao Mamasa Mamasa Wisata
Budaya
19 Batu Kumila Lamban Mamasa Wisata
an Budaya
20 Perkampungan Osagno Mamasa Wisata
Buntu Kasisi’ Budaya
21 Perkampungan Osagno Mamasa Wisata
Rante Katoan Budaya
22 Perkampungn Bombon Mamasa Wisata
Bombong Lambe g Lambe Budaya
23 Perkampungan Lemsa Mamasa Wisata
Salulo Budaya
24 Kuburan Batutu dan Tawallia Tawalia Wisata
Tanete n Timur n Budaya
25 (Kuburan di atas Wisata
Pohon) Budaya
26 Rumah Tradisional Tawallia Tawalia Wisata
Kariango n Timur n Budaya
27 Rumah Tradisional Tawallia Tawalia Wisata
Tatale n Timur n Budaya
28 Kuburan Tua Tatale Tawallia Tawalia Wisata
n Timur n Budaya
29 Rumah Tradisional Tawallia Tawalia Wisata
Tandung n Timur n Budaya
30 Kuburan Tradisional Tawallia Tawalia Wisata
Pallu n Timur n Budaya
31 Rmh Adat Parengnge Tawallia Tawalia Wisata
Tawalian n Timur n Budaya
32 Rumah Tradisional Lisuan Sesena Wisata
Tadiallo Ada’ Padang Budaya
33 Perkampungan Orobua Sesena Wisata
Pongko Timur Padang Budaya
34 Rumah Tradisional Orobua Sesena Wisata
Sepang Timur Padang Budaya
35 Rumah Adat Orobua Sesena Wisata
Parengnge Orobua Timur Padang Budaya
36 Perkampungan Wai Orobua Sesena Wisata
Kata Timur Padang Budaya

PARIWISATA SULAWESI BARAT


49
Tabel: 3.3 Potensi Daya Tarik Wisata Budaya di Prov.
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis
Daya
Tarik
Desa/ke Kecama
l. tan
37 Rumah Tradisional Orobua Sesena Wisata
Pebatuan Timur Padang Budaya
38 Perkampungan Paladan Sesena Wisata
Paladan Padang Budaya
39 Perkampungan Paladan Sesena Wisata
Talodo Padang Budaya
40 Kuburan Tedong- Paladan Sesena Wisata
tedong (Pahlawan Padang Budaya
Demmatande)
41 Benteng Salku Paladan Sesena Wisata
Banga Padang Budaya
42 Rumah Tradisional Tai Balla Wisata
Tenun Bassi Budaya
43 Rante Sepang Balla Balla Wisata
Budaya
44 Kuburan Tedong2 Buntu Balla Wisata
Minanga Budaya
45 Perkampungan Buntu Balla Wisata
Buntu Balla Balla Budaya
46 Perkampungan Bulo Bulo Balla Wisata
Budaya
47 Perkampungan Pida Balla Wisata
Pidara Budaya
48 Desa Wisata Balla Balla Balla Wisata
Peu’ Tumuka Budaya
49 Perkampungan Balla Balla Wisata
Batarirak Satanet Budaya
ean
50 Rumah Tradisional Balla Balla Wisata
Balla Kalua Satanet Budaya
ean
51 Rumah Tradisional Balla Balla Wisata
Rante Balla Satanet Budaya
ean
52 Kuburan Kayu Balla Balla Wisata
Karassik Satanet Budaya
ean
53 Rumah Trd. & Malabo Tanduk Wisata
Kuburan Matuyu Kalua Budaya

50 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Tabel: 3.3 Potensi Daya Tarik Wisata Budaya di Prov.
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis
Daya
Tarik
Desa/ke Kecama
l. tan
54 Rmh Trd - Kuburan Minake Tanduk Wisata
Balambang Kalua Budaya
55 Patung Manusia Jadi Tadisi Sumaro Wisata
Batu (Kelewe rong Budaya
)
56 Kampung Kondo Makuan Messaw Wisata
g a Budaya
57 Rumah Adat Makuan Messaw Wisata
Makuang g a Budaya
58 Rmh Adat & Kuburan Messaw Messaw Wisata
Messawa a a Budaya
59 Batu Granit Lula’ Messaw Messaw Wisata
Sawa a a Budaya
60 Patung Manusia Jadi Messaw Messaw Wisata
Batu a a Budaya
61 Perkampungan Batu Nosu Nosu Wisata
Papan Budaya
62 Perkampungan Trd. Pana’ Pana’ Wisata
Pana’ Budaya
63 Perkampungan Trd. Pana’ Pana’ Wisata
Karaka Budaya
64 Perkampungan Trd. Pana’ Pana’ Wisata
Manipi Budaya
65 Perkampungan Trd. Pana’ Pana’ Wisata
Ulu Salu Budaya
66 Perkampungan Trd. Tabang Tabang Wisata
Tabang Budaya
67 Perkampungn Trd. Mokana Bamban Wisata
Salu Tabang n g Budaya
68 Gua Salu Dengen Sola Bamban Wisata
g Budaya
69 Kuburan Batutu Salumo Mambi Wisata
Galung kanan Budaya
70 Kuburan Tosalama Pamose Mambi Wisata
ang Budaya
71 Pusat Peradaban Tabulah Tabulah Wisata
Buntu Bulo an an Budaya

Mamuju Utara

PARIWISATA SULAWESI BARAT


51
Tabel: 3.3 Potensi Daya Tarik Wisata Budaya di Prov.
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis
Daya
Tarik
Desa/ke Kecama
l. tan
1 Goa Ape Bambair Bambair Wisata
a a Alam
dan
Budaya
2 Komunitas Adat To' Rondom Bambal Wisata
Bunggu (Wulai) ayang amotu Budaya
3 Komunitas Adat To' Pasangk Wisata
Bunggu (Pakawa) ayu Budaya

Mamuju Tengah
1 Batu Sikendeng Pangale Pangale Wisata
Budaya
2 Senjata Meriam Pangale Pangale Wisata
Budaya
3 Wisata Religi Masjid Tumbu Topoyo Wisata
Tua Religi
4 Desa Wisata Kombili Pangale Desa
Kombiling ng Wisata
5 Desa Wisata Kalando Kambun Karossa Desa
ong Wisata
Sumber: Dinasi Pariwisata Prov. Sulawesi Barat, Tahun
2022
Menurut data yang dihimpun terdapat 25 (dua
puluh lima) DTW buatan yang dikembangkan di 4 (empat)
kabupaten yaitu di Kabupaten Mamuju dengan jumlah DTW
buatan sebanyak 7 DTW, Kabupaten Majene yang hanya
terdapt 2 DTW, Kabupaten Polewali Mandar juga sama
hanya 3 DTW, dan di Kabupaten Mamuju Tengah 13 DTW.

52 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Tabel 3.4 Potensi Daya Tarik Wisata Buatan di Prov.
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis
Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
Mamuju
1 Kolam renang Ling. Kolam
Soddo Soddo renang
Binanga
2 Kolam renang Jl. Kolam
Happy Soon Mongins renang
isi
3 Kolam renang Btn. Kolam
Pasokkoran Passokk renang
orang
4 Puncak Anjoro Pitu Jl. Land
(Land Mark Kelapa Mark
Mamuju City) Tujuh Mamuju
City,
Spot
Selfee
5 Pantai Anjungan Jl. Yos Arena
Manakarra Sudarso Bermain
6 Dermaga Wisata Desa Dermag
Graha Nusa Sumare a
7 Permandian Desa Kolam
Yamsam Kuridi Galung Renang

Majene
1 Pengasapan Ikan Mosso sendana Wisata
Terbang kuliner
2 Kuliner Ikan Ambu Rawang Pamboang Wisata
kuliner

Polewali Mandar
1 Kuliner Pantai Polewali Kuliner
Bahari
2 Kue Tradisional Campalagia Kuliner
(Baye’) n
3 Waterboom Binuang Binuang Perman
dian dan
wahana
wisata

PARIWISATA SULAWESI BARAT


53
Tabel 3.4 Potensi Daya Tarik Wisata Buatan di Prov.
Sulawesi Barat, Tahun 2022
No. Nama DTW Lokasi Jenis
Daya
Tarik
Desa/ke Kecamatan
l.
Mamuju Tengah
1 Desa Wisata Kombili Pangale Desa
Kombiling ng Wisata
2 Desa Wisata Kambun Karossa Desa
Kalando ong Wisata
3 Pemancingan Ikan Babana Kolam
Babana Pemanci
ngan
4 Penangkaran Babana Hewan
Buaya Pelihara
an
5 Kolam Renang Saluma Kolam
Ziling nurung Renang
6 Kolam Topoyo Kolam
Pemancingan & Pemanci
Kuliner Kaymoto ngan
7 Kolam Bamba Kolam
pemancingan ma- Pemanci
Bendali nurung ngan
8 Kawasan Kota Tobadak Kota
Terpadu Mandiri Transmi
(KTM) grasi
9 Tugu Benteng Tobadak Landma
Kayu Mangiwang rk
10 Taman Sehati Tobadak Taman
11 Kolam Kambun Kolam
Pemancingan ong Pemanci
Widya Buah ngan
12 Kolam Lemba Kolam
Pemancingan Hopo Pemanci
ngan
13 Kolam Permandian Sanjang Kolam
Sanjango o Perman
dian
Buatan
Sumber: Dinasi Pariwisata Prov. Sulawesi Barat,
Tahun 2022

54 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Peranan akomodasi wisata di Sulawesi Barat sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan wisatawan jika ingin
mengembangkan pariwisata. Peran swasta dalam
menyediakan hunian sangat bergantung pada
perkembangan investasi lokal. Untuk keperluan pariwisata,
keberadaan akomodasi wisata dapat dibedakan menjadi
akomodasi umum dan akomodasi khusus, tergantung pada
tujuannya. Merupakan fasilitas penginapan umum yang
digunakan untuk berbagai keperluan seperti penginapan
dan rekreasi. Fasilitas akomodasi khusus adalah fasilitas
akomodasi yang dikhususkan untuk tujuan wisata di
kawasan wisata, termasuk hotel dan fasilitas akomodasi
lainnya seperti losmen, goest house, villa, dan sebagainya.
Dalam pembahasan ini, secara umum akan
diuraikan potensi akomodasi yang tersedia di Provinsi
Sulawesi Barat yang juga merupakan bagian dari
akomodasi pariwisata. Kota Mamuju sebagai pusat
informasi pariwisata/TIC merupakan pilihan investasi dalam
bidang perhotelan, sehingga sebaran hotel-hotel dan
akomodasi lainnya lebih cenderung berada di Kota Mamuju
dan sekitarnya. Berdasarkan data sekunder yang dihimpun,
terdapat kurang lebih 61 unit hotel,yang terdiri atas 26 unit
hotel bintang satu, 2 unit hotel bintang dua, dan 3 unit hotel
bintan tiga, serta 30 unit hotel kelas melati. Sedangkan
akomodasi khusus tersebar pada kawasan-kawasan wisata
disetiap DTW yang telah dikembangkan. Berikut rinciannya.

PARIWISATA SULAWESI BARAT


55
Tabel 3.5 Jumlah dan Jenis Akomodasi Pariwisata
Provinsi Sulawesi Barat
No. Kabupaten Jenis Akomodasi Fasilitas Yg
Tersedia
(Unit)

Jumlah (Unit)

Kamar

T. Tidur
1. Mamuju 1. Hotel 12 441 637
Bintang Satu
2. Hotel - - -
Bintang Dua
3. Hotel 2 221 307
Bintang Tiga
4. Melati 9 165 217
Jumlah 23 827 11
61

2. Majene 1. Hotel 3 45 64
Bintang Satu
2. Hotel 1 25 25
Bintang Dua
3. Hotel 1 31 39
Bintang Tiga
4. Melati 1 14 22
Jumlah 6 115 15
0

3. Polewali 1. Hotel 1 24 36
Mandar Bintang Satu
2. Hotel 1 45 65
Bintang Dua
3. Melati 8 137 346
Jumlah 10 206 44
7

4. Mamasa 1. Hotel 6 90 144


Bintang Satu
2. Melati 10 100 189
Jumlah 16 190 33
3

56 PARIWISATA SULAWESI BARAT


Tabel 3.5 Jumlah dan Jenis Akomodasi Pariwisata
Provinsi Sulawesi Barat
No. Kabupaten Jenis Akomodasi Fasilitas Yg
Tersedia
(Unit)

Jumlah (Unit)

Kamar

T. Tidur
5. Pasangkay 1. Hotel 4 100 153
u Bintang Satu
2. Melati 2 27 43
Jumlah 6 127 19
6

6. Mamuju - - - -
Tengah
Total 61 22 1465
87
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat, Tahun
2022
Provinsi Sulawesi Barat telah tersedia sejumlah
usaha-usaha yang mendukung kegiatan kepariwisataan
didaerah ini. Setidaknya terdapat 41 (sepuluh) agen dan
biro perjalanan wisata dari berbagai perusahaan, sementara
agen-agen perjalanan wisata lain terkait dengan perjalanan
wisata ke Sulawesi Barat juga tersedia di Kota Makassar
sebagai salah satu simpul pergerakan penumpang termasuk
wisatawan di Pulau Sulawesi. Berikut rincian beberapa agen
perjalanan wisata yang terdapat di Provinsi Sulawesi Barat
yang dihimpun dari Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi
Barat.

PARIWISATA SULAWESI BARAT


57
Tabel 3.6 Usaha Jasa Pariwisata di Provinsi Sulawesi
Barat
No. Kabupaten Biro/Agen Ju Pemandu Jumlah
Perjalanan mla Wisata (Org) (Org)
(Unit) h
Biro Agen (Un Bers Tidak
it) ertifi Bers
kat ertifi
kat
1. Mamuju 33 0 33 0 0 0
2. Majene 0 1 1 0 0 0
3. Polewali 0 7 7 20 10 30
Mandar
4. Mamasa - - 0 11 - 11
5. Pasangkayu 0 0 0 0 0 0
6. Mamuju 0 0 0 0 0 0
Tengah
Jumlah 33 8 41 31 10 41
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat, Tahun
2022

58 PARIWISATA SULAWESI BARAT


KEBIJAKAN
PARIWISATA
BAHARI
Pendekatan

Definisi dan konsep Tata kelola destinasi pariwisata


dan pariwisata Bahari :

1. Efrilingga (2014); Priyanto & Par (2016) Pariwisata


bahari akan memberikan manfaat positif secara
ekonomi seperti wisata bahari di Lamongan dan
kadang mampu memberikan manfaat perbaikan
ekosistem seperti wisata snorkeling di Karimunjawa
2. (Collins (2008) yang mengatakan bahwa pemanfaatan
lokasi pariwisata dapat disesuaikan dengan kondisi
atau potensi yang dimilikinya.
3. UNWTO (2008) mengemukakan, DMO memiliki fungsi
untuk memimpin dan mengkoordinasikan elemen
destinasi (atraksi, amenitas, aksesibilitas, SDM,
citra/image, harga), marketing, maupun lingkungan
yang berkelanjutan (sustainable).
4. Farid Said, (2019) Wisata Bahari mencakup tiga
dimensi aktifitas yakni aktifitas wisata bahari dipesisir
pantai, aktifitas bahari dipermukaan laut dan aktifitas
bahari di permukaan laut.
5. UU No 1 Tahun 2014 Tentang pengelolaan wilayah
pesisis dan pulau pulau kecil. Pemangku Kepentingan
Utama adalah para pengguna Sumber Daya Pesisir
Pariwisata bahari dapat diartikan sebagai bagian
ekosistim pariwisata pada umumnya dimana
pengelolaannya masih jauh dari harapan pengguna
pariwisata bahari. Pulau-Pulau Kecil yang mempunyai
kepentingan langsung dalam mengoptimalkan
pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil, seperti nelayan tradisional, nelayan modern,

60 KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


pembudi daya ikan, pengusaha pariwisata, pengusaha
perikanan, dan Masyarakat.
6. Farid Said (2019) Kebijakan Wisata Bahari adalah
kegiatan terintegrasi sangat diperlukan untuk
mengoptimalkan potensi yang dimiliki dengan tujuan
ekonomi tanpa mengorbankan upaya pelestariannya
7. Rencana Pembangunan Jangka panjang 2005-2025
dikatakan bahwa Kepariwisataa dikembangkan agar
mampu mendorong kegiatan ekonomi meningkatkan
citra Indonesia memanfaatkan keragaman pesona
keindahan alam potensi nasional, sebagai wilayah
Wisata Bahari terluas di dunia secara arif dan
berkelanjutan, mendorong kegiatan ekonomiyang
terkait dengan pengembangan budaya bangsa
8. Ahman Sya, Farid (2020) Aktifitas pariwisata bahari
sangat rentan terhadap kebocoran pengahsilan
(Leakage) uang yang harusnya dibelanjakan
wisatawan kepada masyarakat lari ketempat lain, hal
ini karena banyaknya operator wisata bahari dengan
kapal pesiar/ perahu besar dengan pengunjung yang
membawa perbekalan dari tempat lain bahkan
operatornya dan crewnya dari luar bukan penduduk
lokal
9. Permenpar No 4 tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan
Usaha Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Resiko Sektor Pariwisata
10. Permenpar No 9 tahun 2021 Tentang Pedoman
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan

Pemeliharaan dan pelestarian Destinasi pariwisata


bahari memerlukan kebijakan oleh pemerintah agar
pengelolaannya dilakukan melalui sistem pariwisata yang

KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


61
baik. Pariwisata merupakan serangkaian aktifitas kepergian
sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain yang
berada diluar domisili (Suwantoro 2004) di antara
pariwisata yang dikenal dikalangan wisatawan adalah
wisata bahari (Marine Tourism) yang dilakukan meliputi
aktifitas Pleasure dan rekreasi yang dilakukan di wilayah
pesisir dan perairan laut ( Adrianto 2006). Melihat kondisi
pariwisata bahari sangat diminati oleh wisatawan maka
pemerintah memberi perhatian khusus dan fokus untuk
dikembangkan (Kemenparekraf 2020). Keberpihakan
kebijakan adalah salah satu strategi pendukung dalam
mengembangkan pariwisata bahari baik kebijakan program,
kegiatan, anggaran dana pemerintah dalam membangun
infrastruktur yang tidak sedikit seperti salah satu contoh
Kawasan Mandalika Lombok yang langsung dibawah BUMN
dalam jangka waktu lima tahun dapat terwujud karena
intervensi pemerintah pusat dalam mewujudkan kawasan
KEK Mandalika Lombok.
Hal-hal lainnya adalah yakni model pengelolaan
yang lebih baik melalui model pendekatan pola karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat, kondisi geografis
dimana kawasan pariwisata tersebut dikembangkan.
Pendekatan partisipatif adalah hal yang mutlak harus
diterapkan sehingga model pembangunan pariwisata bahari
melibatkan masyarakat.

62 KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


Tata Kelola Ekosistem Destinasi
Pariwisata

Alam geografis serta karakter dari masing masing


daerah tujuan wisata otentik yang menarik bagi pengunjung
adalah daya tarik yang dikunjungi oleh wisatawan domestik
maupun mancanegara. Dengan memanfaatkan kondisi
alam sebagai daya tarik wisata bahari. Mengembangkan
pariwista bahari tujuaan pemanfaatan kawasan pesisir,
permukaan laut dan potensi di kedalaman laut diwilayan
Indonesia. Dengan demikian, maanfaat dari hasil
pengembangan pariwisata bahari dapat digunakan oleh
masyarakat nelayan sebagai pekerjaan tambahan dan
mendapat penghasilan tambahan sebagai penghasilan
ekonomi masyarakat yang lebih sejahtera, keterlibatan
sektor swasta dan pemerintah daerah dapat membantu
mengarahkan dan memfasilitasi nelayan yang hanya
menghasilkan satu sumber pendapatan menjadi lebih
sektor swasta, dan pemerintah daerah, serta juga mampu
memberi pengalaman yang bernilai sekaligus memberi
pengalaman bagi masyarakat dalam pelestarian lingkungan
pesisisr dan terumbu karang yang akan menghasilkan
sumber ikan yang banyak sekaligus dapat dinikmati oleh
wisatawan karena menikmati alam laut yang indah juga
menikmati budaya dan adat istiadat masyarakat pesisir dan
pulau. Pegelolaan ekosistim wisata bahari harus didasarkan
beberapa faktor dalam mendukung keberlanjutan destinasi
pariwisata khususnya wisata bahari, olehnya itu diperlukan
rencana strategis, sistematis dalam pengelolaannya.

KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


63
Sudah saatnya membangun pariwisata bahari yang
berfokus pada rakyat (People Center Development ). Teori
ini sudah lama dikembangkan oleh para pakar sosiologi
sebagai salah satu Aternative Development Theory.
Pendekatan teori ini megandung makna bahwa
pembangunan yang dilaksanakan tertuju kepada
peningkatan kualitas hidup rakyat, bukan berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi melalui jumlah pasar. Pembangunan
berbasis masyarakat diartikan sebagai pembangunan yang
mengacu pada kebutuhan masyarakat yang direncanakan
dan dilaksanakan oleh masyarakat dan mengoptimalkan
pemanfaatan potensi sumber daya yang dimiliki (Theresia,
2015). Pesdapat diatas diperkuat dengan pendapat berikut.
Pembangunan pariwsata bahari tidak hanya
mempertimbangkan permintaan dan kebutuhan wisatawan,
namun juga mesti memperhatikan keinginan dan kempuan
masyarakat setempat (Anis Munandar et al. 2020)
Dalam PERMEN no 9 tahun 2021 tentang Pedoman
Pariwisata Berkelanjutan yang dimaksud Ekosistem
pariwisata adalah rekayasa kompleksitas fenomena
kepariwisataan untuk menghasilkan linkage, value chain,
dan interkoneksitas sistem, subsistem, sektor, dimensi,
disiplin, komponen yang terintegrasi dalam produk dan
jasa, pendorong sektor pariwisata dan pendorong sistem
kepariwisataan melalui optimasi peran Bussiness,
Government, Community, Academic, and Media (BGCAM)
untuk menciptakan orkestrasi dan memastikan kualitas
aktivitas, fasilitas, pelayanan, dan untuk menciptakan
pengalaman dan nilai manfaat kepariwisataan agar
memberikan keuntungan dan manfaat pada masyarakat
dan lingkungan.

64 KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


Dalam penerapan tata kelola destinasi pariwisata
bahari diperlukan beberapa aspek selain aspek sosial,
ekologi dan ekonomi yang perlu dipersiapkan dalam tataran
perencanaan yakni lebih sejahtera , keterlibatan sektor
swasta dan pemerintah daerah dapat membantu
mengarahkan dan memfasilitasi nelayan yang hanya
menghasilkan satu sumber pendapat menjadi lebih sektor
swasta, dan pemerintah daerah, serta juga mampu
memberi pengalaman yang bernilai sekaligus memberi
pengalaman bagi masyarakat dalam pelestarian lingkungan
pesisisr dan terumbu karang yang akan menghasilkan
sumber ikan yang banyak sekaligus dapat dinikmati oleh
wisatawan karena menikmati alam laut yang indah juga
menikmati budaya dan adat istiadat masyarakat pesisir dan
pulau. Pengelolaan ekosistim wisata bahari harus
didasarkan beberapa faktor dalam mendukung
keberlanjutan destinasi pariwisata khususnya wisata
bahari, olehnya itu diperlukan rencana strategis, sistimatis
dalam pengelolaannya. Kesiapan regulasi, pendataan
sumber daya laut, sumber daya pesisir pantai dengan radius
minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat
dan alat transportasi yang digunakan menuju ke destinasi
pariwisata bahari baik transportasi darat maupun
transportasi laut.
Banyaknya kegagalan pengelolaan wisata bahari di
Indonesia karena lemahnya perencanaan. Pendekatan
perencanaan wisata bahari merupakan pendekatan
perencaaan pariwisata pada umumnya, dengan titik tekan
pada usaha terpadu, bertanggungjawab dalam
pemeliharaan lingkungan alam dan budaya, Farid
(2019:34)

KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


65
Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian
yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik
pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang
tertinggi ke arah darat. Pemanfaatan ruang pariwisata
khususnya pariwisata bahari perlu mempertimbangkan
potensi yang dimiliki oleh destinasi pariwisata sehingga
pengelolaannya akan optimal dan berkelanjutan, hal ini
sejalan dengan ungkapan Collins (2008) yang mengatakan
bahwa pemanfaatan lokasi pariwisata dapat disesuaikan
dengan kondisi atau potensi yang dimilikinya. Hal ini
dipetrkuat pula dengan pendapat Sero (dalam Djou, 2013)
mendefinisikan wisata bahari sebagai bentuk wisata yang
menggunakan atau memanfaatkan potensi lingkungan
pantai dan laut sebagai daya tarik utama. Konsep wisata
bahari didasarkan pada view, keunikan alam, karakteristik
ekosistem, kekhasan seni dan budaya serta karakteristik
masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimilikinya.
Pemetaan Permasalahan Isu Strategis Pariwisata
Bahari dan Rancang Bangun Model Tata Kelola dan Model
Bisnis Pusat Pariwisata Bahari Berstandar Internasional
tidaklah mudah diwujudkan tanpa dilakukan pelaksanaan
yang nyata dalam wujud penawaran aktifitas produk wisata
bahari memanfaatkan terintegrasi tiga ruang aktifitas
pesisir pantai, permukaan laut dan kedalaman laut, seperti
halnya diungkapkan bahwa Tata kelola wisata bahari juga
akan berimplikasi kepada produk wisata, dimana
memerlukan aktifitas wisata terpadu (Wirakusuma, 2017).
Dalam peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan
Zonasi Kawasan Konservasi Perairan sudah dijelaskan
bahwa penetapan zonasi pada kawasan konservasi perairan

66 KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


adalah sebagai berikut : a. Zona Inti; b. Zona Perikanan
Berkelanjutan; c. Zona Pemanfaatan; d. Zona Lainnya.

Gambar 1. Sistem Kepariwisataan-Leiper’s Model Sumber:


Leiper, N – Tourism System: An Interdisciplinary
Perspective (1990)

Dalam ekosistim kepariwisataan salah satu teori


yang dapat dikembangkan adalah sistem kepariwisataan
oleh Leiper’s Model dimana model ini tampak bahwa
kepariwisataan tidak bisa lepas satu unsur dengan unsur
lainnya mulai tamu meninggalkan tempat tinggalnya
sampai ke destinasi tujuan dan kembali lagi ke asal tempat
tingggalnya yang digerakkan melalui komunikasi dan
transportasi baik melalui distribusi pemasaran dan jalur
promosi konvensional maupun digital yang digunakan untuk
menarik wisatawan datang ke destinasi pariwisata yang
diinginkan. Mau tidaknya wisatawan ke tujuan wisata
tergantung dari baik buruknya pengelolaan di destinasi
pariwisata. Kondisi tata kelola destinasi pariwisata tempat
tujuan wisatawan sangat di pengaruhi faktor lingkungan
yang menyebabkan wisatawan mau tinggal lebih lama atau
mau kembali lagi ke destinasi pariwisaata tersebut atau
sebaliknya. Apa yang dipaparkan oleh Leiper model diatas
adalah dasar pijak para penentu kebijakan dalam

KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


67
mengambil keputusan untuk mengembangkan dan
mengelola destinasi pariwisata dengan profesional melalui
perencanaan yang matang. Hal ini, menunjukan bahwa
pariwisata tidak bisa berdiri sendiri karena memiliki
beberapa unsur yang saling mempengaruhi bahkan
dipengaruhi oleh faktor eksternal yang mendominasi sukses
tidaknya suatu destinasi pariwisata karena hanya dua puluh
lima persen dari keseluruhan aktifitas pariwisata yang
dikerjakan oleh pemangku kepentingan dibidang pariwisata
secara langsung dan selebihnya sangat dipengaruhi oleh
faktor ekternal yang belum banyak memahami tentang
karakteristik kepariwisatan.
Sifat Produk pariwisata pada umumnya tidak
berwujud sehingga sulit untuk mengukur standar kualitas
produknya olehnya itu unsur pelayanan manusia adalah
faktor kunci dalam pengelolaan destinasi pariwisata.
Membahas tentang tata kelola destinasi pariwisata bahari
tidak lepas dari sistem kepariwisataan itu sendiri bahkan
lebih dari pada itu bahwa pendekatan tata kelola pariwista
bahari sangat dipengaruh ekosistem alam yang
memerlukan penenganan khusus yang akan mempengaruhi
dampak lingkungan yang beresiko tinggi.

68 KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


Menurut Soemarwoto (1983), ekosistem adalah
suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Tingkatan organisasi ini dapat dikatakan sebagai sebuah
sistem karena memiliki komponen-komponen dengan
fungsi yang berbeda-beda. Sejalan dengan pendapat diatas
bahwa ekosistem pengembangan pariwisata bahari
memmerlukan tanggung jawab yang besar dalam
pengelolaannya ketersediaan unsur alam bahari yang
diciptakan Tuhan memiliki makna bagi kehidupan manusia
dan sebailkanya manusia harus memaknai alam bahari
melalui pemeliharaan dan pelestarian alam bahari baik
masyarakat disekitarnya maupun pengunjung dan
wisatawan.

Destinasi Pariwisata Bahari


Berbasis Masyarakat

Perencanaan pengembangan pariwisata bahari


berbasis masyarakat adalah pelibatan khalayak pelaku
formal dan pelaku informal sektor pariwisata. Salah satu
khalayak sebuah lembaga atau perusahaan adalah
komunitas. komunitas masyarakat yang ada disekitar
kawasan pariwisata adalah kelompok komunitas
masyarakat pelaku informal atau dengan kata lain pelaku
tidak langsung berhadapan dengan pengunjung/wisatawan,
sedangkan pemerintah daerah penyedia transportasi,
akomodasi dan pemandu wisata adalah pelaku formal atau
pelaku yang langsung berhadapan dengan
pengunjung/wisatawan. Dalam merumuskan komunitas
masyarakat yang tadinya tidak secara langsung
bersentuhan dengan pengunjung dikelola sedemikian rupa

KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


69
sehingga dapat secara langsung menjaga kawasan
pariwisata dan melayani wisatawan di lokasi kawasan
pariwisata ada beberapa komunitas masyarakat yang dapat
terlibat langsung untuk memelihara kawasan pariwisata
dengan prinsip keberlanjutan kawasan pariwisata bahari
khusnya komunitas kelompok pemuda penggerak seperti
Karangtaruna, pemuda pelopor, komunitas pelestari
mangrove dan terumbu karang, Komunitas gender ibu-ibu
PKK. Bagian dari komunitas di atas oleh Dinas Pariwisata
Daerah dihimpun dalam satu wadah menjadi komunitas
masyarakat Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) inilah
cikal bakal yang menjadi ujung tombak pemerintah daerah
untuk membantu Dinas pariwisata mengelola Kawasan
pariwisata khususnya kawasan pariwista bahari karena
mereka adalah masyararakat yang tinggal tidak jauh dari
kawasan pariwisata bahari halini sejalan degan pendapat
bahwa Komunitas adalah publik eksternal yang tinggal,
hidup dan berusaha didekat perusahaan (Kasali, 2008).
Konsep pariwisata bahari berbasis masyarakat (Community
Based Tourism-CBT) sudah lama dikenal yang dilakukan
melalui tahapan perencanaa pelaksanaan dan keterlibatan
masyarakat di sekitar kawasan pariwisata.
Adapun Prinsip prinsip dasar tentang Community
Based Tourism (CBT) oleh UNEP dan WTO sebagai berikut :
1. Penghargaan dalam rangka mendukung dan
mengembangkan kepemilikan komunitas dalam
industri pariwisata ;
2. Mengikutsertakan anggota komunitas dalam
memulai setiap aspek;
3. Mengembangkan kebanggaan komunitas;
4. Mengembangkan kualitas hidup komunitas;

70 KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


5. Menjamin keberlanjutan lingkungan;
6. Mempertahankan keunikan karakter dan budaya di
area lokal ;
7. Membantu berkembangnya pembelajaran tentang
pertukaran budaya pada komunitas;
8. Menghargai perbedaan budaya dan martabat
manusia;
9. Mendistribusikan keuntungan secara adil kepada
anggota komunitas ; dan
10. Berperan dalam menentukan prosentase
pendapatan (pendistribusian pendapatan) dalam
proyek-proyek yang ada di komunitas.

Selanjutnya penjelasan diatas oleh UNDEP bahwa


prinsip pariwisata berbasis masyarakat penekanannya
pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat sangat besar
dalam membangun pariwisata khususnya pariwisata bahari.
Selanjutnay ASEAN Community juga menetapkan 10 prinsip
prinsip pariwisata berbasis masyarakat sebagai berikut.
Adapun prinsip pembangunan pariwisata berbasis
komunitas menurut ASEAN (2015) di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Melibatkan dan memberdayakan komunitas agar
pengelolaan dapat dipastikan transparan
2. Membangun kerja sama dengan pihak-pihak
(stakeholder) terkait, yang dalam hal ini dikenal
dengan konsep pentahelix (pemerintah, swasta,
media, akademisi, dan komunitas)
3. Memperoleh pengakuan dari otoritas terkait
4. Meningkatkan kesejahteraan sosial dan martabat
manusia

KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


71
5. Menerapkan mekanisme pembagian keuntungan
yang adil dan transparan
6. Meningkatkan skema hubungan ekonomi dengan
pihak lokal dan regional
7. Menghargai tradisi dan budaya lokal
8. Berkontribusi terhadap konservasi sumber daya
alam
9. Meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan dan
tuan rumah dengan memperkuat interaksi yang
bermakna antara tuan rumah (pelaku wisata)
dengan tamu (wisatawan)
10. Bekerja untuk menuju kemandirian finansial
Sama halnya dengan pendapat UNDEP tentang
prinsip prinsip penerapan pariwisata berbasis masyarakat
yang lebih menekankan pada keterlibatan masyarakat
dalam pengembangan pariwisata untuk meningkatkan
kesejahtraan masyarakat.
Banyak dikenal istilah pariwisata berbasis
masyarakat yang dawali sejarahnya sejak tahun 1995,
selanjutnya oleh Kementerian pariwisata mencetuskan
konsep pariwisata berbasis masyarakat ini hingga tahun
2017 sebagai cikal bakal konsep katalisator pembangunan
pariwisata di Indonesia.
.

72 KEBIJAKAN PARIWISATA BAHARI


KAJIAN
PARIWISATA
BAHARI SULAWESI
BARAT
Dalam upaya menyadarkan masyarakat dalam
memanfaatkan sumber pesisisr dan laut sudah dilakukan
oleh pemerintah hubungannya menjaga kelestarian
lingkungan pesisir dan laut untuk dapat dimanfaatkan
sampai ke anak cucu kita kedepan. Disaat masyarakat
sudah mulai menyadari tentang keseimbangan kualitas
hidup mereka, dimana nelayan dalam mengelola potensi
laut perlu bekerjasama dengan berbagai institusi selai
pemetrintah, swasta dan Lembaga suadaya masarakat
khusnya dalam mempelajari pelestarian lingkugan pesisir
dan laut. Dengan memanfatkan wilayah pesisir dan laut
sebagai potensi sumber pendapatan bukan hanya sebagai
nelayan namun sebagai pelayan wisatawan dalam
menikmati dayaya tarik wisata bahari agar kehidupan
mereka tidak stagnan. Kesadarah masyarakat akan
perubahan hidup dengan tetap menjalankan kearifan lokal
masyarakat pulau yang dilakukan secara bersama sama.
Dengan kondisi di atas dengan sendirinya masyarakat akan
meningkat kapasitasnya sebelumnya hanya berharap dari
nelayan menjadi pelayan wisatawan.
Peningkatan kapasitas masyarakat sudah menjadi
kebutuhan baik peningkatan dari segi pengetahuan dan
keterampilan. Pengetahuan yang dipelajari dalam hal
pemahaman tentang pengelolaan pariwisata bahari berbasis
kearifan lokal melalui pemanfaatan peluang peluang usaha
kecil menengah. Melalui pemerintah, swasta, asosiasi dan
LSM mulai melakukan peningkatan kapasitas melalui
pengelolaan makanan dan minuman berbasis lokal
pengelolaan sampah menjadi barang yang dapat
dimanfaatkan, menjaga kebersihan, usaha wisata air
seperti: snorkling, diving dan lain lain. Hal ini mulai mrubah

74 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


pola pikir masyarakat terbiasa untuk mematuhi nilai nilai
baru yang dikaitkan dengan kearifan lokal masyarakat
sekaligus meningkatkan etos kerja dalam meningkatkan
wisata bahari sebagai destinasi wisatawan.
Pariwisata bahari adalah salah satu prioritas
pemerintah dalam membangun visi poros maritim dunia.
Sayangnya di balik perkembangan kemajuan pariwisata
bahari menyimpan banyak berbagai persoalan yang
merugikan masyarakat yang bermukim sejak lama dilokasi
pariwisata bahari akan dikembangkan. Masyarakat
kadangkala menjadi korban para investor yang tidak
bertanggung jawab. Salah satu kasus yang menarik
perhatian publik yaitu perampasan Pulau Pari tahun 2017
oleh korporasi dengan cara mengusir penduduk lokal.
Mereka berdalih telah menggenggam sertifikat dan izin
usaha pengembangan pariwisata. Padahal, masyarakat
lokal telah mendiaminya sebelum Indonesia merdeka.
Kondisi ini mengisyaratkan adanya perampasan sumber
daya dan ruang laut (ocean grabbing) buat bisnis wisata
bahari. Pemerintah mestinya memperhatikan soal krusial
semacam ini (http://madaniberkelanjutan.id/2020/11/24).
Wisata bahari berkelanjutan berbasis masyarakat).
Dampak yang ditimbulkan akibat isu kasus di atas
berdampak kepada masayarakat sebagai sebuah komunitas
organisasi kecil yang diabaikan dan tidak dilibatkan dalam
perencanaan pengambangan pariwisata bahari dan akan
merusak tatanan pelayanan publik, sejalan yang
diungkapkan Jujuk, Farid, Surayal & Risda (2021: 97)
bahwa konsep manajemen publik kolaboratif sebagai proses
membantu dan mengelola pengaturan multi organissi untuk

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


75
memecahkan masalah yang tidak mudah diselesaikan oleh
organisasi saja.
Ditjen Pariwisata (1998) memberikan pengertian
pariwisata bahari sebagai kegiatan wisata yang berkaitan
langsung dengan sumberdaya kelautan, baik di atas
permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan di bawah
permukaan laut.
Kebijakan kolaborasi kepariwisataan adalah
merupakan solusi yang dapat terwujud apabila stakeholder
dan shareholder yang terlibat mendapatkan hasil yang
saling menguntungkan. Pariwisata dewasa ini dihadapkan
pada tantangan yang dapat membuat pengelolahnya harus
berfikir inovatif untuk dapat survive dalam menerapkan
kebijakan baru yang akan keluar dan harus
diimplementasikan. Masih banyak investor belum melirik
pariwisata bahari sebagai daya tarik wisata yang dapat
dijadikan peluang bisnis banyak pengusaha lokal yang
gaagal dalam mengembangkan pariwisata bahari. Disini
perlu peran besar pemerintah dalam membangun
infrastruktur pariwisata bahari yang membutuhkan modal
investasi besar , selanjutnya diikuti investor investor
nasional maupun asing dalam menanamkan modalnya
bagian dari kawasan tersebut seperti yang sudah berjalan
Bali Tourism Development Center (BTDC), International
Tourism Development Center (ITDC) Kawasan Ekonomi
Khusus Lombok Mandalika, dan dalam perintisan Badan
Pelaksana Otorita Labuan Bajo NTT dan Kawasan Likupang
Provinsi Sulut dan Lain. Sebagaimana konsep Triple Helix
oleh Etzkowitz dan Leydesdorff dapat dilihat pada gambar
berikut.

76 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Gambar 1. Konsep Triple Helix oleh Etzkowitz dan
Leydesdorff

Secara umum kolaborasi dapat dipahami sebagai


hubungan antarorganisasi yang saling berpartisipasi dan
saling menyetujui saling menguntungkan untuk bersama
mencapai tujuan, saling berbagi informasi, sumberdaya,
manfaat, dan bertanggungjawab dalam pengambilan
keputusan secara bersama dalam menyelesaikan berbagai
masalah. Kolaborasi sebagai pilihan karena pada dasarnya
organisasi tidak dapat bekerja sendiri sehingga dengan
berkolaborasi diperoleh manfaat lebih besar dari perpaduan
sumberdaya pemangku kepentingan disertai dengan
pengaturan penganggaran yang lebih efesien.
Ada beberapa kajian teori dari penelitian terdahulu
yang akan menjadi rujukan peneliti untuk membahas
penelitian diatas, diantaranya sebagai berikut.
Resnawaty (2016) Strategi Community Practice
dalam Mengembangankan Pariwisata Berbasis Masyarakat.
Resna banyak menguraikan dalam pembahasan tentang
strategi keterlibatan tiga pemangku kepentingan dalam
mengembangkan pariwisata di kepulauan seribu berbasis

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


77
masyarakat yang didasari berbagai teori yang sudah ada
sebelumnya. Dikaitkan dengan penelitian yang dibuat oleh
peneliti tentang kolaborasi pemangku kepentingan dalam
mengembangkan pariwisata bahari sangat terkait erat
dalam pembahasan dengan hasil penelitian Resna di atas
berasal dari mata pencaharian sebagai nelayan. Pendapatan
utama responden pada masyarakat Kelurahan Mangga Dua
dan Kelurahan Kalangan memiliki sumber pendapatan
utama yang penelitian ini yaitu tentunya berasal dari mata
pencaharian utama sebagai nelayan dan umumnya
pendapatan utama dilakukan oleh kepala rumah tangga
atau suami. Dimana dapat kita lihat pada pendapatan
kepala rumah tangga atau suami yang bekerja sebagai
nelayan tradisonal berkisar Rp. 1.800.000 – Rp. 4.000.000.
Namun setelah adanya pariwisata bahari Pantai Bosur yang
diresmikan oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah
pada tahun 2013, tentunya memberikan peran terhadap
masyarakat yang ingin memanfaatkan peluang usaha di
kawasan pariwisata bahari pesisisr antai dan pulau pulau.
Adapun aktivitas ekonomi yang dilakukan masyarakat
pesisir seperti warung makanan, penyewaan gazebo,
penjual cinderamata, penyewaan ban renang, penyewaan
kapal ke pulau dan banana boat dan umumnya menjadi
usaha sampingan yang biasa dilakukan oleh istri nelayan.
Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Muthahharah dan
Adiwibowo (2017), yang menyatakan bahwa keberadaan
daya tarik wisata tentunya memberikan peran bagi
masyarakat yang memanfaatkan peluang bekerja dan
berusaha yang terbuka. Pemanfaatan peluang usaha dan
kerja pariwisata menjadikan usaha dan kerja sebagai
sumber pendapatan, diadalam nya keterlibatan peran

78 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


industri pariwisata dalam menentukan produk wisata yang
layak jual melalui pembuatan Peta pola perjalanan wisata
yang dibuat oleh Dias pariwisata dan asosiasi pariwisata
sebagai dasar penyususnan paket wisata oleh Biro
Perjalanan Wisata

Kebijakan penetapan daya tarik wisata prioritas dan


aktifitas pariwisata bahari di Sulbar

Analisis Daya tarik wisata prioritas sesuai SK


Gubernur Sulawesi Barat No :188.4/240/SULBAR/VI/2021,
Tentang Penetapan Destinasi Unggulan Daerah Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2021-2025. Pemerintah Daerah
Provinsi Sulbar memiliki banyak daya tarik wisata tersebar
di 6 kabupaten baik berupa daya tarik wisata alam dan
budaya, dengan variasi 4 dimensi daya tarik wisata alam
yakni dimensi daya tarik wisata pegunungan, hutan dataran
rendah, pantai /permukaan laut dan daya tarik bawah laut.
Hal ini belum disadari oleh masyarakat dan perintah untuk
dapat diekplorasi menjadi sumber daya tarik wisata
potensial mejadi eksisting.
Dalam surat keputusan Gubernur terdapat 10
kriteria dalam penetapan destinasi pariwisata unggulan di
Provinsi Sulbar sebagai berikut :
1) memiliki daya tarik wisata yang berkembang dengan
baik dan berkelanjutaan.
2) tersedianya aksesibilitas pariwisata;
3) tersedianya fasilitas/ammnitas pariwisata;
4) tersedianya kelembagaan pariwisata dan manajemen
pengelolaan yang baik dan berkelanjutan;
5) memiliki karakteristik sosial budaya setempat;
6) memiliki potensi sesuai trend pasar wisatawan;

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


79
7) kejelasan kepemilikan status tanah yang jelas; dan
8) memiliki peta destinasi sesuai KSPP;
9) merupakan dsetinasi dengan kunjungan wisatawan
yang meningkat setiap tahunnya; dan
10) memberi kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar
destinasi.

Tabel 1. Destinasi Pariwisata Unggulan di Sulbar

DESTINASI
KAWASAN Lokasi
PARIWISATA
STRATEGIS Desa/K
NO UNGGULAN
PARIWISATA eluraha
PROVINSI
PROVINSI n
SULBAR
KSPP Kecamatan
Kawasan Tondok
Mamasa,
1 Wisata Alam Bakaru
Kabupaten
Tondok Bakaru
Mamasa
Kawasan KSPP Kecamatan Desa
Wisata Bahari Mamuju Karampu
2
Pulau Kabupaten ang
Karampuang Mamuju
KSPP Kecamatan Keluraha
Kawasan
Bangga’e Timur n
3 Wisata Bahari
Kabupaten Baurung
Pantai Dato
Majene
Keluraha
Kawasan KSSP Kecamatan
n
Wisata Bahari Binuang
4 Ammasa
Pulau Gusung Kabupaten
ngan
Toraja Polewali Mandar
Kawasan KSPP Kecamatan Desa
Wisata Bahari Karossa Kambuno
5
Pantai Pulau Kabupaten ng
Kambunong Mamuju Tengah
KSPP Kecamatan
Kawasan Desa
Bambanglomotu
6 Wisata Bahari Polewali
Kabupaten
Pantai Koa Koa
Pasangkayu
Sumber : Dispar Prov Sulbar 2022

80 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Hasil survey peneliti dikawasan wisata unggulan di
Provinsi Sulawesi Barat yang masing masing satu kawasan
pariwisata ditetapkan di setiap Kabupaten di Sulbar
sebagaimana penjelasan dibawah :

Kawasan wisata Alam Tondok Bakaru


Kawasan wisata alam Tondok Bakaru terletak di
Kabupaten Mamasa wilayah pegunungan Provinsi Sulawesi
Barat dengan ketinggian kurang lebih 2741 mdpl dengan
jarak tempuh dari kota Polewali sekitar 3 jam dan adapula
jalan rintisan dari kota mamasa menuju Mamuju ibu kota
Provinsi Sulbar dengan jarak tempuh hampir sama.
Meskipun kawasan ini bukan pariwisata Bahari namun daya
tarik mamasa sudah duluan dikenal dan dijual bersamaam
dengan paket wisata Tana Toraja, dan observasi kami
terakhir di Kota Mamasa dan sempat menikmati alam
Tondok Bakaru selama satu malam dan merasakan
keindahan alam yang begitu indah dan dimalam hari yang
begitu sejuk.
Pariwisata Mamasa begitu mempesona dan layak
jual namun pemerintah belum serius melirik karena
dianggap belum memiliki sumber pendapatan yang nyata,
berdampak pada kebijakan penganggaran belanja Dinas
Pariwisata sangat Kurang. Pak Rahmat. Kadis Pariwisata
Kab. Mamasa
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa masih
kurangnya pemahaman pemerintah daerah dalam
mengelola pariwisata karena dianggap belum menghasilkan
kontribusi kepada daerah, dilain pihak secara langsung
sumber pajak hotel dan restoran adalah bagian dari sumber
pendapatan pariwisata, dan sumber pendapatn tidak
langsung dimana tenaga kerja pariwisata format seperti

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


81
tour guide tenaga kerja hotel dan restoran mendapatkan
penghasilan dari mobilisasi wisatwan yang menikmati daya
tarik wisata di Kabupaten Mamasa yang begitu indah dan
mempesona.
Kawasan wisata alam Tondok Bakaru sudah
mendunia dengan awal perintisannya malalui aktifitas
masyaraka yang menjual tanaman endemik seperti
angggrek dan tanaman lainnya sampai keluar negeri,
namun hal ini dilirik oleh LSM Lingkungan hidup dan para
peneliti bahwa ini akan menjadi masalah dan merusak
lingkungan kedepannya karena apabila tanaman tersebut
diambil terus menerus tanpa pengembangbiakan maka
akan memutuskan habitat mahluk lainnya yang hidup
disekitarnya. Maka langkah yang dambil oleh pemerintah
untuk mengurangi dampak tersebut diatas, maka dihimbau
kepada masyarakat untuk membuat green house sebagai
tempat pengembangbiakan mealui vegatatif alami maupun
buatan sekaligus dapat menjadi daya tarik wisata bagi
wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Tondok Bakaru
Kabupaten Mamasa.
Tondok Bakaru sebagai Desa Wisata yang baru
dirintis tahun 2017, berawal dari penjualan tanaman
endemik yang masif dan dirubah menjadi taman wisata
green house, diman masyarkat sadar akan kehilangan
tanaman endemik tersebut bisa habis dan punah, dan
selanjutnya green House ini dijadikan tempat
pengembangbiakan tanaman endemik sekaligus menjadi
Daya tarik wisata. Tondok Bakaru juga belum memiliki
Paket Wisata. Andre Ketua POKDARWIS

82 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Kreatifitas pola berfikir masyarakat seperti diatas
adalah salah satu penerapan konsep pariwisata
berkelanjutan yang datangnya dari kesadaran masyarakat
itu sendiri untuk melihat cara menerapkan kehidupan
sekarang yang akan membawa dampak pasitif dimasa yang
akan dating. Desa wisata Tondok Bakaru awalnya memiliki
3 Homestay dan 2 Guest House dan sekarang sudah
mencapai 23 Kamar Homestay dan dan 30 kamar Guest
House. Mamasa yang sudah dikenal hingga mancanegara
memiliki daya tarik wisata yang kuat serta ditunjang
fasilitas pariwisata yang sudah memadai dan
pengelolaannya sudah dilakukan oleh POKDARWIS.
Keberadaan desa wisata Tondok Bakaru membawa
warna tersendiri bagi Provinsi Sulawesi Barat bahwa sudah
memiliki desa wisata yang berkembang, namun dilain pihak
masih terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi seperti
belum memiliki master paln Desa Wisata , belum memiliki
Paket Wisata yang beragam masih perlu ditingkatkan
manejemen pengelolaan sampah dan parkir yang baik,
disetiap home stay dan guest house masih perlu
ditingkatkan standar pelayanan produk dan pengelolaan
dan yang paling penting penerapan standar prosedur
penanganan antisipasi bencana alam, khususnya tanah
longsor.

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


83
Kawasan wisata Bahari Pulau Karampuang
Pulau Karampuang termasuk wilayah Desa
Karampuang terdiri dari 11 dusun, Kecamatan Mamuju,
Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat deangan luas
wilayah 60.300 Ha dan wilayah sebesar 6,37 km2 dengan
jumlah penduduk yang mencapai 3.359 jiwa dan hanya
jarak tempuh 30 menit dari pelabuhan pesisir kota Mamuju.
Pulau karampuang adalah satu satunya pulau yang terdekat
di ibukota Provinsi Sulawesi Barat. Pulau Karampuang kalau
dilihat dari atas seperti budaya yang memiliki moncong,
selain itu dari cerita masyarakat bahwa Pulau karmpuang
bermakna rembulan yang bercahaya dan versi
lainnyabahwa Karampuang dari cerita sejarah adalah
berkaitan dengan tempat perlindungan para raja dari
pengejaran Pasukan Belanda.
Pulau Karampuang menjadi salah satu destinasi
pilihan atau favorit wisatawan yang hobi menikmati
kegiatan snorkeling (selam permukaan) dan diving,
utamanya di akhir pekan. Destinasi Pulau Karampuang
berjarak sekitar dua kilometer dari pusat Kota Mamuju, atau
sekitar 20 menit menggunakan kapal motor yang mudah
didapati di pelabuhan tempat pelelangan ikan (TPI) Kasawi
di Mamuju. Menuju destinasi wisata Pulau Karampuang juga
cukup terjangkau, wisatawan hanya menyiapkan dana Rp
20.000,- untuk pulang-pergi (PP) ke Pulau Karampuang.
Dermaga kayu yang dibangun oleh Pemerintah daerah di
Pulau Karampuang meiliki panjang 250 meter yang
menjorok ke laut, sekaligus tempat spot selfi, terumbu
karang dan ikan ikan masih tampak dari atas dermaga
dengan air laut yang jernih.

84 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Di Pulau Karampuang terdapat homestay sederhana
yang bisa digunakan oleh pengunjung dan wisatawan untuk
istrahat sembari menikmati fenomena alam laut dengan
ekosistemnya kehidupan biota laut ikan berwarna warni
yang mempesona, terdapat pula alat snorkling dengan sewa
Rp 25 ribu dan diving Rp 450 ribu 1 kali diving yang dapat
disewa oleh wisatawan di Pulau Karampuang, namun belum
terkelola dengan baik.
Pengunjung dari Kabupaten Mamuju dan dari
daerah lainnya datang ke Pulau Karampuang hampir setiap
hari ada, dan waktu libur paling banyak namun semua
mereka membawa makanan dan minuman dari Kota dan
meninggalkan sampah kalau pulang, masyarakat hanya
dapat penghasilan dari sewa Kasebo dan homestay karena
masyarakat belum terampil mengelola makanan dan
minuman khas Pulau Karampuang demikian keluhan
Angguta POKDARWIS Pulau Karampuang. Survey tanggal
16 Juni 2022
Kearifan lokal masyarakat Pulau karampuang masih
terjaga, tradisi dan adat masih terus dilestarikan, kegiatan
kegiatan ritual keagamaan masih terus dijaga melalui
pengajian dan shalat berjamaah di mesjid baik orang tua
maupun anak anak. Kedatangan pengunjung ke Pulau
Karampuang mereka terima dengan ramah dan tidak
banyak berharap dari penghasilan sumber pendapatan dari
pengunjung.
Pulau Karampuang sebenarnya sudah dikenal oleh
tour operator dalam negrei dan luar negeri semasa
Kabupaten mamuju masih berada dalam wilayah Provinsi
Sulawesi Selatan, memiliki pariwisata Bahari yang kuat
serta sudah memiliki POKDARWIS yang mengelola langsung

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


85
pulau Karampuang dari segi penjualan paket sederhana
wisata dengan kearifan lokal masyarakat Pulau karampuang
sangat memelihara lingkungan pantai dan lautnya karena
pengahsil terbesar mereka dari nelayan disusul
perkebunaan dan sebagai masyarakatnya bekerja di Kota
Mamuju khususnya ibu ibu banyak yang berjualan dan
sebagai pekerja informal.
Masyarakat lebih memilih bekerja di Kota Mamuju
daripada mengelola desanya, karena masyarakat masih
minim pemahaman tata kelola pariwisata Bahari mereka
belum paham bagaimana memulai mengembangkan
pariwisata Bahari, mengelola homestay, menjadi Pemandu
wisata yang profesional dll. Hal ini disampaikan bapak
Hasanuddin POKDARWIS Pulau Karampuang diskusikan
bersama POKDARWIS tanggal 17 Juni 2022
Kondisi di atas menunjukkan bahwa pemahaman
masyarakat terhadap pariwisata khususnya tata kelola
pariwisata bahari di Pulau Karampuang masih rendah.
Diperlukan peran pemerintah, dan industri pariwisata untuk
memfasilitasi kebutuhan masyarakat guna meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan disektor pariwisata, untuk
mewujudkan sumber pengahasilan lain diluar pengahsilan
utama sebagai nelayan dan petani

86 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Kawasan wisata Bahari Pantai Dato
Pantai Dato di Kabupaten Majene memiliki akses
yang mudah serta daya tarik wisata paintai yang
kuat,fasilitas pariwisata memadai, jalan setapak pesisir
pantai sudah tersedia dan terdapat sistem pengelolaan
berbasis kearifan Lokal yakni POKDARWIS.
Ada 4 kawasan pengembangan pariwisata prioritas
di kabupaten Majene yakni Kawasan Pantau Dato, Kawasan
pantai Barane, kawasan pantai Tara Ujung dan yang ke
empat kawasan permandian air panas Limboro. Kabupaten
Majene berupaya melakukan akselerasi peningkatan PAD
melalui sektor Pariwisata, karena pariwisata dianggap
memerlukan investasi kecil namun membawa dampak yang
besar terhadap masyarakat dan sumber pendapatan
daerah.
Perencanaan 4 kawasan pariwisata di kabupaten
Majene sudah masuk awal perencanaan kawasan dalam pra
design, langkah ini dilakukan pemerintah daerah guna
akselerasi pertumbuhan pendapatan daerah melalui
program pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di
Kabupaten Majene. Program perencanaan ini telah
dipresentasikan di Kemenparekraf Juli 2021. Sekretaris
Dinas Pariwisata Kabupaten Majene Bapak Afiat.
Pergerakan pariwisata didaerah pasca pandemi
covid 19 semakin cepat seiring dengan pemulihan dari
pandemi menuju era endemi covid 19. Ekosistim daya tarik
wisata pantai Datu di Kabupaten Majene memiliki
perbukitan tebing batu, hamparan pasir putih dan
pemandangan lautan lepas yang idah dan eksotik yang
akan menakjubkan wisatawan bila berada di Pantai Dato,
lokasi pantai Dato tidak jauh dari pusat kota memudahkan

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


87
akses bagi pengunjung utuk menuju pantai Dato di
kecamatan Banggae kabupaten Majene. High season
pengunjung ke pantai Dato pada saat libur khususnya libur
panjang lebaran Idhil Fitri.
Pengunjung menghabiskan waktu mereka 4 hingga
6 jam di Pantai Dato bersama keluarga 70 persen
pengunjung lokal dan hanya 25persen wisatawan domestik
dan sisanya kadang ada wistawan Internasional Demikian
ungkap Ketua POKDARWIS Pantai Dato Bapak Hasan.
Masyarakat lokal menjadikan salah satu daya tarik wisata
menghabiskan waktu libur Lebaran bersama keluarga di
Pantai Dato, Kecamatan Banggae, Majene, Sulawesi Barat.
Pantai yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Kota
Majene ini layak jadi referensi wisata traveler bersama
keluarga. Libur Lebaran banyak dimanfaatkan warga
Majene untuk mengunjungi Pantai Dato. Pantai Dato
menjadi salah satu tempat wisata favorit wisatawan lokal
maupun dari luar daerah untuk menghabiskan waktu libur.
Apalagi letaknya hanya beberapa meter dari jalan Trans
Sulawesi sehingga kerap dimanfaatkan para pemudik untuk
beristirahat sambil menikmati suasana pantai. Selain dari
Sulawesi Barat, ada banyak pengunjung dari luar daerah
seperti Pinrang dan Sidrap, Sulawesi Selatan yang sengaja
datang untuk menikmati keindahan pantai pasir putih Pantai
Dato.
Pantai Dato termasuk daya tarik wisata mudah
aksibulitas dari kota Majene, sudah tersedia amenitas
meskipun masih sederhana seperti Homestay, kasebo toilet
dan tempat parkir dan dikelola oleh POKDARWIS. Meskipun
demikian masih banyak yang perlu dibenahi seperti belum
ada papan bicara, belum memiliki pengelolaan sampah dan

88 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


parkir yang baik diperlukan juga pemahaman kepada
masyarakat dan pengelola penerapan prosedur antisipasi
terjadinya bencana alam dan memiliki menara pengawas,
untuk meningkatkan pengunjung ke Pantai dato perlu
dijadwalkan secara reguler kegiatan even berskala lokal.

Kawasan Bahari Pantai Koa Koa


Pantai Koa Koa terletakdalam wilayah desa Polewali
kecamatan Bambalamotu adalah salah satu pantai yang
cukup tertata di Kabupaten Pasangkayu, jarak tempuh dari
kota kabupaten mudah dijangkau, hampir tiap hari ada
pengunjung dan cukup banyak pengunjung khususnya di
akhir pekan sperti daya tarik wisata pantai lainnya di
kabupaten lain di Provinsi Sulawesi Barat.
Kabupaten Pasangkayu memiliki tagline yakni
Vovasanggayu, memiliki berbagai potensi daya tarik wisata,
diantaranya adalah pariwisata bahari pantai Koa Koa
terdapat pasir putih kecoklat coklatan. Pengunjung akan
merasakan kesejukan dipesisir pantai karena
banyakpepohonan danakan menikmati pemandangan
hamparan laut dan pasir putih kecoklat coklatan dengan
panjang kurang lebih 4 kilomater. Di Pantai Ko Koa juga
memiliki beberapa bangunan gasebo yang cantik untuk
tempat beristirahat dengan keluarga saat berlibur ketempat
ini.

Kawasan wisata Bahari Gusung Toraja


Pulau Gusung Toraja adalah salah satu daya tarik
wisata bahari masuk dalam wilayah administratif kelurahan
Ammasangan kecamatan Binuang.di Kabupaten Polman
aksesnya tidak begitu jauh dari kota kurang lebih 20 menit
menyebrang dari daratan, menuju ke Pulau Gusung Toraja

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


89
kita akan mendapatkan transportasi masyarakat dan dapat
pula dengan carter speed boat. Perjalanan kurang lebih 25
menit kita melewati 8 pulau besar lainnya disepanjag
perjalanan seperti Pulau Dea-Dea, Pulau Kucing, Pulau
Attarusan, Pulau Battoa, Pulau Panampeang, Pulau Salama,
Pulau Karamasang, Pulau Buttu Karamasang dan terakhir
adalah pulau Gusung Toraja.
Pulau Gusung Toraja adalah salah satu daya tarik
wisata pulau yang favorit di Kabupaten Polewali Mandar.
Pulau pasir putih Gusung Toraja satu diantara sekian
banyak wisata bahari yang dapat menjadi daerah tujuan
wiisatawan baik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan
domestik dari luar Sulawesi Barat termasuk wisatawan dari
Sulawesi Selatan. Pulau Gusung Toraja luasnya seukuran
lapangan sepakbola namun bentuknya memanjang yang
menawarkan pemandangan alam laut dan pantai pasir putih
yang mempesona dan sudah hampir sebagian besar
dibangun tanggul untuk menahan abrasi yang terjadi setiap
tahun, Pulau kecil ini tidak berpenghuni namun dikelola
langsung oleh Dinas Pariwista kabupaten Polman. Program
Kebijakan Dinas Pariwisata Kabupaten Polmas
mengutamakan pembinaan kepada masyarakat Desa yang
sudah mulai mengembangkan pariwisata, dan Dinas
Pariwisata Polman akan membantu DTW apabila sudah ada
pengunjungnya dan cara ini yang lebih efektif. Pak Andi
baso . Kabid Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata Polman
Biaya penyebrangan carter berkisar antara Rp
200.000 sampai dengan Rp 300.000 ribu dengan
menggunakan perahu mesin Perahu mesin yang biasa
digunakan sebagai sarana transportasi penyeberangan tarif
dari Rp 200.000 – Rp 300.000. Pulau pasir putih Gusung

90 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Toraja lebih sering dikunjungi diakhir pekan terbukti data
pengunjung setiap pekan terus meningkat, dipulau Gusung
Toraja kita dapat menikmati 2 pemandangan sekaligus
yakni bisa menikmati sunset dan sunrise ditempat yang
sama.
Wisatawan yang hobi snorkling dan berenang dapat
pula merasakan sensasinya mengelilingi pulau sambil
berjalan kaki, di pulau ini juag tersedia Gasebo dan rumah
panggung yang besar atau villa yang dapat digunakan untuk
istrahat dan menginap, namun masih terbatas persediaan
air tawar. Pulau Gusung Toraja dari cerita masyarakat yang
dijadikan tempat persinggahan nelayan sebelum atau
setelah memancing ikan, karena seringnya terdapat
tumpukan pasir dan seiring masa tumpukan pasir tadi
menjadi Pulau maka disebut Gusung atau Tumpukan Pasir,
beberapa ratus tahun lalu terjadi perang dan kebayakan
orang Toraja yang banyak korban lalu dimakamkan di
tumpukan pasir putih di Pulau Gusung Toraja.
Pulau Gusung Toraja memiliki daya tarik wisata
bahari yang kuat karena kemudahan aksesibilitas sudah
tersedia dermaga dan tanggul pemecah ombak serta
terdapat rumah tinggal untuk digunakan beristrahat yang
dikelola langsung olehDians Pariwisata Kabupaten Polman.
Pulau gusung Toraja masih perlu dibenahi tata kelola nya
seperti belum menerapkan pengelolaan sampah yang baik
pengelolaan retribusi perlu tata ulang dengan pendekatan
kesembingan retribusi masuk ke Pulau dengan fasilitas yang
tersedia utamanya ketersediaan air tawar.

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


91
Kawasan Pantai Kambunong
Pantai kambunong terletak di desa Kambunong
Kecanmatan Karosa Kabupaten Mamuju Tengah.
Kemudahan aksesibilitas dari Kota mamuju Tengah ke
Pantai Kambunong, akses menuju ke Pantai Kambunong
juga mudah dijangkau ditambah akses masuk ke lokasi
sangat mudah karena akses transportasi dapat digunakan
oleh pengunjung, fasiliatas umum seperti Listrik sudah
tersedia di pantai Kambunong. Jarak dari kota Mamuju
Tengah menuju Pantai Kambuno sekitar 100 km, adapun
daya pikat dari daya tarik wisata ini adalah perpaduan daya
tarik wisata alam, budaya dan buatan sehingga banyak
pengunjung betah untuk berlama lama di Pantai Kambuno.
Daya tarik lain pantai Kambuno adalah perpaduan
pesisir pantai dan bebatuan yang besar sepanjang pantai
menarik untuk ditelusuri dan sebagai spot selfi dan
hamparan bebatuan kecildi bagian tengah sebelum garis
pantai. Di sepanjang pantai cukup teduh karena banyak
pepohonan yang berukuran besar tumbuh sepanhjang
pantai. Belum banyak tersedia fasilitas untukpengunjung,
pemerintah daerah sedang berupaya utk mengembangkan
pantai Kambuno sebagai tempat untuk berekreasi
khususnya masyarakat Lokal.
Dari keenam kawasan destinasi pariwisata unggulan
yang ditetapkan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
tahun 2021 sebagai mana gambaran diatas masih banyak
yang perlu dibenahi baik oleh pemerintah dsaerah Provinsi/
kabupaten dan pemerintah pusat.

92 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Kajian Tata Kelola Pariwisata
Bahari Berbasis Masyarakat Di
Sulawesi Barat

Mayoritas mata pencaharian masyarakat di pesisir


pantai Sulawsi barat sebagai nelayan, namun ada juga
berkebun dan pegawai, karena sebagian masyarakat belum
mampu hidup dengan memanfaatkan alam sebagai sumber
pendapatan. Mata pencaroian utama sebagai nelayan yang
sumber ikannya sudah dijangkau jarak jauh mengakibatkan
pendapatan nelayan berkurang Penangkapan ikan yang
berlebihan dan semakin jauhnya lokasi penangkapan ikan
menyebab tingginya nilai operasional nelayan yang
berdampak kepada berkurangnya pendapatan nelayan.
Neksidin (2016) menyatakan menurunnya mutu ekosistem
seperti mangrove, terumbu karang dan lingkungan yang
terdapat di pesisir pantai Sulawesi Barat dapat
dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata bahari dan sumber
penghasilan lainnya, hal ini dapat terwujud apabila
ekosistem destinasi pariwisata bahari dapat dijadikan
sebagai salah satu tolok ukur standar keberhasilan.
Pengeolaan pariwisata bahari pada umumnya khususnya di
Indonesia masih perlu penanganan yang intens.
Di Pulau Karampuang SDMnya masih minim
pengetahuan dan keterampilan tata kelola dibidang
pariwisata, maka diperlukan adanya pelatihan kompetensi
kepada para Tour Guide dan Guide selam dalam mengelola
wisata bahari, sekaligus memberi peningkatan pengetahuan
keterampilan dan sikap yang baik terhadap tamu yang dia
layani sesuai standar pelayanan ASEAN. Ketua POKDARWIS
Pulau Karampuang Bapak Hasanuddin

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


93
Pesisir Pantai Sulbar masih banyak potensi daya
tarik wisata bahari yang perlu diangkat untuk diexplore
menjadi daya tarik wisata bahari yang existing dan terpadu
serta bekelanjutan, meskipun masih perlu penataan dan
pengelolaan yang intens untuk dapat dipromosikan dan
dijual oleh industri pariwisata lebih khusus kepada kepada
wisatawan. Semua diatas tidak dapat terpromosi baik
apabila tidak dikerjakan melalui kolaborasi antar stakholder.
Tugas kami sebagai pemerintah daerah khususnya
Dinas pariwisata di Kabupaten Polman memmberikan
kesempatan kepada masysrakat untuk berbuat buat dulu
dan mengembangkan potensi daya tarik wisatanya masing
masing kawasan, sebagai pemerintah akan turun
membantu Tata kelola destinasi, apabila wisatawan sudah
tertarik ke kawasan wisata tersebut, kami lebih
mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Andi Baso
Kabid Destinasi Dispar Kab, Polman
Dari penjelasan diatas Dinas Pariwisata Kabupaten
Polman lebih mengedepankan keterlibatan dan kreatifitas
dari masyarakat untuk mengembangkan pariwisata
sehingga natinya Pemerintah daerah akan membantu
apabila masyarakat sudah memulainya terlebih dahulu,
sehingga daya tarik wisata yang dikembangkan akan
menerapkan kosep pariwisata berbasis masyarakat, dimana
dominasi tanggung jawabnya lebih besar oleh masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerntah daerah sudah
mnejalankan prinsip prinsip pariwisata berbasis
masyarakat, karena mengharapkan masyrakat sebagai
inovator dalam mengembangkan kawasan pariwisata bahari
di kabupaten Polman

94 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Adapun hasil pengamatan dan obeservasi kami
dilapangan terhadap 6 kawasan destinasi unggulan di
Sulawesi Barat dengan pendekatan konsep 5 faktor yang
mempengaruhi pengembangana pariwisata bahari di Sulbar
yang dapat dilihat pada tabel dibawah dimana hasil dampak
positif dan negatifnya terpapar secara keseluruhan.

Tabel 2. Dampak Penerapan Pariwisata Bahari

Hasil Penelitian Lapang dampak penerapan Ekosistem


Pariwisata Bahari Berbasis Masyarakat di Sulawesi
Barat

FAKTOR YANG
MEMPENGARUH
N DAMPAK DAMPAK
I PENG.
O POSITIF NEGATIF
PARIWISATA
BAHARI
1 Daya Tarik Wisata Kawasan Kerusakan
pesisir pantai ekosistim
dan laut pesisir dan laut
memiliki berdampak
banyak daya kepada
tarik wisata keberlanjutan
dan habitat DTW
laut
2 Tata kelola DTW 4 diantara 6 Perubahan
Kawasn aktifitas
pariwisata masyarakat
Unggulan di dari
Sulbar sudah nelayan/pertan
dikelola oleh i menjadi
masyarakat pengelola
yang pariwisata akan
didampingi mempengaruhi
oleh Dinas pola hidup
pariwisata masyarakat

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


95
FAKTOR YANG
MEMPENGARUH
N DAMPAK DAMPAK
I PENG.
O POSITIF NEGATIF
PARIWISATA
BAHARI
3 Keterlibatan Masyarakat Wisatawan dan
Masyarakat masih pengunjung
memiliki belum banyak
tradisi memberi
menjamu kontribusi
tamu untuk terhadap DTW
tinggal
beberapa
waktu
dirumahnya
4 Indistri Pariwisata Industri Pemerintah
pariwisata daerah menjadi
sudah pasif dan
menjual apriori karena
destinas berharap
ipariwisata pengembangan
Sulbar P. pariwisaa
Karampuang bahari dari
dan Mamasa masyarakat
dan industri
5 Wisatawan Pengunjung Masyarakat di
lokal destinasi
mendominas pariwisata
i yang bahari
berkunjung membutuhkan
ke destinasi pengelolaan
pariwisata sampah
bahari peninggalan
pengunjung

Hasil penelitian melalui wawancara dan observasi di


lapangan dari5 kawasan pariwisata bahari di Sulbar 4
diantaranya sudah menjalankan pendekatan prinsip prinsip
pariwisata berbasis masyarakat karena pengelolaannya
diserahkan kepada masyarakat khususnys POKDARWIS.

96 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Konsep Kolaborasi Pengembangan Pariwisata Bahari
Melalui Pola Perjalanan Wisata Di Sulawesi Barat

Kolaborasi pelaksaanan pengelolaan pariwisata


bahari sudah melibatkanmasyarakat khususnya
POKDARWIS dari 6 kabupaten dengan 6 kawasan destinasi
pariwisata Unggulan di Provinsi Sulawesi Barat 4
diantaranya sudah dikelola berbasis masyarakat karena
yang kelola adalah POKDARWIS hal ini menunjukan bahwa
Dinas pariwisata di 4 Kabupaten sudah melakukan
pengelolaan destinasi pariwisata bahari berkolaborasi
dengan POKDARWIS atau masyarakat. Di kawasan pantai
Koa Koa kabupaten Pasangkayu sudah mulai tertata dengan
baik meskipunmasih terkendala kesadaran masyarakat
Awalnya tidak tahu memulai kerja POKDARWIS dari
mana, khususnya mengelola pantai Koa Koa, sehingga kami
masih perlu banyak belajar bagaimana kami dan
masyarakat bisa berkolaborasi membangun pantai Koa Koa
menjadi Daya Tarik yang diminati pengunjung khususnya
masyarakat Lokal. Herianto Ketua POKDARWIS Kab
Pasangkayu.
Di Pantai Koa Koa pengunjung dapat mengabadikan
panorama di spot spot foto yang tersedia yang tidak kala
bersaing di pantai lainnya, bagi pengunjung yang hoby
snorkling menikmati terumbu karang dapat pula kita
nikmati, bahkan pemerintah membuat even reguler yakni
balapan tradisional gerobak sapi dan tersedia makanan khas
daerah apabila kita berada cukup lama di pantai Koa Koa.
Pantai Koa Koa dengan berbagai keunikannya masih
diperlukan tata kelola daya tarik wisata pantai yang
memadai terhusus pengelolaan sampah dan parkir

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


97
penataan sentra pusat perbelanjaan, coffee dan fasilitas
pariwisata yang memadai seperti toilet, pusat informasi,
jalur evakuasi dan lain lain.
Di kawasan wisata bahari pantai Dato sudah dikelola
oleh POKDARWIS. Dinas Pariwisata Kabupaten Majene
sudah menyerahkan pengelolaannya kepada masayarakat
melaluo POKDARWIS dengan tetap dipantau oleh salah satu
staf dinas pariwisata Kabupaten Majene
Kawasan Pulau Karampuang menyimpan banyak
potensi pariwisata bahari diantaranya kehidupan masyrakat
yang masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi
leluhur maik tradisi nelayan, bertani dan berkumpul
bersama disatu desa dan di masjid. Hal ini nampak kelihatan
masyarakat yang menghuni pesisir pantai tinggal
berkelompok dibebarapa desa di pulau tersebut dan
menyimpan fenomena alam seperti daya tarik wisata sumur
3 warna, ada pula sumur jodoh yaitu sumber mata air yang
tidak pernah kering sebagai pusat sumber air yang
digunakan berbagai aktifitas masyarakat sehari hari
Namun di lain pihak masih banyak persoalan yang
timbul di Pulau Karampunag seperti belum adanya paket
wisata yang paten dibuat oleh Biro Perjalanan Wisata di
lain pihak potensi dan eksistensi daya tarik wisatanya masih
banyak belum tersentuh seperti paket traking, menyaksikan
sumur jodoh, air 3 rasa menikmati kehidupan masyarakat
pesisir, menyaksikan pemandangan yang indah. Tata kelola
destinasi masih minim khususnya yang berbasis
pengelolaan pariwisata berkelanjutan, belum memiliki
master plan pembangnan pariwisata berkelanjutan karena
pariwisata bahari rentan akan perusakan lingkungan hidup
khususnya ekosistem Bahari, perlu diterapkan Standar

98 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Operating Procedure tentang pencegahan bencana alam di
laut dan pesisir, penguatan manejemn pengelolaan sampah
yang baik.
Konsep kolaborasi masyarakat sudah timbuk sejak
nenek moyang mereka saling membantu satu sama lain
adalah akar kolaborasi masyarakat yang perlu ditingkatkan
ke tatanan kelompok masyarakat lebih luas untuk mencari
nafkan yang lebih baik.
Diperkuat oleh Ibu Kepala Desa Pulau Karampuang
sangat berharap kepada masyarakatnya khususnya ibu ibu
tidak lagi keluar pulau untuk bekerja sebagai Asisten RT di
kota mamuju, lebih baik kembangkan pariwisata di desa nya
seperti mengelolah homestay, membuat kuliner dengan
bahan dasar yang diambil dari Pulau karampuang untuk
kebutuhan wisatawan dan pengunjung, kerjasama yang
baik akan membuahkan hasil yang baik.
Harapan ibu kepala desa Karampuang diatas
menunjukkan bahwa besar harapan beliau agar
masayarakat mengembalikan tradisi lama untuk
bekerjasam dan berkolaborasi dalam mengangkat sumbar
daya alam yang ada di Pulau Karampuang. Beliau juga
berharap adanya perhatian pemerintah untuk berkolaborasi
dengan industri pariwisata dalam mengembangkan
kemampuan dan keterampilan masyarakat pulau
Karampuang dalam mengelola homestay dan aneka
kuliner. Hal imi sejalan dalam pedoman destinasi pariwisata
berkelanjutan melalui optimasi peran Bussiness,
Government, Community, Academic, and Media (BGCAM)
untuk menciptakan orkestrasi dan memastikan kualitas
aktivitas, fasilitas, pelayanan dalam kawasan pariwisata

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


99
Kebijakan Penetapan Kawasan Pariwisata Unggulan
Dan Aktifitas Pariwisata Bahari Di Sulawesi Barat

Untuk memperkuat penetapan implementasi


kebijakan pariwisata unggulan diatas maka diperlukan
penyesuaian standar daya tarik wisata nasional sesuai
Permen No 4 tahun 2021 tentang standar kegiatan usaha
pada penyelenggaraan perijzinan berusaha berbasis resiko,
khususnya Standar usaha Kawasan Pariwisata beresiko
tinggi, karena dari enam kawasan pariwisata unggulan
diatas lima diantaranya adalah pariwisata bahari yang
memiliki resiko tinggi dalam pengelolaannya.
Dalam permen ini menjelaskan ada 7 indikator
standar pengelolaan kawasan pariwisata Yakni : 1.
Penggolongan usaha, 2. Sarana Pariwisata, 3. Struktur
organisasi & SDM, 4. Pelayanan, 5. Persyaratan Produk
usaha, 6. Sistim manejemen usaha, 7. Penilaian kesesuaian
dan pengawasan. Sejalan yang disampaikan oleh Kepala
Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar, Bahwa destinasi pariwisata
di Sulawesi Barat masih perlu pembenahan khususnya
aspek infrastruktur, sarana pariwisata dan pelayanan
Sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan
kompetensinya, serta pengawasan. Kondisi ini menjadikan
program pembangunan pariwisata khususnya pariwisata
bahari di Sulawesi Barat melambat, ditambah lagi dengan
terjadinya Gempa Bumi yang melanda Kabupaten Mamuju
Sulbar serta goncangan pandemi Covid 19 pada tahun
2020/2021. Pembangunan pariwisata bukan sekedar
melihat apa yang dibuat oleh destinasi pariwisata lainnya
yang mungkin saja topografinya, respon masyarakat yang
berbeda satu destinasi pariwisata dengan destinasi

100 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


pariwisata lainnya. Dari enam destinasi unggulan diatas
lima diantaranya adalah Pariwisata bahari, hal ini
menunjukkan konsep pariwisata dan pembangunaan
pariwisata di di Sulawesi Barat perlu mengacu kepada
konsep pariwisata berbasis kearifan lokal masyarakat untuk
mampu manjaga dan perlindungi ekosistim kehidupan
mahluk alam disekitarnya.
Aspek yang harus dipenuhi oleh suatu destinasi
pariwisata bahari tidak lepas dari 3 hal yakni aspek Ekologi,
Ekonomi dan Sosial yang akan menjadi sasaran
pengembangan pariwisata bahari. Data potensi destinasi
pariwisata di Sulawesi Barat dapat dilihat pada data berikut
Sulbar dalam angka 2020 total pulau di Sulawesi
Barat dimasing masing kabupaten sebagai berikut
Kabupaten Majene memiliki 1 pulau, Polewali Mandar
10 pulau, Mamuju 37 Pulau, Pasangkayu 14 pulau dan
Mamuju Tengah terdapat 7 pulau jadi total keseluruhan 69
Pulau. Jumlah daya tarik wisata Sulawesi Barat sudah
memiliki kekuatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas
pariwisata seperti sudah memiliki 7 hotel bintang, dengan
429 kamar dengan tempat tidur 679, data restoran/rumah
makan 276 unit.
Data tahun 2021 total daya tarik wisata di provinsi
Sulswesi Barat sebanyak 277, kunjungan wisatawan
mancanegara dan domestik ke Sulawesi Barat tahun 2019
berjumlah 813.994 dan tahun 2020 berjumlah 467.567
(Sumber Dispar Sulbar 2021).
Ada tiga pemanfaatan pariwisata bahari menjadi
suatu daya tarik wisata bagi wisatawan yang pertama
pemanfaatan pesisir pantai, pemanfaatan permukaan laut
dan pemanfaatan kedalamam laut yang kesemuanya dapat

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


101
dinikmati oleh wisatawan tergantung dari minat wisatawan.
Berdasarkan potensi sumber daya alam bahari diatas yang
cukup besar, perlu pengelolaan yang ditangani oleh tenaga
professional.
Ungkapan diatas menunjukan bahwa masyarakat
siap mengelola pariwisata bahari dengan profesional namun
diperlukan stakeholeder dalam membina dan mendampingi
mereka, baik dari Dians Pariwisata , Perangkat Desa Dinas
Kelautan dan lain lain

102 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Kajian Tata Kelola Ekosistim
Destinasi Pariwisata Bahari
Berbasis Masyarakat Di Sulawesi
Barat

Dampak pembangunan pariwisata disuatu daerah


yang menimbulkan ketretarikan wisatawan berkunjung ke
destinasi pariwisata tersebut salah satu dampak dari baik
buruknya tata kelola ekosistim destinasi pariwisata
tersebut, dan hal ini dapat diukur melalui berbagai alat ukur
yang digunakan para ahli dibidang pariwisata. Pariwisata
adalah sektor kecil yang mempengaruhi sektor besar
lainnya seperti ekonomi, lingkungan, sosial dan Budaya.
Pengelolaan ekosistim destinasi pariwisata yang
baik dan benar akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
masyarakat karena tingginya perputaran transaksi jual beli
melalui industri pariwisata sebagai rantai pasok pariwisata.
Pariwisata tumbuh masyarakat akan ikut menjaga
kelestarian alam dan lingkungannya hal ini sudah dirasakan
diman masysrakat mampu menjaga kebersihan, bergong
ronyong menanam pohon bakau dan melakaukan
transpalansi terumbu karang khususnya yang tinggal di
pesir pantai dan pulau pulau.
Provinsi Sulawesi Barat yang mengandalkan
pariwisata bahari tentu ikut berbenah dalam membangun
pariwisata. Penetapan 6 kawasan pariwisata unggulan di
Sulawesi Barat 5 dintaranya adalah pariwisata bahari
dimana 4 diantaranya dikelola langsung oleh masyarakat
POKDARWIS halini menunjukkan bahwa upaya pemerintah
daerah untuk melibatkan masyarakat sekitar kawasan
pariwisata bertanggunggung jawab terhadap daya tarik

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


103
wisata yang sudah ditetapkan oleh Gubernur (Tourism
Community Based) sudah diterapkan di Sulawesi Barat.
Diperkuat dengan hasil penelitian lapangan
ditemukan selain kekuatan juga masih menemukan
kelemahan kelemaha dalam pengelolaan pembangunan
ekosistim destinasi pariwisata bahari di Sulawesi Barat,
yang dapat dilihat melalui pendekatan kriteria penilaian 5A
+ 3 S pada tabel dibawah :
Tabel 3. Analisis Kriteria Penilaian 5A+3S
Hasil analisis pengelolaan pembangunan ekosistim
destinasi pariwisata Bahari di Sulawesi Barat
NO DIMENSI ANALISIS ANALISIS
DESTINASI KEKUATAN KELEMAHAN
PARIWISATA
a Atraksi wisata Sumber daya Masih banyak
bahari bahari cukup DTW bahari
memadai yang belum
tereksplorasi
b Aktifitas wisata Adanya zona Belum
bahari lokasi aktifitas dimanfaatkan 3
wisata bahari zona aktifitas
wisata bahari
dengan
maksimal
e Aksesibilitas Aksesibilitas Belum ada
Jalan cukup transportasi
memadai umum dari
pusat kota ke
kawasan wisata
serta papan
bicara

104 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


NO DIMENSI ANALISIS ANALISIS
DESTINASI KEKUATAN KELEMAHAN
PARIWISATA
d Amenitas Dipusat kota Dikawasan
amenitas wisata
cukup amenitas belum
memadai terpelihara
Jenis
c Akomodasi Akomodasi akomodasi
dipusat kota belum
sudah bervariasi
memadai Belum ada
homestay
dikawasan
pariwisata
f Security Di pusat kota Belum adanya
cukup aman pusat keaman
pariwisata
terpadu di DTW
Bahari
g Safety Keselamatan Di kawasan
wisatawan pariwisata
adalah yang bahari belum
utama menerapkan
unsur
keselamatan
wisatawan
h Sanitation Sanitasi Kebersihan di
masyarakat kawasan
cukup pariwisata
terpelihara

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


105
NO DIMENSI ANALISIS ANALISIS
DESTINASI KEKUATAN KELEMAHAN
PARIWISATA
belum
terpelihara

Atraksi wisata Bahari

Atraksi wisata bahari pada umumnya di lima


Kabupaten Sulawesi Barat dari segi geografis hampir
serupa, namun dengan kondisi kawasan wisata bahari yang
ada baik pesisir pantai maupun pulau perlu mendapat
perhatian serius dari pemerintah daerah untuk dapat
dikembangkan dan dikelola lebih profesional dengan
merujuk pada standar pengelolaan kawasan pariwisata
yang berkelanjutan dan standar pengelolaan sesuai Permen
Parekraf No 4 tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha
Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
Sektor Pariwisata. Sesuatu yang menjadi daya tarik di
kawasan destinasi pariwisata khususnya destinasi
pariwisata Bahari perlu mendapat perhatian khususnya dari
segi keamanan wisatawan karena kawasan destinasi bahari
salah satu daya tarik wisata yang beresiko tinggi.
Negara-negara yang sudah menjual destinasi
pariwisata bahari sudah menerapkan standar pengeleloaan
destinasi pariwisata bahari yang cukup ketat seperti contoh
di Thailand meperkenalkan kawasan pariwisata bahari Puket
Island dengan menelusuri muara sungai menuju pantai
yang indah dengan menggunakan perahu dimana semua
wisatawan tidak boleh naik perahu tanpa menggunakan
pelampung.

106 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Bagaimana dengan di Indonesia pada umumnya
belum menerapkan standar pengelolaan bahari yang benar
khususnya di Sulawesi Barat belum menerapkan hal
tersebut yang diterapkan di Puket Island, berdampak
kepada kualitas destinasi pariwisata bahari itu sendiri. Di
Sulawesi Barat sumber daya wisata bahari cukup memadai
namun masih banyak yang belum tereksplor.
Dari data yang terhimpun data sekunder wisata
alam, terdapat kurang lebih 154 (Setidaknya seratus lima
puluh empat) DTW alam yang telah berkembang maupun
masih bersifat potensi (belum dikembangkan) di seluruh
wilayah Sulbar, serta terdapat 72 DTW budaya yang
tersebar di enam Kabupaten. Sedangkan Kabupaten
Mamuju Utara hanya sekitar 3 (tiga) DTW budaya yang
berbasis pada peninggalan budaya berupa komunitas
masyarakat adat dan juga berupa situs. Data wisata buata
yang ditemukan ada 25 (dua puluh lima) DTW buatan yang
dikembangkan di 4 (empat) kabupaten yaitu di Kabupaten
Mamuju dengan jumlah DTW buatan sebanyak 7 DTW,
Kabupaten Majene yang hanya terdapt 2 DTW, Kabupaten
Polewali Mandar juga sama hanya 3 DTW, dan di Kabupaten
Mamuju Tengah 13 DTW. Data lengkap DTW dapat dilihat
pada lampiran hasil penelitian ini.

Aktifitas wisata bahari


Kita bisa melihat bagaimana kawasan Nusa Dua Bali
menjual destinasi pariwisata Bahri dengan menawarkan 3
dimensi aktifitas wisata bahari baik pesisir pantai dengan
aktifitas bersantai dipinggir pantai berenang, berjemur
sambil menikmati kuliner khas Bali, begitupula dimensi
permukaan laut dengan berbagai aktifitas bananaboat,

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


107
paraceiling, jetsky, memnacing, menikmati taman laut
dengan menggunakan perahu kapal katamaran dan lain
lain, begitu pula aktifitas di kedalam laut snorkling, diving,
penelitian kapal karam.
Aktifitas wisata bahari dipesisisir pantai dapat pula
ditampilkan atraksi budaya bahari, belajar kehidupan
masyarakat nelayan, belajar tentang ekosistim tanaman
mangrove. Di sepanjang pesisir pantai khususnya Pulau
Karampuang masih menerapkan satu dimensi pemanfaatan
wisata bahari yakni pemanfaatan pesisisr pantai, hal ini
belum sejalan dengan konsep pemanfaatan tiga dimensi
pemanfaatan aktifitas wisata bahari (Farid 2019)
Banyaknya aktivitas yang ditawarkan akan semakin
banyak pula pilihan bagi pengunjung/wisatawan yang dapat
dilakukan, dan akan semakin bergairah untuk berwisata,
akan berdampak kepada lama tinggal, akan semakin
banyak uang yang dibelanjakan, akan semakin puas juga.
Di Sulawesi Barat memiliki potensi di tiga zona dimensi
pemanfaatan wisata bahari na,mun belum dimanfaatkan
secara maksimal. Aktifitas atau event yang sangat
spektakuler yang dilaksanakan setiap tahun yakni Festival
perahu Sandeq bahkan di tahun 2022 menyeberang
melintasi samudra sampai ke Ibu Kota Negara IKN di
Kalimantan Timur.
Hasil penelitian ini dapat diuraikan tiga dimensi
pemanfaatan pariwisata bahari yang perlu diketahui yakni
pertama pemanfaatan aktifitas di pesisir pantai, kedua
pemanfaatan aktifitas di permukaan laut dan terakhir
pemanfaatan aktifitas di kedalaman laut, adapun bentuk
aktifitasnya sebagai berikut :

108 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Aktifitas di pesisir pantai

a. Olahraga volli pantai,


b. Rekreasi bersama keluarga
c. Berjemur
d. Mandi pasir

Aktifitas di permukaan laut


a. Olahraga jet sky
b. Speed boat
c. Paraceiling
d. Berenang bersama keluarga
e. Surving

Aktifitas di kedalaman laut


a. Snorkling
b. Diving
c. Penelitian terumbu karang
d. Penelitian kapal karam

Aksesibilitas wisata Bahari


Menikmati daya tarik wisata bahari adalah hal yang
mengesankan , namun kadang yang menjadi kendala
adalah akses menuju ke daya tarik wisata masik sulit
ditemukan khusnya dari pusat kota kambupaten,
pengunjung hanya bisa membawa kendaraan pribadi
namun belum ada kendataan umum Public Transportation.
Transportasi adalah urat nadi kepariwisataan wisatawan
tidak bisa bergerak daritempat tinggalnya kalau tidak ada
transportasi baik transportasi jarak jauh pesawat udara,
kapal laut, kereta api, transportasi jarak sedang bus antar
provinsi menuju Sulawesi Barat sumber wisatawan dari

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


109
Sulawesi Selatan, transpoertasi jarak pendek yakni
transpoertasi dari dan ke Daya tarik wisata dalam
kabupaten di Sulawesi Barat.
Selain transportasi , informasi tentang jenis
transportasi, biaya trabsportasi dan jarak Daya tarik wisata
bahari sangat kurang membuat kesulitan bagi wisatawan
untuk mengunjungi daya tari wisata bahari di Sulawesi
Barat. Salah satu unsur daya tarik wisata adalah mudahnya
akses menuju daya tarik wisata tersebut, banyaknya pilihan
dan terbukanya akses menuju DTW semakin tertarik
wisatawan untuk berkunjung. Akasesibilitas sumber
wisatawan yakni kerjasama dengan tour operator dari
Makassar untuk menjual potensi pariwisata bahari di lima
kawasan pariwisata unggulan di Sulawesi Barat.

Amenitas Wisata Bahari


Fasilitas pariwisata adalah unsur penunjang yang
utama bagi kebutuhan wisatawan diantaranya adalah
restoran/rumah makan, seperti Pusat informasi, perbankan,
klinik, toko cendramata dan toilet merupakan kebutuhan
dasar wisatawan.
Di Sulawesi Barat pada 5 kawasan pariwisata
unggulan belum banyak tersedia fasilitas pariwisata
(Amenitas) yang masih tersedia dipusat kota Kabupaten,
begitu juga toilet yang tersedai di Destinasi pariwisata
bahari masih kurang, kalaupun ada tidak terpelihara dengan
baik sehingga meresahkan dan tidakbetah bagi wisatawan
yang berkunjuung ke DTW Bahari di Sulawesi Barat.

110 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Akomodasi dalam mengembangkan wisata bahari
Wisata bahari memang tidak identik dengan hotel
mewah namun wisatawan bahari lebih memilih resort
sederhana, home stay, Lodge dll
Akomodasi bisa membuat nyaman dan betah
wisatawan untuk tinggal lebih lama di suatu destinasi
pariwisata bahari, jika akomodasi tersebut dikelolah oleh
SDM yang berkualitas dan kompeten. Dari tahun ketahun
jumlah hotel dan kamar hotel terus bertambah seiring
bertumbuhnya sumber daya manusia yang dibutuhkan
pihak industr.
Di Sulawesi Barat belum banyak tersedia akomodasi
di Kawasan Destinasi Pariwisata bahari, hampir semua
akomodasi masih berada di Kota Kabupaten dengan Sumber
daya manusia yang terbatas dan belum memiliki sertifikat
kompetensi.
Berdasarkan data sekunder yang dihimpun,
terdapat kurang lebih 61 unit hotel,yang terdiri atas 26 unit
hotel bintang satu, 2 unit hotel bintang dua, dan 3 unit hotel
bintang tiga, serta 30 unit hotel kelas melati. Pemerintah
daerah hendaknya memberi peluang yang besar daengan
persyaratan yang mudah bagi investor untuk membangun
hotel agar tingkat kunjungan wisatawan terus meningkat
seiring meningkatnya daya tari wisata dan memeberi
pemahaman serta pelatihan kepada masyarakat untuk
merenovasi satu kamar kamar setiap rumah untuk di
jadikan homestay khususnya masyarakat yang tinggal di
pesisir lima kawasan daya tarik wisata bahari unggulan di
Sulawesi Barat.

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


111
Security in marine tourism
Aspek keamanan di enam Kawasan destinasi
pariwisata unggulan khususnya di lima kawasan wisata
bahari di Sulawesi Barat perlu menjadi perhatian khuusus
oleh pemerintah daerah karena konsep pariwisata bahari
termasuk penyelenggaraan usaha pariwisata yang beresiko
tinggi. Harus tersedia standar fasilitas pariwisata bahari
seperti pos keamanan, menara intai, semua pemilik dan
pengelola perahu/kapal yang disewakan kepada
pengunjung dan wisatawan, penjaga keamamanan pantai,
tanda tanda berbahaya di atas permukaan laut dan lain lain.
Fasilitas yang dimaksud diatas semua belum
tersedia di pesisiar pantai Sulawesi Barat khususnya di 5
kawasan destinasi unggulan.

Safety in Marine Tourism Zone


Hasil pengatana kami dilapangan dan hasilobservasi
langsung hasil kunjungan ke daya tarik wisata bahari
namun belum disiapkan standar keselamatan wisatawan
yang melakukan aktifitas bahari seperti pelampung, tanda
berbahaya dipantai dan permukaan laut, jalur evakuasi dan
lain lain, tanggapan yang kami dapatkan bahwa daya tarik
wisata yang ada di Sulbar kurang lebih 80 persen adalah
pengunjung lokal, mereka merasa nyaman saja dengan
kondisi yang sudah ada sehingga bagi pengelola
POKDARWIS merasa pengunjung lokal yang datang
berulang khususnya dihari libur dan libur panjang idhul fitri
datang bersama keluarga dengan membawa makanan
masing masing sudah lebih dari cukup tanpa
memperhatikan keselamatan diri mereka sendiri dan belum
memperhitungkan peluang kedatangan wisatawan domestik
dan mancanegara dapat pula berkunjung, yang berdampak

112 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


kepada meningkatkan kualitas daya tarik wisata bahari dan
sumber pendapatan masyarakat di Sulbar.

Sanitation in marine tourism


Kebersihan adalah faktor utama di destinasi
pariwisata. Kondisi ini dapat kita lihat sebagai contoh
destinasi pariwasa di Bali hampir semua Daya Tari
wisatanya bersih dan dijaga oleh petugas yang
membersihkan setiap saat sehingga pengunjung/wisatawan
pun enggan membuang sampah sebarang tempat karena
kawsannya bersih dan tersedia temapt sampah yang dapat
dilihat langsung oleh wisatawan.
Di Sulbar hampir semua kawasan destinasi
pariwisata unggulan belum menerapkan manejemen
sampah yang baik dan benar. Ada diantara kawasan
pariwiata unggulan sudah bersih namun tumpukan sampah
masih dapat dilihat oleh wisatawan sehingga kesannya tidak
bersih dan ditumpuk diantara tempat parkir kendaraa yang
tidak teratur pula.
Kedelapan dimensi destinasi pariwisata bahari
diatas dapat berjalan baik jika kesadaran partisispasi
masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan dan
pemerintah daerah serta masyarakat mengurangi
kelemahan dengan memperbaikinya menjadi peluang
dalam mengembangkan pariwisata bahari dengan
pendekatan konsep periwisata berbasis masyarakat.
Konsep pariwisata berbasis masyarakat sudah
dikenal sejak tahun 1995 dan diperkuat oleh Kementerian
Pariwisata menetapkan istilah ini sebagai model
pembangunan pariwista yang melibatkan masyarakat sejak
tahun 2017 untuk mempercepat pembangunan pariwisata
di pedesaan maka bermunculan konsep desa wisata yang

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


113
sampai saat ini tumbuh dan berkembang. Konsep
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan pariwisata
adalah salah satu cara yang cepat untuk mencapai tujuan
dari pembangunan pariwisata di Indonesia yaitu menghapus
kemiskinan dan mensejahtrakan masyarakat, hal ini
diperkuat dengan pendapat bahwa kondisi Masyarakat lokal
dalam konsep pariwisata berbasis masyarakat memiliki
kesadaran untuk berpartisipasi secara aktif dalam
pembangunan kepariwisataan di wilayahnya melalui
kelangsungan budaya, sosial, dan lingkungan
(Prabawati:2013)
Empat dari enam kawasan pariwisata bahari di
Sulawesi Barat sudah melibatkan masyarakat dalam
mengelolaan kawasan pariwisata bahari melalui kelompok
sadar wisata (POKDARWIS)

114 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Konsep Kolaborasi
Pengembangan Pariwisata
Bahari Yang Menghasilkan Pola
Perjalanan Dan Jenis Paket
Wisata
Model Kolaborasi terintegrasi
Permen no 9 tahun 2021 tentang Pegelolaan
destinasi pariwisata berkelanjutan adalah salah satu dasar
pengembangan yang harus diterapkan pada tataran
implementasi pengembangan pariwisata bahari.
Tripel Helix adalah adalah salah satu yang menjadi
teori dasar untuk menganalisis tentang konsep kolaborasi
pengelolaan pariwisata bahari di Sulawesi Barat. Namun
peneliti akan merekonstruksi Tripel Helix oleh Etzkowitz
dan Leydesdorff .Menjadi Triple Helix- Plus com

Pemerintah Masyarakat

Akademisi Masyarakat

Industri Masayarakat

Gambar 2. Rekonstruksi Teori Triple Helix


Sumber : Rekonstruksi Teori Triple Helix Plus-Com

Model kolaborasi Triple Helix-Plus Com akan lebih


tepat dan cepat mendapat dampak manfaat dari apa yang
direncanakan sebelumnya baik oleh Pemerintah, Akademisi
maupun industri karena kepemilikan (orwnership) daya

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


115
tarik wisata alam maupun kawasan pariwisata alam dan
budaya merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan masyarakat yang secara langsung dapat
memelihara dan melayani pengunjung ke daya tarik wisata.
Tabel 4. Prioritas Pengembangan Pariwisata Bahari di
Sulbar

PRIORITAS AKTIVITAS
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
Kebijakan Pengembangan Inventarisasai 3 zona
Potensi Pariwisata Sulbar dimensi pemanfaatan
pariwisata bahari
(Pesisir Pantai,
Permukaan Laut, dan
kedalaman Laut)
Keterlibatan Masyarakat Masyarakat terlibat
Bahari dalam Berpartisipasi dalam aktivitas bahari
melalui POKDARWIS
Kolaborasi SKPD terkait SKPD secara periodic
dalam mengembangkan menganggarkan
wisata bahari kegiatan
pengembangan
pariwisata bahari setiap
tahun
Sumber : Olahan Peneliti 2022.

Model Peta Pola perjalanan dan konsep penyusunan


paket wisata bahari
Pola perjalanan adalah bentuk dasar dari
penyususnan paket wisata yang dibuat oleh pemerintah
daerah bekerjasama dengan asosiasi pariwisata untuk
menghasilkan data dan informasi tentang kesiapan 5 A
yakni Atraksi, Aksesibilitas, Akomodasi, Amenitas dan
Aktifitas dan ditambah 3 A Savety, Sacurity and Satisfaction
untuk mengahsilkan bentuk dan pola perjalanan yang
maksimal. Pola perjalanan memaparkan tentang jarak satu
daya tari wisata dengan daya tarik wisata lainnya serta
fasilitas pariwisata penunjang lainnya yang dapat

116 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


direkomendasikan oleh pemerintah daerah dan diyakinkan
kepada industri pariwisata khususnya Biro Perjalanan wisata
untuk dijadikan produk wisata berupa paket wisata.
Produk menurut Kotler dan fox adalah A product is
anything that can be offered to a market for attention,
ecquisition, us or consumption that might satisfy a want and
need. Jadi ada dalam pengertian diatas bahwa produk
adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen
pasar yang menarik bagi mereka, agar konsumen/pasar
mau memesan menggunakan ataupun mengkonsumsi
sesuai kebutuhan dan keinginan mereka. Ada dua makna
terkandung dalam pengertian diatas bahwa ada maksud
keinginan dan kebutuhan konsumen. Apa saja keinginan
konsumen baik obyek nyata (tangible) tidak nyata
(itengible), benda, barang, manusa, pelayanan, peristiwa,
aktifitas, gagasan dan yang lainnya.
Terkait dengan penjelasan diatas maka pengetian
Produk wisata adalah sesuatu yang ditawarkan kepada
calon pengunjung/wistawan sesuai motivasi dan tujuan
berwisata baik tujuan rekreasi, pendidikan bisnis maupun
tujuan lainnya dengan fasilitas pariwisata yang disiapkan di
Destinasi pariwisata, baik berbentuk paket wisata maupun
bukan paket wisata.Hampir semua destinasi pariwisata di
suatu negara dan daerah menawarkan produk wisata yang
didalamnya terdiri dari daya tarik wisata, aktifitas wisata,
fasilitas pariwisata dan kemudahan aksesibilitas menuju
daya tarik wisata.
Daya tarik wisata berupa panorama alam, air
terjun, danau, sungai, pegunungan, pantai, taman laut dll.
Wisata Budaya peninggalan sejarah Rumah ibadah, rumah
adat, makam tokoh, atraksi budaya dan tradisi. Wisata

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


117
buatan seperti waterboom, taman wisata, pusat
perbelanjaan, Mall dll kesemua produk diatas ditawarkan
dengan mengedepankan konsep pariwisata berkelanjutan.
Provinsi Sulawesi Barat dengan destinasi pariwisata bahari
sebagai ungulannya sudah memiliki produk wisata seperti
diatas namun masih banyak yang belum memenuhi tiga
standar penyelenggaraan usaha pariwisata yakni standar
produk, pelayanan dan pengelolaan untuk dijadikan paket
wisata yang dapat ditawarkan kepada calon wisatawan.
Olehnya itu peneliti akan membahas dan memberi
rekomendasi model pola perjalanan wisata dan paket wisata
yang siap untuk ditawarkan kepada calon pengunjung dan
wisatawan yang akan berwisata di 6 kawasan pariwisata
unggulan.
Peta Pola Perjalanan Wisata adalah sekumpulan
informasi pariwisata yang dibuat oleh pemerintah daerah/
asosiasi pariwisata hasil survey iventarisasi geografis,
demografis, pengahasilan utama destinasi Pariwisata, flora,
Fauna, Daya tarik wisata, aktifitas wisata, transportasi,
akomodasi, jenis kuliner dan fasilitas pariwisata pendukung
lainnya yang dibuat dalam bentuk jalur peta perjalanan dari
pusat kota Provinsi dan atau Kabupaten/Kota menuju daya
tarik wisata. Peta pola perjalanan ini adalah bahan
baku/dasar untuk menyusun paket wisata yang akan dibuat
oleh Biro Perjalanan Wisata untuk dijadikan produk wisata.
Hasil penelusuran peneliti di 6 kabupaten di Sulbar
, direkomendasikan 4 Kabupaten yang memiliki produk
wisata siap untuk dijadikan paket wisata bagi pasar
wisatawan lokal, domestik dan sebagian wisatawan
mancanegara. Adapun daya tarik wisata yang dimaksud
sebagai berikut sebagai berikut : 1. Kabupaten Mamuju

118 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


Pulau Karampuang. 2. Kabupaten Majene Kawasan Pantai
Dato. 3. Kabupaten Polman Gonda Mangrove park di desa
wisata Laliko/ negeri diatas awan bukit Anugrah/Mesjid
Imam Lapeo dan pantai Lapeo di Desa wisata Lapeo, pantai
Palipis dan Pulau Gusung Toraja. 4, Kabupaten Mamasa
Desa Wisata Tondok Bakaru, Tondok Sirenden Tawalian,
Kuburan Tedong-Tedong. Di 4 kawasan destinasi pariwisata
unggulan diatasa baik daya tarik wisata, amenitas dan
aksesibilitas sudah memadai untuk direkomendasikan
dalam pembuatan peta pola perjalanan wisata di Sulawesi
Barat. Degan definisi diatas bahwa peta pola perjalanan
sangat perlu dibuat melalui perencanaan yang matang
dengan mengumpulkan berbagai dimensi destinasi yang
layak oleh Dinas Pariwisata yang akan dilajadikan Paket
wisata oleh Biro Perjalanan Wisata. Olehnya itu pola
perjalanan diatas sudah dapat dijadikan dasar penyususnan
paket wisata sehingga di Sulawesi Barat sudah memiliki
produk wisata yang telah dikemas dalam bentuk paket
wisata dan haruslah memiliki daya tarik atau warna yang
berbeda dengan daerah lain.
Paket wisata adalah sekumpulan produk wisata
yang ada di destinasi pariwisata yang dibuat sesuai hasil
rekomendasi survey melalui Pembuatan Peta Pola
perjalanan wisata dan layak untuk dijual. Sejalan dengan
penjelasan diatas. Ismayanti 2010 menjelaskan bahwa
Paket wisata merupakan susunan komponen pariwisata,
seperti transportasi, hotel, makan-minum, obyek wisata,
serta pertunjukan, yang dirangkai menjadi satu paket
perjalanan dan dijual dalam satu kesatuan harga. paket
wisata yang dimaksud harus sesuai keinginan dan
kebutuhan wisatawan. Hal ini sejalan dengan dengan

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


119
konsep pemasaran modern harus mengarah kepada prinsip
berorientasi pasar (Market Oriented). Hal ini menunjukan
semua bentuk produk yang dibuat oleh produsen harus
berorientasi kepada permintaan wisatawan bukan keingan
produsen. Format dan langkah langkah penyususnan paket
wisata ataupun pengembangan paket wisata harus diawali
dengan mempelajari profil pasar/ wisatawan yang akan
melakukan perjalanan wisata, Kemasan paket wisata atau
bukan berbetuk paket wisata untuk ditawarkan kepada
wisatawan adalah merupakan bagian yang utuh dan
komponen paket wisata, mulai wisatawn meninggalkan
rumahnya sampai kembali lagi kerumah asal daerah/negara
mereka yang dimulai dari akses informasi, trnsportasi, daya
tarik wisata, akomodasi, hiburan, pusat perbelanjaan. Pusat
kuliner. Selanjutnya ditawarkan melalui analisis pemasaran
dan strategi promosi baik konvensional maupun digital, satu
produk dengan produk wisata lainnya (Product Mix) harus
kerjasama yang baik dengan prinsip pendekatan bisnis
kepercayaan. Model promosi digital dalammenjual paket
wisata mutlak dilakukan dewasa ini agar mampu bersaing
dengan tour operator lain dan memudahkan wisatawan
untuk mengakses paket wisata yang dijual. Dalam
menyususn paket wisata diperlukan pertimbangan yang
cermat melalui langkah penyususnan paket wisata sebagai
berikut :
a. Survey adalah langkah pertama untuk melakukan
pendataan produk wisata baik Daya tarik wisata,
transportasi, akomodasi, kuliner, pramuwisata dan
fasilitas lain yang mendukung suksesnya
terselenggaranya perjalanan wisata.

120 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


b. Inventarisasi produk wisata yang memiliki potensi
untuk dipilah dijadikan kompnen produk wisata baik
daya tarik wisata, amenitas, transportasi yang
dituliskan dengan jarak tempuh dari satu kompoen
wisata dengan komponen wisata lainnya.
c. Seleksi fasilitas wisata dan daya tarik wisata, dipilih
yang mana yang layak untuk dijual baik untuk
wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara, baik
dalam bentuk grup mauupun individu
d. Penetapan jenis paket wisata
Hasil dari inventarisasi dan seleksi fasilitas pariwisata
dan DTW maka ditentukan jenais paket wisata yang
dominan seperti paket wisat budaya/sejarah, alam,
petiualangan, buatan, minat khusus (diving/snorkling)
keliling kota, (Sightseeng/city tour), Convention dan
lain lain Pembuatan j alur wisata, yang selanjutnay
dibuat rute perjalanan mulau dari penjemputan, ke
Hotel, dan DTW sampai kembali lagi ke Bandara, sesuai
permintaan wisatawan.
e. Penetapan jadwal perjalanan
Jadwal perjalanan yang berbentuk peta alur perjalanan
sangat berperan penting dalam penyusunan paket
wisata karena akan menetukan lama tinggal wisatawan
di destinasi pariwisata yang dikunjungi apakah 4 jam,
8 jam (fulll day Tour) 2 hari 1 malam, 3 hari 2 malam,
1 minggu atau 2 minggu bahkan lebih.
f. Penyusunan acara perjalanan
Acara perjalanan (Itinerary) sangat tergantung dari
permintaan konsumen/wisatawan, ada acara
perjalanan yang sudah jadi (Ready Made Tour) adapula
acara perjalanan yang dibuat sesuai permintaan

KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


121
wisatawan (Tailer Made Tour) baik yang memnghubungi
langsung ataupun datang langsung ke Biro Perjalanan
Wisata. Selanjutnya dibuatkan harga yang sudah fix
untuk dijual Sedangkan yang kedua adalah permintaan
yang langsung dipersepsikan oleh wisatawan yang
menghubungi langsung ataupun datang langsung ke
perusahaan Biro Perjalanan Wisata
g. Penetapan harga paket tur berbasis digital dan harga
jual
Harga paket wisata adalah merupakan akhir suatu
proses penyusunan paket wisata. Harga ditetapkan
setelah pertimbangan harga jual produk wisata oleh
suplayer, yang selanjutnya akan disususn kembali
dengan komponen harga produk wisata yang sudah
disepakati produsen dengan suplayer dan ditambahkan
keuntungan perusahaan dilanjutkan dengan proses
pemasaran dan proses promosi.
Penyusunan harga paket wisata harus dilakukan dengan
cermat dan hati hati dan tidak ada satu komponenpun
terlupakan yang masuk dalam perhitungan paket
wisata, apabila ada komponen yang tertinggal dan
dilaksanakan dalam pelaksanaan perjalanan maka akan
terjadi kerugian. Penambahan fasilitas dalam
perjalanan harus ada kesepakatan kedua belah pihak
antara BPW dan wisatawan. Banyak BPW merugi karena
kurang cermat dalam memasukkan komponen produk
dalam penetapan harga, selanjutya akan dicantumkan
kondisi tour apa saja komponen termasuk dan tidak
tyermasuk agar lebih jelas dan tamu tidak merasa
ditipu. Selanjutnya paket wisata siap dipasarkan melalui
promosi digital.

122 KAJIAN PARIWISATA BAHARI SULAWESI BARAT


PENUTUP
Kebijakan penetapan kawasan pariwisata bahari di
Sulbar adalah merupakan kebijakan yang sejalan dengan
peraturan Mentri tentang standar kegiatan usaha
penyelenggaraan berbasis resiko Sektor Pariwisata. Tata
kelola ekosistem destinasi pariwisata bahari di Sulawesi
Barat sudah menjawab tantangan pengelolaan kawasan
pariwisata berkelanjutan yang berbasis masyarakat untuk
mewujudlkan meningkatka kesejahtraan masyarakat
disekitar kawasan pariwisata bahari
Rekonstruksi model kolaborasi (Triple Helix) dapat
mewujudkan purna-rupa model penyelenggaraan
kerjasama stakeholder dan masyarakat dalam
memanfaatkan kawasan destinasi pariwisata bahari yang
dapat menghasilkan Peta Pola Perjalanan dan paket wisata
bahari di Sulawesi Barat. Kawasan pariwisata bahari
mengedepankan kebijakan yang sudah ditetapkan sebagai
standar pedoman nasional bahkan internasional dalam
pengembangan pariwisata bahari yang profesional dan
terukur di Sulbar. Pendekatan pariwisata berbasis
masyarakat dalam tata kelola ekosistem destinasi
pariwisata bahari adalah mutlak dilakukan karena
masyarakat disekitar kawasan pariwisata bahari yang
memahami kondisi wilayah tersebut dan penerima manfaat
paling besar, yang pelaksanaannnya tetap dilakukan
pendampingan oleh Dinas pariwisata.
Kolaborasi tidak terbatas pada rekonstruksi bahkan
diperlukan pendekatan Dekonstruksi dalam pelaksanaan
kerjasama pengembangan pariwisata bahari untuk
mewujudkan kolaborasi yang kuat dengan melibatkan
masyarakat untuk menghasilkan Peta Pola Perjalanan dan
Paket Wisata bahari.

124 PENUTUP
PENUTUP
125
126 PENUTUP
REFERENSI
Ahman Sya, Farid Said (2020) Pengantar Ekowisata,
penerbit Pramedia Komunikatama Jawa Barat-
Bandung
Aprilia,T. et al. (2014). Pembangunan Berbasis
Masyarakat:Acuan bagi pratisi, akademis, dan
pemerhati pengembangan masyarakat. Alfabeta.
Bandung
Anis Munandar, Rudi Febiamannsyah, Erwin, Melinda Nur
(2020) Studi Literatur Pengembangan Pariwisata
Bahari Berbasis Masyarakat A Ilmu Vol. XIV No.01
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB E-ISSN 2528-7613 7
Asep Dadan Suganda, Knsep Wisata berbasis masyarakat. I
-Economic Vol 4. No 1 Juni 2018.
Budi Sulistyo (2018) Buku Pintar, Pusat Data Statistik dan
Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan
COREMAP LIPI. 2014. Laporan Monitoring (Baseline)
Kesehatan Ekosistem Terumbu Karang dan
Ekosistem Terkait Lainnya Taman Wisata Perairan
(TWP) Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya. Publikasi
LIPI. Jakarta
Collins, John H. 2008. “Marine tourism in the Kimberley
region of Western Australia.” Geographical
Research 46(1):111–23
Dimas Tegar R 1 , R.O. Saut Gurning. Development of
Marine and Coastal Tourism Based on Blue
Economy, International Journal of Marine
Engineering Innovation and Research, Vol. 2(2),
Mar. 2018. 128-132 (pISSN: 2541-5972, eISSN:
2548-1479
Ditjen Pariwisata, Direktorat Jenderal Pariwisata. 1998.
Pedoman Pengembangan Ekowisata. Jakarta:
Ditjen Pariwisata.
Endah Trihayuningtyas, Wisnu Rahtomo dan Haryadi
Darmawan (2018) : Rencana Tata Kelola Destinasi
Pariwisata Kawasan Pulau Camba-Cambang dan
Sekitarnya di Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan Jurnal Manajemen Resort dan Leisure
Vol. 15, No. 1, April 2018
Efrilingga, A. (2014). Dampak Pembangunan Pariwisata
terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Kehidupan
Masyarakat (Studi pada Wisata Bahari Lamongan
Kecamatan Paciran). Doctoral dissertation.
Universitas Brawijaya.
Farid Said, (2019), Model Implementasi Pariwisata Bahari
Studi Kasus di Sulsel, edisi pertama Maret 2019,
penerbit seribu bintang, Malang Jawa Timur

128 REFERENSI
Farid Said, Ahmad Wahidiyah,Dyah Darma Andayani,
Harifuddin, Rudi Salam (2017) Developmen of
Travel Attractions Throught the Design off google
SketchUp Based Coastal Tourist Map
(Pengembangan Daya Tarik Wisata melalui
Perancanagan Peta Wisata Pantai
Iis Jubaedah, Pigoselpi Anas. Dampak Pariwisata Bahari
Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan
Nusa Penida, Bali. Jurnal Penyuluhan Perikanan dan
Kelautan Volume 13(1) April 2019 Halaman 59-75
doi.org/10.33378/jppik.v13i1.124
Jujuk, Farid, Surayyal, Risda (2021) Kajian Kelembagaan
Pendidikan Kedinasan Bidang Pariwisata. Penerbit
CV. Seribu Bintang. Malang- Jawa Timu
Jussac M. Masjhoer (2019) Pengantar Pariwisata Bahari.
Penerbit Khitah Publishing ISBN: 978-602-70180-
2-0 Cetakan Pertama: 2019 Yogyakarta
Kemenparekraf. (2020). Rencana Teknokratis Rencana
Strategis 2020-2024. Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif. Jakarta.
Marios Sotiriadis and Shiwei Shen No. 1174 August 2020.
(Asian Development bank)
Blu Economy and Sustainable Tourism managemen in
Coastal Zones learning fromexperience
Muhammad Karim (2020) Wisata bahari kerakyatan
berkealnjutan
Andrea, Gaimpicolli, Taylor & Francie, 2013, Interogating
The role of state and non state actors in communit
-based tourism ventures : Toward a model for
spreading the benefits to the wider community
The South African geographical journal, being a
record of the proceedings of the South African
Geographical Society 95(1):1-15
DOI: 10.1080/03736245.2013.805078
Provinsi Sulawesi Barat Dalam Angka 2020, Badan Pusat
Statistik provinsi
SulawesiBarat. ISSN: 1978-0400 No.
Publikasi/Publication Number:
76000.2003 Katalog/Catalog: 1102001.76
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.30/MEN /2010 tentang
Rencanaan Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
Konservasi Perairan
Resnawaty Resna (2016) Strategi Community Practice
dalam Mengembangankan

REFERENSI
129
Pariwisata Berbasis Masyarakat. Social Work Jurnal
Volume : 6 No : 1.
ISSN:2339 - 0042 (cetak) ISSN: 2528-1577
(elektronik) 105
Salim, L.H dan Purbani, D. (2015). Pengembangan
Pariwisata Bahari Berbasis
Masyarakat Di Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi,
Provinsi Sulawesi
Tenggara (Community Based Marine Tourism
Development in Kaledupa Island,
Wakatobi Regency, South East Sulawesi Province).
Jurnal Manusia dan
Lingkungan, Volume 22, Nomor 3, Hal.380-387
Suwantoro, Gamal. (2004). Dasar-dasar Pariwisata.
Penerbit Andi Yogyakarta.
Sero, A. (2012). Model Pengembangan Pariwisata Bahari
Berbasis Masyarakat di
Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Nasional
Pariwisata, Volume 4, Nomor 1,
Hal. 72-84.
Teheresia, A., Andini, S.K., Nugraha, P.G.P., Mardikanto, T.
(2015). Pembangunan
Berbasis Masyarakat Acuan Sebagai Praktisi,
Akademisi, dan Pemerhati
Pengembangan Masyarakat. Alfabeta. Bandung
Trukan Sri Bahukeling (2019) Analisis Dampak Pariwisata
Bahari Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Pulau
Pari, Kepulauan Seribu
Manajemen IKM, Vol. 14 No. 2 ISSN 2085-8418;
EISSN 2622-9250
Wirakusuma, Reiza Miftah. 2017. Perencanaan Aktifitas
Wisata Berbasis
Sejarah, Permainan Tradisioaldan Rekreasi Air di Situ
Cangkuang.
Bandung. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure Vol.
14, No.2 Oktober
2017. DOI:
http://dx.doi.org/10.17509/jurel.v14i2.104
Zuhriah 2020. Imam Lapeo Wali dari Mandar Sulawesi
Barat,
penerbit Gading Jogyakarta. ISBN :978-623-7177-
22-7

130 REFERENSI
GLOSARIUM
Wisata bahari kegiatan wisata yang memanfaatkan
potensi alam bahari sebagai daya
tarik wisata maupun wadah kegiatan
wisata baik yang dilakukan di atas
permukaan di wilayah laut yang tidak
dapat dipisahkan dari keberadaan
ekosistemnya yang kaya akan
keanekaragaman jenis biota laut

Pemangku para pengguna Sumber Daya Pesisir


Kepentingan Pariwisata bahari dapat diartikan
Utama sebagai bagian ekosistim pariwisata
pada umumnya dimana
pengelolaannya masih jauh dari
harapan pengguna pariwisata bahari.

Kebijakan Wisata kegiatan terintegrasi sangat


Bahari diperlukan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimiliki dengan tujuan
ekonomi tanpa mengorbankan upaya
pelestariannya

Sempadan daratan sepanjang tepian yang


pantai. lebarnya proporsional dengan bentuk
dan kondisi fisik pantai, minimal 100
(seratus) meter dari titik pasang
tertinggi ke arah darat

Perencanaan pelibatan khalayak pelaku formal dan


pengembangan pelaku informal sektor pariwisata
pariwisata
bahari berbasis
masyarakat

132 GLOSARIUM
BIODATA PENULIS

Farid Said menyelesaikan studi S3


pada Program Pasca Sarjana, dengan
konsentrasi Kebijakan Kepariwisataan
Bahari di Universitas Negeri Makassar
pada tahun 2011, menyelesaikan S2
fokus kajian pada manajemen
pendidikan kepariwisataan di Universitas yang sama tahun
2001, S1 di IKIP Ujung Pandang pada tahun 1986.
Mengikuti beberapa program pelatihan dalam dan luar
negri, diantaranya adalah : International MICE Converence
in Singapura, Training Program on Tourism Workplace
Assessor in Canberra Institute Technology –Australia,
International Training Program on Tourism Management at
Prince Songkla University-Puket Island- Thailand, Sandwich
Program for Academic Development Program on Tourism
Public Policy- Northern Illinois University- USA, Halal
Tourism Educator by Creasant rating Singapore 2020,
mengikuti pelatihan RCC workplace Tourism asesor 2021,
American Hotel & Lodging Association (AHLA) Certified on
Hospitality Educator 2021, Leadership in The New Power Era
Training in Rumah Perubahan Renald Kasali 2021.
Hospitality and Tourism Capability Development Training by
Temasek Foundation and Republic Polytechnic in Singapore
dan Pelatihan Auditor usaha pariwisata dan perencanaan
destinasi pariwisata di Indonesia, tingkat nasional.
Telah banyak menulis artikel Kepariwisataan di
Koran Lokal offline dan online, jurnal ilmiah baik skala
Nasional dan Internasional SINTA maupun Scopus yang
dapat diunduh di google scholar, Scopus ID No :
57201942026.
Terlibat sebagai pembicara tingkat Nasional
maupun Internasional diantaranya pada Internasional
Conference on Education, Science and Technology (ICST)
by UNM 2017, A Scene Setter for the Island Tourism Forum,
Worcshop held by Australian Consulate-General, Bali, 2019.
International Halal Touriam Conference (IHTC) by UMMAT
& MUI NTB 2019, International West Asia Congress of
Tourism Research (IWACT) held by Van University in Turkey
2019. The 2nd,One Belt.One Road.One
Tourism.International Conference, held by Guilin Tourism
University in China. 2019. Penulis juga terlibat sebagai
konsultan pariwisata khususnya sebagai ketua tim
penyusunan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata
Daerah (RIPP), tim ahli penyusunan Peraturan daerah
tentang kepariwisataan dan sebagai narasumber pada
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisata di Kawasan Timur
Indonesia. sejak 2002 sebagai Counter Part Makassar
Tourism Training Project oleh Indonesia Australia Partership
for Skill Development (IAPSD-AUSID) di Kawasan Timur
Indonesia.
Sebagai Wakil Direktur bidang Kerjasama & dan
Penjaminan Mutu Pada Politehnik Pariwisata Makassar dan
Wakil Direktur bidang Akademik, Kemahasiswaan dan
Kerjasama Politehnik Pariwisata Lombok 2017-2021.
Penulis juga sebagai Penguji External pada Program Pasca
Sarjana S3 UNHAS dan UNM. Sejak tahun 1992 sebagai

134 BIODATA PENULIS


dosen tetap Poltekpar Makassar dan tahun 2010 Dosen Luar
Biasa Kepariwisataan di UNHAS, UNM dan Universitas 45.
Berperan aktif pada asosiasi Pariwisata regional dan
Nasional diantaranya anggota tim percepatan Pariwisata
Halalal Nasional, Ketua Tim Pemulihan Pariwisata Lombok
Pasca Gempa 2018, sekertaris Perhimpunan Hotel dan
Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan, Koordinator
bidang LITBANG ASITA, INCCA. Sekertaris Badan Promosi
Pariwisata (BPPD) Sulsel, Kota Makassar dan Kabupaten
Kepulauan Selayar. Anggota dan Ketua Badan Paromosi
Pariwisata Lombok BPPD NTB.Tahun 1987, bekerja pada
Travel Agency sebagai tour guide, tour supervisor Pada
INSATRA TOURS AND TRAVEL dan General Manager pada
CAKRA BUANA TOURS AND TRAVEL.

BIODATA PENULIS
135
Dr. Muhammad Rakib, S.Pd.,
M.Si. lahir di Parepare, 31 Desember
1973, Penulis telah menyelesaikan
Studi Program Sarjana (S1) di IKIP
Ujung Pandang tahun 1997, Program
Megister (S2) di Universitas
Hasanuddin tahun 2002, dan
Program Doktor (S3) di Universitas Negeri Malang tahun
2009. Penulis sebagai tenaga pengajar di Universitas Negeri
Makassar dengan jabatan fungsional Lektor Kepala dan
sekarang memiliki jabatan struktural sebagai Ketua Jurusan
Bisnis dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Makassar tahun 2020 sampai sekarang.
Penulis memiliki keahlian dalam bidang Ilmu Pendidikan
Ekonomi khususnya di bidang kewirausahaan, bisnis, dan
UMKM. Penulis telah menghasilkan beberapa artikel yang
telah dipublikasikan baik pada jurnal nasional terakreditasi
maupun pada jurnal Internasional bereputasi dan telah
menulis beberapa buku ber ISBN dalam bidang ekonomi,
bisnis, dan UMKM, serta memiliki beberapa HaKI. Untuk
lebih jelasnya, karya-karyanya dapat dilihat melalui:
Scopus Author ID: 57188843132, Orcid ID:

https://orcid.org/0000-0002-9498-9029, Google scholar

ID: https://scholar.google.co.id/citations?user=
WVmD6FsAAAAJ&hl=id, dan Sinta ID: 6040644. Email
Penulis: m.rakib@unm.ac.id.

136 BIODATA PENULIS


Rahmadani Safitri Farid, lahir di Ujung
Pandang, 05 Juli 1998. Anak pertama dari
4 (empat) bersaudara, dari pasangan
Bapak Dr. Farid Said, S.pd, M.Pd dan Ibu
Syamsinar.
Pada tahun 2020 atas izin Allah SWT
penulis lulus kuliah dari Politeknik
Pariwisata Negeri Makassar, Program Diploma IV Program
Studi Destinasi Pariwisata. Sekarang sedang menyelesaikan
di Pasca Sarjana S2 Program studi Perencanaan Pariwisata
di Politeknik Pariwisata Bali, mengikuti TFI SCALE VI di
Republik Politechnic Singapore 2019, berbagai pelatihan
soft skill seperti Public Speaking, Asesor Kompetensi
Pariwisata, dan Leadership. Penulis diberi kesempatan
menjadi Narasumber di kegiatan Peningkatan Peran Serta
Masyarakat ( POKDARWIS) Dalam Pengembangan
Kemitraan Pariwisata di Kabupaten Mamuju Tengah,
Kabupaten Maros dan Pangkep serta Narasumber
Internasional webinar di kegiatan PATA (Pasific Asian Travel
Association). Tahun 2021 Fatiah membuka Perusahaan CV
Surya Buana Mandiri sebagai Managing Director yang
memiliki 3 anak perusahaan yaitu Linkstar Konsulltan
Pariwisata, Eventa Organizer, Quality Tourism School.
Penulis juga sudah melaksanakan berbagai kegiatan
sebagai Team Leader Penyusunan buku Profil Pariwisata
Sulawesi Barat, Kajian Analisis Pengembangan kemitraan
Pariwisata di Kabupaten Mamauju Tengah, Even Studi ATM
(Amati,Tiru&Modifikasi) peserta dari Desa Wisata
Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah di Desa Wisata

BIODATA PENULIS
137
Kembang Kunimg dan Tete Batu Lombok, event Wonderful
Fashion Project dari sekolah kejuruan busana, dan
bekerjasama dengan komunitas model di makassar
mendapat respon yang baik dari pemerintah daerah.
Semoga penulis bisa jadi orang yang bermanfaat bagi
Nusa dan Bangsa kedepannya. Terimakasih, may Allah
bless us.

138 BIODATA PENULIS

Anda mungkin juga menyukai