Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL

ASAS STUDIO DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6


JUDUL :
- Revatalisasi Pusat Taman Baca Masamba dengan pendekatan Arsitektur Perilaku
- Penataan Pasar Sentral Masamba sebagai Objek Wisata dengan pendekatan Elemen
Lingkungan (Sustainable Tourism)
- Konsep Ekowisata Kampung Tenun dengan aplikasi Desain Material Bambu di
Rongkong

DOSEN PENGAMPUH :
DR. Eng Ratriana Said S. T., M.T

DISUSUN OLEH :
Ummul Iftitah - 60100120043

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
Alternatif 1. Revatalisasi Pusat Taman Baca Masamba dengan pendekatan Arsitektur
Perilaku

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehadiran taman baca ditengah masyarakat kota diharapkan menjadi solusi dalam
pengelolaan informasi yang terus berkembang, hingga akhirnya informasi tersebut dapat
dihimpun, diolah dan disebarkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Taman baca sendiri
merupakan sarana umum yang didirikan untuk dapat membantu masyarakat dalam upaya
menemukan informasi, aneka ragam tersebut bersumber dari buku, surat kabar, majalah dan
berbagai jenis lainnya sesuai dengan tujuan didirikannya taman baca tersebut.

Pasca banjir Masamba Juli 2020, yang meluluntahkan hampir semua kampung di dua
bentangan Sungai Masamba dan Radda, membuat kota Masamba ini seperti lumpuh. Sedimen
pasir dan lumpur masih mengendap dan hanya beberapa yang terangkat. Pada 13 Juli 2020, ketika
banjir bandang menghantam wilayah Luwu Utara, Bencana tersebut menyebabkan sejumlah
fasilitas rusak, termasuk Taman Lestari Suklikan Masamba yang berada di bibir sungai. Taman
tersebut tertimbun pasir, tanah dan lumpur bekas banjir hingga tidak terlihat sedikitpun.

Seiring pemulihan kembali daerah Masamba dan sekitarnya yang hingga saat ini masih
dilakukan perlahan demi perlahan, Penerapan tata ulang Taman baca perlu dirancang kembali
untuk mewadahi kegiatan warga sekitar dibutuhkan bangunan dengan fasilitas yang fleksibilitas,
inovatif dan mengikuti perkembangan terkini dan sesuai dengan perilaku aktivitas agar terciptanya
desain yang dapat menjadi wadah beraktivitas dan tempat healing treatment bagi warga sekitar.
Seiring dengan perkembangan diperlukan desain yang dapat mewadahi imajinasi manusi maka
perlu adanya pemanfaatan ruang oleh pelaku aktivitas yang meliputi atribut perilaku Sosialitas
(sociality), Adaptabilitas (Adaptability), Aktivitas (activity), Aksesibilitas (accessibility), Kontrol
(Teritorialitas) sangat diperlukan dengan menggunakan tiga langkah yang perlu diambil dalam
penelitian ini, pertama adalah pembentukan konsep, kedua, interpretasi data yang meliputi tahap
mengidentifikasi hubungan antara data atau masalah, ketiga, aplikasi prinsip yang meliputi tahap
memprediksi konsekuensi, menjelaskan fenomena-fenomena dan menguji hipotesis. Guna
memperbaiki tempat yang didominasi oleh para pedagang dan pembeli luar daerah tersebut yang
mempengaruhi Sosialitas, Adaptabilitas, Aktivitas, Aksesibilitas, Kontrol.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana merancang kembali Taman Baca Masamba dengan mempertimbangkan
kondisi ekisting kawasan pasca banjir bandang?
2. Bagaimana mendesain Taman Baca Masamba dengan menerapkan Konsep Arsitektur
Perilaku?

C. TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN


1. Tujuan Pembahasan
1) Untuk mendapatkan Desain dengan Konsep Arsitektur Perilaku sebagai penunjang
kegiatan aktivitas.
2) Memahami konsep arsitektur perilaku yang akan dijadikan penelitian pada Taman
Baca.
3) Memahami penerapan arsitektur perilaku pada desain Taman Baca
2. Sasaran Pembahasan
Mendapatkan konsep rancangan dengan landasan teori pendekatan perilaku pada
keterkaitan yang dialetik antara ruang dengan manusia dan masyarakat atau penghuni
ruang tersebut. Pendekatan ini melihat dari aspek-aspek norma, kultural, psikologi
masyarakat yang berbeda akan menghasilkan suatu konsep dan wujud ruang yang
berbeda (Rapoport, 1969).

D. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN


1. Lingkup pembahasan yaitu menciptakan desain yang dapat mewadahi imajinasi manusi
maka perlu adanya pemanfaatan ruang oleh pelaku aktivitas yang meliputi atribut
perilaku Sosialitas (sociality), Adaptabilitas (Adaptability), Aktivitas (activity),
Aksesibilitas (accessibility), Kontrol (Teritorialitas).
2. Batasan masalah yaitu menyangkut semua aspek arsitektural yang berkaitan dengan:
a. Pengolahan lahan seperti situasi dan potensi lokasi tapak bangunan yang dapat
menjadi daya tarik dalam merancang site yang tepat.
b. Menentukan struktural, sarana dan prasarana yang berkaitan dengan perancangan
yang memenuhi kebetuhan ruang dan besaran ruang dalam melengkapi fasilitas yang
sesuai dengan tata letak atau susunan unit dalam kompleks bangunan dengan
pendekatan desain yang lebih baik terutama kepada lingkungan.
c. Konsep bangunan mengerah pada arsitektur perilaku yang menekankan pada
arsitektur yang di desain dengan memastikan kenyamanan pengguna ruang tercapai.

E. METODE PEMBAHASAN
Untuk memperoleh data dan dinformasi yang dibutuhkan dalam studi ini dilakukan
melalui:
1. Mengumpulkan data dengan Studi pustaka dan mempelajari literatur dari berbagai
sumber yang terkait dengan fasilitas aktifitas yang berkaitan dengan perancangan taman
dan arsitektur perilaku
2. Study Preseden terkait dengan bangunan yang sudah ada mengenai taman yang
meneraapkan arsitektur perilaku pada perancangannya
3. Survey lapangan terkait dengan lokasi.
4. Menyimpulkan data dalam bentuk konsep desain pada Taman Lestari Sulikan.
5. Aplikasi desain.
Alternatif 2. Penataan Pasar Sentral Masamba sebagai Objek Wisata dengan pendekatan
Elemen Lingkungan (Sustainable Tourism)
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007, pasar adalah area tempat jual beli barang
dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar
tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Seperti yang
dinyatakan oleh Basu Swasta dalam Kholis, dkk (1995: 20) bahwa pasar adalah orang-orang yang
mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.
Keberadaan pasar sentral memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pada
suatu daerah. Di dalam suatu daerah, pasar tradisional merupakan salah satu penyumbang
pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup besar.

Masamba, dengan luas wilayah 1.068,85 Km2, berada di tengah wilayah Kabupaten Luwu
Utara. Posisi yang strategis ini menjadikan Masamba sebagai kecamatan yang ideal untuk
dijadikan ibukota Kabupaten Luwu Utara. Pasar Sentral Masamba merupakan salah satu pasar
tradisional terbesar di Luwu Utara. Terletak di Desa Baliase Kec. Masamba. Tempatnya strategis
dapat diakses dari jalan poros, Disini terdapat berbagai macam komoditi dari bahan pokok
makanan, hingga alat elektronik dan furnitur. Buka dari pagi hingga sore, Relatif cukup bersih,
namun jika hujan, becek , pedagang sayuran hanya saja perletakan bagian dalam pasar ini kurang
rapih.

Wisata Taman Lestari Sulikan Masamba yang berada di area depan pasar sentral masamba
di luwu Utara Sulawesi Selatan merupakan tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona
keindahannya tidak ada duanya. Penduduk lokal daerah luwu utara juga sangat ramah tamah
terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

Sehingga Mendesain Pasar yang juga diperuntukkan sebagai objek wisata dengan
pendekatan elemen lingkungan menjadi fokus perancangan sehingga desain yang dirancang sesuai
dengan karaktek dan perilaku pengguna.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana meredesain Pasar Sentral di Masamba sebagai objek wisata yang mampu
menampung segala aktivitas penggunanya dengan baik berdasarkan fungsinya sesuai
konsep pendekatan elemen lingkungan?

C. TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN


1. Tujuan Pembahasan
1) Untuk mendapatkan Desain dengan Konsep pendekatan elemen lingkungan
sebagai penunjang kegiatan aktivitas penjual dan pembeli dalam pasar.
2) Memahami konsep pendekatan elemen lingkungan yang akan dijadikan penelitian
pada Penataan Pasar Sental.
3) Memahami penerapan pendekatan elemen lingkungan pada desain Pasar Sentral.
2. Sasaran Pembahasan
Mendapatkan konsep rancangan dengan landasan teori pendekatan perilaku pada
keterkaitan yang dialetik antara ruang dengan manusia dan masyarakat atau penghuni
ruang tersebut. Pendekatan ini melihat dari aspek-aspek norma, kultural, psikologi
masyarakat yang berbeda akan menghasilkan suatu konsep dan wujud ruang yang
berbeda (Rapoport, 1969).

D. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN


1. Lingkup pembahasan yaitu menciptakan desain yang dapat mewadahi adanya
pemanfaatan ruang oleh pelaku aktivitas yang meliputi sirkulasi penjual dan pembeli
didalam pasar.
2. Batasan masalah yaitu menyangkut semua aspek arsitektural yang berkaitan dengan:
a. Pengolahan lahan seperti situasi dan potensi lokasi tapak bangunan yang dapat
menjadi daya tarik dalam merancang site yang tepat.
b. Menentukan struktural, sarana dan prasarana yang berkaitan dengan perancangan
yang memenuhi kebetuhan ruang dan besaran ruang dalam melengkapi fasilitas yang
sesuai dengan tata letak atau susunan unit dalam kompleks bangunan dengan
pendekatan desain yang lebih baik terutama kepada lingkungan.
c. Konsep bangunan mengerah pada pendekatan elemen lingkungan yang menekankan
pada arsitektur yang di desain dengan memastikan kenyamanan pengguna ruang
tercapai, serta mampu melestarikan budaya.

E. METODE PEMBAHASAN
Untuk memperoleh data dan dinformasi yang dibutuhkan dalam studi ini dilakukan
melalui:
1. Mengumpulkan data dengan Studi pustaka dan mempelajari literatur dari berbagai
sumber yang terkait dengan fasilitas aktifitas yang berkaitan dengan Pasar Sentral
dengan pendekatan desain elemen lingkungan
2. Study Preseden terkait dengan bangunan yang sudah ada mengenai taman yang
meneraapkan pendekatan elemen lingkungan pada perancangannya
3. Survey lapangan terkait dengan lokasi.
4. Menyimpulkan data dalam bentuk konsep desain pada Pasar Sentral Masamba.
5. Aplikasi desain.
Alternatif 3. Konsep Ekowisata Kampung Tenun dengan aplikasi Desain Material Bambu
di Rongkong
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Kecematan Rongkong merupakan salah satu desa yang terkenal di Luwu Utara, Desa yang
bertempat di daerah pegunungan ini menjadi salah satu ikon dan tempat wisata yang ada di Luwu
Utara. Dearah yang masih asri dan sejuk ini kemudian sangat cocok dengan konsep Ekowisata,
dimana definisinya sendiri adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan
dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan
penduduk setempat.

Kain Tenun Rongkong (Kain Tannun) merupakan tenunan khas Rongkong peninggalan
leluhur yang diproduksi dari tangan-tangan terampil masyarakat Rongkong secara turun temurun.
Kain Tenun Rongkong ini terdiri dari beberaa jenis, dimana setiap jenis memiliki ukuran dan
fungsi tersendiri.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana meredesain Kampung Tenun di Rongkong dengan aplikasi material bambu
untuk menampung segala aktivitas penggunanya dengan baik berdasarkan fungsinya
sesuai konsep Ekowisata?

B. TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN


1. Tujuan Pembahasan
1) Untuk mendapatkan Desain dengan Konsep Ekowisata sebagai penunjang kegiatan
aktivitas.
2) Memahami konsep Ekowisata yang akan dijadikan penelitian pada Kampung
Tenun Rongkong.
3) Memahami penerapan konsep Ekowisata pada desain Kampung Tenun Rongkong.
2. Sasaran Pembahasan
Mendapatkan konsep rancangan dengan landasan teori pendekatan perilaku pada
keterkaitan yang dialetik antara ruang dengan manusia dan masyarakat atau penghuni
ruang tersebut. Pendekatan ini melihat dari aspek-aspek norma, kultural, psikologi
masyarakat yang berbeda akan menghasilkan suatu konsep dan wujud ruang yang
berbeda (Rapoport, 1969).

C. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN


1. Lingkup pembahasan yaitu menciptakan desain yang dapat mewadahi imajinasi manusi
maka perlu adanya pemanfaatan ruang oleh pelaku aktivitas pada Desa Rongkong.
2. Batasan masalah yaitu menyangkut semua aspek arsitektural yang berkaitan dengan:
a. Pengolahan lahan seperti situasi dan potensi lokasi tapak bangunan yang dapat
menjadi daya tarik dalam merancang site yang tepat.
b. Menentukan struktural, sarana dan prasarana yang berkaitan dengan perancangan
yang memenuhi kebetuhan ruang dan besaran ruang dalam melengkapi fasilitas yang
sesuai dengan tata letak atau susunan unit dalam kompleks bangunan dengan
pendekatan desain yang lebih baik terutama kepada lingkungan.
c. Konsep bangunan mengerah pada konsep Ekowisata yang menekankan pada adalah
suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan
mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan
penduduk setempat.
D. METODE PEMBAHASAN
Untuk memperoleh data dan dinformasi yang dibutuhkan dalam studi ini dilakukan
melalui:
1. Mengumpulkan data dengan Studi pustaka dan mempelajari literatur dari berbagai
sumber yang terkait dengan fasilitas aktifitas yang berkaitan dengan kampung tenun
2. Study Preseden terkait dengan bangunan yang sudah ada mengenai kain tenun khas
rongkong dan aplikasi desain bambu yang meneraapkan konsep Ekowisata pada
perancangannya
3. Survey lapangan terkait dengan lokasi.
4. Menyimpulkan data dalam bentuk konsep desain pada Kammpung Tenun Rongkong.
5. Aplikasi desain.

Anda mungkin juga menyukai