Anda di halaman 1dari 12

POLA AKTIVITAS PADA RUANG TERBUKA TAMAN

BAMBU CIPAYUNG JAKARTA TIMUR

Tuntun Rahayu, Azahrani Fira Rahayu


Universitas Kisnadwipayana
Jalan Raya Jatiwaringin, RT.03 / RW.04, Jatiwaringin, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa
Barat
E-mail : tuntunrahayu@unkris.ac.id Azahranifirarahayu@gamil.com

ABSTRAK

Taman Bambu Cipayung merupakan suatu Ruang Terbuka di daerah Jakarta Timur yang
dapat dapat menjadi wadah interaksi dan juga rekreasi bagi masyarakat. Sebagai Ruang
Terbuka di Jakarta Timur, Taman Bambu Cipayung banyak didatangi oleh masyarakat,
sehingga muncul beragam aktivitas di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, dengan tujuan untuk mengidentifikasi pola aktivitas pada pemanfaatan
ruang publik Taman Bambu Cipayung. Pola aktivitas Tersebut dipengaruhi oleh system
setting yang ada. Metode observasi dengan jenis placed- centered mapping digunakan
untuk mengetahui pola aktivitas di Taman Bambu Cipayung. Pengamatan dilakukan pada
siang dan sore hari pada hari kerja dan juga hari libur. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa tata lingkungan Taman Bambu Cipayung mempengaruhi pola aktivitas pada
pemanfaatan ruang dan harus mengakomodasi aktivitas para pengunjungnya dengan
kesimpulan terdapat berbagai jenis aktivitas yang berbeda-beda sesuai dengan bentuk dan
fungsi ruangnya. aktivitas dominan diantara Area Plaza (Zona A), Area Playground (Zona
B), Grass Area (Zona C) dan Area Jogging Track (Zona D) yaitu duduk, berjalan, dan
berlari. Namun ditemukannya permasalahan pada penggunaan fungsi ruang aktif di area
jogging track dimana seharusnya area tersebut bersifat active space, dibeberapa bagian
menjadi passive space.
Kata kunci: Ruang terbuka, pola aktivitas, placed-centered mapping

ABSTRACT

Cipayung Bamboo Park is an open space in the East Jakarta area which can be a forum
for interaction and recreation for the community. As an open space in East Jakarta,
Cipayung Bamboo Park is visited by many people, so that various activities appear in it.
This study uses a qualitative descriptive method, with the aim of identifying patterns of
activity in the use of Cipayung Bamboo Park public space. These activity patterns are
influenced by the existing system settings. The observation method with the type of placed-
centered mapping is used to determine activity patterns in Cipayung Bamboo Park.
Observations were made in the afternoon and evening on weekdays and holidays. The
results of this study indicate that the environmental management of Cipayung Bamboo
Park influences activity patterns in spatial use and must accommodate the activities of its
visitors with the conclusion that there are various types of activities that differ according
to the form and function of the space. The dominant activities between the Plaza Area
(Zone A), Playground Area (Zone B), Grass Area (C Zone) and Jogging Track Area (Zone
D) are sitting, walking and running. However, problems were found in the use of active
space functions in the jogging track area where the area should be active space, in some
parts it becomes passive space.
Keywords: Open space, activity patterns, placed-centered mapping

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 41


penelitian ini adalah deskriptif
1. PENDAHULUAN kualitastif dengan pendekatan System
setting yang berjenis placed-centered
Ruang Terbuka Publlik merupakan mapping digunakan untuk mengamati,
salah satu elemen yang penting mengidentifikasi dan menganalisis pola
dibutuhkan dalam sebuah kota. Ruang aktivitas serta pemanfaatan ruang.
terbuka hijau merupakan suatu wadah Observasi lapangan dilakukan pada hari
yang dapat menampung aktivitas kerja dan hari libur pada siang hari
masyarakat baik berkelompok maupun dengan waktu pengamatan antara jam
individu (Hakim,1987). Banyaknya 09.00-12.00 dan sore hari dengan waktu
jumlah pendatang di Kota Jakarta Timur pengamatan antara jam 15.00-18.00.
mengakibatkan lahan-lahan terbuka Elemen utama yang akan diteliti yaitu
yang dialihfungsikan baik dibuat fixed elements (elemen fisik pembentuk
permukiman maupun komersil. Hal ini ruang/atribut ruang), semi-fixed
menyebabkan berkurangnya lahan elements (parkir, semi- statik dan
terbuka hijau yang dapat menampung mobile), serta non-fixed elements
aktivitas rekreasi ataupun beristirahat (aktivitas itu sendiri)
pada ruang kota, dan berkurangnnya
area interaksi para penduduk karena 3. LANDASAN TEORI
padatnya rutinitas.
3.1 Ruang Publik
Taman Bambu Cipayung merupakan
salah satu ruang publik terbuka hijau Menurut Kustianingrum (2013) pada
yang dapat diakses oleh seluruh umumnya ruang publik merupakan
kalangan masyarakat. Taman Bambu tempat atau wadah yang dapat dimasuki
Cipayung menyediakan berbagai atau digunakan masyarakat secara visual
fasilitas untuk mewadahi berbagai ataupun fisik, sehingga elemen fisik
aktivitas para pengunjungnya. Taman ini ynag ada di dalamnya memiliki peran
memiliki fasilitas jogging track, atau fungsi yang sangat penting pada
musholla, WC, playground, lapangan saat pembentukan pemanfaatan ruang
futsal, dan saung. Terdapat berbagai serta pola aktivitas.
macam aktivitas yang sesuai dengan Menurut Nazarudin (1994) suatu kota
pemanfaatan ruangnya.Tidak jarang harus memiliki ruang terbuka publik
aktivitas pemanfaatan ruang tidak sesuai sebagai suatu properti untuk kepentingan
dengan perencanaannya. Tujuan hubungan atau interaksi antara
penelitia ini untuk mengidentifikasi pola masyarakat. Biasanya pemanfaatan
aktivitas Taman Bambu Cipayung, ruang terbuka publik digunakanmenjadi
sehingga dapat menemukan berbagai tempat berjalan-jalan, bersantai,
jenis aktivitas dan dapat bermain, ataupun sekedar membaca.
mengoptimalkan fungsi ruang. Sehingga ruang terbuka publik menjadi
Berdasarkan pemahaman dari wadah dari behavior setting yang
tinjauan teori maupun studi terdahulu, berlaku untuk umum.
terdapat dua komponen utama dalam Menurut Hakim (1987) ruang
penelitian ini yaitu ruang publik sebagai publik adalah suatu wadah atau tempat
objek utama penelitiandan pola yang mampu mewadahi aktivitas
aktivitas sebagai focus pengamatan tertentu yang dilakukan masyarakat.
dalam penelitian ini. Ataupun sebagai tempat bertembunya
masyarakat/pengguna ruang publik,
2. METODE baik secara kelompok maupun
Metode yang digunakan dalam individu. Bentuk atau tatanan ruang

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 42


publik sangat bergantung pada struktur bersifaty publik seperti taman
dan model massa bangunan, sehingga kota, alun-alun, jalur pejalan
setiap ruag publik mempunyai manfaat kaki, dan sebagainya;
atau makna sebagai tempat yang di b. Internal public space, ruangpublik
desain seminimal mungkin, selain itu tipe ini merupakan ruang publik yang
ruang publik juga memiliki akses yang dikendalikan oleh pemerintah tetapi
besar terhadap lingkungannya. dapat diakses oleh masyarakat secara
(Scurton, 1984). terbuka atau bebas tanpa adanya
batasan. Biasanya berupa fasilitas
Carr (1992) menyebutkan adanya umum seperti rumah sakit, kantor
beberapa factor yang harus kepolisian, museum, dan pusat
dipertimbangkan dalam pengoptimalan pelayanan lainnya; dan
penggunaan ruang publik, yaitu: c. External and internal “quasi” public
1. Use of space, di mana ruang-ruang space, ruang publik tie ini umumnya
ynag berbeda mewadahi fungsi dan berupa fasilitas umum yang
aktivitas yang berbeda pula. dikendalikan swasta, sehingga ada
2. Space form and context, diartikan pembahasan aturan yang harus
sebagai karakter fisik ruang dipatuhi oleh masyarakat, seperti
tersebut. Bentuk ruang dapat restoran, mall, dan sebagainya.
ditandai dengan adanya batas fisik Menurut Ardiyanto (1998) tingkatan
serta objek yang menarik atau focal dan fungsi ruang terbuka publik terdiri
point. atas:
3.1.1 Pembagian Ruang Terbuka a. Pocket park : taman atau ruang hijau
Publik yang dikelilingi gabungan beberapa
bangunan, biasanya bisa digunakan
Menurut Carr (1992) ruang publik oleh masyarakat sekitar;
merupakan ruang terbuka yang bisa
mewadahi keperluan aktivitas bersama b. Play-lot : ruang atau wadah, biasanya
di udara bebas sebagai tempat menghubungkan beberapa kumpulan
pertemuan.Selain itu dapat lingkungan untuk mewadahi
memungkinkan berlangsungnya kegiatan- kegiatan dari blok atau
interaksi antara manusia, karena kumpulan lain dengan melibatkan
biasanya sering muncul beragam penduduknya;
kegiatan ynag dilakukan bersama, c. Play ground : ruag publik dengan
sehingga ruang terbuka ini fasilitas yang lebih lengkap dan
dikelompokan sebagai ruang yang dapat berfungsi sebagai tempat bermain.
digunakan secara umum. Berdasarkan Ruang ini merupakan pusat rekreasi
sifat atau karakternya, ruang publik atau tamasya untuk penuduk suatu
dibagi menjadi dua jenis yaitu ruang lingkunagan atau kawasan tersebut;
publik terbuka dan tertutup. Salah satu dan
ruang terbuka publik adalah taman kota. d. Urban park : letak ruang publik
Menurut Carmona (2003) ruang berada di pusat kota, yang berfungsi
publik menurut tipe dibagi menjadi sebagai tempat untuk menampung
3 jenis yaitu: aktivitas yang melibatkan masyarakat
a. External public space, ruang kota. Selain itu biasanya urban park
publik tipe ini pada umumnya banyak dikunjungi dari masyarakat
berupa tempat atau ruang luar berbagai wilayah atau kawasan, baik
yang dapat diakses atau dari dalam maupun luar kota.
digunakan oleh semua orang dan
Menurut Spreiregen (1965)

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 43


dalam skala pembangunan kota, terdapat c. Kawasan Hijau Rekreasi Kota,
suatu kedudukan atau tingkatan ruang sebagai sarana rekreasi dalam
publik berdasarkan ukuran skala fungsi kota yang memanfaatkan ruang
ynag melayani suatu kota tersebut terbuka hijau.
yaitu : Skala Metropolitan, terpusat d. Kawasan Hijau kegiatan Olahraga,
pada fungsi perorganisasian ruang itu tergolong ruang terbuka hijau area
sendiri secara besar yang diperkuat oleh lapangan, yaitu lapangan, lahan
kelompok bangunan utama yang datar atau pelataran yang cukup
mendominasi. Contohnya sebagai luas. Bentuk dari ruang terbuka ini
penghubung atau penyambung (linkage) yaitu lapangan olahraga, stsdion,
wilayah sub urban, penghubung kota lintasan lari atau lapangan golf.
lain atau bagian-bagian wilayah dan e. Kawasan Hijau Pemakaman.
kota-kota satelit. f. Kawasan Hijau Pertanian, tergolong
ruang terbuka hijau areal produktif,
3.2 Ruang Terbuka Hijau yaitu lahan sawah dan tegalan yang
masih ada di kota dan menghasilkan
3.2.1 Pengertian Ruang Terbuka sayuran maupun buah- buahan.
Hijau Ruang Terbuka Hijau Kota g. Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri
adalah bagian dari jalur hijau sepanjang jalan,
dari ruang-ruang terbuka (open spaces) taman di persimpangan jalan, taman
suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh pulau jalan dan sejenisnya.
tumbuhan, h. Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu
tanaman, dan vegetasi guna halaman rumah di kawasan
mendukung manfaat langsung atau perumahan, perkantoran,
tidak langsung ynag dihasilkan perdagangan dan kawasan industri.
oleh RTH dalam kota tersebut
yaitu keamanan, kenyamanan, 3.2.3 Jenis-jenis Taman
kesejahteraan, dan keindahan
wilayah perkotaan tersebut 1. Berdasarkan Luas dan Jarak Jangkauan
(Departemen Pekerjaan Umum, dari tempat tinggal. Menurut Woolley
2008). (2003), jenis- jenis taman berdasarkan
luas dan jarak jangkauan dari tempat
3.2.2 Klasifikasi Ruang Terbuka tinggal dibagi 3 yaitu:
Hijau Klasifikasi RTH menurut
Dinas Pertamanan berdasarkan a. Taman kecil, memiliki luas < 2 ha
pada kepentingan diletakan tidak jauh dari lingkungan
pengelolaannya adalah sebagai rumah dan dapat ditempuh dengan
berikut: berjalan kaki.
b. Taman menengah, luasnya 20 ha,
a. Kawasan Hijau Pertamanan terletak sejauh 1,5 km dari
Kota, berupa sebidang tanah perumahan.
yang disekelilingnya ditata c. Taman besar, yang luasnya minimal
secara teratur dan artistic, 60 ha terletak sejauh 8 km dari
ditanami pohon pelidung, perumahan
semak/perdu, tanaman penutup
tanah serta memiliki fungsi 2. Berdasarkan Fungsi Rekreasi.
relaksasi. Menurut Trancik (1986), jenis-jenis
b. Kawasan Hijau Hutan Kota, taman bersdasarkan fungsi rekreasi dibagi
yaitu ruang terbuka hijau dengan 2, yaitu:
fungsi utama sebagai hutan raya.
a. Taman Aktif, apabila didalamnya

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 44


terdapat beberapa fasilitas yang dapat yang mempengaruhi yaitu ruang
menunjang berbagai kegiatan dalam aktivitas, pelaku aktivitas dan waktu
taman. Sehingga terciptanya kegiatan aktivitas. Ruang terbuka (open space)
aktif oleh pengunjung didalamnya selalu menyangkut dengan lansekap
seperti berolahraga, berjalan dan yang terdiri dari elemen keras
bermain. (hardscape) seperti: jalan, trotoar,
b. Taman pasif, apabila suatu taman patung, bebatuan dan sebagainya) serta
dibut dengan mengutamakan elemen lunak (softscape) berupa
keindahannya atau sebagai landscape. tanaman dan air. Dalam perencanaan
Sehingga pengguna taman cenderung open space sangat erat kaitannya dengan
hanya menikmati keindahan visualnya atribut ruang yang bisa berupa lampu,
tanpa adanya aktivitas yang bersifat tempat sampah, papan nama, bangku
aktif di dalamnya. Contohnya seperti taman dan sebagainya.
taman yang berada di depan rumah, di Atribut ruang terbuka publik harus
persimpangan jalan, di samping jalan, dapat dengan mudah digunakan oleh
dan sebagainya. pengguna itu sendiri dengan
3.3 Pola Aktivitas memperhatikan standar yang ada agar
dapat digunakan oleh semua orang.
Ruang terbuka publik merupakan Pemilihan material juga penting sebagai
tempat yang harus diakses secara fisik faktor penunjangnya. Tanaman yang
maupun visual oleh masyarakat umum, dipilih juga harus hati-hati untuk
sehingga elemen fisik berperan penting menghindari tanaman yang beracun atau
dalam membentuk pola aktivitas dan dapat membahayakan pengunjung.
pemanfaatan ruangnya (Kustianingrum, Selain ruang aktivitas, yang
2013). Carr (1992) mengkategorikan mempengaruhi pola aktivitas adalah
jenis aktivitas berdasarkan tingkat/level pelaku aktivitas itu sendiri. Sebuah
keterlibatannya yaitu, active engagement ruang berhasil mendukung dan
(bermain,berjalan_ dan passive memfasilitasi aktivitas tergantung
engagement (duduk, berdiri). bagaimana desain dari sebuah ruang
Sebuah aktivitas juga dapat terdiri publik itu sendiri. Meurut Carmona
dari berbagai sub aktivitas yang (2003) ada beberapa faktor yang dapat
berhubungan satu sama lainnya, yang dilihat dari hubungan pengguna aktivitas
dikenal dengan istilah sistem dengan ruang terbuka itu sendiri
aktivitas/system of activity (Haryadi & diantaranya adalah comfort
Setiawan, 2010). Sistem aktivitas dalam (kenyamanan), relaxation (relaksasi),
sebuah ruang publik berkaitan erat passive engagement, active engagement,
dengan tiga elemen utama yaitu discovery.
pedagang kaki lima sebagai activity
support kawasan, parkir, dan pejalan kaki
yang berkaitan dengan pola sirkulasinya. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pola aktivitas dikaitkan dengan
pemanfaatan ruang yang ada, dibagi Penelitian ini menghasilkan
menjasi tiga jenis yaitu fixed pembahasan aspek utama yaitu pola
element/elemen tetap, semi-fixed aktivitas ruang publik dengan berbagai
elements/elemen semi-tetap dan non fixed jenis aktivitas. Jenis aktivitas yang
elements/elemen tidak tetap (Rapport, dimasukan dalam pengamatan pola
1982). aktivitas ruang publik ini
Pola aktivitas pemanfaatan runag diklasifikasikan berdasarkan
terbuka publik memiliki beberapa faktor keterlibatan pengguna terhadap ruang
terbuka. Jenis aktivitas pada ruang publik

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 45


ini dibagi menjadi dua yaitu active
engagement dan passive engagement.
Aktivitas active engagement seperti
berolahraga, berjalan, bermain, dan
berjualan. Sedangkan untuk aktivitas
passive engagement seperti duduk,
tiduran, dan berdiri. Jenis kegiatan
yang difokuskan pada penelitian pola
aktivitas di Taman Bambu ini ialah
aktivitas berdiri, jalan, duduk, bermain,
berolahraga, dimana aktivitas tersebut
termasuk aktivitas dominan yang
dilakukan di Taman Bambu Cipayung
dan berperan penting dalam
pemanfaatan fungsi disana. Pengamatan
pola aktivitas ini terbagi menjadi empat Gambar 2. Atribut Ruang Pada Taman Bambu
zona, yang terdiri atas area plaza, Cipayung.
Sumber: Data Pribadi, 2022
playground, jogging track, dan grass
area. Fasilitas yang terdapat pada Taman
Bambu Cipayung diantaranya yaitu
parkir motor & mobil, taman, jogging
track, area bermain anak, lapangan bola
dan bulu tangkis, gazebo, danau,dan
toilet. Dari beberapa fasilitas dan
atribut ruang yang terdapat di Taman
Gambar 1. Pembagian Zona Pengamatan Pola
Bambu Cipayung, tidak semuanya
Aktivitas Ruang Publik Taman Bambu Cipayung dalam kondisi baik, ada beberapa yang
Sumber: Gambar Ulang, 2022
tidak terawat dengan baik sehingga
4.1 Fasilitas dan Atribut Ruang Pada dapat mempengaruhi fungsinya. Berikut
Taman Bambu Cipayung merupakan beberapa fasilitas pada
Taman Bambu Cipayung yang tidak
Pada penelitian ini area Taman dalam kondisi yang baik.
Bambu Cipayung dibagi menjadi
empat area yang terdiri dari plaza a. Lampu Taman
area (Zona A), playground area Ada beberapa lampu taman pada
(Zona B), grass area (Zona C), dan Taman Bambu Cipayung yang
area jogging track (Zona D). Taman kondisinya tidak baik salah satunya
Bambu Cipayung memiliki atribut terdapat pada gambar 3. dibawah ini.
ruang yang berbeda-beda dari jenis, Kondisi lampu taman yang pecah pada
bentuk, ukuran, tata letak serta bagian cup lampu dapat menimbulkan
hubungan atribut ruang yang satu konsleting listrik pada saat hujan turun
dan yang lainnya. Atribut ruang sehingga dapat mengganggu fungsi dari
yang berada di Taman Bambu lampu sebagai penerangan di dalam
Cipayung diantaranya ialah, tempat taman. Posisi lampu yang terdapat
sampah, penerangan, signage, dan pada gateway juga mempengaruhi
tempat duduk. estetika dari taman itu sendiri.

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 46


Gambar 5. Toilet pada Taman Bambu Cipayung
Sumber: Data Pribadi, 2022
Gambar 3. Lampu taman yang pecah
Sumber: Data Pribadi, 2022
Fasilitas pada Taman Bambu Cipayung
b. Tempat Sampah terlihat pada gambar 6. Dan gambar 7.
Hampir semua tempat sampah yang Pada Gambar 6. dibawah ini,
terdapat di Taman Bambu menjelaskan letak fasilitas yang ada
Cipayung dalam kondisi yang pada Taman Bambu Cipayung yang
rusak. Sebagian besar tempat tergambar di dalam site.
sampah sudah kotor dan lepas dari
pengaitnya, sebagian lagi dalam
kondisi yang tidak lengkap seperti
yang terdapat pada gambar 4. Hal
tersebut mengakibatkan
terganggunya fungsional dari
tempat sampah itu sendiri, merusak
estetika daripada taman bambu, dan
juga mengganggu kenyamanan
pengunjung yang datang.
Gambar 6. Letak Fasilitas di Taman Bambu Cipayung Pada Site.
Sumber: Data Pribadi, 2022

Gambar dibawah ini merupakan


bentuk beberapa fasilitas yang terdapat
pada Taman bambu Cipayung yang
terdiri dari Gateway,Toilet, Plaza,
Lapangan, Area Parkir dan juga
Gazebo.

Gambar 4. Tempat sampah yang rusak


Sumber: Data Pribadi, 2022

c. Toilet
Kondisi toilet yang kurang
perawatan dan juga kondisi genteng
toilet yang sedikit rusak dapat Gambar 7. Fasilitas Pada Taman Bambu Cipayung.
mempengaruhi keamanan dan Sumber: Data Pribadi, 2022

kenyamanan pengguna taman 4.2 Hasil pengamatan pada Taman


khususnya para pengunjung yang Bambu Cipayung berdasarkan waktu dan
menggunakan fasilitas toilet dalam hari kerja
Taman Bambu Cipayung. Dalam penelitian ini, pengamatan
dilakukan selama empat kali pada waktu

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 47


hari kerja dengan rentang waktu berjalan, memancing, makan/minum,
pengamatan pada pagi hari (09.00-12.00 berlari dan bermain. Aktivitas dominan
WIB), dan sore hari (15.00-18.00 WIB). yang dilakukan adalah duduk, berjalan,
Tabel 1. Pembagian Waktu Pada Hari Kerja.
dan berlari. Pada sore hari, mulai
terdapat beberapa PKL yang ada di
depan taman dekat Jalan Raya. Pada
pukul 18.00 pengunjung taman mulai
meninggalkan taman sehingga tidak
terdapat pengunjung sama sekali pada
waktu malam hari.
Dari hasil pengamatan diatas dapat
disimpulkan bahwa aktivitas yang
Sumber: Data Pribadi, 2022 paling banyak dilakukan adalah
berjalan dan duduk. Aktivitas berdiri
Dari hasil pengamatan pada hari kerja di dan berjalan banyak dilakukan
Taman Bambu Cipayung pengunjung yang pengunjung saat berpindah tempat
datang tidak terlalu banyak sehingga untuk mengelilingi area taman sesuai
mempengaruhi keberagaman dan jalur jogging track. Pada sore hari
penyebaran aktivitas yang terjadi.
aktivitas berolahraga banyak dilakukan
Pemanfaatan ruang oleh pengunjung pada oleh pengunjung seperti berlari dan
hari kerja terdiri dari aktivitas berdiri, juga bermain bola.
berjalan, duduk, merokok, berolahraga, Aktivitas duduk banyak dilakukan
bermain, dan memancing. di tempat grass area, kenaikan elevasi
a. Waktu Pagi Hari pada Hari Kerja tanah di area plaza nyaman untuk
Pukul 09.00-12.00 dipakau sebagai tempat duduk.
Berdasarkan hasil pengamatan Aktivitas yang jarang dilakukan adalah
yang dilakukan pada hari kerja di waktu mengambil foto dan makan. Aktivitas
pagi hari, aktivitas yang terdapat disana yang sama sekali tidak terlihat di ruang
tidak terlalu banyak dan disominasi oleh penelitian ini adalah bermain di area
pengunjung dewasa. Aktivitas yang playground.
terdapat disana diantaranya yaitu
berjalan, duduk, berlari. Namun 4.3 Hasil pengamatan pada Taman
aktivitas yang menjadi dominan yaitu Bambu Cipayung berdasarkan waktu
duduk yang banyak dilakukan pada grass dan hari libur
area di depan plaza. Aktivitas berlari Dalam penelitian ini, pengamatan
dapat ditemukan di area jogging track. dilakukan selama empat kali pada
Aktivitas yang jarang ditemukan yaitu waktu hari libur dengan rentang waktu
makan/minum dan mengambil foto. pengamatan pada pagi hari (09.00-
Sedangkan aktivitas yang tidak 12.00 WIB), dan sore hari (15.00-
ditemukan yaitu bermain di area 18.00 WIB).
playground.
Tabel 1. Pembagian Waktu Pada Hari Libur.

b. Waktu Sore Hari pada Hari Kerja


Pukul 15.00-18.00
Pada waktu sore hari pengunjung yang
datang bukan hanya orang dewasa
namun terdapat remaja dan juga anak-
anak yang ingin bermain di taman.
Pemanfaatan ruang oleh pengunjung
yang melakukan aktivitas seperti duduk, Sumber: Data Pribadi, 2022

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 48


Dari hasil pengamatan pada hari pengunjung saat berpindah tempat
libur di Taman Bambu Cipayung untuk mengelilingi area taman sesuai
pengunjung yang datang tidak terlalu jalur jogging track. Pada pagi dan sore
banyak sehingga mempengaruhi hari aktivitas berolahraga banyak
keberagaman dan penyebaran aktivitas dilakukan oleh pengunjung seperti
yang terjadi. Pemanfaatan ruang oleh berlari dan juga bermain bola. Pada
pengunjung pada hari libur terdiri dari pukul 18.00 pengunjung taman mulai
aktivitas berdiri, berjalan, duduk, meninggalkan taman sehingga tidak
merokok, berolahraga, bermain, dan terdapat pengunjung sama sekali pada
memancing. waktu malam hari.
a. Waktu Pagi Hari pada Hari Libur Dari hasil pengamatan diatas dapat
Pukul 09.00-12.00 disimpulkan bahwa aktivitas yang
paling banyak dilakukan adalah
Berdasarkan hasil pengamatan yang berjalan, duduk, bermain dan olahraga.
dilakukan pada hari libur diwaktu pagi Aktivitas duduk banyak dilakukan di
hari, terdapat perubahan yang signifikan tempat grass area, kenaikan elevasi
disbanding hari kerja sehingga tanah di area plaza sebagai tempat
mempengaruhi penyebaran aktivitas favorit para pengunjung untuk
yang terjad. Aktivitas yang ditemukan berduduk dan bersantai karena
cukup banyak mulai dari lari pagi, menghadap langsung ke danau buatan.
memancing, berfoto, merokok, duduk, Pada hari libur, Di sisi lain grass area
makan/minum, berjalan, dan bermain. menjadi spot favorit pengunjung
Aktivitas yang paling dominan melakukan kegiatan piknik Bersama
ditemukan disana yaitu duduk dan keluarga di akhir pekan yang berarti
berjalan. Aktivitas duduk dilakukan di pemanfaatan ruang dan fasilitas Taman
grass area oleh pengunjung yang Bambu Cipayung hampir di fungsikan
melakukan kegiatan piknik di akhir semua. Hal ini berkaitan dengan
pekan. Aktivitas berlari pada pagi hari banyaknya jumlah pengunjung yang
di hari libur memiliki intensitas yang datang ke Taman Bambu Cipayung.
cukup tinggi dibandingkan dengan
intensitas pada hari kerja. Pada siang 4.4 Pola Aktivitas Pada Ruang Publik
hari, perubahan aktivitas yang terjadi Taman Bambu Cipayung
tidak terlalu signifikan dibandingkan Pola aktivitas di Taman Bambu
pagi hari.Namun, intensitas pengunjung Cipayung dipengaruhi oleh hubungan
pada siang hari mulai berkurang tidak ruang (space form and context) serta
sebanyak pagi hari. elemen pembentuk ruang lain di
dalamnya.
b. Waktu Sore Hari pada Hari Libur
Pukul 15.00-18.00
Pada waktu sore hari terjadi
peningkatan jumlah pengunjung ynag
mempengaruhi penyebaran aktivitasnya
itu sendiri. Aktivitas yang terdapat
disana yaitu duduk, berdiri,
makan/minum, berbincang,
merokoki,memancing, bermain, dan
berlari.Aktivitas yang paling banyak
dilakukan adalah berjalan, berolahraga, Gambar 8. Placed-Centered Mapping Taman
bermain dan duduk. Aktivitas berdiri Bambu Cipayung.
dan berjalan banyak dilakukan

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 49


4.4.1 Area Plaza

Pada area plaza aktivitas yang


dominan dilakukan ialah duduk dan
berjalan. Pola aktivitas pada area plaza
dipengaruhi oleh atribut ruang di
dalamnya. Atribut ruang pada area ini
terdapat plaza, gazebo dan bukit kecil
yang tersedia menjadi generator utama Gambar 10. Pola Aktivitas Area Playground.
dan dapat menarik lebih banyak
pengunjung. 4.4.3 Grass Area
Pada area ini cenderung lebih sering
digunakan untuk aktivitas bermain untuk Grass area merupakan area terluas
anak-anak, berdiri dan duduk santai oleh pada Taman Bambu Cipayung. Pada
pengunjung. Pemanfaatan ruangnya pun grass area aktivitas dominan yang
tidak memiliki perbedaan yang dilakukan ialah duduk dan bersantai.
signifikan antara hari kerja dan hari Keberadaan vegetasi hijau sebagai view
libur. yang didukung oleh adanya atribut
gazebo menjadi generator pada area ini.
Tidak adanya atribut bangku disepanjang
jalan bertujuan untuk memaksimalkan
fungsi jalan sebagai jogging track agar
terjaganya sifat ruang yaitu sebagai
ruang aktif. Kurangnya pengolahan
landscape pada taman menyebabkan
view yang disajikan kurang menarik.

Gambar 9. Pola Aktivitas Area Plaza.

4.4.2 Area Playground

Pada area ini aktivitas yang dominan


ialah bermain, berjalan dan juga
olahraga. Atribut ruang yang terdapat
pada area ini cukup banyak diantaranya Gambar 11. Pola Aktivitas Grass Area.
terdapat dua lapangan futsal dan satu
lapangan voli, serta playground units 4.4.4 Area Jogging Track
sehingga area ini menjadi area dengan
ruang aktif yang cukup luas. Perbedaan Area jogging track menjadi jalur
intensitas pengunjung antara hari kerja sirkulasi utama pada Taman Bambu
dan libur tidak terlalu jauh pada area Cipayung. Aktivitas yang paling
lapangan, namun pada area playground banyak dilakukan oleh pengunjung
units memiliki intensitas pengunjung pada area ini ialah berjalan dan
yang cukup jauh. berlari. Namun banyaknya ditemui
penyalahgunaan fungsi ruang pada
area jogging track yang seharusnya
sebagai ruang aktif, namun banyak

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 50


pengunjung yang duduk di area track besa sesuai dengan bentuk dan fungsi
sehingga dapat mengganggu aktifitas ruang. Pada area plaza (zona A) aktivitas
berlari. dominanya ialah duduk dan berjalan
karena pada area ini view yang terlihat
merupakan kolam danau buatan. Pada
area playground (zona B) merupakan
ruang aktif terbesar di taman ini karena
terdiri dari beberapa lapangan dan
playground unit. Pada grass area (zona
C) aktivitas dominan ialah duduk dan
berjalan. Sedangkan pada area jogging
track (zona D) aktivitas dominan yang
dilakukan adalah berjalan dan berlari.
Namun ditemukannya permasalahan
Gambar 12. Pola Aktivitas Area Jogging Track. pada penggunaan fungsi ruang aktif di
area jogging track dimana seharusnya
4.5 Pola Aktivitas Keseluruhan pada area tersebut bersifat active space, di
Ruang Publik Taman Bambu beberapa bagian menjadi passive space.
Cipayung Terdapat beberapa fasilitas dan atribut
Pola aktivitas pada tiap zona ruang yang terdapat di Taman Bambu
berbeda- besa sesuai dengan bentuk dan Cipayung yang tidak terawat dengan baik
fungsi ruang. Pada area plaza (zona A) sehingga dapat mempengaruhi fungsinya.
aktivitas dominanya ialah duduk dan DAFTAR PUSTAKA
berjalan karena pada area ini view yang
terlihat merupakan kolam danau [1] Septariani, Ditarian N. (2010).
buatan. Pada area playground (zona B) Peran Elemen Arsitektural Ruang
merupakan ruang aktif terbesar di Terbuka Publik Kota pada Taman
taman ini karena terdiri dari beberapa Bungkul terhadap Interaksi
lapangan dan playground unit. Pada Lingkungan Sekitar. Skripsi. Tidak
grass area (zona C) aktivitas dominan dipublikasikan. Malang:
ialah duduk dan berjalan. Sedangkan Universitas Brawijaya.
pada area jogging track (zona D)
aktivitas dominan yang dilakukan [2] Haryadi & B. Setiawan. (2010).
adalah berjalan dan berlari. Arsitektur, Lingkungan dan
Perilaku. Yogyakarta: GadjahMada
University Press.
[3] Kustianingrum, D., dkk. (2013).
Fungsi dan Aktifitas Taman
Ganesha Sebagai Ruang Publik di
Kota Bandung. Jurnal Online,
Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional, Vol. 1
No. 2.
Gambar 13. Pola Aktivitas Taman Bambu Cipayung.
Sumber: Hasil Analisis, 2022 [4] Carr, Stephen, et al. (1992). Public
Space. Australia: Press Syndicate
5. KESIMPULAN of University of Cambridge.
Pola aktivitas pada tiap zona berbeda- [5] Rapoport, Amos. (1982). Human

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 51


Aspect of Urban Form: Towards a
Man Environment Approach to
Urban Form and Design. USA:
Pergamon Press.
[6] Puspitasari R., Ernawati J.,
Suryasari N., (2016). Pola
Aktivitas Pada Ruang Publik
Taman Bungkul Surabaya. Jurnal
Online, Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik, Vol. 4 No. 2.
Malang: Universitas Brawijaya.
[7] Nazzarudin. (1994). Penghijauan
Kota.Jakarta: Penebar Swadaya.

[8] Sugiyono. (2013). Memahami


Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT
Raja Grafindo.
[9] Sunaryo, R. G. (2010). Perubahan
Setting Ruang dan Pola Aktivitas
Publik di Ruang Terbuka Kampus
UGM. In
[10] Seminar Nasional Riset
Arsitektur dan Perencanaan
(SERAP) 1 (pp. 175-182).
Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada.
[11] Puti A. Y., Ernawati J.,
Ramdlani S,. (2017). Pola
Aktivitas pada Ruang Publik
Taman Trunojoyo Malang.
Jurnal Online, Jurusan
Arsitektur, Fakultas Teknik,
Vol. 5 No. 4. Malang:
Universitas Brawijaya.

Jurnal Ilmiah ARJOUNA Vol.7, No.1 Oktober 2022 | 52

Anda mungkin juga menyukai