Anda di halaman 1dari 10

POLA PERILAKU MASYARAKAT

SURABAYA TERHADAP RESIDUAL SPACE


DI RUANG PUBLIK SURABAYA

Oleh:
Kelompok 6
Sanders Budiman 08111540000095
Joshua Alexander P 08111540000099
Ruth Florabel 08111640000052
Debora Vianne 08111640000057
Rifki Mahardi 04311740000104

Dosen Pembimbing:
Eka Dian Savitri S.Hum., M.A

BAHASA INDONESIA
KELAS 46

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

berbelit-belit
1. Latar Belakang
Berbicara tentang ruang, maka terdapat suatu hal yang menjadi penting yaitu
keefektifannya. Kefektifan suatu ruang akan berdampak bagaimana pengguna ruang tersebut
berperilaku di dalamnya. Namun, tidak bisa dipungkiri, jika tidak ada suatu ruang yang efektif
seutuhnya, pastinya terdapat beberapa bagian yang akhirnya tak terpakai sebagaimana fungsi
ruang tersebut direncanakan. Sebagai contoh kecil, yaitu rumah. Dalam suatu rumah, seringkali
penggunanya berusaha untuk menumpangtindihkan fungsi ruang dikarenakan kekurangan ruang,
seperti dalam ruang garasi, seringkali ada bagian yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan

Paragraf 1
barang, ataupun pada akhirnya terdapat ruang kosong, dikarenakan menaati peraturan pemerintah
akan garis sepadan bangunan.
Hal ini akan menjadi semakin kompleks, jika meletakan permasalahan ini, pada tingkat

langsung saja
ruang publik. Seorang perancang dalam merancang suatu ruang publik, harus dapat mewadahi
kebutuhan seluruh pengguna ruang tersebut. Tantangan ini mengakibatkan Residual Space yang
dihasilkan menjadi lebih beragam dibandingkan dalam rumah. Hal ini dapat menjadi sebuah
masalah, ataupun potensi, dengan mengkaji secara lanjut bagaimana pola perilaku pengguna

bicara ttg konsep


terhadap Residual Space di ruang publik tersebut.
Surabaya sebagai kota yang telah berhasil meraih penghargaan Sustainable City dan
Human Settlements Award, untuk kategori Global Green City dari Perserikatan Bangsa-Bangsa,
pada tanggal 31 Oktober 2017 di New York, menjadikan kota ini memiliki ruang publik yang

residual space
beragam, seperti Taman Bungkul, Taman Harmoni, bahkan hingga bagian depan Kantor Balai
Kota Surabaya. Keberagaman ini tentunya menjadikan semakin banyak Residual Space di setiap
ruang kota, yang harus dikaji lebih lanjut, agar semakin bermanfaat bagi masyarakat Surabaya

(RS). Lanjutkan
Oleh sebab itu, makalah ini akan mengangkat judul “ Pola Perilaku Masyarakat Surabaya
terhadap Residual Space di Ruang Publik Surabaya”

dengan fenomena
2. Identifikasi Masalah
Masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah:
1. Perilaku Masyarakat Surabaya terhadap Residual Space di Ruang Publik Surabaya

penyimpangan
2. Perbandingan perilaku masyarakat terhadap Residual Space di beberapa ruang publik
Surabaya
3. Desain Ruang Publik yang sesuai dengan pola perilaku masyarkat Surabaya

pemanfaatan RS
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian dalam makalah ini adalah untuk menunjukkan tingkat kefektifan
ruang publik di Surabaya melalui pengamatan perilaku pengguna terhadap ruang tersebut.

di Surabaya
4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan referensi desain ruang publik bagi
pemerintah Surabaya, dan meningkatkan kenyamanan, serta kebermanfaatan ruang publik bagi
masyarakat Surabaya.

5. Kerangka Pemikiran

FAKTOR
DESAIN
SOSIAL SUBFAKTOR
UTAMA
PENDUKUNG

KENYAMANAN

RELAKSASI
PERILAKU
PENGGUNA
AKTIVITAS

PENGALAMAN
RUANG
PUBLIK
PENETRASI

INVASI
INTERVENSI
DOMINASI

SUKSESI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Ulasan Artikel 1
Judul: Ruang Sisa untuk Aktifitas Warga
Sumber: http://www.koran-jakarta.com/ruang-sisa-untuk-aktifitas-warga/, 23/2/2018, diakses
tanggal 9 Maret 2019
Ulasan:
Ruang sisa dapat terjadi dimanapun, bahkan dibawah sebuah jembatan penyebrangan.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana ruang tersebut dimanfaatkan oleh pengguna
sekitar ruang tersebut. Ruang sisa seringkali dijadikan sebagai ruang penghijauan kota. Pengolahan
ruang sisa dengan menggabungkan unsur fungsi dan estetika tidak hanya menjadikan ruang
tersebut menjadi bermanfaat, namun juga meningkatkan citra kota.

gunakan artikel jurnal


Kelebihan: Artikel menyebutkan dampak pengelolaan ruang sisa terhadap masyarakat dan kota
Kekurangan: Artikel tidak menjelaskan bagaimana pengolahan ruang sisa terhadap dampak yang
dihasilkan.

sebagai rujukan
2. Ulasan Artikel 2
Judul: Pemanfaatan Ruang Publik

tinjauan pustaka.
Sumber: https://klasika.kompas.id/pemanfaatan-ruang-publik/, 27/3/2015, diakses tanggal 9
Maret 2019
Ulasan:
Ruang publik dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial,
ekonomi, dan budaya serta akses bagi berbagai kondisi fisik manusia. Memiliki arti ruang publik
harus memiliki tautan antara manusia, ruang, dan dunia luas dengan konteks sosial. Dengan kata
lain, ada sistem pemaknaan dalam ruang publik.
Ruang publik bukanlah sekadar ruang yang dibangun seperti manusia membuat kertas dan
membiarkan si pemilik kertas untuk melakukan apapun pada kertas kosong tersebut. Bukan karena
warga kota tidak membayar untuk mengakses ruang publik lalu tempat tersebut dibiarkan
seadanya. Karena pada dasarnya ruang publik dibangun untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan ruang publik secara ideal, adalah kemudahan
akses, desain yang fleksibel, ketenangan, memiliki daya tarik, dan keramahan.
Ada saat dimana pembangunan sebuah ruang publik gagal. Arti penting dari ruang publik
kian diabaikan apalagi di kota-kota besar dimana bisnis berkembang pesat. Ruang publik
seringkali digantikan oleh mall, cafe, dan juga gedung-gedung perkantoran maupun hotel. Oleh
sebab itu, pemerintah harus menaruh perhatian bagaimana melihat kebermanfaatan ruang publik
bagi masyarakat.
Kelebihan: Artikel menyebutkan secara jelas pentingnya pengelolaan ruang publik yang

Teori semiotika
bermanfaat bagi masyarakat dan menyebutkan contoh nyata dengan jelas, yaitu bagaimana
Singapura mengatur ruang publiknya.
Kekurangan: Artikel tidak menjelaskan bagaimana inovasi yang memotivasi tentang

digunakan untuk
pengelolaan ruang publik yang sekiranya dapat diterapkan di Indonesia menjadi lebih baik,
sehingga topik yang diangkat di artikel kurang terjawab dengan baik.
3. Teori Semiotika

menafsirkan gambar.
Dalam semiotika, C.S. Peirce menulis bahwa elemen utama dalam teori semiotika terdiri atas
obyek, penafsir, dan makna. Prinsip dari teori semiotka adalah sebagai berikut:
1. Teori semiotika bersifat umum, dalam artian mempertimbangkan pengalaman emosional,
praktis, dan intelektual. Seluruh komponen semiotika termasuk dalamnya, sekaligus

Sedangkan kalian
memperluas konsep dari tanda.
2. Teori semiotika bersifat triadik, didirikan dari tiga kategori filosofis yaitu firstness,
secondness, dan thirdness. Dalam sifat triadik ini pula, ketiga elemen utama yang disebut di

menggunakan
atas semuanya saling berhubungan.
3. Teori semiotika bersifat pragmatis, dalam artian konteks penafsiran dari suatu tanda
dipertimbangkan. Tanda juga didefinisikan berdasar dari dampak terhadap penafsir.

gambar sebagai bukti


Proses semiosis memperhatikan hubungan triadic dari obyek, penafsir, dan makna. Makna
merupakan sesuatu yang terkandung dalam obyek, sehingga makna adalah pemberi ekspresi
terhadap objek.

observasi. Jika obyek


Obyek dibedakan menjadi dynamical object dan immediate object. Sebagai contoh, sebuah
kaleng cat warna hijau. Kaleng cat adalah dynamical object, sedangkan warna hijau adalah
immediate object. Dynamical object berkaitan dengan benda yang nyata, sedangkan immediate
object adalah obyek yang direpresentasikan oleh makna sebagaimana adanya.

penelitian kalian adalah


Sebuah makna dapat memicu seorang penafsir sehingga penafsir merujuk sebuah obyek
terhadap makna tersebut. Kemudian makna tersebut menjadi rujukan bagi penafsir lain ketika ia
menafsir obyek yang berbeda pula. Contohnya adalah sebuah kata dengan sinonimnya. Sebuah
kata mengandung makna yang dijelaskan melalui definisi sekaligus memiliki sinonim. Sehingga

RS maka pakai teori


definisi kata tersebut merupakan makna, sedangkan kata beserta sinonim-sinonimnya adalah
obyek.

tentang RS bukan
semiotika
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan secara
bertahap pada beberapa ruang publik di Surabaya dalam jangka waktu tertentu. Peneliti berusaha
mengumpulkan data melalui observasi dengan terjun langsung ke lapangan untuk mengamati
perilaku pengguna ruang publik. Penelitian akan dominan menggunakan data berupa foto hasil
penelitian untuk mempertegas dan memperjelas hasil penelitian.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di beberapa ruang publik di Surabaya.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 2 hari, dengan tempat yang berbeda
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah observasi, studi pustaka dan
dokumentasi . Pendekatan metodologi pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif. Teknik observasi yang digunakan yaitu behavior mapping. Teknik observasi tersebut
dengan cara melakukan pengamatan terhadap perilaku yang meliputi lima elemen bagian dari
behavior setting. (John Lang, 1987)
a. Terdapat perilaku yang melakukan aktivitas
b. Terdapat suatu ktivitas yang berulang-ulang dan membentuk pola perilaku
c. Tata lingkungan tertentu
d. Membentuk suatu hubungan antara pola kegiatan dan milleu (setting tempat)
e. Dilakukan pada periode waktu tertentu
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang didapat terdiri dari tahap:
a. Pengumpulan Data
b. Reduksi Data
c. Penyajian Data
d. Penarikan Kesimpulan
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan jenis analisa data kualitatif diskripsi.
Sehingga hasil dari behavior mapping diterjemahkan ke dalam data diskriptif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian
Berikut adalah hasil observasi yang telah dilakukan:

Pegawai Tunjungan Plaza sedang bersantai di sebuah tempat helm di pos satpam parkir motor.

Terdapat banyak sepeda motor yang terparkir pada jalan, padahal seharusnya disediakan tempat
parkir motor
Banyak mobil terparkir di depan gedung PPM padahal telah disediakan tempat parkir seharusnya
yang cukup luas

Pada kantin FTK terdapat beberapa motor yang parkir di depan kantin.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai