SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akademik Dan Memenuhi Syarat Mencapai Gelar
OLEH :
ZICILYA AMANDASARI
NPM : 1111800074
Daftar Isi i
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 7
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.4 Manfaat Penelitian 8
1.4.1 Manfaat Bagi Pengembangan Ilmu 8
1.4.2 Manfaat Bagi Pemerintah Kota Surabaya 8
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1 Penelitian Terdahulu 9
2.2 Landasan Teori 12
2.2.1 Kebijakan Publik 12
2.2.2 Manajemen Pelayanan Publik 15
2.2.3 Azaz Pelayanan Publik 17
2.2.4 Prinsip Pelayanan Publik 19
2.2.5 Kualitas Pelayanan Publik 21
2.2.6 Pelayanan Publik 22
2.2.7 Electronical Government 23
2.2.8 E-Ticketing 28
2.3 Kerangka Berfikir 29
BAB III METODE PENELITIAN 30
3.1 Jenis Penelitian 30
3.2 Fokus Penelitian 30
3.3 Lokus Penelitian 31
3.4 Sumber Data 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data 32
3.6 Teknik Analisa Data 35
3.7 Keabsahan Data 36
DAFTAR PUSTAKA 38
i
BAB I
PENDAHULUAN
Ruang terbuka adalah kebutuhan yang berpengaruh dan sangat penting yang harus
diutamakan keberadaan dan penataannya, salah satunya ruang terbuka publik. Menurut
Nazarudin (1994) ruang terbuka publik adalah tempat dari behaviour setting dan menjadi
suatu yang harus dimiliki oleh suatu kota. Secara alami biasanya manusia membutuhkan dan
menggunakan ruang publik sebagai ruang atau tempat untuk berkegiatan memenuhi
kebutuhan sosial yang diinginkan. Ruang terbuka publik memungkinkan seseorang atau
kelompok berinteraksi dengan banyak orang, selain itu ruang publik biasanya mendukung
untuk melakukan kegiatan tanpa tujuan yang jelas seperti bersantai, istirahat sejenak dari
kesibukan pekerjaan maupun untuk menghirup udara segar sambil menikmati suasana.
Hubungan antara ruang publik dengan penggunanya terdapat faktor yang dapat memengaruhi
Relaxation (ketenangan) (Carmona, 2003). Keberhasilan suatu ruang publik bergantung pada
desain dari sebuah ruang publik itu sendiri untuk memberikan kenyamanan terhadap
pengunjung atau masyarakat yang menggunakan ruang tersebut, ataupun dapat mendukung
(Satwiko, 2009).
Jenis ruang publik yang dimiliki suatu kota yaitu urban park salah satunya adalah
alun-alun. Alun-Alun seringkali dijadikan sebagai landmark suatu kota salah satunya seperti
1
di Kota Surabaya. Alun-Alun Kota Surabaya kini telah bertransformasi menjadi landmark
kota
1
2
Surabaya yang dirancang sebagai ruang terbuka dengan peranan sebagai ruang terbuka publik
yang mempunyai daya tarik tersendiri. Maka dari itu dengan melihat kenyamanan terhadap
elemen fisik dan desain, juga fasilitas pendukung akan menunjang aktivitas terhadap
pemanfaatan ruang publik yang terjadi didalamnya. Meskipun kenyamanan sangat sulit
dapat dinilai melalui pengamatan langsung ataupun penilaian responsif setiap individu atau
preferensi pengunjung. Apabila terjadi persoalan dalam behaviour setting pada ruang publik,
maka harus ada beberapa yang diimplementasikan dengan melihat pola kegiatan, lingkungan
Fungsi utama kota besar dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa
yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada umumnya mempunyai corak atau cirinya
sendiri yang berbeda satu sama lainnya. Corak atau ciri-ciri kota dapat diklasifikasikan
sebagai kota pusat kegiatan produksi (productions centre), kota pusat perdagangan dan
perniagaan (centre of trade and commerce), kota pusat pemerintahan (political centre), kota
pusat kebudayaan (culture centre), kota pusat kesehatan atau rekreasi (pariwisata) (healt or
recreational resort), kota yang beraneka coraknya (diversified cities). Kajian secara terperinci
tentang fungsi kota sebagai pusat kesehatan atau rekreasi (pariwisata), bahwasannya prestasi
kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
tingkat kesehatan, keadaan perumahan, kebiasaan dan rekreasi. Dengan cukup tersedianya
rekreasi atau tempat wisata dalam suatu kota diharapkan penduduk di daerah perkotaan dapat
menyegarkan kembali keadaan jasmani dan rohaninya, serta menimbulkan semangat kerja,
yang selanjutnya diharapkan produktivitas kerja dapat meningkat dengan adanya pariwisata
tersebut. Fasilitas pariwisata yang disediakan seharusnya dapat memenuhi cita rasa dan
keinginan penduduk kota secara luas, yang berarti dapat dinikmati oleh sebagian besar
3
golongan umur yang mempunyai berbagai kegemaran. Sering sekali suatu sumber daya
lingkungan, seperti taman publik, memberikan manfaat bagi pemakainya, tetapi karena tak
ada pungutan tarifnya, maka pencerminan akan nilainya tak terlihat. Ini tak berarti bahwa
sumber daya lingkungan itu bukan tanpa nilai atau hilangnya tak akan merupkan kehilangan
kesejahteraan bagi masyarakat. Penilaian ekonomi dilakukan untuk menunjukkan secara nyata
sesuatu yang selama ini kurang mendapatkan perhatian bahkan sering diabaikan dalam sisi
kebijakan. Dengan diketahuinya nilai ekonomi yang diperoleh pegunjung terhadap manfaat
Alun-alun merupakan salah satu taman publik yang ada disetiap kota atau daerah di
Indonesia. Di Pulau Jawa sendiri banyak kota yang menyebut alun-alun merupakan tanah
lapang terbuka dan luas untuk umum berbentuk persegi empat mendekati bujur sangkar yang
terletak di pusat kota, ciri khas dari sebuah alun-alun adalah terletak di kediaman penguasa
daerah dan disekelilingnya terdapat masjid, gedung pengadilan, penjara, pasar, toko-toko,
kantor pos, halte kendaraan umum, dan fasilitas lainnya. Alun-alun pada masa lampau
merupakan pusat kemasyarakatan. Alun-alun dalam konsep tata ruang kota Jawa merupakan
salah satu identitas bagi kota-kota di Pulau Jawa. Perletakan alun-alun juga didasari tiga unsur
kosmologi yang dianut keraton yaitu alam semesta, manusia, dan tuhan, hubungan korelatif
antara ketiga unsur tersebut secara simbolik terlihat pada bangunan keraton dan tata ruang
kota kerajaan dalam pemahaman Jawa kesejajaran antara makrokosmos atau jagat raya
dengan mikrokosmos atau dunia manusia yang merupakan hal penting, tidak hanya sebagai
pusat politik tetapi juga menjadi pusat magis bagi seluruh wilayah kerajaan. Kerajaan
menunjukkan diri nya sebagai jagad kepada pejabat istana, penguasa-penguasa yang berada di
bawah nya dan rakyat pada alun-alun saat upacara atau pertunjukkan. Mata angin menjadi
4
sumbu dalam mengorganisir tata ruang dan bangunan secara keseluruhan pada alun-alun yang
ada di pulau Jawa, sumbu imajiner ini melambangkan keselarasan dan keseimbangan
hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.
Sumbu imajiner ini dapat dilihat dari orientasi ruang pada alun-alun yang tersusun dari
elemen fisik dan elemen non fisik. Kondisi alun-alun semakin parah pada jaman pasca
kolonial atau era kemerdekaan banyak pengambil keputusan atau kebijakan pembangunan
kota ragu atau bahkan tidak mengerti mau difungsikan sebagai dan untuk apa alun-alun
tersebut. Perubahan yang terjadi juga tidak lepas dari peran pemerintah karena dianggap
kurang tegas dalam pelestarian benda cagar budaya yaitu alun-alun dan apa yang tersimpan
didalamnya dan hanya mementingkan keuntungan ekonomi saja (dari segi ekowisata) karena
Di berbagai kota di Indonesia, baik kota besar maupun kota kecil pembangunan fisik
yang menjadi daya dukung berkembangnya sebuah kota berlangsung dengan pesat. Hal ini
didorong oleh adanya pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang semakin meningkat
tinggi. Pada situasi menghadapi berbagai masalah fisik alam tersebut, tuntutan kebutuhan
kualitas udara yang baik, kenyamanan dan kebutuhan ruang terbuka semakin meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitasnya. Peran ruang publik bagi
masyarakat perkotaan sangat penting. Ruang publik merupakan sarana bagi masyarakat untuk
melakukan suatu aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan rekreasi atau wisata dan tentu
saja kegiatan tersebut mengarah kepada jenis kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
sosial masyarakat. Pentingnya peranan ruang terbuka bagi kehidupan masyarakat menjadi
salah satu alasan yang mendasari Pemerintah Kota Surabaya untuk melakukan revitalisasi
taman-taman yang ada di Kota Surabaya. Hal itu dilakukan untuk menarik minat masyarakat
agar dapat memanfaatkan taman kota sebagai ruang publik dan juga untuk mengurangi
5
pemanfaatan taman kota yang cenderung menyimpang dari fungsinya. Alun -alun merupakan
ruang terbuka publik yang utama yang dijadikan sebagai pusat Kota Surabaya yang
dimanfaatkan masyarakat sebagai ruang dan tempat favorit masyarakat untuk melakukan
berbagai aktifitas. Alun – alun Kota Surabaya memiliki daya tarik yang kuat sehingga banyak
dikunjungi oleh masyarakat. Pengunjung yang datang ke alun-alun tersebut tentu memiliki
Melihat Alun-alun Kota Surabaya sendiri memiliki konsep lahan terbuka atau public
space dan berada pada lahan yang terbatas. Bila melihat konsep dari alun- alun Kota Surabaya
tersebut maka konsep alun-alun Kota Surabaya jauh dari makna tradisional karena konsep
alun-alun Surabaya yang sekarang menjadi taman terbuka dengan fungsi utamanya yaitu
ekonomi dan hanya sebagai nuansa baru bagi estetika kota. Konsep dari alun-alun Kota
Surabaya ini juga tidak lepas dari peran Pemerintah Kota Surabaya, perkembangan alun-alun
di Pulau Jawa yang mengikuti jaman seharusnya tidak mehilangkan makna filosofinya
sehingga masih dapat menunjukkan ikatan budaya dengan masyarakat yang sesuai dengan
nilai sejarah dan Pendidikan yang tertinggal. Alun-alun juga merupakan aset kekayaan daerah
yang bisa dijual sebagai objek pariwisata, bahkan alun-alun tidak boleh kehilangan makna
filosofinya sebagai warisan kekayaan budaya nasional. Dengan beragam pesona dan
kemodernan konsep yang ada di alun-alun Kota Surabaya, menjadikan alun-alun tersebut
sejak dibuka untuk umum pada bulan Desember 2021 lalu, alun-alun Surabaya ini langsung
menjadi lokasi ruang terbuka atau wisata favorit bagi warga Kota Surabaya bahkan
pengunjung juga hadir dari luar Kota Surabaya meskipun di buka ditengan kondisi pandemi.
Setiap harinya tidak kurang dari 2.000 orang yang mengantre untuk bisa masuk kedalamnya,
bahkan saat Hari Sabtu dan Minggu pengunjung bisa mencapai angka 4000 orang per-
harinya.
6
Kasus COVID-19 di Indonesia pertama kali terkonfirmasi pada awal Maret tahun
2020. Sejak saat itu pandemi ini cepat menyebar hingga ke seluruh wilayah di Indonesia.
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang pertama
kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019 lalu (WHO). Virus ini
sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Adapun
penyebaran COVID-19 sangat berdampak bukan hanya pada kegiatan ekonomi dan bidang
transportasi tetapi juga pada dirasakan oleh industri pariwisata. Total kasus terkonfirmasi
Jumlah ini terus mengalami kenaikan dari hari ke hari dibuktikan dengan bentuk kurva yang
cenderung masih menanjak. Adanya pandemi ini menyebabkan penurunan yang signifikan
terkait jumlah wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Hal ini tentunya menyebabkan
industri pariwisata mengalami kerugian yang cukup besar dikarenakan adanya penutupan
akses bagi turis-turis mancanegara dan diberlakukannya kebijakan penutupan objek wisata itu
sendiri. Kebijakan penutupan objek wisata dilakukan guna meminimalisir adanya klaster baru
penyebaran COVID-19.
dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang di berlakukan dikota Surabaya
menjadikan ruang terbuka atau tempat wisata di kota Surabaya harus memberlakukan
kebijakan kunjungan wisata atau kegiatan yang mengakibatkan orang berkerumun dengan
standart protokol kesehatan yang ketat. Para stakeholder yang berkenaan langsung dengan
pengelolaan ruang terbuka atau wisata di Kota Surabaya harus menyusun strategi bagaimana
ruang terbuka atau wisata di kota Surabaya tetap bisa diakses dan dinikmati oleh masyarakat
dengan tetap mematuhi kebijakan protokol kesehatan dan tidak menjadikan area ruang
terbuka menjadi tempat penyebaran virus corona. Alun-alun Kota Surabaya yang mendadak
7
menjadi primadona untuk berekreasi atau berkumpul dan berinteraksi sosial dengan
kunjungan yang setiap harinya melibihi 1000 pengunjung lebih disituasi pandemi seperti ini
menjadikan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKORP) Kota
Surabaya membuat aturan baru bagi para pengunjung. Saat ini pengunjung yang ingin masuk
ke alun-alun Kota Surabaya harus melakukan reservasi terlebih dahulu guna mendapatkan
tiket masuk. Namun pengunjung tidak perlu khawatir, karena tiket masuknya masih tetap
gratis. Reservasi tiket bisa dilakukan melalui laman tiketwisata.surabaya.go.id. Pada laman ini
pengunjung bisa pemesanan tiket dan memilih kapan waktu untuk berkunjung. Setiap harinya
alun-alun Kota Surabaya menyediakan 14 sesi bagi pengunjung untuk bisa masuk
kedalamnya. Nantinya per-sesi tersebut dibatasi maksimal 100 orang saja. Sedangkan untuk
tiap sesi-nya akan dibatasi waktu maksimal 30 menit. alun-alun Kota Surabaya ini buka setiap
hari mulai pukul 09.00 WIB hungga pukul 19.00 WIB. Melihat fenomena tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan kajian tentang bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan oleh
1. Bagaimana kualitas pelayanan publik objek wisata alun-alun Kota Surabaya dalam
1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan publik objek wisata alun-alun Kota Surabaya
pandemi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gejala apa saja dan permasalahan apa saja yang akan diteliti. Dalam bab ini
berisi uraian secara sistematis tentang hasil penelitian yang sudah dilakukan
birokrasi. Ini ditunjukkan dengan hasil jawaban 432 dari informan yang
menyatakan
9
10
bahwa pelayanan bagi lanjut usia yang dilakukan oleh PSTW Unit Budi
pelayanan.
dapat dilakukan akan tetapi dengan cara yang berbeda dari biasanya,
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah di
kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa dan pelayanan
negara dan penduduk atas barang, jasa, atau pelayanan administratif yang disediakan
pendapat di atas, menjadikan bukti bahwa pelayanan publik merupakan suatu bentuk
masyarakat. Pelayanan publik juga harus mengacu dan di dukung oleh undang-undang
ataupun regulasi yang berlaku sehingga dapat menjadi acuan dalam penyelenggaranya.
seperti swasata.
14
pelanggan.
sebagai berikut: “suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih
sendiri”.
tertib, lancar, tepat sasaran, serta memuaskan bagi pihak yang dilayani.
1. Kepentingan Umum
2. Kepastian Hukum
3. Kesamaan Hak
pelayanan public.
5. Profesional
6. Partisipatif
bersikap partisipatif.
7. Tidak Diskriminatif
8. Keterbukaan
9. Akuntabilitas
bertanggung jawab.
rentan.
pelayanan publik.
informatika (telematika).
20
ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan
kualitas pelayanan, yang terdiri atas beberapa faktor : a. Tangible yaitu kualitas
pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan konsumen.
1. Tangible
2. Reliability
3. Responsiveness
4. Assurance
5. Empaty
BAB III
METODE PENELITIAN
sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan
pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui
kualitatif, menurut (Idrus,2009) ada batas kajian penelitian yang ditentukan oleh
penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah penelitian, sehingga
penelitiannya. Tanpa adanya fokus penelitian ini, peneliti akan terjebak oleh
penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah tentang bagaimana kualitas
dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang
akurat peneliti perlu melakukan penetapan sebuah lokasi penelitian. Lokasi yang
diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan sengaja. Lokasi ini bisa
memperoleh data primer dan data sekunder penelitian ini dilakukan di Dinas
Sumber data adalah tempat data diperoleh dengan metode tertentu baik
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu:
2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
Sesuai dengan penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang digunakan,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama. Menurut (Sugiyono,
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang
Penggumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sangat diperlukan dalam suatu
penelitian ilmiah.
1. Teknik Wawancara
permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-
pedoman wawancara.
2. Dokumentasi
informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau
rapat, agenda dan sebagainya. Berdasarkan kedua pendapat para ahli dapat
Kota Surabaya.
berdasarkan pada proses reduksi data dan interpretasi. Data yang telah
2. Ubah data hasil reduksi ke dalam bentuk matriks. Dari matriks tersebut
akan dilihat hubungan antara kategori data menurut subjek, kategori data
4. Hasil analisis data yang telah melewati prosedur reduksi yang telah diubah
sama dengan validitas dalam penelitian kuantitatif, tidak pula sejajar dengan
yang dapat diterapkan pada setting, orang, atau sampel yang baru) dalam
pendekatan yang digunakan peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti lain
2. Pastikan tidak ada definisi dan makna yang mengambang mengenai kode-
kode selama proses coding. Hal ini dapat dilakukan dengan terus
kualitatif selain reliabilitas. Validitas ini didasarkan pada kepastian apakah hasil
penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca
secara umum. Berikut ini adalah delapan strategi validitas yang disusun mulai
dari yang paling sering dan mudah digunakan hingga yang jarang dan sulit
3. Membuat deskripsi yang kaya dan padat (rich and thick description)
realistis dan kaya. Prosedur ini tentu saja akan menambah validitas
hasil penelitian.
yang terbuka dan jujur yang akan dirasakan oleh pembaca. Refleksivita
bukti yang kontradiktif, hasil penelitian bisa lebih realistis dan valid.
ini tidak akrab dengan peneliti atau proyek yang diajukan. Akan tetapi,
41
satu strategi yaitu strategi triangulasi. Penggunaan strategi triangulasi karena strategi
ini mudah terjangkau untuk digunakan peneliti dan lebih mudah dipratekkan untuk
Ahmad F.P. (2019). Implementasi E-Ticketing Pada Penjalan Tiket Pt. Putramaju Global
Indonesia
Balai Pemasyarakatan Kelas II Klaten. (2020). Prinsip Pelayanan Publik Yang Harus
Diketahui
Retrivered from http://bapasklaten.kemenkumham.go.id/berita-utama/prinsip-pelayanan-
publik-yang-harus-diketahui
Ida Yunari R. (2020). Manajemen Pelayanan Publik Pada Mall Pelayanan Publik di
Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.
Retriverd from https://media.neliti.com/media/publications/325691-manajemen-pelayanan-
publik-pada-mall-pel-5b1a807d.pdf
Ismed Kelibay. (2019). Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Organisasi Perangkat
Daerah Kota Sorong Dalam Menunjang E-Government Publik Berbasis Layanan.
Retriverd from http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/30410
Sulfianna. 2020. Kinerja Pelayanan Publik (Studi Kasus Pada Dinas Kependdkan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Maros
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/2498/2/E013171002_disertasi%20%201-2.pdf
38
38