Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

ARS7346-PRA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN CIVIC CENTER DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR


BIOFILIK

NURUL ULFA
1823201110012

DOSEN PEMBIMBING :
1. HUMAIROH RAZAK, M.T.
2. ADHITEA SYAPUTRA PERDANA, M.Ars., IAI.

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2021

1
PERANCANGAN CIVIC CENTER DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR BIOFILIK

Nama : Nurul Ulfa


NIM : 1823201110012
Pembimbing : Humairoh Razak, M.T.
Co-Pembimbing : Adhitea Syaputra Perdana, M.Ars., IAI.

ABSTRAK
Di Kota Banjarmasin memang sudah banyak sekali sekolah-sekolah yang
berbentuk formal maupun informal. Tetapi kebutuhan masyarakat dalam bentuk
ruang publik seperti kegiatan berkumpul, berdiskusi, rapat organisasi, belajar,
membaca, orasi mahasiswa dan lain-lain yang mengarah pada kualitas manusia
masih sangat minim.
Menanggapi hal tersebut, perlu adanya ruang publik yang memberikan
fasilitas berupa working space, ruang belajar, ruang berkumpul, ruang diskusi,
ruang rapat organisasi, ruang pelatihan, ruang orasi mahasiswa serta ruang fasilitas
pendukung lainnya seperti mushola, resto dll yang kemudian digabungkan menjadi
sebuah kawasan Civic Center di Kota Banjarmasin yang bersifat fleksibel dalam
lingkup waktu yang tidak terbatas, kapasitas yang dapat digunakan bagi banyak
orang dengan pendekatan arsitektur biofilik.

Kata Kunci : Ruang Publik, Fasilitas Publik, Kawasan

2
DAFTAR ISI

Abstrak ............................................................................................................. 1

Daftar Isi........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 3


1.2 Permasalahan Perancangan ........................................................................ 6
1.3 Tujuan Perancangan ................................................................................... 6
1.4 Manfaat Perancangan ................................................................................. 7
1.5 Batasan Perancangan .................................................................................. 7

Daftar Pustaka .................................................................................................. 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan kota sebagai tempat hidup masyarakat selalu diarahkan
sebagai tempat kelangsungkan hidup serta meningkatkan kualitasnya. Seiring
dengan perkembangan kota dan penduduk, kebutuhan pembangunan meruang
akan terus bertambah. Saat ini, ruang diperkotaan banyak didominasi oleh
pembangunan pemukiman, ekonomi dan transportasi. Menurut Martino
(2015), pembangunan kota sudah melupakan kebutuhan ruang bagi sisi
humanis manusia yakni kenikmatan interaksi antarmanusia bersama
lingkungan dan alam dalam sebuah ruang publik.
Kota digunakan sebagai tempat pemenuhan kebutuhan manusia. Namun,
realitas pembangunan perkotaan belum mengakomodir ruang bagi pemenuhan
kebutuhan nonmaterial yang berhubungan dengan kesehatan, psikologis, sosial
budaya dan kualitas manusia (Martino, 2015). Ruang publik merupakan hak
bagi masyarakat yang harus diupayakan. Hal ini diperlukan agar keseimbangan
antara perkotaan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat selalu terjaga.
Melihat tingginya kebutuhan masyarakat terhadap ruang publik serta
kesadaran dalam pengelolaan ruang kota, terdapat beberapa kota yang
menunjukan karakteristik dan pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti DKI
Jakarta yang memiliki Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan
merevitalisasi ruang sekitar waduk dan lahan kosong menjadi taman kota, di
Kota Bandung terdapat taman-taman kota tematik yang berisikan Taman
Lansia, Taman Pustaka Bunga, Taman Film dll sebagai pemenuhan kebutuhan
masyarakat di Kota Bandung, sedangkan di Kota Surabaya terdapat Taman
Bungkul yang merupakan sebuah pemakaman umat muslim yang kemudian
diperbaharui menjadi pusat kegiatan berolahraga, pendidikan dan hiburan.
Seperti halnya di Kota Banjarmasin yang memiliki banyak ruang publik
seperti Menara Pandang Siring Tendean, Taman 0 km, Taman RPTRA di

4
Banua Anyar, dll yang lebih mendominasi pemenuhan nonmaterial masyarakat
dalam bentuk sosial budaya. Sedangkan ruang publik yang memenuhi
kebutuhan kualitas manusia masih belum ada (Martino, 2015).
Di Kota Banjarmasin memang sudah banyak sekali sekolah-sekolah yang
berbentuk formal maupun informal. Tetapi kebutuhan masyarakat dalam
bentuk ruang publik seperti kegiatan berkumpul, berdiskusi, rapat organisasi,
belajar, membaca, orasi mahasiswa dan lain-lain yang mengarah pada kualitas
manusia masih sangat minim. Seperti pada Plaza Smart City, Menara Pandang
di Siring Tendean yang dapat digunakan sebagai Working Space, diskusi
tematik, dan pelatihan. Tetapi masih sangat terbatas dalam menampung
kapasitas, waktu dan pengguna yang ingin kesana.

Gambar 1.1 Interior Plaza Smart City di Banjarmasin


Sumber : kanalkalimantan.com

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa ruang publik di Kota


Banjarmasin masih kurang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya
kualitas manusia. Ruang publik yang akan dirancang yaitu dalam bentuk Civic
Center yang berada di wilayah Kota Banjarmasin dengan pendekatan arsitektur
biofilik yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada manusia terhadap
ruangan, sehingga produktivitas kerja yang dilakukan pada kawasan Civic
Center di Kota Banjarmasin menjadi lebih baik.
Menanggapi hal tersebut, perlu adanya ruang publik yang memberikan
fasilitas berupa working space, ruang belajar, ruang berkumpul, ruang diskusi,
ruang rapat organisasi, ruang pelatihan, ruang orasi mahasiswa serta ruang
fasilitas pendukung lainnya seperti mushola, resto dll yang kemudian

5
digabungkan menjadi sebuah kawasan ruang publik yang bersifat fleksibel
dalam lingkup waktu yang tidak terbatas, kapasitas yang dapat digunakan bagi
banyak orang serta pengunjung yang dapat digunakan oleh anak-anak usia
sekolah (SMP dan SMA) sampai orang dewasa disertai kenyamanan meruang
yang dapat memberikan respon positif pada manusia seperti kenyamanan dan
produktivitas dalam melakukan kegiatan, pekerjaan, dan meningkatkan
konsentrasi bagi pengunjung yang datang.

1.2 PERMASALAHAN PERANCANGAN


1.2.1 Pernyataan Permasalahan
Realitas pembangunan perkotaan belum mengakomodir ruang bagi
pemenuhan kebutuhan nonmaterial yang berhubungan dengan kesehatan,
psikologis, sosial budaya dan kualitas manusia (Martino, 2015). Menanggapi
hal tersebut pernyataan yang didapat bahwa ruang publik di Kota Banjarmasin
masih kurang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya kualitas
manusia. Ruang publik yang akan dirancang yaitu dalam bentuk Civic Center
yang berada di wilayah Kota Banjarmasin dengan pendekatan arsitektur
biofilik yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada manusia terhadap
ruangan, sehingga produktivitas kerja yang dilakukan pada kawasan Civic
Center di Kota Banjarmasin menjadi lebih baik.

1.2.2 Pertanyaan Perancangan


Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan rumusan pertanyaan yaitu
bagaimana kriteria perancangan Civic Center dengan pendekatan arsitektur
biofilik disertai skematik desai rancangan.

1.3 TUJUAN PERANCANGAN


Dapat merumuskan kriteria perancangan Civic Center dengan
pendekatan arsitektur biofilik disertai skematik desai rancangan.

6
1.4 MANFAAT RANCANGAN
Perancangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teori dan
praktis sebagai berikut
1. Manfaat teoritis bagi akademisi adalah strategi penerapan teori tentang
perancangan Civic Center di Kota Banjarmasin dengan pendekatan
arsitektur biofilik (Thermal & Airflow Variability) untuk dapat
memberikan standar kenyamanan meruang di Kota Banjarmasin
2. Manfaat praktis untuk pemerintah dan masyarakat, yaitu untuk
memberikan fasilitas berupa working space, ruang belajar, ruang
berkumpul, ruang diskusi, ruang rapat organisasi, ruang pelatihan, ruang
orasi mahasiswa serta ruang fasilitas pendukung lainnya seperti mushola,
resto dll. Serta memberikan sumber daya yang berkembang bagi
pemerintah di Kota Banjarmasin.

1.5 BATASAN RANCANGAN


1. Perancangan Civic Center di Kota Banjarmasin ini berada di Jl. Jafri Zam-Zam,
dengan luas 20.000 m2.

Gambar 1.4 Peta lahan kosong di Jafri Zam-Zam

7
2. Perancangan ini terdiri dari kawasan yang berfungsi sebagai tempat working
space, ruang belajar, ruang berkumpul, ruang diskusi, ruang rapat organisasi,
ruang pelatihan ekstrakurikuler, ruang orasi mahasiswa serta ruang fasilitas
pendukung lainnya seperti mushola, resto dll.
3. Menggunakan konsep arsitektur biofilik (Material Connection with Nature).

8
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan D, dkk (2020). “Perpustakaan Umum”. Jurnal Pengilon. Vol. 4, no.1,


pp. 51.
Rifdah K. (2021). “Senduro Resort”. Repository. Vol. 3, no. 2, pp. 74.
PHL Architects, 2018, SCC + Insight SKW 2.0 The Provocation of The City,
PHL Architect, Jakarta.
A. W. Putri, B. Wibhawa, and A. S. Gutama, “(2014), “Kesehatan mental
masyarakat indonesia (pengetahuan dan keterbukaan masyarakat terhadap
gangguan kesehatan mental),” Pros. KS Ris. PKM, vol. 2, no. 2, pp. 252–
258, 2014.
N. Tandali and P. P. Egam, “Arsitektur berwawasan perilaku (behaviorisme),”
Media Matrasain, vol. 8, no. 1, pp. 53–67, 2011.
Subiyakto, B., Abbas, E. W., Arisanty, D., Mutiani, M., & Akmal, H. (2020).
Sungai dan Kehidupan Masyarakat Banjar: Penguatan Lokalitas dalam
Wacana Pendidikan IPS yang Responsif.

Anda mungkin juga menyukai