Anda di halaman 1dari 84

KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS DALAM PENINGKATKAN

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN


MONTA KABUPATEN BIMA

SKRIPSI

OLEH :

YOGIN
NIM : 1701292

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS MBOJO BIMA

2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Kinerja pegawai puskesmas dalam peningkatkan


pelayanan kesehatan Masyarakat di kecamatan
monta kabupaten bima

Nama mahasiswa : Yogin

Nomor induk mahasiswa : 1701292

Telah diperiksa oleh pembimbing dan siap diujikan.

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

H. Kamaluddin. S.,Sos.,M.AP Muhammad Iptidaiyah, SE.,MM


NIDN. 0801057001 NIDN: 0826078601

MENGETAHUI :
UNIVERSITAS MBOJO BIMA
Rektor,

Dr. Rifai, M.Si


NIP. 196901011992031032

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala rasa syukur kita panjatkan atas kehadiran allah

SWT. Tuhan yang Haq lagi sempurna yang mengatur kehidupan umat manusia

untuk menjadi khalifah di atas muka bumi berkehidupan sebagai mana fitrahnya.

Atas Rahmat, Hidayah, dan Karunia-nyalah peneliti dapat menyelesaikan yang

berjudul “kinerja pegawai puskesmas dalam peningkatkan pelayanan kesehatan

Masyarakat di kecamatan monta kabupaten bima”. Kemudian solawat beserta

salam tidak lupa pula kita sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad

SAW. Nabi yang telah mampu mengubah paradigma jahiliah menjadi paradigma

yang ilmiah yang bernaung di bawah sinar-sinar keislaman, Nabi yang telah

membawa konsep kesemestaan sehingga Islam dikenal dengan Agama yang

rahmatan lil’alamin.

Tanpa bantuan dari berbagai pihak, peneliti yakin bahwa karya ilmiah ini

tidak akan terselesaikan. Karena itu peneliti merasa wajib menyampaikan terima

kasih yang tiada hingga kepada semua pihak yang telah membatu dalam

menyelesaikan proses penulisan karya ini, di antaranya sebagai berikut:

1. Bapak Dr. Rifai, S.Sos, M.AP selaku Rektor Universitas Mbojo-Bima yang

sekarang menjabat, serta semua aktivitas akademika Universitas Mbojo-Bima

yang telah memberikan kemudahan-kemudahan selama peneliti mengikuti

Studi di Kampus Universitas Mbojo-Bima

2. Bapak Tauhid, S.E, M.AP, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan, dan petunjuk

iii
selama peneliti mengikuti studi pada Program Studi Ilmu Administrasi

Negara di Kampus Universitas Mbojo-Bima

3. Bapak H.kamaluddin, S.Sos.,M.AP dan bapak Bapak Muhammad Iptidaiyah,

SE.MM, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran guna telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan proposal ini.

4. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu baik tenaga, waktu,

dan juga pikiran dalam menyelesaikan penulisan proposal ini.

5. Yang terakhir peneliti menyampaikan rasa bangga terhadap orang tua,

saudara/i beserta kerabat-kerabat yang telah mendukung dan mendorong

hingga peneliti bisa menyelesaikan penulisan proposal ini sebagai syarat

untuk mengakhiri studi guna mendapatkan gelar sarjana.

Sebagai sebuah karya ilmiah, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa

proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna, hal ini semata-mata karena

keterbatasan kemampuan peneliti sebagai manusia yang serba kekurangan. Oleh

sebab itu peneliti mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun sebagai

bahan penyempurnaan dalam penulisan karya ilmiah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat

yang banyak kepada semua pihak yang membutuhkan, tidak terlepas bagi penulis

sendiri dalam mengembangkan sebuah karya ilmiah.

Bima, Juli 2023


Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................4
D. Fokus Penelitian ................................................................................5
E. Sistematika Pembahasan ....................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kualitas Pelayanan Kesehatan...........................................................7
1. Definisi Kualitas............................................................................7
2. Definisi Pelayanan.........................................................................7
3. Definisi Kesehatan........................................................................8
4. Definisi kualitas pelayanan kesehatan...........................................8
B. Kepuasan Pasien................................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan pendekatan Penelitian ……………………………… .12
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................12
C. Informan Penelitian .......................................................................13
D. Jenis dan Sumber Data penilitian .................................................14
E. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................1
F. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data ...........................................18
G. Tehnik Analisis Data ....................................................................20
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian.............................................................................32
B. Pembahasan...................................................................................68

v
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kesimpulan...........................................................................................75
B. Saran.....................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung

kepada masyarakat yang bersifat komprehensif dengan kegiatannya terdiri dari

upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI, 1997/1998).

Muninjaya (2004) menjelaskan bahwa Puskesmas merupakan unit teknis yang

bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau

sebagaian wilayah kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat

pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat

pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam rangka pencapaian keberhasilan

fungsi puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan bidang kesehatan

(Alamsyah, 2011) Pelayanan puskesmas semakin hari akan mengalami kemajuan

dan semakin kompleks, baik dari segi pelayanan ataupun sumber daya yang

dibutuhkan. Peningkatan peralatan saja tidak cukup, tetapi juga memerlukan

manajemen selanjutnya yang lebih sesuai, maka keperluan sistem informasi yang

dapat menunjang manajemen tersebut agar tercipta kesesuaian yang diperlukan.

Tidak mungkin ada manajemen akan berjalan dengan lancar tanpa didukung

dengan sistem informasi yang sesuai (Sabarguna HBS dan Listiani H, 2008).

Sistem informasi merupakan salah satu bentuk pokok Sistem 2 Kesehatan

Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan

berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan

kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan (Depkes, 2004). Dewasa ini,

1
2

sistem informasi yang ada di puskesmas telah dikembangkan di berbagai jajaran

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Indonesia dimana salah satu bentuknya

adalah Sistem Informasi Manajamen Puskesmas (SIMPUS). SIMPUS adalah

suatu sistem yang mendukung pengelolaan data dan informasi di puskesmas

khususnya untuk pelayanan rawat jalan. Data kunjungan pasien disimpan dan

digunakan untuk membuat data pelaporan pada periode waktu tertentu yang

selanjutnya data tersebut dikirimkan ke dinas kesehatan. Data pelaporan antar

Puskesmas di tingkat Kabupaten/Kota memiliki struktur data yang sama. SIMPUS

yang berbasis pada komputer atau teknologi informasi komputer ini mempunyai

keunggulan dalam kecepatan serta keakuratan untuk mengolah data dan informasi

(Wijaya et al, 2009)

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana

pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas

adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas

merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan

terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan

menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,

dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna

mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan

kepada perorangan.
3

Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kecamatan Monta yang terletak di

Desa Tangga adalah Puskesmas Monta yang menyediakan berbagai macam

pelayanan dan fasilitas, namun hal itu belum memberikan hasil yang maksimal

dengan kata lain belum memuaskan. Persoalan yang sering dikeluhkan oleh pasien

ataupun keluarganya adalah beberapa petugas yang kurang ramah. Begitu pula

dengan ketersediaan obat yang disediakan oleh pihak Pukesmas kurang lengkap,

sehingga pihak pasien harus membeli obat dari luar Puskesmas.

Hal ini penting sebagai acuan dalam pembenahan layanan agar dapat

memberikan kepuasan optimal. Oleh karena itu, Puskesmas Monta harus berusaha

menjaga kepercayaan kepuasan pasien dengan meningkatkan kualitas pelayanan

yang diberikan.

Menurut Fahmi (2017:188) “Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang

mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau

kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya.”

Menurut Torang (2014:74) “Kinerja adalah kuantitas atau kualitas hasil


kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standard operasional prosedur,
kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi. Dari
teori-teori yang diketahui diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa
kinerja adalah suatu proses atau hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai melalui
beberapa aspek yang harus dilalui serta memiliki tahapan-tahapan untuk
mencapainya dan bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri.
Maka dari itu kinerja merupakan elemen yang penting dalam maju mundurnya.

suatu organisasi. Karena kinerja merupakan cerminan bagaimana suatu

organisasi itu berjalan ke arah yang benar atauhanya berjalan ditempat saja.

Menurut Levinson dalam Marwansyah (2012:229) “Kinerja adalah


4

pencapaian/prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya”. Sedangkan menurut Sudarmanto (2011:9) “Kinerja adalah sesuatu

yang secara aktual orang kerjakan dan dapat di observasi. Dalam pengertian ini,

kinerja mencakup tindakan-tindakan dan perilaku yang relevan dengan tujuan

organisasi. Menurut Edison (2016:176) “Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh

suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit

orientet yang dihasilkan selama satu periode waktu”.

Menurut pendapat lain, Simamora (2015:339) “Kinerja mengacu pada kadar

pencapian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja

merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan.

Sering disalah tafsirkan sebagai upaya, yang mencerminkan energi yang

dikeluarkan, kinerja diukur dari segi hasil.

Kualitas pelayanan tidak terlepas dari apa yang menjadi dimensi kualitas

pelayanan itu sendiri yang diharapakan akan memberikan kepuasan kepada

pasien. Dimensi kualitas yang dimaksud adalah tangibles (tampilan fisik),

reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan) dan

empathy (empati).

Menurut AS. Moenir (2005:16), pelayanan adalah proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung. Kebutuhan-kebutuhan

tersebut meliputi kebutuhan phisik, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikologis

(Agus Sulastiyono, 2002:41).

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:826), pelayanan

memiliki tiga makna: perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang
5

lain dengan memperoleh imbalan (uang), kemudian yang diberikan sehubungan

dengan jual beli barang atau jasa.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa di dalam pelayanan selalu ada

aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen, meskipun pihak-pihak

yang terlibat tidak selalu menyadari. Pelayanan bukan suatu barang, melainkan

suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud. Pengertian pelayanan dalam

konteks Biro Perjalanan ialah memberikan pelayan sesuai dengan standar

prosedur pelayanan yang ada, dan harus dengan SALAM (Senyum Amanah

Luwes Antusias Melayani) baik dalam memberikan penjelasan alur perjalanan

maupun complain pelanggan.

Kepuasan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah

kualitas pelayanan. Kepuasan pasien akan terpenuhi jika apa yang dikehendaki

pasien terpenuhi. Tetapi kenyataan yang terjadi di Puskesmas Monta kurang

memperhatikan aspek-aspek pelayanannya.

Menurut undang undang No. 25 Tahun 2009 tetang pelayanan publik

diuraikan bahwa pelayanan publik adalah: segala bentuk kegiatan dalam rangka

pengaturan, pembinaan, bimbingan, pengediaan fasilitas, jasa dan yang lainnya

yang di laksanakan oleh aparatur pemerintah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

kepada masyarakat sesuai perundang undangan yang berlaku.

Definisi pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) yang di

laksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik (pemeritahan) mulai dari segala

bentuk kegiatan dalam rangka pengaturan, pembinaan, bimbingan, penyediaan

fasilitas, jasa dan lainnya sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah di
6

tetapkan sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan dan keperluan penerima

pelayanan atau masyarakat. kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara

individu akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan

masyarakat.

Menurut Sampara Lukman yang di kutip oleh Sinambela (2014 :5),


pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
menyediakan kepuasan pelanggan.akan tetapi kenyataan yang terjadi di
Puskesmas Monta kadangkala petugas kesehatan kurang dalam melayani dan
memberikan kepuasan terhadap pasien.

Masalah yang sering terjadi di puskesmas monta adalah masalah

pelayanan dan Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus

dikeluarkan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya

kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pembiayaan kesehatan ini memegang peranan sangat penting dalam pencapaian

tujuan pembangunan kesehatan di puskesmas monta. Dalam membicarakan

pembiayaan kesehatan yang penting adalah bagaimana memanfaatkan biaya

tersebut secara efektif dan efisien baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial

dengan tujuan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan.

Dengan demikian suatu pembiayaan kesehatan dikatakan baik, bila jumlahnya

mencukupi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

dengan penyebaran dana sesuai kebutuhan serta pemanfaatan yang diatur secara

seksama, sehingga tidak terjadi peningkatan biaya yang berlebihan

Adanya keluhan beberapa petugas kurang ramah dalam memberikan

pelayanan, kurangnya rasa simpati petugas terhadap pasien, dan tidak sesuainya
7

ekspektasi pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Pekerja harus lebih

mengutamakan kepentingan masyarakat ketimbang kepentingan pribadi. Sebuah

Puskesmas tidak akan mendapat citra baik hanya melalui kegiatan hubungan

masyarakat. Citra yang baik akan cepat terbentuk jika Puskesmas berhasil

menciptakan kepuasan bagi klien/pasien dan mengupayakan agar orang-orang lain

mengetahui tentang hal tersebut.

Sudah sejak lama masyarakat mengeluh terhadap penyelenggaraan

pelayanan kesehatan yang dirasakannya amat jauh dari harapan itu. Tetapi sejauh

ini ternyata tidak ada perbaikan yang berarti dalam penyelenggaraan

pelayanannya padahal tujuan akhir dari pelayanan adalah harus bermuara kepada

Kinerja Pegawai Puskesmas Dalam Peningkatkan Pelayanan Kesehatan

Masyarakat Di Kecamatan Monta Kabupaten Bima.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah penelitian ini mengenai “Bagaimana Kinerja Pegawai Puskesmas Dalam

Peningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Monta Kabupaten

Bima?”

C. Tujuan dan kegunaan penilitian

Berdasarkan pada masalah tersebut di atas, maka tujuan dan kegunaan

penelitiannya sebagai berikut:

1. Tujuan penilitian ini secara umum bertujuan “Untuk mengetahui pengaruh

kualitas pelayanan kesehatan bagi kepuasan pasien di Puskesmas Monta”.


8

2. Kegunaan penilitian

a. Kegunaan praktis.

Sebagai bahan guna memantapkan program pelayanan yang

maksimal kepada para pasien guna mendapatkan kualitas

pelayanan kesehatan yang lebih baik.

b. Kegunaan akademis.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi

peneliti selanjutnya yang menggeluti bidang kualitas pelayanan

kesehatan.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah konsep dimana berisi pengertian atau definisi konsep

tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dan sebagainya dari konsep

tersebut yang nantinya akan dijadikan indikator dari konsep tersebut, faktor-faktor

yang mempengaruhi, dan sebagainya (Moleong, 2012 : 27).

Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau

topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila

digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan

yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannya pertanyaan.

Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan

diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung

oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.

Mathis dan Jackson (2002) mengemukakan bahwa kinerja pada dasarnya


adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan
adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi
kepada organisasi yang antara lain meliputi: a. Kualitas output yaitu tingkatan
9

dimana hasil akhir yang dicapai mendekati sempurna dalam arti memenuhi tujuan
yang diharapkan oleh perusahaan. b. Kuantitas output yaitu menerangkan jumlah
yang dihasilkan yang dinyatakan dalam istilah sejumlah unit kerja ataupun
merupakan siklus aktivitas yang dhasilkan yang berkenaan dengan berapa jumlah
produk atau jasa yang dapat dihasilkan. c. Jangka waktu output yaitu
menerangkan tingkat aktifitas diselesaikannya pekerjaan tersebut pada waktu yang
telah ditentukan.
Sedangkan Menurut Team Kalbefarma sebagaimana dikutip didalam buku yang

berjudul Manajemen Mutu Prguruan Tinggi, pelayanan adalah tindakan atau

bantuan yang bermanfaat bagi orang lain dan diri sendiri. Kata melayani adalah

membantu pihak lain sehingga tujuan orang lain dan diri sendiri dapat tercapai

dengan memuaskan.

Pelayanan diartikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau

organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau sesama karyawan.

Pelanggan artinya tidak hanya kepada pelanggan atau nasabah yang membeli

produk perusahaan, akan tetapi juga pelanggan di dalam perusahaan di dalam

perusahaan (karyawan dan pimpinan) yaitu melayani sesama karyawan atau

pemimpin yang saling memberikan pelayanan. Dengan demikian jenis pelayanan

dapat dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu:12 1) Pelayanan di dalam, artinya

pelayanan antar karyawan dan pimpinan, atau antar sesama karyawan. 2)

Pelayanan ke luar, artinya pelayanan yang diberikan kepada nasabah atau

pelanggan.

Dalam hal ini adapun yang menjadi fokus penelitian adalah Kinerja Pegawai

Puskesmas Dalam Peningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan

Monta Kabupaten Bima.


10

Penelitian ini berfokus pada :

1. Kinerja Pegawai dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien

di Kecamatan Monta.

2. Peningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Monta

Kabupaten Bima.

E. Sistematika Pembahasan

Dalam menguraikan deskripsi atau gambaran yang dikemukakan

dalam Skripsi ini secara garis besarnya penulis menyajikan 5 (lima) bab sebagai

berikut.

Bab Pertama : Bab pendahuluan yang merupakan bab pengantar di mana

secara sistematis menyajikan tentang : Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan dan

Kegunaan Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

Bab Kedua : Bab yang mengupas tentang tinjauan pustaka mengenai

Pengertian Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Kepuasan

Pasien Dipuskesmas Monta

Bab Ketiga : Merupakan bab metode penelitian yang menguraikan

tentang jenis penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian,

Informan Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tehnik

Pengumpulan Data, Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data,

Tehnik Analisis Data.


11

Bab Keempat : Merupakan bab yang memuat tentang deskripsi lokasi

penelitian diantaranya : Sejarah Singkat tempat penelitian,

Lokasi Penelitian, Organisasi dan tata kerja Keadaan

Sumber Daya manusia, keadaan sarana prasarana, Lokasi

Penelitian dan Pembahasan hasil penelitian.

Bab Kelima : Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-

saran.
12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama

periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Menurut Sutrisno (2016:172) “Kinerja adalah hasil kerja

karyawan dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.” Menurut Mangkunegara

(2017:67) “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.” Menurut Fahmi (2017:188) “Kinerja adalah

hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu

berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya.”

Menurut Torang (2014:74) “Kinerja adalah kuantitas atau kualitas hasil

kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standard operasional prosedur,

kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi. Dari

teori-teori yang diketahui diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa

kinerja adalah suatu proses atau hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai melalui

beberapa aspek yang harus dilalui serta memiliki tahapan-tahapan untuk

mencapainya dan bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri.

Maka dari itu kinerja merupakan elemen yang penting dalam maju mundurnya.

12
13

suatu organisasi. Karena kinerja merupakan cerminan bagaimana suatu

organisasi itu berjalan ke arah yang benar atauhanya berjalan ditempat saja.

Menurut Levinson dalam Marwansyah (2012:229) “Kinerja adalah

pencapaian/prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya”. Sedangkan menurut Sudarmanto (2011:9) “Kinerja adalah sesuatu

yang secara aktual orang kerjakan dan dapat di observasi. Dalam pengertian ini,

kinerja mencakup tindakan-tindakan dan perilaku yang relevan dengan tujuan

organisasi. Menurut Edison (2016:176) “Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh

suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit

orientet yang dihasilkan selama satu periode waktu”.

Menurut pendapat lain, Simamora (2015:339) “Kinerja mengacu pada kadar

pencapian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja

merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan.

Sering disalah tafsirkan sebagai upaya, yang mencerminkan energi yang

dikeluarkan, kinerja diukur dari segi hasil.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja dalam suatu organisasi memiliki standart kerja yang berbeda

tergantung dari kebijakan perusahaannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja dikembangkan beragam dengan sudut pandang masing-masing. Menurut

Prawirosento dalam Sutrisno (2016:9), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah sebagai berikut :

1.Efektivitas dan Efesiensi

2. Otoritas dan Tanggung Jawab


14

3. Displin

4. Inisiatif”

Berikut penjelasan dari masing-masing komponen kierja adalah sebagai

berikut :

1 Efektivitas dan Efesiensi Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka

ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efesiensi. Dikatakan

efektif bila mencapai tujuan, dikatakan efesien bila hal itu memuaskan sebagai

pendorong mencapai tujuan, terlepas dari apakah efektif atau tidak.

2 Otoritas dan Tanggung Jawab Dalam organisasi yang baik wewenang dan

tanggung jawab telah didelegasikan dengan baik, tanpa adanya tumpang-tindih

tugas. Masingmasing karyawan yang ada dalam organisasi mengetahui apa yang

menjadi haknya dan tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi

akan mendukung kinerja karyawan tersebut.

3 Displin Secara umum, displin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat

pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Displin meliputi

ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan

pegawai.

.4 Inisiatif Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam

bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

“ 10 Setiap inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan positif dari

atasan, kalau memang dia atasan yang baik.


15

C. Kualitas Pelayanan kesehatan

1. Devinisi kualitas

Menurut American Society For Quality Control, Sari dan aksa

(2011:103-104), kualitas adalah keseluruhan dari ciri-ciri dan karakteristik-

karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten, dan

dengan kata lain kualitas suatu poduk / jasa adalah sejauh mana produk/jasa

memenuhi spesifikasi-spesifikasinya.

2. Devinisi Pelayanan

Secara etimologis, pelayanan berasal dari kata layan yang berarti

membantu menyiapkan atau mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang,

kemudian pelayanan dapat diartikan sebagai perihal atau cara melayani

servis/jasa. Adapun pelayanan adalah segala kegiatan pelayanan yang

dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan.

( Mahmudi,2015, Edisi Ketiga : 219).

Menurut AS. Moenir (2005:16), pelayanan adalah proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung. Kebutuhan-kebutuhan

tersebut meliputi kebutuhan phisik, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikologis

(Agus Sulastiyono, 2002:41).

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:826),

pelayanan memiliki tiga makna: perihal atau cara melayani, usaha melayani
16

kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang), kemudian yang

diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa di dalam pelayanan selalu

ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen, meskipun

pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Pelayanan bukan suatu

barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud. Pengertian

pelayanan dalam konteks Biro Perjalanan ialah memberikan pelayan sesuai

dengan standar prosedur pelayanan yang ada, dan harus dengan SALAM

(Senyum Amanah Luwes Antusias Melayani) baik dalam memberikan

penjelasan alur perjalanan maupun complain pelanggan.

3. Definisi kesehatan

Menurut (Robert.H.Brook, 2017:585), kesehatan adalah sebuah

sumber daya yang dimiliki semua manusia dan bukan merupakan suatu tujuan

hidup yang perlu dicapai. Kesehatan tidak terfokus kepada fisik yang bugar

tetapi meliputi jiwa yang sehat di mana individu dapat bersikap toleran dan

dapat menerima perbedaan.

4. Definisi Kualitas Pelayanan kesehatan

Kualitas pelayanan kesehatan adalah persepsi pelanggan mengenai

superioritas jasa pelayanan kesehatan yang merupakan akumulasi kepuasaan

bagi banyak pelanggan atas banyak pengalaman jasa. Penyedia pelayanan jasa

kesehatan yang berkualitas adalah penyedia jasa yang mampu secara terus

menerus menyediakan pengalaman jasa yang memuaskan selama periode

waktu yang lama. Menurut Hart et al. (1990), kualitas suatu pelayanan jasa
17

adalah perbedaan antara jasa yang disediakan dan yang diharapkan oleh

pelanggan. Dalam hal ini penilaian tentang kualitas pelayanan jasa ditentukan

oleh pengguna jasa (Tangkilisan, 2007).

Kualitas pelayanan kesehatan merupakan suatu proses pemenuhan

kebutuhan dan harapan konsumen, baik internal maupun eksternal. Kualitas

juga dapat dikaitkan sebagai suatu proses perbaikan yang bertahap dan terus

menerus. Pada umumnya kualitas pelayanan kesehatan berfokus pada konsep

bahwa pelayanan kesehatan memiliki tiga landasan utama yaitu kualitas, akses

dan biaya. Kualitas dapat dicapai jika layanan yang terjangkau dapat diberikan

dengan cara yang pantas, efisien dan hemat biaya. Layanan yang berkualitas

adalah layanan yang berorientasi pada pelanggan (Customer-oriented), tersedia

(available), mudah didapat (accesible), memadai (acceptable), terjangkau

(afforable), dan mudah dikelola (controllable). Kualitas tercapai ketika

kebutuhan dan harapan pelanggan terpenuhi (Assaf, 2009).

Jadi yang dimaksud dengan kualitas pelayanan kesehatan adalah

menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam

menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien/ pelanggan. Makin sempurna

kepuasaan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan

(Satrianegara, 2009).

D. Kepuasan

Memahami kebutuhan dan keinginan pasien adalah hal penting yang

mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat

berharga karena apabila pasien merasa puas mereka akan terus melakukan
18

pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka

akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman

buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien, rumah sakit harus menciptakan

dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan

kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.

Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan

lainnya ditempat praktek (Yuwono; 2003). Sedangkan kepuasan adalah perasaan

senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap

aktivitas dan suatu produk dengan harapannya (Nursalam; 2011). Kotler (dalam

Nursalam; 2011) menyebutkan bahwa kepuasan adalah perasan senang atau

kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau

kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya.

Westbrook & Reilly (dalam Tjiptono; 2007), berpendapat bahwa kepuasan

pelanggan merupakan respon emosional terhadap pengalaman-pengalaman

berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel, atau bahkan

pola perilaku (seperti perilaku berbelanja dan perilaku pembeli), serta pasar secara

keseluruhan. Menurut Yamit (2002), kepuasan pelanggan adalah hasil (outcome)

yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan

yang diinginkan. Sedangkan Pohan (2007) menyebutkan bahwa kepuasan pasien

adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan

kesehatan yang diperolehnya, setelah pasien membandingkan dengan apa yang

diharapkannya. Pendapat lain dari Endang (dalam Mamik; 2010) bahwa kepuasan
19

pasien merupakan evaluasi atau penilaian setelah memakai suatu pelayanan,

bahwa pelayanan yang dipilh setidak-tidaknya memenuhi atau melebihi harapan.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa kepuasan pasien adalah hasil penilaian dalam bentuk respon emosional

(perasaan senang dan puas) pada pasien karena terpenuhinya harapan atau

keinginan dalam menggunakan dan menerima pelayanan perawat.


20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Guna pengklasifikasian penelitian kualitatif, banyak istilah yang

digunakan: ada yang menyebutnya tipe, sifat, dan yang lainya menyebut jenis

penelitian, dan dalam penelitian ini penulis menggunakan istilah jenis penelitian.

Sejalan dengan definisi tersebut, Jane Richie mendefinisikan penelitian

kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam

dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang

diteliti. (Moleong, 2010).

Jenis penelitian yang digunakan dalam proses penelitian ini yaitu

penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

tentang Implementasi kualitas pelayanan kesehatan bagi kepuasan pasien di

puskesmas monta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi penelitian biasanya berkenaan dengan generalisasi,

dalam pengertian wilayah diberlakukanya hasil penelitian tersebut, walaupun

penelitian ini tidak bermaksud untuk melakukan penggeneralisasian hasil

penelitian.Sebab, penelitian ini sifatnya hanya kasus, dalam arti bahwa hasil

penelitian ini hanya diberlakukan pada lokasi yang diteliti.

Penelitian ini mengambil lokasi pada Kecamatan Monta kabupaten bima

secara sengaja atau purposive yang didasarkan atas eralisasian hasil

20
21

penelitian.Sebab, penelitian ini sifatnya hanya kasus, dalam arti bahwa hasil

penelitian ini hanya diberlakukan pada lokasi yang diteliti.

Penelitian ini mengambil lokasi pada Kecamatan Monta kabupaten bima

secara sengaja atau purposive yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan

khusus peneliti, termaksud pertimbangan yang bersifat subyektivitas.

C. Informan Penelitian

Informan penilitian adalah mereka yang memberikan keterangan bukan

saja menyangkut diri dan lingkungannya tetapi juga menyangkut orang lain.

Informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi

mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai nara sumber

selama proses penelitian (Moleong, 2012:78

Penelitian kualitatif tidak mengenal adanya istilah populasi, tetapi oleh

Spradley (Sugiyono, 2013: 49) dinamakan social situation atau situasi sosial yang

terdiri dari tiga hal yaitu tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara

sinergis, dengan seluruh masyarakat yang ada di Kecamatan Monta.

Sugiyono (2013:50) sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan

responden melainkan informan kunci, narasumber, partisipan, teman atau guru

dalam penelitian. Sugiyono (2013:54) menyatakan bahwa “penentuan informan

kunci dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan

dan selama penelitian berlangsung yaitu memilih orang tertentu yang

dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan dan selanjutnya

berdasarkan data atau informasi kunci yang lainnya yang diharapkan dapat

memberikan data yang lebih lengkap.”


22

Adapun Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Informan Penelitian

Ket.Key Informen
No. Informan Penelitian
1. Kepala Puskesmas
2. Sekretaris
3. Dokter
4. Perawat
5. Masyarakat

D. Jenis dan Sumber Data Penelitian

a.Jenis Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini yakni data kualitatif. Data

yang dinyatakan dalam bentuk non-angka/non-numerik atau biasa juga disebut

atribut. Dalam istilah komputer disebut data bertipe string. Pada pendekatan

kualitatif, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata,

laporan terinci dari pandangan informan, dan melakukan studi pada situasi

yang alami (Creswell, 2003:15).

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012:3) mengemukakan bahwa

metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat

penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh

karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa

bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih

jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
23

Berdasarkan pada beberapa pendapat ahli di atas, maka data yang

akan dipergunakan dalam penelitian ini yakni jenis data kualitatif.

b.Sumber Data

Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang

dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar

penarikan kesimpulan.

Berdasarkan sumber data, terdapat 2 (dua) jenis data, yaitu: data

primer dan data sekunder.

 Data primer (primary data)

Menurut Supranto (Ahmad Usman, 2008 : 232) yaitu data yang

dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui

objeknya. Misalnya, data konflik antar warga, peneliti menghubungi

desa/lokasi kejadian secara langsung.

Terdapat beberapa metode pengumpulan data primer, antara lain:

wawancara langsung dengan informan, sumber data atau informan; wawancara

tak langsung (melalui informan/informan kunci); dengan menggunakan angket

(yang disebar atau melalui pos).

 Data sekunder (secondary data)

Menurut Supranto (Ahmad Usman, 2008 : 232) yaitu data yang

diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. Data sudah

dikumpulkan oleh pihak/instansi lain. Atau dengan kata lain, data yang dikutip
24

dari sumber dokumentasi, misalnya: sumber data sekunder yang dipublikasi

(data harga saham, harga komoditas dari surat khabar, majalah atau media

elektronik); dan sumber data sekunder yang tak dipublikasi (arsip pemerintah,

lembaga-lembaga penelitian, dan sebagainya).

Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti menggunakan kedua sumber

data tersebut baik data primer, maupun data skunder sebagai bahan penguat

peneliti hal ini yang menjadi sumber data primer adalah Staf/Pegawai

kelurahan yang dijadikan peneliti sebagai responden dalam penelitian ini.

Sedangkan sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

dokumen, arsip dan rekaman.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang akan dilaksanakan dan

dilakukan sebagai berikut:

a. Kajian pustaka

Dalam kajian pustaka ini data yang dikumpulkan berdasarkan teori

yang dikutip dari buku-buku reverensi, majalah, surat kabar, buletin dan

brosur yang menyangkut Implementasi pelayanan kesehatan bagi kepuasan

pasien di puskesmas monta kabupaten bima.

b. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan yang dimaksud bahwa penelitian dilaksanakan

langsung kepada Obyek dan faktor-faktor yang menunjang yang berkaitan


25

dengan penulisan proposal skripsi ini. Selanjutnya dalam penelitian lapangan

ini data dikumpulkan melalui cara-cara sebagai berikut:

1) Wawancara (interview)

Wawancara (interview) dimaksudkan untuk mendapatkan data yang

relevan dengan jalan mewawancarai atau tanya jawab dalam situasi

berhadapan dan mendapatkan jawaban secara spontan yang didasarkan atas

dasar tujuan penelitian.

Nana Sudjana dan Ibrahim (2001 : 102), mengemukakan Wawancara

sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang

berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan,

keyakinan dan lain-lain dari individu/informan apabila pertanyaan yang

diajukan dan jawaban yang diberikan secara lisan, disebut wawancara.

Wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan data yang relevan

dengan jalan mewawancarai atau tanya jawab dalam situasi berhadapan

(face to face) dan mendapatkan jawaban secara spontan yang didasarkan

atas tujuan penelitian.

Dalam menggunakan teknik wawancara ini, penulis lakukan terutama

untuk mendukung data-data penelitian sejak awal hingga akhir penelitian,

terkhusus ditujukan kepada informan kunci.

2) Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan alat pengumpulan data dengan cara

mengadakan pencatatan langsung melalui dokumen-dokumen, arsip, laporan

catatan harian, dan sebagainya.


26

Menurut Linton (Sukmadinata, 2001 : 76), “teknik dokumentasi ini

disebut Metode Rekonstruksi Historis.” M. Syahruddin Latief

(Sukmadinata, 2001 : 91) menjelaskan, “Metode Rekonstruksi Historis

adalah metode untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang telah lampau.

Metode ini mengandalkan kepada bukti-bukti dokumen sezaman, meskipun

selalu tidak akan pernah lengkap. Dengan dokumen-dokumen itu dapat

dilakukan rekonstruksi atas peristiwa yang telah berlangsung.”

3).Teknik dokumentasi

dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data melalui

pencatatan-pencatatan secara langsung, sistematis terhadap dokumen-

dokumen yang tersimpan.

Koentjaraningrat dalam Papayungan, M.M., dkk. (2002 : 136)

mengemukakan, “data yang benar sifatnya hanya dapat dikumpulkan

melalui teknik observasi, partisipasi dan wawancara mendalam (indepth

interview). Observasi atau pengamatan bisa dilakukan terhadap sesuatu

benda, keadaan, kondisi, kegiatan, proses, atau penampilan tingkah laku

seseorang.”

Black dan Champion dalam Papayungan dkk. (2002 : 139),

“penggunaan teknik observasi vital, mengingat kuesioner dan wawancara

tidak sepenuhnya memuaskan. Ada jenis-jenis masalah tertentu yang tidak

dapat dijangkau oleh kedua alat pengumpul data tersebut. Ada kalanya

penting untuk melihat perilaku dalam keadaan (setting) alamiah, melihat

dinamika, melihat gambaran perilaku berdasarkan situasi yang ada.”


27

Menurut Ritzer (2014 : 39), “observasi menjadi penting sebagai

metode utama untuk mendapatkan informasi. Dan jenis observasi yang

dipakai yaitu participant as observer.” Objek observasi atau pengamatan

dalam penelitian ini, yaitu Pada kecamatan Monta Kabupaten Bima.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan persoalan yang cukup signifikan dalam

penelitian kualitatif. Oleh karena itu, pemeriksaan keabsahan data dilakukan

dengan triangulasi (triangulation), pengecekan dengan teman sejawat (peer

debriefing), analisis terhadap kasus-kasus negatif (negative case analysis),

penggunaan referensi yang akurat (referential adequacy), pengecekan anggota

(member cheking) dan keikutsertaan di lapangan dalam rentang waktu yang

panjang (prolonged engagement) (Sugiyono, 2013).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keabsahan data penelitian

kualitatif, yaitu: nilai subyektivitas, metode pengumpulan dan sumber data

penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena

beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam

penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan

observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan

apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan

mempengaruhi hasil akurasi penelitian.

Guna mempertinggi kebenaran hasil penelitian kualitatif, dalam proses

pengolahan data kualitatif menurut Sudarwan Danim (2002 : 156) digunakan

prinsip-prinsip tertentu, yaitu :


28

a) Credibility, yaitu meningkatkan ketelitian selama proses kerja penelitian;

b) Dependability, yaitu mempertahankan konsistensi proses kerja

pengumpulan data, membentuk dan menggunakan konsep, menafsirkan dan

memeriksa data dan audit trial;

c) Conformability, yaitu meminta para ahli untuk mereviu hasil penelitian dan

memeriksa secara teliti data yang terhimpun; dan

d) Transferability, yaitu bahwa hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan

pada lokasi lain, kecuali konteks dan situasi lapangannya sama atau

mendekati sama.

G. Teknik Analisis Data

Guna menganalisa data yang telah terkumpul dari hasil penelitian ini,

baik yang diperoleh melalui interview, observasi dan dokumentasi, diolah

secara kualitatif. Analisa secara deskriptif kualitatif yaitu dilakukan dengan

penggambaran dan pemaparan secara akurat dan aktual, sehingga pada

akhirnya dapat ditarik kesimpulan yang menggambarkan secara gamblang

permasalahan yang diteliti.

Sebagaimana pernah dikemukakan Winarno Surachmad (2002 : 131),

“Pelaksanaan metode deskriptif kualitatif tidak terbatas hanya sampai pada

pengumpulan dan penyusunan data, tetapi melalui analisa dan interpretasi

tentang data itu.”

Karena menggunakan metode penelitian kualitatif, maka dalam

penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data

kualitatif.
29

Secara lengkap, Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (2002 :

15-17) menguraikan analisa data kualitatif sebagai berikut.

1) Pertama, data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka.

Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi,

wawancara, intisari dokumen, pita rekaman), dan yang biasanya “diproses”

kira-kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan,

penyuntingan, atau alat tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan

kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas.

2) Reduksi Data. Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstarakan, dan

transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan di lapangan.

Reduksi data, berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi

kualitatif berlangsung.

3) Penyajian data. Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

4) Menarik kesimpulan/verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang

penganalis kualitatif mulai mencari arti benda-benda mencatat keteraturan,

pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-

akibat, dan proposisi


30

Gambar 7.1

Komponen analisa data model interaktif

Pengumpulan Penyajian

data data

Kesimpulan-kesimpulan
Reduksi Data
Penarikan/verifikasi

Sumber: Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa data


Kualitatif .

Keterangan :

a) Pengumpulan data yaitu data pertama atau data mentah yang dikumpulkan

dalam suatu penelitian.

b) Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, dan

mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.


31

Reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung.

c) Penyajian data adalah menyusun informasi dengan cara tertentu sehingga

memungkinkan penarikan kesimpulan atau pengambilan data ini membantu

untuk memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau

tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

d) Kesimpulan-kesimpulan atau verifikasi adalah sebagai langkah terakhir

yang meliputi pemberian makna data yang telah disederhanakan dan

disajikan kedalam penyajian data dengan cara logis dan metodologi

konfigurasi yang memungkinkan untuk diprediksi hubungan sebab akibat

melalui hukum empiris.


32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Puskesmas Monta

Puskesmas Monta adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunann kesehatan di sebagian wila

yah kecamatan,sebagai unit pelaksana teknis,Puskesmas melaksanakan sebagian t

ugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar p

usat kesehatan masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam sist

em kesehatan Nasional dan sistem Kesehatan kabupaten puskesmas memiliki fung

si penting dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional.

Fungsi fungsi penting tersebut antara lain :

1. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan ke

sehatan.dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakan lintas sektor dan dun

ia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan berwawas

an kesehatan.puskesmas ikut aktif memantau dan melaporkan dampak keseha

tan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya se

rta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa m

engabaikan penyembuhan dan pemulihan.

2. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat.dalam hal ini puskes

mas berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,keluarga dan ma

syarakat meiliki kesadaran,kemauan,dan kemampuan melayani diri sendiri da

n masyarakat untuk hidup sehat,berperan aktif dalam memperjuangkan kepent


33

ingan kesehatan termasuk pembiayaan serta ikut menetapkan,menyelenggarak

an dan memantau pelaksanaaan program kesehatan.

3. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.dalam hal ini

puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara m

enyeluruh,terpadu, dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan

perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Selanjutnya,berdasarkan Peraturan perundang-Undangan bidang kesehatan

mengenai standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten Bima,teklah

di tetapkan indikator kinerja dan target pembangunan kesehatan yang mencakup p

elayanan kesehatan dasar,pelayanan kesehatan rujukan,penyelidikan epidemiologi

dan penanggulangan kejadian luar biasa serta promosi kesehatan dan pemberdaya

an masyarakat.

Puskesmas Monta berdiri di tanah seluas 900 m2,mulai beroperasi tahun

2008 dan yang dilaksanakan hanya sebagian program antara lain : pengobatan um

um dan KIA atau KB ( karena personil yang terbatas yang waktu itu tidak sampai

10 orang ).saat ini luas bangunan puskesmas 600 m2 terdiri dari dua lantai.lantai p

ertama untuk ruang pelayanan terhadap masyarakat,lantai keduan untuk ruang pert

emuan

2. Nama – Nama Tenaga Medis

Tabel. 4.1. Daftar Nama-Nama Tenaga Medis

No. Nama Ket


1. Sri Hartati, S. Kep (Kepela Puskesema Monta)
2. Setiawan, A. Md, Gz (Kasubag TU)
3. Suciati, S.Si.Apt (Apoteker Penyelia)
34

4. Samsul Rijal, A.Md.Kep (Perwat Penyelia)


5. Rajiman,S.Kep (Perawat Madya)
6. Taufikurrahman,S.Kep,Ns (Perawat Madya)
7. A. Rasid, A.MG (Nutrisionis Penelia)
8. Muhamad Ali, S.Kep (Perwat Penyelia)
9. Rosdiana,S.Kep (Perwat Penyelia)
10. Berlian Mustari L, S.Si.Apt (Apoteker Penyelia)
11. Nurdinah,A.Md.Kep (Perwat Penyelia)
12. Dian Lestari, A.Md.AK (Pranata Laboraturium
Kesehatan Penyelia)
13. Sumantiah,A.Md.Keb (Bidan Penyelia)
14. Fakhrudinsyah, AMAK (Pranata Laboraturium
Kesehatan Penyelia)
15. Emi Nurhayati, A.Md.Kep (Perawat Pelaksana Lanjutan)
16. dr. Syahrul Qamar (Dokter Ahli Pertama)
17. Khairunnisa Ramdhani, SKL (Sanitarian Ahli Pertama)
18. Mariani, A.Md.Keb (Bidan Terampil)
19. Fitri,A.Md. Keb (Bidan Terampil)
20. Widiawati,A.Md.Keb (Bidan Terampil)
21. Hadijah, A.Md.Keb (Bidan Terampil)
22. Muliayati,A.Md.Keb (Bidan Terampil)
23. Nurjan Ifatullah, A.Md.Keb (Bidan Terampil)
24. Nining Suryani,A.Md.Keb (Bidan Terampil)
25. Siti Hamriana,A.Md.Keb (Bidan Terampil)
26. Nurtitininingsih, A.Md. Keb (Bidan Terampil)
27. Ensi Veronicha, A.Md.Keb (Bidan Terampil)
28. Risnoviana Indiari, A.Md.Kep (Perawat Pelaksana)
29. Muhammad Dzakir A.Md.Kep Perawat Pelaksana)
35

30. Junarti, A.Md.Kep (Perawat Pelaksana)


31. Yuyun Wulandari, A.Md.Keb (Bidan Terampil)

Sumber Data : Pukesmas Monta 2023

3. Struktur Organisasi Puskesmas Monta


36
37

4.Standar Operasional Prosedur

1) Pelayanan Rawat Jalan

Tabel. 4.2. Pemberi Pelayanan di KIA


Judul Pemberi pelayanan di KIA
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya Pelayanan KIA oleh tenaga bidan yang
kompeten
Definisi Klinik KIA adalah klinik pelayanan Ibu, Bayi dan Anak di
Operasional Puskesmas yang dilayani oleh bidan terlatih.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hari buka klinik KIA yang dilayani oleh
bidan terlatih dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah hari kerja dalam satu bulan yang sama
Sumber data Register dan rekam medis rawat jalan KIA
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.3.Jam Buka Pelayanan sesuai ketentuan


Judul Jam Buka Pelayanan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya Pelayanan poliklinik pada hari kerja di setiap
Puskesmas
Definisi Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan
Operasional poliklinik oleh tenaga dokter Jam buka antara pukul 07.30
s.d. 14.00 setiap hari kerja kecuali Jum’at pukul 07.30 –
38

11.00 sabtu 07.30-13.00


Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah hari pelayanan rawat jalan yang buka sesuai
ketentuan dalam satu bulan
Denominator Jumlah hari pelayanan rawat jalan dalam satu bulan
Sumber data SK Kepala Puskesmas tentang penetapan Jam buka
pelayanan
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.4.Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik


Judul Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan
Rawat Jalan
Dimensi Mutu efektivitas, efisiensi dan kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran rawat jalan
Definisi Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam
Operasional medis pasien baru atau pasien lama yang digunakan pada
pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan dokumen rekam
medik mulai dari pasien mendaftar sampai rekam medik
disediakan/ditemukan oleh petugas.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Setiap 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medik sampai
Pelayanan rawat jalan
39

Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang diamati (N tidak


kurang dari 50)
Sumber data Hasil survei pengamatan di ruang pendaftaran rawat jalan
untuk pasien baru maupun pasien lama
Standar < 10 menit
Penanggung Petugas rekam medik
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.5.Waktu tunggu di Rawat Jalan


Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat jalan pada hari kerja di setiap
Puskesmas yang mudah dan cepat diakses oleh pasien
Definisi Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
Operasional mendaftar sampai dilayani oleh dokter.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang
disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
Sumber data Survey Pasien Rawat Jalan
Standar ≤ 60 menit
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data
Tabel. 4.6. Penegakan Diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis
Judul Penegakan Diagnosis Tuberculosis Melalui Pemeriksaan
Mikroskopis
40

Dimensi Mutu Efektivitas, Kesinambungan layanan


Tujuan Kepastian penegakan diagnosis tubercuolsis
Definisi Penegakan diagnosis tuberculosis dengan ditemukannya
Operasional DNA (TCM) maupun mycobacterium tuberculosis
(Mikroskopis)
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien tersangka tuberculosis yang didiagnosis
tuberculosis ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis
dan TCM
Denominator Jumlah seluruh pasien tersangka tuberculosis
Sumber data Rekam medis pasien, Buku register TB 05 dan TB 04
Standar 100%
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.7. Pasien Rawat Jalan TB yang ditangani dengan strategi DOTS
Judul Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani
Dengan Strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi, efektifitas
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasien
tuberkulosis dengan strategi DOTS
Definisi Pelayanan rawat jalan tuberculosis dengan strategi DOTS
Operasional adalah pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi
penanggulangan tuberculosis nasional. Penegakan
diagnosis dan follow up pengobatan harus melalui
pemeriksaan mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus
menggunakan panduan obat anti tuberculosis yang sesuai
41

dengan standar penanggulangan tuberculosis nasional, dan


semua pasien yang diobati dievaluasi
Frekuensi Tiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang
ditangani di Puskesmas dalam waktu tiga bulan
Sumber data Register rawat jalan
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

Tabel. 4.8. Peresepan Obat sesuai dengan Formularium Nasional


Judul Peresepan Obat Sesuai Formularium Nasional
Dimensi Mutu Efisiensi
Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
Definisi Formularium adalah daftar obat-obatan yang digunakan di
Operasional Puskesmas dengan mengacu pada Formularium Nasional
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah resep yang diambil sebagai sampel yang sesuai
dengan formularium dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai sampel dalam
satu bulan (minimal 50 sampel)
Sumber data Ruang Farmasi
Standar 70%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
42

Tabel. 4.9. Pencatatan dan Pelaporan TB di Puskesmas


Judul Pencatatan dan Pelaporan Tuberculosis di Puskesmas
Dimensi Mutu Efektivitas
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di Puskesmas
Definisi Pencatatan dan pelaporan TB adalah pencatatan dan
Operasional pelaporan semua pasien TB yang berobat rawat jalan di
Puskesmas
Frekuensi 3 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat dan
dilaporkan
Denominator Jumlah seluruh kasus TB rawat jalan di Puskesmas
Sumber data Rekam Medik
Standar 100%
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.10. Kepuasan Pasien di Rawat Jalan


Judul Kepuasan Pelanggan Pada Rawat Jalan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang mampu
memberikan kepuasan pelanggan
Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan
Operasional terhadap pelayanan yang diberikan oleh dokter, perawat,
petugas loket dan fasilitas Puskesmas
43

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Enam bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat
jalan yang di survei
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang di survey (minimal
n=50)
Sumber data Survey Kepuasan Pelanggan
Standar 80 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

2) Pelayanan Gawat Darurat


Tabel. 4.11. Kemampuan Menangani Life Saving
Indikator Kemampuan menangani life saving
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam memberikan
pelayanan gawat darurat pada bayi, anak, orang dewasa dan
ibu melahirkan
Definisi Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan
Operasional urutan Airway, Breathing dan Circulation
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah alat yang dimiliki di Ruang Tindakan dalam rangka
penyelamatan jiwa
Denominator Jumlah alat yang seharusnya dimiliki dalam rangka
penyelamatan jiwa sesuai dengan standar alat Puskesmas
44

Sumber data Daftar inventaris alat di Ruang tindakan


Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.12. Pemberi Pelayanan Kegawatdaruratan Yang Bersertifikat


Indikator Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya pelayanan gawat darurat oleh tenaga yang
kompeten dalam bidang kegawatdaruratan
Definisi Tenaga kompeten adalah tenaga pemberi pelayanan gawat
Operasional darurat yang sudah memiliki sertifikat pelatihan
ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/GELS yang masih berlaku
Frekuensi Setiap 6 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 12 bulan
Numerator Jumlah tenaga yang bersertifikat
ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/GELS yang masih berlaku.
Denominator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat
daruratan
Sumber data SDM dan Organisasi
Standar 100 %
Penanggung Unit Tata Usaha Puskesmas
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.13. Jam Buka Pelayanan Gawat Darurat


Indikator Jam buka pelayanan Gawat Darurat
Dimensi Mutu Keterjangkauan
45

Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat 5 Jam di setiap


Puskesmas
Definisi Jam buka 08.00-13.00 jam adalah Gawat Darurat selalu siap
Operasional memberikan pelayanan mulai dari jam 08.00-13.00 wib
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah hari buka IGD 26 hari dalam sebulan
Denominator Jumlah hari dalam satu bulan
Sumber data Laporan Bulanan
Standar 6 Jam
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data
Tabel. 4.14. Waktu Tanggap Pelayanan Di Gawat Darurat di Ruang
Tindakan
Indikator Waktu tanggap Pelayanan di Gawat Darurat di ruang
tindakan
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan
mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Waktu tanggap adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien
Operasional datang di IGD sampai mendapat pelayanan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak kedatangan
semua pasien yang di sampling secara acak sampai dilayani
petugas
46

Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (minimal n=50)


Sumber data Sample Acak
Standar < 5 menit
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.15. Tidak Adanya Keharusan Membayar Uang Muka


Judul Tidak Adanya Keharusan Untuk Membayar Uang Muka
Dimensi Mutu Akses dan Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mudah diakses dan mampu
segera memberikan pertolongan pada pasien gawat darurat
Definisi Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak
Operasional Puskesmas sebagai jaminan terhadap pertolongan medis yang
akan diberikan
Frekuensi 12 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 12 bulan
Numerator Jumlah pasien gawat darurat yang tidak membayar uang
muka
Denominator Jumlah seluruh pasien yang datang di Gawat Darurat
Sumber data Survei
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.16. Kepuasan Pelanggan Pada Pelayanan Gawat Darurat


Judul Kepuasan Pelanggan pada Pelayanan Gawat Darurat
Dimensi Mutu Kenyamanan
47

Tujuan Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang mampu


memberikan kepuasan pelanggan
Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan
Operasional terhadap pelayanan yang diberikan oleh dokter, perawat,
petugas loket dan fasilitas pelayanan Gawat Darurat
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Enam bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien Gawat
Darurat yang di survei
Denominator Jumlah seluruh pasien gawat darurat yang di survey (minimal
n=50)
Sumber data Survey
Standar > 70 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data
3) Pelayanan Gizi
Tabel. 4.17. Pemberi Pelayanan Gizi
Judul Pemberi Pelayanan Gizi
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan Puskesmas dalam menyediakan pelayanan gizi
Definisi Pemberi pelayanan gizi adalah tenaga terlatih gizi yang
Operasional mempunyai kompetensi sesuai yang dipersyaratkan dalam
standar pelayanan gizi di Puskesmas
Frekuensi 1 bulan sekali
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah dan jenis tenaga terlatih gizi yang memberi pelayanan
48

gizi
Denominator 1
Sumber data SDM dan Organisasi
Standar 100%
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.18. Ketersediaan Pelayanan Konsultasi Gizi


Judul Ketersediaan Pelayanan Konsultasi Gizi
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan Puskesmas untuk memberikan pelayanan
konsultasi gizi
Definisi Ketersediaan pelayanan Konsultasi gizi adalah konsultasi gizi
Operasional yang harus tersedia untuk pelayanan gizi bagi Ibu Hamil, Ibu
Menyusui, Bayi & Balita
Frekuensi 1 bulan sekali
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita yang
mendapatkan pelayanan konsultasi gizi dalam satu bulan
Denominator Jumlah ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita yang datang
ke Puskesmas dalam bulan yang sama
Sumber data Rekam Medik
Standar 100%
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.19. Kepuasan Pelanggan


49

Judul Kepuasan Pelanggan


Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan gizi
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
operasional terhadap pelayanan gizi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
disurvei
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥ 80 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

4) Pelayanan Persalinan
Tabel. 4.20. Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Dimensi mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang
kompeten
Definisi Pemberi Pelayanan persalinan normal adalah dokter umum
operasional (asuhan persalinan normal) dan bidan terlatih
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
50

Numerator Jumlah dokter dan bidan yang memenuhi kualifikasi


menolong persalinan
Denominator Jumlah seluruh dokter dan bidan yang memberikan
pertolongan persalinan normal
Sumber data SDM dan Organisasi
Standar 100%
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

Tabel. 4.21. Penggunaan APD saat Bertugas


Judul Penggunaan APD saat melaksanakan tugas
Dimensi mutu Keselamatan pasien dan petugas
Tujuan Terlindungnya pasien dan petugas dari penularan penyakit
infeksi maupun bahan berbahaya
Definisi Alat Pelindung Diri adalah alat standar yang digunakan untuk
operasional melindungi tubuh tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung
dari penularan penyakit di Puskesmas, seperti masker, sarung
tangan karet, sepatu boots, face shield dan gown
Frekauensi Tiap 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis Tiap 6 bulan
Numerator Jumlah karyawan yang tertib menggunakan APD
sebagaimana dipersyaratkan saat melakukan pelayanan
persalinan
Denominator Seluruh karyawan yang diamati
Sumber data Audit Internal
Standar 100 %
Penanggung Tim Mutu
jawab
51

Tabel. 4.22. Pelayanan Kontrasepsi oleh dokter umum atau bidan terlatih
Judul Pelayanan kontrasepsi oleh dokter umum atau bidan
terlatih
Dimensi mutu Kompetensi tehnis, keselamatan
Tujuan Tergambarnya profesionalisme dalam pelayanan kontrasepsi
Definisi Pelayanan Kontrasepsi adalah pelayanan oleh dokter umum
operasional atau bidan yang terlatih.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB kontrasepsi yang ditangani oleh
tenaga yang kompeten dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh peserta KB kontrasepsi dalam tiga bulan
Sumber data Rekam Medis dan Register Pelayanan KB
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

Tabel. 4.23. Kepatuhan terhadap hand hygiene


Judul Kepatuhan Hand Hygiene
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan Puskesmas yang
mendukung keselamatan pasien melalui cuci tangan
Definisi Kepatuhan hand hygiene adalah kepatuhan petugas penolong
Operasional persalinan terhadap ketentuan cuci tangan.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah petugas penolong persalinan yang mematuhi
52

ketentuan cuci tangan


Denominator Jumlah seluruh petugas penolong persalinan
Sumber data Audit Internal
Standar 100%
Penanggung Tim Mutu
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.24. Kematian ibu karena perdarahan


Judul Kejadian Kematian Ibu Karena perdarahan
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan Puskesmas terhadap pelayanan
kasus persalinan
Definisi Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena
operasional pendarahan
Pendarahan adalah pendarahan yang terjadi pada saat
kehamilan semua skala persalinan dan nifas.
Frekuensi Tiap bulan
pengumpulan
data
Periode analisis Tiap 12 bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan
Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan
Sumber data Register persalinan, Buku Ibu dan Rekam medis
Standar 0%
53

Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP


jawab

Tabel. 4.25. Kepuasan Pelanggan


Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan
persalinan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
operasional terhadap pelayanan persalinan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
disurvei (dalam proses)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei Kepuasan Pelanggan
Standar ≥ 80 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
5) Pelayanan Kefarmasian
Tabel. 4.26. Pemberi Pelayanan Farmasi
Judul Pemberi Pelayanan Farmasi
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan Puskesmas dalam memberikan pelayanan farmasi
Definisi Pemberi pelayanan obat adalah Asisten Apoteker yang
Operasional mempunyai kompetensi sesuai dengan standar Puskesmas
Frekuensi 1 bulan sekali
Pengumpulan
54

Data
Periode Analisa Setiap 6 bulan
Numerator Jumlah dan jenis tenaga yang ada di ruang Farmasi sesuai
standar Puskesmas
Denominator Jumlah dan jenis seluruh tenaga yang ada di ruang Farmasi
Sumber data SDM dan Organisasi
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.27. Ketersediaan Formularium


Judul Ketersediaan formularium
Dimensi mutu Efisiensi
Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
Definisi Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan di
operasional Puskesmas sesuai dengan formularium Nasional
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 12 bulan
Numerator Dokumen Formularium
Denominator 1
Sumber data Formularium Nasional
Standar Tersedia dan diperbaharui setiap 1 tahun
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

Tabel. 4.28. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi


Judul Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi
55

Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi


Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan obat
Definisi Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu
operasional mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima
obat non racikan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 6 bulan
Numerator jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi pasien
yang disurvei dalam satu bulan
Denominator jumlah pasien yang disurvei dalam bulan tersebut
Sumber data Audit Internal
Standar < 10 menit
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

Tabel. 4.29. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan


Judul Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan obat
Definisi Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu
operasional mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima
obat racikan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan
pasien yang disurvei dalam satu bulan
56

Denominator Jumlah pasien yang disurvei dalam bulan tersebut


Sumber data Audit Internal
Standar < 15 menit
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

Tabel. 4.30. Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Obat


Judul Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam pemberian obat
Definisi Kesalahan pemberian obat meliputi :
operasional 1. - Salah dalam memberikan jenis obat
2. - Salah dalam memberikan dosis
3. - Salah orang
4. - Salah jumlah
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien ruang farmasi yang disurvei
dikurangi jumlah pasien yang mengalami kesalahan
pemberian obat
Denominator Jumlah seluruh pasien instalasi obat yang disurvei
Sumber data Survei
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
57

Tabel. 4.31. Kepuasan Pelanggan


Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan obat
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
operasional terhadap pelayanan obat
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Persentase jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei kepuasan pelanggan
Standar ≥ 80 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

6. Pelayanan Laboratorium
Tabel. 4.32. Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Laboratorium Sederhana
Judul Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Laboratorium
sederhana
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan Puskesmas untuk
memberikan pelayanan laboratorium sederhana
Definisi Fasilitas dan peralatan laboratorium sederhana adalah ruang,
Operasional mesin, dan peralatan yang harus tersedia untuk pelayanan
laboratorium sederhana baik cito maupun elektif sesuai
standar pelayanan Puskesmas
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
58

Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jenis dan jumlah fasilitas, mesin dan peralatan pelayanan
laboratorium yang dimiliki Puskesmas
Denominator Jenis dan jumlah fasilitas, mesin dan peralatan pelayanan
laboratorium yang seharusnya dimiliki Puskesms
Sumber data Inventaris Laboratorium
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab
pengumpul data

Tabel. 4.33. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium


Judul Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan
operasional pemeriksaan laboratorium sederhana. Waktu tunggu hasil
pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan laboratoium
adalah tenggang waktu mulai sampling sampai dengan
menerima hasil
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium pasien yang disurvei dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang disurvei
dalam bulan tersebut
Sumber data Audit Internal
59

Standar ≤ 60 menit
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

Tabel. 4.34. Tidak Adanya Kejadian Tertukar Spesimen Pemeriksaan


Laboratorium.
Judul Tidak Adanya Kejadian Tertukar Spesimen
Pemeriksaan
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan pengelolaan
spesimen laboratorium
Definisi operasional Kejadian tertukar spesimen pemeriksaan laboratorium
adalah tertukarnya spesimen milik orang yang satu
dengan orang lain
Frekuensi 1 bulan dan sentinel event
pengumpulan data
Periode analisis 6 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah seluruh spesimen laboratorium yang diperiksa
dikurangi jumlah spesimen yang tertukar
Denominator Jumlah seluruh spesimen laboratorium yang diperiksa
Sumber data Rekam Medis, laporan keselamatan pasien dan Register
Pelayanan Laboratorium
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

Tabel. 4.35. Kemampuan Memeriksa HIV/AIDS


Judul Kemampuan Memeriksa HIV/AIDS
Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan laboratorium Puskesmas dalam
memeriksa HIV/AIDS
60

Definisi Pemeriksaan laboratorium HIV/AIDS adalah pemeriksaan


operasional skrining HIV kepada pasien yang diduga mengidap
HIV/AIDS
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 1 bulan
Numerator Ketersediaan peralatan untuk pemeriksaan Rapid Tes
Denominator 1
Sumber data Register Pelayanan Laboratorium
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

Tabel. 4.36. Kemampuan Memeriksa Mikroskopis Tuberculosis Paru


Judul Kemampuan Memeriksa Mikroskopis Tuberculosis Paru
Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan laboratorium Puskesmas dalam
memeriksa mikroskopis tuberkulosis paru
Definisi Pemeriksaan mikroskopis tuberculosis paru adalah
operasional pemeriksaan mikroskopis untuk mendeteksi adanya
mycobacterium tuberculosis pada sediaan dahak pasien
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Ketersediaan tenaga terlatih, peralatan dan reagen untuk
pemeriksaan tuberculosis
Denominator Sesuai dengan standar Puskesmas
Sumber data Register Laboratorium
61

Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

Tabel. 4.36. Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan


Laboratorium.
Judul Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium
Definisi Kesalahan administrasi dalam pelayanan laboratorium
operasional meliputi kesalahan identifikasi, kesalahan registrasi,
kesalahan pelabelan sampel, dan kesalahan penyerahan hasil
laboratorium
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang diperiksa tanpa kesalahan administrasi
dalam satu bulan
Denominator jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam bulan
tersebut
Sumber data Register TB 04
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

Tabel. 4.37. Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Eksternal


62

Judul Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Pemantapan Mutu


Eksternal

Dimensi mutu Keselamatan, efektivitas, efisiensi


Tujuan Tergambarnya kualitas pemeriksaan laboratorium
Definisi Pemantapan mutu eksternal adalah pemeriksaan mutu
operasional pelayanan laboratorium oleh pihak yang kompeten di luar
Puskesmas

Frekuensi 3 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah parameter diperiksa yang sesuai standar
Denominator Jumlah seluruh parameter yang diperiksa
Sumber data Hasil pemeriksaan Pemantapan mutu eksternal
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

Tabel. 4.38. Kepuasan Pelanggan


Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan
laboratorium
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
operasional terhadap pelayanan laboratorium
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
63

Periode analisis 6 bulan

Numerator Persentase jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari


pasien yang disurvei
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei kepuasan pelanggan
Standar ≥ 80 %
Penanggung Tim Mutu
jawab

7.Visi, Misi, Moto, Hak Dan Kewajiban Pasien Di Puskesmas Monta

1) Visi “ Prima dalam pelayanan menuju Masyarakat Monta yang Sehat dan

Bima yang Ramah.”

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa Puskesmas Monta yang

berada ditengah-tengah pemukiman penduduk dengan sebagian besar

masyarakatnya yang bertani harus menjadi puskesmas yang keberadaannya

dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Monta. Dapat memberikan

kepuasan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan yang optimal, professional,

tanggap dan mampu menjawab berbagai permasalahan kesehatan yang berada

diwilayah kerja Puskesmas Monta.

Sebagai salah satu tempat pelayanan publik di bidang kesehatan

Puskesmas Monta harus dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat secara efektif dan terjangkau dengan pelayanan yang bermutu, adil

dan merata. Dengan menerapkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan

merata diharapkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang memuaskan sesuai

dengan kebutuhan dan harapannya, sehingga derajat kesehatan masyarakat


64

meningkat, sejalan dengan visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima yaitu

”Terwujudnya Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan Menuju

Kabupaten Bima yang Religius, Aman, Makmur dan Handal (RAMAH)”.

2) Misi : Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, dirumuskan beberapa misi

sebagai berikut :

 Memberikan dan menerapkan pelayanan sesuai dengan standar operasional

pelayanan yang telah ditetapkan

 Mendorong dan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme petugas

puskesmas.

 Berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan, kemandirian dan peran

serta masyarakat terhadap pola hidup bersih dan sehat.

 Bekerjasama dengan sektor-sektor lain dalam upaya peningkatan program

pembangunan di bidang kesehatan.

 Menyelenggarakan sistem informasi puskesmas yang bermutu dan terpadu.

Dengan Visi dan Misi yang jelas, maka diharapkan pembangunan

kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Monta meningkat sehingga

pelayanan yang efektif, responsive, dan efisien dapat terlaksana dengan baik guna

mewujudkan Bima RAMAH.

3) Moto

Moto Puskemas Monta yaitu Santun, Amanah, Ramah, Objektif, Mandiri,

Edukatif “SAROME”

8.Tugas Pokok Bidang Umum

1).Tugas dan Fungsi


65

Puskesmas Monta adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten Bima yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis,

Puskesmas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bima.

Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat (Peraturan

Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019) mempunyai kedudukan yang sangat

penting dalam sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan Kota. Puskesmas

memiliki fungsi yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan

kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain:

 Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan. Dalam hal ini Puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor

dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan

berwawasan kesehatan. Puskesmas ikut aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di

wilayah kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

 Puskesmas Monta merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini

Puskesmas berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga

dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri

sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam

memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan serta ikut

menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan.
66

 Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal

ini Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan

kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun

2016 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten Bima,

telah ditetapkan indikator kinerja dan target pembangunan kesehatan tahun 2022-

2026 yang mencakup pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan,

penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa serta promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

9. Tabel Sumberdaya Manusia


Tabel. 4.39.Tabel Sumberdaya Manusia

STAN STATUS KEPEGAWAIAN


KEK KEL
JENIS DAR YG
N U- EBI KO
KETENAGAA PMK AD MAG KET
O RAN HA PNS PTT NTR
N 75/201 A ANG
GAN N AK
4

Struktural

Kepala
1 1 1 1
Puskemas

2 Kasubag TU 1 1 1

I. Puskesmas

Induk
67

Fungsional

Khusus

1 dokter 2 2 1 1 1

2 dokter gigi 1 1 1

3 bidan 7 20 10 10

4 perawat 8 9 3 6

5 perawat gigi 1 0 1

6 apoteker 1 2 1 2

7 asisten apoteker 1 3 0

8 sanitarian 1 2 1

9 nutrisi 1 3 1

pranata

10 laboratorium 1 2 1 2

kesehatan

penyuluh

11 kesehatan 1 1 1

masyarakat

12 perekam medis 1 0 1

adminkes

14 (administrator 1 0 1

kesehatan)

Fungsional

Umum
68

Pengadministra
2 0 2
si

Driver 2 2 2

Clening Service 3 3

II. Puskesmas

pembantu (5

Pustu)

1 perawat 5 5 3 2

III. PKD

3 bidan 9 11 10 1

10. Tabel Jumlah Kunjungan

Adapun Jumlah kunjungan pasien pada Rawat Jalan dan Rawat Inap

berbagai unit pelayanan kesehatan pada tahun 2023 adalah sebagai berikut:

Jenis Tahun 2023

pelayanan januari februari maret april mei juni juli

Rawat inap 8 14 7 8 5 7 4

Rawat jalan 120 120 112 94 78 110 105

Sumber Informasi Bagian Administrasi puskesmas monta

B. Pembahasan
I. Kinerja Pegawai dalam Kualitas Pelayanan Kesehatan.
Puskesmas Monta merupakan lembaga Multi-Profesional yang

menghasilkan berbagai produk pelayanan kesehatan yang bermutu namun harus


69

tetap memperhatikan aspek sosialnya yang berdasarkan pada kekeluargaan.

Menyangkut pemikiran ke depan, ada keyakinan bahwa Puskesmas monta

memiliki masa depan yang terang karena Puskesmas Monta, didorong, dibangun

dan dikembangkan oleh semangat pelayanan dan kekeluargaan.

Dalam pelayanan kesehatan yang bermutu Puskesmas Monta

membutuhkan penilaian atas jasa pelayanan kesehatan yang mereka sediakan

terhadap pasien, sehingga hal ini memicu pada pelayanan yang berkualitas.

Puskesmas Monta menyediakan dua jenis pelayanan kesehatan yaitu

pelayanan medis dan pelayanan non medis. Pelayanan medis merupakan

serangkaian kegiatan atau pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai standar

pelayanan medis yang telah ditentukan dan biasanya pada pelayanan tersebut

digunakan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan yang ahli dibidang

medis salah satunya dokter, perawat, dan posisi lain yang berhubungan dengan

pelayanan pengobatan kepada pasien. Tujuan dari pada pelayanan medis sendiri

tidak lain ialah mengupayakan kesembuhan penyakit yang ada pada diri pasien

tersebut. Tindakan pelayanan yang dilaksanakan juga harus sesuai dengan

prosedur yang berlaku dan tentu saja sifatnya harus dapat dipertanggung

jawabkan.Sedangkan pelayanan non medis merupakan segala sesuatu bentuk

pelayanan diluar atau tidak berhubungan dengan kegiatan dokter Salah satunya

dari pelayanan non medis karyawan Puskesmas yang mengurusi hal-hal

administrasi dan operasional Puskesmas seperti, staff administrasi, staff keuangan,

tenaga kebersihan, tenaga keamanan dan sebagainya.


70

Dengan demikian, untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan di

Puskesmas monta maka dapat diukur melalui indikator sebagai berikut :

1. Tangibless (nyata)

Tangibless (nyata) merupakan kualitas pelayanan berupa sarana fisik

perkantoran, komputerisasi administrasi, ruang tunggu dan tempat

informasi.Nyata dalam arti bahwa pelayanan kesehatan yang disediakan oleh

penyedia jasa pelayanan kesehatan benar telah diterima secara wajar oleh pasien

dan terlayani dengan baik.

Dari segi pelayanan, kepuasan pasien juga harus di prioritaskan, apabila

semakin banyak pasien yang menerima jasa pelayanan kesehatan baik secara

medis maupun non medis dengan baik maka kualitas pelayanan kesehatan di

Puskesmas Monta memberi mutu. Hal ini dibenarkan oleh Ibu Uni kusumawati

selaku pasien rawat jala Puskesmas monta :

“Kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas monta cukup bagus terlayani,


dan dapat diterima. Jenis pelayanannya baik secara administrasinya, proses
perobatannya sesuai dengan keinginan dan harapan pasien” (Wawancara kepada
pasien rawat jalan Ibu Uni kusumawati, 20 juli 2023).

Hal senada juga di jelaskan oleh pasien ibu Halimah rawat inap (informasi

diperoleh dari anak Mia), menyatakan bahwa :

“pelayanan kesehatan di Puskesmas monta secara non medis dan medis


nyata dan terlayani dapat diterima secara hati ”. (Wawancara kepada penjaga
pasien rawat inap Ibu Mia sebagai anak dari pasien Ibu Halimah, 21 juli 2023).
71

2.Reliability (Kepercayaan).

Reliability (Kepercayaan) merupakan suatu kemampuan dan keandalan

menyediakan pelayanan yang terpercaya. Berdasarkan penelitian observasi yang

dilakukan penulis Puskesmas Monta memiliki pelayanan dan keandalan dalam

menyediakan pelayanan yang terpercaya, guna menjaga mutu dan kualitas

pelayanan kesehatan Puskesmas Monta.

Hal ini dibenarkan oleh pasien rawat jalan ibu Fabia mengatakan bahwa :

“Puskesmas Monta memiliki sumber daya manusia yang handal dan mampu
dalam bidangnya.Terlihat saat dokter menangani saya bagus, dan obat-obatan
yang saya terima dari Puskesmas cocok sesuai dengan keluhan penyakit saya”.
(Wawancara kepada pasien rawat jalan Fabia, 21 Juli 2023).

Hal senada juga di jelaskan oleh pasien ibu Fatimah rawat inap (informasi

diperoleh dari anak dian), menyatakan bahwa :

“Kehandalan dokter saat menangani ibu saya bagus, dan obat-obatan yang
saya terima untuk ibu saya memiliki perkembangan penyakitnya”. (Wawancara
kepada penjaga pasien rawat inap Dian sebagai anak dari pasien Ibu Fatimah, 21
Juli 2023).

Sejalan dengan itu dr. Asih selaku staff Puskesmas monta membenarkan

bahwa :

“kami selaku staff penyedia jasa pelayanan kesehatan Puskesmas monta


mengutamakan kepercayaan pasien kepada kami serta keandalan dalam
menangani dan memberi pelayanan kesehatan semaksimal mungkin untuk
menjaga mutu pelayanan kesehatan Puskesmas Monta”. (Wawancara kepada
dr.Asih staff Puskesmas Monta, 21 Juli 2023)
72

3. Responsiveness (Ketanggapan)

Responsiveness (Ketanggapan) merupakan kesanggupan membantu dan

menyediakan pelayanan secara tepat, tepat serta tanggap terhadap keinginan

pasien.Responsiviness (Ketanggapan) yaitu sikap tanggap penyedia jasa pelayanan

kesehatan dalam memberikan pelayanan secara cepat dan diterima oleh pasien

dengan tepat sesuai dengan harapan pasien.

Dengan kecepatan pelayanan yang diberikan merupakan sikap tanggap

oleh penyedia jasa pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien, dengan

demikian dapat dikatakan pelayanan yang berkualitas.

Adapun bentuk pelayanan kesehatan diPuskesmas Monta bahwa pelayanan

di Puskesmas Monta memiliki pelayanan yang tanggap terhadap pasien.Hal ini

dikemukakan oleh pasien yaitu pasien rawat jalan ibu Natiami:

“Pelayanan dari Puskesmas monta yang saya terima dari perawat ataupun
dokternya tanggap dan tepat secara pribadi saya terima”. (Wawancara kepada
pasien rawat jalan Natiami, 21 Juli 2023)

Hal senada juga di jelaskan oleh pasien ibu Ponisi rawat inap (informasi

diperoleh dari anak ade), menyatakan bahwa :

“bentuk penanganan pelayanan Puskesmas Monta pada saat ibu saya masuk
dirawat di Puskesmas Monta disambut, dicek data ibu saya dibagian
administrasinya dan ditangani langsung oleh dokter jaganya. Secara pelayanan
responsiveness (Ketanggapan) saya merasa puas”. (Wawancara kepada penjaga
pasien rawat inap Ade sebagai anak dari pasien Ibu Ponisi, 22 Juli 2023).
73

4. Assurance (dapat dipertanggungjawabkan)

Assurance (dapat dipertanggung jawabkan) merupakan bentuk pelayanan

kesehatan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam hal ini penyedia jasa

pelayanan kesehatan mampu memberikan serta meyakinkan kepercayaan pasien.

Di Puskesmas Monta memiliki bentuk pelayanan kesehatan yang mampu

memberi keyakinan serta kepercayaan pada pasien sehingga pasien tidak

meragukan keinginan pasien berobat di Puskesmas Monta dan ingin kembali

ditempat yang sama apabila dikemudian hari memiliki penyakit.

Hal ini dikemukakan oleh beberapa pasien yaitu pasien rawat jalan ibu

Natiami, ibu Ponisi rawat inap (informasi diperoleh dari anak), ibu aisah rawat

jalan (informasi diperoleh dari anak hilmi) sebagai berikut:

“pelayanan Puskesmas Monta memberikan kepercayaan pada saya baik dari segi
pelayanan non medisnya maupun medisnya. Dengan rasa kepercayaan tersebut
setiap saya sakit saya cuma mau berobat diPuskesmas Monta dan sebelumnya
sudah pernah berobat disini dan obat yang saya terima dari hasil pemeriksaan
penyakit saya tidak mengecewakan”. (Wawancara kepada pasien rawat jalan Ibu
Natiami, 22 Juli 2023).

Namun penilaian yang berbeda yang dikemukakan salah satu seorang

pasien yang diterima pelayanan kesehatan secara responsiveness (Ketanggapan) di

yaitu ibu Mujnah rawat jalan (informasi diperoleh dari anak hida), menyatakan

bahwa :

“Pelayanan dari Puskesmas Monta yang saya terima dari perawat tanggap, Cuma
sedikit terkendala pada saat ibu saya diperiksa untuk diinfus dokter tidak berada di
tempat dan sigap yang aturannya ibu saya langsung diinfus.
74

pagi, tapi karena dokter belum memeriksanya sehingga tidak jadi di infus atau
tertunda sampai jam 09.00”. (Wawancara kepada penjaga pasien rawat jalan ibu
Hida sebagai anak dari pasien Mujnah, 22 Juli 2023 )
75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi

Kepuasan Pasien Di Puskesmas Monta Kabupaten Bima, maka peneliti dapat

menarik kesimpulanyakni sebagai berikut :

1. Kualitas pelayanan kesehatan secara Tangibless (nyata) di Puskesmas Monta

masih belum berjalan dengan baik karena belum sesuai dengan penanganan

dalam bidang sumber daya manusianya.

2. Kualitas pelayanan kesehatan secara reliability (kepercayaan) diPuskesmas

Monta sudah berjalan dengan baik terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan

peneliti terhadap narasumber dan yang menjadi narasumbernya adalah pasien

yang berobat di Puskesmas Monta. Kualitas pelayanan kesehatan secara

responsiveness (ketanggapan)diPuskesmas Monta berjalan cukup baik, namun

sedikit memiliki keluh kesah dari seorang pasien rawat jalan dari bentuk

ketanggapan pelayanan kesehatan saat menangani ibunya dokter jaga tidak berada

ditempat.

3. Kualitas pelayanan kesehatan secara assurance (dapat dipertanggung jawabkan)

diPuskesmas Monta sudah berjalan dengan baik terlihat dari hasil wawancara

dengan narasumber pasien Puskesmas Monta bahwasanya pelayanan yang mereka

terima sangat memberi kepercayaan bagi pasien.


76

B. Saran.

Adanya keluhan beberapa petugas kurang ramah dalam memberikan

pelayanan, kurangnya rasa simpati petugas terhadap pasien, dan tidak sesuainya

ekspektasi pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Pekerja harus lebih

mengutamakan kepentingan masyarakat ketimbang kepentingan pribadi. Sebuah

Puskesmas tidak akan mendapat citra baik hanya melalui kegiatan hubungan

masyarakat. Citra yang baik akan cepat terbentuk jika Puskesmas berhasil

menciptakan kepuasan bagi klien/pasien dan mengupayakan agar orang-orang lain

mengetahui tentang hal tersebut.

Sudah sejak lama masyarakat mengeluh terhadap penyelenggaraan

pelayanan kesehatan yang dirasakannya amat jauh dari harapan itu. Tetapi sejauh

ini ternyata tidak ada perbaikan yang berarti dalam penyelenggaraan

pelayanannya padahal tujuan akhir dari pelayanan adalah harus bermuara kepada

peningkatan kepuasan masyarakat dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

yang diterima masyarakat.


77

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Usman. 2008. Metode Penilitian (Aplikasi Dalam Bidang Pendidikan),


Bima : Jakarta.

Al-Assaf. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC.

Badudu & Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar.

Black dan champion dalam papayungan dkk. 2002. metode dan masalah
penilitian. sosial. PT. ERESCO.

Bogdan dan Taylor. Prosedur penilitian. Dalam Moleong. 2012. Pendekatan.


Kualitatif. (him.4). Jakarta: Rineka Cipta.

Brook, Robert H. 2015. Redefining Health Care System. Santa Monica,.


California: The Rand Corporation. Colman, Andrew. 2008. A Dictionary
of Psychology, ...

Creswell. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Sinar Jaya.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia.

Fandy Tjiptono, 2007, Strategi Pemasaran.Edisi ke dua, penerbit Andi,


Yogyakarta. .

Hugiono dan Poerwantana. 2000. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : PT. Bina.
Aksara.,

Koentjaraningrat Dalam Papayunga, M.M., dkk. 2002. kamus Anropologi. jakarta.


Akademi Pressindo.

Linton. 2001. Status Sosial Dan Kelas Sosial Dalam Masyarakat,


Sukmadinata,Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
Bandung

Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi Kedua.Yogyakarta: UPP


STIM YKPN.

Mamik. 2010. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dan. Kebidanan.

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. 2005. Qualitative Data Analysis.


(terjemahan). Jakarta : UI Press.

Moenir. 2005. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta.


78

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan Kesepuluh,


Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nana Sudjana dan Ibrahim. 2001. penilitian dan penilaian pendidikan. Bandung :
Sinar Baru Algensindo

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan.edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Ritzer. 2014. Edisi Kedelapan Teori Sosiologi. Yogyakarta : Pustaka belajar

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan.


Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika,

Sinambela. 2014. Manajemen Kualitas pelayanan. Jakarta : STIA. Lan Press.


2007 Lijan Poltak. Reformasi Pelayanan Publik, Teori Kebijakan dan
Implementasi, cetakan kelima, Jakarta : PT Bumi

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta. 2013.


Metode Penilitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. CV.

Tangkilisan, Hessel Nogi S, 2007, Manajemen Publik, Jakarta: Grasindo.

Undang Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Puplik


.
Yamit, Zulian. 2002. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Yogyakarta : Penerbit
Ekonesia. Pustaka.

Yuwono, dkk. 2003. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard:Menuju.


Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi. PT. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai