Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN TENTANG PEMANFAATAN UBI KAYU SEBAGAI BAHAN

PEMBUATAN OPAK DI KEPENGHULUAN PEMATANG SIKEK KECAMATAN RIMBA MELINTANG KABUPATEN


ROKAN HILIR

LAPORAN

PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN TENTANG PEMANFAATAN UBI KAYU SEBAGAI BAHAN
PEMBUATAN OPAK DI KEPENGHULUAN PEMATANG SIKEK KECAMATAN RIMBA MELINTANG
KABUPATEN ROKAN HILIR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan (PBK)


OLEH:

NAMA : FAIZAL. A

NIM : 835657477

SEMESTER : I (SATU)

POKJAR : BANGKO

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2016

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan yang berjudul ” Praktik
Pembinaan Program Kepemudaan Tentang Pemanfaatan Ubi Kayu sebagai Pembuatan Opak Di
Kepenghuluan Pematang Sikek Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir” ini telah diperiksa
dan disetujui pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 29 Oktober 2016


Yang Mengesahkan,

Penghulu Ketua Pemuda

Kec. Rimba Melintang Kep. Pematang Sikek

SURYADI MHD. MUDA’I, S.Pd.I

Instruktur Mata Kuliah

RAHMALINDA, S.Pd., MM

LEMBAR IDENTITAS MAHASISWA

PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PBK)

NAMA : FAIZAL. A

NIM : 835657477

PROGRAM STUDI : S1 PGSD

POKJAR : BANGKO

KAB/KOTA : ROKAN HILIR


UPBJJ-UT : PEKANBARU

Rimba Melintang, 29 Oktober 2016

Pengisi Data

FAIZAL. A

NIM. 835657477

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nyalah laporan yang berjudul “Praktik
Pembinaan Program Kepemudaan Tentang Pemanfaatan Ubi Kayu sebagai Pembuatan Opak Di
Kepenghuluan Pematang Sikek Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir” ini dapat penulis
selesaikan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
(PBK) yang merupakan salah satu Mata Kuliah SI PGSD Semester I (satu). Dalam penulisan laporan ini,
penulis selalu berkonsultasi dengan tutor, dan pihak-pihak yang terkait, dengan maksud agar laporan ini
berbobot dan tersusun dengan baik.

Untuk itu, ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan bimbingan pemikiran dan saran serta masukan yang mendukung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik dari pembaca yang budiman senantiasa kami harapkan. Semoga laporan Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan (PBK) ini bermanfaat bagi peningkatan pendidikan dan peningkatan
kemampuan sebagai guru.

Rimba Melintang, 29 Oktober 2016

Penulis

FAIZAL. A

NIM. 835657477

DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………… i

Lembar Pengesahan………………………………………………………… ii

Lembar Identitas…………………………………………………………… iii

Kata Pengantar……………………………………………………….……. iv

Daftar isi………………………………………………………….….…….. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………....……………………………….…..... 1
B. Tujuan Umum………….……………………………………………. 4

C. Tujuan Khusus……….……………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Sekilas Tentang Singkong…….………………………………….… 5

B. Opak…………….……………………………………………….….. 7

C. Pemasaran……...…………..………………….………………..…… 7

D. Konsep Pemasaran……………………………………....………….. 8

BAB III TEMUAN DAN HASIL PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan/Pelatihan…………………………... 9

1. Tempat Pelaksanaan Pelatihan…………………………………... 9

2. Waktu Pelaksanaan Pelatihan………………………………….... 9

3. Strategi dan Deskripsi Kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

B. Materi Kegiatan Pelaksanaan…………………….…..………….…… 10

1. Proses pembuatan Opak…………………….……………….…… 10

2. Alat dan Bahan……………………….……….……………......… 11

3. Proses dalam Produksi…………….……….……………….….… 11

4. Faktor-faktor Produksi………………………………………..…. 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…….…………………………………………................... 15

B. Saran …………………………………………..………….………..... 15

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu SDM yang paling penting adalah generasi muda, mereka adalah penerus bangsa yang
bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa ini dan yang akan memberikan warna bagi masa
depan bangsa Indonesia. Namun saat ini tingkat pengangguran di kalangan pemuda Indonesia sangat
memprihatinkan. Dari hasil pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran
kelompok usia produktif ini mencapai 60,5 persen dari jumlah pemuda yang ada. Jika tidak segera
dilakukan langkah-langkah yang tepat, angka pengangguran ini akan terus meningkat dan akan menjadi
sumber persoalan sosial di masyarakat, seperti kriminalitas, premanisme, narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif. Hal ini tidak saja merugikan diri mereka sendiri tetapi juga orang lain, selain itu citra bangsa
Indonesia di mata dunia Internasional juga dipertaruhkan.

Berbagai masalah tersebut salah satunya merupakan dampak dari banyaknya jumlah pengangguran
yang ada di Indonesia. Oleh karena itu untuk mengurangi dampak tersebut maka dibutuhkan kerjasama
antara semua pihak untuk mengatasinya. Salah satunya dengan cara melakukan gerakan pembinaan
kepemudaan, dengan kegiatan tersebut diharapkan mereka dapat menyalurkan bakat dan minat untuk
melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Namun selama
ini peran Lembaga Kepemudaan belum dapatberperan aktif dan belum menampakkan hasil yang nyata
dalam pembangunan, padahal pemudaadalah generasi penerus dan berpotensi besar dalam
pembangunan daerah karena usianya yang produktif.

Setelah diperlakukannya Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, terjadi


perubahan yang mendasar dalam bidang pemerintahan, dari pemerintah yang bersifat sentralistik ke
desentralisasi. Dengan perubahan tersebut maka pemerintahan daerah memiliki peran yang sangat
penting sehingga memerlukan sumber daya yang berkualitas agar sumber daya yang ada disuatu daerah
dapat dikelola dengan baik.

Undang-Undang Pangan No.7 Tahun 1996 memberikan definisi ketahanan pangan sebagai kondisi
terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara
cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Sementara USAID (1992)
mendefinisikan ketahanan pangan sebagai satu kondisi dimana masyarakat pada satu yang bersamaan
memiliki akses yang cukup baik secara fisik maupun ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dietary dalam
rangka untuk peningkatan kesehatan dan hidup yang lebih produktif. Perbedaan mendasar dari dua
definisi ketahanan pangan tersebut yaitu pada UU No 7/1996 menekankan pada ketersediaan, rumah
tangga dan kualitas (mutu) pangan.

Banyak orang makan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, atau memenuhi kebutuhan tubuh
nya untuk mendapat asupan energi. Beberapa orang mungkin telah menyadari akan peran makanan s
ebagai pemenuh kebutuhan gizi. Nampaknya bahan pangan tak hanya bermanfaat sebagai sumber
zat kimiawi bergizi tetapi kandungan zat kimiawi non gizi nya pun dalam menjaga kesehatan dan kebug
aran tubuh manusia sangat strategis.

Peran komponen-
komponen bioaktif ini bagi kesehatan tubuh manusia mendapat banyak sorotan ahli pangan dunia dala
m dua dasa-
warsa terakhir ini. Terutama, sejak para pakar Jepang meluncurkan konsep yang aslinya dikenal se
bagai FOSHU ( Food
for Specified Health Use) dan saat ini dikenal dengan sebutan `Pangan Fungsional` (functional foods).
Fungsi bahan pangan tidak lagi ada dua tetapi menjadi tiga, yaitu: segi nutrisi, citarasa dan kema
mpuan fisiologis aktifnya. Bila kita tengok lebih jauh lagi fungsi pangan yang terakhir ini bukanlah
hal baru dalam dunia kuliner. Konsep pangan fungsional yang menawarkan konsumen untuk dap
at mencapai kemandirian dalam menata kesehatan tubuhnya sendiri demi kebahagiaan di kelak kemudi
an hari merupakan daya tarik yang sangat diminati oleh banyak orang yang telah mampu masuk dalam e
ra memikirkan hari esok.

Pemuda sebagai salah satu modal dasar pembangunan perlu dihimpun dan dibina agar mereka mampu
berperan aktif dalam pembangunan didaerahnya. Karena pemuda adalah generasi penerus yang
berpotensi besar dalam suatu pembangunan dan dapat mengembangkan kreatifitas melalui pelatihan
pelatihan dalam bidang tertentu.

Untuk membantu para pemuda agar terus meningkatkan segala potensi dan kemampuan yang
dimilikinya maka diperlukan konsep yang tepat dalam lembaga kepemudaan agar
termotivasi untuk maju. Program-program yang dapat diciptakan guna meningkatkan partisipasi
pemuda dapat berupa keterampilan, kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan. Apabila Lembaga
Kepemudaan tersebut dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik, maka akan menghasilkan sesuatu
yang sangat berguna untuk kemajuan daerah. Namun apabila tidak dikelola dengan baik dan diarahkan,
maka potensi besar dari pemuda tidak akan memberikan apa – apa. Dengan adanya
Kegiatan Kepemudaan ini diharapkan para pemuda dapat berperan dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia tidak hanya pada jalur formal tetapi juga melalui jalur non formal salah satunya
melalui lembaga kepemudaan yaitu Karang Taruna.

Penduduk Indonesia terkenal dengan Negara agraris, dengan berbagai macam jenis pertanian yang di
hasilkan. Misalnya karet, ubi kayu, padi, jagung dan lain –lain. Di Indonesia tanaman ubi kayu sangat
mudah dijumpai, karena penanamannya yang tidak sulit. Ubi kayu disebut pohon kehidupan, karena
semua bagian dari singkong dapat di manfaatkan untuk kehidupan, misalnya:

1. Daun ubi kayu dapat di manfaatkan untuk sayur atau untuk pakan ternak.

2. Batang ubi kayu yang sudah kering dapat dimanfaatkan untuk kayu bakar.

3. Ubi kayunya dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, diantaranya kerupuk (opak) ubi
kayu, getuk lindri, lemet, keripik, ubi goreng maupun rebus, onde – onde dan masih banyak lainnya.

Ubi kayu memiliki manfaat yang cukup tinggi salah satunya sebagai antioksidan yang sangat dibutuhkan
manusia. Namun, kebiasaan manusia biasa mengolahnya hanya sebagai panganan rumah yang dapat
dinikmati dengan cara direbus, padahal ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai makanan lezat yang
memiliki nilai tambah tersendiri.
Pemerintah kepenghuluan Pematang Sikek dalam menyikapi ketahanan pangan mengatakan bahwa
usaha penganeragaman pangan sangat penting artinya untuk mengatasi masalah ketergantungan pada
satu bahan pangan pokok saja. Misalnya dengan mengubah ubi kayu menjadi berbagai bentuk pangan
olahan pangan yang mempunyai rasa khas dan tahan lama disimpan, baik sebagai makanan pokok
maupun makanan ringan. Usaha ini di maksudkan dalam rangka mengurangi ketergantungan komsumsi
pada beras. Hal ini sejalan dengan program yang menjadi program utama pembangun pertanian.

Karena ubi kayu dapat di olah menjadi berbagai jenis makanan, maka ubi kayu dapat di jadikan sebagai
alternatif untuk menambah penghasilan sehari – hari atau untuk indstri kecil. Harga ubi kayu yang tidak
terlalu mahal sehingga masih terjangkau oleh semua kalangan, dan penulis memberi solusi untuk
membuat kerupuk (opak) dari ubi kayu melalui praktik pembinaan program kepemudaan di bidang
industri.

B. Tujuan Umum

Tujuan umum praktik pembinaan kepemudaan ini ialah:

1. Menambah pengetahuan pada masyarakat / pembaca mengenai berbagai macam industri


kerajinan rumah tangga.

2. Mengembangkan sumber daya yang ada di daerah tempat tinggal

3. Mengetahui cara membuka bidang usaha.

C. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari praktik pembinaan kepemudaan ini ialah:

1. Sebagai syarat melengkapi tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan kemasyarakatan (PBK)
semester I program S1 PGSD-UT

2. Untuk menambah pengetahuan

3. Memberikan wawasan kepada para pembaca

4. Masyarakat / pembaca dapat mengembangkan usaha dengan memanfaatkan sumber daya di


daerah tempat tinggal kita.

5. Mampu meningkatkan perekonomian keluarga

6. Dapat mengolah dan memanfaatkan kekayaan yang ada di daerahnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sekilas tentang Singkong


Singkong merupakan Produk Pertanian yang cocok untuk di jadikan unit bisnis karena manfaat yang di
peroleh komoditi tersebut cukup banyak dan bermanfaat melihat pangsa pasar yang cukup menggiurkan
atas bahan baku singkong. Singkong ( Manihot esculenta) yang di kenal juga Ktela pohon atau Umbi
kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas
sebagai makanan pokok penghasil Karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Keberadaan Singkong
(Manihot esculenta) pada awalnya banyak ditemukan tumbuh liar di hutan, kebun sendiri, bahkan
tumbuh disembarang tempat. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat, maka beberapa
singkong dibudidayakan di Indonesia. Sebagai bahan makanan, singkong memiliki kelebihan
dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Kelebihan singkong terletak pada kandungan
karbohidrat, lemak, Protein, kalori, fosfor dan cita rasanya yang lezat.

Selain memiliki rasa yang enak, Singkong juga bergizi tinggi. Kandungan vitamin B1, B2, C dan asam
nitikonat. Presentasi tersebut menunjukkan kandungan karbohidrat singkong setara dengan Karbohidrat
yang terkandung di dalam beras ketika beras tersebut di masak.

Singkong ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk penyakit Rabun Senja, Rematik, Asam Urat,
Pegel Linu . Di samping itu, singkong juga dipercaya mampu sebagai anti oksidan, antikanker, antitumor
dan menambah nafsu makan.

Singkong ditanam di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810. Singkong merupakan tanaman yang penting
bagi negara beriklim Tropis seperti Indonesia. Di Indonesia, singkong menjadi salah satu tanaman yang
banyak ditanam hampir di seluruh wilayah dan menjadi sumber karbohidrat utama setelah beras dan
jagung. Daerah penghasil singkong terbesar di Indonesia terletak di daerah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Singkong disebut juga ubi kayu atau ketela pohon. Singkong memiliki kandungan pati yang tinggi
sebagai sumber karbohidrat. Polimer alam berupa serat, termasuk di dalamnya selulosa telah banyak
dimodifikasi melalui modifikasi kimia.

Kandungan gizi yang terdapat dalam singkong sudah kita kenal sejak dulu. Umbi singkong merupakan
sumber energi yang kaya karbohidrat namun miskin akan protein. Selain umbi akar singkong banyak
mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Berbagai macam upaya penanganan singkong yang
telah banyak dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan baik basah
maupun kering. Selain sebagai bahan makanan pokok, banyak macam produk olahan singkong yang
telah dimanfaatkan oleh masyarakat kita antara lain adalah tape singkong, enyek-enyek singkong, opak,
tiwul, kerupuk singkong, keripik singkong, kue, dan lain-lain. Selain itu umur singkong juga sangat
berpengaruh terhadap penampilan, mutu dan rasa dari singkong tersebut. Maka dari itu proses
penyimpanan singkong juga harus diperhatikan agar tidak mempengaruhi produk yang dihasilkan.

Sebenarnya, prospek pengembangan usaha singkong di Indonesia cukup menjanjikan. Dalam beberapa
tahun terakhir, minat masyarakat dalam mengonsumsi singkong juga semakin meningkat dan terus
meningkat dari tahun ke tahun . Hal ini dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang
semakin memilih gaya hidup sehat secara vegetarian. Dari segi bisnis, usaha singkong sangat
menguntungkan. Hal ini disebabkan waktu panen singkong yang relatif singkat yakni 1 sampai 5 bulan.
Peluang pasar singkong tidak terbatas pada singkong segar saja, tetapi meliputi produk olahan seperti
singkong siap saji, kripik singkong, dan lain sebagainya.

Kandungan Gizi Singkong per 100 g

Banyak dalam (per 100 g)


No. Unsur Gizi
Singkong putih Singkong kuning

1 Kalori (kal) 146,00 157,00

2 Protein (g) 1,20 0,80

3 Lemak (g) 0,30 0,30

4 Karbohidrat (g) 34,70 37,90

5 Kalsium (mg) 33,00 33,00

6 Fosfor (mg) 40,00 40,00

7 Zat Besi (mg) 0,70 0,70

8 Vitamin A (SI) 0 385,00

9 Vitamin B1 (mg) 0,06 0,06

10 Vitamin C (mg) 30,00 30,00

11 Air (g) 62,50 60,00

12 Bagian dapat dimakan (%) 75,00 75,00

B. Opak

Opak adalah snack kering renyah sejenis dengan kerupuk Khas Sunda, Jawa Barat. Opak berbeda bahan
dasarnya dari kerupuk. Kerupuk terbuat dari tepung tapioka, sedangkan opak terbuat dari tepung beras
yang diberi bumbu garam, gula, dan bumbu penyedap.

Opak singkong adalah salah satu jenis makanan khas Wonosobo, bagi sebagian orang jawa, singkong
atau ketela pohon sudah tak jauh beda dengan nasi, karena banyak orang jawa yang menjadikan
singkong sebagai alternatif makanan pokok selain nasi, tak heran jika kemudian singkong ini banyak
diolah menjadi berbagai macam makanan yang lebih enak dan lebih menarik.
C. Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan
barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut
disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung
berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia
yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakan pemasaran berarti
bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan
pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.

Menurut Stanton (2001), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau
jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

D. Konsep Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya
cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran
(marketing concept).

Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:

1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/ pasar.

2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume
untuk kepentingan volume itu sendiri.

3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara
organisasi.

Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau
dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan
konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan
penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia
membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan
keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.
BAB III

TEMUAN DAN HASIL PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan/Pelatihan

1. Tempat pelaksanaan pelatihan

Adapun tempat dan sarana pelaksanaan peraktik Pembinaan Program Kepemudaan Membuat Opak dari
singkong adalah di rumah salah satu warga belajar tepatnya di rumah praktikan yang beralamat di Jl.
Johan Syah Kepenghuluan Pematang Sikek Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir.

2. WaktuPelaksanaan/Pelatihan

Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 8 kali pertemuan selama 2 (dua) hari dalam satu minggu yaitu setiap
hari selasa dan hari kamis mulai tanggal 04 sampai dengan 27 Oktober 2016, dimulai pada pukul 14.00
WIB sampai selesai 16.00 WIB.

3. Strategi dan Deskripsi Kegiatan

No. Pertemuan Tanggal Tempat Materi Waktu

I 04 Oktober Kantor Sosialisali dan Konsultasi


2016 Penghulu dengan Penghulu dan
1 Pematang Perangkat Desa mengenai
14.00-
Sikek program pelatihan
16.00
Perkenalan dengan
calonWB dan pendataan
WB

2 II 06 Oktober Kantor Visitasi/sosialisasi


2016 Penghulu program (Penggambaran),
14.00-
Pematang Tanya jawab dengan WB
16.00
Sikek mengenai meteri praktek
yang akan dilaksanakan

3 III 11 Oktober Kantor Penjelasan secara rinci


2016 Penghulu alat - alat yang harus
14.00-
Pematang disediakan
16.00
Sikek untuk membuat opak dari
singkong
4 IV 13 Rumah Penjelasan secara rinci
Oktober 2016 Praktikan bahan- bahan yang harus
14.00-
disediakan
16.00
untuk membuat opak dari
singkong

5 V 18 Oktober Pasar Tanah Belanja alat-alat dan


2016 Merah bahan-bahan untuk 14.00-
pembuatan opak dari 16.00
singkong

6 VI 20 Oktober Rumah Menjelaskan langkah-


2016 Praktikan langkah pembuatan opak,
Sekaligus 14.00-
melakukan demonstrasi 16.00
(praktik pertama)
secara urut.

7 VII 25 Oktober Rumah Melakukan demonstrasi


14.00-
2016 Praktikan (praktik kedua)
16.00
secara urut.

8 VIII 27 Oktober Rumah Evaluasi hasil. Sekaligus


14.00-
2016 Praktikan menyusun Laporan Praktik
16.00
Program Kepemudaan

B. Materi Kegiatan Pelaksanaan

1. Proses Pembuatan Opak

Dalam pembuatan opak singkong terlebih dahulu menyediakan bahan baku karena ini bahan dasar yang
sangat penting dalam proses produksi. Proses penyediaan bahan dasar merupakan salah satu faktor
produksi yang harus ditempuh dengan melaksanakan pembelian- pembelian bahan dasar tersebut.
Usaha Opak singkong memperoleh bahan bakunya dari petani langsung yang berada di Kampung Aman.
Jumlah bahan baku yang di beli setiap bulannya sebnyak 4 karung. Harga bahan baku yang diperoleh
berkisar Rp. 2.000 / Kg.
2. Alat dan Bahan

Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam proses pengolahan ubi kayu menjadi opak dalah
sebagai berikut :

1. Ubi kayu ( singkong )

2. Pisau

3. Parut / gilingan ubi kayu

4. Ember

5. Kompor

6. Garam

7. Tumbar

3. Proses Dalam Produksi

Kegiatan produksi opak singkong mulai bahan baku mentah sampai siap dijual melalui beberapa
tahapan, sebagai berikut:

a. Pembuatan Opak

Siapkan singkong (ubi kayu) dan kupas kulit singkong sampai bersih dari kulit singkong yang keras.
Siapkan panci kukus yang berisi air diatas api yang sedang, tunggu sampai air yang didalam panci
kukus tersebut mendidih. Siapkan sebuah alat parut kelapa yang bersih, parut semua singkong yang
sudah dikupas kulitnya tadi dan masukkan kedalam panci kukus yang sudah mendidih, setelah semua
parutan singkong masuk kedalam panci kukus, tutup panci kukus dengan penutupnya, tunggu sampai
singkong empuk. Setelah singkong empuk, angkat semua singkong dari panci kukus dan masukkan
kedalam sebuah wadah, masukkan garam secukupnya kedalam singkong yang empuk tadi, kemudian
aduk singkong dengan alat pengaduk sampai garam yang dimasukkan kedalam singkong tadi dapat
merata.

b. Pencetakan Opak dalam wadah

Siapkan wadah penjemur (tampah = dalam bahasa Melayu yang terbuat dari plastik atau rotan), oleskan
sedikit minyak di atas wadah penjemur agar ketika singkong sudah kering pada saat diambil tidak
melengket di wadah penjemurnya. Kemudian, ambil singkong sesuai keinginan dan letakkan diatas
wadah penjemur, pipihkan dengan menggunakan garpu sampai tipis agar cepat kering dan tekstur nya
ketika dimakan menjadi renyah dan tidak keras. Setelah semua singkong dipipihkan dan diletakkan di
wadah penjemur, jemur singkong di bawah terik matahari sampai singkong kering dan siap untuk
digoreng.

c. Proses Penggorengan Opak


Luas
Diameter
Parameter Lama
(cm) Derajat
No Perlakuan Penggo-
(cm) pengembangan
rengan
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
warna tekstur
Digoreng Digoreng Digoreng Digoreng

1 Suhu awal 7 9.5 38.5 70.9 45.69% 2 3 4.5 menit


sebelum
2 minyak 7.2 8.5 40.73 56.76 28.24% 2 3
mendidih
3 6.5 8 33.2 50.28 33.96% 2 3

4 7 8.8 38.5 60.8 36.67% 2 3

5 7.2 8.5 40.73 56.76 28.24% 2 3

1 Suhu awal 6.7 9 35.27 63.64 44.57% 1 2 55 detik


setelah
2 minyak 7.5 10 44.2 78.57 43.74% 1 2
mendidih
3 7 9 38.5 63.64 39.50% 2 2

4 7.5 9 44.2 63.64 30.54% 2 2

5 7.6 8.5 45.38 56.76 20.04% 2 2

Keterangan :

Kekerasan : Warna :

1. Tidak kasar Coklat muda

2. Agak kasar Coklat

3. Kasar Coklat keputihan

4. Sangat kasar

d. Penggorengan Opak Singkong


Setelah singkong kering, siapkan wajan penggorengan yang berisi minyak goreng diatas api sedang.
Goreng semua opak singkong sampai matang dan tiriskan opak singkong dari minyak. Kemudian siapkan
panci diatas api sedang dan masukkan air secukupnya untuk mencairkan gula merah, masukkan gula
merah kedalam panci tunggu sampai gula merahnya mencair dan mengental, jangan lupa utuk
mengaduknya agar gula merah nya tidak gosong. Setelah gula merah nya mencair dan opak tadi sudah
kering dari minyak, ambil gula merah dengan menggunakan garpu atau sendok kemudian taburkan
cairan gula merah ke atas sisi opak sesuai selera.

e. Pengemasan

Sebelum dikemas opak singkong didinginkan, lalu dimasukan dalam kantong plastik. Dalam Usaha Opak
singkong dilakukan dengan 1 bentuk pengemasan saja yaitu pengemasan dengan kantong plastik ukuran
sedang. Harga perkantong Rp 5.000 dengan isi 5 biji opak.

f. Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan penyaluran hasil produksi dari tingkat produsen ke tingkat
konsumen. Berdasarkan hasil praktek umum mengenai sistem pemasaran opak singkong
dalam memasarkan produknya pemilik usaha (Ibu Rahmawati) langsung menjualnya ke
konsumen dengan harga Rp 1.000/biji.

4. Faktor-Faktor Produksi

Dalam pembuatan opak ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain :

a. Faktor Cuaca

Pembuatan kerupuk udang sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, karena dalam proses penjemuran
kerupuk membutuhkan panas matahari yang cukup dan teratur. Jika dalam proses penjemuran
(pengeringan) opak tidak kering atau masih basah maka hal tersebut akan menghambat kegiatan
produksi, karena kita tidak bisa berproduksi yang akhirnya akan membuat kita kehilangan keuntungan
dan mengecewakan pelanggan.

b. Faktor modal dan tenaga kerja

Di dalam mengerjakan pembuatan kerupuk udang memang kita tidak membutuhkan tenaga kerja yang
terlalu banyak, tetapi terkadang kita membutuhkan tenaga kerja, karena jika ada karyawan yang cuti
kerja kita sudan mempunyai penggantinya, dalam hal ini akan membutuhkan modal lagi. Dari hasil
penjualan opak ada yang dijual seharga Rp. 500,- ada juga yang Rp. 1.000,- namun ada juga yang dijual
persatuan / eceran. Sekarang ini sudah banyak sekali penjual opak dengan berbagai kualitas dan
merknya masing-masing.

Untuk itu dalam memproduksi opak kita harus mengolahnya dengan baik, dengan tidak menghilangkan
cita rasa yang enak, memperhatikan mutu serta tidak mengubah hasil / bentuk dari opak yang sudah
kita hasilkan.
c. Analisis SWOT.

1) Strength ( kekuatan)

Kekuatan dari produk ini ialah :

a) Menjual produk untuk semua kalangan masyarakat .

b) Harga terjangkau.

c) Bahan produk terjamin sehat dan higienis.

2) Weaknes (Kelemahan).

Kelemahan dari produk ini :

a) Tidak dapat tahan lama

b) Produknya mudah di tiru

c) Pemasaran cukup lama.

3) Oportunity (Peluang)

a) Harga murah

b) Banyak yang menyukai produk ini

4) Thereath (Ancaman)

Adanya pesaing yang menjual produk dengan harga yang tidak terlalu mahal.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia terkenal dengan Negara agraris, dengan berbagai macam jenis pertanian yang di hasilkan.
Misalnya karet, ubi kayu, padi, jagung dan lain –lain. Di Indonesia tanaman ubi kayu sangat mudah
dijumpai, karena penanamannya yang tidak sulit.Ubi kayu disebut pohon kehidupan, karena semua
bagian dari singkong dapat di manfaatkan untuk kehidupan, misalnya:

1. Daun ubi kayu dapat di manfaatkan untuk sayur atau untuk pakan ternak.

2. Batang ubi kayu yang sudah kering dapat dimanfaatkan untuk kayu bakar.
3. Ubi kayunya dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, diantaranya kerupuk (opak)ubi kayu,
getuk lindri, lemet, kripik, ubi goreng maupun rebus, onde – onde dan masih banyak lainnya.

Karena ubi kayu dapat di olah menjadi berbagai jenis makanan, maka ubi kayu dapat di jadikan sebagai
alternatif untuk menambah penghasilan sehari – hari atau untuk indstri kecil. Harga ubi kayu yang tidak
terlalu mahal sehingga masih terjangkau oleh semua kalangan, dan penulis memberi solusi untuk
membuat kerupuk (opak) dari ubi kayu melalui praktik pembinaan program kepemudaan di bidang
industri.

Opak singkong adalah salah satu jenis makanan khas Wonosobo, bagi sebagian orang jawa, singkong
atau ketela pohon sudah tak jauh beda dengan nasi, karena banyak orang jawa yang menjadikan
singkong sebagai alternatif makanan pokok selain nasi, tak heran jika kemudian singkong ini banyak
diolah menjadi berbagai macam makanan yang lebih enak dan lebih menarik.

B. Saran

Dalam upaya pemasaran opak, sebaiknya produsen memperbanyak bahan baku dalam produksi opak,
mengetahui bahwa opak sangat laris dalam pemasarannya, sehingga kadang tidak mencukupi
permintaan konsumen

Anda mungkin juga menyukai