Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PRAKTIK

PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN TENTANG


PEMANFAATAN UBI KAYU SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN OPAK

DI SUSUN OLEH :

NAMA : PAIJA
NIM : 856763459
DOSEN : GUNAWAN S,Pd. M.Pd
PROGRAM STUDI : S1-PGSD
MASA REGISTRASI : 2021.2
POKJAR : SUMBER MARGA TELANG
KABUPATEN : BANYUASIN
UPBJJ-UT : PALEMBANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktik program pembinaan kepemudaan tentang Pembuatan pemanfaatan ubi kayu sebagai bahan pembuatan
opak Desa Terusan Muara kecamatan Sumber Marga Telang kab.Banyuasin
Nama : Paija

Nim : 856763459

Mata Kuliah : PDGK 4306/Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Program Studi : S1 PGSD

Pokjar : Marga Telang

Masa Registrasi : 2020/2021.2

UPBJJ/UT : 18/Palembang

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Tutor Pembimbing, Mahasiswa,

Gunawan, S.Pd., M.Pd Paija

Nip.198510242014081001 Nim.856763459

Pemilik Usaha/Ketua Kelompok,

Ros
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nyalah laporan yang berjudul
“Praktik Pembinaan Program Kepemudaan Tentang Pemanfaatan Ubi Kayu sebagai Pembuatan
Opak Di Desa Terusan Muara Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin ini dapat
penulis selesaikan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
(PBK) yang merupakan salah satu Mata Kuliah SI PGSD Semester I (satu). Dalam penulisan laporan
ini, penulis selalu berkonsultasi dengan tutor, dan pihak-pihak yang terkait, dengan maksud agar laporan
ini berbobot dan tersusun dengan baik.

Untuk itu, ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan bimbingan pemikiran dan saran serta masukan yang mendukung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari pembaca yang budiman senantiasa kami harapkan. Semoga laporan Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan (PBK) ini bermanfaat bagi peningkatan pendidikan dan peningkatan
kemampuan sebagai guru.

Terusan Muara, November 2021


Penulis,

PAIJA
NIM. 856763459
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………… i
Lembar Pengesahan………………………………………………………… ii
Lembar Identitas……………………………………………………………. iii
Kata Pengantar……………………………………………………….……... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………....……………………………….…..... 1
B. Tujuan Umum………….……………………………………………. 2
C. Tujuan Khusus……….……………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Sekilas Tentang Singkong…….………………………………….….. 4
B. Opak…………….……………………………………………….…… 5
C. Pemasaran……...…………..………………….………………..…… 6
D. Konsep Pemasaran……………………………………....…………… 7
BAB III TEMUAN DAN HASIL PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan/Pelatihan…………………………...... 8
1. Tempat Pelaksanaan Pelatihan………………………………………… 9
2. Waktu Pelaksanaan Pelatihan…………………………………............ 10
3. Strategi dan Deskripsi Kegiatan…………………………………......... 11
B. Materi Kegiatan Pelaksanaan…………………….…..………….…….. 12
1. Proses pembuatan Opak…………………….……………….……...… 13
2. Alat dan Bahan……………………….……….……………......…….. 14
3. Proses dalam Produksi…………….……….……………….….….….. 15
4. Faktor-faktor Produksi………………………………………..………. 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…….…………………………………………................... 17
B. Saran …………………………………………..………….………...... 18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..…………….. 19
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu SDM yang paling penting adalah generasi muda, mereka adalah penerus bangsa yang
bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa ini dan yang akan memberikan warna bagi masa depan
bangsa Indonesia. Namun saat ini tingkat pengangguran di kalangan pemuda Indonesia sangat
memprihatinkan. Dari hasil pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran
kelompok usia produktif ini mencapai 60,5 persen dari jumlah pemuda yang ada. Jika tidak segera
dilakukan langkah-langkah yang tepat, angka pengangguran ini akan terus meningkat dan akan menjadi
sumber persoalan sosial di masyarakat, seperti kriminalitas, premanisme, narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif. Hal ini tidak saja merugikan diri mereka sendiri tetapi juga orang lain, selain itu citra bangsa
Indonesia di mata dunia Internasional juga dipertaruhkan.
Berbagai masalah tersebut salah satunya merupakan dampak dari banyaknya jumlah pengangguran yang
ada di Indonesia. Oleh karena itu untuk mengurangi dampak tersebut maka dibutuhkan kerjasama antara
semua pihak untuk mengatasinya. Salah satunya dengan cara melakukan gerakan pembinaan kepemudaan,
dengan kegiatan tersebut diharapkan mereka dapat menyalurkan bakat dan minat untuk melakukan kegiatan
yang positif yang berguna untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Namun selama ini peran Lembaga
Kepemudaan belum dapatberperan aktif dan belum menampakkan hasil yang nyata dalam pembangunan,
padahal pemudaadalah generasi penerus dan berpotensi besar dalam pembangunan daerah karena usianya
yang produktif.
Setelah diperlakukannya Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, terjadi
perubahan yang mendasar dalam bidang pemerintahan, dari pemerintah yang bersifat sentralistik ke
desentralisasi. Dengan perubahan tersebut maka pemerintahan daerah memiliki peran yang sangat penting
sehingga memerlukan sumber daya yang berkualitas agar sumber daya yang ada disuatu daerah dapat
dikelola dengan baik.
Undang-Undang Pangan No.7 Tahun 1996 memberikan definisi ketahanan pangan sebagai kondisi
terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup,
baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Sementara USAID (1992) mendefinisikan
ketahanan pangan sebagai satu kondisi dimana masyarakat pada satu yang bersamaan memiliki akses yang
cukup baik secara fisik maupun ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dietary dalam rangka untuk
peningkatan kesehatan dan hidup yang lebih produktif. Perbedaan mendasar dari dua definisi ketahanan
pangan tersebut yaitu pada UU No 7/1996 menekankan pada ketersediaan, rumah tangga dan kualitas (mutu)
pangan.
Banyak orang makan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, atau memenuhi kebutuhan
tubuhnya untuk mendapat asupan energi. Beberapa orang mungkin telah menyadari akan peran makanan
sebagai pemenuh kebutuhan gizi. Nampaknya bahan pangan tak hanya bermanfaat sebagai sumber zat
kimiawi bergizi tetapi kandungan zat kimiawi non gizi nya pun dalam menjaga kesehatan dan kebugaran
tubuh manusia sangat strategis.
Peran komponenkomponen bioaktif ini bagi kesehatan tubuh manusia mendapat banyak sorotan ahli
pangan dunia dalam dua dasawarsa terakhir ini. Terutama, sejak para pakar Jepang meluncurkan
konsep yang aslinya dikenal sebagai FOSHU ( Food for Specified Health Use) dan saat ini dikenal
dengan sebutan `Pangan Fungsional` (functional foods). Fungsi bahan pangan tidak lagi ada dua tetapi
menjadi tiga, yaitu: segi nutrisi, citarasa dan kemampuan fisiologis aktifnya. Bila kita tengok lebih
jauh lagi fungsi pangan yang terakhir ini bukanlah hal baru dalam dunia kuliner. Konsep pangan
fungsional yang menawarkan konsumen untuk dapat mencapai kemandirian dalam menata kesehatan
tubuhnya sendiri demi kebahagiaan di kelak kemudian hari merupakan daya tarik yang sangat diminati oleh
banyak orang yang telah mampu masuk dalam era memikirkan hari esok.
Pemuda sebagai salah satu modal dasar pembangunan perlu dihimpun dan dibina agar mereka mampu
berperan aktif dalam pembangunan didaerahnya. Karena pemuda adalah generasi penerus yang berpotensi
besar dalam suatu pembangunan dan dapat mengembangkan kreatifitas melalui pelatihan pelatihan dalam
bidang tertentu.
Untuk membantu para pemuda agar terus meningkatkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya
maka diperlukan konsep yang tepat dalam lembaga kepemudaan agar termotivasi untuk maju. Program-
program yang dapat diciptakan guna meningkatkan partisipasi pemuda dapat berupa keterampilan,
kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan. Apabila Lembaga Kepemudaan tersebut dapat dikelola dan
dikembangkan dengan baik, maka akan menghasilkan sesuatu yang sangat berguna untuk kemajuan daerah.
Namun apabila tidak dikelola dengan baik dan diarahkan, maka potensi besar dari pemuda tidak akan
memberikan apa – apa. Dengan adanya Kegiatan Kepemudaan ini diharapkan para pemuda dapat berperan
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak hanya pada jalur formal tetapi juga melalui jalur
non formal salah satunya melalui lembaga kepemudaan yaitu Karang Taruna.
Penduduk Indonesia terkenal dengan Negara agraris, dengan berbagai macam jenis pertanian yang di
hasilkan. Misalnya karet, ubi kayu, padi, jagung dan lain –lain
Di Indonesia tanaman ubi kayu sangat mudah dijumpai, karena penanamannya yang tidak sulit. Ubi kayu
disebut pohon kehidupan, karena semua bagian dari singkong dapat di manfaatkan untuk kehidupan,
misalnya:
1. Daun ubi kayu dapat di manfaatkan untuk sayur atau untuk pakan ternak.
2. Batang ubi kayu yang sudah kering dapat dimanfaatkan untuk kayu bakar.
3. Ubi kayunya dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, diantaranya kerupuk (opak) ubi kayu, getuk
lindri, lemet, keripik, ubi goreng maupun rebus, onde – onde dan masih banyak lainnya.
Ubi kayu memiliki manfaat yang cukup tinggi salah satunya sebagai antioksidan yang sangat dibutuhkan
manusia. Namun, kebiasaan manusia biasa mengolahnya hanya sebagai panganan rumah yang dapat
dinikmati dengan cara direbus, padahal ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai makanan lezat yang memiliki
nilai tambah tersendiri.
Pemerintah kepenghuluan Pematang Sikek dalam menyikapi ketahanan pangan mengatakan bahwa usaha
penganeragaman pangan sangat penting artinya untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan
pangan pokok saja. Misalnya dengan mengubah ubi kayu menjadi berbagai bentuk pangan olahan pangan
yang mempunyai rasa khas dan tahan lama disimpan, baik sebagai makanan pokok maupun makanan ringan.
Usaha ini di maksudkan dalam rangka mengurangi ketergantungan komsumsi pada beras. Hal ini sejalan
dengan program yang menjadi program utama pembangun pertanian.
Karena ubi kayu dapat di olah menjadi berbagai jenis makanan, maka ubi kayu dapat di jadikan sebagai
alternatif untuk menambah penghasilan sehari – hari atau untuk indstri kecil. Harga ubi kayu yang tidak
terlalu mahal sehingga masih terjangkau oleh semua kalangan, dan penulis memberi solusi untuk membuat
kerupuk (opak) dari ubi kayu melalui praktik pembinaan program kepemudaan di bidang industri.
B. Tujuan Umum
Tujuan umum praktik pembinaan kepemudaan ini ialah:
1. Menambah pengetahuan pada masyarakat / pembaca mengenai berbagai macam industri kerajinan rumah
tangga.
2. Mengembangkan sumber daya yang ada di daerah tempat tinggal
3. Mengetahui cara membuka bidang usaha.
C. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari praktik pembinaan kepemudaan ini ialah:
1. Sebagai syarat melengkapi tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan kemasyarakatan (PBK)
semester I program S1 PGSD-UT
2. Untuk menambah pengetahuan
3. Memberikan wawasan kepada para pembaca
4. Masyarakat / pembaca dapat mengembangkan usaha dengan memanfaatkan sumber daya di
daerah tempat tinggal kita.
5. Mampu meningkatkan perekonomian keluarga
6. Dapat mengolah dan memanfaatkan kekayaan yang ada di daerahnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sekilas tentang Singkong


Singkong merupakan Produk Pertanian yang cocok untuk di jadikan unit bisnis karena manfaat yang di
peroleh komoditi tersebut cukup banyak dan bermanfaat melihat pangsa pasar yang cukup menggiurkan atas
bahan baku singkong. Singkong ( Manihot esculenta) yang di kenal juga Ktela pohon atau Umbi kayu,
adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai
makanan pokok penghasil Karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Keberadaan Singkong (Manihot
esculenta) pada awalnya banyak ditemukan tumbuh liar di hutan, kebun sendiri, bahkan tumbuh
disembarang tempat. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat, maka beberapa singkong
dibudidayakan di Indonesia. Sebagai bahan makanan, singkong memiliki kelebihan dibandingkan dengan
bahan makanan lainnya. Kelebihan singkong terletak pada kandungan karbohidrat, lemak, Protein, kalori,
fosfor dan cita rasanya yang lezat.
Selain memiliki rasa yang enak, Singkong juga bergizi tinggi. Kandungan vitamin B1, B2, C dan asam
nitikonat. Presentasi tersebut menunjukkan kandungan karbohidrat singkong setara dengan Karbohidrat yang
terkandung di dalam beras ketika beras tersebut di masak.
Singkong ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk penyakit Rabun Senja, Rematik, Asam Urat,
Pegel Linu . Di samping itu, singkong juga dipercaya mampu sebagai anti oksidan, antikanker, antitumor
dan menambah nafsu makan.
Singkong ditanam di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810. Singkong merupakan tanaman yang penting
bagi negara beriklim Tropis seperti Indonesia. Di Indonesia, singkong menjadi salah satu tanaman yang
banyak ditanam hampir di seluruh wilayah dan menjadi sumber karbohidrat utama setelah beras dan jagung.
Daerah penghasil singkong. terbesar di Indonesia terletak di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Singkong
disebut juga ubi kayu atau ketela pohon. Singkong memiliki kandungan pati yang tinggi sebagai sumber
karbohidrat. Polimer alam berupa serat, termasuk di dalamnya selulosa telah banyak dimodifikasi melalui
modifikasi kimia.

Kandungan gizi yang terdapat dalam singkong sudah kita kenal sejak dulu. Umbi singkong merupakan
sumber energi yang kaya karbohidrat namun miskin akan protein. Selain umbi akar singkong banyak
mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Berbagai macam upaya penanganan singkong yang telah
banyak dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan baik basah maupun
kering. Selain sebagai bahan makanan pokok, banyak macam produk olahan singkong yang telah
dimanfaatkan oleh masyarakat kita antara lain adalah tape singkong, enyek-enyek singkong, opak, tiwul,
kerupuk singkong, keripik singkong, kue, dan lain-lain. Selain itu umur singkong juga sangat berpengaruh
terhadap penampilan, mutu dan rasa dari singkong tersebut. Maka dari itu proses penyimpanan singkong
juga harus diperhatikan agar tidak mempengaruhi produk yang dihasilkan.
Sebenarnya, prospek pengembangan usaha singkong di Indonesia cukup menjanjikan. Dalam beberapa
tahun terakhir, minat masyarakat dalam mengonsumsi singkong juga semakin meningkat dan terus
meningkat dari tahun ke tahun . Hal ini dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin
memilih gaya hidup sehat secara vegetarian. Dari segi bisnis, usaha singkong sangat menguntungkan. Hal ini
disebabkan waktu panen singkong yang relatif singkat yakni 1 sampai 5 bulan. Peluang pasar singkong tidak
terbatas pada singkong segar saja, tetapi meliputi produk olahan seperti singkong siap saji, kripik singkong,
dan lain sebagainya.

Kandungan Gizi Singkong per100 g


Banyak dalam (per 100 g )
No Unsur Singkong Singkong
putih kuning
1 Kalori (kal) 146,00 157,00
2 Protein (g) 1,20 0,80
3 Lemak (g) 0,30 0,30
4 Karbonhidrat (g) 34,70 37,90
5 Kalsum (Mg) 33,00 33,00
6 Fostur (Mg) 40,00 40,00
7 Zat besi (mg) 0,70 0,70
8 Vitamin A (s1) 0 385,00
9 Vitamin B1 (mg) 0,60 0,60
10 Vitamin C (Mg) 30,00 30,00
11 Air (g) 62,50 60,00
12 Bagian,dapat 75,00 75,00
dimakan (%)

B. Opak
Opak adalah snack kering renyah sejenis dengan kerupuk Khas Sunda, Jawa Barat. Opak berbeda bahan
dasarnya dari kerupuk. Kerupuk terbuat dari tepung tapioka, sedangkan opak terbuat dari tepung beras yang
diberi bumbu garam, gula, dan bumbu penyedap.
Opak singkong adalah salah satu jenis makanan khas Wonosobo, bagi sebagian orang jawa, singkong atau
ketela pohon sudah tak jauh beda dengan nasi, karena banyak orang jawa yang menjadikan singkong sebagai
alternatif makanan pokok selain nasi, tak heran jika kemudian singkong ini banyak diolah menjadi berbagai
macam makanan yang lebih enak dan lebih menarik.
C. Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan
barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut
disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung
berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang
berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakan pemasaran berarti bekerja
dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci
kesuksesan dari suatu perusahaan
Menurut Stanton (2001), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa
yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
D. Konsep Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya
cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing
concept).
Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/ pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume
untuk kepentingan volume itu sendiri.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara
organisasi.
Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba,
atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan
konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan
adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya.
Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen
terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.

BAB III
TEMUAN DAN HASIL PELAKSANAAN

A. Tempat dan waktu pelaksaan/pelatihan


1. Tempat Pelaksaan pelatihan
Adapun tempat dan sarana pelaksaan peraktik pembinaan program kepemudaan membuat Opak dari
singkong adalah dirumah salah satu warga belajar tepatnya dirumah praktikan yang beralamat desa
Terusan Muara Kecamatan Sumber Marga Telang.
2. Waktu pelaksaan/pelatihan
Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 8 kali pertemuan selama 2 hari dalam satu minggu yaiu setiap hari
selasa dan hari kamis mulai tanggal 4 sampai 27 November 2021,dimulai pada pukul 14.00 WIB
samapai selesai 16.00 WIB.

3. Strategi dan Deskritif Kegiatan


No Pertemuan Tanggal Tempat Materi Waktu
1 I 04 Dirumah Sosisalisasi dan konsultasi 14.00-
november dengan warga desa terusan 16.00
2021 muara untuk pelatihan
pengenalan dengan WB dan
pedataan WB
2 II 06 Dirumah Visitasi/sosisalisasi program 14.00-
november (penggambaran) Tanya 16.00
2021 jawab dengan WB mengenal
materi praktek yang akan
dilaksana
3 III 11 Dirumah Penjelasaan secara rinci alat- 14.00-
november alat secara yang harus 16.00
2021 disediakan untuk membuat
opak dari singkong
4 IV 13 Dirumah Penjelasaan secara rinci 14.00-
november bahan-bahan secara yang 16.00
2021 harus disediakan untuk
membuat opak dari singkong
5 V 18 Dirumah Belanja alat-alat dan bahan- 14.00-
november bahan untuk pembuatan 16.00
2021 singkong
6 VI 20 Dirumah Menjelaskan langkah- 14.00-
november langkah pembuatan opak 16.00
2021 sekaligus melakukan
demontrasi (praktik pertama)
secara urut
7 VII 25 Dirumah Melakukan demontrasi 14.00-
november 16.00
2021 ( praktik kedua secara urut )
8 VIII 27 Dirumah Evaluasi hasil sekaligus 14.00-
november menyusun laporan praktik 16.00
2021 program pemudahan

B. Materi Kegiatan Pelaksanaan

1. Proses Pembuatan Opak

Dalam pembuatan opak singkong terlebih dahulu menyediakan bahan baku karena ini bahan dasar yang
sangat penting dalam proses produksi. Proses penyediaan bahan dasar merupakan salah satu faktor
produksi yang harus ditempuh dengan melaksanakan pembelian- pembelian bahan dasar tersebut. Usaha
Opak singkong memperoleh bahan bakunya dari petani langsung yang berada di Kampung Aman.
Jumlah bahan baku yang di beli setiap bulannya sebnyak 4 karung. Harga bahan baku yang diperoleh
berkisar Rp. 2.000 / Kg.

2. Alat dan Bahan

Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam proses pengolahan ubi kayu menjadi opak dalah
sebagai berikut :

1. Ubi kayu ( singkong )


2. Pisau
3. Parut / gilingan ubi kayu
4. Ember
5. Kompor
6. Garam
7. Tumbar
3. Proses Dalam Produksi
Kegiatan produksi opak singkong mulai bahan baku mentah sampai siap dijual melalui beberapa
tahapan, sebagai berikut:

a. Pembuatan Opak

Siapkan singkong (ubi kayu) dan kupas kulit singkong sampai bersih dari kulit singkong yang
keras. Siapkan panci kukus yang berisi air diatas api yang sedang, tunggu sampai air yang didalam panci
kukus tersebut mendidih. Siapkan sebuah alat parut kelapa yang bersih, parut semua singkong yang
sudah dikupas kulitnya tadi dan masukkan kedalam panci kukus yang sudah mendidih, setelah semua
parutan singkong masuk kedalam panci kukus, tutup panci kukus dengan penutupnya, tunggu sampai
singkong empuk. Setelah singkong empuk, angkat semua singkong dari panci kukus dan masukkan
kedalam sebuah wadah, masukkan garam secukupnya kedalam singkong yang empuk tadi, kemudian
aduk singkong dengan alat pengaduk sampai garam yang dimasukkan kedalam singkong tadi dapat
merata.

b. Pencetakan Opak dalam wadah

Siapkan wadah penjemur (tampah = dalam bahasa Melayu yang terbuat dari plastik atau rotan),
oleskan sedikit minyak di atas wadah penjemur agar ketika singkong sudah kering pada saat diambil
tidak melengket di wadah penjemurnya. Kemudian, ambil singkong sesuai keinginan dan letakkan
diatas wadah penjemur, pipihkan dengan menggunakan garpu sampai tipis agar cepat kering dan tekstur
nya ketika dimakan menjadi renyah dan tidak keras. Setelah semua singkong dipipihkan dan diletakkan
di wadah penjemur, jemur singkong di bawah terik matahari sampai singkong kering dan siap untuk
digoreng

c. proses penggorengan opak

Melakukan Diameter (cm) Luas (cm) Derajat Parameter Lama


pengemba penggor
ngan engan
Sebelum di Setelah Sebelum Setelah Warna tekstu
goreng di di goreng di goreng r
goreng
7 9.5 38.5 70.9 45,69% 2 3 4,5
Lama proses menit
sebelum 7,2 8.5 40.73 56.76 28,24% 2 3
minyak
mendidih 6,5 8 33.2 50.28 33,96% 2 3

7 8.8 38.5 60.8 36,67% 2 3

7,2 8.5 40.73 56.76 28,24% 2 3

6,7 9 35,27 63,64 44,57% 1 2

7,5 10 44,2 78,57 43,74% 1 2


Lama proses 5,5 detik
sebelum 7 9 38,5 63,64 39,50% 2 2
minyak
mendidih 7,5 9 44,2 63,64 30,54% 2 2
7,6 8,5 45,38 56,76 20,04% 2 2

d. Penggorengan Opak Singkong


Setelah singkong kering, siapkan wajan penggorengan yang berisi minyak goreng diatas api sedang.
Goreng semua opak singkong sampai matang dan tiriskan opak singkong dari minyak. Kemudian
siapkan panci diatas api sedang dan masukkan air secukupnya untuk mencairkan gula merah, masukkan
gula merah kedalam panci tunggu sampai gula merahnya mencair dan mengental, jangan lupa utuk
mengaduknya agar gula merah nya tidak gosong. Setelah gula merah nya mencair dan opak tadi sudah
kering dari minyak, ambil gula merah dengan menggunakan garpu atau sendok kemudian taburkan
cairan gula merah ke atas sisi opak sesuai selera.
e. Pengemasan
Sebelum dikemas opak singkong didinginkan, lalu dimasukan dalam kantong plastik. Dalam Usaha
Opak singkong dilakukan dengan 1 bentuk pengemasan saja yaitu pengemasan dengan kantong plastik
ukuran sedang. Harga perkantong Rp 5.000 dengan isi 5 biji opak.
f. Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan penyaluran hasil produksi dari tingkat produsen ke
tingkat konsumen. Berdasarkan hasil praktek umum mengenai sistem pemasaran opak singkong dalam
memasarkan produknya pemilik usaha (Ibu Rahmawati) langsung menjualnya ke konsumen
dengan harga Rp 1.000/biji.
4. Faktor-Faktor Produksi
Dalam pembuatan opak ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain :
a. Faktor Cuaca
Pembuatan kerupuk udang sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, karena dalam proses penjemuran
kerupuk membutuhkan panas matahari yang cukup dan teratur. Jika dalam proses penjemuran
(pengeringan) opak tidak kering atau masih basah maka hal tersebut akan menghambat kegiatan
produksi, karena kita tidak bisa berproduksi yang akhirnya akan membuat kita kehilangan keuntungan
dan mengecewakan pelanggan.
b. Faktor modal dan tenaga kerja
Di dalam mengerjakan pembuatan kerupuk udang memang kita tidak membutuhkan tenaga kerja
yang terlalu banyak, tetapi terkadang kita membutuhkan tenaga kerja, karena jika ada karyawan yang
cuti kerja kita sudan mempunyai penggantinya, dalam hal ini akan membutuhkan modal lagi. Dari hasil
penjualan opak ada yang dijual seharga Rp. 500,- ada juga yang Rp. 1.000,- namun ada juga yang
dijual persatuan / eceran. Sekarang ini sudah banyak sekali penjual opak dengan berbagai kualitas dan
merknya masing-masing.
Untuk itu dalam memproduksi opak kita harus mengolahnya dengan baik, dengan tidak
menghilangkan cita rasa yang enak, memperhatikan mutu serta tidak mengubah hasil / bentuk dari opak
yang sudah kita hasilkan.
c. Analisis SWOT.
1) Strength ( kekuatan)
Kekuatan dari produk ini ialah :
a) Menjual produk untuk semua kalangan masyarakat .
b) Harga terjangkau.
c) Bahan produk terjamin sehat dan higienis.
2) Weaknes (Kelemahan).
Kelemahan dari produk ini :
a) Tidak dapat tahan lama
b) Produknya mudah di tiru
c) Pemasaran cukup lama.
3) Oportunity (Peluang)
a) Harga murah
b) Banyak yang menyukai produk ini
4) Thereath (Ancaman)
Adanya pesaing yang menjual produk dengan harga yang tidak terlalu mahal.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia terkenal dengan Negara agraris, dengan berbagai macam jenis pertanian yang di hasilkan.
Misalnya karet, ubi kayu, padi, jagung dan lain –lain. Di Indonesia tanaman ubi kayu sangat mudah
dijumpai, karena penanamannya yang tidak sulit.Ubi kayu disebut pohon kehidupan, karena semua
bagian dari singkong dapat di manfaatkan untuk kehidupan, misalnya:
1. Daun ubi kayu dapat di manfaatkan untuk sayur atau untuk pakan ternak.
2. Batang ubi kayu yang sudah kering dapat dimanfaatkan untuk kayu bakar.
3. Ubi kayunya dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, diantaranya kerupuk (opak)ubi kayu,
getuk lindri, lemet, kripik, ubi goreng maupun rebus, onde – onde dan masih banyak lainnya.
Karena ubi kayu dapat di olah menjadi berbagai jenis makanan, maka ubi kayu dapat di jadikan
sebagai alternatif untuk menambah penghasilan sehari – hari atau untuk indstri kecil. Harga ubi kayu
yang tidak terlalu mahal sehingga masih terjangkau oleh semua kalangan, dan penulis memberi solusi
untuk membuat kerupuk (opak) dari ubi kayu melalui praktik pembinaan program kepemudaan di
bidang industri.
Opak singkong adalah salah satu jenis makanan khas Wonosobo, bagi sebagian orang jawa, singkong
atau ketela pohon sudah tak jauh beda dengan nasi, karena banyak orang jawa yang menjadikan
singkong sebagai alternatif makanan pokok selain nasi, tak heran jika kemudian singkong ini banyak
diolah menjadi berbagai macam makanan yang lebih enak dan lebih menarik.

B. Saran
Dalam upaya pemasaran opak, sebaiknya produsen memperbanyak bahan baku dalam produksi opak,
mengetahui bahwa opak sangat laris dalam pemasarannya, sehingga kadang tidak mencukupi permintaan
konsumen.

DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A. dan Parjimo. 2007 Budi Daya Singkong: umbi jalar, Jakarta; Agromedia Pustaka

Anonim, 2011. Umbian. www.wikipedia.com/umbian. [Diakses: 24 Oktober 2016]

http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2286355-pengertian-penggorengan/#,diakses pada 25
Oktober 2016

http://sefran-serbaserbikuliah.blogspot.com/2012/03/penggorengan-dan-pemanggangan.html, diakses
pada 25 Oktober 2016

Gould, W. (1996). Unit Operations for the Food Industry. CTI Publication Inc. Maryland

Prihatman, K. 2000. Ketela Pohon/Singkong (Manihot utilissima Pohl).

Sefran. 2012. “Penggorengan dan Pemanggangan”.

Septiwulan, 2010. Kadar Protein pada Tape Singkong. http://digilib.unimus.ac.id. Diakses pada 25
Oktober 2016.

Sugiyono. 2012. “Penggorengan”

Sukma, 2011. Usaha Kripik Singkong. http://repository.usu.ac.id/bitstream Diakses pada tanggal 20


Oktober 2016

Syarief, rizal dan I. Aniez. 1988. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian. Mediyatama Sarana
Perkasa. Jakarta.
No Nama Indentitas Indentitas Indentitas Pekerjaa Minat
pemuda Jenis kelamin Usia Pendidikan n kegiatan
kepemudaan
1 ROS Perempuan 34 SD IRT Praktik
pemanfaatan
2 SIBA Perempuan 33 SPD IRT ubi kayu
sebagai
3 LENI Perempuan 32 SM IRT bahan
pembuatan
4 BIA Perempuan 30 SD IRT opak

5 JIDA Perempuan 35 SMA IRT

6 SIMA Perempuan 45 SD IRT

7 KARMILA Perempuan 38 SMP IRT

DOKUMENTASI FOTO
PROSES PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI OPAK

Ubi kayu yang siap diolah menjadi opak

Proses pencucian ubi kayu

Ubi kayu yang sudah diparut

lalu akan dibentuk lempengan-lempengana opak

Proses Penjemuran Opak

Opak yang sudah kering dan siap untuk digoreng

Proses penggorengan Opak

LAMPIRAN
1.1 PEROSES PENGOPASAN UBI KAYU
1.2 PROSES MENYUCI UBI KAYU SAMPAI BERSI
1.3 PEROSES MEMARUT UBI KAYU
1.4 SELANJUTNYA MEMBIKIN LEPING UBIN
1.5 PROSES MENYETAK LEPENG UBI
1.5 PROSES PENYEMURAN LEPENG UBI
1.6 PROSES SUDAH JADI LEPENG UBI
FORMULIR DATA PRIBADI WARGA BELAJAR
Nama : paija
NIM : 856763459
Tanggal Lahir : 10/07/1969
Tempat Lahir : Muba
Umur : 52
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Terusan Muara
Status Perkawinan : menikah
Pekerjaan : Guru honorer

FORMULIR DATA PRIBADI WARGA BELAJAR

Nama : Ros
Tanggal Lahir : 02/05/1997
Tempat Lahir : Terusan Muara
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Terusan Muara
Status Perkawinan : Istri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

FORMULIR DATA PRIBADI WARGA BELAJAR


Nama : Sibah
Tanggal Lahir : 01 /041993
Tempat Lahir : Terusan Muara
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Terusan Muara
Status Perkawinan : Istri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

FORMULIR DATA PRIBADI WARGA BELAJAR

Nama : leni
Tanggal Lahir : 12 April 1993
Tempat Lahir : Palembang
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Terusan Muara
Status Perkawinan : Istri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

FORMULIR DATA PRIBADI WARGA BELAJAR


Nama : jida
Tanggal Lahir :11 Mei 1992
Tempat Lahir : Terusan Muara
Umur : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Terusan Muara
Status Perkawinan : Istri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

FORMULIR DATA PRIBADI WARGA BELAJAR

Nama : bia
Tanggal Lahir :11 AGUSTUS 1991
Tempat Lahir : Terusan Muara
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Terusan Muara
Status Perkawinan : Istri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

FORMULIR DATA PRIBADI WARGA BELAJAR


Nama : sima
Tanggal Lahir :19 Mei 1987
Tempat Lahir : Terusan Muara
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Terusan Muara
Status Perkawinan : Istri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

FORMULIR DATA PRIBADI WARGA BELAJAR

Nama : jida
Tanggal Lahir :11 Mei 1992
Tempat Lahir : Terusan Muara
Umur : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Terusan Muara
Status Perkawinan : Istri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Anda mungkin juga menyukai