(RKJM)
SDN 3 CIMARGA
TAHUN 2020 - 2023
SDN 3 CIMARGA
Alamat: Kp. Pasiroko Desa Cimarga Kecamatan Cimarga 42361
Kabupaten Lebak
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan …………….................................................................. i
Kata Pengantar ………........................................................................... ii
Daftar Isi ………………………………………………………… iii
BAB. 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang ….…….................................................... 1
B. Landasan Penyusunan RKJM ......................................... 4
C. Tujuan Penyusunan RKJM ……................................ 6
D. Manfaat …………………………………………………. 7
E. Ruang lingkup kegiatan …………………………………. 8
BAB. II ANALISI LINGKUNGAN STRATEGIS
A. Analisi Perkembangan Ekonomi ………….......................... 9
B. Analisi Perkembangan Sosial ………..……........................ 10
C. Analisi Perkembangan Budaya …………............................ 11
D. Analisi Perkembangan Demografi ………………………… 12
E. Analisi Perkembangan Geografi …………………………... 13
BAB. III VISI, MISI DAN TUJUAN
A. Visi ..................................................................................... 14
B. Misi .................................................................................... 15
C. Tujuan ……………………………………………………. 16
BAB. IV IDENTIFIKASI TANTANGAN NYATA ………………….. 17
BAB. V PROGRAM STRATEGIS DAN PELAKSANAAN
A. Program Strategi …………………………………………… 18
B. Strategi Pelaksanaan ………………………………………. 19
BAB. VI HASIL YANG DIHARAPKAN …………………................. 21
BAB. VII PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………….. 22
B. Saran ………………………………………………………….. 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dasar bertujuan memberikan kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan
anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan
menengah (PP 28/1990 pasal3). Sedangkan pendidikan dasar yang diselelnggarakan di
sekolah dasar adalah memberikan bekal kemampuan dasar yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya untuk hidup mandiri serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti
pedidikan lebih lanjut.
Sementara ini hasil pendidikan di Indonesia masiih belum sesuai dengan harapan.
Mutu pendidikan kita masih terus dipertanyakan, belum ada indikasi keberhasilan yang
signifikan dari seluruh usaha yang telah dilakukan. Hal ini terjadi kesenjangan yang
sangat jauh antara output pendidikan dengan harapan masyarakat dan tuntutan
Kurikulum yang di berlakukan.
Dewasa ini tuntutan terhadap peran kepala sekolah tidak lagi sekedar sebagai
administror pendidikan, akan tetapi mengembalikan hakikat kepala sekolah sebagai
manajerial yakni sebagai perencana pelaksanaan dan Evaluasi dalam mengelola
kegiatan. Konsep ini merupakan relative baru yang muncul pada awal tahun 1980-an,
yang sangat dipengaruhi oleh hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa yang
sekolah efektif biasanya memiliki kepala sekolah yang menekankan pentingnya
manejerial dalam satuan pendidikan (Brookover & Lezotte, 1982). Diparuh pertama
tahun 1990-an, perhatian pada kepemimpinan pembelajaran sempat memudar,
digantikan oleh pembahasan diseputar Manajemen berbasis sekolah dan kepemimpinan
Fasilitatif (Lashway, 2002). Namun akhir – akhir ini, kepeminpinan pembelajaran telah
kembali bangkit dengan semakin meningkatnya tuntutan pemenuhan standar akademik
dan perlunya sekolah membuka diri agar accountable (Bertanggung jawab). Sekalipun
sebagian besar pakar sepakat bahwa kepemimpinan pembelajaran mutlak diperlukan
untuk mewujudkan sekolah yang efektif, namun masih jarang yang menjadikan sebagi
prioritas. Misalnya, diantara sekian banyak tugas yang dikerjakan kepala sekolah, hanya
sepersepuluh dari waktu mereka yang dicurahkan untuk kepemimpinan sekolah
(Stronge, 1988). Diantara alas an yang dikutif para pakar atas kurangnya penekanan
pada kepemimipinan pembelajaran adalah kurang adanya pelatihan yang mendalam,
kurangnya waktu, meningkatnya pekerjaan administrasi dan persepsi masyarakat
tentang peran kepala sekolah masih sebagai manajer (Flath, 1989; Fullan, 1991).
Dewasa ini sebagian pemimpin sekolah mencari keseimbangan dalam peran mereka
sebagai manajer – anministartor dan pemimpin pembelajaran.
Kepemimpinan pembelajaran berbeda dengan kepemimpinan seorang
administrator atau manajer sekolah dalam beberapa hal. Kepala sekolah yang
membanggakan diri sebagai administrator biasanya terlalu menyibukkan diri dengan
tugas – tugas manajerial, sementara kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah
melibatkan diri dalam menetapkan tujuan yang jelas, mengalokasikan sumber daya
pembelajaran, mengelola kurikulum, memonitor perencanaan pembelajaran dan
mengevaluasi guru. Pendek kata, kepemimpinan pembelajaran mencerminkan tindakan
– tindakan yang diambil oleh seorang kepala sekolah untuk mendorong pertumbuhan /
perkembangan belajar siswa (Flath,1989). Pemimpin pembelajaran menjadikan kualitas
pembelajaran sebagai prioritas tertinggi sekolah yang berupaya mewujudkan visi ini
menjadim kenyataan..
Belakangan, defidi kepemimpinan pembelajaran diperluas dengan memasukkan
pelibatan yang lebih serius pada urusan terutam dari penyelenggaraan sekolah, yakni
pengajaran / pembelajaran dengan terjadinya pergeseran focus dari mengajar ke belajar,
sebagian pakar mengusulkan Istilah “Learning leader” (Pemimpin belajar /
pembelajaran) menggantikan “Instruktional Leader” (Dufour, 2002).
Berdasarkan kenyataan – kenyataan tersebut diatas perlu dilakukan upaya – upaya
perbaikan. Salah satunya adalah melakukan orientasi penyelenggaraan pendidikan, yaitu
dengan menerapkan konsep pendidikan berorientasi kecakapan hidup (Life Skill).
Melalui pendekatan pendidikan berbasis luas (Broad Base Educated) dan didukung
Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menghadapi hidup dan tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mangatasinya. Kecakapan
hidup dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu:
1. Kecapakan mengenai diri (Self Awareness), kecakapan ini juga disebut
kecakapan personal (Personal Skill) yang meliputi cakupan unsur – unsur
sebagai berikut:
a. Pengahayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota
masyarakat dan Warga Negara;
b. Menayadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki,
sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya
sebagai Individu yang bermanfa’at bagi dirinya sendiri dan
lingkungannya;
2. Kecakapan berpikir rasional, yang mencakup unsur – unsur sebagai berikut:
a. Kecakapan mengenal dan menemukan Informasi (Information Searching).
b. Kecakapan mengolah Informasi (Informastion Processing and secion
making skill); dan
c. Kecakapan memecahkan masalah secara kreatif (Creative Problem solving
skill).
3. Kecakapan Sosial atau Kecakapan antar personal (Inter Personal Skill) yang
mencakup:
a. Kecakapan Komunikasi dengan empati (Communication Skill).
Empati: sikap penuh pengertian dan seni komunikasi di sini bukan sekedar
menaympaikan pesan, tetapi isi dan sampainya pesan di sertai dengan
kesan baik akan menumbuhkan kesan harmonis.
b. Kecakapan kerjasama (Collaboration skill).
4. Kecakapan Akademis (Academic Skill) yang sering disebut kemampuan
berpikir ilmiah dengan cakupan sebagai berikut:
a. Identifikasi Variabel yang menjelaskan hubungan antara Variabel tersebut
(Identiving Variables and Describing Realtionship among them).
b. Merumuskan Hipotesis (Contruktion Hypothesis), serta
c. Merancang dan melaksanakan penelitian (Designing, Implementing and
Research).
5. Kecakapan Vokasional (Vocational Skill), yang sering disebut pula kecakapan
kejuruan. Artinya kecakapan yang diakaitkan dengan bidang pekerjaan
tertentu yang terdapat di Masyarakat.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pengajaran serta cara yang digunkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegitan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan yang terddiri dari: Stnadar Isi, Stndar Proses,
Standar Pengelolaan, standar Pembiayaan, standar Penilaian, Standar Kompetensi
Lulusan, standar Sarana dan Prasarana. Dari kedelapan standar pendidikan tersebut
yaitu standar isi dan stnadar kompetensi Lulusan merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan Kurikulum.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan di susun antara lain agar dapat memberi
kesempatan perserta didik untuk:
1. Belajar untuk ber Iman dan bertaqwa kepada Tuhan Y. M. E;
2. Belajar untuk memahami dan mengahayati;
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif;
4. Belajar untuk hidu bersama dan berguna untuk orang lain, dan
5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
`
BAB. II
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
A. Analisis Perkembangan Ekonomi
Kabupaten lebak adalah salah satu di antara 2 Kabupaten di wilayah Selatan
Provinsi Banten yang tertinggal, salah satu isu pokok dalam perjuangan pembentukkan
Provinsi Banten dengan memisahkan diri dari provinsi Jawa Barat merupakan upaya
pembebasan dari kemisikinan, ketertinggalan dan ketimpangan yang terjadi kabupaten /
Kota. Lahirnya Provinsi Banten bersamaan dengan dimulainya / dilaksanakannya
Otonomi daerah yang memberikan peluang bagi Kabupaten Lebak untuk segera
berbenah diri dan bangkit dari ketertinggalan dengan cara membangun daerahnya
sendiri secara lebih berhasil guna dan berdaya guna sesuai dengan kondisi, potensi dan
peluang yang dimiliki. Dengan menselaraskan aspirasi dan kehendak stekholder di
Kabuapten Lebak dalam kerangka Koordinasi yang harmonis dengan pemerintah
Provinsi Banten.
Untuk melakukan percepatan pembangunan dalam rangka mengejar
ketertinggalan dengan memberdayakan keanekaragaraman potensi yang dimiliki
tentunya sulit diwujudkan bila hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah yang
terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut maka salah satu pilihan yang paling strategis
adalah upaya mendorong dan mengembangkan Investasi.
Peningkatan ekonomi merupakan salah satu dari tujuan percepatan
pembenagunan, yang pada giliranya akanmeningkatkan kesejahteraan rakyat. Akan
tetapi kemajuan ekonomi menjadi tidak bermakna tanpa di imbangi oleh perkembangan
aspek spiritual dari masyarakat. Oleh karena itu penyelenggaraan pemerintahan,
pengeleolaan pembengunan dan tata kehidupan masyarakat perlu dilandasi dengan ke
Imanan dan ke Taqwaan dalam rangka mewujudkan keseimbangan anatar aspek
material dan spiritual.
Cimarga tepatnya berada di kecamatan Cimarga kabupaten Lebak merupakan
sebuah Desa yang masih mengandalakan pertanian dengan system Tadah hujan
sehingga dalam segi Ekonomi Desa Cimarga masih berada dalam garis kemiskinan
karena sebagian besar penduduk bertani, yang menjadi andalan desa Cimarga dari
sektor ekonomi adalah hasil Bumi yaitu: padi, karet, kelapa dan bambu sektor inilah
yang menjadi primadona penduduk Cimarga. Para petani hanya mengandalkan curah
hujan sebagai pengairannya sedangkan apabila musim kemarau masyarakat disana
mengandalkan dari Karet dan kelapa itulah sebabnya Ekonomi masyarakat Cimarga
masih jauh dari harapan. Maka dari itu masyarakat sekitar Lingkungan sekolah harus
dibekali pendidikan yang memadai . Dengan dibekali SDM insyaallah bisamendongkrak
ekonomi masyarakat.
1. 2 Keadaan Siswa
Keadaaan siswa di SDN 3 Cimarga dari tahun ke tahun terjadi peningkatan yang signifikan hal ini Nampak terlihat dari jumlah siswa
yang tiap tahunnya mengalami peningkatan. Keadaan siswa SDN 3 Cimarga dalam tahun ajaran 2019 / 2020 adalah sebagai berikut:
1. Kelas 1 : 36 Orang
2. Kelas 2 : 25 Orang
3. Kelas 3 : 33 Orang
4. Kelas 4 : 33 Orang
5. Kelas 5 : 21 Orang
6. Kelas 6 : 36 Orang
Keadaan siswa di SDN 3 Cimarga pada tahun ajaran 2019 / 2020 terjadi penurun jumlah siswa.
2. Bidang Agama.
a. Melaksanakan kegiatan local keagamaan (BTA dan PHBI)
b. Melaksanakan kegiatan Extra kulikuler Agama dan membuat kaligrafi;
c. Penjaringan dan pembinaan siswa untuk berlatih ngaji dan Adzan;
d. Penggunaan seragam sekolah dengan berjilbab;
A. Kesimpulan
Pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup (life Skill Education) dengan pendekatan pendidikan berbasis Luas (Broad Based
Education) adalah suatu konsep terbuka sehingga akan terus menerus mengalami perubahan penyempurnaan sesuai dengan perkembangan
kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan serta teknologi.
Kegiatan pendidikan kecakapan hidup ini selayaknya mendapat perhatian dan partisipasi aktif dari semua pengelola dan lembaga
kependidikan yang terkait sehingga program yang mengarah pada kecakapan hidup ini akan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan, yang
mana hasilnya dimaksud akan bisa terlihat dalam jangka waktu dekat maupun jangka panjang 20 tahun mendatang. Peranan positif dari
pengelola dan pengamat pendidikan berperan sangat penting dalam memajukan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Dengan adanya program kerja kepala Sekolah ini diharpkan dapat mencapai semua tujuan baik dalam kerja jangka pendek maupun jangka
menengah secara sempurna. Program kerja kepala sekolah SDN 3 Cimarga disusun dengan mencoba mengadaptasi terhadap tuntutan normative
konstektual dengan berbagai kekurangan baik materi program maupun pelaksanaannya.
B. Saran
Dengan adanya program kerja ini diharapkan dapat mencapai semua tujuan baik dalam kerja jangka pendek maupun jangka menengah
secara sempurna. Program kerja kepala sekolah SDN 3 Cimarga disusun dengan mencoba mengadaptasi terhadap tuntutan normative
konstektual dengan berbagai kekurangan baik materi program maupun pelaksanaannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi evaluasi dan penyempurnaan di masa dating.
Akhirnya kita tawakal kepada Allah SWT agar senantiasa kita berikan petunjuk dan kekuatan untuk istiqomah dalam melaksanakan
program yang telah disusun ini, Amiin.
PELINDUNG
KEPALA SEKOLAH
GURU KELAS 1 GURU KELAS 2 GURU KELAS 3 GURU KELAS 4 GURU KELAS 5 GURU KELAS 6 GURU PAI & BTA
B. MASUK KELAS
1. Siswa segera berbaris di depan kelas ketika bel tanda masuk kelas telah berbunyi
2. Ketua kelas menyiapkan barisan dan mengatur giliran masuk kelas.
3. Siswa masuk kelas dengan tertib dan duduk di tempatnya masing – masing.
4. Siswa masuk kelas dalam keadaan bersih (Rambut, Gigi, Kuku & pakaian) rapih dan
sehat.
C. DALAM KELAS
1. Sebelum pelajaran dimulai siswa berdo’a yang dipimpin oleh ketua kelas.
2. Memberikan salam sebelum pelajaran dimulai.
3. Pada saat pembelajaran siswa harus tertib,
4. Siswa tidak boleh meninggalkan kelas sebelum mendapat Izin dari Guru.
D. WAKTU ISTIRAHAT
1. Pada saat bel tanda istirahat berbunyi siswa keluar kelas denga tertib.
2. Siswa tidak boleh berada dalam kelas
3. Pada saat istirahat siswa tidak diperkenankan meninggalkan sekolah tanpa seizing
Guru kelasnya.
4. Ketika istirahat jika membeli makanan / jajanan, pembungkusnya harus dibuang ke
temapt sampah yang telah disediakan.
5. Pada saat bel masuk berbunyi, siswa masuk ke kelas dengan tertib.
E. WAKTU PULANG
1. Ketika bel tanda pulang berbunyi, pelajaran terakhir ditutup dengan do’a bersama
serta memberi salam kepada Guru kelas.
2. Siswa keluar kelas dengan tertib dan langsung pulang menuju rumahnya masing –
masing.