Anda di halaman 1dari 27

EVALUASI DIRI SEKOLAH

( SCHOOL SELF EVALUATION )

1.

Pengantar
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan Departemen Agama (Depag)

telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah


di Indonesia melalui Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP).
SPMP mendefinisikan penjaminan mutu sebagai serangkaian proses dan sistem
yang saling terkait untuk mengumpulkan, menganalisa dan melaporkan data kinerja
pendidik dan tenaga kependidikan, program dan lembaga. Proses penjaminan mutu
mengidentifikasi pencapaian kinerja dan prioritas untuk perbaikan, menyediakan data
untuk pembuatan keputusan berbasis bukti dan membantu membangun budaya
perbaikan yang berkelanjutan. Pencapaian mutu pendidikan berdasarkan SPMP dikaji
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Model ini mengetengahkan

pengkajian mutu dan metode analisa data seperti diagram dibawah ini:
Sebagai komponen yang vital dalam SPMP, EDS dipandang sebagai dasar bagi
penyusunan rencana pengembangan sekolah untuk peningkatan mutu dan sebagai
penyedia informasi penting dalam sistem manajemen data. Karena itulah EDS menjadi
bagian yang integral dalam penjaminan dan peningkatan mutu. EDS adalah suatu
proses yang memberikan tanggung jawab kepada para pemangku kepentingan untuk
mengevaluasi kemajuan sekolah mereka sendiri dan mendorong sekolah untuk
menetapkan prioritas kebutuhan perbaikan. Walaupun ini merupakan pendekatam
berbasis sekolah, tetapi proses ini juga mengisyaratkan adanya keterlibatan dan
dukungan dari orang-orang yang bekerja dalam berbagai tingkatan, dan hal ini tentu
saja membantu terjaminnya transparansi dan validasi proses.

21

EDS penting karena para pemangku kepentingan:

Merasa memiliki dan mempunyai tanggung jawab untuk pengembangan sekolah


mereka sendiri.

Mengetahui apakah sekolah mereka telah memenuhi standar nasional dan


apakah mereka telah memenuhi kebutuhan setempat dan kebutuhan peserta
didik mereka

Menggunakan

informasi

yang

dikumpulkan

untuk

menyusun

rencana

pengembangan sekolah menuju peningkatan mutu berkelanjutan

Menyediakan informasi bagi sistem untuk memungkinkan diberikannya dukungan


yang terarah dan memadai berdasarkan kebutuhan mereka.

2.

Tujuan EDS
a) Menilai pencapaian kinerja mutu pendidikan

berdasarkan indikator kunci

untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai dan mengidentifikasi hal-hal yang


membutuhkan perbaikan
b) Menyusun

rencana

dan

menetapkan

prioritas

untuk

perbaikan

dan

pengembangan sekolah berdasarkan informasi yang terkumpul


c) Menyediakan informasi mengenai pencapaian kinerja sekolah melalui sistem
manajemen data tingkat kabupaten/kota, propinsi, dan nasional.
3.

Latar Belakang
EDS dikembangkan berdasarkan upaya yang sudah berjalan dalam sistem ini,

khususnya yang terkait dengan perencanaan pengembangan sekolah dan manajemen


berbasis sekolah, serta dikaitkan dengan inisiatif-inisiatif berikut ini yang memang sudah
berjalan, seperti:

Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2008 tentang Guru

22

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional


Pendidikan

Peraturan Pemerintah No.65 tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal

Delapan Standar Nasional Pendidikan dan peraturan pemerintah terkait

Akreditasi sekolah

Permendiknas No. 7 dan 8 tahun 2007 mengenai LPMP dan P4TK

Permendiknas No. 12 tahun 2007 mengenai Pengawas

Permendiknas No. 50 tahun 2007 mengenai standar manajemen pendidikan


yang dilakukan oleh pemerintah propinsi dan kabupaten

Renstra Depdiknas

Renstra Depag

Rencana Pengembangan Sekolah

EDS bukanlah proses yang bersifat birokratis atau mekanistis, melainkan suatu
proses dinamis yang melibatkan semua pemangku kepentingan sekolah. EDS perlu
dikaitkankan pada proses perencanaan sekolah dan dipandang sebagai bagian yang
penting dalam siklus kinerja sekolah. Sebagai kerangka kerja untuk perubahan dan
perbaikan, proses ini secara mendasar menyikapi 3 pertanyaan kunci dibawah ini:

Seberapa baik kinerja sekolah? Dengan EDS akan diperoleh informasi


mengenai pengelolaan sekolah yang telah memenuhi SNP untuk digunakan
sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.

Bagaimana mengetahui kinerja sekolah sesungguhnya? Dengan EDS akan


diperoleh informasi tentang kinerja sekolah yang sebenarnya dan informasi
tersebut diverifikasi dengan bukti-bukti fisik yang sesuai.
23

Bagaimana memperbaiki kinerja sekolah? Sekolah menggunakan informasi


yang dikumpulkan dalam EDS untuk menetapkan apa yang menjadi prioritas
bagi peningkatan sekolah dan digunakan untuk mempersiapkan RPS/RKS
dan RAPBS/RKAS.

Sekolah menjalankan proses ini setiap tahunnya dengan menggunakan


seperangkat indikator kinerja untuk melakukan pengkajian secara obyektif terhadap
kinerjanya dan karakter daerah yang dilakukan berdasarkan indikator kunci dalam
delapan SNP. Informasi tambahan mengenai tingkat pencapaian sekolah dalam
memenuhi kebutuhan semua peserta didiknya dan kapasitas sekolah untuk perbaikan
dan tingkat dukungan yang dibutuhkan juga menjadi perhatian penting EDS . Data
dapat juga dikaitkan dengan kebutuhan lokal dan informasi khusus terkait dengan
sekolah. Informasi kuantitatif seperti tingkat penerimaan siswa baru, hasil ujian, tingkat
pengulangan dan lain-lain, beserta informasi kualitatif seperti pendapat dan penilaian
profesional para pemangku kepentingan di sekolah akan dikumpulkan guna
mendapatkan gambaran secara menyeluruh. Semua informasi ini kemudian digunakan
sebagai dasar untuk mempersiapkan rencana pengembangan sekolah.
Selama berjalannya proses, diharapkan dapat dikembangkan visi dan misi yang
jelas mengenai harapan para pemangku kepentingan terhadap sekolah mereka. Untuk
dapat membangun visi dan misi bersama mengenai mutu ini, maka perlu bagi semua
pemangku kepentingan untuk terlibat dalam proses untuk menyepakati nilai-nilai dan
prinsip-prinsip yang akan ditetapkan. Visi bersama akan membawa pada arah yang
lebih jelas kedepan.
Yang juga penting adalah bahwa bukti-bukti yang terpilih untuk menunjukkan
pencapaian adalah bukti yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi. Hal ini dapat
dicapai dengan menggunakan kisaran indikator dan sumber informasi termasuk data,
pendapat dan hasil observasi.
Triangulasi bukti ini menjamin bahwa konsistensi akan terus diperiksa dan
indikator-indikator yang ada dipandang dari berbagai sudut untuk memberikan informasi
24

mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hal ini penting mengingat apa yang
dituliskan dalam dokumen tidak selalu

merupakan hal yang sebenarnya terjadi.

Misalnya, rencana mengajar yang tertulis tidak selalu merupakan bukti bagaimana
pembelajaran itu dilaksanakan, dokumen kurikulum bukan merupakan bukti bahwa
kurikulum disampaikan dengan utuh, dan sarana belajar dapat dihitung tapi tidak
selalu digunakan secara efektif.
Karena itu sekolah akan mengukur dampak dari berbagai kegiatan penting
terhadap peserta didik dan kegiatan belajar mereka, setiap tahun sekolah juga
memeriksa hasil dan dampak dari kegiatan belajar mengajar dan upaya sekolah dalam
memenuhi kebutuhan peserta didik. Yang harus dicatat adalah banyak aspek yang
saling berkaitan, dimana kelebihan dan kelemahan dalam satu aspek akan
mempengaruhi aspek lain. Hal yang sangat penting dalam proses ini adalah sekolah
menggunakan EDS untuk memprioritaskan bidang yang memerlukan peningkatan dan
menyiapkan rencana pengembangan/peningkatan sekolah. Proses ini kemudian
menjadi bagian dari siklus pengembangan dan peningkatan yang berkelanjutan.
Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan sekolah (kepala sekolah,
guru, peserta didik, orang tua, komite sekolah, anggota masyarakat yang relevan,
pengawas sekolah), diharapkan bahwa tujuan dan nilai yang jelas dapat dipadukan
pada proses ini sehingga akan menjadi bagian dari etos sekolah. Yang perlu diingat,
informasi yang didapatkan harus dianggap penting dan tidak lagi sebagai beban atau
hanya sekedar sebagai daftar data yang perlu dikumpulkan karena diminta oleh pihak
luar. Proses ini harus merupakan satu refleksi dan berkaitan dengan perubahan dan
perbaikan. Karena itu EDS hanya akan berguna jika dapat membawa sekolah pada
peningkatan pengalaman pendidikan dan hasilnya bagi para peserta didik. Dengan
demikian sekolah akan menjadi pemain inti dalam peningkatan mutu dan memberikan
penjaminan mereka sendiri terhadap mutu yang mereka berikan.
4.

Manfaat EDS

a)

Bagi sekolah
25

Sekolah

dapat

mengidentifikasikan

kekuatan

dan

kelemahan

untuk

merencanakan pengembangan

Sekolah dapat mengidentifikasi hambatan,tantangan, dan peluang serta


mendiagnosis hal-hal yang perlu dilakukan untuk perbaikan.

Sekolah memiliki data yang akurat sebagai dasar

pengembangan dan

peningkatan mutu di masa mendatang

Sekolah dapat mengidentifikasikan peluang untuk meningkatkan mutu


pendidikan yang disediakan, mengkaji apakah inisiatif peningkatan tersebut
berjalan dengan baik dan menyesuaikan diri.

Sekolah dapat memberikan laporan formal kepada pemangku kepentingan


demi meningkatkan akuntabilitas sekolah

b)

Bagi lembaga lain dalam sistem

Menyediakan data dan informasi untuk pengambilan kebijakan pendidikan,


perumusan

program

dan

perencanaan

anggaran

pada

tingkat

kabupaten/kota, propinsi dan nasional

Mengidentifikasi bidang prioritas untuk meningkatkan sarana dan prasarana

Mengidentifikasi tingkatan dan jenis dukungan yang dibutuhkan

Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan/pengembangan pendidik dan tenaga


kependidikan

5.

Mengidentifikasi keberhasilan sekolah berdasarkan berbagai indikator kunci.

EDS dan kaitannya dengan Penjaminan dan Peningkatan Mutu


Diagram di bawah ini menunjukkan keterkaitan antara kegiatan untuk penjaminan

dan peningkatan mutu dan juga menunjukkan alur informasi dan urutan kegiatan.
6.

Proses Evaluasi Diri Sekolah


Proses

ini

memberikan

dasar

bagi

penyusunan

RPS/RKS,

termasuk

Pengembangan Sekolah Terpadu/Whole School Development (WSD) dari Basic


Education Program (BEP).
26

Diagram berikut ini menunjukkan sistem untuk EDS, termasuk peran dan
tanggung jawab utama.
Keterangan terperinci mengenai hal ini dijelaskan dalam bagian setelah diagram
di bawah ini:
6.1.

Pelatihan
Sebelum pelaksanaan EDS perlu pelatihan tentang

prinsip-prinsip dan

metodologi EDS. Pelatihan ini mempersiapkan TPS agar dapat melaksanakan evaluasi
secara obyektif yang menjamin validitas dan menggunakan informasi yang dikumpulkan
sebagai dasar penyusunan RPS/RKS.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan menggunakan tahapan berikut ini:
1. Tim teknis kabupaten/kota, LPMP, dan BDK dilatih melalui ToT (training of
trainers)
2. Koordinator kabupaten/kota (posisi ini sudah ada di kabupaten/kota yang
tercakup dalam program WSD BEP dan telah menerima pelatihan dalam
perencanaan pengembangan sekolah) dan pengawas sekolah terpilih dilatih
sebagai pelatih oleh LPMP
3. Koordinator kabupaten/kota dan pengawas sekolah terpilih melatih TPS
6.2.

Melengkapi Proses EDS


Setelah pelaksanaan pelatihan, kepala sekolah bekerja sama dengan pengawas

sekolah akan menetapkan dan mengawasi TPS. Tim ini harus melibatkan masingmasing seorang wakil dari komite sekolah, guru, orang tua, dan perwakilan lain dari
kelompok masyarakat atau kelompok agama yang memang dipandang layak untuk
diikutsertakan.
Tim ini akan menggunakan instrumen yang disediakan untuk memberikan profil
mengenai situasi sekolah dan mengkaji kinerja berdasarkan indikator pencapaian.
Informasi yang didapatkan kemudian akan dianalisa dan digunakan oleh TPS untuk
27

mengidentifikasi

kelebihan

dan

bidang

yang

memerlukan

perbaikan,

serta

merencanakan program tahunan. Pengawas sekolah harus dilibatkan secara penuh


untuk mendukung sekolah baik dalam melengkapi evaluasi tersebut dan untuk
mengimpelementasikan rencana perbaikan yang dikembangkan berdasarkan hasil dari
proses ini. Keterlibatan pengawas sekolah juga akan mendorong terciptanya
transparansi dan keandalan data yang dikumpulkan, dan membantu sekolah untuk
melangkah maju dalam program perbaikan mereka. Pengawas sekolah dan kepala
sekolah akan menjadi pemain inti dalam pelibatan semua pemangku kepentingan untuk
mendapatkan gambaran yang realistis mengenai sekolah yang berdasarkan itu
perbaikan dapat dilakukan, dan bukan hanya sekedar sebagai data yang menunjukkan
pencapaian standar.
6.2.1. Menggunakan Instrumen
Evaluasi instrumen ini didasarkan pada standar nasional dan akan memberikan
dua tujuan untuk menyediakan informasi bagi rencana pengembangan sekolah, seiring
dengan pemutakhiran sistem EMIS nasional. Agar proses ini relevan dengan sekolah
maka hanya aspek-aspek dari 8 standar nasional yang paling terkait yang akan diikut
sertakan. Bidang dan pertanyaan inti yang disediakan dalam instrumen tersebut akan
merefleksikan luasnya bidang yang penting bagi sekolah, dan ini telah dipilih sebab
bidang-bidamg itulah yang dapat dikembangkan oleh sekolah dan karenanya dapat
digumakan dalam merencanakan perbaikan sekolah. Karena itulah maka telah
diantisipasi agar sekolah dapat mengidentifikasi proses ini dan tidak memandangnya
sekedar sebagai kegiatan pengisian formulir saja. Yang penting untuk ditekankan disini
adalah sekolah harus melaporkan situasi nyata yang ada di sekolah mereka dan
kemudian, saat proses ini diulang, mereka harus mampu menunjukkan adanya
perbaikan seiring dengan waktu yang berjalan. Mohon lihat Instrumen EDS.
Berlandaskan

pemakaian

analisa

SWOT yang

dipakai

sekarang

untuk

perencanaan pengembangan sekolah, Sekolah akan diharuskan mengevaluasi


kekuatan dan kelemahan mereka terhadap berbagai judul dan pertanyaan yang
disediakan. Proses ini juga berangkat dari upaya yang telah berjalan melalui program
28

WSD BEP dan inisiatif lainnya dalam hal perencanaan pengembangan sekolah. Sekolah
akan mengevaluasi keseluruhan keefektifan mereka dengan cara menjawab pertanyaan
inti berikut ini dan berdasarkan bidang umum dibawah ini:

1. Standards Sarana dan prasarana


o Apakah sarana sekolah sudah memadai?
o Apakah sekolah dalam kondisi terpelihara baik?
2. Standar Isi

Apakah kurikulum sudah sesuai dan relavan ?

Bagaimana

sekolah

menyediakan

apa

yang

dibutuhkan

dalam

pengembangan pribadi peserta didik ?


3. Standar Proses
o Apakah silabus silabus sudah sesuai dan relevan?
o Apakah RPP ditencanakan untuk mencapai pembelajaran yang efektif?
o Apakah

sumber

belajar

untuk

pembelajaran

dapat

diakses

dan

dipergunakan secara tepat?


o Apakah Pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip PAKEM/CTL?
o Apakah sekolah memenuhi kebutuhan sarana peserta didik ?
o Bagaimana cara sekolah mempromosikan dan mempertahankan etos
pencapaian prestasi?
4. Standar Penilaian
29

Sistem apakah yang sudah tersedia untuk memberikan penilaian bagi


peserta didik, baik dalam bidang akademik maupun non akademik ?

Bagaimana penilaian berdampak pada proses belajar?

Apakah orang tua terlibat dalam proses belajar anak mereka?

5. Standar Kompetensi Lulusan


o Apakah

peserta

didik

dapat

mencapai

prestasi

akademik

yang

diharapkan?
o Apakah peserta didik dapat mengembangkan potensi secara penuh
sebagai anggota masyarakat ?
6. Standar Pengelolaan
o Apakah kinerja pengelolaan berdasarkan kerja tim dan kemitraan yang
kuat, dengan visi dan misi yang jelas dan diketahui oleh semua pihak?
o Apakah ada tujuan dan rencana untuk perbaikan yang memadai ?
o Dampak rencana pengembangan sekolah terhadap peningkatan hasil
belajar
o Bagaimanakah cara pengumpulan dan penggunaan data yang handal
dan valid?
o Bagaimana

cara

mendukung

dan

memberikan

kesempatan

pengembangan profesi bagi para pendidik dan tenaga kependidikan?


o Bagaimana cara masyarakat sekitar mengambil bagian dalam kehidupan
sekolah?
7. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

30

o Apakah pemenuhan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan lainnya


sudah memadai ?
8. Standar Pembiayaan

Bagaimana sekolah mengelola keuangan?

Upaya apakah yang telah dilaksanakan oleh sekolah untuk mendapatkan


tambahan dukungan pembiayaan lainnya?

Bagaimana cara sekolah menjamin kesetaraan akses?

Evaluasi ini akan didasarkan pada seperangkat indikator bagi setiap judul, yang
dikaitkan dengan standar nasional, dan sekolah akan memberi peringkat kinerja mereka
berdasarkan skala nilai sampai dengan 4 seperti di bawah ini:
4 Sangat baik (sangat utama, kekuatan utama)
3 Baik (kekuatan yang penting, tetapi masih ada ruang untuk perbaikan)
2 Cukup (ada beberapa kekuatan dan kelemahan, tetapi masih sangat bisa
ditingkatkan)
1 Tidak memuaskan (banyak kelemahan utama dan membutuhkan perbaikan
besar)
Hasil evaluasi akan memberikan dasar bagi rencana pengembangan sekolah dan
perencanaan perbaikan.
6.2.2. Sumber Bukti
Saat melaksanakan evaluasi, sekolah perlu menunjukkan pencapaian mereka
dibandingkan dengan indikator kinerja. Mereka perlu mengumpulkan data dan informasi
dengan menggunakan berbagai jenis metode untuk memberikan pembuktian yang akan
mendukung hasil evaluasi mereka. Hal ini mencakup observasi dan konsultasi dengan
kelompok perwakilan pemangku kepentingan termasuk komite sekolah, orang tua, guru,

31

peserta didik dan kelompok yang relevan lainnya. Pembuktian ini dapat diberikan dari
berbagai sumber, termasuk:
a)

Data kuantitatif seperti:

Prestasi peserta didik dalam Ujian Nasional

Kemajuan peserta didik dalam mencapai target yang telah ditetapkan

Kemajuan secara keseluruhan terhadap target yang telah ditetapkan

Jumlah peserta didik

Jumlah putus sekolah peserta didik

Tingkat kehadiran peserta didik

Tingkat kemajuan dan penempatan di luar sekolah

Jumlah guru

Kualifikasi guru

b)

Informasi kualitatif dari opini berbagai individu dan kelompok seperti:

Wawancara individual dengan guru dan pegawai lainnya

Wawancara individual dengan orang tua peserta didik

Wawancara/ diskusi dengan peserta didik

Diskusi kelompok

Kelompok terarah

Kelompok kerja

Kuesioner dan survey untuk mengukur tingkat kepuasan dan mendapatkan saran
untuk meningkatkan keefektifan

Respon tertulis dan komentar terperinci

Pertemuan tim pada semua tingkatan

c)

Informasi kualitatif dan kuantitatif sebagai hasil dari observasi langsung terhadap
proses belajar mengajar seperti:

Membayangi individu peserta didik

Ikut dalam kelas selama satu hari penuh


32

Mengamati pelajaran

Merekam dengan video cara mengajar sendiri

Pertukaran kelas antar guru

Observasi antar sesama guru

d)

Informasi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai dokumen seperti:

Hasil kerja peserta didik

Laporan pada orang tua

Catatan atau buku harian pekerjaan

Program studi atau skema kerja

Rencana mengajar guru

Laporan kemajuan mengenai rencana pengembangan sebelumnya

Bahan pelajaran untuk berbagai tingkatan kemampuan

Kebijakan dan panduan sekolah

Notulen rapat

6.3.

Rencana Pengembangan Sekolah


TPS akan menganalisa informasi yang dikumpulkan dan akan menggunakannya

untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan bidang yang membutuhkan perhatian, yang


kemudian akan menjadi dasar bagi rencana pengembangan sekolah. Proses ini akan
berkontribusi untuk mengimplementasikan kebijakan pemerintah yang menyatakan
bahwa sekolah harus melengkapi rencana tahunan pengembangan sekolah .
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, rencana pengembangan sekolah akan
berisikan prioritas perbaikan dalam jumlah kecil dan dapat dikelola oleh sekolah dengan
hasil yang telah ditentukan dan berfokus pada peningkatan pencapaian dan
pembelajaran. Kesemuanya ini harus dapat diobservasi dan diukur sejauh mungkin.
Rencana ini akan berisikan tanggung jawab untuk pengimplementasian yang telah
dijelaskan, dilengkapi dengan kerangka waktu, batast waktu dan ukuran keberhasilan.
Sekolah akan didorong untuk mencari solusi dan membuat perubahan dengan cara
33

melakukan upaya yang bedasarkan kekuatan mereka, dan hal ini diketahui akan
bergantung pada pengembangan kemampuan strategis kepala sekolah dan pengawas
sekolah.
Yang telah diantisipasi adalah bahwa dengan mengacu pada kisaran luas data
dan informasi yang bisa didapatkan dari EDS, hasilnya bukan saja perencanaan akan
lebih tepat, tetapi juga evaluasi kemajuan di masa mendatang dapat ditingkatkan
dikarenakan adanya data andal yang dapat dijadikan sebagai acuan. Hal ini akan lebih
mempermudah sekolah dalam mengemukakan perbaikan yang telah mereka capai
seiring dengan waktu.
6.4.

Pelaporan Hasil Temuan


Sekolah akan mempersiapkan laporan dalam format terpisah untuk diserahkan

kepada kantor Dinas Pendidikan kabupaten sebagai informasi dan akan dimasukkan
dalam sistem EMIS. (Lihat Format Laporan EDS).
Laporan sekolah mengenai temuan mereka akan divalidasikan secara internal
oleh pengawas sekolah dan divalidasikan secara eksternal oleh Kelompok Kerja
Pengawas Sekolah pada tingkan kecamatan dengan dukungan dari staf penjaminan
mutu LPMP. Untuk mencegah terjadinya luapan pekerjaan, kegiatan ini harus
dilaksanakan berdasarkan sampling saja, dimana laporan setiap sekolah divalidasikan
paling tidak satu kali setiap lima tahun. Hal ini dapat berjalan berdampingan dengan
siklus lima tahun akreditasi sekolah yang memungkinkan validasi laporan sekolah
sebanyak dua kali dalam jangka waktu lima tahun. Validasi dapat dilaksanakan lebih
sering bagi sekolah yang dianggap memang memerlukan perhatian khusus, baik
dikarenakan keraguan keandalan data, atau dikarenakan kinerja sekolah itu sendiri.
Setelah divalidasi, laporan temuan akan dikirimkan kepada kantor Dinas Pendidikan
kabupaten

untuk

dianalisa

dan

informasinya

digunakan

untuk

perencanaan

peningkatan mutu dan untuk dimasukkan dalam sistem EMIS nasional.


Informasi dalam database nasional dapat diakses oleh seluruh kantor Diknas
nasional dan propinsi melalui sistem EMIS online untuk memberikan informasi
34

mengenai perencanaan dan kegiatan peningkatan mutu. Kegiatan ini akan difasilitasi
dan dimonitor oleh LPMP dalam peran baru mereka.
7. Langkah Kedepan

Mengembangkan model yang lebih terperinci dalam kerjasama dengan


Depdiknas dan Depag

Menyepakati konsep pada tingkat nasional, propinsi, kabupaten dan sekolah

Bekerja sama dengan perwakilan kelompok pemangku kepentingan untuk


mengembangkan instrumen yang akan digunakan oleh sekolah berdasarkan 8
standar nasional tetapi mencakup informasi lain yang relevan dan penting. Ini
untuk memprioritaskan dan mentargetkan informasi yang paling berguna bagi
pengembangan tingkat sekolah.

Dalam sebuah lokakarya dengan perwakilan guru, kepala sekolah, pengawas


sekolah, kantor Dinas Pendidikan kabupaten dan staf LPMP meriviu dan merevisi
indikator dan mengembangkan tingkatan pencapaian terhadap standar ini

Memfinalisasi instrumen dan mempersiapkan bahan-bahan pelatihan untuk


menjamin bahwa sekolah akan menerima dukungan dalam tugas mereka dan
bahwa informasi yang dikumpulkan digunakan untuk memberikan informasi
perencanaan sekolah, kabupaten, propinsi dan nasional. Pelatihan akan
dikembangkan berdasarkan waktu dan sumber daya yang tersedia

Menyediakan pelatihan pada semua tingkatan untuk melengkapi EDS dan untuk
mulai melekatkan proses ini dalam sistem, khususnya untuk mendorong
perubahan pola pikir yang dibutuhkan untuk proses ini

Proses ini akan dilakukan secara pilot di 12 sekolah di masing-masing dari 3


kabupaten

Hasil dari program rintisan tersebut akan diriviu dan direvisi


Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di tiap sekolah menjadi tanggung jawab kepala

sekolah dan dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri dari Kepala
Sekolah, guru, Komite Sekolah, orang tua peserta didik, dan pengawas. Proses EDS
dapat mengikutsertakan tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Instrumen EDS
35

ini khusus dirancang untuk digunakan oleh TPS dalam melakukan penilaian kinerja
sekolah terhadap 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya menjadi
masukan dan dasar penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dalam
upaya peningkatan kinerja sekolah. EDS sebaiknya dilaksanakan setelah anggota TPS
mendapat pelatihan.
Informasi ringkas tentang EDS dapat dilihat di bawah ini:

1.

Apakah yang dimaksud dengan Evaluasi Diri Sekolah?


Evaluasi diri sekolah adalah proses yang mengikutsertakan semua pemangku

kepentingan

untuk membantu

sekolah

dalam menilai

mutu penyelenggaraan

pendidikan berdasarkan indikator-indikator kunci yang mengacu pada 8 Standar


Nasional Pendidikan (SNP).
Melalui EDS kekuatan dan kemajuan sekolah dapat diketahui dan aspek-aspek yang
memerlukan peningkatan dapat diidentifikasi.
Proses

evaluasi

diri

sekolah

merupakan

siklus,

yang

dimulai

dengan

pembentukan TPS, pelatihan penggunaan Instrumen, pelaksanaan EDS di sekolah dan


penggunaan hasilnya sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
TPS mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menilai kinerja sekolah
berdasarkan indikator-indikator yang dirumuskan dalam Instrumen. Kegiatan ini
melibatkan semua pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah untuk memperoleh
informasi dan pendapat dari seluruh pemangku kepentingan sekolah.
EDS juga akan melihat visi dan misi sekolah. Apabila sekolah belum memiliki visi
dan misi, maka

diharapkan kegiatan ini akan memacu sekolah membuat atau

memperbaiki visi dan misi dalam mencapai kinerja sekolah yang diinginkan.

36

Hasil EDS digunakan sebagai bahan untuk menetapkan aspek yang menjadi
prioritas dalam rencana peningkatan dan pengembangan sekolah pada RPS/RKS dan
RAPBS/RKAS.
Laporan hasil EDS digunakan oleh Pengawas untuk kepentingan Monitoring Sekolah
oleh Pemerintah Daerah (MSPD) sebagai bahan penyusunan perencanaan pendidikan
pada tingkat kabupaten/kota.
2.

Apa yang diperoleh sekolah dari hasil EDS?


Seberapa baik kinerja sekolah? Dengan EDS akan diperoleh informasi

mengenai pengelolaan sekolah yang telah memenuhi SNP untuk digunakan sebagai
dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
Bagaimana mengetahui kinerja sekolah sesungguhnya? Dengan EDS akan
diperoleh informasi tentang kinerja sekolah yang sebenarnya dan informasi tersebut
diverifikasi dengan bukti-bukti fisik yang sesuai.
Bagaimana memperbaiki kinerja sekolah? Sekolah menggunakan informasi yang
dikumpulkan dalam EDS untuk menetapkan apa yang menjadi prioritas bagi
peningkatan

sekolah

dan

digunakan

untuk

mempersiapkan

RPS/RKS

dan

RAPBS/RKAS.
3.

Keuntungan apa yang akan diperoleh sekolah dari EDS?


Sekolah mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya

sebagai dasar penyusunan rencana pengembangan lebih lanjut.


Sekolah mampu mengenal peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan, menilai
keberhasilan upaya peningkatan, dan melakukan penyesuaian program-program yang
ada.

37

Sekolah mampu mengetahui tantangan yang dihadapi dan mendiagnosis jenis


kebutuhan yang diperlukan untuk perbaikan.
Sekolah dapat mengetahui tingkat pencapaian kinerja berdasarkan 8 SNP.
Sekolah dapat menyediakan laporan resmi kepada para pemangku kepentingan tentang
kemajuan dan hasil yang dicapai.
4.

Seberapa sering sekolah melakukan EDS?


Sekolah melakukan proses EDS setiap tahun sekali.

5.

Bagaimana bentuk Instrumen EDS?


Instrumen EDS terdiri dari 8 (delapan) bagian sesuai dengan 8 SNP. Setiap

bagian terdiri atas :

Serangkaian pertanyaan terkait dengan SNP sebagai dasar bagi sekolah dalam
memperoleh informasi kinerjanya yang bersifat kualitatif.

Setiap standar bisa terdiri dari beberapa aspek yang memberikan gambaran
lebih menyeluruh .

Setiap aspek dari standar terdiri dari 4 tingkat pencapaian : tingkat pencapaian 1
berarti kurang, 2 berarti sedang, 3 berarti baik, dan 4 berarti amat baik.

Tiap tingkatan pencapaian mempunyai beberapa indikator.

Pada bagian akhir dari aspek setiap standar, terdapat halaman rekapitulasi untuk
menuliskan hasil penilaian pencapaian yang diperoleh. Halaman rekapitulasi ini
terdiri dari bukti fisik yang menguatkan pengakuan atas tingkat pencapaian,
deskripsi umum temuan yang diperoleh untuk menilai aspek tersebut, dan
penentuan tingkat pencapaian kinerja sekolah.

Sejumlah pertanyaan terkait dengan 8 SNP yang paling erat hubungannya


dengan mutu pembelajaran dan aspek-aspek yang perlu dikembangkan bagi
keperluan penyusunan rencana peningkatan sekolah.

Tingkat pencapaian pada tiap Standar dalam Instrumen ini dapat digunakan
sekolah untuk menilai kinerjanya pada standar tertentu.
38

6.

Bagaimana sekolah menggunakan tingkat pencapaian?


Anggota TPS secara bersama mencermati Instrumen EDS pada setiap aspek

dari setiap standar. Sebaiknya perlu disiapkan peraturan menteri, indikator atau
peraturan pemerintah yang berkaitan dengan SNP sebagai rujukan.
Berdasarkan kondisi nyata sekolah, anggota TPS menilai apakah sekolah mereka
termasuk dalam tingkatan 1, 2, 3 atau 4 dalam pencapaian 8 SNP ini. Misalnya pada
Standar Isi ada aspek kesesuaian dan relevansi kurikulum serta aspek penyediaan
kebutuhan untuk pengembangan diri. Bisa saja aspek kesesuaian dan relevansi
kurikulum berada di tingkat 4, tapi aspek kebutuhan untuk pengembangan diri ada di
tingkat 2.

Ini tidak menjadi masalah.

Tingkat pencapaian

pada setiap standar

menggambarkan keadaan seperti apa kondisi kinerja sekolah pada saat dilakukan
penialian terkait dengan pertanyaan tertentu.
Setelah menentukan tingkat pencapaiannya, sekolah perlu menyertakan bukti
fisik atas pengakuannya. Contoh bukti fisik atas keikutsertaan masyarakat dalam
kehidupan sekolah berupa rapat komite sekolah, notulen, daftar hadir, dan undangan.
Hasil semua penilaian dan penentuan tingkat pencapaian kinerja sekolah untuk
aspek tertentu pada setiap standar ditulis pada lembar laporan penilaian atau
rekapitulasi dengan menyertakan bukti fisik yang sesuai (lihat keterangan pada nomor 5
di atas).
Sekolah menetapkan tingkat pencapaian kinerja dan bukan hanya sekedar
memberikan tanda cek (contreng) pada setiap butir dalam Instrumen EDS.
Tingkat pencapaian kinerja sekolah bisa berbeda dalam aspek yang berbeda
pula. Hal ini penting sebab sekolah harus memberikan laporan kinerja apa adanya.
Dalam pelaksanaan EDS yang dilakukan setiap tahun, sekolah mempunyai dasar nyata
aspek dan standar yang memerlukan perbaikan secara terus-menerus.

39

Dengan menggunakan Instrumen EDS ini, sekolah dapat mengukur dampak


kinerjanya terhadap pembelajaran peserta didik. Sekolah juga dapat memeriksa hasil
dan tindak lanjutnya terhadap perbaikan layanan pembelajaran yang diberikan dalam
memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik.
7.

Jenis bukti apa yang dapat ditunjukkan?

Bukti fisik yang menggambarkan tingkat pencapaian harus sesuai dengan aspek atau
standar yang dinilai. Untuk itu perlu dimanfaatkan berbagai sumber informasi yang
dapat dijadikan sebagai bukti fisik misalnya kajian catatan, hasil observasi, dan hasil
wawancara/konsultasi dengan pemangku kepentingan seperti komite sekolah, orang
tua, guru-guru, siswa, dan unsur lain yang terkait.
Perlu diingat bahwa informasi kualitatif yang menggambarkan kenyataan dapat berasal
dari informasi kuantitatif. Sebagai contoh, Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)
tidak sekedar merupakan catatan mengenai bagaimana pengajaran dilaksanakan.
Keberadaan dokumen kurikulum bukan satu-satunya bukti bahwa kurikulum telah
dilaksanakan.
Berbagai jenis bukti fisik dapat digunakan sekolah sebagai bukti tingkat
pencapaian tertentu. Selain itu, sekolah perlu juga menunjukkan sumber bukti fisik
lainnya yang sesuai.
8.

Bagaimana proses EDS membantu penyusunan rencana pengembangan


sekolah?

TPS menganalisis informasi yang dikumpulkan, menggunakannya untuk

mengidentifikasi dan menetapkan prioritas yang selanjutnya menjadi dasar penyusunan


RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.

Berdasarkan hasil EDS, sekolah mengembangkan RPS dengan prioritas

peningkatan mutu kinerja sekolah yang dirumuskan secara jelas, dapat diobservasi dan

40

diukur. Dengan demikian, RPS menjadi dokumen kinerja sekolah yang meliputi aspek
implementasi, skala prioritas, batas waktu, dan ukuran keberhasilannya.

Proses EDS berkaitan dengan aspek perubahan dan peningkatan. Upaya

perubahan dan peningkatan tersebut hanya bermanfaat apabila diwujudkan dalam


perencanaan bagi peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar

peserta didik.

Diharapkan dengan adanya ragam data dan informasi yang diperoleh dari hasil EDS,
sekolah bukan saja dapat merumuskan perencanaan pengembangan dengan tepat,
akan tetapi penilaian kemajuan di masa depan juga akan lebih mudah dilakukan dengan
tersedianya data yang dapat dipercaya. Hal tersebut dengan sendirinya memudahkan
sekolah untuk menunjukkan hasil-hasil upaya peningkatan mereka setiap saat.
9.

Laporan apa yang perlu disiapkan?

Sekolah menyusun laporan hasil EDS dengan menggunakan format yang


terpisah,

yang

menyajikan

tingkat

pencapaian

serta

bukti-bukti

yang

digunakannya. Hasil EDS digunakan untuk dasar penyusunan RPS sekolah,


namun dilaporkan juga

ke Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau

Kandepag untuk dianalisis lanjut dengan memanfaatkan EMIS (Educational


Management Information System/Sistem Informasi Manajemen Pendidikan) bagi
keperluan perencanaan dan berbagai kegiatan peningkatan mutu lainnya.

Laporan sekolah yang mengungkapkan berbagai temuan dapat digunakan untuk


melakukan validasi internal (menilai dan mencocokkan) oleh pengawas sekolah,
dan validasi external dengan menggunakan beberapa sekolah oleh Kelompok
Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) pada tingkat kecamatan dengan bantuan staf
penjaminan mutu dari LPMP.

Hasil EDS merupakan bagian yang penting dalam kegiatan monitoring kinerja
sekolah oleh pemerintah daerah dalam rangka penjaminan dan peningkatan
mutu pendidikan.
41

PROFIL
PENJAMINAN MUTU/EVALUASI DIRI

42

43

44

45

46

47

Anda mungkin juga menyukai