Anda di halaman 1dari 72

UNIVERSITAS JENDRAL A.

YANI

LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT

PEMBINAAN PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA

PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

TAHUN 2022

Oleh:

Dulizul Mariam Putri Silaban

NPM.113118121

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S.1)

CIMAHI

2022

1
UNIVERSITAS JENDRAL ACHAMDYANI

LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT

IDENTIFIKASI PEMBINAAN PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA

PUSKESMAS CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI

TAHUN 2022

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat Peminatan Pendidikan Kesehatan Dan

Ilmu Perilaku (PKIP)

Oleh:

Dulizul Mariam Putri Silaban

NPM.113118121

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S.1) FAKULTAS

ILMU TEKNOLOGI KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2
2022

3
i
RIWAYAT HIDUP

Nama : Dulizul Mariam Putri Silaban

Alamat : Jl.Taman Bukit Cibogo Blok A.9 No. 60-61,

Rt.02 Rw. 17 Kel. Leuwigajah Kec.Cimahi Selatan Kota Cimahi 40532

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 25 Juli 1999

Pendidikan :

1. TK MI malangbong : 2004 - 2005

2. SD Negeri Leuwigajah Mandiri 2 : 2005 - 2011

3. SMP Negeri 8 Cimahi : 2011 - 2014

4. SMA Negri 4 Cimahi : 2014 - 2018

5. S-1 Kesehatan Masyarakat : 2018 - 2022 Universitas

Jenderal Achmad Yani Cimahi

KATA PENGANTAR

ii
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

Praktik Kesehatan Masyarakat dengan judul PEMBINAAN PHBS DI

TATANAN RUMAH TANGGA Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2022.

Laporan ini diajukan sebagai laporan Praktik Kesehatan Masyarakat

(PKM) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) Universitas

Jenderal Achmad Yani Cimahi. Dalam pelaksanaan PKM dan penulisan

laporan PKM ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Gunawan Irianto, dr., M.Kes (MARS) selaku Ketua Stikes

Jenderal Achmad Yani Cimahi.

2. Bapak Asep Dian, SKM., MM., MH.Kes selaku Ketua Program Studi

S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi.

3. Bapak Dzul Akmal selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan, saran dan bimbingan serta motivasi kepada penulis

selama penyusunan laporan ini.

4. selaku kepala Puskesmas Cimahi Tengah yang telah memberikan

izin melakukan Peraktik Kesehatan Masyarakat.

iii
5. Ibu Lusiantini, S.KM selaku pembimbing lapangan yang telah

memberikan arahan, saran dan bimbingan serta motivasi kepada penulis

selama penyusunan laporan ini.

6. Puskesmas Cimahi Tengah yang telah memberikan izin serta

fasilitas kepada penulis.

7. Ayah Andi Halim dan mama Mulyani selaku kedua orang tua yang

telah melahirkan dan mendidik serta membiayai putrinya sehingga

menjadi Sarjana Kesehatan Masyarakat.

8. Hendra Permana selaku pacar dan seseorang yang telah pernah

mengajarkan saya untuk menyikapi proses hidup dengan kesabaran, yang

selalu mendukung mendorong penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

9. Teman-teman yang selalu memberi dukungan dan semangat yang

selalu menginspirasi dan mendorong penulis dalam menyelesaikan

laporan ini.

10. Serta Kim Namjon, Kim Sok Jin, Min Youngi, Jung Hoseok, Park

Jimin, Kim Tae Hyung, Jeon Jungkook semua biasku yang telah

menemani di setiap mengerjakan laporan dan menjadi penyemangat

penulis melewati musik untuk terus semangat mengerjakan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia tak luput dari kesalahan.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis

terima dengan baik. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktik

iv
Kesehatan Masyarakat ini dapat menjadi manfaat khususnya bagi penulis

umumnya bagi pembaca dan berbagai pihak lainnya yang memerlukan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Cimahi, Februari 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN..................................................................i
RIWAYAT HIDUP.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................viii
DAFTAR ISTILAH........................................................................................x
BAB I............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...........................................................................1
B. TUJUAN...............................................................................................4
BAB II...........................................................................................................5
A. Pembinaan PHBS di tatanan keluarga..............................................5
B. PHBS di Berbagai Tatanan................................................................8
BAB III........................................................................................................13
A. Gambaran Umum Instansi...............................................................13
BAB IV........................................................................................................37
A. Identifikasi Masalah..........................................................................37
B. Penetapan Prioritas Masalah..........................................................38
BAB V.........................................................................................................47
A. SIMPULAN.......................................................................................47
B. Saran................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................50
LAMPIRAN.................................................................................................51

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Keadaan Kependudukan

(Demografi)............................................................................................................

Tabel 3.1 Daftar Ketenaga Berdasarkan Status Kepegawaian

Tabel 3.2 Situasi Geografi Kecamatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Cimahi Tengah 2021...

Tabel 3.3 Jumlah kepala keluarga, Rumah dan Pemberdayaan Penduduk

Di Wilayah

Kerja Cimahi Selatan............................................................................

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah kerja

Puskesmas Cimahi

Tengah..................................................................................................

Tabel 3.5 Kasus Kematian Ibu Di Puskesmas Cimahi Tengah .............................

Tabel 3.6 Kasus Kematian Bayi Di puskesmas Cimahi Tengah............................

Tabel 3.7 Kasus .....................................................................................................

Tabel 4.1 ................................................................................................................

Tabel 4.4 Tabel Penyebab Masalah.......................................................................

Tabel 4.5 Tabel Pemecahan Masalah ...................................................................

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1

Organisasi .............................................................................................

Gambar 3.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi

Tengah....................................

DAFTAR GRAFIK

Grafik

3.1 .......................................................................................................

Grafik

3.2 .......................................................................................................

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal

Lampiran 1 Rekaptulasi Hasil Pendataan Desa Siaga Aktif L1

Per Indikator Tahun 2020

Lampiran 2 Foto Dokumentasi L2

Lampiran 3 Surat Keterangan Izin dari Puskesmas L3

Batujajar

Lampiran 4 Lembar Kegiatan Konsultasi L4

Lampiran 5 Lembar Kegiatan Harian L5

ix
DAFTAR ISTILAH

SINGKATAN

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

WHO : World Health Organization

Poskesdes: Pos Kesehatan Desa

Puskesmas: Pusat Kesehatan Masyarakat

Pustu : Puskesmas Pembantu

UKBM : Unit Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

RSUD : RumahSakit Umum Daerah

Dinkes : Dinas Kesehatan

SMD : Survei Mawas Diri

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita -cita bangsa

indonesia, sebagiamana dimaksud dalam pancasila dan undang – undang

Dasara Negara Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya dicapai melalui penyelanggaraan pembangunan

kesehatan. Banyak hal di bidang kesehatan telah dicapai melalui

penyelanggaraan pembangunan kesehatan. Namun demikianlah, bila

digunakan sasaran strategis kementrian kesehatan yang harus dicapai

tahun 2004 dan target – target millennium yang dicapai tahun 2015

sebagai acuan, berbagai hal yang telah dicapai tersebut kiranya masih

memerlukan peningkatan yang luar biasa.

Pembinaan PHBS juga merupakan bagian dari pengembangan desa

dan kelurahan siaga aktif. Keputusan mentri kesehatan nomor

1529/Menkes/SK/X/2010 tentang pedoman umum pengembangan desa

dan kelurahan siaga aktif wajib melaksanakan PHBS. Dengan demikian,

maka salah satu kriteria dalam rangka pentahapan pengembangan desa

dan kelurahan siaga aktif adalah presentase rumah tangga di desa atau

1
kelurahan yang mendapat pembinaan PHBS. Masalah kesehatan yang

ada di masyarakat sangatlah banyak dan beragam macamnya.

Penulusuran dari rumah ke rumah merupakan cara paling efektif untuk

mengetahui secara nyata masalah kesehatan yang sebenarnya dihadapi

oleh masyarakat. Sebagian masyarakat ada yang menyadari dan juga ada

yang tidak menyadari bahwa ada masalah kesehatan yang sedang

dialami (Nurhajanti, 2011). Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara

fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 36 tahun

2009). Peningkatan derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor

perilaku sehingga peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat perlu

memperoleh perhatian utama dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan

adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis (UU No. 36 tahun 2009). Peningkatan derajat kesehatan sangat

dipengaruhi oleh faktor perilaku sehingga peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat perlu memperoleh perhatian utama dalam pembangunan

kesehatan. Aspek perilaku merupakan hal yang paling penting agar

terwujud status kesehatan masyarakat yang semakin meningkat. Seluruh

anggota masyarakat, baik secara individu maupun kelompok harus

berperilaku hidup sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan

yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat

2
tersebut, maka pemerintah membuat suatu program yang dinamakan

“Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS” (Maryuani, 2012).

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi

perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan

pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan

masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat, dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan

masyarakat (Depkes RI, 2011). Menteri Kesehatan Republik Indonesia

telah membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

yang tertuang dalam Permenkes No.2269/MENKES/PER/XI/2011 yang

mengatur upaya peningkatan PHBS diseluruh Indonesia dengan mengacu

kepada pola manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian,

perencanaan, dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Upaya

tersebut dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam memelihara,

meningkatkan, dan melindungi kesehatannya sehingga masyarakat sadar,

mau, dan mampu secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status

kesehatannya. Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang

merupakan bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat 5 tatanan PHBS yang dapat menjadi simpul-simpul untuk

memulai proses penyadartahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat

3
salah satunya yaitu PHBS di rumah tangga. PHBS di rumah tangga

adalah upaya untuk memberdayakan anggota.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengindetifikasi program pembinaan PHBS di tatanan keluarga di

Puskesmas Cimahi Tengah 2022.

2.Tujuan khusus

a. Mampu mengindetifikasi permasalahan yang ada di dalam program

pembinaan PHBS di tatanan keluarga di Puskesmas Cimahi Tengah.

b. Mampu mendapatkan prioritas masalah dalam program pembinaan

PHBS di tatanan keluarga di Puskesmas Cimahi Tengah.

c. Mampu menganalisis penyebab hambatan dalam program

pembinaan PHBS di tatanan kelurga di Puskesmas Cimahi Tengah.

d. Mampu mengajukan alternatif pemecahan masalah dalam program

pembinaan PHBS di tatanan keluarga di Puskesmas Cimahi Tengah.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembinaan PHBS di tatanan keluarga

1. Pengertian PHBS

Perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) adalah sekumpulan perilaku

yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang

menjadikan seseorang, keluarga kelompok atau masyarakat mampu

menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif

dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBS

mencangkup beratus – ratus bahkan mungkin beribu – ribu perilaku yang

harus dipraktikkan seperti perilaku mencuci tangan dengan sabun,

pengelolaan air minum dan makanan yang memenuhi syarat,

menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolaan

limbah cair yang memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak

merokok di dalam ruangan dan lain – lain. Di bidang kesehatan ibu dan

anak serta keluarga berencana harus dipraktikkan perilaku meminta

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap

bulan, mengimunisasi lengkap bayi, menjadi akseptor

sekeluargaberencana dan lain – lain. Di bidang gizi dan farmasi harus

dipraktikkan perilaku makan dengan gizi seimbang, minum tablet tambah

darah selama hamil, memberi bayi air susu ibu (ASI) ekslusif,

5
mengonsumsi Gram ber-yodium dan lain – lain, sedangkan di bidang

pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan perilaku ikut serta dalam

jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau memanfaatkan

upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), memanfaatkan

puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehtan lain dan lain – lain.

a. Konsep Tatanan

Manusia hidup di berbagai tatanan,yaitu berbagai tempat atau sistem

sosial dimana ia melakukan kegiatan sehari – harinya. Di setiap tatanan,

faktor-faktor individu, lingkungan fisik dan lingkungan sosial berinteraksi

dan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula

dikatakan bahwa suatau tatanan adalah suatu tempat dimana manusia

secara aktif memanipulasi lingkungan, sehingga menciptakan di bidang

kesehatan. Jelas bahwa setiap tatanan memiliki kekhasan, sehingga

dengan demikian pembinaan PHBS harus disesuaikan untuk masing-

masing tatanan. Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan

rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan

tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat

keberhasilan pembinaan PHBS, praktik PHBS yang diukur adalah yang

dijumpai di tatanan rumah tangga. Telah ditetapkan 10 (sepuluh) indikator

untuk menetapkan apakah sebuah rumah tangga telah mempraktikakan

PHBS. Kesepuluhan indikator tersebut merupakan sebagian dari semua

prilaku yang harus diperaktikan di rumah tenaga dan dipilih karena

dianggap mewakili atau dapat mencermikan keseluruhan perilaku.

6
b. Masyarakat Dalam Tatanan

Namun demikian perlu disadari bahwa PHBS di tatanan rumah

tangga sangat dipengaruhi oleh PHBS ditatanan-tatanan lain. Demikian

sebaliknya, PHBS di tatana rumah tangga.

Tatanan institusi
Tatanan fasilitas pelayanan pendidikan
kesehatan

Tatanan tempat Tatanan tempat


kerja kerja umum

Tatanan rumah tangga

Saling – pengaruh antar – tatanan dalam PHBS

Oleh sebab itu, yang di maksud dengan masyarakat dalam hal ini

tidak terbatas pada masyarakat dalam hal ini tidak terbatas pada

masyarakat dalam pengertian umum (yaitu tatanan rumah tangga), tetapi

juga masyarakat khusus di berbagai tatanan lain. Sebagaimana

7
masyarakat di tatanan rumah tangga, yaitu masyarakat umum,

masyarakat di masing- masing tatanan pun memiliki struktur masyarakat

dan peran-peran dalam masyarakat. Jika di masyrakat umum terdapat

struktur masyarakat formal dan struktur masyarakat informal, di tatanan

lain pun terdapat pula struktur yang serupa.

B. PHBS di Berbagai Tatanan

PHBS mencangkup semua perilaku yang harus diperhatikan dibidang

pencegahan dan penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan,

kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan

pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktikkan

dimana pun seseorang branda di rumah tangga, di institusi pendidik

dimana pun seseorang berada di rumah tangga, di institusi pendidikan, di

tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitasi pelayanan kesehehatan

sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai.

1. PHBS di Rumah Tangga

Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang

dapan menciptakan rumah tangga ber PHBS, yang mencangkup

persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI ekskusif,

menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah,

menggunakan jamban sehat (stop buang air besar sembarangan/Stop

8
BABS), pengelolaan limbah , memberantas jentik nyamuk, makan buah

dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok

di dalam rumah dan lain-lain.

2. PHBS di Institusi Pendidikan

Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminar,

pedepokan dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku

yang dapat menciptakan institusi pendidikan Ber-PHBS, yang

mencangkup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun,

mengonsumsi makan dan minum sehat, menggunakan jamban sehat,

membuang sampah di tempat sampah, tidak meroko, tidak mengonsumsi

Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), tidak

meludah sembarangan temoat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

3. PHBS di Tempat Umum

Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, perpatokan, terminal,

demaga dan lain-lain), sasaran primar harus mempraaktikkan perilaku

yang dapat menciptakan Tempat Umum ber-PHBS, yang dapat mencakup

mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jaman sehat, membuang

sampah di tempat sampah, tidak meroko, tidak mempraktikkan perilaku

yang dapat menciptakan fasilitas pelayanan kesehatan ber-PHBS, yang

mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat,

membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi

9
NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk

dan lain-lain.

4. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, puskesmas,rumah sakit dan

lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat

menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan ber-PHBS, yang mencangkup

mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jaman sehat, membuang

sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA,

tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan

lain-lain.

5. HAKIKAT PERILAKU

perilaku adalah sesuatau yang rumit. Perilaku individu berkait dengan

fakto-faktor prilaku individu berkaitan dengan faktor-faktor pengetahuan

dan sikap individu. Perilaku juga menyangkut dimensi kultural yang

berupa sistem nilai dan normal. Sistem nilai adalah acuan tentang hal-hal

yang di anggap baik dan hal-hal yang dianggap buruk. Norma adalah

aturan tidak tertulis yang disebut norma sosial dan aturan yang sisebut

norma hukum. Selain itu, perilaku juga berkaitan dengan dimensi ekonomi

dal hal-hal lain yang merupakan pendukung perilaku. Perilaku seseorang,

selain dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikapnya, memiliki acuan

kepada sistem nilai dan norma yang dianutnya. Dengan kata lain, sistem

lain dan norma dibuat oleh masyarakat di suatu tatana untuk diantut oleh

10
individu-individu anggota masyarakat tatatanan tersebut. Inilah yang juga

disebut sabagai faktor-faktor predisposisi (predisposing factors). Namun

demikian sistem nilai dan norma, sabagai sistem sosial, adalah sesuatau

yang dinamis. Artinya, sistem nilai dan norma suatu masyarakat akan

berubah mengikuti perubahan-perubahan lingkugan dari masyarakat yang

bersangkutan. Jadi, antara sistem nilai dan norma di satu pihak dengan

individu-individu masyarakat di pihak lain, terdapat hubungan timbal balik

sistem nilai dan norma mempengaruhi prilaku individu, perilaku individu

yang berubah akan dapat mengubah sistem nilai dan norma.

Untuk sistem nilai norma yang sesuai dengan kaidah-kaidah

kesehatan, perlu diupayakan terpelihara sistem nilai dan norma tersebut.

Sedangkan untuk sistem nilai dan norma yang tidak sesuai dengan kaidah

– kaidah kesehatan, perlu dilakukan upaya guna mengubah sistem nilai

dan norma tersebut melalui perubahan perilaku individu-individu anggota

masyarakat. Individu – individu anggota masyarakat yang memiliki potensi

besar untuk mengubah sistem nilai dan norma adalah mereka yang

disebut dengan permukaan masyarakat atau tokoh masyarakat, baik yang

formal maupun yang informal. Pemuka masyarakat formal mencangkup

para petugas atau pejabat kesehatan dan mereka yang menduduki posisi

formal (resmi) dalam organisasinya. Pemuka masyarakat informal adalah

mereka yang tidak menduduki posisi formal adalah mereka yang tidak

menduduki posisi formal dalam organisasi, mereka yang tidak menduduki

posisi formal dalam oerganisasi, tetapi memiliki pengaruh individual posisi

11
formal dalam organisasi, tetapi memiliki pengaruh individual terhadap

masyarakat oleh sebab keahlian, pengalaman, keturunan, kharisma dan

lain-lain. Mereka inilah yang berperan sebagai faktor-faktor pendorong

berbagi terjadinya faktor perilaku masyarakat. Akan tetapi perilaku tertentu

tidak pernah mempraktikkan perilalu itu karena tidak adanya kemampuan

secara ekonomis atau tidak tersedianya sarana. Misalnya, seseorang

yang sudah mau membuang hajat (air besar) di jamban, tidak kunjung

melalukan hal itu karena ia tidak mampu membuat jamban pribadi dan di

sekitarnya tidak terdapat jamban umum.

12
13
BAB III

A. Gambaran Umum Instansi

1. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan, dan Moto

Puskesmas Cimahi Tengah merupakan perpanjangan tangan Dinas

Kesehatan Kota Cimahi dalam upaya menjalankan kebijakan

pembangunan kesehatan di wilayah kerja Kecamatan Cimahi Tengah.

Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan

kebijakan baik yang ada, maka Puskesmas Cimahi Tengah memiliki visi

dan misi sebagai berikut:

a. VISI

Kelurahan Cimahi dan Karang Mekar Sehat Mandiri.

b. MISI

1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang merata.

2) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan.

3) Menjalin kemitraan dengan memberdayakan masyarakat dan

kerjasama lintas sektor menuju masyarakat sehat mandiri.

c. Tata Nilai

Nilai-nilai yang telah di bentuk dan disepakati bersama

14
Seluruh jajaran karyawan puskesmas Cimahi Tengah adalah :

SIGEP

S Santun

I Inovatif

G Gesit

E Empati

P Profesional

d. Tujuan

Adapun tujuan disusunnya profil Puskesmas Cimahi tengah ini adalah \:

Tersedianya data dan informasi kesehatan umum dan lingkungan

Puskesmas Cimahi Tengah yang meliputi data kesehatan lingkungan fisik,

perilaku kesehatan masyarakat dan demografi dalam satu tahun terakhir.

e. MOTTO

“ANDA SEHAT KAMI BAHAGIA”

Adanya visi, misi, tata nilai, tujuan serta motto pelayanan yang jelas,

maka diharapkan arah pembangunan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Cimahi Tengah dapat berjalan dengan baik sehingga

bermanfaat secara optimal bagi masyarakat.

15
f. Struktur Organisasi Puskesmas Cimahi Tengah

g. Letak Geografi

Puskesmas Cimahi Tengah terletak di Jl. Dra. Hj. Djulaeha Karmita

No. 5 Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi,

Provinsi Jawa Barat.

16
Gambar Peta Wilayah Kerja

Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah meliputi dua Kelurahan

yaitu Kelurahan Cimahi dan Kelurahan Karang Mekar. RW seluruhnya ada

17
27 RW terdiri dari 10 RW di Kelurahan Cimahi dan 17 RW di kelurahan

Karang Mekar.

Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Cimahi tengah:

• Sebelah Utara : Kelurahan Citeureup

• Sebelah Selatan : Kelurahan Baros

• Sebelah Barat : Kelurahan Setiamanah dan

Kelurahan Padasuka

• Sebelah Timur : Kelurahan Cibabat dengan

kelurahan Cigugur Tengah

Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah seluas 215,4 ha terdiri dari

Kelurahan Cimahi 84,31 ha, sedangkan Kelurahan Karang Mekar 131,09

ha. Terletak pada ketinggian tanah antara 600 m diatas permukaan laut.

Untuk mencapai Puskesmas ini dapat menggunakan kendaraan roda 4

dan roda 2. Puskesmas ini juga dilalui oleh kendaraan umum berupa

angkutan kota, becak dan ojek. Rata-rata waktu tempuh ke Puskesmas

adalah 10 menit dengan sepeda motor.

h. Keadaan Kependudukan (Demografi)

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun

2017 adalah 32.397 Jiwa yang terbagi atas Kelurahan Cimahi 14.223 jiwa

dan Kelurahan Karang Mekar 18.174 jiwa dengan kepadatan penduduk

18
Kelurahan Cimahi 168,7 jiwa per ha dan Kelurahan Karang Mekar sebesar

138,64 jiwa per ha.

Distribusi Penduduk Berdasarkan Demografi

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Keadaan Kependudukan (Demografi)

Tahun 2019

Kelurahan

No Data Cimahi Karangmekar Total

1. Penduduk Laki-laki 6.616 7.997 13.182

2. Penduduk 6.566 8.210 16.207

Perempuan

3. Bayi 254 324 578

4. Balita 1025 1357 2382

5. Bumil 275 349 624

19
6. Bulin 261 334 595

7. PUS 1952 2321 4273

8. WUS 3254 4152 7406

9. KK 4.386 5.352 9.738

10. RT 50 75 125

11. RW 10 17 27

II.1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Tabel II.3

Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun

2019

Kelurahan

No Kelompok Umur Cimahi Karangmekar Total

1. 75 + 340 438 778

2. 70-74 256 301 557

3. 65-69 417 425 842

4. 60-64 535 705 1.240

20
5. 55-59 646 876 1.522

6. 50-54 849 1.090 1.939

7. 45-49 972 1.266 2.238

8. 40-44 1.011 1.272 2.283

9. 35-39 1.071 1.274 2.345

10. 30-34 909 1.156 2.065

11. 25-29 1.011 1.182 2.193

12. 20-24 1.048 1.331 2.379

13. 15-19 1.029 1.284 2.313

14. 10-14 1.212 1.366 2.578

15. 05-09 1.066 1.296 2.362

16. 0-4 810 978 1.788

Jumlah 13.182 16.207 29.389

Sumber: Database Kependudukan Kota Cimahi

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel II.4

21
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2019

Tingkat Kelurahan

No Pendidikan Cimahi Karangmekar Total

1. 28
10 18
Strata III

2. Strata II 76 186 262

3. D IV / S 1 862 1.476 2.338

4. Akademi / D III 541 813 1.354

5. D I / D II 260 255 515

6. SLTA / Sederajat 4.568 6.037 10.605

7. SLTP / Sederajat 2.088 2.201 4.289

8. SD / Sederajat 1.329 1.218 2.547

9. Tidak / Belum 1.428 1.573 3.001

Tamat SD /

Sederajat

10. Tidak /Belum 2.020 2.432 4.452

sekolah

Jumlah 13.182 16.207 29.389

22
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Tabel II.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2019

Kelurahan

No Jenis Pekerjaan Cimahi Karangmekar Total

1. Wiraswasta 833 1.213 2.521

2. Karyawan Swasta 1.815 2.339 4.650

3. Karyawan 65 92 157

BUMN/BUMD

4. PNS/TNI?POLRI/ 391 962 2.165

Pensiunan

5. Pedagang 304 315 860

23
6. Buruh / Industri 739 430 1.210

7. Bidang kesehatan 30 107 148

8. Tidak Bekerja 591 631 6.851

9. Kelompok Profesi 147 203 370

10. Pertanian 11 2 26

11. Lain-lain 106 81 187

Jumlah 5.032 6.375 11.407

Keadaan Lingkungan Fisik

Sarana Data Rumah, Jamban, SPAL, TPS & Sumur Resapan

Tabel II.6

Data Rumah, Jamban, SPAL, TPS & Sumur Resapan Tahun 2019

Kelurahan

No Uraian Cimahi Karangmekar Total

1. Jumlah Rumah 2.335 3.303 5.638

a. Permanen 2.230 3.071 5.301

b. Semi Permanen 105 232 337

c. Panggung 0 0 0

d. lainnya 0 0 0

2. Jumlah Rumah

24
dengan lantai

a. Keramik 2.055 2.967 5.022

b.Semen 280 336 616

c. Kayu 0 0 0

d. Tanah 0 0 0

3. Jumlah Rumah 1.914 2.810 4.724

dengan jendela

kamar tidur

4. Jumlah rumah yg 1.893 2.861 4.754

memiliki lubang

asap dapur

5. Jumlah rumah dg 1.969 2.825 4.794

kamar tidur tidak

lembab

6. jumlah rumah tidak 1.657 2.411 4.068

padat penghuni

7. Jumlah rumah 927 1.841 2.768

memiliki

pekaranagan yg

dimanfaatkan

8. Jumlah rumah yang 214 311 525

memiliki kandang

25
ternak

9. Jumlah sistem

pembuangan air

limbah (SPAL)

a. Terbuka 1.026 1.271 2.297

b. Tertutup 1.309 2.038 3.341

10. Jumlah tempat 1 1 2

penampungan

sampah rumah

tangga sementara

11. Jumlah TPA 0 0 0

12. Jumlah rumah yg 2.320 3.880 5.600

memiliki jamban

a. Septic Tank 1.210 1.610 2.820

b. Non Septic Tank 1.110 1.670 2.780

c. MCK 9 5 14

13. Sumur resapan 17 9 26

26
Tabel II.7

Data Sarana Air Bersih Tahun 2019

Kelurahan

No Uraian Cimahi Karangmekar Total

1. Jumlah Penduduk / 14.223 18.174 32.397

Jiwa

2. Jumlah KK 4.493 5.743 10.236

3. Jumlah RW 10 17 27

4. Jumlah RT 50 75 125

5. Jumlah KK yg 2.375 3.574 5.949

mempunyai sarana

air bersih

a. Jumlah Sumur 148 88 236

Gali

b. Jumlah sumur 5 6 11

pompa tangan

1-7 m 0 0 0

27
8-15 m 5 6 11

> 15 m 0 0 0

c. Jumlah Pompa 1.345 1.846 3.427

listrik

d. Jumlah rumah 553 1.053 2.106

yang

mempunyai

PDAM

6. Jumlah Artesis (220 13 27 40

kk)

7. Jumlah mata air / 2 0 2

samb rumah

8. Jumlah sumur 17 9 26

resapan

28
Tabel II.8

Tempat Pengelolaan Makanan & Minuman (TPM) Tahun 2019

Kelurahan

No Uraian Cimahi Karangmekar Total

1. Rumah Makan 10 2 12

2. Restoran 0 1 1

3. Warung Makan 27 73 100

4. Jasa Boga/ catering 2 2 4

5. Kantin 0 1 1

6. Makanan Jajanan 57 64 121

7. Toko Penjual 20 10 30

Makanan

8. Makanan Jajanan 25 14 39

Sekolah

9. Depot Air minum Isi 9 5 14

Ulang (Damiu)

Jumlah 150 172 322

29
Tabel II.9

Tempat-tempat Umum

Tahun 2019

Kelurahan

No Uraian Cimahi Karangmekar Total

1. Hotel Berbintang 0 0 0

2. Hotel melati 0 2 2

3. Kolam Renang 0 0 0

/Pemandian Umum

4. Bioskop 0 0 0

5. Gedung 1 4 5

Pertunjukan / Olah

Raga

6. Tempat hiburan 0 0 0

7. Masjid 17 19 36

8. Pondok Pesantren 4 2 6

9. Gereja 3 10 13

30
10. Kelenteng / Pure 0 1 1

11. Rumah Sakit 0 0 0

12. Sekolah 22 17 40

a.TK 9 7 16

b. SD 6 3 9

c. SLTP 1 4 5

d. SLTA 5 3 8

e. SLB 1 0 1

13. Salon Kecantikan 15 13 28

14. Tempat Pemangkas 6 4 10

Rambut

15. Panti Pijat 0 2 2

16. Pasar 1 0 1

17. Pusat Perbelanjaan 1 4 5

18. Pangkalan Sado 0 0 0

19. Terminal 1 0 1

20. Objek wisata 0 0 0

21. Industri 5 4 9

22. Perkantoran 19 9 28

23. Stasiun Kereta Api 0 0 0

Jumlah 117 108 226

31
Tabel II.10

Jumlah Industri Tahun 2019

Kelurahan

No Uraian Cimahi Karangmekar Total

1. Industri Textil / 1 0 1

Pencelupan

2. Industri Garmen 1 1 2

3. Industri Kulit 0 0 0

4. Industri Kayu 0 0 0

5. Industri Mebeul 0 1 1

6. Industri Kapas 0 0 0

7. Industri Tas 0 0 0

8. Industri Sepatu 2 0 2

9. Industri Farmasi 0 1 1

10. Industri Perajutan 1 1 2

11. Industri Logam 0 0 0

12. Industri Plastik 0 0 0

13. Lain - Lain 0 0 0

32
a. Industri Batako 0 0 0

b. Industri Karet 0 0 0

Jumlah 5 4 9

Tabel II.11

Distribusi Jumlah Sumber Daya Manusia Puskesmas Cimahi Tengah

Tahun 2019

No Jenis Tenaga Jumlah

1. Kapus (dr) 1

2. K. Sub. Bag 1

3. Dokter Umum 1

4. Dokter Gigi 2

5. Perawat 5

6. Bidan 4

7. Perawat Gigi 2

8. Pelaksana Gizi 1

9. Pelaksana Rekam Medik 1

10. Apoteker 1

33
11. Pelaksana Farmasi 1

12. Pelaksana Kesling 1

13. Pelaksana Analis Kesehatan 1

14. Staf TU 2

15. THL 3

Jumlah 27

H. Kegiatan yang Dilakukan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) PHBS di Rumah Tangga

dilakukan untuk meraih Rumah Tangga Sehat yaitu rumah tangga yang

melaksanakan 10 indikator PHBS di Rumah Tangga seperti; 1) Persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan; 2) Memberi bayi ASI eksklusif; 3)

Menimbang bayi dan balita; 4) Menggunakan air bersih; 5) Mencuci

tangan dengan air bersih dan sabun; 6) Menggunakan jamban sehat; 7)

Memberantas jentik di rumah; 8) Makan buah dan sayur setiap hari; 9)

Melakukan aktivitas fisik setiap hari; 10) Tidak merokok di dalam rumah.

i. Pembinaan PBHS di Tatanan Rumah Tangga

Pembinaan PHBS di tatanan Rumah Tangga adalah pengkajian dan

pembinaan PHBS di tatanan Rumah Tangga dengan melihat 10 indikator,

meliputi: Linakes, memberi ASI Eksklusif, menimbang bayi dan balita

34
setiap bulan, menggunakan, air bersih, mencuci tangan dengan sabun &

air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik, makan sayur

dan buah, melakukan aktivitas fisik, tidak merokok di dalam rumah pada

setiap rumah tangga yang ada dxi wilayah kerja Puskesmas. Pembuktian

dengan adanya data hasil kajian PHBS RT, adanya hasil analisis, rencana

dan jadwal tindak lanjut dari

hasil kajian.

Gambar 3.9 Grafik Cakupan Pembinaan PHBS di Tatanan RumahTangga

Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2020

35
Cakupan Pembinaan PHBS di Tatanan RumahTangga Puskesmas

Cimahi Tengah Tahun 2020 adalah 53,03% dari target 70%. Masih

terdapat kesenjangan sebesar 16,97%. Hal ini disebabkan karena ada

keterbatasan kegiatan untuk luar gedung karena adanya wabah covid-19,

kerjasama dengan kader kesehatan yang belum optimal, sasaran rumah

tangga yang cukup banyak, pencatatan yang belum optimal, dan belum

ada format khusus untuk

j. Program Pembinaan PHBS Tatanan Keluarga Puskesmas Cimahi

Tengah

1. Penyuluhan Kesehatan

Kegiatan penyuluhan kesehatan dalam gedung di Puskesmas Cimahi

Tengah di jadwalkan oleh koordinator promkes setiap hari selasa dan

kamis di setiap minggunya. Masyarakat diberi penyuluhan kesehatan ini

bertujunan untuk meninggkatkan kesehatan masyrakat sehat mandiri.

2. Pembinaan kesehatan masyarakat

Kegiatan pembinaan kesehatan luar gedung di posyandu dan

posbindu kelurahan cimahi dan karang mekar yang dilakukan sebulan

sekali. Masyarakat di beri pembinaan dengan metode konseling dibantu

dengan media leflet. Pembinaan kesehatan masyarakat ini bertujuan

untuk meninggkatkan agar masyarakat dapat sehat mandiri.

3. Gebyar pembinaan dan penyuluhan dan pembagian masker

36
Meningkatkan akan pentingnya penggunaan masker dalam masa

PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) guna

mencegah penularan Viris COVID-19 melalui pemberdayaan masyarakat,

gebyar pembinaan dan pembagian masker yang dilakukan di posyandu

kelurahan ciamahi dan karang mekar dan tim promkes Puskesmas Cimahi

Tengah, di masa pandemi kegiatan di setiap kelurahan rw masing-masing

di fokuskan pada kegiatan pencegahan dan penularan COVID-19 kepada

masyarakat memberikan masker di wilayahnya serta kegiatan yang

menunjang untuk penyehatan lingkungan seperti pembuatan irigasi.

37
BAB IV

A. Identifikasi Masalah

Praktik Kesehatan Mahasiswa (PKM) berlangsung selama 21 hari

kerja di puskesmas cimahi tengah, penulis mengumpulkan informasi, dan

informasi ini diperoleh melalui analisis data rekap program promkes

pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga dan wawancara salah satu

pemegang program pembinaan PHBS ditatanan rumah antgga serta

dokumen – dokumen yang mendukung untuk melengkapi laporan Praktik

Kesehatan Mahasiswa.

Berdasarkan hasil penagamatan dan informasi dari pemegang

Program Pembinaan PHBS ditatanan rumah tangga Puskesmas Cimahi

Tengah terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaan program

Promkes masih terdapat kesenjangan sebesar sebagi berikut:

1. Forum Pembinaan PHBS ditatanan rumah tangga belum rutin

diadakan serta terdapat pencatatan dan laporan program kegiatan yang

belum lengkap di setiap kelurahan.

2. Dana dari puskesmas dana sehingga tidak ada lagi kegiatan

operasional.

3. Keterlibatan peran serta kerja sama kader kesehatan belum optimal

4. Sasaran rumah tangga cukup banyak.

38
B. Penetapan Prioritas Masalah

Prioritas masalah ialah salah satu masalah yang paling penting

diselesaikan terlebih dahulu guna meminimalisir terbentuknya

permasalahan yang berkelnjutan. Hal ini diakibatkan karena mungkin

adanya factor keterkaitan antara permasalah yang teridentifikasi dan

kemampuan yangt memiliki sehingga perlu diselesaikan secara bertahap.

Berdasarkan identifikasi masalah, sehingga di lakukan penentuan prioritas

masalah dengan Teknik USG

Untuk menentukan prioritas masalah diperlukan sebuah metode,

penulis menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG)

sebagai cara untuk penetapan prioritas masalah. Metode USG merupakan

salah satu metode skoring untuk menyusun urutan prioritas masalah atau

isu yang harus diselesaikan. Urgency dilihat dari ketersediaannya waktu,

mendesak atau tidak. Seriousness merupakan tingkat keseriusan yang

dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja,

pengaruh keberhasilan serta membahayakan sistem atau tidak.

Sementara Growth merupakan apakah masalah tersebut berkembang

sedemikian rupa sehingga sulit untuk dipecahkan. Cara untuk

menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu atau

masalah yang telah dimiliki, dapat ditentukan dengan menggunakan skala

nilai skoring dari 1-5 atau 1-10. Isu dengan total nilai tertinggi merupakan

isu atau masalah yang lebih diprioritaskan.

39
Data serta informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan metode USG,

yaitu:

1. Wawancara dengan petugas Pembinaan PHBS ditatanan

rumah tangga masyarakat dalam di Puskesmas Cimahi

Tengah.

2. Hasil observasi.

3. Dokumen-dokumen terkait peraturan perundang-

undangan serta kebijakan dari Pemerintah di masa

pandemi saat ini.

Tabel 4.1 Penetapan Prioritas Masalah Dengan Menggunakan Metode

USG

No. Masalah U S G Total Rangking

1. Keterbatasan 3 3 3 81 4

kegiatan untuk luar

gedung karena

sedang adanya

pandemi

2. Belum ada dana dari 4 3 2 135 3

puskesmas

sehingga tidak ada

40
kegiatan oprasional

3. Kerja sama dengan 4 4 3 162 2

kader belum optimal

4. Pencatatan belum 4 4 4 216 1

optimal

Prioritas masalah ditetapkan berdasarkan skor nilai tertinggi dari hasil nilai

total. Nilai total merupakan hasil perjumlahan dari nilai skor U+S+G. dari

hasil penjumlahan skor tersebut mampu didapatkan prioritas masalah dari

nilai tertinggi sampai nilai terendah.

Penilaian skor menggunakan skala likert dengan nilai skor 1-5, yang

digunakan sebagai penetapan prioritas masalah sebagai berikut:

1) Nilai 1 = Masalah sangat kecil.

2) Nilai 2 = Masalah kecil.

3) Nilai 3 = Masalah sedang.

4) Nilai 4 = Masalah besar.

5) Nilai 5 = Masalah sangat besar.

41
Berdasarkan hasil dari tabel diatas, penetapan prioritas masalah yang

pertama yaitu terkait dengan Keterbatasan ruang tunggu pasien dalam

pelayanan kesehatan, masalah pada tingkat kedua yaitu Ketidaksesuaian

Waktu Ketika dalam Pelayanan kesehatan, sementara untuk masalah

yang berada ditingkat ketiga yaitu terkait dengan Sikap Petugas Terkait

Kesopanan dan Keramahan dalam Pelayanan di Puskesmas Cimahi

Tengah.Prioritas masalah ditetapkan berdasarkan skor nilai tertinggi dari

hasil nilai total. Nilai total merupakan hasil perjumlahan dari nilai skor

U+S+G. dari hasil penjumlahan skor tersebut mampu didapatkan prioritas

masalah dari nilai tertinggi sampai nilai terendah.

Berdasarkan table hasil penjumlahan prioritas masalah didapatkan

urutan prioritas urutan prioritas sebagai berikut :

1. Forum Pembinaan PHBS Ditatan Rumah Tangga belum rutin

diadakan serta terdapat pencatatan dan laporan program kegiatan yang

belum lengkap di setiap kelurahan.

2. Dana dari dana sehingga tidak ada nagi kegiatan operasional.

3. Keterlibatan peran serta kerja sama kader kesehtan. Belum optimal

Sasaran rumah tangga cukup banyak.

C. Penyebab Masalah

42
Berdasarkan penetapan prioritas masalah tersebut, maka dapat

ditetapkan masalah yang menjadi prioritas dan perlu segera mendapat

perhatian dan intervensi lebih lanjut. Maka dapat dilihat pada pohon

masalah sebagai berikut:

No Masalah Penyebab

1. Keterbatasan kegiatan untuk 1. Kader Puskesmas Cimahi

luar gedung karena sedang Tengah merangkap tugas

adanya pandemi program yang lainnya.

2. Forum desa siaga

terhambat karna adanya

pandemi COVID-19.

2. Belum ada dana dari Kurang serta masyarakat

puskesmas sehingga tidak dalam pengadaan

ada kegiatan oprasional pemberdayaan masyarakat.

3. Kerja sama dengan kader

belum optimal

4. AKAR PENYEBAB MASALAH

43
1. Masih rendahnya cakupan Komunikasi Interpersonal dan

Konseling, adanya kesenjangan sebesar 76,6%

MANUS METHOD MONEY


IA E

Rujukan internal yang tidak ada dana khusus untuk


belum berjalan dengan kegiatan konseling
optimal
masih rendahnya sosialisasi
Menggunakan Grup wa kepada masyarakat tentang
pelayanan konseling di
puskesmas
Prlaksanaan program prmbinaan masih belum dilak

sampai saat ini belum ada pasien belum ada format khusus unuk
yang datang kePKM khusus untuk pencatatan konseling
melakukann konseling Adanya pandemic covid
sehingga pasien tidak
berlama-lama berada
dilingkunagn PKM

MACHINE MATERIAL ENVIERONTMENT

44
D. Pemecahan Masalah

Hasil dari uraian penyebab masalah di atas dapat dibuat alternatiif

pemecahan masalah sesuai dengan penyebab yang bersangkutan,

sehingga masalah tersebut dapat diminimalkan. Untuk menemukan upaya

pemecahan masalah tersebut diatas, maka dapat diuraikan dalam table

analisis pemecahan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Tabel Pemecahan Masalah

Alternatif

No Masalah Penyebab Masalah pemecahan

Masalah

1. Forum Pembinaan PHBS di - Kader p e m b i n a a n - Forum RW Siaga

tatanan Rumah Tangga P H B S merangkap rutin dilaksanakan

belum rutin diadakan serta tugas program yang setiap bulan dan

terdapat pencatatan dan lainnya. menetapkan tanggal

laporan program kegiatan di setiap bulannya,

yang belum lengkap di setiap - Forum pembinaan forum bisa

kelurahan PHBS ditatanan rumah menggunakan

tangga terhambat forum virtual

karna adanya pandemi

45
COVID-19

2. Dana dari dana sehingga - Kurang serta - Meningkatakan

tidak ada nagi kegiatan masyarakat dalam peran dunia usaha

operasional pengadaan dan organisasi

pemberdayaan dalam

masyarakat. pemberdayaan

masyarakat

- Advokasi kepada

pemangku kebijakan

dalam

mengoptimalkan

alokasi dana desa

untuk kegiatan

upaya kesehatan

berbasis

masyarakat.

3. Keterlibatan peran serta - Kurang serta - Pengadaan media

kerja sama kader kesehtan. masyarakat dari promosi kesehatan

Belum optimal dan sasaran organisasi dalam yang menarik

rumah tangga yang cukup membangun mengenai PHBS

banyak. pembinaan PHBS ditatanan rumah

ditatanan rumah tangga.

46
tangga. - Diadakan

pengembangan

program untuk

meningkatkan

cakupanm salah

satu upaya dalam

meningkatkan

cakupan yaitu

dengan mengadkan

pertemuan rutin

lintas sector (para

RT,RW, KURAH,

CAMAT dan

pengusaha) seperti

pengajian rutin, atau

pertemuanj kecil.

47
48
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Setelah melakukan praktik Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

Cimahi Tengah 21 hari kerja, mengenai Program Pembinaan PHBS

ditatanan rumah tangga didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Program Pembinaan PHBS Ditatanan Rumah Tangga dicakupan

binaan Puskesmas Cimahi Tengah belum berjalan dengan optimal dilihat

dari hasil rekaptulasi hasil pendataan desa siaga aktif perindikator tahun

2021.

2. Dalam Pelaksanaannya Program Pembinaan PHBS Ditatanan

Rumah Tangga di Puskesmas Cimahi Tengah Kota Cimahi terdapat

masalah –masalah yang di hadapi antara lain:

c. Forum Pembinaan PHBS Ditatan Rumah Tangga belum rutin

diadakan serta terdapat pencatatan dan laporan program kegiatan yang

belum lengkap di setiap kelurahan.

d. Dana dari dana sehingga tidak ada nagi kegiatan operasional.

e. Keterlibatan peran serta kerja sama kader kesehtan. Belum optimal

Sasaran rumah tangga cukup banyak.


3. Prioritas masalah yang ditemukan di program Pembinaan PHBS

Ditatanan Rumah Tangga di Puskesmas Cimahi Tengah Kota Cimahi

yaitu, pembinaan yang belum rutin diadakan, serta terdapat pencatatan

dan pelaporan yng belum lengkap.

4. Alternatif pemecahan maslah terhadap prioritas masalah adalah

sebagai berikut:

a. Forum pembinaan PHBS ditatan rumah tangga rutin dilaksanaakan

setiap bulannya, dilakukan pembinaan cara pencatatan dan pelaporan

kepada kader dan memberikan retan waktu dalam mengumpulkan

pencatatan dan pelaporan.

b. Memfokuskan Potensi Kader untuk memaksimalkan kinerjanya

serta memberikan reward bagi kader teladan.

c. Membuat sebuah aplikasi guna mempermudah dalam pencatatan

dan pelaporan Desa Siaga sehingga bisa di akses kapan saja untuk

memudahkan monitoring.

d. Diadakannya pengembangan program untuk meningkkatkan

cakupan, salah satu upaya dalam meningkatkan cakupannya yaitu

dengan cara mengadakan pertemuan rutin lintas sektor (RT, RW, lurah,

camat dan pengusaha) seperti rapat rutin, atau pertemuan kecil.

50
B. Saran

1. Diharapkan bagiseluruh petugas pembinaan PHBS ditatan rumah

tangga wilayah kerja puskesmas cimai tengah melaksanakan form desa

siaga secara rutim, dengan menetapkan tanggal yang sudah ada setiap

bulannya sehingga target yang diharapkan tercapai dengan maksimal.

Disaat pandemic COVID-19 forum pembinaan PHBS ditatanan rumah

tangga dapat dilakukan secara virtual, agar forum dan program desa siaga

bias terus berjalan, sehingga cakupan desa siaga meningkat menjadi

strata mandiri.

2. Diharapkan semua tokoh masyarakat, tokoh agama, RT, RW,

maupun pelaku usaha untuk memberikan dukungan dapat berupa

dukungan moral, dukungan finansial atau dukungan material, sesuai

kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka pengembangan

pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga. Sehingga program tersebut

bias berjalan dengan optimal dengan memaksimalkan SDM yang ada.

51
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor:

2269/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman pembinaan prilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) Kementrian kesehatan RI Tahun 2011.

Budiman. (2015). BUKU AJAR ISU TATARAN KESEHATAN

MASYARAKAT. Bandung: Refika Aditama

Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit

(BTKLPP) (2019) Rencana Aksi Kegiatan BTKLPP Kelas I Manado.

Dinas kesehatan KOTA CIMAHI (Tanpa tahun). Instrumen penilaian

kinerja puskesmas, Bandung: Dinas Kesehatan Cimahi Pemerintah

Provinsi Jawa Barat.

Kementrian Kesehatan RI Dektorat Promosi Kesehatan Dan

Pemberdayaan Masyarakat Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) dalam PIS - PK

52
LAMPIRAN

Gambar 1. Foto Didepan Puskesmas Cimahi Tengah

53
Gambar 2. Penyuluhan Di Puskesmas Cimahi Tengah

54
Gambar 3. Pembinaan luar gedung posyandu dan pos

55
56
Gambar 4. Pembuatan Cover Perencanaan

4. Kunjungan Ke Posyandu bersama perawat Dustira Dan Ahli GIZI

57
58
s

59

Anda mungkin juga menyukai