Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


HUBUNGAN MASYARAKAT

KEGIATAN HUMAS DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR DALAM


MENSOSIALISASIKAN PROGRAM
MANFAAT IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA

JL. Kesehatan No 3 Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor, Jawa Barat 16161

Oleh :
Rizky Barka W
044116431

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PAKUAN
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah:

Nama Mahasiswa : Rizky Barka W


NPM : 044116431
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Program Pendidikan : Hubungan Masyarakat
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
PTS : Universitas Pakuan

Telah melaksanakan kegiatan PKL Hubungan Masyarakat di Dinas Kesehatan


yang berlokasi di Jl. Kesehatan No.3, Tanah Sareal Kec.Tanah Sereal Kota Bogor,
Jawa Barat 16161, Indonesia, Pada tanggal 01 Juli 2019 sampai dengan 01
Agustus 2019 dengan baik.

Bogor, 6 Maret 2019


Pembimbing Fakultas, Pembimbing Lapangan,

Ratih Siti Aminah, M. Si Nia Nurkarnia M.Kes

Mengetahui

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor

Dr. Rubaeah, MKM


HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM HUMAS DINAS


PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BOGOR SEBAGAI
UPAYA PUBLIKASI KEGIATAN DEKRANASDA

Telah Dipertahankan dihadapan Tim Penguji Praktik Kerja Lapangan

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan

Pada hari :

Dan dinyatakan memenuhi persyaratan, sebagai

Syarat Menyusun Skripsi Program Sarjana ( S1 )

Susunan Tim Penguji

Penguji I : Imani Satriani, M.Si. …………….

Penguji II : Ratih Siti Aminah, M. Si …….………

Bogor, ....................................

Mengetahui,

Dekan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan,

Dr Agnes Setyowati H., M Hum

NIK: 1.0295006229
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
dan kewajiban di dalam penyusunan laporan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL)
di Dinas Kesehatan Kota Bogor dengan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun
untuk memenuhi syarat dalam mengikuti sidang PKL. Laporan ini berjudul
Analisis Kegiatan Sosialiasi Manfaat Imunisasi pada Bayi dan Balita Dinas
Kesehatan Kota Bogor

Laporan PKL ini berupa hasil kegiatan yang telah dilakukan pada saat
PKL di Dinas Kesehatan Kota Bogormulai tanggal 01 Juli 2019 hingga 01Agustus
2019 Selama penyelesaian PKL ini, tentunya tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan
tepat waktu. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa.

2. Dr. Agnes Setyowati H, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya.

3. Muslim, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Budaya.

4. Dr. Dwi Rini Sovia Firdaus, M.Comn selaku Pembimbing penulisan Laporan
PKL ini. 6. Ibu Mariana Rista Ananda Siregar, M.I.Kom selaku Dosen Wali
Humas.

5. Dini Valdiani, M.Si selaku Koordinator PKL.

6. Nia Nurkania,M.Kes selaku koordinator dan pembimbing PKL di Dinas


Kesehatan Kota Bogor.

7. Dr. Sri Pinantari,M.Kes Selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan.

8. Kepada seluruh staf karyawan Dinas Kesehatan Kota Bogor.


9. Terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam kelancaran
penyusunan Laporan PKL ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga
laporan PKL ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis, terutama
mahasiswa/mahasiswi Ilmu Komunikasi. Mohon maaf apabila masih banyak
kekurangan dalam pembuatan Laporan PKL ini. Saran dan kritik dalam laporan
ini sangat dibutuhkan penulis agar penulisan laporan berikutnya lebih baik lagi.

Bogor, September 2019

Rizky Barka W
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PKL............................................................................ 1
1.2 Ruang Lingkup PKL............................................................................ 2
1.3 Tujuan PKL.......................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................ 3
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................... 3
1.4 Manfaat PKL.........................................................................................3
1.4.1 Manfaat Penelitian.................................................................3
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi......................................................................................... 4
2.1.2Elemen Komunikasi......................................................................... 5
2.1.3 Fungsi Komunikasi............................................................................6
2.1.4Tujuan Imunisasi................................................................................7
2.2.1 Humas......... ......................................................................................8
2.2.2. Peran Humas.....................................................................................9
2.2.4. Sosialisasi........................................................................................10
2.2.5. Imunisasi.........................................................................................11
2.5.1 Sasaran Program Imunisasi..............................................................12
2.5.2 Manfaat Imunisasi............................................................................13
2.5.3 Jenis Imnunisasi...............................................................................14
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
3.1 Visi Misi Dinas Kesehatan Kota Bogor..........................................15
3.1.2 Struktur Organisasi......................................................................16
3.1.3 Program Kerja..............................................................................17
3.1.4 Tugas Dan Jabatan.......................................................................18
BAB IV PELAKSANA PRAKTIK KERJA LAPANGAN
4.1 Bentuk Kegiatan PKL......................................................................19
4.2 Prosedur Pelaksana..........................................................................20
4.3 Kendala Kerja dan Penyelesaian......................................................21
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Mengetahui Kegiatan Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor Dalam
Mensosialisasikan Program Imunisasi pada Bayi dan Balita Manfaat
Imunisasi................................................................................................24
5.2 Hambatan Kegiatan Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor Dalam
Mensosialisasikan Program Imunisasi Pada Bayi dan
Balita.....................25
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan......................................................................................26
6.2 Saran................................................................................................27
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi .......................................................................... 22


Gambar 2 Logo Dinas Kesehatan Kota Bogor ................................................. 27
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. ..................................................................................................... 46
Lampiran 2 ...................................................................................................... 47
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
diikuti oleh mahasiswa. Dalam Praktik Kerja lapang mahasiswa menerapkan ilmu
yang diproleh dibangku perkulihan ke kegiatan kerja yang sesungguhnya,
mahasiswa akan menerapkan ilmu yang diperoleh di Dinas Kesehatan Kota Bogor
karena lembaga ini sesuai dengan konsentrasi. Penulis memilih tempat Praktik
Kerja Lapangan dengan Konsentrasi yang dipilihnya. Dalam Praktik Kerja
Lapangan Tahun 2019 ini, Penulis Memilih Dinas Kesehatan Kota Bogor karena
Instani ini berperan penting dalam mensosialisasikan berbagai program
pemerintah, salah satunya Program “Manfaat Imunisasi Pada Bayi dan Balita.

Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi


dengan memberikan vaksin. Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap
penyakit khususnya penyakit infeksi. Dengan demikian, angka kejadian penyakit
infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang ditimbulkannya akan
berkurang. Imunisasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menjaga
kesehatan masyarakat, khususnya bagi bayi usia beberapa bulan sampai dengan
anak usia dibawah lima tahun (balita). Agar imunisasi berjalan sebagaimana yang
diharapkan, ditetapkanlah peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 42. Tahun 2013 tentang penyelenggara imunisasi yang sekaligus dapat
dijadikan pedoman pelaksana penyelenggara imunisasi. Selain itu, kesukesan
penyelenggara imunisasi tidak hanya tugas pemerintah. Petugas kesehatan dan
masyarakat haruslah berperan serta aktif. Bidan merupakan salah satu petugas
kesehatan masyarakat dan memiliki tanggung jawab lebih dalam program
imunisasi ini.

Agar Imunisasi berjalan Lancar dan masyarakat dapat merasakan manfaat


dari program tersebut makan diperlukan Sosialisasi. Sosialiasi adalah sebuah
proses penamanan atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi
ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog
menyebut sosialiasi sebagai teori mengenai peranan. Sosialisasi merupakan salah
satu bagian dari proses komunikasi. Komunikasi itu sendiri memiliki pengertian
suatu bentuk intreaksi manusia yang bisa mempengaruhi manusia lainya satu
sama lain yang dilakukan baik secara sengaja ataupun tidak sengaja, dan tidak
terbatas pada bentuk komunikasi

Berdasarkan hal itu, institusi perguruan tinggi dibentuk untuk melakukan


sesuatu guna mempersiapkan mahasiswanya dalam menghadapi persaingan.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Jurusan Ilmu Komunikasi. Universitas
Pakuan Bogor mempersiapkan mahasiswanya dengan menyelenggarakan mata
kuliah Praktek Kerja Lapangan. Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu syarat
mengambil mata kulliah wajib di Universitas Pakuan sebagai Proses Kegiatan
Pendidikan yang dirancang untuk memberikan pengalaman nyata kepada para
mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan
dengan situasi pekerjaan yang sesungguhnya dan dapat meningkatkan wawasan
tentang dunia kerja sesuai dengan tuntutan profesi. Melalui PKL ini mahasiswa
dapat membandingkan cara kerja hubungan masyarakat Dinas Kesehatan Kota
Bogor dengan ilmu praktik Humas yang ada dalam instansi pada umumnya.
Dalam Melaksanakan PKL mahasiswa dialihan kepada instansi yang dipilih oleh
mahasiswa.
Penulis memilih Dinas Kesehatan Kota Bogor sebagai tempat untuk
mengembangkan kemampuan profesional dalam kajian komunikasi khususnya
dalam Bidang kehumasan, pada laporan penulis kerjakan yang berjudul
“Kegiatan Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor Dalam Mensosialisasikan
Program Manfaat Imunisasi Pada Bayi dan Balita”. Penulis ingin
memperdalam tentang bagaimana sosialisasi program manfaat imunisasi pada
bayi dan balita yang di lakukan oleh humas Dinas Kesehatan Kota Bogor,
Sehingga penulis mengerti bagaimana cara yang baik dalam Mensosialisasikan
suatu program dalam Kesehatan.
Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Universitas Pakuan Bogor ingin mempersiapkan diri agar mampu menerapkan
atau mempraktekan pengetahuan dan teori bidang komunikasi khususnya
kehumasan yang selama ini saya pelajari dibangku perkuliahan. Dengan adanya
Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan akan memperoleh kerja dibidang
kehumasan, mengembangkan dan menambah pengetahuan dibidangnya, Serta
dapat menerapkan teori dan ilmu untuk menjadi ahli yang profesional di
bidangnya.
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan Umum dari tugas mata kuliah ini yaitu agar para mahasiswa
mampu menerapkan teori-teori yang telah dipelajari dan diperoleh mahasiswa
dalam bangku perkuliahan dengan kenyataan dalam melakukan pemahaman
kepada mahasiswa sehingga dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh secara langsung.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengatahui kegiatan Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor


mensosialiasikan program manfaat imunisasi pada bayi dan balita.

2. Untuk mengetahui hambatan Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor


dalam kegiatan mensosialisasikan program yaitu manfaat imunisasi pada Bayi
dan Balita.

1.3 Manfaat Penelitian

1. Manfaat imunisasi ini adalah untuk mencegah bayi atau balita agar
tidak terkena penyakit penyakit dini yaitu cacingan, HIV, dan TBC dan
penyakit lainya oleh karena itu humas dinas kesehatan selalu sigap dengan
program manfaat kegiatan sosialiasi imunisasi terhadap bayi dan balita.
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata
latin yaitu communis yang berarti sama. Istilah pertama dari communis paling
sering disebut sebagai asal kata dari komunikasi yang merupakan akar dari
katakata latin lainnya yang mirip. Komunikasi dapat terjadi bila ada kesamaan
antara penyampaian pesan atau komunikator dan orang yang menerima pesan
atau komunikan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita
untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya dan kemampuan kita untuk
dapat memahami satu dengan yang lainnya dan kemampuan penyesuaian dengan
pihak yang di ajak berkomunikasi.
Menurut Handoko dalam Ngalimun (2017:20), komunikasi adalah proses
pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke
orang lain, yang melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam
percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus lokal atau sebagainya.
Dan perpindahan efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa
seseorang mengirim berita dan menerimanya sanagt bergantung pada
keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan
lain-lain). Komunikasi antar manusia merupakan kajian integral dalam aktivitas
kehidupan manusia. Keseharian manusia yang melakukan kegiatan komunikasi
dengan lingkungan melibatkan pertukaran pesan verbal maupun nonverbal.
Elemen-elemen dalam komunikasi terdiri atas :
1. Sumber (source)
Sumber adalah seseorang yang membuat keputusan untuk berkomunikasi.
Sering disebut pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator dan
pembicara (speaker).
2. Pesan (message)
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada penerima. Pesan dapat
berupa verbal ataupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti
surat, memo, buku sedangkan secara tidak tertulis seperti percakapan tatap muka,
telepon dan radio. Adapun pesan nonverbal dapat berupa isyarat gerakan badan,
ekspresi muka dan nada suara.
3. Saluran (channel)
Saluran komunikasi merupakan jalan yang hendak dilalui pesan komunikator
untuk sampai ke komunikannya. Terdapat dua jalan agar pesan komunikator
sampai kepada komunikannya yaitu tanpa media (nonmediated communication)
dan dengan media.
4. Penerima Pesan (receiver)
Penerima pesan adalah orang yang menganalisis dan menginterpretasikan isi
pesan yang diterimanya. Disebut juga dengan komunikan, khalayak dan
pendengar.
5. Hambatan (barriers)
Hambatan adalah salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan
dalam memaknai suatu pesan. Hambatan ini bisa berasal dari pesan, saluran dan
pendengar.
6. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah jawaban atau respon komunikan atas pesan dari
komunikator yang disampaikan kepadanya.
Hakikat komunikasi adalah suatu proses pernyataan antar manusia berupa
pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
sebagai alat penyalurnya. Bahasa dalam komunikasi disebut message, orang yang
menyampaikan pesan disebut komunikator dan orang yang menerima pesan
disebut komunikan.
1.2 Fungsi Komunikasi
Begitu pentingnya komunikasi dalam hidup manusia, salah satunya adalah
untuk mempermudah kegiatan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Menurut
Harold D. Laswell dalam Cangara (2014:67) mengemukakan fungsi komunikasi
adalah :
1. Manusia dapat mengontrol lingkungannya.
2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada.
3. Melakukan transformasi warisan social kepada generasi berikutnya.
Berdasarkan teori tersebut dijelaskan bahwa komunikasi itu berfungsi agar
manusia dapat mengontrol lingkungannya, jadi dalam kegiatannya untuk
mengontrol lingkungannya harus berkomunikasi, agar apa yang mereka inginkan
itu bias tercapai sesuai keinginannya dan bisa mengontrol lingkungannya.
Manusia juga harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya sesuai dengan poin
selanjutnya dari teori tersebut, untuk bisa beradaptasi dengan lingkungannya
manusia harus melakukan komunikasi agar tidak salah paham dan bisa
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Manusia merupakan makhluk social,
yang kehidupannya itu bergantung pada orang lain, sesuai teori tersebut fungsi
komunikasi adalah melakukan tranformasi warisan social kepada generasi
berikutnya. Teori tersebut menjelaskan bahwa kita melakukan komunikasi karena
memang dalam kehidupannya itu manusia bergantung dengan manusia yang
lainnya, untuk mencapai yang diinginkan dan sesuai dengan kodratnya sebagai
makhluk sosial.
2.3 Hubungan Masyarakat
Public relations (PR) di dalam Bahasa Indonesia diartikan menjadi Hubungan
Masyarakat (Humas) menurut Cutlip, Center & Brown menyebutkan “public
relation in the distinctivemanagement function which help establish and mutual
lines communications, understanding, acceptance, and cooperation between an
organization and its public.” (PR) adalah fungsi manajemen secara khusus yang
mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman,
penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dengan berbagai publiknya.)
(Soemirat & Ardianto, 2010:14)
Fraser F. Seitel mencoba menguraikan bahwa pekerjaan humas merupakan
sebuah proses terencana untuk mempengaruhi opini public melalui karakter dan
performa yang layak, berdasarkan komunikasi dua arah yang saling
mengutungkan.
PR mempunyai tiga arti: (1) Peneranan kepada publik; (2) Persuasi ditujukan
kepada publik untuk mengubah sikap tingkah laku publik; (3) upaya untuk
menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga (Soemirat & Ardianto, 2010:13)

2.3.1 Ruang Lingkup Humas


Ruang Lingkup tugas Humas terbagi dua yaitu publik internal dan publik
eksternal. Kedua publik tersebut merupakan sasaran dari tugas humas untuk dapat
menciptakan keselarasan dan membina hubungan yang harmonis dengan
melakukan komunikasi dua arah, sehingga apa yang diinginkan oleh lembaga atau
organisasi dapat diterima atau dimengerti oleh kedua publik tersebut, begitu juga
sebaliknya. Dalam Upaya menciptakan hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan publik maka ruang lingkup kegiatan atau tugas humas pada
dasarnya terbagi dua yaitu:
1. Membina hubungan kedalam (publik internal). Yang dimaksud dengan public
internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau
organisasi itu sendiri dan ampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang
menimbulkan gambaran negatif didalam masyarakat, sebelum kebijakan itu
dijalankan oleh organisasi.
2. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang dimaksud dengan publik
eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya siap dan
gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya
(Jefkins,2004:20-21)

2.3.2 Tugas Hubungan Masyarakat


Kusumastuti (2004; 13) menyebutkan ada tiga tugas humas yaitu :
1 Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan
prilaku negara
2 Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan
negara
3 Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga, khususnya yang
berkaitan dengan negara
Sementara itu Cultip dan Center dalam Kusumastuti (2004: 13)
menyatakan tugas humas adalah sebagai berikut.
i) Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu negara untuk mengunakan
barang/jasa intasintya.
ii) Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara intansi dengan
negara.
iii) Meningkatkan penjualan barang dan jasa.
iv) Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan
masyarakat sehari-hari.
v) Mendidik dengan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat
akan barang dan jasa yang di hasilkan oleh perusahaan.
vi) Mencengah Pergeseran Penggunaan barang atau jasa yang sejenis dari
persaingan perusahaan oleh konsumen.
2.4 Humas Pemerintahan
Eksistensi Humas dalam suatu lembaga/instansi pemerintah merupakan
keharusan secara fungsional dan operasional. Humas dalam bidang pemerintahan
sebagai organisasi / lembaga yang bersifat nonprofit, lebih banyak mengacu pada
pembentukan dan pemeliharaan hubungan dengan anggota organisasi dan pihak-
pihak yang berkepentingan dengannya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 30 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan di
Lingkungan Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa, Humas Pemerintah yang
melakukan fungsi manajemen dalam bidang informasi dan komunikasi
persuasive, efektif, dan efesien, untuk menciptakan hubungan yang harmonis
dengan publiknya melalui berbagai sarana kehumasan dalam rangka menciptakan
citra dan reputasi yang positif instansi pemerintah. Lembaga Humas adalah unit
organisasi dalam instansi pemerintah yang melakukan fungsi manajemen bidang
informasi dan komunikasi kepada publiknya. Praktisi Humas pemerintah adalah
individu instansi pemerintah yang menjalankan fungsi kehumasan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya (Widjaja, 2010:7)
Selanjutnya di dalam Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan di
Lingkungan Instansi Pemerintah (Widjaja, 2010:9), dijelaskan Mengenai visi dan
misi Humas Pemerintah. Visi Humas pemerintah adalah terciptanya pengelolaan
kehumasan (kelembagaan, ketatalaksanaan, dan SDM) yang proporsional,
professional, efektif, dan efesien dalam mendukung penerapan prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik. Misi Humas Pemerintah adalah:
1. Membangun citra dan reputasi positif pemerintah.
2. Membentuk, meningkatkan, dan memelihara opini positif publik.
3. Menampung dan mengolah aspirasi masyarakat.
4. Mencari, mengklarifikasi, serta menganalisis data Informasi.
5. Menyosialisasikan kebijakan dan program pemerintah.
Membangun kepercayaan publik (public trust).

2.5 Sosialisasi

Sosialiasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasan atau nilai


dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Sejumlah sosilog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai
peranan, proses mempereroleh kepercayaan sikap nilai dan kebiasaan dalam
kebudayaanya membantu induvidu induvidu belajar dan menyesuaikan diri
terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia
dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Contoh guru menjelaskan tata
tertib retret pada murid XA agar retret dapat dijalankan dengan tertib. (Robert
M.Z Lawang, 2008) elemnya terbagi menjadi 3 yaitu

1. Proses belajar suatu proses akomodasi dimana individu menahan,


mengubah impuls impuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau
kebudayaan masyarakat. (Humas dalam menyampaikan pesan pentingnya
imunisasi kepada masyarakat dilakukan dengan cara mengumpulkan
masyarakat dan menjelaskan dampak positif imunisasi bagi bayi dan
balita)
2. Kebiasaan dalam bersosialisasi setiap individu mempelajari kebiasaan,
sikap ide ide, pola pola nilai dan tingkah laku, dan ukuran kepatuhan
tingkah laku di dalam masyarakat dimana ia hidup. (Humas memiliki
kebiasaan memberikan informasi setiap pagi melalui sosial media, TV
agenda dan digedung Dinas Kesehatan Kota Bogor yang bertempat di
lantai 2A. Sebelum bersosialisasi mengenai manfaat imunisasi bayi dan
balita, Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor selalu melakukan survey
terlebih dahulu sebelum melakukan sosialisasi tersebut)
3. Sifat dan kecakapan semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam
proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan
dalam diri seseorang. (Sifat dan Kecakapan Humas Dinas Kesehatan Kota
Bogor terkait dengan sosialisasi manfaat imunisasi pada bayi dan balita
memiliki sifat yang mudah dimengerti karena humas tersebut mengunakan
kata-kata yang bersifat mudah diterima oleh masyarakat)

Dalam proses sosialisasi bisa disebutkan juga seorang anak menjadi


anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat, dan perlu mempelajari norma dan
nilai peran dan semua persyaratan lainnya diperlukan untuk memungkinkan
berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial. Tujuannya agar setiap anggota
masyarakat mengetahui nilai nilai dan norma norma yang ada suatu kelompok
masyarakat, mengendalikan fungsi organik melalui proses latihan mawas diri
yang tepat, agar di dalam induvidu tertanam nilai nilai dan kepercayaan yang ada
di masyarkat. Sosialisasi berfungsi sebagai untuk melestarikan, penyebaran, dan
mewariskan nilai, norma, serta kepercayaan yang ada pada masyarakat. Dengan
begitu, nilai, norma, dan kepercayaan tersebut dapat dijaga oleh semua anggota
masyarakat. Media media sosialisasi yaitu keluarga, teman, sekolah, dan media
masa.

2.6 Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang


paling efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000). Imunisasi dasar adalah
pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk
mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. (Depkes RI, 2005).
Secara khusus, antigen merupakan bagian protein kuman atau racun yang jika
masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh harus memiliki zat
anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh manusia disebut antibody.
Zat anti terhadap racun kuman disebut antitoksin. Dalam keadaan tersebut, jika
tubuh terinfeksi maka tubuh akan membentuk antibody untuk melawan bibit
penyakit yang menyebabkan terinfeksi. Tetapi antibody tersebut bersifat spesifik
yang hanya bekerja untuk bibit penyakit tertentu yang masuk ke dalam tubuh dan
tidak terhadap bibit penyakit lainnya (Satgas IDAI, 2008) Berdasarkan data yang
ada di daerah kota bogor terlihat masyarakat masih ada beberapa orang yang tidak
mengikuti program imunisasi ini contohnya ada beberapa keluarga karena faktor
siklus pekerjaan yang tidak mendukung dan faktor lainya.
Ketika beberap anak tidak mengikuti imunisasi ini penyakit-penyakit akan
timbul seperti di polio dan penyaki serius yang bersifat cacat permanen lainya,
mengikuti imunisasi adalah langkah- langkah menjaga dan mendidik anak sejak
dini untuk melindungi anak/ balita terkena penyakit dan keketebalan tubuh
menjadi lebih kuat dan tidak terkena virus menular untuk keluarga itu sendiri
berikut nama nama program imunisasi yang wajib di ikuti balita dan bayi.

1. Vaksin MR diberikan untuk mencegah campak imunisasi MR dapat


diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan usia kurang 15
tahun.

2. Pneumokokus (PVC) dapat diberikan pada anak usia 7-12 bulan sebanyak
2 kali dengan 2 bulan bila diberikan pada anak usia di atas 2 tahun, cukup
diberikan sebanyak 1 kali. Vaksin ini berfungsi untuk melindungi tubuh
dari bakteri pneumokokus yang dapay menyebabkan pneumonia,
meningits dan infeksi telinga

Itu salah satu nama- nama imunisasi yang wajib diikuti dengan sesuai
prosedur

2.6.1 Sasaran Program Imunisasi

Sasaran program imunisasi yang meliputi sebagai berikut :

1. Mencakup bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi BCG,


DPT, Polio, Campak dan Hepatitis-B.
2. Mencakup ibu hamil dan wanita usia subur dan calon pengantin (catin)
untuk mendapatkan imunisasi TT.
3. Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas 1, untuk mendapatkan
imunisasi DPT.
4. Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas II s/d kelas VI untuk
mendapatkan imunisasi TT (dimulai tahun 2001 s/d tahun 2003), anak-
anak SD kelas II dan kelas III mendapatkan vaksinasi TT (Depkes RI,
2005).
2.6.2 Manfaat Imunisasi

Pemberian imunisasi memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh


penyakit menular yang sering berjangkit
2. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya
pengobatan jika anak sakit
3. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara (Depkes RI, 2001).

2.6.3 Jenis Imunisasi

Imunisasi aktif adalah tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan
bertahan selama bertahun-tahun (A.H Markum, 2002). Adapun tipe vaksin
yang dibuat “hidup dan mati”. Vaksin yang hidup mengandung bakteri
atau virus (germ) yang tidak berbahaya, tetapi dapat menginfeksi tubuh
dan merangsang pembentukan antibodi. Vaksin yang mati dibuat dari
bakteri atau virus, atau dari bahan toksit yang dihasilkannya yang dibuat
tidak berbahaya dan disebut toxoid. (A.H Markum, 2002).

Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah :

a. BCG, untuk mencegah penyakit TBC.


b. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis dan
tetanus.
c. Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis.
d. Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles).
e. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis.

2.6.4 Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan


untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat
aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Antibodi yang diberikan ditujukan
untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi
bakteri maupun virus (Satgas IDAI, 2008).

Imunisasi pasif dapat terjadi secara alami saat ibu hamil memberikan
antibodi tertentu ke janinnya melalui plasenta, terjadi di akhir trimester pertama
kehamilan dan jenis antibodi yang ditransfer melalui plasenta adalah
immunoglobulin G (LgG). Transfer imunitas alami dapat terjadi dari ibu ke bayi
melalui kolostrum (ASI), jenis yang ditransfer adalah immunoglobulin A (LgA).

Sedangkan transfer imunitas pasif secara didapat terjadi saat seseorang


menerima plasma atau serum yang mengandung antibodi tertentu untuk
menunjang kekebalan tubuhnya. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi
pasif tidak berlangsung lama, sebab kadar zat-zat anti yang meningkat dalam
tubuh anak bukan sebagai hasil produksi tubuh sendiri, melainkan secara pasif
diperoleh karena pemberian dariluar tubuh. Salah satu contoh imunisasi pasif
adalah Inmunoglobulin yang dapat mencegah anak dari penyakit campak
(measles). (AH, Markum, 2002)

2.7 Jenis-Jenis Vaksin Imunisasi Dasar Lengkap Dalam Program Imunisasi

1. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang diberikan untuk


menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis dan frekuensi
pemberian imunisasi BCG adalah 1 kali, tidak perlu diulang sebab vaksin
BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkan tinggi.

a. Usia Pemberian

Pemberian imunisasi dianjurkan sedini mungkin atau secepatnya, tetapi


pada umumnya dibawah 2 bulan. Jika diberikan setelah 2 bulan,
disarankan dilakukan tes mantoux (tuberculin) terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah bayi sudah terinfeksi kuman Mycobacterium
Tuberculosis atau belum.
b. Tanda Keberhasilan Imunisasi Timbul indurasi (benjolan) kecil dan
eritema (merah) didaerah bekas suntikan setelah 1 atau 2 minggu
kemudian, yang berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi ulkus
(luka), luka akan sembuh sendiri dan meninggalkan tanda parut.

c. Efek samping imunisasi

Umumnya tidak ada efek samping, namun pada beberapa anak timbul
pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher di bagian bawah
biasanya, akan sembuh sendiri.

d. Kontra - indikasi imunisasi Imunisasi BCG tidak dapat diberikan


kepada anak yang berpenyakit TB atau menunjukan uji Mantoux positif.

3. Imunisasi Polio

Imunisasi polio adalah imunisasi yang dapat diberikan untuk


menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis, yaitu penyakit
radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki.

a. Pemberian imunisasi

Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan, mengingat adanya Pekan
Imunisasi Nasional. Jumlah dosis yang berlebihan tidak akan berdampak
buruk karena tidak ada istilah overdosis dalam imunisasi.

b. Usia pemberian

Waktu pemberian polio adalah pada umur bayi 0-11 bulan, dan berikutya
pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan kecuali saat lahir pemberian vaksin
polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.

c. Cara pemberian imunisasi


Cara pemberian imunisasi polio melaui oral / mulut (oral poliomyelitis
vaccine/OPV). Diluar negeri, cara pemberian imunisasi polio ada yang
melalui

d. Efek samping imunisasi

Hanya sebagian kecil mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot,
kasusnya pun sangat jarang.

e. Kontra - indikasi Imunisasi

Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah, seperti
demam tinggi (diatas 38 C). Pada anak yang menderita penyakit

4. Imunisasi Campak

Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan


kekebalan aktif terhadap penyakit campak (morbili/measles), penyakit yang
sangat menular. Sebenarnya bayi sudah mendapat kekebalan campak dari ibunya.
Namun seiring bertambahnya usia antibodi dari ibunya semakin menurun
sehingga membutuhkan antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak.

a. Pemberian Imunisasi

Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1 kali.

b. Usia pemberian imunisasi

Imunisasi campak diberikan 1 kali pada usia 9 bulan, dan dianjurkan


pemberiannya sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di
usia bayi 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia bayi, jika
sampai usia 12 bulan anak harus di imunisasi campak MMR (Measles Mumps
Rubella)

c. Cara Pemberian Imunisasi

Cara pemberian imunisasi adalah melalui subkutan.

d. Efek samping imunisasi Biasanya tidak terjadi reaksi akibat imunisasi mungkin
terjadi demam ringan dan terdapat efek keerahan / bercak merah pada pipi
dibawah telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan kemungkinan juga terdapat
pembengkakan pada tempat penyuntikan.

e. Kontra - indikasi imunisasi Kontra-indikasi pemberian imunisasi campak pada


anak yaitu penyakit akut yang disertai demam, penyakit gangguan kekebalan,
TBC tanpa pengobatan, kekurangan gizi berat, penyakit keganasan, kerentanan
tinggi dengan protein telur, kanamisin dan eritromisin (antibiotik).

5. Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B untuk mencegah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B


yang berakibat pada hati. Penyakit ini menular melalui darah atau cairan tubuh
(Marimba, 2010).

a. Pemberian imunisasi Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 kali.


b. Usia pemberian imunisasi Sebaiknya diberikan 12 jam setelah lahir dengan
keadaan kondisi bayi dalam keadaan baik, tidak ada gangguan dalam paru-
paru dan jantung dilanjutkan pada saat bayi berusia 1 bulan, dan usia antara
3-6 bulan.

2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada


Bayi

Definisi kelengkapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah


alat atau segala sesuatu yang sudah tersedia dengan lengkap
(Poerwadarminta, 2007). Kelengkapan Imunisasi adalah alat atau segala
sesuatu yang tersedia dengan lengkap untuk membuat zat anti untuk
mencegah penyakit (Suparyanto, 2011).

Menurut Suparyanto (2011), faktor yang mempengaruhi kelengkapan


imunisasi dasar adalah :

a. Pendidikan

Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap penggunaan fasilitas


pelayanan kesehatan. Bahwa penggunaan posyandu dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan dapat membuat orang menjadi berpandangan lebih luas
berfikir dan bertindak secara rasional sehingga latar belakang pendidikan
seseorang dapat mempengarhui penggunaan pelayanan kesehatan
(Notoadmodjo, 2012). Pada umumnya semakin pendidikan seseorang
maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuanya.

b. Pendapatan atau penghasilan

pendapatan adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah


tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun
perserongan dalam rumah tangga, dalam kehidupan sehari-hari pendapatan
erat kaitanya dengan gaji, upah, serta pendapatan lainnya yang di terima
seseorang setelah orang itu melakukan pekerjaan dalam waktu kurun
waktu tertentu (Mulyanto dan Dieter dalam Syamsul 2009). Tingkat
pendapatan keluarga dipengaruhi oleh pekerjaan. Semakin rendah
pendapatan keluarga semakin tidak mampu lagi ibu dalam membelanjakan
bahan makanan yang lebih baik dalam dalam kualitas maupun
kuantitasnya, sebagai ketersediaan pangan ditingkat keluarga tidak
mencukupi (Syamsul 2010).

c. Pengalaman

Sesuai dengan kategori hidonisme (Bahasa Yunani) yang berarti


kesukaran, kesenangan, atau kenikmatan. Dalam hal semua orang akan
menghindari hal- hal yang sulit dan mengusahakan atau mengandung
resiko berat. Jika kegiatan imunisasi tetap berjalan dengan baik misalnya,
bayi menangis saat menunggu giliran yang lama, tubuh menjadi panas
setelah diimunisasi. Hal ini dapat mempengaruhi ibu untuk
mengimunisasikan bayinya (Suparyanto 2011).

d. Pekerjaan

Teori kebutuhan (teori maslow) mengemukakan nilainya 5 tingkat


kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkat ilmiah yang kemudian
dijadikan pengertian guna dalam mempelajari motivasi manusai. Kelima
tingkatkan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan
perlindungan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan
aktivitas diri. Suami yang mempunyai pekerjaan itu demi mencukupi
kebutuhan keluarga (kebutuhan pertama) akan mempengaruhi kegiatan
imunisasi yang termasuk kebutuhan rasa aman dan perlindungan sehingga
ibu lebih mengutamkan pekerjaan daripada mengantarkan bayinya untuk
(Suparyanto 2011).

e. Dukungan Keluarga

Teori lingkungan kebudayaan dimana orang belajar banyak dari


lingkungan kebudayaan sekitarnya. Pengaruh keluarga terhadap
pembentukan sikap sangat besar karena keluarga merupakan orang yang
paling dekat dengan anggota keluarga yang lain. Jika sikap keluarga
terhadap imunisasi kurang begitu respon dan bersikap tidak menghiraukan
atau bahkan dilakukan oleh bayi karena tidak ada dukungan oleh keluarga
(suparyanto 2011).

BAB III

GAMBARAN UMUM INSTANSI


DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR
3.1 Sejarah Dinas Kesehatan Kota Bogor

Pada tahun 1945 dibentuk Dinas Kesehatan Rakyat (DKR) yang berlokasi
di Jl. Merdeka Bogor, sekarang dipergunakan oleh Koren Suryakencana dengan
kepala Dinas DR. Lie Foewang. Kemudian tahun 1950, DKR berubah nama
menajadi Jawatan Kesehatan Kota Praja Bogor, yang bertempat di Jl. Dewi
Sartika No.9 dengan Kepala Jawatan Kesehatan Dr. Sudirman (Alm). Tahun 1963
Jawatan Kesehatan Kota Praja Bogor berubah nama menajadi Dinas Kesehatan
Kota Bogor, beralamat di Jl. Kesehatan No.9 atau Jl. Kesehatan No.3 yang
sekarang dengan Kepala Dinas Dr. Suhendar (Alm). Dan tahun 1970-1974 Kepala
Dinas Kesehatan Kota Madya DT. II Kota Bogor dipimpin oleh Dr. Hamid
Siregar, SKM (Alm).

Tahun 1974-1976 Kepala Dinas Kesehatan DT. II Bogor (Dr. Hamid


Siregar SKM) Sekolah Pasca UI dan sebagai pejabat sementara dipegang oleh Dr.
Sudrajat, M. Sc. Kemudian tahun 1990-Maret 1995 Kepala Dinas Kesehatan Kota
Madya DT. II Bogor dipimpin oleh Dr. Muhammad Soleh (Alm). Dari bulan
maret tahun 1996 Kepala Dinas Kesehatan DT. II Bogor dipimpin oleh Drg. Hj.
Aisyah Wan Granie, M. Sc. Maret 1995-Maret 2001, Kepala Dinas Kesehatan
Kota Madya DT. II Bogor dipimpin oleh Drg. Hj. Aisyah Wam Granie, M. Sc dan
Dinas Kesehatan Kota Madya DT. II Bogor dirubah menjadi Dinas Kesehatan
Kota Bogor. Dari Maret sampai September 2011 Kepala Dinas Kesehatan Kota
Bogor Dipimpin oleh Dr. Triwandha Elan, M.Kes.

3.2 Lambang Instansi

Dalam Lambang Kota Bogor terdapat warna-warna: emas, merah, biru dan
hijau yang memiliki arti dari masing-masing lambang yaitu:
1. Kiri atas, Burung Garuda kuning emas, merupakan lambang Negara
2. Kanan atas, di Kota Bogor terletak istana Bogor yang dinyatakan dengan
lukisan istana warna perak.
3. Kiri bawah Kota Bogor, tidak dapat dilepaskan dari bayanngan Gunung
Salak, dilukiskan dalam simbol gunung dengan empat buah puncaknya.
4. Kota Bogor adalah suatu pusaka dari Kerajinan Pajajaran, hal ini
dilukiskan dengan bentuk Kujang.

Gambar 3.1 Lambang Kota Bogor


Sumber: www.kotabogor.go.id (29-08-2019)

3.3 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Bogor

Visi Dinas Kesehatan Kota Bogor


Kota Bogor yang Sehat, Nyaman, Mandiri dan Berkeadilan

Misi Dinas Kesehatan Kota Bogor

1. Menyediakan sarana dan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata,


bermutu, terjangkau dan nyaman.

2. Menggerakkans peranserta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan


individu, keluarga dan lingkungan serta jaminan kesehatan.

3. Memenuhi ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan yang


profesional dan amanah.

4. Menyelenggarakan tata kelola sumber daya kesehatan yang adil,


transparan dan akuntabel.

3.4 Kegiatan Operasional Dinas Kesehatan Kota Bogor


Dinas kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang
kesehatan untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan kesehatan teknis di Bidang Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya
Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat, kesehatan keluarga dan Gizi.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan,
Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat, Kesehatan
Keluarga dan Gizi.
3. Pembinaan dan pelaksanaan penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan
Masyarakat, Kesehatan Keluarga dan Gizi.
4. Penyelenggaran Kesekretariatan Dinas
5. Penyelenggraan pembinaan, pengawasan, pengelolaan, Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dinas.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

3.5 Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas

Pada Sub bahasan ini penulis melampirkan gambaran struktur organisasi


yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bogor, Berikut adalah Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan Kota Bogor:

KEPALA DINAS

SEKERTARIS

Sub Bag Sub Bag Sub Bag


Umum dan Keuangan Perencanaan
Kepegawaian dan
Pelaporan

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG SUMBER


KESEHATAN PENCEGAHANDA PELAYANAN
N PENGENDALIAN
DAYA KESEHATAN
MASYARAKAT KESEHATAN
PENYAKIT

Seksi Pelay
Seksi Seksi Kesehatan Seksi
Promosi Pencegahan dan Rujukan dan Perbekalan &
dan Pengendalian Jaminan Pengawasan
Pemberday Kesehatan Obat Makanan
aan
Masyarakat Seksi P2 Seksi Pemb,
Seksi
` Penyakit Tidak Informasi
Pengendalian
Seksi Menular, & Peningk Kesehatan
Kesehatan Kes.Jiwa dan Mutu dan Humas
Keluarga Kesehatan Olah Fasyankes
Raga
Seksi Seksi
Seksi Seksi Pelayanan
Pembinaan dan Penyehatan Pengembang
Kesehatan
Pelayanan Gizi Lingk dan an Sumber
Primer dan
Kes. Kerja Daya
Tradisonal
Manusia
UPTD Puskesmas
dan Labkesda

Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bogor


Sumber: https://dinkes.kotabogor.go.id/index.php/post/index/0/83 (29-08-2019)
1. KEPALA DINAS KESEHATAN

Tugas:

Melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di bidang kesehatan

Fungsi:

a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang


kesehatan

b. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan

c. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang


kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan dan sumberdaya kesehatan.

d. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan


administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan
Daerah.

e. Pengelolaan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas


Kesehatan Daerah.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2. SEKRETARIAT

Tugas:

Melaksanakan koordinasi, pelaksanaan dan pemberian dukungan administrasi


seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan.

Fungsi:

a. Pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan rencana kerja di lingkungan Dinas

b. Pelaksanaan tugas administrasi umum dan administrasi kepegawaian,


perlengkapan, keuangan, kerasipan dan kerumahtanggaan.

c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

d. Penyiapan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi di lingkungan


Dinas Kesehatan.

e. Koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi kepada


seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan.

f. Pemantauan evaluasi dan pelaporan tugas administrasi di lingkungan Dinas


Kesehatan.

g. Pengelolaan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas


Kesehatan

3. BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang kesehatan masyarakat

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang kesehatan masyarakat

b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang kesehatan masyarakat


c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

4. BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pencegahan dan pengendalian


penyakit.

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang pencegahan dan


pengendalian penyakit.

b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang pencegahan dan


pengendalian penyakit.

c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

5. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN

Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pengelolaan pelayanan kesehatan

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang pelayanan kesehatan

b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan kesehatan

c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

6. BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN

Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang sumber daya kesehatan


Fungsi:

a. Perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang sumber daya kesehatan

b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang sumber daya kesehatan

c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

7. UPTD LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH

Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan laboratorium kesehatan


daerah.

Fungsi:

a. Penyusunan rencana kerja UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah

b. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan administrasi umum di lingkungan


UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.

c. Pelaksanaan koodinasi pelayanan laboratorium dengan instansi terkait

d. Pelaksanaan pelayanan Laboratorium Kesehatan Daerah

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan


BAB IV

PELAKSANA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

4.1 Bentuk Kegiatan PKL

Penulis ditempatkan dalam Seksi Sarana Informasi Kesehatan dibawah


kendali Divisi Sumber Daya Kesehatan. Aktivitas selama melaksanakan PKL di
Dinas Kesehatan Kota Bogor bagian Humas yaitu membantu segala aktivitas yang
berkaitan dengan kegiatan kehumasan dan mengerjakan beberapa pekerjaan yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Bentuk kegiatan PKL yang dilakukan penulis
diantaranya:

1. Liputan (Dilakukan pada tanggal 23 Juli 2019 di Balai Diklat KKB Bogor)

Liputan dilakukan apabila ada acara atau kegiatan-kegiatan baik internal


maupun eksternal yang didalamnya berkaitan dengan pihak Dinas Kesehatan Kota
Bogor.

Kegiatan liputan ini dilaksanakan setiap hari dikarenakan Dinas Kesehatan


Kota Bogor memiliki ragam program yang setiap harinya dilaksanakan oleh
bidangnya masing-masing. Meskipun kegiatan ini berlangsung setip hari, namun
dalam melaksanakan kegiatan liputan ini bergantian dengan mahasiswa pemagang
yang lain. Sehingga pada saat tidak melaksanakan peliputan, maka bias
mengerjakan pekerjaan yang lain.

Biasanya dalam sepekan dapat meliput kurang lebih 10 kegiatan, dan


sering juga dalam 1 hari meliput 2 sampai 3 kegiatan. Jika kegiatan yang harus
diliput terlalu banyak maka biasanya membagi jadwal dengan mahasiswa
pemagang yang lain sehingga penulis melakukan liputan sendiri. Selama proses
peliputan, jika kegiatan tersebut merupakan kegiatan dari Dinas Kesehatan Kota
Bogor, maka hanya ditugaskan untuk mengangkat opini dan mendokumentasikan
foto dari kegiatan tersebut. Lain halnya dengan kegiatan liputan eksternal, penulis
ditugaskan untuk mewawancarai narasumber atau pihak yang berkaitan dengan
acara tersebut. Dalam melaksanakan kegiatan ini, diberikan waktu kurang lebih 4
jam, setelah itu harus kembali lagi ke kantor untuk melaksanakan pembuatan
artikel dari liputan tersebut yang akan diserahkan kepada pembimbing lapangan
setelah itu langsung memposting di sosial media Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Contoh kegiatan internal yang penulis. ( Dokumentasi Penulis Terdapat di
Lampiran 2)

2. Membuat Berita/Artikel atau Release Berita (Dilakukan Pada Tanggal 8,15,22


dan 25 di Lantai 2 Dinas Kesehatan Kota Bogor)

Liputan suatu kegiatan telah dilaksanakan, penulis juga ditugaskan dalam


menulis sebuah narasi / artikel untuk diterbitkan pada media sosial seperti
website, instagram, twitter, dan web streaming yang berada di Dinas Kesehatan
Kota Bogor. Kegiatan menulis narasi atau release ini harus selesai pada hari yang
sama dengan hari pada saat liputan guna tidak menumpuk dengan kegiatan-
kegiatan lain. Penulis setelah melakukan liputan di beberapa kegiatan, langsung
kembali ke Kantor Dinas untuk membuat sebuah narasi atau realese dari kegiatan-
kegiatan yang baru saja diliput.

Prosedur penulisan narasi atau realese selain pada hari yang sama
berdasarkan peliputannya juga harus dikirim ke e-mail atau whatsapp SIK Humas
untuk direvisi oleh tim Humas. Setelah direvisi selesai maka langsung diterbitkan
di media sosial dan web streaming dengan tujuan seluruh karyawan dan tamu
dapat mengetahui berita-berita terbaru yang berkaitan dengan pusat pelayanan
tenaga kesehatan di Kota Bogor.

Tidak hanya menerbitkan narasi/artikel atau release melainkan juga


beberapa foto kegiatan hasil dokumentasi dari kegiatan tersebut. Penulisan narasi
biasanya dilakukan jam 14.00 WIB di ruang Call Center, dimana tempat tersebut
merupakan tempat berkumpul mahasiswa pemagang selama magang di Dinas
Kesehatan Kota Bogor. Penulisan narasi tersebut dilakukan menggunakan laptop
pribadi mahasiswa guna tidak mengganggu pekerjaan karyawan Humas dan
mempercepat pekerjaan.

3. Seksi Dokumentasi (Dilakukan Pada Tanggal 18 2019 Juli di kantor Dinas


Kesehatan Kota Bogor)

Hampir setiap acara atau kegiatan yang berkaitan dengan Dinas Kesehatan
Kota Bogor penulis ditugaskan untuk menjadi seksi dokumentasi,
dalammendokumentasikan kegiatan, cukup memotret foto yang memiliki makna
5W+1H atau dokumentasi dalam bentuk rekaman video. Kegiatan ini merangkap
bersamaliputan, karena foto yang digunakan bisa jadi merupakan foto yang sama-
sama diambil pada saat liputan. Jadi, selain wawancara dan memahami acara yang
sedang dilaksanakan untuk dijadikan narasi juga ditugaskan untuk mengambil
foto atau video dari kegiatan tersebut. Biasanya melakukan dokumentasi
menggunakan kamera DSLR milik kantor serta menggunakan kamera handphone.

Hasil dokumentasi tersebut akan diunggah ke media sosial dan web


streaming. Sehingga karyawan Dinas Kesehatan dan tamu yang datang serta
masyarakat luar dapat melihatnya dan mengetahui bentuk-bentuk kegiatan dari
acara yang telah dilaksanakan itu seperti apa dengan hasil foto tersebut. Foto yang
diunggah ke media sosial dan web streaming merupakan foto yang dianggap
terbaik dari yang lainnya sehingga penulis hanya mengunggah 5 sampai 10 foto
dari setiap kegiatan. (Dokumentasi Penulis Terdapat di Lampiran 1)

4. Membuat Kliping (Dilakukan Pada Tanggal 11 dan 25 Juli 2019 di Kantor


Dinas Kesehatan Kota Bogor)

Membuat kliping sebagai bagian dari aktivitas memonitor media atau


biasa disebut media monitoring dalam memantau perkembangan informasi yang
ada di media massa. Tugas membuat kliping ini dilakukan tidak terlalu sering atau
kadang tidak menentu dikarenakan koran yang boleh dikliping merupakan Koran
yang sudah 3 hari dari tanggal Koran tersebut diedarkan.

Hanya informasi-informasi yang berkaitan dengan berita kesehatan atau


halhal yang berkaitan dengan pusat pelayanan tenaga kesehatan dan Dinas
Kesehatan yang dijadikan kliping, baik informasi positif maupun negatif. Sumber
kliping didapat dari media cetak Radar Bogor yang selalu didistribusikan ke Dinas
Kesehatan Kota Bogor setiap harinya.

Apabila dalam Koran tersebut termuat berita mengenai kesehatan di Kota


Bogor dan Dinas Kesehatan Kota Bogor, maka penulis akan mengguntingnya dan
menempelkannya pada form kliping dan jika ada keluhan atau pengaduan
yangditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Bogor atau Pemerintahan Kota
Bogor terkait kesehatan maka tim Humas akan segera menanggapinya. Hasil
kliping tersebut nantinya akan diperiksa oleh tim Humas untuk mengetahuiapakah
pemberitaan tersebut merupakan berita negatif atau positif. Jika ditemukan
pemberitaan yang negatif mengenai pusat pelayanan tenaga kesehatan Kota
Bogor, maka tim Humas akan memproses pemberitaan tersebut untuk klarifikasi
jika pemberitaan tersebut akan tidak sesuai dengan fakta atau meminta maaf
apabila kesalahan memang dari pihak Dinas Kesehatan Kota Bogor

5. Menyunting Video (Dilakukan Pada Tanggal 16 Juli 2019 di Kediaman


Penulis)

Selain dokumentasi dalam bentuk foto juga ditugaskan untuk menyunting


video kegiatan yang berkaitan dengan Dinas Kesehatan Kota Bogor. Setelah tahap
penyuntingan video tersebut akan diunggah ke Instagram dan Web Streaming
Dinas Kesehatan Kota Bogor oleh Penulis.

Kegiatan ini jarang dilakukan karena biasanya lebih sering untuk


medokumentasikan suatu kegiatan dalam bentuk foto dibandingkan video.
Adapun proses kegiatan editing video ini bersifat ringan, artinya video yang
diunggah merupakan video hasil penyuntingan seperti pemotongan, durasi, tempo,
dan backsound.Kegiatan editing video yang pernah dilakukan hanya pada
kegiatan tertentu dan dianggap sangat penting seperti, Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN), Mobil Curhat, dan lain-lain. Penyuntingan ini dilakukan dengan
menggunakan laptop pribadi.

6. Menginput Agenda Kegiatan & Artikel Kegiatan pada Web Streaming


(Dilakukan Pada Tanggal 8 Juli 2019 di Kantor Dinas Kesehatan)

Setiap pagi sebelum seluruh karyawan Dinas Kesehatan Kota Bogor


memulai kegiatan, ditugaskan untuk mengisi agenda terlebih dahulu ke web
streaming dengan tujuan agar seluruh karyawan mengetahui kegiatan Dinas
Kesehatan pada hari tersebut. Kegiatan ini dilakukan bergantian dengan
mahasiswa pemagang yang lain.

Adapun agenda yang dimuat di web streaming merupakan agenda yang


dikirim oleh Bidang Sumber Daya Kesehatan ke grup whatsapp mahasiswa
pemagang setiap harinya. Selain menulis artikel, dari berita yang diliput,
ditugaskan juga untuk mengunggah artikel tersebut pada web streaming Dinas
Kesehatan Kota Bogor guna menjadi sumber informasi bagi masyarakat yang
berkunjung ke Dinas Kesehatan dan karyawan Dinas Kesehatan itu sendiri.
Artikel yang dimuat di web streaming merupakan artikel yang sudah direvisi
terlebih dahulu oleh tim Humas yang telah dikirim ulang ke email atau whatsapp.
Biasanya proses pemuatan artikel pada web streaming dilakukan setelah revisi
pada hari itu juga. Pemuatan artikel ini dilakukan bersama dengan pengunggahan
foto-foto dari kegiatan tersebut

7. Mengelola Sosial Media Instagram (Pada Tanggal 4-30 Juli 2019 Tempat tidak
menentu)

Hasil dokumentasi dari kegiatan Dinas Kesehatan yang diliput


sebelumnya, juga mengunggah hasil dokumentasi tersebut ke media sosial
Instagram dengan sepenggal kutipan dari isi berita tersebut guna memberikan
informasi kepada pengikut akun Instagram bahwa Dinas Kesehata Kota Bogor
telah melaksanakan suatu kegiatan atau telah menghadiri undangan suatu
Kegiatan.

Kegiatan ini dilakukan setiap hari setelah selesai liputan dan pembuatan
artikel. Kegiatan ini juga bisa dilakukan di rumah atau tidak harus selalu di jam
kerja selama PKL, penulis menjadi admin dari akun tersebut sekitar 20 hari,
dikarenakan sebelum menjadi admin, akun tersebut di kelola oleh mahasiswa
pemagang lain. Sehingga setiap selesai liputan dan dokumentasi foto harus
mengirimkan foto-foto tersebut ke rekan mahasiswa yang menjadi admin dari
akun Instagram tersebut. (Dokumentasi Penulis Terdapat di Lampiran 3)

4.2 Prosedur Pelaksanaan PKL

Perusahaan tempat penulis menjalankan PKL merupakan kantor yang


bergerak dibidang pelayanan tenaga kesehatan bagi masyarakat Kota Bogor.
Setiap pegawai terorganisasi dengan baik dengan mematuhi peraturan yang
diterapkan oleh perusahaan. Termasuk mahasiswa PKL di Dinas Kesehatan Kota
Bogor. Adapun beberapa peraturan dan ketetapan dari perusahaan yang harus
diikuti diantaranya:

1. PKL dilaksanakan 5 hari kerja dalam seminggu yakni Senin-Jumat.


2. Masuk Pukul 07.30 WIB & Pulang pukul 16.00 WIB.
3. Berpakaian rapi dan sopan sesuai ketentuan dari pembimbing lapangan.
4. Mengenakan jas almamater setiap kali menjalankan PKL.
5. Memakai tanda pengenal yang telah disediakan
6. Mengikuti apel pagi yang dilakukan setiap hari sebelum kegiatan dimulai.
7. Pemagang diharuskan kembali ke Kantor Dinas setelah melaksanakan
kegiatan liputan di luar kantor DinasTidak banyak ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan untuk penulis selama menjalankan PKL. Penulis bekerja
seperti staf lainnya, hanya saja bobot yang diberikan pada Mahasiswa
magang sedikit berbeda.

4.3 Kendala Kerja dan Penyelesaiannya

Dalam melaksanakan PKL tentunya penulis mengalami beberapa kendala


pada saat melakukan tugas yang diberikan oleh pembimbing lapangan. Adapun
kendala yang dialami saat melakukan PKL yaitu :

1. Kurang tersedianya fasilitas peralatan komputer untuk mahasiswa PKL, kadang


kala harus menunggu untuk bergantian menggunakan komputer 31 kantor dengan
staf yang ada. Hal tersebut menjadi kendala apabila mendapat tugas yang cukup
penting dan harus segera diselesaikan.

2. Kurangnya fasilitas kamera yang diberikan kepada Mahasiswa pemagang oleh


Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk melakukan kegiatan liputan. Hal tersebut
menyebabkan penulis harus menunggu pergantian kamera dengan pemagang lain.

3. Pada saat peliputan dan dokumentasi, biasa menemukan kendala seperti


keterlambatan kegiatan atau tidak sesuai dengan agenda kegiatan yang dikirim
oleh tim Humas. Hal tersebut menyebabkan penulis harus menunggu acara
dimulai untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan tersebut sehingga lebih
sering terlambat untuk meliput kegiatan selanjutnya dan memperlambat
pengerjaan artikelnya.
4. Gangguan pada Web Streaming Pemagang selama PKL ditugaskan untuk
memuat agenda kegiatan harian dan artikel kegiatan yang mana dua kegiatan
tersebut harus dimuat di web streaming. Namun, hal demikian tidak selalu
berhasil setiap harinya dikarenakan pemagang sempat menjumpai web streaming
yang error. Sehingga menunda proses pengunggahan agenda kegiatan dan artikel
kegiatan.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Mengetahui Kegiatan Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor Dalam


Mensosialisasikan Program Imunisasi pada Bayi dan Balita

Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor dalam upaya menciptakan hubungan


yang harmonis antara perusahaan dengan publik memiliki ruang lingkup sebagai
Berikut :

1. Membina hubungan ke dalam (publik internal). Yang dimaksud dengan publik


internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau
organisasi itu sendiri dan ampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang
menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu
dijalankan oleh organisasi.
2. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang dimaksud dengan publik
eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuh siap dan
gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya
(Jefkins,2004:20-2)
3. untuk mengetahui Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor dalam
mensosialisasikan program yaitu kota bogor yang masih melihat program dari
Dinas Kesehatan Kota Bogor manfaat kegiatan imunisasi, masyarakat bogor
sendiri masih belum mengenal kegiatan tersebut karena masih mempercayai
tradisi zaman karena masih belum percaya tentang kegiatan manfaat imunisasi,
beberapa daerah Kota Bogor juga masih buta karena kegiatan ini dengan
menyalurkan kegiatan dari pihak Dinas Kesehatan Kota Bogor adapun juga
daerah sudah menghadiri kegiatan tersebut tetapi belum bisa menjalankan
kegiatan manfaat sosialisasi imunisasi pada bayi dan balita. Dinas Kesehatan Kota
Bogor membuka kegiatan ini agar masyarakat Bogor mengenal lebih dalam
tentang pentingnya kegiatan manfaat sosialisasi imunisasi pada bayi dan balita.

Dalam mensosialisasikan program manfaat imunisasi pada bayi dan balita


tahap-tahap yang dipergunakan sebagai berikut:
1. Proses Belajar

Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor dalam menyampaikan pesan pentingnya


manfaat imunisasi kepada masyarakat dilakukan dengan cara mengumpulkan
masyarakat di suatu tempat, misalnya di Aula Dinas Kesehatan Kota Bogor lantai
2 A. Staff humas menjelaskan pada masyarakat yang hadir pasangan (orang tua
yang memiliki bayi dan balita) dampak positif imunisasi bagi bayi dan balita
dalam masa tumbuh kembangnya.

Staff humas Dinas Kesehatan Kota Bogor juga memberikan contoh Proses belajar
ini orang tua yang memiliki bayi dan balita pengalaman baik setelah
menginmunisasi bayi dan balitanya.

2. Kebiasaan dalam Bersosialisasi

Humas memiliki kebiasaan memberikan informasi setiap pagi melalui sosial


media, instgram, dan twitter, TV streaming. Salah satu informasinya tentang
manfaat imunisasi bayi dan balita. agenda dan digedung Dinas Kesehatan Kota
Bogor yang bertempat di lantai 2A. Sebelum mensosialisasikan manfaat imunisasi
bayi dan balita, Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor selalu melakukan survey.

3. Sifat dan Kecakapan

Dalam mensosialisasikan program manfaat imunisasi pada bayi dan balita, staff
humas memilih sumber daya manusia yang kompeten di bidang sosialisasi agar
pesan yang disampaikan dapat diterima sesuai dengan tujuan yang telah dibuat.

5.2 Mengetahui Hambatan Kegiatan Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor


Dalam Mensosialisasikan Program Imunisasi pada Bayi dan Balita

Hambatan yang sering terjadi di Dinas Kesehatan Kota Bogor ialah


sering terjadinya Pemberian informasi yang kurang tepat waktu, Tidak merata nya
sosialisasi untuk daerah-daerah yang berada di pelosok ataupun Kurangnya
peminat untuk melakukan imunisasi kepada bayi dan balita mereka karena
masyarakat masih kurang mengenal manfaat imunisasi pada bayi dan balita.
dengan menyebarkan manfaat kegiatan sosialisasi imunisasi Dinas Kesehatan
Kota Bogor selalu berupaya gerak cepat dalam keluhan dengan masyarakat
apabila masyarakat ingin memberi masukan atau kritik dengan seksama. Dan
kurangnya tenaga kerja kesehatan di daerah daerah terpencil dari beberapa
hambatan juga masyarakat belum masih mengenal dengan secara detail Humas
Kesehatan Kota Bogor sendiri sudah mengoptimalkan bersosialisasi tetapi sulit
terkendala waktu dan penempatannya
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini kita bisa belajar dari beberapa pesan dan referensi yang
kita sudah baca sebelumnya bahwa kegiatan di atas sangatla penting, dinas
kesehatan kota bogor juga selalu melihat pergerakan masyarakat dan puskesmas
tentunya apakah sudah menjalankan kegiatan ini dengan sesuai prosedur. Terlebih
itu dalam dunia kehumasan, jabatan mereka bisa menjadi perantara bagi
masyarkat pedalaman ke publik dengan adanya mereka ataupun peran mereka
dapat dicerna dengan seksama dimengerti .

1. Hambatan Dinas Kesehatan Kota Bogor dalam menugaskan atau


ikut ke beberapa acara dalam satu waktu yang sama itu tidak bisa
humas sendiri di dinas kesehatan kota bogor cukup kurang ke
anggotaan dan itu sangat signifikan dari acara acara yang mereka
kunjungi.
2. Oleh karena itu efek dari di atas selalu mungkin tidak terjangkau
waktu dan tempat sehingga masyarakat awam tidak mendapatkan
sosialiasi terkait sosialiasi kegiatan manfaat sosialiasi imuniasi ini
sendiri.

6.2 Saran
Adapun saran dari penulis untuk Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor
Bogor yaitu:

1. Sebelum bertugas menjadi admin, alangkah lebih baiknya jika dilakukan rapat
dahulu untuk membahas hal yang harus dilakukan saat dilapangan. Agar admin
yang bertugas mengetahui rangkaian acara pada saat itu.

2. Selama masa Praktik Kerja Lapangan, penulis mengalami hal hal yang kurang
maksimal seperti kurangnya fasilitas peralatan komputer, pada saat liputan
dokumnetasi mengalami keterlambatan waktu ganguan dalam web streaming
Oleh karena itu saran penulis untuk Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor
khusunya bidang kehumasan untuk menambah beberapa fasilitas tersebut guna
menunjang kenyamanan karyawan yang berkepentingan didalam Dinas Kesehatan
Kota Bogor
DAFTAR PUSTAKA

Anwar,Arifin. 2010. Ilmu Komunikasi Fungsi Komunikasi Elemen Komunikasi

Fungsi Komuikasi Jakarta: Erlangga

Cangara, Hafied. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Kedua. Jakarta:


PT Raja Grafindo Persada

Jefskin Frank. 2004. Public Relations. Jakarta. Erlangga

Kusumastuti, Frida 2004 Dasar-Dasar Humas, Bogor Selatan :


PT Grahali Indonesia & UMM pers

Lawan, M.z Robert (2011) buku Sociological Theory Classical Founders and

Contemporary Prespective, Jakarta : Gramedia.

Ngalimun, 2017. Ilmu Komunikasi sebuah pengantar praktis. Yoyakarta : Pustaka

Rusmanti (2008) Handbook of Public Relations Peran Humas Jakarta

Bumiaksara

Soemirat, S dan Ardianto, E. 2010. Komunikasi (komunikasi dan masyarakat).


PT Bumi Aksara: Jakarta

Sumber Lainnya :

Lambang Kota Bogor. Https://kotabogor.go.id/. Diunduh pada 01 Maret 2019.

Profil Dinas Kesehatan Kota Bogor. Https://dinkes.kotabogor.go.id.Diunduh pada


01 Juli Maret 2019
LAMPIRAN

Keterangan: Pada Kegiatan Sosialisasi Manfaat Imunisasi pada Bayi dan Balita

Waktu: 18 Juli 2019 Pada Pukul 10:00 WIB

Mendokumentasi di Dinas Kesehatan Kota Bogor kegiatan manfaat imunisasi


pada bayi dan balita

(sumber: Koleksi Pribadi)


Keterangan: Pada Kegiatan Sosialisasi Manfaat Imunisasi Pada Bayi dan Balita

Waktu: 23 Juli 2019 Pada Pukul 13:00 WIB

Mendokumentasi tentang jenis jenis imunisasi dan vaksin di Dinas Kesehatan


Kota Bogor

(Sumber:Koleksi Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai