Anda di halaman 1dari 9

NAMA MAHASISWA/NPM : NURUL ULFA/1823201110012

MATA KULIAH/KODE : ARSITEKTUR TROPIS/ARS4324

NAMA TUGAS : RESUME TUGAS 1

KONSEP KENYAMANAN MANUSIA

Kenyamanan manusia di dalam suatu bangunan dapat dibedakan menjadi :

 kenyamanan termal/suhu
 kenyamanan visual/cahaya dan kenyamanan akustik/suara

Kenyamanan ini bersifat subjektif tergantung dari kondisi fisik seseorang, seperti usia, jenis
kelamin, warna kulit dan kemampuan beradaptasi serta kondisi lingkungan. Akan tetap
kenyamanan ini memiliki standar yang sama di setiap tempat yang harus dipenuhi oleh
suatu bangunan.

Kenyamanan termal berhubungan dengan iklim dan kalor. Ada beberapa aspek yang dapat
mempengaruhi kenyamanan termal, yaitu:
 Suhu udara
 Kelembaban udara
 Kecepatan aliran angin
 Radiasi matahari
 Aktivitas manusia
 Pakaian

Pengondisian udara atau penghawaan secara alami dapat dilakukan dengan beberapa hal
berikut:

 Bukaan jendela atau ventilasi yang baik


 Perancangan plafon yang tinggi
 Perancangan elemen pembayang pada jendela
 Pemilihan material bangunan
 Penanaman vegetasi di sekitar bangunan

STANDAR KENYAMANAN BANGUNAN

Suhu nyaman thermal untuk orangIndonesia berada pada rentang suhu22,8°C - 25,8°C
dengan kelembaban 70%.
Langkah yang paling mudah untuk mengakomodasi kenyamanan tersebut adalah dengan
melakukan pengkondisian secara mekanis (penggunaan AC) di dalam bangunan yang
berdampak pada bertambahnya penggunaan energi (listrik).

Cara yang paling murah memperoleh kenyamanan thermal adalah secara alamiah melalui
pendekatan arsitektur, yaitu merancang bangunan dengan mempertimbangkan orientasi
terhadap matahari dan arah angin, pemanfaatan elemen arsitektur dan material bangunan,
serta pemanfaatan elemen-elemen lansekap.

Idealnya, sebuah bangunan mempunyai nilai estetis, berfungsi sebagaimana tujuan


bangunan tersebut dirancang, memberikan rasa „aman‟ (dari gangguan alam dan
manusia/makhluk lain), serta memberikan „kenyamanan‟. Berada di dalam bangunan kita
berharap tidak merasa kepanasan, tidak merasa kegelapan akibat kurangnya cahaya, dan
tidak merasakan bising yang berlebihan. Setiap bangunan diharapkan dapat memberikan
kenyamanan „termal‟, „visual‟ dan „audio‟. Kenyamanan termal sangat dibutuhkan tubuh
agar manusia dapat beraktifitas dengan baik (di rumah, sekolah ataupun di kantor/tempat
bekerja).

Szokolay dalam „Manual of Tropica Housing and Building‟ menyebutkan kenyamanan


tergantung pada variabel iklim (matahari/radiasinya, suhu udara, kelembaban udara, dan
kecepatan angin) dan beberapa faktor individual/subyektif seperti pakaian, aklimatisasi,
usia dan jenis kelamin, tingkat kegemukan, tingkat kesehatan, jenis makanan dan minuman
yang dikonsumsi, serta warna kulit.

Menurut Humphreys dan Nicol kenyamanan suhu juga dipengaruhi oleh adaptasi dari
masing-masing individu terhadap suhu luar di sekitarnya. Manusia yang biasa hidup pada
iklim panas atau tropis akan memiliki suhu nyaman yang lebih tinggi dibanding manusia
yang biasa hidup pada suhu udara rendah seperti halnya bangsa Eropa.

Suhu Nyaman menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi pada
Bangunan Gedung (Yayasan LPMB-PU) :
Orientasi Bangunan :
 Orientasi Terhadap Bangunan, Orientasi bangunan terhadap matahari akan
menentukan besarnya radiasi matahari yang diterima bangunan. Semakin luas
bidang yang menerima radiasi matahari secara langsung, semakin besar juga panas
yang diterima bangunan.
 Orientasi Terhadap Angin, Kecepatan angin di daerah iklim tropis panas lembab
umumnya rendah. Angin dibutuhkan untuk keperluan ventilasi (untuk kesehatan
dan kenyamanan penghuni di dalam bangunan). Ventilasi adalah proses dimana
udara „bersih‟ (udara luar), masuk (dengan sengaja) ke dalam ruang dan sekaligus
mendorong udara kotor di dalam ruang ke luar.

Elemen Arsitektur :
Pelindung Matahari
Apabila posisi bangunan pada arah Timur dan Barat tidak dapat dihindari, maka
pandangan bebas melalui jendela pada sisi ini harus dihindari karena radiasi panas yang
langsung masuk ke dalam bangunan (melalui bukaan/kaca) akan memanaskan ruang dan
menaikkan suhu/temperatur udara dalam ruang. Di samping itu efek silau yang muncul
pada saat sudut matahari rendah juga sangat mengganggu.

Elemen Lansekap :
 Vegetasi, Vegetasi juga dapat digunakan sebagai pelindung terhadap radiasi
matahari. Keberadaan pohon secara langsung/tidak langsung akan menurunkan
suhu udara di sekitarnya, karena radiasi matahari akan diserap oleh daun untuk
proses fotosintesa dan penguapan.
 Unsur Air, Keberadaan air akan menurunkan suhu udara di sekitarnya karena terjadi
penyerapan panas pada proses penguapan air. Selain menurunkan suhu udara,
proses penguapan akan menaikkan kelembaban. Untuk daerah iklim tropis basah
seperti di Indonesia yang memiliki kelembaban yang tinggi maka peningkatan
kelembaban harus dihindarkan. Oleh sebab itu penggunaan unsur air harus
mempertimbangkan adanya gerakan udara (angin) sehingga tidak terjadi
peningkatan kelembaban.
Material / Bahan Bangunan :
Panas masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi (lewat dinding, atap, jendela
kaca) dan radiasi matahari yang ditransmisikan melalui jendela/kaca.

Indikator Kenyamanan Thermal :


 Suhu Ruangan, permasalahan suhu ruangan tidak selalu diselesaikan dengan alat
pendingin/penghangat, tetapi dalam arsitektur dapat dengan desain dan
rancangan khusus
 Pengaruh Iklim Dan Cuaca, kenyamanan termal berlaku pada penyesuaian iklim dan
cuaca di daerah tertentu, hal ini yang dapat menyebabkan perbedaan desain di
berbagai tempat
 Kondisi Grafis, adalah suatu keadaan permukaan bumi pada kondisi tertentu

STANDAR KENYAMANAN BANGUNAN

Kenyamanan dalam bangunan dapat dikategorikan menjadi :


 Kenyamanan thermal (suhu/penghawaan)
 Kenyamanan visual (penglihatan/pencahayaan)
 Kenyamanan akustik

Kenyamanan thermal
ASHERE (1989), mendefinisikan kenyamanan thermal sebagai suatu pemikiran dimana
kepuasan didapati. Oleh karena itu, kenyamanan adalah suatu pemikiran mengenai
persamaan empiric.

Kenyamanan visual
Kenyamanan visual menurut USR & E adalah kriteria tidak terukur yang merupakan
perlindungan terhadap pengamat dari faktor yang ada di dalam atau instrusi dari luar
tapak yang dapat mengurangi pengalaman visual yang menyenangkan dari lingkungan
kota.

Kenyamanan akustik
kenyamanan akustik Bunyi sendiri adalah sensasi akibat getaran suatu benda yang
menimbulkan gesekan dengan zat disekitarnya yang diterima oleh telinga. Batasan rasa
sakit pada telinga menusia terletak pada 130dB. Pada tingkat kebisingan 180dB manusia
bisa meninggal dunia akibat kejutan.

PRINSIP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK & ARSITEKTUR TROPIS

Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, “Arsitektur adalah ilmu dan seni merancang
bangunan,kumpulan bangunan dan struktur lain yang fungsional,terstruktur dengan baik
serta memiliki nilai-nilai estetika” (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1990)

Sedangkan bioklimatik berarti Ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dan
kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktifitas sehari-hari.

Pengertian Arsitektur Bioklimatik :


Seni merancang bangunan dengan metode hemat energi yang memperhatikan iklim
setempat dan memecahkan masalah iklim dengan menerapkannya pada elemen
bangunan.

Bangunan bioklimatik :
Bangunan yang bentuk bangunannya disusun oleh desain penggunaan tehnik hemat
energi yang berhubungan dengan iklim setempat dan data meteorolgi, hasilnya adalah
bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan,dalam penjelmaan dan operasinya serta
penampilan berkualitas tinggi.

Faktor yang mempengaruhi Arsitektur Bioklimatik :


Penampilan bentuk arsitektur dipengaruhi lingkungan setempat.
 Meminimalkan ketergantungan pada sumber daya energy yang tidak dapat
diperbaharui
Penghematan energy dari segi bentuk bangunan, penempatan bangunan, dan
pemilihan material
 Mengikuti pengaruh budaya setempat

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam desain bangunan bioklimatik


 Memperhatikan keuntungan matahari
 Meminimalkan perlakuan aliran panas
 Meminimalkan pembesaran bukaan/bidang terhadap matahari
 Memperhatikan Ventilasi
 Memperhatikan penguapan pendinginan, system atap

Ada tiga sasaran yang seharusnya dipenuhi oleh suatu karya arsitektur. Pertama, bahwa
bangunan harus mampu memberikan kenyamanan (baik psikis maupun fisik) kepada
penghuninya. (Karyono, 1996) Terdapat dua aspek kenyamanan yang perlu dipenuhi oleh
suatu karya arsitektur, yakni :
 Kenyamanan Psikis, Kenyamanan psikis banyak kaitannya dengan kepercayaan,
agama, aturan adat dan sebagainya. Aspek ini bersifat personal, kualitatif dan tidak
terukur secara kuantitatif.
 Kenyamanan Fisik, Sedangkan kenyamanan fisik lebih bersifat universal dan dapat
dikuantifikasikan. Terdiri dari : kenyamanan ruang (spatial comfort), kenyamanan
penglihatan (visual comfort, kenyamanan pendengaran (audial comfort) dan
kenyamanan suhu (thermal comfort) ( Karyono, 1989)

Hal ini sejalan dengan output dari arsitektur bioklimatik yaitu peningkatan kinerja dari:
 kenyamanan dan kesejahteraan penghuni, definisi kenyamanan biofisik telah
diperluas untuk mencakup berbagai masalah yang berkaitan dengan faktor sosial
dan ekonomi;
 Siklus hidup bangunan dan infrastruktur, ini termasuk pengurangan dampak
lingkungan selama siklus hidup bangunan dan pengurangan seluruh biaya hidup
bangunan.

Bioklimatik pada iklim tropis basah


Bioklimatik pada iklim kering
Pada daerah iklim Tropika kering ( Hot Arid Climate ) mengalami 4 (empat) musim
sepanjang tahun. Kondisi karakter iklim ekstrem terjadi pada musim panas dan musim
dingin yang memerlukan respon pada desain bangunan pada daerah ini. Bangunan
merespon musim panas (summer) dengan prinsip utama desain:

 Resist Heat Gain (menurunkan perolehan panas)


 Promote Heat Loss (mengotimalkan pengeluaran panas).
Sedangkan bangunan merespon musim dingin (winter) dengan Promote Heat Gain
(mengoptimalkan perolehan panas) dan Resist Heat Loss (meminimalkan
pengeluaran panas).

Prinsip desain bioklimatik menurut yeang (bioclimatic skyscrapers)


Penempatan Core Menurut Yeang, Posisi service core sangat penting dalam merancang
bangunan tingkat tinggi. Service core bukan hanya sebagai bagian struktur, juga
mempenagruhi kenyamanan ternal. Posisi core dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk,
yaitu :
 Core pusat
 Core ganda
 Core tunggal terletak pada sisi bangunan.

Menetukan Orientasi, Bangunan tingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara


penuh dan radiasi panas. Orientasi bangunan sangat penting untuk menciptakan
konservasi energi. Secara umum, susunan bangunan dengan bukaan menghadap utara
dan selatan memberikan keuntungan dalam mengurangi insulasi panas.Orientasi
bangunan yang terbaik adalah meletakkan luas permukaan bangunan terkecil menghadap
timur – barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada emperan
terbuka. Kemudian untuk daerah tropis peletakan core lebih disenangi pada poros timur-
barat. Hal ini dimaksudkan daerah buffer dan dapat menghemat AC dalam bangunan.

Penempatan Bukaan Jendela. Bukaan jendela harus sebaiknya menghadap utara dan
selatan sangat penting untuk mendapatkan orientasi pandangan. Jika memperhatikan
alasan easthetic, curtain wall bisa digunakan pada fasad bangunanyang tidak menghadap
matahari. Pada daerah iklim sejuk, ruang transisional bisa menggunakan kaca pada bagian
fasad yang lain maka teras juga berfungsi sebagai „ruang sinar matahari‟, berkumpulnya
panas matahari, sperti rumah kaca.

Penggunaan Balkon, Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi bersih
dari panel – panel sehingga mengurangi sisi panas yang menggunakan panas. Karena
adanya teras – teras yang lebar akan mudah membuat taman dan menanam tanaman yang
dapat dijadikan pembayang sinar yang alami, dan sebagai daerah fleksibel akan mudah
untuk menambah fasilitas – fasilitas yang akan tercipta dimasa yang akan datang.
Membuat ruang Transisional, Menurut Yeang, ruang transisional dapat diletakkan
ditengah dan sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara dan atrium. Ruang ini dapat
menjadi ruang perantaran antara ruang dalam dan ruang luar bangunan. Ruang ini bisa
menjadi koridor luar seperti rumah – rumah toko tua awal abad sembilan belas di daerah
tropis.

Desain Pada Dinding, Penggunaan mebran yang menghubungkan bangunan dengan


lingkungan dapat dijadikan sebagai kulit pelindung. Pada iklim sejuk dinding luar harus
dapat menahan dinginnya musim dingin dan panasnya musim panas. Pada kasus ini,
dinding luar harus seperti pelindung insulasi yang bagus tetapi harus dapat dibuka pada
musim kemarau. Pada daerah tropis dinding luar harus bisa digerakkan yang
mengendalikan dan cross ventilation untuk kenyamanan dalam bangunan. Desain dinding
pada bangunan bioklimatik.

Hubungan Terhadap Landscape, Menurut Yeang, lantai dasar bangunan tropis


seharusnya lebih terbuka keluar dan menggunakan ventilasi yang alami karena hubungan
lantai dasar dengan jalan juga penting. Fungsi atrium dalam ruangan pada lantai dasar
dapat mengurangi tinggkat kepadatan jalan. Tumbuhan dan lanskap digunakan tidak
hanya untuk kepentingan ekologis dan eastetik semata, tetapi juga membuat bangunan
menjadi lebih sejuk.

Menggunakan Alat Pembayang Pasif, Menurut Yeang, pembayang sinar matahari adalah
esensi pembiasan sinar matahari pada dinding yang menghadap matahri secara langsung
(pada daerah tropis berada disisi timur dan barat) sedangkan croos ventilationseharusnya
digunakan (bahkan diruang ber-AC) meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara
panas keluar.

Penyekat Panas Pada Lantai, Menurut Yeang, insolator panas yang baikpada kulit
bangunan dapat mengurangi pertukaran panas yang terik dengan udara dingin yang
berasal dari dalam bangunan. Karakterisitk thermal insulation adalh secara utama
ditentukan oleh komposisinya. Denga lasan tersebut maka thermal insolation dibagi
menjadi lima bagian utama, walaupun banyak insulator yang utama kerupakan turunan
produk jenis – jenis ini.

Anda mungkin juga menyukai