kenyamanan termal/suhu
kenyamanan visual/cahaya dan kenyamanan akustik/suara
Kenyamanan ini bersifat subjektif tergantung dari kondisi fisik seseorang, seperti usia, jenis
kelamin, warna kulit dan kemampuan beradaptasi serta kondisi lingkungan. Akan tetap
kenyamanan ini memiliki standar yang sama di setiap tempat yang harus dipenuhi oleh
suatu bangunan.
Kenyamanan termal berhubungan dengan iklim dan kalor. Ada beberapa aspek yang dapat
mempengaruhi kenyamanan termal, yaitu:
Suhu udara
Kelembaban udara
Kecepatan aliran angin
Radiasi matahari
Aktivitas manusia
Pakaian
Pengondisian udara atau penghawaan secara alami dapat dilakukan dengan beberapa hal
berikut:
Suhu nyaman thermal untuk orangIndonesia berada pada rentang suhu22,8°C - 25,8°C
dengan kelembaban 70%.
Langkah yang paling mudah untuk mengakomodasi kenyamanan tersebut adalah dengan
melakukan pengkondisian secara mekanis (penggunaan AC) di dalam bangunan yang
berdampak pada bertambahnya penggunaan energi (listrik).
Cara yang paling murah memperoleh kenyamanan thermal adalah secara alamiah melalui
pendekatan arsitektur, yaitu merancang bangunan dengan mempertimbangkan orientasi
terhadap matahari dan arah angin, pemanfaatan elemen arsitektur dan material bangunan,
serta pemanfaatan elemen-elemen lansekap.
Menurut Humphreys dan Nicol kenyamanan suhu juga dipengaruhi oleh adaptasi dari
masing-masing individu terhadap suhu luar di sekitarnya. Manusia yang biasa hidup pada
iklim panas atau tropis akan memiliki suhu nyaman yang lebih tinggi dibanding manusia
yang biasa hidup pada suhu udara rendah seperti halnya bangsa Eropa.
Suhu Nyaman menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi pada
Bangunan Gedung (Yayasan LPMB-PU) :
Orientasi Bangunan :
Orientasi Terhadap Bangunan, Orientasi bangunan terhadap matahari akan
menentukan besarnya radiasi matahari yang diterima bangunan. Semakin luas
bidang yang menerima radiasi matahari secara langsung, semakin besar juga panas
yang diterima bangunan.
Orientasi Terhadap Angin, Kecepatan angin di daerah iklim tropis panas lembab
umumnya rendah. Angin dibutuhkan untuk keperluan ventilasi (untuk kesehatan
dan kenyamanan penghuni di dalam bangunan). Ventilasi adalah proses dimana
udara „bersih‟ (udara luar), masuk (dengan sengaja) ke dalam ruang dan sekaligus
mendorong udara kotor di dalam ruang ke luar.
Elemen Arsitektur :
Pelindung Matahari
Apabila posisi bangunan pada arah Timur dan Barat tidak dapat dihindari, maka
pandangan bebas melalui jendela pada sisi ini harus dihindari karena radiasi panas yang
langsung masuk ke dalam bangunan (melalui bukaan/kaca) akan memanaskan ruang dan
menaikkan suhu/temperatur udara dalam ruang. Di samping itu efek silau yang muncul
pada saat sudut matahari rendah juga sangat mengganggu.
Elemen Lansekap :
Vegetasi, Vegetasi juga dapat digunakan sebagai pelindung terhadap radiasi
matahari. Keberadaan pohon secara langsung/tidak langsung akan menurunkan
suhu udara di sekitarnya, karena radiasi matahari akan diserap oleh daun untuk
proses fotosintesa dan penguapan.
Unsur Air, Keberadaan air akan menurunkan suhu udara di sekitarnya karena terjadi
penyerapan panas pada proses penguapan air. Selain menurunkan suhu udara,
proses penguapan akan menaikkan kelembaban. Untuk daerah iklim tropis basah
seperti di Indonesia yang memiliki kelembaban yang tinggi maka peningkatan
kelembaban harus dihindarkan. Oleh sebab itu penggunaan unsur air harus
mempertimbangkan adanya gerakan udara (angin) sehingga tidak terjadi
peningkatan kelembaban.
Material / Bahan Bangunan :
Panas masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi (lewat dinding, atap, jendela
kaca) dan radiasi matahari yang ditransmisikan melalui jendela/kaca.
Kenyamanan thermal
ASHERE (1989), mendefinisikan kenyamanan thermal sebagai suatu pemikiran dimana
kepuasan didapati. Oleh karena itu, kenyamanan adalah suatu pemikiran mengenai
persamaan empiric.
Kenyamanan visual
Kenyamanan visual menurut USR & E adalah kriteria tidak terukur yang merupakan
perlindungan terhadap pengamat dari faktor yang ada di dalam atau instrusi dari luar
tapak yang dapat mengurangi pengalaman visual yang menyenangkan dari lingkungan
kota.
Kenyamanan akustik
kenyamanan akustik Bunyi sendiri adalah sensasi akibat getaran suatu benda yang
menimbulkan gesekan dengan zat disekitarnya yang diterima oleh telinga. Batasan rasa
sakit pada telinga menusia terletak pada 130dB. Pada tingkat kebisingan 180dB manusia
bisa meninggal dunia akibat kejutan.
Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, “Arsitektur adalah ilmu dan seni merancang
bangunan,kumpulan bangunan dan struktur lain yang fungsional,terstruktur dengan baik
serta memiliki nilai-nilai estetika” (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1990)
Sedangkan bioklimatik berarti Ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dan
kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktifitas sehari-hari.
Bangunan bioklimatik :
Bangunan yang bentuk bangunannya disusun oleh desain penggunaan tehnik hemat
energi yang berhubungan dengan iklim setempat dan data meteorolgi, hasilnya adalah
bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan,dalam penjelmaan dan operasinya serta
penampilan berkualitas tinggi.
Ada tiga sasaran yang seharusnya dipenuhi oleh suatu karya arsitektur. Pertama, bahwa
bangunan harus mampu memberikan kenyamanan (baik psikis maupun fisik) kepada
penghuninya. (Karyono, 1996) Terdapat dua aspek kenyamanan yang perlu dipenuhi oleh
suatu karya arsitektur, yakni :
Kenyamanan Psikis, Kenyamanan psikis banyak kaitannya dengan kepercayaan,
agama, aturan adat dan sebagainya. Aspek ini bersifat personal, kualitatif dan tidak
terukur secara kuantitatif.
Kenyamanan Fisik, Sedangkan kenyamanan fisik lebih bersifat universal dan dapat
dikuantifikasikan. Terdiri dari : kenyamanan ruang (spatial comfort), kenyamanan
penglihatan (visual comfort, kenyamanan pendengaran (audial comfort) dan
kenyamanan suhu (thermal comfort) ( Karyono, 1989)
Hal ini sejalan dengan output dari arsitektur bioklimatik yaitu peningkatan kinerja dari:
kenyamanan dan kesejahteraan penghuni, definisi kenyamanan biofisik telah
diperluas untuk mencakup berbagai masalah yang berkaitan dengan faktor sosial
dan ekonomi;
Siklus hidup bangunan dan infrastruktur, ini termasuk pengurangan dampak
lingkungan selama siklus hidup bangunan dan pengurangan seluruh biaya hidup
bangunan.
Penempatan Bukaan Jendela. Bukaan jendela harus sebaiknya menghadap utara dan
selatan sangat penting untuk mendapatkan orientasi pandangan. Jika memperhatikan
alasan easthetic, curtain wall bisa digunakan pada fasad bangunanyang tidak menghadap
matahari. Pada daerah iklim sejuk, ruang transisional bisa menggunakan kaca pada bagian
fasad yang lain maka teras juga berfungsi sebagai „ruang sinar matahari‟, berkumpulnya
panas matahari, sperti rumah kaca.
Penggunaan Balkon, Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi bersih
dari panel – panel sehingga mengurangi sisi panas yang menggunakan panas. Karena
adanya teras – teras yang lebar akan mudah membuat taman dan menanam tanaman yang
dapat dijadikan pembayang sinar yang alami, dan sebagai daerah fleksibel akan mudah
untuk menambah fasilitas – fasilitas yang akan tercipta dimasa yang akan datang.
Membuat ruang Transisional, Menurut Yeang, ruang transisional dapat diletakkan
ditengah dan sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara dan atrium. Ruang ini dapat
menjadi ruang perantaran antara ruang dalam dan ruang luar bangunan. Ruang ini bisa
menjadi koridor luar seperti rumah – rumah toko tua awal abad sembilan belas di daerah
tropis.
Menggunakan Alat Pembayang Pasif, Menurut Yeang, pembayang sinar matahari adalah
esensi pembiasan sinar matahari pada dinding yang menghadap matahri secara langsung
(pada daerah tropis berada disisi timur dan barat) sedangkan croos ventilationseharusnya
digunakan (bahkan diruang ber-AC) meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara
panas keluar.
Penyekat Panas Pada Lantai, Menurut Yeang, insolator panas yang baikpada kulit
bangunan dapat mengurangi pertukaran panas yang terik dengan udara dingin yang
berasal dari dalam bangunan. Karakterisitk thermal insulation adalh secara utama
ditentukan oleh komposisinya. Denga lasan tersebut maka thermal insolation dibagi
menjadi lima bagian utama, walaupun banyak insulator yang utama kerupakan turunan
produk jenis – jenis ini.