PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan, dijelaskan latar belakang pembuatan
laporan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, ruang
lingkup laporan mencakup ruang lingkup materi, ruang lingkup wilayah dan
ruang lingkup waktu, serta metodologi dan sistematika penulisan laporan.
1
pembangunan taman tersebut ditanggung sepenuhnya oleh pihak swasta
yaitu bank JATIM. Dalamm hal pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Kota Surabaya konsep kemitraan atau kerjasama yang dilakukan oleh
pemerintah dan swasata sangat diperlukan mengingat pemerintah Kota
Surabaya tidak dapat melakukan oeran secara tunggal dalam hal memenuhi
kebutuhan masyarakat. Selain itu kemitraan atau kerjasama yang dilakukan
dapat membantu mempercepat pembangunan dalam hal pembiayaan.
Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam proses kemitraan
atau kerjasama antara pemerintah dengan swasta. Maka dari itu, dalam
laporan ini akan dibahas mengenai bagaimana pembangunan serta
pembiayaan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Surabaya yang
dilakukan dengan kemitraan atau kerjasama oleh pemerintah dan swasta.
2
Materi yang digunakan dalam laporan ini terkait dengan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) serta pembiayaan pembangunan terkait Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman Buah Undaan di Kota Surabaya.
1.4.2 Ruang Lingkup Waktu
Waktu pengambilan data sekunder dilakukan pada 2 Desemebr
2017 hingga 3 Desember 2017. Kemudian waktu pembuatan laporan
dilakukan pada Minggu 2 Desemebr 2017 hingga 3 Desember 2017.
1.5. Metodologi
Metoda yang digunakan adalah pengumpulan data. Jenis data yang
digunakan dalam metoda pengumpulan data ini, adalah Data Sekunder. Data
sekunder yang didapat berasal dari Tugas Akhir yang berjudul Kemitraan
Pemerintah dan Swasta dalam Pembangunan Ruang Tebuka Hijau (RTH) di
Surabaya Studi Kasus Taman Buah Undaan. Selain itu terdapat beberapa
literatur berupa thesis, jurnal, dan/atau artikel mengenai Ruang Terbuka
Hijau (RTH) dan Pembiayaan Pembangunan oleh pemerintah dan swasta.
Bab I Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan akan dipaparkan latar belakang yang
mendasari penuliasan laporan ini, rumusan masalah, tujuan serta sasaran
yang ingin dicapai, ruang lingkup penelitian yang melipiti ruang lingkup
materi dan runag lingkup waktu serta metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II KajianTeori
Pada bab ini dijelaskan mengenai teori Ruang Terbuka Hijau (RTH)
serta pembiayaan pembangunan oleh pemerintah dan swasta.
3
Bab III Gambaran Kawasan dan Pembiayaan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum kawasan yang
menjadi objek pembuatan laporan serta aspek yang dibahas dalam wilayah
tersebut.
Bab IV Analisis
Pada bab ini akan dijelaskan lebih detail tentang bagaimana
pembiayaan pembangunan yang dilakukan oleh pemrintah dan swasta terkait
dengan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Surabaya.
4
BAB 2
KAJIAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori – teori yang berkaitan
dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Pembiayaan Pembangunan oleh
kemitraan Pemerintah dan swasta.
5
2.1.2 Tujuan Pengadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Menurut Pemendagri No.1/2007 disebutkan bahwa pembentukan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) di kawasan perkotaan bertujuan untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup yang nyaman, segar, indah dan bersih serta sebagai
sarana pengaman lingkungan perkotaan. Tujuan dari penataan RTHKP yaitu
untuk meningkatkan mutu lingkungan, menciptakan kenyamanan, kesegaran,
menghindari gangguan kerusakan lingkungan, meningkatkan kesejahteraan
dan keamanan dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
Sedangkan dalam Pasal 2 Permendagri No. 1/2007 RTHKP, tujuan
penataan RTHKP adalah:
a. Menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan.
b. Mewujudkan kesimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
di kawasan perkotaan.
c. Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih
dan nyaman.
6
Kawasan Perkotaan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan adalah:
a. Taman Kota
b. Taman Wisata Alam
c. Taman Rekreasi
d. Taman Lingkungan Perumahan dan Permukiman
e. Taman Lingkungan Perkantoran dan Gedung Komersial
f. Taman Hutan Raya
g. Hutan Kota
h. Hutan Lindung
i. Bentang Alam seperti Gunung, Bukit, Lereng dan Lembah
j. Cagar Alam
k. Kebun Raya
l. Kebun Bintang
m. Pemakaman Umum
n. Lapangan Olah Raga
o. Lapangan Upacara
p. Parkir Terbuka
q. Lahan Pertanian Perkotaan
r. Jalur Dibawah Tegangan Tinggi (SUTT dan SUTET)
s. Sempadan Sungai, Pantai, Bangunan, Situ dan Rawa
t. Jalur Pengaman Jalan, Median Jalan, Rel Kereta Apu, Pipa Gas dan
Pedestrian
u. Kawasan dan Jalur Hijau
v. Daerah Penyangga (Buffer Zone) Lapangan Udara
2.2 Teori Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Pembangunan
Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai konsep dasar kerjasama
pemerintah dengan swasta (KPS), bentuk – bentuk public private partnership,
serta tahapan kegiatan dalam proses kerjasama pemerintah dan swasta (KPS).
7
2.2.1 Konsep Dasar Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)
Kerjasama Pemerintah dan Swasta atau Public Private Partnership
(PPP) dapat diterjemahkan sebagai perjanjian kontrak antara swasta dan
pemerintah, yang keduanya bergabung dalam sebuah kerjasama untuk
menggunakan keahlian dan kemampuan masing-masing untuk meningkatkan
pelayanan kepada publik. Kerjasama tersebut dibentuk untuk menyediakan
kualitas pelayanan terbaik dengan biaya yang optimal untuk publik (America’s
National Council on Public Private Partnership, 2000).
Paskarina (2007) mengemukakan bahwa pada prinsipnya, kerjasama
yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta adalah untuk meningkatkan
pelayanan publik. Hal itu juga dilatarbelakangi oleh adanya keterbatasan
pendanaan maupun rendahnya kualitas pelayanan (inefisien dan inefektif) dari
pemerintah sebagai penyedia pelayanan publik. Pada hakekatnya, pelibatan
sector swasta dalam pengembangan saranaprasarana akan memberikan
keuntungan baik bagi pemerintah maupun swasta. Bagi sector swasta
keuntungan yang didapat dengan mekanisme ini adalah profit. Adapun
keuntungan bagi pemerintah, adalah mempermudah proses, waktu penyediaan
serta meringankan beban pendanaan untuk memenuhi kebutuhan sarana
prasarana perkotaan. Keuntungan lain yang diperoleh pemerintah adalah
terciptanya transfer teknologi dan efesiensi managerial dari pihak swasta yang
dikombinasikan dengan rasa tanggung jawab serta kepedulian terhadap
lingkungan.
8
b) Design-build (perencanaan dan pengembangan) Bentuk kerjasama ini didasari
oleh kontrak pemerintah dan
swasta untuk merencanakan dan mengembangkan fasilitas yang memenuhi
standar dan prasyarat kinerja pemerintah tersebut.
c) Turnkey operation (pengoperasian) Pemerintah menyediakan dana untuk
melaksanakan kegiatan, tapi melibatkan sektor swasta untuk mendesain,
membangun serta mengoperasikan fasilitas untuk jangka waktu tertentu.
d) Wrap arround addition (penambahan dalam fasilitas yang sudah ada) Dalam
bentuk ini, pihak swasta membiayai dan membangun fasilitas tambahan pada
fasilitas yang sudah ada.
e)Build-Transfer-Operate (pembangunan – pengalihan pengoperasian) Bentuk
ini didasari adanya kontrak pemerintah dengan swasta untuk membiayai dan
membangun fasilitas. Namun ketika fasilitas tersebut telah selesai dibangun,
maka pihak swasta mengalihkan kepemilikan fasilitas itu kepada pemerintah.
Common Ground
Potensi, masalah,
kepentingan Pembahasan Realisasi
9
Berdasarkan gambar di atas, pada tahap input KPS diawali oleh
kegiatan identifikasi kebutuhan yang mencakup pemetaan potensi, masalah,
kepentingan, dan fasilitas pelayanan publik yang akan dikelola melalui PPP.
Hasilnya dari identifikasi ini berupa kebijakan yang akan melandasi proses
realisasi PPP secara substantif maupun administratif. Kinerja kerjasama ini
akan terlihat pada tahapan output yang secara konkret tampak dari realisasi
program kerja Terdapat empat tahapan yang harus dilakukan pemerintah
daerah atau kota untuk tercapainya kesepakatan kerja sama antara
pemerintah dan swasta menurut Riyanto (2007) yaitu:
1. Persiapan proyek
Persiapan proyek merupakan tahapan awal dari rencana
pelaksanaan kerjasama pemerintah-swasta. Pendekatan yang
perlu dilakukan pada tahapan ini adalah:
1. Identifikasi pelayanan sarana prasarana kota
2. Penentuan Tujuan
3. Pembentukan Tim Pengkaji
10
hal tersebut, Riyanto
(2011) mengemukakan bahwa diperlukan adanya beberapa
kesiapan antara lain:
1. Komitmen sumber daya dari semua pihak
2. Capacity Building
Konsumen akan dikenakan biaya sesuai dengan biaya yang
disepakati bersama
Sektor privat meningkatkan kemampuan usaha
Pemantauan
Kesabaran
Fleksibilitas
Tanggung jawab sosial
3. Tanggung jawab terhadap lingkungan
11
BAB 3
Pada bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum wilayah Kota
Surabaya yang mencakup gambaran umum lingkungan hidup yang berkaitan
dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Selain itu akan dibahas mengenai
gambaran umum Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Surabaya serta kondisi
Taman Buah Undaan itu sendiri.
12
TABEL 3.1. LUASAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PUBLIK TAHUN 2015
13
misalnya jalan Raya Darmo, serta area hijau di bangunan-bangunan yang
melestarikannya.
Taman Buah Undaan disebut taman buah karena di taman ini memiliki
bangku yang berbentuk buah-buahan. Ada tiga macam tempat duduk
14
berbentuk buah di Taman Buah Undaan, yaitu buah pisang, buah pepaya dan
buah belimbing. Lokasi tempat duduk ini mengitari air mancur dan area
bermain anak. Tempat duduk buah yang berbentuk buah pisang ada tiga buah,
tempat duduk berbentuk buah pepaya dan berbentuk buah blimbing berjumlah
3 buah. Untuk menjelajahi area Taman Buah Umdaan, tersedia dua jogging
track di sisi luar kanan dan kirinya. Di antara dua jalur tersebut, terdapat
kolam air mancur. Di taman ini dapat dinikmati atraksi semburan air mancur,
dengan berbagai bentu semburan dan disertai sorotan lampu warna-warni.
Untuk wahana permainan di taman ini ada delapan macam, yaitu tiga wahana
bermain panjat, satu wahana bermain gelantungan, dua permainan jungkat-
jungkit, satu wahana permainan prosotan yang berukuran jumbo, dan satu
wahana permainan ayunan. Wahana permainan luncuran, atau prosotan di
Taman Buah Undaan ini sangat berbeda bila di bandingkan dengan di taman-
taman kota lain. Selain dari ukurannya yang bisa di bilang jumbo, sehingga
prosotan ini dapat dipakai secara bebarengan sekaligus empat anak kecil.
15
BAB 4
ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas mengenai pembangunan taman buah undaan
serta proses kemitraan Pemerintah Kota Surabaya dan Bank Jatim dalam
pembangunan Taman Buah Undaan.
Taman Buah Undaan merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH)
di Kota Surabaya. Taman buah-buah undaan di bangun di bantaran sungai,
tepatnya di hulu anak sungai dari sungai kalimas tepatnya berada di Jalan
Undaan Kulon. Taman ini diresmikan pada tanggal 18 Agustus 2009 oleh
walikota Surabaya yang kala itu menjabat yaitu Bambang DH. Pembangunan
taman ini dilatarbelakangi adanya masalah keterbatasan lahan untuk dijadikan
RTH. Keterbatasan RTH berupa taman kota di Surabaya digambarkan dengan
semakin berkurangnya lahan hijau dan meningkatnya lahan terbangun. Pada
masa itu keadaan RTH berupa taman kota sudah semakin tersingkir dan perlu
perhatian lebih.
16
apakah sudah memenuhi kriteria penyediaan sebagai ruang publik yang ideal
seperti lokasi yang mudah dijangkau, nyaman, dan memberikan rasa aman bagi
penggunanya. Dampak dari tidak ada pemanfaatan lingkungan tersebut
mendorong Pemerintah Kota Surabaya melakukan upaya untuk meningkatkan
RTH kota. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya yaitu
dikeluarkannya suatu kebijakan fungsi jalur hijau atau yanng biasa disebut
dengan revitalisasi. Kebijakan tersebut terlampir dalam peraturan daerah Kota
Surabaya No 7 Tahun 2002 tentang pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Berkaitan dengan kebijakan RTH salah satu lokasi yang dijadikan sebagai
salah satu implementasi kebijakan tersebut yaitu pembangunan Taman Buah
Undaan. Pada pasal 5 ayat 1 peraturan tersebut disebutkan bahwa pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dilaksanakan secara terpadu oleh instansi
pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku pembangunan lainnya sesuai
dengan bidang, tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam
pembangunan Taman Undaan selain pemerintah pelaku lainnya yang terlibat
ialah Bank Jatim.
17
Kemudian didapatkan bahwa luas RTH taman kota hanya sebesar 3 pesen dari
luas RTH seluruhnya. Dengan hasil tersebut didapatkan bahwa memang benar
pembangunan taman kota dapat dioptimalkan dalam upaya menambah RTH di
Surabaya. Dalam upaya peningkatan tersebut pemerintah Kota Surabaya
18
Rencana pembangunan taman ini dituangkan dalam bentuk proposal
pembangunan. Namun sebelum diberikan kepada pihak swasta, proposal
tersebut akan dinilai kelayakannya. Tim penilai kelayakan dari proposal
pembangunan Taman Buah Undaan tersebut berasal dari Badan Perencanaan
Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya. Penilaian proposal meliputi
identifikasi mengenai RTH seluruhnya maupun RTH taman kota. Setelah
proposal dianggap layak oleh tim pengkaji, selanjutnya Bappeko memberi
rekomendasi kepada DKP untuk memilih calon investor atau sponsor dalam
pembangunan Taman Buah Undaan.
19
dan Pertamanan untuk membahas bentuk kerjasama, perjanjian kerjasama
dan mekanisme pelakasanaannya dalam pembangunan Taman Buah Undaan.
4.2.2 Bentuk Kerja Sama Pemerintah Kota Surabaya dengan Bank Jatim
Pada bulan Agustus 2008 diadakan rapat di meeting room gedung bank
jatim untuk membahas bentuk kerjasama, isi perjanjian dan mekanisme
pembangunan yang dihadiri langsung oleh tim pertamanan dari Dinas
Kebersihan dan Pertamanan serta tim dari divisi Corporate Social
Responsibility Bank Jatim. Pemilihan bentuk kerjasama ini mengawali proses
kerjasama Pemerintah Kota Surabaya dan Bank Jatim dalam pembangunan
Taman Buah Undaan.
20
jadwal pembangunan serta Pemerintah Kota Surabaya tidak perlu mengontrol
secara berlebihan, karena sudah diserahkan pada Bank Jatim sampai
peresmian taman. Selain itu dengan dibangunnya Taman Buah Undaan ini
dapat meningkatkan fungsi publik. Dalam pembangunan Taman Buah Undaan,
keuntungan bukan hanya diperoleh Pemerintah Kota Surabaya, melainkan juga
Bank Jatim. Keuntungan yang diperoleh Bank Jatim dengan bentuk kerjasama
pembangunan Taman Buah Undaan yaitu mempunyai kewenangan untuk
mengontrol pendanaan pembangunan Taman Buah Undaan, efisiensi dana
pembangunan dengan proses tender yang dinilai kompetitif, memperoleh hak
branding sebagai pendukung utama di Taman Buah Undaan, dan menjalankan
fungsi Perseroan Terbatas (PT) dalam program CSR untuk masalah lingkungan.
Jangka waktu pembangunan dimulai dari penanda tanganan isi perjanjian,
yaitu pada bulan Agustus 2008 sampai dengan peresmian Taman Buah Undaan
pada tanggal 19 Agustus 2009. Setelah proses peresmian taman, Bank Jatim
menyerahkan pengelolahan Taman Buah Undaan tersebut kepada Pemerintah
Kota Surabaya. Hal tersebut sesuai dalam isi perjanjian yang telah disepakati.
21
Gambar diatas adalah Taman Buah Undaan setelah pembangunannya
rampung dibangunnya Taman Buah Undaan ini dapat meningkatkan fungsi
publik. Hal tersebut terbukti sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan
bahwa pengunjung Taman Buah Undaan terdiri dari berbagai kalangan. Mulai
dari anak-anak, remaja hingga orang tua yang sekedar melepas lelah dan
menikmati Taman Buah Undaan.
22
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.2 Rekomendasi
23
dijadikan akselerator pembangunan kota. Keuntungan akan didapat oleh
kedua belah pihak baik oleh Pemerintah ataupun swasta. Dengan penerapan
kerjasama antara pemerintah dan swasta yang telah berhasil dilakukan di
surabaya contohnya dalam pembangunan Taman Undaan ini, maka proses
kerjasama atau kemitraan dapat dilajutkan ataupun dilakukan dalam
pembangan sarana dan prasarana lain di Surabaya, sehingga pembangunan
berkelanjutan tercapai secara optimal.
24