Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA

BELANJA DED HUTAN KOTA TEGAR


BERIMAN CIBINONG
2021
H

Seksi :
Pemeliharaan dan Pengendalian Kerusakan
Lingkungan
Bidang Tata Lingkungan

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


KABUPATEN BOGOR

1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
(BELANJA DED HUTAN KOTA TEGAR BERIMAN CIBINONG)

I. LATAR BELAKANG

Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal,


yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga
menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat. Jumlah penduduk perkotaan yang
tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi
pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan ruang
kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus, terutama yang terkait
dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang-ruang
terbuka publik (open spaces) di perkotaan.
Kualitas ruang terbuka publik, terutama ruang terbuka hijau (RTH) pada 30 tahun
terakhir, mengalami penurunan yang sangat signifikan. Menurunnya kuantitas dan
kualitas ruang terbuka publik tersebut, baik berupa Ruang terbuka hijau (RTH) dan
ruang terbuka non-hijau, telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan
perkotaan seperti seringnya terjadi banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, dan
meningkatnya kerawanan sosial (kriminalitas, tawuran antar warga), serta menurunnya
produktivitas masyarakat akibat stress karena terbatasnya ruang yang tersedia untuk
interaksi sosial.
Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan
adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang
diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik maupun introduksi) guna
mendukung manfaat ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang dapat memberikan
manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya (Lokakarya RTH, 30 November
2005). Sementara itu ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang
diperkeras (paved) maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai,
danau, maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai kolam-kolam retensi.

2
Penataan Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkjoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan
amanat Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang khususnya pada pasal 3, yaitu perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan
Kawasan perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan
buatan.
Untuk menindaklanjuti rencana tata ruang yang telah disepakati maka
diselenggarakan kegiatan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang bertujuan
mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata,
berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat.
Konsep ruang terbuka hijau (RTH) memuat beberapa komponen penting yang
berkontribusi terhadap peningkatan kualitas fisik perkotaan, diantaranya area hijau atau
ruang terbuka hijau (RTH). Perencanaan dan perancangan ruang terbuka hijau
mendukung rencana penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan
luas minimal 30% dari luas wilayah kota, yaitu 20% RTH public dan 10% RTH privat,
yang sebelumnya telah digariskan dalam UU Penataan Ruang.
Untuk menindaklanjuti rencana aksi yang telah disepakati terkait pengembangan
kota hijau, maka Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, melaksanakan penyusunan
DED (Detail Engineering Design) di Kecamatan Cibinong. Sebagai permulaan awal dan
merupakan bagian utama dari sebua proses pembangunan fisik.

II. MAKSUD
Maksud adanya pekerjaan ini merupakan acuan bagi para pihak/pelaksana dalam
melaksanakan kegiatan Penyusunan DED RTH di Kecamatan Cibinong Kota Bogor, hal ini
tentunya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi serta mengawal proses
terkait penyelenggaraan konstruksi implementasi pengembangan ruang terbuka hijau
(RTH) dan sebagai pedoman pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan
perkotaan dimaksudkan sebagai panduan praktis dalam mewujudkan ruang kota yang
nyaman dan berkelanjutan yang selaras dengan visi dan misi penataan ruang Kabupaten
Bogor.

3
III. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah terarahnya penyelenggaraan penaraan bangunan
dan lingkungan di Kawasan perencanaan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Bogor. Dengan demikian keberadaanya dapat mendorong terwujudnya peningkatan
kualitas dan kuantitas ruang terbuka yang sesuai dengan karakteristik fisik.

IV. TARGET/ SASARAN


Adapun sasaran yang hendak dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
• Penyusunan DED Pembangunan Hutan Kota Tegar Beriman Cibinong;
• Perencanaan Pembangunan Hutan Kota Tegar Beriman Cibinong;

V. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA


Nama Organisasi yang melaksanakan kegiatan ini adalah :
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor;
2. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor;
3. PPK : Rahmat Mulyana, S.T,M.M.

VI. SUMBER DANA


a. Dana kegiatan ini bersumber dari dana APBD Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bogor Tahun Anggaran 2021.
b. Total anggaran pembuatan DED Hutan Kota Tegar Beriman Cibinong Rp.
400.000.000 (Empat Ratus Juta Rupiah).

VII. RUANG LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN


Ruang lingkup kegiatan adalah Penyusunan DED Hutan Kota Tegar Beriman di
Kecamatan Cibinong dan Perencanaan Pembangunan Hutan Kota Tegar Beriman di
Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor dengan luas 27.405 m2.

VIII. PRODUK YANG DIHASILKAN


Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah Dokumen Detail Engineering Design
(DED) mencakup :
a. Gambar Rencana Teknis (Gambar Rancangan, Detail Rancangan dan Gambar
Kontruksi )
b. Rencana Kerja dan syarat-sayarat Teknis (spesifikasi Teknis) ; dan
c. Estimasi Engineer (EE) atau Rencana Anggaran Biaya (RAB).

4
IX. KUALIFIKASI PENYEDIA JASA
Dalam rangka mengikuti pelelangan, penyedia jasa wajib memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Memiliki SIUJK dengan kualifikasi Perencanaan Rekayasa dengan klasifikasi Usaha
Kecil.
b. Sub Klasifikasi RE102
c. Memiliki SBU kualifikasi Perencanaan Rekayasa.
d. Ambang Batas Nilai Teknis Kualifikasi = 40
e. Ambang Batas Nilai Teknis Seleksi = 65
X. LUARAN (OUTPUT)
a) Naskah teknis Masterplan Pengembangan RTH terdiri atas 3
(tiga) Dokumen pelaporan yang terdiri:
1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya berisi pemahaman konsultan
terhadap lingkup pekerjaan, konsep pendekatan dan metodologi studi dan
pelaksanaan pekerjaan, program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan,
termasuk daftar kebutuhan data dan rencana survey lapangan berikut formulir-
formulir survey lapangan yang diperlukan serta dukungan tenaga ahli beserta
perlengkapannya. Adapun spesifikasi buku laporan pendahuluan adalah sebagai
berikut:
Judul buku : Laporan Pendahuluan
Jumlah buku : 8 Eksemplar
Ukuran buku : A4 (29,7 cm x 21cm)
Spasi Pengetikan : 1,5 spasi, pada kertas HVS putih polos
Laporan Pendahuluan ini diserahkan selambat-lambatnya
minggu ke-4 setelah penandatanganan SPMK.
2) Laporan Antara
Berisi data dan analisa hasil perolehan data, survey lapangan dan kajian rinci
mengenai kondisi wilayah perencanaan, potensi dan permasalahan, proyeksi
kebutuhan RTH privat dan publik, serta konsep penyediaan RTH.
Laporan Data dan Analisa diasistensikan setelah penyerahan laporan pendahuluan.
Adapun spesifikasi buku Laporan Antara adalah sebagai
berikut:

5
Judul buku : Laporan Antara
Jumlah buku : 8 Eksemplar
Ukuran buku : A4 (29,7 cm x 21cm)
Untuk lampiran peta yang ada di dalam Laporan Antara
Spasi pengetikan : 1,5 spasi, pada kertas HVS putih polos
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada
minggu ke-10 setelah penandatanganan SPMK.
3) Laporan Akhir
Laporan akhir berisi sekurang-kurangnya mengenai:
a) Strategi dan Kebijakan Penyediaan dan Pemanfaatan serta Pengelolaan
RTH
b) Analisa Kebutuhan Penyediaan RTH
c) Rencana Penyediaan RTH
d) Rencana Pemanfaatan RTH
e) Gambar Pemetaan
f) Indikasi Program
Adapun spesifikasi buku laporan Akhir adalah sebagai berikut:
Judul buku : Laporan Akhir
Jumlah buku : 8 Eksemplar
Ukuran buku : A4 (29,7 cm 21cm)
Untuk lampiran peta yang ada di dalam laporan akhir. Spasi pengetikan
: 1,5 spasi, pada kertas HVS putih polos Cetak : Berwarna
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada
minggu ke-16 sejak SPMK diterbitkan.
4) Album Peta
Album peta yang disajikan dengan skala atau tingkat ketelitian minimal 1:10.000
dalam format A3 yang dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi
ketentuan sistem informasi geografis (GIS). Adapun spesifikasi Album Peta adalah
sebagai berikut:
Judul buku : Album Peta
Jumlah buku : 5 Eksemplar

6
Ukuran buku : A3
Cetak : Berwarna
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada minggu ke-16 sejak SPMK
diterbitkan.
5) Back up semua laporan dalam Compact Disc sebagaimana hardcopy yang
diserahkan pada masing-masing tahap pelaporan.

b) Diskusi
Diskusi diagendakan 4 kali pertemuan bersama tim teknis dari unsur Perangkat
Daerah Kabupaten Bogor, membahas Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan, Draft
Laporan Pendahuluan, Draft Laporan Antara serta Draft Laporan Akhir.

Rincian Produk Pekerjaan Yang di Hasilkan:


NO PRODUK RANGKAP
1. Laporan Pendahuluan 8 buku
2. Laporan Antara 8 buku
4. Laporan Akhir 8 buku
5. Album Gambar/Peta (A3) 5 buah
6. Pembuatan Gambar 3D 5 View 5 Buku
7. Video Animasi durasi 5 menit 1 File
8. Maket dengan skala 1:10.000 1 Ls
9. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 5 Buku
10. Bill Of Quantity (BoQ) 5 Buku
11. Rencana Anggaran Biaya (RAB) 5 Buku
Hardisk External 1 TB berisi semua
12. 1 buah
laporan dan Peta digital format Arcgis

XI. BELANJA TENAGA KONSULTANSI


Tenaga Konsultansi untuk pelaksanaan pekerjaan pembuatan Dokumen Detail
Engineering Design (DED) adalah : Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Rekayasa-Jasa
Desain Rekayasa untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur Bangunan (5.1.02.02.08.0007).
XII. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
Peralatan : Fasilitas Diskusi (Ruang Rapat dan Fasilitasnya).
Personil : Tim Teknis Pencermatan Penyusunan DED Hutan Kota Tegar Beriman
Cibinong.

7
XIII. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI

Memiliki Fasilitas Peralatan Pendukung minimal, yaitu :


1. Kantor/Studio
2. Alat ukur di lapangan (GPS)
3. Kamera Digital
4. Drone
5. Komputer dan Printer
6. Alat Komunikasi (Telepon).
7. Alat Transportasi (Kendaraan roda 4 dan roda 2).
XIV. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA
Kewajiban Konsultan:
a) Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan
penyusunan rencana sesuai dengan ketentuan perjanjian kerjasama yang
disepakati.
b) Konsultan wajib mengikuti ketentuan teknis yang ditentukan
sesuai dengan kerangka acuan.
c) Konsultan dalam melaksanakan pekerjaannya dinyatakan berakhir sampai dengan
selesainya semua kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan perjanjian
pekerjaan yang disepakati.
d) Konsultan wajib hadir beserta Tenaga Ahlinya dan menyerahkan hasil
perencanaannya dalam forum diskusi dengan Tim Teknis.

Hak Konsultan:
a) Dalam pelaksanaan Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau, konsultan berhak
meminta bantuan Tim Teknis dalam mencari data dan informasi yang diperlukan.
b) Setelah pelaksana pekerjaan melaksanakan seluruh kewajibannya, maka pihak
pelaksana pekerjaan berhak untuk mendapatkan pembayaran atas hasil
pekerjaannya sejumlah tertentu dengan syarat yang telah ditetapkan dalam kontrak
kerja.
XV. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
60 (Enam puluh) hari kalender terhitung setelah diterbitkan SPMK.

8
XVI. TENAGA AHLI
a. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota dengan kualifikasi S1-
Planologi/Arsitektur/Geografi dengan pengalaman minimal 7 tahun (S1, team
Leader; memiliki SKA ahli perencanaan wilayah dan kota (502) - Kualifikasi Ahli
Madya.
b. Ahli Lingkungan yaitu tenaga ahli dengan latarbelakang pendidikan formal
minimal S1-Teknik Lingkungan/Geografi memiliki pengalaman kerja di bidangnya
minimal 4 tahun (S1) ; memiliki SKA ahli Teknik lingkungan (501) - Kualifikasi Ahli
Muda.
c. Ahli Pemetaan yaitu tenaga ahli dengan latar belakang pendidikan formal minimal
S1-Geografi atau Teknik Geodesi memiliki pengalaman kerja di bidangnya minimal 4
tahun (S1) ; memiliki SKA ahli geodesi (217) - Kualifikasi Ahli Muda.
d. Ahli Kauntitas dan Estimasi Biaya yaitu tenaga ahli dengan latar belakang

pendidikan formal minimal S1 Teknik Sipil. Memiliki pengalaman kerja dalam


penyusunan RAB di bidangnya minimal 4 tahun (S1); memiliki SKA Ahli Teknik
Bangunan Gedung (201) - Kualifikasi Ahli Muda.
Tenaga Pendukung yang dibutuhkan untuk kegiatan Penyusunan Masterplan RTH
adalah:
a. Asisten Tenaga Ahli Sipil (1 orang), memiliki latar belakang pendidikan minimal
Sarjana Teknik Sipil berpengalaman sekurang-kurangnya 1(satu) tahun.
b. Asisten Tenaga Ahli Lingkungan (1 orang), berpendidikan minimal Sarjana Teknik
Lingkungan berpengalaman sekurang-kurangnya 1(satu) tahun.
c. CAD Operator/Drafter minimal berpendidikan S1 Jurusan Lanskap/ Arsitektur/Sipil
(1 orang), dapat mengoperasikan program AUTOCAD/3D Max atau yang
sejenisnya dan berpengalaman sekurang-kurangnya 1( satu ) tahun.
d. Surveyor, (2 orang) memiliki latar belakang pendidikan formal minimal STM/SMK
dengan pengalaman kerja di bidangnya kerjanya. Surveyor bertugas membantu
tenaga ahli dalam mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang dibutuhkan
untuk melakukan analisis perencanaan.
e. Tenaga Administrasi dan Keuangan, (1 orang), memiliki latar belakang pendidikan
formal minimal S1 dan berpengalaman kerja di bidangnya. Tenaga ini bertugas

9
membantu tenaga ahli dalam membuat administrasi dan laporan keuangan.
f. Driver (1 orang), memiliki latar belakang pendidikan formal minimal SMP atau
sederajat dan memiliki SIM A.
XVII. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan ini akan dilakukan selama 60 (enam puluh) hari kalender dengan rincian
sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan, berisi Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan hasil
orientasi lapangan serta kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan
persiapan, pengurusan perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan, jadwal
pelaksanaan dan jadwal penugasan personil atau tenaga ahli serta program kerja
berikutnya diserahkan 14 (empat belas) hari setelah surat perintah mulai kerja.
2. Laporan Antara, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan, Kendala
dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-gambar pra-rencana. Laporan Antara harus
diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah surat perintah mulai
kerja.
3. Draf Laporan Akhir, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan,
Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, laporan survey tanah ( soil investigation),
laporan studi hidrologi, Draf Gambar-Gambar Detail Hasil Perencanaan, draft
perhitungan struktur, draft perhitungan Bill of Quantity, dan draft Engineers
Estimate. Draf Laporan Hasil Perencanaan tersebut diserahkan selambat-lambatnya
60 (enam puluh) hari setelah surat perintah mulai kerja.
4. Laporan Akhir Perencanaan, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan, Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-Gambar Detail Hasil
Perencanaan, Laporan perhitungan struktur, Bill of Quantity, dan Engineers
Estimate. Perhitungan-perhitungan terkait perencanaan, asumsi-asumsi yang
digunakan dalam perencanaan, data-data yang dikumpulkan selama perencanaan
dan yang terkait dengan perencanaan, dan dokumentasi lainnya terkait perencanaan
harus diserahkan dalam bentuk dokumen Nota Perencanaan. Laporan Akhir
Perencanaan tersebut diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah
surat perintah mulai kerja.

10
XVIII. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
TA. 2021 ini disusun sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.

Cibinong, Februari 2021

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN selaku


KEPALA BIDANG TATA LINGKUNGAN

RAHMAT MULYANA, S.T,M.M


NIP. 19681124.200312.1.1001

11

Anda mungkin juga menyukai