Anda di halaman 1dari 9

Upaya Menuju Target

Pembangunan Nasional di 2045


Bidang Lingkungan Hidup

03 November 2021

Irfan Darliazi Yananto, SE, MERE


Direktorat Lingkungan Hidup
Kementerian PPN/Bappenas
Konteks Pembangunan ke depan:
Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim sebagai
backbone menuju ekonomi hijau
Upaya yang
Kondisi Saat Ini Kondisi yang diharapkan
telah dilakukan
Pandemi COVID-19 Implementasi mandat
Mencapai Visi
menimbulkan Kompleksitas Article 3.4 UNFCCC: integrasi
kebijakan Pembangunan Indonesia Maju 2045
baru dalam Pembangunan
Rendah Karbon dan
Dampak perubahan iklim Ketahanan Iklim ke dalam
semakin nyata dirasakan RPJMN 2020–2024 • Indonesia keluar dari jebakan
Fakta kenaikan suhu “middle income trap” sebelum
bumi terjadi lebih cepat Indonesia emas 2045.
dari yang diprediksikan • Indonesia mencapai target
dalam laporan IPCC. penurunan emisi sesuai Paris
Meningkatnya bencana Agreement, dan mencapai net
hidrometeorologi emisi pada tahun 2060 atau
sebagai dampak dari
lebih cepat.
perubahan iklim.
Menurunnya kualitas Exercise skenario Net-Zero
daya dukung dan daya Emissions dengan kebijakan
tampung lingkungan Pembangunan Rendah Karbon
yang berdampak pada sebagai pilar utama
produktivitas dan
keberlangsungan hidup.
Transformasi Ekonomi sebagai strategi jangka panjang untuk lepas dari
“Middle-Income Trap” & bangkit dari krisis ekonomi saat ini
PROYEKSI PENDAPATAN PER KAPITA
RENCANA STRATEGI TRANSFORMASI EKONOMI
(USD per Kapita, Atlas Method)

7%

Threshold High Income: 6%


12.535
12,695 5% SDM Produktivitas Ekonomi
berdaya saing sektor ekonomi hijau

Transformasi Integrasi ekonomi Pemindahan


digital domestik IKN

Untuk lepas dari Middle-Income Trap, diperlukan adanya Ekonomi hijau sebagai model pembangunan yang
transformasi ekonomi, melalui pergeseran struktur ekonomi dari menyinergikan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
sektor kurang produktif ke sektor lebih produktif (industrialisasi), kualitas lingkungan, yang dilakukan melalui Ekonomi Rendah
pegeseran produktivitas antarsektor. Karbon dan Transisi Energi
Integrasi Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim
ke dalam RPJMN 2020–2024

Article 3.4 UNFCCC


Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan
sebagai agenda Prioritas Nasional dalam RPJMN 2020–2024
PN6: Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim

Laut &
Air Pertanian Kesehatan
Pesisir

Penanganan Pengembangan Pembangunan Rendah Karbon Pemulihan


Limbah dan Industri Hijau Energi Laut dan Lahan
Ekonomi Sirkular Berkelanjutan Pesisir Berkelanjutan
Rendah Karbon
Pembangunan

Ketahanan
5 strategi utama Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia

Iklim
dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi seiring
dengan menurunkan emisi GRK sebesar 27,3% di tahun 2024

Beberapa isu strategis yang dikaji


oleh Bappenas untuk mendukung
transformasi ekonomi Indonesia
antara lain kajian food loss and waste Bappenas melakukan analisis terhadap sebaran lokasi
dan Circular Economy prioritas aksi ketahanan iklim pada 4 sektor prioritas:
kelautan & pesisir, air, pertanian, kesehatan
Peluang penerapan Ekonomi Hijau melalui Food Loss and
Waste dan Ekonomi Sirkular

Co-Benefit dari Ekonomi Sirkular Temuan Studi Food Loss and Waste

timbulan FLW
Timbulan FLW Indonesia pada 2000-
Ekonomi

Ekonomi Sirkular dapat

Potensi
meningkatkan PDB pada 2019 sebesar 115-184 kg/kapita/tahun.
kisaran Rp 593 - Rp 638 triliun Timbulan terbesar terjadi pada tahap
konsumsi dan pada kategori padi-padian
pada tahun 2030

Potensi total emisi timbulan FLW


4,4 juta lapangan kerja hijau

Emisi
2000-2019 diestimasikan sebesar
tercipta hingga tahun 2030
Sosial

1.702 Mt CO2eq
(75% dari total pekerjaan
merupakan tenaga kerja

Ekonomi
perempuan) Kerugian akibat timbulan FLW tahun
2000-2019 diestimasikan sebesar Rp
213-551 Triliun (4-5 % PDB)
Lingkungan

• Mengurangi timbulan limbah


sebesar 18-52% dibandingkan
business as usual pada tahun 2030. Jumlah orang yang dapat diberi

Gizi
• Berkontribusi menurunkan emisi GRK makan dari kehilangan kandungan
sebesar 126 juta ton CO2. gizi dari FLW pada 2000-2019
sebanyak 61-125 juta orang
Upaya Menuju Ekonomi Hijau melalui Pembangunan Rendah
Karbon dan Berketahanan Iklim
Target: Mencapai Net-Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat

GHG Emission Projection Strategi & Kebijakan LCDI untuk mendukung NZE Green Jobs
• Penurunan intensitas energi (Efisiensi Energi) 4,000,000
6
secara bertahap dari 1% hingga 6% per tahun; 3,000,000
Billion Ton CO2

Energi

Pekerja
4
• EBT hingga mendekati 100% di 2060; 2,000,000

2 • Transisi ke kendaraan listrik, hingga 95% dari 1,000,000


total kendaraan. -
0 2020 2030 2040 2050 2060
2020 2030 2040 2050 2060
• Reforestasi hutan hingga 250 ribu hektar per tahun; BAU 2060 NZE

Lahan
BAU 2060 NZE • Restorasi gambut hingga 390 ribu hektar;
• Rehabilitasi mangrove;
Economic Growth Rate Projection • Pencegahan deforestasi dari hutan ke lahan pertanian.
Kebutuhan Investasi
10% • Efisiensi sumber daya alam untuk produksi dan
Limbah

pengelolaan limbah melalui ekonomi sirkuler;


membutuhkan total
5% • Penurunan produksi limbah cair hingga nol investasi sebesar
pada tahun 2060.
0% 77 Ribu Triliun Rupiah
hingga tahun 2060 atau
• Penghapusan subsidi energi hingga
Fiskal

-5%
2020 2030 2040 2050 2060 sepenuhnya di tahun 2030; setara 5 kali lipat dari PDB
• Implementasi kebijakan pajak karbon.
Indonesia tahun 2020
BAU 2060 NZE
Tantangan dan Peluang Indonesia dalam Mewujudkan
Net Zero Emissions melalui Pembangunan Rendah Karbon

Penciptaan Green Jobs


Investasi yang dibutuhkan sangat besar Kegiatan di sektor energi memberikan kontribusi
Penting bagi Indonesia untuk mulai merumuskan kebijakan besar dalam penciptaan lapangan kerja,
dalam mobilisasi pendanaan untuk kegiatan rendah karbon, baik dikarenakan kegiatannya yang padat karya, baik
dari dana publik maupun investasi swasta, termasuk kompensasi dalam proses manufaktur maupun operasional.
pengakhiran Power Purchasing Agreement. Green jobs pada sektor energi berasal dari:
penyebaran EBT, kegiatan efisiensi energi,
Risiko “stranded assets” dan pekerjaan terkait kendaraan listrik
Strategi transisi energi perlu dipersiapkan secara matang, (sebagai bagian terbanyak yaitu lebih dari 50%).
Tantangan

termasuk bagaimana pemerintah mengelola “brown assets” yang

Peluang
sudah terbangun dan berpotensi menjadi stranded assets atau
aset terdampar. Dekarbonisasi pada sektor energi dan
transportasi
Selain terbitnya Perpres yang menetapkan target
Kesadaran untuk beralih menggunakan produk
penerapan kendaraan listrik dan pemberian insentif
yang efisien dan ramah lingkungan bagi produksi kendaraan listrik lokal, dalam RPJMN
Diperlukan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan transisi 2020-2024 juga terdapat proyek besar yang berfokus
menuju produk dan teknologi ramah lingkungan yang didukung pada pembangunan infrastruktur transportasi.
dengan peningkatan daya beli masyarakat.

Mengatur Carbon Pricing


Persiapan migrasi ke Green Jobs Rencana penerapan perdagangan karbon,
Transisi energi memerlukan penyiapan sumber daya carbon offset, dan pasar komoditas menawarkan
manusia yang diselaraskan dengan kebijakan dan program peluang untuk mendukung kemajuan menuju
pengembangan sumber daya manusia. pencapaian serta peningkatan target NDC.
PENUTUP

Perubahan Iklim nyata terjadi Pembangunan Rendah Karbon Diperlukan kerja sama
dan perlu diantisipasi sejak dan Ketahanan Iklim hadir multipihak dan koordinasi lintas
sekarang, serta kebijakan sebagai respon pemerintah sektor yang lebih solid
penanganannya secara nasional terhadap isu perubahan iklim dan untuk menghilangkan silo dan ego
harus diintegrasikan ke dalam sebagai platform untuk sektoral untuk dapat mewujudkan
Perencanaan Pembangunan pembangunan Indonesia yang
melakukan transformasi ekonomi
yang lebih berkelanjutan rendah karbon dan berketahanan
iklim untuk menuju ekonomi hijau
Terima Kasih
Direktorat Lingkungan Hidup - Kementerian PPN/Bappenas

Anda mungkin juga menyukai